View
234
Download
0
Category
Preview:
DESCRIPTION
pangan
Citation preview
SISTEM SISTEM PENGAWASAN PENGAWASAN MAKANAN DI MAKANAN DI INDONESIAINDONESIA
Pengawasan MakananDi Indonesia
Masyarakat(Tidak Tahu)
MutuMakanan
Produsen(Bertanggung-Jawab)
Pemerintah(Mengawasi + Mengendalikan)
Makanan berlabel diawasi dan dikendalikan BPOM-RI Makanan tidak berlabel oleh Dinas Kesehatan Kab/Kota
Prinsip Pengawasan Makanan(Rumus 3-E)
Engineering- Perundangan - Peraturan
Education - Pemberian informasi - Penyuluhan dan Pendidikan
Enforcement - Teguran 1, 2, 3.- Peringatan keras - Tutup sementara - Cabut ijin operasi/produksi - Perdata/Pidana
Sistem Pengawasan Makanan Oleh Pemerintah Indonesia
Ijin produksi diberikan dari Departeman Perindustrian, Ditjen Aneka Industri
Pengawasan thd proses produksi di lakukan oleh siapa ?
Hasil produksi makanan berlabel diawasi oleh BPOM-RI, sedangkan makanan tidak berlabel oleh Dinas Kesehatan Kab/kota
Pengawasan Penuh oleh BPOM-RI
Ijin produksi, Pengawasan proses produksi, dan hasil produksi industri berikut ini sepenuhnya wewenang BPOM-RI :
- Obat - Kosmetika- Obat tradisional - Narkotika - Alat kesehatan - Minuman keras
Sistem Pengawasan Makanan Oleh BPOM-RI
Pemberian Nomer Registrasi BPOM-RI - Makanan/Minuman : MD (dalam), ML (import) 12 digits- Obat-obatan : D (dalam), DL (obat import) - Kosmetika : CD (dalam), CL (kosmetik import) - Alat kesehatan : KD (dalam), KL (alat import)- Obat tradisional : TR
Melakukan uji laboratorium sampel makanan - Uji kandungan (komposisi) gizi - Uji fisika kimia - Uji mikrobiologi - Uji bahan berbahaya dan beracun
Pengawasan Makanan Secara Nasional
Sampel makanan/minuman diambil secara acak dari pabrik atau dibeli di pasar bebas tanpa setahu pabrik (harus ada alokasi dana)
Dilakukan uji laboratorium di Balai POM di masing-masing regional, kalau perlu dilakukan rujukan untuk konfirmasi ke BPOM-RI di Jakarta
Sistem Pengawasan Makanan Tidak Berlabel Oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Pemberian penyuluhan bagaimana mengolah makanan yang higienis sehingga layak untuk dijual dan dikonsumsi masyarakat stl itu beri nomer registrasi SPIRT ..../..../.....(no urut/kode prop-kab/tahun)
Pemasangan plakard higiene sanitasi (Placard of Hygiene and Sanitation) pada Rumah Makan dan Restaurant : Grade A (very good), B (good), C (fair) yang berlaku 12 bulan
Sarana Pokok Sarana Pokok Pengawasan Makanan Pengawasan Makanan
Peraturan Perundangan tentang Makanan
Organisasi Pelaksana Pengawasan Makanan
Peraturan Perundangan Peraturan Perundangan tentang Makanan tentang Makanan (1)(1)
Manfaat Peraturan Perundangan :
Sebagai landasan hukum aparat pemerintah Keseragaman tindakan dlm pengawasan makanan untuk
melindungi masyarakat thd makanan yang merugikan kesehatan
Sebagai pedoman yang wajib ditaati masyarakat Pedoman yang diikuti produsen dan distributor makanan
Peraturan Perundangan tentang Makanan (2)
Pokok-Pokok Yang Dimuat :
Hal-hal yang dilarang dan sanksi thd pelanggaran Hal-hal yang bersifat membina produsen agar
memproduksi makanan yang memenuhi persyaratan
Indonesia saat ini sudah mempunyai Undang-Undang No. 7 Tahun 2003 tentang Pangan, dan peraturan pokok dalam pengawasan makanan adalah Permenkes RI No. 329/Menkes/Per/VII/76 tentang Produksi dan Peredaran Makanan (perlu diperbaharui dengan mengacu UU No.7 Th. 2003)
Beberapa Peraturan Perundangan tentang Makanan yang perlu diketahui
Undang-Undang No. 9 Th. 1960 ttg Pokok-Pokok Kesehatan Undang-Undang No. 2 Th. 1966 ttg Higiene Undang-Undang No 11 Th. 1962 ttg Higiene untuk Usaha-
Usaha Bagi Umum Ordonansi Bahan-Bahan Berbahaya (STBL 1949 No.377) Undang-Undang No. 10 Th. 1961 ttg barang menjadi
Undang-Undang Undang- Undang No. 23 Th 1992 Tentang Kesehatan Undang-Undang No. 7 Th. 1996 (2003: ?) Tentang Pangan
Beberapa Peraturan Pemerintah ttg Makanan yg perlu diketahui
1. PP no.69/1999 ttg Label & Iklan Pangan2. PP ttg Ketahanan Pangan3. PP no.28/2004 ttg Keamanan, Mutu dan Gizi
Pangan
Beberapa Peraturan/Keputusan Menteri tentang Makanan
Permenkes RI No.329/Menkes/Per/VII/1976 tentang produksi dan peredaran makanan
Kepmenkes RI No.23/Menkes/SK/I/1978 tentang pedoman cara produksi yang baik untuk makanan
Kepmendag RI No. 314/Kp/VIII/1974 tentang peredaran import dan eksport obat, makanan minuman, alat kesehatan dan alat kecantikan hrs didaftarkan ke Depkes
Permenkes RI No.382/Menkes/Per/VI/1989 tentang pendaftaran makanan
Kepmenkes RI No.02912/B/SK/IX/1986 tentang penyuluhan bagi perusahaan makanan industri rumah tangga
Kep.Men Kes RI no.924/Menkes/SK/VIII/1996 tentang (?)
Beberapa Peraturan tentang Label/Penandaan dan Periklanan
Permenkes RI No.79/Menkes/Per/III/1979 tentang label dan periklanan
SK Dirjen POM No. 01323/B/SKV/1985 tentang petunjuk pelaksanaan Permenkes RI No.180/Menkes/Per/IV/1985 tentang makanan kadaluwarsa
Permenkes RI No.76/Menkes/Per/II/1975 tentang ketentuan peredaran dan penandaan susu kental manis
Permenkes RI No. 280/Menkes/Per/XI/1976 tentang ketentuan peredaran dan penandaan makanan mengandung bahan yang berasal dari babi
SKB Menkes 252/Menkes/SKB/VII/1980 dan Menpen No. 122/Kep/Menpen/1980 tentang Pengendalian dan Pengawasan Iklan Obat, Makanan, Minuman, Kosmetika dan Alat kesehatan
SK.Ka.BPOM no.HK.000552.4321 ttg Pedoman Umum Pelabelan Produk Pangan ttgl 4 Desember 2003
Beberapa Peraturan tentang Bahan Tambahan Makanan (BTM)
Permenkes RI No.7722/Menkes/Per/IX/1988 tentang Bahan Tambahan Makanan (BTM)
Permenkes RI No. 208/Menkes/Per/IV-B/1985 tentang Pemanis Buatan (yang diijinkan hanya Aspartam, Sakarin, Siklamat, dan Sorbitol)
Kendala/HambatanPelaksanaan Pengawasan Makanan
Pengawasan thd bahan pangan scr nasional ditangani beberapa Departemen
Pemecahan Masalah
Undang-Undang tentang Makanan mutlak diperlukan agar lebih efektif dalam pelaksanaan pengawasan makanan
Sanksi thd pelanggaran lebih kuat termasuk tuntutan pidana akan tidak sulit dilaksanakan
Perlu diatur secara jelas kewenangan masing-masing Departemen dalam pengawasan makanan di Indonesia
Upaya Melindungi Pangan yg Dapat Merugikan dan Membahayakan Kesehatan
1. Melakukan Pembinaan terhadap Produsen Makanan Minuman
2. Sosialisasi pada Konsumen & Distr Makanan minuman3. Sampling Makanan Jajanan Anak Sekolah4. Penyuluhan terhadap Guru-guru Sekolah5. Pembinaan thd Petugas Lintas Progr/Linsek6. Monev thd Produsen Makanan minuman IRT7. Membuka Sentra Informasi Keracunan (SIKER)
Pembinaan Produsen Makanan
Penyuluhan ttg Cara Produksi Pangan yg Baik (CPPB)
Penggunaan Bahan Tambahan Yg Aman (Permenkes RI. No. 722 tahun 1988)
Pembuatan Label yg memenuhi syarat (PP No. 69 Tahun 1999)
Tata Cara pengurusan Ijin Edar (SP, MD/ML )
Sosialisasi pada Konsumen dan Distributor Makanan
Identifikasi Label yg memenuhi syarat Identifikasi Kemasan yg memenuhi syarat Pengetahuan tentang BT Pangan Pengetahuan tentang BT yg dilarang u/ Mkn (leaflet)
Sampling Makanan Jajanan Anak Sekolah
Telah dilakukan terhadap 5 Kab/Kota sebanyak 90 Sample jajanan yg diambil dari Sekolah-sekolah dgn hasil pengujian dari BBPOM yg menyatakan 22,22% dari sample yang diperiksa tidak memenuhi syarat (mengandung BT yang dilarang u/ Makanan)
Monitoring dan Evaluasi Produsen Makanan IRT
Pengetahuan ttg Cara Produksi Pangan yg Baik Penggunaan Bahan baku & BTP Higiene & Sanitasi (Lingk, Alat, Karyawan) Pencegahan thd serangan hama Penggunaan Air u/ pengolahan Pemeriksaan Kesehatan Karyawan dll
Pemalsuan Makanan
Pemalsuan merek dagang dan pemalsuan bh makanan Pemalsuan bh makanan rusak / busuk yang dapat
menimbulkan penyakit dengan cara :- Menghilangkan bau busuk- Memberi kesegaran palsu - Mengolah kembali - menambah bahan kimia ttt
Di Indonesia pengawasan makanan dilakukan oleh Badan POM Republik Indonesia (sebelumnya adalah DitJen POM DepKes RI)
Makanan dianggap tidak memenuhi syarat kesehatan dan tidak dapat dipasarkan apabila :
Mengandung racun dan zat lain yg membahayakan kes Penambahan bh yg bersifat racun seperti pengawet,
pemanis dan pewarna yang bersifat racun Bahan makanan yg kadaluwarsa Berasal dari hewan sakit atau mati karena sakit Pengolahannya tidak memenuhi syarat higiene dan sanitasi
Higiene dan Sanitasi Susu (Milk Hygiene)
Safe milk - Tak berbahaya bagi
kesehatan- Tidak mengandung
bibit penyakit :- Tuberkulosis - Typhoid fever - Dysentri - Q fever, dll-nya
Clean milk Tidak mengandung zat lain yang tidak diketemukan di dalam air susu murni, sekalipun zat tersebut tidak berbahaya bagi kesehatan
Agar air susu menjadi Safe and Clean
Hewan betina yang diperah harus sehat, tidak tbc, mastitis, Bang’s disease, tbc bovin Pasteurisasi
Pemerah susu harus sehat dan selalu menjaga kebersihannya Kandang harus selalu saniter Kebersihan ruang penyimpanan susu selalu terjaga serta
hindari serangga dan tikus Alat yang dipakai harus bersih, ada baiknya dibersihkan
dengan larutan kaporit 1 ppm Pengolahan susu terjamin kebersihannya, juga penyimpanan,
transportasi atau pemasarannya; bila > 2 jam pakai pendingin Lakukan pasteurisasi sebelum diminum
Higiene Daging (Meat Hygiene)
Untuk mengetahui daging masih baik : Warna daging sama luar dgn bagian dalam Bau :
- Bau busuk terutama pada sendi : rusak - Membusuk bila dikerumuni lalat - Permukaan daging berlendir berarti telah busuk
Konsistensi :- Mastis : bila ditekan agak berdenyut baik- Mempunyai turgor - Terasa basah – kering (terasa basah tapi tak berair)
Penjamah Makanan (1)(Food Handlers)
Penjamah mkn hrs punya hasil pemeriksaan darah untuk Hepatitis A IgG atau Antibodi Total thd Hepatitis A;
Apabila hasilnya positif, berarti memiliki kekebalan seumur hidup dan tak memerlukan tindakan medis;
Jika hasilnya negatif, hrs vaksinasi thp Hepatitis A; Penjamah mkn hrs dapat vaksinasi Typhus abd dgn booster
setiap 3 tahun sekali; Penjamah mkn setiap tahun hrs medapatkan pemeriksaan
tinja mikrodkopis : telur cacing, kista, parasit, dan biakan tinja untuk kuman Salmonella, serta X-foto paru;
Penjamah Makanan (2)(Food Handlers)
Penjamah mkn yg baru sembuh dr sakit radang usus, diare, atau hepatitis hrs mendapatkan persetujuan dokter perusahaan sebelum bekerja kembali;
Penjamah mkn dgn lesi infeksi kulit pd tangan, lengan atau wajah hrs tidak diperbolehkan kontak dgn makanan;
Penjamah Makanan (3)(Food Handlers)
Penjamah mkn hrs mengenakan celemek yg bersih; Topi masak hrs dikenakan selama mengolah mkn untuk
mencegah jatuhnya rambut ke dlm masakan; Fasilitas toilet hrs disediakan di area pengolahan mkn; Penjamah mkn hrs mencuci tangan stl selesai memakai
fasilitas toilet (pasang tanda peringatan di lokasi toilet), dan bila tangan jadi kotor atau terkontaminasi mkn;
Kuku jari tangan hrs pendek dan dibersihkan scr berkala; Sabun hrs disediakan di wastafel cuci tangan, paling tidak
satu wastafel atau bak cuci disediakan di area pengolahan makanan khusus untuk cuci tangan;
Penjamah Makanan (4)(Food Handlers)
Tak boleh pakai perhiasan tangan, kecuali cincin nikah pada penjamah mkn yg kontak langsung dgn mkn, kecuali pakai sarung tangan plastik untuk cuci bh mkn;
Sarung tangan sekali pakai (disposable gloves) direkomendasikan untuk pengolahan mkn yg tak dimasak.
Sekian, Terima Kasih
Recommended