View
225
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
LAP O RAN
AK H I R
P R O G RAM
Q U I C K
W I N S
Pusat Perancangan Undang-Undang
BADAN KEAHLIAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
MAR E T 2017
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat karunia dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Akhir Program Quick Wins Pusat Perancangan Undang-Undang Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.
Program Quick Wins pada Pusat Perancangan Undang-Undang Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) merupakan sebuah momentum awal bagi Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI
untuk melaksanakan reformasi birokrasi secara konsisten dan berkelanjutan. Sekretariat Jenderal DPR RI menetapkan Quick Wins tahun 2016 adalah
penyusunan Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang. Program Quick Wins telah dilaksanakan melalui evaluasi dan
penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP), penyusunan Pedoman Penyusunan Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang, peningkatan
kapasitas Pejabat Fungsional Perancang Undang-Undang, penguatan sarana dan prasarana pendukung, serta penerapan pedoman dan SOP.
Berdasarkan evaluasi terhadap SOP tahun 2010 telah dihasilkan 13 (tiga
belas) SOP. Pedoman Penyusunan Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang disusun untuk menyamakan pemahaman mengenai sistematika dan
susbstansi Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang dan menjamin penyempurnaan atau peningkatan kualitas Naskah Akademik.
Kegiatan selanjutnya yaitu peningkatan kapasitas Pejabat Fungsional Perancang Undang-Undang dilakukan dalam penguatan Sumber Daya Manusia antara lain melalui pendidikan dan pelatihan (diklat) bagi perancang
undang-undang dan kegiatan penguatan sarana dan prasarana pendukung melalui penyusunan website PUU yang menjadi satu kesatuan dengan website
Badan Keahlian DPR RI. Akhir kata, demikian Laporan Akhir Program Quick Wins Pusat
Perancangan Undang-Undang Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia semoga bermanfaat dan selanjutnya dapat dilakukan evaluasi dan monitoring terhadap kegiatan dalam program Quick Wins.
Jakarta, Maret 2017
Kepala Pusat Perancangan Undang-Undang
TTD.
DR. INOSENTIUS SAMSUL, S.H., M.HUM.
NIP 196507101990031007
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….... i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………... ii
A. Pendahuluan ...………………………………………………....…………..... 1
B. Kegiatan Program Quick Wins Pusat PUU………......………………. 3
C. Capaian Pelaksanaan Program Quick Wins……......……………….. 4
a. Standar Operasional Prosedur (SOP)............................................
b. Penyusunan Pedoman Naskah Akademik Rancangan Undang-
Undang………………………………………………………………………...
c. Peningkatan Kapasitas Pejabat Fungsional Perancang Undang-
Undang…………………………………………………………………………
d. Penguatan Sarana dan Prasarana Pendukung……………………….
e. Penerapan dan Pedoman SOP…...………………………………………
f. Kegiatan yang Masih Dilanjutkan……………………………………….
4
13
16
20
20
24
D. PENUTUP..............................................................…………………….. 24
LAPORAN QUICK WINS 15 MARET 2017 PUSAT PUU BK DPR RI
1
A. Pendahuluan
Program Quick Wins pada Pusat Perancangan Undang-Undang
Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR
RI) merupakan sebuah momentum awal bagi Sekretariat Jenderal
dan Badan Keahlian DPR RI untuk melaksanakan reformasi
birokrasi secara konsisten dan berkelanjutan. Keluaran dari
pelaksanaan Quick Wins adalah perbaikan sistem dan mekanisme
kerja atau produk utama Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian
DPR RI yang sesuai dengan peran, tupoksi, dan karakteristiknya.
Penentuan Quick Wins dilakukan dengan memperhatikan
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 13 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pelaksanaan Quick Wins. Setelah melalui keseluruhan langkah
dalam penentuan Quick Wins, maka Sekretariat Jenderal DPR RI
menetapkan bahwa Quick Wins tahun 2016 adalah Penyusunan
Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang.
Penyusunan Naskah Akademik (NA) dan Rancangan Undang-
Undang (RUU) yang dilaksanakan di Pusat Perancangan Undang-
Undang (Pusat PUU) merupakan salah satu tugas pokok dan fungsi
Badan Keahlian DPR RI, sebagai struktur baru dalam Sekretariat
Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI. Penyusunan NA merupakan
bagian penting dalam proses penyusunan RUU. Dalam Pasal 43 ayat
(3) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan (UU Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan) disebutkan bahwa setiap “Rancangan
Undang-Undang yang berasal dari DPR, Presiden, atau DPD harus
disertai Naskah Akademik.” Produk NA dan Draft RUU menjadi
indikator kinerja utama Badan Keahlian DPR RI. NA adalah naskah
hasil penelitian atau pengkajian hukum dan hasil penelitian lainnya
LAPORAN QUICK WINS 15 MARET 2017 PUSAT PUU BK DPR RI
2
terhadap suatu masalah tertentu yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah mengenai pengaturan
masalah tersebut dalam suatu Rancangan Undang-Undang.
Saat ini penyusunan NA belum dapat mendukung pelaksanaan
fungsi legislasi DPR RI secara maksimal karena belum memiliki
batasan waktu dan standar pelaksanaan yang tepat. Substansi NA
yang telah diselesaikan belum mencapai hasil yang optimal karena
belum memuat berbagai aspek penting seperti perspektif
perbandingan rules (peraturan), opportunity (kesempatan), capacity
(kemampuan), communication (komunikasi), interest (kepentingan),
process, and ideology (ROCCIPI), Regulatory Impact Assesment (RIA)
dan cost and benefit Regulatory analysis); waktu yang belum
terstandar; dan belum ada keseragaman format antara bidang di
lingkungan Pusat PUU.
Terkait penyusunan RUU, kebutuhan akan RUU yang sesuai
standar menjadi penting karena dapat menunjang salah satu tugas
dan kewenangan DPR RI dalam fungsi legislasi. Penyusunan RUU
harus sesuai dengan ketentuan UU Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan, baik dalam tahapan maupun teknik
perancangannya. Sebuah RUU idealnya mencerminkan konsep
dalam NA (adanya kesesuaian antara NA dan RUU).
Proses penyusunan NA dan draf RUU dinilai masih dapat
ditingkatkan lebih dari 50% (estimasi perbaikannya). Kedua keluaran
utama tersebut juga masih dalam kendali reformasi birokrasi
Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI, tingkat kesulitan
melakukan perbaikan kinerja dimaksud dapat dilakukan kurang dari
12 bulan. Berdasarkan identifikasi tersebut maka penyusunan NA
dan RUU dalam mendukung fungsi legislasi DPR RI dapat dijadikan
2 (dua) program Quick Wins Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian
DPR RI tahun 2016.
LAPORAN QUICK WINS 15 MARET 2017 PUSAT PUU BK DPR RI
3
Secara umum kriteria keberhasilan Quick Wins pada Pusat
PUU diharapkan dapat menjawab kebutuhan pelayanan keahlian di
bidang legislasi, yaitu:
1. Prolegnas yang menggambarkan prioritas kebutuhan
pembangunan dan telah memiliki kajian awal.
2. NA yang sesuai dengan standar yang diatur dalam UU
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan sesuai dengan
Lampiran I UU Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan.
3. RUU yang sesuai atau memenuhi standar penyusunan RUU
dalam lampiran II UU Pembentukan Peraturan Perundang-
Undangan.
4. Kesesuaian RUU dan Naskah Akademik.
5. Ketepatan waktu penyelesaian NA dan RUU.
6. Kualitas kajian dan rumusan dalam pendampingan pembahasan
RUU.
7. Mengurangi jumlah kesalahan drafting RUU yang telah
mendapat persetujuan bersama sebelum dikirim ke Presiden.
B. Kegiatan Program Quick Wins Pusat PUU
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program Quick Wins ini
dibagi ke dalam 3 (tiga) kegiatan besar, yaitu:
1. Pembenahan sistem kerja dalam rangka efektivitas dan
efisiensi. Kegiatan ini dilaksanakan dengan melakukan:
a. Evaluasi dan penyusunan standar operasional prosedur (SOP)
kedua Program Quick Wins.
b. Penyusunan pedoman penyusunan NA RUU.
c. Sosialisasi hasil revisi SOP dan standar format dan isi NA
RUU.
d. Pelaksanaan aktivitas sesuai dengan rencana dan jadwal
kerja.
e. Penyelesaian Quick Wins sesuai target dalam jadwal kerja.
LAPORAN QUICK WINS 15 MARET 2017 PUSAT PUU BK DPR RI
4
f. Pelaksanaan uji coba penyusunan NA RUU sesuai dengan
pedoman dan SOP.
g. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Quick
Wins.
2. Penguatan Sumber Daya Manusia (SDM)
Kegiatan yang dilakukan dalam penguatan SDM antara lain
pemberian beberapa pendidikan dan pelatihan (diklat) bagi
pemangku kepentingan yang terlibat dalam kegiatan Quick Wins.
3. Penguatan Pendukung
Kegiatan yang dilakukan berupa pengadaan Personal Computer
(PC), Laptop, tape recorder, Alat Rumah Tangga Kantor (ARTK)
pengadaan jaringan atau Local Area Network (LAN), pembuatan
website Pusat PUU .
C. Capaian Pelaksanaan Program Quick Wins
a. Standar Operasional Prosedur (SOP)
Evaluasi dan penyusunan SOP dilaksanakan pada bulan Maret
sampai dengan Juni 2016. Evaluasi dilakukan terhadap SOP tentang
Penyusunan NA dan RUU Usul DPR RI tahun 2010 oleh Deputi
Perundang-undangan yang kemudian ditetapkan dengan Keputusan
Sekretaris Jenderal DPR RI Nomor 911/SEKJEN/2010. SOP ini masih
mengacu kepada struktur organisasi yang lama di bawah Deputi
Perundang-undangan dengan 2 (dua) biro PUU, yaitu SOP tentang
penyusunan NA RUU bidang Polhukhamkesra dan Ekkuindag.
Berdasarkan evaluasi terhadap SOP tahun 2010 tersebut telah
disempurnakan SOP dan disusun SOP yang belum ada sehingga
menjadi 13 (tiga belas) SOP yaitu:
1. SOP Pembentukan Tim Penyusunan NA dan RUU
2. SOP Penyusunan NA dan RUU
3. SOP Pengumpulan Data Penyusunan NA dan RUU
4. SOP Diskusi Pakar/ Narasumber dalam Penyusunan NA dan RUU
LAPORAN QUICK WINS 15 MARET 2017 PUSAT PUU BK DPR RI
5
5. SOP Uji Konsep NA dan RUU
6. SOP dalam Harmonisasi, Pembulatan, dan Pemantapan Konsepsi
RUU usul inisiatif DPR RI di Badan Legislasi
7. SOP Pendampingan Perumusan/Penyusunan NA dan RUU di Alat
Kelengkapan DPR
8. SOP Pendampingan di Alat Kelengkapan DPR dalam Pembahasan
RUU dengan Pemerintah
9. SOP Pendokumentasian Hasil Kerja
Kesembilan SOP tersebut telah diserahkan kepada Bagian
Organisasi dan Tata Kelola (Ortala) pada tanggal 9 Juni 2016 untuk
dilakukan penyempurnaan. Review SOP yang dilakukan Ortala
meliputi:
a. penyederhanaan alur mekanisme kerja;
b. perbaikan mekanisme kerja;
c. keterkaitan antar SOP; dan
d. penyempurnaan bahasa.
9 (sembilan) SOP tersebut telah direview dan dibahas oleh
Bagian Ortala bersama tim kerja Pusat PUU dari bulan Juni sampai
dengan Agustus 2016. Berdasarkan hasil review dan pembahasan SOP
antara bagian Ortala bersama tim kerja Pusat PUU, terhadap 4
(empat) SOP ditetapkan pada bulan Juni 2016 yaitu:
1. SOP Pembentukan Tim atas Permintaan NA dan RUU
2. SOP Penyusunan NA dan RU
3. SOP Pengumpulan Data Penyusunan NA dan RUU
4. SOP Diskusi Pakar/ Narasumber dalam Penyusunan NA dan RUU
Setelah ditetapkan 4 SOP, dilanjutkan dengan penyusunan dan
penetapan 4 (empat) SOP pada bulan Agustus 2016 yaitu:
1. SOP Uji Konsep NA dan RUU
2. SOP Pendampingan dalam Harmonisasi, Pembulatan, dan
Pemantapan Konsepsi RUU usul inisiatif DPR RI di Badan
Legislasi
LAPORAN QUICK WINS 15 MARET 2017 PUSAT PUU BK DPR RI
6
3. SOP Pendampingan Perumusan/Penyusunan NA dan RUU di Alat
Kelengkapan DPR
4. SOP Pendampingan di Alat Kelengkapan DPR dalam Pembahasan
RUU dengan Pemerintah
Pada bulan Agustus 2016, Bagian Ortala merekomendasikan
untuk membuat SOP terpisah antara output kerja Perancang Undang-
Undang serta pegajuan dan pertanggungjawaban tata usaha
(administrasi) yaitu:
1. SOP Permohonan Penggunaan Anggaran Pengumpulan Data atau Uji
Konsep
2. SOP Pertanggungjawaban Penggunaan Anggaran Pengumpulan Data
atau Uji Konsep
3. SOP Permohonan Penggunaan Anggaran Honorarium
Pakar/Narasumber
4. SOP Pertanggungjawaban Permohonan Penggunaan Anggaran
Honorarium Pakar/Narasumber
5. SOP Pendokumentasian Hasil Kerja
Kelima SOP ini ditetapkan pada Bulan Oktober 2016.
Dengan demikian, Pusat Perancangan Undang-Undang telah
menyusun 13 (tiga belas) SOP dan telah ditetapkan dengan 3 (tiga)
tahap penetapan, ketiga belas SOP tersebut yaitu:
1. SOP Pembentukan Tim Penyusunan NA dan RUU (Nomor
PU/5-71/SETJEN DPR RI/9/2016)
2. SOP Penyusunan NA dan RUU (Nomor PU/4-56/SETJEN DPR
RI/8/2016)
3. SOP Pengumpulan Data Penyusunan NA dan RUU (Nomor
PU/6-72/SETJEN DPR RI/9/2016)
4. SOP Diskusi Pakar/ Narasumber dalam Penyusunan NA dan
RUU (Nomor PU/8-74/SETJEN DPR RI/9/2016)
5. SOP Uji Konsep NA dan RUU (Nomor PU/1-53/SETJEN DPR
RI/8/2016)
LAPORAN QUICK WINS 15 MARET 2017 PUSAT PUU BK DPR RI
7
6. SOP Pendampingan dalam Harmonisasi, Pembulatan, dan
Pemantapan Konsepsi RUU usul inisiatif DPR RI di Badan
Legislasi (Nomor PU/2-54/SETJEN DPR RI/8/2016)
7. SOP Pendampingan Perumusan/Penyusunan NA dan RUU di
Alat Kelengkapan DPR (Nomor PU/3-55/SETJEN DPR
RI/8/2016)
8. SOP Pendampingan di Alat Kelengkapan DPR dalam
Pembahasan RUU dengan Pemerintah (Nomor PU/7-
73/SETJEN DPR RI/9/2016)
9. SOP Permohonan Penggunaan Anggaran Pengumpulan Data
atau Uji Konsep (Nomor PU/9-94/SETJEN DPR RI/10/2016)
10. SOP Pertanggungjawaban Penggunaan Anggaran Pengumpulan
Data atau Uji Konsep (Nomor PU/10-95/SETJEN DPR
RI/10/2016)
11. SOP Permohonan Penggunaan Anggaran Honorarium
Pakar/Narasumber (Nomor PU/11-96/SETJEN DPR
RI/10/2016)
12. SOP Pertanggungjawaban Permohonan Penggunaan Anggaran
Honorarium Pakar/Narasumber (Nomor PU/12-947SETJEN
DPR RI/10/2016)
13. SOP Pendokumentasian Hasil Kerja (Nomor PU/13-98/SETJEN
DPR RI/10/2016)
SOP-SOP ini mengatur lebih rinci mengenai alur penyusunan NA
dan RUU. Pelaksanaan pekerjaan dimulai dengan pembentukan tim,
dilanjutkan dengan pengumpulan data lapangan, penyusunan NA dan
RUU, diskusi dengan pakar/narasumber, uji konsep hasil penyusunan
NA dan RUU tersebut, hingga pendampingan di alat kelengkapan DPR
(AKD) dalam perumusan/penyusunan NA dan RUU di AKD,
harmonisasi, dan pembahasan RUU dengan Pemerintah.
LAPORAN QUICK WINS 15 MARET 2017 PUSAT PUU BK DPR RI
8
Selain SOP yang menghasilkan output kerja Pusat PUU, terdapat
pula SOP yang mengatur lebih rinci mengenai permohonan pengajuan
anggaran dan pertanggungjawabannya serta mengenai
pendokumentasian hasil kerja.
Ringkasan terhadap beberapa SOP, antara lain:
1) SOP Pembentukan Tim Penyusunan NA dan RUU
Pembentukan Tim Penyusunan NA dan RUU atas permintaan
AKD merupakan bagian paling awal dalam suatu proses
penyusunan draft NA dan RUU. Dalam SOP Pembentukan Tim
Penyusunan NA dan RUU ini, pelaksana harus memahami stuktur
organisasi baik di Sekretariat Jenderal maupun Badan Keahlian
DPR RI dan memahami proses penyusunan NA dan RUU. SOP ini
menjelaskan bahwa pembentukan tim penyusunan NA dan RUU
dimulai dengan adanya surat permintaan dari AKD atau Anggota
DPR kepada Kepala Badan Keahlian DPR RI untuk melakukan
penyusunan NA dan RUU.
Selanjutnya Kepala Badan Keahlian DPR RI menugaskan Kepala
Pusat PUU untuk mempersiapkan pembentukan Tim sesuai dengan
bidang ataupun lintas bidang. Tim Penyusunan NA dan RUU pada
akhirnya akan terdiri dari Perancang Undang-Undang, peneliti,
analis APBN, analis hukum, analis kebijakan, tenaga ahli AKD,
pakar, dan/atau pegawai lainnya. Selanjutnya Kepala Pusat PUU
menugaskan kepada Kasubbag TU Pusat PUU untuk
mempersiapkan SK Pembentukan Tim Penyusunan NA dan RUU. SK
Pembentukan Tim Penyusunan NA dan RUU disampaikan kepada
Kepala Badan Keahlian DPR RI untuk mendapat persetujuan.
Apabila telah disetujui, SK Pembentukan Tim Penyusunan NA dan
RUU akan disampaikan kepada Ketua Tim untuk kemudian
memulai proses penyusunan NA dan RUU.
LAPORAN QUICK WINS 15 MARET 2017 PUSAT PUU BK DPR RI
9
2) SOP Penyusunan NA dan RUU
Penyusunan NA dan RUU merupakan core business dari Pusat
Perancangan Undang-Undang Badan Keahlian DPR RI. Dengan
demikian sangat diperlukan suatu standar operasional yang
mengatur waktu dan tahapan pekerjaan sehingga tercapai target
pekerjaan yang diminta AKD atau anggota DPR sebagai suatu
supporting system di DPR RI.
SOP penyusunan NA dan RUU merupakan suatu proses panjang
yang dikerjakan dalam kurun waktu 3 (tiga) bulan oleh Pusat PUU.
Proses ini dimulai dengan arahan Kepala BKD yang telah menerima
permintaan penyusunan NA dan RUU dari AKD atau anggota yang
mengusulkan pembentukan RUU, kemudian dilanjutkan Kepala
Pusat PUU untuk menyerahkan tugas tersebut kepada Ketua Tim
yang dipilih. Selanjutnya Ketua Tim mengerjakan tugas dari Kepala
Pusat PUU sesuai dengan time schedule yang telah ditetapkan.
Pengerjaan penyusunan NA dan RUU dilakukan dengan melibatkan
berbagai Pakar dan Stakeholders terkait guna mendapatkan
masukan dan saran yang ideal bagi tim. Setelah menyelesaikan
tugas, Tim melaporkan hasil penyusunan NA dan RUU kepada
Kepala Pusat PUU sebelum dilakukan uji konsep. Setelah proses uji
konsep dan penyempurnaan akhir selesai, Tim mempresentasikan
hasil pekerjaan tersebut kepada Kepala Pusat PUU dan Kepala BKD.
Pada akhirnya setelah hasil pekerjaan Tim disetujui, NA dan RUU
tersebut disampaikan kepada AKD yang meminta penyusunan.
SOP ini telah memberi standar tenggat waktu sehingga akan
terwujud konsistensi pada setiap kegiatan yang akan dilakukan.
Sehingga diharapkan dengan adanya SOP ini pelaksanaan
penyusunan NA dan draf RUU tidak lagi diselesaikan dalam jangka
waktu yang berbeda-beda di masing-masing RUU dan tidak lagi
berdasarkan permintaan dari Pimpinan alat kelengkapan Dewan
LAPORAN QUICK WINS 15 MARET 2017 PUSAT PUU BK DPR RI
10
yang terkadang sangat singkat, dengan demikian hasil NA dan draf
RUU akan memenuhi standar dan berkualitas.
3) SOP Pendampingan Perumusan/Penyusunan NA dan RUU di
AKD
SOP ini dimaksudkan agar pelaksana memahami prosedur dan
perannya dalam kegiatan yang dilakukan. SOP ini memberikan
pedoman secara teknis administratif maupun dukungan keahlian.
Secara teknis administratif setiap pelaksana mengetahui perannya
dalam kegiatan administratif dimulai dari adanya surat permintaan
dari AKD, disposisi surat, penentuan nama Perancang UU,
pembuatan dan penandatangan nota dinas dan surat tugas sampai
dengan pengiriman nota dinas ke AKD melalui Biro
Persidangan/AKD bersangkutan. Sedangkan secara dukungan
keahlian perancang UU mengetahui tugasnya dalam melakukan
pendampingan perumusan NA dan RUU di AKD sampai dengan
menyampaikan laporan perkembangan kegiatan.
4) SOP Pendampingan Dalam Harmonisasi, Pembulatan,
dan Pemantapan Konsepsi RUU Usul Inisiatif DPR RI di
Badan Legislasi
Harmonisasi, Pembulatan, dan Pemantapan Konsepsi RUU di
Badan Legislasi merupakan bagian dari proses pembentukan
peraturan perundang-undangan, oleh karena itu diperlukan suatu
standar operasional dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. SOP
Pendampingan Dalam Harmonisasi, Pembulatan, dan Pemantapan
Konsepsi Rancangan Undang-Undang Usul Inisiatif DPR RI di Badan
Legislasi menjelaskan alur pelaksanaan kegiatan tersebut. SOP
dimulai dengan adanya surat permintaan dari AKD kemudian
dilanjutkan dengan penugasan oleh Kepala Pusat PUU kepada
Perancang UU melalui Koordinator Bidang. Kasubbag TU Pusat PUU
LAPORAN QUICK WINS 15 MARET 2017 PUSAT PUU BK DPR RI
11
membuat nota dinas dan surat tugas untuk ditandatangani oleh
Kepala Pusat PUU dan disampaikan ke Perancang UU. Perancang
UU yang telah memperoleh nota dinas dan surat tugas mengikuti
rapat-rapat, memberikan masukan kepada Pimpinan terkait
substansi dan teknis, menyiapkan draf NA dan RUU hasil
pendampingan dalam harmonisasi, pembulatan, dan pemantapan
konsepsi rancangan undang-undang usul inisiatif DPR RI di Badan
Legislasi. Perancang UU melaporkan perkembangan, kegiatan
harmonisasi, pembulatan, dan pemantapan konsepsi NA dan RUU
kepada Kepala Pusat PUU secara berkala tiap Minggu.
5) SOP Uji Konsep NA dan RUU
Uji Konsep NA dan RUU merupakan salah satu tahapan di akhir
suatu proses penyusunan draft NA dan RUU. Tujuan kegiatan Uji
Konsep NA dan RUU adalah guna mendapatkan masukan dari para
stakeholders terutama para akademisi terhadap draft NA dan RUU
sebelum Draft NA dan RUU diserahkan kepada AKD/Anggota yang
memerintahkan penyusunananya. Dalam SOP Uji Konsep NA dan
RUU, Kepala Pusat PUU memerintahkan Ketua Tim untuk
melakukan Uji Konsep dengah menyusun TOR. TOR yang disetujui
dikirimkan kepada para Narasumber berikut dengan lampiran draft
NA dan RUU yang hendak mendapatkan masukan. Uji Konsep dapat
dilaksanakan melalui wawancara, seminar, workshop/lokakarya,
atau Focus Group Discussion (FGD).
Tim kemudian menyusun Laporan Uji Konsep NA dan RUU dan
menyampaikan Laporan Uji Konsep kepada Kasubbag TU Pusat PUU
untuk diteruskan kepada Kepala Pusat PUU serta menyerahkan
pertanggungjawaban perjalanan dinas uji konsep dan bahan
pakar/narasumber kepada Kasubbag TU Pusat PUU. Hasil Uji
konsep menjadi bahan perbaikan draft NA dan RUU sebelum
diserahkan ke AKD/Anggota.
LAPORAN QUICK WINS 15 MARET 2017 PUSAT PUU BK DPR RI
12
6) SOP Diskusi Pakar
SOP ini dimaksudkan agar pelaksana dapat memahami
penyelenggaraan diskusi pakar/narasumber dalam penyusunan
Naskah Akademik (NA) dan Rancangan Undang-Undang (RUU). SOP
ini mengatur bahwa dalam mengajukan rencana kegiatan diskusi
pakar, ketua tim harus menyampaikan Term of Refference (TOR) dan
nama pakar/narasumber sesuai dengan substansi NA dan RUU
yang akan disusun kepada Kasubbag TU Pusat PUU untuk
pengurusan administrasi dan keuangan. Selanjutnya, Kasubbag TU
Pusat PUU melakukan pengurusan administrasi dan keuangan yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan dalam jangka waktu 4
(empat) hari. Setelah pelaksanaan kegiatan diskusi
pakar/narasumber selesai, ketua tim menyerahkan laporan singkat
hasil diskusi kepada Kasubbag TU Pusat PUU dilengkapi dengan
makalah/bahan pakar untuk disampaikan kepada Kepala Pusat
Perancangan Undang-Undang.
7) SOP Pendokumentasian Hasil Kerja
SOP pendokumentasian hasil kerja dimaksudkan agar
memahami bagaimana pelaksanaan pendokumentasian hasil
pekerjaan dari Pusat perancangan Undang-Undang (PUU) agar
tersimpan dengan baik dan berguna bagi kelancaran jalannya unit
organisasi serta sebagai sumber informasi PUU. Dalam SOP ini
diatur mengenai kewajiban ketua tim Penyusunan NA dan RUU
untuk menyampaikan hasil kerja berupa jurnal, laporan rapat,
bahan diskusi pakar/narasumber, laporan pelaksanaan seminar,
workshop / loka karya, FGD, laporan pengumpulan data dalam
kota, laporan pengumpulan data ke daerah, laporan uji konsep, NA
LAPORAN QUICK WINS 15 MARET 2017 PUSAT PUU BK DPR RI
13
dan RUU hasil penyempurnaan, dokumen penilaian perancang
peraturan undang-undang, serta dokumen penugasan lain kepada
Kepala Subbagian Tata Usaha PUU (Kasubbag TU PUU) untuk
dilakukan pendokumentasian. Selanjutnya Kasubbbag melakukan
kegiatan pendokumantasian dimulai dari membuat dan
menyerahkan tanda terima hasil kerja Tim, melakukan
pendokumentasian secara fisik (hardcopy) maupun softcopy, hingga
mencatat hasil pendokumentasian yang wajib diserahkan pada
akhir tahun kepada Kepala Pusat Perancangan Undang-Undang.
b. Pedoman Penyusunan NA RUU
Pedoman Penyusunan NA RUU yang disusun merupakan
penjabaran lebih operasional dan mudah dipahami terhadap Lampiran
I UU Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan.
Penyusunan pedoman ini diperlukan untuk menyamakan
pemahaman mengenai sistematika dan susbstansi NA RUU dan
menjamin penyempurnaan atau peningkatan kualitas NA. Pedoman
penyusunan NA RUU ini dirumuskan dalam bahasa yang mudah
dimengerti mengenai isi dari suatu NA RUU.
Beberapa substansi penting dalam Pedoman Penyusunan NA
RUU ini adalah:
Bab I Pendahuluan. Dalam bab ini latar belakang diuraikan
dengan lebih jelas mengenai permasalahan yang terjadi dan urgensi
pembentukan atau perubahan UU sebagai solusi hukum untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut. Jika pembentukan atau
perubahan UU dimaksudkan untuk menindaklanjuti Putusan
Mahkamah Konstitusi yang mengakibatkan adanya kekosongan
hukum maka dalam latar belakang diuraikan intisari Putusan
Mahkamah Konstitusi tersebut.
Selain itu, dalam bab ini diuraikan identifikasi masalah yang
harus dituliskan dalam bentuk pertanyaan sehingga jawabannya
LAPORAN QUICK WINS 15 MARET 2017 PUSAT PUU BK DPR RI
14
diuraikan dalam Bab II – Bab V NA. Dalam metode penyusunan NA
ditekankan pada studi kepustakaan (desk review) atau studi literatur
antara lain terhadap hasil penelitian, jurnal, dan peraturan
perundang-undangan terkait. Metode penyusunan NA yang lain yaitu
wawancara, Focus Group Discussion (FGD), seminar, workshop, dan
diskusi panel.
Bab II Kajian Teoretis Dan Praktik Empiris. Dalam bab ini lebih
dijelaskan mengenai kajian teori yang harus diuraikan dengan teori-
teori/kerangka konsepsional yang sedang berkembang dan berkaitan
dengan materi muatan dari UU yang akan disusun untuk dijadikan
sebagai patokan (benchmark). Praktik empiris memuat uraian
mengenai kemajuan dan permasalahan yang terjadi di masyarakat
yang ditinjau terutama dari aspek sosiologis, sedangkan perbandingan
dengan negara lain memuat uraian mengenai praktik empiris di
negara lain yang didasarkan pada ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku di negara tersebut. Untuk mengkaji implikasi
penerapan sistem baru dalam UU yang akan dibentuk terhadap aspek
beban keuangan negara digunakan Regulatory Impact Assessment
(RIA) dengan memperkirakan biaya yang harus dikeluarkan (Cost) dan
manfaat (benefit) yang akan diperoleh dari penerapan sistem baru
tersebut.
Bab III Evaluasi dan Analisis Peraturan Perundang-Undangan
Terkait. Dalam bab ini lebih diuraikan mengenai keterkaitan
permasalahan yang terjadi di masyarakat dengan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan UU/Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang. Jika perubahan UU dilakukan
untuk menindaklanjuti Putusan Mahkamah Konstitusi maka intisari
Putusan Mahkamah Konstitusi dimasukkan ke dalam evaluasi dan
analisis UU yang akan diubah. Hasil dari evaluasi dan analisis
peraturan perundang-undangan terkait menjadi bahan bagi
penyusunan landasan yuridis dalam Bab IV NA.
LAPORAN QUICK WINS 15 MARET 2017 PUSAT PUU BK DPR RI
15
Bab IV Landasan Filosofis, Sosiologis, dan Yuridis. Dalam bab
ini diuraikan mengenai argumentasi filosofis, sosiologis, dan yuridis.
Bab ini merupakan abstraksi dari Bab I sampai dengan Bab III.
Penulisan bab ini harus diuraikan mengenai inti dari persoalan
filosofis, sosiologis, dan yuridis. Pada setiap argumentasi landasan
filosofis, sosiologis, dan yuridis harus ada 1 (satu) paragraf
kesimpulan untuk dijadikan sebagai konsiderans menimbang.
Bab V Jangkauan, Arah Pengaturan, dan Ruang Lingkup Materi
Muatan Undang-Undang. Dalam bab ini lebih dijelaskan mengenai
perbedaan antara sasaran, jangkauan, dan arah pengaturan. Sasaran
merupakan tujuan yang hendak dicapai dengan pengaturan
permasalahan tersebut dalam undang-undang. Jangkauan berkaitan
dengan siapa saja yang diatur dan apa saja perannya dalam undang-
undang. Arah pengaturan merupakan strategi untuk mencapai
sasaran/tujuan. Dalam ruang lingkup dirumuskan norma rancangan
undang-undang dalam bentuk narasi yang menjelaskan dasar
pemikiran RUU.
Bab VI Penutup. Dalam bab ini lebih dijelaskan mengenai
simpulan yang merupakan rangkuman jawaban atas identifikasi
masalah dalam Bab I NA dan simpulan dituangkan dalam bentuk
tabulasi. Sedangkan dalam saran perlu memuat antara lain pemilahan
substansi NA dalam suatu peraturan perundang-undangan atau
peraturan perundang-undangan di bawahnya, rekomendasi tentang
skala prioritas penyusunan rancangan UU dalam Program Legislasi
Nasional, dan kegiatan lain yang diperlukan untuk mendukung
penyempurnaan penyusunan NA lebih lanjut.
Selain menjelaskan lebih rinci dan sederhana mengenai isi NA,
Pedoman ini juga dilengkapi dengan lampiran yaitu instrumen
pendukung seperti uraian singkat mengenai metode ROCCIPI (Rule,
LAPORAN QUICK WINS 15 MARET 2017 PUSAT PUU BK DPR RI
16
Opportunity, Capacity Communication,Interest, Process, Ideology),
metode penelitian hukum, instrumen Regulatory Impact Assesment,
Cost and Benefit Regulatory Analysis, dan pengharmoniasian,
pembulatan, dan pemantapan konsepsi materi muatan RUU.
c. Peningkatan Kapasitas Pejabat Fungsional Perancang Undang-
Undang
Kegiatan yang dilakukan dalam penguatan SDM antara lain
melalui pendidikan dan pelatihan (diklat) bagi perancang undang-
undang. Diklat ini dilakukan untuk meningkatkan kompetensi pegawai
di Pusat PUU dengan telah diikutkan dalam berbagai diklat. Diklat
tersebut dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Desember
2016 yaitu:
NO NAMA
DIKLAT/SEMINAR/WORKSHOP
TEMPAT
DAN TANGGAL
PENYELENGGARA PESERTA
1. Seminar Comparative
Legislative Drafting Process – The UK and
Indonesian System
Hotel Sultan
24 Februari
2016
Westminster
Foundation For Democracy dan
Pusat PUU BKD
Keseluruhan
LD
2. Seminar Kesehatan
Kerja
4 Maret 2016
Ruang Pansus B DPR RI
Pusdiklat Setjen
DPR RI
Apri, Mardi,
Najib
3. Seminar
Penanggulangan Stres
Maret 2016
Ruang Pansus B
DPR RI
Pusdiklat Setjen
DPR RI
Yusuf Sihite,
Titi dan Wiwin Sri
Rahyani
4. Workshop Penelitian Hukum dan Roccipi
11-12 Maret 2016
Santika BSD tgl
Westminster Foundation For
Democracy dan Pusat PUU BKD
Tim Quick Wins LD
5. Workshop Penelitian
Hukum dan Roccipi
18-19 Maret
2016 Grand Zuri
Westminster
Foundation For Democracy dan
Keseluruhan
LD
LAPORAN QUICK WINS 15 MARET 2017 PUSAT PUU BK DPR RI
17
BSD
Pusat PUU BKD
6. Seminar Evaluasi Sistem
Ketenagajerjaan Pemerintaha Jokowi-
JK Dalam Menghadapi
Persaingan Global Ekonomi Sesuai dengan UUD NRI
Tahun 1945 Pasal 27
Aula Serba Guna
Pustaka Loka Gedung
Nusantara IV \
24 Maret 2016
Komisi IX DPR RI Achmadudin Rajab
7. Seminar Sosialisai
Layanan Perpustakaan
Ruang Rapat
Badan Anggaran
Nusantara II 31 Maret
2016
Perpustakaan DPR
RI
Titi,
Achmadudin Rajab, Yeni
8. Seminar Nasional Penguatan BKD
dalam Rangka Percepatan Reformasi DPR RI BKD I
28 April 2016 Ruang KK II
DPR RI
BKD DPR RI Keseluruhan LD
9. Seminar Nasional Peningkatan
Kapasitas Perancang
11 – 12 Agustus
2016 di Hotel Royal
Kuningan
Pusat PUU BKD DPR RI dan Ditjen
PP Kemenkumham
Keseluruhan LD
10. Workshop 71 Tahun
DPR RI dan Kinerjanya
25 Agustus
2016 Ruang Rapat
MKD
Pusat Penelitian
BKD DPR RI
Keseluruhan
LD
11. Diklat Bahasa Indonesia
4 Agustus 2016
Park Hotel Jakarta
Pusdiklat Setjen DPR RI
Stephanie Rebecca
Rina Ihsan
12. International
Symposium Perbandingan
Pembentukan Undang-Undang di Beberapa Negara di
22 Agustus
2016 Hotel
Bidakara Jakarta
Ditjen PP
Kemenkumham
Korbid
Polhukham dan Kesra
Pusat PUU
LAPORAN QUICK WINS 15 MARET 2017 PUSAT PUU BK DPR RI
18
Dunia
13. Diklat Presentasi yang Efektif
22 – 25 Agustus
2016 Ruang
Belajar Pusdiklat
Nusantara I
Pusdiklat Setjen DPR RI
Titi, Meirina Fajarwati,
Sindi, Sutriyanti
14. Seminar Nasional tentang Terorisme (Pansus Terorisme)
25 Agustus 2016 Ruang rapat
KK II DPR RI
Pansus Terorisme DPR RI
Keseluruhan LD
15. Seminar Nasional
Evaluasi dan Pembaharuan Hukum Pidana Nasional
23 – 24
Agustus 2016 di Nusantara IV
Komisi III DPR RI Titi,
Achmadudin Rajab, Yeni
16. Workshop on Development
Effectiveness to Implement The SDGs
30-31 Agustus
2016 di
Operational Room DPR RI
DPR RI Achmadudin Rajab
17. Workshop
Kewarganegaraan Ganda dan Urgensi
Perubahan UU No.12 Tahun 2006
1 September
2016 Ruang Rapat MKD
DPR RI
Pusat PUU BKD
DPR RI
Keseluruhan
LD
18. Workshop Tata Kelola
Haji-Kasus Haji Ilegal Via Philipina
8 September
2016 Ruang Rapat MKD
DPR RI
Pusat Kajian
Akuntabilitas Keuangan Negara
BKD DPR RI
Keseluruhan
LD
19. Workshop-Seputar
APBN
15 September
2016
BKD-Pusat Kajian Anggaran
Keseluruhan LD
20. Workshop – Pilkada dan Permasalahannya
29 September
2016
BKD-Puslit Keseluruhan LD
21. Seminar Nasional “ Konstelasi Politik dalam Pembentukan
6 Oktober 2016
BPHN Kemenkumham- Hotel Bidakara
Kuntari, Febri, Stephfanie
LAPORAN QUICK WINS 15 MARET 2017 PUSAT PUU BK DPR RI
19
PUU” W, Apri
22. Workshop: Kegagapan Menanggulangi
Kemiskinan: Antara Regulasi dan Implementasi
6 Oktober 2016
BKD-Pusat Panlak Keseluruhan LD
23. Workshop Menyoal
Penyelenggaaraan TJSP/CSR
13 Oktober
2016
BKD-Pusat PUU Keseluruhan
LD
24. Third Workshop on Networking and
Outrech with Civil Society Organization
17-18 Oktober 2016
AIPA dan GIZ Le Meridien Hotel
Mardi
25 Workshop Penulisan Karya Ilmiah
25-28 Oktober 2016
Hotel Ibis Slipi Jakarta
Ahmad, Arief,
Umam, Tisa, Olsen,
Zulfan, Apri, S. Winoto
26 Workshop
Pembentukan PUU yang Sensitif Ham dan Kelompok
Minoritas
28-29
Oktober 2016
Westminster
Foundation For Democracy di Atria Hotel Gading
Serpong, BSD
Yuda, Budi,
Rahmat, Agus, Nurfaik
27 Study banding ke Azerbaijan
- KBRI - Parlemen (Mijli
Majlis) Azerbaijan - Ministry of Justice - Mahkamah
Konstitusi - Museum
31Oktober – 6 November
2016
- Pusat PUU BKD Mardi, Najib, Akhmad A,
Khopi, Yeni
28. Seminar Kaidah
Sanksi Administratif dan Sanksi Pidana
Dalam Undang-Undang
6 Desember
2016
Ruang KK II
Nusantara DPR
Keseluruhan
LD
29. Seminar Bedah UU tentang Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan
7 Desember 2016
Ruang KK II Nusantara DPR
Keseluruhan LD
LAPORAN QUICK WINS 15 MARET 2017 PUSAT PUU BK DPR RI
20
d. Penguatan Sarana dan Prasarana Pendukung
Sesuai hasil rapat website tertanggal 8 Maret 2017, saat ini
sedang dalam penyusunan website PUU yang menjadi satu kesatuan
dengan Website Badan Keahlian DPR RI yaitu sedang dalam persiapan
pengisian konten dan persetujuan menu dalam website Pusat PUU
yang menjadi satu kesatuan dengan website Badan Keahlian DPR RI.
Perkembangannya saat ini sudah dibentuk tim kreatif website untuk
mengoordinasikan persiapan pengisian konten seperti pemotretan
untuk foto profil, pengisian data diri, dan materi muatan website.
Sedangkan sarana prasarana pendukung seperti komputer belum
dilaksanakan selama kegiatan Quick Wins ini.
e. Penerapan Pedoman dan SOP
Penerapan Pedoman dan SOP yang sudah disusun telah
diterapkan dalam penyusunan NA dan RUU yaitu:
1. RUU tentang Kehutanan
Dalam melaksanakan tugas penyusunan draf Naskah
Akademik dan RUU tentang Kehutanan, tim yang berjumlah
12 orang yang terdiri dari 8 orang Perancang UU, 2 orang
peneliti, dan 2 orang tenaga ahli komisi IV DPR RI telah
melakukan serangkaian kegiatan guna menyelesaikan draf
naskah Akademik dan RUU tentang Kehutanan.
Penyusunan RUU Kehutanan telah dimulai sejak 4
Agustus 2016. Kegiatan yang dilakukan telah menggunakan
SOP dan Konsep Pedoman Penyusunan NA RUU. Kegiatan
yang telah dilakukan antara lain Tim sudah melakukan
diskusi dengan pakar kehutanan, diantaranya sebagai berikut
pakar hukum kehutanan dari Universitas Indonesia, Institut
Pertanian Bogor, LIPI, dan LSM (AMAN, HUMA, EPISTEMA,
RNI, YKPP).
LAPORAN QUICK WINS 15 MARET 2017 PUSAT PUU BK DPR RI
21
Tim sudah melakukan pengumpulan data ke daerah
Sumatera Utara dan Nusa Tenggara Barat. Tim telah
menyelesaikan konsep Naskah Akademik dan Draf RUU
Kehutanan untuk selanjutnya menjadi bahan untuk
melakukan Uji Konsep. Uji konsep dilakukan di daerah antara
lain Lampung, Kalimantan Barat, Nusa tenggara timur, dan
Yogyakarta. Stakeholder yang dikunjungi antara lain
Universitas Lampung, Universitas Tanjungpura, BKSDA,
Dinas kehutanan, dan LSM.
Isu yang menjadi fokus di bahas berdasarkan masukan
uji konsep dan pengumpulan data di daerah, antara lain:
a. Status dan fungsi hutan
b. Masyarakat hukum adat
c. Perencanaan kehutanan
d. Peran serta masyarakat
Rencana Tim RUU Kehutanan ke depan yaitu
menyelesaikan masukan uji konsep dari daerah untuk nanti
akan dipresentasikan kepada Komisi IV dan
menyelenggarakan Seminar di Universitas Gajah Mada (UGM)
untuk mendapatkan masukan dari para Akademisi.
Penyelenggaraan Seminar akan bekerja sama antara BKD,
Komisi IV, dan UGM.
Permasalahan yang dihadapi Tim dalam melakukan
penyusunan NA dan RUU Kehutanan antara lain terdapat
beberapa substansi dalam materi muatan NA yang masih
dalam penyempurnaan seperti hutan adat, perencanaan,
pengelolaan, dan penegakan hukum terkendala karena masih
mengumpulkan masukan baik bersumber dari pakar,
narasumber, maupun dari pihak lainnya yang terkait.
LAPORAN QUICK WINS 15 MARET 2017 PUSAT PUU BK DPR RI
22
2. RUU tentang Perikanan
Dalam melaksanakan tugas penyusunan draf NA dan
RUU tentang Perubahan atas Undang-Undang Perikanan, tim
yang berjumlah 12 orang yang terdiri dari 8 orang legal
drafter, 2 orang peneliti, dan 2 orang tenaga ahli komisi IV
DPR RI telah melakukan serangkaian kegiatan guna
menyelesaikan draf naskah Akademik dan RUU tentang
Perubahan atas Undang-Undang Perikanan.
Penyusunan RUU Kehutanan telah dimulai sejak 3
Agustus 2016. Kegiatan yang dilakukan telah menggunakan
SOP dan Konsep Pedoman Penyusunan NA RUU. Kegiatan
yang telah dilakukan antara lain melakukan kajian terhadap
urgensi pembentukan RUU Perikanan, memanggil pakar,
diskusi dengan stakeholder terkait maupun dengan mitra
kerja yaitu Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan
Kementerian Kelautan dan Perikanan, melakukan diskusi
dengan pakar Perikanan dari IPB, pakar hukum perikanan
dari UI, dan Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI).
Tim sudah melakukan pengumpulan data baik dalam
kota maupun daerah sebagai berikut:
a. Kementerian Kelautan dan Perikanan
b. Pengadilan Perikanan
c. Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman
d. Provinsi Maluku
e. Provinsi Kalimantan Selatan
f. Provinsi Sulawesi Tenggara
g. Provinsi Kepulauan Riau
Tim telah menyelesaikan konsep Naskah Akademik dan
Draf RUU Perikanan untuk selanjutnya menjadi bahan untuk
melakukan Uji Konsep. Uji konsep dilakukan di daerah
LAPORAN QUICK WINS 15 MARET 2017 PUSAT PUU BK DPR RI
23
berikut Provinsi Nusa Tengggara Barat, Provinsi Maluku
Utara, dan Provinsi D.I. Yogyakarta.
Stakeholder yang dikunjungi antara lain Universitas
Mataram, Universitas 45 Mataram, Universitas Khairun,
Universitas Gajah Mada, Dinas Perikanan Provinsi, dan LSM.
Isu yang menjadi fokus di bahas berdasarkan masukan
uji konsep dan pengumpulan data di daerah antara lain
definisi dan ruang lingkup perikanan, kewenangan
Pemerintah Daerah, perizinan kapal, dan penerapan sanksi
terkait dengan illegal fishing. Rencana Tim RUU Perikanan ke
depan yaitu menyelesaikan masukan uji konsep dari daerah;
dan melakukan penyempurnaan Naskah Akademik dan draf
RUU untuk nantinya dipresentasikan kepada Komisi IV. Tim
dalam melakukan penyusunan NA dan RUU tidak
menghadapi kendala dan permasalahan.
3. RUU tentang Persandian
Penyusunan RUU Persandian telah dimulai sejak
Agustus 2016. Tim Penyusun terdiri dari unsur Perancang
UU, Peneliti, dan Tenaga ahli Komisi I. Kegiatan yang
dilakukan telah menggunakan SOP dan Konsep Pedoman
Penyusunan. Kegiatan yang telah dilakukan antara
lain melakukan diskusi dengan Edmon Makarim
(Akademisi), Nunil Pantjawati (praktisi), BPOM, dan Lemsaneg
pada Agustus dan Oktober 2016.
Pada awal September 2016 Tim sudah melakukan
pengumpulan data ke daerah Sumatera Barat dan Jawa
Timur. Tim telah melakukan pembahasan dala penyusunan
NA dan RUU Persandian pada pertengahan September hingga
November 2016.
LAPORAN QUICK WINS 15 MARET 2017 PUSAT PUU BK DPR RI
24
Konsep Naskah Akademik dan Draf
RUU Persandian yang telah selesai disusun tersebut untuk
selanjutnya menjadi bahan untuk melakukan Uji Konsep. Uji
konsep dilakukan di daerah antara lain Bali, Kalimantan
Barat, dan Daerah Istimewa Yogyakarta pada akhir November
dan awal Desember 2016. Draf NA dan RUU Persandian telah
disusun oleh Tim Asistensi dengan mengadopsi masukan dari
uji konsep dari 3 daerah tersebut.
Permasalahan yang dihadapi Tim dalam melakukan
penyusunan NA dan RUU Persandian antara lain masih
sedikitnya buku dan karya tulis yang dimuat baik di media
cetak maupun media online yang mengulas mengenai
persandian, serta masih kurangnya pemahaman tim dan
khalayak umum atas materi persandian sehingga
mengakibatkan terbatasnya pakar yang menguasai
permasalahan persandian.
f. Kegiatan yang masih dilanjutkan
1. Pembuatan Website PUU
2. Evaluasi dan Monitoring
3. Penyempurnaan kegiatan berdasarkan hasil evaluasi dan
monitoring
g. Penutup
Demikianlan laporan akhir pelaksanaan program Quick Wins
pada Pusat PUU Badan Keahlian DPR RI. Kegiatan ini hanya dapat
terlaksana dengan baik, apabila mendapatkan dukungan dari
berbagai pihak, terutama dari unit-unit kerja lainnya. Untuk itu,
dukungannya tetap diharapkan untuk lanjutan dari pelaksanaan
kegiatan Quick Wins pada Pusat PUU Badan Keahlian DPR RI.
Recommended