View
249
Download
4
Category
Preview:
Citation preview
ANALISIS ISI PESAN DAKWAH DALAM BUKU LAA TAHZAN FOR HIJABERS KARYA ASMA NADIA, HELVY
TIANA ROSA, DKK
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh
AIS MUFLIHAH
1110051000039
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H./2014 M.
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang saya ajukan untuk memenuhi
persyaratan memperoleh gelar sarjana (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya cantumkan dalam skripsi ini sesuai dengan ketentuan yang
berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini merupakan hasil plagiat dari karya
orang lain, saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 17 Agustus 2014
Ais Muflihah
i
ABSTRAK
Ais Muflihah
Analisis Isi Pesan Dakwah dalam Buku Laa Tahzan For Hijabers
Karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, dkk
Islam memerintahkan umatnya untuk menyebarkan ilmu pengetahuan
melalui lisan ataupun tulisan. Banyak da’i yang memanfaatkan teknologi sebagai sarana dakwah mereka, salah satu media yang digunakan para da’i adalah media cetak seperti buku. Da’i yang memilih buku sebagai media dakwahnya dianggap menarik dan banyak yang menyukai, selain itu juga lebih efektif dan dapat menghemat waktu. Pesan yang disampaikan menggunakan media cetak seperti buku dapat dibaca dengan berulang-ulang sehingga mad’u lebih mudah untuk memahaminya.
Dari konteks diatas yang jadi pertanyaan penelitian adalah : Bagaimana isi pesan dakwah yang terkandung dalam buku Laa Tahzan For Hijabers? dan pesan dakwah apa yang cenderung mendominasi isi pesan dalam buku Laa Tahzan For Hijabers?
Dalam penelitian ini menggunakan metodologi analisis isi (Content Analysis) dengan pendekatan kuntitatif, dan membuat kategorisasi isi pesan dakwah menjadi 3 kategori Aqidah, Syariah dan Akhlak yang diambil dari beberapa paragraf dan dialog dalam buku Laa Tahzan For Hijabers dengan teknik random sampling, kemudian diuji menggunakan 3 orang juri yang berkompeten.
Penulis menganalisis isi pesan pada setiap paragraf yang mengandung isi pesan dakwah dari kategori aqidah, unsur iman kepada Allah yang paling besar sebanyak 88,90% dilanjutkan dengan unsur iman kepada Kitab-Kitab, iman kepada Rosul dan iman kepada Hari Kiamat. Sedangkan dari kategori akhlak, unsur akhlak kepada Allah yang paling mendominasi yaitu sebesar 53,85% dilanjutkan dengan unsur akhlak kepada Manusia. Dan yang terakhir dari kategori syari’ah, unsur Ibadah yang mendominasi sebanyak 71,43% dilanjutkan dari unsur muamalah.
Setelah melakukan pengolahan data maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pesan dakwah yang paling dominan dalam buku Laa Tahzan For Hijabers adalah pesan aqidah dengan hasil prosentase sebesar 45,92%, dilanjutkan dengan pesan akhlak dengan prosentase sebesar 39,79%, dan pesan terendah yaitu pesan syari’ah dengan prosentase sebesar 14,29%. Kata Kunci : Aqidah, Akhlak, Da’i, Laa Tahzan For Hijabers, Syari’ah
i
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji dan syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT Yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang telah memberikan banyak kenikmatan
dan senantiasa memberikan hidayah-Nya kepada makhluk-Nya dan berkat izin-
Nya pula penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat dan salam tak lupa tercurahkan kepada junjungan besar Nabi
Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya dari peradaban jahiliyyah
menuju peradaban cahaya yang terang benderang. Dan kesejahteraan selalu
menyertai keluarganya, sahabat-sahabatnya dan kita sebagai umatnya berharap
mendapat syafa’at dari beliau.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa terselesaikannya
skripsi ini tidak lepas dari bantuan serta dukungan dari berbagai pihak, baik secara
moril maupun materil, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sesuai dengan
waktu yang diharapkan. Oleh karena itu perkenankanlah penulis untuk
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Bapak DR. H. Arif Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Imu Komunikasi beserta (PUDEK I) Bapak Dr. Suparto, S.Ag M.Ed,
(PUDEK II) Bapak Drs. Jumroni, M.Si (PUDEK III) Bapak Drs. Sunandar
MA.
iii
2. Bapak Rachmat Baihaky MA, selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam. Serta Ibu Fita Fathurokhmah SS, M.Si selaku Sekertaris
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
3. Drs.Masran, MA, Selaku dosen pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan pengarahan
serta dorongan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini sesuai dengan waktu yang diinginkan.
4. Segenap bapak dan ibu dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat dan
pengalaman yang sangat berharga bagi penulis.
5. Bagian administrasi dan tata usaha yang telah banyak membantu
memberikan kelancaran kepada penulis dalam menyelesaikan
administrasi. Serta pemimpin dan segenap karyawan perpustakaan umum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi yang telah memfasilitasi penulis untuk mempelajari
dan mencari bahan untuk melengkapi skripsi ini.
6. Kedua orang tua, Bapak M.Soleh S.Pdi MM dan Ibu Tuti Luthfiah S.Pdi,
yang tak kenal lelah berjuang demi kebutuhan sang anak untuk kuliah,
mendo’akan disetiap sujud mereka dan memberikan yang terbaik kepada
penulis. Mereka yang selalu memberikan semangat kepada penulis setiap
saat.
7. Kepada ketiga adik-adik Ahmad Farhan, Farida Aryani dan Ahmad
Wildan atas bantuan semangat dan do’anya.
iv
8. Kepada Asma Nadia selaku penulis buku Laa Tahzan For Hijabers yang
telah meluangkan waktunya untuk penulis guna keperluan wawancara
dalam skripsi ini. Sedikit pesan dari saya tetap semangat mba Asma Nadia
dalam dunia tulis menulisnya semoga mba menjadi penulis yang sukses
tidak hanya di dalam negeri tapi juga di luar negeri.
9. Kepada tiga juri : Ida Hudaifah S.Pdi (Juri 1), Ibu Haslawati S.Pdi (Juri 2),
dan Nurhidayanti S.E (juri 3) yang telah bersedia memberikan waktunya
untuk menjadi juri dalam penelitian ini. Semoga atas segala bantuannya
mendapatkan balasan dari Allah SWT.
10. Sahabat-sahabatku, Alfia Nurlayla, Andari Novianti, Diana Nopiana,
Ishmatunnisa, Miftakhul Aida, Safitri, Syarifah Alawiyah, Nurwinda Sari,
Milla diah dan Siti Khadijah yang telah memberikan saran dan semangat
yang tiada henti.
11. Segenap kawan-kawan seperjuangan KPI B angkatan 2010, terima kasih
atas do’a dan dukungan dari kalian, semoga kita dapat meraih kesuksesan
bersama.
12. Untuk semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, mohon
maaf dan terima kasih atas kebaikan hatinya membantu penyelesaian
skripsi ini. Semoga Allah membalas semuanya. Amin
v
Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat khususnya
bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Amin
Terima Kasih
Jakarta, 17 Agutus 2014
Penulis
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN SKRIPSI
ABSTRAK .......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .............................................................................. viii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah ...................................................... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ........................................... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................... 5
D. Metodologi Penelitian ......................................................... 7
E. Teknik Analisis Data .......................................................... 11
F. Tinjauan Pustaka ................................................................ 12
G. Sistematika Penulisan ......................................................... 14
BAB II. KAJIAN TEORITIS
A. Pengertian Analisis Isi ....................................................... 16
B. Konsep Dakwah ................................................................ 17
1. Pengertian Dakwah ..................................................... 17
2. Metode Dakwah .......................................................... 21
3. Media Dakwah ............................................................ 25
4. Materi Dakwah ........................................................... 26
C. Buku Sebagai Media Dakwah ........................................... 32
vii
BAB III. GAMBARAN UMUM
A. Konsep Terwujudnya Buku Laa Tahzan For Hijabers .. 35
B. Sinopsis Buku Laa Tahzan For Hijabers ...................... 37
C. Sekilas Tentang Asma Nadia dkk................................... 46
BAB IV. TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Pesan Dakwah dalam Buku Laa Tahzan For Hijabers.... 59
B. Pesan yang Paling Dominan dalam Buku Laa Tahzan For
Hijabers ........................................................................ 79
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................... 81
B. Saran ............................................................................. 82
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 83
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kategorisasi Pesan Dakwah ..................................................... 9
Tabel 2 Koefisien Reliabilitas Kesepakatan .......................................... 11
Tabel 3 Sub Kategori Pesan Dakwah.................................................... 59
Tabel 4 Tema Cerita dalam Buku Laa Tahzan For Hijabers .................. 60
Tabel 5 Rincian Hasil Kategorisasi Pesan Aqidah ................................ 61
Tabel 6 Rincian Hasil Kategorisasi Pesan Syari’ah .............................. 71
Tabel 7 Rincian Hasil Kategorisasi Pesan Akhlak ................................ 74
Tabel 8 Pesan Dakwah Paling Dominan ............................................... 79
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perintah Allah untuk menyeru kepada sekalian manusia merupakan
perintah untuk berinteraksi melalui informasi dan komunikasi. Al-Qur’an
adalah sumber dari informasi mengenai keagamaan Islam dari Tuhan kepada
umat manusia sebagai pemeluk Islam. Demikian pula sabda Rosullullah SAW
yang dimana beliau memerintahkan untuk menyebarkan atau menyampaikan
sesuatu yang berasal dari Rosul walaupun hanya satu ayat kepada manusia.1
لوي وناعلغوةباي
“Sampaikanlah dariku walaupun hanya satu ayat” (HR.AL-Bukhari).
Urgensi dakwah sangat diperlukan ketika manusia modern semakin
lupa dengan tujuan hidupnya. Mereka menjadikan dunia sebagai orientasi dan
tujuan sesuatu yang sangat terbatas dan jauh dari yang dipesankan agama.2
Menurut M.Natsir dakwah merupakan usaha untuk menyerukan dan
menyampaikan kepada perorangan manusia dan seluruh umat manusia tentang
pandangan Islam dan tujuan hidup manusia di dunia ini, yang meliputi amar bi
al-ma’ruf an-nahyuan-munkar dengan berbagai macam cara dan media yang
diperbolehkan dan membimbing pengalamannya dalam kehidupan
bermasyarakat dan perikehidupan bernegara yang berakhlak. Oleh karena itu,
1Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah (Jakarta: Amzah,2009), h. vii-viii 2M.Munir, Metode Dakwah (Jakarta:Kencana, 2006), cet. Ke 2, h.30
2
dakwah islam merupakan faktor dalam mewujudkan masyarakat yang
berkualitas seperti dalam firman Allah dalam surat An-Nahl (125) :
Artinya :“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalannya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS.An-Nahl (6) :125).3
Banyak hal yang dapat dilakukan para da’i untuk melakukan
dakwahnya, termasuk melalui media cetak. Perkembangan dakwah melalui
media cetak sangat berkembang pesat pada saat ini karena terdapat berbagai
informasi yang bermanfaat dan dapat diperoleh dengan mudah, juga dapat
dinikmati dengan waktu yang lama.
Di zaman informasi yang semakin canggih dan beragam seperti
sekarang ini penggunaan media komunikasi modern adalah sebuah kebutuhan
yang harus dimanfaatkan keberadaannya untuk kepentingan dalam
menyampaikan ajaran Islam atau dakwah Islam. Salah satunya dakwah melalui
tulisan yang sering disebut dengan dakwah bil qalam yaitu dakwah melalui
tulisan yang dilakukan dengan keahlian di berbagai media, baik media cetak
seperti buku dan media elektronik internet atau blog. Dakwah bil qalam
3Departemen agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung : PT.Madina Raihan
Makmur, 2009) h.281
3
jangkauannya lebih luas kapan saja dan dimana saja mad’u dapat menikmati
sajian dakwah.4
Buku yang mengandung pesan dakwah yaitu yang mengandung pesan-
pesan yang terdapat nilai-nilai aqidah, syari’ah dan akhlak yang dapat
diterapkan dalam aspek kehidupan sosial. Islam selalu berpedoman kepada
kehidupan yang islami, Oleh karena itu jika dalam suatu kumpulan kisah
terdapat pesan dakwah, hal tersebut dapat mudah diterima dan dijadikan contoh
oleh pembacanya. Seperti yang terdapat dalam buku yang berjudul Laa Tahzan
For Hijabers karya Asma Nadia, Helvi Tiana Rosa dkk ini dipilih karena di
dalam buku ini merupakan buku non fiksi yang berisikan kisah-kisah nyata dari
pengalaman hidup seseorang yang dapat dijadikan pelajaran terutama bagi
wanita-wanita muslimah. Buku ini mengandung pesan-pesan yang akan
menambah pelajaran dan pengetahuan terutama bagi wanita muslimah yang
memiliki niatan untuk memakai jilbab ataupun wanita yang sudah berhijab.
Buku ini menyajikan kisah-kisah dari beberapa penulis yang
menceritakan tentang kesabaran dan kegigihan seorang wanita muslimah yang
ingin sungguh-sungguh menutup aurat dengan berhijab tetapi dari
keinginannya tersebut ia mendapat tantangan dan gempuran dari orang-orang
terdekatnya. Baik itu tantangan dari instansi sekolah, tetangga bahkan keluarga.
Laa Tahzan, Jangan bersedih. Kalimat itu adalah jalan atau sikap yang harus
kita ambil untuk melalui ujian tersebut. Asma Nadia sebagai salah satu penulis
dalam buku ini ingin menyampaikan bahwa hidup adalah perjuangan,
4Samsul Munir Amin, Metode Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009) h.11
4
pengorbanan, kesabaran dan keikhlasan. Jadi cobaan apapun yang terjadi
dalam hidup ini dapat dijadikan pelajaran hidup yang berharga dan suatu saat
nanti dari cobaan tersebut dapat berubah menjadi kebahagian yang hakiki.
Menurut Asma Nadia “Jilbab bukan hanya komitmen menjaga fisik dari yang
tak berhak memandang, tetapi juga menjaga hati, pikiran dan akhlak sebagai
muslimah”.
Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk memahami isi dari pesan
dakwah yang terdapat dalam buku karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa,dkk.
Penulis mengambil judul skripsi “ANALISIS ISI PESAN DAKWAH
DALAM BUKU LAA TAHZAN FOR HIJABERS KARYA ASMA
NADIA, HELVY TIANA ROSA, DKK”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Untuk membatasi agar tidak meluasnya pembahasan, maka dalam
hal ini dibuat pembatasan masalah. Penelitian hanya dibatasi pada konteks
pesan-pesan dakwah yang terkandung dalam buku Laa Tahzan For
Hijabers.
2. Perumusan Masalah
Dengan demikian untuk lebih memperjelas penelitian ini maka
penulis merumuskan beberapa permasalahan, yaitu :
a. Bagaimana isi pesan Aqidah yang terdapat dalam buku Laa Tahzan
For Hijabers karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, dkk ?
5
b. Bagaimana isi pesan Syari’ah yang terdapat dalam buku Laa
Tahzan For Hijabers karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, dkk ?
c. Bagaimana isi pesan Akhlak yang terdapat dalam buku Laa Tahzan
For Hijabers karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa,dkk ?
d. Pesan dakwah apa yang paling dominan dalam buku Laa Tahzan
For Hijabers karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, dkk ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan diatas adapun tujuan penelitian ini
adalah :
1. Untuk mengetahui isi pesan Aqidah dalam buku Laa Tahzan For
Hijabers karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, dkk.
2. Untuk mengetahui isi pesan Syari’ah dalam buku Laa Tahzan For
Hijabers karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, dkk.
3. Untuk mengetahui isi pesan Akhlak dalam buku Laa Tahzan For
Hijabers karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, dkk.
4. Untuk mengetahui pesan dakwah yang paling dominan dalam
buku Laa Tahzan For Hijabers karya Asma Nadia, Helvy Tiana
Rosa, dkk.
2. Manfaat Penelitian
6
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara
akademis dan praktis yaitu :
A. Segi Akademis
Penelitian ini dapat dijadikan sebuah kajian yang menarik
dalam menyampaikan pesan dan memberikan hal yang positif
terhadap perkembangan pengetahuan di bidang dakwah melalui
media buku khususnya tentang penelitian analisis isi sebagai media
peyampaian pesan.
B. Segi Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
mahasiswa dan masyarakat untuk lebih menyukai buku sebagai
media komunikasi dan juga memberikan wawasan kepada generasi
muda untuk lebih memahami ajaran Islam melalui media buku
yang telah dikemas semenarik mungkin sehingga dapat diterapkan
di kehidupan sehari-hari.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
metode analisis isi (Content Analysis), yaitu teknik penelitian ilmiah
yang tujuannya untuk mengetahui gambaran karakteristik isi. Dan
pengertian isi disini mengidentifikasi objek secara tampak atau nyata
7
dan dilakukan secara objektif, valid dan reliable. Jadi menganalisis
sesuai apa yang tersurat, bukan apa yang dirasakan oleh peneliti.5
Menurut Krippendorff, analisis isi adalah suatu teknik penelitian
yang dibuat untuk menarik kesimpulan yang dapat direplikasi (ditiru)
dan sahih datanya dengan memerhatikan konteksnya.6
Metode analisis isi digunakan dengan membaca untuk menalaah
isi dari suatu buku Laa Tahzan For Hijabers karya Asma Nadia, Helvy
Tiana Rosa, dkk, yang diterbitkan oleh Asma Nadia Publishing House,
Maret 2013. Dan unit pengamatannya adalah per-paragraf yang
mengandung pesan dakwah dalam buku tersebut.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah buku Laa Tahzan For Hijabers
karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa dkk. Sedangkan objek
penelitiannya adalah isi pesan dakwah yang ada di dalam pembahasan
buku Laa Tahzan For Hijabers.
3. Teknik Sampling
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik Random
Sampling. Dalam buku ini terdapat populasi yang ada yaitu 267
halaman yang saya ambil secara Random dengan mengambil halaman
5Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodologi untuk PenelItian Ilmu Komunikasi dan Ilmu
Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana, 2011. h.15 6Ibid., h.15
8
genap saja, yang berarti 50% dari jumlah populasi yang menjadi 133
halaman dari narasi setiap paragraf.
4. Teknik Pengumpulan Data
Penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara sebagai
berikut :
a. Coding Sheet, yaitu tabel yang berisikan kategori pesan yang
dijadikan objek penelitian. Coding Sheet dibuat berdasarkan
kategorisasi yang telah ditetapkan.
b. Dokumentasi, yaitu mengumpulkan data berupa catatan, buku-
buku penelitian, buku dakwah, buku komunikasi yang berkaitan
dengan penelitian tersebut.
c. Wawancara, mengadakan wawancara secara langsung dengan
narasumber yaitu Asma Nadia, yang dilakukan secara mendalam
dan terbuka tetapi bersifat fleksibel, susunan pertanyaan dapat
berubah sesuai dengan kondisi responden untuk mengetahui lebih
dalam buku yang akan diteliti dan untuk mengetahui perjalanan
karir responden. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara
dengan Asma Nadia dikediamannya Jl.Kemang Swatama, Studio
Alam Depok pada hari rabu tanggal 09-07-2014 yang sebelumnya
membuat janji ke manajemen Asma Nadia melalui Email di
Asma.Nadia@gmail.com.
9
5. Teknik Pengolahan Data dan Definisi Operasional
a. Kategorisasi Pesan
Untuk memudahkan memahami kandungan isi pesan
dakwah pada buku Laa Tahzan For Hijabers, maka peneliti
membuat kategori pesan dakwah dalam bentuk kategorisasi
sebagai berikut :
Tabel 1
Kategorisasi Pesan
No. Kategori
1. Aqidah
2. Syari’ah
3. Akhlak
Berdasarkan kategorisasi tersebut penulis membuat definisi
operasional sebagai berikut :
1) Aqidah
Yang dimaksud yaitu kepercayaan dan keyakinan terhadap
Allah SWT serta beriman kepada Allah, iman kepada malaikat
Allah, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada Rasul
Allah, iman kepada hari hari kiamat dan iman kepada qada dan
qadar.
2) Syariah
Yang dimaksud dengan syariah yaitu tulisan-tulisan yang
memuat tentang berbagai aturan dan ketentuan yang berasal
10
dari Allah SWT dan Rosulullah SAW dalam hal ibadah dan
mua’amalah. Ibadah meliputi sholat, puasa, zakat, dan haji.
Sedangkan muamalah berkaitan dengan pergaulan hidup antara
sesama manusia seperti perkawinan, kewarisan, pidana,
peradilan dan ekonomi, sosial, budaya.
3) Akhlak
Yang dimaksud dengan akhlak yaitu tulisan-tulisan yang
membahas tentang etika, moral, budi pekerti manusia dengan
alam sekitarnya dan manusia dengan Allah SWT.
b. Penjurian atau Koder
Untuk memperoleh reliabilitas dan validitas kategori isi
pesan dalam buku Laa Tahzan For Hijabers, penulis mengadakan
pengujian kategori pada tiga orang juri atau koder yang dipilih dari
orang-orang yang dianggap kredibel.Juri I Ida Hudaifah S.Pdi
(Guru), Juri II Haslawati S.Pdi (Guru), Juri III Nurhidayanti S.E
(Consultan Finance).
11
E. Teknik Analisis Data
Hasil kesepakatan tim juri dijadikan sebagai koefisien reliabilitas.
Untuk mencapai koefisiensi reabilitas kategori antar juri digunakan rumus
Holsty.7
Koefisien Reliabilitas : 2M
N1 + N2
Tabel 2
Koefisien Reliabilitas Kesepakatan
Antar
Juri
Item Kesepakatan ketidaksepakatan Nilai
1 dan 2 102 83 19 0,81
1 dan 3 102 81 21 0,79
2 dan 3 102 84 18 0,82
Dari tabel diatas menunjukan kesepakatan antar juri 1 & 2 sebesar
0,81 (nilai kesepakatan antar juri tinggi), Kesepakatan antar juri 1 & 3
sebesar 0,79 (nilai kesepakatan antar juri cukup tinggi), Kesepakatan antar
juri 2 & 3 sebesar 0,82 (nilai kesepakatan yang sangat tinggi).
Setelah itu diperoleh data-data nilai keputusan antar juri (komposit
reliabilitas), dengan menggunakan rumus :
7Jumroni, Metode-metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), cet-
1 h.76
12
Komposit Reliabilitas : N (x antar juri)
1 + (N-1) (x antar juri)
Antar Juri Nilai
1 dan 2 0,81
1 dan 3 0,79
2 dan 3 0,82
Total 2,42
Nilai rata-rata (X) = 2,42 : 3 = 0,81
Komposit reliabilitas = 3 x 0,81 = 2,43 = 0,93
1 + 2 x 0,81 2,62
Dari hasil perolehan diatas ditemukan bahwa rata-rata tingkat
kesepakatan antar juri sebesar 0,93 berarti terjadi kesepakatan yang sangat
tinggi antar juri.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam menentukan judul skripsi ini penulis telah mengadakan
tinjauan ke perpustakaan yang terdapat di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi dan di perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Menurut pengamatan penulis, terdapat banyak kumpulan skripsi yang
membahas tentang analisis isi tetapi sampai saat ini tidak menemukan
adanya judul yang serupa dengan judul yang di ajukan oleh penulis. Oleh
karena itu dapat disimpulkan penulis ialah orang pertama yang
13
mengangkat buku Laa Tahzan For Hijabers sebagai objek penelitian.
Maka, Penulis menjadikan skripsi berikut sebagai referensi :
“Analisis Isi Pesan Dakwah dalam Novel ”Cinta di Ujung
Sajadah” Karya Asma Nadia, di tulis oleh Lintang Marisa 2010. Secara
garis besar pembahasan skripsi ini menggunakan metode kuantitatif
dengan menggunakan 3 koder/juri. Diketahui pesan dakwah yang paling
dominan dalam novel Cinta di Ujung Sajadah yaitu pesan Akhlak dengan
hasil presentase 54,3 %, pesan Aqidah dengan presentase 28,6 %, dan
Syari’ah dengan presentase terendah 17,1 %.
“Analisis Isi Pesan Dakwah pada Novel “99 Cahaya di Langit
Eropa” Karya Hanum Salsabiela Rais, ditulisoleh Renita Azhari 2013.
Dalam pembahasan skripsi ini membahas pesan dakwah yang terkandung
dalam novel dan berapa banyak pesan dakwah yang paling dominan yang
terkandung dalam novel ini. Pesan Akhlak dengan presentase terbanyak
85%, pesan Aqidah dengan presentase 75%, Pesan Syari’ah dengan
presentase 75%. Jadi presentase Aqidah dengan Syari’ah seimbang.
“Analisis Isi Pesan Dakwah dalam Novel “Ranah 3 Warna” Karya
Ahmad Fuadi, ditulis oleh Siti Fatimah 2012. Dalam pembahasan ini
peneliti menggunakan metode kuantitatif dengan pesan dakwah yang
paling dominan dan menggunakan 3 juri. Pesan Akhlak dengan presentase
terbanyak 86,5%, pesan Aqidah 7,57 % dan pesan Syari’ah 5,95%.
Meskipun dipenelitian terdahulu sudah banyak yang menjadikan
karya Asma Nadia sebagai objek penelitian yang salah satunya seperti
14
Lintang Marisa, Analisis Isi Pesan Dakwah dalam buku Cinta di Ujung
Sajadah (Skripsi UIN Jakarta:2010). Dalam penelitiannya tersebut, dia
memilih novel sebagai objek penelitiannya yang merupakan karya atau
tulisan dari Asma Nadia sendiri, dalam penelitian ini pesan yang paling
dominan adalah pesan Akhlak yang dimana melalui novel ini
menceritakan bahwa penyampaian pesan dakwah yang berkaitan dengan
cara berbakti kepada kedua orang tua, bagaimana penghormatan anak
terhadap ibu walaupun beliau telah tiada.
Sedangkan objek penelitian tulisan Asma Nadia yang saya gunakan
adalah berupa buku yang didalamnya terdapat kisah-kisah atau cerita nyata
dari beberapa penulis yang tidak hanya tulisan Asma Nadia saja seperti
penelitian sebelumnya tetapi dalam buku ini juga terdapat tulisan dari
beberapa rekannya yang menceritakan perjuangan wanita muslimah yang
ingin memakai jilbab dan menceritakan pengorbanan ketika berjilbab.
menurut saya itu yang membedakan objek penelitian saya dengan
penelitian yang lainnya.
F. Sistematika Penulisan
Agar penulisan skripsi ini lebih sistematis dan saling berhubungan
antara satu bab dengan bab berikutnya, maka penulisan skripsi ini dibagi
menjadi 5 bab :
15
BAB I Pendahuluan
Dalam bab ini penulis memaparkan tentang latar belakang
masalah, Pembatasan dan perumusan masalah, Tujuan dan
manfaat penelitian, Metodologi penelitian, Kajian pustaka
dan Sistematika penulisan.
BAB II Landasan teori berisi : Pengertian analisis isi, Konsep
dakwah, Pengertian dakwah, Metode dakwah, Media
dakwah, Materi Dakwah, Buku sebagai media dakwah.
BAB III Konsep dasarterwujudnya buku Laa Tahzan For Hijabers
karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, dkk. Sinopsis buku
Laa Tahzan For Hijabers karya Asma Nadia, Helvy Tiana
Rosa, dkk. Sekilas tentang Asma Nadia Dkk dan karya
Asma Nadia.
BAB IV Analisis isi pesan dakwah dalam buku Laa Tahzan For
Hijabers karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa,dkk. pesan
dakwah yang paling dominan dalam buku Laa Tahzan For
Hijabers.
BAB V Penutup, berisi kesimpulan dan saran-saran
16
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Pengertian Analisis Isi
Secara umum analisis isi merupakan suatu teknik analisis
penelitian ilmiah yang ditujukan untuk mengetahui gambaran
karakteristik isi dan menarik kesimpulan dari isi. Analisis isi
ditujukan untuk mengidentifikasikan secara sistematis isi
komunikasi yang tampak (manifest), dan dilakukan secara
objektif, valid, reliabel dan dapat direplikasi.1
Menurut Weber analisis isi adalah sebuah metode
penelitian dengan menggunakan seperangkat prosedur untuk
membuat kesimpulan yang valid dari teks.2
Menurut Holsti analisis isi adalah suatu teknik penelitian
untuk membuat kesimpulan yang dilakukan secara objektif dan
identifikasi sistematis dari karakteristik pesan.3
Menurut Budd analisis isi adalah suatu teknik sistematis
untuk menganalisis isi pesan dan mengolah pesan atau suatu alat
1Eriyanto, Analisis Isi, Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu
Komunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2011), h.15 2Ibid., h.15 3Ibid., h.15
17
untuk mengobservasi dan menganalisis isi perilaku komunikasi
yang terbuka dari komunikator yang dipilih.4
Prinsip kuantitatif berdasarkan definisi diatas ialah
mencatat nilai-nilai bilangan atau frekuensi untuk melukiskan
berbagai jenis isi yang didefinisikan. Diartikan juga sebagai
prinsip digunakannya metode deduktif.5
Pelopor analisis isi Harold D. Laswell, yang mempelopori
teknik Symbol Cooding, yaitu mencatat pesan secara sistematis
untuk kemudian diberi interpretasi.
Analisis isi banyak dipakai dalam bidang ilmu komunikasi
dan merupakan metode utama yang dipakai dalam ilmu
komunikasi baik media cetak maupun media elektronik. Melalui
analisis isi peneliti dapat mempelajari gambaran isi, karakteristik
pesan dari suatu isi. Analisis isi digunakan hampir semua disiplin
ilmu sosial sebagai metodologi penelitian komunikasi.6
B. Konsep Dakwah
1. Pengertian Dakwah
a. Dakwah secara etimologi
4Rahmat Kriyanto, Riset Komunikasi, Disertai Contoh Praktis Riset
Media, Public Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran,( Jakarta: Kencana, 2007) h.228
5Ibid., h.289 6Eriyanto, Analisis Isi, Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu
Komunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2011), h.10
18
Pengertian dakwah secara etimologi atau bahasa, kata
dakwah berasal dari bahasa Arab yaitu da’a-yad’u-da’watan,
artinya mengajak, menyeru memanggil. Dakwah dalam
pengertian tersebut, dapat dijumpai dalam ayat-ayat Al-Qur’an
antara lain :7
Firman Allah Ta’ala :
Yusuf berkata : “Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku.” (QS. Yusuf (12) : 33)
Islam adalah agama dakwah,8 artinya agama yang selalu
mendorong pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan
kegiatan dakwah. Implikasi dari pernyataan Islam sebagai agama
dakwah menuntut umatnya agar selalu menyampaikan dakwah,
karena kegiatan isi merupakan aktivitas yang tak akan pernah usai
selama kehidupan dunia masih berlangsung.9
Maju mundurnya umat Islam sangat berkaiatan erat dengan
kegiatan dakwah yang dilakukannya.10 Al-Qur’an merupakan
7Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), h.1 8M.Masyhur Amin, Dakwah Islam dan Pesan Moral, (Jakarta: Al-Amin
Press, 1997) h.8 9M.Munir, Metode Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2006) cet.2, h.5 10Didin Hafiduddin, Dakwah Aktual, (Jakarta: Gema Insani Press, 1998)
cet.3, h.76
19
sumber utama dalam melakukan dakwah yang mengandung pesan
nilai-nilai kebenaran yang dapat dijadikan pedoman. Oleh karena
itu nilai kebenaran Islam harus tersebar luas dan penyampaian
kebenaran tersebut merupakan tanggungjawab umat Islam secara
keseluruhan. Sesuai dengan misinya “Rahmatan Lil Alamin”,
Islam harus tampil dengan wajah yang menarik supaya umat
Islam mempunyai pandangan bahwa kehadiran Islam bukan
sebagai ancaman bagi hidup mereka melainkan pembawa
kedamaian dan ketentraman dalam kehidupan mereka sekaligus
sebagai pengantar menuju kebahagiaan kehidupan dunia dan
akhirat.11
b. Dakwah secara terminologis
Dalam kitabnya Hidayatul Mursyidin, Syeikh Ali
Makhfudz memberikan definisi dakwah secara
terminologis adalah mendorong manusia agar berbuat
kebaikan dan melarangnya dari perbuatan munkar agar
mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan di
akhirat.12
Dakwah juga dapat diartikan sebagai suatu suatu
kegiatan untuk memotivasi orang dengan basirah,
maksudnya mendorong orang dengan pengetahuan
11M.Munir, Metode Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2006) cet.2, h.5 12Hasanuddin, Manajemen Dakwah, (Ciputat : UIN Jakarta Press, 2005)
cet.1, h.40
20
yang mendalam dengan tujuan agar motivasi ini tepat
sasaran. maknanya yang berarti dakwah yang
disebarluaskan dengan cara damai bukan dengan
kekerasan, serta mengutamakan aspek kognitif
(kesadaran intelektual), dan afektif (kesadaran
emosional). Dakwah demikian ini, disebut sebagai
dakwah persuasif (membujuk).13
Menurut Prof. H.M. Arifin, M.Ed, dakwah
mengandung pengertian sebagai suatu kegiatan ajakan
baik dalam bentuk lisan,tulisan,tingkah laku dan
sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana
dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara
individual maupun secara kelompok agar timbul dalam
dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap, penghayatan
serta pengamalan terhadap ajaran agama sebagai pesan
yang disampaikan kepadanya dengan tanpa adanya
unsur-unsur pemaksaan.14
Amrullah Ahmad mengatakan pada hakikatnya
dakwah Islam merupakan aktualisasi imani yang
dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia
beriman dalam bidang kemasyarakatan yang
13A.Ilyas Ismail, Prio Hotman, Filsafat Dakwah Islam Rekayasa
Membangun Agama dan Peradaban Islam (Jakarta : Kencana, 2011) h.29-30 14Arifin H.M, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2005) cet.5, h.6
21
dilaksanakan secara teratur untuk mempengaruhi cara
merasa, berpikir,bersikap,bertindak manusia pada
tataran kenyataan individual dan sosio-kultural dalam
rangka mengusahakan terwujudnya ajaran Islam dalam
semua segi kehidupan dengan menggunakan cara
tertantu.15
Dakwah adalah suatu aktivitas yang dilakukan
secara sadar dalam rangka menyampaikan pesan-pesan
agama Islam kepada orang lain agar mereka menerima
ajaran Islam tersebut dan menjalankannya dengan baik
dalam kehidupan individual maupun bermasyarakat
untuk mencapai kebahagiaan manusia, dengan
menggunakan media dan cara-cara tertentu.16
Dakwah dapat diartikan dalam 2 pandangan,
menurut Prof.Toha Yahya Umar, M.A :
1. Pengertian dakwah secara umum :
Ilmu yang berisikan ilmu pengetahuan cara-cara dan
tuntunan kepada jalan yang benar.
2. Pengertian secara agama :
Mengajak manusia dengan cara yang bijaksana
kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah
15Amrullah Ahmad, Dakwah Islam dan Perubahan Sosial, (Yogyakarta:
PLP2M, 1985) h.3 16 Samsul Munir Amin, Rekonstruksi Pemikiran dakwah Islam, (Jakarta:
Amzah, 2008) Cet-1, h.7-8
22
Tuhan, untuk keselamatan dan kebahagiaan mereka
di dunia dan di akhirat.17
Dari pengertian diatas, terdapat banyak
pendapat yang berbeda dalam menyatakan definisi
dakwah. Jika ditarik dalam pandangan yang sama
dakwah merupakan suatu proses mengajak umat
manusia agar mengikuti ajaran-ajaran Islam sesuai
dengan Al-Qur’an dan Hadits sehingga dapat
diterapkan di kehidupan sehari-hari. Dakwah
merupakan bagian yang sangat penting dalam
kehidupan muslim karena dakwah adalah salah satu
cara untuk memberikan dorongan kepada orang lain
untuk bisa menerima ajaran Islam sesuai
kesadarannya sendiri dengan pesan-pesan agama
yang disampaikan.
2. Metode Dakwah
Seorang da’i sebagai subjek dakwah
memerlukan pengetahuan dan kecakapan dalam
bidang metode. Dengan mengetahui metode dakwah,
maka penyampaian pesan-pesan dakwah yang
disampaikan seorang da’i dapat mengena pada
17H. Hasanudin, Retorika Dakwah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1986)
cet.2, h.8
23
sasaran dan dakwah dapat diterima oleh mad’u
sebagai objek dakwah.
Dari segi bahasa metode berasal dari dua kata
yaitu “meta” (melalui) dan “hodos” (jalan,cara).18
Dengan demikian dapat diartikan bahwa metode
adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk
mencapai suatu tujuan. Selain itu metode juga berasal
dari bahasa Jerman methodica, artinya ajaran tentang
metode. Dalam bahasa Yunani metode berasal dari
kata methodos artinya jalan, yang dalam bahasa Arab
thariq.19
Dalam metode dakwah para pakar mengambil
rujukan utama kepada firman Allah Ta’ala ( QS. An-
Nahl : 125) :
18M.Arifin, Ilmu Pengetahuan Islam. (Jakarta: BumI Aksara, 1991), cet 1,
h.61 19Hasanuddin, Hukum Dakwah. (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet
1, h.35
24
Artinya : ”Serulah (manusia) kepada jalan tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat di jalan-Nya dan Dialah yang mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk”.20
Di dalam ayat tersebut terdapat makna da’i harus
memerhatikan mad’u, sehingga mereka merasa tidak dipaksa.
Pada prinsipnya dakwah itu harus memanusiakan manusia, sesuai
dengan fitrahnya yang suci. Hal tersebut wajib menjadi pedoman
dalam merumuskan pesan dan menetapkan metode dakwah. Pada
prinsipnya metodologis dakwah itu ada empat cakupan :21
1) Al-Hikmah
Hikmah ditafsirkan sebagai integrasi antar ucapan dan
perbuatan, ilmu yang bermanfaat dan amal saleh, takut
kepada agama dan bersikap hati-hati dalam agama.
Singkatnya, dari tinjauan terminologis hikmah merujuk
kepada ketepatan berkata dan bertindak dan
memperlakukan sesuatu secara bijaksana.
2) Mau’izhah Hasanah
Metode dakwah melalui mau’izah hasanah dilakukan
dengan perintah dan larangan disertai dengan unsur
motivasi dan ancaman yang diutarakan melalui perkataan
20Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer Sebuah Studi Komunikasi,
(Yogyakarta : Graha Ilmu, 2011) Cet.1, h.247 21 A.Ilyas Ismail, Prio Hotman, Filsafat Dakwah :Rekayasa Membangun
Agama dan Peradaban Islam (Jakarta : Kencana, 2011), Cet ke-1, h.201-209
25
yang dapat melembutkan hati, menggugah jiwa dan
mencairkan segala bentuk kebekuan hati serta
menguatkan keimanan. Metode ini terdiri dari bentuk
pengajaran dan pembinaan.
3) Al-Jidal bi al-lati hiya ahsan (Debat yang terpuji)
Metode dakwah ini dilakukan dengan dialog yang
berbasis budi pekerti yang luhur, tutur kata yang
lembut serta mengarah kepada kebenaran dengan
maksud menolak argumen batil yang dipakai lawan
dialog.
4) Tindakan yang setimpal (Iqabah bi al-Mitsl)
Dalam pemetaan metode dakwah, tindakan balasan
setimpal berada dalam lingkup dakwah bi al
hikmahyang diidtilahkan dengan hikmat al-quwwah
atau Jihad qitaly (jihad perang), maksud dari metode
dakwah ini adalah untuk menolak fitnah terhadap
dakwah Islam.
Secara teori dakwah dapat dilakukan dengan 3 hal :
1. Dakwah Bil Lisan merupakan dakwah yang
lebih bersifat informatif, nilai persuasinya pun
tidak ketinggalan karena tetap mengarahkan
kepada loyalitas mengikuti ajaran agama,
karena pada dasarnya dakwah bil lisan
26
memberikan informasi mengenai ajaran agama
Islam dengan tujuan agar sasaran dakwahnya
mampu memahami secara luas mengenai
ajaran agama dan berangsur-angsur terjadi
perubahan sikap menjadi lebih baik sehingga
dapat menyampaikannya kepada orang
banyak.
Taktik dakwah bil lisan dikenal dengan
sebutan ceramah agama, khutbah, pidato,
pengajian.
2. Dakwah Bil Hal merupakan dakwah yang
bersifat persuasif karena dakwah bil hal ini
pada hakekatnya adalah pemanfaatan situasi
dan kondisi masyarakat sebagai kegiatan
dakwah agar tumbuh rasa kepatuhannya
terhadap ajaran tuhan dan agamanya.
Strategi dakwah bil hal ini diterapkan sebagai
langkah mengubah keadaan masyarakat
menjadi lebih baik dari keadaan sebelumnya.
Dakwah bil hal biasanya dilakukan di lembaga
pendidikan dan lembaga sosial.22
22Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif : Membangun Kerangka Dasar
Ilmu Komunikasi Da’wah, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1997) Cet. 1, h.21-22
27
3. Dakwah Bil Qalam merupakan metode
dakwah melalui tulisan yang mempunyai
kelebihan dapat dibaca dengan berulang-ulang
dan dapat dinikmati oleh ribuan pembaca
disetiap penjuru, juga lebih efektif dapat
menghemat waktu. Seperti : koran,
buku/novel, majalah.
3. Media Dakwah
Perkembangan teknologi saat ini menuntut para
pendakwah tidak ketinggalan untuk memanfaatkan
teknologi tersebut sebagai saranadakwahnya. Para
pendakwah dapat dengan mudah menyampaikkan
pesan dakwahnya kepada mad’u dengan cepat dan
efektif sehingga pesan dapat sampai kepada mad’u
dimana pun berada.
Ada beberapa jenis media komunikasi yang
digunakan dalam kegiatan berdakwah, antara lain :
1. Media Visual
Media komunikasi visual merupakan alat
komunikasi yang dapat digunakan dengan
memanfaatkan indra penglihatan dalam
28
menangkap informasinya. Seperti : Buku, surat
kabar, buletin/majalah, slide.
2. Media Auditif
Media auditif dalam pemahaman komunikatif
merupakan media yang dapat ditangkap melalui
indra pendengaran. Perangkat auditif ini pada
umumnya alat-alat yang dapat dioperasionalkan
sebagai sarana penunjang kegiatan dakwah.
Seperti : Radio, tape recorder, telepon atau
Handphone.
3. Media Audio Visual
Media audio visual merupakan perangkat
komunikasi yang dapat ditangkap melalui indra
pendengaran maupun penglihatan. Media audio
visual ini lebih dapat dimanfaatkan semua
kalangan masyarakat. Seperti :Movie Film,
televisi, dan Video.23
4. Materi Dakwah
Materi dakwah (Maddah ad-da’wah) dalam
istilah komunikasi disebut dengan istilah message
23Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif : Membangun Kerangka Dasar
Ilmu Komunikasi Da’wah, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1997) Cet. 1, h.34-44
29
(pesan).24 Jadi, materi dakwah merupakan pesan–pesan
dakwah Islam yang harus disampaikan subjek kepada
objek dakwah yaitu keseluruhan ajaran Islam yang ada
didalam Kitabullah maupun Sunnah Rasul-nya.25
Pesan-pesan dakwah yang disampaikan kepada objek
dakwah adalah pesan-pesan yang berisi ajaran Islam.
Sumber materi dakwah pada dasarnya bersumber pada
dua pokok ajaran Islam yakni Al-Qur’an dan Hadits.26
Akan tetapi secara konseptual pada dasarnya materi
dakwah tergantung pada tujuan dakwah yang hendak
dicapai.
Materi dakwah yang harus disampaikan
tercantum dalam penggalan (QS.Al-Ashr : 3)27
Artinya “Saling menasehati dalam kebenaran dan saling menasehati dalam kesabaran” (QS.Al-Ashr:103)
Dalam arti lebih luas, kebenaran dan kesabaran
mengandung makna nilai-nilai akhlak. Jadi,dakwah
seharusnya menyampaikan, mengundang, dan
mendorong mad’u sebagai objek dakwah untuk
24Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah,2009),h.88 25Hafi Anshari, Pemahaman dan Pengalaman Dakwah, (Surabaya: Al-
Ikhlas, 1993) h.140 26Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009) h.88-89 27Ibid., h.89
30
memahami nilai-nilai yang memberikan makna pada
kehidupan baik kehidupan akhirat maupun dunia. Dari
sistem nilai ini dapat diturunkan aspek syariah dan fiqih
yang merupakan rambu-rambu untuk kehidupan
akhirat.28
Menurut Endang Saifuddin Anshari (1996 :71)
pokok-pokok ajaran Islam diklasifikasikan menjadi tiga
pokok, yaitu:29
1. Masalah Keimanan (Aqidah)
Aqidah adalah pokok kepercayaan agama Islam.
Akidah Islam disebut Tauhid dan merupakan inti
kepercayaan. Tauhid adalah suatu kepercayaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Dalam Islam, Aqidah merupakan
I’tiqad bathiniyyah yang mencakup masalah-masalah
yang erat hubungannya dengan rukun iman.30
a. Iman kepada Allah SWT
b. Iman kepada Malaikat Allah SWT
c. Iman kepada Kitab Allah SWT
d. Iman kepada Rosul Allah SWT
e. Iman kepada Hari akhir
28Ibid., h.89 29 Moch. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta : Kencana, 2009) h.332 30 Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009) h.90
31
f. Iman kepada Qadha dan Qadar
Masalah aqidah ini secara garis besar ditunjukan
oleh Rasullullah SAW.31
نتؤم أن انمل الايوسرو كتبهو هالئكتماهللا وبا ه شرهو رهر خيالقدر وم اآلخواليو
Artinya :“Iman ialah engkau percaya kepada Allah, malaikat-malaikatnya kitab-kitabnya, rasul-rasulnya, hari akhir dan percaya adanya ketentuan Allah yang baik maupun yang buruk”
Dalam bidang aqidah ini bukan saja pembahasannya
tertuju pada masalah yang wajib diimani, akan tetapi
materi dakwah juga meliputi masalah yang dilarang
sebagai lawannya, seperti syirik dan ingkar adanya
Tuhan.
2. Masalah Keislaman (Syariah)
Syariah adalah seluruh hukum dan perundang-
undangan yang terdapat dalam Islam, baik yang
berhubungan antara manusia dengan Tuhan yang disebut
ibadah, maupun antar manusia dengan sesama manusia
muamalah.32
1. Ibadah artinya menyembah, tunduk dan
patuh. Ibadah meliputi thaharah, sholat,
zakat, puasa, pergi haji jika mampu.
31Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009) h.89-90 32Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009) h. 90
32
2. Muamalah : Al-Qununul Khas (hukum
perdata), muamalah (hukum niaga),
munakahat (hukum nikah), waratsah
(hukum waris), Al-Qunnul’am (hukum
publik), hinayah (hukum pidana),
khilafah (hukum negara), jihad (hukum
perang dan damai).
Dalam islam syariah berhubungan dengan amal lahir
dalam rangka mematuhi semua peraturan Allah. Dalam hal
ini dijelaskan dalam sabda Nabi SAW
”Islam bahwasanya engkau menyembah Allah SWT, dan janganlah engkau mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, mengerjakan shalat, membayar zakat yang wajib, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan menunaikan ibadah haji di Mekkah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Hadis tersebut menjelaskan hubungan
antara manusia dengan Allah SWT. Artinya masalah yang
berhubungan dengan syariah bukan saja sebatas ibadah
kepada Allah tetapi juga masalah yang berkenaan dengan
3. Masalah Budi Pekerti (akhlak)
Akhlak berasal dari kata khalaqa yakhluqu artinya
menciptakan. Maka akhlak adalah segala sikap dan
tingkah laku seseorang yang datang dari Allah SWT.
Akhlak dalam aktivitas dakwah atau materi dakwah
merupakan pelengkap keimanan dan keislaman seseorang
33
karena Islam menjunjung tinggi nilai-nilai moralitas dalam
kehidupan manusia. Dengan akhlak yang baik dan
keyakinan agama yang kuat maka Islam membentuk moral
yang baik. Secara garis besar akhlak terbagi menjadi 3:33
1. Akhlak kepada Allah SWT
2. Akhlak kepada sesama manusia
3. Akhlak kepada lingkungan (hewan,tumbuhan)
Ajaran akhlak dalam Islam termasuk
kedalam materi dakwah yang penting untuk disampaikan
kepada masyarakat penerima dakwah. Islam menjunjung
tinggi nilai moralitas dalam manusia. Dengan akhlak yang
baik maka Islam dapat membendung moral menjadi lebih
baik.
Pada dasarnya materi dakwah dapat disesuaikan
ketika da’i menyampaikan materi dakwahnya kepada mad’u.
Pokok-pokok materi dakwah yang disampaikan juga harus
melihat situasi dan kondisi mad’u sebagai penerima dakwah
agar pesan yang disampaikan dapat diterima oleh mad’u dan
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam penyusunan materi dakwah perlu juga
diperhatikan tentang penggunaan bahasa, karena bahasa
33Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009) h.91-92
34
dakwah harus dibedakan. Bahasa dakwah harus lebih
persuasif .34
Selain itu isi pesan dakwah hendaknya direncanakan
dan disusun terlebih dahulu dan harus dipahami oleh para
da’i. Para pengkaji ilmu komunikasi sepakat bahwa isi pesan
(materi) yang tersusun baik dan sistematis memiliki pengaruh
yang lebih efektif daripada pesan yang tidak tersusun dengan
baik atau tidak sistematis.35
C. Buku Sebagai Media Dakwah
Menyampaikan informasi di zaman modern saat ini
tidak cukup jika hanya menggunakan lisan kepada
masyarakat luas karena informasi yang disampaikan hanya
dapat menjangkau jarak yang terbatas. Oleh karena itu,
penggerak dakwah harus mampu mengembangkan hal-hal
yang baru agar pesan yang disampaikan dapat sampai kepada
khalayak luas dalam jangkauan yang jauh sekalipun.
Lajunya perkembangan teknologi komunikasi yang
merupakan suatu sarana untuk menghubungkan masyarakat
dengan masyarakat lain di bumi yang luas ini tumbuh sangat
pesat. kecanggihan teknologi komunikasi dapat
34Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer : Sebuah Studi Komunikasi,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011) Cet.1, h.252 35Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer : Sebuah Studi Komunikasi,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011) Cet.1, h.248
35
mempengaruhi seluruh kegiatan manusia, termasuk di
dalamnya kegiatan dakwah sebagai pola penyampaian
informasi dan pengetahuan.36 Sebagai suatu kegiatan
keagamaan, dakwah dituntut agar dapat dikemas dengan
terapan media komunikasi sesuai dengan mad’u yang
dihadapi. selain itu dakwah menggunakan media komunikasi
juga lebih efektif dan dapat menghemat waktu.
Salah satu cara yang dapat dilakukan da’i dalam
menyampaikan pesannya yaitu melalui media cetak.
Penerapan berdakwah melalui media cetak berarti berdakwah
melalui tulisan dari pena pendakwah untuk menyampaikan
pesan dakwahnya melalui tulisan yang dapat dihayati isinya
dan dibaca berulang oleh pembaca.
Menulis merupakan tradisi intelektual muslim. Tradisi
ini merupakan dorongan islam dari penguasaan ilmu yang
terdapat dalam diri seseorang sehingga dari penguasaan ilmu
tersebut dapat disampaikan melalui media tulisan dan dapat
dijadikan sebuah buku yang didalamnya terdapat pesan-pesan
yang terkandung dan dapat dijadikan contoh dalam
kehidupan.
Buku adalah salah satu media tulisan yang digunakan
para pendakwah untuk menyampaikan pesan-pesan
36 Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif : Membangun Kerangka Dasar
Ilmu Komunikasi Da’wah, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1997) Cet. 1, h.33
36
dakwahnya. Allah SWT berfirman dalam surat Luqman ayat
27 :
Artinya :“Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering) nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” 37
Manfaat buku bagi masyarakat tidak hanya sebatas
media pendidikan dan pengajaran, melainkan buku dapat
dimaknai sebagai media dakwah.38 Para ulama salaf telah
mempergunakan buku sebagai media dakwah yang efektif.
Bahkan buku-buku dapat bertahan lama, dan menjangkau
masyarakat secara luas, menembus ruang dan waktu.
Pemanfaatan buku sebagai media dakwah dapat
dilakukan sebagai bentuk sarana yang dapat memberikan
pemahaman dan mampu memberikan perubahan bagi
pembacanya ke arah yang lebih baik. Semua buku dapat
dijadikan sarana dakwah. Dakwah melalui buku berarti buku
tersebut harus berdimensi pengetahuan keagamaan yang
37Departemen Agama R.I., Al-Qur’an dan Terjemahnya,(Bandung:PT
Madina Raihan Makmur) h.656 38 Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif : Membangun Kerangka Dasar
Ilmu Komunikasi Da’wah, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1997) Cet. 1, h.42
37
mengantarkan kepada pembacanya pada nilai-nilai yang
ma’ruf dan hasanah.39
Para da’i atau ulama penulis cukup banyak yang telah
mengabdikan namanya dengan menulis dan mengarang
buku/kitab sebagai kegiatan dakwahnya. Bahkan sampai
sekarang kitab karya ulama terdahulu masih tetap dikaji,
seperti Imam Al-Ghazali menulis Ihya’ Ulumuddin, Imam
Nawawi menulis Riyadh Ash-Shalihin.40
39Ibid., h.42
40Samsul Amir Munir, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009) h.123
35
BAB III
GAMBARAN UMUM
SEKILAS TENTANG BUKU LAA TAHZAN FOR HIJABERS
A. Konsep Dasar Terwujudnya Buku Laa Tahzan For Hijabers Karya Asma
Nadia, Helvy Tiana Rosa, dkk
Asma Nadia adalah salah seorang penulis wanita yang cukup dikenal
masyarakat, ia telah banyak menciptakan karya tulis baik novel, cerpen dan
buku. Salah satunya adalah buku Laa Tahzan For Hijabers buku tersebut berisi
cerita dan kisah nyata dari para penulisnya. Cerita didalamnya sangat berkaitan
erat dengan keadaan sosial yang terdapat disekeliling kita terutama bagi wanita
yang sedang ingin berhijab maupun yang sudah berhijab.
Lantas apa kaitan Laa Tahzan dengan Hijab ? “Laa Tahzan” diawal
Asma Nadia berhijab dulu sempat tidak diajak bicara selama enam bulan oleh
ibunya ia tidak ingin putri remajanya menutup diri dengan hijab (ibunda Asma
Nadia seorang mualaf, butuh waktu untuk memahami bahwa jilbab wajib bagi
muslimah). Pada usia 15 tahun tidak lama berhijab setelah lulus SMP, Asma
Nadia mendapat tantangan keras dari SMA Favorit pilihannya waktu itu.
Beberapa kali dipanggil kepala sekolah disuruh membuka jilbab dan dilarang
mengikuti pelajaran olahraga kerena tidak sesuai dengan ketentuan dari pihak
sekolah. Subhanallah pada saat itu jumlah muslimah yang berhijab hanya
Asma Nadia dan sahabatnya kemudian lambat laun bertambah. Puncaknya dua
puluhan muslimah mendapat vonis dikeluarkan dari sekolah. Asma Nadia tahu
36
kalau ibundanya tidak setuju jika anaknya berhijab tetapi Asma Nadia
terinspirasi dari sikap Ali bin Abi Thalib yang masuk Islam pada usianya
sembilan tahun bahkan tidak perlu meminta izin orang tuanya, selain itu Asma
Nadia tidak ingin menunda berhijab sebab bisa saja dipanggil Allah sebelum
berhijab, karena ia sadar bahwa berhijab termasuk dalam ibadah kepada Allah.
Dan pada saat-saat genting Asma Nadia menemukan sebuah ayat Al-Qur’an
yang dapat menyejukan hatinya yaitu : 1
Artinya: “Janganlah kamu merasa rendah dan bersedih karena kamu adalah orang-orang yang paling derajatnya jika kamu beriman.” (Ali Imran: 139)
Jangan bersedih jika harus melalui ujian dahsyat untuk keputusan
menutup aurat demi meraih cintanya, jangan lemah, selama ini Allah telah
banyak memberikan kebaikan, saatnya membalas kebaikan–Nya dengan
menunjukan ketaataan.2
Laa Tahzan, jangan bersedih. Kalimat itulah adalah jalan yang diambil
untuk melalui ujian tersebut.3
Dengan harapan tersebut, sejumlah muslimah membagi pengalaman
kisahnya dibuku ini “Laa Tahzan For Hijabers”. Menurut Asma Nadia buku ini
1Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa dkk, Laa Tahzan For Hijabers, (Depok : AsmaNadia
Publishing House, 2013), Cet-1, h.vii-ix 2Ibid., h.vii-ix 3Ibid., h.vii-ix
37
dapat dijadikan pesan yang dapat dijadikan perantara komunikasi sehingga
pembaca tidak merasa digurui.4
B. Sinopsis Buku Laa Tahzan For Hijabers
Pada judul ke-1 dalam buku ini di buka dengan karya Mecca Medina
yang membagi pengalaman jilbab pertamanya“Jatuh Bangun Jilbabku”yang
dengan alasan mencari kerja di bank yang harus memakai rok pendek. Namun
Mecca merasa hidup di kedua sisi, bisa di bilang abu-abu, dan merasa munafik.
Pada akhirnya ada isu selentingan apabila tidak berjilbab di daerah tersebut
maka perempuan-perempuan yang belum menutupi kepala akan beresiko
digunting rambutnya oleh kelompok di daerah tersebut. Situasi ini tidak disia-
siakan dan akhirnya Mecca berjilbab dengan persetujuan atasannya dan
Alhamdulillah semua pegawai perempuan berjilbab semua.
Pada judul ke-2 pengalaman dari Novia Syahidah “Sedap Dipandang,
Jangan Coba Dipegang!” berawal ketika ada teman yang meninggal karena
kecelakaan sejak itu terlintas dalam benak bahwa meninggal tidak mengenal
usia, Novia mulai memikirkan keinginannya untuk berjilbab karena Novia
tidak ingin mati sebelum menutup aurat. Setelah memakai jilbab sedikit demi
sedikit ketika liburan sekolah banyak yang tidak setuju dengan keputusannya
memakai jilbab dan paling banyak komentar datang dari laki-laki, hampir
setiap hari Novia harus berhadapan dengan komentar-komentar yang bernada
miring mungkin karena para lelaki tersebut enggan menggoda karena
perubahan penampilannya. Lambat laun Novia mulai menyadari betapa
4Wawancara Pribadi dengan Asma Nadia, Pada Rabu 09-07-2014, Jam 17.00 WIB
38
nyamannya jauh dari pusat perhatian para lelaki yang hanya ingin melihat
penampilan wanita yang sexy.
Judul ke-3 ditulis oleh Nadhira Khalid ”Boleh Pinjam Jempolnya?”
Nadhira Khalid pada saat itu tinggal di Bali yang mayoritas penduduknya
beragama Hindu, Nadhira tinggal di Karanglangko permukiman muslim,
penduduknya keturunan suku sasak Lombok dan masih keturunan Arab namun
di keluarganya tersebut tumbuh pemahaman bahwa berjilbab itu hanya untuk
perempuan yang sudah menikah. Meskipun dikampung myoritas Islam, tapi
tetap saja Nadhira menjadi siswa minoritas. Buku mengenai tentang jilbab
mulai dibacanya dan sejak itulah ia mulai mengerti tentang jilbab. Dan awal
Nadhira berjilbab pada saat SMA banyak yang heran melihat dirinya berjilbab
dan seiring berjalannya waktu sampai hari terakhir sekolah, siswa kelas tiga
dinyatakan lulus dan diminta membubuhkan cap jempol untuk ijazah, entah
mengapa Nadhira merasa wali kelasnya tidak menyukainya suka mengkritik
jilbab yang dikenakannya dan pada saat Nadhira dipanggil perasaan muncul
perasaan takut dan ternyata wali kelasnya hanya ingin meminjam jempolnya
dan meminta izin menyentuh ibu jarinya untuk ditempelkan diatas tinta.
Selanjutnya judul ke-4 tulisan dari Femmy Syahrani “Moments in
Jilbab” Femmy tumbuh dilingkungan yang tak berjilbab, meskipun begitu
pendangannya tentang jilbab perlu dipakai oleh karena itu Femmy satu-satunya
didalam keluarga yang memakai jilbab. Banyak orang yang menganggapnya
bukan muslimah karena tampangnya karena Femmy merupakan keturunan
Tionghoa dan Pakistan. Awal keinginan berjilbab ketika Femmy mengikuti
39
pertukaran pelajar ke Amerika, tinggal setahun di negeri orang membuat
Femmy ingin menegaskan identitasnya sebagai muslimah dan Femmy pun
mengirim surat ke tanah air untu meminta izin kepada ibu dan keluarganya.
Ibunya menyarankan untuk berjibab menunggu sampai mendapatkan pekerjaan
karena menurut ibunya mencari pekerjaan dengan memakai jilbab sangat sulit.
Dan akhirnya Femmy pun mendapat pekerjaan dan mulai mengenakan jilbab
dibantu dengan sobatnya.
Judul ke-5 merupakan tulisan Evatya Luna yang merupakan
pengalaman dari saudaranya Nurhayati Zubaidi yang berjudul “Kesadarannya
Baru, Jilbabnya Lusuh” Nur merupakan anak seorang guru ngaji dikampung
dan marupakan keluarga yang sederhana. Nur masuk SMA favorit karena
kecerdasannya ia mendapat beasiswa di sekolah tersebut. saat sang kakak
memutuskan untuk berjilbab, Nur pun merasa iri dan kewajiban untuk menutup
aurat pun mulai disadarinya. Ketika Nur mulai bersekolah di SMA ia pun ingin
tetap memakai jilbab seperti sewaktu Nur di Tsanawiyah, karena tidak
memiliki biaya ia pun memakai seragam lamanya, Gadis kecil dengan atasan
lusuh yang sudah kekecilan, rok menggantung dibawah lutut.
Pada judul ke-6 merupakan pengalaman cerita Inet “Jilbab and My
Nightmare” sejak SD,SMP,SMA Inet sudah mengenakan jilbab, suatu ia
sedang dikamar kosan temannya ia membuka jilbabnya yang Inet mengira
tidak ada orang, tiba-tiba ada seorang laki-laki masuk kamar itu dan menutup
pintunya. Takut ada kejadian yang tidak diinginkan Inet meminta tolong dan
40
teman-temannya pun menghampirinya. Sejak saat itu Inet tidak ingin membuka
jilbabnya dimanapun dia berada.
Pada judul ke-7 pengalaman Gardina Wiryo “Jilbab dan Dilema” latar
belakang keluarga Gardina merupakan keluarga yang berbeda agama, hanya
sedikit perempuan yang memakai jilbab dikeluarganya. Saat duduk di SMU
diam-diam muncul keinginan untuk berjilbab dan kesadaran untuk menutup
aurat, akan tetapi keinginannya pun tertunda karena tidak memiliki biaya untuk
membuat seragam baru yang panjang. Setelah lulus SMU, Gardina pun masuk
universitas melalui jalur PMDK, ia memantapkan hati untuk berjilbab dengan
segala keterbatasan dana, Gardina pun memodifikasi baju yang dimilikinya
menjadi pakaian yang menutup auratnya.
Judul ke-8 tulisan Novia Syahidah yang menceritakan pengalaman
Syarifatus Salma yang berjudul “Perjalanan Panjang Sebuah Hijab” Salma
bekerja sebagai juru masak di pondok pesantren yang seharusnya ia masih
duduk dibangku SMP, namun karena keterbatasan biaya akhirnya ia pun harus
bekerja. Suatu saat ia diberikan kesempatan ikut belajar di kelas pondok
pesantren tempat ia bekerja namun dengan syarat harus mendapat izin dari
tokoh masyarakat di kampungnya ia pun pergi kerumah salah satu ustadz dan
sesampainya disana Salma di caci maki karena penampilannya yang berjilbab
panjang dan memakai gamis karena dianggap mengikuti ajaran sesat. Sampai
akhirnya Salma dijemput paksa oleh keluarga dan dikirim ke surabaya untuk
bekerja disana, hanya tiga bulan disana Salma pun kembali kerumah. Ketika itu
Salma bertemu dengan seorang Ibu berjilbab dan Salma pun diajak bekerja
41
dirumah teman dari Ibu itu. Delapan bulan bekerja Salma kembali ke pesantren
dan mulai belajar dikelas seperti santri lainnya dengan biayanya sendiri.
Pada judul ke-9 diceritakan pengalaman dari Sinta Yudisia “Me, Top
Girls, and The Gank” pada waktu SMA Sinta memiliki gank sekumpulan
cewek dan cowok yang heboh suka happy happy di luar rumah seperti nonton
di bioskop dan jalan-jalan, selain mereka, Sinta juga memiliki dua sohib
lainnya dikelas yang ramah,cantik dan sopan. Apalagi dua top girls ini
memakai jilbab yang terlihat tambah cantik dan sejuk. Penampilan kedua
temannya itu pun membuat Sinta mencari info tentang jilbab. Ketika dikamar,
Sinta sering bercermin sambil mencoba memakai jilbab yang dirasanya sangat
sulit untuk memakainya dengan rapi. Lambat laun Sinta pun berjilbab dan
mencoba meninggalkan hobinya untuk nonton di bioskop dan naik gunung.
Judul ke-10 pengalaman berjilbab dari Mimin Ha Way “Perjuangan
Menuju Jalan Nyaman” saat bergabung anggota Rohis SMU mimin belum
mengenakan jilbab teman-teman sering menyarankan untuk memakai jilbab
namun mimin selalu menjawab “ntar pas kuliah”. Sampai pada akhirnya masa-
masa kuliah mimin meminta izin kepada ibunya untuk memakai jilbab dan ibu
mendukung. Awal yang mudah dan indah namun menjaga komitmen sangan
sulit, dan pertentangan batin pun dapat terjadi.
Judul ke-11 merupakan pengalaman Demitri Rahmayanti “Ketika
Hidayah itu datang” saat itu demitri belum mempunyai keinginan untuk
berjilbab, ketika masuk SMA ia tertarik dengan kegiatan tafakur alam yang
diadakan Rohis. Keinginan berjilbab pun muncul akan tetapi orang tua demitri
42
tidak setuju dengan keputusannya memakai jilbab tapi ia tetap berjilbab
meskipun banyak protes dari keluarga dan membuat keimanannya naik turun
tetapi ia tetap berusaha mempertahankan jilbab yang dikenakannya hingga
kedua orang tunya merestui.
Judul ke-12 Mariska Christianti yang menulis tulisannya dengan judul
”Jilbab Dulu dan Sekarang” Mariska yang beragama non muslim saat itu
sedang menjaga tas teman kampusnya di mushola lalu ia disapa oleh wanita
berjilbab hingga terjadi percakapan yang panjang sampai akhirnya Mariska
menceritakan ketertarikannya terhadap Islam, dan wanita itu pun memberikan
Mariska sebuah buku tauhid. Pada saat dirumah Mariska melaksanakan
kebaktian dan menanyakan beberapa pertanyaan kepada ibu Pendeta. Beberapa
bulan mempelajari Islam, Mariska pun resmi hijrah menjadi muslim dan
memakai jilbab, dari mulai jilbab ukuran pendek sampai ukuran panjang
menutupi dada.
Judul ke-13 pengalaman berjilbab dari Nurhasanah Fajri dengan judul
“Panggil Saya Nurhasanah” awal berjilbab saat masih SMA, proses
Nurhasanah berjilbab tidaklah istimewa namun setelah berjilbab itulah yang
membuat Nurhasanah tidak akan lupa. Banyak teguran dan cacian setelah
Nurhasanah berjilbab. Sampai ia merasa malu dengan nama Nurhasanah yang
disandangnya, ketika itu ia mendapatkan teguran lewat mimpi dan sejak itulah
ia merasa yakin kembali dan kembali berkata panggil saya Nurhasanah.
Judul ke-14 Marya Miranti Yustiahati berbagi pengalamannya dengan
judul ”Titian Hidayah Lewat Jilbab” suatu hari teman Marya menanyakan apa
43
ada keinginan untuk berjilbab. Dan sebenarnya sejak SD Marya sudah
mempunyai keinginan untuk bejilbab tetapi karena berbagai masalah ia pun
lupa dengan keinginanya dan titian jalan hidayah pun terbuka melalui senior
dikampus yang membantu memperbaiki ibadah Marya.
Judul ke-15 pengalaman dari Alia Yumadiawati “Jilbab Susan dan
Persahabatan yang Indah” Awal bertemu Susan ketika SMU saat itu Alia dan
Susan sering menghabiskan waktu bersama, Susan ingin sekali mengenakan
jilbab tapi dihadapkan pilihan yang sulit yang diberikan oleh bapaknya,
perjuangan Susan pun tetap berjalan untuk dapat mengenakan jilbab, meski
Alia dan Susan terpisah jarak dan kota mereka pun tetap menjalin komunikasi
dan saling menguatkan satu sama lain.
Judul ke-16 pengalaman Hikaru yang menulis judul “Ukhti Kecil”
zaman Hikaru masih kecil ia belum kenal kaum jilbabers dan ketika itu ia
mengikuti jejak kakanya untuk berjilbab. Dan pada saat berada ditoko buku ada
seorang ikhwan dan memanggilku dengan sebutan ukhti kecil.
Judul ke-17 tulisan dari Muthi’ Masfu’ah ”Ketika Harus Memilih” awal
Muthi berjilbab ia banyak mendapatkan protes dari teman akrabnya belum lagi
ia memiliki hobi seperti anak laki-laki yang bisa dibilang ia tomboy. Banyak
hal yang membuat sesak dadanya setelah Muthi memakai jilbab dengan
keyakinannya ia tetap memakai jilbab dan menemukan jati diri Muthi yang
sebenarnya.
Judul ke-18 pengalaman dari Indah S.Pratidina dengan judul
”Buka..Ngak..Buka..Ngak” saat itu Indah mengikuti program pertukaran pelajar
44
ke Jepang, diantara temannya hanya Indah yang mengenakan jilbab pada saat
itu ia sempat goyah akan jilbab yang dikenakannya, banyak yang memandang
aneh jika berjilbab di Jepang banyak pula pertanyaan yang dilontarkan kepada
Indah tentang jibabnya dan pada akhirnya ia tidak kuat menyimpan sendirian
emosinya ia membuat catatan sebagai bait do’a untuk menguatkannya.
Judul ke-19 dari Nurhayati Pujiastuti “Jilbab Pertama Jauh Lebih
Pahit” awal Nurhayati berjilabab ketika usia 17 tahun kemudian beberapa
tahun setelah itu ia melepas jilbabnya. Menurutnya banyak rintangan yang
harus dilalui untuk gadis remaja yang berjilbab tinggal di kota besar. Ada yang
bilang jilbab dianggap simbol kuper dan lain sebagainya selalu ada aral yang
melintang ketika Nurhayati ingin memakai jilbabnya lagi. Namun, ia tidak
peduli dengan omongan orang karena ujian merupakan bentuk cinta dari Allah.
Pada judul ke-20 Diyan Sudiharjo ingin membagi kisahnya dengan
tulisan yang berjudul “All is Well” pada waktu SMA diyan sudah familiar
dengan kerudung, salah satu dorongan memakai kerudung ketika merasa utang
janji kepada kakanya yang kedua tiba disekolah adalah hari pertamanya
memakai seragam OSIS plus jilbab reaksi teman-teman pun biasa saja.
Judul ke-21 tulisan dari Helvy Tiana Rosa “Pakai Jilbab? berani
dong!!” pertama kali Helvy mengaji pada usia 18 tahun dan dari menghadiri
pengajian tesebut merupakan awal ia memakai jilbab akan tetapi disekolah ia
mendapatkan larangan untuk mengenakan jilbab namun ia tetap memberanikan
diri untuk berhijab, ibu pun merasa tidak suka jika ia memakai jilbab sampai
akhirnya ia menjelaskan kepada sang ibu untuk tetap memakai jilbab.
45
Judul ke-22 tulisan yang berjudul “Mahrom” dari Asma Nadia. Urusan
mahrom sangat penting bagi muslimah berjilbab. Supaya tidak salah membuka
jilbab dihadapan lelaki karena alasan masih saudara. Banyak hukum terhadap
muslimah yang berkaitan dengan mahrom, semoga ikhtiar jilbab semakin
tegas.
Judul ke-23 tulisan Asma Nadia yang berjudul “Sehelai Kain Tanda
Cinta” hal pertama yang menyentakkan hati Asma Nadia untuk berjilbab
adalah kenyataan bahwa begitu ringan perintah tersebut karena hijab tidak
seberat logam tetapi masih ada muslimah yang ragu untuk mengenakannya.
Bersyukur jika jilbab telah mengetuk hati pintu kita, rangkul hidayah Allah
sebelum Allah menariknya dan tak ada jaminan kenikmatan yang serupa.
C. Asma Nadia Dkk dan Karya Asma Nadia
Asma Nadia lahir di Jakarta 26 Maret 1972, gadis cantik tersebut
mempunyai nama Asmarani Rosalba yang saat ini lebih dikenal dengan
sebutan Asma Nadia. Saat ini Asma Nadia telah memiliki keluarga kecil ia
memiliki dua orang anak yang bernama Putri Salsa dan Adam Putra Firdaus, ia
dan keluarga kecilnya tinggal di Jalan Kemang Swatama residence, Blok B
No.3 Studio Alam Depok. Asma Nadia saat ini dikenal sebagai salah satu
penulis perempuan Indonesia, Selain aktif menulis, sejak tahun 2009 Asma
Nadia juga merintis penerbitan sendiri yang dikenal dengan Asma Nadia
Publishing House.
46
Selain itu Asma Nadia juga aktif memberikan workshop dan dialog
kepenulisan berbagai ceramah keislaman ke berbagai pelosok tanah air, hingga
beberapa kota di Jepang (Tokyo, ,Kyoto, Nagoya, Fukuoka) dan beberapa kota
di benua Eropa (Roma, Jenewa, Berlin, Manchester, New Castle, Wina, Paris
Stockholm dll ). 5
Dari perjalanannya suksesnya tersebut Asma Nadia yang dijumpai di
kediamannya pada tanggal 09-Juli-2014 lalu menceritakan awal kisah
perjalanannya sehingga ia bisa menjadi penulis yang sukses dan dikenal oleh
masyarakat. Awal Asma Nadia menulis ketika ia masih duduk di bangku SMP,
saat itu menulis adalah salah satu hobinya dan mengarang adalah salah satu
pelajaran yang di gemarinya. Awal mula ia menulis tidak lepas dari dukungan
ibundanya dan kakak perempuannya, pada saat itu di waktu Asma Nadia kecil
ia sering sakit-sakitan seperti jantung, paru-paru, geger otak sampai 5 tumor
bersarang di sekitar leher ia pernah mengalaminya dan setelah dilakukan
operasi masih ada 3 tumor yang ada. Selama di rumah sakit ibunda Asma
Nadia atau yang ia panggil dengan sebutan mami selalu memberikan buku
bacaan kepada Asma Nadia sampai sang ibu merelakan makan siangnya untuk
membelikan buku kepada sang anak karena pada saat itu kondisi keluarganya
sangat sederhana dan tinggal di pinggiran rel kereta api, lambat laun Asma
Nadia mulai menulis dengan meminjam mesin ketik yang dipinjam dari guru
ngajinya dan mulai mengirim tulisannya ke berbagai media, ditolak dan dicaci
5Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa dkk, Laa Tahzan For Hijabers, (Depok : AsmaNadia
Publishing House, 2013), Cet-1,h. 256
47
tulisan yang ia buat pernah ia terima dan pada saat itu sang kakak lah yang
membangun motivasi nya lagi untuk berani menulis hingga bisa menjadi
penulis seperti sekarang ini.6
Asma Nadia sekolah di SD Kartini 2 Jakarta dan melanjutkan
pendidikannya di SMP 78. Asma nadia tergolong anak yang cerdas dan
berbakat menulis sejak kecil ia mulai mulai mengembangkan tulisannya sejak
usia 14 tahun pada saat duduk di kelas 2 SMP. Dan setelah lulus di SMA 1
Budi Utomo Jakarta ia mencoba mempublikasikan tulisannya ke media, di
usianya ke 26 tahun Asma Nadia mencoba mempublikasikan bukunya dan
buku pertamanya itu berjudul “Kisah Biasa dari Orang-Orang Biasa” tapi
menurut Asma Nadia buku tersebut mengecewakan karena covernya tidak
sesuai dengan yang diinginkan dan akhirnya pada tahun 2000 awal februari
buku Asma Nadia diterbitkan oleh Syaamil seri Aisyah Putri.7
Anak dari pasangan H.Amin Ivo’s dan ibu Hj.Maria Amin ini selain
memiliki hobi menulis dan menjadi Public Speakeria juga suka travelling,
hingga pada saat itu ia membuat novel yang berjudul Jilbab Traveller. Sudah
lebih sari 48 negara dan 155 kota besar ia kunjungi.8 Menurut Asma Nadia
menulis merupakan salah satu alat komunikasi yang dapat memberikan
manfaat bagi pembaca apa yang sebelumnya pembaca tidak mengetahui
menjadi tahu sehingga menjadi suatu hal yang baru bagi pembaca. Menulis
6Wawancara Pribadi dengan Asma Nadia, Pada Rabu 09-07-2014, Jam 17.00 WIB 7Wawancara Pribadi dengan Asma Nadia, Pada Rabu 09-07-2014, Jam 17.00 WIB 8Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa dkk, Laa Tahzan For Hijabers, (Depok : AsmaNadia
Publishing House, 2013), Cet-1,h. 256
48
juga dapat menghasilkan karya yang dapat dijadikan kenangan dan manfaat
ketika penulis telah tiada buku yang diterbitkan tetap hidup dan tetap
memberikan manfaat bagi pembaca.9
Disaat perbincangan dengan Asma Nadia, ia menceritakan kesibukan
yang dijalaninya saat ini selain mengelola toko diskon Asma Nadia di D’Mall
Depok ia juga sedang mempersiapkan kontrak yang ditawarkan oleh Rafi Film
yaitu novel yang berjudul Assalamualaikum Beijing dan Jilbab Traveller10.
Sebelumnya Asma Nadia juga telah memiliki karya yang telah di filmkan,
diantaranya Emak Ingin Naik Haji (Film yang meraih lima penghargaan di
festival film Bandung, sebagai film terpuji), Rumah Tanpa Jendela dan 17
Catatan Hati Ummi (dengan judul Film Ummi Aminah), dan sinetron Catatan
Hati Seorang Istri (RCTI). Selain itu Asma Nadia juga menulis skenario : Pintu
Surga (Seri Ramadhan di Trans TV) dan Anak Matahari ( SCTV).11
Asma Nadia merupakan salah satu penulis perempuan Indonesia yang
sangat produktif. Ia sudah menghasilkan 48 buku, juga menyusun puluhan
buku lain bersama para pembacanya yang tergabung dalam komunitas bisa
menulis dan alumni Asma Nadia writing workshop dan teman-teman penulis
lainnya. Di dalam buku Laa Tahzan For Hijabers ini Asma Nadia
mengumpulkan berbagai cerita pengalaman teman-temannya ketika awal
berhijab yang tujuannya agar pembaca dapat memiliki kekuatan lebih ketika
9Ibid.,h.256 10Wawancara Pribadi dengan Asma Nadia, Pada Rabu 09-07-2014, Jam 17.00 WIB 11Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa dkk, Laa Tahzan For Hijabers, (Depok : AsmaNadia
Publishing House, 2013), Cet-1,h. 255
49
ingin berhijab tapi mendapat rintangan dari luar. Yang dimana tahap penulisan
buku ini memerlukan proses setelah Asma Nadia membaca cerita yang
dikirimkan lalu Asma Nadia memberikan kesempatan kepada penulis untuk
merevisi kembali tulisannya yang menurut Asma Nadia masih ada kesalahan-
kesalahan karena ia ingin mengajak teman-teman menulis sebagai media
pembelajaran untuk mereka sehingga mereka mendapakan edukasinya. 12
Karya-Karya Asma Nadia :
Assalamualaikum Beijing
Salon Kepribadian
Derai Sunyi, novel, mendapat penghargaan Majelis Sastra Asia
Tenggara (MASTERA)
Preh (A Waiting), naskah drama dua bahasa, diterbitkan oleh Dewan
Kesenian Jakarta
Cinta Tak Pernah Menar, kumpulan cerpen, meraih Pena Award
Rembulan di Mata Ibu (2001), novel, memenangkan penghargaan
Adikarya IKAPI sebagai buku remaja terbaik nasional
Dialog Dua Layar, memenangkan penghargaan Adikarya IKAPI, 2002
101 Dating meraih penghargaan Adikarya IKAPI, 2005
Jangan Jadi Muslimah Nyebelin!, nonfiksi, best seller.
Emak Ingin Naik Haji: Cinta Hingga Ke Tanah Suci (AsmaNadia
Publishing House)
Jilbab Traveler (AsmaNadia Publishing House)
12Wawancara Pribadi dengan Asma Nadia, Pada Rabu 09-07-2014, Jam.17.00 WIB
50
Muhasabah Cinta Seorang Istri
Catatan hati bunda
Catatan Hati Seorang Istri (CHSI), nonfiksi, Dijadikan sinetron
dengan judul yang sama di RCTI
Karya-karya berikut ditulis bersama penulis lain:
The Jilbab Traveler
Jangan Bercerai Bunda
Catatan Hati Ibunda
Laa Tahzan for Hijabers
Ketika Penulis Jatuh Cinta, Penerbit Lingkar Pena, 2005
Kisah Kasih dari Negeri Pengantin, Penerbit Lingkar Pena, 2005
Jilbab Pertamaku, Penerbit Lingkar Pena, 2005
Miss Right Where R U? Suka Duka dan Tips Jadi Jomblo Beriman,
Penerbit Lingkar Pena, 2005
Jatuh Bangun Cintaku, Penerbit Lingkar Pena, 2005
Gara-gara Jilbabku, Penerbit Lingkar Pena, 2006
Galz Please Don’t Cry, Penerbit Lingkar Pena, 2006
The Real Dezperate Housewives, Penerbit Lingkar Pena, 2006
Ketika Aa Menikah Lagi, Penerbit Lingkar Pena, 2007
Karenamu Aku Cemburu, Penerbit Lingkar Pena, 2007
Catatan Hati di Setiap Sujudku, Penerbit Lingkar Pena, 2007.
Badman: Bidin
51
Suparman Pulang Kampung
Pura-Pura Ninja
Catatan Hati di Setiap Sujudku (kumpulan tulisan dari mailing list).
Karya-karya penulis lain yang diterbitkan AsmaNadia Publishing House:
Mengejar-ngejar Mimpi
Dikejar-kejar Mimpi
Gara-gara Indonesia
Berikut ini merupakan penulis yang ikut memberikan kisah
pengalaman pribadinya ketika memakai jilbab di buku Laa Tahzan For
Hijabers :13
Alia Yumadiawati
Alia sudah mulai menulis ketika dibangku SMP. Saat SMU,
cerpennya yang berjudul Asa yang Tersisa meraih juara ketiga pada acara
Milad Jamaah Shalahuddin yogyakarta.
Alumni Komunikasi Jurnalistik PPKP UNY ini ternyata sudah
menghasilkan beberapa karya, diantaranya: Optimis Aja, Fren ! (Smart
Media, 2004), Asiknya Mencintai Cinta (Media Insani, 2004), It’s My
Smart Diary (Baraka, 2005) bersama Musaffa Haidir, Menembus Batas
Diri (Fastabiq Media, 2005), Kala Bahagia Membahana (Baraka,2006),
Diari Taubat (Lingkar Pena Publishing House, 2008). Bahkan pernah
13Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa dkk, Laa Tahzan For Hijabers, (Depok : AsmaNadia Publishing House, 2013), Cet-1,h. 256-267
52
membuat naskah teater, dan dipentaskan. Serta membuat naskah radio
Jang Emki.
Demitri Rahmayanti
Ibu ini merupakan staf di Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian. Selain menjadi PNS, Demitri juga mengelola bisnis online.
Judul tulisan Ketika Hidayah Itu Datang yang tergabung dalam buku ini
merupakan karya beliau yang dipublikasikan.
Diyan Sudiharjo
All is Well merupakan tulisan pertama yang ditulis oleh Diyan
alumni Universitas Padjadjaran dan dipublikasikan. Pesan dari Diyan
semoga kisah perjalanan berhijabnya dalam buku ini dapat menginspirasi
muslimah dimanapun.
Evatya Luna
Evatya merupakan salah satu peserta Asma Nadia Writing Workshop
di surabaya. Beberapa cerpennya pernah dimuat di majalah Muslimah dan
Anngun. Hapuslah Air Matamu, sebuah buku antologi Charity For
Indonesia yang dimana Evatya tergabung didalamnya.
Femmy Syahrani
Sejak kecil Femmy sudah tertarik pada dunia buku, bahkan cita-
citanya menjadi ahli bahasa. Sejak usia kanak-kanak Femmy sudah akrab
dengan penulis luar negeri, Enid Blyton. Femmy sudah menghasilkan
novel Panah Patah Sangkuriang (Gramedia, 2003) dan Galau Putri Calon
Arang (Gramedia, 2005). Sebelum menjadi seorang penulis, Femmy sudah
53
lebih dulu terkenal didunia penerjemahan. To Kill A Mockingbird, Karya
Herper Lee, serta Percy Jackson and The Olympians yang sudah diangkat
kelayar lebar, merupakan fiksi yang sudah diterjemahkan.
Gardina Wiryo
Gardina merupakan sarjana lulusan Pendidikan Bahasa Inggris
Universitas Negeri Jakarta ini semakin bersemangat menulis sejak bertemu
penulis Asma Nadia.
Beberapa karya Gardina yang sudah dipublikasikan dalam buku antologi :
Lovely Lebaran, Dear Mama #7, Dear Papa #3, Scary Moment #1, serta
Sembuh dan Sukses Dengan Terapi Menulis. Juga tulisan Jilbab &
Dilema.
Aktivitas yang dijalani Gardina sekarang adalah salah satu pengajar
Bahasa Inggris untuk program Access dari Kedutaan Amerika.
Helvy Tiana Rosa
Helvy merupakan salah satu pendiri Forum Lingkar Pena, salah satu
komunitas menulis terbesar di Indonesia. ia juga merupakan dosen Bahasa
dan Sastra Indonesia di Universitas Negeri Jakarta. Ketika Mas Gagah
Pergi merupakan salah satu karya Helvi yang fenomenal, sejak pertama
kali diterbitkan majalah Annida, 1993 dan diterbitkan kembali oleh Asma
Nadia Publishing House dengan judul Ketika Mas Gagah Pergi dan
Kembali. Buku Tanah Perempuan (2007), Lelaki Kabut dan Boneka/Dolls
and The Man of Mist (Syaamil, 2002), Hari-hari Cinta Tiara
(Mizan,2000), Hingga Batu Bicara (Syaamil,1999), Mc Alliester
54
(Moeslim Press,1996). Cerpennya juga tergabung dalam buku antologi :
Kitab Cerpen Horison Sastra Indonesia (Yayasan Indonesia,2002), Dunia
Perempuan (Bentang,2002), Matahari Tak Pernah Sendiri (LPPH,2005),
Dokumen Jibril (Republika,2005).
Pada tahun 2009 Helvy menjadi salah satu dari lima belas orang
Indonesia yang masuk dalam buku 500 The Most Influential Muslims in
The World (500 tokoh paling berpengaruh di Dunia) hasil riset Royal
Islamic Studies Centre, Jordan bekerjasama dengan Georgetown
University. Penghargaan lainnya : She CAN! Award dari Tupperware
(2009), Kartini Award dari majalah Kartini (2009), Tokoh Perbukuan IBF
Award (2006).
Hikaru
Hikaru adalah nama pena dari Nurbaiti, penulis yang juga sebagai
Financial advisor. Karya Hikaru antara lain : Musim Semi di Wyoming
(Syaamil,2003), Berkaitan dengan dunia penulisan, Hikaru juga aktif di
Forum Lingkar Pena pusat, divisi Humas. Dan aktif di FITRAH (Forum
Antisipasi Pemurtadan dan Pemurnian Akidah).
Inet
Inet adalah nama pena dari Nenden Nurjanah. Karya Inet novel
Memang Gila, Tapi Ini Cinta (Lingkar Pena, 2005) merupakan karya
perdananya, disusul terlibat pengerjaan buku kumpulan cerpen Kutukan
Jomblo, (lIngkar Pena,2007). Dan tulisan Inet dalam buku ini Jilbab and
My Nightmare.
55
Indah S.Pratidina
Dina penggilannya alumni Universitas Indonesia ini pernah bekerja
sebagai editor fiksi di PT.Gramedia Pustaka Utama. Karya fenomenal
Tetsuko Kuroyanagi, Totto-Chan: Gadis Kecil di Jendela, merupakan
buku yang pernah diedit Dina. Termasuk buku Asma Nadia Cinta Tak
Pernah Menari juga pernah menjadi editan Dina. Buka... Ngak... Buka...
Ngak... merupakan tulisannya dibuku Laa Tahzan For Hijabers.
Mariska Christianti
Jilbab, Dulu & Sekarang merupakan tulisan Mariska yang pertama
kali dipublikasikan dalam buku Laa Tahzan For Hijabers. Bersama
penulis-penulis yang sudah tidak asing lagi di tanah air: Novia Syahidah,
Sinta Yudisia, dan Helvy Tiana Rosa.
Marya Miranti Yustiahati
Miranti merupakan salah satu peserta Asma Nadia Workshop
menulis dibandung 2010. Alumni Universitas Padjadjaran ini pernah
menjalani Administrative Secretary dalam proyek The Eleventh Asia-
Pacific Conference on Emergency and Disaster Medicine. Dalam buku
Laa Tahzan For Hijabers ini Miranti menulis tulisan yang berjudul Titian
Hidayah Lewat Jilbab.
Mecca Madina
Ketika masih kecil Mecca mempunyai cita-cita menjadi penulis,
dan cita-citanya pun kesampaian dalam buku ini Mecca Madina menulis
judul Jatuh Bangun Jilbabku.
56
Mimin Ha Way
Mimin Ha Way merupakan nama pena dari Mimin Hari Wahyuni.
Sebelum terlibat dalam proyek pembuatan buku ini. Mimin sudah
beberapa kali ikut menulis antologi, seperti : Antologi Puisi Komunitas
Pena Santri Kepingan Kehidupan (2012), Antologi Puisi Festival Bulan
Purnama Majapahit Triwulan (Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto,
2010) dll.
Muthi’ Masfu’ah
Alumni Universitas Mulawarman ini pernah menjadi juara dua
tingkat nasional penulisan buku Pengintegrasian Imtaq ke dalam Mata
Pelajaran (2004). Dalam buku ini ia menulis judul Ketika Harus Memilih.
Nadhira Khalid
Karya Nadhira yang berjudul Dalam 2 x 24 Jam terpilih sebgai
juara ketiga sayembara menulis cerber dan cerpen yang diadakan majalah
Femina. Menyisir Rindu (Cakrawala,2004) merupakan karya Nadhira
bersama beberapa penulis ternama yaitu Asma Nadia dan Pipiet Senja.
Dalam buku Laa Tahzan For Hijabers karya tulisan Nadhira berjudul
Boleh Pinjam Jempolnya.
Novia Syahidah
Novia mengawali menulisnya pada tahun 2002 ketika ia menulis
cerita bersambung di Majalah Annida yang kemudian diterbitkan dalam
bentuk novel. Karya Novia lainnya yang sudah dipublikasikan seperti Titip
Rindu Buat Ibu (DAR Mizan, 2003), Kumpulan cerpen Gadis Lembah
57
Tsang po (Syaamil, 2003) dll. Dalam buku Laa Tahzan For Hijabers
Novia menulis tulisan yang berjudul Sedap Dipandang, Jangan Coba
dipegang !
Nurhasanah Fajri
Sosok muslimah yang menulis Panggil Saya Nurhasanah
merupakan judul cerita yang ditulis oleh Nurhasanah Fajri, tujuannya
sebagai sarana berbagi pengalaman berjilbabnnya kepada sesama
muslimah.
Nurhayati Pujiastuti
Nurhayati sudah aktif menulis sejak SD. Karyanya yang pertama
kali dibuat berupa puisi di majalah anak-anak Tomtam (1982) dengan
judul Lentera Tua. Setelah itu karya-karyanya berupa puisi,cerpen,artikel,
cerita bersambung banyak dimuat di berbagai media. Karyanya yang
sudah dibukukan seperti Selamat Pagi Nona Peramal (Lingkar Pena
Publishing House) dll. Jilbab Pertama Jauh Lebih Pahit merupakan
tulisan Nurhayati dalam buku ini.
Sinta Yudisia
Merupakan pengurus Forum Lingkar Pena Pusat dan Wilayah.
Karya novel yang sudah diterbitkan antara lain: Trilogi The Road to The
Empire dan Existere. Sementara novel terbarunya adalah Rinai yang
merupakan oleh-oleh lawatannya ke Gaza Palestina. Dalam buku ini Sinta
menulis tulisan yang berjudul Me,Top Girls,and The Gank.
59
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Pesan-Pesan Dakwah dalam Buku Laa Tahzan For Hijabers
Pada bab ini penulis akan menguraikan data untuk memperoleh
validitas dan reliabilitas tentang isi pesan dakwah dalam buku Laa Tahzan
For HijabersKarya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, dkk. Data yang diolah
dalam buku Laa Tahzan For Hijabers sesuai dengan kategori yang telah
ditentukan, yaitu :
Tabel 3
Sub Kategori Pesan Dakwah
No. Kategori Sub Kategori
1. Aqidah a. Iman Kepada Allah b. Iman Kepada Malaikat c. Iman Kepada Kitab-Kitab d. Iman Kepada Rasul e. Iman Kepada Hari Kiamat f. Iman Kepada Qadha dan Qadar
2. Syari’ah a. Ibadah b. Muamalah
3. Akhlak a. Akhlak Kepada Allah b. Akhlak Kepada Manusia c. Akhlak Kepada Lingkungan
Dalam buku Laa Tahzan For Hijabers terdapat dua puluh tiga tema
yang merupakan isi dari tema tersebut menceritakan kisah pengalaman nyata
dari beberapa penulis. Untuk lebih jelasnya mengenai tema-tema yang
terdapat dalam buku Laa Tahzan For Hijabers,berikut tabel dibawah ini :
60
Tabel 4
Daftar Tema-tema Cerita
Dalam buku Laa Tahzan For Hijabers
Urutan Tema
Tema Urutan Tema
Tema
1 Jatuh Bangun Jilbabku. 13 Panggil Saya Nurhasanah! 2 Sedap Dipandang, Jangan
Coba Dipegang. 14 Titian Hidayah Lewat
Jilbab. 3 Boleh Pinjam Jempolnya? 15 Jilbab Susan &
Persahabatan yang Indah. 4 Moments in Jilbab. 16 Ukhti Kecil. 5 Kesadarannya Baru,
Jilbabnya Lusuh. 17 Ketika Harus Memilih.
6 Jilbab and My Nightmare. 18 Buka..Ngak..Buka..Ngak. 7 Jilbab & Dilema. 19 Jilbab Pertama Jauh Lebih
Pahit. 9 Perjalanan Panjang Sebuah
Jilbab. 20 All is Well.
10 Me, Top Girls, and The Gank.
21 Pakai Jilbab? Berani,Dong!
11 Perjuangan Menuju Jalan Nyaman.
22 Mahrom.
12 Ketika Hidayah Itu Datang. 23 Sehelai Kain Tanda Cinta.
Dari semua tema diatas, diteliti pesan-pesan dakwah yang terkandung
dalam setiap tema. Pengolahan data berupa narasi dalam setiap paragraf yang
diambil pada paragraf dihalaman genap saja yang didalamnya mengandung pesan
dakwah.
Sedangkan untuk memperoleh reliabilitas dan validitas dalam kategori isi
pesan dakwah dalam buku Laa Tahzan For Hijaberspenulis mengadakan
pengujian kategori antar juri yang berjumlah 3 juri atau koder yang dianggap
kredibel. Hasil kesepakatan tim juri tersebut dijadikan sebagai koefisien
reliabilitas antar juri.
61
Setelah dilakukan perhitungan reliabilitas terhadap tiga juri atas kategori-
kategori yang telah dibuat, selanjutnya paragraf-paragraf yang mengandung pesan
dakwah dihitung untuk mengetahui jumlah frekuensi sehingga dapat ditarik
kesimpulan kecendrungan isi pesan dakwah dalam buku Laa Tahzan For
Hijabers. Berikut ini presentase dari rincian hasil penelitian :
Tabel 5
Nilai Hasil Penelitian Kategori Pesan Aqidah
“Laa Tahzan For Hijabers”
No. Kategori Pesan F %
1. Iman kepada Allah 40 88,90
2. Iman kepada Kitab-Kitab 2 4,44
3. Iman kepada Rasul 2 4,44
4. Iman kepada Hari Akhir 1 2,22
Jumlah 45 100
Dari hasil perhitungan kategori diatas menunjukan pesan Aqidah dalam
buku Laa Tahzan For Hijaberspesan yang mengandung unsur Iman kepada
Allah lebih besar sebanyak 88,90%, dilanjutkan dengan pesan yang mengandung
unsur Iman kepada Kitab-Kitab dan Rasul sebanyak 4,44% dan pesan yang
mengandung unsur Syari’ah mendapatkan hasil terendah yaitu 2,22%. Dari hasil
tersebut dapat dikatakan Iman kepada Allah lebih dominan. Dapat diartikan
bahwa penulis ingin menyampaikan bahwa keyakinan kepada Allah sangat
diperlukan untuk dapat memberikan ketenangan hati bagi muslimah ketika ingin
62
mengenakan jilbab dan dengan istiqomah yang kuat maka apapun halangannya
dapat dilewati karena yakin bahwa Allah selalu menolong umatnya.
Setelah melakukan pengolahan data untuk memperoleh kategorisasi isi
pesan, maka dapat ditemukan pesan-pesan dalam uraian berikut :
a) Pesan dakwah yang mengandung Aqidah
Pesan dakwah yang mengandung unsur Iman kepada Allah, Iman
kepada Malaikat, Iman kepada Kitab-Kitab, Iman kepada Rasul,Iman
kepada Hari Kiamat,Iman kepada Qadha dan Qadar.
I. Pesan yang mengandung Iman kepada Allah
Kadang berjilbab, kadang ngak membuat hatiku resah. H.10,P.57 Disana saya mencoba merenungkan sebersit pikiran untuk berjilbab. H.14, P.4
Kalimat tersebut menjelaskan keadaan tokoh yang sedang
resah ketika harus bekerja ditempat yang tidak diperkenankan
memakai jilbab, namun dengan kekuatan hatinya ia mencoba
bertanya kepada sang bos untuk meminta izin memakai jilbab yang
pada akhirnya disetujuinya. Pesan yang dapat diambil bahwa jilbab
tidak menghalangi siapapun dan pekerjaan apapun dan jangan takut
untuk memperjuangkan jilbab dimanapun berada.
Na’udzubillahi min dzalik. H. 20, P.28
Dari kalimat tersebut penulis ingin menyampaikan bahwa
berucaplah dengan kalimat yang baik jika terjadi sesuatu yang
63
tidak diinginkan, karena Allah selalu melindungi umatnya dimana
pun berada.
Saya semakin banyak mengenal Islam lewat teman-teman. Dengan semakin meningkatnya pemahaman tentang Islam. Maka saya pun berusaha menyempurnakan penampilan lebih baik lagi. H.38, P.22
Pesan yang ingin disampaikan bahwa dengan mempelajari
pemahaman tentang Islam lebih dalam akan menimbulkan
keyakinan yang lebih dari diri seseorang dan akan lebih mematuhi
aturan dalam Islam yang dalam kisah ini Nadhira merubah
penampilan dengan berhijab.
Semoga Allah terus menjaga hidayah yang telah di limpahkan-Nya kedalam hati saya. H.24, P.47
Keinginan berjilbab dengan bersisian dengan ketakutan. Saya tahu jawabannya belum siap ! susah membuang ketakutan akan semua resiko yang ditanggung. H.32, P.28
Penulis ingin menyampaikan bahwa jika kita memiliki niat
yang baik segeralah untuk dilaksanakan. Karena setiap niat yang
baik Allah akan meridhoi segala apa yang kita lakukan.
Sesungguhnya hidup didunia ini hanya sekali jika kita menunda
suatu kebaikan maka penyesalan yang akan didapat nantinya.
Saya terus menguatkan hati dengan mengatakan. “This only the first day! Jalan terus, jangan menyerah. Hari-hari akan terus berlalu dan orang-orang akan terbiasa, hingga lama kelamaan mereka tak akan lagi merasa aneh dengan berjilbab” . H.32, P.39 Aku tumbuh di lingkungan tanpa jilbab. Meski begitu, justru pandanganku tentang jilbab,, perlu dipakai !!. H.42, P.4
64
Ada juga yang bilang, kita harus menutup aurat dalam kehidupan sehari-hari. Tapi kenapa pada kenyataanya tidak seperti itu, sangat berbeda?kalau aurat memang harus ditutup,kenapa hanya sholat saja, sedangkan ketika diluar sholat, dalam kehidupan sehari-hari malah membukanya?sepertinya nggak pas.satu hal yang sama, tapi pelaksanaannya bertentangan. H.42, P.6
Dari kalimat diatas pesan yang dapat diambil kesabaran
dan istiqomah, bahwa dengan komentar orang lain mengenai jilbab
yang dikenakan itu berarti menguatkan iman kita terhadap
keputusan yang telah kita ambil, dengan banyaknya komentar dari
masyarakat maka iman kita pun akan menambah dan lambat laun
komentar itu menjadikan pelajaran buat mereka dan diri sendiri.
“Kok, nggak ikut berenang?” tanyaku ingin tau. “Nggak. Kami meyakini bahwa manusia seharusnya memakai pakaian yang sopan, yang tertutup. Jadi saya nggak berenang. H.44, P.12
Kalimat diatas merupakan percakapan antara Femmy dan
kawannya saat pergi piknik. Percakapan diatas menunjukan pesan
bahwa jangan mudah terhasut dengan keasikan dunia saja tanpa
memikirkan mudharatnya karena Femmy dan kawannya hanya
ingin menutupi tubuhnya karena perintah agama.
“Ya Allah, apa untuk menjalankan kewajiban dari Mu, akau harus tertakdir kaya? Atau harus berayah? Tangis Nur makin menjadi. H.60, P.38
Nur kembali melangkah, tetap berjilbab. Meski lusuh, semangatnya tak luluh. H.60, P.40
Pesan yang dapat dambil dari pengalaman kalimat ini
adalah, ketika Nur tidak kuat menjalani cobaannya ketika ingin
65
berjilbab tetapi dengan resiko dikeluarkan dari sekolah. Ia
menumpahkan kesedihannya, kemarahannya dan rasa takutnya
dengan berdo’a kepada Allah SWT. Hal tersebut mencerminkan
bahwa sebagai muslim kita harus mendekatkan diri kepada Allah
SWT yang telah memberikan kehidupan bagi kita.
Akhir 2001, setelah Ramadhan 1422 H, saya mulai jilbab ke mana pun pergi. H.70, P.47
Sejak memakai jilbab, saya merasa tenang dan tak pernah merasa takut ada yang mengganggu. Saya yakin, ke mana pun pergi Allah SWT akan bersama saya. Subhanallah. H.70, P.49
Semester pertama kuliah, saya memantapkan hati untuk berjilbab. H.74, P.16
Sepertinya memang benar, jika kita mendekat selangkah kepada Allah, dia akan mendekat beribu-ribu langkah kepada kita.H.76, P.26
Sejak berjilbab, saya merasa lebih sejuk saat berada ditempat yang terik. H.76, P.28
Aku jadi merasa dekat dan membutuhkan Allah. H.51, P.128
Kalimat diatas merupakan kisah keyakinan untuk berjilbab
kemana pun pergi, dan penulis memberikan pengalaman yang
dirasakan setelah memakai jilbab, seperti halnya ia percaya bahwa
Allah akan memberikan perlindungan kepada umatnya yang mau
berbadah dan terasa Allah selalu dekat dengan kita.
Keinginan berjilbab pun semakin kuat. Untuk lebih memantapkan hati dan niat aku sering bertanya kepada teman dan kakak kelas yang sudah lebih dulu pakai. H.120, P.13
66
Pesan yang dapat diambil pada kalimat diatas yaitu dengan
niat yang mantap segala sesuatu yang ingin dikerjakan akan
semakin mudah dan kebaikan pun akan selalu menghampirinya.
Aku merasa kekuatan Allah di antara kelemahan ku. Aku merasa yakin kalau Allah akan mengabulkan permohonanku. Suatu saat. H.128. P.52
Allah maha penolong dan tidak akan pernah mengecewakan hambaNya yang berharap dan meminta pertolongan.H.132, P.24
Pesan dari kalimat diatas yaitu percaya do’a kita suatu saat
akan diijabah oleh Allah meskipun kita tidak tahu kapan waktunya
oleh karena itu kita sebagai makhluk Allah teruslah berdo’a dan
jangan pernah bosan, sesungguhnya Allah akan mengabulkan do’a
setiap hambanya jika hambanya bersungguh-sungguh.
Aku tetap berusaha meyakinkan kalau tidak akan mengalami kesulitan dengan berjilbab.H.130, p.61
Bismillah, saya yakin Allah akan menolong. Tanggal 16 Juni 2002 menjadi momen tak terlupakan hari pertama saya mengenakan jilbab di kampus.H.132, P.13
Kalimat diatas menceritakan awal ketika ingin memakai
jilbab, pesan yang dapat diambil behwa dengan menanamkan
kepercayaan bahwa Allah akan selalu menjaga kita ia memutuskan
untuk berjlbab dan setiap usaha yang dilakukan pasti akan
membuahkan hasil yang dharapkan.
Allah maha penolong dan tidak akan pernah mengecewakan hamba-Nya yang berharap dan meminta pertolongan. H.132, P.24
67
Saya harus bangkit, harus berubah, harus kembali ke jalan-Nya! Tekad itu terpancang dari lubuk hati yang paling dalam. H.146, P. 37
Saya tak boleh putus asa dan menyia-nyiakan teguran Allah lewat mimpi itu. Allah menegur pasti karena sayang dan mau memberi kesempatan untuk bertaubat. H.148, P.46
Kisah diatas menceritakan pengalaman Nurhasanah ketika
berhijab, saat itu Nurhasanah bergaul tidak hanya dengan teman-
teman pengajian tetapi juga dengan teman cowok dikampusnya dan
mulai kehilangan rasa malu untuk duduk berdekatan dengan
mereka. Berbagai teguran pun datang menghampirnya. Pesan yang
dapat diambil bahwa jangan mudah berputus asa akan teguran
masyarakat, karena setiap teguran merupakan cerminan diri untuk
merubah menjadi lebih baik lagi dan yakin bahwa Allah akan
selalu menolong umatnya.
Saya mengazamkan bahwa selamanya tak akan menggadaikan akidah untuk apapun, termasuk setia berjilbab sampai akhir hayat. H.156, P.74
Sejak berjilbab, saya termotivasi untuk belajar Islam lebih baik lagi.H.156, P.18
Tapi susan tak gentar. Kali ini ia ingin istiqomah dengan jilbabnya.H.168, P.38
Aku merasa Allah sangat sayang, sampai sekarang aku masih istiqomah dengan jilbab. H.186, P.2
Meski demikian, hingga detik ini ia tetap istiqomah dengan jilbabnya yang kini fleksibel,modis, dan tetap syar’i. H.188, 15
Dari kalimat diatas menceritakan kisah pertama berjilbab
tetapi mendapat tantangan dari luar dan dari dalam keluarga,
68
sekolah dan tempat pekerjaan tetapi meskipun begitu ia tetap
dengan istiqomah manjalankan perintah agama sebagai muslimah
yang taat pada aturan Allah SWT. Pesan yang terdapat dalam
kalimat ini adalah pesan kesabaran dan terus mendekatkan diri
kepada Allah SWT.
Motivasi akan mengubah tantangan menjadi peluang besar. Motivasi akan membuat ketidakberdayaan menjadi sumber kekuatan. Apalagi motivasi itu terlahir dari stamina iman atau kekuatan ruhiyah yang menyadarkan bahwa kita hidup untuk memberi kontribusi perbaikan pada masyarakat dan agama. Motivasi dapat mengubah pribadi mandek menjadi dinamis,kreatif, dan penuh inovatif. Begitu menurutku. H.196, P.50
Kebanggaan sejati adalah senantiasa berbuat yang terbaik, meskipun tidak ada yang melihat dan memerhatikan, sebab yakin Allah maha tahu, pun dengan akhlak jilbab kita.H.198, P.56
Kutipan kalimat tersebut merupakan tulisan dari Muthi yang
menguatkan dirinya untuk berjilbab dan mengubah diri menjadi
lebih baik dan keyakinan yang mantap untuk menjalankan
perintah-Nya.Penulis ingin menyampaikan pesan bahwa dengan
adanya dorongan yang kuat dari dalam hati maka keyakinan pun
mulai tumbuh didalam hati kita untuk mematuhi perintah agama
dan berbuat yang baik sesama makhluk hidup.
Rasanya capek banget pakai jilbab, sementara disekeliling nggak ada yang memakainya. Puncaknya timbul keraguan dalam benak, “Buka aja ya.. buka nggak ya...” H.202, P.17
Keputusan tegas muncul aku nggak akan melepas jilbab. Apapun yang terjadi. H.208, P.23
69
Keteguhan hati sangat dibutuhkan dalam menghadapi kondisi yang membuat kita tidak nyaman. H.210, P.25
Aku masih meyakini itu sampai, khususnya terkait jilbab. H.210, P.26
Kalimat diatas merupakan kisah pengalaman berjilbab
Indah S. Pratidina.ia menceritakan ketika ia galau untuk tetap
melepas jilbab atau tetap mengenakannya ketika pertukaran pelajar
ke Jepang. Dari kalimat diatas dapat ditarik pesan kesabaran
meskipun cuaca panas dan hanya minoritas yang memakai jilbab
tetapi dengan keyakinan sepenuh hati bahwa jilbab merupakan
suatu keharusan bagi muslimah dan percaya bahwa dimanapun
berada jilbab akan selalu melindungi kita maka keraguan pun akan
hilang.
II. Pesan yang Mengandung Iman kepada Kitab-Kitab
Apa yang ku lakukan ini, berjilbab, sesuai dengan ajaran yang terdapat dalam Al-Qur’an dan hadits.H.122, P.22 Jilbab yang Allah perintahkan dalam QS.An-Nur dan Al-Azhab hanya sehelai kain ringan, terbilang tipis namun tidak tembus pandang, menutup kepala dan dijulurkan hingga dada. H.252, P.2
Dalam kalimat ini merupakan pengalaman dari Demitri
yang meyakini jilbab sesuai dengan ayat Al-Qur’an.Kalimat ini
menyiratkan pesan bahwa segala sesuatunya telah Allah jelaskan
dalam Al-Qur’an termasuk perintah untuk berhijab. Maka
memahami dan meyakini isi dalam Al-Qur’an merupakan Iman
kepada Kitab-Kitab.
70
III. Pesan yang Mengandung Iman kepada Rasul
Masih banyak muslimah yang merasa begitu berat untuk mengikuti sikap para sahabat dan sahabiyah Rasulullah SAW: Sami’na wa atho’na.H.252, P.3 Rahmatan lil’alamin. H.252, P.4
Disini penulis ingin menyampaikan bahwa jilbab
merupakan ajaran Rasulullah SAW yang seharusnya diikuti oleh
muslimah tanpa harus menunda-nunda karena jilbab merupakan
kewajiban yang diperintahkan Allah dan Rasulnya.
IV. Pesan yang Mengandung Iman kepada Hari Akhir
Jilbab yang sekarang dipakai adalah jilbab pemahaman bahwa kita akan pulang ke pangkuanNya. Dan kali ini saya tidak lagi merasa terguncang. H.220, P.56
Kalimat diatas merupakan kisah dari Nurhayati yang
memahami jilbab tidak baik untuk menundanya. Pada kalimat
tersebut Nurhayati meyakini adanya hari akhir yang ditentukan
oleh Allah dimana tidak ada seorang pun yang mengetahuinya
kecuali Allah, oleh karena itu jilbab merupakan penyempurnaan
keyakinan terhadap perintah Allah dan sesegera mungkin untuk
dilaksanakan sebelum kembali kepada-Nya.
71
Tabel 6
Nilai Hasil Penelitian Kategori Pesan Syari’ah
“Laa Tahzan For Hijabers”
No. Kategori Pesan F %
1. Ibadah 10 71,43
2. Muamalah 4 28,57
Jumlah 14 100
Dari hasil perhitungan kategori diatas menunjukan pesan Syari’ah
dalam buku Laa Tahzan For Hijabers pesan yang mengandung unsur
Ibadah lebih besar sebanyak 71,43 %, dilanjutkan dengan pesan yang
mengandung unsur Muamalah sebanyak 28,57 %. Hasil diatas
menyiratkan pesan bahwa keyakinan memakai jilbab dapat tercapai tidak
hanya didasari oleh iman yang kuat dalam hati juga dengan banyak
mendekatkan diri kepada Allah dalam bentuk Ibadah sholat dan
memperbanyak do’a kepada Allah.1
b) Pesan Dakwah yang Mengandung Pesan Syari’ah
Pesan yang mengandung unsur Ibadah dan Muamalah
I.Pesan yang Mengandung Pesan Ibadah
Sembari terus berharap dan berdo’a bahwa suatu hari kelak aku akan mengenakannya. H.2, P.7 Setiap hari aku harus bangun pukul tiga pagi. Usai sholat malam, aku langsung memulai aktivitas di dapur, di bantu santri yang piket. H.84, P.3
1Wawancara dengan Asma Nadia, Pada Rabu, 09-07-2014, Jam 17.00 WIB
72
Karena kainginan berjilbab sangat kuat, saya sampai nazar kalau lulus UMPTN saya akan pakai jilbab. H.110, P.4 Kuperbanyak ibadah sunah, seperti puasa senin kamis, sholat sunah rawatib, Qiyamullail, sholat dhuha, tilawah. H.124, P. 32 Sujud panjang dalam setiap sholat, do’a-do’a. Serta ikhtiar untuk terus memberikan penjelasan kepada mereka tentang kewajiban berjilbab tetap tak putus ku lakukan. H.128, P.50 Aku bangun disepertiga malam terakhir dan berdo’a memohon kepada Allah agar aku lulus UMPTN. H.128, P.56
Dalam kalimat diatas temasuk dalam unsur ibadah kepada Allah
dapat dilihat dari segala bentuk perbuatannya seperti berdo’a dan selalu
mengedepankan ibadah dalam setiap persoalan yang dihadapinya. Hal
tersebut mengandung pesan ibadah kepada Allah SWT.
Tugas kita adalah berikhtiar secara maksimal lalu bertawakal. H.158, P.65
Dalam kalimat tersebut dapat dikatakan sebagai pesan ibadah
dilihat dari kalimat ikhtiar dan tawakal yang merupakan ibadah hati
menyerahkan segalanya kepada Allah.
“Bila kita mulai menemukan jati diri, maka kejarlah ia dengan sungguh-sungguh dan perbanyaklah do’a karena do’a akan memperjelas arah langkah kita”. H. 190, P.27
Penulis berusaha menyampaikan pesan dalam kalimat ini, ketika
sedang kehilangan arah hidup berdo’alah karena hanya kepada Allah yang
dapat menolong kita dan mengarahkan jalan kita kearah yang lebih baik.
Terdapat pesan ibadah dilihat dari kalimat perbanyaklah berdo’a.
73
Tidak semua muslimah mengerti bahwa mengenakan jilbab itu merupakan bentuk totalitas ibadah padaNya. Bahwa jilbab itu adalah kontrak dengan Allah. H.222, P.67
Penulis ingin menyampaikan bahwa jilbab merupakan salah satu
bentuk ibadah fisik kita terhadap Allah SWT.
II. Pesan yang Mengandung Pesan Muamalah
Sejak berjilbab saya merasa tentram dan jauh dari rasa takut. Sebab paling tidak salah satu kewajiban muslimah telah saya tunaikan. Semoga saja saya mampu untuk perlahan-lahan menunaikan kewajiban lainnya. Insya Allah. H.40, P.60
Ada juga yang bilang, kita harus menutup aurat dalam kehidupan sehari-hari. Tapi kenapa pada kenyataanya tidak seperti itu, sangat berbeda?kalau aurat memang harus ditutup,kenapa hanya sholat saja, sedangkan ketika diluar sholat, dalam kehidupan sehari-hari malah membukanya?sepertinya nggak pas.satu hal yang sama, tapi pelaksanaannya bertentangan. H.42, P.6
Kenapa mesti setengah-setengah? Pikir saya. Kenapa tidak boleh berjilbab dan tidak boleh juga berpakaian mini?kenapa diwajibkan mengaji tapi juga dilarang main ini itu. Berpikir begitu, saya nekad langsung mengenakan jilbab, meski orang tua masih menentang. H.214, P.18
Kalimat tersebut terdapat pesan muamalah kerena dijelaskan
mengenai hukum memakai jilbab itu wajib dan harus dilaksanakan oleh
setiap muslimah.
74
Tabel 7
Nilai Hasil Penelitian Kategori Pesan Akhlak
“Laa Tahzan For Hijabers”
No. Kategori Pesan F %
1. Akhlak kepada Allah 21 53,85
2. Akhlak kepada Manusia 18 46,15
Jumlah 39 100
Dari hasil perhitungan kategori diatas menunjukan pesan Akhlak
dalam buku Laa Tahzan For Hijabers pesan yang mengandung unsur
Akhlak kepada Allah lebih besar sebanyak 53,85%, dilanjutkan dengan
pesan yang mengandung unsur Akhlak kepada Manusia sebanyak
46,15%. Dilihat dari hasil perhitungan diatas pesan akhlak kepada Allah
lebih mendominasi karena dalam kisah ini terdapat banyak ucapan syukur
atas nikmat yang telah Allah berikan kepada umatnya dalam hal ini ketika
seseorang telah berhasil melewati cobaan yang Allah berikan ketika ingin
berjilbab atau pun setelah berjilbab.
c) Pesan Dakwah yang mengandung Akhlak
Pesan dakwah yang mengandung unsur Akhlak kepada Allah, Akhlak
kepada Manusia dan Akhlak kepada Lingkungan.
I. Pesan yang Mengandung Akhlak Kepada Allah
Astaghfirullah... H. 14, P.3
75
Kalimat tersebut merupakan ungkapan mohon ampunan kepada
Allah yang merupakan adab bagi umat muslim.
Saya lebih memusatkan perhatian pada perbaikan ibadah dan akhlak yang selama ini masih perlu dibatasi. H.20,P.30
Kalimat tersebut merupakan ungkapan dari Novia Syahidah yang
ingin memperbaiki akhlaknya menjadi lebih baik, dan berusaha mengubah
pribadi yang lebih baik dari segi kelakuan dan ibadahnya merupakan
akhlak kepada Allah.
Alhamdulillah, saya mendapatkan tambahan kekuatan dari seorang sahabat yang kemudian menyusul memakai jilbab. H.20, P.31 Alhamdulillah, ketakutan saya tak pernah terjadi, terutama tentang resiko dikeluarkan. H.38, P.50 Alhamdulillah, saya selalu mensyukuri apa yang saya punya. H.64, P.15 Alhamdulillah, dibalik semua cobaan, ujian dan godaan yang diberikan terkandung banyak hikmah, meski tak sempat saya sadari. H.70, P.47 Alhamdulillah, Allah maha pemberi rezeki. H.76, P.27
Kalimat tersebut merupakan ungkapan rasa syukur, hal tersebut
menyiratkan bahwa ungkapan rasa syukur merupakan hal yang penting
dan merupakan akhlak yang terpuji dan wujud rasa cinta dan terima kasih
terhadap Allah SWT, kalimat tersebut temasuk akhlak kepada Allah SWT.
Melalui jilbab yang kita kenakan, justru memacu untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi. H.80,P.47
Kalimat tersebut merupakan bentuk semangat yang diberikan
penulis untuk menjadikan manusia yang berakhlak mulia dengan berjilbab.
Karena dengan mengenakan jilbab merupakan awal mula memperbaiki
diri dari segi penampilan dan dapat diikuti dari segi perbuatan.
76
Subhanallah, isinya jilbab putih. H,126, P.44
Kalimat tersebut merupakan kutipan kisah dari demitri, yang
merupakan bentuk ucapan kekaguman yang beradab dan merupakan
akhlak yang mulia terhadap Allah SWT.
Menjadi Assabiqunal Awwalun, satu-satunya jilbabers di kelas mempunyai tantangan sendiri.H.180, P.38
Kalimat diatas merupakan kutipan dari tulisan Hikaru, bahwa
orang pertama dan satu-satunya yang memakai jilbab menurutnya
seseorang yang memakai jilbab tidak boleh melakukan kesalahan dan
menjaga perilakunya. Maka dalam kalimat tersebut terdapat pesan Akhlak
kepada Allah.
Dan sebagai bentuk syukur, rangkul hidayah yang telah diberikan-
Nya dengan segera sebelum Allah menariknya dan tak ada jaminan
kenikmatan iman serupa akan dihadirkan-Nya kembali. H.252, P.6
Penulis ingin menyampaikan pesan bahwa segeralah untuk
berjilbab sebagai ungkapan terima kasih telah diberikan kenikmatan oleh
Allah baik nikmat hidup dan kesehatan sebelum Allah mengambilnya.
Maka dalam kalimat ini mengandung unsur akhlak kepada Allah.
II.Pesan yang mengandung Akhlak kepada Manusia
Rani rajin berda’wah tentang berjilbab bagi muslimah pada teman-temannya. Pelan pelan aku mulai terpengaruh da’wah Rani, begitu juga Della. Kami sama-sama ingin mengikuti jejak Rani untuk berjilbab.H.2, P.5
77
Kalimat diatas merupakan pengalaman Mecca Madina berhijab, dari
pengalamannya tersebut dapat dikatakan bahwa memberikan pengaruh
yang baik kepada orang lain termasuk kedalam akhlak kepada manusia.
“Buat apa sih jilbaban segala? Asal kamu rajin ibadah,
sholat,ibadah,berbuat baik,itu sudah cukup”alasan mama. “nanti kan kalo dibuka lagi malu!!” imbuhnya. H.2,P.6
“Kenapa kalian belum juga memakai jilbab?” tanya bu leli ramah. “mama tidak mengizinkan, bu” jawabku dengan kepala tertunduk. “Loh knapa? Pake jilbab ko nggak boleh?” aku diam saja.H.4, P.14 “Setuju! Bagus!” saudara kembarku semangat sekali mendukung niatan
jilbabku. Alhamdulillah. H.44, P.21
Kalimat diatas terdapat pesan akhlak kepada manusia karena
didalam percakapan tersebut dijelaskan adanya kepedulian seorang guru
dengan murid ketika ia belum mengenakan jilbab sementara teman-
temannya sudah memakai jilbab, dan kepedulian antara saudara
sekandung.
“Silahkan masuk” pak Gede yang lebih dulu menguasai keadaan
mempersilahkan Nur.H.58, P.23
Kalimat diatas merupakan percakapan antara ustadz dan santri
ketika berkunjung kerumahnya. Dalam kalimat tersebut termasuk pesan
akhlak kepada sesama manusia dengan cara ia mempersilahkan masuk
kepada santrinya.
Jilbab(baju gamis)pertama saya adalah hadiah dari mama. H.70, P.48
78
Kalimat diatas merupakan akhlak kepada sesama manusia yang
dimana sang mama memberikan hadiah kepada anaknya dan perbuatan
tersebut membuat orang lain senang.
Jilbab saya merasa nyaman dan aman, tidak ada lagi yang menggangu di jalan atau di tempat umum. H.76, P.29
Penulis berusaha memberikan pesan manfaat jika memakai jilbab
maka tidak ada lagi yang mengganggu dijalan, dan pesan tersebut masuk
kedalam pesan akhlak kepada manusia.
Jujur, dari lubuk hati yang paling dalam saya juga ingin memenuhi tuntutan itu karena punya maksud baik untuk hijabers. H.114, P.26
Setelah menceritakan awal ketertarikan pada Islam dan menanyakan banyak hal, beliau memberikan sebuah buku berjudul Tauhid. H.132, P.7
Dalam kalimat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pesan yang
terkandung dalam kalimat diatas adalah pesan kepada manusia karena
ingin saling membantu kepada sesamanya.
Namun, saya menghadapi ibu dengan mengedepankan Akhlak karimah. H.242, P.26
Penulis ingin menyampaikan bahwa dengan mengedapankan
akhlak yang mulia maka urusan akan mudah terselesaikan dan dalam
kalimat tersebut mengandung unsur akhlak kepada manusia dilihat dari
cara Helvy menghadapi seorang ibu yang tidak menyetujui ia memakai
jilbab.
79
B. Pesan Dakwah yang Dominan
Hasil perhitungan kesepakatan ketiga orang juri dalam buku Laa
Tahzan For Hijabers yang dianalisis ini memiliki nilai pesan dakwah yang
berbeda-beda.
Berikut ini tabel pesan paling dominan dalam buku Laa Tahzan For
Hijabers :
Tabel 8
Pesan Dakwah Paling Dominan
No. Kategorisasi Frekuensi Prosentase
1. Aqidah 45 45,92 %
2. Syariah 14 14,29 %
3. Akhlak 39 39,79 %
Jumlah 98 100
Dari hasil perhitungan diatas menunjukan pesan Aqidah dalam buku
“Laa Tahzan For Hijabers” sebanyak 45,92%, dilanjutkan dengan pesan yang
mengandung pesan Akhlak sebanyak 39,79% dan pesan yang mengandung
pesan Syari’ah mendapatkan hasil terendah yaitu 14,29 %.
Dengan demikian, pesan dakwah yang paling dominan yang terdapat
dalam buku Laa Tahzan For Hijabers karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa
dkk, adalah pesan Aqidah sebanyak 45,92%. Didalam buku ini penulis ingin
memberikan pengalaman dan juga pesan bahwa dengan tetap konsisten diikuti
80
dengan keyakinan yang kuat maka sesuatu apapun yang terasa sulit akan
mudah dilalui dengan keyakinan bahwa Allah akan menolong dan yakin bahwa
cobaaan yang diberikan Allah semata-mata untuk menaikan derajat umatnya
menjadi lebih tinggi.
81
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah menjelaskan dan menganalisa data yang dikemukakan pada
bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada buku Laa Tahzan For Hijabers dalam kategori Aqidah,
pesan yang paling dominan yaitu Iman kepada Allah sebesar
88,90%, Iman kepada Kitab-Kitab sebesar 4,44%, Iman kepada
Rasul sebesar 4,44%, Iman kepada Hari Akhir sebesar 2,22 %.
2. Pada buku Laa Tahzan For Hijabers dalam kategori Syariah,
pesan yang paling dominan yaitu Ibadah sebesar 71,43 %
dilanjutkan dengan muamalah sebesar 28,57 %.
3. Pada buku Laa Tahzan For Hijabers dalam kategori Akhlak,
pesan yang paling dominan yaitu Akhlak kepada Allah sebesar
53,85%, dan dilanjutkan dengan Akhlak kepada manusia
sebesar 46,15%.
4. Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan yang telah
dihitung reliabilitas dan validitas peneliti menemukan
kecendrungan pesan dakwah dalam buku Laa Tahzan For
Hijabers karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, dkk .
berdasarkan pengolahan analisis data, maka ditemukan
kecendrungan pesan dakwah yang paling dominan adalah
pesan Aqidah dengan prosentase 45,92% dan dilanjutkan
82
dengan pesan Akhlak sebanyak 39,79% dan pesan Syari’ah
dengan prosentase terendah sebanyak 14.29%.
B. Saran-Saran
Setelah penulis menyelesaikan penelitian ini penulis memberikan
beberapa saran :
1. Bagi mahasiswa Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, tingkatkan
minat baca kalian, dan manfaatkan waktu kalian untuk menulis
karena pada saat ini banyak media cetak yang dimanfaatkan pada
kaum muda untuk memberikan dakwahnya selain lebih efektif
dakwah melalui media cetak juga banyak digemari.
2. Untuk mba Asma Nadia, semangat terus untuk melanjutkan karir
mba kedepannya semoga makin sukses dan semoga buku tulisan
mba akan lebih banyak penggemarnya.
3. Bagi para pembaca, hendaklah membaca bacaan yang mengandung
unsur ilmu pengetahuan tidak hanya mengedapankan hiburan
semata tetapi juga yang berisikan manfaat sehingga dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
83
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Amrullah, Dakwah Islam dan Perubahan Sosial. Yogyakarta: PLP2M, 1985.
Amin, M.Masyhur, Dakwah Islam dan Pesan Moral. Jakarta: Al-Amin Press,
1997. Amin, Samsul Munir, Rekonstruksi Pemikiran dakwah Islam, Jakarta: Amzah,
2008. Amin, Samsul Munir, Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah,2009.
Anshari, Hafi. Pemahaman dan Pengalaman Dakwah. Surabaya: Al-Ikhlas, 1993. Arifin, Anwar, Dakwah Kontemporer Sebuah Studi Komunikasi. Yogyakarta :
Graha Ilmu, 2011. Arifin H.M, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi. Jakarta: Bumi Aksara,
2005. Arifin, M, Ilmu Pengetahuan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 1991.
Azis, Moch. Ali, Ilmu Dakwah. Jakarta : Kencana, 2009.
Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana, 2011.
Ghazali, M. Bahri, Dakwah Komunikatif : Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Da’wah. Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1997.
Hafiduddin, Didin, Dakwah Aktual. Jakarta: Gema Insani Press, 1998.
Hasanuddin, Manajemen Dakwah. Ciputat : UIN Jakarta Press, 2005.
Hasanuddin, Hukum Dakwah. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996.
Ismail, A.Ilyas, Prio Hotman, Filsafat Dakwah Islam Rekayasa Membangun
Agama dan Peradaban Islam. Jakarta : Kencana, 2011.
84
Jumroni, Metode-metode Penelitian Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.
Munir, M, Metode Dakwah. Jakarta:Kencana, 2006.
Nadia, Asma, Helvy Tiana Rosa, dkk, Laa Tahzan For Hijabers. Depok : PT.Lingkar Pena, 2013.
Natsir, M, Fungsi Dakwah Perjuangan. dalam Abdul Munir Mulkhan,
Ideologisasi Gerakan Dakwah, Yogyakarta: Sipres, 1996.
Kriyanto, Rahmat, Riset Komunikasi, Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana, 2007.
Lampiran 2
Tabel yang menunjukan tingkat kesepakatan antar juri
Tabel 9
Tingkat Kesepakatan Antar Juri
Item
Kategorisasi
Aqidah Syari’ah Akhlak
Juri 1 Juri 2 Juri 3 Juri 1 Juri 2 Juri 3 Juri 1 Juri 2 Juri 3
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
Item
Kategorisasi
Aqidah Syari’ah Akhlak Juri 1 Juri 2 Juri 3 Juri 1 Juri 2 Juri 3 Juri 1 Juri 2 Juri 3
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
Item
Kategorisasi
Aqidah Syari’ah Akhlak Juri 1 Juri 2 Juri 3 Juri 1 Juri 2 Juri 3 Juri 1 Juri 2 Juri 3
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
81.
Item
Kategorisasi
Aqidah Syari’ah Akhlak
Juri 1 Juri 2 Juri 3 Juri 1 Juri 2 Juri 3 Juri 1 Juri 2 Juri 3
82.
83.
84.
85.
86.
87.
88.
89.
90.
91.
92.
93.
94.
95.
96.
97.
98.
99.
100.
101.
102.
Lampiran 1
Tabel yang mengandung kategorisasi pesan dakwah :
Tabel 10
Kategorisasi Pesan Aqidah
No. Bab/ Paragraf / Halaman
Kutipan Keterangan
1. I/57/10 Kadang berjilbab kadang ngak membuat hatiku resah.
Iman kepada Allah
2. II/4/14 Disana saya mencoba merenungkan sebersit pikiran untuk memakai jilbab.
Iman kepada Allah
3. II/28/20 Saat itu kita bangga menjadi pusat perhatian kagum banyak orang. Na’udzubillahi min dzalik.
Iman kepada Allah
4. II/38/22 Saya semakin banyak mengenal Islam lewat teman-teman. Dengan semakin meningkatnya pemahaman tentang Islam, maka saya pun berusaha menyempurnakan penampilan dengan hijab lebih rapi
Iman kepada Allah
5. II/47/24 Semoga Allah terus menjaga hidayah yang telah dilimpahkan-Nya kedalam hati saya.
Iman kepada Allah
6. III/28/32 Keinginan berjilbab berjalan bersisian dengan ketakutan. Saya tahu jawabannya: belum siap! Susah memang membuang ketakutan akan semua resiko yang harus ditanggung.
Iman kepada Allah
7.
III/39/32
Saya terus menguatkan hati dengan mengatakan. “This only the first day! Jalan terus, jangan menyerah. Hari-hari akan terus berlalu dan orang-orang akan terbiasa, hingga lama kelamaan mereka tak akan lagi merasa aneh dengan berjilbab”
Iman kepada Allah
8. IV/5/42 Aku tumbuh di lingkungan tanpa jilbab. Meski begitu, justru pandanganku tentang jilbab, perlu dipakai !!
Iman kepada Allah
No.
Bab/Paragraf/ Halaman
Kutipan
Keterangan
9. IV/12/44 Kok, nggak ikut berenang?” tanyaku ingin tau. “Nggak. Kami meyakini bahwa manusia seharusnya memakai pakaian yang sopan, yang tertutup. Jadi saya nggak berenang”
Iman kepada Allah
10. V/32/44 Meskipun dirumah aku harus tetap menutup aurat kalau ada mereka.
Iman kepada Allah
11. V/38/60 “Ya Allah, apa untuk menjalankan kewajiban dari Mu, akau harus tertakdir kaya? Atau harus berayah? Tangis Nur makin menjadi.
Iman kepada Allah
12. V/40/60 Nur kembali melangkah, tetap berjilbab. Meski lusuh, semangatnya tak luluh.
Iman kepada Allah
13. VI/47/70 Akhir 2001, setelah Ramadhan 1422 H, saya mulai jilbab ke mana pun pergi.
Iman kepada Allah
14.
VI/49/70
Sejak memakai jilbab, saya merasa tenang dan tak pernah merasa takut ada yang mengganggu. Saya yakin, ke mana pun pergi Allah SWT akan bersama saya. Subhanallah.
Iman kepada Allah
15. VII/16/74 Semester pertama kuliah, saya memantapkan hati untuk berjilbab
Iman kepada Allah
16. VII/26/76 Sepertinya memang benar, jika kita mendekat selangkah kepada Allah, dia akan mendekat beribu-ribu langkah kepada kita.
Iman kepada Allah
17. VII/28/76 Sejak berjilbab, saya merasa lebih sejuk saat berada ditempat yang terik.
Iman kepada Allah
18. X/32/116 Insya Allah, demi sebuah tempat di jalan yang Nyaman, saya harus ikhlas berjuang melewati kerikil kerikil kecil.
Iman kepada Allah
19. XI/13/120 Keinginan berjilbab pun semakin kuat. Untuk lebih memantapkan hati dan niat aku sering bertanya kepada teman dan kakak kelas yang sudah lebih dulu pakai.
Iman kepada Allah
20. XI/22/120 Apa yang ku lakukan ini, berjilbab, sesuai dengan ajaran yang terdapat dalam Al-Qur’an
Iman kepada Kitab-kitab
No.
Bab/Paragraf/ Halaman
Kutipan
Keterangan
21. XI/51/128 Aku jadi merasa dekat dan membutuhkan Allah.
Iman kepada Allah
22. XI/52/128 Aku merasa kekuatan Allah di antara kelemahan ku. Aku merasa yakin kalau Allah akan mengabulkan permohonanku. Suatu saat.
Iman kepada Allah
23. XI/61/130 Aku tetap berusaha meyakinkan kalau tidak akan mengalami kesulitan dengan berjilbab.
Iman kepada Allah
24. XII/12/132 Lima bulan mempelajari Islam, menjelang ulang tahun ke-19, saya mantap hijrah menjadi muslim. Setelah masuk Islam, muncul keinginan untuk mengerjakan hal yang diwajibkan yaitu berhijab.
Iman kepada Allah
25. XII/13/132 Bismillah, saya yakin Allah akan menolong. Tanggal 16 Juni 2002 menjadi momen tak terlupakan hari pertama saya mengenakan jilbab di kampus.
Iman kepada Allah
26. XII/24/132 Allah maha penolong dan tidak akan pernah mengecewakan hambaNya yang berharap dan meminta pertolongan.
Iman kepada Allah
27. XIII/37/146 Saya harus bangkit, harus berubah, harus kembali ke jalan-Nya! Tekad itu terpancang dari lubuk hati yang paling dalam.
Iman kepada Allah
28.
XIII/46/148
Saya tak boleh putus asa dan menyia-nyiakan teguran Allah lewat mimpi itu. Allah menegur pasti karena sayang dan mau memberi kesempatan untuk bertaubat.
Iman kepada Allah
29. XIV/17/156 Saya mengazamkan bahwa selamanya tak akan menggadaikan akidah untuk apapun, termasuk setia berjilbab sampai akhir hayat.
Iman kepada Allah
30. XIV/18/156 Sejak berjilbab, saya termotivasi untuk belajar Islam lebih baik lagi.
Iman kepada Allah
31. XV/38/168 Tapi susan tak gentar. Kali ini ia ingin istiqomah dengan jilbabnya.
Iman kepada Allah
No.
Bab/Paragraf/ Halaman
Kutipan
Keterangan
32.
XVII/2/186
Aku merasa Allah sangat sayang, sampai sekarang aku masih istiqomah dengan jilbab.
Iman kepada Allah
33. XVII/15/188 Meski demikian, hingga detik ini ia tetap istiqomah dengan jilbabnya yang kini fleksibel, modis, dan tetap syar’i.
Iman kepada Allah
34. XVII/35/192 Subhanallah, pertolongan Allah senantiasa datang. Kami tidak mendapat kendala dari orang tua, karena aku dan kakak bertekad akan menunjukan perubahan yang berarti.
Iman kepada Allah
35. XVII/50/196 Motivasi akan mengubah tantangan menjadi peluang besar. Motivasi akan membuat ketidakberdayaan menjadi sumber kekuatan. Apalagi motivasi itu terlahir dari stamina iman atau kekuatan ruhiyah yang menyadarkan bahwa kita hidup untuk memberi kontribusi perbaikan pada masyarakat dan agama. Motivasi dapat mengubah pribadi mandek menjadi dinamis,kreatif, dan penuh inovatif. Begitu menurutku.
Iman kepada Allah
36. XVII/56/198 Kebanggaan sejati adalah senantiasa berbuat yang terbaik, meskipun tidak ada yang melihat dan memerhatikan, sebab yakin Allah maha tahu, pun dengan akhlak jilbab kita.
Iman kepada Allah
37. XVIII/17/202 Rasanya capek banget pakai jilbab, sementara disekeliling nggak ada yang memakainya. Puncaknya timbul keraguan dalam benak, “Buka aja ya.. buka nggak ya...”
Iman kepada Allah
38. XVIII/23/208 Keputusan tegas muncul aku nggak akan melepas jilbab. Apapun yang terjadi.
Iman kepada Allah
No. Bab/Paragraf/ Halaman
Kutipan Keterangan
39. XVIII/25/210 Keteguhan hati sangat dibutuhkan dalam menghadapi kondisi yang membuat kita tidak nyaman.
Iman kepada Allah
40. XVIII/26/210 Aku masih meyakini itu sampai, khususnya terkait jilbab
Iman kepada Allah
41. XIX/56/220 Jilbab yang sekarang dipakai adalah jilbab pemahaman bahwa kita akan pulang ke pangkuanNya. Dan kali ini saya tidak lagi merasa terguncang.
Iman kepada Hari Kiamat
42. XX/45/234 Alhamdulillah, kejadian itu langsung menepis godaan untuk melepas kerudung. Semoga Allah menjaga dan menguatkan hati untuk selalu istiqomah
Iman kepada Allah
43. XXIII/3/252 Jilbab yang Allah perintahkan dalam QS.An-Nur dan Al-Azhab hanya sehelai kain ringan, terbilang tipis namun tidak tembus pandang, menutup kepala dan dijulurkan hingga dada.
Iman kepada Kitab-kitab
44. XXIII/3/252 Masih banyak muslimah yang merasa begitu berat untuk mengikuti sikap para sahabat dan sahabiyah Rasulullah SAW: Sami’na wa atho’na.
Iman kepada Rasul
45. XXIII/4/252 Rahmatan lil’alamin Iman kepada Rasul
Tabel 11
Kategorisasi Pesan Syari’ah
No. Bab/Paragraf/ Halaman
Kutipan Keterangan
1. I/7/2 Sembari terus berharap dan berdo’a bahwa suatu hari kelak aku akan mengenakannya.
Ibadah
2. III/60/40 Sejak berjilbab saya merasa tentram dan jauh dari rasa takut. Sebab paling tidak salah satu kewajiban muslimah telah saya tunaikan. Semoga saja saya mampu untuk perlahan-lahan menunaikan kewajiban lainnya. Insya Allah.
Muamalah
3.
IV/6/42
Ada juga yang bilang, kita harus menutup aurat dalam kehidupan sehari-hari. Tapi kenapa pada kenyataanya tidak seperti itu, sangat berbeda? kalau aurat memang harus ditutup,kenapa hanya sholat saja, sedangkan ketika diluar sholat, dalam kehidupan sehari-hari malah membukanya?sepertinya nggak pas.satu hal yang sama, tapi pelaksanaannya bertentangan.
Muamalah
4. VI/40/68 Astaghfirullah.. saya terus beristighfar, berdo’a dalam hati meminta pertolongan pada Allah SWT.
Ibadah
5. VIII/3/84 Setiap hari aku harus bangun pukul tiga pagi. Usai sholat malam, aku langsung memulai aktivitas di dapur, di bantu santri yang piket.
Ibadah
6. X/4/110 Karena kainginan berjilbab sangat kuat, saya sampai nazar kalau lulus UMPTN saya akan pakai jilbab.
Ibadah
7.
X/5/110
Saya sampai mengeluarkan ayat tentang menutup aurat: An-Nur ayat 31 dan Al-Ahzab ayat 59. Alhamdulillah, ibu mendukung.
Muamalah
No.
Bab/Paragraf/Halaman
Kutipan
Keterangan
8. XI/32/124 Kuperbanyak ibadah sunah, seperti puasa senin kamis, sholat sunah rawatib,Qiyamullail,sholat dhuha, tilawah.
Ibadah
9. XI/50/128 Sujud panjang dalam setiap sholat, do’a, Serta ikhtiar untuk terus memberikan penjelasan kepada mereka tentang kewajiban berjilbab tetap tak putus ku lakukan.
Ibadah
10. XI/56/128 Aku bangun disepertiga malam terakhir dan berdo’a memohon kepada Allah agar aku lulus UMPTN.
Ibadah
11. XIV/65/158 Tugas kita adalah berikhtiar secara maksimal lalu bertawakal.
Ibadah
12. XVII/27/190 “Bila kita mulai menemukan jati diri, maka kejarlah ia dengan sungguh-sungguh dan perbanyaklah do’a karena do’a akan memperjelas arah langkah kita”
Ibadah
13. XIX/18/214 Kenapa mesti setengah-setengah? Pikir saya. Kenapa tidak boleh berjilbab dan tidak boleh juga berpakaian mini?kenapa diwajibkan mengaji tapi juga dilarang main ini itu. Berpikir begitu, saya nekad langsung mengenakan jilbab, meski orang tua masih menentang.
Muamalah
14 XIX/67/222 Tidak semua muslimah mengerti bahwa mengenakan jilbab itu merupakan bentuk totalitas ibadah padaNya. Bahwa jilbab itu adalah kontrak dengan Allah.
Ibadah
Tabel 12
Kategorisasi Pesan Akhlak
No. Bab/Paragraf/Halaman
Kutipan Keterangan
1. I/5/2 Rani rajin berda’wah tentang berjilbab bagi muslimah pada teman-temannya. Pelan pelan aku mulai terpengaruh da’wah Rani, begitu juga Della. Kami sama-sama ingin mengikuti jejak Rani untuk berjilbab.
Akhlak kepada manusia
2. I/6/2 “Buat apa sih jilbaban segala? Asal kamu rajin ibadah, sholat, ibadah, berbuat baik, itu sudah cukup”alasan mama. “nanti kan kalo dibuka lagi malu!!” imbuhnya.
Akhlak kepada Manusia
3. I/14/4 “Kenapa kalian belum juga memakai jilbab?” tanya bu leli ramah. “mama tidak mengizinkan, bu” jawabku dengan kepala tertunduk. “Loh knapa? Pake jilbab ko nggak boleh?” aku diam saja.
Akhlak kepada Manusia
4. I/22/4 “Sekarang hanya saya yang belum berjilbab, ma. Saya malu,” keluhku pada mama.
Akhlak kepada Manusia
5. II/3/14 Astaghfirullah...
Akhlak kepada Allah
6. II/14/16 Kenapa harus pusing dengan komentar orang lain, jika bapak berkata “baguslah, dia sudah tahu memilih jalan yang tebaik buat dirinya. Kita sebagai orang tua tak perlu repot-repot mengajarinya.
Akhlak kepada Manusia
7.
II/30/20
Saya lebih memusatkan perhatian pada perbaikan ibadah dan akhlak yang selama ini masih perlu dibenahi.
Akhlak kepada Allah
No. Bab/Paragraf/Halaman
Kutipan
Keterangan
8. II/31/20 Alhamdulillah, bersyukur saya telah mendapatkan tambahan kekuatan dari seorang sahabat yang kemudian menyusul memakai jilbab.
Akhlak kepada Allah
9. II/46/24 Alhamdulillah Akhlak kepada Allah
10. III/29/32 Syukurlah, ada Zakiyah, kakak perempuan saya. Sejak awal kami rajin diskusi soal jilbab. Akhirnya dia berani memakai.
Akhlak kepada Manusia
11. III/50/38 Alhamdulillah, ketakutan saya tak pernah terjadi, terutama tentang resiko dikeluarkan.
Akhlak kepada Allah
12. IV/21/44 “Setuju! Bagus!” saudara kembarku semangat sekali mendukung niatan jilbabku. Alhamdulillah.
Akhlak kepada Manusia
13. V/23/58 “Silahkan msuk” pak Gede yang lebih dulu menguasai keadaan mempersilahkan Nur.
Akhlak kepada Manusia
14. VI/15/64 Alhamdulillah, saya selalu mensyukuri apa yang saya punya.
Akhlak kepada Allah
15.
VI/47/70
Alhamdulillah, dibalik semua cobaan, ujian dan godaan yang diberikan terkandung banyak hikmah, meski tak sempat saya sadari.
Akhlak kepada Allah
16. VI/48/70 Jilbab (baju gamis) pertama saya adalah hadiah dari mama.
Akhlak kepada Manusia
17. VII/27/76 Alhamdulillah, Allah maha pemberi rezeki.
Akhlak kepada Allah
18. VII/29/76 Jilbab saya merasa nyaman dan aman, tidak ada lagi yang menggangu di jalan atau di tempat umum.
Allah kepada Manusia
19. VIII/11/84 Na’udzhubillahi min dzalik! Aku mulai dikucilkan dan selalui di curigai.
Akhlak kepada Manusia
20. VIII/34/90 Alhamdulillah, aku masih punya iman yang cukup kuat.
Akhlak kepada Allah
No.
Bab/Paragraf/Halaman
Kutipan
Keterangan
21. X/26/114 Jujur, dari lubuk hati paling dalam saya juga ingin memenuhi tuntutan itu karena punya maksud baik untuk hijabers.
Akhlak kepada Manusia
22.
XI/40/126
“Alhamdulillah, ya Allah” aku mengucap syukur tak terkira.
Akhlak kepada Allah
23. XI/42/126 Salah seorang teman sempat komentar,”Kok jilbab sudah bolong masih dipakai?”
Akhlak kepada Manusia
24. XI/43/126 Temanku itu memberi sebuah bungkusan.” Ini adalah sekedar pemberian dari kami. Buka dirumah ya”
Akhlak kepada Manusia
25. XI/44/126 Subhanallah, isinya jilbab putih. Akhlak kepada Allah
26. XI/44/126 Alhamdulillah pertolongan Allah datang dari arah yang tidak disangka-sangka.
Akhlak kepada Allah
27. XI/64/130 Segala puji bagi-Mu ya Allah, atas segala karunia-Mu kepada kami.
Akhlak kepada Allah
28. XII/7/132 Setelah menceritakan awal ketertarikan pada Islam dan menanyakan banyak hal, beliau memberikan sebuah buku berjudul Tauhid.
Akhlak kepada Manusia
39. XIV/10/154 Titian menuju hidayah itu terbuka melalui seorang senior di kampus. Secara sukarela dan sabar dia membantu memperbaiki bacaan Al-Qur’an saya yang masih amburadul.
Akhlak kepada Manusia
30. XV/37/180 Alhamdulillah janji itu kubuktikan, kira-kira satu setengah tahun kemudian, aku resmi memakai jilbab saat masuk SMA 3 Negri depok.
Akhlak kepada Allah
31. XVI/38/180 Menjadi Assabiqunal Awwalun, satu-satunya jilbabers di kelas mempunyai tantangan sendiri.
Akhlak kepada Allah
No.
Bab/Paragraf/Halaman
Kutipan
Keterangan
32.
XIX/44/218
“Kenapa berjilbab?” pertanyaan itu muncul lagi. Kali ini dari suami. “karena Allah sudah memberi banyak sekali nikmat dan saya mau kalau sampai tidak berterima kasih dengan menuruti perintah-Nya”
Akhlak kepada Allah
33. XIX/70/222 Sambil tak habis-habisnya bersyukur, sebab Allah maha baik masih berkenan memberi kesempatan kedua dengan hidayah jilbab.
Akhlak kepada Allah
34. XXI/15/240 “Nggak apa vy, jelek dimata manusia, cantik dimata Allah.
Akhlak kepada Manusia
35.
XXI/16/240
Saya mencoba menghias diri dengan akhlak karimah.
Akhlak kepada Allah
36. XXI/26/242 Namun, saya menghadapi ibu dengan mengedepankan Akhlak karimah.
Akhlak kepada Manusia
37. XXI/27/242 Alhamdulillah saya bersyukur hingga saat ini saya masih istiqomah.
Akhlak kepada Allah
38. XXIII/5/252 Bersyukur, sungguh jika jilbab mengetuk hati kita.
Akhlak kepada Allah
39.
XXIII/6/252
Dan sebagai bentuk syukur, rangkul hidayah yang telah diberikanNya dengan segera sebelum Allah menariknya dan tak ada jaminan kenikmatan iman serupa akan dihadirkanNya kembali.
Akhlak kepada Allah
DAFTAR HASIL WAWANCARA
Nama Interviewee : Asma Nadia
Jabatan : Penulis
Waktu : Rabu, 09-07-2014, Jam. 17.00 WIB
Tempat : Jl. Kemang Swatama Blok B No.3 Studio Alam, Depok (Kediaman Asma Nadia)
1. Apa yang melatarbelakangi mba Asma Nadia untuk menulis buku
Laa Tahzan For Hijabers, apakah cerita yang ada di buku tersebut
merupakan kisah nyata dari setiap penulisnya ?
Jawab : Iya, saya dulu sejak menulis novel catatan hati seorang istri
kan mengajak pembaca untuk menulis, jadi sejak mengajak pembaca
menjadi penulis kita bikin beberapa buku antologi ada seri-seri
catatan hati terus ada seri laa tahzan termasuk laa lahzan for hijabers.
Yang melatarbelakangi adalah saya tuh pengen, saya sendiri
termasuk orang yang pake jilbab itu ada tantangan dari orang tua,
karena mami itu mualaf cina kristen jadi baru masuk islam jadi ga
ngerti gitu. kita perlu proses untuk kita meyakinkan mami, enam
bulan saya ga ngomong sama mami, yaa jadi saya pikir pasti banyak
kan ade-ade yang suka curhat misalnya dia mau pake jilbab tapi
terbentur gitu orang tua ga ngizinin dan lain-lain dan akhirnya saya
fikir kayanya bagus deh kalo kita bikin satu buku gitu, saya ajak
temen-temen saya di alumni workshop Asma Nadia, jadi Asma
Nadia writing workshop kita punya alumni terus ada temen-temen
komunitas bisa menulis di facebook untuk ikutan menulis ada juga
temen-temen penulis, yaa disini mereka menulis membagi
pengalaman mereka ketika awal memakai jilbab.
2. Di dalam buku ini terdapat cerita dari beberapa penulis, apa motivasi
atau alasan mba memasukan cerita dari beberapa penulis tersebut di
dalam buku ini?
Jawab : Tujuannya supaya menguatkan temen-temen yang
mempunyai halangan yang sama ketika mereka memakai jilbab.
Karena pengalaman orang-orang itu kan berbeda-beda ketika
memakai jilbab, jadi saya harap dari pengalaman cerita dari
beberapa penulis disini dapat dijadikan kekuatan bagi mereka yang
ingin berjilbab tapi sulit karena tantangan disekitarnya dan lain
sebagainya.
3. Bagaimana tahap-tahap penulisannya dari mulai menulis hingga
tahap editing dari cerita beberapa penulis? dan berapa lama
waktunya sehingga buku ini bisa terbit?
Jawab : Ini kan sebetulnya naskahnya dulu pernah terbit, sebagian
naskahnya pernah terbit di buku jilbab pertamaku atau gara-gara
jilbabku yang diterbitkan penerbit lain pada tahun.. saya lupa tahun
berapa kalau tidak salah tahun 2004 atau berapa gitu, terus ini
dikombinasi naskah-naskah lama itu kemudian diterbitkan lagi.
Kalau penyusunannya sebenarnya yang lama itu kalau ga salah
sekitar setaun. Jadi dari kisah-kisah temen-temen penulis disetorkan
ke saya, prosesnya saya baca lalu saya seleksi karena tidak semua
yang dibaca masuk gitu kan,, nah dari yang di seleksi ada yang
misalnya perlu ada yang mereka revisi, jadi saya ngajak temen-
temen menulis itu kan sebagai pembelajaran biar mereka belajar
menulis kalo semua saya yang kerjain kan mereka ga dapet
edukasinya. Jadi mereka merevisi saya kasih tahu apa yang perlu
diperbaiki terus mereka kirimkan lagi sampai naskah selesai baru
kemudian disusun baru kemudian diedit dan baru kemudian di layout
dan seterusnya.
4. Di website home Asma Nadia saya melihat ada 3 cover buku laa
tahzan for hijabers yang berbeda dan di website tersebut ditulis agar
pengunjung website tersebut memberikan pilihan cover buku mana
yang bagus dan salah satu cover tersebut ada bacaaan best seller, apa
perbedaan cover buku tersebut dengan buku ini ?
Jawab : Hmm, jadi itu contoh sih yaa biasanya kita selalu lempar ke
pembaca untuk melihat pembaca sebenarnya suka cover yang mana
untuk sebagai masukan kita, tapi juga sebagai media sosialisasi
bahwa buku ini akan terbit buku dengan judul kaya gini tema kaya
gini akan terbit jadi mereka aware duluan gitu sebelum bukunya
terbit, jadi untuk sosialisasi bukunya. Kalo soal ada cover tulisan
best seller sebenarnya itu mungkin cuma cover contoh, nah kalo ini
cetakan pertama yang mba punya kita ga nulis best seller tapi yang
sekarang baru terbit udah ada tulisan best sellernya. Jadi setelah
cetak ulang ada tanda best sellernya.
5. Pesan dakwah apa yang mba ingin sampaikan dalam menerbitkan
buku ini?
Jawab : yang pertama sih ini dakwah tentang jilbab yang jelas sudah
pasti. Kalau jilbab itu kan bagian dari syari’at, cuma syari’at itu kan
hanya bisa terpenuhi kalo misalnya seseorang aqidahnya mantap.
Seseorang sampai dia bisa pakai jilbab itu hanya mungkin kalau dia
merasa cinta sama Allah, jadi dari aqidah ada secara syari’at dari
aqidah dituntun ke syari’at sosialisasi jilbab, jadi dakwah tentang
jilbabnya ada, tapi dari jilbab ini juga ada pesan-pesan tentang
istiqomah, tentang berjuang di jalan Allah, buat saya
mempertahankan kita memakai jilbab ketika ada banyak pihak yang
melarang dan menghalangi itu bagian dari perjuangan juga.
saya juga ingin mengajukan beberapa pertanyaan di luar dari buku ini ..
1. Apa kesibukan mba Asma Nadia saat ini selain menulis ?
Jawab : bikin penerbitan sendiri tahun 2009 yaitu Asma Nadia
Publishing House, mengelola toko diskon Asma Nadia di D’Mall
Depok, ruko No.14 A yang tidak hanya menjual buku saja tetapi
juga ada ransel ada toko busana juga, kesibukannya juga tetap
menulis karena ada novel yang sudah tanda tangan kontrak dengan
Rafi Film Insya Allah novel Assalamualaikum Beijing mudah-
mudahan tahun ini rencananya desember rilis kalau ga ada halangan,
terus yang kedua ada jilbab traveller tapi jilbab traveller versi novel
yang sedang disusun jadi saya tanda tangan kontrak berdasarkan
sinopsis yang saya buat dan pihak PH nya suka dan saya tanda
tangan kontrak dan saya sekarang menyelesaikan novel itu.
2. Bisa di ceritakan mba bagaimana perjalanan mba sehingga bisa
menjadi penulis yang Insya Allah sukses dan telah dikenal di
masyarakat saat ini ? Hambatan apa yang terjadi di awal mba
menulis ?
Awalnya kan hobi dari SMP, jadi sejak sekolah saya suka pelajaran
mengarang, kemudian yaa hobi gitu, cuma yaa dari kilas baliknya
lagi waktu kecil dari suka membaca saya suka membaca karena
selama saya dirumah sakit saya dulu penyakitan jantung, paru-paru,
geger otak, saya punya tumor 5 di sekitar leher terus di operasi
tinggal 3. Nah jadi dulu mami suka kalo nemenin kerumah sakit
selalu membelikan buku, merelakan makan siangnya, beliau ga
makan siang supaya saya bisa baca, kita dulu sangat sederhana,
miskin tinggal di samping rel kereta api daerah gunung sari jadi ga
punya fasilitas, saya ngetik cerpen pertama saya itu ketika usia 14
tahunan saya pinjam mesin ketik guru ngaji saya waktu itu, terus
saya ngetik dan saya coba kirim ke media dan kayanya ga dimuat
terus saya kasih unjuk cerpen itu ke pembimbing teater dan dicela di
bilang cerpennya klise, picisan, ga bagus, terus ga niat lagi untuk
nulis tapi kakak saya Helvy Tiana Rosa selalu nyemangatin ayo
nulis ayo nulis kamu bisa gitu kan karena saya ga terlalu percaya
diri, saya ga merasa berbakat menulis seperti itu dan perlu waktu
untuk memisahkan rasa ga percaya diri itu dengan perasaan
keharusan saya harus menulis, karena nulis itu bisa memberikan
kebaikan yang banyak, kita bisa berdakwah, dapat dijadikan
perantara komunikasi jadi tidak merasa digurui, jika kita ikhlas
mudah-mudahan jadi amal soleh dan kalau sampai kita meninggal
pun yaa masi dibaca orang, masi dicetak, yaa mudah-mudahan klo
kita ikhlas pahalanya masih mengalir jadi akhirnya saya tetap
menulis saya kirim ke media-media sekolah ikut lomba-lomba apa
segala macem ada menangnya ada kalahnya juga gitu kan, buku
pertama saya kan baru terbit pada tahun 1999 akhir ketika saya usia
26 tahun judul bukunya kisah luar biasa dari orang-orang biasa tapi
bukunya mengecewakan jadi covernya ga bagus covernya tuh tipis
bukunya tuh kaya pake kertas koran yang jelek gitu kaya buku-buku
mujarobat yang suka di bagikan di kereta yang orang ga pengen
megang, akhirnya dari situ tahun berikutnya jadi tahun 2000 awal
sekitar bulan february buku saya diterbitkan oleh Syaamil seri
aisyah putri.
3. Saya boleh tidak mba mengetahui sedikit biografi dari mba Asma
Nadia ?
Hmm, boleh boleh .. saya lahir di Jakarta 26 Maret 1972, seperti
yang sudah dibilang sebelumnya saya lahir dari keluarga sederhana,
mami saya seorang mualaf yang bernama Hj.Maria Amin dan papi
saya bernama H.Amin Ivo’s. Saya bersekolah di SD Kartini 2
Jakarta lalu dilanjutkan ke SMP 78 dan SMA 1 Budi Utomo Jakarta.
Saat ini saya telah menikah dengan Isa Alamsyah nama suami saya,
dan telah dikarunia dua orang anak sudah sepasang ada perempuan
ada laki-laki, kalau yang perempuan bernama Putri Salsa dan yang
laki-laki bernama Adam Putra Firdaus.
Recommended