View
228
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG DALAM MENJAGA
LIKUIDITAS DIKOPERASI MASYARAKAT BUMIPUTERA
TAHUN 2012-2016
SKRIPSI
Disusun oleh:
LESTRIA FAU
NIM. 14100121255
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)
NIAS SELATAN 2018
ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG DALAM MENJAGA
LIKUIDITAS DIKOPERASI MASYARAKAT BUMIPUTERA
TAHUN 2012-2016
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Disusun oleh:
LESTRIA FAU
NIM. 14100121255
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)
NIAS SELATAN 2018
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran tuhan yang maha esa atas anugerahnya kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul: “Analisis
Perputaran Piutang Dalam Menjaga Likuiditas Di Koperasi Masyarakat
Bumiputera”. Skripsi ini adalah untuk memenuhi salahsatu syarat kelulusan
dalam meraih gelar Sarjana Ekonomi pada program Studi Manajemen STIE Nias
Selatan.
Selama penyusunan skripsi ini, penulis tidak luput dari kekurangan dan
kelemahan. Hal tersebut bisa diatasi penulis berkat adanya bantuan, bimbingan
dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan
rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Taosige Wau, S.E.,M.Si, selaku Ketua STIE Nias Selatan yang
telah memberikan izin kepada penulis untuk meneliti dan sekaligus
membantu memberikan kritik dan saran terhadap perbaikan skripsi ini.
2. Bapak Samalua Waoma, S.E.,M.M, selaku Wakil Ketua Bidang Akademik
STIE Nias Selatan yang telah memberikan pelayanan akademik kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Ibu Alwinda Manao, S.E.,M.M, selaku Wakil Ketua II STIE Nias Selatan
yang telah memberikan pelayanan akademik kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
ii
4. Bapak Yohanes Dachi, S.E.,M.M, selaku Wakil Ketua III STIE Nias Selatan
yang telah memberikan pelayanan akademik kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Paskalis Dakhi, S.E.,M.AP, selaku Ketua Program Studi Manajemen
yang telah memberikan pelayanan akademik kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Ibu Erasma F. Zalogo S.E.,M.M, selaku Ketua kepala LPPM STIE Nias
Selatan yang telah membantu memberikan pelayanan akademik kepada
penulis sekaligus Dosen Pembimbing I dan sekaligus sebagai orangtua yang
telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran (ide-ide) untuk membimbing serta
memberikan saran dan materi dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Bapak Yoeli Fau S.E.,M.M, selaku Dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan waktu, tenaga, pikiran untuk membimbing serta memberikan
saran dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Bapak/I Dosen STIE Nias Selatan yang telah banyak memberikan ilmunya
kepada penulis sehingga skripsi penelitian ini dapat terselesaikan.
9. Koperasi Masyarakat Bumiputera yang telah memberikan saran yang sangat
membantu sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik.
10. Ayah ((+)Ndregenoso Fau), Ibu (Hatibaik Laia) serta Abang (Natalius Fau)
dan kakak (Miramal Fau, Samizalai Fau, Senantiasa Fau, Cecylia The) yang
telah memberikan bantuan dukungan material maupun moral kepada penulis.
11. Teman-teman dekat saya (Abang Sonalius Laia, Nias Tivis Zai, Yusnidar
Zgoto, Lilis Duha, Ikhtiari Ndruru, Ferni Zalogo, Fidar Laia, Melnis Bali,
iii
Noventinus Zagoto, Ibu Lambak, abang Syukurman Laia, Yuni Hulu, teman-
teman kelas 2 keuangan), dan seluruh teman-teman yang selalu ada baik suka
dan duka serta yang telah memberikan motivasi/dukungan baik dari segi
moral maupun material.
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yesus berkenan membalas kebaikan
semua pihak yang membantu, semoga skripsi ini memberi manfaat bagi
pengembangan ilmu.
Telukdalam, Agustus 2018
Peneliti
LESTRIA FAU
NIM. 14100121255
iv
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………………………………………………… i
Daftar Isi ………………………………………………………………………. iv
Daftar Tabel …………………………………………………………………... vii
Daftar Gambar …………………………………………………………………viii
Daftar Lampiran ………………………………………………………………. ix
Abstrak ………………………………………………………………………… x
Abstract ………………………………………………………………………... xi
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang Masalah …………………………………………………... 1
1.2 Identifikasi Masalah ……………………………………………………….. 4
1.3 Batasan Masalah …………………………………………………………... 4
1.4 Rumusan Masalah …………………………………………………………. 4
1.5 Tujuan Penelitian ………………………………………………………….. 4
1.6 Manfaat Penelitian ………………………………………………………… 5
1.7 Sistematika Penulisan ……………………………………………………... 5
BAB II TINJAUAN LITERATUR ………………………………………..... 7
2.1 Kerangka Konseptual ……………………………………………………... 7
2.1.1 Konsep Piutang ..................................................................................7
2.1.2 Konsep Likuiditas .............................................................................. 8
v
2.2 Kerangka Teoritis ………………………………………………………….. 9
2.2.1 Hubungan antara Perputaran Piutang dengan Likuiditas ................... 9
2.2.2 Jenis-jenis Piutang .............................................................................10
2.2.3 Alat Analisis Perputaran Piutang ....................................................... 12
2.2.4 Persyaratan Kredit .............................................................................. 13
2.2.5 Syarat Pemberian Pinjaman Kepada Anggota Koperasi .................... 15
2.2.6 Risiko yang timbul dalam Piutang Usaha .......................................... 18
2.2.7 Tujuan dan Manfaat Rasio Likuiditas ................................................ 20
2.2.8 Analisis Rasio Likuiditas .................................................................. 22
2.2.9 Cara Menjaga Likuiditas .................................................................... 22
2.2.10 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Likuiditas ................................. 23
2.3 Penelitian Terdahulu ………………………………………………………. 25
2.4 Kerangka Berpikir …………………………………………………………. 26
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................28
3.1 Jenis Penelitian ……………………………………………………………. 28
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………………….. 28
3.3 Subjek dan Objek Penelitian ........................................................................28
3.4 Data Penelitian .............................................................................................29
3.4.1 Jenis dan Sumber Data ………………………………………………29
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data …………………………………………. 29
3.5 Metode Analisis Data ……………………………………………………....29
vi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................31
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ..............................................................31
4.2 Deskriptif Data Variabel Penelitian ..............................................................33
4.3 Analisis Data Dan Pembahasan ...................................................................35
4.3.1 Analisis .................................................................................................35
4.3.1.1 Perputaran Piutang ....................................................................35
4.3.1.2 Rasio Likuiditas ........................................................................35
4.3.2 Pembahasan .........................................................................................36
BAB V PENUTUP ............................................................................................38
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................38
5.2 Saran ..............................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………...39
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Total Tunggakan Anggota dan Kewajiban Jangka Pendek
Koperasi Masyarakat Bumiputera Tahun 2012-2016 .......................... 3
Tabel 3.1 Indikator Rasio Likuiditas …………………………………………... 30
Tabel 4.1 Perputaran Piutang Koperasi Masyarakat Bumiputera
Tahun 2012-2016 …………………………………………………….35
Tabel 4.2 Rasio Likuiditas Koperasi Masyarakat Bumiputera
Tahun 20112-2016 …………………………………………………...36
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ……………………………………………. 26
Bagan 4.1 Struktur Organisasi Koperasi masyarakat Bumiputera ………… 32
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Neraca Januari dan Desember Tahun 2012
Lampiran 2 Neraca Januari dan Desember Tahun 2013
Lampiran 3 Neraca Januari dan Desember Tahun 2014
Lampiran 4 Neraca Januari dan Desember Tahun 2015
Lampiran 5 Neraca Januari dan Desember Tahun 2016
Lampiran 6 Perhitungan Rata-rata Piutang Tahun 2012-2016
Lampiran 7 Perhitungan RTO Tahun 2012-2016
Lampiran 8 Perhitungan Rasio Likuiditas Tahun 2012-2016
x
ABSTRAK
ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG DALAM MENJAGA
LIKUIDITAS DI KOPERASI MASYARAKAT BUMIPUTERA
TAHUN 2012-2016
Oleh:
Lestria Fau
NIM: 14100121255
Dosen Pembimbing
Erasma F. Zalogo, S.M.,M.M dan Yoeli Fau, S.E.,M.M
Ruang lingkup penelitian ini adalah studi tentang analisis perputaran
piutang dalam menjaga likuiditas di Koperasi Masyarakat Bumiputera tahun
2012-2016. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perputaran piutang
dalam menjaga likuiditas di Koperasi Masyarakat Bumiputera tahun 2012-2016.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis rasio dengan
menggunakan Neraca sebagai data penelitian. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa perputaran piutang yang lambat mempengaruhi tingkat likuiditasnya
menurun. Demikian juga jika perputaran piutang yang baik/cepat, maka rasio
likuiditasnya pun ikut naik. Untuk meningkatkan perputaran piutang yang lambat,
Koperasi Masyarakat Bumiputera sebaiknya mengefektifitaskan piutang dan
menekan tunggakan.
Kata Kunci: Perputaran Piutang, Likuiditas.
xi
ABSTRACT
ACCOUNT RECEIVABLE TURN OVER IN KEEPING
LIQUIDITY IN THE BUMIPUTERA COMMUNITY
COORPORATE IN 2012-2016
By:
Lestria Fau
NIM: 14100121255
Supervisor
Erasma F. Zalogo, S.M.,M.M dan Yoeli Fau, S.E.,M.M
The scope of this research is the study of the analysis of account
receivable turn over in keeping liquidity in the Bumiputera coorporate in 2012-
2016. The purpose of this study was to analyze the receivable turn over in
maintaining liquidity in the Bumiputera coorporate in 2012-2016 the research
method used is the ration analysis method using the balance sheet as research
data. The results of the study show that the slow receivable turn over affects the
level of liquidity decreases. Likewise if the receivable turn over is good, then the
liquidity ratio goes up to increase the slow receivable turn over, the Bumiputera
corporate should make the receivables affective and reduce arears.
Keywords: Receivable Turn Over, Liquidity
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu tujuan koperasi adalah mensejahterakan anggota secara khusus
dan ma syarakat pada umumnya serta memperoleh profit yang diperoleh melalui
penyaluran kredit. Oleh sebab itu, koperasi berusaha untuk meningkatkan
penjualan. Dalam dunia bisnis, banyak koperasi menawarkan beberapa jenis
penjualan kepada anggotanya. Kegiatan penjualan terdiri dari penjualan barang
atau jasa baik secara kredit maupun secara tunai. Dalam transaksi penjualan
kredit, jika order barang telah dikirim, maka dalam jangka waktu tertentu koperasi
memiliki piutang kepada anggotanya. Begitupun pada penjualan jasa, ketika jasa
telah digunakan maka dalam waktu tertentu akan timbul piutang pada koperasi.
Koperasi menyalurkan kredit (piutang) kepada anggota dengan tujuan
mensejahterakan anggota. Namun disisi lain, piutang yang terlampau besar akan
mengakibatkan banyaknya permasalahan yang terjadi dalam koperasi seperti
banyaknya anggota yang tidak membayar pada saat jatuh tempo sehingga
menimbulkan banyaknya piutang yang tertunggak.
Koperasi yang menyalurkan kredit memerlukan perputaran piutang yang
baik agar tujuan koperasi baik, tujuan jangka pendek maupun jangka panjang bisa
tercapai. Dimana tujuan jangka pendek koperasi ini adalah untuk memperoleh
Sisa Hasil Usaha dan membayar kewajiban-kewajiban yang jatuh tempo dengan
aktiva lancar yang dimiliki oleh koperasi itu sendiri namun tujuan tersebut tidak
2
memberikan kepastian bahwa koperasi itu sehat, tetapi tujuan jangka panjang
sangat diperhatikan untuk menjaga kelangsungan hidup atau ekstensinya.
Piutang merupakan salah satu jenis aktiva lancar yang tercantum dalam
neraca. Di dalam piutang tertanam sejumlah investasi suatu usaha yang terdapat
pada aktiva lancar lainnya. Investasi yang terlalu besar dalam piutang bisa
menimbulkan kecil atau lambatnya perputaran modal kerja, sehingga semakin
kecil kemampuan koperasi dalam meningkatkan volume penjualan. Akibatnya
semakin kecilnya kesempatan yang dimiliki koperasi untuk menghasilkan Sisa
Hasil Usaha (SHU).
Perputaran piutang juga sangat penting dalam suatu koperasi dalam
menjaga kelangsungan hidup usaha. Untuk menjaga kelangsungan hidup usaha
tersebut, tentu akan berkaitan dengan pemeliharaan likuiditas. Likuiditas yang
dimaksud dalam hal ini sebuah ukuran dalam mengukur kemampuan kopersi
dalam memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban kepada
pihak luar koperasi (likuiditas badan usaha) maupun di dalam koperasi.
Adakalanya koperasi tidak mampu atau belum mampu dalam melunasi
kewajiban jangka pendeknya. Salah satu penyebabnya adalah perputaran piutang
yang lambat sehingga mempengaruhi likuiditas koperasi.
Koperasi Masyarakat Bumiputera adalah suatu lembaga yang
menghimpun dan menyalurkan dana secara kredit. Dimana pada penyaluran
kredit, adanya tunggakan anggota yang cederung naik dari tahun ketahun sehingga
mempengaruhi kewajiban jangka pendek koperasi. Dapat kita lihat pada tabel
dibawah ini
3
Tabel 1.1
Total Tunggakan Anggota dan Kewajiban Jangka Pendek
Koperasi Masyarakat Bumiputera Tahun 2012-2016
Tahun Tunggakan Anggota
(Rp)
Kewajiban Jangka Pendek
(Rp)
2012 2.374.802.018 8.678.904.288
2013 2.477.216.975 9.891.127.646
2014 3.508.755.375 11.368.515.725
2015 5.379.569.475 12.218.465.866
2016 4.205.277.830 13.738.408.435
Sumber: Koperasi Masyarakat Bumiputera, 2018
Koperasi Masyarakat Bumiputera memiliki tunggakan anggota dan
kewajiban jangka pendek usaha dari tahun 2012-2016. Telah ditunjukkan pada
tabel 1.1 di atas bahwa, tunggakan anggota di Koperasi Masyatakat Bumiputera
dari tahun 2012, 2013, 2014, 2015 hingga 2016 cenderung naik. Demikian juga
dengan kewajiban jangka pendek yang menunjukkan data yang cenderung naik.
tunggakan anggota yang cenderung naik menunjukkan perputaran piutang yang
melambat hingga akhirnya mempengaruhi likuiditasnya, Husna (2015)
Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan topik “Analisis Perputaran Piutang Dalam Menjaga
Likuiditas Di Koperasi Masyarakat Bumiputera Tahun 2012-2016”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah
yang dapat di rumuskan dalam penelitian ini adalah:
1. Jumlah tunggakan yang semakin bertambah setiap tahun.
4
2. Kesetiaan anggota dalam memenuhi kewajibannya yang rendah.
3. Kewajiban jangka pendek naik tiap tahun.
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka penulis
membatasi penelitian ini hanya pada analisis perputaran piutang dalam menjaga
likuiditas di Koperasi Masyarakat Bumiputera Tahun 2012-2016.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan sebelumnya pada latar belakang masalah, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah menganalisis
perputaran piutang jika dalam menjaga likuiditas pada Koperasi Masyarakat
Bumiputera Tahun 2012-2016?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan dalam
penelitian ini adalah untuk menganalisis perputaran piutang dalam menjaga
likuiditas pada Koperasi Masyarakat Bumiputera Tahun 2012-2016.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dalam penelitian ini diantaranya
adalah:
1. Bagi peneliti
Menambah ilmu serta sumber pustaka (referensi) dalam bidang perputaran
piutang dalam menjaga likuiditas pada Masyarakat Bumiputera serta untuk
mempelajari dan memperoleh pemahaman terhadap permasalahan
mengenai perputaran piutang dalam menjaga likuiditas pada Masyarakat
Bumiputera.
5
2. Bagi pembaca
Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat digunakan sebagai
gambaran tentang sejauhmana perkembangan Koperasi Masyarakat
Bumiputera dalam perputaran piutang dalam menjaga likuiditas
perusahaan dan dapat digunakan sebagai bahan pengembangan bagi
peneliti selanjutnya.
3. Bagi koperasi
Sebagai bahan masukan bagi para pengusaha dalam mengambil keputusan
dan merumuskan kebijakan stategi dalam menjaga likuiditas perusahaaan
serta diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi Koperasi Masyarakat
Bumiputera dalam menerapkan kebijakan dalam menjaga likuiditas
perusahaan
1.7 Sistematika Penulisan
Agar pembahasan skripsi ini dapat dipahami secara jelas, maka penulis
membagi skripsi ini dalam 5 (lima) bab antara lain pendahuluan, tinjauan literatur,
dan metode penelitian. Bab satu membahas tentang latar belakang masalah,
identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Pada bab dua membahas tentang
tinjauan literatur yang menguraikan tentang landasan teori-teori yang relevan
dengan penelitian serta pendapat penulis tentang teori tersebut, penelitian
terdahulu yang bertujuan membandingkan dengan hasil yang diperoleh dan
kerangka berpikir penulis yang bertujuan untuk memudahkan pembaca dalam
memahami maksud dan tujuan penulis. Pada bab tiga membahas metode
6
penelitian yang menguraikan tentang jenis penelitian, populasi dan sampel,
defenisi operasional, data penelitian yang di uraikan tentang jenis dan sumber data
dan teknik pengumpulan data serta metode analisis data. Bab empat hasil dan
pembahasan, membahas tentang gambaran umum objek penelitian, deskriptif data
variabel penelitian, analisis dan pembahasan. Bab lima penutup, membahas
tentang kesimpulan dan saran.
7
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
2.1 Kerangka Konseptual
2.1.1 Konsep Piutang
Perusahaan secara umum akan lebih suka menjual tunai dari pada kredit.
Namun karena tekanan persaingan yang memaksa maka perusahaan melakukan
kebijakan yaitu memberikan kredit. Piutang tersebut merupakan bentuk pemberian
pinjaman kepada anggota atau perseorangan baik barang ataupun jasa sebagai
kegiatan usaha yang dilakukan oleh suatu perusahaan/usaha tertentu.
Sementara itu Soemarso (2002:338) berpendapat bahwa piutang adalah
hak kliem terhadap seseorang atau perusahaan lain, menuntut pembayaran dalam
bentuk uang atau penyerahan aktiva atau jasa lain kepada pihak dengan siapa ia
berpiutang.
Menurut Hery (2010:36) istilah piutang mengacu pada sejumlah tagihan
yang akan diterima oleh koperasi dari pihak lain, baik sebagai akibat penyerahan
barang dan jasa secara kredit, memberikan pinjaman maupun sebagai akibat
kelebihan pembayaran kas kepada pihak lain.
Menurut Silaban dan Siahaan (2010:379) piutang adalah aktiva atau
kekayaan yang timbul akibat dari dilaksanakannya penjualan kredit.
Menurut Margaretha (2011:52) piutang adalah aktiva atau kekayaan yang
timbul sebagai akibat dari dilaksanakannya pemberian kredit. Tujuan perusahaan
melakukan pemberian kredit ialah untuk meningkatkan laba dan menghadapi
8
persaingan. Maka piutang menunjukan seberapa cepat dana dalam piutang
perusahaan berputar menjadi kas pada satu periode usaha.
Berdasarkan pengertian diatas, maka penulis menyimpulkan piutang
adalah seberapa cepat usaha koperasi mengolah piutang menjadi kas kembali
untuk dipakai dalam proses kegiatan usaha.
2.1.2 Konsep Likuiditas
Likuiditas merupakan salah satu aspek keuangan yang penting untuk
dianalisis. Hal tersebut dikarenakan likuiditas merupakan salah satu alat yang
digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu perusahaan yang dilihat dari
seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya.
Menurut Riyanto (2011:331), rasio likuiditas merupakan “kemampuan
suatu perusahaan untuk memenuhi kewajibannya finansial yang segera harus
dipenuhi atau kemampuan suatu perusahaan untuk dapat menyediakan alat-alat
likuid demikian rupa sehingga dapat memenuhi kewajiban finansialnya pada saat
ditagih”.
Menurut Kasmir (2010:130) likuiditas bertujuan “untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban (utang) pada
saat ditagih”. Artinya pada saat koperasi ditagih, koperasi akan mampu untuk
memenuhi utang tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo. Pembayaran
semua kewajiban finansial jangka pendek perusahaan pada saat jatuh tempo
berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk mengubah aktiva lancar menjadi
uang kas bagi sebuah usaha.
9
Menurut Hery (2015:149) rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau membayar utang jangka
pendeknya. Jika perusahaan memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban
jangka pendeknya pada saat jatuh tempo, maka perusahaan tersebut akan
dikatakan sebagai perusahan yang likuid.
Menurut Subramanyam dan Wild (2010:239-241) likuiditas (liquidity)
mengacu pada persediaan sumber daya perusahaan untuk memenuhi kebutuhan
kas jangka pendeknya. Likuiditas mengacu pada kemampuan perusahaan utuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Menurut Tampubolon (2013:40) rasio likuiditas menunjukan tingkat
kemudahan relatif suatu aktiva untuk segera dikonversikan kedalam kas dengan
sedikit atau tanpa penurunan nilai, serta tingkat kepastian dengan jumlah kas yang
dapat diperoleh. Artinya bahwa tingkat kemudahan dalam mengubah atau
mengkonversi suatu aktiva yang dimiliki menjadi kas tanpa harus menurunkan
nilai aktiva tersebut maka dikatakan likuid.
Jadi, likuiditas ini menununjukan seberapa besar kemampuan usaha dalam
memenuhi utang jangka pendeknya pada pemenuhan kewajiban yang telah jatuh
tempo maka suatu usaha akan dikatakan likuid.
2.2 Kerangka Teoritis
2.2.1 Hubungan antara Perputaran Piutang dengan Likuiditas
Piutang merupakan salah satu komponen dari aktiva lancar. Untuk
mengubah piutang menjadi kas memerlukan waktu yang lebih pendek. Semakin
10
lambat pengembalian piutang maka mempengaruhi perputaran piutang dan
memperlambat koperasi dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Husna, dkk (2015) bahwa
pengelolaan piutang yang efektif dengan cara mempercepat perputaran piutang
serta penyempurnaan penagihan piutang akan berpengaruh terhadap peningkatan
likuiditas. Sedangkan dengan aktiva lancar yang telah dimiliki oleh koperasi,
koperasi dapat membayar hutang lancarnya dengan aktiva yang dimiliki, dengan
demikian maka koperasi semakin likuid. Jika pengembalian piutang atau aktiva
lancar semakin cepat dan lambat maka akan mempengaruhi kemampuan koperasi
dimana pada tingkat likuiditasnya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa ketika tingkat perputaran piutang sudah
efektif maka akan memberikan dampak kepada perusahaan/koperasi dimana dapat
melunasi kewajiban jangka pendek atau likuid.
2.2.2 Jenis-Jenis Piutang
Sebelum pemberian pinjaman dilakukan, biasanya terlebih dahulu ada
kesempatan mengenai cara pembayaran transaksi tersebut apakah secara tunai
atau kredit. Apabila pembayaran dilakukan secara tunai maka koperasi akan
langsung menerima kas. Namun apabila pembayaran dilakukan secara kredit
makan koperasi akan menerima piutang.
Menurut Hery (2008:195-196) mengatakan bahwa piutang pada umumnya
diklasifikasikan menjadi:
a. Piutang usaha (Accounts Receivable)
Yaitu jumlah yang akan ditagih dari anggota sebagai penjualan
barang atau jasa secara kredit. Piutang usaha memiliki saldo
11
normal disebelah debet sesuai dengan saldo normal untuk aktiva.
Piutang usaha biasanya diperkirakan akan ditagih dalam jangka
waktu yang relatif pendek, biasanya dalam waktu 30 sampai 60
hari. Setelah ditagih, secara pembukuan, piutang usaha akan
berkurang disebelah kredit. Piutang usaha diklasifikasikan dalam
neraca sebagai aktiva lancar (current asset)
b. Piutang Wesel (Notes Receivable)
Yaitu tagihan usaha kepada pembuatan wesel. Pembuat wesel
disini adalah pihak yang berutang kepada suatu usaha, baik
melalui pembelian barang atau jasa secara kredit maupun melalui
peminjaman sejumlah uang. Piutang yang berutang berjanji
kepada suatu usaha (selaku pihak yang diutangkan) untuk
membayar sejumlah uang tertentu berikut buanganya dalam kurun
waktu yang telah disepakati. Janji pembayaran tersebut ditulis
secara formal dalam sebuah wesel atau promes (Promissory
Note).
c. Piutang Lain-Lain (Other Receivable)
Piutang lain-lain umumnya diklasifikasikan dan dilaporkan secara
terpisah dalam neraca. Contohnya adalah bunga, piutang deviden
(tagihan kepada investee sebagai hasil investasi), piutang pajak
(tagihan usaha kepada pemerintah berupa restitusi atau
pengembalian atas kelebihan pembayaran pajak) dan tagihan
kepada karyawan.
Sementara itu menurut Soemarso (2002:338) juga mengelompokkan
piutang menjadi dua yaitu:
1. Piutang dagang, merupakan piutang yang berasal dari penjualan
barang dan jasa yang merupakan kegiatan usaha normal
perusahaan atau disebut juga piutang usaha (trade receivable);
2. Piutang lain-lain (bukan dagang), merupakan piutang yang tidak
berasal dari bidang usaha utama seperti: piutang pegawai, piutang
dari perusahaan afilias, piutang bunga, piutang deviden, piutang
pemegang saham dan lain-lain.
Dari pendapat diatas, juga didukung oleh Jusup (2005:52) bahwa:
Dalam prateknya dikenal dua jenis piutang yaitu piutang
dangang dan piutang wesel. Piutang dagang adalah jumlah uang
yang harus dibayar oleh sipembeli kepada suatu usaha.piutang
dagang umumnya berjangka waktu kurang dari satu tahun. Oleh
karena itu piutang dagang dalam neraca dilaporkan sebagai aktiva
lancar, sedangkan piutang wesel lebih formal bila dibandingkan
dengan piutang dagang Debitur (pihak yang harus membayar)
12
dalam piutang wesel membuat suatu janji tertulis suatu kreditur
untuk membayar sejumlah uang yang tercantum dalam surat janji
tersebut pada waktu tertentu dimasa yang akan datang. Jangka
waktu wesel bias bermacam-macam, tetapi pada umumnya paling
sedikit 60 hari.
Jadi, penulis dapat menyimpulkan bahwa piutang terbagi dua yaitu piutang
usaha yang berasal dari anggota atau konsumen dan piutang lain-lain yang berasal
dari dalam usah. Piutang yang berasal dari usaha merupakan piutang yang dapat
ditagih terhadap anggota akibatnya terjadinya kredit sedangkan piutang berasal
dari dalam usaha adalah piutang yang tidak secara tidak langsung dengan kegiatan
suatu usaha.
2.2.3 Alat Analisis Perputaran Piutang
Perputaran piutang dapat dianalisis dari beberapa rumus dari beberapa para
ahli yang berbeda-beda, antara lain:
a. Tingkat Perputaran Piutang (Receivable Turn Over)
Menurut Kuswadi (2006:116) menyatakan bahwa perputaran piutang
(Account Receivable Turn Over) dapat diketahui dengan membagi jumlah kredit
selama periode tertentu dengan piutang rata-rata. Perhitungannya adalah:
𝑅𝑂𝑇 =𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑘𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡
𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎
Dimana:
𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐴𝑤𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 + 𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒
2
Semakin cepat tingkat perputaran piutang suatu koperasi, maka semakin
sehat tingkat perputaran piutangnya sebaliknya semakin rendah tingkat perputaran
piutang maka semakin tidak baik bagi koperasi.
13
2.2.4 Persyaratan Kredit
Dalam pemberian kredit tentunya koperasi melakukan kebijaksanaan
anggota koperasi agar koperasi tidak menghadapi permasalahan yang akan terjadi
kedepan. Hal-hal yang harus dibijaksanakan koperasi, menurut Silaban dan
Silahan (2010:386-387) adalah sebagai berikut:
a. Periode kredit (Credit Period)
Periode kredit merupakan jangka waktu kepada anggota untuk
membayar pinjaman mereka. Syarat kredit (credit terms)
mencakup periode kredit dan potongan. Syarat kredit merupakan
suatu ketentuan mengenai periode kredit dan potongan yang
diberikan kepada anggota.
b. Standar Kredit (credit standards)
Standar kredit adalah standar yang menetapkan kemampuan
keuangan minimum dari calon anggota agar dapat memperoleh
kredit dalam jumlah tertentu. Standar kredit dibuat untuk
menentukan anggota mana yang mampu untuk memenuhi syarat
dan berapa jumlah kredit maksimum yang dapat diberikan kepada
setiap anggota.
c. Kebijakan penagihan (Credit Calection Policy)
Kebijakan penagihan merupakan prosedur yang diikuti koperasi
untuk menagih piutang yang sudah lewat waktu. Dalam
menetapkan kebijakan penagihan, koperasi perlu
mempertimbangkan manfaat dan biayanya.
d. Potongan tunai (cash discount)
Potongan tunai dapat digunakan untuk mendorong peminjam
membayar kewajibannya lebih cepat. Potongan tunai yang
diberikan harus benar-benar dianalisis agar terjadi keseimbangan
antara manfaat dan biaya.
Dari pendapat diatas dapat ditemukan bahwa dalam memberikan pinjaman
atau kredit kepada anggota koperasi harus sesuai dengan kemampuan anggota
peminjam dalam mengangsur pinjaman dengan prosedur yang telah ditetapkan.
Sedangkan menurut Kasmir (2010:244) dalam memberikan pinjaman kredit
kepada anggota koperasi secara angsuran ada beberapa kebijakan yang harus
dilakukan, kebijakan kredit ini meliputi:
14
a. Standar kredit
Penjualan barang atau jasa yang diberikan keanggota
mengandung suatu risiko bagi koperasi yang menyebabkan
kerugian bagi koperasi entah keterlambatan waktu pembayaran
atau kerugian karena anggota tidak mampu lagi membayar barang
yang sudah dibelinya. Dalam praktiknya risiko yang dihadapi
koperasi berkaitan dengan kredit adalah:
1. Anggota terlambat untuk membayar tagihannya kepada
koperasi, misalnya melewati batas tanggal jatuh tempo.
Hanya saja walaupun terlambat atau tersendat-sendat anggota
masih mau dan mampu untuk membayar tagihannya.
2. Perjalanannya terkadang anggota tidak memiliki kemampuan
untuk membayar sesuai kesempatan, sehingga kredit benar-
benar macet, sekalipun anggota harus membayar.
3. Anggota kabur sehingga tidak dapat ditagih sama sekali dan
ini memang benar-benar macet, alias tidak tertagih.
Untuk menghindari atau meminimalkan risiko yang dihadapi
koperasi, maka sebelum kredit diberikan, maka perlu
dilakukan analisis kredit. Tujuannya adalah untuk
mengetahui kemauan dan kemampuan anggota dalam
membayar kewajibannya. Analisis kredit yang diberikan
tidak jauh beda dengan pinjaman yang diberikan koperasi
misalnya dengan analisis 5 of C (dibahas dalam pinjaman
koperasi). Dengan analisis ini paling tidak perusahaan
mampu melihat kemauan dan kemampuan anggota sebelum
pinjaman kredit diberikan.
b. Persyaratan kredit
Kebijakan kredit juga berkaitan erat dengan persyaratan kredit
yang diberikan. Persyaratan kredit ini berguna untuk
meningkatkan kredit dan merangsang anggota untuk segera
membayar tagihannya. Disamping itu, jangka waktu kredit yang
diberikan juga memberikan ruang gerak anggota untuk membayar
kredit yang diterimanya.
c. Kebijakan penagihan
Apabila anggota untuk membayar tagihannya, maka koperasi
perlu mengambil tindakan nyata untuk menyelamatkan kredit
tersebut agar tidak macet.
d. Rasio yang berhubungan dengan piutang
Penjualan kredit akan mengakibatkan atau mengetahui kinerja
keuangan perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu,
manajemen perlu menilai kinerja dari sisi piutangnya. Alat ukur
untuk menilai kinerja ini dapat dilakukan dengan menggunakan
rasio-rasio keuangan yang berhubungan dengan piutang tersebut.
15
Berdasarkan dari tanggapan diatas maka akan dikemukakan bahwa
kebijakan yang harus diterapkan kepada anggota peminjam, yaitu pertama, standar
kredit dimana ini merupakan suatu bentuk penilaian kepada anggota peminjam
berdasarkan kemampuan dalam mengangsur pinjaman tersebut. Kedua,
persyaratan kredit dimana ini merupakan bagian penilaian anggota peminjam
dalam membayar angsuran pada jatuh tempo. Ketiga, kebijakan penagihan yang
dimana kebijakan ini berfungsi untuk menangani anggota peminjam yang tidak
membayar angsurannya pada saat jatuh tempo.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam pemberian
pinjaman atau kredit maka harus diterapkan beberapa kebijakan dalam
melancarkan angsuran pinjaman anggota koperasi. kebijakan tersebut terbagi dua
yaitu: pertama, jangka waktu kredit yang dimana kebijakan ini akan berfungsi
untuk membayar angsuran pada waktu yang telah ditentukan. Kedua, kebijakan
penagihan dimana menangani angsuran yang macet yang dilakukan oleh anggota
peminjam.
2.2.5 Syarat Pemberian Pinjaman Kepada Anggota Koperasi
Koperasi harus mangadakan evaluasi terhadap anggota untuk menghindari
risiko akibat tidak terbayarnya tagihan atau kredit yang diberikan kepada anggota.
Silaban dan Siahaan (2010:386) mengatakan bahwa dalam menilai risiko kredit
terhadap anggota, seorang menejer kredit harus mengadakan penilaian 5C dari
calon anggota, yaitu:
a. Character menggambarkan penilaian kepribadian anggota yang
menunjukkan bahwa calon anggota secara jujur dan sadar mau
memenuhi kewajibannya.
16
b. Capacity merupakan penilaian subjektif atas calon anggota untuk
membayar kredit beserta bunganya sesuai dengan waktu yang
disepakati.
c. Capital berhubungan dengan penilaian kekuatan finansial calon
anggota. Alat ukurnya adalah laporan keuangan.
d. Collateral berhubungan dengan bentuk aktiva yang diberikan oleh
calon anggota sebagai jaminan keamanan atas kredit yang
diberikan.
e. Conditions menunjukan gambaran/dampak perubahan kondisi
perekonomian secara umum maupun industri terhaddap
kemampuan calon anggota untuk memenuhi kewajibannya.
Sementara itu, menurut Kasmir (2012:286) berpendapat bahwa untuk
menentukan kelayakan pemberian kredit kepada calon anggota dapat digunakan
beberapa analisis 5C dan 7P, yaitu sebagai berikut:
1. Dengan 5 of C
a. Character adalah sifat atau watak anggota. Analisis ini untuk
mengetahui sifat atau watak seorang anggota kredit, apakah
memiliki watak atau sifat yang bertanggungjawab terhadap
kredit yang diambilnya. Dari watak atau sifat ini, akan terlihat
kemauan anggota untuk membayar dalam kondisi sesulit
apapun. Namun, sebaliknya jika anggota tidak memiliki sifat
yang mau membayar, anggota akan mengelak untuk membayar
dengan berbagai alasan tertentunya. Watak atau sifat ini akan
dapat dilihat dari masa lalu anggota melalui pengamatan,
riwayat hidup, maupun hasil wawancara dengan anggota.
b. Capacity adalah suatu analisis yang digunakan untuk melihat
kemampuan anggota dalam membayar kredit. Kemampuan ini
dapat dilihat dari penghasilan pribadi untuk kredit konsumtif
dan usaha yang dibiayai untuk kredit perdagangan untuk
produktif. Kemampuan ini penting untuk dinilai agar koperasi
tidak mengalami kerugian. Untuk menilai kemampuan anggota
dapat dinilai dari dokumen yang dimiliki, hasil konfirmasi
dengan pihak yang memiliki kewenangan mengeluarkan surat
tertentu (misalnya penghasilan seseorang), hasil wawancara
atau melalui perhitungan rasio keuangan.
c. Capital adalah untuk menilai modal yang dimiliki oleh anggota
untuk membiayai kredit. Hal ini penting karena bank tidak
akan membiayai kredit tersebut 100%. Artinya harus ada
modal dari anggota. Tujuannya adalah jika anggota juga ikut
memiliki modal yang ditanamkan pada kegiatan tersebut,
anggota juga merasa memiliki sehingga termotivasi untuk
17
bekerja sungguh-sungguh agar usaha tersebut berhasil dan
mampu untuk membayar kewajiban kreditnya.
d. Condition yaitu kondisi umum saat ini dan yang akan datang
tentunya. Kondisi yang akan dinilai terutama kondisi ekonomi
saat ini, apakah layak utuk membiayai kredit untuk sektor
tertentu. Misalnya kondisi produksi tanaman tertentu sedang
membludak pasara (jenuh). Maka kredit untuk sektor tertentu
kemudian dikurangi. Kondisi lainnya yang harus diperhatikan
adalah kondisi lingkungan sekitar, misalnya kondisi keamanan
dan kondisi sosial masyarakat.
e. Collateral merupakan jaminan yang diberikan anggota kepada
koperasi dan rangka pembiayaan kredit yang diajukannya.
Jaminan ini digunakan sebagai alternatif terakhir bagi koperasi
untuk berjaga-jaga kalau kredit kemacetan terhadap kredit
yang dibiayai. Mengapa Collateral atau jaminan menjadi
penilaian terakhir dari 5 of C. hal ini disebabkan karena yang
paling penting adalah penilaian diatas. Apabila sudah layak,
jaminan hanyalah merupakan tambahan saja, untuk berjaga-
jaga karena ada factor-faktor yang tidak dapat dihindari yang
menyebabkan kredit macet, misalnya bencana alam.
Disamping itu juga, untuk menjadi memotivasi anggota dalam
membayar jaminannya ditahan oleh koperasi.
2. Dengan 7 of P
a. Personality atau kepribadian merupakan penilaian yang
digunakan untuk melihat kepribadian si calon anggota. Dengan
kepribadian yang dilakukan koperasi, hampir sama dengan
character anggota. Hanya saja hal-hal personality lebih
ditekankan kepada orangnya, sedangkan dalam character
termasuk kepada keluarganya.
b. Purpose yaitu tujuan mengambil kredit. Seperti diketahui
sebelumnya bahwa tujuan untuk mengambil kredit ada tiga
yaitu, pertama, untuk usaha yang produktif, kedua, untuk
digunakan sendiri (konsumtif), ketiga, untuk perdagangan.
Penilaian ketiga tujuan ini sedikit berbeda. Oleh karena itu,
jangan sampai pemberian kredit yang dikucurkan oleh koperasi
disalahgunakan oleh anggota.
c. Party artinya dalam menyakurkan kredit, koperasi memilah-
milah menjadi beberapa golongan. Hal ini dilakukan agar bank
lebih fokus untuk menangani kredit tersebut, misalnya kredit
untuk usaha kecil, menengah atau besar. Atau dapat dipilah
berdasarkan wilayah, misalnya daerah pedesaan, perkotaan
atau sektor usaha, misalnya peternakan, industri atau sektor
lainnya.
d. Peyment adalah cara pembayaran kredit oleh anggota. Penilaian
yang dilakukan untuk menilai cara anggota dalam membayar
18
kredit, apakah penghasilan (gaji) atau dari sumber objek yang
dibiayai, dari penilaian ini akan terlihat kemampuan anggota
dalam membayar kredit.
e. Prospect yaitu untuk menilai harapan kedepan terutama
terhadap objek kredit yang dibiayai. Tentunya harapan yang
diinginkan untuk memberikan harapan yang baik atau cerah.
Usaha yang tidak mengandung prospek cerah sebaiknya
ditunda akan menyulitkan koperasi dan anggota nantinya,
misalnya usaha yang sudah memasuki titik jenuh.
f. Profitability artinya kredit yang dibiayai oleh koperasi akan
memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak, baik koperasi
ataupun anggota. Jika tidak, sebaiknya jangan diberikan
keuntungan bagi koperasi tentunya adalah berupa balas jasa
yang diberikan anggota dari bunga atau bagi hasil. Sebaiknya
bagi anggota adalah keuntungan dan adanya tambahan modal
baginya.
g. Protection artinya perlindungan terhadap objek kredit yang
dibiayai. Perlindungan tidak sebatas jaminan fisik yang
diberikan, akan tetapi lebih dari itu, yaitu jaminan si pengambil
kredit, seperti asuransi kematian dan jaminan perlindungan
terhadap jaminan fisik yang diberikan dari kehilangan,
kerusakan atau lainnya.
2.2.6 Risiko Yang Timbul Dalam Piutang Usaha
Setiap kebijakan yang dilakukan oleh koperasi pasti akan mempunyai
dampak dan pengaruh yang ditimbulkan, baik itu yang menguntungkan maupun
yang merugikan koperasi itu sendiri. Kemungkinan yang sifatnya umum baik
sekali terjadi bila mana pihak yang memberikan piutang menagih kembali.
Risiko kredit adalah risiko tidak terbayarnya kredit yang telah diberikan
kepada para anggota (Riyanto, 2001:87). Sebelum perusahaan memutuskan untuk
menyetujui permintaan atau penambahan kredit oleh para anggota maka
perusahaan perlu mengadakan evaluasi risiko kredit dari para anggota tersebut.
Risiko yang mungkin terjadi dalam piutang usaha, (Riyanto, 2001:87-88) yaitu:
19
a. Risiko tidak dibayarnya seluruh piutang.
Risiko ini merupakan risiko paling berat yang harus dihadapi,
karena seluruh tagihan yang telah direncanakan akan diterima
dimasa yang akan datang ternyata tidak dapat diterima kembali
sebagai kas, sehingga pengorbanan yang telah dilakukan terbuang
percuma. Hal ini lebih berat lagi bila perusahaan yang
bersangkutan bermodalkan sebatas sehingga dapat mengakibatkan
kegagalan bagi kelangsungan hidup perusahaan. Kejadian ini
terjadi karena perusahaan lalai dalam menyelidiki calon
peminjamnya, misalnya, peminjam melarikan diri, peminjam
mengalami kesulitan keuangan ataupun perusahaan/koperasi
mengalami kebangkrutan dan sebagainya.
b. Risiko tidak dibayar sebagian piutang
Risiko tidak dibayar sebagian piutang merupakan risiko yang
lebih ringan karena sebagian dari total piutang tersebut telah
diterima perusahaan. Sering sekali terjadi dalam kasus nyata
sehari-hari, seorang peminjam yang baru pertama kali
mengadakan hubungan transaksi pemberian kredit akan
menunjukkan kesan yang baik. Namun setelah waktu untuk
membayar piutangnya tiba mulailah mereka menunjukkan itikad
yang kurang baik seperti: mulai tidak membayar piutangnya,
membatalkan atau sengaja tidak mengisi rekeningnya dengan
alasan bahwa perusahaannya sedang mengalami kesulitan
keuangan dan masih banyak alasan lainnya.
c. Risiko keterlambatan pelunasan
Risiko keterlambatan pelunasan merupakan risiko yang lebih
ringan tetapi bukan berarti tidak mempengaruhi keadaan
keuangan perusahaaan karena meskipun dalam waktu yang relatif
tidak lama jelas terlihat bahwa pemasukan dari uang tagihan
tersebut telah melewati jadwal penerimaan seharusnya.
d. Risiko tertanam modal
koperasi harus berhati-hati dalam memberikan pinjaman atau
piutang kepada anggotanya sebab bila koperasi tersebut
membarikan pinjaman secara kredit akan timbul perkiraan piutang
pada laporan keuangan koperasi yang bersangkutan. Hal ini jelas
mengakibatkan modal tertanam dalam piutang baik modal yang
bersumber dari modal sendiri maupun modal asing.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa risiko adanya piutang pada suatu lembaga
keuangan atau perusahaan yang lain adalah koperasi akan mengalami perputaran
modal yang sangat lambat akibat dari kelalaian anggota. Dalam hal ini, koperasi
yang seharusnya dapat memutar modal tersebut dengan cepat tetapi akibat dari
20
adanya modal yang tertanam terhadap anggota, perusahaan mengalami
penghambatan dalam mengembangkan usahanya.
2.2.7 Tujuan Dan Manfaat Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas memberikan banyak manfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan. Rasio likuiditas tidak hanya berguna bagi koperasi saja,
melainkan juga bagi pihak luar koperasi. Dalam praktiknya, ada banyak manfaat
yang dapat diperoleh dari rasio likuiditas, baik bagi pihak pemilik koperasi,
maupun para pemangku kepentingan lainnya yang terkait dengan perusahaan.
Menurut Kasmir (2008:132), ada beberapa tujuan dan manfaat dari rasio
likuiditas, yaitu :
a. Mengukur kemampuan perusahaan membayar utang atau
utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih.
b. Mengukur kemampuan perusahaan membayar utang jangka
pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan.
c. Mengukur kemampuan koperasi untuk membayar utang
jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan
sediaan, dalam hal ini aktiva lancar dikurangi persediaan dan
utang yang dianggap likuiditasnya lebih rendah.
d. Mengukur atau membandingkan antara jumlah persediaan
yang ada dengan modal kerja koperasi.
e. Mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk
membayar utang.
f. Alat perencanaan ke depan, terutama yang berkaitan dengan
perencanaan kas dan utang.
g. Melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu
ke waktu dengan membandingkannya untuk beberapa
periode.
h. Melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari masing-
masing komponen yang ada di aktiva lancar dan utang jangka
pendek.
Sementara itu, menurut Sutrisno (2003:18) tujuan dan manfaat rasio
likuiditas adalah sebagai berikut:
21
1. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar
kewajiban atau utang yang segera jatuh tempo pada saat
ditagih. Artinya, kemampuan untuk membayar kewajiban
yang sudah waktunya dibayar sesuai jadwal batas waktu yang
telah ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu).
2. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar
kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar secara
keseluruhan.
3. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar
kewajiban jangka pendek tanpa memperhitungkan sediaan
atau piutang.
4. Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan
yang ada dengan modal kerja koperasi.
5. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk
membayar utang.
Demikian juga menurut Hery (2015:178) dalam bukunya Analisis Laporan
Keuangan Pendekatan Rasio Keuangan mengemukakan tujuan dan manfaat rasio
likuiditas, yaitu:
1. Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban atau utang yang akan segera jatuh tempo.
2. Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka pendek dengan menggunakan total aset
lacar.
3. Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aset sangat
lancar (tanpa memperhitungkan persediaan barang dagang
dan aset lancar lainnya).
4. Untuk mengukur tingkat ketersediaan uang kas perusahaan
dalam membayar utang jangka pendek.
5. Sebagai alat perencanaan keuangan dimasa mendatang
terutama yang berkaitan dengan perencanaan kas dan utang
jangka pendek.
6. Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari
waktu ke waktu dengan membandingkannya selama periode.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan dan manfaat dari likuiditas
adalah untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar utang yang
segera jatuh tempo dan menjadi bahan perbandingan untuk periode berikutnya.
22
2.2.8 Analisis Rasio Likuiditas
Dalam usaha simpan pinjam pemeliharaan likuiditas dimaksudkan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendek baik untuk membayar penarikan simpanan
realisasi pinjaman yang telah disetujui maupun kewajiban jangka pendek lainnya.
Menurut Riyanto (2011:104-103) mengemukakan bahwa untuk melihat
kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban tersebut dapat dilihat dari rasio
likuiditas, diantaranya:
a. Rasio lancar (Current Ratio)
Rasio ini mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Di koperasi rasio ini
diukur dengan membandingkan aktiva lancar di satu sisi dengan
kewajiban lancar disisi lainnya. Rasio ini menunjukan
kemampuan kas dan koperasi untuk menutupi kewajiban
lancarnya.
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 =𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟𝑋100%
Jadi, dapat disimpulkan bahwa dalam menganalisis tingkat likuiditas dapat
diukur melalui aktiva lancar yang dimana mengukur kemampuan perusahaan
dengan membayar utang lancar dengan aktiva lancar dan rasio kas merupakan
rasio yang menggambar kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban
perusahaan tanpa melihat persediaannya.
2.2.9 Cara Menjaga Likuiditas
Dalam mempertahankan kelangsungan hidup koperasi tentunya akan
diperhatikan apa yang akan mempengaruhi kemampuan koperasi dalam
membayar kewajiban-kewajiban yang jatuh tempo. Dalam hal ini untuk mencapai
hal yang demikian maka salah satu cara yang dapat dilakukan oleh koperasi untuk
menjaga likuiditas menurut Riyanto (1995:28-31) adalah sebagai berikut:
23
a. Dengan utang lancar (current liabilities) tertentu, diusahakan
untuk menambah aktiva lancar (current assets), misalnya menjual
aktiva tetap (Fixed Assets) yang berguna untuk menambah aktiva
lancar, mendapatkan tambahan modal sendiri yang berguna untuk
menambah aktiva lancar dan mendapatkan tambahan utang jangka
panjang yang digunakan untuk menambah aktiva lancar.
b. Dengan aktiva lancar tersebut, diusahakan untuk mengurangi
utang lancar
c. Dengan mengurangi jumlah utang lancar bersama-sama dengan
mengurangi aktiva lancar.
Dari penjelasan diatas dapat dikemukakan bahwa untuk menjaga likuiditas
maka koperasi harus dapat memperoleh dana atau modal secepat mungkin dengan
cara menjual sebagian aktiva tetap, menambah dana pinjaman dalam jangka
panjang dan menambah modal sendiri dari dana cadangan koperasi sehingga
bertambah aktiva lancar koperasi dan dengan aktiva lancar tersebut akan
dipergunakan untuk mengurangi jumlah utang lancar.
2.2.10 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Likuiditas
Menurut Kim et,al (1998:20) dalam Santoso (2011) mengelompokkan
faktor-faktor yang diperkirakan dapat mempengaruhi likuiditas perusahaan.
Faktor-faktor tersebut dikelompokkan sebagai berikut:
1. Cost of external financing
Faktor cost of external financing berkaitan dengan biaya yang
harus dikeluarkan perusahaan jika menggunakan pendanaan
dari luar perusahaan. Kim et al (1998) menggunakan proxy
ukuran perusahaan (firm size) dan kesempatan bertumbuh
(growth opportunities) untuk mengukur faktor cost of
external financing.
2. Cash flow uncertainty
Cash flow uncertainty atau ketidakpastian arus kas dapat
menentukan keputusan manajer dalam menentukan tingat
likuiditas perusahaan. Perusahaan-perusahaan dengan tingkat
ketidakpastian arus kas yang tinggi akan cenderung
melakukan investasi dalam aktiva likuid dengan jumlah yang
besar.
24
3. Current and future investment opportunities
Current and future investment opportunities kesempatan
investasi yang dihadapi perusahaan, baik saat ini maupun di
masa yang akan datang. Current and investment
opportunities ini dapat mempengaruhi manajemen dalam
memutuskan kebijakan likuiditasnya. Berkaitan dengan
current and investment opportunities ini manajemen akan
mempertimbangkan, apakah lebih baik melakukan investasi
dalam bentuk aktiva tetap atau melakukan investasi dalam
aktiva likuid.
4. Transactions demand for liquidity
Transactions demand for liquidity ini berkaitan dengan dana
atau kas yang diperlukan perusahaan untuk tujuan transaksi.
Faktor transactions demand for liquidity ini juga merupakan
faktor yang dipertimbangkan manajemen dalam menentukan
likuiditas perusahaan.
Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas di atas dapat
disimpulkan bahwa faktor cost of external financing merupakan biaya yang
dikeluarkan perusahaan jika perusahaan menggunakan pendanaan dari luar
perusahaan. Cash flow uncertainty merupakan ketidakpastian arus kas sehingga
dapat menentukan keputusan manajemen dalam menentukan tingkat likuiditas
perusahaan. Current and investment opportunitis merupakan kesempatan investasi
yang dihadapi perusahaan, baik saat ini maupun saat mendatang. Dalam hal ini,
manajemen harus mempertimbangkan apakah berinvestasi dalam bentuk aktiva
tetap atau melakukan investasi dalam bentuk aktiva lancar. Transactions demand
for liquidity merupakan dana atau kas yang diperlukan perusahaan untuk tujuan
transaksi, ini merupakan faktor yang dipertimbangkan manajemen dalam
menentukan likuiditas perusahaan. Dengan kata lain bahwa tingkat kemampuan
suatu perusahaan untuk dapat membayar hutang-hutang jangka pendeknya.
25
2.3 Penelitian Terdahulu
Penelitian yang di lakukan oleh Husna (2015) mengenai perputaran
piutang yang efektif dalam meningkatkan rentabilitas dan menjaga likuiditas unit
simpan pinjam KUD Tani Wilis kec Sendang Kabupaten Tulungagung, 2014
tingkat likuiditas Unit Simpan Pinjam KUD Tani Wilis dalam 3 periode terakhir
yaitu tahun 2012, 2013 dan 2014 berada dalam kondisi yang tidak stabil yaitu
tingkat likuiditas dalam keadaan fluktuasi (persentase naik turun) sebesar
235,89%, 208,89% dan 291,10%.
Penelitian yang di lakukan oleh Rizky (2016) dengan judul Analisis
pengelolaan piutang sebagai upaya untuk menjaga likuiditas dan meningkatkan
rentabilitas. Dari hasil perhitungan selama periode 2012-2014 likuiditas
mengalami penurunan sedangkan untuk tingkat RE, RMS dan ROI mengalami
fluktuasi.
Hayati (2012) tentanng analisis pengelolaan piutang dan sistem
pengendalian piutang pada PT Pelabuhan Indonesia IV “Persero” Cabang
Terminal Petikemas Makasar bahwa masih belum optimal dalam mengurangi
jumlah piutang tak tertagih. Yang terlihat pada perputaran piutang “RTO” pada
tahun 2005 sangat meningkat yaitu 25 kali. Sedangkan nilai RTO yang terendah
yaitu pada tahun 2008 sebesar 9,44 kali.
Penelitian yang dilakukan oleh Tambunan (2016) dengan judul analisis
perputaran piutang pada PT Perdana Gapuraprima periode 2012-2014. Dengan
tujuan penelitian untuk mengetahui berapa besar tingkat perputaran piutang atas
penjualan kredit produk apartemen pada PT Perdana Gapuraprima 2012-2014.
26
Metode penelitian yang digunakan Deskriptif Kuantitatif. Dari hasil analisa
didapat bahwa tingkat perputaran piutang PT Perdana Gapuraprima dari tahun
ketahun sangat kecil sehingga penagihan yang dilakukan manajeman dianggap
tidak berhasil.
Penelitian menurut Manurung (2012) dengan judul analisis pengaruh
perputaran piutang terhadap likiuditas perusahaan studi kasus pada PT
GOODYEAR Indonesia Tbk dan PT Gajah Tunggal Tbk. Metode penelitian yang
digunakan deskriptif. Hasil analisisnya tingkat perputaran piutang dari 2005-2009
PT GOODYEAR Indonesia Tbk kinerja manajemen piutangnya yang lebih baik
bila dibandingkan dengan PT Gajah Tunggal Tbk karena tingkat perputaran
piutang PT GOODYEAR Indonesia Tbk relatif lebih cepat. Namun, berdasarkan
perhitungan rasio likuiditas yang terdiri dari current ratio, quick ratio dan cash
ratio dapat disimpulkan bahwa PT Gajah Tunggal Tbk memiliki kinerja lebih baik
dibandingkan PT GOODYEAR Indonesia Tbk untuk memenuhi hutang jangka
pendeknya.
2.4 Kerangka Berpikir
Koperasi merupakan salah satu badan hukum yang menghimpun dan
menyalurkan dana kepada masyarakat yang sekaligus juga merupakan pelaku
ekonomi dalam mengatasi setiap permasalahan ekonomi yang terjadi. Tentunya
koperasi jika tidak dikelola dengan baik, maka akan mengakibatkan koperasi
tersebut tidak berkembang dan bahkan bisa defisit.
27
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
Sumber : Olahan Sendiri, 2018
Koperasi Masyarakat
Bumiputera
Laporan Keuangan yaitu
Neraca
Alat Analisis:
1. Perputaran piutang (Receivable Turn Over)
2. Rasio likuiditas
Perputaran Piutang dan likuiditas
Likuid/tidak likuid
28
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan
pendekatan deskriptif yaitu penelitian yang mendeskripsikan keadaan yang
menjadi fokus analisis dalam penelitian berdasarkan data sekunder berupa laporan
keuangan Koperasi Masyaratkat Bumiputera tahun 2012-2016.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini adalah Koperasi Masyarakat Bumiputera km 2 Jalan
Baloho Kecamatan Telukdalam Kabupaten Nias Selatan. Adapun alasan peneliti
meneliti ditempat ini adalah disana terdapat beberapa masalah yang berdasarkan
hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dan data laporan keuangan di ketahui
bahwa Koperasi masyarakat Bumiputera tidak memenuhi kriteria tertentu, adanya
ketidakmampuan Koperasi Masyarakat Bumiputera dalam mengolah perputaran
piutang dan dalam menjaga likuiditas usahanya.
Adapun waktu yang digunakan peneliti ketika melakukan observasi awal
yaitu selama 4 (empat) hari berturut-turut. Sedangkan pada saat meneliti waktu
yang digunakan peneliti yaitu selama 2 (dua) minggu, mulai tanggal 20 februari-
12 april 2018.
3.3 Subjek dan Objek Penelitian
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah kantor Koperasi
Masyarakat Bumiputera. Sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini
29
adalah laporan keuangan Koperasi Masyarakat Bumiputera khususnya laporan
Neraca.
3.4 Data Penelitian
3.4.1 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah
data sekunder yang berasal dari laporan keuangan pada Koperasi Masyarakat
Bumiputera yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Adapun data yang
dipergunakan adalah catatan-catatan keuangan lainnya pada Koperasi Masyarakat
Bumiputera berupa laporan piutang tahun 2012-2016.
Sumber data pada penelitian ini adalah laporan keuangan khususnya
Neraca dari tahun 2012-2016 di Koperasi Masyarakat Bumiputera.
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam pengumpulan data
penelitian ini adalah teknik dokumentasi. Teknik dokumentasi adalah
pengumpulan yang berupa data sumber-sumber tertulis seperti buku dan data-data
lain yang berkaitan dengan penelitian.
3.5 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan adalah alat analisis keuangan
perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan
data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan khususnya Neraca.
Alat analisis rasio keuangan yang digunakan ada dua yaitu:
a. Receivable turn Over (RTO)
Perputaran piutang (Kuswadi 2006) yang dihitung dengan rumus:
30
𝑅𝑇𝑂 =𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡
𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎
Dimana:
𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐴𝑤𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 + 𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒
2
Kriteria penilaian perputaran piutang (ROT) menurut Husna adalah 15 kali
dikatakan baik.
b. Rasio likuiditas
Rumus rasio lancar (Current Ratio) adalah:
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 =𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟𝑥100%
Table 3.1
Indikator rasio likuiditas
Komponen Standar kriteria
Current ratio 200%
150%-199%
100%-149%
50%-99%
50%
Sangat baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Buruk
Sumber: Kasmir, 2012
31
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Koperasi Masyarakat Bumiputera (KOMAS-BP) merupakan organisasi
yang dipandu oleh AJB Bumiputera. Koperasi masyarakat Bumiputera didirikan
pada tanggal 18 Agustus 1989 oleh Drs. Suparwanto, MBA Bumiputera (ketua):
H.M. Ridwan SD, BA, AAA (Wakil Ketua): DR. H. Noor Fuad, Phd
(Sekretaris):Madjdi adi, SE (Wakil Sekretaris): Drs. Maryoso, Msc (Bendahara).
Koperasi Masyarakat Bumiputera didirikan di Kantor Cabang P. Siantar
pada tanggal 20 Februari 1999 oleh Muldjustian Panggabean (Ketua): Muluk
Saragih, SH (Sekretaris): Mulmunah Sari Siregar (Bendahara).
Koperasi Masyarakat Bumiputara didirikan di Kantor Rayon Nias pada
tanggal 20 Maret 1999 yang berlokasi di Unit BFK Lolowau oleh Alinudi
Laia,A.Ma.Pd (Ketua): Polinus Ndruru (Sekretaris): Suadodo Halawa
(Bendahara). Pada Tuhan Buku 1999 Keanggotaan hanya 67 orang dan jumlah
saham Rp.7.637.656 dengan pendapatan (SHU) Rp.732.048.
Pada tanggal 26 Januari 2002 sampai dengan 31 Oktober 2011 KOMAS-
BP terbagi menjadi 7 (tujuh) Cabang yaitu Cabang Lolowa’u, Lolomatua,
Amandraya, Telukdalam, Lahusa, Umbunasi dan Gomo serta terdiri dari 15 (lima
belas) Unit yaitu Unit Hilifadolo, Duria, Laiso, Olayama, Marao, Orahili,
Lalimanawa, Tuhemberua, Hilinamazihono, Aramo, Sisarahili, Susua,
Maniamolo, Balaekha, Sinar Mara, Hiliana’a Gomo, Laowi dan Sihare’o.
32
Adapun Visi Koperasi Masyarakat Bumiputera yaitu “Meningkatkan
Profesionalisme Melalui Pembinaan Sumber Daya Manusia Dan Meningkatkan
Kesejahteraan Anggota” dan Misinya adalah “Meningkatkan Mutu Pelayanan
Dengan Mengutamakan Kejujuran, Kedisplinan Dan Kepuasan Pelanggan Melalui
Pelayanan Prima”.
Koperasi Masyarakat Buniputera berkedudukan di jalan Baloho Indah No.
10 Kecamatan Telukdalam Kabupaten Nias Selatan.
Bagan 4.1
Struktur Organisasi Koperasi Masyarakat Bumiputera
Tahun 2012-2016
Sumber: Koperasi Masyarakat Bumiputera (2018)
RAT
ANGGOTA
SANITEHE HALAWA SE
MANAGEMENT PUSAT
SEKRETARIS
ASA’ELI NDRURU S,PD
BENDAHARA
YANIARO LAIA S,PD
WAKIL SEKRETARIS
ETIYARNI LAIA
SEKRETARIS
ELISATI WARUWU A.MA.PD
WAKIL KETUA
BUALAZATULO HALAWA S,PD
KETUA
SEKI,ATO GUL O S,IP
KETUA
LEO F. HALAWA, S,PD
BADAN PENGAWASAN PENGURUS
33
4.2 Deskriptif Data Variabel Penelitian
Berdasarkan penelitian, data variabel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Laporan Keuangan Koperasi Masyarakat Bumiputera selama 5 tahun dari
tahun 2012 sampai tahun 2016 (lampiran 1 sampai dengan lampiran 5) yang
terdiri dari Laporan Neraca selama 5 tahun. Dari data tersebut dikumpulkan dan
kemudian diolah untuk menjadi suatu bahan Analisis Perputaran Piutang dalam
Menjaga Likuiditas di Koperasi Masyarakat Bumiputera.
Untuk menganalisis perputaran piutang dalam menjaga likuiditas, maka
penulis menggunakan tingkat perputaran piutang, dimana rasio ini bertujuan untuk
mengetahui rasio tingkat perputaran piutang tinggi mencerminkan kualitas piutang
yang semakin baik. Tinggi rendahnya perputaran piutang tergantung besar
kecilnya modal yang diinvestasikan dalam piutang. Makin cepat perputaran
piutang berarti semakin cepat modal kembali. Rasio likuiditas, dimana rasio ini
bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka
pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan sediaan atau piutang.
Untuk menganalisis rasio-rasio tersebut di atas, maka dibutuhkan data
berupa laporan keuangan Koperasi Masyarakat bumiputera khususnya Neraca.
Neraca adalah laporan keuangan yang memberi informasi mengenai posisi
keuangan (aktiva, kewajiban dan ekuitas) perusahaan tertentu. Dengan kata lain,
suatu laporan keuangan yang menggambarkan keadaan atau jumlah kekayaan,
kewajiban dan modal yang dimiliki pada suatu periode tertentu.
34
Berdasarkan neraca pada lampiran satu sampai dengan lampiran lima
secara garis besar menggambarkan posisi keuangan suatu entitas koperasi yang
meliputi kas, kewajiban dan kekayaan bersih selama lima periode dari tahun
2012-2016 disisi kas (aktiva), total harta lancar cenderung naik. Total harta lancar
tahun 2012 sebesar Rp.12.695.193.389, tahun 2013 sebesar Rp.14.116.547.737,
tahun 2014 sebesar Rp.16.470.774.821, tahun 2015 sebesar Rp.17.514.506.573
dan tahun 2016 sebesar Rp.18.840.341.894. Kenaikan total harta lancar ini
disebabkan oleh piutang yang cenderung naik tiap tahun sehingga mengakibatkan
Koperasi Masyarakat Bumiputera tidak likuid.
Pada posisi kewajiban (pasiva) selama lima periode yakni dari tahun 2012-
2016. Kewajiban jangka pendek menunjukkan angka yang cenderung naik seperti
yang tertulis pada lampiran satu sampai dengan lampiran lima. Total kewajiban
jangka pendek tahun 2012 sebesar Rp.8.678.904.288, tahun 2013 sebesar
Rp.9.891.127.646, tahun 2014 sebesar Rp.11.368.515.725, tahun 2015 sebesar
Rp.12.218.465.866 dan tahun 2016 sebesar Rp.13.738.408.435. Kenaikan total
kewajiban jangka pendek ini disebabkan oleh beban yang masih harus dibayar
bertambah tiap tahun.
Tunggakan pinjaman Koperasi Masyarakat Bumiputara menunjukkan
angka yang cenderung naik dari tahun 2012-2016 seperti yang terlihat pada
lampiran enam. Tunggakan pinjaman Koperasi Masyarakat Bumiputera tahun
2012 sebesar Rp.2.374.802.018, tahun 2013 sebesar Rp.3.477.216.975, tahun
2014 sebesar Rp.3.508.755.375, tahun 2015 sebesar Rp.5.379.569.475 dan tahun
2016 sebesar Rp.4.205.277.830. Kenaikan total tunggakan pinjaman Koperasi
35
Masyarakat Bumiputera disebabkan oleh kesetian anggota dalam memenuhi
kewajibannya rendah dan sistem penagihan yang masih longgar.
4.3 Analisis Dan Pembahasan
4.3.1 Analisis
4.3.1.1 Perputaran Piutang
Perputaran piutang koperasi masyarakat bumiputera merupakan
menghimpun dan menyalurkan dana secara kredit. Uraian tentang perhitungan
tingkat perputaran piutang Koperasi Masyarakat Bumiputera dapat dilihat pada
lampiran enam sampai dengan lampiran tujuh. Berikut adalah tabel tingkat
perputaran piutang.
Tabel 4.1
Tingkat Perputaran Piutang
Koperasi Masyarakat Bumiputera
Tahun 2012-2016
Tahun Piutang awal
periode (Rp)
Piutang akhir
periode (Rp)
Penjualan kredit
(Rp)
Piutang rata-
rata (Rp)
RTO Kriteria
2012 9.235.437.965 10.591.308.155 10.646.250.000 9.913.373.060 1,07 (kali) Tidak baik
2013 10.615.455.164 11.839.766.834 10.334.387.891 11.227.610.999 0,92 (kali) Tidak baik
2014 11.220.429.435 13.801.465.507 12.371.412.000 12.510.947.471 0,98 (kali) Tidak baik
2015 14.332.245.707 14.822.939.527 10.660.859.000 14.577.592.617 0,73 (kali) Tidak baik
2016 2.699.060.300 16.250.779.807 16.250.779.807 9.474.920.053,5 1,67 (kali) Tidak baik
Sumber: a. Olahan Penulis
b. Koperasi Masyarakat Bumiputera
4.3.1.2 Rasio likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban atau membayar kewajiban jangka pendeknya. Uraian
perhitungan tentang rasio likuiditas Koperasi Masyarakat Bumiputra dapat dilihat
pada lampiran delapan. Berikut adalah tabel hasil perhitungan rasio likuiditas.
36
Tabel 4.2
Rasio Likuiditas
Koperasi Masyarakat Bumiputera
Tahun 2012-2016
Tahun Aktiva Lancar Kewajiban
Lancar
Rasio
Likuiditas
Kriteria
2012 12.695.193.389 8.678.904.288 146,27% Cukup baik
2013 14.116.547.737 9.891.127.646 143,22% Cukup baik
2014 16.470.774.821 11.368.515.725 144,88% Cukup baik
2015 17.514.506.573 12.218.465.866 143,34% Cukup baik
2016 18.840.341.894 13.738.408.435 137,13% Cukup baik
Sumber: a. Olahan Penulis
b. Koperasi Masyarakat Bumiputera
4.3.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil perhitungan tingkat perputaran piutang Koperasi
Masyarakat Bumiputera pada tabel 4.1 diatas, dari tahun 2012 sampai dengan
tahun 2016 perputaran piutang menunjukkan angka yang cenderung turun dengan
kriteria tidak baik. Penurunan angka-angka disebabkan oleh jumlah tunggakan
anggota tiap tahun yang terus bertambah (lampiran 6). Selanjutnya hasil
perhitungan rasio likuiditas dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016
menunjukkan kriteria cukup baik. Walaupun rasio likuiditas menunjukkan kriteria
cukup baik, namun secara umum angka rasionya cenderung menurun (tabel 4.2)
dan belum memenuhi angka yang ideal (200%). Penurunan rasio likuiditas ini
disebabkan salah satunya oleh perputaran piutang yang lambat. Jika perputaran
piutang dalam kondisi cepat, maka koperasi tentunya tidak akan mengalami
kendala terkait dengan persoalan likuiditasnya, artinya bahwa koperasi akan
37
mampu membayar kewajiban-kewajiban yang jatuh tempo/kewajiban jangka
pendek.
Lebih lanjut dapat dijelaskan berdasarkan tabel 4.1 dan tabel 4.2 bahwa
pada tahun 2012 angka perputaran piutang berada pada 1,07 kali, namun tahun
2013 melambat menjadi 0,92 kali. Keadaan ini turut membuat rasio likuiditasnya
juga ikut menurun, yaitu tahun 2012 angka rasio 146,27% dan tahun 2013
menurun menjadi 143,22%. Pada tahun 2013 angka perputaran piutangnya berada
pada 0,92 kali, namun tahun 2014 cenderung cepat menjadi 0,98 kali, sehinga
keadaan rasio likuiditaspun ikut naik, yaitu tahun 2013 angka rasio 143,22% dan
tahun 2014 naik menjadi 144,88%. Pada tahun 2014 angka perputaran piutangnya
berada pada 0,98 kali, namun tahun 2015 menurun menjadi 0,73 kali. Keadaan
inipun mempengaruhi rasio likuiditas menurun, yaitu tahun 2014 angka rasio
144,88% dan tahun 2015 menurun menjadi 143,34%. Dan pada tahun 2015 angka
perputaran piutang berada pada 0,73 kali, namun tahun 2016 cepat menjadi 1,67
kali. Namun keadaan ini bepengaruh pada angka rasio likuiditas tahun 2015
143,34% dan akan tetapi tahun 2016 menurun menjadi 137,13%.
Berdasarkan penjelasan diatas, jika perputaran piutang menurun maka
akan mempengaruhi rasio likuiditasnya dalam kondisi menurun. Demikian juga
jika perputaran piutangnya dalam kondisi baik/naik, maka rasio likuiditasnya pun
akan naik. Hal ini sesuai dengan teori yang telah diungkapkan sebelumnya, bahwa
perputaran piutang akan mempengaruhi likuiditas.
38
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada penelitian ini yaitu, perputaran piutang pada Koperasi
Masyarakat Bumiputera 2012-2016 cenderung lambat demikian pula rasio
likuiditasnya turut menurun. Rasio likuiditas yang menurun dapat disebabkan oleh
perputaran piutang yang lambat. Jumlah tunggakan yang cenderung naik juga
dapat membuat perputaran piutang menjadi lambat
5.2 Saran
Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan tentang analisis perputaran
piutang dalam menjaga likuiditas di Koperasi masyarakat Bumiputera, penulis
mencoba mengajukan beberapa saran. Saran-saran sebagai berikut:
1. Koperasi Masyrakat Bumiputera memperbaiki/memperbaharui sistem
penagihan.
2. Koperasi Masyarakat Bumiputera sebaiknya memperbaiki syarat perberian
kredit kepada anggota.
3. Koperasi Masyarakat Bumiputera sebaiknya memperbaiki dan mencatat
atau mendata anggota yang sering menunggak/lalai dalam melunasi
pinjaman.
4. Koperasi Masyarat Bumiputera sebaiknya mengatur pembiayaan-
pembiayaan yang kurang efektif.
39
DAFTAR PUSTAKA
Soermarso, R.S. 2002. Akuntansi Intermediate, Ikhtiar Teori & Soal Jawa:
Yokyakarta: BPFE
Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Rajawali Pers
…….... 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana
…….... 2012. Analisis laporan keuangan. Jakarta: Rajawali Pers
……... 2014. Bank dan lembaga keuangan lainnya. Jakarta: Rajawali Pers
Silaban, Pasaman dan Siahaan, Rusliaman. 2010. Manajemen keuangan, teori dan
aplikasi – edisi pertama. Medan: Universitas HKBP Nommensen
Margaretha, farah. 2011. Manajemen keuangan untuk manajer nonkeuangan.
Jakarta: Erlangga
Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar pembelajaran perusahaan. Yogyakarta:
BPFE
…………………… 1995. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan. Yogyakarta:
BPFE
Hery. 2008. Pengantar Akuntansi. Jakarta: Universitas Indonesia
……. 2015. Analisis Kinerja Manajemen. Jakarta: PT Grasindo
Subramanyam dan Wild, John. 2010. Analisis Laporan Keuangan (Financial
Statement Analysis). Jakarta. Selemba Empat
Tampubolon, Manahan. 2013. Manajemen Keuangan (Finance Management).
Jakarta – Edisi Pertama: Mitra Wacana Media
Husna dan Laia, Syukurman Dkk. 2015. Analisis Pengelolaan Piutang Dalam
Meningkatkan Rentabilitas Dan Menjaga Likuiditas Pada Koperasi Simpan
Pinjam Mengembangkan Pedesaan (KSP3) Cabang Lolowa’u Kabupaten
Nias Selatan. Skipsi. Nias Selatan: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE)
Nias Selatan
Jusup, Al Haryono. 2005. Dasar-dasar akuntansi. Yogyakarta: BPFE
40
Hasibuan, Malayu S.P. 2008. Dasar-dasr perbankan. Jakarta: PT Bumi Aksara
Keown, Arthur J. 2008. Manajemen keuangan prinsip dan penerapan. Indonesia:
PT Macanan Jaya Cemerlang
39
DAFTAR PUSTAKA
Soermarso, R.S. 2002. Akuntansi Intermediate, Ikhtiar Teori & Soal Jawa:
Yokyakarta: BPFE
Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Rajawali Pers
…….... 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana
…….... 2012. Analisis laporan keuangan. Jakarta: Rajawali Pers
……... 2014. Bank dan lembaga keuangan lainnya. Jakarta: Rajawali Pers
Silaban, Pasaman dan Siahaan, Rusliaman. 2010. Manajemen keuangan, teori dan
aplikasi – edisi pertama. Medan: Universitas HKBP Nommensen
Margaretha, farah. 2011. Manajemen keuangan untuk manajer nonkeuangan.
Jakarta: Erlangga
Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar pembelajaran perusahaan. Yogyakarta:
BPFE
…………………… 1995. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan. Yogyakarta:
BPFE
Hery. 2008. Pengantar Akuntansi. Jakarta: Universitas Indonesia
……. 2015. Analisis Kinerja Manajemen. Jakarta: PT Grasindo
Subramanyam dan Wild, John. 2010. Analisis Laporan Keuangan (Financial
Statement Analysis). Jakarta. Selemba Empat
Tampubolon, Manahan. 2013. Manajemen Keuangan (Finance Management).
Jakarta – Edisi Pertama: Mitra Wacana Media
Husna dan Laia, Syukurman Dkk. 2015. Analisis Pengelolaan Piutang Dalam
Meningkatkan Rentabilitas Dan Menjaga Likuiditas Pada Koperasi Simpan
Pinjam Mengembangkan Pedesaan (KSP3) Cabang Lolowa’u Kabupaten
Nias Selatan. Skipsi. Nias Selatan: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE)
Nias Selatan
Jusup, Al Haryono. 2005. Dasar-dasar akuntansi. Yogyakarta: BPFE
40
Hasibuan, Malayu S.P. 2008. Dasar-dasr perbankan. Jakarta: PT Bumi Aksara
Keown, Arthur J. 2008. Manajemen keuangan prinsip dan penerapan. Indonesia:
PT Macanan Jaya Cemerlang
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Lestria Fau
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir : Sifaoroasi, 08 Mei 1994
Agama : Katolik
Status : Belum Menikah
Alamat Rumah : Desa Sifaoroasi, Kec. Amandaya, Kab. Nias
Selatan
Nomor Telp/HP : 085358623110
Alamat e-mail : lestriafau5@gmail.com
Pendidikan Formal:
Sekolah Dasar (2001-2007) : SD Negeri 071118 Sifaoroasi
SMP (2007-2010) : SMP Negeri 1 Maniamolo
SMA (2010-2014) : SMA Negeri 1 Aramo
Perguruan Tinggi (2014-2018) : S-1 STIE Nias Selatan
Pengalaman Organisasi:
- Bendahara Himpunan Mahasiswa Program Studi Manajemen (2015-2016)
- Koordinator Bidang UKM Kerohanian STIE Nias Selatan (2016-2017)
- Anggota di Organisasi OSE TANO Telukdalam(2017-sekarang)
- Anggota di Organisasi PMK Nias Selatan (2014-sekarang)
- Peserta Paduan Suara YPNS pada Acara Wisuda (2016-2018)
- Peserta Pramuka SMP Negeri 1 Maniamolo (2008)
Penghargaan:
- Juara 1 Vokal Solo Putri SMP Negeri 1 Maniamolo
- Juara II Putri Natal SMA Negeri 1 Aramo
Recommended