View
6
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORI
1. Ketrampilan Menulis Pada Siswa SD
Pembelajaran bahasa Indonesia di jenjang sekolah dasar anak perlu
dibekali dengan ketrampilan menulis. Membaca dan menulis ini dimasukkan
dalam pelajaran bahasa Indonesia dengan label mata pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia (Gipayana, 2010). Pembelajaran berbahasa Indonesia di jenjang sekolah
dasar anak diberikan pembelajaran tentang berbagai macam ketrampilan,
diantaranya yaitu ketrampilan menyimak, menulis, membaca, dan berbicara. Hal
tersebut pada Permen No. 23 tahun 2006 yang menjelaskan tentang aktivitas
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Pada Permen No. 23 Tahun
2006 dijelaskan tentang standar kelulusan yang menjelaskan tentang aktivitas (1)
mendengarkan, (2) berbicara, (3) membaca dan (4) menulis, berikut penjelasan
dari setiap aktivitas sebagai berikut:
a. Mendengarkan
Menangkap setiap kalimat dan perkataan yang
diberikan dalam bentuk suara atau lisan, memahami
wacana lisan berbentuk perintah, penjelasan, petunjuk,
pesan, pengumuman, berita, deskripsi berbagai
peristiwa dan benda disekitar, serta karya sastra
berbentuk dongeng, puisi, cerita, drama, pantun dan
cerita rakyat.
b. Berbicara
Menjelaskan menggunakan perkataan yang
digunakan untuk menyampaikan suatu hal yang akan
disampaikan, menggunakan wacana lisan untuk
mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam
kegiatan perkenalan, tegur sapa, percakapan sederhana,
wawancara, percakapan telepon, diskusi, pidato,
10
deskripsi peristiwa dan benda di sekitar, memberi
petunjuk, deklamasi, cerita, pelaporan hasil
pengamatan, pemahaman isi buku dan berbagai karya
sastra untuk anaka berbentuk dongeng, pantun, drama,
dan puisi.
c. Membaca
Memahami kata-kata menggunakan bantuan teks
bacaan yang dapat membantu memahami suatu teks
baca dalam hal ini menggunakan berbagai jenis
membaca untuk memahami wacana berupa petunjuk ,
teks panjang, dan berbagai karya sastra untuk anak
berbentuk puisi, dongeng, pantun, percakapan, cerita,
dan drama.
d. Menulis
Menyampaikan suatu pikiran yang dapat membantu
tulisan yang akan disampaikan dengan melakukan
berbagai jenis kegiatan menulis untuk mengungkapkan
perasaan, dan informasi dalam bentuk karangan
sederhana, petunjuk, surat, pengumuman, dialog,
formulir, teks pidato, laporan, ringkasan, parafrase,
serta berbagai karya sastra untuk anak berbentuk cerita,
puisi, dan pantun.
Keterampilan menulis dasar dibekalkan pada siswa saat duduk di kelas
rendah seprti kelas 1,2, dan 3. Pada kelas tinggi siswa mulai dibekali dengan
keterampilan menulis yang sudah mulai membahas detailnya seperti jenis,
susunan, dan penentuan judul yang tepat. Pembelajaran menulis ini juga termasuk
dalam aspek kemampuan berbahasa. Menurut (Gipayana (2010: 37) Tujuan
pembelajaran menulis masuk dalam aspek kemampuan menggunakan bahasa
yaitu sebagai berikut.
Bertujuan agar siswa: (1) mampu mengungkapkan gagasan,
pendapat, pengalaman, pesan dan perasaan secara tertulis; (2)
mampu menyampaikan informasi secara tertulis sesuai dengan
konteks dan keadaan: (3) memiliki kegemaran menulis; dan (4)
mampu memanfaatkan unsur-unsur kebahasaan karya sastra
dalam menulis. Tujuan tersebut diharapkan bermuara pada
11
kedisiplinan berpikir dan berbahasa seperti yang dirumuskan
dalam salah satu tujuan umun mata pelajaran.
Keterampilan menulis yang telah disampaikan di kelas rendah sampai
kelas tinggi yaitu keterampilan menulis karangan. Karangan yang sudah
didapatkan salah satunya yaitu membuat karangan deskripsi. Apabila pada kelas
rendah siswa masih dibekalkan pengetahuan tentang membuat karangan
mendeskripsikan suatu gambar menjadi sebuah cerita sederhana, di kelas tinggi
siswa mulai belajar menulis karangan dengan pengalaman yang sudah dilalui dan
dijadikan cerita atau bisa melihat lingkungan sekitar dan mendeskripsikannya
menjadi cerita dengan pemilihan tema yang sesuai dengan keadannya.
Pembahasan materi yang terdapat pada buku guru maupun buku siswa
dapat dijadikan pedoman latihan bagi siswa untuk berlatih menulis karangan.
Semakin banyak siswa berlatih, siswa akan semakin dapat mengasah dan
mengembangkan kemampuan berfikirnya melalui kegiatan menulis. Bahkan pada
kurikulum 2013, pemerintah sudah menerapkan pembelajaran Bahasa Indonesia
yang berbasis teks, Menurut Priyatni (2014) bahwa kurikulum 2013 untuk mata
pelajaran bahasa Indonesia sudah menggunakan teks sebagai sarana pembelajaran.
Pada saat kita mengekspresikan gagasan secara lisan (berbicara) atau
secara tulis (menulis) itu artinya kita telah menciptakan teks. Dari pernyataan
tersebut, dapat disimpulkan teks adalah ujaran (lisan) atau tulis bermakna yang
berfungsi untuk mengekspresikan suatu gagasan. Membuat sebuah karangan
deskripsi siswa harus terlebih dahulu dibekali dengan pengetahuan tentang
karangan dan jenis karangannya. Setelah siswa memahami apa itu karangan siswa
akan lebih mudah untuk membuat sebuah karangan.
12
a. Pengertian Menulis
Menulis merupakan suatu proses atau suatu hasil yang dapat digunakan
untuk memperoleh ide atau gagasan untuk menghasilkan suatu karya berupa
tulisan. Menulis merupakan suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam
lambang-lambang tulisan (Semi, 2007:14). Menurut KBBI menulis adalah
membuat lambang secara tertulis yang menggambarkan pikiran atau perasaan.
Menulis dapat juga diartikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan dengan
menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Pesan adalah isi atau
muatan yang terkandung dalam suatu tulisan. Tulisan merupakan sebuah simbol
atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati pemakaiannya.
Menulis merupakan bagian dalam keterampilan berbahasa. Menurut
Pamungkas (2012: 57) menulis ialah keterampilan berbicara. Selain berbicara,
membaca, mendengarkan, dan menyimak. Menulis merupakan sebuah wujud cara
berkomunikasi dengan menggunakan media.
Menurut pendapat Robandi dalam Pamungkas (2012: 58) menulis
merupakan bagian dari cara menyampaikan. Sebaik apapun suatu karya apabila
tidak dapat diungkapkan melalui tulisan yang disusun secara sistematik, maka
sebenarnya sebagian misi yang sudah disusun akan gagal. Oleh karena itu,
kemampuan menulis ilmiah harus terus dilakukan karena hasil penelitian, ide, atau
pendapat kita kepada orang lain dapat dipahami orang lain dan akan diterima
dengan baik apabila kita mampu menyampaikan secara lisan maupun tulisan.
Berdasarkan teori dapat kesimpulan, pengertian menulis merupakan
sebuah wujud cara berkomunikasi menggunakan media yang menggambarkan
pikiran atau perasaan dalam suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam
13
lambang-lambang tulisan.
Dalam pengertian menulis memiliki proses dalam pengerjaannya dalam
proses tersebut terdapat beberapa hal yang ada mengenai proses kreatif yang
menggambarkan pikiran atau perasaan, yang disampaikan melalui isi atau mutan
yang terkandung dalam suatu tulisan dalam hal ini menulis dapat meningkatkan
suatu ketrampilan berbahasa yang baik dan benar dalam proses penulisan.
b. Menulis sebagai suatu Keterampilan Berbahasa
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan
untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang
lain. Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis melainkan harus
melalui latihan yang banyak agar dapat memperoleh keterampilan menulis.
Seperti halnya menurut (Tarigan (2008: 4) yang menjelaskan tentang hubungan
menulis dengan bahasa yang lain diantaranya yaitu membaca dan berbicara.
Sehubungan dengan sangat dibutuhkannya keterampilan menulis dalam
kehidupan modern saat ini karena keterampilan menulis saling berkaitan dengan
keterampilan berbahasa yang lainnya, diantaranya sebagai berikut.
(1) Hubungan Antara Menulis dan Membaca
Menulis dan membaca terdapat hubungan yang sangat erat, yaitu apabila
kita menulis sesuatu, prisinsipnya agar tulisan itu dibaca oleh orang lain atau
paling sedikit dapat kita baca sendiri pada saat lain. Hubungan menulis dan
membaca pada dasarnya adalah hubungan antara penulisnya dan pembacanya.
(2) Hubungan Menulis dan Berbicara
Menulis dan berbicara juga memiliki hubungan yang erat antara keduanya.
Menulis dan berbicara keduanya memiliki ciri-ciri yang sama yaitu produktif dan
14
ekspresif. Selain memiliki persamaan menulis dan berbicara juga meiliki
perbedaan yaitu dalam menulis diperlukan pendengaran dan pengucapan. Sama
halnya dengan menulis merupakan komunikasi tidak langsung, sedangkan
berbicara merupakan komunikasi langsung, komunikasi yang tatap muka secara
langsung.
Berdasarkan teori dapat kesimpulan menjelaskan tentang hubungan menulis
dengan bahasa yang lain diantaranya yaitu membaca dan berbicara, sehubungan
dengan sangat dibutuhkannya ketermpilan menulis dalam kehidupan modern saat
ini keterampilan menulis saling berkaitan antara lain (1) hubungan antara menulis
dengan membaca, (2) hubungan menulis dengan berbicara.
Menulis merupakan suatu ketrampilan berbahasa yang digunakan untuk
menulis sebuah karangan. Ada beberapa hal mengenai menulis sebagai
ketrampilan berbahasa, ketrampilan menulis saling berkaitan dengan ketrampilan
berbahasa yang lainnya. Ketrampilan berbahasa dapat mempengaruhi cara
menulis untuk menyampaikan hasil tulisannya yang digunakan untuk
berkomunikasi dalam hal lisan dan tulisan.
c. Menulis sebagai suatu Cara Berkomunikasi
Menulis yang merupakan keterampilan dari berbahasa juga dapat
digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi. Menurut (Tarigan (2008:19)
menyatakan bahwa “Komunikasi adalah suatu proses pengiriman dan penerimaan
pesan-pesan yang pasti terjadi sewaktu-waktu bila manusia atau binatang-binatang
ingin berkenalan dan berhubungan satu sama lain”. Komunikasi lisan dan tulis
sangat erat berhubungan karena sifat penggunaannya yang saling berkaitan dalam
bahasa. Setiap penulis atau pengarang mempunyai gagasan yang ingin
15
disampaikan kepada orang lain. Dalam hal ini penulis mengutarakan ide-idenya
melalui lisan yang diubah menjadi bentuk tulisan.
Berdasarkan teori dapat kesimpulan komunkasi adalah suatu proses
pengiriman dan penerimaan pesan yang pasti terjadi sewaktu-waktu manusia atau
binatang ingin berkenalan satu sama lain dan berhubungan satu sama lain.
Menulis merupakan cara berkomunikasi yang digunakan untuk
menyampaikan gagasan dan ide – idenya yang ingin disampaikan kepada orang
lain, dalam hal ini menulis memiliki beberapa fungsi dan tujuan yang akan
disampaikan penulis untuk mengutarakan hasil dari tulisan tersebut.
d. Fungsi dan Tujuan Menulis
Pada prinsipnya fungsi utam dari tulisan sebagai alat komunikasi yang
tidak langsung. Tulisan dapat membantu kita menjelaskan apa yang ada dalam
pikiran kita. Salah satu dari tugas-tugas terpenting penulis sebagai penulis yaitu
menguasai prinsip-prinsip menulis dan berfikir, yang akan dapat menolongnya
mencapai maksud dan tujuan.
Pada saat penulis membuat sebuah tulisan, penulis harus mengatahui tujuan
dari tulisannya. Menurut Semi (2007:14) mengenal tujuan merupakan langkah
awal yang penting dalam menulis. Secara umum tujuan menulis antara lain:
(1) Untuk Menceritakan Sesuatu:
Pengalaman, pemikiran, imajinasi, perasaan, dan intuisi yang dimiliki
pribadi akan lebih baik apabila mengkomunikasikan kepada orang lain dalam
bentuk tulisan. Menceritakan sesuatu kepada orang lain mempunyai maksud agar
orang lain atau pembaca tahu tentang apa yang dialami orang yang menceritakan
16
tersebut. Dengan begitu, akan terjadi kegiatan berbagai pengalaman, perasaan, dan
pengetahuan.
(2) Untuk Memberikan Petunjuk atau Pengarahan
Tujuan menulis untuk memberikan petunjuk atau pengarahan ini yaitu untuk
memberikan petunjuk atau pengarahan pada pembaca. Apabila seseorang
mengajari orang lain bagaimana mengerjakan sesuatu dengan tahap yang benar,
berarti dia sedang memberikan petunjuk atau pengarahan.
(3) Untuk Menjelaskan Sesuatu
Apabila kita menghadapi atau membaca berbagai buku pelajaran sehar-hari,
baik itu buku pelajaran bahasa Indonesia maupun buku pelajarn agama, tentu kita
akan merasakan bahwa buku tersebut berisi berbagai penjelasan. Hal tersebut
bertujuan agar pembaca menjadi paham, pengetahuan bertambah, dan dapat
bertindak dengan lebih baik pada masa yang akan datang. Jadi, tujuan menulis
yaitu menjelaskan sesuatu kepada pembaca sehingga pengetahuan pembaca
tentang topik yang disampaikan menjadi lebih baik.
(4) Untuk Meyakinkan
Orang sering berbeda pendapat tentang banyak hal. Ketika seseorang ingin
mengajak orang lain untuk percaya dengan pandangannya karena dia merasa apa
yang dipikirkannya dan dilakukannya merupakan sesuatu yang benar. Jadi, tujuan
orang menulis untuk meyakinkan orang lain tentang pendapat atau pandangannya
mengenai sesuatu.
(5) Untuk Merangkum
Tujuan menulis untuk merangkum umumnya dijumpai pada kalangan murid
sekolah, baik yang berada disekolah dasar, sekolah menengah, maupun
17
mahasiswa di perguruan tinggi. Merangkum biasa digunakan unutk merangkum
bacaan yang panjang menjadi singkat sesuai dengan yang mereka pahami.
Menuliskan rangkuman akan sangat menolong mereka agar lebih mudah dalam
mempelajari isi buu yang panjang dan tebal.
Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan yaitu sebagai alat komunikasi
yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kita. Menurut D’Angelo dalam Tarigan
(2108:23) salah satu dari tugas-tugas terpenting penulis sebagai penulis adalah
menguasai prinsip-prinsip menulis dan berpikir, yang akan dapat menolongnya
mencapai maksud dan tujuannya. Secara singkat belajar menulis yaitu belajar
berpikir dalam atau dengan cara tertentu.
Berdasarkan teori dapat kesimpulan mengenal tujuan merupakan langkah
awal yang penting dalam menulis dan secara umum tujuan menulis diantaranya
(1) untuk menceritakan sesuatu, (2) untuk memberikan petunjuk atau pengarahan,
(3) untuk menjelaskan sesuatu, (4) untuk meyakinkan, dan (5) untuk merangkum.
Menulis memiliki fungsi dan tujuan yang digunakan untuk menjelaskan
hasil tulisannya, yang menjelaskan hasil pemikiran, imijanasi, perasaan,dan intuisi
yang dimiliki penulis untuk menceritakan sesuatu kepada orang lain. Dalam hal
ini saat mengerjakan tidak mengalami kesulitan atau kesalahan dalam memilih
kata yang akan ditulis.
2. Kesalahan Berbahasa
Analisis kesalahan berbahasa merupakan kegiatan pengkajian segala aspek
penyimpangan berbahasa. Analisis kesalahan berbahasa sangat diperlukan untuk
mengetahui bahwa bahasa itu baik diucapkan, ditulis, disusun dan berfungsi
18
sebagai bahasa yang dapat dimengerti pembicara dengan pendengar atau penulsi
dengan pembaca. Sehingga bahasa yang disampaikan akan bisa tersampaikan
dengan baik pada pembicara dengan pendengar atau penulis dengan pembaca.
Kesalahan berbahasa adalah penggunaan bahasa baik secara lisan maupun tertulis
yang menyimpang dari faktor-faktor penentu berkomunikasi atau menyimpang
dari norma kemasyarakatan dan menyimpang dari kaidah tata bahasa Indonesia
(Setyawati, 2010:15).
Penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan faktor-faktor penentu
berkomunikasi atau penggunaa bahasa yang tidak sesuai dengan norma
kemasyarakatan bukanlah berbahasa Indonesia dengan baik. Berbahasa Indonesia
yang menyimpang dari kaidah atau aturan tata bahasa Indonesia, jelas pula bukan
berbahasa dengan benar. Kesalahan berbahasa yang terjadi atau dilakukan oleh
siswa dalam proses pembelajaran mengimplikasikan tujuan pengajaran bahasa
belum tercapai secara maksimal. Semakin tinggi kuantitas kesalahan berbahasa,
semakin sedikit tujuan pengajaran bahasa yang tercapai.
Berdasarkan teori dapat kesimpulan kesalahan berbahasa adalah
penggunaan bahasa baik secara lisan maupun tertulis yang menyimpang dari
kaidah tata bahasa Indonesia.
Kesalahan berbahasa merupakan penggunaan bahasa yang tidak sesuai
dengan faktor penentu berkomunikasi dan penggunaan bahasa yang tidak sesuai
dengan norma kemasyarakatan bukanlah berbahasa Indonesia yang baik.
Berbahasa yang benar yaitu bahasa yang bisa tersampaikan dengan baik pada
pembicara dengan pendengar atau penulis dengan pembaca.
19
3. Karangan
Karangan adalah sebuah bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan
perasaan pengarang dalam satu kesatuan tema yang utuh. Menulis karangan pada
umumnya penulis terlebih dahulu membuat sebuah bagan atau rancangan
kerangka karangan seperti tema yang akan diambil atau judul yang akan
digunakan. Ciri-ciri karangan yang baik menurut Tarigan (2008:6) yaitu tulisan
yang baik mencerminkan kemampuan penulis yang mempergunakan nada yang
serasi, menyusun bahan-bahan yang tersedia menjadi suatu keseluruhan yang
utuh, jelas, dan tidak samar-samar, menulis secara meyakinkan, mengkritik
naskah tulisannya yang pertama serta memperbaikinya, dan mencerminkan
kebanggaan penulis dalam naskah atau manuskrip. Setelah menyusun kerangka
karangan, langkah selanjutnya yaitu menentukan jenis karangan yang akan ditulis.
Jenis karangan terbagi menjadi dua yakni karakteristiknya dan sifatnya.
Jenis karangan berdasarkan karakteristik terbagi menjadi tiga yaitu karangan
ilmiah, semi ilmiah, dan nonilmiah, sedangkan jenis karangan yang berdasarkan
sifatnya terbagi menjadi lima yaitu deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan
persuasi
a. Pengertian Deskripsi
Karangan deskripsi merupakan karangan yang berusaha menggambarkan
benda, manusia, atau tempat tertentu. Menurut Suparmo dan Mohamad Yunus
(2012: 1.11). Deskripsi adalah ragam wacana yang melukiskan atau
menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan, pengalaman
dan perasaan penulisnya. Deskripsi merupakan rangkaian paragraf yang berupa
gambaran (lukisan) yang digambarkan pada suatu obyek atau tempat.
20
Deskripsi menggambarkan tentang suatu peristiwa yang secara langsung
mengalami pengalaman akan apa yang diamati. Deskripsi yaitu tulisan yang berisi
penggambaran tentang sesuatu dengan berdasarkan pada apa yang kita lihat, apa
yang kita rasa, dan apa yang kita cium. Ciri seseorang yang kita akan uraikan
secara mendetail dan mendalam juga termasuk contoh dari wacana deskripsi
b. Ciri-Ciri Deskripsi
Suatu karangan dapat disebut karangan deskripsi dapat dilihat dari ciri-ciri
karangannya. Menurut Priyatni (2014), ciri-ciri teks deskripsi yaitu sebagai
berikut:
(1) Menggunakan kata sifat untuk mendeskripsikan objek.
(2) Menggunakan kata benda yang memiliki keterkaitan dengan objek yang
dideskripsikan.
(3) Menggunakan kata kerja aksi untuk mendeskripsikan perilaku atau kondisi
objeknya.
c. Macam-macam Deskripsi
Menurut Suparno (2009: 4.13) objek yang dapat diungkapkan dalam
karangan deskripsi berdasarkan kategori yang lazim, ada dua objek yang
diungkapkan dalam deskripsi, yakni orang dan tempat.
(1) Deskripsi Orang
Karangan deskripsi orang yaitu karangan yang menggambarkan deskripsi
tentang orang. Dalam membuta karangan deskripsi orang, tentukan hal-hal yang
menarik dari orang yang akan dideskripsikan. Setelah menentukan hal-hal yang
menarik kemukakan informasi tentang orang itu dengan retorika pengungkapan
yang memungkinkan pembaca seolah-olah mengenalinya sendiri.
21
(2) Deskripsi Tempat
Tempat memegang peran penting dalam setiap peristiwa serta tidak ada
yang terlepas dari lingkungan dan tempat. Setiap cerita pasti memiliki latar
belakang tempat. Dengan adanya latar tempat terjadinya peristiwa akan lebih
menarik cerita yang akan disampaikan penulisnya.
d. Langkah-langkah Menulis Karangan Deskripsi
Untuk mempermudah menulis sebuah karangan diskripsi dibutuhkan cara
atau langkah – langkah yang tepat, contoh langkah-langkah menurut para ahli
dalam menulis karangan diskripsi. Menurut Suparno (2009: 4.21) langkah-
langkah mempermudah menulis karangan deskripsi yaitu sebagai berikut:
(1) Menentukan apa yang akan dideskripsikan: apakah akan mendeskripsikan
orang atau tempat.
(2) Merumuskan pendeskripsian: apakah deskripsi dilakukan sebagai alat
bantu karangan narasi, eksposisi, argumentasi, atau persuasi.
(3) Menetapkan bagian yang akan dideskripsikan: kalau yang dideskripsikan
orang, apakah yang akan dideskripsikan itu ciri-ciri fisik, watak,
gagasannya, atau benda-benda disekitar tokoh. Kalau yang dideskripsikan
tempat, apakah yang akan dideskripsikan keseluruhan tempat atau hanya
bagian-bagian tertentu saja yang menarik.
(4) Memerinci dan mensistemasikan hal-hal yang menunjang kekuatan bagian
yang akan dideskripsikan: hal-hal apa saja yang akan ditampilakan unutk
membantu memunculkan kesan dan gambaran yang kuat mengenai sesuatu
yan dideskripsikan dan pendekatan apa yang akan digunakan penulis.
22
4. Tanda Baca
Tanda baca menurut Mulyadi pada pedoman umum Ejaan Bahasa
Indonesia (2017:49) sebagai berikut.
a. Tanda Titik (.)
Menurut pedoman Ejaan Bahasa Indonesia (2017) tanda titik (.) digunakan
sebagai berikut.
(1) Tanda titik dipakai akhir kalimat pernyataan. Misalnya :
a) Mereka duduk disana.
b) Dia akan datang pada pertemuan itu.
(2) Tanda titik dipakai di belakang angka dan huruf dalam suatu bagan, ikhtisar,
atau daftar.
(3) Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka diantara nama penulis, tahun, judul
tulisan ( yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru ), dan tempat
terbit. Misalnya:
a) Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Peta Bahasa di
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jakarta.
b) Moelino, Anton M. 1989. Kembara Bahasa. Jakarta:Gramedia.
(4) Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya
yang tidak menunjukkan jumlah. Misalnya:
a) Dia lahir pada tahun 1959 di Bandung.
b) Nomor rekening panitia seminar adalah 00125645678
(5) Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan,
ilustrasi, atau tabel. Misalnya:
a) Acara Kunjungan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
23
b) Gambar 3 Alat Ucap Manusia
c) Tabel 5 Sikap Bahasa Generasi Muda Berdasarkan Pendidikan
b. Tanda Koma (,)
Menurut pedoman Ejaan Bahasa Indonesia (2017) tanda koma (,) digunakan
sebagai berikut.
(1) Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau
pembilangan. Misalnya:
a) Buku, majalah, dan jurnal termasuk sumber kepustakaan.
b) Satu, dua,... tiga!
(2) Tanda koma dipakai diantara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat,
(c) tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah atau negeri yang
ditulis berurutan. Misalnya:
1) Sdr. Abdullah, Jalan Kayumanis III/18, Kelurahan Kayumanis, Kecamatan
Matraman, Jakarta 13130
2) Surabaya, 10 Mei 1960
3) Tokyo, Jepang
(3) Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya
dalam daftar pustaka. Misalnya:
1) Gunawan, Ilham. 1984. Kamus Politik Internasional. Jakarta: Restu
Agung.
2) Tulalessy, D. dkk. 2005. Pengembangan Potensi Wisata Bahari di
Wilayah Indonesia Timur. Ambon: Mutiara Beta.
(4) Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau catatan
akhir. Misalnya:
24
1) Sutan takdir Alisjahbana, Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia, Jilid 2
(Jakarta: Pustaka Rakyat, 1950), hlm. 25.
2) W.J.S. poerwadarminta, Bahasa Indonesia unutk Karang-mengarang
(Jogjakarta: UP Indonesia, 1967), hlm. 4.
(5) Tanda koma dipakai di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat
untuk menghindari salah baca/salah pengertian. Misalnya:
1) Dalam pengembangan bahasa, kita dapat memanfaatkan bahasa daerah.
2) Atas perhatian saudara, kami ucapkan terimakasih.
c. Tanda Hubung (-)
Menurut pedoman Ejaan Bahasa Indonesia (2017) tanda hubung (-)
digunakan sebagai berikut.
a. Tanda hubung dipakai untuk menandai bagian kata yang terpenggal oleh
pergantian baris. Misalnya:
1) Di samping cara lama, diterapkan juga ca-
Ra baru....
2) Kini ada cara yang baru untuk mengu-
Kur panas.
b. Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata ulang. Misalnya:
1) Anak-anak
2) Berulang-ulang
3) Kemerah-merahan
c. Tanda hubung dipakai untuk menyambung tanggal, bulan, dan tahun yang
dinyatakan dengan angka atau menyambung huruf dalam kata yang dieja satu-
satu. Misalnya:
25
1) !11-11-2018
2) P-a-n-i-t-i-a
d. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian kata atau
ungkapan. Misalnya:
1) Ber-evolusi
2) Meng-ukur
3) Mesin hitung-tangan
5. HURUF KAPITAL
Huruf kapital adalah huruf yang digunakan pada awal kalimat. Menurut
Mulyadi pada Ejaan Bahasa Indonesia (2017:16) digunakan sebagai berikut.
a) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar
akademik yang mengikuti nama orang. Misalnya (1) Sultan Hasanuddin (2)
Raden Ajeng Kartini (3) Dokter Mohhamad Hatta (4) Agung Permana Sarjana
Hukum (5) Imam Hambali (6) Nabi Muhammad.
b) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk kata ulang
sempurna) didalam judul buku, karangan, artikel dan makalah serta nama
majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas seperti di, ke, dari, dan untuk yang
tidak terletak pada posisi awal. Misalnya (1) Dia agean surat kabar Sinar
Pembangunan (2) Sya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke
Roma (3) Tulisan itu dimuat dalam majalah Bahasa dan Sastra.
26
B. KAJIAN PENILITIAN YANG RELEVAN
1. Nama Peniliti Susan Nauli Silitonga dia meniliti tentang Analisis
Kesalahan Ejaan Dalam Karangan Siswa SD Negeri Gemawang Sinduadi
Mlati Sleman pada tahun 2016. Hasil penilitan dari analisis tersebut peniliti
menggunakan analisis deskriptif kualitatif hasil penilitan tersebut
mendeskripsikan kesalahaan ejaan dalam karangan siswa SD Negeri
Gemawang Sinduadi Mlati Sleman. Kesalahan ejaan tersebut mencakup a)
kesalahan pemakaian huruf, b) kesalahan penulisan kata, c) kesalahan
penggunaan tanda baca.
Persamaan peniliti dengan penilitian yang saya gunakan hasil yang
diperoleh sama yaitu meniliti kesalahan penulisan kata dan kesalahan tanda
baca. Perbedaan penilitian yang saya gunakan dengan peniliti tersebut yaitu
instrumen penilitian yang digunakan peniliti tersebut menggunakan
instrumen human instrumen, yaitu peniliti sendiri, sedangkan instrumen
penilitian yang saya gunakan menggunakan instrumen observasi.
2. Nama Peniliti Yudha Widwiarti dia meniliti tentang Analisis Kesalahan
Berbahasa Dalam Karangan Bahasa Indonesia Siswa Kelas XI SMK Negeri
Rembang Kabupaten Pasuruan Tahun Pelajaran 2013/2014. Hasil penilitian
dari analasis tersebut peniliti menggunakan analisis deskriptif kualitatif,
hasil penilitian tersebut memberikan gambaran yang jelas tentang paparan
data dan temuan hasil data, dalam bagian ini diuraikan masing-masing
langkah kerja analisis bahasa, yaitu: (1) mengumpulkan sampel kesalahan,
(2) mengidentifikasi kesalahan, (3) menjelaskan kesalahan, (4)
mengklasifikasikan kesalahan, dan (5) mengevaluasi kesalahan.
27
Persamaan peniliti dengan penilitian yang saya gunakan hasil yang
diperoleh sama yaitu meniliti kesalahan peniliti kesalahan penulisan kata
dan kesalahan tanda baca. Perbedaan penilitian yang saya gunakan dengan
peniliti tersebut, peniliti tersebut menggunakan prosedur pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan studi dokumenter.
Teknik studi dokumenter adalah cara mengumpulkan data melalui
peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku-
buku tentang pendapat, teori, dalil, hukum- hukum yang berhubungan
dengan masalah penyelidikan. Saya gunakan menggunakan metode
pengumpualan data yaitu menggunakan observasi, tes pengetahuan dan
dokumentasi.
3. Nama Nur Endah Ariningsih, Sumarwati, Kundharu Saddhono dalam
penilitiannya tentang Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Dalam
Karangan Eksposisi Siswa Sekolah Menengah Atas pada tahun 2012. Hasil
penilitian analasis tersebut peniliti menggunakan deskriptif kualitatif hasil
penilitian tersebut aspek yang dapat diteliti terkait dengan pemakaian
bahasa Indonesia dalam karangan eksposisi seperti bentuk, bahasa,
keutuhan wacana, dan lain-lain. Akan tetapi, peneliti lebih memfokuskan
pada masalah kebahasaannya. Dari 54 karangan eksposisi yang dianalisis,
ditemukan adanyak kesalahan bahasa baik dari aspek ejaan, diksi, kalimat,
maupun paragraf.
Persamaan peniliti dengan penilitian yang saya gunakan analasis
yang digunakan sama menggunakan analasis deskriptif kualitatif, peniliti
tersebut juaga meniliti kesalahan ejaan dan tanda baca, kesalahan pilihan
28
kata, kesalahan penyusunan kalimat, dan kesalahan penulisan paragraf
dalam karangan bahasa Indonesia. Perbedaan data yang dikumpulkan
peniliti tersebut dengan cara mengkaji dokumen yang berupa karangan
eksposisi siswa. Data penilitian yang saya gunakan menggunakan karangan
deskripsi.
29
C. KERANGKA PIKIR
Kerangka pikir dalam penelitian merupakan proses keberhasilan
pembelajaran.
KONDISI IDEAL
Kesalahan terjadi dalam
mengerjakan sebuah karangan
terdapat pada tulisan berupa
kesalahan ejaan, kesalahan
kalimat, kesalahan tanda baca
dan kesalahan penulisan kata.
FAKTA DI LAPANGAN
Kesalahan yang terjadi saat
siswa mengerjakan karangan
deskripsi tidak semua siswa
menulis kalimat mengalami
kesulitan, yang terjadi siswa
masih kesulitan dalam
menentukan sebuah karangan
yang benar.
HUBUNGAN ANTARA FENOMENA DENGAN FAKTA
Kesalahan dalam menulis sebuah karangan deskripsi kesalahan yang sering
ditemukan dalam penilitian terdapat pada kesalahan ejaan, kesalahan
kalimat, kesalahan tanda baca dan kesalahan penulisan kata. Pada hal
tersebut kesalahan pada karangan siswa tidak semua siswa mengalami
kesalahan tersebut hanya beberapa siswa yang proses menulisnya
mengalami kesulitan dalam menentukan sebuah karangan yang benar.
HAL-HAL YANG MENARIK AKAN DITELITI 1. Proses penulisan siswa dalam mengerjakan karangan deskripsi.
2. Siswa masih ada yang belum mengetahui tentang karangan deskripsi.
3. Siswa masih kesulitan menentukan kalimat yang akan ditulis dalam
menulis sebuah karangan deskripsi.
TINDAK LANJUT
1. Beberapa hal mengenai kesalahan dalam proses penulisan karangan
deskripsi siswa.
HASIL YANG DIHARAPKAN
1. Siswa mengerjakan karangan deskripsi menggunakan ejaan
yang benar
2. Siswa membuat karangan deskripsi sendiri
3. Siswa menuliskan karangan deskripsi sesuai kaidah penulisan
Bahasa Indonesia
Recommended