View
3
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 5, No. 1, Januari-Juni 2021
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075
38
ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN SISWA
PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS DARING
KELAS 2 SDN 2 CIBADAK
Haikal Elsani;
Luthfi Hamdani Maula;
Din Azwar Uswatun.
teahaikal0@gmail.com; luthfihamdani@gmail.com:
uswatun.din@gmail.com
Universitas Muhammadiyah Sukabumi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemahaman konsep perkalian siswa pada
pembelajaran matematika berbasis daring. Jenis penelitian ini menggunakan metode
kualitatif deskriptif. Instrumen penelitian ini menggunakan pedoman wawancara dan
dokumentasi hasil nilai pengetahuan siswa untuk meilhat kemampuan pengetahuan
siswa mengenai pemahaman konsep perkalian matematika. Subjek penelitian
menggunakan Quota Sampling untuk pemilihan subjek dalam penulisan ini, karena
subjek yang diteliti yaitu kelompok yang telah ditetapkan sesuai dengan kuota kelas
yaitu kelas 2A sekolah dasar dan tidak meneliti banyak subjek untuk diteliti karena
keterbatasan waktu penulisan. Hasil penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
pemahaman konsep siswa terhadap matematika dengan menggunakan daring kurang
efektif dan sulit dipahami oleh siswa kelas IIA karena pembelajaran matematika harus
secara langsung dan nyata. Pembelajaran daring ini memerlukan bahan yang cukup
banyak seperti jaringan internet harus kuat, memiliki kuota yang cukup, dan handphone
android. Siswa yang memahami pemahaman konsep matematika melalui daring hanya
10 siswa yang menguasai pemahaman konsep perkalian dan sisanya masih kurang
memahami.
Kata Kunci : Pemahaman Konsep Matematika, Pembelajaran Daring, Sekolah Dasar
K13 mendefinisikan standar
kompetensi lulusan (SKL) sesuai
dengan seharusnya, yakni sebagai
kriteria mengenai kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup
sikap, pengetahuan dan
keterampilan. Kurikulum 2013 ini
mengacu kepada pasal 36 Undang-
undang No. 20 tahun 2003 yang
menyatakan bahwa penyusunan
kurikulum itu harus memperhatikan
peningkatan iman dan taqwa,
peningkatan akhlak mulia,
peningkatan potensi, kecerdasan dan
minat peserta didik.
Seorang pendidik dituntut
untuk memiliki empat kompetensi
agar dapat menggunakan teknologi
digital dengan tepat guna. Sejalan
dengan perkembangan kemajuan
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 5, No. 1, Januari-Juni 2021
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075
39
teknologi untuk meningkatkan
pengajaran mata pelajaran baik pada
lembaga pendidikan formal atau
pesantren mulai dari sekolah
menengah sampai perguruan tinggi.
Beberapa penelitian telah
menunjukkan bahwa teknologi
digital memberikan banyak
pengaruh positif terhadap mata
pelajaran di sekolah.
Adapun kelebihan
pembelajaran daring adalah untuk
mempelajari dan mengajarkan
materi pembelajaran dengan
menggunakan media teknologi yang
efektif, semuanya itu memberikan
penguatan pada proses belajar
mengajar. Adapun kekurangan
menggunakan pembelajaran daring
adalah biaya yang dikeluarkan
cukup banyak dan membutuhkan
waktu yang sangat, siswa dalam
memahami materi yang diajarkan
oleh guru kurang menangkap
materi.
Matematika adalah ilmu
tentang logika mengenai bentuk,
susunan, besaran dan konsep-
konsep berhubungan lainnya dengan
jumlah yang banyak yang terbagi ke
dalam tiga bidang menurut
Hasratuddin (2013: 132).
Matematika sebagai ilmu deduktif,
karena metode yang digunakan
adalah eksperimen atau dikenal
sebagai metode induktif. Salah satu
karakteristik matematika yaitu
mempunyai proyek yang bersifat
abstrak sehingga dapat
menyebabkan siswa mengalami
kesulitan dalam memahami konsep
matematika.
Pembelajaran matematika di
sekolah dasar memiliki peranan
yang begitu penting bahwa
tujuannya adalah memberikan bekal
keterampilan berhitung sesuai
dengan tingkat perkembangannya
dan fungsi matematika adalah
sebagai media atau sarana siswa
dalam mencapai kompetensi yang
telah ditetapkan. Karakteristik dari
matematika yaitu keteraturan
mengenai struktur yang
terorganisasikan, konsep-konsep
matematika tersusun secara hirarkis
dan sistematik, mulai dari konsep
yang paling sederhana sampai pada
konsep paling kompleks menurut
Hasratuddin (dalam Hutagalung,
2017: 2).
Berdasarkan apa yang telah
dipaparkan di atas hal tersebut
mendorong Penulis untuk
mengetahui bagaimana pemahaman
konsep perkalian matematika di
sekolah dasar secara langsung
apakah berjalan dengan lancar dan
sesuai dengan pembelajaran
Kurikulum 2013, maka penulis
memandang perlu untuk meneliti
tentang “Analisis Pemahaman
Konsep Perkalian Siswa Pada
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 5, No. 1, Januari-Juni 2021
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075
40
Pembelajaran Matematika Berbasis
Daring Kelas II A SDN 2 Cibadak”.
Susanto (2014: 189)
menjelaskan bahwa tujuan khusus
pembelajaran matematika di sekolah
yaitu: 1) Memahami konsep
matematika, menjelaskan
keterkaitan antar konsep,
mengaplikasikan konsep, 2)
Menggunakan penalaran pada pola
dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam generalisasi,
menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan
matematika, 3) Memecahkan
masalah yang meliputi kemampuan
memahami masalah, merancang
model matematika, menyelesaikan
model.
Suherman (dalam Febrianto,
2018: 34) menjelaskan bahwa
pemahaman konsep yaitu
kemampuan peserta didik yang
berupa penguasaan sejumlah materi
pelajaran, tetapi mampu
menggunakan kembali dalam
bentuk lain yang mudah dimengerti,
memberikan interprestasi data dan
mampu mengaplikasikan konsep
yang sesuai dengan struktur kognitif
yang dimilikinya.
Pemahaman konsep perkalian
pada siswa telah memahami topik
perkalian ini, kita dapat
memberikan contoh soal dengan
jawaban yang benar dan salah.
Siswa mengatakan “salah” pada soal
jawaban salah, maka siswa telah
paham terhadapa menanaman
konsep. Misal 3 + 4 = 3 x 4, apabila
siswa menjawab benar maka siswa
tersebut belum paham terhadap
penanaman konsep dan jika siswa
menjawab 4 + 4 + 4 = 3 x 4 dan
menjawab benar maka siswa telah
memahami penanaman konsep.
Pada prinsipnya, perkalian
sama dengan penjumlahan secara
berulang”. Heruman (2010: 22).
Maka dari itu, kemampuan
prasyarat yang harus dikuasai siswa
pada mata pelajaran matematika di
sekolah dasar sebelum mempelajari
perkalian yaitu penjumlahan yang
harus kuasai. Perkalian termasuk
pembahasan yang sulit untuk
dipahami oleh sebagian siswa pada
pembelajaran matematika di sekolah
dasar. Perkalian memiliki prinsip
yaitu penjumahan dengan cara
berulang ulang. Perkalian
merupakan topik yang sukar untuk
di pahami oleh siswa.
Febriyanto, dkk (2018: 32)
menjelaskan bahwa indikator
pemahaman konsep matematika
adalah sebagai berikut (1)
mengidentifikasi dan membuat
contoh dan bukan contoh. (2)
menerjemah dan menafsirkan
makna symbol, tabel, diagram,
gambar, grafik, serta kalimat
matematis. (3) memahami dan
merenerapkan ide matematis, (4)
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 5, No. 1, Januari-Juni 2021
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075
41
membuat suatu eksrapolasi
(perkiraan).
Menurut Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 20 tahun
2003 tentang sistem pendidikan
nasional menyatakan bahwa
pembelajaran adalah proses
interaksi pendidik dengan peserta
didik dan sumber belajar yang
berlangsung dalamn suatu
lingkungan belajar. Pembelajaran
merupakan suatu proses kegiatan
belajar mengajar antara guru dan
siswa yang dilaksanakan disekolah.
Perkembangan dan kemajuan
teknologi informasi berjalan dengan
sangat cepat. Seiring dengan
perkembangan teknologi informasi,
pengiriman data dan penyimpanan
data semakin murah dan semakin
baik kualitasnya. Baik individu
institusi maupun pemerintah ikut
melakukan berbagai upaya untuk
memanfaatkan perkembangan
teknolgi informasi ini bahkan dalam
dunia pendidikan.
Menurut Haryanto (2018:
107) kelebihan pembelajaran daring
adalah a) Murah dan mudah di
dapatkan, b) Efisien dan cepat
updatenya, c) Menyenangkan, d)
Bisa long distance, e) Fitur lengkap,
f) Hemat, g) Bisa berdiskusi, h) Bisa
kirim file, video, foto dll, i) Bisa
submit dimana saja, j) Kontrol tugas
mudah, k) Cetak hasil pekerjaan
mudah. Menurut Haryanto (2018:
108) mengemukakan bahwa
kekurangan pembelajaran dari yaitu
a) Tergantung internet, b) Boros
kuota, c) Hp non android tidak bisa,
d) Plagiarisme bisa terjadi, e) Bisa
submit berkali-kali, f) Dari rumah
bisa submit, g) Copy dan paste
pekerjaan mudah, h) Bisa kerjasama
yang masuk kelas dan tidak
Berdasarkan uraian yang telah
dikemukakan, maka penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis
pemahaman konsep matematika
dalam pembelajaran matematika
berbasis daring khususnya materi
perkalian.. Pemahaman konsep
yaitu kemampuan peserta didik
yang berupa penguasaan sejumlah
materi pelajaran, tetapi mampu
menggunakan kembali dalam
bentuk lain yang mudah dimengerti,
memberikan interprestasi data dan
mampu mengaplikasikan konsep
yang sesuai dengan struktur kognitif
yang dimilikinya.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian dalam
penelitian ini menggunakan metode
penelitian deskriptif kualitatif,
karena menganalisis sebuah
permalasalahan. Menurut Sugiarto
(2015: 8) “Penelitian kualitatif
adalah jenis penelitian yang temuan-
temuannya tidak diperoleh melalui
prosedur statistik atau bentuk
hitungan lainnya dan bertujuan
mengungkapkan gejala secara
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 5, No. 1, Januari-Juni 2021
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075
42
holistik-kontekstual melalui
pengumpulan data dari latar alami
dengan memanfaatkan diri peneliti
sebagai instrument kunci”. Dalam
penelitian kualitatif ini cenderung
memakai analisis melalui
pendekatan induktif.
Penelitian ini, penulis
menggunakan pendekatan kualitatif.
Menurut Sugiyono (2015:15)
“Penelitian Kualitatif adalah suatu
metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat
postpositivisme”. Hal ini digunakan
untuk meneliti pada kondisi objek
yang alamiah dimana penulis adalah
instrumen kunci, pengambilan
sampel sumber data, analisis data
bersifat induktif/kualitatif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih
menekankan makna daripada
generalisasi.
Waktu yang dipakai penulis
untuk penelitian skripsi ini yaitu
diselenggarakan pada semester
genap tahun ajaran 2020/2021
dimulai dari dikeluarkan surat izin
penelitian ke sekolah hingga
pelaksanaan penelitian akan tetapi
penelitian digantikan karena wabah
covid-19. Tempat pelaksanaan
penelitian ini seharusnya di SD
Negeri 2 Cibadak akan tetapi
peneliti mengubah tempat penelitian
dikarenakan adanya wabah covid-
19. Jadi pelaksanaan penelitian
dilaksanakan di rumah melalui
daring.
Penulis memakai Quota
Sampling untuk menggunakan
subjek kepada penelitian lain.
Karena subjek yang di teliti yaitu
suatu kelompok yang sudah di
sesuaikan dan di tentukan yaitu
kelas 2 Sekolah dasar dan tidak
meneliti banyak subjek untuk
meneliti keterbatasan waktu.
Penelitian ini melibatkan guru kelas
II, siswa sebanyak 31 dan orang tua
siswa.
Instrumen yang digunakan
selama penelitian yaitu lembar
wawancara dokumentasi dan hasil
pengetahuan siswa tentang
perkalian yang berupa nilai. Lembar
wawancara untuk mendapatkan
informasi awal menggunakan
Kurikulum 2013, penerapan
Kurikulum 2013, Penerapan
pemahaman konsep matematika,
proses pembelajaran daring dan
kendala penerapan pembelajaran
daring. Dokumentasi digunakan
untuk mengdokumetasikan dat-data
yang di dapatkan oleh penelti dan
sebagai bukti bahwa peneliti telah
melaksanakan penelitian.
Sedangkan hasil data yang diperoleh
untuk sebagai pembanding apakah
siswa sudah memahami pemahaman
konsep matematika dikelas IIA.
Pengumpulan data merupakan
proses pengambilan terhadap suatu
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 5, No. 1, Januari-Juni 2021
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075
43
data lalu dikumpulkan menjadi data
yang utuh. Pengumpulan data
dilakukan untuk melaksanakan data
dan informasi mengetahui
pemahaman konsep matematika
berbasis daring. Dalam
pengumpulan data ini dilakukan
oleh peneliti..Pengumpulan data ini
dilakukan sebelum. melaksanakan
penelitian di kelas IIA. Teknik
pengumpulan data yang digunakan
yaitu wawancara, dokumentasi,
hasil data nilai siswa.
Teknik analisis data yang
digunakan saat proses penelitian
adalah teknik kualitatif deskriptif
karena dilakukan scara interaktif
dan berlangsung secra terus
menerus sampai tuntas sehingga
datanya sudah jenuh. Miles and
Huberman (dalam Sugiyono, 2015:
337). Terdapat macam-macam
aktivitas dalam analisis data yaitu
reduksi data (data reduction),
penyajian data (data display), dan
conclusion drawing/verification.
1. Redaksi Data
Tahap ini merupakan tahap
awal untuk menganalisis data.
Pada tahap ini peneli harus bisa
melalui proses pemulihan,
pemusatan, pemerhatian pada
penyederhanaan, supaya
mendapatka informasi dan hasil
data dari catatan tertulis
dilapangan.
2. Penyajian Data (Data Display)
Tahap ini menjelaskan
mengenai penyajian data yang
dilakukan oleh peneliti. Pada
tahap ini peneliti meyiapkan
data berbentuk bagan hubungan
antar kategori uraian singkat dan
sebagainya. Data display yang
disajikan berupa data tersusun
dari tahap reduksi prose yang
bertujuan untuk mendapatkan
suatu kesimpulan.
3. Conclusion
Drawing/Verification
Tahap ini merupakan tahap
akhir prses analisisyang
merupakan suatu vrifikasi dan
penerikan kesimpulan terhdapa
pemahaman konsep matematika.
Prosedur Penelitian ini sebagai
berikut:
1. Tahap Pra Lapangan
Peneliti mempersiapkan
penelitian yangmemaparkan
hasil dimulai dari memilih
lapangan, menyusun pedoman
wawancara, perizinan,
administrative, dan
mempersiapkan alat pendukung
untuk pelaksanaan penelitian.
2. Tahap Pekerjaan lapangan
Peneliti memulai aktivitas
pelaksanaan penelitian di
lapangan. Melaksanakan uji
coba dan revisi pada
pengambilan data yang di
peroleh melalui wawancara,
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 5, No. 1, Januari-Juni 2021
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075
44
dokumentasi dan hasil nilai
pengetahuan siswa.
3. Tahap Analisis Data
Peneliti melakukan analisis yang
telah didapatkan secara lengkap
dan menarik kesimpulan pada
data yang sudah digabungkan
dari lapangan. Analisis ini hanya
dilakukan sendiri bukan oleh
pembimbing karena analisis data
merupakan tahapan yang paling
penting dari setiap penelitian
dan sekaligus hal yang sulit.
Peneliti dalam pelaksanaan
penelitian ada beberapa alur
yang dilaksanakan oleh peneliti
yaitu (1) studi pendahuluan, (2)
landasan teori, (3) subjek
penelitian, (4) Penelian
lapangan. Penelitian lapangan
termasuk instrument penelitian
yaitu (a) wawancara, (b)
dookumentasi. Ada pra lapangan
terdapat point (a) lapangan, (b)
analisis data. (5) analysis data,
(6) kesimpulan.
HASIL
Hasil penelitian yang
dijelaskan adalah mengenai hasil
penelitian untuk bertujuan
mendeskripsikan analisis
pemahaman konsep perkalian siswa
pada pembelajaran matematika
berbasis daring kelas 2 SDN 2
Cibadak.
Sample yang digunakan
adalah Quota sampling untuk
pemilihan subjek pada penelitian
karena subjek penelitian adalah guru
kelas, siswa dan orang tua siswa
kelas IIA ciri khas dari SDN 2
Cibadak adalah setiap hari jumat
melaksanakan shalat dhuha
berjamaah di lapangan secara
bergiliri siswa diberikan
kesempatan menjadi imam
dibimbing oleh guru PAI.
Sehubungan terjadinya wabah
penelitian ini dilaksanakan melalui
daring dan proses pembelajaran
dilaksanakan melalui daring berupa
video call Whatsapp.
Sesi wawancara
dilaksanakan pada tanggal 12 juli
2020 melalui daring aplikasi
Whasapp dengan narasumber ibu
Inda rahma bahwa narasumber
tersebut wali kelas IIA
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 5, No. 1, Januari-Juni 2021
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075
45
Tabel 1. Kisi-kisi Pedoman
Wawancara Guru
Tabel diatas menunjukkan hasil
wawancara dengan narasumber guru
kelas SDN 2 Cibadak mengenai
pemahaman konsep matemnatika
dikelas IIA pada materi perkalian
ini baru 30% atau hanya 11 siswa
dari 31 siwa yang memahami
pemhaman konsep matematika
padamateri perkalian.
Mengetahui pelaksanaan,
penerarpan kurikulum 2013,
pemahaman konsep matematika
pada materi perkalian dan proses
pembelajaran daring.mengenai
pelaksanaan kurikulum 2013 saat
pertama di terbitkan SDN 2 Cibadak
langsung menerapkan kurikulum
2013 dan guru-guru mengikuti
pelatihan terkait pelaksanaan
kurikulum 2013, diterapkan dikelas
1,2,4,dan 5. Kelas 3 dan 6 belum
diterapkan akan melaksanakan ujian
nasional dan kelas 3 akan naik ke
kelas tinggi dan tahun berikutnya
semua kelas diberrlakukan
melaksanakan kurikulum 2013.
Mengenai penerapan
pembelajaran kurikulum 2013 di
kelas rendah khsuusnya pada mata
pelajaran matematika penerapannya
sudah bagus dansudah ditanam
konsep pada materi perkalian dan
difokuskan untuk nanti dikelas 3.
Fasilitas yang diberikan sekolah
cukup memadai untuk
mempermudah proses pembelajaran
dikelas. Dan siswa dianjurkan aktif
dalam proses kegiatan belajar.
PEMBAHASAN
Menurut Heruman (2010: 24)
“Sebelum diberikan pemahaman
konsep dan pembinaan
keterampilan, siswa di berikan
penanaman konsep terlebih dahulu
agar dapat mudah memahami
perkalian”. Penanaman konsep yang
diberikan adalah dengan
memberikan pembelajaran perkalian
menggunakan media. Media yang
diperlukan yaitu berbagai benda
yang dimiliki siswa atau di sekitar
siswa seperti pensil, pulpen buku,
penghapus dan sebagainya. Langkah
selanjutnya melakukan kegiatan
pembelajaran berupa kegiatan
bercerita mengenai permasalahan
kehidupan sehari-hari yaang
berkaitan dengan perkalian. Guru
memberikan bantuan kepada siswa
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 5, No. 1, Januari-Juni 2021
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075
46
dengan memberikan media sesuai
cerita untuk membantu berpikir
siswa.
Menurut Priatna (2019: 43)
“Operasi perkalian (multiplication)
di lambangkan dengan notasi “x”
yang dibaca “kali”. Contoh 4 x 3
dibaca “empat kali tiga”. Seperti
halnya dengan pengurangan dan
penjumlahan, perkalian mampu
dilaksanakan dengan banyak cara
diantaranya perkalian dengan
menggunakan kumpulan, perkalian
dengan menggunakan garis
bilangan, dan lain-lain. Adapun
perkalian dengan menggunakan
timbangan, perkalian dengan
menggunakan persegi satuan.
Perkalian dengan menggunakan
penjumalahan berulang.
Faktor dari kurangnya
pemahaman konsep matematika
adalah sarana prasana didalam kelas
dan siswa menganggap sulit pada
mata pelajaran matematika.
Mengenai faktor yang membuat
siswa kurang memahami
pemahaman konsep matematika
khususnya materi perkalian menurut
narasumber adalah kurang sarana
prasana pembelajaran dan guru
kurang memamnfaatkan media
pembelajaran yang ada di kelas
sehingga mengakibatkan sulit
memahami pemahaman konsep
matematika.
Mengenai upaya untuk
mengatasi siswa yang kurang
memahami konsep mataika pada
materi perkalian dikelas di era
wabah covid- 19 adalah wali kelas
memanfaatkan teknologi yang
hampir semua orang tua miliki yaitu
menggunakan aplikasi Hp berupa
Whatsapp. Teknis pelaksaan
pembelajaran melalui video call
dengan siswa dan siswa yang masih
belum memahamiguru mengulang-
ulang materi tersebut supaya
siswamenguasai pemahaman konsep
matematika dan jam pertama
dimulai dari pukul 07.00-07.45 itu
gelombang 1.guru kelas membagi
kedalam 5 gelombang dari setiap
gelombang hanya45 menit saja
melaksanakan video call dengan
siswa.
Perkembangan dan kemajuan
teknologi informasi berjalan dengan
sangat cepat. Seiring dengan
perkembangan teknologi informasi,
pengiriman data dan penyimpanan
data semakin murah dan semakin
baik kualitasnya. Baik individu
institusi maupun pemerintah ikut
melakukan berbagai upaya untuk
memanfaatkan perkembangan
teknologi informasi ini bahkan
dalam dunia pendidikan.
Mengenai proses
pembelajaran konsep matematika
pada materi perkalian dengan
menggunakan daring ini menurut
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 5, No. 1, Januari-Juni 2021
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075
47
narasumber kurang efektif bagi
siswa karena pembelajaran
tidaksecara langsung bertatap muka
danbanyakhmabtan-hambatan
seperti orang tua siswatidak bisa
menggunakan teknologi dan tidak
semua orang tua mempunyai HP
android. Mengenai kendala ketika
proses pembelajaran matematika
menggunakan daring adalah
keterbatasan jaringan internet, kuota
boros, danharus menggunakan HP
android.
Berdasarkan uraian diatas
penelitian ini menjelaskan
bagaimana pemahaman konsep
matematika berbasis daring yang
terjadi pada mata pelajaran
matematika materi perkaliann di
kelas IIA yang dilakukan oleh guru,
siswadan orang tua dengan
menggunakan teknik wawancara,
dokumentasi, dan hasil nilai
pengetahuan siswa untuk
mengumpulkan data yang
mengungkapkan bagaimana
pemhaman konsep matematika
berbasis daring saat disampaikan
materi oleh guru kepada siswa
melalui daring.
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan
penelitian dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran matematika yaitu
proses belajar mengajar yang
dibangun oleh guru untuk
mengembangkan kreativitas berpikir
siswa. Pelaksaan kurikulum yang
digunakan SDN 2 Cibadak yaitu
Kurikulum 2013 yang seblumnya
KTSP atau kurikulum 2006. Proses
penerapan pemahaman konsep
matematika pada materi perkalian di
kelas 2 SDN 2 Cibadak siswa masih
kurang memahami pemahaman
konsep matematika pada materi
perkalian. Daring pada zaman
sekarang saat ini dibutuhkan oleh
semua manusia karena adanya
pandemic covid 19. Kendala
menguunakan pembelajaran daring
melalui whatsaap video calls yang
paling utama adalah tergantung
jaringan internet.
DAFTAR RUJUKAN
Aqib, Z (2017). Model-Model,
Media, Dan Strategi
Pembelajaran Kontekstual
(Inovatif). Bandung: CV
Yrama Widya.
Aqib, Z. (2006). Penelitian
Tindakan Kelas. Bandung:
Penerbit Yrama Widya.
Aqib, Z. dkk. (2011). Penelitian
Tindakan Kelas untuk SD,
SLB, dan TK
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 5, No. 1, Januari-Juni 2021
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075
48
Aziz dan Rahardjo. (2013). “Faktor-
Faktor Prokrastinasi
Akademik Pada Mahasiswa
Tingkat Akhir Yang
Menyusun Skripsi Di
Universitas Muhammadiyah
Purwokerto Tahun Akademik
IK 2011/2012”. Jurnal pada
PSYCHO IDEA, (1), 18
Barangan Y (2017). “
Pengembangan Modul Cetak
Pada Mata Pelajaran Simulasi
Digitalmateri Komunikasi
Dalam Jaringan (Daring
Online) Untuk Siswa Kelas
Xsmk Siti Aminah Surabaya”.
Jurnal pada Pengembangan
Bangun Cetak, (1), 6
Darmadi, H. (2015). Desain dan
Implementasi Penelitian
Tindakan Kelas (PTK).
Febriyanto, dkk (2018).
“Peningkatan Pemahaman
Konsep Matematis Melalui
Penggunaan Media Kantong
Bergambar Pada Materi
Perkalian Bilangan Di Kelas
II Sekolah Dasar”. Jurnal
pada Cakrawala Pendas
Universitas Majalengka, (4),
32.
Hamzah, A. (2014). Evaluasi
Pembelajaran Matematika.
Jakarta: PT Raja.
Haryanto, S (2018).”Kelebihan dan
Kekurangan E-Learning
Berbasis Schoology (Studi
PTK Dalam Pembelajaran
Mata Kuliah Academic
Listening)”. Jurnal pada
Prosiding Seminar Nasional
Geotik, (2), 108
Hasratuddin. (2013). “Membangun
Karakter Melalui
Pembelajaran Matematika”.
Jurnal pada Pendidikan
Matematika Universitas
Negeri Medan, (6), 132.
Helaluddin dan Wijaya, (2019).
Analisis Data Kualitatif
Sebuah Tinjauan Teori &
Praktik. Makassar: PT Fayer.
Heruman. (2010). Model
Pembelajaran Matematika Di
Sekolah Dasar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Junaidi, I (2016). “Analisis Data
Kualitatif Dalam Penelitian
Pariwisata”. Jurnal pada
Kepariwisataan, (10), 65.
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 5, No. 1, Januari-Juni 2021
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075
49
Nugrahaningsih, Z (2019).”Peran
Lirik Lagu Dalam
Meningkatkan Komunikasi
Verbal Pada Anak Autistik Di
Sekolah Bina Anggita
Yogyakarta”. Jurnal pada Art
and Design, (2), 4
Nur‟aini, dkk (2017).
“Pembelajaran Matematika
Geometri Secara Realistis
Dengan GeoGebra”. Jurnal
pada Matematika Universitas
Islam Bandun, (16), 2.
Priatna. dkk (2018). Pembelajaran
Matematika Untuk Guru Sd
Dan Calon Guru Sd.
Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Shoimin, A (2017). 68 Model
Pembelajaran Inovatif Dalam
Kurikulum 2013. Yogyakarta:
Ar-Ruz Media.
Sugiarto, E (2015). Menyusun
Proposal Penelitian Kualitatif:
Skripsi dan Tesis.
Yogyakarta: Suaka Media.
Sugiyono. (2015). Metode
Penelitian Pendidikan
(Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Suraji, dkk (2018). “Analisis
Kemampuan Pemahaman
Konsep Matematis dan
Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis Siswa
SMP pada Materi Sistem
Persamaan Linear Dua
Variabel (SPLDV)”. Jurnal
pada of Mathematics
Education, (4), 4
Susanto. (2014). Teori Belajar Dan
Pembelajaran Di Sekolah
Dasar. Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group.
Sutisna, dkk (2016). “Meningkatkan
Pemahaman Matematis
Melalui Pendekatan Tematik
Dengan RME”. Jurnal pada
Pena Ilmiah Program Studi
PGSD Kelas UPI Kampus
Sumedang, (1), 3
Wariyah, Ch (2014).“Lembaga
Penelitian Dan Pengabdian
Kepada Masyarakat (LPPM)
Universitas Mercu Buana
Yogyakarta”. Jurnal pada
Sosio-Humaniora, (5), 62
Recommended