View
246
Download
5
Category
Preview:
Citation preview
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 1 dari 16
(1) Identitas LPPHPL :
a. Nama Lembaga : PT EQUALITY INDONESIA
b. Nomor Akreditasi : LPPHPL- 013-IDN
c. Alamat : Jln. Raya Sukaraja No. 72 Kabupaten Bogor
d. Nomor Telepon : 0251-7550722
Nomor Fax : 0251-7550324
E-mail : eq@equalityindonesia.com
e. Direktur : Agustri Warsono
f. Tim Audit : Amin Muchakim (Lead Auditor/Auditor Pra Syarat)
Hikmah Nur Isnaini (Auditor Produksi)
Dinda Talitha (Lead Auditor/Auditor Ekologi)
Taryadi (Auditor Sosial)
Irin Wedalia (Auditor VLK)
g. Tim Pengambil Keputusan :
: Ir. Agustri Warsono (Ketua PK Bidang Produksi)
Ir.Muchlis Hidayat (Anggota PK Bidang Ekologi)
Wiyono,S.Hut, M.Si (Anggota PK Bidang Sosial)
(2) Identitas Auditee :
a. Nama Pemegang Izin : PT SATRIA PERKASA AGUNG
b. Nomor & Tanggal SK : 244/kpts-II/2000, 22 Agustus 2000 jo
SK.633/Menhut-II/2009
c. Luas dan Lokasi : 77.072 Hadi Kabupaten Indragiri Hilir, Indragiri Hulu,
Pelalawandan Kabupaten BengkalisProvinsi Riau
d. Alamat kantor : 1. Jl. Teuku Umar No 51 Pekanbaru, Provinsi Riau
2. Plaza BII Tower II Lantai 32Jalan Thamrin Kav. 51
Jakarta
e. Nomor telepon : (0761) 23332, 32509, (021) 39834473
Nomor Fax : (0761) 24071, (021) 39834707
E-mail :
f. Pengurus :
Dewan Komisaris :
Komisaris Utama : Wisly Dwi Putra
Komisaris : Stanley Najoan
RESUME HASIL PENILAIAN KINERJA PHPL
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 2 dari 16
Dewan Direktur :
Direktur Utama : Didi Harsa
Direktur : Ir. Soebardjo
Direktur : Agus Wahyudi Supardi
(3) Ringkasan Tahapan:
Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan
Koordinasi dengan Instansi
Kehutanan
25 Agustus 2014 Koordinasi dengan Dinas Kehutanan Provinsi
Riau yang diwakili oleh staf Bidang Hutan
Tanaman
Koordinasi BP2HP Wilayah III Pekanbaru yang
diwakili oleh Kepala BP2HP
Koordinasi bertujuan untuk menyampaikan
rencana Penilikan penilaian kinerja PHPL di PT
Satria Perkasa Agung Unit (Auditee) dan minta
masukan terkait dengan kinerja Audite
eselama ini
Pertemuan Pembukaan Distrik S. Kanan :
30 Agustus 2014
Distrik S. Kecil : 3
September 2014
Pertemuan dilaksanakan di Kantor PT SPA
Distrik S. Kanan dan S. Kecil
Perkenalan anggota Tim Audit, menyampaikan
tujuan dan ruang lingkup penilaian,
menyampaikanjadwal/rencana kerja penilaian,
menyampaikan metodologi dan prosedur
penilaian,serta mengkonfirmasikan kepada
Auditee tentang tanggal, waktu, tempat, dan
peserta pertemuan penutupan.
Pertemuan pembukaan diakhiri dengan
pembuatan BAP
Verifikasi Dokumen
danObservasi Lapangan
Distrik S. Kanan :
31 Agustus – 2
September 2014
Distrik S. Kecil : 4-5
September 2014
Tim Audit menghimpun, mempelajari data dan
dokumen Auditee dan menganalisis
menggunakan kriteria dan indikator pada
Lampiran 1.2 dan Lampiran 2.1 Peraturan
Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan
Nomor P.5/VI-BPPHH/2014.
Untuk menguji kebenaran data, Tim Audit
melakukan pengamatan, pencatatan, uji petik,
dan menganalisis menggunakan kriteria dan
indikator pada Lampiran 1.2 dan Lampiran
2.1Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha
Kehutanan Nomor P.5/VI-BPPHH/2014.
Pertemuan Penutupan Distrik S. Kanan : 2
September 2014
Distrik S. Kecil :6
September 2014
Menyampaikan ucapan terima kasih kepada
Auditee atas bantuan dan kerjasamanya
selama penilaian.
Menyampaikan Daftar Periksa PHPL.
Memberitahukan temuan observasi dan
ketidaksesuaian.
Membacakan atau memperlihatkan laporan
ringkasan ketidaksesuaian.
Pertemuan Penutupan diakhiri dengan
pembuatan BAP
Pengambilan Keputusan 26 September 2014 Rapat pengambil keputusan meninjau dokumen
penilaianyang diajukan untuk menjamin bahwa
penilaian dilakukan secara efektif dan efisien
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 3 dari 16
Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan
sesuai dengan ketentuan PT EQUALITY Indonesia
(4) Resume Hasil Penilaian :
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
A. Penilaian Kinerja PHPL
1. Prasyarat
1.1. Kepastian Kawasan
Pemegang IUPHHK
BAIK
(91,67%)
PT Satria Perkasa Agung (Auditee) memiliki dokumen
legal perusahaan berupa Akte Pendirian Perusahaan,
dokumen legal lainnya, SK IUPHHK dari Kementerian
Kehutanan No. 244/kpts-II/2000 tanggal 22 Agustus
2000dan SK No. SK.633/Menhut-II/2009 tentang
Penetapan Batas Areal Kerja IUPHHK pada HT PT SPA
seluas 77.072 Haserta administrasi tata batas lengkap
sesuai dengan tingkat realisasi pelaksanaan tata batas
yang telah dilaksanakan
Auditee telah merealisasikan tata batas luarnya
dilapangan (temu gelang) dan telah ditetapkan melalui
Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: No.
SK.633/Menhut-II/2009 tentang Penetapan Batas
Areal Kerja IUPHHK pada HT PT SPA seluas 77.072 Ha.
Terhadap batas yang ada Auditee juga telah
melaksanakan kegiatan pemeliharaan batas (Distrik S.
Kanan) namun untuk Distrik S. Kecil belum ada
kegiatan pemeliharaan batas
Secara administrasi batas-batas areal kerja PT SPA
baik Distrik S. Kanan maupun Distrik S. Kecil telah
diakui para pihak (Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, dan Masyarakat). Dilapangan masih ada klaim
lahan dari sebagian masyarakat desa sekitar areal
kerja, namun sudah ada upaya dari Auditee untuk
menyelesaikan konflik tersebut
Berdasarkan SK Menhut No. 244/kpts-II/2000 tanggal
22 Agustus 2000 tentang Pemberian HPHT kepada PT
SPA atas areal hutan seluas 76.017 ha dan
SK.633/Menhut-II/2009 tentang Penetapan Batas
Areal Kerja IUPHHK pada Hutan Tanaman PT SPA
Seluas 77.072 Ha, tidak terjadi perubahan fungsi
kawasan sehingga verifier 1.1.4 sesuai dengan
Perdirjen P.5/VI-BPHH/2014 tanggal 14 Juli 2014
menjadi Not Aplicbke (NA)
Kajian terhadap dokumen dan observasi lapangan
menunjukan bahwa tidak ditemukan adanya bentuk
penggunaan lain di luar sektor kehutanan selain izin
yang diberikan kepada IUPHHK-HT PT SPA
berdasarkan SK Menhut No. 244/kpts-II/2000 tanggal
22 Agustus 2000 tentang Pemberian HPHT kepada PT
SPA atas areal hutan seluas 76.017 ha di Provinsi Riau
dan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor:
SK.633/Menhut-II/2009 tentang Penetapan Batas
Areal Kerja IUPHHK pada Hutan Tanaman PT Satria
Perkasa Agung Seluas 77.072 Ha di Kabupaten
Bengkalis, Siak, dan Kab. Indragiri Hilir Provinsi
Riau..Yang ada adalah bentuk klaim lahan masyarakat
yang berada di dalam areal konsesi. Dengan demikian
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 4 dari 16
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
maka verifier ini menjadi Not Aplicable (N.A.)
1.2. Komitmen Pemegang
IUPHHK
BAIK
(100%)
Auditee memiliki dokumen visi misi dan kebijakan
lingkungan secara legal dan sesuai dengan kerangka
PHPL yang telah ditetapkan Manajemen.
Auditee secara konsisten melaksanakan kegiatan
sosialiasasi visi misi dan kebijakan perusahaan secara
tidak langsung melalui pemasangan banner/spanduk.
Sosialisasi visi-misi-tujuan perusahaan secara
langsung kepada karyawan, mitra kerja, maupun
kepada masyarakat juga telah dilaksanakan.
Auditee telah berupaya mengimplementasikan visi
misi dan kebijakan perusahaan yang telah sesuai
dengan prinsip-prinsip PHPL kedalam kegiatan
pembangunan dan pengelolaan hutan tanamannya
1.3. Jumlah dan kecukupan
tenaga profesional terlatih dan
tenaga teknis pada seluruh
tingkatan untuk mendukung
pemanfaatan implementasi
penelitian, pendidikan dan
Latihan
BAIK
(93,33%)
Keberadaan tenaga profesional bidang kehutanan di
lapangan belum pada setiap bidang kegiatan
pengelolaan hutan dan jumlahnya ada yang belum
sesuai dengan Perdirjen BPK No.P.8/VI-SET/2009
dimana masih terdapat kekurangan Ganis PHPL-
CANHUT, GanisPHPL-BINHUT, dan Ganis PHPL-PWH).
Namun berdasarkan SE Dirjen BUK Nomor : S.545/VI-
BIKPHH/2013 tanggal 30 April 2013 pemenuhan
GANISPHPL dapat dipertimbangkan sampai dengan 1
Januari 2016
Sepanjang Tahun 2014 Auditee telah
merealisasikanpeningkatan kompetensi SDM >70%
dari rencana yang disusun sesuai dengan kebutuhan
Auditee telah memiliki dokumen ketenagakerjaan
dengan lengkap sesuai dengan ruang lingkup
kerjanya. Dokumen ketenagakerjaan yang bersifat
internal tersedia lengkap di masing-masing Kantor
Distrik sedangkan yang bersifat eksternal tersedia di
Kantor Perawang
1.4. Kapasitas dan mekanisme
untuk perencanaan
pelaksanaan pemantauan
periodik, evaluasi dan penyajian
umpan balik mengenai
kemajuan pencapaian
(kegiatan) IUPHHK
BAIK
(100%)
Auditee memiliki struktur organisasi baik di Kantor
Pusat maupun Kantor Distrik dan telah sesuai dengan
kerangka PHPL karena sudah memperhatikan aspek
pengelolaan hutan lestari yang meliputi aspek
produksi, ekologi, dan aspek sosial
Auditee telah memiliki perangkat SIM dan personil
penanggungjawab dalam hal ini dibawah Kepala Tata
Usaha (KTU) masing-masing distrik
Terdapat Organisasi Internal Audit yang langsung
bertanggungjawab kepada Direktur Utama dengan
fungsi-fungsi berjalan dengan efektif untuk mengontrol
seluruh tahapan kegiatan
Auditee telah melaksanakan tidakan koreksi
berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi secara
konsisten dan kontinyu
1.5. Persetujuan Atas Dasar
Informasi Awal Tanpa Paksaan
(PADIATAPA).
SEDANG
(77,78%)
Auditee telah melaksanakan sosialisasi kegiatan RKT
2014 yang akan mempengaruhi kepentingan hak-hak
masyarakat setempat namun dari sisi tata waktu
pelaksanaan sosialisasi tidak relevan lagi karena
kegiatan sudah berjalan. Persetujuan atas kegiatan
RKT dari masyarakat juga belum ada.
PT. SPA telah mendapatkan penetapan batas melalui
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 5 dari 16
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
SK Menteri Kehutanan Nomor: SK.633/Menhut-
II/2009 tentang Penetapan Batas Areal Kerja IUPHHK
pada Hutan Tanaman PT SATRIA PERKASA AGUNG
Seluas 77.072 Ha di Kabupaten Bengkalis, Siak, dan
Kab. Indragiri Hilir Provinsi Riau, sehingga dapat
disimpulkan bahwa proses tata batas dari tahap
perencanaan, pelaksanaan lapangan, dan pelaporan
telah disetujui oleh para pihak
Program CSR/CD telah sosialisasikan kepada
masyarakat sebagian desa binaan namun tata waktu
sosialisasi tidak relevan lagi karena program sudah
berjalan. Persetujuan dan Kesepakatan Program
CSR/CD 2014 dari masyarakat desa binaan Auditee
juga belum tersedia
Secara administrasi kawasan lindung di areal kerja
Auditee telah diketahui dan disetujui Para Pihak namun
riil dilapangan masih ada klaim dari sebagian
masyarakat terhadap sebagian kawasan lindung yang
ada khususnya di Distrik Simpang Kanan
2. Produksi
2.1. Penataan areal kerja jangka
panjang dalam pengelolaan
hutan lestari
SEDANG
(80.00%)
Auditee telah memiliki dokumen RKUPHHK-HTI (Revisi)
PT SPA untuk periode 2011-2020 yang telah disetujui
berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor :
SK.172/VI-BPHT/2010 tanggal 22 Desember 2010
yang disusun berdasarkan hasil IHMB dan
mempertimbangkan hasil deliniasi mikro dan tidak
dikenai peringatan terkait pemenuhan kewajiban RKU.
Kegiatan Penataan Areal Kerja RKT 2014 di lapangan
berupa kanal-kanal dan parit collector yang telah
membagi seluruh blok RKT 2014 kedalam petak-petak
hanya sebagian besar (>50%) yang sesuai dengan
RKU. Hal ini dikarenakan terdapat luncuran RKT 2013
dan penambahan RKT 2015 kedalam RKT 2014
Kegiatan penataan areal kerja berupa pemasangan
tanda batas blok dan petak kerja RKT 2014 terealisasi
sebesar 53.92 %, dan terlihat jelas pada pal batas
yang telah terpasang.
2.2. Tingkat pemanenan lestari
untuk setiap jenis hasil hutan
kayu utama dan nir kayu pada
setiap tipe ekosistem
BAIK
(91.67%)
Auditee telah memiliki data potensi tegakan pada tipe
ekosistem berdasarkan hasil IHMB dan hasil PHI 3
tahun terakhir beserta peta pendukungnya
Auditee telah memiliki data pengukuran riap tegakan
dari hasil pengukuran untuk tipe ekosistem yang ada
(Gambut) dan telah dilakukan analisa riap dari hasil
pengukuran PSP tersebut.
Auditee telah melakukan analisis data potensi dan
riap, namun laporan analisa tersebut belum
disampaikan ke Litbang. Auditee pun belum
memanfaatkan hasil analisa data potensi dan riap
untuk menyusun perhitungan JTT sendiri.
2.3. Pelaksanaan penerapan
tahapan sistem silvikultur untuk
menjamin regenerasi hutan
BAIK
(85.71 %)
Auditee telah mengembangkan SOP pelaksanaan
seluruh tahapan kegiatan sistem silvikultur THPB dan
isinya telah sesuai dengan ketentuan teknis yang
berlaku.
Auditee telah melaksanakan implementasi kegiatan
tahapan THPB sebesar 88.89%. Kegiatan penanaman
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 6 dari 16
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
dan pemeliharaan pada Distrik Siak Kecil belum
dilakukan saat penilaian berlangsung (7 bulan setelah
RKT disahkan)
Rata-rata Potensi tegakan sebelum masak tebang
berdasarkan hasil PHI RKT 2014 sebesar 192.7
m3/ha. Artinya potensi tegakan dalam jumlah yang
mampu menjamin terjadinya kelestarian pemanenan
hasil (> 120 m3/ha)
Potensi permudaan tanaman PT SPA sebesar
87.14%(≥ 75-89%) dari jumlah tanaman per
hektarsehingga masih mampu menjamin kelestarian
pemanenan hasil.
2.4. Ketersediaan dan
penerapan teknologi tepat guna
untuk pemanfaatan hutan
BAIK
(100.00
%)
Auditee telah mengembangkan SOP mengenai
pemanfaatan hutan ramah lingkungan, dan isinya
sesuai untuk karakteristik kondisi setempat.
Auditee telah melakukan RIL pada 4 tahapan yaitu
Perencanaan, Pelaksanaan, Monitoring dan Evaluasi
kegiatan pemanenan hasil.
Berdasarkan hasil penelitian Fe, PT SPA memiliki nilai
Fe sebesar 0.75 dan berdasarkan hasil uji petik
diperoleh nilai Fe sebesar 0.79
2.5. Realisasi penebangan
sesuai dengan rencana kerja
penebangan/ pemanenan/
pemanfaatan pada areal
kerjanya
BAIK
(80.95% )
Auditee telah memiliki dokumen RKT 2014 secara
lengkap (selama periode waktu penilaian) yang disusun
berdasarkan RKU dan disahkan secara self approval.
Terdapat peta kerja yang menggambarkan areal yang
boleh ditebang/dipanen/
dimanfaatkan/ditanam/dipelihara beserta areal yang
ditetapkan sebagai kawasan lindung yang sesuai
dengaan peta RKT dan peta RKU.
Terdapat implementasi peta kerja berupa penandaan
pada sebagian (minimal 50%) batas blok
tebangan/ditebang/dipanen/dimanfaatkan/ditanam/d
ipelihara beserta areal yang ditetapkan sebagai
kawasan lindung.
Realisasi volume tebangan total pada kedua Distrik
mencapai 83.30 % (>70%) dari rencana tebang pada
RKT, dan tidak melebihi luasan yang direncanakan,
dengan jenis yang ditebang Accacia crassicarpa.
Namun terdapat tebangan pada areal MTH Distrik
Simpang Kanan dan tebangan Eucalyptus pada Distrik
Siak Kecil yang belum terealisasi.
2.6. Kondisi kesehatan finansial
dan Tingkat investasi dan
reinvestasi yang memadai dan
memenuhi kebutuhan dalam
pengelolaan hutan,
administrasi, penelitian dan
pengembangan, serta
peningkatan kemampuan
sumber daya manusia
SEDANG
(66.67%)
Hasil analisa kesehatan finansial Auditee diperoleh
bahwa likuiditas >150%, solvabilitas <100% dan
rentabilitas positif. Catatan akuntan publik terhadap
Laporan Keuangan yang berakhir pada Desember
2013 dan 2012 adalah Wajar Tanpa Pengecualian.
Realisasi alokasi dana mencapai 105% (>80%) dari
kebutuhan kelola hutan yang seharusnya berdasarkan
laporan penatausahaan keuangan yang sesuai dengan
Pedoman Pelaporan Keuangan Pemanfaatan Hutan
Produksi (yang telah di audit akuntan publik)
Perbedaan proporsi anggaran pada tahun 2013
sebesar 52.07 % dan perbedaan proporsi anggaran
pada tahun 2014 sebesar 69.86 %. Bila dirata-ratakan
perbedaan proporsi anggran dalam 2 tahun terakhir
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 7 dari 16
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
sebesar 62.46% , hal ini berarti alokasi dana untuk
seluruh bidang kegiatan tidak proporsional (perbedaan
>50%).
Realisasipendanaanuntukkegiatantekniskehutananberj
alanlancarnamun belum sesuai tatawaktu.
Auditee telah melakukan kegiatan penanaman sebesar
97.05% terhadap kegiatan penebangan (melebihi 80%)
namun belum seluruhnya.
Realisasi tanaman pokok, tanaman kehidupan dan
tanaman unggulan pada tahun 2013 hingga bulan Juli
2014 secara keseluruhan mencapai 69.52% (<70%).
3. Ekologi
3.1. Keberadaan, kemantapan
dan kondisi kawasan dilindungi
pada setiap tipe hutan
BAIK
(100%)
Luas kawasan lindung sesuai dengan dokumen
perencanaan yang ada (AMDAL dan RKU) dan sesuai
dengan kondisi biofisiknya (Baik, 3)
Kawasan lindung yang telahh ditata di lapangan
mencapai 100 % dari yang seharusnya (Baik, 3)
Kondisi kawasan lindung yang berhutan mencapai 98,5
% (Baik, 3)
Sebagian besar para pihak mengakui keberadaan
kawasan lindung (Baik, 3)
Terdapat laporan pengelolaan yang sesuai dnegan
ketentuan terhadap seluruh kawasan lindung hasil tata
ruang areal (Baik, 3)
3.2. Perlindungan dan
pengamanan hutan
BAIK
(100%) Tersedia prosedur yang mencakupseluruh jenis
gangguan yang ada (Baik, 3)
Jenis, jumlah dan fungsi sarana prasarana sesuai
dengan ketentuan dan berfungsi dengan baik (Baik, 3)
Tersedia SDM Perlindungan hutan dengan jumlah dan
kualifikasi yang memadai sesuai dengan ketentuan
(Baik, 3)
Kegiatan perlindungan diimplementasikan melalui
berbagai tindakan tertentu dengan mempertimbang-
kan seluruh jenis gangguan yang ada (Baik, 3)
3.3. Pengelolaan dan
pemantauan dampak terhadap
tanah dan air akibat
pemanfaatan hutan
BAIK
(91,60%) Tersedia prosedur pengelolaan yang mencakup seluruh
dampak terhadap tanah dan air akibat pemanfaatan
hutan (Baik, 3)
Tersedia sarana prasarana penhgelolaan dan
pemantauan sesuai dengan ketentuan dan/atau
dokumen perencanaan lingkungan serta berfungsi
dengan baik (Baik, 3)
Tersedia jumlah dan kualifikasi personil yang memadai
sesuai dengan ketentuan (Baik, 3)
Tersedia dokumen perencanaan pengelolaan dampak
terhadap tanah dan air dan diimplementasikan sesuai
dengan ketentuan (Baik, 3)
Tersedia dokumen perencanaan pemantuan dampak
terhadap tanah dan air dan diimplementasikan sesuai
dengan ketentuan (Baik, 3)
Terdapat indikasi terjadnya dampak yang besar dan
penting terhadap tanah dan air serta ada upaya
pengelolaan dampak sesuai dengan ketentuan
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 8 dari 16
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
(Sedang, 2)
3.4. Identifikasi spesies flora
dan fauna yang dilindungi
dan/atau langka (endangered),
jarang (rare), terancam punah
(threatened) dan endemik
BAIK
(100%) Tersedia prosedur identifikasi untuk seluruh jenis yang
dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah
dan endemic yang terdapat di dalam areal pemegang
izin (Baik, 3)
Terdapat implementasi identifikasi untuk seluruh jenis
yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam
punah dan endemic yang terdapat di dalam areal
pemegang izin (Baik, 3)
3.5. Pengelolaan flora untuk :
a. Luasan tertentu dari hutan
produksi yang tidak
terganggu, dan bagian yang
tidak rusak.
b. Perlindungan terhadap
species flora dilindungi
dan/atau jarang, langka dan
terancam punah dan
endemic
BAIK
(100%)
Tersedia prosedur pengelolaan flora untuk seluruh
jenis yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam
punah dan endemic yang terdapat di dalam areal
pemegang izin (Baik, 3)
Terdapat implementasi pengelolaan flora untuk
seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka, jarang,
terancam punah dan endemic yang terdapat di dalam
areal pemegang izin (Baik, 3)
Tidak ada gangguan terhadap kondisi spesies flora
dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah
dan endemic yang terdapat di dalam areal pemegang
izin (Baik, 3
3.6. Pengelolaan fauna untuk :
a. Luasan tertentu dari hutan
produksi yang tidak
terganggu, dan bagian yang
tidak rusak.
b. Perlindungan terhadap
species fauna dilindungi
dan/atau jarang, langka dan
terancam punah dan
endemik
BAIK
(100%)
Tersedia prosedur pengelolaan fauna untuk seluruh
jenis yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam
punah dan endemic yang terdapat di dalam areal
pemegang izin (Baik, 3)
Terdapat implementasi pengelolaan fauna untuk
seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka, jarang,
terancam punah dan endemic yang terdapat di dalam
areal pemegang izin (Baik, 3)
Tidak ada gangguan terhadap kondisi spesies fauna
dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah
dan endemic yang terdapat di dalam areal pemegang
izin (Baik, 3
4. Sosial
4.1. Kejelasan deliniasi
kawasan operasional
perusahaan/unit manajemen
dengan kawasan masyarakat
hukum adat dan/atau
masyarakat setempat
BAIK
(81,48%)
Terdapat dokumen/laporan yang lengkap tentang pola
penguasaan dan pemanfatan SDA/SDH setempat,
identifikasi hak-hak dasar masyarakat hukum adat
dan/atau masyarakat setempat dan terdapat rencana
pemanfaatan SDH oleh pemegang izin.
Terdapat mekanisme penataan batas/rekonstruksi
batas kawasan secara partisipatif dan penyelesaian
konflik yang diketahui para pihak
Terdapat mekanisme mengenai pengakuan hak-hak
dasar masyarakat hukum adat dan masyarakat
setempat dalam perencanaan pemenfaatan SDH yang
legal, lengkap dan jelas
Terdapat bukti-bukti tentang luas dan batas kawasan
pemegang ijin dengan sebagian (kawasan yang dimiliki)
masyarakat hukum adat/setempat
Terdapat persetujuan oleh sebagian para pihak dan
masih terjadi konflik
4.2. Implementasi
tanggungjawab sosial
BAIK
(85,19%)
Terdapat dokumen yang lengkap menyangkut
tanggung jawab sosial pemegang izin sesuai dengan
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 9 dari 16
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
perusahaan sesuai dengan
peraturan perundangan yang
berlaku
peraturan yang berlaku.
Tersedia mekanisme yang lengkap dan legal tentang
pemenuhan kewajiban sosial pemegang izin terhadap
masyarakat.
Terdapat bukti pelaksanaan kegiatan sosialisasi
kepada seluruh masyarakat mengenai hak dan
kewajiban pemegang izin terhadap masyarakat dalam
mengelola SDH namun hanya sebagian.
Terdapat sebagian bukti tentang realisasi pemenuhan
tanggung jawab sosial terhadap masyarakat
Tersedia laporan/dokumen yang lengkap terkait
pelaksanaan tanggung jawab sosial pemegang izin
termasuk ganti rugi
4.3. Ketersediaan mekanisme
dan implementasi distribusi
manfaat yang adil antar para
Pihak
SEDANG
(75%)
Tersedia data dan informasi masyarakat hokum adat
dan/atau masyarakat setempat yang terlibat,
tergantung, terpengaruh oleh aktivitas pengelolaan
SDH namun tidak lengkap
Terdapat mekanisme yang legal, lengkap dan jelas
mengenai peningkatan peran serta dan aktivitas
ekonomi masyarakat
Terdapat dokumen rencana pemegang izin mengenai
kegiatan peningkatan peran serta dan aktivitas
ekonomi masyarakat yang lengkap dan jelas
Terdapat bukti implementasi sebagian (<50%)
kegiatan peningkatan peran serta dan aktivitas
ekonomi masyarakat hokum adat dan/atau
masyarakat setempat oleh pemegang izin
Terdapat dokumen/laporan mengenai pelaksanaan
distribusi manfaat kepada para pihak namun belum
lengkap dan jelas
4.4. Keberadaan mekanisme
resolusi konflik yang handal
SEDANG
(77.78%)
Terdapat mekanisme resolusi konflik yang lengkap dan
jelas.
Terdapat Konflik dan tersedia peta konflik (peta areal
klaim) namun belum lengkap
Tersedia organisasi, sumberdaya manusia, dan
pendanaan kurang memadai dalam mengelola konflik
Dokumen/laporan penanganan konflik tersedia,
namun tidak lengkap dan kurang jelas
4.5. Perlindungan,
pengembangan dan
peningkatan kesejahteraan
tenaga kerja
BAIK
(91.66%)
Auditee telah merealisasikan seluruh hubungan
industrial dengan seluruh karyawan
PT SPA Unit telah merealisasikan sebagian besar
rencana pengemebangan kompetensi
Terdapat dokumen standar jenjang karir dan telah
diimplementasikan
Terdapat dokumen tunjangan kesejahteraan karyawan
dan telah diimplementasikan seluruhnya
B. Verifikasi Legalitas Kayu
1.1. Areal unit manajemen
hutan terletak di kawasan hutan
produksi
1.1.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan mampu
menunjukkan keabsahan Izin
Memenuhi Dokumen PT Satria Perkasa Agung Unit (SPS, Auditee)
lengkap dan sah berdasarkan :
1. SK Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor :
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 10 dari 16
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan
Kayu (IUPHHK)
244/Kpts-II/2000 tanggal 22 Agustus 2000 atas
areal hutan seluas ± 76.017 Ha yang terletak di
Provinsi Riau ditandatangani oleh Kepala Biro
Hukum dan Organisasi - Departemen Kehutanan.
2. SK tersebut dilampirkan dengan peta areal kerja
Hak Pengusahaan Hutan Tanaman PT SPA skala 1 :
100.000 yang terdiri dari 2 (dua) lembar peta.
3. Berdasarkan Peta Tata Guna Hutan Kesepakatan
Provinsi Riau, areal Auditee telah sesuai dengan
peruntukkannya (tata ruang), yaitu sebagai
kawasan Hutan Produksi Tetap, yang meliputi
Kelompok Hutan Bukit Batu - S. Pakning seluas
34.725 Ha dan kelompok hutan S. Simpang Kanan -
S Awas seluas 41.292 Ha.
4. Sehubungan dengan adanya perubahan luas areal
kerja sesuai hasil penetapan tata batas dan temu
gelang, maka Auditee berdasarkan SK Menteri
Kehutanan Nomor : 633/Menhut-II/2009 tanggal
07 Oktober 2009 ditetapkan areal seluas ± 77.702
Ha yang terletak di Kabupaten Bengkalis, Siak dan
Indragiri Hilir Provinsi Riau dan ditandatangani oleh
Kepala Biro Hukum dan Organisasi - Departemen
Kehutanan.
Hasil verifikasi adalah terdapat :
1. Surat Perintah Pembayaran (SPP) Iuran Hak
Pengusahaan Hutan Tanaman Industri Nomor :
571/VI-Edar/2000 tanggal 29 Maret 2000
sejumlah = 76.017 Ha x Rp. 2.600,-/Ha = Rp.
197.644.200,- yang ditandatangani oleh Direktur
Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi - Departemen
Kehutanan dan Perkebunan dengan alamat
rekening penerima : Rekening Menteri Kehutanan
pada Bank Indonesia Sub Rekening IHPH dan IHH
No. 508.000.014. Pembayaran dilakukan oleh
Auditee pada tanggal 11 April 2000. sebesar Rp.
197.644.200,- seperti yang tercantum pada bukti
setor pembayaran IHPHTI.
2. Auditee telah melakukan pembayaran atau setoran
IIUPHHK sesuai dengan SPP melalui Bank Mandiri
Cabang Gedung Pusat Kehutanan Nomor Rekening:
1020004203870 Atas Nama Bendaharawan
Umum Negara Rekening Iuran HPH dan IHH pada
tanggal 08 Januari 2010 sebesar Rp 4.381.000
Verifier 1.1.1.c Not Applicable karena pada areal PT
SPA Unit tidak terdapat penggunaan kawasan yang
sah di luar kegiatan IUPHHK.
2.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan memiliki rencana
penebangan pada areal
tebangan yang disahkan oleh
pejabat yang berwenang
2.1.1. RKUPHHK/RPKH dan
Rencana Kerja Tahunan
(RKT/Bagan Kerja/RTT)
disahkan oleh yang berwenang
Memenuhi Dokumen RKU yang digunakan pada saat verifikasi
adalah Revisi RKUPHHK-HTI Untuk Jangka Waktu 10
(Sepuluh) Tahun Periode Tahun 2011 – 2020 yang
mengacu pada Hasil Inventarisasi Hutan Menyeluruh
Berkala (IHMB), dan telah mendapatkan pengesahan
dari Kementerian Kehutanan berdasarkan Surat
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 11 dari 16
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Keputusan No. SK.172/VI-BPHT/2010 tanggal 22
Desember 2010. SK tersebut ditandatangani oleh
Kepala Bagian Hukum dan Humas - Direktorat
Jenderal Bina Usaha Kehutanan - Kementerian
Kehutanan
Dokumen RKTUPHHK HT disahkan secara self
approval meliputi :
a. Distrik Simpang Kanan
1) Kabupaten Pelalawan
RKTUPHHK HTI Tahun 2013 disahkan oleh
Direktur PT SPA No. SK.01/SPA/XII/2012 pada
tanggal 24 Desember 2012 dilampiri dengan
peta skala 1 : 50.000.
2) Kabupaten Indragiri Hilir
RKTUPHHK HTI Tahun 2013 disahkan oleh
Direktur PT SPA No. SK.02/SPA/XII/2012 pada
tanggal 24 Desember 2012 dilampiri dengan
peta skala 1 : 50.000.
RKTUPHHK HTI Tahun 2014 disahkan oleh
Direktur PT SPA No. SK.01/SPA/XII/2013 pada
tanggal 24 Desember 2013 dilampiri dengan
peta skala 1 : 50.000.
3) Kabupaten Indragiri Hulu
RKTUPHHK HTI Tahun 2013 disahkan oleh
Direktur PT SPA No. SK.03/SPA/XII/2012 pada
tanggal 24 Desember 2012 dilampiri dengan
peta skala 1 : 50.000.
RKTUPHHK HTI Tahun 2014 disahkan oleh
Direktur PT SPA No. SK.02/SPA/XII/2013 pada
tanggal 24 Desember 2013 dilampiri dengan
peta skala 1 : 50.000.
4) Peta tata ruang areal kerja dibuat oleh Ganis PHPL
Canhut bernama Joko Pramono Nomor Register :
00677-03/CANHUT/III/2012. Perpanjangan
pengangkatan dan kartu Ganis PHPL berdasarkan
SK Dirjen BUK No. SK. 649/VI/BPPHP III-2/2012
berlaku dari tanggal 01 Oktober 2012 sd 30
September 2015
b. Distrik Siak Kecil
RKTUPHHK HTI Tahun 2014 disahkan secara self
approval oleh Direktur PT SPA No. SK.01/SPA/XII/2013
pada tanggal 24 Desember 2013 dilampiri dengan peta
skala 1 : 50.000. Peta tata ruang areal kerja dibuat oleh
Ganis PHPL Canhut bernama Rika Nur Hidayati Nomor
Register : 01082-03/CANHUT/III/2012.
Peta areal yang tidak boleh ditebang terdapat pada
Revisi RKUPHHK-HT Periode Tahun 2011-2020 dan
RKT tahun 2013, 2014.
Terdapat SK Direksi PT. SPA No.
002/KL/SPA/08/2011 tentang Revisi Pengukuhan
Kawasan Lindung, Tanggal 25 Agustus 2011
dilengkapi dengan peta skala 1 : 75.000 dengan luas
37.330 Ha
Peta RKTUPHHK-HTI Tahun 2013 dan 2014
penyusunan dan pengesahannya dilakukan secara
mandiri (self-approval).
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 12 dari 16
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
2.2. Adanya Rencana Kerja yang
sah
2.2.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan mempunyai
rencana kerja yang sah sesuai
dengan peraturan yang berlaku
Memenuhi Auditee telah menyusun dokumen Revisi RKUPHHK-HTI
Periode tahun 2011 - 2020 berbasis IHMB dan telah
mendapatkan pengesahan berdasarkan SK Menteri
Kehutanan Nomor: SK.172/VI-BPHT/2010 Tanggal 22
Desember 2010
PT SPA tidak melakukan pemanfaatan kayu hutan
alampada areal penyiapan lahan yang diizinkan dalam
dokumen RKT IUPHHK-HTI, maka verifier 2.2.1.b tidak
diterapkan
3.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan menjamin bahwa
semua kayu yang diangkut dari
Tempat Penimbunan Kayu (TPK)
hutan ke TPK Antara dan dari
TPK Antara ke industri primer
hasil hutan(IPHH)/pasar
mempunyai identitas fisik dan
dokumen yang sah
3.1.1. Seluruh kayu bulat yang
ditebang/dipanen atau yang
dipanen/dimanfaatkan telah di–
LHP-kan
Memenuhi Kegiatan pemanfaatan hasil hutan kayu bulat kecil
periode bulan Agustus 2013 sd Juli 2014 telah di-LHP-
kan. Laporan Hasil Penebangan (LHP) tersebut dibuat,
diperiksa dan disahkan oleh petugas yang berwenang.
Distrik Simpang Kanan
1. Hasil uji petik di lapangan dilakukan di petak 614 dan
627 RKT tahun 2014 dengan hasil pengukuran
terhadap 7 tumpukan terdapat selisih pengukuran
antara fisik dengan LHP yaitu sebesar 10,06 M3 =
1,19%.
2. Kabupaten Indragiri Hilir
a. Realisasi LHP adalah 1,241.585,23 SM dengan
volume 732.535,29 M3.
b. Hasil uji petik pemeriksaan terhadap LHP dan buku
ukur bulan Agustus 2014 sudah sesuai.
3. Kabupaten Indragiri Hulu
a. Realisasi Laporan Hasil Penebangan (LHP) periode
Bulan Agustus 2013 sd Juli 2014 untuk Kayu Bulat
Kecil adalah 107,150.04 SM dengan volume
63,218.53 M3.
b. Hasil uji petik pemeriksaan LHP dengan buku ukur
bulan Mei 2014 sudah sesuai.
Distrik Siak Kecil
1. Tidak ada kegiatan pada RKT tahun 2013 sesuai
dengan RKUPHHK-HT yang disahkan. Kegiatan baru
dilaksanakan pada RKT tahun 2014.
2. Realisasi LHP periode bulan Januari sd Juli 2014
adalah 23.938,21 SM dengan volume 14.123,54 M3.
3. Hasil uji petik pemeriksaan terhadap dokumen LHP
Nomor : 011/LHP/SPA/VI/2014,
012/LHP/SPA/VI/2014, 013/LHP/SPA/VII/ 2014,
016/LHP/SPA/VIII/2014 dan buku ukur sudah sesuai.
4. Hasil uji petik antara LHP dan fisik kayu di lapangan
dilakukan pada tanggal 4 September 2014 di petak
008 RKT tahun 2014 dengan hasil pengukuran
terhadap 1 tumpukan dengan volume 380,99 M3 dan
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 13 dari 16
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
terdapat selisih pengukuran antara fisik dengan LHP
yaitu sebesar 9,29 M3 = 2,44 %. Setelah dilakukan
penelusuran antara fisik kayu dengan dokumen LHP
sesuai.
3.1.2. Seluruh kayu yang
diangkut keluar areal izin
dilindungi dengan surat
keterangan sahnya hasil hutan
Memenuhi Distrik Simpang Kanan
Kayu yang keluar baik dari TPK Hutan ke TPK Antara
menggunakan sampan besi dan dari TPK Antara ke
Industri PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk menggunakan
ponton disertai dengan dokumen Faktur Angkutan Kayu
Bulat (FAKB) yang dilampiri Daftar Kayu Bulat Kecil
(DKBK), Lampiran DKBK dan Surat Pengantar.
Distrik Siak Kecil
Kayu dari petak tebangan dikumpulkan oleh Auditee di
sepanjang pinggiran petak tepi kanal. Kemudian kayu
tersebut diangkut menggunakan ponton besi ke TPK
Hutan yang dilengkapi dengan dokumen Surat Pengantar
yang ditandatangani oleh penanggung jawab TPn dan
Operator PB. Kayu dari TPK Hutan diangkut ke IPKH
menggunakan logging truck yang dilengkapi dengan
dokumen Faktur Angkutan Kayu Bulat (FAKB) yang
dilampiri dengan Daftar Kayu Bulat Kecil (DKBK) dan
Surat Pengantar.
3.1.3. Pembuktian asal usul
kayu bulat (KB) dari Pemegang
Izin/Hak Pengelolaan
IUPHHKHA/ IUPHHK-
HT/IUPHHK-RE/Pemegang Hak
Pengelolaan
Not
Applicable
Distrik Simpang Kanan
Penandaan yang diterapkan oleh PT SPA Distrik Simpang
Kanan pada Kayu Bulat Kecil (KBK) yang pengukurannya
menggunakan ukuran stapel meter, identitas yang
diterapkan berupa penandaan pada tumpukan kayu
dengan pita merah berisi nomor tumpukan dan telah
sesuai dengan dokumen LHP dan bisa dilacak balak
sampai ke petak.
Distrik Siak Kecil
Penandaan yang diterapkan oleh PT SPA Distrik Siak
Kecil pada Kayu Bulat Kecil (KBK) yang pengukurannya
menggunakan ukuran stapel meter, identitas yang
diterapkan berupa penandaan pada tumpukan kayu
dengan menggunakan pita warna orange berisi informasi
mengenai nomor tumpukan, nomor petak, tanggal
pengukuran dan nomor LHP dan telah sesuai dengan
dokumen LHP dan bisa dilacak balak sampai ke petak.
Penandaan yang diterapkan oleh PT SPA baik
Distrik Simpang Kanan maupun Distrik Siak Kecil
pada Kayu Bulat Kecil (KBK) yang pengukurannya
menggunakan ukuran stapel meter dapat ditelusuri
dan identitas kayu diterapkan secara konsisten.
3.1.4. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan mampu
membuktikan adanya catatan
angkutan kayu ke luar TPK
Memenuhi 1. Seluruh dokumen FAKB diterbitkan dan ditandatangani
oleh Petugas yang bernomor Register, FAKB
diterbitkan oleh penerbit FAKB.
2. Penetapan Nomor Register dan Pengangkatan Penerbit
FAKB untuk KBK di TPK Hutan dan TPK Antara
berdasarkan SK Kepala Balai Pemantauan
Pemanfaatan Hutan Produksi Wilayah III Pekanbaru.
3. Penetapan Pejabat Pemeriksa Penerimaan Kayu Bulat
(P3KB) Pada TPK Antara PT Satria Perkasa Agung
Distrik Pulau Muda berdasarkan Keputusan Kepala
Dinas Kehutanan Provinsi Riau.
3.2. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan telah melunasi
kewajiban pungutan pemerintah
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 14 dari 16
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
yang terkait dengan kayu
3.2.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan menunjukkan bukti
pelunasan Dana Reboisasi (DR)
dan/atau Provisi Sumberdaya
Hutan (PSDH)
Memenuhi Dokumen SPP PSDH periode Bulan Agustus 2013 sd
Juli 2014 telah diterbitkan oleh pejabat yang
berwenang dan sesuai dengan LHP yang disahkan.
PSDH telah dibayar lunas dengan bukti setor berupa
validasi bank Mandiri, ditujukan kepada
Bendaharawan Penerima Setoran Murni PSDH Bank
Mandiri Cabang Jakarta Gedung Pusat Kehutanan
No. Rekening. 102.0004204001 dan sesuai dengan
dokumen SPP.
Pembayaran PSDH sudah sesuai dengan persyaratan
ukuran dan dibayar sesuai dengan tarif yang berlaku
sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan
Nomor : 22/M-DAG/PER/4/2012 tanggal 24 April
2012 dan PP Nomor 12 tahun 2014 tentang Jenis
dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak
yang Berlaku pada Kementerian Kehutanan.
3.3. Pengangkutan dan
perdagangan antar pulau
3.3.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan yang mengirim
kayu bulat antar pulau memiliki
pengakuan sebagai Pedagang
Kayu Antar Pulau Terdaftar
(PKAPT).
Not
Applicable
Verifier ini tidak dapat diterapkan karena semua kayu
yang diproduksi PT SPA Distrik Simpang Kanan hanya
dikirim atau dijual ke Industri yang terletak di dalam satu
Provinsi, yaitu kepada IPKH PT Indah Kiat Pulp & Paper
Tbk yang beralamat di Desa Pinang Sebatang, Kec.
Tualang Perawang, Kab. Siak, Prop. Riau, sedangkan
Distrik Siak Kecil menggunakan logging truck lewat darat
3.3.2. Pengangkutan kayu bulat
yang menggunakan kapal harus
kapal yang berbendera
Indonesia dan memiliki izin yang
sah
Memenuhi Hasil verifikasi dokumen, kapal pengangkutan kayu dari
PT SPA Distrik Simpang Kanan berbendera Indonesia
yang mempunyai Surat Persetujuan Berlayar No. C12.3-
KP.IV-WK/01/VIII/2013 tanggal 01 Agustus 2013 yang
ditandatangani oleh Syahbandar. Verifier ini tidak dapat
diterapkan di PT SPA Distrik Siak Kecil karena semua
kayu yang diproduksi dikirim ke IPKH PT Indah Kiat Pulp
& Paper Tbk Provinsi Riau mengguna-kan logging truck
lewat darat.
4.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan telah memiliki
AMDAL/DPPL/UKL dan UPL &
melaksanakan kewajiban yang
dipersyaratkan dalam dokumen
lingkungan tersebut
4.1.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan telah memiliki
dokumen AMDAL/DPPL/UKL-
UPL meliputi ANDAL, RKL dan
RPL yang telah disahkan sesuai
peraturan yang berlaku meliputi
seluruh areal kerjanya
Memenuhi Tersedia Dokumen AMDAL Hak Pengusahaan Hutan
Tanaman Industri PT Satria Perkasa Agung, Kabupaten
Bengkalis, Kampar, Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir atas
areal seluas 83.180 Ha berdasarkan Surat Menteri
Kehutanan No.127/Menhut-IV/1998 tanggal 28 Januari
1998. Disahkan oleh Direktur Jenderal PHPA/Ketua
Komisi Pusat AMDAL Departemen Kehutanan dan
Perkebunan dengan surat No.73/DJ-VI/AMDAL/1999
tanggal 9 Juni 1999 berupa :
a. Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan.
b. Rencana Pengelolaan Lingkungan.
c. Rencana Pemantauan Lingkungan.
4.1.2. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan memiliki laporan
pelaksanaan RKL dan RPL yang
Memenuhi Tersedia dokumen RKL dan RPL yang disusun
mengacu pada dokumen AMDAL dan disahkan oleh
Direktur Jenderal PHPA/Ketua Komisi Pusat AMDAL
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 15 dari 16
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
menunjukkan penerapan
tindakan untuk mengatasi
dampak lingkungan dan
menyediakan manfaat sosial
Departemen Kehutanan dan Perkebunan dengan
surat No.73/DJ-VI/AMDAL/1999 tanggal 9 Juni
1999.
PT Satria Perkasa Agung telah menyusun Laporan
Pelaksanaan RKL-RPL sesuai dengan Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 45 Tahun
2005 Tentang Pedoman Penyusunan Laporan
Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
(RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
(RPL).
Laporan Pelaksanaan Ijin Lingkungan berupa
kegiatan RKL-RPL semester II Tahun 2013 (Bulan Juli
- Desember 2013) telah disampaikan kepada Dinas
Kehutanan Provinsi Riau sesuai Surat Nomor :
007/SPA/II/2014 bulan Pebruari 2014 dan laporan
semester I Tahun 2014 (Bulan Januari - Agustus
2014) sesuai Surat Nomor : 164/SPA/VIII/2014
bulan Agustus 2014.
Pelaksanaan RKL dan RPL mengacu kepada
dokumen AMDAL.
5.1. Pemenuhan ketentuan
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3)
5.1.1. Prosedur dan
Implementasi K3
Memenuhi Auditee telah menyusun Standard Operating
Procedure mengenai K3.
- Auditee telah membuat kebijakan K3.
- Auditee telah menyusun identifikasi bahaya,
penilaian dan pengendalian resiko.
- Auditee telah membuat program K3.
- Auditee mempunyai susunan Panitia Pembina
K3 tingkat propinsi dan telah mendapatkan
pengesahan berdasarkan Surat Keputusan
Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan
Kependudukan Propinsi Riau Nomor : KEP :
07/TK-PK/SK-P2K3/2012 tanggal 12 Oktober
2012.
- Auditee telah memiliki Ahli K3 Umum
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi R.I Nomor :
KEP.1076/M/DJPPK/V/2013, Tanggal 03 Mei
2013 untuk Distrik Simpang Kanan. Nomor :
KEP.1075/M/DJPPK/V/2013, Tanggal 03 Mei
2013 untuk Distrik Siak Kecil.
- Auditee telah mengikutsertakan karyawan dalam
pelatihan K3.
- Briefing dilakukan oleh karyawan PT SPA Unit
setiap hari dipimpin oleh Kepala Unit. Setiap Hari
Senin dan Kamis dilakukan Safety Talk dan
Safety Induction disampaikan oleh P2K3 secara
bergantian pada saat briefing.
- Pada saat kerja sama dengan kontraktor
dilakukan briefing yang disebut Safety Induction
yang disampaikan oleh departemen OSHMS-MR
di Perawang.
- Auditee melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan K3 untuk karyawan maupun
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 16 dari 16
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
kontraktor dengan mengisi Checklist Inspeksi
K3.
- Telah dilakukan sosialisasi K3.
Tersedia peralatan K3 berupa :
1. Plang rambu-rambu dan himbauan K3.
2. Daftar Peralatan Pemadam Kebakaran.
3. Daftar Alat pelindung diri.
4. Tersedia Pos P3K dilengkapi dengan peralatan
kesehatan standar, tempat tidur, obat-obatan dan
tabung oksigen dan ada mantri kesehatan.
5. Karyawan dan Keluarga Karyawan PT SPA
diikutsertakan dalam asuransi kesehatan Eko
Hospital di Pekanbaru dan Jamsostek yang
ditanggung oleh perusahaan.
Periode bulan Agustus 2013 sd Juli 2014 tidak
terdapat kasus kecelakaan kerja di areal Auditee,
tetapi tetap dibuat laporan kecelakaan kerja.
Upaya menekan tingkat kecelakaan kerja yang
dilakukan oleh Auditee adalah dalam bentuk
program K3 berupa Melengkapi karyawan dengan
alat pelindung diri dalam bekerja, memasang rambu-
rambu tentang K3, Sosialisasi K3, Inspeksi K3,
terdapat fasilitas kesehatan berupa pos P3K lengkap
dengan perlengkapan dan obat-obatan).
5..2. Pemenuhan hak-hak
tenaga kerja
5.2.1. Kebebasan berserikat
bagi pekerja
Memenuhi Terdapat Serikat Pekerja Mitra Abadi Riau yang telah
terdaftar di Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten
Siak dengan No. 568/Dinas Sosial Tenaga
Kerja/X/2013/46 tanggal 30 Oktober 2013 yang
berafiliasi dengan PT Arara Abadi (termasuk PT Satria
Perkasa Agung).
5.2.2. Adanya Kesepakatan
Kerja Bersama (KKB) atau
Peraturan Perusahaan (PP)
Memenuhi 1. Pada saat verifikasi Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
yang digunakan oleh Auditee adalah PKB yang
berafiliasi dengan PT Arara Abadi periode tahun 2013 -
2015 ditetapkan di Pekanbaru tanggal 8 Januari 2014.
2. PKB telah didaftarkan sesuai Surat Keputusan Kepala
Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan
Provinsi Riau Nomor Kpts.1727/XlI/2013 Tentang
Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama Antara PT Arara
Abadi dengan SP Mitra Abadi Riau, Tanggal 06
Desember 2013 yang ditandatangani oleh
H.Nazaruddin, SH, MM/Pembina Utama Madya /NIP
19561225198003 1 007.
5.2.3. Perusahaan tidak
mempekerjakan anak di bawah
umur
Memenuhi Dari laporan bulanan daftar tenaga kerja bulan Agustus
2014 dan hasil wawancara dengan pekerja di lapangan
diketahui bahwa Auditee tidak mempekerjakan karyawan
di bawah umur dimana umur minimal adalah 18 tahun.
Recommended