View
228
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
7/26/2019 3467189Laporan Kegiatan Riset PUlau2 Kecilfgfh
1/27
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumber
May cited with refrence to the source
BADANRISETKELAUTANDAN PERIKANAN
DEPARTEMENKELAUTANDANPERIKANAN
APLIKASI TEKNOLOGI
OBSERVASI PESISIR, LAUT DAN
PULAU-PULAU KECIL
LAPORAN RISET
BALAI RISET DAN OBSERVASI
KELAUTAN
8
7/26/2019 3467189Laporan Kegiatan Riset PUlau2 Kecilfgfh
2/27
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumber
May cited with refrence to the source
LEM R PENGES H N
Negara, Desember 2008
Telah diperiksa dan disetujui oleh:
Ir. Berny A. Subki, Dipl.Oc.
Kepala Balai Riset dan Observasi Kelautan
7/26/2019 3467189Laporan Kegiatan Riset PUlau2 Kecilfgfh
3/27
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumber
May cited with refrence to the source
STR K
Riset Aplikasi Teknologi Observasi Pesisir, Laut dan Pulau-pulau Kecil dilakukan dalamrangka mengembangkan sistem teknologi pemantauan kelautan yang dapat mendukungpengembangan sumber daya kelautan, sehingga potensi laut Indonesia diharapkan dapattergali dengan baik. Pengembangan teknologi pemantauan kelautan yang dilakukan inimerupakan program aplikasi observasi laut dari berbagai sumber data kelautan yangmencakup kegiatan pemantauan, prakiraan, dan sistem informasi lingkungan perairanpesisir, laut, dan pulau-pulau kecil. Data hasil pemantauan inilah yang selanjutnya diolahdalam riset ini untuk menjadi sistem informasi yang berguna bagi para pemakai sisteminformasi kelautan di Indonesia, baik dari kalangan pemerintahan, swasta, akademisi,maupun masyarakat Indonesia secara keseluruhan.
Beberapa tujuan yang akan dicapai dalam riset ini adalah untuk melakukan pemantauankarakteristik perairan dan sumberdaya kelautan sebagai justifikasi ilmiah untukpengelolaan pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil; mengkaji kemanfaatan sumberdayapesisir, laut, dan pulau-pulau kecil sebagai areal konservasi; serta melakukan kegiatanpemantauan yang mendukung upaya antisipasi global warmingdi pulau-pulau kecil dankawasan konservasi. Dari tujuan tersebut diharapkan akan tercapai sasaran, yaituterlaksananya operasional oseanografi pada tahun 2010 dengan pembangunan sistemobservasi kelautan sebagai penyedia data dasar potensi sumber daya kelautan.
7/26/2019 3467189Laporan Kegiatan Riset PUlau2 Kecilfgfh
4/27
Halaman-iv
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumber
May cited with refrence to the source
K T PENG NT R
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat karunia-Nya, Laporan Riset Aplikasi Teknologi Observasi Pesisir, Laut, dan Pulau-pulau Kecildapat tersusun dengan baik. Laporan ini diharapkan dapat memberikan acuan dalammerencanakan dan merumuskan program dan kegiatan yang berkaitan dengan studi danmonitoring kelautan.
Penyusunan laporan merupakan hasil dari studi yang diselesaikan oleh suatu tim yang
beranggotakan dari beberapa institusi dan ahli di bidang kelautan dan informatika. Darihasil studi ini kami berharap dukungan yang meningkat dari semua pihak, baik daristakeholdermaupun instansi sektor terkait lainnya dalam menyukseskan pengembangankegiatan riset dan monitoring kelautan di Indonesia.
Kami sadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Karena itu sangatdiharapkan saran-saran untuk penyempurnaan. Semoga laporan ini bermanfaat bagikemajuan sektor kelautan dan perikanan Indonesia.
Penyusun
7/26/2019 3467189Laporan Kegiatan Riset PUlau2 Kecilfgfh
5/27
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumber
May cited with refrence to the source
D FT R ISI
LEMBAR PENGESAHAN II
ABSTRAK III
KATA PENGANTAR IV
DAFTAR ISI V
DAFTAR GAMBAR VI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 7
1.2. Tinjauan Pustaka 3
1.3. Permasalahan 4
1.4. Tujuan dan Sasaran Riset 4
1.5. Manfaat Riset 5
BAB II MATERI DAN METODE PENELITIAN 1
2.1. Desain Riset 1
2.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 1
2.3. Bahan dan Alat 2
2.4. Prosedur Riset 2
2.5. Analisa Data 3
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 4
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 3
INDEKS 5
LAMPIRAN A
7/26/2019 3467189Laporan Kegiatan Riset PUlau2 Kecilfgfh
6/27
Halaman-vi
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumber
May cited with refrence to the source
D FT R G M R
Gambar 1 Lokasi Survei di Muara Perancak-Pengambengan............................................. 2
Gambar 2 LokasiDeployment Buoydi Kepulauan Seribu................................................... 2
Gambar 3 Peta Batimetri Digital di Stasiun Pengambengan ............................................... 1
Gambar 4 Peta Batimetri Digital di Stasiun Pacitan............................................................. 1
Gambar 5 Peta Batimetri Digital di Stasiun Cilacap............................................................. 1
Gambar 6Digitizeryang hasil datanya langsung dikoneksikan melaluirugged laptop ........ 2
Gambar 7 Tampilan Peta padaSoftware Crystal Report..................................................... 2
Gambar 8 Diagram Alir Kegiatan......................................................................................... 2
Gambar 9 Hasil Bacaan Pasut dari Tide Gaugeyang Dibandingkan dengan Rambu......... 3
Gambar 10OutputSistem BerbasisDesknote: Persentase Frekuensi Kejadian Angin ...... 4
Gambar 11 Output Sistem Berbasis Desknote: Persentase Frekuensi Kejadian PeriodeGelombang.......................................................................................................................... 4
Gambar 12OutputSistem BerbasisDesknote: Persentase Frekuensi Kejadian Tinggi danArah Gelombang ................................................................................................................. 4
Gambar 13 Deskripsi Data Pasang Surut dalam Sistem Pemantauan BerbasisWeb ......... 5
Gambar 14 Deskripsi Data Angin dalam Sistem Pemantauan BerbasisWeb ..................... 6
Gambar 15 Deskripsi Data Arus Laut dalam Sistem Pemantauan BerbasisWeb ............... 7
Gambar 16 Deskripsi Data Batimetri dalam Sistem Pemantauan BerbasisWeb................ 1
Gambar 17 Beberapa tampilan berbasiswebdari sistem observasi wilayah pesisir dan laut............................................................................................................................................ 2
7/26/2019 3467189Laporan Kegiatan Riset PUlau2 Kecilfgfh
7/27
Halaman-vii
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumber
May cited with refrence to the source
I PEND HULU N
1.1. Latar Belakang
Pulau-pulau terluar Indonesia memiliki nilai strategis sebagai titik dasar dari garis pangkalkepulauan Indonesia dalam penetapan wilayah Perairan Indonesia, Zona Ekonomi Ekslusif(ZEE) Indonesia, dan Landas Kontinen Indonesia, sehingga guna memanfaatkan danmengelola sumber daya yang ada di pulau-pulau tersebut Indonesia mengeluarkanPeraturan Presiden No. 78 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Pulau-pulau Kecil Terluar.Setidaknya ada 92 pulau terkecil terluar saat ini yang 67 diantaranya berbatasan langsung
dengan sepuluh negara-negara tetangga seperti: Malaysia, India, Thailand, Vietnam,Filipina, Australia, dan lainnya, dan hanya 36 pulau saja yang berpenghuni.
Secara ekologis, pulau-pulau kecil amat rentan terhadap pemanasan global, angin topandan gelombang tsunami. Erosi pesisir disebabkan kombinasi faktor-faktor tersebut terbuktisangat progresif dalam mengurangi garis pantai kepulauan kecil. Akibatnya adalahpenurunan jumlah makhluk hidup, hewan-hewan maupun penduduk yang mendiami pulautersebut. Pulau-pulau kecil diketahui memiliki sejumlah besar spesies-spesies endemikdan keanekaragaman hayati tipikal yang bernilai tinggi. Apabila terjadi perubahanlingkungan pada daerah tersebut, maka akan sangat mengancam keberadaan spesies-spesies tadi.
Sebagai salah satu cara pemantauan dan pemberdayaan pesisir, laut, dan pulau-pulaukecil di bidang kelautan dan perikanan adalah dengan membangun Stasiun ObservasiKelautan di daerah tersebut. Pembangunan Stasiun Observasi Kelautan ini mempunyaidua manfaat yaitu pertama sebagai pengembangan stasiun observasi kelautan sekaligussebagai laboratorium alam dan kawasan konservasi yang dapat digunakan untukpenelitian dan pengembangan sumber daya kelautan khususnya di daerah potensi.Manfaat kedua adalah sebagai sarana peningkatan pengawasan dan pengamanan pulau-pulau kecil melalui stasiun observasi sekaligus untuk justifikasi kewilayahan NegaraKesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Balai Riset dan Observasi Kelautan (BROK) sesuai dengan tupoksi (tugas, pokok, dan
fungsi) yang diemban, memulai untuk merintis kegiatan-kegiatan riset yang mendukungprogram revitalisasi perikanan dan pengelolaan sumber daya perikanan dan kelautansecara terpadu. Salah satu riset yang diusulkan pada tahun anggaran 2008 adalahAplikasi Teknologi Observasi Pesisir, Laut, dan Pulau-pulau Kecil. Dari kegiatan riset inidiharapkan untuk dapat mendukung kebijakan kelautan dalam meningkatkanpendayagunaan pulau-pulau kecil, mengatasi permasalahan konservasi dan rehabilitasisumber daya kelautan dan perikanan, serta peningkatan pengawasan terhadap sumberdaya kelautan dan perikanan di perairan sekitar pulau-pulau kecil wilayah NKRI.
Pelaksanaan kegiatan riset ini juga disinergikan dengan kegiatan yang terkait di luarinstitusi BROK, diantaranya yang sudah mulai dirintis adalah dengan instansi BPPT(Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi), IPB (Institut Pertanian Bogor), LAPAN
7/26/2019 3467189Laporan Kegiatan Riset PUlau2 Kecilfgfh
8/27
Halaman-2
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumber
May cited with refrence to the source
(Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional), BAKOSURTANAL (Badan KoordinasiSurvei dan Pemetaan Nasional), dan ITB (Institut Teknologi Bandung). Dengan institusi
tersebut telah dilakukan usaha bersama guna merintis kegiatan riset ini dan mendukungoperasional oseanografi tahun 2010, yaitu kajian awal perairan Manterawu yang mewakilipulau kecil terluar di utara perairan NKRI, pembangunan dan operasionalisasi stasiunpasang surut serta sistem informasi aplikasi teknologi observasi untuk pemantauan laut,yang dikoordinasikan secara kontinyu dan terpadu bersama PRTK (Pusat Riset TeknologiKelautan). Dari kegiatan riset pada tahun anggaran 2008 ini diharapkan dapat memberikankontribusi berupa informasi sumber daya kelautan dan perikanan kepada satker (satuankerja) yang terkait di lingkup Departemen Kelautan dan Perikanan, diantaranya DitjenPengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (dalam hal iniDirektorat Pengawasan Sumber Daya Kelautan), Ditjen Kelautan, Pesisir, dan Pulau-PulauKecil (dalam hal ini adalah Direktorat Pemberdayaan Pulau-Pulau Kecil, Direktorat
Konservasi dan Taman Nasional Laut dan Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir),maupun Ditjen Teknis lainnya.
Salah satu alasan pokok perlu adanya pemantauan sumber daya kelautan di pesisir, laut,dan pulau-pulau kecil adalah dikarenakan beberapa tahun terakhir ini telah terjadi gejalapemanasan global (global warming). Pemanasan global ini memiliki dampak yang cukupberbahaya khususnya bagi negara yang berbentuk kepulauan seperti Indonesia dan rata-rata pulau kecil di Indonesia memiliki ketinggian daratan tidak lebih dari 3 meter terhadappermukaan laut. Munculnya gejala pemanasan global ini seperti anomali musim hujan,kenaikan paras air laut dan sering munculnya gelombang pasang tinggi di daerah yangsebelumnya tidak pernah terjadi. Adanya stasiun observasi kelautan di pulau-pulau kecil
yang berpotensi mengalami kerusakan akibat fenomena global warming ini dapat sangatmembantu memberikan input landasan kebijakan terhadap pengelolaan pulau-pulau kecildi Indonesia.
Pulau-pulau kecil Indonesia memiliki banyak sekali potensi sumber daya kelautan, sumberdaya kelautan ini jika tidak dipantau dan dikelola dengan baik akan cepat hilang apalagidengan adanya global warmingini. Adapun potensi kerugian yang akan terjadi jika tidakadanya pemantauan dan pengelolaan potensi sumber daya kelautan di pulau-pulau kecilIndonesia antara lain:
Terjadinya pemutihan karang. Karang biasanya hidup dalam suhu air laut berkisar28-31 oC. Jika suhu air laut melebihi 31oC kerusakan karang tidak terhindarkan
lagi. Kondisi ini berpeluang terjadi pada kedalaman kurang dari 25 meter.Kawasan pesisir dan pulau kecil yang berketinggian dibawah 2 meter berpeluanghilang. Jika diasumsikan kenaikan muka air laut satu meter pada kemiringanpantai rata-rata 2 persen selama 100 tahun berarti lahan pesisir, termasuk pulau-pulau kecil Indonesia yang tergenang 4050 ha per tahun. Pulau kecil yangberpeluang tenggelam 2000 pulau.
Terjadinya abrasi pantai, abrasi ini dipicu gelombang laut dan kini telah melanda 1500 km. Hal ini akan terus terjadi dengan semakin sering terjadinya kenaikanmuka air laut.
7/26/2019 3467189Laporan Kegiatan Riset PUlau2 Kecilfgfh
9/27
Halaman-3
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumber
May cited with refrence to the source
Kehidupan masyarakat di kawasan pesisir pantai dan muara sungai terganggu karenadipicu kenaikan permukaan air laut sehingga terjadi intrusi air laut dan banyaknya titik
genangan.
Dengan melihat potensi kerugian yang akan terjadi khususnya di pulau-pulau kecil akibatdampak global warming ini maka sangat dibutuhkan pemantauan terpadu khususnya dibidang kelautan. Adapun kegunaan dari pemantauan atau observasi kelautan di pulau-pulau kecil Indonesia secara kontinyu dan terpadu adalah sebagai berikut:
Sistem pemantauan kelautan diperlukan untuk mengelola sumber daya kelautansecara tepat, efektif, dan efisien dengan didukung oleh data yang lengkap danakurat.
Sistem pemantauan kelautan diperlukan untuk membangun sebuah sistem yangkomprehensif, teratur dan memiliki validitas yang tinggi sehingga hasil yangdiperoleh dapat dipertanggungjawabkan secara empiris.
Sistem pemantauan kelautan sangat bermanfaat untuk mengetahui fenomenayang terjadi di laut sehingga dapat dijadikan acuan dalam penentuan kebijakan.
1.2. Tinjauan Pustaka
Sesuai dengan Ina-GOOS pada INDOO Project, Operasional Oseanografi mempunyaielemen utama, yaitu:
a) Observasi secara terkini dengan penginderaan jauh dan optimasi data insitu untukmendukung operasional oseanografi.
b) Asimilasi, prakiraan dan pemantauan iklim. Hal ini berguna sebagai alat untukmanajemen terkini dari lingkungan laut.
c) Pengembangan perangkat lunak untuk mengakses data dari berbagai sumberdata melalui format standar internet. Membangun pusat informasi dan sistempelayanan data dalam kerangka single stop shop.
d) Seleksi penerapan dan pelayanan jaringan sehingga dapat menopang manajemenresiko.
e) Pengembangan basis data multidiscipline untuk pengkajian pengaruh jangka
panjang dan menengah dari karakteristik kelautan di Indonesia.
Sesuai dengan programIndonesia Ocean Observing System: INAGOOS yang merupakanINDOO Project, dapat dijadikan acuan dalam kegiatan ini. Program INDOO ini memberikanlatar belakang perlunya sistem pemantauan laut dan karakteristik fisis dari perairanIndonesia serta lingkup aktivitas sistem observasi. Pada tingkatan nasional, programpemantauan dan observasi laut dilakukan oleh institusi riset dengan lingkup kerja antaralain:
a) Monitoring dan kajian sumberdaya laut
b) Monitoring sumberdaya pesisir dan dinamikanya
c) Memberikan pelayanan oseanografi dan biologi
7/26/2019 3467189Laporan Kegiatan Riset PUlau2 Kecilfgfh
10/27
Halaman-4
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumber
May cited with refrence to the source
Lingkup kerja di atas dibagi lagi dalam beberapa seksi, yaitu:
a) Data laut
b) Sumberdaya laut hayati
c) Sumberdaya laut nonhayati
d) Rehabilitasi dan konservasi
e) Kapasitas institusional
f) Pelayanan
Institusi yang melakukan hal di atas:
a) Departemen Kelautan dan Perikanan
b) Kementerian Lingkungan Hidup (KLH)
c) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
d) Dinas Hidro-Oseanografi Angkatan Laut (DISHIDROS)
e) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
f) Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG)
g) Badan Koordinasi dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL)
1.3. PermasalahanKenyataan bahwa institusi-institusi tersebut di atas mempunyai program observasi masing-masing, menunjukkan perlu adanya koordinasi antar-lembaga untuk mendapatkan datadan informasi yang terpadu sehingga dapat digunakan untuk sistem operasionaloseanografi. Kegiatan riset ini berguna untuk maksud di atas.
1.4. Tujuan dan Sasaran Riset
Tujuandari kegiatan ini adalah:
Membangun prototipe pemantauan di pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil.Melakukan pemantauan karakteristik perairan dan sumberdaya kelautan sebagai
justifikasi ilmiah untuk pengelolaan pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil.
Mengkaji kemanfaatan sumberdaya pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil sebagaiareal konservasi.
Melakukan kegiatan pemantauan yang mendukung upaya antisipasi globalwarmingdi pulau-pulau kecil dan kawasan konservasi.
Dari tujuan tersebut diharapkan akan tercapai sasaran terlaksananya operasionaloseanografi pada tahun 2010 dengan pembangunan sistem observasi kelautan sebagai
penyedia data dasar potensi sumber daya kelautan.
7/26/2019 3467189Laporan Kegiatan Riset PUlau2 Kecilfgfh
11/27
Halaman-5
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumber
May cited with refrence to the source
1.5. Manfaat Riset
a. Memberikan kontribusi berupa informasi sumber daya kelautan dan perikanankepada Ditjen teknis lingkup DKP terutama Ditjen Pengawasan dan PengendalianSumber Daya Kelautan dan Perikanan dan Ditjen Kelautan, Pesisir, dan Pulau-PulauKecil.
b. Tersedianya perangkat pendukung teknologi observasi kelautan yang memberikaninformasi kekayaan laut Indonesia secara menyeluruh dan meningkatkan wawasanpengetahuan tentang keberadaan dan potensi pulau-pulau kecil terutama tentangkondisi dan sumber daya kelautan pulau-pulau tersebut.
7/26/2019 3467189Laporan Kegiatan Riset PUlau2 Kecilfgfh
12/27
Halaman-1
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumber
May cited with refrence to the source
II M TERI D N METODE PENELITI N
1.6. Desain Riset
Desain kegiatan riset yang dilakukan adalah:
Melakukan studi pustaka, koordinasi, dan konsultasi untuk perencanaan yangstrategis.
Melakukan survei dan menerapkan sistem pemantauan yang tepat danterintegrasi, serta inventarisasi data dari hasil survei di beberapa lokasi sertadownloadrealtimepada stasiun pemantauan dengan menggunakan software yang
berada di komputer pusat pemantauan.Pengembangan sistem pemantauan observasi dan monitoring yang terintegrasidengan aplikasi berbasis online.
Melakukan pengolahan dan analisis hasil observasi dan monitoring.
Penyusunan laporan kegiatan.
Sosialisasi hasil riset.
1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian
Studi dilakukan selama kurang lebih 1 (satu) tahun dalam Tahun Anggaran 2008 yangdilaksanakan oleh tim peneliti Balai Riset dan Observasi Kelautan dibantu dengan arahanpeneliti ahli dari Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Badan Pengkajian dan PenerapanTeknologi (BPPT), yang selanjutnya diimplementasikan dalam pembuatan sistem,bekerjasama dengan tim tenaga ahli bidang instrumentasi kelautan (LAPAN) daninformatika (STIKOM).
Kegiatan survei dilaksanakan di sekitar Muara Perancak hingga kolam PelabuhanPengambengan (Gambar 1), Negara, untuk mengetahui kondisi beberapa parameter fisikdi sekitar pesisir dan laut di perairan selatan Negara. Dalam kegiatan ini, melibatkan tigamahasiswa dari Universitas Diponegoro, dimana hasil kegiatan ini dimanfaatkan sebagai
bahan untuk penyusunan tugas akhir di Universitas Diponegoro Semarang.
Sementara itu, untuk kajian yang mewakili perairan di sekitar pulau-pulau kecil, kegiatan inidilaksanakan di Kepulauan Seribu (Gambar 2). Dalam kajian di Kepulauan Seribu,dilakukan survei dan pemasangan/deployment buoy yang pelaksanaan kegiatannyabekerjasama dengan tim dari Pusat Riset Teknologi Kelautan dan Institut Pertanian Bogor(IPB).
7/26/2019 3467189Laporan Kegiatan Riset PUlau2 Kecilfgfh
13/27
Halaman-2
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumber
May cited with refrence to the source
Gambar 1Lokasi Survei di Muara Perancak-Pengambengan
Gambar 2LokasiDeployment Buoydi Kepulauan Seribu
1.8. Bahan dan Alat
Dalam rangka mendukung pembuatan dan pengembangan sistem informasi pemantauanpesisir, laut, dan pulau-pulau kecil berbasis web, bahan yang digunakan diantaranyaadalah data angin dan batimetri digital. Lokasi data-data tersebut disesuaikan denganlokasi stasiun pasang surut yang dapat diinformasikan secaraonlinemelaluiwebsite, yaitudi Stasiun Pengambengan, Pacitan, dan Cilacap (Gambar 3-5).
7/26/2019 3467189Laporan Kegiatan Riset PUlau2 Kecilfgfh
14/27
Halaman-1
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumber
May cited with refrence to the source
Gambar 3Peta Batimetri Digital di Stasiun Pengambengan
Gambar 4Peta Batimetri Digital di Stasiun Pacitan
Gambar 5Peta Batimetri Digital di Stasiun Cilacap
Sedangkan alat yang digunakan untuk pengolahan dan analisa data dalam pembuatan
sistem informasi berbasis desknote atau personal computer (PC) adalah superkomputer
7/26/2019 3467189Laporan Kegiatan Riset PUlau2 Kecilfgfh
15/27
Halaman-2
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumber
May cited with refrence to the source
dandigitizer(Gambar 6). Sistem informasi tersebut dibuat dengan bahasa pemrogramanyang menggunakan software (perangkat lunak) Visual Basic 6.0dan Crystal Report 8.2.
Software Crystal Reportsdapat menampilkan peta dalam basis data laporan yang berasaldari data geografis sehingga data dapat lebih mudah diinterpretasikan (Gambar 7).
Gambar 6Digitizeryang hasil datanya langsung dikoneksikan melaluirugged laptop
Gambar 7Tampilan Peta padaSoftware Crystal Report
1.9. Prosedur Riset
Prosedur kegiatan riset ini dapat dideskripsikan secara singkat melalui tiga tahapan yangditunjukkan pada diagram alirGambar 8.
Gambar 8Diagram Alir Kegiatan
Studi
Koordinasi dan
Pembuatan
Inventaris Data
Survei
Pengolahan
PengumpulanData Sekunder
PembuatanSistemBerbasis
UjiCoba SistemBerbasis Online
Pelaporandan
7/26/2019 3467189Laporan Kegiatan Riset PUlau2 Kecilfgfh
16/27
Halaman-3
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumber
May cited with refrence to the source
1.10. Analisa Data
Secara umum, kondisi kualitas perairan di sekitar kolam Pelabuhan Pengambengan dapatdikatakan kurang baik, hal ini diduga dari limpasan atau buangan material daratan,terutama dari aktivitas pelayaran dan limbah industri perikanan. Hal ini memerlukanpenanganan khusus berupa observasi lapangan secara rutin dan prediksi melaluipemodelan numerik setiap musim, sehingga dapat memberikan informasi bagi pembuatkebijakan dalam mengatasi secara konkret kondisi kualitas perairan di sekitar pesisirselatan Jembrana.
Kondisi abrasi yang cukup tinggi di sepanjang pesisir selatan Muara Perancak hingga diutara Pelabuhan Pengambengan (pesisir Cupel), dan juga kondisi sedimentasi di dalamkolam pelabuhan, memerlukan penanganan khusus dari pembuat kebijakan. Hal ini sangatdiperlukan untuk mengatasi perubahan garis pantai yang sangat signifikan dan
menyebabkan kerugian yang semakin besar bagi masyarakat pesisir pantai. Untuk itu,pembuat kebijakan diharapkan dapat melakukan hal yang lebih nyata dalam penangananabrasi dan sedimentasi.
Sementara itu, hasil dari survei dan deploymentdi Kepulauan Seribu diantaranya denganmelakukan pemeriksaan pasang surut yang digunakan untuk menghitung signifikansikenaikan paras laut di perairan sekitar Kepulauan Seribu (Gambar 9).
Gambar 9Hasil Bacaan Pasut dariTide Gaugeyang Dibandingkan dengan Rambu
Data mengenai kondisi pasang surut juga diperoleh dari hasil pengamatan di stasiunterdekat, yaitu Tanjung Priok. Berdasarkan pengamatan dan pemodelan yang dibuat,maka kondisi tunggang pasang-surut di perairan Kepulauan Seribu adalah berkisar antara0,5-0,6 m.
7/26/2019 3467189Laporan Kegiatan Riset PUlau2 Kecilfgfh
17/27
Halaman-4
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumber
May cited with refrence to the source
III H SIL D N PEM H S N
Hasil dari tahapan-tahapan sesuai pada prosedur riset, dapat ditampilkan sebagai berikut,diantaranyaoutputdari sistem teknologi pemantauan berbasisdesknoteyang dapat dilihatpadaGambar 10-12.
Gambar 10OutputSistem BerbasisDesknote: Persentase Frekuensi Kejadian Angin
Gambar 11OutputSistem BerbasisDesknote: Persentase Frekuensi Kejadian Periode Gelombang
Gambar 12OutputSistem BerbasisDesknote: Persentase Frekuensi Kejadian Tinggi dan Arah Gelombang
7/26/2019 3467189Laporan Kegiatan Riset PUlau2 Kecilfgfh
18/27
Halaman-5
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumber
May cited with refrence to the source
Untuk sistem pembuatan sistem berbasis online melalui web, data yang sudah terwakilipada sistem adalah data pasang surut, angin, arus, dan batimetri. Deskripsi lengkap
mengenai tampilan data pada teknologi sistem pemantauan online ini dapat dilihat padaGambar 13-16.
Gambar 13Deskripsi Data Pasang Surut dalam Sistem Pemantauan Berbasis Web
Gambar 13 menunjukkan tampilan data pasang surut yang dibagi berdasarkan tigametode data, yaitu dari hasil survei lapangan,near-real time data, danforecastingbulanan.
Sesuai dengan ketiga metode tersebut, hal-hal yang diinformasikan pada sistempemantauan pasang surut langsung ditampilkan secaraonlinediwebsite.
Dari survei lapangan data pasang surut, maka sistem pemantauan menginformasikandeskripsi data berupa lokasi, koordinat, tanggal/panjang data. Selanjutnya raw data yangdihasilkan, dapat di-downloadoleh user berdasarkan request kepada administratoryangberupa file berformat ASCII. Informasi sesaat hasil survei lapangan ini selanjutnya jugadiolah sehingga akan menampilkan grafik elevasi terhadap waktu dan juga hasil analisaharmonik menggunakan software T-Tide berbasis Matlab. Hasil akhir dari informasi datasurvei lapangan pasang surut adalah berupa informasi mengenai tipe pasang surut dilokasi tersebut.
Untuk data yang bersifat near-real time, informasinya dapat diakses secara onlinedenganmenampilkan grafik dan data pasang surut setiap menit pada halaman websesuai denganlokasi yang diinginkan.
Sedangkan untuk forecastingpasang surut, informasinya adalah berupa forecastbulananmenggunakansoftware T-Tide ataupun animasi/pemodelan, grafik forecastpasang surutdi titik yang diinginkan (saat ini masih terbatas pada basis data yang tersedia), dan analisamengenaiforecastpasang surut yang dibuat.
Diharapkan untuk selanjutnya basis data titik-titik pasang surut yang dimiliki pada sistemini semakin banyak dan up to date (mutakhir), sehingga dapat dihasilkan peramalanpasang surut yang lebih informatif di lokasi-lokasi lainnya.
7/26/2019 3467189Laporan Kegiatan Riset PUlau2 Kecilfgfh
19/27
Halaman-6
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumber
May cited with refrence to the source
Gambar 14Deskripsi Data Angin dalam Sistem Pemantauan Berbasis Web
Pada Gambar 14 dapat diuraikan penjelasan mengenai informasi data angin yangditampilkan pada sistem berbasis web ini. Seperti uraian sistem informasi berbasis webmengenai data pasang surut yang dijelaskan sebelumnya, informasi parameter angin jugadibagi menjadi tiga metode, yaitu berdasarkan data dari survei lapangan, near-real timedata, dan jugaforecastingbulanan.
Informasi yang diperoleh dari data hasil survei lapangan adalah deskripsi data, yaituberupa lokasi, koordinat, dan tanggal/panjang data. Selain itu, bila pengguna inginmendapatkanraw data-nya, dapat menghubungiadministratorsistem untuk mendapatkanlink men-download. Hasil survei angin yang diperoleh ini, selanjutnya diolah untukmendapatkan informasi berupa grafik kecepatan dan arah angin terhadap waktu, sekaligusinformasi berupawindrose,waverose, dan tabel frekuensinya. Dari informasi-informasi ini,data angin berdasarkan survei lapangan akan dianalisa melalui sistem berbasisweb.
Informasi selanjutnya adalah informasi data angin yang diperoleh secara near-real time,yaitu menampilkan deskripsi data, informasi data terkini (tersambungkan pada weatherstation), juga grafik terkini dengan informasi berupa waktu, kecepatan, dan arah angin
terkini pada sistem berbasiswebini.
Dari informasi survei lapangan dannear-real timedata angin, sistem berbasis web ini jugamenampilkan forecasting bulanan menggunakan hindcasting dengan metode SMB(Sverdrup-Munk- Bretschneider).
Begitu pula untuk parameter angin ini, diharapkan untuk selanjutnya basis data titik-titikobservasi angin yang dimiliki pada sistem ini semakin banyak dan up to date (mutakhir),sehingga dapat dihasilkan informasi angin yang lebih informatif di lokasi-lokasi lainnyauntuk dimanfaatkan secara maksimal bagi para pengguna data informasi angin melaluisistem berbasiswebini.
Sistem Berbasis Web
Angin
Survey Lapangan
Near Real Time Data
Forecasting Bulanan
1. Deskripsi Data (Lokasi, Koordinat,
Tanggal/Panjang Data)
2. File ASCII downloadable
3. Grafik Kec, Arah angin terhadap Waktu
(Windrose, waverose, dan tabel frekuensi)
4. Analisa Data Angin
5. Output Tipe Pasut
Hindcasting dengan Metode SMB
1. Deskripsi Data
2. Informasi data terkini link to weather
station
3. File ASCII - downloadable
4. Grafik terkini dengan informasi waktu,
kecepatan, dan arah angin
UU
7/26/2019 3467189Laporan Kegiatan Riset PUlau2 Kecilfgfh
20/27
Halaman-7
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumber
May cited with refrence to the source
Gambar 15Deskripsi Data Arus Laut dalam Sistem Pemantauan Berbasis Web
Untuk saat ini, informasi parameter arus (Gambar 15) yang ditampilkan pada sistemberbasis web ini masih terbatas pada hasil survei lapangan, yaitu berupa informasideskripsi data (lokasi, koordinat pengukuran, dan tanggal/panjang data), yang dapatdiakses file ASCII-nya melalui administrator website sistem. Selain itu informasi dari data
hasil survei lapangan ini diolah dan dianalisa berdasarkan grafik arus terhadap waktu padabeberapa kedalaman, dilengkapi dengancurrent-rose.
Informasi yang bisa didapatkan selain pengolahan hasil survei lapangan tersebut, adalahdiperolehnya informasi forecasting bulanan yang berupa pola arus di satu area denganmenggunakan model hidrodinamika, animasi hasil model, grafik arus terhadap waktu dibeberapa titik yang diinginkan, juga analisa dari forecastingbulanan tentang arus.
Keterbatasan dalam informasi near-real time data arus, hal ini dikarenakan informasimengenai arus laut masih terbatas dan sangat mahal untuk dilakukan. Diharapkanselanjutnya informasi mengenai arus dapat dimaksimalkan dengan melakukan deploymentalat pengukuran arus di beberapa titik yang mewakili karakteristik perairan di Indonesia,sehingga informasi mengenai arus dapat ditampilkan lebihup-to-date(mutakhir).
Sistem Berbasis Web
Arus Laut
Survey Lapangan
Near Real Time Data
Forecasting Bulanan
1. Deskripsi Data (Lokasi, Koordinat,
Tanggal/Panjang Data)
2. File ASCII downloadable
3. Grafik Arus terhadap Waktu dan
beberapa kedalaman current rose
4. Analisa
Not av ailable yet
1. Satu area menggunakan model
hidrodinamika
2. Output berupa animasi hasil model
3. Grafik terhadap waktu di beberapa titik
interest
4. Analisa
7/26/2019 3467189Laporan Kegiatan Riset PUlau2 Kecilfgfh
21/27
Halaman-1
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumber
May cited with refrence to the source
Gambar 16Deskripsi Data Batimetri dalam Sistem Pemantauan Berbasis Web
Terakhir, data yang ada dalam sistem berbasis webini adalah data batimetri (Gambar 16).Sumber data batimetri yang diinputkan pada sistem ini berasal dari survei lapangan,digitasi, dan juga pembelian data digital. Informasi yang ditampilkan pada item databatimetri ini adalah berupa deskripsi data (lokasi, koordinat cakupan data, dan tanggaldata pelaksanaan survei). Selain informasi deskripsi data, raw datayang berupa fileASCIIdapat diakses dengan mengunduhnya melalui link yang diberikan oleh administratorsistem. Hasil pengolahan data batimetri ini akan ditampilkan dengan metode plot hasil
pengolahan data batimetri berupa file*.jpg.Data batimetri ini sangat penting dalam pengelolaan informasi kelautan, diharapkan untukselanjutnya data ini dapat di-update(dimutakhirkan) secara kontinu.
Sistem Berbasis Web
Batimetri
Survey Lapangan
Digitasi dan
pembelian data
digital
1. Deskripsi Data (Lokasi, Koordinat,
Tanggal Data)
2. File ASCII downloadable
3. Plot hasil pengolahan data batimetri -
JPG
idem
7/26/2019 3467189Laporan Kegiatan Riset PUlau2 Kecilfgfh
22/27
Halaman-2
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumber
May cited with refrence to the source
PadaGambar 17, dapat dilihat hasil akhir dari teknologi sistem pemantauan pesisir, laut,dan pulau-pulau kecil, yang berupa sistem informasionlineberbasisweb.
Gambar 17Beberapa tampilan berbasiswebdari sistem observasi wilayah pesisir dan laut
7/26/2019 3467189Laporan Kegiatan Riset PUlau2 Kecilfgfh
23/27
Halaman-3
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumber
May cited with refrence to the source
IV KESIMPUL N D N S R N
Kesimpulan
Kegiatan ini lebih meyakinkan bahwa Aplikasi Teknologi Observasi Pesisir, Laut, danPulau-pulau Kecil yang berbasis web sangat diperlukan. Patut disayangkan bila realisasipembangunan sektor kelautan selama tiga dasawarsa terakhir ini cenderung belumoptimal.
Hasil kegiatan ini menunjukkan ada banyak potensi parameter yang dapat digunakan
sebagai parameter pemantauan pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil. Namun berdasarkanhasil penelusuran data, banyak ditemui kendala ketersediaan dan kelengkapan data (datatidak meruang dan mewaktu). Oleh karena itu, dilakukan scientific judgementsebagaisolusi dalam menetapkan parameter-parameter yang akan digunakan di Indonesia.
Ketersediaan data dan informasi membutuhkan suatu sarana dan prasarana basis datayang memadai untuk menyimpan dan mendistribusikan data dan informasi tersebut.Infrastruktur manajemen data dan data communication/networking facilitydibutuhkan olehpenyedia data.
Tantangan dalam pengelolaan riset dan monitoring adalah dituntutnya perkembanganteknologi yang memberikan konsekuensi untuk penguasaan informasi kelautan nasional
yang lebih baik
Solusi berbentuk sistem Aplikasi Teknologi Observasi Pesisir, Laut, dan Pulau-pulau Kecilini diharapkan dapat memecahkan tantangan tersebut sehingga cita-cita untuk menjadikansektor kelautan sebagaiprime moverpembangunan nasional dapat terealisasikan secaratepat. Pengelolaan data dan informasi yang handal dapat menjadi batu pijakan yang kokohbagi perkembangan pengelolaan riset dan monitoring di Indonesia.
Saran
Mengingat kegiatan ini merupakan kegiatan strategis dalam pembangunan berkelanjutandi Indonesia, beberapa saran yang dapat dijadikan landasan dalam pengembanganpenyusunan basis data kelautan yang mencakup seluruh wilayah Indonesia adalahperlunya pengembangan pemrograman tampilan web interface dan pengembangan basisdata kelautan nasional.
Selain itu, diharapkan ke depan adanya ketersediaan data dasar akurat yang meruang danmewaktu (baik secara lokal, regional dan nasional), terutama misalnya topografi, pasut laut,arus, gelombang, angin, ekosistem terumbu karang, ekosistem bakau, ekosistem lamun,ekosistem teresterial, kependudukan, ekonomi, sosial-budaya dan lain-lain yangterintegrasi dalam suatu informasi berbasis web. Ketersediaan data ini dapat dibantu oleh
partisipasi aktif dari masing-masing institusi.
7/26/2019 3467189Laporan Kegiatan Riset PUlau2 Kecilfgfh
24/27
Halaman-4
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumber
May cited with refrence to the source
Untuk keperluan perencanaan adaptasi dan mitigasi terhadap dampak pemanasan globalpada skala lokal, regional dan nasional, sangat perlu tersedianya Peta Kerentanan
Ekosistem Kepulauan Indonesia. Hal ini akan bermanfaat untuk penataan ruang; tanggapdarurat; transmigrasi antar-daerah, migrasi antar-negara, ketahanan pangan; ketahananenergi; ketahanan sumber daya air; dan lain sebagainya.
Peta Kerentanan Ekosistem Kepulauan Indonesia merupakan bagian dari sumbangsihIndonesia dalam aktif mengantisipasi dampak pemanasan global di wilayah tropis Pasifik.Peta ini dapat dijadikan sebagai rujukan dunia dalam penanggulangan dampakpemanasan global secara bersama-sama dengan negara-negara lain.
7/26/2019 3467189Laporan Kegiatan Riset PUlau2 Kecilfgfh
25/27
Halaman-5
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumber
May cited with refrence to the source
INDEKS
A
administrator, 18, 19, 20, 21ASCII, 18, 20, 21
D
deployment, 12, 16, 20Deployment, vi, 13desknote, 14, 17Digitizer, vi, 15
E
Ekosistem, 24
F
forecasting, 18, 19, 20
G
global warming, iii, 8, 9, 10
I
INDOO, 9
L
link, 19, 21
M
Matlab, 18
O
online, 12, 13, 18, 22operasional oseanografi, iiioutput, 17
P
Pengambengan, vi, 12, 13, 14, 16Perancak, vi, 12, 13, 16
R
raw, 18, 19, 21realtime, 12
7/26/2019 3467189Laporan Kegiatan Riset PUlau2 Kecilfgfh
26/27
Halaman-6
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumber
May cited with refrence to the source
S
software, 12, 15, 18
stakeholder, iv
T
T-Tide, 18
U
update, 21
W
web, vi, 13, 18, 19, 20, 21, 22, 23
website, 13, 18, 20
Z
Zona Ekonomi Ekslusif, vii
7/26/2019 3467189Laporan Kegiatan Riset PUlau2 Kecilfgfh
27/27
Halaman-A
L MPIR N
Recommended