Abses Serebri

Preview:

Citation preview

ABSES SEREBRIOleh

Fathurrahman Muiz110203096

PembimbingDr. Febi Iswandi S

SupervisorDr. Willy Adhimarta Sp.Bs

CASE REPORT

• Nama : Karim Naki

• Tanggal Lahir: 05-01-1963

• Agama : Islam

• Jenis Kelamin : Laki-laki

• Alamat : Kelurahan Oluhuta Utara Bone Bolango, Gorontalo

• MRS : 27-10-2013

• RM : 634398

• Jaminan : Askes Wajib

Status neurologis

Kepala

• Posisi : Datar

• Bentuk (ukuran) : Normosefali

• Penonjolan : (-)

• Auskultasi : (-)

Leher

• Rangsang Meningeal : - Kaku Kuduk : (-)

- Kernig Sign : (-)

Lain-lain

• Kelenjar Lymphe : Dalam Batas Normal

• Sikap : Normal

• Arteri Cortis : - Palpasi : Dalam batas normal

• Auskultasi : Dalam batas normal

• Struma : (-)

Anamnesis

• Keluhan Utama : Lemah badan sebelah kiri

• Anamnesis Terpimpin:

Lemah badan sebelah kiri dialami sejak 8 hari yang lalu ( Jumat, 18-10-2013) secara tiba-tiba saat selesai mandi. Demam (+), Trauma (-), Nyeri kepala (+) sebelah kanan (VAS 5-6), muntah (-). Riwayat darah tinggi (+) 1 tahun yang lalu tidak rutin berobat. Riwayat DM (+) 2 tahun yang lalu tidak rutin berobat

Nervus Kranialis

:Kanan Kiri

N. I (Olfaktorius)

• Penghidu t.d.l t.d.l

N. II (Optikus)

• Penglihatan dekat: t.d.l t.d.l

• Lapang penglihatan: t.d.l t.d.l

• Penglihatan jauh t.d.l t.d.l

• melihat warna: t.d.l t.d.l

• Funduskopi : t.d.l t.d.l

N. III (Okulomotorius)

• Sela mata : N (14 mm) N (14mm)

• Pergerakan bulbus : - -

• Strabismus : - -

• Nistagmus : - -

• Exophtalmos : - -

• Pupil Besarnya : 5 mm 5 mm

Bentuknya : Bulat Bulat

• Refleks cahaya : ± ±

• Refleks konsensual : ± ±

• Refleks konvergensi :t.d.l t.d.l

• Melihat ganda :t.d.l t.d.l

N. IV (Troklearis)

• Pergerakan mata : + +

(ke bawah-ke dalam)

• Sikap bulbus : Tengah Tengah

• Melihat ganda : t.d.l t.d.l

N.V (Trigeminus)

• Membuka mulut : + +

• Mengunyah : + +

• Menggigit : + +

• Refleks kornea : t.d.l t.d.l

• Sensibilitas muka : t.d.l t.d.l

N. VI (Abdusen)

• Pergerakan mata (ke lateral) : - -

• Sikap bulbus : Tengah Tengah

• Melihat kembar : t.d.l t.d.l

N. VII (Fasialis)

• Mengerutkan dahi : t.d.l t.d.l

• Menutup mata : t.d.l t.d.l

• Memperlihatkan gigi : t.d.l t.d.l

• Bersiul : t.d.l t.d.l

• Perasaan lidah (2/3 anterior): t.d.l t.d.l

N. VIII (Vestibulokoklearis)

• Detik arloji : t.d.l t.d.l

• Suara berbisik: t.d.l t.d.l

• Tes schwabach: t.d.l t.d.l

• Tes rinne : t.d.l t.d.l

• Tes weber : t.d.l t.d.l

N. IX (Glosofaringeus)

• Perasaan lidah

(1/3 posterior): t.d.l t.d.l

• Sensibilitas faring: t.d.l t.d.l

N. X (Vestibularis)

• Arkus faring : normal (tengah)

• Berbicara : -

• Menelan : -

• Nadi : 89x/menit

• Okulo kardiak : t.d.l

N. XI (Asesorius)

• Mengangkat bahu: t.d.l t.d.l

• Memalingkan muka : t.d.l t.d.l

• N.XII (Hipoglossus)

• Pergerakan lidah : -

• Tremor lidah : - Tidak ada

• Artikulasi : -

Badan dan anggota gerak

• Badan

• Respirasi: Simetris, tidak ada yang tertinggal

• Pergerakan K. Vertebralis: -

• Sensibilitas Kanan Kiri

- Taktil t.d.l t.d.l

- Nyeri : t.d.l t.d.l

- Suhu : t.d.l t.d.l

- Diskriminasi 2 titik: t.d.l t.d.l

- Lokalis : t.d.l t.d.l

Anggota gerak atas

• Motorik Kanan Kiri

• Pergerakan : - -

• Kekuatan : 5

• Trofi Normotrofi Normotrofi

• Tonus : - -

Refleks

• Biceps ++ ±

• Triceps : ++ ±

• Brachial : + ±

• Hoffman

Tromner : - +

Anggota gerak bawah

• Motorik

• Pergerakan : N

• Kekuatan : 5

• Trofi : Normotrofi Normotrofi

• Tonus : - -

Sensibilitas

• Taktil : t.d.l t.d.l

• Nyeri : t.d.l t.d.l

• Suhu : t.d.l t.d.l

• Diskriminan 2 titik : t.d.l t.d.l

• Lokalis : t.d.l t.d.l

• Getar : t.d.l t.d.l

Refleks Patologis

• Babinski : - +

• Chaddock : - +

• Gordon : - +

• Oppenheim : - +

Sensibilitas

• Nyeri : d.b.n d.b.n

• Takti : d.b.n d.b.n

• Diskriminasi : d.b.n d.b.n

• Proprioseptif : d.b.n d.b.n

USG ABDOMEN 8-11-2013

• Kesan : - Slight splenomegaly

- Ascites minimal

- Pelvolacyectasis dextra ec suspek kingking ureter DD/ batu ureter

MRI Brain dengan kontras

(4-11-2013)

Kesan :

Sesuai dengan abses cerebri region parietalis dextra disertai edema disekitarnya

CT-Scan Kepala 30-10-2013

• Kesan : Lesi hipodens pada

region parietal kanan susp.

Astrocytoma DD/ Infark cerebri

dextra

• Usul : - MSCT Scan kepala

dengan kontras

• MRI kepala

Resume

Seorang laki-laki dengan umur 50 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan lemah badan sebelah kiri dialami sejak 8 hari yang lalu ( Jumat, 18-10-2013) secara tiba-tiba saat selesai mandi. Riwayat demam ada, Riwayat trauma tidak ada, nyeri kepala sebelah kanan (VAS 5-6), tidak ada muntah muntah . Ada riwayat hipertensi dari 1 tahun yang lalu tidak rutin berobat. Ada riwayat DM sejak dari) 2 tahun yang lalu tidak rutin berobat.

• Diagnosa :

Klinis : Hemiplegi sinistra

Tropis: Hemisfer cerebri dextra region parietal

Etiologis : Abses Serebri

• DD :NHS

• Prognosis : Dubia

TERAPI

• IVFD RL 20 tpm

• Ceftriaxone 2 gr/12j/iv

• Ampicilin 2 gr/6j/iv

• Metronidazole 500 gr/8j/iv

• Neurobion 2x1

• Nonflamin 2x1

• Ranitidin 2x1

Abses Serebri

Abses serebri adalah suatu lesi desak ruang berupa suatu penumpukan materi piogenik yang terjadi akibat invasi dan perkembangan mikroorganisme yang

terlokalisir di dalam atau di antara jaringan otak

Mekanisme dan Patogenesis

Abses otak pada umumnya terjadi akibat masuknya organisme kedalam susunan saraf pusat akibat trauma kepala, prosedur operasi atau melalui proses penyebaran langsung atau metastatis dari fokus-fokus infeksi.

Mikroorganisme Penyebab Abses Serebri

Mikroorganisme yang dapat menyebabkan abses serebri adalah :

• Bakteri : bakteri aerob (golongan streptokokus, stafilokokus, pneumokokus,

• enterobacter, dan Haemophillus spp) dan bakteri anaerob (Bacteroides

• spp, Fusobacterium spp, dan Actinomises spp)

• Jamur : Candida albicans, Aspergillus spp, Cryptococcus neoformans,

• Histoplasma capsulatum dan Blastomises spp)

• Parasit : Toxoplasma gondii

Stadium Abses

Dinamika perkembangan abses otak pertama kali dipelajari oleh Britt dan Enamann, yang berdasarkan penelitian eksperimental klasik dan studi klinisnya, mereka mengidentifikasi empat stadium proses patologi abses otak, yaitu:

• Stadium serebritis dini (1-3 hari)

• Stadium serebritis lanjut (4-9 hari)

• Stadium formasi kapsul dini (10-13 hari)

• Stadium formasi kapsul lanjut (>14hari)

Faktor-faktor yang berperan dalam kecepatan dan kematangan pembentukan kapsul abses otak meliputi:

• Organisme penyebab

• Asal infeksi (ekstensi langsung atau metastasis)

• Mekanisme pertahanan penderita

• Pemberian kortikosteroid

• Terapi antibiotik

Manifestasi Klinis

Gejala dan tanda yang paling sering adalah nyeri kepala, kejang, dan defisit neurologis fokal. Tidak terdapat gejala spesifik untuk abses serebri. Kebanyakan akan terjadi peningkatan tekanan intrakranial.

Diagnosis abses bisa ditegakkan berdasarkan gambaran klinis, laboratotrium dan pemeriksaan penunjang. Prognosa abses otak jelek bila kesadaran menurun, abses terletak di fossa posterior, letak lesi sulit dan dalam, abses ganda dan terapi yang tidak adekuat.

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan yang dapat dilakukan antara lain adalah

- Pemeriksaan darah, seperti pemeriksaan darah lengkap, kultur darah dan pemeriksaan pungsi lumbal

- Radiologi, dengan menggunakan CT Scan dan atau MRI.

Tata Laksana

Penatalaksanaan abses serebri secara umum yaitu dengan medical treatment dan atau dengan surgical treatment.

Pada medical tretment digunakan antibiotik (vancomycin, sephalosporin generasi ketiga, metronidazole dan penicillin), antifungal (amphotericin B) dan steroid.

Untuk surgical tretment, metode yang dapat digunakan antara lain : needle aspiration, surgical excision, external drainage dan pemberian antibiotik langsung pada lokasi abses.

Algoritma Penanganan Abses serebri

Kesimpulan- Gejala dan tanda yang paling sering adalah nyeri

kepala, kejang, dan defisit neurologis fokal. Tidak terdapat gejala spesifik untuk abses serebri.

- Diagnosa pasti tentang adanya abses otak piogenik hanya berdasarkan pemeriksaan klinis neurologis tidak bisa dilakukan

- Sejumlah pemeriksaan penunjang pemeriksaan darah, seperti misalnya pemeriksaan darah lengkap, kultur darah dan ESR, pemeriksaan pungsi lumbal dan radiologi, seperti misalnya dengan menggunakan CT Scan dan atau MRI.

- Penanganan Abses serebri dapat ditempuh dengan cara konservatif dan cara operatif

TERIMA KASIH