View
36
Download
4
Category
Preview:
Citation preview
KONGRES XX & PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN IKATAN APOTEKER INDONESIA 2018 ISBN : 978-979-95108-4
464
Aplikasi Pillbox Reminder Meningkatkan Kepatuhan Minum Obat
Pasien Rawat Jalan Di Apotek Appo Farma1 Banjarbaru
Susanto Yugo1, Alfian Riza1, Abdullah Ibrahim2, Rianto Leonov3
1Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin, Banjarmasin 70123, INDONESIA
2 Management and Science University 40100, MALAYSIA
3Akademi Farmasi IKIFA, Jakarta 13470, INDONESIA
Korespondensi : yugosusanto@akfar-isfibjm.ac.id
ABSTRAK
Latar belakang: Penyakit kronis dapat menimbulkan masalah dalam manajemen
pengobatan dan perawatan pasien. Kepatuhan pasien sangat diperlukan untuk mencapai
keberhasilan terapi, sehingga diperlukan intervensi untuk membantu meningkatkan
kepatuhan pasien terhadap terapi.
Tujuan: Tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat kepatuhan danpengaruh pemanfaatan
aplikasi digital pillbox reminder terhadap kepatuhan minum obat pada pasien penyakit
kronis BPJS Program Rujuk Balik (PRB).
Metode: Penelitian dilakukan dengan rancangan kuasi-eksperimental. Pengambilan data
secara prospektif selama periode 07 Maret – 07 April 2017. Subyek yang mengikuti
penelitian dari awal sampai akhir penelitian sebanyak 42 pasien dengan intervensi berupa
aplikasi digital pillbox reminder. Kriteria eksklusi adalah pasien dengan kondisi tuli, buta
huruf dan pasien dewasa berusia antara 18-65 tahun yang memiliki smartphone, namun tidak
bisa mengoperasikannya. Pengumpulan data dengan wawancara dan pengisian kuesioner
kepatuhan MMAS pre dan post intervensiaplikasi digital pillbox reminder.
Hasil penelitian: Tingkat kepatuhan minum obat sebelum intervensi: kepatuhan tinggi
7,14%, sedang 38,09%, dan rendah 54,76%. Sesudah intervensi : kepatuhan tinggi 47,61%,
sedang 33,33%, dan rendah 19,04%. Terdapat perbedaan bermakna (p=0,000) kepatuhan
minum obat sebelum (5,45±1,97) dan sesudah (7,24±0,99). Rata-rata perubahan adalah
1,79±0,98. Hasil uji regresi menunjukkan bahwa aplikasi digital pillbox reminder
berpengaruh terhadap kepatuhan minum obat (p=0,000 ; R Square 0,272).
Kesimpulan: Penggunaan aplikasi digital pillbox reminder pada pasien penyakit kronis
BPJS Program Rujuk Balik (PRB) dapat meningkatkan dan mempengaruhi kepatuhan
minum obat pasien dalam menjalani terapi obat.
Kata Kunci: kepatuhan, pillbox reminder, pasien penyakit kronis
ABSTRACT
KONGRES XX & PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN IKATAN APOTEKER INDONESIA 2018 ISBN : 978-979-95108-4
465
Background: Chronic illness can cause problems in the management of treatment and
patient care. Patient compliance is necessary to achieve therapeutic success, so interventions
are needed to help improve patient adherence to therapy.
Aim:The purpose of this study was to determine the level of medication adherence and the
effect of digital pillbox reminder application on medication adherence in patients with
chronic diseases BPJS Referral Program (PRB).
Method:The study was conducted with a quasi-experimental design, prospective data
retrieval during the period from March 7 to April 7, 2017. Subjects who followed the study
from the beginning to the end of the study of 42 patients with intervention in the form of
digital pillbox reminder applications. Exclusion criteria are patients with deaf, illiterate and
adult patients between 18-65 years old who own a smartphone but can not operate it. Data
collection by interviewing and completing the MMAS adherence question pre and post
digital pillbox reminder application intervention.
Results:Based on the results of the study, the level of adherence to taking medication before
the intervention are: high adherence of 7.14%, moderate adherence 38.09%, and low
adherence 54.76%. Levels of adherence after medication intervention were: high adherence
47.61%, moderate adherence 33.33%, and low adherence 19.04%. There was a significant
difference (p = 0,000) of medication adherence before (5.45 ± 1.97) and after (7.24 ± 0.99).
The average change is 1.79 ± 0.98. Regression test results show that digital pillbox reminder
application has an effect on medication adherence (p = 0,000; R Square 0,272)
Conclusion:The results concluded that the use of digital pillbox reminder application in
patients with chronic diseases BPJS Referral Program (DRR) can improve and influence
patient's medication adherence in undergoing drug therapy.
Key words: the adherence, pillbox reminder, chronic illness patients
PENDAHULUAN
Jumlah pasien penderita penyakit kronis dan membutuhkan pengobatan jangka panjang terus
meningkat. Namun kepatuhan pasien minum obat masih rendah. Diperkirakan 125.000
kematian di Amerika disebabkan oleh ketidakpatuhan minum obat.(1) Kepatuhan rata-rata
pasien pada terapi jangka panjang terhadap penyakit kronis di negara maju hanya sebesar
50%, sedangkan di negara berkembang jumlah tersebut bahkan lebih rendah.(2) Kepatuhan
pasien sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan terapi, terutama pada terapi penyakit
tidak menular. Seperti diabetes, hipertensi, asma, kanker, gangguan mental, penyakit infeksi
HIV/AIDS, dan tuberculosis. Penyakit kronis berupa penyakit jantung, stroke, kanker,
PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronis), dan diabetes menempati urutan tertinggi sebesar
di Indonesia sebagai penyebab kematian.(3) Prevalensi ini terus meningkat jika tidak
diberikan tindakan nyata berupa pencegahan.
Beberapa intervensi yang dapat digunakan untuk membantu meningkatkan kepatuhan
minum obat pada pasien antara lain konseling, Pelayanan Informasi Obat (PIO), pemberian
leaflet edukasi, pemberian pesan singkat (SMS) pengingat dan motivasi, dan aplikasi yang
terbaru yaitu Digital Pillbox Reminder yang berupa alarm pengingat waktu minum obat.
Penggunaan internet juga telah meningkat pada beberapa tahun terakhir, seperti pada tahun
2011, 26% penduduknya telah memiliki akses internet dan 79% diantaranya memiliki
KONGRES XX & PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN IKATAN APOTEKER INDONESIA 2018 ISBN : 978-979-95108-4
466
mobile phone atau berlangganan. (4) Teknologi komunikasi terbaru telah berkembang ke arah
“mobile health” atau “m-health” atau dikenal juga dengan “electronic health” atau “e-
health” yang menggunakan mobile phone untuk meningkatkan tujuan kesehatan yang ingin
dicapai.
Menurut Alfian dan Wardati (2016) dalam penelitian tentang penggunaan aplikasi Digital
Pillbox Reminder untuk meningkatkan kepatuhan pada penderita hipertensi menunjukkan
bahwa kriteria kepatuhan tinggi pada post kelompok digital pillbox reminder setelah
intervensi (46,67%) meningkat dibanding data pre yang hanya (20,00%).(5) Sedangkan
menurut Agustianuri (2015) pada penelitian dengan intervensi yang sama namun pada
penderita penyakit diabetes melitus menunjukkan kepatuhan tinggi pada post perlakuan
setelah intervensi sebesar (52,63%) jauh meningkat dibanding data pre yang hanya
(5,27%).(6) Hal ini menunjukkan bahwa aplikasi digitalpillbox reminder yang diaturkan oleh
tenaga kefarmasian dapat memberikan dampak positif dalam peningkatan kepatuhan pasien
minum obat. Hal ini didukung oleh penelitian Tan et al., (2013), bahwa aplikasi berupa alarm
otomatis pada telepon genggam dapat membantu mengingatkan pasien untuk meminum obat
dan meningkatkan kepatuhan pasien.(7)
Apotek APPO Farma I Banjarbaru merupakan apotek yang melayani resep BPJS Program
Rujuk Balik (PRB) dengan jenis obat rutin yang dikonsumsi selama 1 bulan, atau resep obat
bagi pasien yang sudah terkontrol/stabil namun masih memerlukan pengobatan dalam
jangka panjang. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian untuk
mengetahui tingkat kepatuhan minum obat pada pasien penyakit kronis dan pengaruh
pemanfaatan Digital Pillbox Reminder terhadap kepatuhan minum obat pasien penyakit
kronis BPJS PRB.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kuasi-eksperimental dengan rancangan One group
pretest-postest design. Jarak Antara pre test dan post test adalah 30 hari dan intervensi
pemasangan aplikasi digital pillbox reminder di smartphone sampel dilakukan pada hari
yang sama setelah pasien menjalani fase pre test. Penelitian dilakukan pada periode bulan
Maret sampai April 2017 di Apotek APPO Farma I Banjarbaru. Populasi target adalah pasien
penyakit kronis BPJS Program Rujuk Balik yang mengambil obat di Apotek APPO Farma I
Banjarbaru. Populasi terjangkau adalah pasien penyakit kronis BPJS rawat jalan Program
Rujuk Balik yang mengambil obat pada periode penelitian. Sejumlah 42 sampel
berpartisipasi pada penelitian ini. Pengambilan sampel dengan teknik consecutive sampling
dari populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi pada
penelitian ini adalah pasien dewasa usia 18-65 tahun dengan jenis penyakitkronis yang
termasuk Program Rujuk Balik yang mendapat jenis obat oral, minimal satu kali sudah
mendapat terapi pengobatan dari jenis penyakit tersebut, memiliki handphone berbasis
smartphone, dan bersedia mengikuti penelitian. Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah
pasien yang tuli, buta huruf, dan tidak bisa mengoperasikannya smartphone.
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah tingkat kepatuhan minum obat yang
diukur menggunakan kuesioner MMAS yang sudah valid dan reliabel. Tingkat kepatuhan
minum obat dikategorikan sebagai tingkat kepatuhan tinggi dengan skor 8, tingkat kepatuhan
sedang dengan skor 6 sampai kurang dari 8, dan tingkat kepatuhan rendah dengan skor
KONGRES XX & PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN IKATAN APOTEKER INDONESIA 2018 ISBN : 978-979-95108-4
467
kurang dari 6. Data dianalisis menggunakan uji statistika Paired T-test. Data hasil penelitian
diekspresikan dalam bentuk Mean ± SD dengan tingkat signifikansi <0,05.
HASIL
Hasil penelitian yang didapatkan berupa data tingkat kepatuhan sebelum dan setelah
diberikan intervensi berdasarkan skor kuesioner MMAS yang diisi oleh sampel penelitian.
Data tersebut tersaji pada Tabel 1 dan II.
Tabel 1. Persentase tingkat kepatuhan pre dan post penggunaan aplikasi digital pillbox
reminder.
Fase
Skor MMAS
Kepatuhan
Tinggi
Kepatuhan
Sedang
Kepatuhan
Rendah
N % N % N %
Pre 3 7,14 16 38,09 23 54,76
Post 20 47,61 14 33,33 8 19,04
Tabel 2 Skor MMAS Pre dan Post Pada Sampel (Mean ±SD)
Fase Penelitian Mean±SD p ∆
Pre Study 5,45±1,97 0,000 1,79±0,98
Post Study 7,24±0,99
Keterangan : p adalah nilai signifikansi dan ∆ adalah selisih
Hasil penelitian selanjutnya yang didapatkan adalah alasan ketidahpatuhan pasien untuk
meminum obat. Data ini didapatkan berdasarkan jawaban sampel pada kuesioner MMAS
sebelum diberikan intervensi. Data tersebut tersaji pada Tabel 3.
Tabel 3. Alasan Ketidakpatuhan Minum Obat
No Alasan Ketidakpatuhan N= 39 %
1 Lupa 23 54,76
2 Sengaja tidak minum obat 14 33,33
3 Merasa Kondisi Memburuk 8 19,04
4 Lupa Membawa ketika Bepergian 9 21,42
5 Merasa Kondisi Membaik 14 33,33
6 Terganggu Keharusan Minum Obat 22 52,38
PEMBAHASAN
KONGRES XX & PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN IKATAN APOTEKER INDONESIA 2018 ISBN : 978-979-95108-4
468
Populasi pada penelitian ini berjumlah 415 pasien. Sampel pada penelitian ini berjumlah 42
pasien penyakit kronis program rujuk balik. Adapun 373 pasien tidak bisa menjadi sampel
karena tidak memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi diantaranya 124 pasien karena faktor
usia, 31 pasien baru pertama kali menjalani pengobatan penyakit kronis, 26 pasien tidak
mendapatkan obat dengan sediaan oral, 53 pasien tidak memiliki smartphone, 79 pasien
menolak berpartisipasi, dan 61 pasien terlewat untuk diminta mengikuti proses penelitian.
Penyakit kronis yang diderita sampel adalah diabetus mellitus, hipertensi, jantung, asma,
penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), epilepsy, schizophrenia, stroke, dan systemic lupus
erythematosus.
Persentase hasil tingkat kepatuhan menggunakan MMAS sebelum dan sesudah diberikan
intervensi berupa aplikasi digital pillbox reminder pada penelitian ini dapat dilihat pada
Tabel 1. Tabel 1 menunjukkan kepatuhan tinggi pada post study setelah pemberian intervensi
aplikasi digital pillbox reminder sebesar (47,61 %) jauh meningkat dibanding data pre yang
hanya (7,14 %). Hal ini menunjukkan bahwa aplikasi digital pillbox reminder yang diberikan
dan dipasangkan pada smartphone oleh tenaga kefarmasian dapat memberikan dampak
positif dalam peningkatan kepatuhan pasien penyakit kronis minum obat. Hal ini didukung
oleh penelitian sejenis Tan et al., (2013) menyatakan bahwa penggunaan Mobile Aplication
yang di berikan oleh tenaga kefarmasian dapat meningkatkan kepatuhan minum obat dan
para responden merasa puas dalam penggunaan aplikasi yang diberikan.(7) Hal ini
dikarenakan sistem pengingat menggunakan visual dan audio yang dapat lebih membantu
pasien untuk mengingat. Selain itu, penelitian oleh Perdana (2016) menyatakan bahwa
tingkat penerimaan aplikasi “pil anti lupa” (aplikasi Pillbox versi Bahasa Indonesia) pada
pasien kronis secara keseluruhan sangat baik dengan skor rata-rata 4,31 dengan persentase
86,13%.(8)
Hasil uji normalitas data menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov menunjukkan bahwa data
terdistribusi secara normal sehingga dilakukan uji parametrik berupa uji Paired T-test. Hasil
uji yang diperoleh menunjukkan nilai significancy p<0,05. Nilai tersebut mengindikasikan
bahwa terdapat perbedaan bermakna antara skor kepatuhan pada pre intervensi dengan post
intervensi aplikasi digital pillbox reminder. Hasil rata-rata pre dan post skor MMAS tersaji
pada Tabel 2. Berdasarkan data pada Tabel 2 dapat terlihat peningkatan kepatuhan dari skor
kepatuhan pada pre intervensi dengan post intervensi aplikasi digital pillbox reminder
dimana pada pre nilai skor kepatuhan 5,45±1,97 dan setelah mendapat intervensi meningkat
menjadi 7,24±0,99. Rata-rata perubahan nilai kepatuhan pada pre dan post intervensi
Aplikasi digital pillbox reminder adalah 1,79±0,98. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang telah dilakukan Alfian & Wardati (2016) yang menjelaskan bahwa intervensi
menggunakan aplikasi digital pengingat minum obat yang dipasangkan ke smartphone
pasien hipertensi efektif meningkatkan kepatuhan minum obat secara signifikan.(5)
Penelitian lain untuk melihat efek penggunaan aplikasi digital pengingat minum obat
terhadap kepatuhan minum obat pasien diabetes mellitus juga menunjukkan bahwa
intervensi pemasangan aplikasi tersebut secara positif dapat meningkatkan kepatuhan
minum obat dan menurunkan kadar gula darah sampel penelitian.(9) Intervensi pemasangan
aplikasi digital pengingat minum obat yang diberikan dapat meningkatkan mengingatkan
dan meningkatkan kesadaran pasien untuk minum obat sehingga tujuan terapi yang
diinginkan dapat tercapai maksimal.
Saat ini telah dikembangkan cara pengukuran untuk mengevaluasi kepatuhan pasien dalam
pengobatan yaitu kuesioner MMAS. Kuesioner MMAS menyediakan informasi mengenai
KONGRES XX & PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN IKATAN APOTEKER INDONESIA 2018 ISBN : 978-979-95108-4
469
kebiasaan yang berhubungan dengan rendahnya kepatuhan. Hal ini yang mungkin
disebabkan oleh ketidaksengajaan (contohnya kelalaian atau terlupa minum obat), sengaja
(tidak minum obat saat merasa penyakitnya bertambah parah atau membaik dan atau
mengubah dosis atau jadwal minum obat), dan kurangnya pengetahuan tentang penyakit
kronis dan tujuan pengobatannya.(10, 11, 12)
Pada penelitian ini terdapat berbagai alasan pasien yang menyebabkan ketidakpatuhan
minum obat yang diambil dari data pre pengukuran, data tersaji pada Tabel 3. . Tiga sampel
penelitian memiliki tingkat kepatuhan tinggi sehingga hanya 39 sampel yang bisa diketahui
alasan ketidakpatuhan minum obatnya berdasarkan jawaban pada kuesioner MMAS (alasan
ketidakpatuhan nomor 1 sampai 7). Hasil penelitian menunjukkan bahwa alasan
ketidakpatuhan pasien yang diketahui berdasarkan butir pertanyaan kuesioner nomor 1
dengan alasan lupa meminum obat sebesar 54,76 %, alasan ketidakpatuhan pasien
berdasarkan butir pertanyaan kusioner nomor 2 dengan alasan sengaja tidak minum obat
sebesar 33,33 %, alasan ketidakpatuhan pasien berdasarkan butir pertanyaan kuesioner
nomor 3 dengan alasan merasa kondisi lebih buruk sebesar 19,04 %, alasan ketidakpatuhan
pasien berdasarkan butir pertanyaan kuesioner nomor 4 dengan alasan lupa membawa obat
ketika bepergian sebesar 21,42%, alasan ketidakpatuhan pasien berdasarkan butir
pertanyaan kuesioner nomor 6 dengan alasan merasa kondisi lebih baik sebesar 33,33 %,
dan terakhir alasan ketidakpatuhan pasien berdasarkan butir pertanyaan kuesioner nomor 7
dengan alasan terganggu oleh keharusan minum obat sebesar 52,38 %.
Kepatuhan yang rendah merupakan hal berisiko tinggi meningkatkan risiko kematian. Pasien
juga seringkali merasa penyakitnya sudah terkontrol sehingga merasa tidak perlu
melanjutkan minum obat. Pengobatan yang tidak optimal bisa berpengaruh buruk terhadap
perkembangan penyakit dan kualitas hidup pasien penyakit kronis.(13,14) Tenaga kefarmasian
berupaya untuk membantu meningkatkan kepatuhan pasien pada pengobatan jangka
panjang. Intervensi Aplikasi Digital Pillbox Reminder diharapkan mampu untuk mengatasi
alasan-alasan ketidakpatuhan minum obat .
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan aplikasi digital pillbox
reminder pada pasien penyakit kronis BPJS Program Rujuk Balik (PRB) dapat
meningkatkan kepatuhan minum obat pasien dalam menjalani terapi obat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Bosworth, H.B., Bradi, B., Granger, R.N., Mendys, P., Brindis, R., Burkholder, R.,
Czajkowski, S.M., Daniel, J.G., Ekman, I., 2011, Medication Adherence: A Call for Action,
Am Heart J., 162(3): 412–424.
2. Mackay, J., Mensah, G.A., 2011. The Atlas of Heart Disease and Stroke, World
Health Organization, Geneva Swiss.
3. WHO, 2010, Global Status Report On Noncommunicable Diseases 2010, World Health
Organization, Geneva Swiss
4. Thirumurthy, H., & Lester, R. T. (2012). M-health for health behaviour change in
resource-limited setting : Applications to HIV care and beyond. World Health
Organization. Bulletin of the World Health Organization, 90(5), 390-2.
KONGRES XX & PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN IKATAN APOTEKER INDONESIA 2018 ISBN : 978-979-95108-4
470
5. Alfian, R., Wardati, Z., 2016, Perbandingan Pengaruh Penggunaan Layanan Pesan Singkat
Pengingat dan Aplikasi Digital Pillbox Reminder Terhadap Kepatuhan Minum Obat Pasien
Hipertensi RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin, Jurnal Pharmascience, Vol 3,
No. 1
6. Agustianuri, 2015, Perubahan Kepatuhan Konsumsi Obat dan Kadar Gula Darah Setelah
Penggunaan Aplikasi Digital Pillbox Reminder Pada Pasein Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat
Jalan Di Depo Farmasi BPJS RSUD Ulin Banjarmasin, Karya Tulis Ilmiah, Akademi
Farmasi ISFI , Banjarmasin.
7. Tan, J. X., Chan, S., Lau, C. T., A User Frindly Mobile Application to Promote Medication
Adherence, 2013, Proceedings, International Multi Conference of Engineers and Computer
Scientist 2013 Vol. II.
8. Perdana, R. R., 2016, Tingkat Penerimaan Aplikasi Pil Anti Lupa (Pillbox versi Indonesia)
Pada Pasien Kronis Di Depo Rawat Jalan RSUD DR. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin,
Karya Tulis Ilmiah, Akademi Farmasi ISFI , Banjarmasin.
9. Alfian, R., Putra, A.M.P., 2017, Pengaruh Penggunaa Aplikasi Digital Pengingat
Minum Obat Terhadap Kepatuhan Minum Dan Keberhasilan Terapi Pasien
Diabetes Mellitus, Prosiding, Seminar Nasional Asosiasi Pendidikan Tinggi
Farmasi Indonesia (APTFI II) : Pendidikan Farmasi dan Apoteker Yang Paripurna
Untuk Mencapai Kompetensi Dalam Menghadapi Persaingan Global.
10. Alfian, R., 2015, Layanan Pesan Singkat Pengingat Untuk Meningkatkan Kepatuhan
Minum Obat Dan Kontrol Glikemik Pasien Diabetes Melitus Di RSUD Dr. H. Moch.
Ansari Saleh Banjarmasin, Media Farmasi, Vol 12 No.1
11. Alfian, R., 2016, Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Kepatuhan Tentang Penggunaan
Insulin Pada Pasien Diabetes Mellitus Di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD. Dr. H. Moch.
Ansari saleh Banjarmasin, Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 9-18
12. Susanto, Y., Alfian, R., Riana, R., Rusmana, I., 2017, Pengaruh Layanan Pesan Singkat
Pengingat Terhadap Kepatuhan Konsumsi Obat Pasien DM Tipe 2 Di Puskesmas Melati
Kabupaten Kapuas, Jurnal Ilmiah Manuntung, 3(1), 34-42
13. Qiu, S.H., Sun, Z.L., Cai, X., Liu, L., Yang, B., 2012, Improving Patients' Adherence to
Physical Activity in Diabetes melitus: A Review, Diabetes Metab J, 36(1)
14. Alfian, R., Susanto, Y., Khadizah, S., 2017, Kualitas Hidup Pasien Hipertensi
Dengan Penyakit Penyerta Di Poli Jantung RSUD Ratu Zalecha Martapura, Jurnal
Pharmascience, Vol. 04 , No.01
Recommended