View
220
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
i
ABSTRAK
PENGEMBANGAN MODEL BANGKITAN PERJALANAN
UNTUK ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS DI INDONESIA
(STUDI KASUS: PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN
DI JALAN ARTERI METROPOLITAN BANDUNG)
Oleh
KARDA D. YAYAT
NIM : 34211001
(Program Studi Doktor Transportasi)
Pembangunan atau pengembangan baru pada suatu kawasan dan/atau lokasi akan
membawa pengaruh terhadap lalu lintas di sekitarnya seperti kemacetan lalu
lintas, polusi udara dan suara dan kesemrawutan. Masalah dampak negatif lalu
lintas ini disadari dan menjadi pemikiran pemerintah, masyarakat dan pengusaha
hingga disepakati bahwa perlu ada analisis dampak lalulintas sebelum
pembangunan dilaksanakan. Dalam pengkajian dampak lalu lintas ini akan
dihitung berapa kemungkinan kerugian yang terjadi dan siapa yang bertanggung
jawab untuk perbaikan kondisinya. Perkembangan kesadaran untuk penyusunan
analisis dampak lalu lintas ini diawali di negara-negara bagian di Amerika Serikat
yang berpendapat bahwa setiap pembangun/pengembang baru wajib menanggung
beban kerusakan lingkungan berupa dampak lalu lintas tersebut dan membayar
kerugian tersebut kepada Pemerintah dan Pemerintah mengembalikannya kepada
masyarakat berupa perbaikan pelayanan transportasi seperti pelebaran jalan,
penyediaan angkutan umum, penyediaan fasilitas pendukung lalu lintas yang pada
gilirannya diharapkan dapat meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan
pembangunan/pengembangan pusat kegiatan.
Kesadaran bahwa setiap pembangunan baru akan membawa dampak penurunan
kualitas lalu lintas terus berkembang bukan hanya di Benua Amerika, Eropa
bahkan ke Asia dan analisis dampak lalu lintas menjadi sesuatu hal yang wajib
untuk dilaksanakan sebelum pembangunan. Beberapa negara menetapkan dalam
undang-undang dan sebagian yang lain berupa syarat untuk dikeluarkannya ijin
mendirikan bangunan. Isi dokumen dan tahapan analisis dampak lalu lintas di
beberapa negara pada umumnya hampir sama yakni pengukuran kinerja saat ini,
prediksi bangkitan perjalanan yang ditimbulkan, bagaimana bangkitan perjalanan
didistribusikan, moda apa yang digunakan misal apakah menggunakan kendaraan
pribadi, kendaraan umum atau moda lain (berjalan kaki, sepeda), pemilihan rute
sampai bagaimana bangkitan perjalanan yang ditimbulkan tersebut dibebankan
pada lalu lintas yang tersedia. Di antara tahapan tersebut, tahapan prediksi
bangkitan perjalanan adalah yang paling penting karena merupakan langkah awal
dan sangat berhubungan dengan pertanggungjawaban pembangun untuk
memperbaiki penurunan kinerja lalu lintas yang ditimbulkan.
ii
Negara maju dengan perencanaan kota yang baik, sarana dan prasarana lalu lintas
yang memadai, lalu lintas yang teratur, masyarakat yang sadar hukum, dan aturan
yang jelas tidak menemui banyak kesulitan untuk memprediksi bangkitan
perjalanan karena umumnya bangkitan perjalanan cenderung seragam berdasarkan
luas area terbangun atau jumlah pekerja yang melayani. Negara berkembang
seperti Indonesia menemui banyak kesulitan untuk memprediksikan bangkitan
perjalanan karena ketika metode yang efektif digunakan di negara maju tersebut
diaplikasikan di Indonesia, ternyata metode tersebut kurang sesuai untuk
diterapkan. Prediksi bangkitan perjalanan untuk kasus Indonesia tidak cukup
memperhatikan intensitas bangunan atau jumlah karyawan namun perlu
mempertimbangkan variabel-variabel lain yang khas dan tidak ditemukan di
negara maju.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menemukan model yang lebih tepat untuk
diterapkan di Indonesia berkaitan dengan prediksi bangkitan perjalanan yang
diakibatkan pembangunan pusat pembangkit perjalanan yang baru dibangun atau
dikembangkan. Variabel yang dipertimbangkan adalah keberadaan pedagang kaki
lima, parkir di badan jalan dan angkutan umum yang berhenti di jalan. Tiga hal ini
menjadi perhatian karena hampir selalu ditemukan pada aktivitas di pusat
pembangkit perjalanan seperti pusat perdagangan, industri, sekolah, rumah sakit
dan lain sebagainya di Indonesia dan sulit ditemukan kejadian yang sama di
negara maju. Pusat perbelanjaan dan toko modern di jalan arteri Metropolitan
Bandung menjadi area studi kasus dengan pertimbangan bahwa pusat
perbelanjaan adalah pusat pembangkit perjalanan yang paling dominan untuk
aktivitas perkotaan, jalan arteri mempunyai kekhasan karena seharusnya jalan
arteri berfungsi untuk lalu lintas menerus dengan aktivitas selain lalu lintas yang
terbatas namun pada prakteknya ditemukan banyak aktivitas seperti akivitas
pedangan kaki lima, parkir di badan jalan dan angkutan umum yang berhenti di
jalan, lokasi jaringan jalan di Metropolitan Bandung adalah lokasi strategis karena
menyediakan data yang lengkap bukan hanya lalu lintas perkotaan tapi juga lalu
lintas antar kota.
Penelitian ini menemukan bahwa dampak yang ditimbulkan oleh pembangunan
pusat kegiatan baru bukan hanya bangkitan/tarikan perjalanan orang dan
kendaraan tetapi juga dapat menimbulkan hal lain seperti kehadiran pedagang
kaki lima, parkir di badan jalan dan angkutan umum yang berhenti (ngetem).
Analisis yang dilakukan dengan analisis statistik (regresi dan korelasi)
memperlihatkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara bangkitan perjalanan
dengan kehadiran pedagang kaki lima, parkir di badan jalan dan angkutan umum
yang berhenti di jalan. Hasil penelitian juga memperlihatkan bahwa akurasi
estimasi bangkitan perjalanan dapat ditingkatkan dengan menambahkan tiga
variabel tersebut di samping faktor intensitas bangunan seperti luas lahan,
bangunan atau jumlah karyawan yang melayani kegiatan. Hal ini menjadi dasar
bahwa ketiga variabel tersebut perlu dipertimbangkan untuk sebuah rencana
pembangunan/ pengembangan.
Kata kunci : bangkitan perjalanan, analisis dampak lalu lintas, pedagang kaki
lima, parkir di badan jalan dan angkutan umum yang berhenti di jalan (ngetem).
iii
ABSTRACT
TRIP GENERATION MODEL DEVELOPMENT FOR
TRAFFIC IMPACT ANALYSIS IN INDONESIA
(CASE STUDY: MODERN SHOPPING CENTERS AND
STORES IN METROPOLITAN BANDUNG)
By:
KARDA D. YAYAT
NIM : 34211001
The new construction at a site will bring a negative impact on traffic in the
surrounding areas such as traffic congestion, air pollution and noise and clutter.
This negative impact was realized and becomes the problem of government,
communities and employers to be agreed that there needs to have a traffic impact
analysis carried out before being developed. In the assessment of the traffic
impact will be calculated how possible losses that occurred and who is responsible
to fix that condition. Increased awareness for the preparation of traffic impact
analysis is initiated in the United States who argue that each new builder should
bear the burden of environmental damage of the traffic impact and should pay the
losses to the Government. Then the government returned it to the public in the
kind of improved transportation services such as widening of roads, provision of
public transport, the provision of supporting facilities of traffic which in turn is
expected to minimize the negative impacts of such development.
The realization that every new construction will impact the quality of traffic
decline continues to grow not only in the Americas, but also in Europe and Asia
and the traffic impact analysis to be a very important thing for being implemented
prior to the construction. Some countries stipulate in the legislation and some
others is a requirement for the issuance of building permits. The contents of the
document and the stages of traffic impact analysis in some countries is generally
similar for the performance measurement, the prediction of trip generation, how
the trip generation distributed, the mode used in example, using private vehicles,
public transport or other modes (walking, bicycle), route choice, even how
charged the trip generation incurred. Among these stages, the most important is to
predict the trip generation regarding the developer responsibilities to improve the
performance degradation of traffic generated.
Developed countries with great urban planning, adequate traffic facilities and
infrastructure, Law awareness society, will not encounter much difficulty to
predict the trip generation because they have uniform trip based on the area
awakened or number of workers who serve. Development country such as
Indonesia has much difficulty to predict the trip generation because when it
applied an effective method used in developed countries, it was not suitable. Trip
generation prediction to the Indonesian case does not involve the intensity of the
iv
buildings and the number of employees but it is necessary to consider other
unique variables, Indonesian characteristics.
This research is to find a more appropriate model to be applied in Indonesia with
regard to the prediction of trip generation resulting from new development
centers, such as malls, schools, hospitals and industrial areas. The variables
considered are the presence of street vendors, on-street parking and public
transport stops on the way. It is very unique because it only occurs in Indonesia.
Modern malls and shops in Bandung Metropolitan arterial roads become the area
of this case study with the consideration that the shopping center is the most
dominant trip generation of urban activities. Arterial roads have distinctive
because it is supposed for traffic continuously by activity in addition to limited
traffic, but in practice found many such as the activity of traders pavement, on-
street parking and public transport stops on the way. The location of the
Metropolitan Bandung road network is a strategic location to provide complete
traffic data not only urban but also inter-city traffic.
This study found that the negative impact caused by the construction of new
activity centers not only generate people and vehicles, but also can lead to other
things such as the presence of street vendors, on-street parking and public
transport stops. The statistical analysis (regression and correlation) shows that
there is a significant correlation between the presence of trip by street vendors,
on-street parking and public transport stops on the way. Research results also
showed that the accuracy of the estimated generation can be improved by addition
three variables, such as building intensity, wider land area, and number of
employees.
Keywords: trip generation, traffic impact analysis, street vendors, on-street
parking and public transport stops.
Recommended