View
212
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
EFEKTIFITAS KOMUNIKASI PEMASARAN
PERSONAL SELLING PUBLIC RELATIONS DAMA
MENINGKATKAN CITRA CV. MINIATURINDO
METODE PENELITIAN SOSIAL
(MPS)
ARIE WINDIARTO 112022000041
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
2012-2013
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat Penelitian
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Pengertian Publik Relation dan Citra
2.1.2 Pengertian Strategi
2.1.3 Konsep komunikasi dan Pemasaran
2.1.4 Pengertian Pemasaran
2.1.5 Proses Komunikasi
2.1.6 Pengertian Komunikasi Pemasaran Personal Selling
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
3.2 Jenis dan Pendekatan Penelitian
3.3 Instrumen dan variable Penelitian
3.4 Teknik Pengumpulan Data
3.5 Metode Analisa Data
BAB IV. PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir ini persaingan dunia bisnis semakin ketat, tidak
terkecuali dalam bisnis miniatur. Perkembangandunia bisnis miniatur saat ini mengalami
perkembangan yang sngat pesat. Untuk itu CV.miniaturindo mengambil kesempatan untuk terjun
kedalam dunia bisnis miniatur, khususnya miniature kapal.Hal ini tidak lepas dari Negara
Indonesia yang terkenal dengan sebutan Negara Maritim.
Komunikasi pemasaran memegang peranan yang sangat penting bagi eksistensi sebuah
perusahaan. Tanpa komunikasi, konsumen maupun masyarakat secara keseluruhan tidak akan
mengetahui keberadaan produk di pasar. Komunikasi pemasaran ini merupakan sarana yang
digunakan perusahaan – perusahaan dalam upaya untuk menginformasikan, membujuk, dan
mengingatkan konsumen secara langsung atau secara tidak langsung tentang produk dan merk
yang mereka jual. Dalam pengertian tertentu, komunikasi pemasaran menggambarkan “suara”
merk dan merupakan sarana yang dapat digunakan untuk membangun dialog dan membangun
hubungan dengan konsumen.
Komunikasi pemasaran membentuk banyak fungsi bagi konsumen. Konsumen dapat
diberitahu atau ditunjuk bagaimana dan mengapa sebuah produk digunakan, oleh orang seperti
apa, dan dimana serta kapan; konsumen dapat belajar tentang siapa yang membuat produk dan
apa yang dipertahankan perusahaan dan merk; konsumen dapat diberikan satu intensif atau
imbalan percobaan atau penggunaan. Komunikasi pemasaran memungkinkan perusahaan
menghubungkan merk – merk mereka dengan orang lain, tempat, acara khusus, pengalaman
merk, perasaan, dan barang. Komunikasi pemasaran dapat berkontribusi pada ekuitas merk
dengan membangun merk dalam ingatan dan menciptakan citra merk. (kotler,Jilid 2, Hal 204)
Dalam hal ini CV.Miniaturindo lebih memilih strategi komunikasi pemasaran personal
selling sebagai strategi pemasaran. Strategi ini dipilih karena CV.Miniaturindo merupakan
perusahaan yang baru berdiri dan terjun kedalam dunia bisnis miniatur kapal di Indonesia.
Strategi ini pemasar dapat menyajikan informasi – informasi tentang produk CV.Miniaturindo
secara langsung kepada konsumen (face-to-face) sehingga pemasar akan mendapatkan efek dan
feedback yang cepat dapat ditindaklanjuti. Dalam hal ini, peran Publik Relation dalam suatu
perusahaan sangat penting sebagai orang mampu untuk menyampaikan informasi – informasi
tentang produk CV.Miniaturindo agar bisa diterima oleh masyarakat dan khalayak sasarannya
serta membangun citra CV.Miniaturindo.
Kendati demikian, proses komunikasi bukanlah hal yang gampang dilakukan. Ini
dikarenakan adanya kemungkinan gangguan (noise) yang dapat menghambat efektifitas
komunikasi. Gangguan tersebut dapat berupa gangguan fisik, masalah semantic, perbedaan
budaya, pesan pesaing dan umpan balik. Di samping itu, hambatan lain yang tidak kalah
besarnya adalah perhatian selektif (selective attention), distorsi selektif (selective distorsion), dan
retensi selektif (selective retention). Seorang konsumen dibombardir sekian banyak pesan
komersial tiap hari. Tidak mungkin semuanya diperhatikan dengan sama seriusnya. Mayoritas
pesan produsen diacuhkan konsumen, terutama yang dianggap tidak relevan dengan kebutuhan
atau minatnya. Konsumen hanya akan memperhatikan pesan-pesan yang dinilai sesuai dengan
system keyakinanya. Dari sedikit pesan yang diperhatikan, akan jauh lebih sedikit lagi yang
benar-benar diingat dalam memori konsumen, apalagi dalam memori jangka panjang. (Fandy
Tjiptono; 2008. 508)
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka perlunya untuk melakukan penelitian tentang
efektifitas Publik Relation CV.Miniaturindo dalam memasarkan produk miniatur kapal
menggunakan Komunikasi Pemasaran Personal Selling. Untuk itu penulis mengambil judul
“EFEKTIFITAS KOMUNIKASI PEMASARAN PERSONAL SELLING PUBLIK
RELATION DALAM MENINGKATKAN CITRA CV.MINIATURINDO”.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
Bagaimana efektifitas komunikasi pemasaran personal selling public relations dalam
meningkatkan citra CV.Miniaturindo?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian dapat ditetapkan
sebagai berikut:
ingin mengetahui efektifitas Komunikasi Pemasaran Personal Selling public relations
dalam meningkatkan citra CV.Miniaturindo.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bagi Penulis
Merupakan kesempatan untuk mempelajari secara langsung dalam praktek kerja yaitu
mengadakan analisis pada CV.Miniaturindo serta menerapkan ilmu-ilmu yang telah
didapat selama di bangku kuliah.
Bagi Manajemen
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dan pertimbangan di dalam
mengambil langkah dan kebijakan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Bagi Ilmu Pengetahuan
Sebagai informasi pengetahuan dalam mempelajari lebih jauh tentang hasil penelitian
yang sudah dilakukan sebagai bahan perbandingan pada penelitian yang akan dating.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teoritis
Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencapai laba yang maksimal. Agar hal tersebut
dapat tercapai maka dibutuhkan penyusunan komunikasi pemasaran yang tepat supaya dapat
memperluas pangsa pasar. Disamping itu perusahaan harus terus meninjau pelaksanaan didalam
memenangkan persaingan demi mencapai tujuan perusahaan. Maka diperlukan pemahaman
terhadap landasan teori yang akan menjadi landasan dalam penelitian ini.
2.1.1 Pengertian Publik Relation dan citra
Publik Relation adalah sebuah ilmu dalam rumpun ilmu social, dan menjadi bagian ilmu
dari induknya ilmu komunikasi. Selain ilmu, Publik Relation pun menjadi sebuah profesi di
bidang komunikasi, yakni profesi sebagai Public Realtion Officer (PRO / pejabat humas) di
lembaga perusahaan; sebagai konsultan Publik Relation, yakni event organizer (penyelenggara
berbagai event dari lembaga atau perusahaan yang menjadi kliennya), advertising designer
(perancang iklan untuk kegiatan Publik Relation), expert of Publik Relation (tenaga ahli
kementrian, perusahaan dan organisasi nirlaba); dan sebagainya.
Dalam dunia bisnis, Publik Relation lebih dari sekedar kata-kata, symbol-simbol, dan
peningkatan pemasaran, tetapi menjadi sumber conseling (konsultan), adviser (penasehat), dan
interpreter (penerjemah) bagi menajemen. Publik Relation berperan sebagai pemberi arah dan
ujung tombak dalam menetralisir opini public atau citra yang negative, sangat diperlukan sekali.
Mengingat tujuan komunikasi adalah untuk mengubah opini, sikap, perilaku, dan social,
sedangkan tujuan Publik Relation adalah pembentukan citra (image building) dan pembentukan
reputasi, track record atau rekam jejak (reputations building). (Ardianto, Elvinaro. 2011.
“Handbook of Public Realtions Pengantar Komprehensif. Hal 4)
Menurut Scott M. Cutlip, Aleen H. Center dan Glen M. Broom (2000), dalam bukunya
effective Public Relations definisi PR, adalah:
Fungsi menajemen yang menilai siak-sikap public, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan
dan prosedur-prosedur dari individu atau organisasi atas dasar kepentingan public dan
melaksanakan rencana kerja untuk memperoleh pengertian dan pengakuan public.
Definisi ini memberikan gambaran jelas bahwa posisi Publik Relation dalam perusahaan
atau organisasi semakin jelas. Artinya, Publik Relation merupakan salah satu divisi perusahaan
yang posisinya di Negara maju menjadi salah seorang direktur (director of Publik Relation), di
Indonesia posisi tertinggi jabatan Publik Relation adalah senior vice president director of
corporate communications. Posisi lainnya ada yang setingkat general manager atau manager.
Menurut Fraser P. Seitel, 2001, Publik Relation adalah
fungsi manajemen yang membantu menciptakan dan saling memelihara arus komunikasi,
pengertian, dukungan, serta kerja sama suatu organisasi atau perusahaan dengan publiknya.
Dan ikut terlibat dalam menangani masalah-masalah atau isu-isu manajemen; Publik Relation
membantu dalam penyampaian informasi dan tanggap terhadap opini public. Publik Relation
secara efektif membantu manajemen memantau berbagai perubahan.
Hampir semua definisi dari kalangan akademisi pada kenyataanya berbicara tentang
pengelolahan komunikasi untuk membangun hubungan baik dan saling pengertian antara
organisasi dan khalayak. Sedangkan definisi dari praktisi cenderung lebih didasari realitas kerja
PR sehari-hari, seringkali mereka menggunakan istilah : organizational communication atau
corporate communication (di Indonesia istilah corporate communication digunakan oleh PT.
Astra international, Tbk. Dan PT. Telkom, Tbk.) untuk mengganti istilah Publik Relation.
(Ardianto, Elvinaro. 2011. “Handbook of Public Realtions Pengantar Komprehensif. Hal 11)
Dari definisi Publik Relation adalah fungsi manajemen dalam pengelolahan komunikasi
untuk membangun hubungan baik dan saling pengertian antara organisasi atau perusahaan dan
khalayaknya. Dan ikut mengidentifikasi kebijakan - kebijakan atau prosedur-prosedur dari
individu atau organisasi atas dasar kepentingan public dalam melaksanakan rencana kerja
untuk memperoleh pengertian dan pengakuan public.
Image atau Citra didefinisikan sebagai a picture of mind, yaitu suatu gambaran yang ada di
dalam benak seseorang. (Holt, Rinehart and Winston Inc. 1996. The Holt Dictionary of
American English. New York. Hal.360)
Menurut Frank Jefkins Citra atau Image adalah kesan, gambaran atau impresi yang tepat
(sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya) mengenai berbagai kebijakan, personel, produk, atau
jasa-jasa suatu organisasi atau perusahaan.
Dari definisi Image atau Citra adalah Suatu gambaran atau kesan yang tepat (sesuai
dengan kenyataan yang sebenarnya) dalam benak seseorang mengenai berbagai kebijakan,
individu, produk, atau jasa-jasa suatu organisasi atau perusahaan.
2.1.2 Pengertian Strategi
Kata “strategi” berasal dari turunan kata dalam bahasa Yunani, yakni strategos yang
diterjemahkan sebagai ‘komandan militer’ pada zaman demokrasi Athena. Menurut kotler
(1997:75) strategi sebagai permainan utuk mencapai sasaran usaha dengan menggunakan
pemikiran strategis. Menurut Tjiptono (1995:3) strategi adalah suatu alat untuk menggambarkan
arah bisnis yang mengikuti lingkungan yang dipilih dan merupakan pedoman untuk
megalokasikan sumberdaya dan organisasi.
Menurut Fandy (1998:3) strategi adalah program untuk menentukan dan mencapai tujuan
organisasi dan mengimplementasikan misinya. Makna yang terkandung dari strategi ini adalah
bahwa para manajer memainkan peranana aktif, sadar dan rasional dalam merumuskan strategi
organisasi.
Dari definisi strategi adalah suatu rencana yang disatukan, menyeluruh yang mengaitkan
keunggulan dari strategi suatu perusahaan dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan
perusahaan, baik internal atau eksternal untuk mencapai suatu tujuan utama yang telah
ditetapkan suatu perusahaan atau organisasi.
2.1.3 Konsep Komunikasi dan Pemasaran
Konsep pemasaran merupakan filsafat bisnis yang mengatakan bahwa pemuasan
kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan social bagi kelangsungan hidup organisasi.
Penggunaan konsep pemasaran yang jitu dapat ikut menunjang berhasilnya pelayanan yang
diberikan kepda konsumen (Santon, 1996).
Komunikasi dan pemasaran merupakan hal yang terpisahkan. Menurut Shimp (2003 : 4)
komunikasi adalah proses di mana pemikiran dan pemahaman disampaikan antar individu, atau
antara organisasi dengan individu. Sedangkan pemasaran adalah sekumpulan kegiatan di mana
perusahaan dan organisasi lainnya mentransfer nilai-nilai (pertukaran) antara mereka dengan
pelanggannya. Jika digabungkan, Komunikasi Pemasaran mempresentasikan gabungan semua
unsure dalam bauran pemasaran merk, yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan
menciptakan suatu arti yang diperluaskan kepada pelanggan atau kliennya.
Menurut Kotler dan Keller (2008:172), komunikasi pemasaran (marketing communication)
adalah sarana dimana perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan
konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merk yang dijual.
Dari beberapa definisi di atas, bisa disimpulkan bahwa Komunikasi Pemasaran adalah
suatu proses kegiatan pendekatan komunikasi yang dilakukan perusahaan kepada pelanggan
dalam upaya membujuk, menginformasikan serta mengingatkan konsumen mengenai produk dan
merk yang dijual agar terjalin suatu hubungan yang baik antara konsumen dengan perusahaan.
2.1.4 Pengertian Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses social dan manajerial di mana individu dan kelompok
mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar
sesuatu yang bernilai satu sama lain. Definisi ini berdasarkan konsep inti, yaitu: kebutuhan,
keinginan dan permintaan; produk, nilai, biaya dan kepuasan; pertukaran, transaksi dan
hubungan; pasar pemasaran dan pemasar.
Amerikan Marketing Association (AMA) (dalam Kotler dan Keller, 2008:5) memberikan
definisi sebagai berikut: Pemasaran adalah suatu organisasi dan serangkaian proses untuk
menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk
mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku
kepentingannya.
Sedangkan menurut Swastha dan Sukotjo (1994:78) pemasaran adalah system keseluruhan
dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menetapkan, mempromosikan dan
mendistribusikan kebutuhan kepada pembeli yang ada. Menurut William J Staton (Swastha,
1990:5) pemasaran adalah suatu system keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk
merencanakan, menetapkan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang
memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah suatu kegiatan
untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen dengan cara melaksanakan kegiatan-
kegiatan perencanaan strategi, penentuan harga, promosi dan distribusi terhadap suatu produk
kepada konsumen.
Adapun tujuan dari pemasaran adalah mengenal dan memahami pelanggan sedemikian
rupa sehingga produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya. Idealnya pemasaran
menyebabkan pelanggan siap membeli sehingga yang tinggal hanyalah bagaimana membuat
produknya tersedia.
2.1.5 Proses Komunikasi
Gambar 1
Proses Komunikasi
.
Untuk berkomuikasi secara efektif pemasar harus memahami bagaimana proses
komunikasi berjalan. Komunikasi melibatkan delapan unsure komunikasi seperti pada gambar 1.
Sumber (komunikator)
EncodingPesan
MediaDecoding Receiver
(komunikan)
EffectFeedback
NOIS
Sender field of experience
receiver field of experience
Dua dari unsure ini adalah pemain utama dalam komunikasi komunikator (sumber) an
receiver (komunikan). Dua lainnya merupakan alat komunikasi utama pesan dan media. Empat
unsure lainnya adalah fungsi utama komunikasi penyadian (encoding), pengartian (decoding),
effect, dan feedback. Unsure terakhir adalah noise / gangguan dari system.
Definisi semua unsure komunikasi tersebut adalah:
Sumber (komunikator) : Pihak yang mengirim pesan
Penyandian (Encoding) : proses menuangkan pikiran ke dalam bentuk simbolik.
Pesan : symbol-simbol.
Media : saluran / sarana komunikasi.
Pengartian (decoding) : Proses dimana receiver mengartikan symbol-simbol.
Receiver (komunikan) : pihak yang menerima pesan.
Effect : Reaksi receiver.
Feedback : respon receiver yang dikembalikan kepada pengirim.
Noise : Kesulitan atau distorsi tak terduga.
Agar suatu pesan efektif, proses encoding komunikator harus mampu melalui proses
pengartian komunikan, jadi pesan yang terbaik mangandung kata-kata dan symbol-simbol lain
yang sudah dikenal baik oleh komunikan. Semakin banyak kesamaan rasa yang terjalin antara
komunikator dan komunikan, semakin efektif pesan yang disampaikan.
2.1.6 Pengertian Komunikasi Pemasaran personal Selling
Kegiatan personal selling merupakan bagian dari kegiatan promosi yaitu cara untuk
memperkenalkan dan menarik minat konsumen terhadap produk yang ditawarkan secara tatap
muka. Promosi ini merupakan salah satu variable di dalam marketing mix yang sangat penting
untuk dilaksanakan oleh perusahaan dalam menawarkan produknya.
Personal selling merupakan alat promosi yang sifatnya secara lisan, baik kepada seseorang
maupun lebih calon pembeli dengan maksud untuk menciptakan terjadinya transaksi pembelian
yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak, dengan menggunakan manusia sebagai alat
promosinya. Komunikasi yang dilakukan kedua belah pihak bersifat interaktif atau komunikasi
dua arah sehingga penjual dapat langsung memperoleh tanggapan sebagai umpan balik tentang
keinginan dan pendapat konsumen. Penyampaian berita atau proses komunikasi dapat dilakukan
dengan sangat fleksibel karena dapat disesuaikan dengan situasi yang ada.
Berikut beberapa definisi mengenai personal selling:
Personal selling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon
pelanggan unutk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk
pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba membelinya.
Personal selling adalah salah satu sarana komunikasi yang membawa pesan sesuai dengan
kebutuhan dan keyakinan spesifik dari setiap konsumen (Spiro dan Weitz, 1990). Menurut Belch
dan Belch (2004:599) (dalam Soemanagara, 2008:43) menggambarkan personal selling sebagai
dyadic communication yang melibatkan 2 orang atau lebih dimana penjual menyajikan
informasi-informasi tentang suatu produk secara langsung kepada konsumen (face-to-face)
sehingga kita akan mendapatkan efek dan feedback yang secara cepat dapat kita tindak lanjuti.
Menurut kotler (2003) personal selling adalah seni penjualan kuno. Walaupun kuno,
personal selling adalah alat yang paling efektif dalam proses menghasilkan proses pembelian,
terutama dalam membangun preferensi, keyakinan, dan tindakan pembelian.
Sales people yang efektif lebih dari sekefar memiliki naluri dalam penjualan, namun
mereka dapat dilatih sehingga memiliki kemampuan dalam metode-metode analisis dan
menajemen pelanggan. Sales people focus pada komunikasi interpersonal, memahami kebutuhan
dan karakteristik konsumen, membentuk dan menjaga hubungan dengan konsumen, dan unit
analisisnya ada pada tim penjualan.
A. Sifat-sifat Personal Selling
Menurut Philip Kotler (1997:224) dalam bukunya manajemen pemasaran, personal
selling bila di bandingkan dengan periklanan memiliki tiga sidat khusus, yaitu:
Konfrontasi Personal (Personal Confrontation)
Personal selling mencakup hubungan yang hidup, langsung dan interaktif antara dua
orang atau lebih. Masing-masing pihak dapat melihat kebutuhan dan karakteristik
pihak lain secara lebih dekat dan segera melakukan penyesuaian.
Pengembangan (Cultivation)
Personal selling memungkinkan timbulnya berbagai jenis hubungan mulai dari
hubungan penjualan sampai dengan hubungan persahabatan.
Tanggapan (Respond)
Personal selling membuat pembeli merasa berkewajiban untuk mendengar,
memperhatikan dan menanggapi wiraniaga.
B. Bentuk-bentuk Personal Selling
Menurut Djasmin Saladin dan Yevis Merti Oesman (1994:195) terdapat tiga bentuk dari
Personal selling, yaitu:
Retail Selling
Tenaga penjual melakukan penjualan dengan jalan melayani konsumen yang dating ke
took atau perusahaan.
Field Selling
Tenaga penjual yang melakukan penjualan di luar perusahaan, yakni dengan
mendatangi konsumen ke rumah-rumah perusahaan, kantor-kantor dan lain-lain.
Executive Selling
Pimpinan perusahaan yang bertindak sebagai tenaga penjual yang melakukan
penjualan.
C. Tugas Personal Selling
Menurut Saladin, tugas dari personal selling adalah:
Mencari calon pembeli (Prospecting)
Personal selling setuju untuk mencari pelanggan bisnis baru yang kemudian dijadikan
sebagai pelanggan bisnis potensial bagi perusahaannya.
Komunikasi (Communicating)
Personal selling memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pelanggan bisnis tentang
produk yang jelas dan tepat.
Penjualan (Selling)
Personal selling harus tahu seni menjual, mendekati pelanggan bisnis sasaran,
mempresentasikan produk, menjawab keberatan-keberatan, menutup penjualan.
Mengumpulkan Informasi (information gathering)
Personal selling melakukan riset pasar sehingga mendapatkan informasi tentang
pelanggan bisnis dan keadaan pasar serta membuat laporan kunjungan baik yang akan
dilakukan maupun yang telah dilakukan.
Pelayanan (Servising)
Personal selling melakukan pelayanan kepada pelanggan bisnis, mengkomunikasikan
masalah pelanggan bisnis, memberikan bantuan teknis dan melakukan pengiriman.
Pengalokasian (Allocation)
Personal selling setuju untuk memutuskan pelanggan bisnis mana yang akan lebih dulu
memperoleh produk bila terjadi kekurangan produk pada produsen.
D. Lima Aspek Penting dalam Personal Selling
Terdapat lima aspek penting dalam Personal selling:
1. Professionalism (Profesionalisme)
2. Negotiation (Negosiasi)
3. Relationship Marketing (Pemasaran Hubungan)
4. Selling person role (Peran penjual pribadi)
5. Managerial
BAB III
METODE PENELITIAN
3. 1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di CV.Miniaturindo yang merupakan perusahaan miniature kapal
yang belokasi di Sidoarjo. Penulis memilih perusahaan ini karena CV.Miniaturindo adalah salah
satu perusahaan miniature kapal yang baru berdiri selama 4 tahun dan telah mengalami
perkembangan yang sangat pesat di dunia miniatur, sehingga peneliti tertarik untuk mengetahui
strategi komunikasi dalam memasarkan produk miniature kapal dengan Publik Relatios sebagai
ujung tombak perusahaan.
3.2 Jenis dan Pendekatan Penelitian
Sesuai dengan judul yang penulis riset, maka metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Menurut Nur Indriantoro (2002: 12) metode kualitatif merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan yang menekankan pada pemahaman mengenai masalah dalam kehidupan sosial berdasarkan kondisi realitas yang holistis, kompleks dan rinci.
Menurut Sugiyono (2002:129), data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari pihak pertama atau sumber kepada pihak kedua atau penerima data, biasanya proses pengumpulan data diperoleh dari wawancara.
“Data Primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli atau tidak melalui media perantara “(Indriantoro,2002:146-147). “Wawancara merupakan teknik pengumpuan data dalam metode survei yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian” (Indriantoro,2002:26). Menurut Nur Indriantoro (2002) observasi merupakan suatu proses pengumpulan data mengenai perilaku dan kejadian secara detail dan hanya mencatat kejadian yang terjadi.
Menurut Sugiyono (2002:129), data sekunder adalah pihak pertama tidak memberikan datanya secara langsung kepada pihak kedua atau penerima data, contohnya narasumber memberikan datanya melalui dokumen maupun melalui pihak lainnya.
“Pendekatan deskriptif merupakan penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi“ (Indriantoro,2002:26).
Dalam menentukan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan yang menurut Meolong
(2006:324-325) terdiri dari empat kriteria, antara lain derajat kepercayaan (credibility),
keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), kepastian (confirmability).
Kriterium derajat kepercayaan menggantikan konsep validitas internal yang memiliki
fungsi melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat
dicapai, serta mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan
pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang saling diteliti. Kriterium keteralihan
berbeda dengan validitas eksternal, generalisasi suatu penemuan dapat berlaku atau dapat
ditetapkan pada semua konteks dalam populasi yang sama atas dasar penemuan yang diperoleh
pada sample yang secara representatif mewakili populasi. Dependability merupakan kriteria yang
digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari hasil kegiatan penelitian ini dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah atau tidak, maka perlu diuji kebergantungannya guna
mengkaji kegiatan yang dilakukan oleh peneliti, digunakan untuk menjaga kehati-hatian akan
terjadinya kemungkinan kesalahan dalam pengumpulan data. Confirmability merupakan langkah
yang digunakan untuk mendapatkan jawaban apakah ada keterikatan antara data yang sudah
diorganisasikan dalam catatan lapangan dengan materi-materi yang digunakan, penelitian ini
digunakan untuk mengkaji keobjektifan penelitian yang berkaitan dengan proses yang dilakukan,
penelitian dapat dikatakan objektif apabila hasil penelitian disepakati oleh banyak orang.
3.3 Instrumen dan Variable Penelitian
Jika dalam penelitian kualitatif, instrumen penelitian adalah penelitinya sendiri, maka
dalam penelitian kuantitatif, instrumen harus dibuat dan menjadi perangkat yang
"independent" dari peneliti. Peneliti harus mampu membuat instrumen sebagus mungkin,
apapun instrumen itu. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis instrument kuisoner.
Sedangkan untuk variable penelitian menggunakan satu variable, yaitu komunikasi
pemasaran personal selling (x).
3.4 Teknik Pengumpulan Data dan Populasi
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik sampling non random, karena sesuai
dengan jumlah customer CV.Miniatruindo, sehingga jumlah populasi dalam penelitian ini
tergantung dengan jumlah customer CV.Miniatuindo. Jenis sampling dalam pnelitian ini
menggunakan sampling jenuh.
3.5 Metode Analisa Data
Dalam penelitian ini metode penelitiannyanya menggunakan skala nominal dengan uji
frekuensi untuk menentukan efektifitas komunikasi pemasaran personal selling public relations
dalam meningkatkan citra CV.Miniaturindo.
Recommended