View
8
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
Analisa Sistem Pengendalian pH Air Berbasis Arduino UNO Pada Budidaya Ikan Air Tawar
37
ANALISA SISTEM PENGENDALIAN pH AIR BERBASIS ARDUINO UNO PADA BUDIDAYA
IKAN AIR TAWAR
Mohammad Wajihul Musthofa S1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
e-mail : moh.musthofa16050524042@mhs.unesa.ac.id
Wahyu Dwi Kurniawan
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
e-mail: wahyukurniawan@unesa.ac.id
Abstrak
Peralatan yang pengoperasiannya secara manual sudah mulai ditinggalkan dan beralih pada peralatan yang
serba otomatis, sehingga peralatan otomatis lebih mendominasi dalam kehidupan manusia, termasuk bidang
pembudidayaan kolam ikan. Trainer Sistem Pengendali pH Air Secara Otomatis Pada Budidaya Ikan Air Tawar
Mengunakan Sensor pH Meter Electrode Probe BNC Berbasis Arduino UNO didesain dengan tujuan
memudahkan pengoperasian serta pengawasan kolam budidaya. Metode pengumpulan data pada penelitian ini
menggunakan teknik studi literatur dan pengukuran. Proses pengambilan data dengan cara membandingkan
pembacaan sensor pH SEN0161 dengan pH meter digital. Selain itu juga dilakukan analisa pengaruh posisi
penyemprotan larutan terhadap waktu penyebaran larutan yang dibutuhkan untuk kondisi pH air kolam kembali
berada di range ideal yaitu 7-7,8. Berdasarkan penelitian, diperoleh hasil bahwa Sistem Pengendalian pH Air
Berbasis Arduino UNO mampu menunjukkan unjuk kerja seperti yang diharapkan. Berdasarkan pengujian
yang telah dilakukan, model penyemprotan 5 titik lebih efektif dibandingkan model Spray Center dan Samping.
Karena penyemprotan 5 titik menghasilkan keluaran partikel lebih kecil berupa spray serta pendistribusiannya
lebih merata pada kolam ikan. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata waktu yang dibutuhkan sensor untuk
mencapai pembacaan 7,5 yang stabil adalah sebagai berikut: 58,2 menit (5 Titik), 62,2 menit (Spray Center),
dan 86,2 menit (Samping).
Kata kunci: Budidaya Ikan, Air Tawar, pH Air, Arduino UNO, Sensor pH.
Abstract
Equipment that has been operated manually has begun to be abandoned and switched to completely automated
equipment, so that automatic equipment dominates more in human life, including the field of fish pond
cultivation. Automatic Water pH Control Trainer System for Freshwater Fish Cultivation Using the Arduino
UNO-based BNC Electrode Probe pH Meter Sensor is designed with the aim of facilitating the operation and
supervision of aquaculture ponds. Data collection methods in this study used literature study and measurement
techniques. The process of taking data by comparing the reading of the SEN0161 pH sensor with a digital pH
meter. In addition, an analysis of the effect of the position of spraying of the solution was carried out on the
time needed to spread the solution for the pH of the pool water back in the ideal range of 7-7.8. Based on the
research, it was obtained that the Arduino-based UNO Water pH Control System was able to show the
performance as expected. Based on testing that has been done, the 5 point spraying model is more effective
than the Spray Center and Side models. Because 5-point spraying produces smaller particle output in the form
of spray and its distribution is more evenly distributed in fish ponds. The results showed the average time taken
by the sensor to achieve a stable reading of 7.5 was as follows: 58.2 minutes (5 Points), 62.2
minutes (Spray Center), and 86.2 minutes (Side).
Keywords: Aquaculture, Aquatic, pH Water, Arduino UNO, pH Sensor.
PENDAHULUAN
Pembudidayaan ikan menggunakan media air dengan
derajat keasaman yang tinggi dapat menjadi ancaman bagi
kehidupan ikan, karena dalam kondisi asam berpotensi
penyakit dapat berkembang. Proses kimiawi dalam air
sangat dipengaruhi oleh derajat keasaman. Hubungan
keasaman air dengan kehidupan ikan sangat besar. Titik
kematian ikan pada pH asam adalah 4 dan pada pH basa
adalah 11. Ikan air tawar kebanyakan akan hidup baik pada
kisaran pH sedikit asam sampai netral, yaitu 6,8–7,8.
Sementara keasaman air untuk reproduksi atau
perkembangbiakan biasanya akan baik pada pH 7-7,8
sesuai jenis ikan. Oleh karena itu, dalam pemeliharaan
JPTM. Volume 09 Nomor 02 Tahun 2020, 37-43
ikan sebaiknya kondisi air dijaga agar berada pada kisaran
nilai tersebut. (Saparinto, 2012).
Sistem kontrol otomatis lahir dipengaruhi tuntutan
perkembangan teknologi yang menuntut manusia untuk
selalu belajar mengembangkan dan mengoperasikan
berbagai pekerjaan kontrol dengan tingkat keterlibatan
manusia didalamnya yang lebih minimal atau menjadi
sistem otomatis. (Kurniawan, 2017).
Sejauh ini dilihat dari keberadaannya, unit pengendali
otomatis derajat keasaman air pada kolam ikan umumnya
terinstalasi pada tepian area kolam. Hal ini ditujukan untuk
memudahkan proses perawatan dan pengoperasian unit
pengendali otomatis tersebut. Selain itu, lebar luasan area
kolam juga memengaruhi tempat dimana sistem
pengendali derajat keasaman air ini dipasang.
Fakta di lapangan, ketika penambahan larutan asam-
basa dilakukan, tidak dapat langsung bereaksi dengan
spontan. Untuk merubah air pada kondisi pH yang
diinginkan, membutuhkan waktu tertentu yang
dipengaruhi oleh volume penambahan dan kapasitas air
yang hendak dikendalikan.
Trainer Sistem Pengendali pH Air Secara Otomatis
Pada Budidaya Ikan Air Tawar Mengunakan Sensor pH
Meter Electrode Probe BNC Berbasis Arduino UNO
didesain dengan operasional yang sederhana dengan
tujuan memudahkan pengoperasian serta pengawasan
kolam budidaya. Arduino UNO adalah sebuah board
mikrokontroler yang didasarkan pada ATmega328
(datasheet). (Setiawan, 2009).
Menurut Yuwono (2015), Sensor adalah suatu
peralatan yang berfungsi untuk mendeteksi gejala-gejala
atau sinyal-sinyal yang berasal dari perubahan suatu energi
seperti energi listrik, energi fisika, energi kimia, energi
biologi, energi mekanik dan sebagainya. Sebagai contoh
adalah kamera sebagai sensor penglihatan, telinga sebagai
sensor pendengaran, kulit sebagai sensor peraba, LDR
(light dependent resistance) sebagai sensor cahaya, dan
lainnya. Sistem pengendali pH air otomatis ini
menggunakan sensor pH Meter SEN0161 sebagai
monitoring derajat keasaman air kolam budidaya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh
posisi penyemprotan larutan terhadap waktu penyebaran
larutan pengendali.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
• Bagaimana rancangan sistem pengendali pH air
otomatis berbasis Arduino UNO menggunakan
sensor pH Meter?
• Bagaimana efektifitas pengaruh posisi penambahan
larutan asam-basa untuk mencapai pH air ideal pada
kolam budidaya menggunakan sistem pengendali pH
air otomatis berbasis Arduino UNO?
Tujuan Penelitian
Adapun dari tujuan penelitian ini adalah:
• Menghasilkan rancangan serta menganalisis sistem
pengaturan otomatis secara elektronik yang dapat
diterapkan pada sistem pengendali pH air berbasis
Arduino UNO.
• Menganalisis pengaruh posisi penambahan larutan
asam-basa untuk mencapai pH air ideal pada kolam
budidaya menggunakan sistem pengendali pH air
otomatis berbasis Arduino UNO.
METODE
Jenis Penelitian
Pada penelitian ini, metode penelitian yang dilakukan
adalah penelitian eksperimen yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh tegangan listrik terhadap sensor,
serta pengaruh posisi penambahan cairan keasaman
terhadap waktu penyebaran larutan pengendali pada
sistem pengendali pH air berbasis Arduino UNO.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mekatronika
Gedung A9 lantai 4 Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Teknik Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Penelitian
dilakukan pada bulan November – Desember 2019
Objek Penelitian
Objek pengujian dari penelitian ini adalah Prototipe sistem
pengendali pH Air berbasis Arduino UNO. Adapun
penelitian ini dilakukan untuk mengendalikan derajat
keasaman air secara otomatis sehingga media air pada
kolam budidaya mencapai titik ideal.
Diagram Alir Penelitian
Skema urutan langkah-langkah mulai dari awal hingga
akhir dari penelitian. Penelitian ini membutuhkan waktu
selama satu setengah bulan untuk proses persiapan media
uji, pengambilan data dan analisa data.
Analisa Sistem Pengendalian pH Air Berbasis Arduino UNO Pada Budidaya Ikan Air Tawar
39
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian Sistem Pengendali
pH Air Berbasis Arduino UNO.
Sensor yang biasa digunakan untuk mengukur pH
adalah elektroda yang sensitif terhadap ion atau disebut
juga elektroda gelas. Elektroda ini tersusun dari batang
elektroda (terbuat dari gelas yang terisolasi dengan baik)
dan membran gelas (yang berdinding tipis dan sensitif
terhadap ion H+ ). Elemen sensor pengukur pH terdapat di
tengah-tengah, dilingkupi oleh larutan perak-perak klorida
(Ag-AgCl). Bagian bawah dari elemen sensor ini
berhubungan dengan membran gelas dan berisi larutan
perak- perak klorida. Kontak ionik dari larutan perak-
perak klorida terhadap sampel terjadi melalui penghubung
keramik. Penghubung ini bertindak sebagai suatu
membran selektif yang hanya meloloskan arus-arus ionik
tertentu, Secara alami, impedansi keluaran elektroda gelas
sangat besar (karena proses kimia yang terjadi pada
permukaan elektroda), besarnya antara 50-500 MΩ
sehingga pada alat pengukur diperlukan impedansi
masukan yang sangat besar (Coughlin, 1994).
Sensor pH ini akan digunakan untuk pengukuran
derajat keasaman cairan yang diuji untuk menentukan
apakah cairan dalam kondisi normal, basa, atau asam. Inti
sensor pH terdapat pada permukaan bulb kaca yang
memiliki kemampuan untuk bertukar ion positif (H+)
dengan larutan terukur. Kaca tersusun atas molekul silikon
dioksida dengan sejumlah ikatan logam alkali.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Prototipe pengendali pH air berbasis Arduino UNO ini
didesain menggunakan software Paint 3D seperti pada
Gambar 2 sedangkan untuk wiring diagram system control
menggunakan software Fritzing seperti pada Gambar 3.
Gambar 2. Desain Sistem Pengendali pH Air Berbasis
Arduino UNO
Gambar 3. Diagram Rangkaian Sistem Kontrol
Pengendali pH Air
Pengujian Larutan Pengendali pH Air
Pada penelitian ini menggunakan larutan asam-basa
sebagai media pengendali derajat keasaman air pada
kolam. Terdapat 2 jenis larutan dengan nilai pH yang
berbeda, diantaranya larutan pH Down (Phospat Acid)
dengan nilai pH 3.5, sedangkan larutan pH Up (Phospat
Acid) dengan nilai pH 10.6.
JPTM. Volume 09 Nomor 02 Tahun 2020, 37-43
Gambar 4. Larutan pH Up dan pH Down
Pada tahap pengujian ini, setelah diketahui kinerja
pompa selama 1 detik mengeluarkan cairan sebanyak
52ml, cairan ditambahkan dengan larutan yang berbeda
derajat keasamannya. Untuk kondisi pertama air 10 liter
dengan nilai pH 5,52 setelah mendapat penambahan pH
Down sebanyak 52ml, nilai pH berubah menjadi 5,44.
Gambar 5. Sebelum Penambahan Larutan Asam dan
Sesudah Penambahan Larutan Asam
Berdasarkan pengujian tersebut, air sebanyak 10liter,
setelah ditambahkan Larutan Asam pH 3.5 sebanyak 52ml,
kondisi derajat keasamannya turun sebanyak 0,1 dari
kondisi awal pH air 10 liter tersebut. Berikut tabel
perbandingan hasil penambahan larutan asam-basa
terhadap perubahan nilai pH air.
Tabel 1. Perbandingan Penambahan Larutan Pengendali
Terhadap Perubahan pH Air dengan Volume 10liter.
Menurunkan pH (pH Down 3,5)
Volume
Penambahan
pH Sebelum
Penambahan
pH Sebelum
Penambahan
Volume
Air
52ml 5,52 5,44 10liter
260ml 7,9 7,5 10liter
Menaikkan pH (pH Up 10,6)
Volume
Penambahan
pH Sebelum
Penambahan
pH Sebelum
Penambahan
Volume
Air
52ml 5,44 5,52 10liter
260ml 6,99 7,5 10liter
Tujuan dari tahapan pengujian ini adalah untuk
mengetahui perbandingan penambahan larutan asam-basa
terhadap perubahan nilai pH air. Sehingga pada saat
diterapkan dilapangan tidak memerlukan penambahan
larutan yang terlalu banyak.
Air kolam dengan volume 10liter, membutuhkan
penambahan larutan pH Down sebanyak 260ml untuk
menurunkan pH sebanyak 0,5. Pada pengujian ini
dilakukan dengan kondisi pH awal 7,9 setelah mendapat
penambahan larutan, pH air berubah menjadi 7,5.
Sedangkan untuk penambahan larutan pH Up sebanyak
260ml digunakan untuk menaikkan kondisi pH awal 6,9
setelah mendapat penambahan larutan, pH air berubah
menjadi 7,5. Batas kontrol pengendalian yang dikehendaki
adalah 7,5. Nilai tersebut merupakan tengah-tengah
daripada range ideal pH yang dikehendaki ikan. Sehingga
pompa akan bekerja kembali saat melewati range ideal
dan secara otomatis akan mengendalikan untuk kondisi
berada pada tengah-tengah batas ideal.
Uji Performa Sistem Prototipe Pengendali pH Air.
Dari percobaan prototipe sistem pengendali pH air
berbasis arduino dengan variasi model penyemprotan
larutan asam-basa yang telah dilakukan, didapatkan data
keakurasian sensor pH meter, respon tegangan sensor,
serta prosentase kesalahan pengukuran dari sensor.
Hasil yang disajikan merupakan data rata-rata dari data
hasil penelitian. Hasil ditampilkan dalam bentuk tabel
berdasarkan pengujian prototipe sistem pengendali pH air
berbasis Arduino UNO.
Tabel 2. Pengujian Stabilitas Sensor.
No pH Meter
Digital (pH)
Sensor pH
SEN0161 (pH) Error (%)
1 6,1 6,16 0,97 %
2 6,1 6,14 0.65 %
3 6,1 6,15 0,81 %
4 6,1 6,17 1,1 %
5 6,1 6,18 1,3 %
Rata-rata Error 0,97 %
Tabel 3. Pengujian Tegangan yang Dikeluarkan terhadap
Hasil Pembacaan Sensor.
No
pH Meter
Digital
(pH)
Sensor pH
SEN0161
(pH)
Error
(%)
Tegangan
(V)
1 3,5 3,49 0,29 % 1
2 1,9 1,88 1,06 % 0,54
3 1,7 1,72 1,18 % 0,49
4 1,6 1,67 4,19 % 0,48
5 1,4 1,41 0,71 % 0,40
Rata-rata 1,49 % 0,58
Analisa Sistem Pengendalian pH Air Berbasis Arduino UNO Pada Budidaya Ikan Air Tawar
41
Tabel 4. Waktu Penyebaran Larutan Asam Menggunakan
Model Penyemprotan Spray Center.
Uji
Kondisi
Awal
(pH)
Volume
Penambahan
(ml)
Kondisi
Akhir
(pH)
Waktu
Penyebara
n (menit)
1 6,99 260 7,55 63
2 6,99 260 7,52 61
3 6,99 260 7,55 61
4 6,99 260 7,51 64
5 6,99 260 7,51 62
Rata-rata 7,53 62,2
Tabel 5. Waktu Penyebaran Larutan Asam Menggunakan
Model Penyemprotan 5 Titik.
Uji
Kondisi
Awal
(pH)
Volume
Penambahan
(ml)
Kondisi
Akhir
(pH)
Waktu
Penyebara
n (menit)
1 6,99 260 7,52 58
2 6,99 260 7,57 59
3 6,99 260 7,51 58
4 6,99 260 7,53 59
5 6,99 260 7,51 57
Rata-rata 7,53 58,2
Tabel 6. Waktu Penyebaran Larutan Asam Menggunakan
Model Penyemprotan Samping (Biasa).
Uji
Kondisi
Awal
(pH)
Volume
Penambahan
(ml)
Kondisi
Akhir
(pH)
Waktu
Penyebara
n (menit)
1 6,99 260 7,53 87
2 6,99 260 7,52 85
3 6,99 260 7,52 89
4 6,99 260 7,55 85
5 6,99 260 7,52 85
Rata-rata 7,53 86,2
Pengujian Tegangan yang Dikeluarkan terhadap Hasil
Pembacaan Sensor
Gambar 6. Grafik Respon Tegangan Keluaran Sensor pH
SEN0161 Terhadap Derajat Keasaman
Berdasarkan Gambar 6, terlihat bahwa hubungan
antara tegangan dengan hasil pengukuran berbanding
lurus. Semakin kecil nilai pH air, semakin kecil pula
tegangan yang dihasilkan sensor menuju mikrokontroller.
Dan sebaliknya, semakin besar nilai pH air, semakin besar
tegangan yang dihasilkan.
Pengujian pada sensor pH SEN0161 bertujuan untuk
mengetahui respon dari tegangan keluaran terhadap derajat
keasaman objek. Untuk menentukan respon dari sensor pH,
beberapa kondisi nilai pH telah diuji. Sesuai dengan prinsip
electrode glass sensor pH, sensor ini dapat menentukan
nilai pH suatu air berdasarkan jumlah ion H3O+ di dalam
larutan.
Pengukuran untuk pengujian masing-masing sensor
dilakukan sebanyak lima kali. Dari hasil tersebut
didapatkan rata-rata error untuk sensor SEN0161 berturut-
turut adalah 0,29%, 1.06%, 1,18%, 4,19% dan 0,71%.
Kelima nilai error tersebut kurang dari 10%.
Menurut Taylor (1982) pengukuran dengan nilai error
kurang dari 10% akan dianggap sebagai keberhasilan
pengujian.
Tingkat Keakurasian Pengukuran Sensor
Kinerja sensor derajat keasaman menggunakan sensor pH
SEN0161 yang ditunjukkan pada gambar 5. Perhitungan
prosentase akurasi data yang ditampilkan menggunakan
persamaan berikut:
Akurasi(%) = 100 – 𝑁𝑏𝑎𝑐𝑎−𝑁𝑢𝑘𝑢𝑟
𝑁𝑏𝑎𝑐𝑎 × 100% (1)
(Sumber: Taylor, 1982)
Gambar 7. Grafik Tingkat Akurasi Sensor pH SEN0161
Berdasarkan Gambar 7, diketahui tingkat keakurasian
sensor pH SEN0161. Pengujian keakurasian sensor
SEN0161 dilakukan dengan membandingkan nilai terbaca
dengan nilai yang terukur pada pH meter. Dari hasil
pengujian sensor SEN0161 dapat dilihat hasil keakurasian
sensor pH SEN0161. Pengujian dilakukan sebanyak lima
kali dengan kondisi derajat keasaman air yang berbeda
00.511.522.533.5
Uji 1 Uji 2 Uji 3 Uji 4 Uji 5
(pH
) /
Vo
ltas
e
Sensor SEN0161 (pH)
Respon Tegangan Keluaran Sensor pH Meter SEN0161
pH Meter Digital Sensor pH Tegangan
99.7198.94 98.82
95.81
99.83
95
96
97
98
99
100
3.5 1.9 1.7 1.6 1.4
Aku
rasi
(%
)
Derajat Keasaman (pH)
Tingkat Keakurasian Sensor pH SEN0161
JPTM. Volume 09 Nomor 02 Tahun 2020, 37-43
didapatkan prosentase keakurasian sensor. Hal ini dapat
terjadi karena sensor membaca tegangan yang masuk
kemudian dikonversi menjadi nilai pH sehingga dapat
memengaruhi hasil pembacaan. Prosentase keakurasian
tertinggi pada pengujian kelima dengan kondisi pH 1,4
yaitu 99,83%. Sedangkan keakurasian terrendah pada
pengujian keempat dengan kondisi pH 1,6 yaitu 95,81%.
Perbandingan Waktu Penyebaran Berdasarkan
Variasi Model Penyemprotan.
Penelitian ini menggunakan 3 model variasi
penyemprotan, yaitu Spray Center, 5 Titik, dan Samping
(biasa). Setelah melakukan pengujian prototipe,
didapatkan data hasil perbandingan waktu penyebaran
larutan asam-basa.
Gambar 8. Grafik Perbandingan Waktu Penyebaran
Larutan Asam-Basa dari Variasi Model Penyemprotan
Berdasarkan Gambar 8, dapat diketahui perbandingan
waktu penyebaran larutan dari ketiga model variasi
penyemprotan. Terlihat bahwa penyebaran larutan dengan
waktu yang paling lama adalah model penyemprotan
samping (biasa). Hal itu disebabkan karena penyemprotan
model biasa menghasilkan keluaran air dalam bentuk lebih
besar sehingga proses larutnya suatu zat menjadi lebih
lama dibandingkan dengan model spray yang
menghasilkan keluaran air lebih kecil karena terkarburasi.
Selain itu juga jangkauan daripada model penyemprotan
biasa lebih terbatas, yaitu di tengah pusat penyemprotan,
berbeda dengan model spray yang dapat menjangkau lebih
luas. Menurut Campbell (2010) menyebutkan bahwa
kecepatan difusi (peristiwa berpindahnya suatu zat dalam
pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang
berkonsentrasi rendah) dipengaruhi oleh beberapa faktor
berikut:
• Ukuran Partikel.
Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat
partikel itu akan bergerak, sehingga kecepatan difusi
semakin tinggi. Sebaliknya, semakin besar ukuran
partikel, semakin lama partikel itu akan bergerak,
sehingga kecepatan difusi semakin kecil.
• Ketebalan Membran.
Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan
difusi.
• Luas Suatu Area.
Semakin besar luas area, semakin tinggi kecepatan
difusinya.
• Tingkat Gradien Konsentrasi.
Semakin besar perbedaan konsentrasi suatu zat,
semakin cepat laju difusi. Semakin dekat distribusi
bahan sampai ke kesetimbangan, semakin lambat
laju difusi yang terjadi.
• Jarak.
Semakin jauh jauh bahwa zat harus melakukan
perjalanan, semakin lambat laju difusi.
• Suhu.
Suhu yang lebih tinggi meningkatkan energi dan
karena itu gerakan molekul, meningkatkan laju
difusi. Suhu yang rendah menurunkan energi
molekul, sehingga mengurangi laju difusi.
Kolam budidaya ikan biasanya memiliki luas 200 m3,
Oleh sebab itu, berdasarkan data hasil pengujian, dapat
diketahui perhitungan untuk kebutuhan skala industri atau
ukuran sebenarnya. Perbandingan hasil pengujian
aquarium dan volume kolam sebenarnya sebagai berikut:
𝑉𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑎𝑞𝑢𝑎𝑟𝑖𝑢𝑚
𝑉𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑙𝑎𝑚=
𝑉𝑎𝑖𝑟 𝑎𝑞𝑢𝑎𝑟𝑖𝑢𝑚
𝑉𝑎𝑖𝑟 𝑘𝑜𝑙𝑎𝑚 (2)
Berdasarkan persamaan tersebut, apabila diaplikasikan
ke kolam dengan ukuran 200m3, maka volume
penambahan yang dibutuhkan untuk mengontrol kembali
pada kondisi pH 7,5 adalah sebanyak 520liter larutan pH
Up dengan kondisi pH 3,5. Untuk mengatasi penambahan
larutan yang cukup banyak dapat dengan menurunkan pH
larutan asam terlebih dahulu.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut: (1) Perancangan sistem
pengendalian pH air berbasis Arduino UNO ini
menggunakan mikrokontroller Arduino UNO sebagai
pengendali utama sistem kontrol. Pada pengukurannya
menggunakan sensor pH SEN0161. (2) Dibutuhkan
penambahan larutan pH Down (pH 3,5) sebanyak 260ml
untuk mencapai pH 7,5. Sedangkan untuk penambahan
larutan pH Up (pH 10,6) membutuhkan sebanyak 260ml
untuk mencapai pH 7,5. Bila diaplikasikan untuk ukuran
kolam 200m3, maka penambahan larutan pengendali
sebanyak 520 liter. (3) Hasil penelitian menunjukkan
bahwa waktu penyebaran larutan yang dibutuhkan model
63 61 61 64 6258 59 58 59 57
87 85 89 85 85
505560657075808590
Uji 1 Uji 2 Uji 3 Uji 4 Uji 5Wak
tu (
men
it)
Grafik Perbandingan Waktu Penyebaran Larutan Asam-Basa Tiap Model Penyemprotan
Spray Center 5 Titik Samping (Biasa)
Analisa Sistem Pengendalian pH Air Berbasis Arduino UNO Pada Budidaya Ikan Air Tawar
43
penyemprotan 5 titik lebih efektif dibandingkan dengan
model Spray Center dan Samping (Biasa).
Saran
Adapun saran yang dapat diberikan untuk penelitian
selanjutnya adalah sebagai berikut : (1) Untuk penelitian
selanjutnya sebaiknya menggunakan sensor pH meter
dengan ketelitian tinggi dan kebutuhan spesifikasi industri
untuk mendapatkan hasil pembacaan secara real time dan
lebih akurat, salah satu model sensor pH meter skala
industri yang terdapat di pasaran adalah sensor pH model
RKU206 (DFRobot Arduino Pro). (2) Karena waktu
penyebaran larutan yang cukup lama, dibutuhkan
rangkaian eksternal yang bertujuan untuk memutus arus
menuju pompa setelah mikrokontroller sekali
mengeksekusi perintah sinyal. (3) Perlu adanya penelitian
lanjutan tentang pengembangan prototipe untuk
menunjang proses pembelajaran mata kuliah mekatronika
dan instrumentasi kendali.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil Allison. 2010. Biologi Jilid 2 (Wulandari,
Damaring Tyas, penerjemah). Jakarta. Erlangga.
Coughlin, Robert. 1994. Penguat Operasional dan
Rangkaian Terpadu Linier (Soemitro, Herman
Widodo, penerjemah). Jakarta. Erlangga.
Dinata, Yuwono Marta. 2015. Arduino Itu Mudah. Jakarta.
PT. Alex Media Komputindo.
Kurniawan, Wahyu Dwi Dan Budijono, Agung Prijo.
2017. Panduan Praktikum Kontrol Relay. Surabaya.
Unesa.
Saparinto, Cahyo. 2012. Panduan Praktis Pembesaran 13
Ikan Konsumsi Populer di Pekarangan. Jakarta. Lily
Publisher.
Setiawan, Iwan. 2009. Buku Ajar Sensor Dan Transducer.
Semarang. Undip.
Taylor, John Robert. 1982. An Introduction to Error
Analysys. Boulder. University of Colorado
Recommended