View
21
Download
2
Category
Preview:
DESCRIPTION
makaklah
Citation preview
Berat Badan Lahir Rendah disertai
Hiperbilirubinemia pada Neonatus Kurang Bulan
Regina Enggeline*
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No.6, Telp 56942061, Jakarta
Pendahuluan
Di negara-negara berkembang, mayoritas bayi dengan BBLR dilahirkan aterm dan sudah
menderita retardasi pertumbuhan intrauteri sebagai akibat dari maternal stunting dan gizi
kurang yang terjadi sebelum serta selama kehamian dan/ atau sebagai akibat dari infeksi yang
sering terjadi seperti malaria.
Skenario 15
Bayi berusia 34 minggu gestasi lahir spontan pervaginam dengan berat 2000gr dan ketuban
sedikit keruh. Bayi menangis kuat, aktif, denyut jantung 140x/menit. (+) reflex bersin dengan
ekstremitas sedikit biru. Setelah 48 jam dirawat gabung dengan ibunya, bayi tampak kuning
dari kepala hingga dada, namun kuat menyusu dan aktif.
Pembahasan
Anamnesis
1. Identitas pasien : Nama pasien, Nama suami atau keluarga terdekat, Alamat, Agama,
Pendidikan terakhir, Suku bangsa.
2. Keluhan utama
- Demam , terlihat kuning, batuk, menangis terus-menerus, dan sebagainya.
3. Keluhan tambahan
4. Informasi kehidupan bayi
- Apakah kehamilan, persalinan, dan kelahiran normal?
*NIM: 10.2010.252, Kelompok : D4, Email : regina_enggeline@yahoo.com
1 | P a g e
- Berapa berat lahir bayi?
- Bagaimana keadaan bayi pada hari pertama kehidupannya?
- Apakah bayi mendapat ASI?
- Bagaimana kelengkapan organ bayi setelah lahir?
- Bagaimana nilai skor APGAR bayi?
- Adakah kelainan kongenital yang ditemukan? 1
5. Informasi kesehatan Ibu
- Bagaimana keadaan setelah melahirkan?
- Adakah nyeri di abdomen atau bagian tubuh lain?
- Ada demam?
- Nafsu makan menurun atau tidak?
- Bagaimana BAK dan BAB?
- Bagaimana riwayat pernikahan, kehamilan, dan persalinan sebelumnya?
Pemeriksaan Fisik
Evaluasi Neonatus
1. menilai tahap pertumbuhan dan perkembangan janin, kesesuaian usia kehamilan
2. menilai adaptasi neonatal (skor Apgar, refleks)
3. menilai fisik neonatal secara sistematik (ada/tidak kelainan morfologi/fisiologi)
4. memberi identifikasi : jenis kelamin, berat badan, panjang badan
5. menentukan penanganan yang diperlukan
Klasifikasi neonatus menurut masa gestasi : 2,3
1. kurang bulan (preterm infant) : kurang 259 hari (37 minggu)
2. cukup bulan (term infant) : 259 sampai 294 hari (37-42 minggu)
3. lebih bulan (postterm infant) : lebih dari 294 hari (42 minggu) atau lebih.
2 | P a g e
Klasifikasi neonatus menurut berat lahir : 2,3
1. Berat badan neonatus pada saat kelahiran, ditimbang dalam waktu satu jam sesudah lahir.
Bayi berat lahir cukup : bayi dengan berat lahir > 2500 g.
2. Bayi berat lahir rendah (BBLR) / Low birthweight infant: bayi dengan berat badan lahir
kurang dari 1500 – 2500 g.
3. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) / Very low birthweight infant : bayi dengan berat
badan lahir 1000 – 1500 g.
4. Bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR) / Extremely very low birthweight infant :
bayi lahir hidup dengan berat badan lahir kurang dari 1000 g.
Klasifikasi menurut berat lahir terhadap masa gestasi dideskripsikan masa gestasi dan ukuran
berat lahir yang sesuai untuk masa kehamilannya : 2,3
1. neonatus cukup/kurang/lebih bulan (NCB/NKB/NLB)
2. sesuai/kecil/besar untuk masa kehamilan (SMK/KMK/BMK)
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) dapat dikelompokkan menjadi: 2,3
1. Bayi Prematur atau Bayi Pre-Term
Bayi yang berumur kehamilan 37 minggu tanpa memperhatikan berat badan. Sebagian
besar bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram adalah bayi
prematur.Menurut WHO, bayi prematur adalah bayi lahir hidup sebelum usia kehamilan
minggu ke-37 (dihitung dari hari pertama haid terakhir). The American Academy Of
Pediatric, mengambil batasan 38 minggu untuk menyebut prematur.
Klasifikasi bayi prematur
Berdasarkan atas timbulnya bermacam-macam masalah pada derajat prematuritas maka
bayi prematur digolongkan dalam tiga kelompok yaitu: 4
a. Bayi yang sangat prematur (extremely premature), yaitu umur kehamilan 20-27
minggu. Bayi dengan masa gestasi 20-27 minggu masih sangat sukar hidup
terutama di negara yang belum atau sedang berkembang. Bayi dengan masa
gestasi 20-27 minggu masih mungkin dapat hidup dengan perawatan yang sangat
intensif (perawatan yang sangat terlatih dan menggunakan alat-alat yang canggih)
agar dicapai hasil yang maksimal.
b. Bayi pada derajat prematur yang sedang (moderately premature),yaitu umur
kehamilan 28-32 minggu. Pada golongan ini kesanggupan untuk hidup jauh lebih
3 | P a g e
baik dari golongan pertama dan gejala sisa dihadapinya di kemudian hari juga
lebih ringan, agar pengelolaan terhadap bayi ini betul-betul intensif.
c. Borderline prematur: masa gestasi 32-36
2. Bayi Dismatur
Bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari berat badan yang seharusnya untuk
masa kehamilannya, yaitu berat badan dibawah persentil 0 pada kurva pertumbuhan
intra uterin, bisa disebut dengan bayi kecil untuk masa kehamilan.
Skor APGAR
Skor Apgar atau nilai Apgar (bahasa Inggris: Apgar score) adalah sebuah metode
yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 1952 oleh Dr. Virginia Apgar sebagai sebuah
metode sederhana untuk secara cepat menilai kondisi kesehatan bayi baru lahir sesaat setelah
kelahiran. Apgar yang berprofesi sebagai ahli anestesiologi mengembangkan metode skor ini
untuk mengetahui dengan pasti bagaimana pengaruh anestesi obstetrik terhadap bayi.
Skor Apgar dihitung dengan menilai kondisi bayi yang baru lahir menggunakan lima
kriteria sederhana dengan skala nilai nol, satu, dan dua. Kelima nilai kriteria tersebut
kemudian dijumlahkan untuk menghasilkan angka nol hingga 10. Kata "Apgar" belakangan
dibuatkan jembatan keledai sebagai singkatan dari Appearance, Pulse, Grimace, Activity,
Respiration (warna kulit, denyut jantung, respons refleks, tonus otot/keaktifan, dan
pernapasan), untuk mempermudah menghafal.
Lima kriteria Skor Apgar:
Akronim Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2
AppearanceWarna
kulitseluruhnya biru
warna kulit tubuh normal merah
muda,
tetapi tangan dan kaki kebiruan
(akrosianosis)
warna kulit tubuh,
tangan, dan kaki
normal merah muda,
tidak ada sianosis
PulseDenyut
jantungtidak ada <100 kali/menit >100 kali/menit
GrimaceRespons
refleks
tidak ada respons
terhadap stimulasi
meringis/menangis lemah ketika
distimulasi
meringis/bersin/batuk
saat stimulasi saluran
napas
Activity Tonus lemah/tidak ada sedikit gerakan bergerak aktif
4 | P a g e
otot
Respiration Pernapasan tidak ada lemah atau tidak teratur
menangis kuat,
pernapasan baik dan
teratur
Tes ini umumnya dilakukan pada waktu satu dan lima menit setelah kelahiran, dan dapat
diulangi jika skor masih rendah.
Jumlah skor Interpretasi Catatan
7-10 Bayi normal
4-6 Agak rendah
Memerlukan tindakan medis segera seperti penyedotan lendir yang
menyumbat jalan napas, atau pemberian oksigen untuk membantu
bernapas.
0-3 Sangat rendah Memerlukan tindakan medis yang lebih intensif
Jumlah skor rendah pada tes menit pertama dapat menunjukkan bahwa bayi yang baru
lahir ini membutuhkan perhatian medis lebih lanjut tetapi belum tentu mengindikasikan akan
terjadi masalah jangka panjang, khususnya jika terdapat peningkatan skor pada tes menit
kelima. Jika skor Apgar tetap dibawah 3 dalam tes berikutnya (10, 15, atau 30 menit), maka
ada risiko bahwa anak tersebut dapat mengalami kerusakan syaraf jangka panjang. Juga ada
risiko kecil tapi signifikan akankerusakan otak. Namun demikian, tujuan tes Apgar adalah
untuk menentukan dengan cepat apakah bayi yang baru lahir tersebut membutuhkan
penanganan medis segera; dan tidak dibuat untuk memberikan prediksi jangka panjang akan
kesehatan bayi tersebut.4,5
Ballard Score
Ballard score merupakan suatu versi sistem Dubowitz. Pada prosedur ini penggunaan
kriteria neurologis tidak tergantung pada keadaan bayi yang tenang dan beristirahat, sehingga
lebih dapat diandalkan selama beberapa jam pertama kehidupan. Penilaian menurut Ballard
adalah dengan menggabungkan hasil penilaian maturitas neuromuskuler dan maturitas fisik.
Kriteria pemeriksaan maturitas neuromuskuler diberi skor, demikian pula kriteria
pemeriksaan maturitas fisik. Jumlah skor pemeriksaan maturitas neuromuskuler dan maturitas
fisik digabungkan, kemudian dengan menggunakan tabel nilai kematangan dicari masa
gestasinya. 5
5 | P a g e
Maturitas Fisik
1. Kulit
Pematangan kulit janin melibatkan pengembangan struktur intrinsiknya bersamaan
dengan hilangnya bertahap lapisan pelindung, yang kaseosa vernix. Oleh karena itu,
mengental, mengering dan menjadi kusut dan / atau kulit, dan mungkin mengembangkan
ruam sebagai pematangan janin berlangsung. Fenomena ini dapat terjadi di berbagai langkah
pada janin individu tergantung di bagian atas kondisi ibu dan lingkungan intrauterin. Sebelum
pengembangan epidermis dengan perusahaan stratum korneum, kulit transparan dan
mematuhi agak ke jari pemeriksa. Kemudian menghaluskan, mengental dan menghasilkan
pelumas, dengan vernix, yang menghilang menjelang akhir kehamilan.
Pada jangka panjang dan pasca-panjang, janin dapat mengalihkan mekonium ke dalam cairan
ketuban. Hal ini dapat menambahkan efek untuk mempercepat proses pengeringan,
menyebabkan mengelupas, retak, dehidrasi, dan menanamkan sebuah perkamen, kemudian
kasar, penampilan untuk kulit. Untuk tujuan penilaian, alun-alun yang menggambarkan kulit
bayi yang paling dekat harus dipilih.6
2. Lanugo
Lanugo adalah rambut halus menutupi tubuh janin. Dalam ketidakdewasaan ekstrim,
kulit tidak memiliki apapun lanugo. Hal ini mulai muncul di sekitar minggu 24 sampai 25 dan
6 | P a g e
biasanya berlimpah, terutama di bahu dan punggung atas, pada minggu 28 kehamilan.
Penipisan terjadi pertama di atas punggung bawah, mengenakan pergi sebagai kurva tubuh
janin maju ke posisinya matang, tertekuk. Daerah kebotakan muncul dan menjadi lebih besar
dari daerah lumbo-sakral. Pada sebagian besar janin kembali tanpa lanugo, yaitu, bagian
belakang adalah sebagian besar botak. Variabilitas dalam jumlah dan lokasi lanugo pada usia
kehamilan tertentu mungkin disebabkan sebagian ciri-ciri keluarga atau nasional dan untuk
pengaruh hormonal, metabolisme, dan gizi tertentu. Sebagai contoh, bayi dari ibu diabetes
khas memiliki lanugo berlimpah di pinnae mereka dan punggung atas sampai mendekati atau
melampaui penuh panjang kehamilan. Untuk tujuan penilaian, pemeriksa memilih alun-alun
yang paling dekat menggambarkan jumlah relatif lanugo pada daerah atas dan bawah dari
punggung bayi.6
3. Garis Telapak Kaki
Bagian ini berhubungan dengan kaki besar lipatan di telapak kaki. Penampilan
pertama dari lipatan muncul di telapak anterior di bola kaki. ini mungkin berhubungan
dengan fleksi kaki di rahim, tetapi dikontribusikan oleh dehidrasi kulit. Bayi non-kulit putih
asal telah dilaporkan memiliki lipatan kaki sedikit pada saat lahir. Tidak ada penjelasan yang
dikenal untuk ini. Di sisi lain, percepatan dilaporkan jatuh tempo neuromuskuler pada bayi
hitam biasanya mengkompensasi ini, mengakibatkan pembatalan efek lipatan kaki tertunda.
Oleh karena itu, biasanya tidak ada over-atau di bawah-perkiraan usia kehamilan karena ras
ketika total skor dilakukan. Bayi sangat prematur dan sangat tidak dewasa tidak memiliki
lipatan kaki terdeteksi. Untuk lebih membantu menentukan usia kehamilan ini bayi,
mengukur panjang kaki atau tumit-jari jarak sangat membantu. Hal ini dilakukan dengan
menempatkan kaki bayi pada pita pengukur metrik dan mencatat jarak dari belakang tumit ke
ujung jari kaki yang besar. Untuk tumit-jari jarak kurang dari 40 mm, mencetak dua
dikurangi (-2) diberikan; bagi mereka antara 40 dan 50 mm, skor minus satu (-1).6
4. Payudara
Tunas payudara terdiri dari jaringan payudara yang dirangsang untuk tumbuh dengan
estrogen ibu dan jaringan lemak yang tergantung pada status gizi janin. pemeriksa catatan
ukuran areola dan kehadiran atau tidak adanya stippling (diciptakan oleh papila berkembang
dari Montgomery). Pemeriksa kemudian palpates jaringan payudara di bawah kulit dengan
memegangnya dengan ibu jari dan telunjuk, memperkirakan diameter dalam milimeter, dan
memilih alun-alun yang sesuai pada lembar skor. Di bawah-dan over-gizi janin dapat
7 | P a g e
mempengaruhi variasi ukuran payudara pada usia kehamilan tertentu. Efek estrogen ibu dapat
menghasilkan ginekomastia neonatus pada kedua hari keempat kehidupan ekstrauterin.6
5. Mata / Telinga
Pinna dari telinga janin perubahan itu konfigurasi dan peningkatan konten tulang
rawan sebagai kemajuan pematangan. Penilaian meliputi palpasi untuk ketebalan tulang
rawan, kemudian melipat pinna maju ke arah wajah dan melepaskannya. Pemeriksa mencatat
kecepatan yang pinna dilipat terkunci kembali menjauh dari wajah ketika dirilis, kemudian
memilih alun-alun yang paling dekat menggambarkan tingkat perkembangan cartilagenous.
Pada bayi yang sangat prematur, pinnae mungkin tetap terlipat ketika dirilis. Pada bayi
tersebut, pemeriksa mencatat keadaan pembangunan kelopak mata sebagai indikator
tambahan pematangan janin. Pemeriksa tempat ibu jari dan telunjuk pada kelopak atas dan
bawah, dengan lembut memindahkan mereka terpisah untuk memisahkan mereka. Bayi yang
sangat belum dewasa akan memiliki kelopak mata menyatu erat, yaitu, pemeriksa tidak akan
dapat memisahkan fisura palpebra baik dengan traksi lembut. Bayi sedikit lebih dewasa akan
memiliki satu atau kedua kelopak mata menyatu tetapi satu atau keduanya akan sebagian
dipisahkan oleh traksi cahaya ujung jari pemeriksa. temuan ini akan memungkinkan
pemeriksa untuk memilih pada lembar skor dua dikurangi (-2) untuk sedikit menyatu, atau
minus satu (-1) untuk longgar atau kelopak mata sebagian menyatu. Pemeriksa tidak perlu
heran menemukan variasi yang luas dalam status kelopak mata fusi pada bayi individu pada
usia kehamilan tertentu, karena nilai kelopak mata un-fusi dapat dipengaruhi oleh faktor-
faktor yang terkait dengan stres intrauterin dan humoral tertentu.6
6. Genitalia Pria
Testis janin mulai turun mereka dari rongga peritoneum ke dalam kantong skrotum
pada sekitar minggu 30 kehamilan. Testis kiri kanan mendahului dan biasanya memasuki
skrotum pada minggu ke-32. Kedua testis biasanya teraba di atas untuk menurunkan kanal
inguinalis pada akhir minggu ke-33 untuk ke-34 kehamilan. Bersamaan, kulit skrotum
mengental dan mengembangkan rugae lebih dalam dan lebih banyak. Testis ditemukan di
dalam zona rugated dianggap turun. Dalam prematuritas ekstrim skrotum ini datar, halus dan
muncul dibedakan seksual. Pada jangka panjang untuk pasca-panjang, skrotum dapat menjadi
terjumbai dan benar-benar dapat menyentuh kasur ketika bayi terletak terlentang. Catatan:
Dalam kriptorkismus benar, skrotum pada sisi yang terkena tampak tidak berpenghuni,
hipoplasia dan dengan rugae terbelakang dibandingkan dengan sisi yang normal, atau, untuk
kehamilan tertentu, ketika bilateral. Dalam kasus seperti itu, sisi normal harus mencetak gol,
8 | P a g e
atau jika bilateral, skor yang serupa dengan yang diperoleh untuk kriteria kematangan lain
harus diberikan.6
7. Genitalia Wanita
Untuk memeriksa bayi perempuan, pinggul harus hanya sebagian diculik, yaitu,
sekitar 45° dari horizontal dengan bayi berbaring telentang. Penculikan berlebihan dapat
menyebabkan klitoris dan labia minora untuk tampil lebih menonjol, sedangkan adduksi
dapat menyebabkan labia majora untuk menutupi atas mereka. Dalam prematuritas ekstrim,
labia dan klitoris yang datar sangat menonjol dan mungkin menyerupai lingga laki-laki.
Sebagai pematangan berlangsung, klitoris menjadi kurang menonjol dan labia minora
menjadi lebih menonjol. Menjelang panjang, baik klitoris dan labia minora surut dan
akhirnya diselimuti oleh labia majora memperbesar. Labia mayora mengandung lemak dan
ukuran mereka dipengaruhi oleh nutrisi intrauterin. Lebih-gizi dapat menyebabkan labia
majora besar di awal kehamilan, sedangkan di bawah-gizi, seperti pada retardasi
pertumbuhan intrauterin atau pasca-jatuh tempo, dapat mengakibatkan labia majora kecil
dengan klitoris relatif menonjol dan labia minora larut kehamilan. Temuan ini harus
dilaporkan seperti yang diamati, karena skor yang lebih rendah pada item ini dalam kronis
stres atau pertumbuhan janin terhambat dapat diimbangi dengan skor lebih tinggi pada neuro-
otot item tertentu.6
Maturitas Neuromuskuler
1. Postur
9 | P a g e
Otot tubuh total tercermin dalam sikap yang disukai bayi saat istirahat dan ketahanan
untuk meregangkan kelompok otot individu. Sebagai pematangan berlangsung, janin
meningkat secara bertahap mengasumsikan nada fleksor pasif yang berlangsung dalam arah
sentripetal, dengan ekstremitas bawah sedikit di depan ekstremitas atas. Bayi prematur
terutama pameran dilawan nada ekstensor pasif, sedangkan istilah bayi mendekati
menunjukkan nada fleksor semakin kurang menentang pasif. Untuk mendapatkan item
postur, bayi ditempatkan terlentang (jika ditemukan rawan) dan pemeriksa menunggu sampai
bayi mengendap dalam posisi santai atau disukai. Jika bayi ditemukan telentang manipulasi,
lembut (fleksi jika diperpanjang, memperpanjang jika tertekuk) dari ekstremitas akan
memungkinkan bayi untuk mencari posisi dasar kenyamanan. Fleksi pinggul tanpa hasil
penculikan di posisi katak-kaki seperti yang digambarkan dalam postur persegi # 3. Fleksi hip
diiringi penculikan digambarkan oleh sudut lancip di pinggul di alun-alun postur # 4. Sosok
yang paling dekat menggambarkan postur disukai bayi dipilih.6
2. Jendela pergelangan tangan
Pergelangan fleksibilitas dan/atau resistensi terhadap ekstensor peregangan
bertanggung jawab untuk sudut yang dihasilkan dari fleksi pada pergelangan tangan.
Pemeriksa meluruskan jari-jari bayi dan berlaku tekanan lembut pada dorsum tangan, dekat
jari-jari. Dari pra-sangat panjang untuk pasca-panjang, sudut yang dihasilkan antara telapak
tangan dan lengan bawah bayi diperkirakan; > 90 °, 90 °, 60 °, 45 °, 30 °, dan 0 °. Alun-alun
yang tepat pada lembar skor dipilih.6
3. Gerakan lengan membalik
Manuver ini berfokus pada nada fleksor pasif otot bisep dengan mengukur sudut
mundur berikut perpanjangan sangat singkat dari ekstremitas atas. Dengan bayi berbaring
telentang, pemeriksa tempat satu tangan di bawah siku bayi untuk dukungan. Mengambil
tangan bayi, pemeriksa sebentar set siku dalam fleksi, maka sesaat meluas lengan sebelum
melepaskan tangan. Sudut mundur yang lengan mata air kembali ke fleksi dicatat, dan alun-
alun yang sesuai dipilih pada lembar skor. Bayi yang sangat prematur tidak akan
menunjukkan apapun mundur lengan. # 4 persegi dipilih hanya jika ada kontak antara
kepalan bayi dan wajah. Ini terlihat dalam jangka panjang dan bayi pasca. Perawatan harus
diambil untuk tidak memegang lengan dalam posisi diperpanjang untuk jangka waktu lama,
karena hal ini menyebabkan kelelahan fleksor dan menghasilkan skor yang palsu rendah
karena untuk mundur fleksor miskin.6
4. Sudut popliteal
10 | P a g e
Manuver ini menilai pematangan nada fleksor pasif sendi lutut dengan pengujian
untuk ketahanan terhadap perpanjangan ekstremitas bawah. Dengan berbaring telentang bayi,
dan dengan popok kembali bergerak, paha ditempatkan lembut pada perut bayi dengan lutut
tertekuk penuh. Setelah bayi telah rileks dalam posisi ini, pemeriksa lembut menggenggam
kaki di sisi dengan satu tangan sementara mendukung sisi paha dengan lainnya. Perawatan
diambil tidak untuk mengerahkan tekanan pada paha belakang, karena hal ini dapat
mengganggu fungsi mereka. Kaki diperpanjang sampai resistensi pasti untuk ekstensi
dihargai. Pada beberapa bayi, kontraksi hamstring dapat digambarkan selama manuver ini.
Pada titik ini terbentuk pada sudut lutut oleh atas dan kaki bagian bawah diukur.6
Catatan: a) Hal ini penting bahwa pemeriksa menunggu sampai bayi berhenti menendang
aktif sebelum memperpanjang kaki. b) Posisi terang akan mengganggu kehamilan sungsang
dengan ini manuver untuk 24 sampai 48 jam pertama usia karena kelelahan berkepanjangan
fleksor intrauterin. Tes harus diulang setelah pemulihan telah terjadi; bergantian, skor yang
sama dengan yang diperoleh untuk item lain dalam ujian dapat diberikan.6
5. Scarf Sign (Tanda selendang)
Manuver ini tes nada pasif fleksor tentang korset bahu. Dengan bayi terlentang
berbaring, pemeriksa menyesuaikan kepala bayi untuk garis tengah dan mendukung tangan
bayi di dada bagian atas dengan satu tangan. ibu jari tangan lain pemeriksa ditempatkan pada
siku bayi. Pemeriksa dorongan siku di dada, penebangan untuk fleksi pasif atau resistensi
terhadap perpanjangan otot fleksor bahu korset posterior. Titik pada dada yang siku bergerak
dengan mudah sebelum resistensi yang signifikan dicatat. Tengara mencatat dalam rangka
meningkatkan kematangan adalah: jilbab penuh di tingkat leher (-1); aksila kontralateral baris
(0); baris puting kontralateral (1); proses xyphoid (2); baris puting ipsilateral (3), dan aksila
ipsilateral baris (4).6
6. Tumit ke Telinga
Manuver ini mengukur nada fleksor pasif tentang korset panggul dengan tes fleksi
pasif atau resistensi terhadap perpanjangan otot fleksor pinggul posterior. Bayi ditempatkan
terlentang dan tertekuk ekstremitas bawah dibawa untuk beristirahat di kasur bersama bagasi
bayi. Pemeriksa mendukung paha bayi lateral samping tubuh dengan satu telapak tangan. Sisi
lain digunakan untuk menangkap kaki bayi di sisi dan tarik ke arah telinga ipsilateral.
Para menebang pemeriksa untuk ketahanan terhadap perpanjangan fleksor panggul korset
posterior dan catatan lokasi dari tumit mana resistensi yang signifikan adalah dihargai.
Tengara mencatat dalam rangka meningkatkan kematangan termasuk resistensi terasa ketika
11 | P a g e
tumit pada atau dekat: telinga (-1); hidung (0); dagu tingkat (1); baris puting (2); daerah pusar
(3), dan femoralis lipatan (4).6
Jumlah skor pemeriksaan maturitas neuromuskuler dan maturitas fisik digabungkan,
kemudian dengan menggunakan tabel nilai kematangan dicari masa gestasi sehingga didapat
usia kehamilan dalam minggu.6
Kemudian menggunakan grafik dari Battaglia f dan Lubchenco dicari titik
perpotongan antara umur kehamilan yang kita dapatkan dengan berat badan lahir bayi
sehingga didapat interpretasi apakah bayi tersebut Besar Masa Kehamilan (BMK), Sesuai
Masa Kehamilan (SMK), atau Kecil Masa Kehamilan (KMK).2,3
Kecil Masa Kehamilan (KMK) yaitu jika bayi lahir dengan BB
dibawah persentil ke-10 kurva pertumbuhan janin.
12 | P a g e
Sesuai Masa Kehamilan (SMK) yaitu jika bayi lahir dengan BB
diantara persentil ke-10 dan ke-90 kurva pertumbuhan janin.
Besar Masa Kehamilan (BMK) yaitu jika bayi lahir dengan BB diatas
persentil ke-90 pada kurvapertumbuhan janin.
Pemeriksaan lain :
- Kardiovaskular
Denyut jantung rata-rata 120-160/menit pada bagian apical dengan ritme yang
teratur ; pada saat kelahiran, kebisingan jantung terdengar pada seperempat bagian
intercostals, yang menunjukkan aliran darah dari kanan ke kiri karena hipertensi atau
atelektasis paru.2,4,7
- Gastrointestinal
Penonjolan abdomen; pengeluaran mekonium biasanya terjadi dalam waktu 12
jam; refleks menelan dan menghisap yang lemah ; ketidaknormalan konginetal lain.2
13 | P a g e
- Integumen
Kulit yang bewarna merah atau merah muda, kekuning-kuningan, sianosis
atau campuran bermacam warna ; sedikit vernik kasiosa, dengan rambut lanugo di
sekujur tubuh ; kurus, kulit tampak transparan, halus dan mengkilat ; edema yang
menyeluruh atau dibagian tertentu yang terjadi pada saat kelahiran, kuku pendek
belum melewati ujung jari, rambut jarang atau tidak ada sama sekali, ptekie atau
ekimosis.2,4
- Muskuloskeletal
Tulang kartilago telinga belum tumbuh sempurna, lembut dan lunak ; tulang
tengkorak dan tulang rusuk lunak ;gerakan lemah dan tidak aktif atau letargi.2
- Neurologis
Refleks dan gerakan pada tes neurologis tanpa tidak resisten, gerak refleks
hanya berkembang sebagian ; menelan, mengisap, dan batuk sangat lemah atau tidak
efektif ; tidak ada atau menurunnya tanda neurologis ; mata mungkin menutup atau
mengatup apabila umur belum mencapai 25 sampai 26 ; suhu tubuh tidak stabil,
biasanya hipotermia ; gemetar, kejang, mata berputar-putar, biasanya bersifat
sementara, tetapi mungkin juga ini mengindikasikan adanya kelainan neurologis.2,4
- Paru
Jumlah pernapasan rata-rata antara 40 sampai 60 permenit diselingi dengan
apnea ; pernapasan tidak teratur, dengan laring nasal (nasal melebar), dengkuran,
retraksi (interkostal, suprasternal, substernal).2,7
- Ginjal
Berkemih terjadi setelah 8 jam kelahiran ; ketidakmampuan untuk melarutkan
ekskresi ke dalam urin.
- Reproduksi
Bayi perempuan; Clitoris yang menonjol dengan labia minora yg belum
berkembang; bayi laki-laki: skrotum yg belum berkembang sempurna dengan ruga
yang kecil. Testis tidak turun ke skrotum.4,7
- Sikap
Tangis yang lemah, tidak aktif dan tremor.
14 | P a g e
Pemeriksaan Penunjang
Nilai laboratorium darah neonatus normal
- Hb : 14 – 22 g/dl(kadar Hb-F tinggi, menurun dengan pertambahan usia)
- Ht : 43 – 63 %
- Eritrosit : 4.2 – 6 juta /mm3
- Retikulosit : 3 – 7 %
- Leukosit : 5000 – 30000 /mm3 Jika ada infeksi < 5000/mm3.
- Trombosit : 150000 – 350000 /mm3
- Volume darah : 85 cc/kgBB
Nilai laboratorium cairan otak neonatus normal
- warna : 90 – 94 % xantochrome (kekuning2an jernih)
- Nonne / Pandy (+) Pada usia di atas 3 bulan harus sudahnegatif.
- Protein : 200-220 mg/dl
- Glukosa : 70-80 mg/dl
- Eritrosit : 1000 – 2000 / LPB
- Leukosit 10 – 20 / LPB
menunjukkan fungsi BBB (blood-brain barrier) masih belum sempurna.
Pada bayi prematur: 8
• Jumlah leukosit 18.000/mm3, netrofil meningkat sampai 23.000-24.000/mm3 hari
pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis)
• HT: 43-61% (peningkatan sampai 65% atau lebih menandakan polisitemia, penurunan
kadar menunjukkan anemia atau hemoragic prenatal/perinatal)
• Hb: 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia atau hemolisis
berlebihan)
• Bilirubin total: 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1-2hari, dan 12 mg/dl pada
3-5hari
• Destrosix: tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-rata 40-50
mg/dl meningkat 60-70 mg/dl pada hari ketiga
• Pemantauan elektrolit (Na, K, Cl): biasanya dalam batas normal pada awalnya
• Pemeriksaan analisa gas darah
• Tes kocok/shake test
15 | P a g e
o Interpretasi:
o (+) : Bila terdapat gelembung-gelembung yang membentuk cincin artinya surfaktan
terdapat dalam paru dengan jumlah cukup.
o (-) : Bila tidak ada gelembung berarti tidak ada surfaktan.
o Ragu : Bila terdapat gelembung tapi tidak ada cincin.
Radiologi9
Foto thoraks/baby gram pada bayi baru lahir dengan usia kehamilan kurang bulan,
dapat dimulai pada umur 8 jam.
USG kepala terutama pada bayi dengan usia kehamilan 35 minggu dimulai pada umur
2 hari.
Diagnosis Kerja
Berdasarkan skenario, usia bayi 34 minggu gestasi menyatakan neonatus kurang
bulan (NKB), dengan berat badan lahir 2000 gram diukur pada kurva Lubchenco didapatkan
berat badan bayi sesuai masa kehamilan (SMK), namun berat badan tersebut termasuk Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR). Kepala dan dada bayi terlihat kuning, dengan kata lain bayi
tersebut mengalami hiperbilirubinemia.
Diagnosis Banding
I. Inkompatibilitas ABO
Penyakit hemolitik dapat terjadi bila antigen golongan darah mayor fetus berbeda
dengan ibunya. Golongan darah mayor adalah A,B,AB, dan O. Ada atau tidak ada antibody
dan antigen menentukan apakah akan terjadi aglutinasi. Antibodi anti A atau anti B yang
terdapat alamiah dan sudah ada dalam sirkulasi maternal melintasi plasenta dan menyerang
SDM fetal, sering menyebabkan hemolisi. Biasanya reaksi hemolitik lebih ringan dari
inkompatibilitas Rh. Jaundis muncul segera setelah lahir (selama 24 jam pertama) dan akdar
bilirubin tak terkonjugasi dalam serum meningkat cepat. Hiperbilirubinemia dan jaundis
terjadi akibat ketidakmampuan hati mengkonjugasi dan mengekskresi kelebihan bilirubin. 10
16 | P a g e
II. Inkompatibilitas Rh
Golongan darah Rh terdiri atas beberapa antigen (dengan D menjadi yang paling
prevalen). Untuk mudahnya, hanya istilah Rh-positif (adanya antigen) dan Rh-negatif( tidak
ada antigen) yang akan didiskusikan disini. Ada atau tidak ada factor Rh yang terjadi natural
menentukan golongan darah.Umumnya tidak ada masalah yang bisa diantisipasi bila
golongan darah Rh ibu dan fetus sama atau bila ibunya Rh-positif dan bayinya Rh-negatif.
Kesulitan baru terjadi bila ibunya Rh-negatif dan bayinya Rh-positif. Meskipun sirkulasi
darah maternal dan fetal terpisah, SDM fetal(dengan antigen asing terhdap ibu) terkadang
dapat mencapai sirkulasi maternal malalui retakan kecil pada pembuluh darah plasenta.
Mekanisme pertahanan natural ibu merespon terhadap se lasing ini dengan memproduksi
antibody-anti Rh.
Dalam keadaan normal, porses isoimunisasi ini tidak berefek pada fetus Rh-positif,
karena sensitisasi inisial terhadap antigen Rh jarang terjadi sebelum onset persalinan. Akan
tetapi, dengan tingginya resiko darah fetal pindah ke sirkulasi maternal selama pemisahan
plasenta, produksi antibody maternal menjadi terangsang. Selama kehamilan berikutnya
dengan fetus Rh-positif, antibody maternal yang sudah terbentuk tadi terhadap sel darah Rh-
positif memasuki sirkulasi fetal, ketika mereka menyerang dan menghancurkan eritrosit fetal.
Karena kondisi ini dimulai inutero, maka fetus berusaha mengompensasi adanya
hemolisis progresif dengan mempercepat kecepatan eritropoiesis, sebagai akibatnya, muncul
SDM imatur(eritroblas) di dalam sirkulasi fetal, dari sini munculnya istilah eritroblastosis
fetalis.
Terdapat banyak variasi dalam perkembangan sensitiasi maternal terhadap antigen
Rh-positif. Sensitisasi dapat terjadi selama kehamilan pertama bila wanita pernah menerima
transfuse darah Rh-positif. Tidak terjadi sensitisasi jika barier plasenta yang kuat
menghambat transfer darah fetal ke dalam sirkulasi maternal. Pada sekitar 10-15% ibu yang
tersensitisasi, tidak terdapat reaksi hemolitik pada bayi yang baru lahir.
Pada kebanyakan eritroblastosis fetalis berat(hidrops fetalis), hemolisis progresif
menyebabkan hipoksia fetal, gagal jantung, edema umum(anasarka), dan efusi ke rongga
pericardial, pleural, dan peritoneal. Bayi dilahirkan mati atau dengan distress respirasi berat.
Deteksi awal isoimunisasi intrauterine dengan ultrasonografi dan pengambilan sampel vili
koriales dan diikuti penganganan dengan transfuse darah fetal memperbaiki hasil secara
dramatis pada fetus yang terkena. 10
17 | P a g e
III. Sepsis Neonatus
Sepsis neonatus terjadi dalam tiga periode, yaitu :
a. Sepsis onset dini
Sering mulai dalam rahim dan biasanya merupakan akibat infeksi yang disebabkan
oleh bakteri dalam saluran genitourinaria ibu. Organisme yang terkait dengan sepsis ini
adalah Streptokokus grup B, E.coli, Klebsiella, L. Monocytogenes, dan H. Influenzae yang
tidak dapat ditentukan tipenya. Kebanyakan bayi yang terinfeksi adalah premature dan
menunjukkan tanda kardiorespirasi nonspesifik, seperti mendengkur, takipnea, dan sianosis
pada saat lahir. Bayi dengan sepsis onset dini harus dievaluasi melalui kultur darah dan cairan
serebrospinal (CSS) melalui pewarnaan gram, hitung jumlah sel, serta kadar protein dan
glukosa CSS. Gas darah arteri harus dimonitor untuk mendeteksi hipoksemia dan asidosis
metabolic yang dapat disebabkan oleh hipoksia, syok, atau keduanya. Tekanan darah, curah
urine, dan perfusi perifer harus dimonitor untuk menentukan kebutuhan untuk mengobati
syok septic dengan cairan dan agen vasopresor.
b. Sepsis onset lambat (8-28 hari)
Biasanya terjadi pada bayi cukup bulan sehat yang dipulangkan dari perawatan bayi baru lahir
normal, dalam kesehatan yang baik. Manifestasi klinis antara lain lesu, susah makan,
hipotonia, apati, kejang, fontanel cembung, demam, dan hiperbilirubinemia direk.
c. Sepsis yang didapat secara nosokomial ( 8hari sampai pulang)
Terjadi terutama pada bayi premature di NICU, banyak dari bayi ini telah dikolonisasi oleh
bakteri resisten-banyak obat yang berasal dari NICU. Manifestasi klinis awal infeksi
nosokomial pada bayi premature dapat tidak kentara dan meliputi apnea dan bradikardia,
instabilitas suhu, perut kembung, dan susah makan. Pada stadium yang lebih lanjut bisa
terlihat syok, DIC, perburukkan status pernapasan, dan reaksi local seperti omfalitis, kotoran
mata, diare, dan impetigo bulosa. 11
Patofisiologi
Ikterus Neonatorum 1
18 | P a g e
Sebagian bayi baru lahir normal yang sehat tampak ikterik setelah lahir. Inutero, bilirubin melewati
plasenta dan diekskresikan oleh ibu. Setelah lahir, bayi harus mengaktivasi sistem ekskresinya sendiri.
Namun, biasanya aktivasi ini mengalami keterlambatan sehingga kadar bilirubin dalam darah
meningkat. Ikterus fisiologis ini tampak pada usia 2-3 hari dan mulai hilang mendekati akhir minggu
pertama. Pada ikterus fisiologis, sebagian besar bilirubin merupakan bilirubin tak terkonjugasi dan
bayi dalam keadaan umum yang baik. Keadaaan ini lebih berat dan lama jika terjadi pada bayi
prematur, jika hipoksia, dan hipoglikemia lebih lanjut membatasi konyugasi bilirubin, dan jika bayi
mengalami ileus atau obstruksi usus sehingga terjadi peningkatan reabsorpsi bilirubin oleh usus.
Bilirubin tak terkonjugasi larut dalam lemak. Sebagian besar terikat dengan albumin dan beredar
dalam sirkulasi darah. Sebagian kecil bilirubin bebas yang keluar dari peredaran darah dan masuk ke
dalam fraksi lemak sel-sel otak, dapat menyebabkan kerusakan sementara ataupun kerusakan
permanen yang dikenal sebagai kerikterus. Ketika hal itu terjadi, bayi akan berperilaku abnormal, sulit
minum,mungkin mengalami kejang, dan timbul opistotonus yaitu punggung melengkung dan kepala
ekstensi ke belakang.
Pada bayi aterm sehat, kadar bilirubin tak terkonjugasi lebih dari 380 µmol/l dianggap berbahaya,
tetapi ambang batas tersebut lebih rendah untuk bayi prematur dan bayi sakit.
Penyebab ikterus neonatorum, menurut waktu kemudian
24 jam pertama Hari kedua-kelima Setelah akhir minggu
kedua
Penyakit hemolisis Fisiologis Ikterus air susu ibu (breast
milk jaundice)
Inkompatibilitas rhesus Infeksi Hipotiroidisme
Inkompatibilitas ABO Hematoma Hepatitis
Defisiensi G6PD Galaktosemia dan
kelainan metabolik lain
Atresia bilier dan masalah
traktus biliaris lainnya
Sferositosis Ikterus non hemolitik
familial
Stenosis pilorus
19 | P a g e
Infeksi kongenital Bayi dari ibu diabetes
Gejala Klinik
Tanda klinis atau penampilan yang tampak sangat bervariasi, bergantung pada usia kehamilan saat
bayi dilahirkan. Makin premature atau makin kecil umur kehamilan saat dilahirkan makin besar pula
perbedaannya dengan bayi yang lahir cukup bulan.
Tanda dan gejala bayi prematur : 2
- Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu.
- Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram.
- Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46cm.
- Kuku panjangnya belum melewati ujung jari.
- Batas dahi dan rambut kepala tidak jelas.
- Lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33cm.
- Lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30cm.
- Rambut lanugo masih banyak.
- Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang.
- Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya, sehingga seolah-olah tidak
teraba tulang rawan daun telinga.
- Tumit mengilap, telapak kaki halus.
- Alat kelamin pada bayi laki-laki pigmentasi dan rugae pada skrotum kurang. Testis belum
turun ke dalam skrotum. Untuk bayi perempuan klitoris menonjol, labia minora belum
tertutup oleh labia mayora.
- Tonus otot lemah, sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah.
- Fungsi saraf yang belum atau kurang matang, mengakibatkan reflex isap, menelan dan batuk
masih lemah atau tidak efektif, dan tangisnya lemah.
20 | P a g e
- Jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan jaringan lemak
masih kurang.
- Verniks kaseosa tidak ada atau sedikit.
Gejala hiperbilirubinemia
Berdasarkan gejalanya, kuning dibagi menjadi dua, fisiologis (alami) dan patologis
(penyakit). Perbedaannya adalah sebagai berikut:
I. Kuning Fisiologis Adalah kuning yang timbul dalam minggu pertama usia bayi,
biasanya di hari ke tiga atau empat. Kuning fisiologis sendiri terbagi menjadi dua
fase, yaitu:
1. Fase pertama, dimana level bilirubin meningkat:
- Bayi cukup bulan: kuning meningkat sampai dengan hari kelima
dengan kenaikan sampai dengan 12 mg/dL.
- Bayi prematur: kuning meningkat sampai dengan seminggu, dengan
kenaikan serum bilirubin hingga 15 mg/dL.
2. Fase kedua, dimana level bilirubin menurun dalam dua minggu hingga
mendekati nilai normal 2mg/dL:
- Bayi prematur: fase kedua bisa berlangsung lebih dari sebulan.
- Pada bayi yang minum ASI eksklusif, fase kedua dapat berlangsung
hingga lebih dari sebulan.
II. Kuning Patologis, cirinya:
- Kuning timbul dalam 24 jam pertama usia bayi.
- Kenaikan pesat total bilirubin lebih dari 0,5 mg/dL per jam atau 5mg/dL per
24 jam.
- Total bilirubin lebih dari 19,5 mg/dL.
- Direct bilirubin lebih dari 2 mg/dL.10-12
Etiologi
Penyebab bayi lahir prematur :
a. Faktor ibu
- Toksemia gravidarum, yaitu preeklampsi dan eklampsi
21 | P a g e
- Kelainan bentuk uterus (mis. Ukterus bikornis, inkompeten serviks)
- Tumor (mis. Mioma uteri, sistoma)
- Ibu yang menderita penyakit antara lain TBC, penyakit jantung, demam tinggi,dan
lainnya.
- Trauma pada masa kehamilan, missal jatuh atau stress.
- Usia ibu pada waktu hamil kurang dari 20tahun atau lebih dari 35 tahun.
- Plasenta antara lain solusio plasenta, plasenta praevia.
b. Faktor janin
- Kehamilan ganda
- Hidraamnion
- Ketuban pecah dini
- Cacat bawaan
- Infeksi (mis. Rubeolla, sifilis, toksoplasmosis)
- Insufisiensi plasenta
- Inkompatibilitas darah ibu dan janin
c. Faktor plasenta : plasenta previa dan solusio plasenta
d. Tidak diketahui 2
Hiperbilirubinemia
Salah satu fenomena bayi baru lahir diantaranya adalah kuning atau jaundice. Kulit
bayi menguning karena kadar bilirubin yang meningkat sampai diatas 5 mg/dL
(hiperbilirubinemia). Kuning ini biasanya mulai nampak pada hari ketiga atau keempat
setelah bayi lahir dan bisa sampai usia dua-tiga bulan. Ada juga yang dari 24 jam pertama
sudah kuning dan pertama kali yang tampak kekuningan biasanya mata. Setelah itu muka,
lalu dada dan menyusul perut. Ikterus pada bayi baru lahir pada minggu pertama terjadi pada
60% bayi cukup bulan dan 80% bayi kurang bulan. Hal ini adalah keadaan yang fisiologis.
22 | P a g e
Walaupun demikian, sebagian bayi akan mengalami ikterus yang berat sehingga memerlukan
pemeriksaan dan tata laksana yang benar untuk mencegah kesakitan dan kematian.10
Penyebab Umum:11-13
1. Kurang asupan ASI pada bayi ASI eksklusif
Kuning yang paling umum terjadi adalah breastfeeding jaundice. Biasanya ini
disebabkan asupan ASI masih kurang maksimal. Bisa karena latch on belum
sempurna, kurangnya frekuensi menyusui atau kurangnya produksi ASI.
Breastfeeding jaundice tidak berbahaya, yang dibutuhkan hanya memperbanyak
asupan ASI untuk mendorong bilirubin keluar melalui pup bayi.
2. Kelahiran prematur
Bayi prematur belum bisa memproses bilirubin secepat bayi cukup bulan. Mereka
juga minum lebih sedikit dan mencerna lebih lambat. Jadi bilirubin yang terbuang
melalui pup bayi juga lebih sedikit.
3. Perbedaan golongan darah (ABO incompatible)
Bila golongan darah ibu berbeda dengan bayi, bayi mungkin menerima antibodi dari
ibu melalui plasenta yang menyebabkan sel darahnya memecah lebih cepat. Kuning
yang disebabkan oleh perbedaan golongan darah ini munculnya lebih cepat daripada
breastfeeding jaundice. Pada beberapa bayi baru lahir, tercampurnya dua golongan
darah dalam satu tubuh ini bisa berbahaya.
Epidemiologi
Menurut Word Health organization (WHO) setiap tahun di seluruh dunia terdapat
sekitar 130 juta kelahiran.Satu dari 10 kelahiran tersebut adalah prematur, dan sebagian besar
terjadi di negara-negara miskin di mana harapan hidup rendah, dan perekonomian yang
rendah. Bayi prematur adalah bayi yang lahir di bawah dari 37 minggu atau berat bayi kurang
dari 2.500 gram. Salah satu faktor penyebabnya adalah usia ibu yang sangat muda, dimana
sebagian besar organ-organ reproduksi ibu belum matang seluruhnya. Salah satu penanganan
yang dapat dilakukan adalah perawatan metode kangguru (PMK). Di Indonesia, menurut
Dinkes RI angka kematian bayi (AKB) sebesar 269 (26,9%) per 1000 kelahiran.
Penatalaksanaan
23 | P a g e
Hiperbilirubinemia
Nilai bilirubin dibawah 9 mg/dL -> normal, walau kadang nampak agak kuning.
Tidak perlu tindakan apapun. Boleh dijemur pagi-pagi kalau lagi ada matahari.
Cukupi ASInya.
Nilai bilirubin 9-12 mg/dL -> boleh dilakukan fototerapi, jadwal tidak perlu ketat.
Bisa diambil waktu menyusui disela-sela fototerapi. Diperbanyak asupan ASI.
Nilai bilirubin 12-15 mg/dL -> lakukan fototerapi dengan jadwal ketat, biasanya
dalam satuan per 12 atau 24 jam (misalnya 2 x 24 jam, 3 x 12jam). Ketat di sini
maksudnya proses penyinaran tidak boleh terganggu. Jadi pemberian minum bayi
terpaksa dilakukan di dalam box dengan terus disinari UV. Bila proses terpotong,
waktu yang hilang akan ditambahkan. Asupan ASI justru harus lebih banyak daripada
kondisi dengan bilirubin dibawah 12 mg/dL. Jadi kalau saya akan memilih lamanya
fototerapi molor, tapi bayi mendapat banyak ASI secara langsung karena pemberian
ASI secara langsung juga menjadi jaminan suplainya makin banyak di sesi-sesi
menyusui berikutnya.
Nilai bilirubin diatas 20 mg/dL -> dicek kemungkinan kuning patologis.11-13
Fototerapi UV (ultraviolet)
Nilai bilirubin didapat melalui tes darah. Bila nilai bilirubin lebih dari 9 mg/dL,
biasanya dokter menyarankan fototerapi UV (ultraviolet) atau lebih dikenal dengan ‘disinar’.
Paparan sinar UV diketahui mampu membantu memecah bilirubin. Caranya, bayi ditaruh
dalam box yang diatasnya dipasang lampu ungu (UV). Mata bayi ditutup untuk menghindari
sinar UV yang merusak mata, dan baju bayi dilepas untuk penyerapan maksimal sinar UV.11-
13
Transfusi Immunoglobulin
Pada kasus yang disebabkan oleh perbedaan golongan darah, kenaikan bilirubin
terlalu pesat sehingga fototerapi diperkirakan tidak mampu mengimbangi dan menurunkan
pertambahannya. Dalam kondisi ini tindakan yang disarankan adalah transfusi
immunoglobulin untuk menurunkan level antibodi sehingga mengurangi kecepatan
pemecahan bilirubin.11-13
Transfusi Pertukaran Darah
24 | P a g e
Pada kasus dimana tindakan lain tidak memberikan hasil, bayi akan memerlukan
transfusi penukaran darah. Prosedur ini dilakukan dengan cara beberapa kali mengambil
sedikit darah bayi, mengencerkan (dilute) bilirubin dan antibodi bawaan ibu, kemudian
mentransfusikan kembali darah yang sudah bersih ke bayi. Prosedur ini dilakukan di NICU
(newborn intensive care unit).11=13
Prematur
1. Suhu dan lingkungan
a. Untuk mencegah hipotermia perlu diusahakan lingkungan yang cukup hangat untuk
bayi dan dalam keadaan istirahat konsumsi okigen paling sedikit, sehingga suhu tubuh
bayi tetap normal. Menutupi kepala bayi dengan topi yang membungkus secara baik
tetapi longgar dapat mengurangi kehilangan panas melalui kulit kepala.
b. Inkubator
Inkubator menghangatkan bayi dengan menghembuskanudarahangat ke bayi. Bila
bayi di rawat di dalam incubator maka suhu untuk bayi dengan berat badan kurang
dari 2 kg adalah 35 ˚C dan untuk bayi dengan berat badan 2 kg adalah 34 ˚C agar ia
dapat mempertahankan suhu tubuh sekitar 37 ˚C. Kelembapan incubator berkisar 50%
menghasilkan lingkungan termal yang jauh lebih stabil dan mengurangi kehilangan
panas serta cairan.
2. Pernapasan
Penatalaksanaan jika sindrom gawat napas dengan kortikosteroid antenatal, terapi
surfaktan – profilaksis/penyelamatan melalui selang trakea, terapi oksigen, pencegahan
kolaps paru dengan menggunakan CPAP (continuous positive airway pressure, tekanan
jalan napas positif kontinu) atau PEEP (positive end expiratory pressure, tekanan
ekspirasi akhir positif) pada ventilator mekanis, ekspansi paru dengan memberikan
tekanan inspirasi puncak dengan ventilator mekanis jika perlu
3. Cairan dan elektrolit parenteral
Jenis cairan yang biasanya digunakan adalah glukosa 10% dengan natrium klorida 2-3
mEq/kg/hari, kalium klorida 1-2 mEq/kg/hari, dan kalsium glukonat 200 mg/kg/hari
4. Hiperbilirubinemia
Terapi sinar dan transfusi tukar
25 | P a g e
5. Vitamin K
Untuk mencegah terjadinya pendarahan
6. Anemia
Pemberiaan zat besi dan transfusi darah
7. Pemberian makan
Teknik pemberian makan juga memerlukan perhatian khusus. Banyak bayi prematur tidak
dapat mengisap dari dot dan diberi makan melalui selang. Untuk mereka harus digunakan
selang orogastrik karena selang nasogastnk akan mengurangi diameter saluran napas atas
hingga 50%, dan sebagian besar bayi menyelenggarakan pernapasan secara obligat
melalui hidung. Bayi prematur dergan volume lambung yang kecil harus makan dalam
porsi kecil tetapi sering (biasanya setiap 2 jam). Bayi premature dapat disusui oleh ibunya
ke dalam wadah steril sehingga dapat diberikan melalui selang lambung selama cara
penyusuan ini dibutuhkan. Bila ASI tidak tersedia dapat diberikan susu formula yang
komposisinya mendekati ASI. Asupan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang adekuat
adalah kalori, protein, kalsium, fosfor, vitamin D, vitamin E, vitamin B12, asam folat dan
zat besi.
8. Infeksi
Upayakan pencegahan infeksi dari lingkungan: cuci tangan sebelum dan sesudah
memegang bayi; isolasi bayi bila perlu; lakukan prosedur tindakan secara steril; cegah
kontak dengan orang tua yang menderita penyakit infeksi; ajarkan orang tua untuk
melakukan tindakan pencegahan infeksi silang atau perpindahan mikroorganisme.4
26 | P a g e
Komplikasi
Bilirubin indirek yang larut dalam lemak bila menembus sawar darah otak akan
terikat oleh sel otak yang terdiri terutama dari lemak. Sel otak dapat menjadi rusak, bayi
kejang, menderita kernikterus, bahkan menyebabkan kematian. Bila kernikterus dapat dilalui,
bayi dapat tumbuh tapi tidak berkembang. Selain bahaya tersebut, bilirubin direk yang
bertumpuk di hati akan merusak sel hati menyebabkan sirosis hepatik. Hiperbilirubinemia
(kadar bilirubin tinggi) pada bayi kurang bulan lebih sering terjadi, lebih cepat terlihat, dan
berlangsung lebih lama. Kadar bilirubin di dalam darah bayi kurang bulan juga lebih tinggi
dibanding bayi cukup bulan). Hal ini disebabkan oleh sel hati yang masih imatur, uptake dan
konyugasi bilirubin lambat dan sirkulasi enterohepatik yang meningkat.11,12
Pencegahan
Obat-obatan
Obat yang diberikan kepada wanita hamil yang mengalami gejala kelahiran prematur
di antaranya adalah terbutaline, ritodrine, magnesium sulfate, indomethacin, keterolac, dan
sulindac. Obat-obatan ini berfungsi menghentikan kontraksi dan mampu menunda kelahiran
sampai 2 – 7 hari. Selama penundaan tersebut, wanita hamil akan diberikan steroid seperti
betamethasone dan dexamethasone yang mempercepat pertumbuhan paru-paru dan organ lain
pada bayi dalam kandungan Mama. Steroid ini membantu mengurangi tingkat kematian bayi
yang terlahir prematur sampai lebih dari 30%. Pemberian obat-obatan ini harus dalam
pengawasan dokter kandungan.14
Pembatasan aktivitas
Beberapa dokter akan menyarankan ibu untuk membatasi aktivitas yang dapat
memicu kontraksi uterus. Beberapa wanita hamil akan disarankan untuk beristirahat
beberapa kali dalam sehari, sementara wanita lainnya akan diminta untuk bedrest
total. Pembatasan aktivitas ini akan mempengaruhi fisik wanita yang sedang hamil,
karena beristirahat terlalu banyak bisa meningkatkan resiko pembekuan darah. Karena
itu wanita hamil yang sedang bedrest akan disarankan untuk melakukan peregangan
sederhana dan gerakan lainnya yang menenangkan.
Efek lain dari pembatasan aktivitas pada wanita hamil adalah rasa bosan, gelisah,
terisolasi, bahkan depresi. Suami harus terus memberikan dukungan kepada istrinya
sehingga peran suami dalam rumah tangga akan bertambah.14
27 | P a g e
Tetap aktif
Salah satu cara untuk menghindari rasa bersalah, bosan, ataupun gelisah saat
bedrest adalah dengan mencari aktivitas baru yang tidak membutuhkan banyak
gerakan berat. Ibu bisa menggunakan waktu ini untuk membangun ikatan dengan si
kecil dalam kandungannya, misalnya dengan membacakan cerita untuk calon bayi.14
Perawatan di Rumah Sakit
Tergantung pada kondisi kesehatan ibu dan faktor lainnya, dokter kandungan
mungkin akan menyarankan ibu untuk dirawat di Rumah Sakit.Bila perawatan di atas
tidak bisa atau terlambat dilakukan, maka dokter akan berusaha yang terbaik untuk
membantu persalinan dengan lancer walaupun prematur, serta menjaga kesehatan
bayi yang terlahir lebih awal. Umumnya persalinan prematur berjalan lebih singkat
dan mudah dibandingkan persalinan normal, terutama karena kepala bayi prematur
umumnya lebih lembut dan kecil dibandingkan bayi yang terlahir normal. Beberapa
kelahiran prematur dilakukan dengan episiotomi.14
Bayi yang terlahir prematur dan BBLR umumnya belum memiliki organ yang
matang. Karena itu, bayi akan memerlukan perawatan khusus dalam inkubator dimana
temperatur lingkungan dapat dikendalikan dan persediaan oksigen dapat disesuaikan
dengan kebutuhan bayi. Selain itu, bayi yang terlahir prematur juga lebih rentan
terhadap infeksi karena daya tahannya terhadap infeksi masih lemah sehingga
perawatan bayi prematur harus dilakukan dengan lebih hati-hati.14
Prognosis
Kebanyakkan bayi BBLR sembuh dari penyakit neonatus tanpa sekuele jangka panjang. Lebih dari
90% bayi dengan berat badan lebih dari 1.500 gr bertahan hidup, dan sebanyak 50% bayed engan
berat badan 750 gr bertahan hidup. Antara 10-25% BBLR yang bertahan hidup menderita masalah
perkembangan ringan, dan 5-10% menderita masalah perkembangan berat; yang paling kecil memiliki
resiko paling besar. Sekuele jangka panjang antara lain retinopati prematuritas dengan kebutaan,
kehilangan pendengaran, hidrosefalus, mikrosefali, retardasi mental, cerebral palsy (diplegia spastik),
insufisiensi paru kronik (BPD), sindrom usus pendek, dan kegagalan pertumbuhan. 10
Penutup
Kesimpulan
28 | P a g e
Pada skenario ini, bayi dengan usia 34 minggu gestasi lahir dengan berat 2000gr lalu setelah 48 jam
tampak kuning mengalami ikterus fisiologis yang terjadi pada bayi-bayi kurang bulan dimana berat
badan sesuai masa kehamilan tetapi termasuk bayi berat lahir rendah. Penanganan yang tepat dengan
pemberian gizi cukup dan menghindari resiko dari infeksi dapat memberikan prognosis yang baik.
Daftar Pustaka
1. Hull David, Johnston Derek I. Dasar-dasar Pediatri. Edisi 3. Jakarta : EGC, 2008. h.4-6, 61-3.
2. Surasmi, Asrining. Perawatan bayi risiko tinggi. Jakarta: EGC, 2003.h.3-53.
3. Ida Bagus Gde Manuaba. Pengantar kuliah obstetri. Jakarta:EGC, 2007.h.282-335.
4. Alpers, Ann. Buku ajar pediatric Rudolph. Edisi 20. Jakarta:EGC, 2006.h.229-86.
5. Leveno, Kenneth J. Obstetri Williams: panduan ringkas. Edisi 21. Jakarta: EGC,
2009.h.282-90.
6. Ballard JL, Khoury JC, Wedig K, et al: New Ballard Score, expanded to include
extremely premature infants. J Pediatrics 1991; 119:417-23.
7. Ita Lina. http://italina89.wordpress.com/2008/05/87/penyakit-pada-bayi-baru-lahir.
Diakses 3Juni 2013.
8. James, S.R., Ashwill. Nursing Care of Children Principle and Practice. Elsevier:
Philadelphia,2007.p.15-29.
9. Kirpalani, Haresh. Imaging of the newborn. 2nd Edition. New York: Cambridge
University Press, 2011.p.10-1.
10. Robert M. Kliegman, ann M. Arvin. Ilmu kesehatan anak nelson, Jakarta : EGC.h 260-2.
11. Lawrence RA, Lawrence RM. Hyperbilirubinemia and jaundice. Dalam:
Breastfeeding: a guide for the medical profession. Edisi ke-6. St.Louis:
Mosby; 2005. h.532-40.
12. Indrasanto E, Darmasetiawani N, Rohsiswatmo R, Kaban KR.
Hiperbilirubinemia pada neonatus. Dalam: Paket Pelatihan Obstetri dan
Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK). Jakarta: JNPK-KR, IDAI,
POGI,USAID; 2008. h.109-27.
13. Martin CR, Cloherty JP. Neonatal hyperbilirubinemia. Dalam: Cloherty JP,
Eichenwald EC, Stark AR .Manual of Neonatal Care. Edisi ke-6. New York:
McGraw Hill; 2008. h.181-212.
29 | P a g e
14. Anonim. Pregnancy and parenting. http://health.howstuffworks.com/pregnancy-and-
parenting/pregnancy/labor-delivery/treating-preterm-labor.htm. Diakses pada 3 Juni
2013.
30 | P a g e
Recommended