View
4
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
i
ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PEMERINTAH
DAERAH KABUPATEN ACEH BARAT
DI KECAMATAN MEUREUBO
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat
Guna memperoleh Gelar Sarjana Sosial
Oleh :
SULVA
NIM :07C2-0201143
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH ACEH BARAT
TAHUN 2014
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi : Analisis Rencana Strategis Terhadap Pelaksanaan
Pembangunan Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat
di Kecamatan Meureubo
Nama Mahasiswa : Sulva
NIM : 07C2-0201143
Program Studi : Ilmu Administrasi Negara
Menyetujui,
Komisi Pembimbing
Ketua
Anggota
Drs. Moenawar IHA, MM
NIDN: 01-1206-5202
Saiful Asra, M.Soc.Sc
NIDN.01-1305-8201
Mengetahui,
Ketua Program Studi Dekan,
Saiful Asra, M.Soc.Sc Sudarman Alwy, M.Ag
NIDN.01-1305-8201 NIDN.01-2504-7601
Tanggal Lulus : 31 Desember 2014
iii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
Skripsi dengan judul Analisis Rencana Strategis Terhadap Pelaksanaan
Pembangunan Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat di Kecamatan
Meureubo atas nama Sulva Nim 07C2-0201143. Telah dipertahankan di depan
komisi penguji pada tanggal 31 Desember 2014 dan telah direvisi.
KOMISI PENGUJI
1. Drs. Moenawar IHA, MM : ………..……………………… NIDN: 01-1206-5202 Ketua
2. Saiful Asra, M.Soc. Sc : ………..……………………… NIDN: 01-1305-8201 Anggota I
3. Triyanto, M.A : ……..……………………… NIDN: 01-1507-7102 Anggota II
4. Junaidi, S.Sos.I : ………..……………………… NIY : 012A.0029 Anggota III
Alue Peunyareng, 31 Desember 2014
Ketua Program Studi
Ilmu Administrasi Negara
Saiful Asra, M.Soc.Sc NIDN.01-1305-8201
iv
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Sulva
NIM : 07C2-0201143
Program Studi : Ilmu Administrasi Negara
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas : Negeri Teuku Umar
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini benar dibuat oleh penulis sendiri dan
orisinil, serta belum pernah digunakan oleh orang lain untuk memperoleh gelar
sarjana akademik disuatu perguruan tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterlibatkan orang lain, kecuali secara tertulis disebutkan
dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.
Apabila ternyata di dalam skripsi ini semua atau sebagain isinya terdapat unsure-
unsur plagiat maka saya akan bersedia skripsi ini digugurkan dan gelar akademi
yang saya peroleh dapat dicabut / dibatalkan serta dapat diproses dengan peraturan
yang berlaku.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dan di tanda tangani dalam keadaan sadar
tanpa tekanan / paksaan oleh siapapun.
Meulaboh, 31 Desember 2014
Yang membuat pernyataan
Sulva
v
ABSTRAK
Sulva. Analisis Rencana Strategis Terhadap Pelaksanaan Pembangunan
Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat di Kecamatan Meureubo. Di Bawah
Bimbingan Moenawar, Iha dan Saiful Asra.
Satuan kerja perangkat daerah yang selanjutnya disebut dengan SKPD wajib
membuat Rencana Strategis (Renstra SKPD). Berdasarkan penjelasan umum
undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dalam pasal
150 undang-undang nomor 32 tahun 2004 dinyatakan bahwa dalam rangka
penyelenggaraan Pemerintah Daerah disusun Perencanaan Pembangunan Daerah
sebagai satu kesatuan dalam sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Maka
dalam penelitian ini berjudul Analisis Rencana Strategis Terhadap Pelaksanaan
Pembangunan Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat di Kecamatan
Meureubo. Permasalahan dalam Penelitian ini adalah Bagaimana rencana strategis
terhadap pelaksanaan pembangunan pemerintah daerah di Kecamatan Meureubo
serta hambatan apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan
pemerintah daerah di Kecamatan Meureubo. Metode yang peneliti gunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif.
Berdasarkan penjelasan pada hasil dan pembahasan di atas, maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan terkait dengan Analisis Rencana Strategis Terhadap
Pelaksanaan Pembangunan Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat di
Kecamatan Meureubo. Hasil Rencana Strategis terhadap Pelaksanaan
Pembangunan Pemerintah Daerah di Kecamatan Meureubo menunjukkan bahwa
perencanaan diawali dengan penggalian terhadap aspirasi dari masyarakat, dengan
mengadakan musyawarah rencana pembangunan di Kecamatan Meureubo,
selanjutnya dilaksanakan dengan baik sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan. Hambatan yang dihadapi di dalam Pelaksanaan Pembangunan
Pemerintah daerah di Kecamatan Meureubo terkait dengan kondisi geografis di
beberapa wilayah kecamatan Meureubo menunjukkan bahwa terdapat beberapa
masalah, misalnya kondisi lahan gambut yang cukup mendominasi dan juga dekat
dengan daerah aliran sungai.
Kata Kunci : Rencana Strategis, Pelaksanaan, Pembangunan, Pemerintah daerah
Kecamatan Meureubo
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Nama Lengkap : Sulva
2. Tempat Tanggal Lahir : Ujong Drien, 06 Agustus 1988
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Kebangsaan / Suku : Indonesia / Aceh
6. Alamat : Gampong Ujong Drien Kecamatan
Meureubo Kabupaten Aceh Barat
7. Status : Belum Kawin
8. HP : 0853 6162 4099
9. Pendidikan
a. SD : SD Negeri Ujong Tanjong,
Berijazah Tahun 2001
b. SMP : SMP Negeri I Muereubo,
Berijazah Tahun 2004
c. SMA : SMK Negeri Meulaboh,
Berijazah Tahun 2007
d. Fisip /Administrasi Negara : Insya Allah Akan Lulus di Tahun 2014
8. Nama Orang Tua :
a. Ayah : Hali Hasmi
b. Ibu : Rosdiana (Almarhumah.)
Pekerjaan Orang Tua :
a. Ayah : Wiraswasta
b. Ibu : -
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Bismillahir Rahmannirrahim, . . .
“Ilmu adalah kawan diwaktu sendirian, sahabat diwaktu sunyi, petunjuk jalan kepada agama, pendorong ketabahan disaat dalam
kekurangan dan kesusahan”
Ya Allah Ya Rabbi, . . . Dari semua tlah Kau tetapkan
Hidupku dalam tangan-Mu
Dalam takdir-Mu
Rencana indah yang tlah Kau siapkan
Bagi masa depanku yang penuh harapan
Harapan kesuksesan terpangku di pundak
Sebagai janji kepada mereka…
Ayahanda dan Ibunda . . . .
Setapak demi setapak kaudaki gunung yang tinggi, menggais
bahkan tertatih-tatih. Langkahmu seperti air, mengalir dan singga jika
diperlukan. Hati ini iba, menangis merasa bersalah harusnya aku yang
berbakti.Tak bias kupungkiri kemenanganku ini berkat do’a dan niat
tulusmu. Tak mungkin bias kucapai asa dan keberhasilanku tanpa diri
mu ayah. Ibundaku tercinta dunia menjadi saksi dibalik kesuksesan
seseorang ada seorang wanita dibelakangnya dan orang itu adalah ibu
tersayang. YaRabb, terima kasih engkau memberikan ibu setulus Zulaika
dan semulia Khatijah yang senantiasa menjagaku, membimbingku dari
aku kecil hingga meraih keberhasilanku. Hanya do’a yang dapat
kupanjatkan semoga Allah SWT membalas jasamu.
Kini ku persembahkan skripsi ini sebagai ungkapan syukur dan terima kasihku untuk semua orang yang ku cintai, untuk Ayahanda (Husaini. D) dan Ibunda (Nurkalimah) tercinta, untuk kakak – kakak tersayang (Rusnidar dan Rismayani), dan untuk sahabat – sahabat terindahku yang tak mungkinku sebut satu persatu, I Love You To All.
Akhir kata, Diriku tiada apa-apa tanpa mereka
Dan sujud syukurku padamu YaRabb, . .. Amin,. . . . . .
~ Sulva~
viii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT. Atas
limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi
ini tepat pada waktunya. Judul dari Skripsi penulis adalah “Analisis Rencana
Strategis Terhadap Pelaksanaan Pembangunan Pemerintah Daerah Kabupaten
Aceh Barat di Kecamatan Meureubo .”
Pada penulisan Skripsi ini, penulis tidak terlepas dari bantuan dari
beberapa pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
banyak terima kasih kepada:
1. Teristimewa pada kedua orang tua dan kedua abang kandung penulis yang
selalu mendoakan di dalam setiap sujudnya, serta memberikan dukungan
baik moril maupun materil sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
2. Bapak Prof. Dr. Jasman Ma’ruf, SE. M.BA, selaku Rektor Unifersitas
Teuku Umar.
3. Bapak Sudarman Alwi, M,Ag, Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Unifersitas Teuku Umar.
4. Bapak Saiful Asra, M.Sos. Sc, Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara.
5. Bapak Drs. H. Moenawar IHA, MM., selaku Dosen Pembimbing I yang
telah sabar memberikan bimbingan dan petunjuk, serta dorongan semangat
dari awal hingga terselesaikan skripsi ini.
6. Bapak Saiful Asra, M.Sos.Sc, selaku Pembimbing II yang telah
meluangkan waktu dan pikirannyanya dalam penyelesaian Skripsi ini.
7. Para Dosen dan staf Akademik Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Unifersitas Teuku Umar.
8. Serta rekan-rekan penulis baik secara langsung maupun tidak langsung telah
membantu penulis dalam penyelesain Skripisi ini.
9. Semua pihak yang tidk dapat di sebutkan satu persatu yang telah membantu
dari awal hingga terselesaikan skripsi ini.
ix
Penulis merasa dalam penulisan Skripsi ini, masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
penulis harapkan untuk perbaikan ini dimasa yang akan datang.
Pada akhirnya penulis berharap, semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis sendiri khususnya, maupun bagi semua pihak yang memerlukannya.
Meulaboh, Desember 2014
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ......................................................... iii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ................................ iv
ABSRTAK ..................................................................................................... v
ABSTRACT .................................................................................................. vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ viii
KATA PENGANTAR ................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................... 2
1.3. Tujuan Penelitian............................................................................... 2
1.4. Manfaat Penelitian .......................................................................... 3
1.5. Sistematika Penulisan .................................................................... 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 5
2.1 Penelitian Terdahulu ....................................................................... 5
2.2 Analisis Rencana Strategis .............................................................. 5
2.3 Strategis.................................................................. .......................... 8
2.4 Pelaksanaan .................................................................................... 10
2.5 Pembangunan…………………………………................................ 12
2.6 Pemerintah . …………………………………………………………. 14
2.7 Pemerintahan .................................................................................. 15
2.8 Pemerintah Daerah .......................................................................... 16
2.9 Penetapan Tujuan yang Dilakukan Bappeda Untuk Meningkatkan
Perencanaan Pembangunan ............................................................. 18
2.10 Rencana Strategis Pembangunan Pemerintah Daerah di Wilayah
Kecamatan Meureubo ..................................................................... 32
BAB III. METODE PENELITIAN .............................................................. 35
3.1 Metode Penelitian ........................................................................... 33
3.2 Lokasi Penelitian ............................................................................. 33
3.3 Informan ......................................................................................... 33
3.4 Sumber Data ................................................................................... 34
3.5 Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 35
3.6 Instrumen Penelitian ....................................................................... 37
xi
3.7 Teknik Analisa Data ........................................................................ 37
3.8 Pengujian Kredibilitas Data ............................................................. 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 42
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................................. 42
4.2 Hasil Penelitian .............................................................................. 44
4.3 Pembahasan .................................................................................... 47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 49
5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 49
5.2 Saran .............................................................................................. 49
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 51
LAMPIRAN ............................................................................................... 52
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk dan rata pertumbuhan pertahun di Kecamatan
Meureubo Kabupaten Aceh Barat. Tahun 2011 – 2012. ................ 45
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran. 1 Kegiatan Obervasi dan Wawancara pada Camat Kecamatan
Meureubo dan Tokoh Masyarakat Gampong Meureubo…….
Lampiran. 2 Pedoman Wawancara………………………………………...
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kebijakan otonomi daerah yang ditetapkan berdasarkan Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 telah memberikan arah baru dalam pembangunan nasional
yang bersifat top down menjadi bottom up. Masing-masing daerah diberi
kesempatan untuk melaksanakan proses pembangunan yang didasarkan pad aide-
ide, nilai-nilai sosial, teknologi serta potensi sumberdaya lokal. Hal ini menuntut
adanya peran aktif pemerintah daerah dalam berbagai kebijakan untuk menggali,
mengembangkan dan mengelola potensi sosial ekonominya dalam rangka
memperkuat pembangunan yang berkelanjutan.
Perkembangan otonomi daerah telah membawa sejumlah implikasi
terhadap perubahan fungsi-fungsi pemerintah daerah dalam berbagai kebijakan,
baik dalam kelembagaan, pemanfaatan dan penggalian sumber daya alam, sumber
daya manusia serta sumber-sumber kegiatan ekonomi di berbagai bidang.
Pemerintah daerah harus dapat menggali seluruh potensi yang ada di dalam
pengelolaan keuangan melalui peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan
sumber-sumber keuangan lainnya untuk menunjang pelaksanaan pembangunan
sehingga diharapkan daerah dapat berkembang secara mandiri.
Satuan kerja perangkat daerah yang selanjutnya disebut dengan SKPD
wajib membuat Rencana Strategis (Renstra SKPD). Berdasarkan penjelasan
umum undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dalam
pasal 150 undang-undang nomor 32 tahun 2004 dinyatakan bahwa dalam rangka
2
penyelenggaraan Pemerintah Daerah disusun Perencanaan Pembangunan Daerah
sebagai satu kesatuan dalam sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
Berdasarkan hasil observasi di lapangan akibat sering terjadinya banjir
disebabkan oleh jebolnya tanggul, bocornya talud, ketiadaan talud, ketiadaan parit
atau adanya parit tapi kurang memenuhi syarat. Dampak tersebut terjadi kepada
petani dan nelayan sehingga gagalnya hasil panen, kebutuhan hidup dan taraf
hidup petani dan nelayan semakin merosot. Terkait dengan proses pembangunan
di wilayah Kecamatan Meureubo yaitu desa ujong drien dan ujong tanjong belum
terlihat secara utuh dalam perencanaan strategi yang direncanakan sebelumnya.
Sejalan dengan pernyataan yang telah dikemukakan di atas, maka penulis
melakukan penelitian dengan judul “Analisis Rencana Strategis Terhadap
Pelaksanaan Pembangunan Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat di
Kecamatan Meureubo”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka masalah
yang akan di bahas dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana Rencana Strategis terhadap Pelaksanaan Pembangunan
Pemerintah Daerah di Kecamatan Meureubo.
2. Hambatan apa saja yang dihadapi dalam Pelaksanaan Pembangunan
Pemerintah Daerah di Kecamatan Meureubo.
3
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Rencana Strategis terhadap Pelaksanaan Pembangunan
Pemerintah Daerah di Kecamatan Meureubo.
2. Untuk mengetahui hambatan apa saja yang dihadapi dalam Pelaksanaan
Pembangunan Pemerintah daerah di Kecamatan Meureubo.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
Adapun manfaat teoritis penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat menjadi wahana bagi peneliti dalam penerapan dan pengembangan
ilmu pengetahuan yang dimiliki dengan kenyataan langsung yang ada di
lapangan.
2. Dapat menambah pengetahuan peneliti tentang Analisis Rencana Strategis
Terhadap Pelaksanaan Pembangunan Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh
Barat di Kecamatan Meureubo.
1.4.2. Manfaat Praktis
1. Sebagai salah satu syarat akademis untuk menyelesaikan studi di Jurusan
Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Teuku Umar Meulaboh.
2. Sebagai bahan acuan untuk meningkatkan Pelaksanaan Pembangunan
Pemerintah Daerah di Kecamatan Meureubo.
4
1.5 Sistematika Penelitian
Sistematika Penelitian pada penelitian ini terdiri dari 5 Bab. Untuk lebih
jelasnya mengenai sistematika penelitian tersebut, dapat dilihat pada uraian di
bawah ini.
Bab I Pendahuluan
Bab ini mencakup tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat, dan sistematika penelitian.
Bab II Tinjauan Pustaka
Pada bab berisi tentang analisis rencana strategis, strategis,
pembangunan, pemerintah daerah, rencana strategis pembangunan
pemerintah daerah di Wilayah Kecamatan Meureubo, pemerintahan, dan
pemerintah daerah, dan penetapan tujuan yang dilakukan Bappeda untuk
meningkatkan perencanaan pembangunan.
Bab III Metode Penelitian
Pada bab ini berisikan metode penelitian, lokasi penelitian, sumber dan
teknik pengumpulan data, sumber data dan teknik pengumpulan data,
instrumen penelitian, dan teknik analisis data.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Dalam Bab ini menguraikan gambaran lokasi penelitian, hasil penelitian,
pembahasan.
Bab V Kesimpulan dan Saran
Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian terdahulu terkait dengan Analisis Rencana Strategis
Terhadap Pelaksanaan Pembangunan Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat
di Kecamatan Meureubo.
Nirmala Sari (2007 h:47), Tentang Analisis Rencana Strategis Pelaksanaan
Pembangunan di Kecamatan Sumpiuh Kabupaten Purwokerto. Hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa dengan rencana yang baik dan dengan strategi yang
lebih mengarah pada aspek-aspek sasaran, berdampak positif pada keberhasilan
pembangunan yang sesuai dengan tujuan dan kondisi wilayah sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan zaman maupun tuntutan kemajuan suatu daerah.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, maka dapat disebutkan bahwa
penelitian ini memiliki kesamaan-kesamaan maupun perbedaan. Kesamaannya
adalah sama-sama mengungkap Analisis Rencana Strategis. sedangkan
perbedaannya terletak pada aspek tinjauan terhadap aspek pelaksanaan
Pemerintahan Daerah dan subyek penelitian. Dalam penelitian ini SRencana
Strategis ditinjau dari aspek analisis pelaksanaannya. Sedangkan subyek
penelitian ini adalah Pembangunan Daerah Kabupaten Aceh Barat Kecamatan
Meureubo.
5
6
2.2. Analisis Rencana Strategis
Perencanaan berasal dari kata rencana, yang berarti rancangan atau rangka
sesuatu yang akan dikerjakan. Pengertian perencanaan memiliki banyak makna
sesuai dengan pandangan masing-masing ahli dan belum terdapat batasan yang
dapat diterima secara umum. Pengertian atau batasan tersebut antara lain sebagai
berikut:
1. Perencanaan adalah merupakan pengambilan keputusan sekarang tentang
hal-hal yang akan dikerjakan dimasa depan. (Siagian, 2011 h : 41).
2. Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara
matang hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam
rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan (Siagian dalam
Wrihatnolo dan Nugroho, 2006 h : 40).
3. Perencanaan adalah menetapkan suatu tujuan dan memilih langkah-
langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. (Tarigan, 2009 h
: 1).
Dari pengertian di atas dapat diuraikan beberapa komponen penting yakni
tujuan apa yang hendak dicapai, kegiatan untuk merealisasikan tujuan, dan waktu
(kapan kegiatan tersebut hendak dilakukan). Apa yang direncanakan tentu saja
merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan untuk masa depan. Namun
demikian, meskipun mengandung pengertian masa depan, bukanlah hipotesis
yang dibuat tanpa perhitungan. Dengan demikian, perencanaan berfungsi sebagai
pedoman sekaligus ukuran untuk menentukan perencanaan berikutnya.
7
2.2.1 Sifat-Sifat Perencanaan :
Perencanaan yang baik sangat tergantung dari beberapa sifat yang harus
diperhatikan. Karena sifat-sifat ini akan berpengaruh terhadap keberhasilan suatu
rencana. Berikut ini sifat-sifat dalam perencanaan :
1. Kontribusi terhadap tujuan (contribution of objective)
2. Kedudukan yang istimewah dari suatu perencanaan (primacy of planning)
3. Kemampuan pengisian dari planning (Pervasiveness of planning)
4. Efisiensi dari perencanaan (efficiency of planning).
2.2.2 Tujuan Perencanaan
Selain memiliki karakteristik tersebut diatas, perencanaan juga mempunyai
tujuan-tujuan sebagai berikut:
1. Dapat menanggulangi ketidak pastian masa depan
2. Perhatian terfokus pada tujuan
3. Untuk pelaksanaan operasi yang ekonomis dan efisien
4. Sebagai alat bantu pengendalian
2.2.3 Syarat Perencanaan
Perencanaan yang dibuat harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Faktual dan realistic
2. Logis dan rasional
3. Fleksibel
4. Kontinuitas
5. Dialektis
8
2.2.4 Pendekatan Perencanaan
Pendekatan perencanaan dilakukan untuk menyukseskan suatu rencana
yang telah dirancang sedemikian rupa. Berikut ini desain perencanaan
sebagaimana dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Perencanaan dari atas kebawah (Top down planning)
2. Perencanaan dari bawah ke atas (Bottom up planning)
3. Kombinasi dari kedua pendekatan sebelumnya (Goals down plans up
planning)
2.2.4 Langkah-langkah Perencanaan
Untuk meningkatkan keberhasilan dan tertata sesuai dengan harapan, maka
langkah-langkah perencanaan dilakukan sebagaimana berikut ini :
1. Menentukan tujuan
2. Mengembangkan premisi
3. Menentukan alternatif-alternatif tindakan dan mengevaluasi alternatif
tersebut
4. Memilih salah satu alternatif yang terbaik
5. Menerapkan rencana dan mengevaluasi hasilnya.
2.3. Strategis
Kata “strategi” berasal dari bahasa Yunani “strategos” yang berasal dari
kata Stratos yang berarti militer dan Ag yang artinya memimpin. Strategi dalam
konteks awalnya ini diartikan sebagai generalship atau sesuatu yang dikerjakan
oleh para Jenderal dalam membuat rencana untuk menaklukkan musuh dan
memenangkan perang (Purnomo, 2007 h.4).
9
Strategis berasal dari bahasa Yunani “strategos” yang artinya memimpin,
ada beberapa pendapat para ahli tentang strategis yaitu sebagai berikut:
1. Strategis adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang hendak
dicapai (David, 2010 h : 18).
2. Strategis adalah pola pengerahan dan seluruh sumber daya perusahaan
untuk perwujudan visi melalui misi perusahaan (Mulyadi, 2007 h : 434).
3. Strategis adalah berhubungan, bertalian, berdasar (Kamus bahasa
Indonesia, 2005 h : 1092).
Strategi pada dasarnya merupakan penentuan tujuan yang ingin dicapai
suatu organisasi, pemilihan cara bertindak (course of action) yang dapat dilakukan
untuk mencapai tujuan-tujuan yang dikehendaki dan alokasi sumber-sumber
ekonomi yang dimiliki oleh suatu organisasi. Perencanaan strategi dengan
demikian merupakan keputusan manajemen yang telah direncanakan sebelumnya
mengenai tujuan yang ingin dicapai, cara bertindak untuk mencapai tujuan
manusia dan sumber ekonomis yang dimiliki. Teknologi Informasi saat ini
memiliki peranan yang sangat penting disegala bidang dan aspek kehidupan, baik
dalam dunia bisnis, politik hingga perekonomian. Hal ini disebabkan karena
pemenuhan kebutuhan masyarakat akan informasi dapat terpenuhi dengan adanya
peran serta teknologi informasi.
Dengan perkembangan teknologi informasi yang ada saat ini kita dapat
melakukan pengolahan data dengan mudah, dapat menghasilkan suatu informasi
yang kita butuhkan dengan akurat dan mengaktifkan waktu, serta dengan biaya
yang kita keluarkan lebih efisien. Keunggulan inilah yang menjadikan teknologi
10
informasi banyak berperan serta dalam segala bidang dan aspek kehidupan yang
ada, dan berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Dari beberapa pengertian di atas strategis dapat dimpulkan bahwa strategis
yaitu aksi potensial yang membutuhkan keputusan manajemen puncak dan
sumber daya dalam jumlah yang besar.
2.4 Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh suatu badan atau
wadah secara berencana, teratur dan terarah guna mencapai tujuan yang
diharapkan.
Pengertian Implementasi atau pelaksanaan menurut Westa (2005, h : 17),
implementasi atau pelaksanaan merupakan aktifitas atau usaha-usaha yang
dilaksanakan untuk melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan yang telah
dirumuskan dan ditetapkan dengan dilengkapi segala kebutuhan, alat-alat yang
diperlukan, siapa yang melaksanakan, dimana tempat pelaksanaannya mulai dan
bagaimana cara yang harus dilaksanakan.
Pengertian Implementasi atau Pelaksanaan merupakan aktifitas atau usaha-
usaha yang dilaksanakan yang dikemukakan oleh Abdullah (2000, h: 5) bahwa
Implementasi adalah suatu proses rangkaian kegiatan tindak lanjut setelah
program atau kebijaksanaan ditetapkan yang terdiri atas pengambilan keputusan,
langkah yang strategis maupun operasional atau kebijaksanaan menjadi kenyataan
guna mencapai sasaran dari program yang ditetepkan semula.
Dari pengertian yang dikemukakan di atas dapatlah ditarik suatu
kesimpulan bahwa pada dasarnya pelaksanaan suatu program yang telah
11
ditetapkan oleh pemerintah harus sejalan dengan kondisi yang ada, baik itu di
lapangan maupun di luar lapangan. Yang mana dalam kegiatannya melibatkan
beberapa unsure disertai dengan usaha-usaha dan didukung oleh alat-alat
penunjang.
Selain itu perlu adanya batasan waktu dan penentuan tata cara
pelaksanaan. Berhasil tidaknya proses inplementasi, Menurut Edward, yang
dikutip oleh Abdullah (2000, h : 40), dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
merupakan syarat terpenting berhasilnya suatu proses implementasi. Faktor-faktor
tersebut adalah :
1. Komunikasi, merupakan suatu program yang dapat dilaksanakan dengan
baik apabila jelas bagi para pelaksana. Hal ini menyangkut proses
penyampaian informasi, kejelasan informasi dan konsistensi informasi
yang disampaikan.
2. Resouces (sumber daya), dalam hal ini maliputi empat komponen yaitu
terpenuhinya lumlah staf dan kualitas mutu, informasi yang diperlukan
guna pengambilan keputusan atau kewenangan yang cukup guna
melaksanakan tugas sebagai tanggung jawab dan fasilitas yang dibutuhkan
dalam pelaksanaan.
3. Disposisi, Sikap dan komitmen daripada pelaksanaan terhadap
program khususnya dari mereka yang menjadi implemetasi program
khususnya dari mereka yang menjadi implementer program
4. Struktur birokrasi. Yaitu SOP (Standar Operating Procedures).yang
mengatur tata aliran dalam pelaksanaan program. Jika hal ini tidak sulit
12
dalam mencapai hasil yang memuaskan, karena penyelesaian masalah-
masalah akan memerlukan penanganan dan penyelesaian khusus tanpa
pola yang baku.
Keempat faktor di atas, dipandang mempengaruhi keberhasilan suatu
proses implementasi, namun juga adanya keterkaitan dan saling mempengaruhi
antara factor yang satu dengan faktor yang lain. Selain itu dalam proses
implementasi sekurang-kurangnya terdapat tiga unsur yang penting dan mutlat
(Abdullah, 2000 h : 398) yaitu :
a. Adanya program (kebijaksanaan) yang dilaksanakan.
b. Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran dan manfaat dari program
perubahan dan peningkatan.
c. Unsur pelaksana baik organisasi maupun perorangan yang
bertanggungjawab dalam pengelolaan pelaksana dan pengawasan dari
proses implementasi tersebut.
2.5. Pembangunan
Istilah “pembangunan” berasal dari kata “bangun” sebagai konsep
pembangunan mempunyai lima arti: pertama “sadar” atau “siuman” kedua,
“bangkit” atau “berrdiri”, ketiga “bentuk” (form)” keempat, “membuat” atau
“mendirikan” dan kelima “Mengisi” atau “membina”.
Menurut Talizimi Ndraha (2003 h : 133), pembangunan adalah upaya
perbaikan atau peningkatan kemampuan pemerintah.
13
Menurut Todaro (2000 h : 51), pembangunan merupakan suatu kenyataan
fisik sekaligus tekad suatu masyarakat untuk berupaya sekeras mungkin demi
mencapai kehidupan yang lebih baik.
Sedangkan menurut Rido (2007 h : 21), pembangunan didefinisikan sangat
kontekstual dan harus merupakan konsep terbuka yang harus didefinisikan terus
menerus. Teori pembangunan lebih memperhatikan perubahan sosial
dibandingkan disiplin ilmu sosial lainnya.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pembangunan
adalah perubahan tingkat kesejahteraan kearah yang lebih baik secara terukur dan
alami. Jelaslah bahwa suatu kegiatan pembangunan yang dilakukan secara
sistematis dengan melibatkan semua elemen masyarakat dilaksanakan secara
terpadu untuk mencapai tujuan dalam rangka kemakmuran masyarakat.
Pembangunan merupakan suatu proses perubahan taraf hidup, dari yang kurang
mampu secara ekonomi menjadi lebih mampu.
Pembangunan pada dasarnya merupakan upaya yang dilakukan oleh
masyarakat untuk memperbaiki keterbelakangan dan ketertinggalan dalam semua
bidang kehidupan menjadi suatu keadaan yang lebih daripada keadaan
sebelumnya. Tujuan pembangunan bangsa indonesia yaitu mewujudkan
masyarakat yang adil dan makmur baik material maupun spiritual. Pencapaian
tujuan nasional di atas dilakukan dengan rangkaian upaya pembangunan
berkesinambungan meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara
yang dilaksanakan bersama oleh masyarakat dan pemerintah menuju terwujudkan
masyarakat adil dan makmur. Masyarakat adalah pelaku utama pembangunan dan
14
pemerintah berkewajiban untuk mengarahkan, membimbing serta menciptakan
suasana yang menunjang.
Keberhasilan pembangunan nasional tidak lepas dari peran dan fungsi
organisasi pemerintah yang mengembang tugas-tugas pemerintah karena
keberhasilan organisasi pemerintah dalam mencapai tujuan sangat mendukung
tercapainya tujuan pembanguan daerah.
2.6. Pemerintah
Beberapa pengertian pemerintah menurut Immawan (2014 dalam
http:www.Irsyanudin) bahwa :
Pemerintah itu merupakan suatu anggota yang paling umum yang
memiliki tanggungjawab tertentu untuk mempertahankan sistem yang
mencakupnya, itu adalah bagian dan monopoli praktis mengenai kekuasaan
paksaan.
Suradinata : Pemerintah adalah organisasi yang mempunyai kekuatan
besar dalam suatu negara, mencakup urusan masyarakat, teritorial, dan urusan
kekuasaan dalam rangka mencapai tujuan negara.
Ndraha : Pemerintah adalah segenap alat perlengkapan negara atau
lembaga- lembaga kenegaraan yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai
tujuan.Dengan demikian, pada umumnya pemerintah adalah sekelompok individu
yangmempunyai wewenang tertentu untuk melaksanakan kekuasaan atau
sekelompokindividu yang mempunyai dan melaksanakan wewenang yang syah
dan melindungiserta meningkatkan melalui perbuatan dan pelaksanaan berbagai
15
keputusan yangdibuat pemerintah berdasarkan perundang-undangan baik tertulis
maupun tidak.
Affan : Pemerintah merupakan kegiatan yang terorganisir mengenai
rakyat/ penduduk di wilayah negara itu yang berdasarkan kepada dasar negara dan
bersumber kepada kedaulatan untuk mencapai tujuan rakyat/ penduduk di wilyah
itu sendiri.
2.7. Pemerintahan
Berikut ini pengertian Pemerintahan Menurut ahli dalam (Isyanudin, 2014):
Menurut Strong : Pemerintahan dalam arti luas memiliki kewenangan untuk
memelihara kedamaian dan keamanan negara,ke dalam dan ke luar.
Simorangkir : Pemerintahan adalah sebagai organ (alat) negara yang
menjalankan tugas (fungsi) dan pengertian pemerintahan sebagai fungsi daripada
pemerintah.
Kusnardi : Pemerintahan adalah segala urusan yang dilakukan oleh negara
dalam menyelenggarakan kesejahteraan rakyatnya dan kepentingan yang tidak
hanya menjalankan tugas eksekutif saja melainkan juga meliputi tugas-tugas
lainya, termasuk legistlatif dan yudikatif.
Syafie : Pemerintahan adalah ilmu yang mempelajari bagaimana
melaksanakan pengurusan (eksekutif), pengaturan (legistlatif), kepemimpinan dan
koordinasi pemerintahan (baik pusat dengan daerah maupun rakyat dengan
pemerintahnya) dalam berbagai peristiwa dan gejala pemerintahan, secara baik
dan benar.
16
Imam Khomeini : Pemerintahan adalah wasilah untuk mencapai tujuan
mulia Rahayu : Pemerintahan merupakan suatu seni adalah hal yang wajar, yaitu
kemampuan menggerakkan organisasi-organisasi, administrator, dan kekuasaan
kepemimpinan, serta kemampuan menciptakan, mengkarsakan, dan merasakan
surat-surat keputusan yang berpengaruh, atau kemampuan mendalangi bawahan
serta mengatur lakon pemerintah sebagai penguasa
2.8. Pemerintah Daerah
Pemerintah adalah badan tertinggi yang memerintah suatu Negara seperti
kabinet, (KBBI, 2005 h : 859), ada pengertian pemerintah (1) pemerintah dalam
arti luas, (2) pemerintah dalam arti sempit.
Dalam arti luas menurut ajaran “trias politika” oleh Montesqueiu meliputi
3 (tiga) kekuasaan, pertama pembentukan undang-undang, kedua, pelaksanaan
dan ketiga peradilan. Pemerintah dalam bahasa belanda disebut Bewigduoering
atau regene meliputi: membuat peraturan (regel-geven), pemerintah/pelaksana
(bestuur), peradilan (retchtrpaak).
Pemerintahan dalam arti sempit, kalau kita lihat hubungannya dengan azas
trias politika maka, yang dimaksud dengan pemerintah adalah hanya badan
pelaksana (executive bestuur) tidak termasuk perundang-undangan, badan
peradilan dan badan kepolisian.
Berdasarkan undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah adalah:
a. Bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah sesuai dengan
amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
17
pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus sendiri urusan untuk
mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan,
pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat, serta pepeningkatan
daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan
keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
b. Bahwa efesiensi dan efektifitas penyelenggaraan pemerintahan daerah
ditingkatkan dengan lebih memperhatikan aspek-aspek hubungan antar
susunan pemerintahan dan antar pemerintahan daerah, potensi dan keaneka
ragaman daerah, peluang dan tantangan persaingan global dengan
memberikan kewenangan yang seluas-luasnya kepada daerah disertai
dengan pemberian hak dan kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah
dalam kesatuan sistem penyelenggaraan pemerintahan negara;
c. Bahwa Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahahan
Daerah tidak sesuai dengan perkembangan keadaan ketatanegaraan dan
tuntutan penyelenggaraan otonomi daerah sehingga perlu diganti;
d. Bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu
ditetapakan Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah.
Konsekwensi logis dari kebijakan desentralisasi adalah dibentukan daerah
otonomi yaitu kesatuan masyarakat hukum dan mempunyai batas daerah tertentu
yang berhak, berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Menurut undang-undang
Nomor 22 tahun 1999 yang kemudian diganti dengan undang-undang Nomor 32
18
Tahun 2004 (Undang-Undang Pemerintahan Daerah), kewenangan yang dimiliki
oleh daerah.
Otonomi tersebut untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat menurut prakarsa sendiri dan berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai
dengan peraturan perundang-undangan berlaku disebut otonomi daerah.
2.9. Penetapan Tujuan yang Dilakukan Bappeda Untuk Meningkatkan
Perencanaan Pembangunan
Dalam langkah yang pertama ini Badan perencanaan pembangunan yang
notabenenya selaku pihak yang merencanakan harus menetapkan tujuan terlebih
dahulu agar dalam pelaksanaanya tidak melebar terlalu jauh sehingga hasilnya
pun akan dapan di rasakan oleh masyarakat luas Kabupaten Aceh Barat.
Pelaksanaan Musyawarah Rencana Pembangunan (musrenbang)
Kabupaten Aceh Barat dimaksudkan sebagai pelaksanaan amanat Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional, dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, dimana Pemerintah Daerah diwajibkan untuk menyusun Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJMD), dan Rencana Kerja Pemerintah (RKPD) sebagai rencana
tahunan. Setiap proses penyusunan dokumen rencana pembangunan tersebut
memerlukan koordinasi antar instansi pemerintah dan partisipasi seluruh pelaku
pembangunan.
Berkaitan dengan hal tersebut, pelaksanaan Musrenbang Kabupaten Aceh
Barat ditujukan untuk mengefektifkan dan mengoptimalkan proses perencanaan
19
pembangunan daerah dalam rangka meningkatkan konsistensi, sinkronisasi
kebijakan, pencapaian tujuan, sasaran, program dan kegiatan di antara dokumen
rencana di daerah agar memenuhi asas demokratis, partisipatif, kemitraan,
transparansi dan akuntabilitas.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh Badan Perencana Pembangunan
Daerah Kabupaten Aceh Barat (BAPPEDA Kabupaten Aceh Barat) untuk
meningkatkan perencanaan pembangunan adalah Musyawarah Rencana
Pembangunan (musrenbang). Mekanisme dan tata cara pelaksanaan musrenbang
partisipatif Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD) Kabupaten Aceh Barat dilaksanakan melalui tahapan sebagai
berikut:
1) Musyawarah Partisipatif tingkat Kelurahan
2) Musyawarah Pertisipatif tingkat Kecamatan
3) Musyawarah Partisipatif tingkat Kota
2.9.1 Musyawarah Rencana Pembangunan Tingkat Kelurahan
Musyawarah Pembangunan partisipatif Tingkat Kelurahan adalah forum
pertemuan warga untuk merumuskan usulan rencana prioritas dan pelaksanaan
swadaya masyarakat, sebagai bahan untuk dibahas dalam musrenbang partisipatif
tingkat Kecamatan.
Kegiatan musrenbang partisipatif tingkat kelurahan diikuti oleh unsur
Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD), LPM Masyarakat, Kader Teknis
20
Program Dasar Perencanaan Partisipatif, Organisasi Kemasyarakatan (ORMAS),
dan di ikuti oleh para ketua Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW).
Dalam Musrenbang ini, ketua Rukun Tetangga (RT) harus menyusun
usulan pembangunan dengan mengembangkan aspirasi serta swadaya Masyarakat.
Kemudian Ketua RT tersebut menyampaikan aspirasi yang sudah terangkum
disampaikan kepada Ketua Rukun Warga (RW) yang nantinya akan menjadi
pembahasan dalam forum musyawarah tingkat RW. Dari hasil forum musyarah
tingkat RW tersebut ketua RW akan menyampaikan hasil peremusan rencana
yang kemudian akan disampaikan ke forum musyawarah tingkat selanjutnya.
Sedangkan LPM kelurahan yang difasilitasi oleh kelurahan mengadakan
forum dialog bersama-sama ketua Rukun Warga (RW) dan organisasi Masyarakat
di Wilayahnya, untuk membahas usulan rencana prioritas dan pelaksanaan
swadaya Masyarakat sebagai bahan masukan untuk musrenbang tingkat kelurahan
yang dibantu oleh kader teknis Program Dasar Perencanaan Partisipatif dalam
penyusunan perencanaan.
Kemudian Lurah menyelenggarakan musrenbang partisipatif tingkat
Kelurahan, dengan diikuti unsur SKPD, LPM Kelurahan/Gampong, Kader Teknis
Program Dasar Perencanaan Partisipatif, Organisasi Kemayarakatan, dan diikuti
pula para Ketua RT dan RW. Pelaksanaan Musyawarah Rencana Pembangunan
tersebut sebagaimana dimaksudkan diatas merupakan legitimasi hasil kerja forum
dialog yang diselenggarakan sebelumnya. Kekuatan dan tata cara
penyelenggaraan tersebut diatur dalam bentuk teknis Musrenbang Partisipatif.
21
2.9.2 Musyawarah Rencana Pembangunan Tingkat Kecamatan
Dalam tataran Musyawarah Rencana Pembangunan di tingkat Kecamatan,
Camat menyelenggarakan Musrenbang Partisipatif di wilayahnya diikuti unsur
SKPD, LPM Kecamatan, Kader Teknis Program Dasar Perencanaan Partisipatif
dan Organisasi Kemasyarakatan Tingkat Kecamatan serta para Ketua RW, dan
Organisasi Kemasyarakatan di wilayah sekitar.
Pelaksanaan Musrenbang partisipatif tingkat Kecamatan sebagaimana
yang dimaksud diatas didahului oleh kegiatan forum dialog yang diikuti oleh
unsur penyelenggaraan pemerintah dan para pelaku pembangunan untuk
merumuskan usulan rencana dan pelaksanaan swadaya masyarakat, sebagai bahan
untuk dibahas di tingkat yang lebih tinggi.
Musrenbang partisipatis yang dimaksudkan di atas merupakan legitimasi
atas hasil kerja dari forum dialog yang diselenggarakan pada musrenbang
sebelumnya. Ketentuan dan tata cara penyelenggaraan musyawarah rencana
pembangunan tersebut diatur dalam petunjuk teknis musrenbang partisipatif.
2.9.3 Musyawarah Rencana Pembangunan Tingkat Kota
Musyawarah Rencana Pembangunan (musrenbang) partisipatif tingkat
Kota merupakan forum untuk merumuskan RPJP/RPJM/RKPD dengan
melibatkan unsur penyelenggaran Pemerintah Daerah, instansi vertikal dan unsur
masyarakat serta pelaku pembangunan lainnya. Musrenbang patrisipatif tingkat
Kota diawali dengan forum dialog dan diakhiri dengan musrenbang partisipatif
(musrenbang pertisipatif).
22
Musrenbang patisipatis sebagaimana yang dimaksudkan di atas merupakan
legitimasi hasil kerja forum dialog yang diselenggarakan sebelumnya, yang
menghasilkan dokumen penting berupa Pembangunan Jangka Pendek (PJP),
Pembangunan Jangka Menengah (PJM), dan, Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD).
Mekanisme, tata cara, cara, jadwal, peserta dan petunjuk lainnya diatur
kemudian kedalam petunjuk teknis pelaksanaan Musrenbang partisipatif yang
disusun oleh Kepala Beppeda. Forum dialog sebagaimana dimaksudkan di atas,
mengadakan musyawarah untuk menentukan utusan yang akan hadir dalam
pertemuan Kelompok Bidang Pemerintahan dan Hukum, Ekonomi, Sosial
Budaya, Fisik, dan Prasarana yang kemudian hasil dari musyawarah rencana
pembangunan tersebut akan dijadikan bahan/materi dalam pembahasan forum
gabungan SKPD.
Dalam rangka musrenbang partisipatis tingkat Kabupaten/Kota,
BAPPEDA menyelenggarakan forum dialog yang diikuti oleh Lembaga
Pemasyarakatan (LPM) tingkat Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Kelurahan,
Organisasi Kemasyarakatan, Organisasi Kemasyarakatan Pemuda, Organisasi
Sosial dan Organisasi lainnya serta Kader Teknis Program Dasar Perencanaan
Pembangunan Partisipatif.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) kemudian
menghimpun dan menyusun hasil dari musrenbang partisipatif pada tingkat yang
sebelumnya, kemudian disambung dengan menyelenggarakan forum dialog SKPD
untuk membahas rencana RPJP/RPJM/RKPD. Rencana Strategis SKPD, rencana
23
kerja SKPD, dan lintas SKPD dengan mempetimbangkan hasil musrenbang
partisipatif tingkat Kelurahan dan Kecamatan.
Langkah selanjutnya BAPPEDA menyelenggarakan forum Gabungan
SKPD sebagaimana dimaksud di atas yang isi dari forum gabungan tersebut
merumuskan rancangan RPJP/RPJM/RKPD sebagai bahan dialog musrenbang di
tingkat Kota. Bappeda menyelenggarakan musrenbang partisipatif tingkat Kota
sebagai legitimasi hasil forum dialog sebelumnya, sebagaimana dimaksud pada
paragraf di atas.
Peserta musrenbang pertisipatif tingkat kota adalah unsur penyelenggaran
pemerintah dan pelaku pembangunan. Peserta yang berminat untuk turut serta
dalam musrenbang partisipatif harus menyampaikan usulan dan atau konsep
usulan penyelenggaraan pelayanan pemerintahan dan pembangunan dalam bentuk
dokumen kepada panitia musrenbang partisipatif selambat-lambatnya tiga minggu
sebelum acara Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) partisipatif
dilaksanakan.
Pemerintah Kabupaten Aceh Barat menggunakan pendekatan partisipatif
dalam proses perencanaan pembangunannya. Mekanisme perencanaan
pembangunan dimulai dari penjaringan aspirasi masyarakat dan pengkajian
kebutuhan masyarakat melalui musyawarah di tingkat kelurahan yang dilanjutkan
dengan musyawarah di tingkat Kecamatan dan Kota. Sehubungan dengan itu,
Pemerintah Kabupaten Aceh Barat menyusun agenda dan langkah-langkah
penyempurnaan yang bertahap dan terfokus.
24
Pelaksanaan Musrenbang Partisipatif Tingkat Kabupaten Aceh Barat
Tahun 2013 direncanakan dengan format yang berbeda bila dibandingkan
pelaksanaan Musrenbang pada tahun-tahun sebelumnya, dimana pada saat
pelaksanaan Musrenbang Tingkat Kota dilakukan pembahasan kelompok sebelum
dilakukan penetapan hasil musyawarah.
Pada Musrenbang Partisipatif, pembahasan kelompok telah dilakukan
sebelum pelaksanaan Musrenbang Tingkat Kota yaitu melalui forum grup diskusi
pada tahap Forum SKPD-LPM yang difasilitasi oleh masing-masing bidang
(Bidang Pemerintahan dan Hukum, Bidang Ekonomi, Bidang Sosial Budaya dan
Bidang Fisik Prasarana) yang dikendalikan oleh Badan Perencanaan Daerah
sehingga Musrenbang Tingkat Kota hanya merupakan tahap legitimasi hasil-hasil
pembahasan forum diskusi kelompok bidang. Pada saat pelaksanaan Musrenbang
Tingkat Kabupaten Aceh Barat hanya dilakukan pemaparan hasil-hasil
musyawarah forum grup diskusi oleh perwakilan masing-masing kelompok, serta
penetapan hasil musyawarah dalam kegiatan penandatanganan berita acara hasil
musyawarah.
Berdasarkan hasil musrenbang yang telah dilakukan Bappeda Kabupaten
Aceh Barat, maka diperoleh strategi pembangunan berdasarkan tujuan
pembangunan di daerah Kabupaten Aceh Barat.
2.9.4. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Bappeda Kabupaten Aceh Barat di
Kecamatan Meureubo
a. Tujuan :
1) Meningkatkan kapasitas perencanaan pembangunan daerah (aparatur
dan kelembagaan) dalam rangka pelayanan publik yang prima.
25
2) Meningkatkan pengelolaan data dan informasi serta mengakomodasi
hasil evaluasi, hasil kajian tata ruang dan berbagai penelitian sebagai
input utama perencanaan pembangunan daerah yang pro-investasi dan
berwawasan lingkungan sehingga meningkatkan daya saing daerah dan
dapat menarik investasi yang berkonstribusi untuk pendapatan daerah.
b. Sasaran :
1) Meningkatnya kualitas manajemen perencanaan pembangunan meliputi
perencanaan pembangunan pada tingkat makro maupun mikro serta
pengendalian dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pembangunan daerah.
2) Meningkatnya ketersediaan data statistik sesuai dengan kebutuhan
perencanaan pembangunan daerah.
3) Meningkatnya kualitas penataan ruang.
4) Meningkatnya nilai investasi pembangunan daerah dengan Indikator :
a) Rasio rencana pembangunan yang terealisir.
b) Rasio perencana dengan kompetensi standar.
c) Prosentase effisiensi kinerja SKPD.
d) Prosentase efektivitas kinerja SKPD.
e) Tersusunnya bahan perencanaan bidang ekonomi, pemerintahan
sosial budaya, statistik penelitian pengembangan pengendalian dan
prasarana pengembangan wilayah.
f) Prosentase ketersediaan data statistik sesuai dengan kebutuhan
pembangunan.
g) Terfasilitasinya hasil-hasil penelitian masyarakat.
26
h) Jumlah perencanaan tentang penataan ruang yang disusun.
i) Tingkat koordinasi penataan ruang dalam rangka kesesuaian lahan
dengan Rencana Tata Ruang Wilayah.
j) Prosentase koordinasi perencanaan penanaman modal.
c. Strategi
Berdasarkan hasil penelahaan gambaran pelayanan dan isu-isu strategis,
maka analisis lingkungan strategis baik internal (kekuatan dan kelemahan) dan
eksternal (peluang dan ancaman) selanjutnya digunakan untuk penentuan strategi
ke dalam pola analisis SWOT sebagai berikut:
1. Kekuatan (Strengths)
1) Kuantitas SDM pegawai memadai.
2) Pembagian tugas jelas sesuai tupoksi.
3) Fungsi Bappeda sangat strategis dalam perencanaan pembangunan
daerah.
2. Kelemahan (Weaknesses)
1) Belum optimalnya kualitas SDM.
2) Manajemen data dan informasi masih belum optimal.
3) Belum optimalnya dukungan sarana dan prasarana kantor.
4) Belum berfungsi optimalnya koordinasi Bappeda dan SKPD.
3. Peluang (Opportunities)
1) Adanya regulasi yang mengatur peran Bappeda di daerah.
2) Komitmen Bupati untuk memperkuat good governance dalam bidang
perencanaan.
27
3) Adanya perda tentang perencanaan pembangunan daerah (RPJPD,
RPJMD, SPPD, dan RTRW).
4. Ancaman (Threats)
1) Partisipasi dan dukungan masyarakat terdapat perencanaan belum
optimal
2) Program antar SKPD belum mencerminkan keterpaduan
3) SKPD masih kurang memahami tentang tata laksana perencanaan
4) Intervensi politis terhadap perencanaan pembangunan masih sangat
kuat.
Berdasarkan hasil analisa lingkungan yang telah dilakukan, berikut ini
adalah pilihan-pilihan strategis yang dapat diambil guna menentukan
kebijakankebijakan sebagai bentuk anatisipasi masa yang akan datang serta untuk
perbaikan kondisi saat ini. Pilihan-pilihan strategis di bawah ini adalah hasil
analisa SWOT yang dilakukan berdasarkan analisa lingkungan baik internal
maupun eksternal organisasi Bappeda. Penggunaan strategi di bawah ini lebih
bergantung dari cara pandang unit kerja dan unit organisasi dalam memandang
setiap permasalahan yang dihadapi. Ada beberapa pilihan strategi yang dapat
digunakan untuk waktu dan kesempatan yang berbeda. Pilihan-pilihan strategi
tersebut antara lain Strategi SO, WO, ST, dan WT sebagai berikut ini :
a) Strategi SO, yaitu menggunakan kekuatan untuk mendapatkan peluang.
1) Mengoptimalkan fungsi Bappeda yang sangat strategis untuk
memperkuat perencanaan pembangunan daerah.
b) Strategi WO, yaitu mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang.
28
1) Memanfaatkan regulasi yang mengatur peran Bappeda di daerah untuk
mengoptimalkan koordinasi Bappeda dan SKPD.
2) Mendukung komitmen Bupati untuk memperkuat good governance
dalam bidang perencanaan untuk meningkatkan kualitas SDM,
Manajemen data dan informasi, serta dukungan sarana dan prasarana
kantor.
c) Strategi ST, yaitu menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman.
1) Mengoptimalkan fungsi Bappeda yang sangat strategis untuk
menghadapi intervensi politis, menyelelaraskan keterpaduan program
antar SKPD, serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
perencanaan..
d) Strategi WT, yaitu meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman.
1) Melibatkan pihak ketiga dalam rangka meningkatkan kualitas SDM dan
mengurangi intervensi politik,
2) Membuka peluang advokasi dari lembaga/instansi donor untuk
meningkatkan peran serta masyarakat dalam perencanaan pembangunan
daerah.
Berdasarkan analisa SWOT, Bappeda berada di posisi strategi pilihan yang
dijalankan sebagai berikut: “Mengoptimalkan fungsi Bappeda yang sangat
strategis untuk memperkuat Perencanaan Pembangunan Daerah”
29
d. Kebijakan
1) Meningkatkan ketersediaan jasa dan barang untuk pelayanan
administrasi kantor yang berkualitas dalam mendukung kelancaran
pelaksanaan TUPOKSI.
2) Meningkatkan kondisi dan ketersedian prasarana dan sarana kantor
yang memadai untuk pelayanan kantor yang berkualitas dalam
mendukung kelancaran pelaksanaan TUPOKSI.
3) Melaksanakan pembinaan melalui pendidikan dan pelatihan aparatur
untuk meningkatkan kapasitas SDM Aparatur.
4) Meningkatkan kualitas dokumen perencanaan dan evaluasi pelaporan
baik fisik maupun keuangan dalam pengembangan pelaporan capaian
kinerja dan keuangan.
5) Meningkatkan kualitas pelaksanaan monitoring dan evaluasi program/
kegiatan pembangunan serta evaluasi terhadap dokumen pelaksanaan
rencana pembangunan baik jangka pendek (RKPD), jangka menengah
(RPJMD) dan jangka panjang (RPJPD), sehingga dapat menjadi
feedback bagi perencanaan pembangunan daerah selanjutnya.
6) Meningkatkan kapasitas aparatur dan kelembagaan perencanaan
melalui pembinaan, pendidikan, pelatihan dan sosialisasi tentang
perencanaan pembangunan serta menyusun dan mengimplemen-
tasikan SOP Perencanaan pembangunan daerah.
7) Meningkatkan kualitas koordinasi perencanaan, rencana aksi daerah,
dokumen perencanaan pembangunan daerah
30
8) Meningkatkan kualitas koordinasi perencanaan, dokumen perencanaan
dan penyiapan bahan perencanaan, dokumen bidang ekonomi,
pemerintahan sosial budaya, statistik penelitian pengembangan
pengendalian dan prasarana pengembangan wilayah.
9) Meningkatkan koordinasi dan ketersedian dokumen perencanaan
Pengembangan Wilayah Perbatasan, Pengembangan Wilayah Strategis
dan Cepat Tumbuh, pembangunan daerah rawan bencana, dan kajian
peluang kerjasama Pembangunan antar wilayah dan antar daerah.
10) Meningkatkan penyelenggaraan pengembangan statistik (kerjasama,
dukunganpenyelenggaraan statistik dasar, Koordinasi Statistik Antar
Sektoral, dan Jejaring Statistik Khusus) dengan lembaga/instansi
statistik dalam Pengembangan data/informasi/statistik daerah.
11) Mengoptimalkan peran profil daerah dan data base perencanaan
bidang ekonomi, pemerintahan sosial budaya, statistik penelitian
pengembangan pengendalian dan prasarana pengembangan wilayah
dalam pengembangan data/informasi perencanaan pembangunan
daerah.
12) Meningkatkan kajian penelitian, mengembangkan jaringan penelitian
dan mengakomodasi hasil-hasil penelitian masyarakat sebagai bahan
masukan bagi perencanaan pembangunan daerah.
13) Meningkatkan kualitas dan kuantitas kajian detil tata ruang, serta
sosialisasi dan forum koordinasi dalam perencanaan, pemanfaatan dan
pengendalian pemanfaatan ruang daerah.
31
14) Meningkatkan koordinasi perencanaan penanaman modal untuk
mendukung promosi dan kerjasama investasi.
Adapun Program (Urusan) pada Bappeda Kabupaten Aceh Barat sebagai
berikut :
1. Program Urusan Penataan Ruang
a. Program Perencanaan Tata Ruang
b. Program Pemanfaatan Ruang
c. Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang
2. Program Urusan Perencanaan Pembangunan
a. Program Pengembangan Data/Informasi Perencanaan.
b. Program Kerjasama Pembangunan.
c. Program Pengembangan Wilayah Perbatasan.
d. Program Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat
Tumbuh.
e. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan
Pembangunan Daerah.
f. Program Perencanaan Pembangunan Daerah.
g. Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi.
h. Program Perencanaan Sosial Budaya.
i. Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam.
j. Program Perencanaan Pembangunan Daerah Rawan Bencana.
k. Program Penelitian dan Pengembangan.
32
l. Program Monitoring, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah.
3. Program Urusan Penanaman Modal
a. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
4. Program Urusan Statistik
a. Program Pengembangan data/informasi/statistik daerah
Disamping Program-Program Urusan tersebut, sesuai dengan Tugas Pokok
dan Fungsi Bappeda Kabupaten Aceh Barat dalam rangka pencapaian Visi dan
Misi Kabupaten Aceh Barat maka ada 4 (empat) program non urusan pendukung
pelaksanaan kinerja aparatur Pemerintah Daerah yaitu:
1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
2) Program Peningkatan sarana dan Prasarana aparatur
3) Program Peningkatan Kapasitas SDM Aparatur
4) Peningkatan Pengembangan Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
2.10. Rencana Strategis Pembangunan Pemerintah Daerah di Wilayah
Kecamatan Meureubo
Rencana pembangunan pemerintahan daerah diwilayah Keacamatan
Meureubo ditentukan dalam jangka menengah atau Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM). RPJM ini sering disebut agenda pembangunan karena
menyatu dengan agenda pemerintahan tingkat II Aceh Barat, yang disusun dalam
rangka penentuan arah kebijaksanaan pembangunan jangka menengah yang
didasarkan kepada aspirasi masyarakat yang dirumuskan melalui musyawarah
perencanaan pembangunan (MUSREMBANG). RPJM wilayah Kecamatan
33
Meureubo Kabupaten Aceh Barat merupakan dokumen perencanaan
pembangunan yang dihasilkan oleh Camat, Pokja (Kelompok Kerja), Mukim,
Geuchik beserta Tokoh Masyarakat Sekecamatan Meureubo.
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
metode analisis deskriptif untuk mendeskripsi “ Aplikasi rencana strategis
terhadap pelaksanaan pembangunan pemerintah daerah di kecamatan meureubo”.
Taylor dan Bogdan dalam Danim (2002 : h : 41) mengatakan bahwa penelitian
kualitatif dapat diartikan sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif
mengenai kata lisan maupun tertulis, dan tingkah laku yang dapat diamati dari
orang-orang yang diteliti.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kecamatan Meureubo Aceh Barat.
Pemilihan lokasi di dasarkan wilayah yang strategis letak geografisnya. Dengan
alasan bahwa wilayah ini perlu perhatian khusus dalam hal perencanaan dalam
pembangunan, dikarenakan lokasi ini menjadi lokasi terdampak pada saat hujan
berkepanjangan yang berakibat banjir maupun dampak susulan lainnya.
3.3 Informan
Informan adalah sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek
penelitian, yang bertujuan untuk memperoleh keterangan mengenai objek
penelitian dengan cara mengamati hanya sebagian dari populasi, suatu reduksi
terhadap jumlah objek penelitian (Mardalis, 2003 h : 56).
34
35
Dalam penelitian dan peneliti menggunakan informan kunci (key
informan) dan informan biasa. Informan kunci adalah informan yang mengetahui
secara menadalam permasalahan yang sedang diteliti. Sedangkan informan biasa
adalah yang ditentukan dengan dasar pertimbangan mengetahui dan berhubungan
dengan permasalahan. Dalam hal ini penulis menggunakan metode purposive
sampling. Purposive sampling adalah (pengambilan sampel berdasarkan tujuan)
dalam teknik ini siapa yang akan diambil sebagai anggota sampel diserahkan pada
pertimbangan pengumpulan data yang sesuai dengan maksud dan tujuan
penelitian. Jadi pengumpulan data yang telah diberi penjelasan oleh peneliti akan
mengambil siapa saja yang menurut pertimbangan sesuai dengan maksud dan
tujuan penelitian. (Irawan Soerhartono, 2008 h : 63). Berdasarkan pengamatan
peneliti bahwa kondisi wilayah Kecamatan Meureubo yang terdiri dari 26
Gampong terbagi atas 2 Mukim yaitu Mukim Meureubo dan Mukim Ranto
Panjang, yang mana sebagian dari pada wilayah Kemukiman Meureubo ini yaitu
Gampong Ujong Drien dan Ujong Tanjong adalah lokasi yang sering terjadinya
banjir. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah : Camat, Kasi
Pembangunan Pemerintah Kecamatan, Keuchik Ujong Drien dan Ujong Tanjong,
Kaur Pembangunan dan stakeholder yang dianggap mengetahui dan mengerti
tentang permasalahan ini.
3.4 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini ada dua macam yaitu:
36
1. Data Primer adalah data dikumpulkan atau diolah sendiri oleh suatu
perusahaan dengan mendatangani responden. Subara, ddk (2005 h:21).
Data ini bersumber dari responden secara langsung. Dalam prakteknya
diperoleh dari wawancara dan jawaban responden pada kuisoner yang
diwawancarai.
Wawancara, teknik pengumpulan data dengan percakapan antara dua
orang atau lebih, yang pertanyaannya diajukan oleh peneliti kepada subjek
atau sekelompok subjek penelitian untuk dijawab (Danim, 2002 h:130)
instrument yang digunakan dalam melakukan wawancara yaitu pedoman
wawancara.
2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh baik yang belum diolah, baik
dalam bentuk angka maupun uraian. Dalam penelitian ini data-data
sekunder yang diperlukan antara lain literature yang relevan dengan judul
penelitian seperti buku-buku, artikel, dan makalah yang memiliki relevan
dengan masalah yang diteliti.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
melalui , observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data
tersebut diharapkan dapat saling melengkapi sehingga diperoleh suatu informan
yang diharapkan.
a. Pengamatan (Observasi)
Observasi atau pengamatan digunakan dalam rangka
mengumpulkan data dalam suatu penelitian, merupakan hasil perbuatan
37
jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya suatui
rangsangan tertentu yang diinginkan atau suatu studi yang disengaja dan
sistematis tentang keadaan/phenomena sosial dan gejala-gejala psikis
dengan jalan mengamati dan mencatat. (Mardalis, 2008 h : 63).
b. Wawancara Mendalam (Indept Interview)
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer)
yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewe) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu (moleong, 2002 h : 135). Teknik
wawancara mendalam ini digunakan untuk memahami penjelasan –
penjelasan informasi tentang rencana strategis terhadap pembangunan
pemerintah daerah kecamatan Meureubo. Dalam wawancara mendalam ini
diharapkan dapat mengungkapkan lebih rincidan mendalam tentang
permasalahan yang diteliti. Dalam penelitian ini penulis menggunakan
system snowballing, yaitu apabila wawancara tahap pertama dirasa kurang
jelas maka peneliti menuju informan lainnya yang ditunjuk oleh key
informan atau informan kunci. Apabila informan bukan lagi data yang
baru dan bersifat berulang apa yang telah disampaikan oleh informan
sebelumnya, maka wawancara dianggap selesai.
c. Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti barang-
barang tertulis atau foto. Metode dokumentasi berarti cara mengumpulkan
data dengan mencatat data yang sudah aa berupa data instruksi dari
38
beberapa geuchik gampong yang telah ditetapkan sebelumnya dan
kegiatan-kegiatan yang menyangkut dengan rencana strategis
pembangunan.
3.6 Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrumen kunci utama
karena peneliti sendirilah yang menentukan keseluruhan skenario penelitian serta
langsung turun kelapangan melakukan pengamatan dan wawancara dengan
informan (Moleong, 2002 h : 4). Penggunaan peneliti sebagai instrumen penelitian
dimaksudkan untuk mendapatkan data-data yang valid dan realible. Namun,
untuk membantu kelancaran dalam melaksanakannya, peneliti juga oleh
instrumen pembantu sebagai panduan wawancara. Oleh karena itu, sebelum turun
kelapangan maka peneliti akan membuat terlebih dahulu wawancara untuk
memudahkan pelaksanaan penelitian dilapangan. Alat bantu yang digunakan
dalam pengumpulan data yaitu dokumen, laporan-laporan dan lain sebagainya.
3.7 Teknik Analisa Data
Menurut Faisal (2008: h : 256) analisis kualitatif fokusnya pada
penunjukan makna, deskripsi, penjernihan dan penempatan data pada konteksnya
masing-masing, dan seringkali dituliskan dalam kata-kata daripada dalam angka-
angka.
Untuk maksud tersebut tentu saja data perlu disusun kedalam pola tertentu,
kategori tertentu, focus tertentu, tema tertentu atau pokok permasalahan tertentu.
Oleh karena itu setiap catatan harian yang dihasilkan dalam pengumpulan data,
39
apakah hasil wawancara atau hasil observasi, perlu direduksi dan dimasukan
kedalam pola, kategori, focus atau tema tertentu yang sesuai. Hasil reduksi
tersebut perlu di “display” secara tertentu untuk masing-masing pola, kategori
focus, atau tema yang hendak dipahami dan dimengerti duduk persoalannya. Yang
terakhir adalah verifikasi atau penarikan kesimpulan dari teori atau hasil-hasil
penelitian terdahulu, tahap verifikasi teori meliputi perbandingan kejadia,
integrasi teori, pembatasan teori dan penulisan teori atau konsep. Analisis
kualitatif ini selain untuk mendeskripsikan gejala yang terlihat di lapangan, juga
sebagai latar belakang fakta yang memperkuat jawaban yang diajukan.
3.8. Pengujian Kredibilitas Data
Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian
kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan
ketentuan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat dan
member check. Digunakannya uji ini dimaksudkan untuk mendapatkan data yang
lebih mendalam mengenai subyek penelitian (Sugiono 2008:270). Adapun
pengujian kredibilitas data adalah sebagai berikut :
1. Perpanjangan pengamatan. Perpanjangan pengamatan perlu dilakukan
karena berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, dirasakan data yang
diperoleh masih kurang memadai. Menurut Moleong (2001 h : 327)
perpanjangan pengamatan berarti peneliti tinggal di lapangan penelitian
sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai.
2. Peningkatan ketekunan, berarti melakukan pengamatan secara lebih
mendalam untuk memperoleh kepastian data. Meningkatkan ketekunan
40
dilakukan dengan membaca berbagai referensi baik buku maupun
dokumen yang terkait dengan temuan yang diteliti sehingga berguna
untuk memeriksa data apakah benar dan bisa dipercaya atau tidak.
3. Triangulasi. Analisa triangulasi merupakan suatu metode analisis untuk
mengatasi masalah akibat dari kajian mengandalkan suatu teori saja, satu
macam data atau satu metode penelitian saja (Sugiono, 2007 h : 225).
Triangulasi dapat diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber
dengan berbagai cara. Menurut (sugiono, 2008 h : 273-274), terdapat
minimal 3 (tiga) macam triangulasi, yaitu:
a) Triangulasi sumber data. Pada triangulasi ini data di cek kredibilitasnya
dari berbagai sumber data yang berbeda dengan teknik yang sama,
misalnya mengecek sumber data antara bawahan, atasan dan teman.
b) Triangulasi teknik pengumpulan data. Data di cek kredibilitasnya
dengan menggunakan berbagai teknik yang berbeda dengan sumber
data yang sama.
c) Triangulasi waktu pengumpulan data. Data di cek kredibilitasnya
dengan waktu yang berbeda-beda namun dengan sumber data dan
teknik yang sama. Triangulasi menjadi data yang diperoleh dengan
penelitian menjadi lebih konsisten, tuntas dan pasti serta meningkatkan
kekuatan data (sugiono 2008 h : 241).
4. Pemeriksaan teman sejawat. Dilakukan dengan mendiskusikan data hasil
teman dengan rekan-rekan sesama mahasiswa maupun teman yang bukan
41
mahasiswa. Melalui diskusi ini diharapkan akan ada saran atau masukan
yang berguna untuk proses penelitian.
5. Analisis kasus negatif. Menurut Sugiono (2008 h : 275) melakukan
analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda atau
bahkan bertentangan dengan data yag telah ditemukan.
6. Member check. Dilakukan dengan cara mendiskusikan hasil penelitian
kepada sumber-sumber yang telah memberikan data untuk mengecek
kebenaran data dan interprestasi. Menurut Moleong (2002 h : 336) bahwa
pengecekan dilakukan dengan jalan:
a. Penilaian dilakukan oleh responden.
b. Mengkoreksi kekeliruan.
c. Menyediakan tambahan informan .
d. Memasukkan responden dalam kancah penelitian, menciptakan
kesempatan untuk mengikhtisarkan sebagai langkah awal analisa data.
e. Menilai kecukupan menyeluruh data yang dikumpulkan
Pengujian kredibilitas (credibility) bertujuan untuk menilai kebenaran dari
temuan penelitian kualitatif. Kredibilitas ditunjukkan ketika partisipan
mengungkapkan bahwa transkip penelitian memang benar-benar sebagai
pengalaman dirinya sendiri. Dalam hal ini peneliti akan memberikan data yang
telah ditraskipkan untuk dibaca ulang oleh partisipan/informan .
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1 Gambaran Wilayah Kecamatan Meureubo
Meureubo merupakan nama dari Ibu Kota Kecamatan yang menjadi salah
satu kecamatan yang berada di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh. Meureubo
merupakan nama dari Ibu Kota Kecamatan ini, dengan luas wilayah adalah 112,87
Km2. Sedangkan untuk persentase luas Kecamatan terhadap luas Kabupaten
adalah 3,85%. Jumlah Mukim yang terdapat di Kecamatan ini adalah 2 mukim,
dan terdiri dari 26 Gampong.
4.1.2 Batas – Batas Wilayah
Hubungan Kecamatan Meureubo dengan beberapa kecamatan lainnya
sangat dekat, hal tersebut sesuai dengan batas-batas wilayah Kecamatan ini
dengan Kecamatan lainnya :
a) Sebelah Utara Berbatasan Dengan Pante Ceureumen
b) Sebelah Selatan Berbatasan Dengan Samudera Indonesia
c) Sebelah Barat Berbatasan Dengan Kecamatan Johan Pahlawan
d) Sebelah Timur Berbatasan Dengan Kabupaten Nagan Raya
1.1.4 Keadaan Penduduk
Jumlah Penduduk di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat pada
Tahun 2011 adalah sebanyak 21.013 jiwa, dan pada tahun 2011 mengalami
peningkatan menjadi 22.999 jiwa. Dari jumlah tersebut, penduduknya tersebar
42
43
pada 26 Gampong yang ada di Kecamatan tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Tabel. 4.1 berikut ini.
Tabel. 4.1 Jumlah Penduduk dan rata pertumbuhan pertahun di Kecamatan
Meureubo Kabupaten Aceh Barat. Tahun 2011 – 2012.
No Nama Gampong Jumlah Penduduk Pertumbuhan per
Tahun (%) 2011 2012
1 Peunaga Cut ujong 1.037 1.115 7,52
2 Gunong Kleng 1.619 1.645 1,61
3 Peunaga Pasi 321 308 4,05
4 Peunaga Rayeuk 991 1.021 3,03
5 Paya Peunaga 2.030 3.252 60,20
6 Langung 1.671 1.760 5,33
7 Meureubo 2.211 2.324 3,93
8 Ujong Drien 1.195 1.170 2,09
9 Pasi Pinang 949 739 22,13
10 Ujong Tanjong 1.023 1.021 0,20
11 Bukit Jaya 464 439 5,39
12 Buloh 130 154 18,46
13 Ranto Panyang Timur 583 661 13,38
14 Ranto Panyang Barat 638 638 -
15 Mesjid Tuha 716 716 -
16 Ujong Tanoh Darat 1.935 1.899 1,86
17 Ranub Dong 585 547 6,50
18 Pasi Mesjid 259 649 150,58
19 Pulo Teungoh Ranto 267 293 9,74
20 Balee 496 580 16,94
21 Sumber Batu 272 321 18,01
22 Pasi Aceh Baroh 598 605 1,17
23 Pasi Aceh Tunong 553 648 17,18
24 Reudeup 198 228 15,15
25 Pucok Reudeup 140 310 121,43
26 Paya Baro RT. Panyang 132 156 18,18
Jumlah 21.013 23.199 9,45
Sumber: Data Sekunder Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat, 2013
Tabel 4.1 di atas memperlihatkan bawa mayoritas penduduk terbanyak
yang ada di Kecamatan Meureubo menurut BPS pada Tahun 2011-2012 berada di
Gampong Paya Peunaga yakni sebesar 2.030 pada Tahun 2011 dan 3252 pada
44
Tahun 2012, disusul oleh Gampong Meureubo yakni berjumlah 2.211 jiwa
(orang) pada tahun 2011 dan 2.324 pada Tahun 2012.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Rencana Strategis Terhadap Pelaksanaan Pembangunan
Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat di Kecamatan Meureubo
Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan terkait dengan
Analisis Rencana Strategis Terhadap pelaksanaan Pembangunan Pemerintah
Daerah Kabupaten Aceh Barat di Kecamatan Meureubo yang telah dilakukan
Memperlihatkan bahwa Analisis Rencana Strategis Terhadap pelaksanaan
Pembangunan Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat di Kecamatan
Meureubo telah cukup baik. Hal ini dapat terjadi oleh adanya para ahli yang ada di
Kecamatan tersebut dalam pembentukan rencana strategis dalam pembangunan
pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat. Berikut ini hasil petikan wawancara
penulis dengan aparatur kecamatan, gampong dan warga masyarakat :
Hasil kegiatan wawancara penulis dengan Camat Meureubo, beliau
mengatakan bahwa :
“Analisis Rencana Strategis Terhadap pelaksanaan Pembangunan
Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat di Kecamatan
Meureubo yang telah berjalan dan dilaksanakan selama ini
memiliki potensi yang cukup baik dalam pelaksanaan
pembangunan di kecamatan Meureubo. Hal ini terbukti dengan
kemajuan pembangan pada bidang infrastruktur, dan bangunan.
Namun terkadang terdapat gampong yang mengalami hambatan
dalam rencana strategis ini, diantaranya Gampong Ujong Drien dan
Ujong tanjong secara geografis mengalami hambatan dalam
pembangun, misalnya karena sering terjadi banjir sehingga perlu
perhatian khusus. Di samping itu juga adanya pemikiran warga
yang beranggapan fasilitas umum tidak perlu dirawat bersama.
Sehingga ada bangunan dan talud yang terlantar dan diperlakukan
kurang baik.” (wawancara Senin, 20 September 2014).
45
Hal ini sejalan dengan yang dikatakan oleh Kabag Humas Kecamatan
terkait dengan Analisis Rencana Strategis Terhadap pelaksanaan Pembangunan
Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat di Kecamatan Meureubo beliau
menyatakan bahwa :
“Analisis Rencana Strategis Terhadap pelaksanaan Pembangunan
Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat di Kecamatan
Meureubo telah berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Namun
demikian masih terdapat kendala dalam hal pembangunan di
Kecamatan ini, diantaranya kondisi Kecamatan yang dilintasi oleh
aliran sungai Meureubo dan juga kondisi pembangan Gampong
yang kurang memperhatikan kondisi geografis dan alam sekitar. .”
(Wawancara Senin, 20 Maret 2014)
Pernyataan di atas, juga di dukung hasil wawancara dengan Sekdes Ujong
Tanjong sebagai Pemimpin di Gampong tersebut yang mengatakan bahwa :
“Analisis Rencana Strategis Terhadap pelaksanaan Pembangunan
Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat di Kecamatan
Meureubo, sebenarnya tellah berjalan cukup baik, namun pada
perjalanannya apa yang telah dibangun kurang mendapat perhatian
khusus sehingga berdampak pada kerusakan dari hasil
pembangunan. Hal ini akan terus terjadi jika tidak ada keinginan
bersama dalam menjaga bangunan yang ada dan merencanakan
secara terukur dari kondisi dan kemampuan anggaran
pembangunan ” (Wawancara Selasa, 21 September 2014)
Beberapa tambahan hasil wawancara penulis dalam mencari informasi
terkait dengan Analisis Rencana Strategis Terhadap pelaksanaan Pembangunan
Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat di Kecamatan Meureubo, diantaranya :
Hasil wawancara dengan Kaur Pembangunan Ujong Drien (Edi Surya)
terkait dengan Analisis Rencana Strategis Terhadap pelaksanaan Pembangunan
Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat di Kecamatan Meureubo, Beliau
menyatakan bahwa :
46
“kami sebagai warga masyarakat merasakan bahwa Analisis
Rencana Strategis Terhadap pelaksanaan Pembangunan Pemerintah
Daerah Kabupaten Aceh Barat di Kecamatan Meureubo, khususnya
sangat menyadari terdapat sebagaian warga kurang respon terhadap
kondisi fasilitas umum yang ada di Kecamatan Meureubo, salah
satunya tanggul maupun talud yang telah dibuat kurang mendapat
perawatan.” (Wawancara Selasa, 21 September 2014)
Selanjutnya selaku penulis mewawancarai salah satu Keplor Ujong Drien
(Muhammadi) yang turut prihatin dengan kondisi pembangunan yang ada di
Kecamatan, khususnya Gampong Ujung Drien menyatakan bahwa:
“Program yang ada terkadang kurang memperhatikan kondisi
wilayah yang sering terjadi banjir dan kondisi alam lainnya. Jadi
saya merasa Analisis Rencana Strategis Terhadap pelaksanaan
Pembangunan Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat di
Kecamatan Meureubo perlu dipikirkan dan di selesaikan sesuai
dengan kondiisi alamnya. Sehingga apa yang telah di bangun tidak
terbengkalai dan rusak dengan sendirinya.” (Wawancara Rabu, 22
September 2014)
Hal serupa juga diungkapkan oleh Ibu Hasnah, selaku masyarakat
Gampong Ujong Drien yang mengatakan bahwa:
“Saya merasakan manfaat dari fasilitas yang telah tersedia dan
sedang direncakan dalam program yang telah direncakan melalui
Analisis Rencana Strategis Terhadap pelaksanaan Pembangunan
Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat di Kecamatan
Meureubo, namun demikian saya menggap terdapat kekurangan
dalam hal menggait warga untuk turut berpartisipasi dalam
pembangunan sehingga merasa saling memiliki dan menjaga
faslitas yang ada.” (Wawancara Rabu, 22 September 2014)
Berdasarkan penjelasan hasil wawancara di atas, dapat diketahui bahwa
Analisis Rencana Strategis Terhadap Pelaksanaan Pembangunan Pemerintah
Daerah Kabupaten Aceh Barat di Kecamatan Meureubo yang sedang
direncanakan dan telah berjalan selama ini cukup baik, namun terdapat hal – hal
yang perlu diperbaiki dalam rencana yang ada, sehingga bangunan yang telah dan
47
akan di buat dapat bermanfaat bagi kemajuan pembangunan di Kecamatan
Meureubo secara umum, dan bermanfaat bagi masyarakat kecamatan tersebut.
4.2.2 Hambatan apa saja yang dihadapi dalam Pelaksanaan Pembangunan
Pemerintah Daerah di Kecamatan Meureubo
Beberapa hambatan yang dihadapi dalam Pelaksanaan Pembangunan
Pemerintah Daerah di Kecamatan Meureubo, diantaranya adalah :
1. Lahan Gambut
2. Daerah Aliran Sungai
3. Dekat dengan Pinggir Laut
Ketiga hambatan tersebut merupakan factor penghambat dalam
pembangunan yang ada di Kecamatan Meureubo. Untuk itu perlu adanya
perhatian khusus dan modal yang cukup besar dalam mengamtasi ham,batan
tersebut.
4.3 Pembahasan
4.3.1. Analisis Rencana Strategis Terhadap Pelaksanaan Pembangunan
Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat di Kecamatan Meureubo
Berdasarkan uraian pada hasil penelitian di atas, dapat diketahui bahwa
Analisis Rencana Strategis Terhadap Pelaksanaan Pembangunan Pemerintah
Daerah Kabupaten Aceh Barat yang ada di Kecamatan Meureubo dapat dijelaskan
bahwa keberhasilan sebuah rencana strategis sangat bergantung pada pada
beberapa hal penting yang mendasar, diantaranya : Manusia, Peralatan, dan
Anggaran yang tersedia, dan juga kondisi geogrfis wilayah yang ada di gampong.
Dengan adanya perencanaan yang baik, manusia yang bertanggung jawab
serta dukungan dari warga msayarakat yang ada. Sehingga pada akhirnya setiap
48
pembangunan yang telah direncakan dan dilaksanakan dapat menjadi salah satu
pendukung dalam kemajuan di kecamatan, khususnya Gampong.
Hal ini sejalan dengan yang dikatakan oleh Mulyadi (2007) Perencanaan
strategi dengan demikian merupakan keputusan manajemen yang telah
direncanakan sebelumnya mengenai tujuan yang ingin dicapai, cara bertindak
untuk mencapai tujuan manusia dan sumber ekonomis yang dimiliki.
Berdasarkan teori tersebut, sebenarnya permasalahan yang ada di
Kecamatan Meureubo, terutama dalam rencana strategis dalam pembangunan
masih kurang sesuai dengan harapan yang ada di masyarakat. Sehingga ke depan
diharapkan pembangunan yang ada perlu menggali aspirasi masyrakat secara lebih
luas.
4.3.2 Hambatan apa saja yang dihadapi dalam Pelaksanaan Pembangunan
Pemerintah Daerah di Kecamatan Meureubo
Beberapa hambatan yang dihadapi dalam Pelaksanaan Pembangunan
Pemerintah Daerah di Kecamatan Meureubo, diantaranya adalah :
1. Lahan Gambut
2. Daerah Aliran Sungai
3. Dekat dengan Pinggir Laut
Faktor penghambat dalam pembangunan ini dapat dipikirkan secara
bersama-sama dalam musrenbang sebelum pelaksanaan pembangunan dilakukan.
Untuk itu perlu adanya tim ahli dalam konsultasi dalam pembangunan tersebut.
49
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulan bahwa Analisis Rencana
Strategis Terhadap Pelaksanaan Pembangunan Pemerintah Daerah Kabupaten
Aceh Barat di Kecamatan Meureubo.
1. Hasil Rencana Strategis terhadap Pelaksanaan Pembangunan Pemerintah
Daerah di Kecamatan Meureubo menunjukkan bahwa perencanaan diawali
dengan penggalian terhadap aspirasi dari masyarakat, dengan mengadakan
musyawarah rencana pembangunan di Kecamatan Meureubo, selanjutnya
dilaksanakan dengan baik sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Sehingga pembangunan dapat berjalan cukup baik. Disamping itu,
hasilnya juga, memperlihatkan keadaan fisik bangunan yang terdapat di
Kecamatan tersebut.
2. Hambatan yang dihadapi di dalam Pelaksanaan Pembangunan Pemerintah
daerah di Kecamatan Meureubo terkait dengan kondisi geografis di
beberapa wilayah kecamatan Meureubo menunjukkan bahwa terdapat
beberapa masalah, misalnya kondisi lahan gambut yang cukup
mendominasi dan juga dekat dengan daerah aliran sungai.
5.2 Saran
1. Bagi Masyarakat, Dengan adanya hasil penelitian terkait dengan Analisis
Rencana Strategis Terhadap pelaksanaan Pembangunan Pemerintah
49
50
Daerah Kabupaten Aceh Barat di Kecamatan Meureubo diharapkan dapat
meningkatkan partisipasinya dalam pembangunan untuk kemajuan bersa.
2. Bagi penulis, dengan adanya hasil penelitian ini dapat meningkatkan
wawasan penulis dalam aplikasi ilmu yang dimiliki dengan kenyataan
yang ada di lapangan.
3. Bagi Instansi terkait, dengan adanya hasil penelitian ini dapat menjadi
bahan kebijakan yang lebih baik dalam penentuan kebijakan di masa-masa
yang akan dating, khususnya dalam Analisis Rencana Strategis Terhadap
Pelaksanaan Pembangunan Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat di
Kecamatan Meureubo.
51
DAFTAR PUSTAKA
David, Fred R. 2008. Manajemen Strategis, Jakarta: Penerbit Salemba.
David, Fred R. 2010. Manajemen strategis, Jakarta: Penerbit Salemba.
http:www.Irsyanudin. Pemerintah dan Pemerintahan. Irawan Soerhartono. 2008.
Metode Penelitian Sosial, Bandung.
http:www.Irsyanudin. Pemerintah dan Pemerintahan. Irawan Soerhartono. 2008.
Metode Penelitian Sosial, Bandung.
Kamus Bahasa Indonesia, 2005, Jakarta: Balai Pustaka.
Lexy, J Moleong, 2006, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya.
Mardalis, 2008, Metode Penelitian (suatu pendekatan proposal), Jakarta: Bumi
Aksara.
Mulyadi, 2007, Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen, Jakarta:
Jagakarsa.
Rino .A. Nugroho, 2007, Teori Pembangunan, Semarang: Hidup Mulia.
Sondang P. Siagian, 2011, Manajemen Sumberdaya Manusia, Jakarta: Bumi
Aksara.
Sondang P. Siagian, 2008, Administrasi Pembangunan , Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiono,2006, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alpa Beta.
Tarigan, Robinso, 2009, Perencanaan Pembangunan Wilayah, Jakarta: Bumi
Aksara.
Todaro,2001, Pembangunan Masyarakat, Jakarta: Buana Putra.
Wrihatnolo, Randy R dan Nugroho, Riant, 2006, Manajemen Pembangunan
Indonesia: sebuah pengantar dan panduan, Jakarta: Elekx Media
Komputindo.
51
52
Lampiran 1. Kegiatan Obervasi dan Wawancara pada Camat Kecamatan
Meureubo dan Tokoh Masyarakat Gampong Meureubo.
Wawancara dengan Camat Meureubo
Observasi dan Wawancara Sekdes Ujong Tanjong
53
Wawancara dengan Kaur Pembangunan Gampong Ujong Drien
Kunjungan dan Wawancara dengan Keplor Gampong Ujong Drien
54
Kunjungan dan Wawancara Warga Masyarakat Gampong Meureubo
Recommended