View
217
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PATI
TAHUN 2gO2 NOI,IOR 39 SERI E
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI
NOMOR 5 TAHUN 2OO2
TENTANG
PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN
SARANG BURUNG WALET
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Menimbang
BUPATI PATI
bahwa dalam rangka menunjang pelaksanaan Otonomi
Daerah yang mantap di Pemerintah Kabupaten Pati
diperlukan peningkatan Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) ;
bahwa burung walet yang bersarang dirumah - rumah
penduduk maupun bangunan-bangunan lainnya adalah
merupakan salah satu sumber pendapatan asli Daerah
berupa pungutan pajak yang pembudidayaan dan
pengambilan hasilnya harus sesuai dengan kesehatan
masyarakat veterine ( kesmavet ) ;
L
Mengingal
bahwa untuk pengaturan pengelolaan dan pengusahaan
sarang burung walet perlu diatur dengan peraturan
Daerah.
Undang - .undang Nomor 13 Tahun ig50 tentang
Pembentukan Daerah - daerah Kabupaten dalam
Lingkungan Propinsi Jawa Tengah ( Berita Negara Tahun
1950 ); .
Undang - undang Nomor 6 Tahun 1967 tentang--"Ketentuan Pokok Petemakan dan Kesehatan Hewan (
Lembaran Negara Tahun 1967 Nomor 10, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 2824 ) ;
Undang - undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum
Acara Pidana ( Lembaran Negara Tahun 1gB1 Nomor 76,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 320g ) ; '
Undang - undang Nomor 5 Tahun 1g90 tentang
.Konservasi Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (
Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3a19 ) ;
Undang - undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang pokok -
pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup ( Lembaran
Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3699 ) ;
Undang - undang Nomor 22 Tahun lggg tentang
Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Tahun 1g9g
Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3849 ) ,
Peraluran Pemerintah Nomor 16 Tahun 1g77 tentang
Usaha Peternakan ( Lembaran Negara Tahun 1977
Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Nonror 3102 ) ,
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang
3.
4.
10,
11.
12
13.
Analisa mengenai Dampak Lingkungan ( Lembaran
Negara Tahun 1990 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 383S ) ;
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar ( Lem-
Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 15, Tambahan
baran Negara Nomor 3804 ) ;
Peraturan Pemedntah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi
sebagai Daerah Otonom ( Lembaran Negara Tahun 2000
Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952 ) ;
Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang
Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan
Eentuk Rancangen Undang-undang, Rancangan
Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan
Presiden ( Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 70 ) ;
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 71 Tahun 1999
tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengusahaan Sarang
Burung Vl/blet ;
Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat ll Pati
Nomor 3 Tahun 1989 tentang Penyidik Pegawai Negeri
Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Daerah
Tingkat ll Pati.
Dengan pesetuiuan
DEWAN PERTIVAKII-AN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PATI
Menetapkan
TEIIUTUS KAN
: PERATTJMN DAERAH KABUPATEN PATI TENTANG
PENGELOLAAN DAN PENGUSAHMN SARANG BURUNG
WALET.
EABTKETENTUAN UIUUM
Pasa],1
Dalam Peraturan Daerah iniyang dimaksud dengan :
a.- Daerah adalah Daerah Kabupaten pati ;
b. Pemerintah Daerah adalah pernerintah Kabupaten pati ;
c. Bupatiadalah Bupati pati;d. lzin adalah lzin khusus pengusahaan Sarang Burung
V\tralet,yeng diberkan oleh Kepala Oaerah ;
e. Burung \Ahlet adalah Satwa Liar yang termasuk marga
collbcalia yaitu collocalia rnatima, collocalia Esenlenta
dan collocatia lincfii ;
I Sarang Burung \Ahtet ada*ah Sarang Burung \Ahlet yang
diusahakan untuk mendapat penghasilan bersarang
dirurnah atau bangunan - hngunan lainnya ;
g Pengeblaan Bunrng \rl/blet adalah Kegiatan pembinaan
habitat dan pengendalian populasi Burung l/\hlet dihabitat alam dan diluar habitat alami ;
h. Ht*"- alanri Bur-ung tAhtet adalah Lingkungan tempatBurwrg,V\blet hidup dan berkenrbang secara alami ;
i. Diluar tebitat dami Bunrrry.Vl,blet adalah Lingkungan
t.
tempat Burung \fublet hidup dan berkembang yang
diusahakan dan dibudidayakan ; .
lzin pengusahaaan Sarang Burung Walet adalah lzin
yang diberikan untuk mengambil, mengusahakan,
mengumpulkan dan memperdagangkan hasil Samng
Burung V\lalet yang diberikan oleh Bupati :
Pengusaha Sarang Burung \fVlalet adalah orang pribadi
aiau badan yang usahanya memelihara.
mengembangkan, mengumpulkan, meniual hasil Sarang
Burung VValet;
Pengusahaan Sarang Burung VUalet adalah setiap usaha
untuk mengembangkan, memelihara, mengambil dan
mengumpulkal serta memperdagangkan hasil Sarang
Burung \tValet;
Kawasan konservasi adalah kawasan dengan fungsi
utiama pemeliharaan atau perlindungan yang dilakukan
sec€rra teratur untuk mencegah kerusakan dan
kemusnahan dengan cara diawetkan ;
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan yang selanjutnya disebut UKL / UPL adalah
rencana kerja atau pedoman kerja yang berisi program
pengelolaan lingkungan yang dibuat secara sepihak oleh
pemrakarsa dan sifatnya mengilet.
BAB IITAKSUD DAN TUJI'AN
Pasal 2
Maksud ditetapkan Peraturan Daerah ini adalah sebagai
dasar dan pedoman dalam melakukan pernbinaan serta
L
5
(1)
pengawasan terhadap pengelolaan dan pengusahaan
Sarang Burung \Ahlet.(2) Tujuan ditetapkan Peraturan Daerah iniadalah
a. menjaga kelestarian lingkungan dan populasi burung
walet;b. meningkatkan produktivitas Sarang Burung \A/hlet.
BAB III
LOKASI SARANG BURUNG WALETDANPENGESAHANNYA V
Pasal 3
(1) Lokasi Sarang Burung Walet berada di :
a. Habitat Alami ;
b. Diluar Habitat Alami.(2) Sarang Burung \Ahlet yang berada di habitat alami
meliputi :
a. Kawasan Hutan Negara ,
b. Kawasan Konservasi;c. Goa Alam dan atau di luar yang tidak dibebani hak
milik perorangan dan atau adat.(3) Sarang Burung \Ahlet yang berada diluar habitat alami
meliputi :
a. Bangunan;b. Rumah / Gedung tertentu.
Pasal 4
Penemu Goa Sarang Burung Walet di habitat alami wajib
melaporkan penemuannya kepada Bupaii atau pejabat yang
ditunjuk dengan das€rtai Surat Ketrerangan dart Kepala Desa
:: yang diketahui oleh Camat setempat untuk dibuatkan Surat
i6
ti)
{2)
(3)
(4)
Pengesahan atas penemuannya.
BAB IV
PERIZINANPasal 5
Setiap penemu dan pengelola dapat mengusahakan
Sareng Burung \tltalet yakni kegiatan memelihara,
mengembangkan, mengambil, mengumpulkan dan
memperdagangkan hasil Sarang Burung \A/blet wajib
memperoleh izin.dari Bupatiatau Pejabat yang ditunjuk.
Ein sebagairnana dirnaksud ayat (1) Pasal ini tidak dapat
dipindah tangankan kecuali dengan persetujuan Bupati.
lzin untuk memelihara, mengembangkan. menganpbil,
mengurnpulkan dan rnemperdagangkan Hasil Sanang
Burung Vblet berlaku untuk selamanya.
Tata cara untuk memperoleh izin ditetapkan lebih lanjut
oleh Bupati.
Pasal 6
Setiap rencana usaha Sarang Burung \Ahlet wajib melakukan
upaya pengelolaan lingkwgan hidup dan upaya'pemantiauan
lingkungan iridup sebagai salah satu syarat pengajuan ijin
pengusahaan Sarang Burung VUalet.
Pasal 7
lzin sebagaimana dimaksud Pasal 5 ayat (1) Peraturan Daerah
ini ffik berlaku apabib :
a Tdak rmrenuhi kewajiban . karaiiban sebagairnana
ditentukan dalam izin yang bersangkutan;
L
(1)
b. Jika temyata bertentangan dengan kepentingan umum
dan mengganggu .keseimbangan dan kelestarian hutan
atau nenyebabkan teriadinya kerusakan lingkungan
hidup ;
c. Dikembalikan oleh pemegang izin ,
d. Mengalihkan izin tanpa persetujuan Bupati ;
e. Pemegang izin meninggaldunia.
Pasal I
Bupati dapat mencabut dan membatalkan izin pengelola-
an dan pengusahaan Sarang Burung Walet apabila :
a. Ketertiban umum, keamanan, kesehatan lingkungan
masyarakat terganggu ;
b Seseorang atau badan sebagai pemegahg izin tidak
memenuhidan mematuhi ketentuan yang berlaku ;
c, Lebih dari 6 (enam) bulan izin tidak dipergunakan,
maka izin batal dan pemegang izin menyerahkan
kembali izin kepada Bupati ;
d. Apabila Pemerintah Daerah menentukan lain
peruntukan tanah terhadap lokasi dimaksud untuk
pembangunan ataupun sarana umum lainnya.Pencabutan dan pembatalan izin karena tidak
mengindahkan ketenfuan ayat (1) Fasal ini disertai
den gan penutupan kegiatan pengelolaan dan, pengusaha-
an burung walet.
BAB VPENGELOI.-AAN DA'{ P ENG USAHAAN
Pasal 9
(1) Pelaksanaan kegiatan mengambil Hasil Sarang Burung
I
(2)
'l:l I
Vtlalet harus memperhatikan keseimbangan dan
kelestarian Sarang Burung dan Lingkungan Hidup.
(2) Bupati dapat menunda atau melarang pengambilan,
pengembangan, pengumpulan dan penjualan Hasil
Sarang tsurung \Ahlet jika tidak melaksanakan UKL dan
UPL dapat mengganggu keseimbangan atau
menyebabkan terjadiya kerusakan lingkungan hidup.
Pasal 10
Untuk ketertiban pengelolaan
trynn V\lal€t Bupati dapat
Pemeliharaan, Pengembangan,
Hasil Sarang Burung \A/blet.
dan pengusahaan Sarang
membentuk Tim Pengawas
Pengambilan dan Penjualan
t1)
Pasal 11
Fenemu Sarang Burung Walet sebagaimana dimaksud
Pasal 4 Peraturan Daerah ini dapat diusahakan sendiri
atau dikerjasamakan kepada pihak lain dengan disertai
Surat Perjanjian antara kedua belah pihak.
Foto @py Surat Perjanjian sebagaimana dimaksud ayat
(1) Pasalini dilampirkan dalam pennohonan ijin.
BAB VI
TATA CARA PENGAi'IBILAN
SARANG BURUNG UT'ALET
Pasal 12
Untuk meningd<atkan produktivitas dan menjaga populasi
Burung Vtlalet, pengambilan (panen) Sarang Burung Walet
(2)
L
dihkukan dengan nnmperhatikan ketentuan sebagaiberkut :
a. masa panen dilaksanakan setelah anak burung walet
meninggalkan sarangnya ;
b. sararng burung walet sedang tidak berisi telur;c. panen dilakukan siang hari ;
d. tidak mengganggu Burung V\hlet yang sedang mengerame. dalann hal Sarang Burung bereda di huten produksi,
kawgsan suaka alarn dan kavuasan geles*arian alam agar
mematuhi persyaratan teknis yang ditetapkan oleh
lnstansi yang berwenang dibidang kehutanan.
BAB VtIPEMBINAAN PAN PENGATIVA$A!{
Pasal 13
Bupati melakukan pembinaan dan bimbingan teknispengelolaan dan pengusahaan Sarang Burung. \Atalet.
Pasal 14
Dalam rangka pengavr.asan, Bupdi dapat memberikan sanksi
adminishsi berupa pencabutan izin atau sanksi lainnya
seb,agaimana dtatur datam Pasd I Peraturan Daerah ini.
BAB VlflKETENTUAN PIDANA
Pasal 15
(1) Barang siapa irelanggar ketentuan sebagaimana
dimaksud Pasal 5 ayat (1) ayat (2) dan Pasal 8 ayat (1)
bianem.plffira kurungan paling lama 6 (enam) butan
atau denda pa[ng banyak Rp. 5.000.000.00 ( lima juta
10
.*
(2)
(1)
(2)
rupiah ) ,
Tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini
adalah pelanggbran.
BAB XKETENTTJAN PENYIDIKAN
Pasal 16
Pejabat Penyidik Pegawai F,legeri Sipil tertentu
dilingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang
khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan
tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Undang -
undang Nomor I liahun 1981 tentang Hukum Acara
Pidana.
Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) Pasal iniadalah :
a. Menerima; mencari, mengumpulkan dan meneliti
keterangan atrau laporan berkenaan dengan adanya
tindak pidana ;
b" Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan
mengenai orarg pribadi atau badan tentang
kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan
dengan tindak pidana ;
c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang
pribadi atau badan sehublngan dengan tindak
pidana ;
d. Memeriksa buku - buku, catatan - catatan dan
dokumen - dokumen lain berkenaan dengan tindak
pidana ;
e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan
bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen -
11
dokumen serta melakukan penyitaan terhadap bahan
bukti tersebut;f. Memintia , bantuan tenagA ahli dalam rangka
pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana ;
g- Menyuruh berfienti I melarang seseot:rng
meninggalkan ruangan atau tempat pada saat
pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa
identitas orang dan atau dokumen yang dibawa
sebagaimana dimaksud pada huruf e ;
h. Memofet seseorang yang berkaitan dengan tindak
pidana;i" Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan
diperiksa se@itersangka atrau saksi ;
j. Menghentikan penyidikan ;
k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran
penyidikan tindak pidana menurut hukum yang dapat
dipertanggung jawabkan ;
(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasat ini
memberitahukan dimulainya penyidikan dan meny-
ampaikan hasil penyidikan kepada Penuntut Umum,
sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang -
undang Nomor I Tahun 1981 tentang Hukum Acara
Pklana.
Bf,E XKETENTUAil PERALI}IAN
Pasal 17
Pada saat Penaturan Daerah ini mulai berlaku, orang atau
Badan yang sudah memiliki izin usaha sa€qg burung walet
hanrs:. segeftr, , menrperbaharui izin Pengelolaan dan
Pengusahaan Sarang Burung Walet sesuai dengan peraturan
Daerah ini.
BAB XIKETENTTAIiTPENUTUP
Pasal 18
Hal - hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini
sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut
oleh Bupati.
Pasal 19
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintiahkan
pengundangan Penahnan Daerah ini dengan penempatannya
dalam Lemkaran Daerah Kabupaten pati.
Ditetapkan di pati
pada tanggat 1€ Juni 2002
Bupati Patittd
l. rAsrMANVDiundangkan di Patipada tanggal 10 Juni 2002
Sekretaris Daerah Kahrpaten Patifrd
SLAIT'ET PRAWIRO
Lembaran Daerafi ,t{abupaten FatTahun 2002 Nomor 39"Sesi E
13
PENJEI.ASANATAS
' PERATURANDAERAHKABUPATENPATI
NOIUIOR 5 TAHUN 2OO2
TENIANGPENGEI-OLAAN DAN PENGUSAHAAIT|
SARANG BURUNG WALET
!. PENJELASAN UMUiIDengan ditetapkannya Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang -
Ferubahan Undang - undang Nomor 18 Tahun 1997 tenhng Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah Pemerintah Kabupaten Pati / Kota memiliki kesempatan dan
peluang untuk meningkatkan Pendapatan Daerah melalui Sektor Pajak.
Salah satu sumber keuangan Daerah yang dapat digali oleh Pemerintah
Daerah adalah Pemungut Pajak Pengambilan Sarang Burung Walet.
Agar pengelolaan dan pengusahaan Sarang Burung Walet dapat optimal
dilaksanakan dan diharapkan dapat mendukung konstribusi Daerah dalam
bentuk Pajak, maka perlu diatur dan ditetapkan ketentuan tentang pengelolaan
dan pengusahaan Sarang Burung \frlalet di wilayah Kabupaten Pati sehingga
dalam pengelolaan dan pengusahaan Sarang Burung \Ahlet dapat tercipta
ketertiban pengusahanya.
II. PENJELASAN PASAL DEMI PASALPasal 1
Cukup jelas
Pasal 2
Cukup jelas
Pasal 3
Cukup jelas
Pasal 4.Cukup jelas
14
. Pasal 5€ukup |eb
Pasal 6&rlalp Fds
Pasal 7Cukup jelro
Pasal ICukup pb
Pasel g
\' Culsp ietsPasal tO
Gukup jdaPd 1r
&&up pbPasel tz
CukupplasPasal 13
Pasal 14
Arkup Fl€Pmal 15
6uktpielsPasd 16
Cutttpi*ePsd 17
-a Crkup jdas
Pasd 18
Gukupi#Pag 19
Cukr.pie
15
Recommended