View
234
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
7/23/2019 Ada Gambar
1/17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan Laporan Kasus
1.3.
BAB II
EPILEPSI
2.1 Deen!s! Ep!leps!
Epilepsi adalah Kumpulan gejala dan tanda klinis, ditandai oleh bangkitan (seizure)
berulang akibat gangguan fungsi otak secara intermitten. Terjadi oleh lepas muatan
listrik abnormal dan berlebihan di neuron neuron secara paroksismal. Epilepsi
didefinisikan sebagai kumpulan gejala dan tanda-tanda klinis ang muncul
disebabkan gangguan fungsi otak secara intermiten, ang terjadi akibat lepas muatan
listrik abnormal atau berlebihan dari neuron-neuron secara paroksismal dengan
berbagai macam etiologi. !edangkan serangan atau bangkitan epilepsi ang dikenal
dengan nama epileptic seizure adalah manifestasi klinis ang serupa dan berulang
1
7/23/2019 Ada Gambar
2/17
secara paroksismal, ang disebabkan oleh hiperakti"itas listrik sekelompok sel saraf
di otak ang spontan dan bukan disebabkan oleh suatu penakit otak akut
(#unpro"oked$). %anifestasi serangan atau bangkitan epilepsi secara klinis dapat
dicirikan sebagai berikut aitu gejala ang timbulna mendadak, hilang spontan dan
cenderung untuk berulang. !edangkan gejala dan tanda-tanda klinis tersebut sangat
ber"ariasi dapat berupa gangguan tingkat penurunan kesadaran, gangguan sensorik
(subektif), gangguan motorik atau kejang (obektif), gangguan otonom ("egetatif)
dan perubahan tingkah laku (psikologis). !emuana itu tergantung dari letak fokus
epileptogenesis atau sarang epileptogen dan penjalaranna sehingga dikenallah
bermacam jenis epilepsi.
2.2 Et!olog!
Epilepsi sebagai gejala klinis bisa bersumber pada banak penakit di otak. !ekitar
&' kasus epilepsi ang tidak diketahui sebabna dikelompokkan sebagai epilepsi
idiopatik dan ' ang diketahui sebabna dikelompokkan sebagai epilepsi
simptomatik, misalna trauma kepala, infeksi, kongenital, lesi desak ruang, gangguan
peredaran darah otak, toksik dan metabolik. Epilepsi kriptogenik dianggap sebagaisimptomatik tetapi penebabna belum diketahui, misalna *est sndromedan
+enno astaut sndrome. ila salah satu orang tua epilepsi (epilepsi idiopatik)
maka kemungkinan / anakna epilepsi, sedangkan bila kedua orang tuana epilepsi
maka kemungkinan anakna epilepsi menjadi 0'-'. eberapa jenis hormon
dapat mempengaruhi serangan epilepsi seperti hormone estrogen, hormon tiroid
(hipotiroid dan hipertiroid) meningkatkan kepekaan terjadina serangan epilepsi,
sebalikna hormon progesteron, 12T3, kortikosteroid dan testosteron dapat
menurunkan kepekaan terjadina serangan epilepsi. Kita ketahui bah4a setiap
4anita di dalam kehidupanna mengalami perubahan keadaan hormon (estrogen dan
progesteron), misalna dalam masa haid, kehamilan dan menopause. 5erubahan kadar
hormon ini dapat mempengaruhi frek4ensi serangan epilepsi.
2
7/23/2019 Ada Gambar
3/17
2.3 Klas!!kas!
1da dua klasifikasi epilepsi ang direkomendasikan oleh 6+1E aitu pada tahun 7897
dan tahun 7898. 6nternational +eague 1gainst Epileps (6+1E)pada tahun 7897
menetapkan klasifikasi epilepsi berdasarkan jenis bangkitan (tipe serangan epilepsi):
7. !erangan parsial
a. !erangan parsial sederhana (kesadaran baik)
- ;engan gejala motorik
-;engan gejala sensorik
- ;engan gejala otonom
- ;engan gejala psikis
b. !erangan parsial kompleks (kesadaran terganggu)
- !erangan parsial sederhana diikuti dengan gangguan kesadaran
- angguan kesadaran saat a4al serangan
c. !erangan umum sederhana
- 5arsial sederhana menjadi tonik-klonik
- 5arsial kompleks menjadi tonik-klonik
- 5arsial sederhana menjadi parsial kompleks menjadi tonik-klonik
0. !erangan umum
a. 1bsans (+ena)
b. %ioklonik
c. Klonik
3
7/23/2019 Ada Gambar
4/17
d. Tonik
e. 1tonik (1statik)
f. Tonik-klonik
. !erangan ang tidak terklasifikasi (sehubungan dengan data ang kurang lengkap).
Klasifikasi 6+1E tahun 7897 di atas ini lebih mudah digunakan untuk para klinisi
karena hana ada dua kategori utama, aitu
- !erangan fokal aitu bangkitan epileptik ang dimulai dari fokus ang terlokalisir di
otak.
- !erangan umum aitu bangkitan epileptik terjadi pada daerah ang lebih luas pada
kedua belahan otak.
Klasifikasi menurut sindroma epilepsi ang dikeluarkan 6+1E tahun 7898 adalah :
7. erkaitan dengan letak fokus
a. 6diopatik
- Epilepsi
7/23/2019 Ada Gambar
5/17
- Kejang neonatus familial benigna
- Kejang neonatus benigna
- Kejang epilepsi mioklonik pada bai
- Epilepsi 1bsans pada anak
- Epilepsi 1bsans pada remaja
- Epilepsi mioklonik pada remaja
- Epilepsi denganserangan tonik-klonikpada saat terjaga
- Epilepsi tonik-klonik dengan serangan acak
b. !imptomatik
- !indroma *est(spasmus infantil)
- !indroma +enno astaut
. erkaitan dengan lokasi dan epilepsi umum (campuran 7 dan 0)
- !erangan neonatal
/. Epilepsi ang berkaitan dengan situasi
- Kejang demam
- erkaitan dengan alkohol
- erkaitan dengan obat-obatan
- Eklampsia
- !erangan ang berkaitan dengan pencetus spesifik (refleks epilepsi)
;iagnosis pasti epilepsi adalah dengan menaksikan secara langsung terjadina
serangan, namun serangan epilepsi jarang bisa disaksikan langsung oleh dokter,
5
7/23/2019 Ada Gambar
6/17
sehingga diagnosis epilepsi hampir selalu dibuat berdasarkan alloanamnesis. >amun
alloanamnesis ang baik dan akurat sulit didapatkan, karena gejala ang diceritakan
oleh orang sekitar penderita ang menaksikan sering kali tidak khas, sedangkan
penderitana sendiri tidak tahu sama sekali bah4a ia baru saja mendapat serangan
epilepsi. !atu-satuna pemeriksaan ang dapat membantu menegakkan diagnosis
penderita epilepsi adalah rekaman elektroensefalografi (EE).
2." Pato!s!olog! Ep!leps!
?tak terdiri dari sekian triliun sel neuron ang satu dengan lainna saling
berhubungan. 3ubungan antar neuron tersebut terjalin melalui impuls listrik dengan
bahan perantara kimia4i ang dikenal sebagai neurotransmiter. ;alam keadaan
normal, lalu-lintas impuls antar neuron berlangsung dengan baik dan lancar. 1pabila
mekanisme ang mengatur lalu-lintas antar neuron menjadi kacau dikarenakan
breaking sstem pada otak terganggu maka neuron-neuron akan bereaksi secara
abnormal. >eurotransmiter ang berperan dalam mekanisme pengaturan ini adalah:
- lutamat, ang merupakan brain@s ecitator neurotransmitter
- 11 (amma 1minobutric 1cid), ang bersifat sebagai brain@s inhibitor
neurotransmitter. olongan neurotransmiter lain ang bersifat eksitatorik adalah
aspartat dan asetil kolin, sedangkan ang bersifat inhibitorik lainna adalah
noradrenalin, dopamine, serotonin (A-3T) dan peptida. >eurotransmiter ini
hubunganna dengan epileps belum jelas dan masih perlu penelitian lebih lanjut.
Epileptic seizureapapun jenisna selalu disebabkan oleh transmisi impuls di area otak
ang tidak mengikuti pola ang normal, sehinggaterjadilah apa ang disebut
sinkronisasi dari impuls. !inkronisasi ini dapat mengenai pada sekelompok kecil
neuron atau kelompok neuron ang lebih besar atau bahkanmeliputi seluruh neuron diotak secara serentak. +okasi ang berbeda dari kelompok neuron ang ikut terkena
dalam proses sinkronisasi inilah ang secara klinik menimbulkan manifestasi ang
berbeda dari jenisjenis serangan epilepsi. !ecara teoritis faktor ang menebabkan hal
ini aitu:
6
7/23/2019 Ada Gambar
7/17
- Keadaan dimana fungsi neuron penghambat (inhibitorik) kerjana kurang optimal
sehingga terjadi pelepasan impuls epileptik secara berlebihan, disebabkan konsentrasi
11 ang kurang. 5ada penderita epilepsi ternata memang mengandung
konsentrasi 11 ang rendah diotakna (lobus oksipitalis). 3ambatan oleh 11
ini dalam bentuk inhibisipotensial post sinaptik.
- Keadaan dimana fungsi neuron eksitatorik berlebihan sehingga terjadi pelepasan
impuls epileptik ang berlebihan. ;isini fungsi neuron penghambat normal tapi
sistem pencetus impuls (eksitatorik) ang terlalu kuat. Keadaan ini ditimbulkan oleh
meningkatna konsentrasi glutamat di otak. 5ada penderita epilepsi didapatkan
peningkatan kadar glutamat padaberbagai tempat di otak.
- 5ada dasarna otak ang normal itu sendiri juga mempunai potensi untuk
mengadakan pelepasan abnormal impuls epileptik. !ehingga dapat disimpulkan
bah4a untuk timbulna kejang sebenarna ada tiga kejadian ang saling terkait:
- 5erlu adana #pacemaker cells$ aitu kemampuan intrinsic dari sel untuk
menimbulkan bangkitan.
- 3ilangna #postsnaptic inhibitor controle$ sel neuron.
-5erluna sinkronisasi dari #epileptic discharge$ ang timbul.
1rea di otak dimana ditemukan sekelompok sel neuron ang abnormal, bermuatan
listrik berlebihan dan hipersinkron dikenal sebagai fokus epileptogenesis (fokus
pembangkit serangan kejang). Bokus epileptogenesis dari sekelompok neuron akan
mempengaruhi neuron sekitarna untuk bersama dan serentakdalam 4aktu sesaat
menimbulkan serangan kejang. erbagai macam kelainan atau penakit di otak
(lesi serebral, trauma otak, stroke, kelainan herediter dan lain-lain) sebagai fokusepileptogenesis dapat terganggu fungsi neuronna (eksitasi berlebihan dan inhibisi
ang kurang) dan akan menimbulkan kejang bila ada rangsangan pencetus seperti
hipertermia, hipoksia, hipoglikemia, hiponatremia, stimulus sensorik dan lain-lain.
!erangan epilepsi dimulai dengan meluasna depolarisasi impuls dari fokus
7
7/23/2019 Ada Gambar
8/17
epileptogenesis, mula-mula ke neuron sekitarna lalu ke hemisfer sebelahna,
subkortek, thalamus, batang otak dan seterusna. Kemudian untuk bersama-sama dan
serentak dalam 4aktu sesaat menimbulkan serangan kejang. !etelah meluasna
eksitasi selesai dimulailah proses inhibisi di korteks serebri, thalamus dan ganglia
basalis ang secara intermiten menghambat dischargeepileptikna. 5ada gambaran
EE dapat terlihat sebagai perubahan dari polspike menjadi spike and 4a"eang
makin lama makin lambat dan akhirna berhenti. ;ulu dianggap berhentina
serangan sebagai akibat terjadina ehaustionneuron. (karena kehabisan glukosa dan
tertimbunna asam laktat). >amun ternata serangan epilepsi bisa terhenti tanpa
terjadina neuronal ehaustion. 5ada keadaan tertentu (hipoglikemia otak, hipoksia
otak, asidosis metabolik) depolarisasi impuls dapat berlanjut terus sehinggamenimbulkan akti"itas serangan ang berkepanjangan disebut status epileptikus.
2.# $ejala Kl!n!s Ep!leps!
7. entuk angkitan
a. angkitan =mum +ena
C gg kesadaran mendadak(absence), beberapa detik
C %otorikterhenti D diam tanpa reaksi.
C %ata memandang jauh kedepan
C %ungkintdpt automatisme.
C 5asca: 5emulihan kesadaransegera, bingung(-), akti"itas semula.
b. angkitan =mum Tonik Klonik
C 5rodromal: jeritan, sentakan, mioklonik
C !elama: hilang kesadaran (), fasetonik7' ' F@, fase klonik' G' #,mulut berbusa
C 5asca: faseflaksid, bingung, kemudian tertidur.
8
7/23/2019 Ada Gambar
9/17
c. angkitan 5arsial !ederhana
C gg. kesadaran(-), %ulai: tangan, kakiH muka (unilateralH fokal), menebar
ipsilateral (Iacksonian march)
C Kepala berpaling ke arah tubuhang kejang(ad"ersif)
. angkitan 5arsial Kompleks
C Bokal disertai gangguan kesadaran.
C !ering di ikuti automatisme ang stereotipik, e: mengunah, menelan, terta4a, D
kegiatan motorik lain tanpa tujuan jelas.
C 1d"ersif()
c. angkitan =mum !ekunder
C erkembang dari parsial sederhanaH kompleksJbangkitan umum dalam 4aktu
singkat
0. !indrom Epilepsi
C Khas, unik, tu. 1nak anak.
9
7/23/2019 Ada Gambar
10/17
2.% Pe&er!ksaan Penunjang
7. 5emeriksaan Elektroensefalografi (EE)
!ebaikna dilakukan pada saat bangun, tidur, dengan stimulasi fotik,
hiper"entilasi, stimulasi tertentu sesuai pencetus bangkitan.
10
7/23/2019 Ada Gambar
11/17
11
7/23/2019 Ada Gambar
12/17
12
7/23/2019 Ada Gambar
13/17
0. 5emeriksaan pencitraan otak (brain imaging)
!emua kasus ang diduga ada kelainan struktural
1dana perubahan bentuk bangkitan
Terdapat kelainanpadapemeriksaansaraf
angkitan pertama di atas usia 0A tahun
>euroimaging
C 2omputerized tomograph (2T)
C%agnetic resonance imaging (%
7/23/2019 Ada Gambar
14/17
. 5emeriksaan laboratorium
5emeriksaan darah , meliputi hematologi lengkap, elektrolit, kadar gula, fungsi hati,
fungsi ginjal, dan lainna atas indikasi
5emeriksaan cairan serebrospinal, bila dicurigai infeksi otak
2.' D!agnos!s Ban(!ng
!inkop, gangguan jantung, gangguang sepintas perdaran darah otak, hipoglikemi,
keracunan, paralisis tidur, migren.
2.) Terap! Ep!leps!
Tujuan terapi :
Tercapaina kualitas hidup optimal untuk pasien
14
7/23/2019 Ada Gambar
15/17
%enghentikan bangkitan
%engurangi frekuensi bangkitan
%encegah timbulna efek sampingobat
%enurunkan angka kesakitan dan kematian
5ada keadaan tertentu atau bila pengobatan medikamentosa tak berhasil, perlu
diertimbangan tindakan bedah Epilepsi fungsional
5enderita mengalami kondisi refrakter
5enderita dengan lesi ang mungkin baik bila dilakukan pembedahan
15
7/23/2019 Ada Gambar
16/17
2.* Prognosa
Baktor ang mempengaruhi remisi antara lain : lamana bangkitan, etiologi, tipe
bangkitan, umur a4al terjadina bangkitan, kepatuhan penderita. 5enderita epilepsi
ang berobat teratur, 7H akan bebas bangkitan minimal 0 tahun. G'-&' dapat
terkontrol dengan obat epilepsi first line. 7' terkontrol dengan golongan obat baru
Kolaborasi, Komunikasi, Kepastian, Kepedulian, Kemudahan, Komprehensif. ila
lebih dari A tahun sesudah bangkitan terakhir, obat dihentikan dan penderita tidak
mengalami bangkitan lagi, maka dikatakan telah mengalami remisi. !ekitar '
penderita tidak akan mengalami remisi. !esudah terjadina remisi masih terdapat
kemungkinan terjadina bangkitan ulang atau relaps di kemudian hari.
BAB III
LAP+,AN KASUS
BAB I-
16
7/23/2019 Ada Gambar
17/17
PEBAHASAN KASUS
BAB -
KESIPULAN
17
Recommended