9th Meeting_Traffic Engineering

Preview:

DESCRIPTION

urdu

Citation preview

TRAFFIC ENGINEERING

Oleh:

Nurul Istifadah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Airlangga

nistifadah@yahoo.com.au

Outline

Kongesti lalu lintasTehnik perlalu-lintasanJaringan jalan dan sarana transportasi

Kongesti Lalu Lintas

Kemacetan Lalu Lintas

Kasus: Survey Ruas Jalan Kota Sidoarjo 2012

Penyebab kemacetan yang berpotensi memicu kecelakaan adalah:

1. 189 rambu rusak dan 24 traffict light bermasalah

2. Median jalan di beberapa tempat terlalu tinggi

3. Angkutan umum parkir dan ngetem sembarangan

4. Bangunan tempat tinggal beralih fungsi jadi warung makan sehingga memakan badan jalan

5. Diperlukan penataan pedagang kaki lima

Problem transportasi diperkotaan

Kemacetan Peningkatan penggunaan kendaraan pribadi Sistem angkutan umum yang tidak efisien Peningkatan perusakan kualitas kehidupan Polusi lingkungan, udara, dan suara

Permasalahan pokok: tingkat pertumbuhan prasarana transportasi tidak mampu mengejar tingginya tingkat pertumbuhan kebutuhan transportasi

Kongesti Lalu Lintas

Kemacetan semakin meningkat apabila arus lalu lintas begitu besarnya sehingga kendaraan sangat berdekatan satu sama lain.

Kemacetan total akan terjadi apabila kendaraan harus berhenti atau bergerak sangat lambat

Tehnik Perlalu-lintasan

Volume lalu lintasKapasitas jaringan jalanSatuan Mobil PenumpangAsal dan tujuan lalu lintasPembangkit lalu lintas

Volume Lalu Lintas

Rata-rata jumlah kendaraan yang lewat dalam sehari pada ruas jalan tertentu

ADT = LHR (Average Dayly Traffict = Lalu lintas Harian Rata-rata)

Satuan: kendaraan/hari (SMP/hari) Besarnya bervariasi tergantung waktu

(hari, minggu, bulan, tahun)

Volume Lalu Lintas

Kapasitas Jaringan JalanHCM (Highway Capacity Manual)

Jumlah kendaraan maksimum yang dapat bergerak dalam periode waktu tertentu (Tamin, 2000)

jumlah kendaraan maksimum yang dapat melewati jalan tersebut dalam periode satu jam tanpa menimbulkan kepadatan lalu lintas yang menyebabkan hambatan waktu, bahaya atau mengurangi kebebasan pengemudi menjalankan kendaraannya (Suwardjoko, 1985)

Satuan: kendaraan/jam (SMP/jam)

Faktor yang Mempengaruhi Kapasitas Jalan

Kecepatan Makin tinggi kecepatan yang diijinkan, makin rendah

kapasitas jalan di ruas jalan tersebut jumlah lajur

Makin banyak jumlah lajur, maka makin besar kapasitas jalannya

lebar badan jalan Makin lebar badan jalan, makin tinggi kapasitasnya

Persimpangan jalan Jalan yang memiliki persimpangan akan menurun

kapasitasnyaParkir

Kapasitas Persimpangan Jalan

Adanya kendaraan truk dalam arus lalu lintas. Makin banyak truk, makin turun kapasitas persimpangan jalan

Jumlah kendaraan yang berbelok ke kanan atau ke kiri. Makin banyak kendaraan yang berbelok, kapasitas jalan makin turun

Apabila di dekat persimpangan diperbolehkan berhenti, maka akan menurunkan kapasitasnya

Apabila di dekat persimpangan diijinkan parkir, maka akan menurunkan kapasitasnya

KecepatanKm/jam

2 lajur,SMP/jam

4 lajurSMP/jam

80 – 90 600 2.000

70 – 80 900 4.000

60 – 70 1.500 6.000

Kapasitas maksimum 2.000 8.000

Kapasitas Jalanberdasar kecepatan, jumlah lajur, lebar lajur

Sumber: Highway Capacity Manual, 1950; Sinulingga, 1999

Lebar Lajur 3,5 m 3,2 m 3 m 2,75 m

Kapasitas (%) 100 88 81 76

Satuan Mobil Penumpang (SMP)

Satuan kepadatan lalu lintas pada suatu ruas jaringan jalan

1 BUS= 3 SMP (mobil penumpang umum) 1 TRUK = 2 SMP

Misal : jumlah kendaraan pada suatu jalan di dalam kota adalah 500 kendaraan/jam, yaitu terdiri dari: 300 MPU, 100 bus, dan 100 truk. Maka volume lalu lintas di jalan tersebut adalah: 300 + (100 x 3)+ (100 x 2) = 800 SMP/jam

Jenis Jalan Kapasitas Keterangan1 Perkotaan

a. Jalan bebas hambatan, multi jalur 2x7, kecepatan 65 km/jam

6000 SMP/jam Kapasitas ini merupakan kapasitas ideal

b. Jalan biasa kondisi ideal, bebas parkir, persimpangan baik 1x7 m, kecepatan 50 km/jam

1200 SMP/jam Dengan adanya persimpangan, walaupun diatur dengan baik, kapasitas iidealnya semestinya 1500 SMP/jam turun menjadi 1200 SMP/jam

c. Jalan kota pada umumnya 1x7 m, kecepatan 30 km/jam

600-750 SMP/jam

Dengan adanya persimpangan tidak diatur dengan baik, kapasitas jalan menjadi tinggal 40-50% dari kapasitas ideal 1500 SMP/jam

Kapasitas Jalan (Perkotaan)

Jenis Jalan Kapasitas Keterangan

2 Pedesaan

d. Jalan bebas hambatan, lebar jalur 2x7 m, kecepatan 110 km/jam

3000 SMP/jam Kapasitas jenis ini hanya 50% dari kapasitas jenis a (perkotaan), karena kecepatan yang jauh lebih tinggi yaitu 110 km di atas 65 km dibanding dengan b (perkotaan), maka kapasitas jenis ini hanya 75% saja, karena kecepatan yang dipakai lebih tinggi

e. Jalan luar kota, lebar jalur 1x7 m, persimpangan baik, pandangan baik, kecepatan 80 km/jam

900 SMP/jam

f. Jalan luar kota biasa tanpa peningkatan persimpangan, lebar jalur 1x7 m, kecepatan 65 km/jam

600 SMP/jam

Kapasitas Jalan (Pedesaan)

Asal dan Tujuan Perjalanan(Origin- Destination)

Asal adalah dari mana pengguna lalu lintas itu datang Tujuan adalah kemana perginya Pola pergerakan penumpang dan barang Berubah dari waktu ke waktu

Origin-Destination Traffic

Origin Destination Traffic

Origin Destination Survey

Passenger Survey: Origin Destination

Pembangkit Lalu Lintas(Traffic Generator)

Kawasan yang terdiri dari bagian atau sebagian wilayah kota yang menimbulkan arus lalu lintas

Setiap kawasan dapat merupakan asal (bangkitan) atau tujuan (tarikan) pergerakan lalu lintas

Misal : Kawasan perumahanKawasan perdaganganKawasan industriPusat perbelanjaan, dll.

Sistem Prasarana Transportasia. Sistem prasarana penunjang

Misal: sistem jaringan jalan atau rel kereta api dan terminal

b. Sistem manajemen transportasi

Misal: undang-undang, peraturan, kebijakan, sistem lampu lalu lintas yang terkoordinasi,dll

c. Beberapa jenis moda dengan berbagai macam operatornya

Sistem Prasarana Transportasi

Sistem prasarana transportasi adalah pelayanan jasa yang harus selalu dapat digunakan, kapanpun dan dimanapun

Sistem prasarana transportasi berperan sebagai: alat bantu untuk mengarahkan pembangunan prasarana bagi pergerakan manusia dan

barang sebagai akibat dari kegiatan pembangunan

Jaringan Jalan

SISTEM PRIMER Jaringan jalan yang berkaitan dengan hubungan

antar kota Jalan lintas truk

SISTEM SEKUNDER Jaringan jalan yang berkaitan dengan pergerakan

lalu lintas yang bersifat dalam kota

Jaringan Jalan

Jalan bebas hambatan (tol)Jalan arteriJalan kolektorJalan lokal

Jalan Bebas Hambatan (Express Way)

Berfungsi menampung pergerakan lalu lintas yang sangat besar dari suatu wilayah ke wilayah lain dan melewati kota untuk mengurangi kemacetan lalu lintas (Woods, 1960; Tamin, 2000)

Ciri: tidak dapat dipotong langsung oleh jalan lain, tetapi melalui sistem perpotongan jalan dengan konstruksi khusus. Misal: Jembatan Semanggi di persimpangan Jl Sudirman dan Gatsu

Bisanya terdapat di kota besar atau kota metropolitan

Jalan tol

Gambar Express Way

Gambar Express Way

Jalan Arteri

Jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan agak jauh, kecepatan rata-rata agak tinggi dan jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien (UU No. 13/1980 Pasal 4)

Menghubungkan pusat pembangkit lalu lintas kota

Jalan Arteri Primer Jalan Arteri Sekunder

Gambar Jalan Arteri

Jalan Arteri Porong Jalan Arteri berdampingan dengan jalan tol

Gambar Jalan Arteri

Jalan Arteri dengan contraflow

Jalan Arteri Merak-Serang

Jalan Arteri Primer Menghubungkan kota orde I dan orde I yang berdampingan

atau kota orde II dan kota orde II Persyaratan jalan arteri primer:

a. Kecepatan rencana >60 km/jam dan lebar jalan > 8 m

b. Kapasitasnya melebihi volume lalu lintas rata-rata

c. Lalu lintas jarak jauh tidak boleh terganggu oleh lalu lintas ulang-alik, lalu lintas lokal dan kegiatan lokal

d. Jumlah jalan masuk ke jalan arteri primer dibatasai secara efisien sehingga syarat a dan b tercapai

e. Persimpangan yang ada harus menjamin terpenuhinya syarat a dan b

f. Jalan arteri primer tidak terputus walaupun memasuki kota

Jalan Arteri Sekunder

Jalan yang menghubungkan pusat kota dengan pusat bagian wilayah kota, pusat bagian wilayah kota dengan bagian wilayah kota lainnya serta menghubungkan pusat kota dengan wilayah primer (seperti kawasan pergudangan, perindustrian, pelabuhan, dll)

Tidak banyak persimpangan, kalaupun ada berupa: Jalur khusus berbelok Memasang traffic light Jembatan layang / fly over Jalur lambat

Persyaratan Jalan Arteri Sekunder

a. Kecepatan rencana >30 km/jam dan lebar jalan > 8 m

b. Kapasitasnya sama atau lebih besar dari volume lalu lintas rata-rata

c. Lalu lintas cepat tidak boleh terganggu oleh lalu lintas lambat

d. Persimpangan yang ada harus menjamin terpenuhinya syarat a dan b

Untuk kota besar dan metropolitan, jalan arteri tidak cukup hanya memiliki 2 jalur (7-8m), tetapi harus 4 jalur (2x7-8m) atau bahkan 6 jalur. Misalnya jalur cepat 2x7m, jalur lambar 2x6m

Jalan Kolektor Jalan yang melayani angkutan pengumpulan

dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi

Yaitu jalan-jalan yang menghubungkan jalan arteri dengan jalan lokal. Jadi, volume lalu lintas dari jalan lokal dikumpulkan oleh jalan kolektor dan dibawa ke jalan arteri

Jalan Kolektor Primer Jalan yang menghubungkan kota orde II

dengan kota orde II dan jalan yang menghubungkan kota orde II dan kota orde III

Menghubungkan ibukota provinsi Menghubungkan ibukota provinsi dengan

ibukota kabupaten/kota Menghubungkan antara ibukota

kabupaten/kota

Persyaratan Jalan Kolektor Primer

a. Kecepatan rencana > 40 km/jam dan lebar jalan > 7 m

b. Kapasitasnya sama atau lebih besar dari volume lalu lintas rata-rata

c. Jumlah jalan masuk dibatasi dan direncanakan sehingga terpenuhi persyaratan a dan b

d. Jalan kolektor primer tidak terputus walaupun memasuki kota

Jalan Kolektor Sekunder

Jalan yang menghubungkan pusat bagian wilayah kota dengan pusat subbagian wilayah kota

Persyaratan :

a. Kecepatan rencana > 20 km/jam dan lebar jalan > 7 m

b. Lebar penampang jalan lebih kecil dari jalan arteri, yaitu 1x7m

Jalan Lokal

Jalan lokal primer adalah jalan yang menghubungkan pusat kota dari orde I, orde 2, dengan persil-persil pada kawasan yang berfungsi regional.Kecepatan rencana >20 km/jam dan lebar jalan >

6m Jalan lokal sekunder adalah jalan yang

menghubungkan pusat kota dengan perumahan, pusat bagian wilayah kota dengan perumahan, dan pusat sub bagian wilayah kota dengan perumahan yang terdekat pada masing-masing pusat tersebutKecepatan rencana >10 km/jam dan lebar jalan >

5m

Pembinaan Jalan(PP NO. 26/1995 tentang Jalan)

a. JALAN NASIONAL Wewenang pemerintah pusat Jalan arteri primer, jalan kolektor primer Jalan yang mempunyai nilai strategis terhadap

kepentingan nasionalb. JALAN PROVINSI

Wewenang pemerintah provinsi Jalan kolektor primer Jalan yang mempunyai nilai strategis terhadap

kepentingan pemerintah provinsic. JALAN KABUPATEN/KOTA

Jalan arteri sekunder, Jalan kolektor primer, jalan kolektor sekunder, jalan lokal primer, jalan lokal sekunder, dan seluruh jalan yang ada di kota

BAGIAN JALAN (PP NO. 26/1985)

daerah manfaat jalan

daerah milik jalan

daerah pengawasan jalan

Jaringan Jalan Sesuai dg Klas Jalan

Jaringan Jalan Kereta Rel/Api

Rel kerata api merupakan jalan bebas hambatan Supaya tidak mengganggu lalu lintas jalan raya,

maka dibangun konstruksi rel dengan jembatan layang (elevated rail)Note: biaya konstruksinya mahal, sehingga perlu

kajian kelayakan ekonomisnya MRT (Mass Rapid Transport) Stasiun kereta api harus berdekatan dengan

terminal (intermoda) karena tidak mungkin kereta rel dapat mencapai seluruh pelosok kota

Jaringan Jalan Rel Kereta

Elevated rel

Prasarana Parkir

di jalan (on street parking) sejajar Menyudut 45o

di luar jalan (off street parking) Areal parkir Gedung parkir

Parkir Sejajar

Parkir Serong/Menyudut 45o

Parkir ???

Peraturan terkait Kebutuhan Parkir

Luas sampai dengan 2000 / m2, setiap 300 m2 lantai bruto harus disediakan tempat parkir untuk 1 truk

Luas 2000 – 5000 / m2. setiap 300 m2 lantai bruto harus disediakan tempat parkir untuk minimal 10 truk

Penetapan Tarif Parkir1. Flat atau sama sepanjang hari. Cara ini masih banyak ditemukan di

kota Indonesia, biasanya diterapkan untuk parkir di pinggir jalan.

2. Berdasarkan waktu, Banyak diterapkan dinegara maju, dihitung persatuan waktu 5, 10 atau 15 menit ataupun 1 jam. Tarif ini masih bisa dibedakan pada jam sibuk (dikenakan tarif yang lebih tinggi ) dan di luar jam sibuk (lebih rendah) ataupun pada akhir minggu di kawasan perkantoran

3. Berdasarkan zona. Biaya tarif berbeda menurut zona, zona pusat kota merupakan zona dimana tarif yang ditetapkan paling mahal

4. Tarif postal. Merupakan tarif yang besarannya tergantung waktu dengan tarif minimal tertentu, misalnya Rp 2.000 untuk 2 jam pertama dan kemudian setiap jam atau bagian jam berikutnya ditambah Rp 1.000.

5. Diferensiasi tarif berdasarkan waktu, jangka pendek atau jangka panjang, pegawai atau pengunjung pusat kegiatan/bangunan

Zoning tarif parkir semakin dekat pusat kota tarif semakin mahal

Terminal Menyediakan tempat dan kemudahan perpindahan

moda angkutan Menyediakan sarana untuk simpul lalu lintas, artinya

suatu tempat untuk berganti lintasan lalu lintas walaupun masih dalam moda yang sama (atau berganti moda)

Menyediakan tempat untuk menyiapkan kendaraan Terminal angkutan kota dan terminal terpadu

Terima Kasih