View
235
Download
4
Category
Preview:
Citation preview
PENGUKURAN LAJU EROSI DENGAN METODE USLE (UNIVERSAL SOIL LOSS EQUATION)
LAPORAN
Oleh :
KELOMPOK I
Mustafa Parlidungan 080308004Ira Septiana Pasaribu 080308008Lasnita Manurung 080308011Agustami Sitorus 080308013Wawan Ginting 080308015Remon Purba 080308019Tarida Lumban Gaol 080308055
Syahnan Riady 080308012
LABORATORIUM EROSI DAN BANGUNAN PENCEGAHPROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2011
PENGUKURAN LAJU EROSI DENGAN METODE USLE (UNIVERSAL SOIL LOSS EQUATION)
LAPORAN
KELOMPOK I
Laporan sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti Praktikum di Laboratorium Erosi Dan Bangunan Pencegah di Laboratorium Keteknikan Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
Diperiksa Oleh :
Delima Lailan S Nst STPAsisten
Diketahui Dosen Penanggung Jawab :
Prof. Dr. Ir. Sumono, MS
LABORATORIUM EROSI DAN BANGUNAN PENCEGAHPROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2011
DAFTAR ISI
Hal.PENDAHULUAN.................................................................................................1
Latar belakang....................................................................................................1Tujuan praktikum...............................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................3BAHAN DAN METODE......................................................................................6
Waktu dan Tempat.............................................................................................6Bahan dan alat....................................................................................................6Prosedur praktikum............................................................................................6
HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................................9Hasil...................................................................................................................9Pembahasan.......................................................................................................9
KESIMPULAN....................................................................................................13DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................14Lampiran..............................................................................................................15
PENDAHULUAN
Latar belakang
Sebagai sumber daya yang banyak digunakan, tanah dapat mengalami
pengikisan (erosi) akibat bekerjanya gaya-gaya dari agen penyebab. Misalnya air
hujan, angin, dan/atau hujan. Secara alami tanah mengalami pengikisan atau
erosi.Erosi ini sering disebut dengan erosi geologi atau geological erosion.Erosi
jenis ini tidak berbahaya karena lajunya seimbang dengan pembentukan tanah di
tempat terjadinya erosi tersebut. Kehadiran manusia sejak pertama kali di bumi
ini, disadari atau tidak, mulai meningkatkan laju erosi.Erosi ini terjadi akibat
adanya perubahan pola penutupan tanah, dari pola alami menjadi pola buatan
manusia. Erosi ini dikenal sebagai “erosi dipercepat” atau accelerated erosion.
Pada tahap ini, manusia harus sudah mulai mengendalikan supaya laju erosi tidak
melebihi batas yang dapat diterima (acceptable limit erosion). Nilai batas ini
bukan harga yang mudah ditentukan, karena sangat bervariasi terhadap tempat dan
dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya tanah dan lingkungannya. Sebagai
pedoman, dapat dikatakan bahwa nilai batas erosi yang dapat diterima adalah nilai
laju erosi yang tidak melebihi laju pelapukan batuan.
Secara gamblang, faktor-faktor yang mempengaruhi erosi tanah meliputi
hujan, angin, limpasan permukaan, jenis tanah, kemiringan lereng, penutupan
tanah baik oleh vegetasi atau lainnya, dan ada atau tidaknya tindakan konservasi.
Faktor-faktor tersebut dalam mempengaruhi erosi sebetulnya tidak dapat
dipisahkan-pisahkan satu dengan lainnya, artinya semua bekerja secara simultan.
Menyadari akan bahaya atau dampak yang ditimbulkan oleh erosi,
manusia dari zaman purbakala hingga zaman modern ini telah berusaha untuk
2
mengendalikannya. Pengendaliannya disini bukan pencegahan erosi tanah, tetapi
pengurangan laju kehilangan tanah menjadi kira-kira mendekati laju yang terjadi
di bawah kondisi alami. Keberhasilan pengendalian tersebut bergantung kepada
pemilihan strategi yang tepat untuk konservasi tanah. Strategi yang demikian
membutuhkan suatu pengertian yang mendalam tentang proses erosi.
Tujuan praktikum
Untuk mengukur laju erosi pada suatu cakupan daerah dengan
menggunakan metode USLE.
TINJAUAN PUSTAKA
Erosi tanah terjadi melalui 3 tahap, yaitu pelepasan (detachment) partikel
tunggal dari massa tanah dan tahap pengangkutan (transportation) oleh media
yang erosif seperti aliran air dan angin. Pada kondisi dimana energi yang tersedia
tidak lagi cukup untuk mengangkut partikel, maka akan terjadi tahap yang ketiga
yaitu pengendapan (sedimentation) (Hjulstrom, 1935).
Faktor-faktor yang mempengaruhi erosi tanah meliputi hujan, angin,
limpasan permukaan, jenis tanah, kemiringan lereng, penutupan tanah baik oleh
vegetasi atau lainnya, dan ada atau tidaknya tindakan konservasi. Faktor-faktor
tersebut dalam mempengaruhi erosi sebetulnya tidak dapat dipisahkan-pisahkan
satu dengan lainnya. Faktor di atas dapat digolongkan kedalam tiga
kelompok yaitu :
1. Energi, merupakan kemampuan potensial hujan, limpasan permukaan
dan/atau angin untuk menyebabkan erosi. Kemampuan ini disebut
“erosivitas”. Juga termasuk ke dalam kelompok ini adalah faktor-faktor
yang langsung mempengaruhi tenaga dari agen-agen erosive seperti
limpasan permukaan dan angin berturut-turut melalui pengurangan panjang
lereng dan kehadiran “ penyangga angin” (wind breaks).
2. Kepekaan tanah (Erodibilitas) yang bergantung kepada sifat-sifat fisik
mekanika dan kimia tanah. Faktor-faktor yang menggalakkan infiltrasi air
ke dalam tanah dan mengurangi limpasan permukaan, mengurangi
kepekaan, sementara setiap kegiatan yang menghancurkan tanah
meningkatkannya. Oleh karena itu, pengusahaan tanah mungkin mengurangi
kepekaan tanah liat, tetapi meningkatnya kepekaan tanah pasir.
4
3. Proteksi; bertitik tolak kepada faktor-faktor yang berhubungan dengan
penutupan tanah.Suatu penutup tanah melindungi tanah melalui upaya
pengintersepsian hujan dan pengurangan kecepatan limpasan permukaan
dan angin.Tumbuhan yang berbeda memberikan daya proteksi yang berbeda
sedemikian rupa. Sehingga dengan penentuan penggunaan lahan, kita
sebagai manusia dapat mengendalikan laju erosi tanah hingga batas tertentu.
(Morgan, 1988).
Secara fisik, tanah terdiri dari partikel mineral dan organik dengan
berbagai ukuran. Partikel-partikel tersebut tersusun dalam bentuk matriks yang
pori-porinya kurang lebih 50%, sebagian terisi oleh air dan sebagian lagi terisi
oleh udara. Dalam kaitannya dengan konservasi tanah dan air, sifat fisik tanah
yang berpengaruh meliputi, tekstur, struktur, infiltrasi, dan kandungan bahan
organik. Berikut tabel erodibilitas macam-macam tanah yang berasal dari bahan
induk yang berbeda
MacamTanah
Transportabilitas Stabilitas Erodibilitas( B ) ( St ) ( E )
Tanah Loss 51,50 105,34 0,49Tanah Pasir 35,30 103,78 0,34Tanah Kapur 31,80 114,43 0,28Tanah Liat 20,10 110,32 0,18
(Bernakusumah, 1975).
Faktor topografi umumnya dinyatakan kedalam kemiringan dan panjang
lereng. Secara umum erosi akan meningkat dengan meningkatnya kemiringan dan
panjang lereng. Pada lahan datar, percikan butir air hujan melemparkan partikel
tanah ke udara ke segala arah secara acak, pada lahan miring, partikel tanah lebih
banyak yang terlempar ke arah bawah daripada yang ke atas, dengan proporsi
yang makin besar dengan meningkatnya kemiringan lereng. Selanjutnya, makin
5
panjang lereng cenderung makin banyak air permukaan yang terakumulasi,
sehingga aliran permukaan menjadi lebih tinggi kedalaman maupun kecepatannya.
Kombinasi kedua variabel lereng ini menyebabkan laju erosi tanah tidak sekedar
proporsional dengan kemiringan lereng tetapi meningkat secara drastis dengan
meningkatnya panjang lereng (Kartasapoetra, 2000).
Universal Soil Loss Equation (USLE adalah Suatu model parametrik untuk
memprediksi erosi dari suatu bidang tanah telah dilaporkan oleh Wischmeier dan
Smith (1965 & 1978). USLE memungkinkan perencana menduga laju rata-rata
erosi suatu bidang tanah tertentu pada suatu kecuraman lereng dengan pola hujan
tertentu untuk setiap macam pertanaman dan tindakan konservasi tanah yang
mungkin dilakukan atau yang sedang dilakukan. Persamaan yang digunakan
mengelompokkan berbagai parameter fisik dan pengelolaan, yang mempengaruhi
laju erosi kedalam 6 peubah utama yang nilainya untuk setiap tempat dapat
dinyatakan secara numerik. USLE adalah suatu model erosi yang dirancang untuk
memprediksi erosi rata-rata jangka panjang dari erosi lembar atau alur di bawah
keadaan tertentu. Ia juga bermanfaat untuk tempat tanah bangunan dan
penggunaan bukan pertanian, tetapi tidak dapat memprediksi pengendapan dan
tidak memperhitungkan hasil sedimen dari erosi parit, tebign sungai dan dasar
sungai. USLE dikembangkan di National Runoff and Soil Loss Data Centre yang
didirikan dalam tahun 1954 oleh the Science and Education Administration
Amerika Serikat (dahulu namanya Agriculture Research Service) bekerja sama
dengan Universitas Perdue (Wischmeier and Smith, 1978).
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada hari Jumat 25 November 2011 di Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Bahan dan Alat
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah data rata-rata
curah hujan bulanan, data rata-rata hari hujan bulanan dan data curah hujan
maksimal harian rata-rata serta data lainnya untuk mencari nilai erosi.
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah alat tulis sebagai
alat untuk pencatat data.
Prosedur Praktikum
1. Ditentukan lahan yang akan dijadikan lokasi penelitian
2. Ditentukan titik pengambilan sampel tanah
3. Diukur kemiringan
4. Diukur panjang lereng
5. Dibor tanah untuk menghitung laju permeabilitas, caranya yaitu :
- Dibor tanah sedalam 1 m
- Diambil sampel tanah (dalam ring sampel)
- Dimasukkan air kedalam tanah yang sudah dibor
- Diukur turunnya air dan dicatat sebagai laju permeabilitasnya
6. Dihitung laju permeabilitasnya
7. Dihitung nilai R
8. Dihitung nilai K dengan rumus :
7
K =
2 ,713 M 1, 14 .10−4{(12−a )+(3 , 25.( b−2 )+(2,5 .(c−3 )}100
9. Dihitung nilai LS
10. Ditentukan nilai C
11. Ditentukan nilai P (konservasi tanah dan air).
12. Ditentukan nilai besarnya erosi dengan rumus :
A = R. K.LS.C.P (dalam satuan ton/ha/tahun)
Dimana:
A = Banyaknya tanah tererosi (ton ha-1 yr-1)
R = faktor curah hujan dan aliran permukaan (Erosivitas) (MJ mm ha-1 hr-1 yr-1)
K = faktor erodibilitas tanah (ton ha hr MJ-1 mm-1 ha-1)
LS = faktor panjang dan kemiringan lereng
C = faktor vegetasi penutup tanah dan pengelolaan tanaman
P = faktor tindakan-tindakan khusus konservasi tanah.
a. Faktor Erosivitas Hujan
R=∑i=1
12
(EI 30) i
Dimana:
R = faktor erosivitas hujan (KJ/ha/tahun)
n = jumlah kejadian hujan dalam setahun
EI30 = interaksi energi dengan intensitas maksimum 30 menit yang
merupaka produk perkalian antara energi hujan dan intensitas
maksimum 30 menit.
8
EI 30=6,119 (CH )1,21 ( HH )−0,47(Pmax)0,53
Dimana:
CH = rata-rata curah hujan bulanan
HH = rata-rata jumlah hari hujan per bulan (hari)
P.Max = curah hujan maksimum selama 24 jam pada bulan
bersangkutan.
b. Faktor Erodibilitas Tanah (K)
K=2,713 M [1.14 ] (10 )−4 (12−a )+3,25 (b−2 )+2,5(c−3)
100
Dimana:
K = Faktor erodibilitas
M = (% debu + %pasir sangat halus) (100-% liat)
a = bahan organik tanah (% C x 1,724)
b = harkat stuktur tanah
c = harkat permeabilitas propil tanah.
c. Faktor Topografi (LS)
LS=√ L (0,00138 ) S2+0,00965 S+0,0138
Dimana:
S = kemiringan lereng (%)
L = panjang lereng (m)
d. Faktor penutup Vegetasi
e. Faktor Pengendalian/ Konservasi Lahan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembahasan
Erosi adalah merupakan suatu proses penghancuran dan penangkutan dari
butir-butir tanah oleh bahan pengerosi (erosivagent). Diamana erosi memiliki dua
arti penting yakni proses penghancuran (detchmean) dan pengangkutan
(transportation). Bahan-bahan pengerosi (erosivagent) ini dapat berupa air dan
angin. Hal ini sesuai dengan literatur Hjulstrom (1935) yang menyebutkan Erosi
tanah terjadi melalui 2 tahap, yaitu pelepasan (detachment) partikel tunggal dari
massa tanah dan tahap pengangkutan (transportation) oleh media yang erosif
seperti aliran air dan angin. Pada kondisi dimana energi yang tersedia tidak lagi
cukup untuk mengangkut partikel, maka akan terjadi tahap yang ketiga yaitu
pengendapan (sedimentation).
Universal Soil Loss Equation (USLE adalah Suatu model parametrik untuk
memprediksi erosi dari suatu bidang tanah telah dilaporkan oleh Wischmeier dan
Smith (1965 s/d 1978). USLE memungkinkan perencana menduga laju rata-rata
erosi suatu bidang tanah tertentu pada suatu kecuraman lereng dengan pola hujan
tertentu untuk setiap macam pertanaman dan tindakan konservasi tanah yang
mungkin dilakukan atau yang sedang dilakukan. Persamaan yang digunakan
mengelompokkan berbagai parameter fisik dan pengelolaan, yang mempengaruhi
laju erosi kedalam 6 peubah utama yang nilainya untuk setiap tempat dapat
dinyatakan secara numerik. USLE adalah suatu model erosi yang dirancang untuk
memprediksi erosi rata-rata jangka panjang dari erosi lembar atau alur di bawah
keadaan tertentu.
10
Dari hasil data yang diperoleh diketahui bahwa Erosi terbesar dengan
pendugaan erosi metode USLE terdapat pada daerah C8 dimana besarnya nilai
erosi adalah sebesar 3171,457 ton/ha/tahun dan yang terkecil adalah pada daerah
C10 yakni sebesar 1493,647 ton/ha/tahun. Besar kecilnya nilai erosi diatas
merupakan akibat dari berbedanya tekstur tanah sehingga mempengaruhi
erodibilitas tanah untuk menahan lajunya erosi. Hal ini sesuai dengan literatur
Morgan (1988) dimana faktor-faktor yang mempengaruhi erosi tanah meliputi
hujan, angin, limpasan permukaan, jenis tanah, kemiringan lereng, penutupan
tanah baik oleh vegetasi atau lainnya, dan ada atau tidaknya tindakan konservasi.
Faktor-faktor tersebut dalam mempengaruhi erosi sebetulnya tidak dapat
dipisahkan-pisahkan satu dengan lainnya.
Jenis lahan yang dihitung merupakan jenis lahan yang memiliki tanah
terbuka dan tanpa dilakukan tindakan konservasi. Sehingga hasil pendugaan erosi
ini nilainya lebih besar karena data ini menunjukkan bahwa lahan yang dihitung
merupakan lahan kontrol untuk menghitung pendugaan erosi metode USLE
tersebut. Hal ini sesuai dengan literatur Bernakusumah (1975) yang menyatakan
secara fisik, tanah terdiri dari partikel mineral dan organik dengan berbagai
ukuran. Partikel-partikel tersebut tersusun dalam bentuk matriks yang pori-
porinya kurang lebih 50%, sebagian terisi oleh air dan sebagian lagi terisi oleh
udara. Dalam kaitannya dengan konservasi tanah dan air, sifat fisik tanah yang
berpengaruh meliputi, tekstur, struktur, infiltrasi dan kandungan bahan organik.
faktor erodibilitas merupakan kemampuan tanah dalam menahan pukulan
air hujan yang jatuh ke permukaan tanah. Diantaranya adalah faktor stabilitas
agregat tanah dan kapasitas infiltrasi tanah. Stabilitas agregat tanah adalah
11
keterikatan antara partikel-partikel tanah. Semakin kuat ikatan antar partikel tanah
maka semakin sedikit pula tanah yang lepas akibat dari pukulan hujan tersebut.
Ada 2 hal yang mempengaruhi faktor topografi yakni kemiringan lereng
(S) dan panjang lereng (L). Makin curamnya lereng juga memperbesar kecepatan
aliran permukaan yang dengan demikian memperbesar energi angkut air. Dengan
makin curamnya lereng, jumlah butir-butir tanah yang terpercik ke atas oleh
tumbukan butir hujan juga semakin banyak. Untuk faktor penutup dan
pengelolaan tanaman bengkoang belum ada yang menentukan, tetapi untuk
penentuan nilai C nya bisa merujuk kepada jenis tanaman yang sejenis,
diantaranya kacang-kacangan karena merupakan kelompok Leguminoceae.
Ditentukan nilai T ( nilai erosi yang diperbolehkan) dengan rumus :
kedalaman efektif x faktor kedalaman Tanahumur pakai Tanah(W )
x BD ( gr /cm3 )
Maka;
T= 103 cm x1400 tah un
x1.08 gr /cm3
T = 27,8 ton/Ha tahun
Kemudian ditentukan nilai tingkat bahaya erosi dengan rumus :
TBE =
AT
DesaErosi (Ton / Ha. Tahun)
Nilai (Ton / Ha. Tahun)
TBE Kritria
C1 2226,343 27,8 80,0843 Sangat Tinggi
C2 1737,613 27,8 62,5041 Sangat Tinggi
C3 1997,316 27,8 71,8459 Sangat Tinggi
C4 2035,182 27,8 73,208 Sangat Tinggi
C5 2160,279 27,8 77,7079 Sangat Tinggi
C6 1626,67 27,8 58,5133 Sangat Tinggi
12
C7 3171,457 27,8 114,081 Sangat Tinggi
C8 2157,275 27,8 77,5998 Sangat Tinggi
C9 2764,329 27,8 99,4363 Sangat Tinggi
C10 1493,647 27,8 53,7283 Sangat Tinggi
Tabel 11. kriteria tingkat bahaya erosi (TBE)Nilai Kriteria
< 1.0 Rendah1.10 - 4.0 Sedang4.0 - 10.0 Tinggi> 10.0 sangat tinggi
Sumber: Hammer (1981).
KESIMPULAN
1. Erosi adalah merupakan suatu proses penghancuran dan penangkutan dari
butir-butir tanah oleh bahan pengerosi (erosivagent).
2. USLE (Universal Soil Loss Equation) adalah suatu model erosi yang
dirancang untuk memprediksi erosi rata-rata jangka panjang dari erosi
lembar atau alur di bawah keadaan tertentu.
3. Dari hasil perhitungan erosi terbesar dengan pendugaan erosi metode
USLE terdapat pada daerah C8 dimana besarnya nilai erosi adalah sebesar
3171,457 ton/ha/tahun dan yang terkecil adalah pada daerah C10 yakni
sebesar 1493,647 ton/ha/tahun.
4. Jenis lahan yang dihitung adalah jenis lahan yang memiliki tanah terbuka
dan tanpa dilakukan tindakan konservasi. Sehingga hasil pendugaan erosi
ini nilainya lebih besar.
5. Tingkat erosi yang diperbolehkan dari lahan penelitian diperoleh nilai
sebesar 27.8 ton/ha.tahun
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, S. 2006. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press, Bogor.
Bernakusumah, R. 1975. Erosi, penyebab.dan pengendaliannya. Yayasan Penerbit Fakultas Pertanian UNPAD, Bandung.
Hjulstrom, F.1935.’ Studies of the Morphological activity of Rivers as illustrated by the River Fries’, Bull Geol. Inst. Univ Uppsala 25, 221-527.
Kartasapoetra, A.G. 2000. Kerusakan Tanah Pertanian dan usaha-usaha untuk merehabilitasinya.Cileles Jaya-offset, Jakarta.
Morgan, R.P.C. 1988. Soil Erosion and Conversation. Longman Group, Hongkong.
Suripin, 2001.Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air.Penerbit Andi Offset, Yogyakarta.
Wischmeier, W.H. and D.D. Smith.1978. Predicting Rainfall Erosion Losses A Guide to Conservation Planning. USDA-SED Agriculture Handbook.No.537.
Lampiran
a. Tabel faktor erosivitas huajn (R)
JanuariFebruar
i Maret April Mei Juni JuliAgustu
sSeptembe
rOktobe
rNovembe
rDesembe
rCh 17,776 15,771 19,308 17,792 26,798 20,252 21,287 23,828 43,399 43,024 24,395 24,196Hh 12,000 8,700 12,200 12,800 15,300 11,200 12,400 14,500 18,200 18,300 16,100 16,300
P.max 19,000 15,900 6,000 6,600 7,500 11,800 11,500 7,400 18,200 21,900 11,300 11,500
Ei30 294,784 269,933175,49
1163,46
4264,03
5276,99
5276,66
9 233,242 697,646 759,546 285,916 284,087
∑Ei30
3981,807
b. Tabel erodibilitas tanah terbuka dan tanpa konservasi (K)
DesaDebu [%]
Liat [%]
Pasir[[%]
Pasir sangat
halus [%]
Tekstur tanah [m]
% BO [a]
C-organik
Kode struktur
[b]Permeabilitas
Kode permeabilitas
[c]Erodibilitas
C1 11,800 8,400 66,500 13,300 2299,160 1,069 0,620 3 303,000 1 0,184C2 17,700 12,700 58,000 11,600 2557,890 0,990 0,574 3 315,789 1 0,212C3 14,260 15,600 58,450 11,690 2190,180 1,000 0,580 3 217,500 1 0,174C4 18,780 13,900 56,100 11,220 2583,000 1,050 0,609 3 136,364 1 0,213C5 18,480 12,750 57,310 11,462 2612,440 1,070 0,621 3 356,471 1 0,216C6 16,500 11,500 60,000 12,000 2522,250 1,000 0,580 3 250,000 1 0,208C7 19,600 13,200 56,000 11,200 2673,440 0,990 0,574 3 220,000 1 0,224C8 18,210 13,750 56,700 11,340 2548,688 1,000 0,580 3 157,895 1 0,211C9 26,800 29,400 36,500 7,300 2407,460 1,070 0,621 3 180,000 1 0,195C10 25,960 29,100 37,450 7,490 2371,605 1,090 0,632 3 150,000 1 0,191
15
c. Tabel Topografi lahan tanah terbuka dan tanpa konservasi (LS)
Desa S [drajat] S [%] L [m] LSC1 11 24,444 8 3,039C2 8 17,778 11 2,061C3 10 22,222 10 2,877C4 9 20,000 10 2,400C5 9 20,000 11 2,517C6 8 17,778 10 1,965C7 11 24,444 11 3,563C8 10 22,222 8 2,573C9 11 24,444 11 3,563C10 8 17,778 10 1,965
d. Tabel permeabilitas
Desa KE (cm) Waktu (menit) Dalam (cm) PermeabilitasC1 103 20 101 303,000C2 100 19 100 315,789C3 103 24 87 217,500C4 100 44 100 136,364C5 102 17 101 356,471C6 100 24 100 250,000C7 107 24 88 220,000C8 100 38 100 157,895C9 108 33 99 180,000C10 101 40 100 150,000
16
e. Tabel Besarnya erosi metode USLE pada tanah terbuka dan tanpa konservasi (A)
Desa
Erosivitas [R] Erodibilitas [K] Topografi [LS] Tanaman [C]Konservasi
[P]Erosi [A]
C1 3981,807 0,184 3,039 1 1 2226,343C2 3981,807 0,212 2,061 1 1 1737,613C3 3981,807 0,174 2,877 1 1 1997,316C4 3981,807 0,213 2,400 1 1 2035,182C5 3981,807 0,216 2,517 1 1 2160,279C6 3981,807 0,208 1,965 1 1 1626,670C7 3981,807 0,224 3,563 1 1 3171,457C8 3981,807 0,211 2,573 1 1 2157,275C9 3981,807 0,195 3,563 1 1 2764,329C10 3981,807 0,191 1,965 1 1 1493,647
17
18
Tabel Perkiraan nilai faktor C pada berbagai jenis penggunaan lahan
NoKeadaan Penutupan Lahan Nilai C
1 Tanah Terbuka Tanpa Tanaman 1.02 Hutan atau Semak Belukar 0.0013 Savanah dan Praire Dalam Kondisi Baik 0.014 Savanah dan Praire Yang Rusak Untuk Gembalan 0.15 Sawah 0.016 Tegalan Tidak Dispesifikasi 0.77 Ubi Kayu 0.88 Jagung 0.79 Kedelai 0.39910 Kentang 0.411 Kacang Tanah 0.212 Padi Gogo 0.56113 Tebu 0.214 Pisang 0.615 Akar Wangi (Sereh Wangi) 0.416 Rumput Bede (Tahun Pertama) 0.28717 Rumput Bede (Tahun Kedua) 0.00218 Kopi dengan Penutup Tanah Buruk 0.219 Talas 0.8520 Kebun Campuran
i. Kerapatan Tinggiii. Kerapatan Sedang
iii. Kerapatan Rendah
0.10.20.5
21 Perladangan 0.422 Hutan Alam
iv. Serasah Banyakv. Serasah Sedikit
0,0010,005
23 Hutan Produksivi. Tebang Habis
vii. Tebang Pilih0,50,2
24 Semak Belukar, Padang Rumput 0,325 Ubi Kayu + Kedelai 0,18126 Ubi Kayu + Kacang Tanah 0,19527 Padi – Sorgum 0,34528 Padi – Kedelai 0,41729 Kacang Tanah + Gude 0,49530 Kacang Tanah + Kacang Tuggak 0,57131 Kacang Tanah + Mulsa Jerami 4t/ha 0,04932 Padi + Mulsa Jerami 4t/ha 0,09633 Kacang Tanah + Mulsa Jagung 4t/ha 0,12834 Kacang Tanah + Mulsa Crotalaria 3/ha 0,13635 Kacang Tanah + Mulsa Kacang Tunggak 0,25936 Kacang Tanah + Mulsa Jerami 2t/ha 0,377
19
37 Padi + Mulsa Crotalaria 3t/ha 0,38738 Pola Tanam Tumpang Gilir + Mulsa Jerami 0,07939 Pola Tanam Berurutan + Mulsa Sisa Tanaman 0,35740 Alang-Alang Murni Subur 0,00141 Padang Rumput (Stepa) dan Savanah 0,00142 Rumput Bracahiaria 0,002
Sumber: (Suripin, 2000).
Tabel Perkiraan nilai faktor P pada berbagai jenis pengolahan lahan
No Konservasi dan Pengelolaan Lahan Nilai P1 Tanpa tindakan Konservasi 1,002 Teras Bangku
i. Konstruksi Baikii. Konstruksi Sedang
iii. Konstruksi Kurang Baikiv. Teras Trasdisional
0,040,150,350,4
3 Strip Tanamanv. Rumput Bahlia
vi. Clotaraliavii. Denga Kontur
0.40,640,2
4 Pengolahan Tanah dan Penanaman Menurut Garis Konturviii. Kemiringan 0 – 8 %
ix. Kemiringan 8 – 20 %x. Kemiringan > 20 %
0,50,750,90
Sumber: (Arsyad, 2006).
Recommended