View
102
Download
2
Category
Preview:
DESCRIPTION
managemen
Citation preview
LAPORAN DISEMINASI AWAL
PRAKTIK PROFESI DEPARTEMEN MANAGEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG DAHLIA II RSUD NGUDI WALUYO WLINGI BLITAR
Oleh :
Asmawati Fitriana J 115070201111005
Dika Arini Pratiwi 115070201111007
Etri Nurhayati 115070201111019
Triana Novitasari 115070201111027
Reny Rudy Asista 115070200111053
Nunik Fatmawati 115070200111037
Meti Verdian Yunisa 115070200111045
Ni Wayan Asmanira Y. 115070201111011
Nur Anisa 115070201111031
Anita Nur Mayasari 115070200111050
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berdasarkan UU No 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen
bahwa pasien berhak mendapatkan kenyamanan, keamanan, dan keselamatan,
memilih, informasi yang benar, jelas, dan jujur, didengarkan pendapat dan
keluhannya, mendapatkan advokasi, pendidikan & perlindungan konsumen,
dilayani secara benar, jujur, tidak diskriminatif, memperoleh kompensasi, ganti
rugi dan atau penggantian. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65
Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapanan Standar
Pelayanan Minimal, Bab I ayat 6 menyebutkan pelaksanaan kegiatan
pemerintahan di daerah mengacu kepada Standar Pelayanan Minimum (SPM)
akan menjadikan jaminan bagi masyarakat dalam memperoleh pelayanan yang
baik dari pemerintah sesuai dengan kebutuhannya. Salah satu penyedia
pelayanan kesehatan adalah rumah sakit, sehingga rumah sakit tersebut harus
mampu memberikan pelayanan yang bermutu dan dapat memuaskan pasien
(Depkes RI, 2008).
Mutu pelayanan keperawatan dapat merupakan suatu pelayanan
keperawatan yang komprehensif meliputi bio-psiko-sosio-spiritual yang diberikan
oleh perawat profesional kepada pasien (individu, keluarga maupun masyarakat)
baik sakit maupun sehat, dimana perawatan yang diberikan sesuai dengan
kebutuhan pasien dan standar pelayanan.
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan di rumah sakit yang mempunyai peranan besar terhadap pencapaian
efisiensi, mutu dan citra rumah sakit di mata masyarakat. Perawat merupakan
salah satu tenaga profesional yang jumlahnya terbanyak di rumah sakit,
sehingga perlu upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit melalui upaya
peningkatan pelayanan keperawatan (Trimumpuni, 2009). Tenaga perawat
merupakan salah satu kelompok sumber daya manusia (SDM) di rumah sakit
yang memiliki jumlah paling banyak yaitu mencapai 60% - 70% (Ilyas, 2006).
Tenaga perawat merupakan tenaga kesehatan yang paling lama berinteraksi
secara langsung dengan klien sehingga baik buruknya kualitas pelayanan
2
keperawatan di suatu rumah sakit akan sangat menentukan kualitas pelayanan
kesehatan di rumah sakit tersebut ( Ilyas 2006).
Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya
dibidang keperawatan, maka tuntutan profesionalisme semakin meningkat.
Melihat fenomena tersebut maka kualitas mutu pelayanan kesehatan terutama di
rumah sakit harus disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat.
Model Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) adalah suatu sistem
(struktur, proses dan nilai-nilai) yang memungkinkan perawat profesional
mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang
pemberian asuhan tersebut (Nursalam, 2011). Pada MAKP memungkinkan
pelayanan keperawatan yang menyeluruh, mendukung pelaksanaan proses
keperawatan, dan memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah
diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim dan pelanggan. Jenis MAKP
yang diterapkan sangat bergantung dari visi misi Rumah Sakit, dapat
diterapkannya proses keperawatan, memperhatikan kepuasan perawat dan
pasien serta komunikasi dan kolaborasi yang jelas antar petugas kesehatan.
Untuk mempermudah tercapai suatu tujuan dari organisasi dibutuhkan
suatu ilmu yang disebut dengan Manajemen. Manajemen merupakan suatu ilmu
tentang upaya manusia untuk memanfaatkan semua sumber daya yg dimilikinya
untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Manajemen proses
perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing) pengarahan (Actuating),
pengawasan (Controlling) usaha-usaha para anggota organisasi dan
penggunaan sumberdaya-sumberdaya organisasi lain agar mencapai tujuan
organisasi yg telah ditetapkan Berdasarkan hal tersebut kami dari kelompok 3
profesi kelas reguler akan belajar mengidentifikasi dan menganalisa proses dari
5M (Man, Money, Method, Materials and Machine, dan Market) hingga
perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing) pengarahan (Actuating),
pengawasan (Controlling) usaha-usaha para anggota organisasi dan
penggunaan sumberdaya-sumberdaya organisasi dalam mencapai tujuan
organisasi yg telah ditetapkan manajemen keperawatan di Ruang Dahlia RSUD
Ngudi Waluyo Wlingi.
3
1.2. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan
diharapkan mahasiswa mampu mengidentifikasi dan melaksanakan
pelayanan/asuhan keperawatan pada klien sesuai dengan prinsip
manajemen keperawatan profesional.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian terhadap pelaksanaan asuhan
keperawatan yang dilaksanakan di Ruang Dahlia II RSUD Ngudi
Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar.
b. Mampu menganalisis atau mengidentifikasi 5M (Man, Money,
Methode, Material and Machine) dan situasi manajemen
keperawatan yang ada di ruang Dahlia II RSUD Ngudi Waluyo
Wlingi Kabupaten Blitar.
c. Mampu mengidentifikasi permasalahan manajemen keperawatan
yang ada di Ruang Dahlia II RSUD Ngudi Waluyo Wlingi
Kabupaten Blitar.
d. Mampu menentukan prioritas masalah berdasarkan permasalahan
yang teridentifikasi.
e. Mampu membuat tujuan dan rencana pemecahan masalah (plan
of action) untuk mengatasi permasalahan yang diprioritaskan.
f. Mampu melaksanakan kegiatan yang direncanakan pada plan of
action yang telah disepakati bersama unit terkait
g. Mampu mengevaluasi hasil kegiatan yang telah direncanakan.
h. Mampu merencanakan tindak lanjut dari hasil yang dicapai berupa
upaya mempertahankan dan memperbaiki hasil melalui kerjasama
dengan unit terkait di rumah sakit.
i. Melaksanakan seminar evaluasi hasil pelaksanaan kegiatan
manajemen keperawatan di Ruang Dahlia II RSUD Ngudi Waluyo
Wlingi Kabupaten Blitar.
4
1.3. Manfaat
1. Bagi mahasiswa
a. Mengaplikasikan dan mengintegrasikan konsep manajemen
keperawatan dalam tatanan praktek klinik dan pengembangan
wawasan pengetahuan atau teori manajemen melalui penerapan
fungsi manajemen bangsal.
b. Memberikan kesempatan untuk berfikir kritis dalam menganalisa
MAKP (Metode Asuhan Keperawatan Profesional).
c. Mengaplikasikan metode supervisi klinis dalam praktek
manajemen keperawatan.
d. Memberikan pengalaman pada mahasiswa dalam bidang
manajemen keperawatan.
2. Bagi ruangan atau institusi rumah sakit
Dapat dijadikan sebagai sarana dukungan, masukan, atau
pengembangan fungsi manajemen bangsal guna mempertahankan
dan peningkatan kualitas pelayanan keperawatan di ruangan pada
khususnya dan kualitas pelayanan rumah sakit pada umumnya.
5
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
2.1. Rumah Sakit
RSUD Ngudi Waluyo Wlingi adalah Rumah Sakit Rumah Sakit Umum
Tipe B Non Pendidikan milik pemerintah Kabupaten Blitar. Berlokasi di Jl. Dr.
Soecipto No. 5 Wlingi Jawa Timur Indonesia. RSUD Ngudi Waluyo Wlingi
menempati sebidang tanah seluas 40.000 m2, dengan luasbangunan seluruhnya
10.065,73 m2. Yang dibangun secara bertahap sejak tahun anggaran 1981/1982.
Sesuai dengan PP nomor 45 tahun 2011 tentang Organisasi Perangkat Daerah
Kabupaten Blitar, Rumah Sakit Umum Daerah Ngudi Waluyo Wlingi mempunyai
tugas melaksanakan pelayanan kesehatan yang paripurna, dengan
mengutamakan upaya penyembuhan dan pemeliharaan kesehatan perorangan,
yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan
pencegahan penyakit, serta melaksanakan upaya rujukan.
2.1.1. Sejarah Singkat RSUD Ngudi Waluyo Kediri
Pada awal kemerdekaan, RSUD Ngudi Waluyo Wlingi sudah
menjalankan operasional pelayanan kesehatan, setingkat Balai
Pengobatan, sebagaimana layaknya Puskesmas saat ini) tanpa
pelayanan Rawat Inap. Baru pada awal tahun 1950an pastinya tidak jelas
RSUD Ngudi Waluyo Wlingi menjadi Rumah Sakit Umum dengan
pelayanan Rawat Jalan dan Rawat Inap, status milik pemerintah
Kabupaten Blitar, dengan nama RSUD Wlingi , menempati gedung lama
di jalan A.. Yani Wlingi. Ditetapkan sebagai Rumah Sakit Tipe C dengan
SK Menkes No 303/Menkes/SK/IV/1987 tanggal 30 April 1987. Dan
Setelah melalui penilaian Departemen Kesehatan , ditetapkan menjadi
Rumah Sakit Tipe B non Pendidikan oleh Menteri Kesehatan dengan
keputusan nomor 1167/Menkes/SK/X/2004 pada tanggal 18 Oktober
2004 yang kemudian ditindaklanjuti dengan Keputusan Bupati Blitar no.
293/2004 tanggal 23 Nopember 2004.
6
2.1.2. Visi Rumah Sakit
Menjadi rumah sakit dengan pelayanan prima, bermutu,
terjangkau dan sebagai pusat rujukan.
2.1.3. Misi Rumah Sakit
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang profesional, cepat, tepat,
akurat dan memuaskan pelanggan.
2. Mengembangkan pelayanan kesehatan spesialistik.
3. Menyelenggarakan pelayanan pendidikan yang bermutu dan
professional dengan komitmen tinggi.
4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pelatihan dan
pendidikan.
5. Menyediakan sarana, prasarana pelayanan kesehatan dan
pendidikan yang berkualitas.
6. Menjalin hubungan kerja yang harmonis dengan pelanggan.
7. Meningkatkan kesejahteraan karyawan.
2.1.4. Tujuan Rumah Sakit
1. Menjamin hak masyarakat untuk menerima setiap jenis layanan yang
disediakan rumah sakit.
2. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
3. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
rumah sakit.
4. Memberikan pelayanan yang lebih intensif dan komprehensif.
5. Menciptakan competitive advantage dalam industri pelayanan
kesehatan.
6. Membantu meningkatkan pelayanan kesehatan yang diberikan
rumah sakit dalam rangka memnuhi kebutuhan masyarakat.
7. Meningkatkan peran RSUD dalam peningkatan pendidikan
kesehatan
8. Meningkatkan kompetensi sumber daya baik tenaga medis maupun
paramedis dalam rangka peningkatan pelayanan.
9. Meningkatkan loyalitas dan komitmen sumber daya manusia yang
dimiliki dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan yang
diberikan.
7
10. Meningkatkan optimalisasi pencapaian tujuan layanan yang diberikan
oleh rumah sakit
11. Meningkatnya pelayanan publik secara efektif dan efisien
12. Meningkatkan kinerja karyawan secara individu yang selanjutnya
akan memberikan peningkatan kinerja organisasi
2.1.5. Falsafah Rumah Sakit
Optimalisasi semua sumber daya yang ada melalui pendekatan
pribadi dan institusi untuk memberikan layanan kesehatan yang terbaik
kepada masyarakat.
2.1.6. Motto Rumah Sakit
“Melayani Sepenuh Hati”
2.1.7. Nilai/janji Rumah Sakit
a. Kejujuran
b. Keterbukaan
c. Keramahan
d. Kerendahan hati
e. Kasih sayang
f. Kerja keras
g. Loyalitas
h. Tanggung jawab
i. Ikhlas
2.1.8. Fasilitas Pelayanan Rumah Sakit
Fasilitas yang ada di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi antara lain :
- Pelayanan Medis
- Pelayanan Penunjang
- Medical Check Up
- Dokter Umum
- Dokter Gigi
- Dokter Spesialis/sub
spesialis
- Anak
- Bedah
- Kebidanan dan kandungan
- Penyakit Dalam
- THT
- Mata
- Paru
- Kulit dan Kelamin
- Rehabilitasi Medik
10
- Akupunntur
- Gizi
- Laboratorium Patologi Klinik
- Radiologi
- Konsultasi Gizi
- Farmasi
- UGD 24 jam
- Rawat Inap
- Rawat Jalan
- Rawat Bedah
2.2. Ruang Dahlia II
Ruang Dahlia II berdiri bersamaan dengan berdirinya RS Ngudi Waluyo
Wlingi. Ruang ini termasuk kelas III dengan tipikal multiple case (banyak kasus).
Terdiri dari 12 kamar dan 45 Tempat Tidur.
2.2.1. Denah Ruang Dahlia II
11
BAB III
HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA SERTA SINTESA PERMASALAHAN
MANAJEMEN KEPERAWATAN
3.1. Hasil Pengkajian
3.1.1. 5 M (Man, Material and Machine, Method, Money, Market)
1. Man
a. Kuantitas Sumber Daya Manusia
Jumlah tenaga keperawatan di Ruang Dahlia II RSUD Ngudi
Waluyo Wlingi adalah 23 orang dengan rincian sebagai berikut :
Tenaga Keperawatan
Tabel 3.1 Kualifikasi Tenaga Keperawatan Ruang Dahlia II RSUD Ngudi Waluyo Wlingi
No. Kualifikasi Jenis Jumlah Jumlah total
Prosentase
1. S1
Keperawatan
PNS 1 3 13.05%
Non PNS 2
2. DIII
Keperawatan
PNS 12
19 82,60% Non PNS 4
Magang 3
3. DIII Kebidanan PNS 1 1 4,35%
Jumlah 23 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diinterpretasikan bahwa
sebagian perawat di Ruang Dahlia II yaitu 82,60% berpendidikan DIII
Keperawatan dan hanya 13,05% yang berpendidikan S1, sehingga
perlu ditingkatkan untuk bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang
lebih tinggi. Sedangkan untuk rekruitmen pegawai dan kriteria masuk
tidak ada spesifikasi khusus.
12
Tenaga Non Keperawatan
Tabel 3.2 Tenaga Non Keperawatan Ruang Dahlia II RSUD Ngudi Waluyo Wlingi
No. Kualifikasi Jumlah Prosentase
1. Dokter Spesialis Penyakit Dalam 3 11.11%
2. Dokter Spesialis Paru 1 3.70%
3. Dokter Spesialis Syaraf 2 7.41%
4. Dokter Spesialis Penyakit
Jantung
- -
5. Dokter Spesialis THT 1 3.70%
6. PPDS 1 3.70%
7. Dokter Umum 3 11.11%
8. Tenaga Farmasi 4 14.82%
9. Tenaga Gizi 2 7.41%
10. Administrasi 1 3.70%
11. Pekarya Kesehatan 4 14.82%
12. Cleaning Service (CS) 5 18.52%
Total 27 100%
Berdasarkan tabel di atas diinterpretasikan bahwa sebagian
besar yaitu 22,22% tenaga non keperawatan di ruang Dahlia II
adalah tenaga farmasi dan pekarya kesehatan.
b. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Berdasarkan hasil rekapitulasi yang dilakukan didapatkan
kualifikasi tenaga perawat di ruang Ruang Dahlia II sebagai berikut :
Tabel 3.3 Kualitas Tenaga Keperawatan Ruang Dahlia II RSUD Ngudi Waluyo Wlingi
No Nama Pendidikan Masa Kerja
Jenis Ketenagaan
Pelatihan yang pernah diikuti
Ket
1. Nanik
Dwi
Astuti,
AMK
D3
Keperawatan
31
tahun
PNS Pelatihan PONEK, CTU, PPGD, Pelatihan Kepemimpinan dan Managemen Keperawatan, Pelatihan komunikasi efektif & keselamatan pasien,
13
Asesor, Clinical pathway
2. Zaenab
Susiland
ari, AMK
D3
Keperawatan
25
tahun
PNS Pelatihan PPGD, Kolaborasi TB-HIV untuk petugas HIV, Pelatihan komunikasi efektif & keselamatan pasien, Asesor
3. Siti
Mudawar
oh, Amd.
Kep
D3
Keperawatan
- PNS Pelatihan PPGD, Pelatihan komunikasi efektif & keselamatan pasien
4. Sri
Winarsih,
Amd.
Keb
D3
Kebidanan &
D3
Keperawatan
28
tahun
PNS Pelatihan klinik APN, CTU, Peningkatan ketrampilan standarisasi ABPK, PPGD
5. Marji,
Amd.
Kep
D3
Keperawatan
11
tahun
PNS Pelatihan PPGD
6. Ali
Asrori,
Amd.
Kep
D3
Keperawatan
- PNS Pelatihan PPGD, CST HIV AIDS, Clinical pathway
7. Nanang
Yudhy
Prasetyo
, Amd.
Kep
D3
Keperawatan
9 tahun PNS Pelatihan PPGD, Pelatihan komunikasi efektif & keselamatan pasien
8. Agus
Wahyudi,
Amd.
Kep
D3
Keperawatan
6 tahun PNS Pelatihan PPGD
9. Kanthi
Susilowa
ti, Amd.
Kep
D3
Keperawatan
17
tahun
PNS Pelatihan PPGD, Perawatan luka kanker, Asesor
14
10. Lilis
Suryani,
Amd.
Kep
D3
Keperawatan
4 tahun PNS Pelatihan PPGD, BCTLS, Asesor
11. Iswahyu
ni, Amd.
Kep
D3
Keperawatan
- PNS Pelatihan PPGD, BCLS
12. Wiwit
Dwi
Astuti,
Amd.
Kep
D3
Keperawatan
- PNS Pelatihan PPGD, Pelatihan komunikasi efektif & keselamatan pasien
13. Astri Yuli
Astuti,
Amd.
Kep
D3
Keperawatan
6 tahun PNS Pelatihan PPGD
14. Alfi Liana
Dwi
Hartik,
Amd.
Kep
D3
Keperawatan
3 tahun Non PNS Pelatihan PPGD, BCLS
15. Riessha
Juwitanin
grum,
Amd.
Kep
D3
Keperawatan
3 tahun Non PNS Pelatihan BCLS
16. Ridwan
hendis
Saputra,
Amd.
Kep
D3
Keperawatan
2 tahun Non PNS Pelatihan BLS, BTLS, Deteksi Dini Pencegahan Penatalaksanaan pada Sindrom Koroner Akut
17. Novi
Krystila
Dewi,
Amd.
D3
Keperawatan
- Non PNS Pelatihan BTLS, BCLS
15
Kep
18. Ns. Rizki
Meinar
Dewanta
ri, S.Kep
S1
Keperawatan
2 tahun Non PNS Pelatihan BLS, Pelatihan EKG & Cardiac Nursing
19.
.
Ns. Yulfa
Enie
Rahayu,
S.Kep
S1
Keperawatan
2 tahun Non PNS Pelatihan BCLS/BLS, Pekerti
20. Ns. Siti
Ruh
Azizah,
S.Kep
S1
keperawatan
3 bulan PNS Pelatihan BCTLS
21. Septiana
nda,
Amd.
Kep
D3
keperawatan
6 bulan Magang Pelatihan BCTLS
22. Ludra
Pungki,
Amd.
Kep
D3
keperawatan
3 tahun Magang Pelatihan PPGD, BTLS
23. Nursiska,
Amd.
Kep
D3
Keperawatan
6 bulan Magang Pelatihan BLS
Berdasarkan tabel di atas diinterpretasikan bahwa sebanyak
100% perawat yang bekerja di Ruang Dahlia II RSUD Ngudi Waluyo
Wlingi pernah mengikuti pelatihan atau kegiatan untuk meningkatkan
skill dan kemampuan dalam bidang medis.
16
c. Kebutuhan tenaga perawat sesuai tingkat ketergantungan
pasien
Tingkat Ketergantungan Pasien
Jumlah pasien, diagnosa medis, serta tingkat ketergantungan
pasien di Ruang Dahlia II RSUD Ngudi Waluyo Wlingi pada tahap
pengkajian yakni tanggal 27-29 Juli 2015 adalah sebagai berikut :
Tabel 3.4 Diagnosa dan Skor Ketergantungan Pasien di Ruang Dahlia II RSUD Ngudi Waluyo Wlingi pada tanggal 27 Juli 2015
Kamar No.
Tempat Tidur
Initial Pasien Diagnosa Medis
Skor Ketergantungan
NU 1 Tn. Ds CKD T
2 Tn. Nt CVA P
3 Ny. Mr CVA + HF + DM P
4 Tn. Sl CVA P
NS 1 Tn Sh CVA T
2 Tn. Dp HT P
3 Tn. Ktn Leukositosis P
4 Ny. Fr CVA T
Interme
diet
1 Tn. Prj HF + Efusi Pleura P
2 Tn. Skd COPD + HT P
3 Tn. Ist CVA + Hipoglikemi T
4 - - -
1 1 Tn. Aw CVA P
2 Ny. Kry Vertigo P
3 Ny. Ary HT + HF P
4 Tn. As HF + Hepatomegali P
5 Tn. Srp Ca Colon P
2 1 Tn. Am Asma Bronkiale P
2 Ny. Tsw ALO P
3 Tn. Mng HM Anemia P
4 Tn. Sky PPOK + HF P
5 Tn. Prw Pneumonia P
3 1 Tn. Tn Diare + Anemia P
2 Ny. Mly Ca Paru P
17
3 Tn. Sms DHF P
4 Ny. Sf Sub. CH T
5 - - -
4 1 Ny. Sw CKD + HF + HT P
2 Ny. Am Selulitis P
3 Tn. Skn CKD + HT P
4 Tn. Ydn Typoid P
5 Tn. Rs HM P
Isos Tn. Wgc Tetanus T
Kpu 1 - - -
2 - - -
3 - - -
KPs 1 Ny. Sm TB + DM P
2 -
3 -
DM 1 Tn. Asj DM Ulkus P
2 Ny. Smt DM Ulkus P
3 Tn. Ysw DM Ulkus P
SARS 1 Tn. Stn B20 + TB P
2 - - -
3 - - -
Keterangan: M : Minimal Care ; P : Parsial care ; T : Total care
Berdasarkan tabel di atas diinterpretasikan bahwa pada tanggal
27 Juli 2015 terdapat 36 pasien, sebanyak 0% pasien yang dirawat
memiliki tingkat ketergantungan minimal dan 83,3% pasien memiliki
tingkat ketergantungan parsial, 16,7% pasien yang dirawat memiliki
tingkat ketergantungan total.
Tabel 3.5 Diagnosa dan Skor Ketergantungan Pasien di Ruang Dahlia II RSUD Ngudi Waluyo Wlingi pada tanggal 28 Juli 2015
Kamar No. Tempat
Tidur Initial
Pasien Diagnosa Medis
Skor Ketergantungan
NU 1 Tn. Ds CKD T
2 Tn. Nt CVA P
3 Ny. Mr CVA + HF + DM P
18
4 Tn. Sl CVA T
NS 1 Tn. Sh CVA T
2 Ny. Sf Dyspepsia
syndrome
P
3 Tn. Ktn Leukositosis P
4 Ny. Fr CVA T
Intermed
iet
1 Tn. Prj HT + Dyspepsia
syndrome
P
2 Tn. Skd COPD + HT T
3 Tn. Ist DM + HT P
4 Ny. Tkr HF + Dyspnoe P
1 1 Ny. Stm Gastritis +
dyspepsia
syndrome
P
2 Tn. Trb GEA P
3 Ny. Ary HT + HF P
4 Tn. As HF + cholelitiasis P
5 Ny. Pnk HF P
2 1 Tn. Am Asma Bronkiale +
PPOK
P
2 Ny. Tsw ALO + HF +
Pneumonia
P
3 Tn. Mng HM +Tumor
abdomen
P
4 Tn. Sky PPOK + HF P
5 Tn. Prw PPOK +
Pneumonia
P
3 1 Tn. Tn CKD stg IV P
2 Tn. Hs HM + Gastritis T
3 Tn. Sms DHF P
4 Ny. Sf Anemia + HF P
5 Tn. Skm Sirosis hepatis +
Asites
P
4 1 Ny. Sw CKD + HF + HT P
19
2 Ny. Am Selulitis pedis +
oedem pedis
P
3 Tn. Skn CKD + HT + ISK +
Anemia
P
4 Tn. Ydn OF + Typoid P
5 Tn. Rs Melena + HT P
Isos Tn. Wgc Tetanus + ISK T
Kpu 1 - - -
2 - - -
3 - - -
KPs 1 Ny. Sm TB + CKD + DM P
2 -
3 -
DM 1 Tn. Asj DM Gangren P
2 Ny. Smt DM Ulkus P
3 Tn. Ysw DM Ulkus P
SARS 1 Tn. Stn B20 + TB P
2 Tn. Mft B20 + AF1 P
3 Tn. Bbt B20 + DOC P
Keterangan: M : Minimal Care ; P : Parsial care ; T : Total care
Berdasarkan tabel di atas diinterpretasikan bahwa pada tanggal 28
Juli 2015 terdapat 40 pasien, sebanyak 0% pasien yang dirawat memiliki
tingkat ketergantungan minimal dan 82,5% pasien memiliki tingkat
ketergantungan parsial, 17,5% pasien yang dirawat memiliki tingkat
ketergantungan total.
Tabel 3.6 Diagnosa dan Skor Ketergantungan Pasien di Ruang Dahlia II RSUD Ngudi Waluyo Wlingi pada tanggal 29 Juli 2015
Kamar No.
Tempat Tidur
Initial Pasien Diagnosa Medis
Skor Ketergantungan
NU 1 Tn. Tmj CVA T
2 Tn. Nt CVA T
3 Ny. Mr CVA + HF + DM P
4 Tn. Sl CVA T
NS 1 Tn. Sh CVA T
20
2 Ny. Sf Nefrotik
syndrome +
Azotemia
P
3 Tn. Ktn Leukositosis P
4 Ny. Fr CVA + HT T
Intermedie
t
1 Tn. Prj HF + Dyspepsia
syndrome
P
2 Tn. Skd COPD + HT + HF T
3 Tn. Ist DM + HT + HF P
4 Ny. Tkr HF + HT P
1 1 Ny. Stm HF P
2 Tn. Trb GEA P
3 Tn. Katirin DM P
4 Tn. As AFI – Cholelitiasis
+ Hepatitis B
P
5 Tn. Suyadi CVA + DM T
2 1 Ny. Rph HF + Dyspepsia
syndrome
P
2 Ny. Tsw ALO + HF +
Pneumonia
T
3 Tn. Mng HM +Tumor
abdomen
P
4 Tn. Sky PPOK + HF T
5 Tn. Prw PPOK +
Pneumonia
T
3 1 Tn. Tn CKD stg IV +
Diare
P
2 Tn. Hs HM +
Leukositosis
P
3 Tn. Sms DHF P
4 Ny. Sf Edema + HF T
5 Tn. Skm Sirosis hepatis +
Asites
T
4 1 Ny. Sw CKD + HF + HT P
21
2 Ny. Am Selulitis pedis P
3 Tn. Aj CVA T
4 Tn. Ydn AFI + Dyspepsia
syndrome
P
5 Tn. Rs Melena + Anemia P
Isos Tn. Wgc Tetanus + ISK T
KPu 1 Tn. Mlp TB + DM P
2 - - -
3 - - -
KPs 1 Ny. Sm TB + CKD + DM P
2 -
3 -
DM 1 Tn. Asj DM Gangren P
2 Ny. Smt DM Ulkus P
3 Tn. Ysw DM Ulkus P
SARS 1 Tn. Stn B20 + TB T
2 Tn. Mft B20 + Parese P
3 Tn. Bbt B20 + DOC T
Keterangan: M : Minimal Care ; P : Parsial care ; T : Total care
Berdasarkan tabel di atas diinterpretasikan bahwa pada tanggal
29 Juli 2015 terdapat 41 pasien, sebanyak 61% pasien yang dirawat
memiliki tingkat ketergantungan minimal dan pasien memiliki tingkat
ketergantungan parsial, 39% pasien yang dirawat memiliki tingkat
ketergantungan total.
Kebutuhan Tenaga Keperawatan
Kebutuhan tenaga perawat di suatu unit RS dapat dihitung
menggunakan pedoman rumus dari Depkes (2002) dimana dihitung
dengan keadaan rata-rata jumlah jam perawatan pasien selama 3 bulan
terakhir, yaitu :
a. Kebutuhan tenaga
Jumlah jam perawatan perhari
Jam Kerja efektif
22
Perhitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambahkan (faktor
koreksi) dengan : cuti, hari besar dan hari libur perawat dalam hal ini
disebut Loss Day.
b. Loss day
(Jumlah hari minggu 1 thn + Cuti + Hari besar) x Kebutuhan Tenaga
Jumlah hari kerja efektif pertahun
Tenaga keperawatan yang mengerjakan pekerjaan non keperawatan
diperkirakan 25% dari jam pelayanan keperawatan.
c. Tugas non keperawatan
(Kebutuhan tenaga + Loss day) x 25 %
Jumlah kebutuhan tenaga = Kebutuhan tenaga + Faktor koreksi
(Loss day + Tugas non Keperawatan)
Dari rumusan di atas, maka untuk mengkaji jumlah kebutuhan di
Ruang Dahlia II adalah sebagai berikut :
Jumlah kebutuhan tenaga perawat menurut Gillies di Ruang Dahlia II
Tanggal 27 Juli 2015
Waktu perawatan langsung
Total care : 6 x 6 jam = 36 jam
Partial care : 30 x 4 jam = 120 jam
Minimal care : 0 x 2 jam = 0 jam +
Total waktu perawatan langsung = 156 jam
Waktu perawatan tidak langsung
36 klien x 1 jam = 36 jam
Waktu Pendidikan Kesehatan
36 klien x 15 menit = 540 menit = 9 jam +
Total jam perawatan = 201 jam
Rata-rata total jam perawatan = 201 : 36 = 5,58 jam
Jumlah kebutuhan perawat per hari
Total waktu keperawatan = 201 = 28,71 = 29 orang
Waktu kerja efektif 7
23
Jumlah kebutuhan per shift
Pagi = 47% x 29 = 13,63 orang = 14 orang
Sore = 35% x 29 = 10,15 orang = 10 orang
Malam = 17% x 29 = 4,93 orang = 5 orang
Jumlah kebutuhan tenaga perawat menurut Gillies di Ruang Dahlia II
Tanggal 28 Juli 2015
Waktu perawatan langsung
Total care : 7 x 6 jam = 42 jam
Partial care : 33 x 4 jam = 132 jam
Minimal care : 0 x 2 jam = 0 jam +
Total waktu perawatan langsung = 174 jam
Waktu perawatan tidak langsung
40 klien x 1 jam = 40 jam
Waktu Pendidikan Kesehatan
40klien x 15 menit = 600 menit = 10 jam +
Total jam perawatan = 224 jam
Rata-rata total jam perawatan = 224 : 40 = 5,6 jam
Jumlah kebutuhan perawat per hari
Total waktu keperawatan = 224 = 32 orang
Waktu kerja efektif 7
Jumlah kebutuhan per shift
Pagi = 47% x 32 = 15,04 orang = 15 orang
Sore = 35% x 32 = 11,2 orang = 11 orang
Malam = 17% x 32 = 5,44 orang = 6 orang
Jumlah kebutuhan tenaga perawat menurut Gillies di Ruang Dahlia II
Tanggal 29 Juli 2015
Waktu perawatan langsung
Total care : 16 x 6 jam = 96 jam
Partial care : 25 x 4 jam = 100 jam
24
Minimal care : 0 x 2 jam = 0 jam +
Total waktu perawatan langsung = 196 jam
Waktu perawatan tidak langsung
41 klien x 1 jam = 41 jam
Waktu Pendidikan Kesehatan
41klien x 15 menit = 615 menit = 10,25 jam +
Total jam perawatan = 247,25 jam
Rata-rata total jam perawatan = 247,25 : 41 = 6,03 jam
Jumlah kebutuhan perawat per hari
Total waktu keperawatan = 247,25 = 35,32 = 35 orang
Waktu kerja efektif 7
Jumlah kebutuhan per shift
Pagi = 47% x 35 = 16,45 orang = 17 orang
Sore = 35% x 35 = 12,25 orang = 12 orang
Malam = 17% x 35 = 5.95 orang = 6 orang
Jumlah rata-rata jam perawatan tiap pasien selama 3 hari
( 5,58 jam + 5,6 jam + 6,03 jam) : 3 = 5,73 jam
Jumlah rata-rata kebutuhan tenaga perawat selama 3 hari
(29 orang + 32 orang + 35 orang) : 3 = 32 orang
Berdasarkan rumus Gillies didapatkan hasil perhitungan rata-rata
jumlah perawat perhari adalah 32 orang, sedangkan jumlah perawat di
ruang Dahlia 2 adalah 23 orang perawat, dengan jumlah perawat jaga di
ruang Dahlia 2 adalah 20 orang perawat per hari, yaitu 14 perawat dinas
pagi, 3 perawat dinas sore dan 3 perawat dinas malam.
2. Material and Machine
a. Fasilitas untuk Pasien
Kapasitas Ruang Dahlia 2 Rumah Sakit Ngudi Waluyo
Wlingi adalah 45 Tempat Tidur. Ruang Dahlia terdiri dari 12
25
ruangan, yaitu R. NU, R. NS, R. Intermediate, R. 1, R. 2, R. 3, R.
4, R. SARS, R. Isolasi, R. DM, R. KPU (TB Utara), dan R. KPS
(TB Selatan). R. NU terdiri dari 4 tempat tidur, 4 meja pasien, 1
kamar mandi, dan 1 wastafel. R. NS terdiri dari 4 tempat tidur, 4
meja pasien, 1 kamar mandi dan 1 wastafel. R. Intermediate terdiri
dari 4 tempat tidur, 4 meja pasien, 1 kamar mandi, dan 1 wastafel.
R.1 terdiri dari 5 tempat tidur, 5 meja pasien, 2 kamar mandi (1
kamar mandi rusak), dan 1 wastafel. R. 2 terdiri dari 5 tempat
tidur, 5 meja pasien, 2 kamar mandi, dan 1 wastafel. R. 3 terdiri
dari 5 temapt tidur, 5 meja pasien, 2 kamar mandi, dan 1 wastafel.
R. 4 terdiri dari 5 tempat tidur, 5 meja pasien, 2 kamar mandi, dan
1 wastafel. R. SARS terdiri dari 3 tempat tidur, 3 meja pasien, 1
kamar mandi. R. KPU (TB Utara) terdiri dari 3 tempat tidur, 3 meja
pasien, 1 kamar mandi, dan 1 wastafel. R. KPS (TB Selatan)
terdiri dari 3 tempat tidur, 3 meja pasien, 1 kamar mandi, dan 1
wastafel. R. DM terdiri dari 3 tempat tidur, 3 meja pasien, 1 kamar
mandi. R. Isolasi terdapat 1 tempat tidur, 1 meja pasien, 1 kamar
mandi.
b. Fasilitas untuk perawat
Nurse station
Terdapat nurse station dengan kondisi cukup rapi dan
sudah terstrukur mengenai penempatan status dan dokumen
asuhan keperawatan. Nurse station berada di samping dan di
depan ruang rawat inap Dahlia II, perawat dapat mengakses
pasien dengan cepat karena letannya dekat. untuk dokumentasi
dilengkapi dengan 3 buku injeksi, 1 buku untuk masing – masing
tim, 3 buku observasi TTV, 1 buku untuk masing – masing tim, 3
buku laporan tim, 1 buku untuk masing – masing tim, 3 buku
operan jaga, 1 buku untuk masing – masing tim, 1 buku orientasi
pasien baru, dan 1 buku dokumentasi laborat.
Kamar mandi
Terdapat 1 kamar mandi yang cukup bersih, lokasinya
terletak di belakang nurse station.
26
c. Fasilitas Peralatan dan Bahan Kesehatan
3.7. Daftar inventaris Alat Keperawatan Tahun 2015 Ruang Dahlia II Bulan Juni 2015 dengan Kapasitas 45 Tempat Tidur
No. Nama Barang Jumlah Kondisi
Standar Prosentase Baik Rusak
1. Bak instrumen kecil 1 1 1
2. Bak instrumen sedang 1 1 2
3 Bak instrumen besar 2 2 2
4 Bengkok 6 6 3
5 EKG 3 channel 1 1 1
6 Manometer oxygen 15 15 9
7 Pispot 10 10 45
8 Reflek hamer 1 1 1
9 Stetoscope 2 2 12
10 Tensimeter 4 4 12
11 Termometer 14 14 12
12 Timbangan BB 1 1 1
13 Tongue spatel 3 3 1
14 Troly rawat luka &
suntikan
4 4 4
15 Urinal 11 11 45
16 Tromol 3 3 1
17 Sputum pot 5 5 6
18 Waskom stenliss 2 2 1
19 Cucing 2 2 3
20 Korentang 3 3 2
21 Tempat korentang 1 1 2
22 Kereta O2 1 1 1
23 Gunting vasi panjang 1 1 1
24 Bag hot (WWZ) 2 2 3
25 Eskrap 1 1 1
26 Gunting Verban 1 1 2
27 Almari obat 25 laci 2 2 2
28 Ambubag kit 1 1 1
29 Masker O2 43 43 9
27
30 Comfort bed 6 6 1
31 Manset dewasa 6 6 6
32 Suction 1 1 1
33 Syiringe pump 2 2 1
34 Infus pump 2 2 1
35 Naid Foeder 1 1 1
36 Pinset anatomis
panjang
1 1 3
37 Pinset chirurgis
panjang
1 1 3
38 Sterilisator 1 1 1
39 kursi penunggu pasien 45 45 45
40 kursi petugas jaga 48 48 45
41 loker petugas 16 16 23
42 papan tulis 2 2 1
43 pengaman tempat tidur
(bedsaid rail)
45 42 3 45
44 rambu – rambu dilarang
merokok
1 1 6
45 rambu – rambu jagalah
kebersihan
- - 6
46 Hands rub 7 7 12
47 alur pasien masuk
dahlia
45 45 45
48 identitas kamar 12 12 12
49 identitas bed pasien 45 45 45
50 pemadam kebakaran 2 2 12
Jumlah 433 430 3 501
Rata – rata =(430/501)x100= 85,83%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa ada beberapa alat
medis yang biasa digunakan seperti bak instrumen sedang, pispot,
tensimeter, stetoscope, urinal, sputum pot, cucing, bengkok, hands rub,
identitas bed pasien, dan pinset anatomis tidak sesuai standart.
28
d. Daftar peralatan inventaris alat tenun
3.8. Daftar inventaris Alat Tenun Tahun 2015 Ruang Dahlia II Bulan Juni 2015 dengan Kapasitas 45 Tempat Tidur
No. Nama Barang Jumlah Kondisi
Standar Prosentase Baik Rusak
1. Bantal 68 68 45
2. Gorden sekatsel 6 6 45
3 Kasur 45 44 1 45
4 Masker kain 20 20 45
5 Perlak besar 13 13 15
6 Perlak kecil 35 35 15
7 Sarung bantal putih 270 270 45
8 Sarung O2 20 20 15
9 Scoret petugas 40 40 33
10 Selimut tebal 125 125 45
11 Serbet makan 4 4 12
12 Sprei putih 218 218 45
13 Taplak meja pasien 110 110 45
14 Taplak meja petugas
(batik)
3 3 4
15 Korden jendela 42 42 45
Jumlah 1019 1018 1 499
Rata – rata =(1018/499)x100= 204,01%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa peralatan inventaris
alat tenun sudah sesuai standart.
e. Daftar inventaris alat rumah tangga
3.9. Daftar inventaris Alat Rumah Tangga Tahun 2015 Ruang Dahlia II Bulan Juni 2015 dengan Kapasitas 45 Tempat Tidur
No. Nama Barang Jumlah Kondisi
Standar Prosentase Baik Rusak
1. Kursi roda 1 1 3
2. Meja pasien kayu 45 45 45
3 Standar infus besi 15 15 45
4 Standar infus jalan 12 12 12
29
5 Lampu senter 2 2 2
6 Baskom mandi 6 6 12
7 Baki 8 8 5
8 Tempat tidur 45 45 45
9 Troli obat 2 2 3
10 Troli verbanding 1 1 3
11 Kereta O2 1 1 1
12 Tempat sampah pasien
sedang
2 2 4
13 Tempat sampah pasien
kecil
4 4 4
14 Tempat sampah besar
tertutup
9 9 23
15 Piring 20 20 23
16 Scal 32 32 23
17 Sendok kecil 12 12 45
18 Sendok besar 10 10 45
19 Gelas kecil 25 25 23
20 Gelas besar 6 6 23
21 Tempat lauk 5 5 23
22 Tempat sayur 5 5 23
23 Ceret 12 12 23
24 Garpu 2 2 45
Jumlah 282 282 503
Rata – rata =(282/503)X100= 56,06%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data peralatan rumah tangga
seperti sendok, gelas, waskom mandi masih belum sesuai standart.
f. Daftar lembar pendokumentasian
3.10. Fasilitas untuk pendokumentasian Tahun 2015 Ruang Dahlia II Bulan Juni 2015 dengan Kapasitas 45 Tempat Tidur
No Lembar Pendokumentasian
1 Penilaian riwayat jatuh
2 Form laporan insiden ke tim kp di RS
30
3 TB 05
4 Keselamatan pasien
5 Permintaan darah untuk transfusi
6 Lembar pemberian cairan
7 Etiket laborat
8 Clinical pathways jamkesmas
9 Penolakan tindakan medis
10 Lembar persetujuan tindakan medis
11 Lembar instruksi dan laopran perawatan
12 Lembar konsultasi dan lembar jawaban
13 Tindakan keperawatan
14 Pelayanan ambulans askes
15 Surat permintaan pemakaian ambulan
16 Surat pernyataan PP/ menolak dirawat
17 Form obat life saving jamkesmas dan jamkesda
18 Form rujukan pasien
19 Lembar discharge summary (ringkasan penyakit)
20 Lembar catatan harian dokter
21 Lembar penjelasan
22 Resume keperawatan
23 TB 06
24 Lembar sebab kematian
25 Surat keterangan opname/ rawat jalan
26 Pengantar endoscopy
27 Izin penyerahan jenazah
28 Lembar rencana pelayanan
31
3. Method
Metode yang diterapkan di Ruang Dahlia 2 Rumah Sakit Ngudi
Waluyo Wlingi adalah model TIM
Ruang Dahlia II saat ini menggunakan model asuhan
keperawatan yang jelas dan struktural, model yang diterapkan adalah
metode tim yang terdiri atas anggotanya yang berbeda – beda dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat
Ruang Dahlia II dibagi menjadi 3 tim, yaitu tim 1 bertanggung jawab atas
R. NU, R. NS, dan R. Intermediate, tim 2 bertanggung jawab atas R. 1, R.
3, R. KP Utara, dan R. SARS, dan tim 3 bertanggung jawab atas R. 2, R.
4, R. Isolasi, R. KP Selatan, dan R. DM.
Dalam proses pendelegasian tugas, wewenang dan tanggung
jawab apabila ada perawat yang tidak masuk maupun cuti sepenuhnya
ditentukan oleh kepala ruangan dengan mempertimbangkan kebutuhan
.dan ketersediaan tenaga keperawatan
Tindakan Keperawatan di Ruang Dahlia II
a. Operan
No Aspek yang Dinilai
Tanggal
27/07/2015 28/07/2015 29/07/2015
p S P S P S
1 Kedua kelompok dinas sudah siap - - - - - -
2 Shift yang mau me nyerahkan/
mengoperkan mempersiapkan hal –
hal yang akan disampaikan
√ √ √ √ √ √
Kepala Ruangan
Ketua TIM 1 Ketua TIM 2
Ketua TIM 3
Perawat Pelaksana
Klien Klien
Perawat Pelaksana
Perawat Pelaksana
Klien
32
3 Ketua tim/ kepala jaga yang mau
menyerahkan/ mengoperkan
menyampaikan :
a. Kondisi/ keadaan umum klien
b. Tindak lanjut untuk dinas yang
menerima operan
c. Rencana kerja untuk dinas
yang menerima operan
√ √ √ √ √ √
4 Penyampaian nomor 3 dilakukan
dengan jelas, singkat, akurat dan
tidak terburu – buru
√ √ √ √ √ √
5 Ketua tim dan semua anggota tim
bersama – sama langsung melihat
keadaan klien
- - - - - -
6 Tim yang mengoperkan tugas
memberi kesempatan kepada tim
yang akan menjalankan tugas untuk
bertanya
√ √ √ √ √ √
7 Tim yang mengoperkan tugas
menyerahkan semua berkas catatan
perawatan kepada tim yang akan
menjalankan tugas untuk menerima
operan alat
√ √ √ √ √ √
Total Nilai 5 5 5 5 5 5
Prosentase 71,4
3
71,4
3
71,4
3
71,43 71,4
3
71,43
Keterangan :
: Dilakukan
: Tidak Dilakukan
P : Operan Malam ke Pagi
S : Operan Pagi ke Sore
33
KETERANGAN
Operan merupakan suatu timbang terima tugas dari shifty satu ke
shift lain dengaan waktu, isi dan strategi yang telah ditentukan. Operan
mampu mengkomunikasikan secara tertulis dan lisan pada staf keperawatan
dan tim kesehatan lain yang memerlukan data klien secara teratang perlu
diperhatikan agar operanur. Operan dilakukan sebesar 57,5% pada tanggal
27 – 29 Juni 2015 sehingga dapat disimpulkan bahwa operan yang
dilakukan tidak tidak sesuai dengan juknis yang berlaku. Adapaun beberapa
hal yang perlu diperhatikan agar operan efektif adalah operan dilaksanakan
tepat waktu saat pergantian dinas sesuai yang telah disepakati, operan
dipimpin oleh katim, operan diikuti oleh semua perawat yang akan dan telah
berdinas.
b. Pre Conference
No Aspek yang Dinilai
Tanggal
27/07/2015 28/07/2015 29/07/2015
P P P
1 Semua anggota tim hadir dalam
diskusi awal (konferensi awal)
√ - -
2
Memberi pengarahan kepada anggota
tim tentang rencana asuhan pasien
pada hari tersebut berdasarkan hasil
evaluasi kemarin dan kondisi klien
yang dilaporkan oleh dinas malam. Hal
– hal yang disampaikan oleh PP
meliputi
Keadaan umum klien
Keluhan klien
Tanda – tanda vital dan
kesadaran
Hasil pemeriksaan
laboratorium/ diagnostic
terbaru
Masalah keperawatan
Rencana keperawatan hari ini
√ √ √
34
Perubahan terapi medis
Rencana medis
3 Memberi penugasan kepada anggota
tim bila ada pasien baru
√ - √
4 Memberi kesempatan kepada anggota
tim untuk bertanya
√ - √
5 Memberi penekanan pada hal – hal
yang perlu diperhatikan
- √ √
6 Memberi kesempatan pada pendidikan
pasien
- - -
7 Membahas pasien – pasien yang
menjadi prioritas pada shift tersebut
√ - √
8 Menanyakan kesiapan fisik, mental
anggota dalam melakukan asuhan
- - -
9 Semua anggota tim menyepakati
pertemuan diskusi akhir
√ √ √
10 Mengucapkan selamat bekerja kepada
anggota tim
√ √ √
Total Nilai 7 5 8
Prosentase 70% 50% 80%
Keterangan :
: Dilakukan
: Tidak Dilakukan
P : Operan Malam ke Pagi
S : Operan Pagi ke Sore
KETERANGAN
Pre conference adalah komunikasi antara ketua tim dan perawat
pelaksana setelah selesai operan untuk merencanakan kegiatan pada shift
tersebut yang dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim. Pre
conference mendiskusikan tentang aspek klinik sebelum melaksanakan
asuhan keperawatan pada pasien. dalam pre conference para instruktur
klinis harus sudah menyiapkan apa yang akan dibahas dalam conference
35
sehingga tidak banyak waktu yang terbuang (Sitorus, 2005; Huber, 2006).
c. Post Conference
No Aspek yang Dinilai
Tanggal
27/07/2015 28/07/2015 29/07/2015
P P P
1 Semua anggota tim hadir
dalam konferensi akhir
- - -
2 Menanyakan hasil dan
kegiatan yang sudah
dilaksanakan anggota tim
terkait dengan asuhan
keperawatan
- - -
3 Mengevaluasi tentang
kelengkapan dokumentasi
ASKEP, pelaksanaan program
dan administrasi pasien
- - -
4 Memberikan pujian akan apa
yang telah dilaksanakan
dengan baik
- - -
5 Mengevaluasi hambatan yang
dialami setiap anggota tim
- - -
6 Memberi umpan balik kepada
anggota tentang pelaksanaan
yang telah dilakukan
- - -
7 Mengucap terimakasih atas
kerjasama anggota tim
- - -
8 Semua anggota tim
menyepakati pertemuan
konferensi selanjutnya
- - -
Total Nilai 0 0 0
Prosentase 0 0 0
36
Keterangan :
: Dilakukan
: Tidak Dilakukan
P : Operan Malam ke Pagi
S : Operan Pagi ke Sore
KETERANGAN
Post conference adalah komunikasi antara ketua tim dan perawat
pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan
kepada shift berikutnya. Isi post conference adalah hasil asuhan
keperawatan tiap perawatan dan hal-hal penting untuk operan selanjutnya
agar bisa ditindaklanjuti. Post conference dipimpin oleh ketua tim atau
pennggung jawab tim (Keliat dan Akemat, 2006).
Di ruang Dahlia II Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi post conference
tidak dilakukan, sehingga evaluasi dari kegiatan asuhan keperawatan dan
kegiatan yang dilakukan sepanjang shift kurang maksimal.
d. Orientasi Pasien Baru
3.11. Tabel jumlah pasien baru pada shift pagi tanggal 27 – 30 Juli 2015 di Ruang Dahlia II
Jumlah pasien baru
Tanggal : 27/7/2015 Tanggal : 28/7/2015 Tanggal : 29/7/2015
5 6 5
Pada tanggal 27 – 29 Juni 2015 jumlah pasien baru ada 16 orang.
Semua pasien telah diorientasi tentang hak dan kewajiban pasien, nama
perawat jaga, orientasi ruangan (fasilitas dan cara penggunaannya), jam
visite dokter, waktu berkunjung, waktu makan, dan jumlah penunggu pasien.
e. Ronde Keperawatan
No Aspek yang Dinilai
Tanggal
27/07/2015 28/07/2015 29/07/2015
P S P S P S
A Persiapan
1 Membuat satuan acara ronde - - - - - -
37
untuk kegiatan bimbingan (dalam
bentuk tertulis)
2 Mempersiapakan tempat yang
cukup sesuai jumlah peserta
ronde
- - - - - -
3 Mendapatkan data mengenai
kondisi pasien yang akan
dilakukan ronde keperawatan
serta meminta ijin pasien
- - - - - -
4 Menyiapkan alat yang diperlukan - - - - - -
5 Mengatur lingkungan fisik untuk
ronde keperawatan sehingga
mudah dilihat dan didengar oleh
peserta
- - - - - -
B Pelaksanaan
Ruang Perawat
6 Membuka kegiatan ronde
dengan mengucapkan salam
- - - - - -
7 Menjelaskan tentang kegiatan,
waktu, tujuan ronde
keperawatan
- - - - - -
8 Menjelaskan tentang hasil yang
diharapkan dari hasil ronde
- - - - - -
9 Menjelaskan secara umum
pasiennya (data fokus, diagnosa
keperawatan, rencana tindakan,
catatan perkembangan, masalah
yang belum dipecahkan)
- - - - - -
10 Mengajak peserta menuju ruang
pasien
- - - - - -
Ruang Pasien
11 Mengucapkan salam, validasi
kontrak untuk ronde
keperawatan dan menanyakan
kondisi kepada pasien
- - - - - -
38
12 Mereview masalah yang
dikeluhkan pasien, tindakan
keperawatan dan medis yang
sudah dilakukan serta
perkembangan kondisi pasien
- - - - - -
13 Memberi kesempatan untuk
bertanya dan berdiskusi pada
peserta yang lain, keluarga/
pasien
- - - - - -
14 Memberikan pujian pada pasien/
keluarga atas kerjasamanya
dalam melaksanakan kegiatan
ronde keperawatan
- - - - - -
C Evaluasi
Ruang Perawat
15 Mereview hasil diskusi di
ruangan pasien
- - - - - -
16 Menyimpulkan kegiatan ronde
keperawatan
- - - - - -
17 Memnberikan pujian pada
peserta
- - - - - -
18 Rencana tindak lanjut setelah
kegiatan ronde keperawatan
- - - - - -
19 Menutup kegiatan ronde
keperawatan
- - - - - -
Total Nilai 0 0 0 0 0 0
Prosentase 0 0 0 0 0 0
Keterangan :
: Dilakukan
: Tidak Dilakukan
P : Operan Malam ke Pagi
S : Operan Pagi ke Sore
39
KETERANGAN
Dari hasil observasi selama 3 hari di Ruang Dahlia II RS. Ngudi
Waluyo Wlingi perawat tidak pernah melakukan ronde keperawatan. Saat
melakukan wawancara kepada perawat, perawat mengatakan bahwa ronde
keperawatan tidak pernah dilakukan karena terbatasnya tenaga perawat dan
kesibukan perawat.
f. Ronde Ruangan
No Aspek yang Dinilai
Tanggal
27/07/2015 28/07/2015 29/07/2015
P S P S P S
A Persiapan
1 Membuat satuan acara ronde untuk
kegiatan bimbingan (dalam bentuk
tertulis)
- - - - - -
2 Mempersiapakan tempat yang
cukup sesuai jumlah peserta ronde
- - - - - -
3 Mendapatkan data mengenai
kondisi pasien yang akan dilakukan
ronde keperawatan serta meminta
ijin pasien
- - - - - -
4 Menyiapkan alat yang diperlukan - - - - - -
5 Mengatur lingkungan fisik untuk
ronde keperawatan sehingga
mudah dilihat dan didengar oleh
peserta
- - - - - -
B Pelaksanaan
Ruang Perawat
6 Membuka kegiatan ronde dengan
mengucapkan salam
- - - - - -
7 Menjelaskan tentang kegiatan,
waktu, tujuan ronde keperawatan
- - - - - -
8 Menjelaskan tentang hasil yang
diharapkan dari hasil ronde
- - - - - -
40
9 Menjelaskan secara umum
pasiennya (data fokus, diagnosa
keperawatan, rencana tindakan,
catatan perkembangan, masalah
yang belum dipecahkan)
- - - - - -
10 Mengajak peserta menuju ruang
pasien
- - - - - -
Ruang Pasien
11 Mengucapkan salam, validasi
kontrak untuk ronde keperawatan
dan menanyakan kondisi kepada
pasien
- - - - - -
12 Mereview masalah yang dikeluhkan
pasien, tindakan keperawatan dan
medis yang sudah dilakukan serta
perkembangan kondisi pasien
- - - - - -
13 Memberi kesempatan untuk
bertanya dan berdiskusi pada
peserta yang lain, keluarga/ pasien
- - - - - -
14 Memberikan pujian pada pasien/
keluarga atas kerjasamanya dalam
melaksanakan kegiatan ronde
keperawatan
- - - - - -
C Evaluasi
Ruang Perawat
15 Mereview hasil diskusi di ruangan
pasien
- - - - - -
16 Menyimpulkan kegiatan ronde
keperawatan
- - - - - -
17 Memnberikan pujian pada peserta - - - - - -
18 Rencana tindak lanjut setelah
kegiatan ronde keperawatan
- - - - - -
19 Menutup kegiatan ronde
keperawatan
- - - - - -
41
Total Nilai 0 0 0 0 0 0
Prosentase 0 0 0 0 0 0
Keterangan :
: Dilakukan
: Tidak Dilakukan
P : Operan Malam ke Pagi
S : Operan Pagi ke Sore
KETERANGAN
Dari hasil observasi selama 3 hari di Ruang Dahlia II RS. Ngudi
Waluyo Wlingi perawat tidak pernah melakukan ronde ruangan. Saat
melakukan wawancara kepada perawat, perawat mengatakan bahwa
ronde ruangan tidak pernah dilakukan karena terbatasnya tenaga
perawat dan kesibukan perawat.
g. Pendidikan Kesehatan
Saat dilakukan wawancara dengan perawat pendidikan
kesehatan pada pasien dilakukan secara kondisional jika
dibutuhkan.
h. Sentralisasi obat
Sentralisasi obat oral maupun injeksi berada di apotik. Untuk
pengambilan obat pada pagi hari dari apotik pasien Askes/ BPJS/
Jamkesmas/ Jamkesda/ umum yang mengambil obat ke apotik
adalah perawat. Sedangkan pada sore hari dan malam hari apabila
ada obat tambahan untuk pasien, obat diambilkan dari UGD. PJ
obat bertanggung jawab untuk menjaga keberadaan obat. Obat
peroral dan injeksi sudah ditempatkan tersendiri pada kotak obat
masing – masing pasien, diberi identitas nama pasien dan nomor
bed agar tidak tertukar antar pasien.
42
4. Money
a. Sistem Gaji dan Remunerisasi SDM
Sumber dana gaji pegawai golongan PNS di RSUD Ngudi
Waluyo Wlingi berasal dari pemerintah dan sumber dana gaji
pegawai Non-PNS berasal dari rumah sakit itu sendiri.Sedangkan
perawat magang tidak mendapatkan gaji
b. Sumber Pendapatan Ruangan
Sumber pendapatan Ruang Dahlia II di RSUD Ngudi
Waluyo Wlingi berasal dari pemerintah yang diatur oleh rumah
sakit untuk dibagikan ke setiap ruangan di rumah sakit sesuai
kebutuhan.
c. Tarif Rawat Inap
Ruang Dahlia II merupakan ruang rawat inap kelas III.
Semua tarif rawat inap di Ruang Dahlia II RSUD Ngudi Waluyo
Wlingi terdapat di aplikasi BILLING RSUD Wlingi SIMRS V1.0.
3.12. Tarif Tindakan di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi
Kode Nama Tindakan BBA JRS JP Jumlah
1727 Acne Mesotherapy 0 72.800 109.200 182.000
1621 Ambulasi 0 13.000 19.500 32.500
1622 Anal Test 0 13.000 19.500 32.500
1748 Anti Aging
Mesotherapy 0 98.800 148.200 247.000
1656 Assesment Fungsi
Luhur 0 18.200 27.300 45.500
1867 Asuhan Gizi 0 0 10.000 10.000
1680 Atropinisasi 0 31.200 46.800 78.000
1681 Audiometri 0 31.200 46.800 78.000
1728 Bullock Tampon 0 72.800 109.200 182.000
1682 Biometri 0 31.200 46.800 78.000
1683 Biopsi 0 31.200 46.800 78.000
1684 Bouginasi Anus 0 31.200 46.800 78.000
1709 Bouginasi Vagina 0 49.400 74.100 123.500
43
2042 Buku Catatan
Medis Rawat Inap 0 25.000 0 25.000
1733 Calm Mesoterapy 0 72.800 109.200 182.000
1749 Cardiversi 0 98.800 148.200 247.000
1729 Cauter Choncha 0 72.800 109.200 182.000
1730 Cauter Jaringan
Granulasi 0 72.800 109.200 182.000
1731 Cauterisasi 0 72.800 109.200 182.000
1710 Closed Cistotomy 0 49.400 74.100 123.500
1732 Crico
Tyroidostomy 0 72.800 109.200 182.000
1613 Cross Insisi 0 7.800 11.700 19.500
1614 Darm Buis 0 7.800 11.700 19.500
1734 Debiment Besar
Dengan Block
Anastesi
0 72.800 109.200 182.000
1685 Debridement Kecil 0 31.200 46.800 78.000
1686 Debridement
sedang 0 31.200 46.800 78.000
1711 Debridement
Besar 0 49.400 74.100 123.500
1735 Defibrilasi (Per
kali, Maksimal 3
Kali)
0 72.800 109.200 182.000
1712 Douglass Pungtie 0 49.400 74.100 123.500
1750 Darinage Cairan
Abdomen 0 98.800 148.200 247.000
1751 Darinage Cairan
Pleura 0 98.800 148.200 247.000
1752 Eksisi Basailoma 0 98.800 148.200 247.000
1753 Eksisi Granuloma 0 98.800 148.200 247.000
1754 Eksisi Granuloma
Pyoghenikum 0 98.800 148.200 247.000
1755 Eksisi Kista 0 98.800 148.200 247.000
44
Atherum
1756 Eksisi Kista
Epidemoid 0 98.800 148.200 247.000
1757 Eksisi Lipom
Ganglion < 2 cm 0 98.800 148.200 247.000
1657 Ekstraksi Corpus
Alinum Sederhana 0 18.200 27.300 45.500
1623 Ekstraksi Kuku 0 13.000 19.500 32.500
1758 Electro Cauter (>
30) 0 98.800 148.200 247.000
1714 Electro Cauter
Kecil (1-10) 0 49.400 74.100 123.500
1736 Electro Cauter
Sedang (11-30) 0 72.800 109.200 182.000
1717 Injeksi keloid 0 49.400 74.100 123.500
1615 Injeksi per hari 0 7.800 11.700 19.500
1718 Injeksi sub
cunjungtiva 0 49.400 74.100 123.500
1719 Insersi/ekstraksi
implant 0 49.400 74.100 123.500
1690 Insersi/ekstraksi
persarium 0 31.200 46.800 78.000
1689 Insersi/ekstraksi
IUD 0 31.200 46.800 78.000
1691 Insisi abses 0 31.200 46.800 78.000
1738 Insisi bartholinitis 0 72.800 109.200 182.000
1720 Intra osseosfusion 0 49.400 74.100 123.500
1739 Intubasi
endotracheal 0 72.800 109.200 182.000
1692 Irigasi kandung
kemih (per hari) 0 31.200 46.800 78.000
1629 Irigasi mata 0 13.000 19.500 32.500
1693 Irigasi telinga 0 31.200 46.800 78.000
1740 Jahit telinga 0 72.800 109.200 182.000
45
1624 Epilasi (cabu bulu
mata) 0 13.000 19.500 32.500
1687 Ekstaksi corpus
alienum THT 0 31.200 46.800 78.000
1688 Fiksasi fraktur
kosta 0 31.200 46.800 78.000
1713 Foto terapi (per
hari) 0 49.400 74.100 123.500
1737 Fulgurasi 0 72.800 109.200 182.000
1625 Fundoscopy 0 13.000 19.500 32.500
2039 Glukosa stik 0 8.800 13.200 22.000
1626 Gonioscopy 0 13.000 19.500 32.500
1627 Gymnastic ball 0 13.000 19.500 32.500
1628 Inflant warmer
(per hari) 0 13.000 19.500 32.500
1715 Injeksi botox per
titik (rehap medik) 0 49.400 74.100 123.500
1716 Injeksi intra
artikuler 0 49.400 74.100 123.500
1862 Kamar 0 40.000 0 40.000
1741 Kemoterapi 0 72.800 109.200 182.000
1630 Kertatometri
(ARK) 0 13.000 19.500 32.500
1865 Konsultasi dokter
spesialis 0 5000 20.000 25.000
1694 Kontra ventile 0 31.200 46.800 78.000
1695 Kumbah lambung
(per hari) 0 31.200 46.800 78.000
1631 Latihan serebral
palsi 0 13.000 19.500 32.500
1632 Latihan dengan
matras 0 13.000 19.500 32.500
1633 Latihan dengan
OHP 0 13.000 19.500 32.500
46
1634 Latihan dengan
Quadricep bench 0 13.000 19.500 32.500
1696 Latihan gait 0 31.200 46.800 78.000
1697 Latihan mobilisasi 0 31.200 46.800 78.000
1658 Latihan okupasi
terapi/OT 0 18.200 27.300 45.500
1659 Latihan Strenght-
Stratcing-LGS 0 18.200 27.300 45.500
1616 Lavemen/klisma
gliserin 0 7.800 11.700 19.500
1698 Lumbal punctie 0 31.200 46.800 78.000
1635 Mantoux test 0 13.000 19.500 32.500
1721 Marsupialisasi 0 49.400 74.100 123.500
1722 Microdemabration 0 49.400 74.100 123.500
1760 Microdemabration-
mesco anti aging 0 98.800 148.200 247.000
1759 Microdemabration-
mesco acne 0 98.800 148.200 247.000
1761 Microdemabration-
mesco calm 0 98.800 148.200 247.000
1762 Microdemabration-
mesco pigment 0 98.800 148.200 247.000
1636 Nabuleizer (per
hari) 0 13.000 19.500 32.500
1699 Necrotomi 0 31.200 46.800 78.000
1700 Nedlee
thorakosintesis 0 31.200 46.800 78.000
1890 Oksigen 0 3.500 0 3.500
1637 Pararel bar 0 13.000 19.500 32.500
1617 Pasang catheter 0 7.800 11.700 19.500
1763 Pasang
continuous
positive air way
0 98.800 148.200 247.000
1701 Pasang eksternal 0 31.200 46.800 78.000
47
pace maker
1764 Pasang gibs body
jaket 0 98.800 148.200 247.000
1765 Pasang gibs
hemispica 0 98.800 148.200 247.000
1742 Pasang gibs
sirkuler
lengan/tungkai
0 72.800 109.200 182.000
1766 Pasang implant
(tidak termasuk
implant)
0 98.800 148.200 247.000
1618 Pasang infuse 0 7.800 11.700 19.500
1638 Pasang infuse
pump 0 13.000 19.500 32.500
1743 Pasang infuse
laminaria 0 72.800 109.200 182.000
1767 Pasang laringo
mask airway
(LMA)
0 98.800 148.200 247.000
1619 Pasang
maagslang 0 7.800 11.700 19.500
1639 Pasang monitor 0 13.000 19.500 32.500
1660 Pasang skin traksi 0 18.200 17.300 35.500
1640 Pasang syiring
pump 0 13.000 19.500 32.500
1661 Pasangurine
catheter dengan
lubrikasi
0 18.200 17.300 35.500
1768 Pasang ventilator
(per hari) diluar
oksigen
0 98.800 148.200 247.000
2038 Pemeriksaan fisik
dokter spesialis 0 15.000 15.000 30.000
1744 Pemeriksaan 0 72.800 109.200 182.000
48
mental dan emosi
anak
1702 Pemeriksaan
MMT 0 31.200 46.800 78.000
1745 Pemeriksaan
tumbuh kembang 0 72.800 109.200 182.000
1769 Pengangkatan
neuri fibron 0 98.800 148.800 247.600
1770 Pengangkatan
skin tag 0 98.800 148.800 247.600
1703 Pengeluaran
serumen 0 31.200 46.800 78.000
1641 Pengambilan
sediaan papsmear 0 13.000 19.500 32.500
1866 Perawatan 0 4000 16.000 20.000
1642 Perawatan
colostomy 0 13.000 19.500 32.500
1771 Phlebotomy pada
policyteia vera 0 98.800 148.200 247.000
1772 Pigment
mesotherapy 0 98.800 148.200 247.000
1662 Pijat bayi 0 31.200 46.800 78.000
1773 Pleurodhesis 0 98.800 148.200 247.000
1704 Psikoterapi 0 0.000
1643 Psikoterapi
lanjutan 0 13.000 19.500 32.500
1723 Psikotest 0 49.400 74.100 123.500
1663 Ransel verban
anak 0 18.200 27.300 45.500
1664 Ransel verban
dewasa 0 18.200 27.300 45.500
1665 Rawat luka 0 13.000 19.500 32.500
1705 Rawat luka bakar 0 31.200 46.800 78.000
1644 Refraksi 0 13.000 19.500 32.500
49
1706 Regulasi cepat 0 31.200 46.800 78.000
1666 Rekam jantung
electro cardio
graphy
0 18.200 27.300 45.500
1774 Repair tendon 0 98.800 148.200 247.000
1645 Reposisi sislokasi
mandibular 0 13.000 19.500 32.500
1724 Reposisi sislokasi
shoulder 0 49.400 74.100 123.500
1667 Resusitasi jantung
paru (RJP) 0 18.200 27.300 45.500
1646 Retinometri 0 13.000 19.500 32.500
1775 Rozar plasty 0 98.800 148.200 247.000
1647 Senam
hamil/senam nipas 0 13.000 19.500 32.500
1648 Shake 0 13.000 19.500 32.500
1668 Shoulder whell 0 18.200 27.300 45.500
1669 Slit lamp
examnation 0 18.200 27.300 45.500
1707 Spoling meconium
plug (per hari) 0 31.200 46.800 78.000
1746 Spooling pleara 0 72.800 109.200 182.000
1649 Static bicycle 0 13.000 19.500 32.500
1620 Saction per hari 0 7.800 11.700 19.500
1670 Terapi laser 0 18.200 27.300 45.500
1671 Terapi wicara
(speech theraphy) 0 18.200 27.300 45.500
1725 Tes fungsi paru
(spirometry test) 0 49.400 74.100 123.500
1650 Tindakan cold
pack 0 13.000 19.500 32.500
1672 Tindakan electrical
stimulasi 0 18.200 27.300 45.500
1651 Tindakan exercise 0 13.000 19.500 32.500
50
1673 Tindakan infra
merah 0 18.200 27.300 45.500
1652 Tindakan parafinth
bath 0 13.000 19.500 32.500
1674 Tindakan show
wave diathermy 0 18.200 27.300 45.500
1675 Tindakan
tens/interferensi 0 18.200 27.300 45.500
1676 Tindakan traksi
leher 0 18.200 27.300 45.500
1677 Tindakan traksi
pinggang 0 18.200 27.300 45.500
1678 Tindik telinga 0 18.200 27.300 45.500
1653 Tonometri 0 13.000 19.500 32.500
1654 Treadmill exercise 0 13.000 19.500 32.500
1747 Trombolitik 0 72.800 109.200 182.000
1708 Tympanometry 0 31.200 46.800 78.000
1726 Ultra sono graphy
(tanpa bacaan) 0 49.400 74.100 123.500
1679 Ultra sound
diathermy 0 18.200 27.300 45.500
1776 Vena seksi 0 98.800 148.200 247.000
1863 Visite dokter
spesialis 0 5000 20.000 25.000
1864 Visite dokter
umum 0 3000 12.000 15.000
1855 wall climbing 0 13.000 19.500 32.500
Kajian Data:
Dari hasil wawancara, RSUD Ngudi Waluyo Wlingi adalah rumah
sakit dengan sumber dana berasal dari pemerintah, jadi apabila
terdapat kekurangan alat/sarana, ruangan dapat mengajukan
proposal ke Rumah Sakit. Rumah Sakit akan memenuhi permintaan
dari ruangan apabila dana dari pemerintah dapat dicairkan.
51
5. Market
a. Efisiensi Ruang Rawat Inap
Indikator Efisiensi Ruangan (Standar yang digunakan di
Ruangan Dahlia II RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Wlingi).
Tabel 3.13. Indikator Efisiensi Ruangan di Ruangan Dahlia II RSUD Ngudi Waluyo Wlingi
No. Indikator Standar
1. BOR 75-85%
2. ALOS 5-7 hari
3. TOI 1-3 harian
4. BTO 25-45 x/tahun
BOR (Bed Occupancy Rate)
BOR adalah persentase pemakaian tempat tidur pada
satuan waktu tertentu. Jumlah tempat tidur di Ruangan Dahlia II
RSUD Ngudi Waluyo Wlingi adalah 45 buah.
Tabel 3.14. Hasil Pengkajian Analisis Selama Tanggal 27 – 29 Juli 2015 Di Ruang Dahlia II RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.
Tanggal Jumlah BOR
(ƩPx/ƩBed x 100%) Bed Px
27/7/2015 45 36 80%
28//7/2015 45 40 88%
29//7/2015 45 41 91%
Berdasarkan data diatas didapatkan rata-rata BOR pada
tanggal 27 -29 Juli 2015 adalah 86,33% dengan demikian jumlah
BOR sesuai dengan standar yaitu 75 - 85%.
Tabel 3.15 Hasil Penghitungan BOR Di Ruang Dahlia II Selama 6 Bulan Terakhir (Januari 2015 – Juli 2015)
Di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.
Bulan
Jumlah BOR
(∑HP / (∑Bed x ∑Periode) x 100%)
Bed Hari
Perawatan (HP)
Periode
Januari 45 1175 31 84,22%
Februari 45 1022 28 81,11%
Maret 45 1180 31 84,58%
April 45 1127 30 83,48%
52
Mei 45 1139 31 81,64%
Juni 45 1010 30 74,81%
Berdasarkan data diatas didapatkan rata-rata BOR dalam
6 bulan terakhir mulai bulan Januari 2015 – Juni 2015 adalah
81,64% dengan demikian jumlah BOR sesuai dengan standar
yaitu 75 - 85%.
TOI (Turn Of Interval)
TOI menunjukkan waktu rata-rata suatu tempat tidur kosong
atau waktu antara satu tempat tidur ditinggalkan oleh klien sampai
dengan diisi lagi. Standar 1-3 hari untuk rumah sakit dalam 1
tahun (menurut Barber Johnson).
Tabel 3.16 Hasil Penghitungan TOI Di Ruang Dahlia II Selama 6 Bulan Terakhir (Januari 2015 – Juli 2015)
Di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.
Bulan
Jumlah TOI ((∑Bedx∑Periode)
- ∑HP/∑Pasien Keluar Hidup &
Meninggal)
Bed Hari
Perawatan (HP)
Periode
Pasien Keluar
Hidup & Meninggal
Januari 45 1175 31 224 0,98
Februari 45 1022 28 207 1,14
Maret 45 1180 31 253 0,84
April 45 1127 30 204 1,09
Mei 45 1139 31 194 1,31
Juni 45 1010 30 211 1,61
Berdasarkan data diatas didapatkan rata-rata TOI dalam 6
bulan terakhir mulai bulan Januari 2015 – Juni 2015 adalah 1,16
dengan demikian sesuai dengan standar yaitu 1 – 3 hari.
ALOS (Average Length of Stay)
ALOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini
disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat
memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan diagnose
tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut.
Secara umum nilai ALOS yang ideal antara 6-9 hari (depkes, 2005).
53
Berikut ini tampilan table waktu keluar masuknya pasien 6 bulan terakhir
dari bulan Januari 2015 – Juni 2015.
Tabel 3.17 Hasil Penghitungan ALOS Di Ruang Dahlia II Selama 6 Bulan Terakhir (Januari 2015 – Juli 2015)
Di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.
Bulan
Jumlah ALOS (∑LD/∑Pasien
Keluar Hidup & Meninggal
Lama Dirawat (LD)
Pasien Keluar Hidup &
Meninggal
Januari 1218 224 5,43
Februari 1061 207 5,12
Maret 1263 253 4,99
April 1132 204 5,54
Mei 1114 194 5,74
Juni 1051 211 4,98
Berdasarkan data diatas didapatan rata-rata ALOS dalam 6 bulan
terakhir mulai bulan Januari 2015 – Juni 2015 adalah 5,30 dengan
demikian sesuai dengan standar yaitu 5 - 7 hari.
BTO (Bed Turn Over)
BTO adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada suatu
periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu
tertentu.
Tabel 3.18 Hasil Penghitungan BTO Di Ruang Dahlia II Selama 6 Bulan Terakhir (Januari 2015 – Juli 2015)
Di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.
B
e
Bulan
Jumlah BTO (∑Pasien Keluar
Hidup & Meninggal/∑Bed)
Bed Pasien Keluar
Hidup & Meninggal
Januari 45 224 4,97
Februari 45 207 4,60
Maret 45 253 5,62
April 45 204 4,53
Mei 45 194 4,31
Juni 45 211 4,68
54
Berdasarkan data diatas didapatan rata-rata BTO dalam 6 bulan
terakhir mulai bulan Januari 2015 – Juni 2015 adalah 4,78 kali.
b. Kasus Terbanyak
Tabel 3.20 Analisis Kasus Terbanyak Di Ruang Dahlia II RSUD Ngudi Waluyo Dalam 6 Bulan Terakhir (Januari 2015 – Juni 2015)
Bulan Kasus Jumlah
Januari HF 26 orang
Februari CVA & DM 17 orang
Maret CVA 33 orang
April CVA 22 orang
Mei CVA 34 orang
Juni CVA 26 rang
Berdasarkan data dairi bulan Januari 2015 – Juni 2015, kasus
terbanyak adalah kasus CVA.
c. Jenis Pembayaran
Sistem Pembayaran
Pada Ruang Dahlia II RSUD Ngudi Waluyo Wlingi sistem
pembayaran yang digunakan adalah sebagai berikut :
Tabel 3.21 Sistem Pembayaran Di Ruang Dahlia II RSUD Ngudi Waluyo Selama 6 Bulan Terakhir
(Januari 2015 – Juni 2015)
No. Jenis
Pembayaran Januari Februari Maret April Mei Juni
1. Umum 87 74 92 70 66 74
2. Askes/PHB 1 - 1 4 2 1
3. JKN mandiri - 40 - - 85 29
4. Jamkesmas 78 82 126 91 - 95
5. Jamkesda - 2 - - - -
6. Mandiri 50 - 24 29 29 -
7. SPM 8 9 10 7 11 12
8. Kartu DA - - - 3 1 -
55
Persentase Pembiayaan
Table 3.22. Persentase Pembiayaan Di Ruang Dahlia II RSUD Ngudi Waluyo pada tanggal 27 – 29 Juli 2015
Jenis Pembiayaan
27/07/2015 28/07/2015 29/07/2015
Umum 22,22% 26,82% 31,70%
Askes/PHB - - -
JKN mandiri 83,33% 52,5% 53,65%
Jamkesmas - - -
Jamkesda - - -
Mandiri - - -
SPM 5,55% 7,50% 7,31%
Kartu DA - - -
d. Asal Daerah Pasien
Asal daerah pasien di Ruang Dahlia II di RSUD Ngudi Waluyo
Wlingi pada tanggal 27 – 29 Juli 2015 adalah mayoritas Kabupaten Blitar.
3.1.2. Fungsi-fungsi Manajemen
1. Perencanaan
a. Visi misi organisasi
Visi dan Misi Ruang Dahlia II
Visi :
Menjadi rumah sakit dengan pelayanan prima, bermutu,
terjangkau dan sebagai pusat rujukan
Misi :
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang professional cepat,
tepat, akurat
2. Mengembangkan pelayanan kesehatan spesialistik.
3. Menyelenggarakan pelayanan pendidikan yang bermutu dan
professional dengan komitmen tinggi.
4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui
pelatihan dan pendidikan.
5. Menyediakan sarana, prasarana pelayanan kesehatan dan
pendidikan yang berkualitas.
56
6. Menjalin hubungan kerja yang harmonis dengan pelanggan.
7. Meningkatkan kesejahteraan karyawan.
Visi misi keperawatan
Visi :
Menjadi rumah sakit dengan pelayanan prima, bermutu,
terjangkau dan sebagai pusat rujukan
Misi :
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang professional cepat,
tepat, akurat
2. Mengembangkan pelayanan kesehatan spesialistik.
3. Menyelenggarakan pelayanan pendidikan yang bermutu dan
professional dengan komitmen tinggi.
4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui
pelatihan dan pendidikan.
5. Menyediakan sarana, prasarana pelayanan kesehatan dan
pendidikan yang berkualitas.
6. Menjalin hubungan kerja yang harmonis dengan pelanggan.
7. Meningkatkan kesejahteraan karyawan
Keterkaitan visi dan misi keperawatan dengan ruang Dahlia
II
Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
professional kepada pasien
b. Filosofi organisasi
Filosofi ruang Dahlia II
Optimalisasi semua sumber daya yang ada melalui
pendekatan pribadi dan institusi, untuk memberikan layanan
kesehatan yang terbaik kepada masyarakat.
Filosofi keperawatan
1. Perawat RSU Wlingi meyakini bahwa semua pasien harus
mendapatkan perawatan yang sama yang bersifat individual
meliputi bio, psiko, sosial dan spiritual.
57
2. Perawat RSU Wlingi meyakini bahwa tujuan pelayanan
keperawatan adalah membantu pasien mencapai tingkat
kesehatan yang optimal.
3. Perawat RSU Wlingi meyakini bahwa semua staff
keperawatan harus bekerja sesuai dengan Standar Asuhan
Keperawatan.
4. Perawat RSU Wlingi meyakini bahwa semua staff
keperawatan harus bekerja sesuai dengan etika
Keperawatan/Kebidanan.
5. Perawat RSU Wlingi meyakini bahwa semua staff
keperawatan harus memotivasi pasien untuk dapat
melakukan keperawatan mandiri dan tidak tergantung kepada
orang lain.
6. Perawat RSU Wlingi meyakini bahwa semua pasien
mendapatkan perawatan berkesinambungan secara
professional yang dapat dipertanggungjawabkan melalui
dokumentasi yang baik dan akurat.
7. Perawat RSU Wlingi meyakini bahwa pendidikan
berkelanjutan adalah komponen penting untuk
pengembangan pelayanan keperawatan.
Keterkaitan filosofi keperawatan dengan rumah sakit
Memberikan pelayan kesehatan terbaik kepada
masyarakat serta perawatan yang sama yang bersifat individual
meliputi bio, psiko, sosial dan spiritual.
c. Tujuan organisasi
Tujuan ruang Dahlia II
1. Menjamin hak masyarakat untuk menerima setiap jenis
layanan yang disediakan rumah sakit.
2. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
3. Meningkatkan kualitas pelayananan kesehatan yang
diberikan oleh rumah sakit.
4. Memberikan pelayanan kesehatan yang lebih intensif dan
komprehensif.
58
5. Menciptakan competitive advantage dalam industri
pelayanan kesehatan.
6. Membantu meningkatkan pelayanan kesehatan yang
diberikan rumah sakit dalam rangka memnuhi kebutuhan
masyarakat.
7. Meningkatkan peran RSUD dalam peningkatan pendidikan
kesehatan
8. Meningkatkan kompetensi sumber daya baik tenaga medis
maupun paramedis dalam rangka peningkatan pelayanan.
9. Meningkatkan loyalitas dan komitmen sumber daya manusia
yang dimiliki dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan yang diberikan.
10. Meningkatkan optimalisasi pencapaian tujuan layanan yang
diberikan oleh rumah sakit
11. Meningkatnya pelayanan publik secara efektif dan efisien
12. Meningkatkan kinerja karyawan secara individu yang
selanjutnya akan memberikan peningkatan kinerja
organisasi.
Tujuan keperawatan
1. Memberikan pelayanan keperawatan paripurna kepada
semua klien yang memerlukan pelayanan kesehatan sesuai
dengan Standar Asuhan Keperawatan.
2. Mengembangkan Standar Asuhan Keperawatan yang ada.
3. Meningkatkan citra keperawatan secara terus menerus.
4. Meningkatkan hubungan yang kondusif dengan dokter dan
tenaga medis yang lain.
5. Memberi kesempatan kepada semua tenaga perawat untuk
mengembangkan pengetahuan secara terus-menerus.
6. Melibbatkan pasien dalam perencanaan dan pelaksanaan
keperawatan
7. Mengevaluasi asuhan keperawatan secara terus menerus
yang selalu berubah, serta ketersediaan sumber
59
Keterkaitan tujuan keperawatan dengan rumah sakit
Meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan memberikan
pelayanan kesehatan sesuai dengan Standar Asuhan
Keperawatan.
d. Kebijakan dan produser organisasi
Kebijakan dan prosedur ruang Dahlia II
Kebijakan berdasarkan atas kesepakatan bersama dengan
tenaga kesehatan lain yang ada di ruangan.
Kebijakan prosedur terkait dengan keperawatan
Kebijakan langsung dibuat atau ditentukan oleh badan
diklit.
e. Peraturan organisasi
Peraturan ruang Dahlia II
Peraturan dibuat oleh kepala ruangan atas kesepakatan
bersama dengan tenaga kesehatan yang lain.
Peraturan yang terkait dengan keperawatan
Peraturan langsung dibuat atau ditentukan oleh badan
diklit.
f. Perencanaan strategis
Rencana strategis
- Identifikasi Pasien
Identifikasi pasien dilakukan dengan menggunakan gelang
- Cara Pencegahan INOS
- Data Phlebitis
- Penerapan komunikasi SBAR
- Pasien safety
60
Rencana operasional : rencana jangka pendek rumah sakit
dan terkait dengan keperawatan
Rencana Harian
Ruang Dahlia II telah membuat rencana harian yang berisi
tentang penghitungan kebutuhan tenaga setiap hari pada setiap
shitft dengan menghitung tingkat ketergantungan pasien, dan
membuat rencana tindakan harian untuk pasien.
Rencana tahunan
- Meningkatkan kinerja perawat Ruang Dahlia II
- Meningkatkan mutu SDM perawat Ruang Dahlia II
- Meningkatkan pelayanan di bidang sarana dan prasarana
- Memantau pendokumentasian asuhan keperawatan dan
tindakan keperawatan
- Menurunkan angka kejadian infeksi nosokomial di Ruang
Dahlia II
- Mengevaluasi kinerja perawat Ruang Dahlia II
- Timbang terima pasien
Keterlibatan staf keperawatan dalam perencanaan
Perawat ikut terlibat dalam penentuan rencana harian,
bulanan dan tahunan yang terbagi dalam jobdesk tersendiri.
61
2. Pengorganisasian
a. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Rumah Sakit
a)
b)
c)
BUPATI
SEKDA
DIREKTUR
Pejabat
Fungsional
Instalasi
Dewan
Pertimbangan
SPI Komite
keperawatan
Komite
medik
Wadir Pelayanan
Wadir Umum & Keuangan
Bagian Keuangan
Bagian Perencana dan evaluasi
Bagian Tata Usaha
Subbag Penyusunan Program dan Money
Subbag Diklitbang
Subbag Rekam medis
Subbag Verifikasi dan Penyusunan Anggaran
Subbag Mobilisasi Dana
Subbag Perbendaharaan dan Akutansi
Subbag Umum dan Perlengkapan
Subbag Kepegawaian
Subbag Humas Hukum dan UU
Bidang Keperawatan
Bidang Pelayanan Medik
Bidang Penunjang
Medik
Seksi Bidang Peningkatan Mutu Pelayanan Medik
Seksi SDM dan Alat Medis
Seksi Ketenagaan dan Logistik Keperawatan
Seksi Penilaian Etika dan Mutu ASKEP
Seksi SDM, Obat, Alat dan Bahan Habis Pakai
Seksi Peningkatan Mutu Pelayanan Penunjang
62
STRUKTUR ORGANISASI RUANG DAHLIA II
RSUD Ngudi Waluyo Wlingi
Direktur
Wadir Umum &
Keuangan
Wadir Pelayanan
Bidang Keperawatan
Seksi Ketenagaan dan Logistik Keperawatan
Seksi Penilaian Etika dan Mutu ASKEP
KUPP Rawat Inap
Kepala Ruangan
Waka Ruangan
Administrasi
Koord. Invent dan umum
Koord. PKR3
Koord. Obat ICU
Koord. MUTU ASKEP
Koord. Alat Medis
Koord. PIN
Koord. Data dan Pelayanan
Koord. Ketertiban dan
Kebersihan
Kabid Instalasi
63
b. Uraian Tugas
Kepala Ruangan
Uraian Tugas Dilakukan Tidak
dilakukan
Kepala Ruang
1. Melaksanakan fungsi perencanaan (p1)
meliputi:
a. Menyusun rencana kerja harian, mingguan,
bulanan, dan tahunan.
b. Menunjuk perawat primer dan tugasnya
masing-masing.
c. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan
klien dibantu perawat primer.
d. Mengidentifikasi jumlah perawat yang
dibutuhkan berdasarkan aktivitas dan
tingkat ketergantungan pasien dibantu oleh
perawat primer.
e. Merencanakan strategi pelaksanaan
perawatan.
f. Mengikuti visite dokter untuk mengetahui
kondisi, patofisiologi, tindakan medis yang
dilakukan terhadap klien.
g. Menjaga terwujudnya visi dan misi
keperawatan dan rumah sakit.
h. Menyusun rencana kebutuhan tenaga
keperawatan dari segi jumlah maupun
kualifikasi untuk ruang rawat, koordinasi
dengan kepala perawatan/ kepala
instalasi.
i. Menyusun rencana kebutuhan fasilitas,
alat, dan dana keperawatan.
j. Menyusun jadwal dinas.
k. Menyusun jadwal cuti.
l. Menyusun rencana pengembangan staf.
m. Menyusun rencana kegiatan pengendalian
mutu.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
64
2. Melaksanakan fungsi penggerakan dan
pelaksanaan (p2) meliputi:
a. Merumuskan metode penugasan yang
digunakan.
b. Merumuskan tujuan metode penugasan.
c. Membuat rincian tugas ketua tim dan
perawat pelaksana secara jelas.
d. Membuat rentang kendali.
e. Mengatur dan mengendalikan tenaga
keperawatan.
f. Mengatur dan mengendalikan sistem
ruangan.
g. Menyelenggarakan konferen.
h. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh
kegiatan pelayanan di ruang rawat, melalui
kerjasama dengan petugas lain yang
bertugas diruang rawatnya.
i. Melaksanakan orientasi kepada tenaga
keperawatan baru/ tenaga lain yang akan
kerja di ruang rawat.
j. Memberikan orientasi kepada
siswa/mahasiswa keperawatan yang
menggunakan ruang rawatnya sebagai
lahan praktik.
k. Memberi orientasi kepada
pasien/keluarganya meliputi: penjelasan
tentang peraturan rumah sakit, tata tertib
ruang rawat, fasilitas yang ada dan cara
penggunaanya serta kegiatan rutin sehari-
hari.
l. Membimbing tenaga keperawatan untuk
melaksanakan asuhan keperawatan.
m. Mengadakan pertemuan berkala/sewaktu-
waktu dengan staf keperawatan dan
petugas lain yang bertugas diruang
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
65
rawatnya.
n. Memberi kesempatan/ijin kepada staf
keperawatan untuk mengikuti kegiatan
ilmiah/penataran dengan koordinasi kepala
instalasi/kasi perawatan.
o. Mengupayakan pengadaan peralatan dan
obat-obatan sesuai kebutuhan
berdasarkan ketentuan/kebijakan rumah
sakit.
p. Mengatur dan mengkoordinasikan
pemeliharaan alat agar selalu dalam
keadaan siap pakai.
q. Mengelompokkan pasien dan mengatur
penempatannya di ruang rawat menurut
tingkat kegawatan, infeksi/non infeksi,
untuk kelancaran pemberian asuhan
keperawatan.
r. Meneliti pengisian formulir sensus harian
pasien di ruang rawat.
s. Meneliti/memeriksa ulang pada saat
penyajian makanan pasien sesuai dengan
program dietnya.
t. Menyimpan berkas catatan pasien dalam
masa perawatan diruang rawatnya dan
selanjutnya mengembalikan berkasi
tersebut ke bagian medical record bila
pasien keluar/pulang dari rumah sakit
tersebut.
u. Membimbing mahasiswa keperawatan
yang menggunkan ruang rawatnya sebagai
lahan praktik.
v. Memberikan penyuluhan kesehatan pada
pasien/keluarga sesuai kebutuhan dasar
dalam batas wewenangnya.
w. Melakukan serah terima pasien pergantian
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
66
dinas.
x. Mengatur dan mengendalikan tenaga
keperawatan, membuat daftar dinas,
mengatur tenaga yang ada setiap dari dan
lain-lain.
y. Mengatur dan mengendalikan sistem
ruangan.
√
√
3. Melaksanakan fungsi pengawasan,
pengendalian dan penilaian (p3) meliputi:
a. Mengawasi dan menilai mahasiswa
keperawatan untuk memperoleh
pengalaman belajar sesuai tujuan program
bimbingan yang telah ditentukan.
b. Melakukan penilaian kinerja tenaga
keperawatan yang berada dibawah
tanggungjawabnya dan mutu pelayanan.
c. Memberikan pengarahan tentang
penugasan kepada ketua tim dan perawat
pelaksana.
d. Memberikan pujian kepada perawat yang
mengerjakan tugas dengan baik.
e. Memberikan motivasi dalam peningkatan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
f. Menginformasikan hal-hal yang dianggap
penting dan berhubungan dengan askep
klien.
g. Membimbing bawahan yang mengalami
kesulitan dalam melaksanakan tugasnya.
h. Meningkatkan kolaborasi.
i. Melalui komunikasi, mengawasi dan
berkomunikasi langsung dengan perawat
primer mengenai asuhan keperawatan
yang diberikan kepada klien.
j. Mengobservasi pasien baru dan mengaudit
dokumentasi asuhan keperawatan.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
67
k. Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan
membandingkan dengan rencana
keperawatan yang telah disusun bersama.
√
Total 35 14
Prosentase 71,4% 28,6%
Berdasarkan tabel diatas di interpretasikan kepala ruang dalam
menjalankan fungsi manajemen keperawatan dilakukan 71,4% sehingga
dapat dikatakan fungsi tersebut dijalankan dengan cukup baik. Sehingga
peran fungsi perlu dipertahankan dan ditingkatkan lagi sesuai dengan
uraian tugasnya. Beberapa hal yang menjadi point penting dari uraian
tugas Kepala Ruangan Dahlia adalah belum optimalnya peran supervisi
kepala ruangan terhadap anggota baik secara pelaksanaan dan
dokumentasi serta kolaborasi. Beberapa contohnya adalah point supervisi
dalam hal :
Perencanaan
Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan
medis yang dilakukan terhadap klien.
Penggerakan dan Pelaksanaan
a. Merumuskan metode penugasan yang digunakan.
b. Membuat rentang kendali.
c. Melaksanakan orientasi kepada tenaga keperawatan baru/ tenaga
lain yang akan kerja di ruang rawat.
d. Memberikan orientasi kepada siswa/mahasiswa keperawatan yang
menggunakan ruang rawatnya sebagai lahan praktik.
e. Memberi orientasi kepada pasien/keluarganya meliputi: penjelasan
tentang peraturan rumah sakit, tata tertib ruang rawat, fasilitas yang
ada dan cara penggunaanya serta kegiatan rutin sehari-hari.
f. Membimbing tenaga keperawatan untuk melaksanakan asuhan
keperawatan.
g. Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan alat agar selalu
dalam keadaan siap pakai.
h. Meneliti/memeriksa ulang pada saat penyajian makanan pasien
sesuai dengan program dietnya.
68
i. Memberikan penyuluhan kesehatan pada pasien/keluarga sesuai
kebutuhan dasar dalam batas wewenangnya.
j. Melakukan serah terima pasien pergantian dinas.
Pengawasan, Pengendalian, Penilaian :
a. Memberikan pujian kepada perawat yang mengerjakan tugas dengan
baik.
b. Memberikan motivasi dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap.
c. Mengobservasi pasien baru dan mengaudit dokumentasi asuhan
keperawatan.
Ketua TIM
Uraian Tugas Dilakukan Tidak
dilakukan
Ketua Tim
a. Bersama penanggung jawab ruangan/kepala
ruangan/perawat associate/anggota tim
mengadakan serah terima tugas setiap
penggantian dinas.
b. Melakukan pembagian tugas kepada perawat
associate dengan mempertimbangkan
kemampuan masing-masing anggota.
c. Menyusun rencana asuhan keperawatan
mulai dari pengkajian sampai dengan
evaluasi.
d. Mengikuti visite dokter.
e. Menciptakan suasana harmonis.
f. Membuat laporan pasien.
g. Mengorientasikan pasien baru.
h. Membina hubungan saling percaya antara
perawat, pasien, dan keluarga.
i. Memberikan pertolongan segera pada pasien
dengan kedaruratan.
j. Membuat laporan pasien dan mencatat kasus
dari pasien, kejadian diluar dugaan yang tidak
√
√
√
√
√
√
√
√
√
69
diinginkan.
k. Mengatur waktu istirahat.
l. Melakukan ronde keperawatan bersama
Kepala Ruang dan melaporkan tentang
kondisi pasien, asuhan keperawatan yang
dilakukan, kesulitan yang dialami.
m. Bersama perawat pagi, sore, dan malam
melaksanakan, mengawasi, dan
mengevaluasi pelayanan keperawatan pasien
yang sudah diprogramkan dan membuat
pembaharuan sesuai dengan kebutuhan
pasien.
n. Mendelegasikan pelaksanaan asuhan
keperawatan pada anggota tim.
o. Membuat perincian tugas anggota tim.
p. Menerima konsultasi dari anggota tim dan
memberikan instruksi keperawatan.
q. Memimpin pertemuan tim keperawatan untuk
menerima laporan, sistem pengarahan
tentang tugas anggota tim, pelaksanaan
asuhan keperawatan, serta masalah yang
dihadapi.
r. Memelihara komunikasi efektif baik secara
vertikal maupun horizontal.
s. Melakukan penyuluhan kepada
pasien/keluarga atau kepada anggota tim.
t. Memberi teguran dan pujian.
u. Melengkapi catatan yang telah dibuat oleh
anggota tim.
v. Mengawasi dan berkomunikasi langsung
dengan perawat pelaksana.
w. Mengawasi proses asuhan keperawatan yang
dilakukan oleh anggota tim.
x. Membantu kepala ruangan membimbing
peserta didik.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
70
Total 15 8
Prosentase 65,2% 34,8%
Berdasarkan tabel diatas di interpretasikan Ketua TIM dalam
menjalankan fungsi manajemen keperawatan sudah dilakukan 65,2%.
Sehingga peran fungsi Ketua TIM perlu ditingkatkan lagi sesuai dengan
uraian tugasnya terhadap hal berikut :
a. Menyusun rencana asuhan keperawatan mulai dari pengkajian
sampai dengan evaluasi.
b. Mengikuti visite dokter.
c. Menciptakan suasana harmonis.
d. Membuat laporan pasien.
e. Mengatur waktu istirahat.
f. Melakukan ronde keperawatan bersama Kepala Ruang dan
melaporkan tentang kondisi pasien, asuhan keperawatan yang
dilakukan, kesulitan yang dialami.
g. Memberi teguran dan pujian.
h. Melengkapi catatan yang telah dibuat oleh anggota tim.
Perawat Pelaksana
Uraian Tugas Dilakukan Tidak
dilakukan
Anggota Tim
a. Memberikan pelayanan keperawatan secara
langsung berdasarkan proses keperawatan
dengan sentuhan kasih yaitu:
1) Menyusun rencana perawatan sesuai
dengan masalah klien.
2) Melaksanakan tindakan perawatan sesuai
dengan rencana.
3) Mengevaluasi tindakan keperawatan yang
telah diberikan.
4) Mencatat atau melaporkan semua
tindakan perawatan dan respon klien pada
catatan perawatan.
√
√
√
√
71
b. Melaksanakan program berikut dengan penuh
tanggung jawab:
1) Pemberian obat, yaitu:
a. Obat oral
b. Obat injeksi
2) Pemeriksaan laboratorium.
3) Persiapan klien yang akan operasi.
c. Memperhatikan keseimbangan kebutuhan
fisik, mental, sosial, dan spiritual klien:
1) Memelihara kebersihan klien dan
lingkungan.
2) Mengurangi penderitaan klien dengan
memberikan rasa aman, nyaman.
3) Pendekatan dan komunikasi terapeutik.
d. Mempersiapkan klien secara fisik dan mental
untuk menghadapi tindakan perawatan dan
pengobatan atau diagnosis.
e. Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri
sesuai dengan kemampuannya.
f. Memberikan pertolongan segera pada pasien
kritis.
g. Membantu kepala ruangan dalam
ketatalaksanaan ruang secara efektif:
1) Menyiapkan data klien baru, rujukan,
pulang, atau meninggal.
2) Penyuluhan PKMRS.
h. Mengatur dan menyiapkan alat-alat diruangan
menurut fungsinya supaya siap pakai.
i. Menciptakan dan memelihara kebersihan,
keamanan, kenyamanan, dan keindahan
ruangan.
j. Melaksanakan tugas dinas pagi/sore/malam
atau hari libur secara bergantian sesuai
dengan jadwal dinas.
k. Memberikan penyuluhan kesehatan
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
72
sehubungan dengan penyakitnya.
l. Melaporkan segala sesuatu mengenai
keadaan klien baik secara lisan maupun
tulisan.
m. Membuat laporan harian klien.
n. Operan dengan dinas berikutnya.
o. Menerima bantuan bimbingan katim/ ka shift
dan melaksanakan pendelegasian dari kepala
ruangan.
√
√
√
√
Total 13 2
Prosentase 86,7% 13,3%
Berdasarkan tabel diatas di interpretasikan perawat pelaksana
dalammenjalankan fungsi manajemen keperawatan dilakukan 86,7%
sehingga dapat dikatakan fungsi tersebut dijalankan dengan baik.
Sehingga peran fungsi perlu dipertahankan dan ditingkatkan lagi sesuai
dengan uraian tugasnya.
73
c. Pendokumentasian proses keperawatan
No Aspek Yang Dinilai Kode Berkas
% Rata-
rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A Pengkajian
1 Mencatat data yang dikaji dengan
pedoman pengkajian √ √ √ √ √ √ √ v √ √ 100
86,7 2
Data dikaji sejak pasien masuk sampai
pulang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100
3
Masalah dirumuskan berdasarkan
kesenjangan antara status kesehatan
dengan norma dan pola fungsi kehidupan
- - - - √ √ √ √ √ √ 60
B Diagnosa keperawatan
1 Diagnosa keperawatan berdasarkan
masalah yang telah dirumuskan - - - - √ √ √ √ √ √ 60
60
2 Merumuskan diagnosa keperawatan
actual/potensial √ - - - - √ √ √ √ √ 60
C Rencana tindakan
1 Dilaksanakan berdasarkan diagnosa
keperawatan √ - √ √ √ √ √ √ √ √ 90
76,7 2 Disusun menurut urutan prioritas √ - √ √ √ √ √ √ √ √ 90
3 Rumusan tujuan mengandung komponen
pasien/subjek perubahan, perilaku, kondisi √ - √ √ √ √ √ √ √ √ 90
74
pasien dan atau criteria
4 Rencana tindakan mengacu pada tujuan
dengan kalimat perintah, terinci dan jelas √ - √ √ - √ √ √ √ √ 80
5 Rencana tindakan menggambarkan
keterlibatan pasien atau keluarga - - √ √ - √ - - - - 30
6 Rencana tindakan menggambarkan
kerjasama tim kesehatan lain √ - √ √ - √ √ √ √ √ 80
D Tindakan
1 Tindakan dilaksanakan sesuai rencana √ √ √ √ - √ √ √ √ √ 90
85
2 Perawat mengobservasi respon pasien
terhadap tindakan keperawatan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100
3 Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi - √ √ √ √ - √ √ √ √ 80
4 Semua tindakan yang telah dilaksanakan
dicatat ringkas dan jelas √ √ √ √ √ √ - - - √ 70
E Evaluasi
1
Perawat mengevaluasi respon pasien
sesuai dengan kriteria hasil yang sudah
ditentukan
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100
100
2
Perawat mengevaluasi respon pasien,
analisa masalah keperawatan dan rencana
tindak lanjut.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100
F Catatan asuhan keperawatan
75
1 Menulis pada format yang baku √ √ - √ - - √ - √ - 50
62,5
2 Pencatatan dilakukan sesuai dengan
tindakan yang dilaksanakan √ √ - √ √ √ - - √ - 60
3
Setiap melakukan tindakan perawat
mancantumkan paraf/nama jelas dan
tanggal jam dilakukan tindakan
- - - √ √ √ √ √ √ - 60
4 Berkas catatan keperawatan disimpan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. √ √ - √ √ √ √ √ √ - 80
RATA-RATA TOTAL 78,5
76
Berdasarkan hasil observasi tanggal 27-29 Juli 2015, didapatkan
data pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang Dahlia II memiliki
persentase rata-rata 78,5%, asuhan keperawatan sudah menggunakan
panduan NIC NOC walaupun masih merupakan form uji coba yang
dijelaskan lebih lanjut pada pengembangan standar. Form lama yang
telah ada masih menggunakan panduan dungoes tetapi memiliki
kelemahan yaitu selalu menyesuaikan pada rencana medis dokter
sehingga rencana mandiri keperawatan jarang ditulis.
a) Sistem penghitungan tenaga keperawatan
Sistem penghitungan tenaga keperawatan dan non-keperawatan,
dilakukan setiap hari oleh kepala ruang dengan menggunakan
Rumus Gillies.
b) Jadual/shift dinas
Penanggung jawab shift
Penanggung jawab setiap shift adalah kepala ruangan. Namun
pada shift sore maupun shift malang penanggung jawab shift
didelegasikan kepada ketua tim yang telah dijelaskan lebih lanjut
pada fungsi pengarahan dan pengawasan.
Pendistribusian tenaga setiap shift
Pembagian shift dilakukan berdasarkan penghitungan kebutuhan
pasien. Sehingga pendistribusian perawat jaga tiap shift dengan
jumlah total 23 perawat didapatkan:
- Jaga pagi : 13-14 orang
- Jaga sore : 3 orang
- Jaga malam : 3 orang.
Sehingga 4-3 orang perawat mendapatkan libur.
Keterlibatan perawat pelaksana dalam pembuatan keperawatan
Pembuatan jadwal shift/dinas dilakukan sepenuhnya oleh
kepala ruang tanpa melibatkan perawat asosiate atau ketua tim. Hal
ini dilakukan untuk meningkatkan kerjasama antar pegawai.
77
c) Ketenagaan
a. Rencana kebutuhan tenaga
Menggunakan metode penghitungan Gillies, yang
dijelaskan lebih lanjut pada kebutuhan perawat. Kepala
Ruangan Dahlia II menghitung tingkat kebutuhan pasien setiap
hari, sedangkan tingkat kebutuhan tenaga dihitung setiap tahun
dengan metode perhitungan Gillies. Hasil perhitungan yang
telah dilakukan dimasukkan kedalam laporan tahunan ruangan.
b. Penerimaan pegawai baru (rekruitment)
Kepala ruangan Ruang Dahlia II menyerahkan
sepenuhnya penerimaan pegawai baru baik itu medis maupun
non medis kepada Bagian Kepegawaian Daerah (BKD) di rumah
sakit.
c. Sistem seleksi
Ruang Dahlia II tidak memiliki persyaratan untuk
pegawai (perawat). Kepala Ruang Dahlia II mengatakan bahwa
sistem seleksi pegawai baru dilakukan oleh Bagian
Kepegawaian Daerah dengan system kridensial atau pun uji
kompetensi.
d. Penempatan
Ruang Dahlia II masih belum bisa melakukan
penempatan tenaga kerja (perawat) sesuai dengan keahlian
masing-masing di bidangnya. Karena perawat Ruang Paviliun
Dahlia II memiliki keahlian yang hampir sama dan bersifat umum
dan menyeluruh, dalam arti perawat tidak menekuni hanya satu
bidang khusus untuk dikuasai.
e. Orientasi ruangan
Kepala ruangan dan perawat-perawat yang bertugas di
Ruang Dahlia selalu mengorientasikan setiap karyawan baru
yang telah dipilih oleh BKD. Orientasi diantaranya pengenalan
78
anggota tenaga kerja yang ada di ruangan, orientasi ruangan,
peralatan, visi dan misi, peraturan-peraturan yang berlaku di
ruangan, system pengelolaan obat, SOP dll.
f. Pengembangan staf: pendidikan dan pelatihan
Tiap tenaga keperawatan di Ruang Dahlia II pernah
megikuti pelatiihan tindakan kesehatan minimal 1 pelatihan ang
dijelaskan lebih lanjut pada kualitas tenaga. Pelatihan tersering
yang pernah diikuti oleh pegawai (perawat) yaitu pelatihan
PPGD.
g. Jenjang karier
Peningkatan jenjang karir di Ruang Dahlia berdasarkan
golongan bagi perawat yang sudah PNS. Jenjang karir
mengalami peningkatan pada pegawai yang telah mencapai
kredit poin tertentu. Kredit poin didapatkan dari hasil penilaian
yang dilakukan oleh Kepala Ruangan dan disetorkan kepada
DP3 tiap akhir tahun untuk dilakukan penilaian akhir.
3. Pengarahan Dan Pengawasan
a. Komunikasi
Arah komunikasi
Jenis komunikasi yang berhubungan dengan instruksi
penugasan dilakukan secara vertikal dari atasan ke bawahan, yaitu
dari kepala ruang kepada ketua tim kemudian ketua tim
menyampaikan kepada perawat penanggung jawab di masing-
masing tim. Sedangkan untuk komunikasi terkait informasi yang
berkaitan dengan keadaan di ruangan, dapat dilakukan baik dari
atasan ke bawahan atau sebaliknya. Komunikasi secara horizontal
juga sering dilakukan antar perawat, antar tim dan antar ketua tim
dengan sifat komunikasi yang terbuka.
Jadwal pertemuan/rapat
Jadwal rapat rutin ditetapkan 1 bulan sekali, namun pada
pelaksanaannya terkadang tidak dapat berjalan sesuai jadwal
79
dikarenakan beberapa hambatan seperti jadwal shift yang berbeda-
beda dan tempat tinggal perawat yang cukup jauh sehingga untuk
menentukan jadwal rapat tidak bisa dilaksanakan dengan rutin atau
mundur.
Faktor penghambat dan pendukung komunikasi
Faktor penghambat komunikasi adalah adanya perbedaan
jadwal shift dari masing-masing perawat namun hal ini dapat cukup
diatasi dengan membicarakan masalah-masalah yang ada pada
saat pre conference dan operan dinas serta memanfaatkan media
komunikasi berupa grup di BBM atau whatsapp.
b. Motivasi
Cara memotivasi individu / kelompok
Kepala ruang Dahlia II memotivasi perawat dengan cara
lisan biasanya dilakukan saat jam dinas yaitu pada saat pre
conference atau dilakukan pada saat rapat rutin dengan
memberikan saran-saran untuk mentaati ketentuan sesuai SOP
agar perawat dapat bekerja secara aman dan dapat meningkatkan
kepuasan pasien.
Sistem reward atau punishment
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan tidak ada
sistem reward yang ditentukan tetapi reward diberikan melalui
ucapan terima kasih yang disampaikan pada saat pre conference
untuk mengapresiasi kinerja perawat, sedangkan apabila terdapat
pelanggaran akan diberikan punishment berupa peringatan secara
personal atas pelanggaran yang dilakukan untuk bisa dievaluasi.
c. Supervisi
Mekanisme
Pelaksanaan supervise dilakukan oleh kepala ruangan dan
petugas rawat inap seperti katim. Hal-hal yang disupervisi seperti
bagaimana perawat melakukan tindakan keperawatan,
pendokumentasian askep, identifikasi pasien, sistem
80
pembuangan limbah, atau standar-standar prosedur dan
kebijakan yang telah ditetapkan ruangan. Selain dilakukan ke
perawat ruangan, supervise juga dilakukan ke pasien dengan
mengevaluasi apa yang dilakukan perawat pada pasien apakah
sudah dilakukan dengan benar atau tidak. Tidak ada jadwal tetap
untuk supervise, tetapi dilakukan ketika memungkinkan baik
secara langsung maupun tidak langsung, untuk supervise tidak
langsung, dilakukan setiap hari dengan memperhatikan kinerja
perawat serta lingkungan ruangan, sedangkan untuk supervise
secara langsung dilakukan sebagai rangkaian tahapan penilaian
kinerja perawat selama beberapa kali dalam setahun. Dari hasil
supervise tidak langsung, apabila terdapat ketidaksesuaian
terhadap SOP, maka akan dibahas saat pre conference dengan
membacakan SOP yang benar-benar perlu diperhatikan dan
dipatuhi perawat atau memperingatkan secara personal.
Pendokumentasian hasil supervisi dimasukkan dalam penilaian
kinerja perawat. Supervisi juga dilakukan oleh tim komite
keperawatan dari rumah sakit ke ruangan.
Faktor penghambat
Dalam pelaksanaan supervise terdapat penghambat
seperti keterbatasan waktu dan kegiatan kepala ruangan yang
banyak sehingga tidak dapat dilaksanakan secara optimal.
d. Pendelegasian
Dalam proses pendelegasian tugas, wewenang dan
tanggung jawab ditentukan oleh kepala ruangan, misalnya
mendelegasikan tugas kepala ruangan kepada wakil kepala
ruangan apabila kepala ruangan berhalangan serta
mendelegasikan tugas-tugas kepada ketua tim. Alur
pendelegasian dilakukan dari atasan ke bawahan dengan
menggunakan form pendelegasian. Dalam pelaksanaannya
hambatan yang muncul adalah adanya kesungkanan dikarenakan
bawahan yang usianya serta pengalaman kerja yang lebih lama
daripada atasan.
81
Mekanisme Penyelesaian Masalah : Manajemen Konflik
Konflik yang terjadi di Ruang Dahlia II diselesaikan secara
kekeluargaan. Apabila terdapat konflik atau permasalahan akan
diselesaikan secara internal bersama kepala ruangan. Serta
diupayakan sistem rolling tim keperawatan untuk mengurangi
konflik akibat kejenuhan dan ada variasi susunan tim
keperawatan.
Penampilan kerja perawat dinilai secara langsung oleh
kepala ruangan dengan menggunakan form atau lembar Daftar
Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) yang dilakukan setiap
akhir tahun. Indikator yang dinilai yaitu :
- Kesetiaan
- Prestasi
- Tanggung jawab
- Ketaatan
- Kejujuran
- Kerjasama
- Prakarsa
- Kepemimpinan
Hasil dari penilaian berupa skor-skor dan penilaian dilaksanakan
berdasarkan posisi atau jabatan masing-masing perawat.
Penilaian kinerja ini nantinya dilaporkan kepada Ka.Bidang
keperawatan.
4. Pengendalian
a. Penampilan Kerja
Penilaian penampilan kinerja
Pada Ruang Dahlia II setiap tahun mengikuti tes penampilan kerja
untuk mengukur seberapa berkompetensinya perawat di RSUD
Ngudi Waluyo terutama di Ruang Dahlia II. Tes ini biasanya
dilakukan serentak.
82
Alat penilaian kinerja
Penilaian kinerja ini dilakukan serentak di seluruh wilayah
Kabupaten Wlingi dengan menggunakan alat peniaian DP3 (Daftar
Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan).
Hasil penilaian kinerja
Hasil penilaian kinerja dengan menggunakan penilaian DP3 satu
kali setiap akhir tahun.
b. Pengendalian Mutu
Kegiatan pengendalian mutu
1) Tersedinya tempat sampah medis dan nonmedis
2) Tersedianya bed pasien dan mempunyai side rail
3) Tersedianya SOP pada masing-masing ruangan
4) Tersedianya format dokumentasi yang lengkap
5) Tersedianya fasilitas perawatan seperti nurse station, ruang
administrasi, ruang depo farmasi, ruang administrasi, ruang depo
farmasi, ruang perawatan, kamar mandi, wastafel pada sebagian
besar ruangan
Indikator pengendalian mutu
1) Keselamatan pasien, meliputi :
Kejadian jatuh
Dekubitus
2) Kesalahan pemberian obat Kepuasan pasien, meliputi :
tangibility (bukti fisik yaitu ruangan dan fasilitasnya),
reliability (terkait kehandalan dari tenaga kesehatan),
responsiveness (tanggap),
assurance (jaminan),
empathy (perhatian).
Kejadian Dekubitus
Angka kejadian dekubitus Ruang Dahlia II berjumlah 0 (0%).
Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan
wawancara pada setiap pasien di ruangan selama 3 hari (27 - 29
83
Juli 2015). Angka kejadian dekubitus dinilai berdasarkan jumlah
pasien yang mengalami dekubitus dibagi dengan jumlah pasien
beresiko mengalami dekubitus. Poin berikut adalah untuk
menentukan pasien yang beresiko mengalami dekubitus:
Usia lanjut (> 60 tahun)
Ketidakmampuan bergerak pada bagian tertentu
Status gizi malnutrisi
Berbaring lama, penekanan pada satu arah
Mengalami kondisi kronik
Inkontinensia urin dan feses
Kejadian dekubitus
Pasien dengan resiko tinggi dekubitus
Apabila pasien memenuhi salah satu atau lebih dari poin di atas
dengan skor 14 maka pasien tersebut dimasukkan kriteria resiko
mengalami dekubitus.
NO VARIABEL TANGGAL
27 28 29
1 Jumlah Kejadian Dekubitus 0 0 0
2 Jumlah Pasien Beresiko terjadi Dekubitus 6 7 16
Persentase kejadian dekubitus klien di Ruang Dahlia RSUD Ngudi
Waluyo.
u lah e a ian e u itu
u lah a ien e e i e a i e u itu x 100%
x 100% = 0%
Pasien Restrain
Hasil pengkajian yang dilakukan selama 3 hari (27 - 29 Juli 2015)
di Ruang Dahlia II tidak didapatkan pasien dengan restrain dan tidak
didapatkan cedera akibat pemasangan restrain.
Kejadian Infeksi Nosokomial
NO Variabel Tanggal
27 28 29
1 Pasien tirah baring 6 7 16
84
Pasien dengan dekubitus 0 0 0
2 Pasien terpasang infus
Intern 36 38 39
Ekstern 0 2 2
Plebitis non infeksius
Intern 0 0 4
Ekstern 0 2 0
Plebitis infeksius
Intern 0 0 0
Ekstern 0 0 0
3 Terpasang transfusi 3 6 2
Penyulit oleh karena transfusi - - -
Infeksi oleh karena transfusi - - -
4 Total operasi bersih - - -
5 Total pemasangan kateter 0 0 0
Total infeksi karena terpasang kateter 0 0 0
Kejadian Kesalahan Pada Pemberian Obat oleh Perawat
Variabel Tanggal
27 28 29
Salah pasien 0 0 0
Salah nama dan tidak sesuai dengan identitas 0 0 0
Salah waktu 0 0 0
1.1 Terhambat pemberiam obat
1.2 Pemberian obat yang terlalu cepat
1.3 Obat stop tetap dilanjutkan
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2.1 Cara oral
2.2 Intra vena
2.3 Intra muskuler
2.4 Lain-lain
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Salah dosis 0 0 0
Dosis kurang 0 0 1
Dosis berlebih 0 0 0
85
Salah obat 0 0 0
Salah dokumentasi 34 30 40
Jumlah kesalahan 34 30 41
Jumlah pasien/hari 36 40 41
Angka KTD dalam pemberian obat (dosis kurang)
Angka KTD
u lah a ien yan e ena e a ian i a iha ap an ala e e ian at
u lah a ien pa a Ha i te e ut x 100%
x 100% = 2,4%
Angka KNC dalam pemberian obat (salah dokumentasi)
Angka KNC
u lah a ien yan te ena e a ian nya i i e a ala pe e ian at
u lah a ien pa a Ha i te e ut x 100
x 100% = 89%
Kejadian Jatuh
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan
observasi pasien dan keluarga yang menemani pasien selama 3 hari
(27-29 Juli 2015). Angka kejadian pasien jatuh dinilai berdasarkan
jumlah pasien yang mengalami jatuh dibagi dengan jumlah pasien
beresiko mengalami jatuh.
Poin berikut adalah untuk menentukan pasien yang beresiko
mengalami jatuh:
1. Riwayat jatuh (baru-baru ini atau dalam 3 bulan terakhir)
2. Penyakit penyerta
3. Alat bantu jalan
4. Pemakaian infus intravena/heparin
5. Cara berjalan
6. Status mental
Apabila pasien memenuhi salah satu atau lebih dari poin di atas dengan
skor >51 risiko tinggi untuk jatuh, skor 25-50 risiko rendah untuk jatuh,
skor 0-24 tidak berisiko
86
No Variabel Tanggal
27 28 29
1 Jumlah pasien jatuh 0 0 0
2 Jumlah pasien beresiko jatuh adalah pasien
baru
6 6 7
Persentase kejadian klien jatuh di Ruang Dahlia RSUD Ngudi
Waluyo.
e a ian atuh u lah pa ien atuh
u lah a ien e e i atuhx 100%
e a ian atuh
x 100% = 0 %
Pasien
a. Tingkat Kepuasan Pasien
1) Tingkat kepuasan dilakukan dengan metode wawancara dan
observasi.
2) Langkah pertama adalah mengetahui berapa pasien yang dapat
dimasukkan dalam penilaian tingkat kepuasan. Syaratnya antara lain
dirawat selama 3 hari, tidak pulang paksa, dan pulang hidup. Data
jumlah pasien didapatkan dari rekam medis.
3) Langkah kedua dilakukan penilaian tingkat kepuasan pada pasien
yang masuk kriteria penilaian. Dilakukan wawancara secara langsung
kepada pasien untuk menjawab indikator-indikator kepuasan seperti
tangibility (bukti fisik yaitu ruangan dan fasilitasnya), reliability (terkait
kehandalan dari tenaga kesehatan), responsiveness (tanggap),
assurance (jaminan), empathy (perhatian). Setiap indikator tersebut
terdiri dari 5 pertanyaan, dengan skor jawaban 1 sampai 5. Scoring
dimulai dari sangat tidak puas, tidak puas, cukup puas, puas dan
sangat puas.
4) Langkah ketiga melakukan wawancara kepada pasien yang telah
menjawab pertanyaan untuk penilaian elemen indikator kepuasan.
e tanyaannya yaitu, “ e i pulannya, apa ah An a u ah pua
en an pelayanan uan an ini?”. awa an pasien akan divalidasi
dengan melihat elemen indikator yang sudah dijawab.
87
Berikut ini dipaparkan mengenai kepuasan pasien di Ruang Dahlia II.
Berdasarkan hasil survey di Ruang Inap Dahlia II, dari 10 pasien
yang diwawancara didapatkan hasil bahwa 9 (90%) pasien puas dan 1
(10%) pasien merasa tidak puas terhadap pelayanan yang diterima.
Berdasarkan kelima indikator kepuasan bahwa pada indikator
assurance 100% pasien menyatakan puas. Pasien merasa puas karena
dokter mempunyai kemampuan dan pengetahuan dalam menetapkan
diagnosa penyakit cukup baik, sehingga mampu menjawab setiap
pertanyaan pasien secara meyakinkan. Selain itu, menurut pasien
dokter melayani dengan sikap meyakinkan sehingga pasien merasa
aman.
b. Tingkat kecemasan pasien
Pengukuran tingkat kecemasan klien menggunakan kuesioner yang
terdiri dari 14 pertanyaan, dimana setiap pertanyaan memiliki jumlah
pilihan yang berbeda. Scoring dimulai dari tidak ada cemas, cemas
ringan, cemas sedang, cemas berat dan cemas berat sekali.
90%
10%
TINGKAT KEPUASAN PASIEN
PUAS
TIDAK PUAS
0% 20% 40% 60% 80%
100% 120%
PUAS
TIDAP PUAS
88
Berdasarkan hasil survey di Ruang Inap Dahlia II, dari 10 pasien
yang diwawancara didapatkan hasil bahwa 5 (50%) pasien dengan
cemas ringan, 4 (40%) pasien dengan cemas sedang, 1 (10%) pasien
dengan cemas berat dan tidak ada (0%) pasien dengan cemas berat
sekali.
a. Tingkat pengetahuan pasien terhadap infeksi nosokomial
Pengukuran tingkat pengetahuan klien terhadap infeksi nosokomial
menggunakan kuesioner yang terdiri dari 10 pertanyaan, dimana setiap
pertanyaan memiliki jumlah pilihan yang berbeda. Pilihan jawaban ada
dua en an awa an “iya” an “ti a ”. in at pen etahuan
diklasifikasikan menjadi pengetahuan tinggi, sedang dan rendah.
Berdasarkan hasil survey di Ruang Inap Dahlia II, dari 10 pasien
yang diwawancara didapatkan hasil bahwa keseluruhan pasien memiliki
pengetahuan yang rendah mengenai infeksi nosokomial.
50% 40%
10% 0
TINGKAT KECEMASAN PASIEN
CEMAS RINGAN
CEMAS SEDANG
CEMAS BERAT
CEMAS BERAT SEKALI
100%
PENGETAHUAN PASIEN TERHADAP INFEKSI NOSOKOMIAL
TINGGI
SEDANG
RENDAH
89
Perawat
a. Kepuasan kerja perawat
Pengukuran tingkat kepuasan kerja perawat menggunakan
kuesioner yang terdiri dari 24 pertanyaan, dimana setiap pertanyaan
memiliki dua pilihan jawaban. kemudian ditabulasi dan dikategorikan
en a i “pua ” an “ti a pua ”.
Berdasarkan hasil survey di Ruang Inap Dahlia II, dari 10 perawat
yang diberikan kuesioner didapatkan hasil bahwa 100% perawat merasa
puas dengan kinerjanya. Mayoritas perawat puas terhadap beban kerja,
tugas/pekerjaan yang dihadapi, komunikasi dan kerja sama, peraturan
kepegawaian, sistem pembagian shift, waktu bertugas, suhu ruangan,
gaji, tunjangan, jangka waktu naik jabatan dan kesempatan untuk
memperoleh pendidikan serta keterampilan dan kemampuan dalam
bekerja.
b. Kelelahan kerja perawat
Pengukuran tingkat kelelahan kerja perawat menggunakan
kuesioner yang terdiri dari 17 pertanyaan, dimana setiap pertanyaan
memiliki dua pilihan jawaban. kemudian ditabulasi dan dikategorikan
en a i “tin i”, “ e an an “ en ah”.
100%
0
KEPUASAN KERJA PERAWAT
PUAS
TIDAK PUAS
90
Berdasarkan hasil survey di Ruang Inap Dahlia II, dari 10 perawat
yang diberikan kuesioner didapatkan hasil bahwa 100% kelelahan
perawat rendah.
c. Produktivitas kerja perawat
Pengukuran tingkat produktivitas kerja perawat menggunakan
kuesioner yang terdiri dari 11 pertanyaan, dimana setiap pertanyaan
memiliki dua pilihan jawaban. kemudian ditabulasi dan dikategorikan
en a i “tin i”, “ e an an “ en ah”.
Berdasarkan hasil survey di Ruang Inap Dahlia II, dari 10 perawat
yang diberikan kuesioner didapatkan hasil bahwa 14% perawat dengan
tingkat produktivitas rendah, 28% perawat dengan tingkat produktivitas
sedang dan 58% perawat dengan tingkat produktivitas tinggi.
100%
0% 0%
KELELAHAN KERJA PERAWAT
RENDAH
SEDANG
TINGGI
14%
28% 58%
TINGKAT PRODUKRIVITAS KERJA PERAWAT
RENDAH
SEDANG
TINGGI
91
d. Tingkat Kepuasan Kerja Perawat
Pengukuran tingkat kepuasan kerja perawat menggunakan
kuesioner yang terdiri dari 24 pertanyaan, dimana setiap pertanyaan
memiliki dua pilihan jawaban. kemudian ditabulasi dan dikategorikan
en a i “pua ” an “ti a pua ”. e a a an ha il u vey i Ruan Inap
Dahlia II, dari 7 perawat yang diwawancara didapatkan hasil bahwa 100%
perawat merasa puas dengan kinerjanya. Mayoritas perawat puas
terhadap beban kerja, tugas/pekerjaan yang dihadapi, komunikasi dan
kerja sama, peraturan kepegawaian, sistem pembagian shift, waktu
bertugas, suhu ruangan, gaji, tunjangan, jangka waktu naik jabatan dan
kesempatan untuk memperoleh pendidikan serta keterampilan dan
kemampuan dalam bekerja.
Berdasarkan hasil survey kepuasan kerja perawat di Ruang Inap
Dahlia II, dari 10 perawat yang diberikan kuesioner didapatkan hasil
bahwa 10 (100%) perawatmenyatakan puas.
e. Pengendalian Infeksi Nosokomial
Pengendalian dari infeksi nosokomial di Ruang Dahlia II dilakukan
dengan melakukan observasi pada 10 perawat dan kelayakan alat untuk
melakukan mencegahan infeksi nosokomial dengan menggunakan
beberapa indikator sebagai berikut:
100%
0
KEPUASAN KERJA PERAWAT
PUAS
TIDAK PUAS
92
Tipe hand hygiene
No Variabel
Tipe hand hygiene
Cuci tangan
Menggosok dengan alkohol
Tidak sama sekali
1 Tipe hand hygiene sebelum ke
pasien dalam tindakan invasif
0 3 7
2 Tipe hand hygiene sebelum ke
pasien dalam tindakan non invasif
0 0 10
3 Tipe hand hygiene sesudah ke
pasien dalam tindakan invasif
6 4 0
4 Tipe hand hygiene sesudah ke
pasien dalam tindakan non invasif
0 3 7
Observasi Cuci Tangan
No Variabel Ya Tidak
1 Pemakaian perhiasan dan aksesoris saat
cuci tangan
4 2
2 Tangan dibilas dengan air yang mencukupi 6 0
3 Lengan baju diatas siku saat cuci tangan 5 1
4 Mengeringkan tangan dengan tissue toilet,
handuk pribadi atau pengering tangan listrik
otomatis
2 4
5 Penggunaan sabun saat cuci tangan 6 0
6 Menggosok-gosokan tangan, telapak tangan
bagian punggung tangan, sela-sela jari, dan
pergelangan tangan
5 1
7 Menghindari kontaminasi tangan ketika
menutup kran
2 4
8 Mencuci tangan tidak lebih dari 30 detik 6 0
93
Fasilitas Suplai Tempat Cuci Tangan
No. Variabel Tersedia Tidak tersedia
1 Jumlah wastafel 11 0
Mengalir Tidak mengalir
2 Kondisi air 11 0
Tersedia Tidak tersedia
3 Ketersediaan sabun cair 5 6
Dicuci Tidak dicuci
4 Pencucian tempat sabun
sebelum pengisian ulang
0 11
Tersedia Tidak tersedia
5 Ketersediaan handuk /
pengering tangan elektrik
0 11
Observasi Pemberian Injeksi
No Variabel
Observasi
Pemberian Injeksi
ya tidak
1 Mencuci tangan sebelum ijeksi 0 10
2 Kesterilan jarum dalam tindakan injeksi 9 1
3 Pendesinfeksian vial dengan alkohol saat
tindakan injeksi
0 10
4 Penggunaan kapas atau kassa steril saat
mematahkan ampul obat
0 10
5 Tempat khusus untuk menyimpan vial
multidosis yang telah digunakan
10 0
6 Pengguaan handscoen disposable untuk
injeksi IV
7 3
7 Pendesinfeksian kulit menggunakan alkohol
ketika injeksi
10 0
8 Pendisposibelan jarum dalam safety box 7 3
9 Mencuci tangan setelah injeksi 6 4
94
Observasi Kontrol Infeksi
NO Variabel Kontrol Infeksi
ya tidak
1 Pemberian Injeksi
Peletakan tempat steril pada tempatnya 10 0
Pembuangan benda tajam pada
safetybox
7 3
Pembuangan hanscoen dalam tempat
sampah medis
10 0
Pembuangan barang terkontaminasi
dalam tempat sampah medis
10 0
Pembuangan sampah non medis
dibuang pada kontainer yang digabung
dengan sampah biasa
10 0
2 Pemasangan infus
Peletakan tempat steril pada tempatnya 10 0
Pembuangan benda tajam pada safety
box
10 0
Pembuangan hanscoen dalam tempat
sampah medis
10 0
Pembuangan barang terkontaminasi di
tempat sampah medis
10 0
Pembuangan sampah non medis
dibuang pada kontainer yang digabung
dengan sampah biasa
10 0
3 Rawat Luka
Peletakan tempat steril pada tempatnya 10 0
Pembuangan benda tajam pada safety
box
10 0
Pembuangan handscoen dalam tempat
sampah
10 0
Pembuangan barang terkontaminasi
dalam sampah medis
10 0
Pembuangan sampah non medis 10 0
95
dibuang pada kontainer yang digabung
dengan sampah biassa
4 Pengambilan darah
Peletakan tempat steril pada tempatnya 10 0
Pembuangan benda tajam pada safety
box
10 0
Pembuangan handscoen dalam tempat
sampah
10 0
Pembuangan barang terkontaminasi
dalam sampah medis
10 0
Pembuangan sampah non medis
dibuang pada kontainer yang digabung
dengan sampah biassa
10 0
Keberhasilan pengendalian mutu
tidak ditemukan adanya kejadian jatuh, dengan prosentase 0%
tidak ditemukan adanya pasien dengan dekubitus, dengan
prosentase 0%
ditemukan kejadian tidak diinginkan dalam pemberian obat
sebanyak 2,4% dan kejadian nyaris cidera sebanyak 89%
c.Pengembangan Standar
Standar askep
Ruang Dahlia II sudah memiliki standar asuhan keperawatan
secara spesifik dengan panduan NIC NOC yang masih diujicobakan
selama 3 bulan. Setelah 3 bulan nanti akan dievaluasi hasil
pengaplikasiannya apakah lebih efektif dan efisien.
Standar kinerja
Perawat-perawat di ruang Dahlia II sudah memiliki pengalaman
pelatihan. Pelatihan yang diikuti berdasarkan kebutuhan kompetensi
yang dibutuhkan di ruangan tersebut. Ruang Dahlia II mengikuti SPO
dari rumah sakit.
96
Pedoman standar prosedur operasional yang digunakan untuk
pelayanan di Ruang Dahlia II adalah tabel sebagai berikut:
No Daftar Standar Prosedur Operasional
1 SPO Perawatan Metode Kanguru
2 SPO Menimbang Berat Badan Bayi
3 SPO Merawat Tali Pusat
4 SPO Mengukur Suhu Bayi per Rectal
5 SPO Memberikan Cairan Melalui Vena Bersayap
6 SPO Mengganti Pakaian Bayi
7 SPO Memberikan Minum Bayi
8 SPO Memandikan Bayi
9 SPO Menyiapkan Darah Bayi untuk Pemeriksaan
ASTRUP
10 SPO Menyiapkan dan Merawat Bayi Dengan Terapi
Blue UGH
11 SPO Luka Episiotomi
12 SPO Gerakan Janin
13 SPO Mengatur Posisi Lithotomi
14 SPO Membimbing Ibu Menyusui
15 SPO Membimbing Ibu Memandikan Bayi
16 SPO Membersihkan vulva
17 SPO Membersihkan dan Merawat Buah Dada
18 SPO Memakai Sarung Tangan
19 SPO Perawatan luka Post Operasi Sectio Cesarea
20 SPO Memonitor Perdarahan Postpartum
21 SPO Menyuapi Pasien
22 SPO Ambulasi Dini
23 SPO Memberikan Obat Oral
24 SPO Pemberian Oksigen Nasal/Sungkup
25 SPO Pemasangan Infus
26 SPO Memindahkan memasukkan Darah (Transfusi)
27 SPO Pemberian Huknah
28 SPO Perawatan Pasien Menghadapi Sakaratul Maut
29 SPO Memandikan Pasien di Tempat Tidur
97
30 SPO Denyut Nadi
31 SPO Menghitung Pernafasan
32 SPO Mengukur Suhu
33 SPO Memberikan Obat Melalui Suntikan
34 SPO Memberihkan Mulut
35 SPO Mengganti alat tenun
36 SPO Menyisir Rambut
37 SPO Menyuapi Pasien
38 SPO Menjaga Keselamatan Pasien di Tempat Tidur
39 SPO Mengukur Tekanan Darah
40 SPO Memberi Penyuluhan Secara Individu
41 SPO Perawatan Luka Lembut
42 SPO Melakukan Bilasan Lambung
43 SPO Memberikan Penyuluhan Kesehatan Secara
Individu
44 SPO Memberikan Kompres Dingin
45 SPO Melaksanakan Program Orientasi Kepada
Pasien
46 SPO Melaksanakan Komunikasi Langsung/Lisan
47 SPO Mengganti Balutan Luka
48 SPO Perawatan Kateter Urine dan Kandung Kemih
49 SPO Melakukan Tindakan Fisioterapi dada
50 SPO Melakukan Defibrilator dan Kardioversi
51 SPO Resusitasi Jantung Paru
52 SPO Persiapan Peritonial Dialisis
53 SPO Menyiapkan Tindakan Untuk Pemasangan WSD
54 SPO Pemasangan Nasogastric Tube (NGT)
55 SPO Endotracheal Tube
56 SPO Shock Anafilaktik
57 SPO Pemberian Dopamin
58 SPO Sarung Tangan
59 SPO Cuci Tangan
60 SPO Menerima Pasien Sebelum Pembedahan
61 SPO Melaksanakan Orientasi Pada Pasien Pre
98
Operasi
62 SPO Fiksasi di Tempat Tidur
63 SPO Memasang Jas Operasi
64 SPO Mengawasi Tingkat Kesadaran
65 SPO Menutup Luka Pembedahan
66 SPO Membantu Pelaksanaan Tindakan Pembedahan
Secara Langsung
67 SPO Bilasan Lambung
68 SPO Menyiapkan Pasien untuk Pemeriksaan
Radiodiagnostik
69 SPO Skin Test
70 SPO Pemasangan EKG 12 lead
71 SPO Menyiapkan Darah untuk Pemeriksaan
72 SPO Menyiapkan Urine untuk Pemeriksaan
Laboratorium
73 SPO Menyiapkan Pasien untuk Tindakan
Pembedahan Akut
74 SPO Merawat Luka Bakar
75 SPO Pembidaian /Pemasangan Gips
76 SPO Shock Anafilaktik
77 SPO Menyiapkan Pasien dan Alat Untuk Tindakan
Intubasi
78 SPO Menyiapkan Pasien dan Alat Untuk Tindakan
Extubasi
79 SPO Ventilator
80 SPO Syring Pump
81 SPO Infus Pump
82 SPO DC Shock
83 SPO Kanulasi Vena Infus
84 SPO Perawatan Tracheostomie
85 SPO Perawatan Luka Operasi
99
Analisa Tindakan Berdasarkan SOP
SPO Memberikan Obat Melalui Suntikan
1 Pengertian Memberikan obat melalui suntikan baik secara IV, IM,
IK, SC, IC sesuai dengan program pengobatan
2 Tujuan Agar dapat membantu mempercepat proses
penyembuhan
3 Kebijakan SK Direktur Nomor
188/32.18/409.206/SK.PERWT/2009
4 Prosedur 1. 2. Kriteria Persiapan
a. Spuit disposible sesuai kebutuhan
b. Kapas alkohol
c. Kikir ampul
d. Obat yang akan diberikan
e. Penjelasan kepada pasien
Dilakukan Tidak
Dilakukan
Kriteria
Pelaksanaan
a. Identifikasi 6 benar
pemberian obat
b. Memperhatikan prinsip
aseptik
c. Membaca etiket obat
d. Membaca dosis obat
e. Memasukkan obat ke
dalam spuit kemudian
udara dalam spuit
dikeluarkan
f. Mengatur posisi pasien
g. Menentukan daerah
yang akan disuntik
h. Mendesinfeksi kulit yang
akan disuntik sesuai
dengan jenis suntikan
(secara sirkuler dari
dalam ke luar)
V
V
V
V
V
V
V
V
100
i. Memasukkan jarum
dengan posisi 90 derajat
j. Aspirasi untuk
menentukan tidak
mengenai pembuluh
darah
k. Memasukkan obat
dengan perlahan-lahan
l. Memperhatikan reaksi
pasien
m. Mencabut jarum
perlahan-lahan
n. Menghapus kulit dengan
kapas alkohol
o. Mencatat dalam formulir
pemberian obat
V
V
V
V
V
V
V
Keterangan
Dalam melakukan tindakan prosedur injeksi, perawat sudah
melakukannya sesuai dengan SPO yang ada. Hal ini terbukti dengan
skor 93, 3 % yang diperoleh perawat saat melakukan prosedur injeksi
SPO Pengambilan Darah Untuk Pemeriksaan
Kebijakan No Dok : 26/KKP/2010 No Revisi
:00 Halaman : 2/2 Tanggal Terbit
1 Nopember 2010
Kriteria Pelaksanaan Dilakukan Tidak
Dilakukan
a. Cuci tangan dan menggunakan
sarung tangan
b. Menentukan pembuluh darah yang
akan ditusuk untuk pengambilan
darah
c. Mendesinfeksi permukaan kulit
pembuluh darah yang akan
V
V
V
101
ditusuk dengan menggunakan
kapas alkohol
d. Memasang torniquet
e. Mengambil darah pemeriksaan
dengan cara menusukkan jarum
pada pembuluh darah, sesuai
kebutuhan
f. Memasukkan darah pada tempat
yang sudah disediakan
g. Memasang label pada tempat
darah dengan
- Mencantumkan nama
- Nomor Rekam Medik
- Tanggal dan jam pengambilan
h. Mengirim darah dan menyertakan
formulir pemeriksaan yang sudah
diisi dan ditandatangani oleh
dokter
V
V
V
V
V
V
V
Keterangan :
Dalam melakukan tindakan prosedur pengambilan darah, perawat
sudah melakukannya sesuai dengan SPO yang ada. Hal ini terbukti
dengan skor 93.3% yang diperoleh perawat saat melakukan prosedur
pengambilan darah.
Dari kedua tindakan keperawatan yang dilakukan perawat
ruangan, hasil observasi menunjukkan angka 93%. Hal ini menunjukkan
kategori bahwa tindakan yang dilakukan oleh perawat ruangan sudah
baik dan sesuai dengan protap yang ada di ruangan
3.1.3 Analisa SWOT
No Man
1 Strength Ranking Konstanta Bobot Rating Skor
a. 21 orang (100%)
pernah mengikuti
1 4 4/16 4 1
102
pelatihan
kegawatdaruratan
(BCLS/ PPGD)
Total 1
Weakness
a. Kebutuhan perawat
tiap hari kurang 12
orang dari
perhitungan
2 4 8/16 4 2
b. Perawat kurang
mematuhi SOP yang
ada dalam melakukan
tindakan keperawatan
1 4 4/16 5 1,25
Total 3,25
Opportunity
a. Rumah Sakit
menyediakan program
pelatihan bagi semua
perawat
1 4 4/24 4 0,6
b. Adanya kesempatan
bagi perawat untuk
mendapatkan
pelatihan dan
melanjutkan studi dari
D3 ke S1
keperawatan
2 4 8/24 3 1
Total 1,6
Threatened
a. Banyak RS pesaing
disekitar RSUD Wlingi
1 4 4/24 3 0.5
b. Mudahnya LSM masuk
rumah sakit
2 4 8/24 5 1.67
Total 2,17
Skor faktor internal = skor kekuatan – skor kelemahan = 1- 1,25 = -0,25
Skor faktor eksternal = skor kesempatan – skor ancaman = 1,6 – 2,17 = -0,57
103
No
2 Material Ranking Konstanta Bobot Rating Skor
Strength
a. Memiliki beberapa form
pendokumentasian
yang dibutuhkan yang
dibutuhkan untuk
kegiatan keperawatan
1 4 4/16 4 1
Total 1
Weakness
a. Pengunjung bebas
keluar masuk
2 4 8/16 4 2
b. Kurangnya peringatan
tentang menjaga
kebersihan
1 4 4/16 4 1
Total 3
Opportunity
a. Adanya kesempatan
bagi Ruang Dahlia 2
untuk mengajukan
pengadaan ulang atau
pengadaan tambahan
peralatan yang
dibutuhkan di ruangan
1 4 4/8 4 2
Total 2
Threatened
a. Ada beberapa pasien
yang komplain dengan
peralatan yang ada di
ruangan
1 4 4/8 3 1,5
Total 1,5
Skor faktor internal = skor kekuatan – skor kelemahan = 1- 3 = -2
Skor faktor eksternal = skor kesempatan – skor ancaman = 2 – 1,5 = 0,5
104
No
3 Method Ranking Konstanta Bobot Rating Skor
Strength
1. Operan selalu dilakukan setiap
pergantian shift malam ke pagi
2 4 8/168 5 0,24
2. Pre conference dilakukan setiap
pergantian shift malam ke pagi
1 4 4/168 5 0,12
3. Cara memotivasi individu atau
kelompok sekaligus sebagai tindakan
koreksi supervisi dengan memberikan
saran dan pembacaan SOP saat pre
conference dapat membuat beberapa
perawat melaksanakan tindakan
sesuai SOP
3 4 12/168 3 0,21
4. Sistem penilaian kerja terjadwal di
akhir tahun dan menggunakan form
dengan indicator yang sudah
ditetapkan.
6 4 24/168 4 0,57
5. Pendokumentasian asuhan
keperawatan di ruang Dahlia II cukup
baik dengan persentase rata-rata
78,5%.
4 4 16/168 5 0,48
6. Pembagian shift telah dilakukan
berdasarkan penghitungan
kebutuhan pasien.
5 4 20/168 4 0,47
Total 2,09
Weakness
1. Post conference tidak dilakukan 1 4 4/168 5 0,11
2. Operan dilakukan antar ketua tim,
namun tidak disertai anggota tim
2 4 8/168 4 0,19
3. Dari keseluruhan pasien yang
disurvey, pada hari ketiga ditemukan
jumlah kejadian phlebitis non
infeksius 4 pasien
5 4 20/168 4 0,47
4. Dari keseluruhan sampel yang
disurvey, selama tiga hari ditemukan
kejadian kesalahan penulisan
dokumentasi obat. Pada hari
4 4 16/168 4 0,38
105
pertama dan kedua 100% perawat
melakukan kesalahan pada saat
penulisan dokumentasi obat.
Sedangkan pada hari ketiga 98%
perawat melakukan kesalahan pada
saat penulisan dokumentasi obat.
5. Dari hasil observasi terhadap sampel
perawat, didapatkan bahwa
pelaksanaan hand hygiene sebelum
ke pasien dalam tindakan invasive
70% perawat tidak melakukan
pelaksanaan hand hygiene sama
sekali dan 100% tidak melakukan
hand hygiene sebelum dan sesudah
melakukan tindakan non invansive
3 4 12/168 4 0,28
6. Dari hasil observasi terhadap
sampel perawat saat melakukan
injeksi, masih terdapat perawat
yang melakukan prosedur injeksi
yang tidak tepat. Sebagian perawat
tidak melakukan cuci tangan
sebelum injeksi (100%),
pendesinfeksian vial dengan
alkohol saat tindakan (100%) .
7 4 28/168 4 0,67
Total 2,10
Opportunity
1. Sebanyak 90% dari seluruh
sampel yang disurvey, tingkat
kepuasan pasien terhadap
pelayanan yang diterima dalam
kategori tinggi
1 4 4/8 4 2
Total 2
Threatened
1. Adanya tuntutan pelayanan yang
optimal dari konsumen
1 4 4/8 5 2,5
Total 2,5
106
Skor faktor internal = skor kekuatan – skor kelemahan = 2,09 – 2,10 = -0,1
Skor faktor eksternal = skor kesempatan – skor ancaman = 2 – 2,5 = -0,5
No
4 Money Ranking Konstanta Bobot Rating Skor
Strength
1. Adanya sistem pembayaran
program umum, Askes, JKN,
Jamkesmas, Jamkesda, SPM,
Kartu DA dan Mandiri
1 4 4/8 4 2
Total 2
Weakness
1. Pemintaan dana dilakukan melalui
pengajuan proposal, namun
pencairan dana membutuhkan
proses dan waktu yang lama.
1 4 4/8 5 2,5
Total 2,5
Oportunity
1. Ruang Rawat Inap Dahlia II dapat
mengajukan proposal ke Rumah
Sakit apabila kekurangan
alat/sarana di ruangan.
1 4 4/8 3 1,5
Total 1,5
Threatened
1. Adanya tawaran gaji yang tinggi di
tempat yang lain
1 4 4/8 2 1
Total 1
Skor faktor internal = skor kekuatan – skor kelemahan = 2 – 2,5 = -0,5
Skor faktor eksternal = skor kesempatan – skor ancaman = 1,5 – 1 = 0,5
No Ranking Konstanta Bobot Rating Skor
5 Market
Strength
1. Indikator Efisiensi dan
Efektivitas Ruang Rawat
Inap Dahlia II antara lain:
1 4 4/8 5 2,5
107
BOR, ALOS, TOI, dan
BTO. Rata-rata BOR ,
ALOS, TOI dan BTO pada
6 bulan terakhr telah
sesuai standart yaitu
dengan perhitungan hasil
masing-masing : BOR
86,33%, ALOS 5,30 hari,
TOI 1,16 hari dan BTO
4,78 kali.
Total 2,5
Weakness
Rumitnya sistem administrasi
pembayaran pasien
1 4 4/8 4 2
Total 2,5
Opportunity
Pemerintah memberikan
anggaran dana untuk rumah
sakit
1 4 4/28 4 0,57
Total 0,57
Treath
1. Persaingan dengan
rumah sakit lain yang
sangat ketat
2 4 8/28 3 0,85
2. Tingginya tuntutan pasien
dalam pelayanan
1 4 4/28 4 0,57
3. Mudahnya LSM masuk
Rumah Sakit
3 4 12/28 4 1,71
Total 3,13
Skor faktor internal = skor kekuatan – skor kelemahan = 2,5 – 2 = 0,5
Skor faktor eksternal = skor kesempatan – skor ancaman = 0,57 – 3,13 = -2,56
108
Jadi sumbu (x, y) dari perhitungan SWOT Ruang Dahlia II RSUD Ngudi Waluyo
Wlingi di atas adalah :
a. Sumbu M1/Man (-0,25;-0,57)
b. Sumbu M2/Material (-2;-0,25)
c. Sumbu M3/Methods (-1;-0,5)
d. Sumbu M4/Money (-0,5;0,5)
e. Sumbu M5/Market (0,5;-2,56)
109
BAB IV
PRIORITAS MASALAH, ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH DAN
POA, PENYELESAIAN MASALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN
4.1. Penentuan Prioritas Masalah
e ni p i ita a alah yan i una an i ini a alah “te ni ite ia
matrik (criteria matrix technique)” yaitu te ni pemungutan suara dengan
menggunakan kriteria tertentu. Adapun kriteria yang dapat digunakan banyak
macamya secara sederhana dapat dibedakan atas lima yaitu :
1. Kecenderungan besar dan seringnya kejadian masalah (magnitude = Mg).
2. Besarnya kerugian yang ditimbulkan (severity = Sv).
3. Bisa dipecahkan (manageability = Mn)
4. Perhatian perawat terhadap masalah (nursing consent = Nc)
5. Ketersediaan sumber daya (affordability = Af).
No Masalah Mg Sv Mn Nc Af Total Prioritas
1 Operan, dan post
conference belum
sesuai standar
2 Orientasi pasien baru
belum optimal
dilaksanakan
3 Pelaksanaan pasien
safety belum optimal
dilaksanakan terutama
kejadian phlebitis
4 Dokumentasi obat dan
identifikasi pasien
dalam 7 benar
pemberian obat
110
Keterangan :
5 : sangat sering/sangat besar kerugian/sangat mudah dipecahkan/sangat
diperhatikan.
4 : sering/besar kerugian/mudah dipecahkan/diperhatikan
3 : kadang-kadang/kerugian sedang/agak mudah dipecahkan/jarang
diperhatikan
2 : jarang/sedikit kerugian/agak sulit dipecahkan/kurang diperhatikan.
1 : tidak terjadi/tidak ada kerugian/sulit dipecahkan/tidak diperhatikan.
Jadi, prioritas masalah berdasarkan perhitungan rumus adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
4.2. Alternatif Penyelesaian Masalah
Masalah Alternatif Penyelesaian
Masalah
Tujuan
Operan, dan post
conference belum
sesuai standar
1. Pelaksanaan operan
dan post conference
dilakukan di nurse
station sesuai standar
2. Perawat datang tepat
waktu
3. Perawat shift malam
dan shift pagi
(perwakilan masing-
masing tim) melakukan
operan dan saling
mengklarifikasi laporan
pasien
1. Memaksimalkan
jam perawatan
pada pasien
2. Mencegah
diskomunikasi
tentang laporan
perawatan pasien
antar shift
3. Meningkatkan
kedisiplinan pada
perawat
4. Dapat mengetahui
rencana
keperawatan pada
setiap pasien
111
Orientasi pasien baru
belum optimal
dilaksanakan
1. Membuat kesepakatan
dengan kepala ruangan
mengenai teknis
pelaksanaan yaitu
melengkapi buku
orientasi dan
melakukan orientasi
pada pasien baru
2. Membuat check list
dalam pelaksanaan
orientasi pasien baru
1. Meningkatkan
kepuasaan pasien
dan keluarga
2. Memberi informasi
pada pasien dan
keluarga ketika
MRS pertama kali
3. Mencegah
komplain
Pelaksanaan
pengendalian mutu
belum optimal
dilaksanakan terutama
kejadian phlebitis
1. Membuat kesepakatan
dengan kepala ruangan
mengenai
pendokumentasian
pemasangan/pengganti
an infus yaitu dengan
menuliskan tanggal
pemasangan/perawata
n pada infus dan rekam
medis pasien.
1. Mencegah dan
mengurangi
risiko kejadian
phlebitis
Mengoptimalkan
dokumentasi obat dan
identifikasi pasien dalam
7 benar pemberian obat
1. Membuat format buku
pencatatan obat oral dan
injeksi dengan
menyertakan waktu
(jam) pemberian
2. Prosedur penyiapan
obat disesuaikan
dengan standart
1. Mencegah atau
mengurangi risiko
salah pasien, salah
obat, dan salah
waktu
Recommended