View
426
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
Apa itu Material Requirement Planning (MRP)?Material Requirement Planning (MRP) merupakan metode yang terdiri
dari sekumpulan prosedur, aturan-aturan keputusan, dan seperangkat
mekanisme pencatatan yang berkaitan secara logis dan dirancang untuk
menjabarkan suatu jadwal induk produksi (master production schedule,
MPS) ke dalam kebutuhan setiap konsumen atau material yang
dibutuhkan. Jadwal kebutuhan ini meliputi kapan dan berapa jumlah
komponen atau material yang diperlukan atau dipesan.
MRP merupakan suatu sistem time phase order point karena mampu
mengintegrasikan antara waktu dan jumlah kebutuhan komponen atau
material. Penambahan dimensi waktu ini mengharuskan adanya
informasi tentang status persediaan untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan berikut:
Apa yang dipunyai?
Apa yang dibutuhkan?
Apa yang harus dilakukan?
Manufacturing resource planning II
Manufacturing Resource Planning (MRP II) metode efektif dalam perencanaan semua sumber
daya manufaktur perusahaan. Idealnya, metode ini terdapat perencanaan operasional dalam unit,
perencanaan finansial dalam dollar dan mempunyai simulasi kapabilitas untuk menjawab
pertanyaan "what-if" dan eksistensi penggunaan MRP.
Metode ini tidak mengandalkan fungsi software saja, tetapi menggabungkan skill manajer yanng
diperuntukkan untuk akurasi data base dan sumber daya komputer. Hal ini merupakan total konsep
manajemen dalam penggunaan sumber daya manusia secara lebih produktif.
1. MRP II is not
Beberaapa item berikut merupakan bagian MRP II;
a computer system
manufacturing control system
inventory reduction plan
complex
o Beberapa software dapat menjadi komplek, tetapi kontrol interaksi pengguna tidak
dibutuhkan.
unique to a few industries
2. MRP II involves an entire company
Dengan penerapan MRP II maka Aturan bisnis untuk perencanaan statejik dapat disusun.
Penjualan dan pemasaran dapat mencapai target penjualan yang sesuai dengan bahan baku dan
kapasitasnya. Hubungan dapat berkembang dengan supplier untuk meningkatkan pembelian secara
Just In Time . Sediaan bahan baku dapat diketahui sebelum hal itu terjadi, dengan komunikasi
dengan pelanggan untuk mendapatkemungkinan ketersediaan barang substitusi yang akan mendapat
bahan baku yang sama, dalam jadwal.Departemen Accounting dan Finance mendapat akurat kos
secara akurat dan memperkirakan cash flow. Departemen teknik harus mengaudit dan
mengakurasikan data pada metode produksi secara detail, seperti bill of material, Quality
Control mendapat audit periode berjalan dari beberpa pengawas yang bertanggung jawab dalam
penanggulangan pekerjaan yang tidak diinginkan.
3. Benefit of MRP II
1. Lebih efisien dalam penggunaan sumber daya sejak reduksi dapat diantisipasi
2. Perencanaan yang lebih diprioritaskan sejak jadwal produksi dapat dimodifikasi lebih mudah
3. Meningkatkan pelayanan konsumen sejak waktu pengiriman dapat ditekan
4. Meningkatkan moral karyawan dengan koordinasi dan komunikasi yang lebih baik.
5. Informasi manajemen yang lebih baik sejak manajemen dapat menggunakan output dari
sistem informasi untuk mengukur kinerja
4. Without MRP II
Apa yang akan terjadi jika perusahaan tidak menggunakan MRP II. Berikut adalah kemungkinan
yang akan terjadi pada kondisi kontemporer sekarang ini;
Pesanan (orders), janji pada konsumen kadang tidak dapat tepat waktu
Beberapa data harus dimasukkan ke dalam sistem jauh hari sebelum benar-benar
dibutuhkan.
Orang mungkin akan banyak kehilangan data karena
Orang mungkin menulis paper pekerjaannya tidak melalui sistem komputer.
Sediaan yang tidak akurat karena masalah produksi.
Kemungkinan pemborosan dengan dikeluarkannya uang lebih banyak akibat sediaan yang
tidak diinginkan, karena ketidakakuratan departemen teknik/produksi.
Departemen teknik/produksi yang tidak segera merubah data yang salah, akan
mengakibatkan biaya mahal..
Ketika manajemen mendapat sediaan yang tidak akurat, akan lebih memperpanjang masalah
periode selanjutnya.
Gambaran laba dari ketidakakuratan dalam bill of materials and transaction reporting.
Ketika terjadi setup mesin, waktu yang dibutuhkan untuk berbagai produk berbeda. Kita tidak
tahu prioritas waktu mana untuk merubah waktu setup.
Pada akhir bulan, karyawan akan mendapat pekerjaan berat ketika harus membersihkan
sistem.
Kemungkinan terjadi hal tidak terencana karena pergantian shift karyawan.
Definisi Material Requirements Planning (MRP)
1.
o Adalah software berbasis perencanaan produksi dan sistem kontrol sediaan yang
digunakan untuk manajemen proses manufaktur.
o Adalah sistem manajemen sediaan berbasis komputer yang dirancang untuk
membantu manajer produksi dalam scheduling and penempatan pesanan untuk item
permintaan yang bersifat dependent. Permintaan dependent adalah komponen
barang akhir-seperti bahan mentah, komponen suku cadang dan subperakitan-
dimana jumlah sediaan yang dibutuhkan tergantung (dependent) terhadap jumlah
permintaan item barang akhir. Contoh, dalam perencanaan produksi sepeda,
permintaan dependen dari sediaan yang mungkin adalah aluminum, ban, jok, dan
rantai sepeda.
o Adalah sistem informasi berbasis computer yang didesain untuk mengatasi masalah
pesanan dan scheduling dari permintaan sediaan yang bersifat dependent. Sistem ini
disesain untuk menjawab: what, how much, dan when its needed.
Sistem MRP dalam manajemen sediaan pertama kali berkembang pada tahun 1940an –
1950an. Sistem ini menggunakan komputer dari bill of material pada barang akhir kedalam proses
produksi dan rencana pembelian berbagai komponen. MRP selanjutnya berkembang dengan
mencakup informasi dimana setip personal produksi dapat merubah dan memperbaharui input data
dalam sistem yang dibutuhkan, disebut MRP II. Generasi MRP II ini juga berhubungan dengan
aspek marketing, finance, accounting,engineering, and human resources dalam proses perencanaan.
Kaitan bahasan MRP adalah ERP yang menggunakan teknologi komputer untuk menghubungkan
berbagai area fungsi entitas bisnis.
Tujuan penerapan sistem MRP secara simultan adalah sebagai berikut;
Menjamin bahwa material dan produk dapat digunakan untuk proses produksi dan sampai ke
konsumen.
Meminimalkan level sediaan serendeah mungkin
Perencanaan aktivitas manufaktur, delivery schedules dan aktivitas pembelian
MRP digunakan banyak diguakan oleh banyak organisasi untuk memecahkan berbagai
masalah mengenai pertanyaan WHAT items are required, HOW MANY are required dan WHEN are
they required by. Penerapan item tersebut pada akhirnya menjadi sangat komplek karena terdapat
dalam berbagai sub-subassemblies yang telah berkembang sedemikian komplek.
MATERIAL REQUIREMENT PLANNING MRP
1. Input, Proses dan output
Penggunaan MRP dimulai dengan mengestimasikan produk-produk apa saja yang
dibutuhkan pada periode selanjutnya berdasarkan master production schedule. Software MRP
selanjutnya menghitung waktu yang dibutuhkan dalam proses produksi manufaktur, Estimasi waktu
perakitan diterapkan pada setiap produk. Kemudian, sistem tersebut mengelompokkan produk dalam
daftar bills of materials untuk dikembangkan oleh departemen teknik.
Sistem ini bekerja melalui proses input dan output. Proses input dimasukkan dalam
software yang digunakan untuk proses output. Proses input dan output dalam MRP mencakup;
Inputs
1. Master production schedule, merupakan kombinasi dari semua data dan expected demand.
2. Kapan item terakhir yang bisa diproduksi (asumsi independen demand)
3. Berapa lama waktu yang dibutuhkan
4. Berapa kuantitas yang dibutuhkan
5. Inventory status records.
6. Bills of materials.
7. Planning Data.
Proses
1. Gross Requirement , merupakan total expected demand dari item bahan baku selama
periode.
2. Schedule Recipient , jadwal pesanan yang datang dari pemasok.
3. Project On Hand , jumlah sediaan diharapkan yang dimulai pada setiap periodenya. BOP: SR
+ Inv. Last periode
4. Net Requirement , jumlah aktual yang dibutuhkan pada ssetiap periode.
5. Planned Order Recipient , jumlah diharapkan diterima oleh periode awal。
Outputs
Mencakup dua krteria output, yaitu;
1. Output 1 adalah "Recommended Production Schedule". Merupakan detail schedule minimum
yang dibutuhkan untuk memulai proses produksi sesuai yang tertera pada Bill Of Material.
2. Output 2 adalah "Recommended Purchasing Schedule". Merupakan rincian item Purchase
orderssesuai jadwal produksi production schedules.
Messages and Reports:
Primary reports.o Planned Orders
o Orders release
o Changes
Secondary reports
o Performance control reports
o Planning reports
o Exception report
2. Problems with MRP systems
Problem utama penggunaan sistem MRP adalah integritas data. Jika terdapat data salah pada data
sediaan, bill material data/master schedule kemudian juga akan menghasilkan data salah.
Problem utama lainnya adalah MRP systems membutuhkan data spesifik berapa lama perusahaan
menggunakan berbagai komponen dalam memproduksi produk tertentu (asumsi semua variable).
Desain sistem ini juga mengasumsikan bahwa "lead time" dalam proses in manufacturing sama untuk
setiap item produk yang dibuat
Proses manufaktur yang dimiliki perusahaan mungkin berbeda diberbagai tempat. Hal ini berakibat
terjadinya daftar pesanan yang berbeda karena perbedaaan jarak yang jauh. The overall ERP system
dapat digunakan untuk mengorganisaisi sediaan dan kebutuhan menurut individu perusaaannya dan
memungkinkan terjadinya komunikasi antar perusahaan sehingga dapat mendistribuskan setiap
komponen pada kebutuan perusahaan.
Hal ini mengindikasikan bahwa sebuha sistem enterprise perlu diterapkan sebelum menerpakan
sistem MRP. Sistem ERP system dibutuhkan untuk menghitung secara reguler dengan benar
bagaimana kebutuhan item sebenarnya yang harus disediakan untuk proses produksi.
MRP tidak mengitung jumlah kapasitas produksi. Meskipun demikian, dalam jumlah yang besar
perlu diterapkan suatu sistem dalam tingkatan lebih lanjut, yaitu MRP II. MRP II adalah sistem yang
mengintegrasikan aspek keuangan. Sistem ini mencakup perencanaan kapasitas.
Apa itu konsep Just in Time (JIT) ?Sunday, February 26, 2012 Business-Process-Management-BPM, Creating Excellent, Operational
Excellence, People, Process Excellence, Technology for Process Improvement, Technology for Process
Innovation 2 comments
Lean thingking #3:
Untuk memahami dasar-dasar Operational Excellence (OE), dalam seri tulisan Lean Thinking kali ini, saya
mencoba sharing tentang konsep Just In Time (JIT).
Apa definisi JIT ? Siapa yang mempelopori konsep JIT ? apa keuntungan dari penerapan JIT ? Bagaimana
filosofi JIT ? Apa syarat untuk implementasi konsep JIT ? Siapa saja yang berperan dalam JIT ? berikut
penjelasan dari berbagai pertanyaan tersebut,
Salah satu tujuan kita berbisnis adalah memproduksi barang baik produk maupun jasa yang berkualitas tinggi
(quality) dan memuaskan pelanggan (customer satisfication), oleh sebab itu pemahaman dan implementasi
Konsep JIT sangat diperlukan sebagai prasyarat utama.
Konsep Just In Ti me (JIT) adalah sistem manajemen fabrikasi modern yang dikembangkan oleh perusahaan-
perusahaan terbaik yang ada di Jepang, sejak awal tahun 1970an, JIT pertama kali dikembangkan dan
disempurnakan di pabrik Toyota Manufacturing oleh Taiichi Ohno, oleh karena
itu Taiichi Ohno sering disebut sebagai bapak JIT, Konsep JIT berprinsip hanya memproduksi jenis-jenis barang
yang diminta (what) sejumlah yang diperlukan (How much) dan pada saat dibutuhkan (When) oleh konsumen.
Just In Time (JIT) merupakan keseluruhan filosofi dalam operasi manajemen dimana segenap sumber daya,
termasuk bahan baku dan suku cadang, personalia, dan fasilitas dipakai sebatas dibutuhkan. Tujuannya
adalah untuk mengangkat produktifitas dan mengurangi pemborosan.
Fujio Cho dari Toyota mendefinisikan pemborosan (waste) sebagai: Segala sesuatu yang berlebih, di luar
kebutuhan minimum atas peralatan, bahan, komponen, tempat, dan waktu kerja yang mutlak diperlukan untuk
proses nilai tambah suatu produk.
Dalam bahasa sederhanya pengertian pemborosan adalah segala sesuatu tidak memberi nilai tambah itulah
pemborosan.
Ada 7 (tujuh) jenis pemborosan disebabkan karena
1. Over produksi ( OverProduction )
2. Waktu menunggu ( Waiting )
3. Transportasi ( Transportation )
4. Pemrosesan ( Process production )
5. Tingkat persediaan barang ( Unnecessary Inventory )
6. Gerak ( Unnecessary Motion )
7. Cacat produksi ( Defects )
Dalam pelaksanaan konsep JIT terdapat empat hal pokok yang harus dipenuhi :pertama, Produksi Just In Time
(JIT), adalah memproduksi apa yang dibutuhkan hanya pada saat dibutuhkan dan dalam jumlah yang
diperlukan. kedua, Autonomasi merupakan suatu unit pengendalian cacat secara otomatis yang tidak
memungkinkan unit cacat mengalir ke proses berikutnya. ketiga, Tenaga kerja fleksibel, maksudnya adalah
mengubah-ubah jumlah pekerja sesuai dengan fluktuasi permintaan. keempat, Berpikir kreatif, inovatif serta
selalu menerima masukan atau saran dari karyawan
Untuk mencapai empat konsep tersebut perlu diterapkan sistem dan metode sebagai berikut :
a. Sistem kanban untuk mempertahankan produksi Just In Time (JIT).
b. Metode kelancaran dan kecepatan produksi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan permintaan.
c. Optimalisasi waktu penyiapan untuk mengurangi waktu pesanan produksi.
d. Tata letak proses dan pekerja fungsi ganda untuk konsep tenaga kerja yang fleksibel.
e. Aktifitas perbaikan lewat kelompok kecil (small group) dan sistem saran untuk meningkatkan skills tenaga
kerja.
f. Sistem manajemen fungsional untuk mempromosikan pengendalian mutu ke seluruh bagian perusahaan
sedangkan elemen-elemen Just In Time (JIT) adalah
Pengurangan waktu set up
Aliran produksi lancar (layout)
Produksi tanpa kerusakan mesin
Produksi tanpa cacat
Peranan dan support operator produksi
Hubungan yang harmonis dengan pemasok
Penjadwalan produksi yang stabil dan terkendali
Sistem Kanban
Tulisan ini hanya sekilas menjelaskan apa itu Just in Time (JIT), tentu masih banyak hal yang beum di jelaskan
di tulisan singkat ini, oleh sebab itu tunggu tulisan-tulisan selanjutnya di seri tulisan sharing Lean
Thinking berikutnya..
Bagaimana pendapat anda ?
semoga bermanfaat ?
salam dari Jiaxing, Zhejiang- China
Pengertian Just in Time (JIT) dan Filosofinya
JIT merupakan filosofi pemanufakturan yang memiliki impilkasi penting dalam manajemen biaya. Ide dasarJIT sangat sederhana, yaitu produksi hanya apabila ada permintaan (pull system) atau dengan kata lain hanya memproduksi sesuatu yang diminta dan hanya sebesar kuatitas yang diminta. Filosofi JIT digunakan pertama kali oleh Toyota dan kemudian diadopsi oleh banyak perusahaan manufaktur dijepang .
Bila JIT merupakan suatau filosofi manajemen operasi yang berusaha untuk menghilangkan pemborosan pada semua aspek dari kegiatan-kegiatan produksi perusahaan. Sasaran utama JIT adalah menngkatkan produktivitas system produksi atau opersi dengan cara nenghilangkan semua macam kegiatan yang tidak menembah nilai bagi suatui produk.Just in Time (JIT) mendasakan pada delapan kunci utama, yaitu:
1. Menghasilakn produk yang sesuai dengan jadwal yang
didasarkan pada permintaan.
2. Memproduksi dengan jumlah kecil
3. Menghilangkan pemborodan
4. Memperbaiki aliran produksi
5. Menyempurnakan kualitas produk
6. Orang-orang yang tanggap
7. Menghilangkan ketidakpastian
8. Penekananan pada pemeliharaan jangka panjang.
Persyaratan-persyaratan JIT
Terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi pemerapan JIT:
1. Organisasi Pabrik : Pabrik dengan sisitem JIT berusaha untuk
mengatur layout berdasarkan produk. Semua proses yang
diperlukan untuk membuat produk tertentu diletakkan dalam
satu lokasi.
2. Pelatihan/Tim/keterampilan : JIT memerlukan tambahan
pelatihan yang lebih banyak bila dibandingkan dengan system
tradisional. Karyawan diberi pelatihan mengenai bagaimana
menghadapi perubahanyang dilakukan dari system tradisional
dan bagaimana cara kerja JIT yaitu 1. Membentuk
Aliran/Penyederhanaan : Idealnya suatu lini produksi yang baru
dapat di setup sebagai batu ujian untuk membentuk aliran
produksi, menyeimbangkan aliran tersebut, dan memecahkan
masalah awal. 2. Kanbal Pull System : Kanbal merupakan
system manajemen suatu pengendalian perusahaan, karena
itu kanbal memiliki beberapa aturan yang perlu diperhatikan.
3. Jangan mengirim produk rusak ke prosess berikutnya. 4.
Proses berikutnya hanya mengambil apa yang dibutuhkan
pada saat dibutuhkan. 5. Memproduksi hanya sejumlah proses
berikutnya. 6. Meratakan beban produksi. 7. Menaati instruktur
kanban pada saat fine tuning. 8. Melakukan stabilisasi dan
rasionalisasi proses.
3. Visibiltas/ pengendalian visual : Salah satu kekuatan JIT adalah
sistemnya yang merupakan system visual. Melacaknya apa
yang terjadi dalam system tradisional sulit dilakukan karena
para karyawan mondar-mandir mengurus kelebihan barang
dalam prosess dan banyak rute produksi yang saling
bersilangan.
4. Eliminasi Kemacetan : Untuk menghapus kemcetan, baik
dalam fase setup maupun dalam masa produksi, perlu
dilakukan beberapa pendekatan yang melibatkan tim fungsi
silang. Tim ini terdiri dari berabagi departemen, seperti
perekayasaan, manufaktur, keuangan dan departemen lainnya
yang relevan.
5. Ukuran Lot Kecil Dan Pengurangan Waktu Setup : Ukuran lot
yang ideal bukan ukuran yang terbesar, tetapi ukuran lot yang
terkecil. Pendekatan ini pendekatan ini esuai bila nesin-mesin
digunakan untuk menghasilkan berbagai bagian atau
komponen yang berbeda yang digunakan proses berikutnya
dalam tahap produksi.
6. Total Productive Maintance : TPM merupakan suatu keharusan
dalam sisitem JIT. Mesi-mesin membersihkan dan diberi
pelumas secara rutin, biasanya dilakukan oleh operator yang
menjalankan mesin tersebut.
7. Kemampuan Proses, Statistical Proses Control (SPC), Dan
Perbaikan Berkesinambungan.
Kemampuan proses, SPC, dan perbaikan berkesinambungan harus ada dalam pemanufakturan JIT, karena beberapa hal: Pertama, segala sesuatu harus bekerja sesuai dengan harapan dan mendekati sempurna. Kedua, dalam JIt tidak ada bahan cadangan untuk kemacetan perusahaan dan Ketiga, semua kondisi mesin harus bekerja dengan prima.
Startegi Penerapan Just in Time
Ada beberapa strategi dalam mengimplementasikan JIT dalam perusahaan, antara lain:
Startegi Penerapan pembelian Just in Time. Dukungan, yaitu dari semua pihak terutama yang berkaitan dengan kegiatan pembelian,
dan khususnya dukungan dari pimpinan. Tanpa ada komitmen dari pinpinan tersebut JIt tidak dapat terlaksana. Mengubah system, yaitu mengubah cara mengadakan pembelian, yaitu dengan membuat kontrak jangka panjang dengan pemasok sehingga perusahaan cukup hanya memesan sekali untuk jangka panjang, selanjutnya barang akan dating sesuai kebutuhan atau proses produksi perubahan kita.
Startegi penerapan Just in Time dalam system produksi. Penemuan system produksi yang tepa, yaitu dengan system tarik yang bertujuan memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan dengan menghilangkan sebanyakmungkin pemborosan. Penemuan lini produksi yaitu dalam satu lini produksi harus dibuat bermacam-macam barang, sehingga semua kebutuhanpelanggan yang berbeda-beda itu dapat terpenuhi. Selain itu lini produksi tersebut dapat menghemat biaya, biaya bahan, persediaan, dan sebagainya. JIT bukan hany sekedar metode pengedalian persediaan, tetapi juga merupakan system produksi system produksi yang saling berkaitan dengan semua fungsi dan aktivitas.
Keuntungan JIT antar lain
1. Waktu set-up pada gudang dapat dikurangi. Dengan
pemotongan waktu dan biaya ini akan membuat perusahaan
lebih efficient, dan perusahaan dapat lebih fokus untuk
perbaikan pada bidang lainnya.
2. Aliaran barang dari gudang ke produksi akan meningkat.
Beberapa pekerja akan fokus pada daerah pekerjaannya untuk
bekerja secara cepat.
3. Pekerja yang menguasai berbagai keahlian digunakan secara
lebih efisien.
4. Penjadwalan produk dan jam kerja karyawan akan lebih
konsisten.
5. Adanya peningkatan hubungan dengan suplyer.
6. Persediaan selalu dipertahankan untuk menjaga produkstivitas
pekerja dan bisnis akan fokus pada turn over.
Apa itu Just In Time? Arifin ibnadam No comments
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook
Bagi sebagian orang masih merasa asing dengan istilah Just In Time ( JIT ). Just In Time (JIT)
adalah suatu sistem produksi yang dirancang untuk mendapatkan kualitas, menekan biaya, dan
mencapai waktu penyerahan seefisien mungkin dengan menghapus seluruh jenis pemborosan
yang terdapat dalam proses produksi sehingga perusahaan mampu menyerahkan produknya
(baik barang maupun jasa) sesuai kehendak konsumen tepat waktu.Untuk mencapai sasaran
dari sistem ini, perusahaan memproduksi hanya sebanyak jumlah yang dibutuhkan/diminta
konsumen dan pada saat dibutuhkan sehingga dapat mengurangi biaya pemeliharaan maupun
menekan kemungkinan kerusakan atau kerugian akibat menimbun barang.
Sistem ini dirintis oleh Toyota Motor Corporation dan dikenal juga dengan Sistem Produksi
Toyota, yang kemudian dikenal juga dengan istilah Sistem Produksi Ramping (Lean Production
System) dan sistem kanban.
Konsep Just In Ti me (JIT) adalah sistem manajemen fabrikasi modern yang dikembangkan oleh
perusahaan-perusahaan terbaik yang ada di Jepang, sejak awal tahun 1970an, JIT pertama kali
dikembangkan dan disempurnakan di pabrik Toyota Manufacturing oleh Taiichi Ohno, oleh
karena
itu Taiichi Ohno sering disebut sebagai bapak JIT, Konsep JIT berprinsip hanya memproduksi
jenis-jenis barang yang diminta (what) sejumlah yang diperlukan (How much) dan pada saat
dibutuhkan (When) oleh konsumen.
Prinsip dasar Just In Time adalah peningkatan kemampuan perusahaan secara terus menerus
untuk merespon perubahan dengan minimisasi pemborosan. Terdapat empat aspek pokok
dalam konsep Just In Time yaitu:
1. Menghilangkan semua aktifitas atau sumber-sumber yang tidak memberikan nilai tambah
terhadap produk atau jasa.
2. Komitmen terhadap kualitas prima.
3. Mendorong perbaikan berkesinambungan untuk meningkatkan efisiensi.
4. Memberikan tekanan pada penyederhanaan aktivitas dan peningkatan visibilitas aktivitas yang
memberikan nilai tambah.
Untuk mencapai empat konsep tersebut perlu diterapkan sistem dan metode sebagai berikut :
a. Sistem kanban untuk mempertahankan produksi Just In Time (JIT).
b. Metode kelancaran dan kecepatan produksi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan
permintaan.
c. Optimalisasi waktu penyiapan untuk mengurangi waktu pesanan produksi.
d. Tata letak proses dan pekerja fungsi ganda untuk konsep tenaga kerja yang fleksibel.
e. Aktifitas perbaikan lewat kelompok kecil (small group) dan sistem saran untuk meningkatkan
skills tenaga kerja.
f. Sistem manajemen fungsional untuk mempromosikan pengendalian mutu ke seluruh bagian
perusahaan
Persediaan JIT adalah untuk sistem persediaan yang dirancang guna mendapatkan barang
secara tepat waktu. Pada persediaan JIT mensyaratkan bahwa proses atau orang yang
membuat unit-unit rusak dapat dikirim untuk menunggu pengerjaan ulang atau menjadi bahan
sisa. Sistim JIT menghapus kebutuhan akan persediaan karena tidak ada produksi sampai
barang akan dijual. Hal ini berarti bahwa perusahaan harus mempunyai pesanan terus menerus
agar dapat berproduksi.
Dalam system JIT menerapkan untuk membeli barang hanya dalam kuantitas yang dibutuhkan
saja. Untuk itu perusahaan harus mengikat kontrak panjang kepada pemasok agar bersedia
mengirimkan barang yang kita pesan sesering mungkin. Hal ini agar tidak adanya persediaan di
gudang.
Produsi JIT adalah suatu sistem dimana tiap komponen dalam jalur produksi menghasilkan
secepatnya saat diperlukan dalam langkah selanjutnya dalam jalur produksi. Perusahaan harus
memproduksi barang sesuai dengan jumlah pesanan agar tidak adanya persediaan.
Pada system JIT perusahaan harus meningkatkan kualitasnya agar dapat bersaing dengan
perusahaan yang lain. Untuk perusahaan harus memperhatikan kualitas mutunya. Dalam
pengiriman barang dalam JIT harus tepat waktu, sesuai dengan jumlah pesanan dan dengan
kualitas yang bermutu tinggi. Karena hal ini dapat mempengaruhi kepercayaan pelanggan
terhadap perusahaan produksi. Jika pelanggan senang maka ia akan sering melakukn pesanan
terhadap perusahaan produksi dan sebaliknya jika pelanggan tidak puas maka pelanggan akan
memilih ke perusahaan produksi lainnya.
Just In Time (JIT) adalah suatu sistem produksi yang dirancang untuk mendapatkankualitas,
menekan biaya, dan mencapai waktu penyerahan seefisien mungkin dengan menghapus seluruh
jenis pemborosan yang terdapat dalam proses produksi sehingga perusahaan mampu menyerahkan
produknya (baik barang maupun jasa) sesuai kehendak konsumen tepat waktu.[1][2] Untuk mencapai
sasaran dari sistem ini, perusahaan memproduksi hanya sebanyak jumlah yang dibutuhkan/diminta
konsumen dan pada saat dibutuhkan sehingga dapat mengurangi biaya pemeliharaan maupun
menekan kemungkinan kerusakan atau kerugian akibat menimbun barang.[1][2]
Sistem ini dirintis oleh Toyota Motor Corporation dan dikenal juga dengan Sistem Produksi Toyota,
yang kemudian dikenal juga dengan istilah Sistem Produksi Ramping (Lean Production System) dan
sistem kanban.[3]
Kanban (カンバン?), berarti sinyal, yang merupakan sebuah konsep berhubungan dengan Lean
manufaktur dan Just In Time (JIT). Menurut pencetusnya, Taiichi Ohno, kanban merupakan salah
satu cara untuk mencapat JIT.[2][3]
Kanban bukanlah sistim pengontrol persediaan, namun merupakan sistim pengaturan yang
membantu menentukan apa, kapan dan berapa banyak sebuah produk harus dibuat.[4]
Pengertian : Konsep dan Metode Kanban
ASAL-USUL
Istilah Kamban menggambarkan kayu atau logam menghiasi tanda sering mewakili sebuah merek dagang atau segel. Kamban menjadi bagian penting dari adegan perdagangan Jepang pada abad ke-17, sangat mirip dengan militer telah panji-panji kepada para samurai. Visual permainan kata-kata, kaligrafi dan cerdik bentuk yang bekerja untuk menunjukkan perdagangan dan kelas bisnis atau pedagang.
Pada akhir 1940-an, Toyota mulai mempelajari supermarket dengan tujuan untuk menerapkan dan menyimpan stoking rak-teknik untuk lantai pabrik, memperkirakan, di supermarket, pelanggan mendapatkan apa yang mereka butuhkan, pada waktu yang diperlukan, dan dalam jumlah yang diperlukan. Selain itu, hanya supermarket saham-saham apa yang percaya itu akan
menjual, dan pelanggan hanya mengambil apa yang mereka butuhkan karena pasokan masa depan terjamin. Ini menyebabkan Toyota untuk melihat proses sebagai pelanggan dari proses sebelumnya, dan proses-proses sebelumnya sebagai semacam toko. Proses pelanggan ini pergi ke toko untuk membeli komponen yang diperlukan, dan toko restocks. Seperti di supermarket, awalnya, papan yang digunakan untuk memandu "pembeli" Restocking spesifik lokasi.
"Kanban" menggunakan tingkat permintaan untuk mengontrol tingkat produksi, melewati permintaan dari pelanggan akhir melalui rantai proses pelanggan toko. Pada 1953, Toyota logika ini diterapkan dalam mesin pabrik utama mereka berbelanja
DEFINISI KANBAN
Kanban dalam bahasa jepang berarti "Visual record or signal". Sistem produksi JIT menggunakan aliran informasi berupa kanban yang berbentuk kartu atau peralatan lainnya seperti bendera,lampu dan lain-lain. Sistem kanban adalah suatu sistem informasi yang secara harmonis mengendalikan "produksi produk yang diperlukan dalam jumlah yang diperlukan pada waktu yang diperlukan" dalam tiap proses manufakturing dan juga diantara perusahaan. Menurut Taiichi Ohno, Kanban adalah suatu alat untuk mengendalikan produksi", yang digunakan dalam mengendalikan aliran-aliran material melalui sistem produksi JIT dengan menggunakan kartu-kartu untuk memerintahkan suatu work center memindahkan dan menghasilkan material atau komponen tertentu.
Persiapan Pra Kanban
Sebelum melakukan sistem kanban perlu dilakukan persiapan-persiapan dengan baik. Dalam SPT, penerapan sistem kanban didukung oleh persiapan-persiapan yang meliputi:
1. Pelancaran Produksi
Pelancaran produksi adalah syarat yang paling penting untuk produksi dengan kanban dan untuk meminimalkan waktu mengganggur dalam hal tenaga kerja, perlengkapan dan barang dalam pengolahan.
Pelancaran produksi memberikan beberapa keuntungan, yaitu memungkinkan operasi produksi menyesuaikan diri dengan cepat terhadap fluktuasi permintaan harian dengan secara rata memproduksi bebrbagai jenis produk setiap hari dalam jumlah kecil dan memungkinkan tanggapan terhadap variasi dalam pesqnan pelanggan tiap hari tanpa menyadarkan diri pada persediaan produk, serta jika semua proses mencapai produksi sesuai dengan waktu siklus, pengimbangan antar berbagai akan membaik dan persediaan WIP dapat berkurang.
2. Memperpendek Waktu Penyiapan
Untuk memperpendek waktu penyiapan perlu dilakukan dua fase penyiapan, yaitu:
a. Fase Penyiapan Eksternal
Yang terlebih daproses awal disiapkan adalah mal, peralatan, cetakan berikutnya dan bahan yang diperlukan.
b. Fase Penyiapan Internal
Fase dimana pekerja harus memusatkan perhatian pada pergantian cetakan, peralatan dan bahan sesuai dengan perincian yang terdapat dalam pesanan berikutnya.
3. Tata Letak Proses
Menurut SPT, tata letak proses dan mesin akan disusun kembali untuk melancarkan aliran produksi berdasarkan sistem Penanganan Proses Ganda (multi-proses holding) dimana pekerja menjadai pekerja fungsi ganda. Dalam suatu lini penanganan proses ganda, seorang pekerja menangani beberapa mesin dari berbagai proses satu per satu; pekerjaan di tiap proses akan berlangsung hanya bila pekerja itu menyelesaikan pekerjaan yang diberikan padanya dalam eaktu siklus yang ditentukan. Akibatnya masuknya tiap unit ke dalam lini diimbangi dengan selesainya unit produk akhir lainnya, seperti dipesan oleh operasi dari suatu waktu siklus.
4. Pembakuan Pekerjaan atau Operasi
Operasi baku menunjukkan operasi rutin yang dilakukan oleh pekerja yang menangani berbagai jenis mesin sebagai pekerja fungsi ganda. Operasi baku rutin ini menunjukkan urutan proses yang harus dikerjakan oleh seorang pekerja dalam proses penanganan ganda di bagiannya. Keseimbangan lini dapat dicapai di antara pekerja dalam bagian ini karena setiap pekerja akan mengakhiri semua proses operasi sesuai waktu siklus.
5. Autonomasi
Autonomasi berarti membuat suatu mekanisme untuk mencegah diproduksinya barang cacat secara masal pada mesin atau lini produk. Untuk mencapai JIT sempurna, unit yang 100% bebas cacat harus mengalir ke proses berikut secara kontinu tanpa terputus. Karena itu pengendalian mutu harus selalu berdampingan dengan operasi JIT dalam seluruh sistem Kanban.
6. Aktivitas Perbaikan
Aktivitas perbaikan adalah suatu unsur pokok dari sistem produksi yang membuat sistem produksi sungguh-sungguh dapat bekerja dengan baik. Tiap karyawan mempunyai kesempatan untuk memberikan saran dan mengusulkan perbaikan lewat suatu gugus kecil yang disebut Gugus Kendali Mutu (GKM). GKM adalah sekelompok kecil pekerja yang mempelajari konsep dan teknik kendali mutu secara spontan dan terus menerus untuk memberi pemecahan masalah di tempat kerja.
FUNGSI KANBAN DAN ATURAN KANBAN
Fungsi Kanban
Kanban mempunyai dua fungsi utama yaitu sebagai pengendalian produksi dan sebagai sarana peningkatan produksi. Fungsinya sebagai pengendali produksi diperoleh dengan menyatukan proses bersama dan mengembangkan suatu sistem yang tepat waktu sehingga bahan baku, komponen atau produk yang dibutuhkan akan datang pada saat dibutuhkan dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan di seluruh workcenter yang ada di lantai produksi, bahkan meluas sampai ke pemasok yang terkait dengan perusahaan. Sedangkan fungsinya sebagai sarana peningkatan produksi dapat diperoleh jika penerapannya dengan menggunkan pendekatan pengurangan tingkat persediaan. Tingkat persediaan dapat dikurangi secara terkendali melalui pengurangan jumlah Kanban yang beredar selama proses produksi.
Menurut Yasuhiro Monden secara terperinci sistem kanban digunakan untuk melakukan fungsi sebagai berikut:
Perintah
Kanban berlaku sebagai alat perintah antara produksi dan pengiriman. Kanban yang dituliskan merupakan suatu alamat yang menginformasikan proses sebelum tempat penyimpanan komponen yang telah diolah, dan menginformasikan proses yang sesudah tempat komponen yang dibutuhkan.
Pengendalian diri sendiri untuk mencegah over production.
Sistem kanban merupakan mekanisme pengendalian diri sendiri sehingga memungkinkan tiap proses melakukan penyesuaian kecil terhadap pasokan untuk jadwal produksi bulanannya karena adanya fluktuasi permintaan bulanan.
Pengendalian Visual
Sistem kanban barlaku sebagai alat untuk pengendalian visual karena bukan saja memberikan informasi numerik, tetapi juga informasi fisik dalam bentuk kartu kanban.
Perbaikan Proses dan Operasi Manual
Penggunaan sistem kanban untuk membantu perbaikan operasi sangat dibutuhkan karena peningkatan produktivitas mengakibatkan perbaikan keuangan sehingga memperbaiki perusahaan secara keseluruhan.
Pengurangan Biaya Pengelolaan
Sistem kanban juga berfungsi mengurangi biaya manajemen dengan membantu mengurangi jumlah perencanaan menjadi nol.
Apa itu Manajemen Persediaan atau Inventory ManagementPosted in Management By wibisono On November 16, 2011Perusahaan yang sudah mapan dan maju biasanya sudah bisa mengatur manajemen
persediaan untuk menunjang barang dan jasa yang mereka jual kepada perusahaan.
Kadang jika perusahaan itu tidak bisa mengatur persediaannya entah itu produk
mereka sendiri atau barang setengah jadi dan barang mentah kadang juga bisa
menghambat proses dari pembuatan barang tersebut atau kadang juga bisa
menghambat pelaksanaan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Inilah mengapa
manajemen persediaan atau Inventory Management itu penting.
Persediaan
Persediaan adalah suatu bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan
untuk tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau persediaan untuk dijual
kembali dan untuk suku cadang dari peralatan atau mesin.
Persediaan terdiri dari :
o Persediaan alat – alat kantor, adalah persediaan yang diperlukan dalam
menjalankan fungsi organisasi dan tidak menjadi bagian dari produk akhir. Misal
alat tulis,kertas, tinta printer.
o Persediaan bahan baku, adalah item yang dibeli dari para Supplier untuk
digunakan sebagai input dalam proses produksi. Bahan baku ini yang akan
diproses atau dioleh sehingga menjadi produk barang jadi. misalnya untuk
industri mebel membutuhkan persediaan bahan baku berupa kayu jati dan
rotan.
o Persediaan barang dalam proses, adalah bagian dari produk akhir tetapi
masih dalam proses pengerjaan karena masih menunggu item yang lain untuk
diproses. Misalnya dalam industri makanan roti persediaan dalam proses berupa
adonan roti dari beberapa bahan yang nantinya siap dimasak untuk menjadi roti.
o Persediaan barang jadi, adalah persediaan produk akhir yang siap untuk
dijual, didistribusikan atau disimpan yang menjadi inti proses dari perusahaan.
Misalnya dalam industri mobil itu meliputi mobil itu sendiri.
Manajemen Persediaan atau inventory management
Manajemen Persediaan atau inventory management merupakan salah satu
aset penting dalam perusahaan. Perencanaan dan pengendalian
persediaan merupakan suatu kegiatan penting yang mendapat perhatian khusus
dari manajemen perusahaan. Karena pemborosan terjadi didalam persediaan.
Namun jika tidak dipenuhi maka bisa menghambat produksi barang atau jasa.
Mengendalikan persediaan atau inventory management yang tepat bukanlah
hal yang mudah. Apabila jumlah persediaan terlalu besar mengakibatkan timbulnya
dana yang dikeluarkan terlalu besar, meningkatnya biaya penyimpanan (seperti
biaya pegawai, Biaya operasional pabrik, biaya gedung, dll) dan resiko kerusakan
barang yang lebih besar. Namun bila persediaan terlalu sedikit mengakibatkan
resiko terjadinya kekurangan persediaan (stock out ) karena seringkali barang
persediaan tidak dapat didatangkan secara mendadak yang menyatakan terhentinya
proses produksi, tertundanya keuntungan, bahkan hilangnya pelanggan.
Kenapa kita harus mengadakan persediaan barang?
Mengapa kita mengadakan persediaan barang mulai dari bentuk bahan mentah
sampai barang jadi adalah
1. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang – barang atau bahan –
bahan yang dibutuhkan perusahaan.
2. Menghilangkan resiko dan material yang dipesan tidak baik sehingga harus
dikembalikan.
3. Menumpuk bahan – bahan yang dihasilkan secara musiman, sehingga dapat
digunakan bila bahan tidak ada di pasaran.
4. Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan atau menjamin lancarnya arus
produksi.
5. Penggunaan mesin yang optimal.
6. Memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan sebaik-baiknya dimana
keinginan perlanggan disuatu waktu dapat dipenuhi atau memberikan jaminan
tetap tersedianya barang yang dibutuhkan pelanggan.
7. Membuat pengadaan atau produksi tidak sesuai dengan penggunaan atau
penjualnya.
Oleh karena manajemen persediaan itu penting. Untuk manajemen persedian
sekarang ini sudah harus terintegrasi dengan pemasaran dan dengan top
manajemen. Istilah Just In time dalam Manajemen perusahaan bukan berarti
mentiadakan persediaan atau inventory namun Persediaan tersebut dibuat
seminimal mungkin sehingga tidak ada pemborosan pemborosan yang ada disitu.
Yang harus diperhatikan dalam manajemen persediaan adalah
1. waktu kedatangan barang yang akan dipesan kembali. Jika barang waktu
yang dipesan cukup lama pada periode tertentu maka persediaan barang tersebut
harus disesuaikan hingga barang tersebut ada setiap saat hingga barang yang
dipesan selanjutnya ada.
2. Berapa kuantitas jumlah barang yang akan disimpan. Jumlah kuantitas
barang yang dipesan harus disesuaikan karena jika terlalu banyak akan terjadi
pemborosan namun jika terlalu sedikit akan menimbullkan terhenti proses produksi.
3. Perhatikan juga safety stock atau persediaan pengamanan. yaitu
persediaan buat jaga jaga (buffer) jika terjadi sesuatu hal yang menghambat
terjadinya waktu pembeliaan sehingga stock barang persediaan masih ada untuk
beberapa waktu ke depan.
Perencanaan Periode? Apa Masa Perencanaan?Oleh Liana Heitin pada tanggal 8 Nopember 2010 12:02
Pemotongan anggaran memukul Hobo Guru kabupaten 's lagi.
Rumor terbaru yang beredar adalah bahwa kabupaten ini akan mengurangi jumlah kapal selam
kita gunakan. Pemikiran di balik langkah tersebut adalah bahwa kita membayar orang untuk
melayani sebagai pengganti guru yang keluar untuk hari, tapi kami sudah memiliki sebuah sekolah
penuh guru dibayar. Jadi apa yang Anda lakukan adalah hanya mendapatkan salah satu guru
selama periode konferensi mereka untuk menangani kelas .... Begitu banyak untuk bekerja seperti
orang gila selama periode perencanaan saya sehingga saya bisa keluar dari sini pada waktu yang
layak (jika 06:30 di malam hari adalah waktu yang layak).
Banyak kabupaten lain telah mengambil tindakan ini pemotongan biaya untuk sementara waktu
sekarang. Dan Guru Hobo khawatir itu hanya puncak gunung es.
Apa selanjutnya? Apakah mereka akan menuntut lebih banyak waktu kita tidak peduli jam? Mereka
mungkin akan membangunkan kita di tengah malam seperti sersan bor lakukan di boot camp.
Apakah Anda kabupaten memangkas penggunaan dari subs? Siapa yang menurut Anda paling
terluka oleh jenis cutback?
manufaktur lead timeDefinisiTotal waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi item, termasuk
rangka persiapan waktu, waktu antrian , waktu setup , waktu berjalan , waktu
bergerak, pemeriksaan waktu, dan menempatkan-buang waktu. Untuk make-to-
order produk , itu adalah waktu yang diambil dari rilis dari perintah
untuk produksi dan pengiriman . Untuk make-to-stock produk, itu adalah waktu yang
diambil dari pelepasan perintah untuk produksi dan penerimaan ke persediaan
barang jadi .
Lead timeDari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Artikel ini membutuhkan tambahan kutipan untuk verifikasi. Silakan bantu memperbaiki artikel ini dengan menambahkan kutipan ke sumber terpercaya . Unsourced bahan mungkin akan menantang dan dihapus . (Desember 2009)
Sebuah lead time adalah latency (delay) antara inisiasi dan pelaksanaan proses. Misalnya, lead time
antara penempatan order dan pengiriman mobil baru dari produsen mungkin di mana saja dari 2 minggu
sampai 6 bulan. Dalam industri, penurunan lead time adalah bagian penting dari lean manufacturing .
Isi
[hide]
1 Jurnalisme
2 Manajemen rantai suplai
3 Manufaktur
o 3.1 Semikonduktor industri
4 Proyek Manajemen
5 Lead Time dalam Perencanaan Produksi
6 Referensi
7 Lihat juga
[ sunting ]Jurnalisme
Timbal waktu dalam penerbitan menggambarkan jumlah waktu bahwa wartawan memiliki antara menerima
tugas menulis dan mengirimkan potongan selesai. Tergantung pada publikasi, lead bisa apa saja dari
beberapa jam untuk berbulan-bulan.
[ sunting ]Manajemen rantai suplai
Definisi yang lebih konvensional lead time dalam manajemen rantai pasokan alam adalah waktu dari saat
pelanggan tempat pesanan (saat Anda belajar dari kebutuhan) untuk saat itu diterima oleh
pelanggan. Dengan tidak adanya barang jadi atau setengah jadi (work in progress) persediaan, itu adalah
waktu yang dibutuhkan untuk benar-benar memproduksi pesanan tanpa persediaan selain bahan baku.
[ sunting ]Manufaktur
Dalam lingkungan manufaktur, lead time memiliki definisi yang sama dengan Supply Chain Management,
tetapi mencakup waktu yang dibutuhkan untuk kapal bagian dari pemasok. Waktu pengiriman disertakan
karena perusahaan manufaktur perlu tahu kapan bagian akan tersedia untuk perencanaan kebutuhan
material . Hal ini juga mungkin bagi lead time untuk memasukkan waktu yang diperlukan untuk sebuah
perusahaan untuk memproses dan memiliki bagian siap untuk pembuatan setelah telah diterima. Waktu
yang dibutuhkan perusahaan untuk membongkar produk dari truk, memeriksanya, dan memindahkannya
ke penyimpanan non-sepele. Dengan kendala manufaktur ketat atau ketika sebuah perusahaan
menggunakan Just In Time manufaktur penting bagi rantai suplai untuk mengetahui berapa lama proses
internal mereka sendiri mengambil.
Lead time terbuat dari [1] :
Preprocessing Lead Time (juga dikenal sebagai "waktu perencanaan" atau "dokumen"): Ini
merupakan waktu yang dibutuhkan untuk melepaskan pesanan pembelian (jika Anda membeli item)
atau membuat pekerjaan (jika Anda memproduksi item) dari waktu Anda belajar dari kebutuhan.
Pengolahan Waktu Lead: Ini adalah waktu yang diperlukan untuk mendapatkan atau memproduksi
item.
Postprocessing Timbal Waktu: Ini merupakan waktu untuk membuat barang yang dibeli tersedia
dalam persediaan dari saat Anda menerimanya (termasuk karantina, pemeriksaan, dll)
Contoh
Perusahaan membutuhkan bagian yang dapat diproduksi dalam dua hari sekali B Perusahaan telah
menerima pesanan. Dibutuhkan tiga hari untuk perusahaan A untuk menerima bagian sekali dikirim, dan
satu hari tambahan sebelum bagian siap untuk pergi ke manufaktur.
Jika Perusahaan A Supply Chain panggilan B Perusahaan mereka akan dikenakan lead time dari 2
hari untuk bagian.
Jika Perusahaan A divisi Manufaktur meminta divisi Supply Chain apa lead time adalah, mereka akan
dikutip 5 hari sejak pengiriman akan disertakan.
Jika seorang pekerja garis meminta bos Divisi Manufaktur apa lead time adalah sebelum bagian siap
untuk digunakan, itu akan menjadi 6 hari karena waktu setup akan disertakan.
Secara lebih rinci
Timbal Waktu terminologi telah didefinisikan secara lebih rinci. [2] The Supply Chain dari pesanan
pelanggan diterima saat order disampaikan dibagi menjadi lima kali memimpin.
Urutan Lead Time - Waktu dari pesanan pelanggan yang diterima untuk pesanan pelanggan
disampaikan.
Urutan Penanganan Waktu - Waktu dari pesanan pelanggan diterima untuk memesan penjualan
dibuat.
Manufaktur Lead Time - Waktu dari pesanan penjualan diciptakan untuk produksi selesai (siap untuk
pengiriman).
Produksi Lead Time - Waktu dari awal produksi fisik submodule pertama / bagian untuk produksi
selesai (siap untuk pengiriman).
Pengiriman Lead Time - Waktu dari produksi selesai untuk pesanan pelanggan disampaikan.
Contoh
Sebuah restoran terbuka dan pelanggan berjalan masuk Pelayan membimbingnya ke sebuah meja,
memberinya menu dan bertanya apa yang dia ingin memesan. Pelanggan memilih hidangan dan pelayan
menulis di notepad nya. Pada saat itu pelanggan telah membuat perintah yang restoran telah diterima -
Order Lead Time dan Waktu Orde Penanganan telah dimulai. Sekarang pelayan menandai urutan kasir,
robekan kertas dari notepad, membawanya ke dapur dan menempatkan ke dalam antrian
pesanan. Pesanan telah ditangani dan sedang menunggu di pabrik (dapur) untuk manufaktur. Karena tidak
ada pelanggan lain, pelayan memutuskan untuk berdiri di luar dapur, di dekat pintu, menunggu untuk
hidangan yang akan disiapkan dan mulai menghitung Waktu Manufaktur Timah.
Sementara itu, koki selesai apa yang dia lakukan, mengambil pesanan dari antrian, mulai jam sebagai
tanda untuk memulai Waktu Produksi Lead dan mulai memasak. Daging koki sayuran, kentang goreng
daging dan mendidih pasta. Ketika hidangan siap, koki bel berbunyi dan berhenti jamnya. Pada saat yang
sama pelayan berhenti Waktu Manufaktur Timbal menghitung dan bergegas melalui pintu dapur untuk
mendapatkan makanan sementara itu panas.
Ketika ia mengambilnya, mulai menghitung Waktu Pengiriman Timbal yang berakhir ketika hidangan yang
disajikan kepada pelanggan, yang sekarang bisa bahagia mengatakan bahwa Lead Waktu Orde lebih
pendek daripada yang ia perkirakan.
[ sunting ]Industri Semikonduktor
Tentang Timbal waktu sebagai aturan perusahaan per
Dalam lingkungan manufaktur sangat kompleks, seperti pembuatan mikroprosesor, sebuah Lead Waktu
yang biasa mungkin antara 5-7 minggu. Hal ini disebabkan oleh urutan operasi, di mana ada langkah-
langkah yang sangat mirip beberapa berulang, dan tidak dapat dilewati. Jika pembuatan CPU
membutuhkan masker eksposur 35, yang menerjemahkan ke dalam kira-kira 35 x ( photoresistpelapisan,
paparan, pengembangan, langkah proses utama (seperti etsa mengisi,, logam difusi), photoresist langkah
yang mungkin pengupasan dan / atau polishing, dan lainnya) plus tambahan langkah-langkah sebelum dan
sesudah pengolahan semua. Ada saat-saat menunggu tidak hanya terkait dengan penjadwalan produk ke
dalam produksi, karena lini produk yang sibuk, tetapi juga menjalankan awal produksi pergi ke memo (alat
perubahan ditambah dan keselarasan membutuhkan waktu), dan ada saat-saat menunggu kemungkinan
batch yang diproses selama produksi. (Tidak semua mesin bekerja pada kecepatan yang sama, atau
membutuhkan langkah-langkah perawatan, mengganti alat, ditambah ada adalah waktu yang dibutuhkan
untuk mengangkut wafer silikon fisik dari satu mesin pengolahan lain dalam batch transportasi kecil.)
[ sunting ]Manajemen Proyek
Dalam manajemen proyek lead time adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu tugas atau
satu set tugas saling bergantung. Memimpin seluruh proyek akan menjadi durasi keseluruhan jalur
kritis untuk proyek tersebut.
Lead time juga merupakan waktu yang disimpan dengan memulai aktivitas sebelum pendahulunya selesai.
Menurut PMI (2008), memimpin adalah ketergantungan antara dua kegiatan (hal. 140). [3] Sebuah contoh
akan menjadwalkan awal kegiatan minggu 2 tergantung dengan akhir dari kegiatan penggantinya dengan
memimpin 2 minggu sehingga mereka akan selesai pada waktu yang sama.
[ sunting ]Waktu Timbal dalam Perencanaan Produksi
Dalam perencanaan produksi, lead time sangat penting. Misalkan, produk A terbuat dari bahan B dan C.
Bahan bahan B terbuat dari bahan C. Artinya, jika ada akan menunda dalam C materi, akan ada
keterlambatan dalam materi B. Jadi, akan ada keterlambatan dalam Pelanggan produksi produk A. tidak
akan mendapatkan pengiriman tepat waktu. Jadi, kita memperbaiki batas waktu untuk mendapatkan
pasokan dan produksi. Misalkan, kita telah tetap 30 hari dari pengiriman setelah pelanggan menempatkan
pesanan pembelian. Artinya, kita harus memperbaiki tanggal pembelian dan produksi bahan B dan C yang
kita dapat dengan mudah menghitung dengan grafik lead time. [4]
Gross persyaratan:
"Jumlah permintaan independen dan dependen untuk komponen sebelum jaring di tangan
persediaan dan penerimaan dijadwalkan."
Recommended