View
228
Download
2
Category
Preview:
Citation preview
REPUBLIK
INDONESIA
1
REPUBLIK INDONESIA
ARAH KEBIJAKAN, PRIORITAS DAN SASARAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN NASIONAL KAITANNYA DENGAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
OKTORIALDIDirektur Pengembangan Wilayah dan Kawasan
Palangka Raya, 29 September 2016
Disampaikan dalam Kegiatan Musrenbang RPJMD Provinsi kalimantan Tengah Tahun 2016 - 2021
REPUBLIK
INDONESIA
2
REPUBLIK INDONESIA
2
1. Perkembangan Pembangunan Wilayah Tahun 2015-2016
2. Kinerja Umum Pembangunan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
3. Arah Kebijakan Nasional Untuk Mendorong Akselerasi Pembangunan Wilayah
4. Pendekatan Holistik-Tematik, Integratif dan Spasial serta Money Follow Program untuk Mencapai Sasaran Pembangunan Nasional
5. Penyelarasan RPJMD dengan RPJMN 2015-2019
6. Sasaran Agenda Pembangunan Nasional RKP 2017
7. Penutup
OUTLINE
REPUBLIK
INDONESIA
3
REPUBLIK INDONESIA
3
PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN WILAYAHTahun 2015 s.d Kuartal II - 2016
REPUBLIK
INDONESIA
4
REPUBLIK INDONESIA
4Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS), Bank Indonesia; Keterangan : Dalam Persen (%)
PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN WILAYAH PER PROVINSI TAHUN 2015
0
5
10
15
20
25
30
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
Ace
h
Sum
ater
a U
tara
Sum
ater
a B
arat
Ria
u
Jam
bi
Sum
ater
a Se
lata
n
Ben
gku
lu
Lam
pu
ng
Ke
p B
angk
a B
elit
un
g
Ke
pu
lau
an R
iau
DK
I Jak
arta
Jaw
a B
arat
Jaw
a Te
nga
h
D.I
Yogy
akar
ta
Jaw
a Ti
mu
r
Ban
ten
B A
L I
Nu
sa T
en
ggar
a B
arat
Nu
sa T
en
ggar
a Ti
mu
r
Kal
iman
tan
Bar
at
Kal
iman
tan
Ten
gah
Kal
iman
tan
Sel
atan
Kal
iman
tan
Tim
ur
Kal
iman
tan
Uta
ra
Sula
we
si U
tara
Sula
we
si T
en
gah
Sula
we
si S
ela
tan
Sula
we
si T
en
ggar
a
Go
ron
talo
Sula
we
si B
arat
Mal
uku
Mal
uku
Uta
ra
Pap
ua
Bar
at
Pap
ua
SUMATERA JAWA+BALI KALIMANTAN SULAWESI NUSTRA,MALUKU,PAPUA
rib
u ji
wa
per
sen
Penduduk Miskin (ribu jiwa) Tingkat Kemiskinan (%)
Pertumbuhan Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi tahun 2015 menunjukkan adanya penurunan pertumbuhan ekonomi
yang signifikan di wilayah Sumatera dan Kalimantan, sementara di wilayah Jawa hanya turun 0,1 persen. Pertumbuhan ekonomi Kawasan Timur Indonesia cenderung tumbuh meningkat menjadi 8,4 persen di tahun 2015 dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 6,1 persen di 2014.
Provinsi Kalimantan Tengah di tahun 2015, tumbuh cukup tinggi yaitu sebesar 6,6 persen.
Kemiskinan dan Pengangguran Secara persentase, tingkat kemiskinan tertinggi berada di wilayah timur Indonesia (Maluku dan
Papua). Namun berdasarkan jumlah, penduduk miskin terkonsentrasi di wilayah Jawa. Kondisi yang sama terjadi pada perkembangan tingkat pengangguran terbuka, dimana jumlah
pengangguran banyak terkonsentrasi di Jawa. Provinsi Kalimatan Tengah secara jumlah dan presentase untuk tingkat kemiskinan dan tingkat
pengangguran terbuka cukup rendah. Pada Bulan Februari tingkat pengangguran Kalimantan Tengah sebesar 3,14 persen, namun meningkat sebesar 4,54 persen pada bulan Agustus
Laju Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2015 (YoY)
Tingkat Kemiskinan Tahun 2015 (Persen)
Tingkat Pengangguran Terbuka Tahun 2015 (Persen)
REPUBLIK
INDONESIA
5
REPUBLIK INDONESIA
5
Sumber: BPS. Data diolah
Tahun 2011-2015•Rata-rata pertumbuhan ekonomi = 5,70%•Rata-rata penurunan angka kemiskinan = 0,42%•8 provinsi masuk di kwadran 3 (low growth and less pro-poor)•9 provinsi di kwadran 1 (pro-growth and pro-poor)
Tahun 2005-2010•Rata-rata pertumbuhan ekonomi = 5,73%•Rata-rata penurunan angka kemiskinan = 0,56%•6 provinsi masuk di kwadran 3 (low growth and less pro-poor)•10 provinsi di kwadran 1 (pro-growth and pro-poor)
Rata-rata Pengurangan Angka Kemiskinan 2010-2015 (%)
Rata
-rata
Pert
um
bu
han
Eko
no
mi
20
10
-20
15
(%)
2,01,51,00,50,0
10
9
8
7
6
5
4
3
2
5,7
0,42
5,7
Papua
Papua barat
Maluku
Maluku Utara
Sultra
Gorontalo
Sulteng
Sulut
Sulbar
Sulsel
Kalteng
Kalbar
Kalsel
Kaltim
NTT
NTB
Bali
Jatim
Banten
DIY
JatengJabar
DKI Jakarta
Sumsel
Kep. Bangka Belirung
Lampung
Jambi
BengkuluKep. Riau
Riau
SumbarSumut
Aceh
Pola Hubungan Pertumbuhan ekonomi dan Pengurangan Kemiskinan 2010-2015
Kalimantan Tengah : Kemampuan perekonomian daerah dalam mengurangi angka kemiskinan semakin menurun
Hard-core poverty, pertumbuhan kurang berkualitas dan kesenjangan meningkat
POLA PERTUMBUHAN EKONOMI DENGAN MIGAS DAN PENGURANGAN KEMISKINAN 2005-2015
REPUBLIK
INDONESIA
6
REPUBLIK INDONESIA
6
Sumber: BPS. Data diolahTahun 2011-2015
•Rata-rata pertumbuhan ekonomi = 5,70%•Rata-rata penurunan angka pengangguran = 0,10%•9 provinsi masuk di kwadran 3 (low growth and less pro-job)•5 provinsi di kwadran 1 (pro-growth and pro-job)
Tahun 2000-2005• Rata-rata pertumbuhan ekonomi = 5,67%• Rata-rata penurunan angka pengangguran = 0,62%• 11 provinsi masuk di kwadran 3 (low growth and less pro-job)• 11 provinsi di kwadran 1 (pro-growth and pro-job)
Rata-rata Pengurangan Angka Pengangguran 2005-2010 (%)
Rata
-rata
Pert
um
bu
han
Eko
no
mi
20
05
-20
10
(%
)
2,01,51,00,50,0
10
8
6
4
2
0
-2
-4
0,62
5,73
Papua
Papua barat
Maluku
Maluku Utara
Sultra Gorontalo
Sulteng
Sulut
Sulbar
Sulsel
Kalteng
Kalbar
Kalsel
Kaltim
NTT
NTB
Bali
Jatim
Banten
DIY
Jateng
JabarDKI Jakarta Sumsel
Kep. Bangka Belirung
Lampung
Jambi
Bengkulu
Kep. Riau
Riau
SumbarSumut
Aceh
Pola Hubungan Pertumbuhan ekonomi dan Pengurangan Pengangguran 2005-2010
Rata-rata Pengurangan Angka Pengangguran 2010-2015 (%)
Rata
-rata
Pert
um
bu
han
Eko
no
mi
20
10
-20
15
(%)
1,00,50,0-0,5-1,0-1,5
10
9
8
7
6
5
4
3
2
5,7
0,1
5,7
Papua
Papua barat
Maluku
Maluku Utara
Sultra
Gorontalo
Sulteng
Sulut
Sulbar
Sulsel
Kalteng
Kalbar
Kalsel
Kaltim
NTT
NTB
Bali
Jatim
Banten
DIY
Jateng
Jabar
DKI Jakarta
Sumsel
Kep. Bangka Belirung
Lampung
Jambi
Bengkulu
Kep. Riau
Riau
Sumbar
Sumut
Aceh
Pola Hubungan Pertumbuhan ekonomi dan Pengurangan Pengangguran 2010-2015
POLA PERTUMBUHAN EKONOMI DENGAN MIGAS DAN PENGURANGAN PENGANGGURAN 2005-2015
Kalimantan Tengah : Kemampuan perekonomian daerah dalam mengurangi angka pengangguran sedikit menurun Menurunnya
perkembangan Sektor Jasa
REPUBLIK
INDONESIA
7
REPUBLIK INDONESIA
7
Sumber: BPS. Data diolahTahun 2011-2015
•Rata-rata pertumbuhan ekonomi = 5,70%
•Rata-rata kenaikan nilai IPM = 0,60
•7 provinsi masuk di kwadran 3 (low growth and slow improvement on HDI)
•12 provinsi di kwadran 1 (pro-growth and high improvement on HDI)
Tahun 2000-2005
•Rata-rata pertumbuhan ekonomi = 5,73%
•Rata-rata kenaikan nilai IPM = 0,60
•9 provinsi masuk di kwadran 3 (low growth and slow improvement on HDI)
•8 provinsi di kwadran 1 (pro-growth and high improvement on HDI)
Rata-rata Peningkatan IPM 2010-20115
Rata
-rata
Pert
um
bu
han
Eko
no
mi
20
10
-20
15
(%)
0,80,70,60,50,4
10
9
8
7
6
5
4
3
2
0,6
5,7
Papua
Papua barat
Maluku
Maluku Utara
Sultra
GorontaloSulteng
Sulut
Sulbar
Sulsel
Kalteng
Kalbar
Kalsel
Kaltim
NTT
NTB
Bali
Jatim
Banten
DIY
JatengJabar
DKI Jakarta
Sumsel
Kep. Bangka Belirung
Lampung
Jambi
Bengkulu
Kep. Riau
Riau
SumbarSumut
Aceh
Pola Hubungan Pertumbuhan ekonomi dan Peningkatan IPM 2010-2015
Kalimantan Tengah : Kemampuan pertumbuhan perekonomian daerah yang di atas rata-rata belum mampu meningkatkan kenaikan IPM di atas rata nasional belum tertatanya pelayanan publik (pendidikan dan kesehatan).
POLA PERTUMBUHAN EKONOMI DENGAN MIGAS DAN PENINGKATAN NILAI IPM 2005-2015
REPUBLIK
INDONESIA
8
REPUBLIK INDONESIA
8
PERKEMBANGAN LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH KUARTAL II- 2016 (1)
Wilayah 2010 2014 2015 Tw-I 2016 Tw-II 2016
Sumatera 22.39 23.01 22.21 22.15 22.02
Jawa 57.28 57.39 58.29 58.91 58.81
Kalimantan 9.41 8.76 8.15 7.67 7,61
Sulawesi 5.19 5.65 5.92 5.89 6,08
Bali dan Nusa Tenggara 3.03 2.87 3.06 3.09 3.13
Maluku dan Papua 2.70 2.32 2.37 2.29 2.35
Peranan Pulau Dalam Pembentukan PDB Nasional 2010 s/d Trw-2 2016
Peranan pulau dalam pembentukan PDB Nasional masihdidominasi oleh Pulau Jawa dan Sumatera (> 80 persen).
Peranan wilayah Sumatera terus mengalami penurunan, sementara wilayah Sulawesi cenderung meningkat. Peranan Wilayah Kalimantan juga terus menurun.
Provinsi Kalimantan Tengah cenderung mengalami peningkatan dalam perekonomian dengan pertumbuhan ekonomi tumbuh sekitar 5,7 persen di Triwulan II-2016 (sedikit meningkat dibandingkan tahun 2015 YoY)
Laju Pertumbuhan Ekonomi Per Provinsi Trw II 2016
3.5
5.7 5.8
2.43.6
5.43.7
5.4 5.1 5.2 5.2 5.9 5.9 5.7 5.6 5.66.5
9.9
5.34.2
5.74.0
-1.3
8.1
4.6
15.5
5.46.3 6.1 6.5
5.6
-5.91
3.4
-7
-2
3
8
13
18
Sumatera Jawa Bali -NTKalimantan
Sulawesi
Maluku - Papua
REPUBLIK
INDONESIA
9
REPUBLIK INDONESIA
9
Provinsi Ratio Gini September 2015 Ratio Gini Maret 2016 Perbandingan
Perkotaan Perdesaan Total Perkotaan Perdesaan Total Sept 15-Mar16Aceh 0.368 0.293 0.339 0.343 0.288 0.333 MenurunSumatera Utara 0.332 0.285 0.326 0.334 0.282 0.319 MenurunSumatera Barat 0.325 0.280 0.319 0.353 0.288 0.331 MeningkatRiau 0.385 0.330 0.336 0.369 0.309 0.347 MeningkatJambi 0.354 0.319 0.344 0.377 0.313 0.349 MeningkatSumatera Selatan 0.354 0.286 0.334 0.373 0.293 0.348 MeningkatBengkulu 0.398 0.338 0.371 0.385 0.302 0.357 MenurunLampung 0.399 0.313 0.352 0.393 0.330 0.364 MeningkatBangka Belitung 0.284 0.259 0.275 0.289 0.240 0.275 Tidak BerubahKepulauan Riau 0.333 0.283 0.339 0.351 0.284 0.354 MeningkatDKI Jakarta 0.421 0.421 0.411 0.411 MenurunJawa Barat 0.446 0.310 0.426 0.423 0.317 0.413 MenurunJawa Tengah 0.402 0.344 0.382 0.381 0.323 0.366 MenurunDI Yogyakarta 0.428 0.332 0.420 0.423 0.334 0.420 Tidak BerubahJawa Timur 0.428 0.327 0.403 0.423 0.333 0.402 MenurunBanten 0.390 0.261 0.386 0.402 0.264 0.394 MeningkatBali 0.406 0.350 0.399 0.369 0.329 0.366 MenurunNusa Tenggara Barat 0.376 0.342 0.360 0.391 0.317 0.359 Menurun
Nusa Tenggara Timur 0.301 0.303 0.348 0.330 0.281 0.336 MenurunKalimantan Barat 0.361 0.286 0.330 0.373 0.296 0.341 MeningkatKalimantan Tengah 0.340 0.268 0.300 0.359 0.296 0.330 MeningkatKalimantan selatan 0.374 0.282 0.334 0.346 0.297 0.332 MenurunKalimantan Timur 0.319 0.273 0.315 0.314 0.288 0.315 Tidak BerubahKalimantan Utara 0.322 0.282 0.314 0.304 0.268 0.300 MenurunSulawesi Utara 0.356 0.345 0.366 0.386 0.355 0.386 MeningkatSulawesi Tengah 0.415 0.303 0.370 0.387 0.320 0.362 MenurunSulawesi Selatan 0.386 0.346 0.404 0.422 0.367 0.426 MeningkatSulawesi Tenggara 0.411 0.355 0.381 0.407 0.367 0.402 MeningkatGorontalo 0.391 0.366 0.401 0.414 0.392 0.419 MeningkatSulawesi Barat 0.383 0.339 0.362 0.393 0.347 0.364 MeningkatMaluku 0.328 0.307 0.338 0.327 0.313 0.348 MeningkatMaluku Utara 0.315 0.256 0.286 0.295 0.249 0.286 Tidak BerubahPapua Barat 0.349 0.461 0.428 0.326 0.376 0.373 MenurunPapua 0.347 0.387 0.392 0.312 0.383 0.390 MenurunINDONESIA 0.419 0.329 0.402 0.410 0.327 0.397 Menurun
Laju Inflasi YoY Bulan Juli 2016
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS), Bank Indonesia; Keterangan : Dalam Persen (%)
Ratio Gini Ratio Gini Indonesia pada bulan maret 2016 menunjukkan penurunan dari September 2015
sebesar 0,402 menjadi Maret 2016 sebesar 0,397. Beberapa provinsi di wilayah Jawa (kecuali Banten) dan wilayah Maluku Papua sebagian besar
menunjukkan adanya penurunan kesenjangan Di Wilayah Kalimantan, peningkatan kesenjangan ditunjukkan dengan meningkatnya rasio gini di
Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat
Laju Inflasi Tingkat inflasi Kawasan Timur Indonesia relatif lebih tinggi dibandingkan wilayah Kawasan
Barat Indonesia. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa biaya logistik yang tinggi menjadi salahsatu permasalahan masih tingginya inflasi di Kawasan Timur Indonesia. Meskipun relatif lebih tinggi dibandingkan KBI, tingkat inflasi di wilayah KTI masih berada di kisaran 4-5 persen.
Rendahnya inflasi di kisaran 5 persen menunjukkan bahwa permasalahan tingginya harga pangan dan biaya logistik mulai dapat teratasi.
PERKEMBANGAN LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH KUARTAL II- 2016 (2)
Ratio Gini 2015- 2016
REPUBLIK
INDONESIA
10
REPUBLIK INDONESIA
10
KINERJA UMUM PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2016
REPUBLIK
INDONESIA
11
Gambaran Umum (1/2)
Laju Pertumbuhan Ekonomi (ADHK 2010)Provinsi Kalimantan TengahTahun 2011-2015 (Persen)
PDRB Per Kapita (ADHB) Provinsi Kalimantan TengahTahun 2010-2014 (Juta Rupiah)
7.01 6.87
7.37
6.21
7.01
6.166.16
5.71
5.204.98
0
1
2
3
4
5
6
7
8
2011 2012 2013 2014 2015
Kalimantan Tengah Nasional
25.46
28.95
31.52
34.35
36.83
28.78
32.34
35.34
38.63
42.43
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
35.00
40.00
45.00
2010 2011 2012 2013 2014
PDRB Perkapita Kalimantan Tengah PDRB Perkapita Nasional
REPUBLIK
INDONESIA
12
Gambaran Umum (2/2)
Persentase Penduduk Miskin Provinsi Kalimantan TengahTahun 2011-2015 (Persen)
Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Kalimantan TengahTahun 2011-2016(Persen)
Kondisi September Kondisi Februari
6.646.19 6.23 6.07 5.91
12.3611.66 11.47
10.96 11.13
0
2
4
6
8
10
12
14
2011 2012 2013 2014 2015
Kalimantan Tengah Nasional
3.883.66
2.71
1.82
2.713.14
3.67
7.41
6.8
6.325.92
5.7 5.815.50
0
1
2
3
4
5
6
7
8
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Kalimantan Tengah Nasional
REPUBLIK
INDONESIA
13
IPM Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010-2015
IPM Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010-2014Provinsi Kalimantan Tengah: IPM
Kabupaten/Kota 2010 2011 2012 2013 2014
Palangka Raya 76,53 76,98 77,40 78,02 78,50
Murung Raya 63,18 64,39 64,85 65,62 66,10
Barito Timur 66,76 67,31 67,97 68,82 69,12
Gunung Mas 66,33 66,85 67,30 67,75 68,13
Pulang Pisau 63,76 64,06 64,28 64,76 65,00
Katingan 63,25 64,54 64,87 65,29 65,79
Seruyan 61,60 62,16 62,39 62,81 63,49
Lamandau 65,32 65,99 66,49 67,23 67,53
Sukamara 62,41 62,86 63,52 63,92 64,44
Barito Utara 63,87 64,36 64,72 65,12 66,30
Barito Selatan 64,51 65,10 65,76 66,20 66,61
Kapuas 63,32 64,01 64,38 64,82 65,29
Kotawaringin Timur 65,24 65,60 66,61 67,95 68,45
Kotawaringin Barat 68,43 68,53 68,63 69,51 70,14
Kalimantan Tengah 65,96 66,38 66,66 67,41 67,77
65.96
66.3866.66
67.41
67.77
68.53
66.53
67.09
67.70
68.31
68.90
69.55
64.00
65.00
66.00
67.00
68.00
69.00
70.00
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Kalimantan Tengah Indonesia
REPUBLIK
INDONESIA
14
• Pertama, Kabupaten Kotawaringin Timur, KotawarinBarat dan Kota Palangkaraya terletak di Kuadran I (pro-growth, pro-poor). Tantangan yang dihadapi olehpemerintah daerah adalah menjaga momentumpertumbuhan ekonomi dengan tetap meningkatkanupaya pengurangan kemiskinan.
• Kedua, Kabupaten Barito Selatan, Sukamara, BaritoTimur, dan Seruyan terletak di Kuadran II (low growth,pro-poor). Tantangan yang dihadapi oleh pemerintahdaerah adalah menjaga efektivitas dan efisiensikebijakan dan program pengurangan kemiskinan, dansecara bersamaan mendorong percepatanpembangunan ekonomi dengan prioritas sektor ataukegiatan ekonomi yang punya potensi berkembangseperti pertanian, perkebunan, kelautan dan perikanan,serta perdagangan dan jasa.
• Ketiga, Kabupaten Barito Utara dan Katingan terletak di kuadran III (low growth, less pro-poor). Kinerja pembangunan daerah tersebutmenegaskan bahwa pemerintah daerah harus bekerja keras untuk mendorong percepatan pembangunan ekonomi melalui peningkatanprodukvititas sektor atau kegiatan ekonomi yang mampu menyerap tenaga kerja secara lebih besar dari golongan miskin.
• Keempat, Kabupaten Gunung Mas, Lamandau, Kapuas, Pulang Pisau, dan Murung Raya terletak di kuadran IV (high-growth, less-pro poor).Tantangan yang harus dihadapi oleh pemerintah daerah adalah mendorong pengembangan sektor dan kegiatan ekonomi yang menyeraptenaga kerja relatif tinggi seperti pertanian dan perkebunan, serta usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi.
Dampak Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pengurangan Jumlah Penduduk Miskin
REPUBLIK
INDONESIA
15
•Pertama, Kabupaten Kotawaringin Timur, MurungRaya, dan Lamandau terletak di kuadran I (pro-growth,pro-human development). Tantangan yang dihadapioleh pemerintah daerah adalah menjaga momentumpertumbuhan dengan tetap meningkatkanproduktivitas dan nilai tambah, dan sekaligusmempertahankan efektivitas dan efisiensi pelayananpublik di bidang pendidikan dan kesehatan.
•Kedua, Kabupaten Katingan, Barito Utara, dan BaritoTimur terletak di kuadran II (low growth, pro-humandevelopment). Tantangan yang harus dihadapi adalahmendorong percepatan pembangunan ekonomimelalui peningkatan produktivitas dan nilai tambahsektor dan kegiatan ekonomi yang menggunakansumber daya lokal seperti pertanian, perkebunan,kelautan dan perikanan.
• Ketiga, Kabupaten Barito Selatan, Seruyan, dan Sukamara terletak di kuadran III (low growth, less pro-human development). Kondisi ini menegaskan perlunya pemerintah daerah membenahi pelayanan publik di bidang pendidikan dan kesehatan. Selain itu, pemerintah daerah juga harus bekerja keras mendorong seluruh SKPD untuk memacu pembangunan ekonomi dengan meningkatkan produktivitas dan nilai tambah sektor dan kegiatan utama daerah.
• Keempat, Kabupaten Kapuas, Gunung Mas, Kotawaringin Barat, Pulang Pisau, dan Kota Palangkaraya terletak di kuadran IV (high-growth, less-pro human development). Tantangan bagi pemerintah daerah adalah menjaga keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan peningkatan mutu pelayanan publik terutama di bidang pendidikan dan kesehatan.
Dampak Pertumbuhan Ekonomi terhadap Peningkatan IPM
REPUBLIK
INDONESIA
16
•Pertama, Kabupaten Gunung Mas, Kapuas, Kotawaringin Barat, dan Kota Palangkaraya terletak di Kuadran I (pro-growth, pro-job). Tantangan yang dihadapi oleh pemerintah daerah adalah menjaga momentum pertumbuhan dengan tetap meningkatkan produktivitas dan nilai tambah sektor-sektor yang menyerap tenaga kerja seperti pertanian, perkebunan, kelautan dan perikanan
•Kedua, Kabupaten Sukamara dan Barito Selatan terletak di Kuadran II (low growth, pro-job). Hal ini mengindikasikan perluasan lapangan kerja terjadi pada sektor ekonomi dengan pertumbuhan rendah, seperti pertanian dan perikanan
•Ketiga, Kabupaten Seruyan, Barito Utara, Barito Timur, dan Katingan terletak di kuadran III (low growth, less pro-job). Hal ini menegaskan bahwa pemerintah daerah harus bekerja keras untuk memacu pengembangan sektor atau kegiatan ekonomi yang mampu menyerap tenaga kerja secara lebih besar.•Keempat, Kabupaten Lamandau, Murung Raya, Pulang Pisau, dan Kotawaringin Timur terletak di kuadran IV (high-growth, less-pro job). Tantangan yang harus dihadapi adalah mendorong pengembangan sektor dan kegiatan ekonomi yang menyerap tenaga kerja relatif tinggi seperti pertanian dan perkebunan.
Dampak Pertumbuhan Ekonomi terhadap Rata-Rata Pengurangan Jumlah Pengangguran
REPUBLIK
INDONESIA
17
Isu Utama Pembangunan Provinsi Kalimantan Tengah
• Akselerasi pembangunan di Kalimantan Tengah• Peningkatan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah dalam pembentukan PDB Nasional yang
signifikan (0,82 persen (2010) meningkat menjadi 0,86 (2015) menunjukkan adanya akselerasi pembangunan di wilayah Kalimantan Tengah.
• Perlu upaya-upaya percepatan pembangunan di wilayah tersebut melalui pembangunan sektor unggulan, serta pembangunan infrastruktur.
• Pembangunan infrastruktur dan peningkatan konektivitas intrawilayah dan antarwilayah• Infrastruktur konektivitas dan jaringan distribusi yang belum memadai mendorong biaya logistik yang
tinggi dan inflasi di wilayah Kalimantan Tengah
• Optimalisasi pengembangan sektor-unggulan pendorong pertumbuhan ekonomi • Perlu adanya upaya-upaya pemberdayaan UMKM serta kemitraan dengan usaha besar, pengembangan
SDM untuk mencetak tenaga kerja terampil salah satunya melalui pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan, penerapan teknologi tepat guna untuk meningkatkan nilai tambah dan sebagainya.
REPUBLIK
INDONESIA
18
ARAH KEBIJAKAN NASIONALUNTUK MENDORONG AKSELERASI
PEMBANGUNAN WILAYAH
REPUBLIK
INDONESIA
19
REPUBLIK INDONESIA
19
Visi Dan Misi Pembangunan 2015 – 2019, Nawacita Dan Agenda Prioritas Pembangunan Daerah
9 PROGRAM PRIORITAS
NAWACITA
Menghadirkan kembali Negara
untuk melindungi
segenap bangsa dan memberi
rasa aman pada seluruh warga
negara
Membangun tata kelola
Pemerintahan yang bersih,
efektif, demokratis dan
terpercaya
Membangun Indonesia dari
pinggiran dengan
memperkuat daerah-daerah dan desa dalam
kerangka Negara
Kesatuan
Memperkuat kehadiran
Negara dalam melakukan
reformasi sistem dan penegakan
hukum yang bebas korupsi,
bermartabat, dan terpercaya
Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat
Indonesia
Meningkatkan produktivitas
rakyat dan daya saing di pasar internasional
Mewujudkan kemandirian
ekonomi dengan
menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik
Melakukan revolusi karakter bangsa
Memperteguh kebhinekaan
dan memperkuat
restorasi sosial
VISI PEMBANGUNAN NASIONAL 2015-2019:"Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan
Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong”
Visi ini diwujudkan melalui 7 (tujuh) MISI PEMBANGUNAN yaitu:
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional.
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Agenda Prioritas Pembangunan Daerah Dalam Nawa Cita
1. Pengurangan kesenjangan antara KBI dan KTI (Pembangunan bukan Jawa Sentris tapi Indonesia Sentris)
2. Desentralisasi asimetris
3. Penguatan daya saing daerah
4. Peningkatan dana transfer ke pemerintah daerah
5. Peningkatan pelayanan publik
6. Peningkatan tata kelola pemerintahan
7. Peningkatan kapasitas aparatur pemerintahan daerah
REPUBLIK
INDONESIA
20
Arah Kebijakan dan Sasaran Pengembangan Wilayah Dalam RPJMN 2015-2019 :Pengurangan Kesenjangan Antarwilayah (KBI dan KTI)
20
Mendorong transformasi dan akselerasi pembangunan zwilayah
KTI,yaitu Sulawesi, Kalimantan, Maluku,
Nusa Tenggara dan Papua;
Tetap menjaga momentum
pertumbuhandi wilayah Jawa-Bali
dan Sumatera.
WilayahPeran PDRB Wilayah (%)
Tahun 2013
Sasaran
Peran PDRB Wilayah (%)
Tahun 2017
Sasaran
Peran PDRB Wilayah (%)
Tahun 2019
Wilayah Sumatera 23,8 24,1 24.6
Wilayah Jawa 58,0 56,9 55,1
Wilayah Kalimantan 8,7 9,1 9,6
Wilayah Sulawesi 4,8 4,9 5,2
Wilayah Bali Nustra 2,5 2,5 2,6
Wilayah Maluku Papua 2,2 2.5 2,9
Nasional 100,0 100 100,0
Sasaran Pengurangan Kesenjangan Antarwilayah
Arah Kebijakan Pengembangan Wilayah RPJMN 2015-2019 :
REPUBLIK
INDONESIA
21
Kerangka Pengembangan Wilayah
Dilakukan melalui kerangka pengembangan wilayah :
Pembangunan Kawasan Strategis: Pusat -pusat Pertumbuhan Ekonomi Pembangunan Kawasan Perkotaan
Dilakukan melalui kerangka pengembangan wilayah :
Kawasan Perbatasan Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Pulau-Pulau Terpencil Pengembangan Tata Kelola Pemerintahan Daerah dan Otonomi Daerah
Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing Daerah
Percepatan pusat-pusat pertumbuhan dengan komoditas prospektif (nilai tambah dan kesempatan kerja tinggi) Percepatan pembangunan ekonomi berbasis maritim Keterkaitan antara pusat pertumbuhan tersebut dengan daerah sekitar melalui: Konektivitas (transportasi dan telekomunikasi) serta energi Peningkatan kemampuan SDM terampil Pembangunan kawasan perkotaan : Kota layak huni, hijau, cerdas
Membangun Indonesia dari Pinggiran dengan Memperkuat Daerah-daerah dan Desa
Pembangunan daerah tertinggal dengan: Pemberdayaan ekonomi lokal, akses transportasi lokal, serta pemenuhan infrastruktur dasar
Pembangunan kawasan perdesaan Mewujudkan kemandirian masyarakat desa mandiri dan berkelanjutan
Pembangunan kawasan perbatasan melalui security approach dan prosperity approach) Deregulasi terhadap aturan yang menghambat pelaksanaan investasi
REPUBLIK
INDONESIA
22
SASARAN PEMBANGUNAN WILAYAH KALIMANTAN
REPUBLIK
INDONESIA
23
REPUBLIK INDONESIA
23
PENDEKATAN HOLISTIK-TEMATIK, INTEGRATIF DAN SPASIALSERTA MONEY FOLLOW PROGRAM UNTUK MENCAPAI SASARAN
AGENDA PEMBANGUNAN NASIONAL
REPUBLIK
INDONESIA
2424
PENDEKATAN RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP) 2017 (1/2)
KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN (ARAHAN PRESIDEN)
1.Setiap Menteri dan Kepala Lembaga wajib mengendalikan anggaran di setiap K/L yang dipimpinnya2.Anggaran negara harus berorientasi manfaat untuk rakyat 3.Kebijakan anggaran berdasarkan money follow program, tidak semua Tusi harus dibiayai secara merata4.Pemangkasan program yang nomenklaturnya kurang jelas dan kurang bermanfaat bagi rakyat5.Pemangkasan regulasi yang menghambat pengambilan keputusan dan tindakan6.Peningkatan belanja modal dan fokus pada pembangunan infrastruktur7.Penyediaan SDM berkualitas dalam percepatan pembangunan
PENDEKATAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
HOLISTIK - TEMATIK
TERINTEGRASI
SPASIAL
Penanganan secara menyeluruh dan terfokus pada kegiatan yang relevan
dengan pencapaian tujuan program prioritas
Keterpaduan seluruh kegiatan yang saling memperkuat dan selaras dalam
mencapai sasaran prioritas nasional
Kegiatan prioritas direncanakan berdasarkan data dan informasi
yang baik serta lokasi yang jelas sehingga memudahkan proses
integrasi dan pemantauan kegiatan di lapangan.
REPUBLIK
INDONESIA
2525
PENDEKATAN RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP) 2017 (2/2)
Program Prioritas
PRIORITAS NASIONAL
LEVEL 1
LEVEL 2
31 RS
27 RS
7 RS
13 RS
19 RS
13 RS
SEBARAN WILAYAH Program Prioritas
Kegiatan Prioritas
Pendekatan Perencanaan : Holistik – Tematik dan Terintegrasi
Pendekatan Perencanaan : Spasial
REPUBLIK
INDONESIA
2626
KONSEKUENSI PENDEKATAN PERENCANAAN HOLISTIK-TEMATIK, INTEGRATIF, DAN SPASIAL
PENDEKATAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Holistik - Tematik Terintegrasi Spasial
KONSEKUENSI PENDEKATAN PERENCANAAN
Kejelasan Pelaksana Kegiatan
• Siapa berbuat apa (K/L, BUMN, Pemda, Swasta)• Memiliki indikator yang jelas dan terukur• Tahapan kegiatan prioritas
Sasaran Pembangunan
• Fokus pada pencapaian prioritas nasional
Arah Kebijakan
•Kebijakan menyeluruh setiap prioritas nasional•Mainstreaming Revolusi
Mental dalam arah kebijakan prioritas nasional
Kejelasan Sumber Pembiayaan
• Belanja K/L, Belanja Non-K/L, Transfer Daerah, PMN, dan KPS• Kebijakan baru alokasi DAK
Kerangka Regulasi Kerangka Kelembagaan
1. Memberikan kemudahan dan mengurangi beban masyarakat
2. Mendorong potensi kreatif3. Mendorong efektivitas dan efisiensi4. Memiliki nilai tambah atau insentif
1. Tidak ada tumpang tindih fungsi/kewenangan2. Tata kelola dan hubungan kerja yang sinergis
antarfungsi/kewenangan3. Tersedianya ASN yang profesional4. Memberikan daya ungkit terhadap pencapaian
hasil
PROSES PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Multilateral Meeting
Bilateral Meeting
Musrenbang Kab/Kota, Provinsi, Nasional
Trilateral Meeting
(Dukungan sistem informasi: E-Musrenbang, SIMU, E-Proposal,dst)
1.Setiap kegiatan memiliki lokasi yang jelas (koordinat)
2.Keterkaitan lokasi dalam mencapai sasaran program prioritas (waduk-irigasi-sawah, KEK-jalan-pelabuhan-listrik)
3.Distribusi kegiatan antarwilayah
Kerangka Kewilayahan
REPUBLIK
INDONESIA
2727
Dimensi Pembangunan dan Prioritas Nasional RKP 2017
Pembangunan Manusia dan Masyarakat
Pembangunan Sektor Unggulan
Pemerataan dan Kewilayahan
Pembangunan Politik, Hukum & Hankam
Pembangunan Ekonomi
1. Revolusi Mental
2. Kesehatan
3. Pendidikan
4. Perumahan dan Permukiman
5. Kedaulatan Pangan
6. Maritim dan Kelautan
7. Kedaulatan Energi
8. Pembangunan Pariwisata
9. Percepatan Pertumbuhan Industri dan Kawasan Ekonomi (KEK)
10. Antar Kelompok Pendapatan
11. Reforma Agraria
12. Daerah Perbatasan
13. Daerah Tertinggal
14. Desa dan Kawasan Pedesaan
15. Perkotaan
16. Konektivitas
17. Reformasi Regulasi, Kepastian dan Penegakan Hukum
18. Stabilitas Keamanan dan Ketertiban
19. Konsolidasi Demokrasi dan Efektivitas Diplomasi
20. Reformasi Birokrasi
21. Perbaikan Iklim Investasi dan Iklim Usaha
22. Peningkatan Ekspor Nonmigas
23. Reformasi Fiskal
REPUBLIK
INDONESIA
28
PENDEKATAN HOLISTIK-TEMATIK, INTEGRATIF DAN SPASIAL BAPPENAS/BAPPEDA sebagai SYSTEM INTEGRATOR
28
HIT
S (S
ASA
RA
N) INTEGRASI SUBSTANSI
(Hulu-Hilir/Holistik)
INTEGRASI SPASIAL
(Keterkaitan kegiatan dalam suatu lokasi)
PEMBAGIAN KEWENANGAN
(antar K/L, Provinsi, Kab/Kota)
PEMBAGIAN SUMBER PENDANAAN
(K/L, APBD, DAK, PNM, KPS)
REPUBLIK
INDONESIA
29
Contoh 1: PENDEKATAN HOLISTIK-TEMATIK, INTEGRATIF DAN SPASIAL DALAM PENCAPAIAN SASARAN PN KEDAULATAN PANGAN (1)
29
PrioritasNasional
Program Prioritas yang menjadi
contoh Pembahasan
Kegiatan Prioritas yang menjadi
contoh Pembahasan
Level 1.PRIORITAS NASIONAL – PROGRAM PRIORITAS
Level 2.PROGRAM PRIORITAS KEGIATAN PRIORITAS
SASARAN KEGIATAN PRIORITAS NASIONALRehabilitasi dan Perluasan Jaringan Irigasi, Rehabilitasi DAS hulu,
Pembangunan Waduk dan Embung
• Rehabilitasi dan pembangunan jaringan irigasi tersier 300 ribu ha• Pembangunan bendungan/waduk sebanyak 38 waduk• Pembangunan 77 ribu ha jaringan irigasi baru• Rehabilitasi 218 ribu jaringan irigasi• Pembangunan 222 embung• Rehabilitasi hutan dan lahan di hulu DAS prioritas dan Kesatuan
Pengelolaan Hutan (KPH) 15.000 ha• Pembangunan dam pengendali sebanyak 25 unit, dam penahan
4.000 unit dan gullyplug 8.000 unit
SASARAN KEGIATAN PRIORITAS NASIONALPencetakan sawah baru dan perluasan areal pangan lain
• Cetak sawah 144 ribu ha• Pencadangan kawasan hutan untuk pencetakan sawah baru dan
areal pangan lainnya 1 juta ha• Perluasan areal budidaya kedelai 400 ribu ha, tebu 35 ribu ha,
cabai 15 ribu ha, bawang merah 5 ribu ha, dan sagu 1,7 ribu ha• 18 Provinsi menerima Layanan Informasi Iklim dengan tingkat
akurasi 65%-75%• 1 model prakiraan iklim dengan resolusi 10 km
PENDEKATAN HOLISTIK-TEMATIK, INTEGRATIF, SPASIAL (HITS)
PENJABARAN PRIORITAS NASIONAL PROGRAM PRIORITAS KEGIATAN PRIORITAS SASARAN
BAPPENAS sbg SYSTEM
INTEGRATOR
REPUBLIK
INDONESIA
30
PENDEKATAN HOLISTIK-TEMATIK, INTEGRATIF DAN SPASIAL DALAM PENCAPAIAN SASARAN AGENDA KEDAULATAN PANGAN (2)
30
Sasaran Kegiatan Prioritas NasionalRehabilitasi dan Perluasan Jaringan Irigasi, Rehabilitasi DAS hulu,
Pembangunan Waduk dan Embung
• Rehabilitasi dan pembangunan jaringan irigasi tersier 300 ribu ha• Pembangunan bendungan/waduk sebanyak 38 waduk• Pembangunan 77 ribu ha jaringan irigasi baru• Rehabilitasi 218 ribu jaringan irigasi• Pembangunan 222 embung• Rehabilitasi hutan dan lahan di hulu DAS prioritas dan Kesatuan
Pengelolaan Hutan (KPH) 15.000 ha• Pembangunan dam pengendali sebanyak 25 unit, dam penahan
4.000 unit dan gullyplug 8.000 unit
Sasaran Kegiatan Prioritas NasionalPencetakan sawah baru dan perluasan areal pangan lain
• Cetak sawah 144 ribu ha• Pencadangan kawasan hutan untuk pencetakan sawah baru dan
areal pangan lainnya 1 juta ha• Perluasan areal budidaya kedelai 400 ribu ha, tebu 35 ribu ha,
cabai 15 ribu ha, bawang merah 5 ribu ha, dan sagu 1,7 ribu ha• 18 Provinsi menerima Layanan Informasi Iklim dengan tingkat
akurasi 65%-75%• 1 model prakiraan iklim dengan resolusi 10 km
Kementerian Pertanian:
BMKG:• Informasi Iklim: 1 paket
Pembangunan Jaringan Irigasi (tersier) :
NAMA KEGIATAN Target Sasaran
Rehabilitasi dan pembangunan jaringan irigasi tersier
7800 Ha
Pengoptimalan Lahan Pertanian Melalui Pemanfaatan Lahan Rawa/Gambut Terpadu
1000 Ha
Meningkatnya luasan areal pertanian
13800 Ha
Pengendalian laju alih fungsi lahanpertanian ke non pertanian
2500 Ha
Tersalurkan dan termanfaatkannya alat dan mesin pertanian
1918 alat
Tersalurkannya pupuk bersubsidike petani
59540 pupuk
KABUPATEN JUMLAH CETAK SAWAH
BARITO SELATAN 1,000 Ha
KOTAWARINGIN TIMUR 2,000 Ha
KATINGAN 5,000 Ha
PULANG PISAU 2,000 Ha
BARITO TIMUR 1,100 Ha
KOTAWARINGIN BARAT 300 Ha
KAPUAS 750 Ha
SERUYAN 1,500 Ha
BARITO UTARA 300 Ha
SUKAMARA 500 Ha
GUNUNG MAS 100 Ha
PENJABARAN SASARAN SPASIALBAPPENAS sbg
SYSTEM INTEGRATOR
REPUBLIK
INDONESIA
31
I. PENDEKATAN HOLISTIK-TEMATIK: PENDEKATAN PERENCANAAN HULU – HILIR PRIORITAS NASIONAL
Rencana Integrasi Substansi : Kedaulatan Pangan, Program Prioritas Peningkatan Produksi Padi
31
Tahapan Persiapan/Perencanaan :
Tahapan Pelaksanaan
Tahapan Pengembangan
1
Perbaikan statistik (data dan informasi) Pertanian(Badan Pusat Statistik,Kemen. Pertanian, dan Badan Informasi Geospasial)
2
Pengendalian konversilahan padi dan sertifikasi Lahan (PRONA)-Sertifikasi tanah pertanian-Informasi Geospasial Tematik (IGT) luas baku sawah.
(Kemen ATR, Kemen. Pertanian, BIG, Pemda)
3
Pencetakan sawah baru dan Perluasan areal pangan lain (Kemen. Pertanian, Kemen LHK,Pemerintah Daerah)
a b
Survey Calon PetaniCalon Lokasi-Calon lokasi tidak
tumpang tindih dengan program/proyek lain dan atau program/proyek sejenis di tahun sebelumnya.
-Petani ada dan berdomisili di desa calon lokasi atauberdekatan dengan calon lokasi serta berkeinginan
untuk bersawah.
Pencadangan Lahan Hutan Untuk Pertanian-Air tersedia cukup untuk
menjamin pertumbuhan padi sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun.
4
Rehabilitas dan Perluasan Jaringan Irigasi Rehabilitasi DAS Hulu, Pembangunan Waduk dan Embung-Jaringan irigasi/drainase sudah dibangun atau akan dibangun yang selesainya bersamaan dengan selesainya sawah
dicetak kecuali sawah tadah hujan.(Kementan, Kemen.PU
dan Pera, Pemerintah Daerah)
Pelaksanaan cetak sawah-pencetakan sawah baru, ditujukan
untuk peningkatan produksi padi.(Kemen. Pertanian, Pemda)
d
Optimasi dan PemulihanKesuburan Lahan-Pemanfaatan lahan rawa/gambut-Pemanfaatan lahan di bawah tegakan hutan-Teknologi kesuburan lahan.(Kemen. Pertanian, Kemen LHK, BPPT)
5 6 8
c
Informasi Iklim(BMKG)
Teknologi peningkatan Produktivitas Pertanian -Intensifikasi padi-Penanaman Padi organik-Desa pertanian Organik(Kemen. Pertanian, LAPAN, BPPT, BATAN, LIPI)
9
Peningkatan Pengetahuan dan Ketrampilan Pertanian-Pelatihan Pertanian Perdesaan-Penyuluhan pertanian-SMK Pertanian(Kemen. Pertanian, Kemen Diknas, Pemda)
Tahapan Perencanaan Cetak Sawah Baru
Bantuan alat dan mesin pertanian -Penyaluran alat pertanian
(Kemen. Pertanian)
7
Reformasi subsidi pupuk dan benih serta Pengembangan Desa Mandiri Benih-Jumlah pupuk bersubsidi yang disalurkan -Desa Mandiri Benih
(KSP, Kemen. Keuangan Kemen. Pertanian)
Hulu Hilir
HuluHilir
REPUBLIK
INDONESIA
32
BAPPENAS SEBAGAI SYSTEM INTEGRATOR PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
32
Untuk Percetakan Sawah Baru dan Perluasan Areal Pangan Lainnya
Perlu Survey CPCL (Calon Petani Calon Lokasi)
Perlu Pencadangan Lahan Hutan Untuk Pertanian
Perlu Informasi Iklim
Pelaksanaan Cetak Sawah
Calon lokasi yang dapat dinyatakan layak untuk perluasan sawah ialah calonlokasi yang memenuhi beberapa syarat pokok :1. Jaringan irigasi/drainase sudah dibangun atau akan dibangun yang selesainya
bersamaan dengan selesainya sawah dicetak kecuali sawah tadah hujan.2. Air tersedia cukup untuk menjamin pertumbuhan padi sekurang-kurangnya satu
kali dalam setahun.3. Kondisi tanah sesuai untuk pertumbuhan tanaman padi.4. Status kepemilikan tanah jelas, misalnya : tanah milik atau tanah rakyat (marga)
atau tanah negara yang diijinkan untuk digarap oleh petani.5. Batas pemiilikan tanah jelas (tidak sengketa).6. Calon lokasi tidak tumpang tindih dengan program/proyek lain dan atau
program/proyek sejenis di tahun sebelumnya.7. Petani ada dan berdomisili di desa calon lokasi atau berdekatan dengan calon
lokasi.8. Prasarana penunjang dan kelengkapan lainnya tersedia.
Koordinasi Hambatan Yang Diatasi
Kemen ATR danKemen LH dan Kehutanan
Ketersediaan lahan yang dapat digunakan untuk perluasan sawah
Kementerian PU dan Pera Penyiapan infrastrktur dasar (bendungan/waduk, saluran primer, saluran sekunder, kanal drainase dan jalan pemukiman)
Kemendestrans Penyiapan transmigran yang siap untuk mengelola lahan-lahansawah baru
Kementan Pendampingan petani dalam mengolah sawah baru
Koordinasi kesiapan multisektor dan terpenuhinya prasyarat suatu kegiatan prioritas nasional
Koordinasi penyelesaian hambatan pencapaian sasaran kegiatan prioritas nasional secara multisektor
KedaulatanPangan
Bendungan/waduk
IrigasiSekunder
IrigasiTersier
Alatpertanian
1 2
Koordinasi kebutuhan pendanaan pusat (resource allocator) dan kebutuhan pendanaan daerah sesuai kewenangannya melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Penugasan
3
PenyuluhanPertanian
PendidikanMenengahPertanian
APBN
APBN/APBD
APBN
RehabilitasiIrigasi APBN/APBD/DAK
Penugasan
APBN
APBN/DAK Penugasan
APBN
DesaBenih
Mandiri
Pembangunan Pasar
APBN/DAK Penugasan
APBN
TeknologiPertanian
APBN
REPUBLIK
INDONESIA
33
II. PENDEKATAN SPASIAL PRIORITAS NASIONAL Rencana Integrasi Spasial : Kedaulatan Pangan, Program Prioritas Peningkatan Produksi Padi
Kementerian Pertanian:
BMKG:• Informasi Iklim: 1 paket
Pembangunan Jaringan Irigasi (tersier) :
NAMA KEGIATAN Target Sasaran
Rehabilitasi dan pembangunan jaringan irigasi tersier
7800 Ha
Pengoptimalan Lahan Pertanian Melalui Pemanfaatan Lahan Rawa/Gambut Terpadu
1000 Ha
Meningkatnya luasan areal pertanian
13800 Ha
Pengendalian laju alih fungsi lahanpertanian ke non pertanian
2500 Ha
Tersalurkan dan termanfaatkannya alat dan mesin pertanian
1918 alat
Tersalurkannya pupuk bersubsidike petani
59540 pupuk
KABUPATEN JUMLAH CETAK SAWAH
BARITO SELATAN 1,000 Ha
KOTAWARINGIN TIMUR 2,000 Ha
KATINGAN 5,000 Ha
PULANG PISAU 2,000 Ha
BARITO TIMUR 1,100 Ha
KOTAWARINGIN BARAT 300 Ha
KAPUAS 750 Ha
SERUYAN 1,500 Ha
BARITO UTARA 300 Ha
SUKAMARA 500 Ha
GUNUNG MAS 100 Ha
REPUBLIK
INDONESIA
34
MEMPERTIMBANGKAN KESIAPAN SPASIAL
34
Pertimbangan Kesiapan Spasial Untuk Pencapaian Prioritas Nasional Kedaulatan PanganProgram Prioritas Nasional Peningkatan Produksi Padi dan Pangan Lainnya.
Lokasi Sawah
• Lokasi sawah atau calon lokasi tidak tumpang tindih dengan program/proyek lain dan atau program/proyek sejenis di tahun sebelumnyaMengikuti RTRW, tidak berada di area dengan peruntukan lain.
• Batas pemiilikan tanah jelas (tidak sengketa)• Menjamin status kepemilikan tanah jelas, misalnya : tanah milik atau tanah rakyat
(marga) atau tanah negara yang diijinkan untuk digarap oleh petani.
Waduk Keureuto, Rukoh, Tiro,
Jambo Aye (NAD)
Waduk Lompatan Harimau (Riau)
Estuari Sei Gong, Dompak,
Busung (Kepri)
Waduk Sukoharjo, Segalaminder,
Way Sekampung, Sukaraja III
(Lampung)
Rencana Pengembangan
Perkeretapian (2015-
2019)
Pembangunan Jalan Tol Sumatera
TANGGAMUS
Marine
Logistic
SEI MANGKE
Palm Oil
KUALA
TANJUNG
Alumina,
Palm Oil
KEK Tanjung Api-api
Rencana KEK Padang
Pariaman
Rencana KEK
Lhoksumawe
KEK Sei Mangkei
Waduk Leusimeme
(Sumut)
Kawasan Metropolitan
Patungraya Agung
Kawasan
Metropolitan
Perkotaan Palapa
Kawasan
Metropolitan
Mebidangro
Pembangunan waduk dan infrastruktur lainnya dengan mempertimbangkan daya tampung dan dan dukung lingkungan.• Melakukan pemanfaatan SDA dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung • Melakukan pencadangan SDA pada daerah-daerah yang memiliki nilai konservasi tinggi dan menjadi penyedia jasa lingkungan utama bagi wilayah disekitarnya• Ketersediaan air yang cukup untuk menjamin pertumbuhan padi (sekurang-kurangnya satu kali
dalam setahun).
REPUBLIK
INDONESIA
35
III. PEMBAGIAN KEWENANGAN ANTAR TINGKAT PEMERINTAHANPembagian Kewenangan: Kedaulatan Pangan, Program Prioritas Peningkatan Produksi Padi
35
RPJM
NASIONAL
NKRI
RPJMD
PROVINSI
RPJMD
KAB/KOTA
PE
NC
AP
AIA
N S
AS
AR
AN
PE
NJA
BA
RA
N S
AS
AR
AN
Sasaran/
Kewenangan
Pusat
Provinsi
Kab/Kota
Pangan
(Irigasi)
> 3000 ha
1000-3000 ha
<1000 ha
Kawasan Industri
Jalan Nasional, Bandara,
Pelabuhan, KA
Jalan Provinsi, SMK
JalanKabupaten,
Tanah, BadanPengelola
Kesehatan
(Hidup Sehat)
KebijakanAntar K/L
Perda Anti Rokok
Lapangan OR, Taman-Taman
No. Prioritas Nasional Program Prioritas Nasional
Kegiatan Prioritas Nasional
Urusan Dalam UU 23/2014
Sub-Urusan Dalam UU 23/2014
5. Kedaulatan Pangan Peningkatan Produksi Padi dan Pangan Lainnya
Rehabilitasi Jaringan Irigasi, Rehabilitasi DAS Hulu, Pembangunan Waduk dan Embung/DAM/Parit
Urusan Pemerintahan Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Sumber Daya Air
Penyaluran Subsidi Benih dan Pupuk
Urusan Pemerintahan Bidang Pertanian
Sarana Pertanian
Kelancaran Distribusi Pangan Dan Akses Pangan Masyarakat
Pemantauan dan Pengendalian Harga Pangan
Urusan Pemerintahan Bidang Pangan
Penyelenggaraan Ketahanan Pangan
Cadangan Pangan Pemerintah
Urusan Pemerintahan Bidang Pangan
Penanganan Kerawanan Pangan
• UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal263 ayat (3) RPJMD merupakan penjabarandari visi, misi, dan program kepala daerah yangmemuat tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan,pembangunan Daerah dan keuangan Daerah, sertaprogram Perangkat Daerah dan lintas PerangkatDaerah yang disertai dengan kerangka pendanaanbersifat indikatif untuk jangka waktu 5 (lima)tahun yang disusun dengan berpedoman padaRPJPD dan RPJMN.”
• UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal263 ayat (4) RKPD merupakan penjabaran dariRPJMD yang memuat rancangan kerangkaekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah,serta rencana kerja dan pendanaan untuk jangkawaktu 1 (satu) tahun yang disusun denganberpedoman pada Rencana Kerja Pemerintahdan Program Strategis Nasional yangditetapkan oleh Pemerintah Pusat
Hirarki Pencapaian Sasaran Nasional dan Pembagian Kewenangan
PEMETAAN PROGRAM PRIORITAS NASIONAL KE DALAM PROGRAM DAN KEGIATAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
• Dalam kerangka pencapaian tujuan bernegara, maka sasaran prioritaspembangunan nasional harus dijabarkan ke semua tingkat pemerintahan sesuaidengan kewenangan.
• Menterjemahkan Sasaran Pokok Pembangunan Nasional ke dalam Program danKegiatan Prioritas, sehingga bisa dilaksanakan oleh K/L dan SKPD berdasarkanpembagian urusan dan sub urusan sesuai dengan UU 23/2014.
• Bappenas dan Kementerian Dalam Negeri menerbitkan surat edaran bersamauntuk menyelaraskan perencanaan daerah (Rencana Pembangunan JangkaMenengah Daerah/RPJMD) dengan RPJMN 2015-2019.
REPUBLIK
INDONESIA
36
DAK Penugasan Untuk Mendukung Pencapaian Sasaran Prioritas Nasional
36
Target RPJMN 2015-2019: Rehabilitasi 3 juta hektar jaringan irigasi.Target RKP 2017: Rehabilitasi 639,700 hektar.
Kebutuhan Rehabilitasi Irigasi Kewenangan Kabupaten 2017
Rehabilitasi Irigasi Kewenangan Kabupaten 2.343 ha = Rp. 45.665,64 jutaKemampuan Pendanaan APBD = Rp. 25.000,00 juta
Rp. 20.665,64 juta
DAK Penugasan Terkait Dengan Kriteria Money Follow Program
1. Menentukan Prioritas Nasional di daerah (Prov/Kab/Kota) tertentu (spasial)
2. Identifikasi Bidang/kegiatan*) yang merupakan kewenangan daerah untuk mencapai sasaran PN di daerah tersebut
3. Membantu pendanaan sebagian tugas daerah melalui DAK **)
4. Daerah menggunakan DAK membangun pada ruas yang ditugaskan (closed menu)
*) Identifikasi mencakup hingga ruas/lokasi kegiatan**) Alokasi pada tingkatan ruas/lokasi kegiatan
1. Pendidikan(SMK)
2. Kesehatan(Puskesmas & RS Rujukan)
3. Air Minum
4. Sanitasi
5. Jalan
6. Pasar
7. Irigasi
8. Energi Skala Kecil
Nama dan Lokasi SMK
Nama dan Lokasi Puskesmas/RS
Rujukan
Lokasi Jaringan
Lokasi Jaringan
Ruas Prioritas
Lokasi Pasar/Nama
Pasar
Daerah Irigasi/Jaringan
Irigasi
Lokasi Kegiatan Pembangunan
Pembangkit ListrikDAK Penugasan
Mendanai kegiatan khusus dalam rangka pencapaian sasaran Prioritas Nasional dengan menu terbatas dan lokus yang ditentukan
Dibiayai melalui DAK Penugasan
DAK Penugasan
REPUBLIK
INDONESIA
37
PENYELASARAN RPJMD DENGAN RPJMN 2015-2019
REPUBLIK
INDONESIA
38
Perencanaan Pembangunan DaerahAlur Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah
Diacu DiperhatikanDiserasikan melalui MUSRENBANG
RKP RPJM
NasionalRPJP
Nasional
Renstra KLRenja -
KL
RAPBN
RKA-KL
APBN
Rincian APBN
Pedoman Dijabarkan Pedoman
Pedoman
Pedoman
Pedoman
Diacu
Pemerintah
Pusat
RPJM Daerah
RPJP Daerah
RKP Daerah
Renstra SKPD
Renja -SKPD
RAPBD
RKA -SKPD
APBD
Rincian APBD
Pedoman
Pedoman
Pedoman Dijabarkan
Pedoman
Pedoman
Diacu
UU SPPN (No.25/2004)
Pemerintah
Daerah
BahanBahan (diserasikan dlm RAKORPUS & Trilateral Meeting)
Bahan Bahan
UU KeuNeg (No.17/2003)
Berpedoman (UU 23/2014)
Dalam UU 23/2014, RPJMD tidak hanya memperhatikan RPJMN 2015-2019 namun berpedoman kepada RPJMN 2015-2019. Untuk itu, muatan dalam RPJMD harus diselaraskan dengan muatan RPJMN 2015-2019
REPUBLIK
INDONESIA
3939
Dasar Hukum Penyusunan RPJMD dan Penyelarasan Dengan RPJMN 2015-2019
• Pasal 5 ayat (2) UU SPPN, “RPJM Daerah merupakan penjabaran dari visi, misi, dan programKepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikanRPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan Daerah, strategi pembangunan Daerah,kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja PerangkatDaerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangkaregulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. “
• Pasal 263 ayat (3) UU Pemda “RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakanpenjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah yang memuat tujuan, sasaran, strategi,arah kebijakan, pembangunan Daerah dan keuangan Daerah, serta program Perangkat Daerahdan lintas Perangkat Daerah yang disertai dengan kerangka pendanaan bersifat indikatif untukjangka waktu 5 (lima) tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan RPJMN.”
• Pasal 272 ayat (3) UU Pemda “Pencapaian sasaran, program, dan kegiatan pembangunan dalamrencana strategis perangkat daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diselaraskandengan pencapaian sasaran, program, dan kegiatan pembangunan yang ditetapkan dalamrencana strategis kementerian atau lembaga pemerintah nonkementerian untuktercapainya sasaran pembangunan nasional.”
REPUBLIK
INDONESIA
4040
Dasar Hukum Penyusunan RKPDdan Penyelarasan Dengan RKP
UU 25 /2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
•Pasal 4 ayat 3 RKP merupakan penjabaran dari RPJM Nasional, memuat prioritas pembangunan,
rancangan kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal, serta program Kementerian/Lembaga, lintas Kementerian/Lembaga, kewilayahan dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah
•Pasal 263 ayat 4 RKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c merupakan penjabaran dari
RPJMD yang memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, serta rencana kerja dan pendanaan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang disusun dengan berpedoman pada Rencana Kerja Pemerintah dan Program Strategis Nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat
REPUBLIK
INDONESIA
4141
Pentingnya Penyelarasan Perencanaan Pembangunan
Sasaran dan Prioritas Pembangunan Nasional adalah tujuan bernegara di semua tingkat pemerintahan
Dalam pencapaian sasaran dan prioritas pembangunan nasional, bisa:
Hanya dilakukan oleh Pemerintah Pusat, seperti pertahanan, keamanan, politik luar negeri, dll.
Dilakukan oleh semua tingkat pemerintahan sesuai dengan kewenangan.
Sasaran dan Prioritas RPJMN adalah tujuan bernegara dalam jangka menengah yang harus dicapai oleh semua tingkat pemerintahan sesuai dengan tingkat kewenangannya,
Pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, tingkat kemiskinan, tingkat partisipasi sekolah, tingkat kematian ibu, IPM, dll yang menjadi sasaran prioritas nasional, mustahil bisa dicapai dengan hanya menghandalkan SDM dan Anggaran dari Kementerian/Lembaga di pusat saja.
Partisipasi Pemerintah Provinsi, Kabupaten, dan Kota mutlak diperlukan.
Dalam kerangka pencapaian tujuan bernegara tsb, maka sasaran prioritas pembangunan nasional harus dijabarkan ke semua tingkat pemerintahan sesuai dengan kewenangan.
RPJM
NASIONAL
NKRI
RPJMD
PROVINSI
RPJMD
KAB/KOTA
PE
NC
AP
AIA
N S
AS
AR
AN
PE
NJA
BA
RA
N S
AS
AR
AN
REPUBLIK
INDONESIA
4242
Pendekatan Penyelarasan
Kebijakan anggaran belanja yang dilakukan tidak berdasarkan money follow function, tetapimoney follow program.
Pendekatan perencanaan Holistik-Tematik, Integratif dan Spasial
Pendekatan penentuan Prioritas Nasional /Daerah, Program Prioritas dan Kegiatan PrioritasNasional/Daerah melalui pelaksanaan multilateral meeting, bilateral meeting atau forumSKPD.
Rancangan RPJMD di konsultasikan bersama dengan Kementerian PPN dan KementerianDalam Negeri dengan tujuan
• menilai dan menjamin terciptanya keselarasan antara RPJMD Provinsi dengan RPJMN Tahun2015-2019;
• menilai kesesuaian dengan tahapan, tata cara penyusunan, dan pembagian urusanpemerintahan dalam rencana pembangunan daerah.
REPUBLIK
INDONESIA
43
Perubahan Mendasar Perencanaan Pembangunan
VISI
MISI
NAWACITA
DIMENSI PEMBANGUNAN+ Faktor Pendukung Pertumbuhan
Ekonomi
PRIORITAS NASIONAL
PROGRAM PRIORITAS
KEGIATAN PRIORITAS
PROGRAM & KEGIATAN KL dan URUSAN PEMERINTAHAN SKPD
MULTILATERALMEETING
BILATERAL MEETINGPENYEDERHANAAN
NOMENKLATUR
DOMAIN POLITIK (GIVEN)
DOMAIN PERENCANAAN
DOMAIN PELAKSANAAN
MONEY FOLLOW
PROGRAM
HOLISTIK-TEMATIK
INTEGRATIFSPASIAL
SYSTEM INTEGRATOR
NAWACITA
REPUBLIK
INDONESIA
44
PENYELARASAN PERENCANAAN PUSAT DAN DAERAH
TUJUAN
SASARAN
STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN/ PRIORITAS DAERAH
PROGRAM PRIORITAS
URUSAN PEMERINTAHAN
serta PROGRAM DAN KEGIATAN PERANGKAT DAERAH
MULTILATERAL MEETING/FORUM
PERANGKAT DAERAH
BILATERAL MEETING/FORUM PERANGKAT
DAERAH
PENYEDERHANAAN
NOMENKLATUR
DOMAIN PERENCANAAN
DOMAIN PELAKSANAAN
MONEY FOLLOW
PROGRAMKEGIATAN PRIORITAS
VISI
MISI
NAWACITA
DIMENSI PEMBANGUNANKondisi Perlu + Faktor Pendukung
Pertumbuhan Ekonomi
ARAH KEBIJAKAN/PRIORITAS NASIONAL
PROGRAM PRIORITAS
PROGRAM & KEGIATAN
Kementerian/Lembaga
KEGIATAN PRIORITAS
MULTILATERAL MEETING
BILATERAL MEETING
NasionalDaerah
DOMAIN POLITIK (GIVEN)
VISI
MISI
PROGRAM KDH
DOMAIN POLITIK (GIVEN)
44
REPUBLIK
INDONESIA
45
STRATEGI PENYELARASAN RPJMD DENGAN RPJMN 2015-2019 (2/2)
Strategi 1:Penyelarasan Isu Strategis Pembangunan Daerah dengan Kebijakan Pembangunan Nasional
Isu Strategis DaerahIsu Strategis Nasional
DOMAIN NASIONAL (RPJMN) STRATEGI PENYELARASANDAERAH (RPJMD)
VisiMisi
Nawa Cita
VisiMisi
Tujuan dan Sasaran
Strategi 2:Penyelarasan Misi/Sub Misi, Tujuan, Sasaran, Indikator Pembangunan Daerah dengan Sasaran Pembangunan Nasional
Domain Politik
StrategiArah Kebijakan
Prioritas NasionalProgram Prioritas Nasional
Kegiatan Perioritas Nasional
Strategi 3:Penyelarasan Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah dengan Strategi Pembangunan dan Arah Kebijakan Nasional
Domain Perencanaan(Money Follow Program &
Pendekatan Holistik-Tematik, Integratif, dan Spasial)
StrategiArah Kebijakan
Prioritas DaerahProgram Prioritas Daerah
Kegiatan Perioritas Daerah
Program Kementerian/LembagaKegiatan Kementerian/Lembaga
Strategi 4:Penyelarasan Program dan Kegiatan Daerah dengan Program dan Kegiatan Nasional melalui pemetaan Prioritas, Program dan Kegiatan Prioritas berdasarkan urusan Pemerintahan
Domain Pelaksanaan(Penyederhanaan
Nomenklatur)
Urusan dan Sub UrusanProgram Perangkat DaerahKegiatan Perangkat Daerah
Kerangka Pendanaan Nasional Strategi 5:Penyelarasan Kerangka Pendanaan Program dan Kegiatan yang mendukung Prioritas Nasional
Kerangka Pendanaan Daerah
Indikasi Lokasi Pembangunan Nasional Strategi 6:Penyelarasan Indikasi Lokasi Pelaksanaan Program yang mendukung Kegiatan Strategis Nasional
Indikasi Lokasi Pembangunan Daerah
45
REPUBLIK
INDONESIA
46
REPUBLIK INDONESIA
46
SASARAN AGENDA PEMBANGUNAN NASIONALRKP 2017
* Untuk lebih detail semua Prioritas Nasional dapat dilihat pada RKP 2017
REPUBLIK
INDONESIA
47
REPUBLIK INDONESIA
47
PENDEKATAN TEMATIK, HOLISTIK, TERINTEGRASI DAN SPASIALKedaulatan Pangan (1/6) – Program Prioritas
REPUBLIK
INDONESIA
48
REPUBLIK INDONESIA
48
PENDEKATAN TEMATIK, HOLISTIK, TERINTEGRASI DAN SPASIALKedaulatan Pangan (2/6) – Kegiatan Prioritas I
REPUBLIK
INDONESIA
49
REPUBLIK INDONESIA
49
PENDEKATAN TEMATIK, HOLISTIK, TERINTEGRASI DAN SPASIALKedaulatan Pangan (3/6) – Kegiatan Prioritas II
REPUBLIK
INDONESIA
50
REPUBLIK INDONESIA
50
PENDEKATAN TEMATIK, HOLISTIK, TERINTEGRASI DAN SPASIALKedaulatan Pangan (4/6) – Kegiatan Prioritas III
REPUBLIK
INDONESIA
51
REPUBLIK INDONESIA
51
PENDEKATAN TEMATIK, HOLISTIK, TERINTEGRASI DAN SPASIALKedaulatan Pangan (5/6) – Kegiatan Prioritas IV
REPUBLIK
INDONESIA
52
REPUBLIK INDONESIA
52
PENDEKATAN TEMATIK, HOLISTIK, TERINTEGRASI DAN SPASIALKonektivitas (1/9) – Program Prioritas
REPUBLIK
INDONESIA
53
REPUBLIK INDONESIA
53
PENDEKATAN TEMATIK, HOLISTIK, TERINTEGRASI DAN SPASIALKonektivitas (2/9) – Kegiatan Prioritas I
REPUBLIK
INDONESIA
54
REPUBLIK INDONESIA
54
PENDEKATAN TEMATIK, HOLISTIK, TERINTEGRASI DAN SPASIALKonektivitas (3/9) – Kegiatan Prioritas II
REPUBLIK
INDONESIA
55
REPUBLIK INDONESIA
55
PENDEKATAN TEMATIK, HOLISTIK, TERINTEGRASI DAN SPASIALKonektivitas (4/9) – Kegiatan Prioritas III
REPUBLIK
INDONESIA
56
REPUBLIK INDONESIA
56
PENDEKATAN TEMATIK, HOLISTIK, TERINTEGRASI DAN SPASIALKonektivitas (5/9) – Kegiatan Prioritas IV
REPUBLIK
INDONESIA
57
REPUBLIK INDONESIA
57
PENDEKATAN TEMATIK, HOLISTIK, TERINTEGRASI DAN SPASIALKonektivitas (6/9) – Kegiatan Prioritas V
REPUBLIK
INDONESIA
58
REPUBLIK INDONESIA
58
PENDEKATAN TEMATIK, HOLISTIK, TERINTEGRASI DAN SPASIALKonektivitas (7/9) – Kegiatan Prioritas VI
REPUBLIK
INDONESIA
59
REPUBLIK INDONESIA
59
PENDEKATAN TEMATIK, HOLISTIK, TERINTEGRASI DAN SPASIALKonektivitas (8/9) – Kegiatan Prioritas VII
REPUBLIK
INDONESIA
60
REPUBLIK INDONESIA
60
PENDEKATAN TEMATIK, HOLISTIK, TERINTEGRASI DAN SPASIALKonektivitas (9/9) – Kegiatan Prioritas VIII
REPUBLIK
INDONESIA
61
• KSPN/ PKSN
- Pengembangan Pelabuhan Laut Teluk Segintung dan Pelabuhan Kumai
• PKN/PKW- Pembangunan Jalur KA : Kudangan – Nanga Bulik –
Kumai- Pembangunan Jalur KA Tumbang Samba – Rantau Pulut
-Nanga - Pembangunan Jalur KA Kuala Kurun – Rambambang –
palangkaraya – Pulang Pisau – Batanjung (Kuala Kapuas)- Pembangunan Jalur KA Banjarmasin-Palangkaraya- Pengembangan Bandara Tjilik Riwut- Pembangunan Bandara Muara Teweh Baru- Pengembangan Pelabuhan Laut Teluk Segintung dan
Pelabuhan Kumai- Pengembangan Pelabuhan Laut Batanjung- Pengembangan Pelabuhan Tongkang Bangkuang- Pengembangan Pelabuhan Bagendang*- Pembangunan Pelabuhan Tanjung Perawan di
Kab.Pulang Pisau- Relokasi Pelabuhan Pangkalan Bun ke Sebuai di
Kabupaten Kotawaringin Barat - Peningkatan Jalan Palangka Raya-Bukit Liti-Bukit Batu-
Buntok-Ampah- Pembangunan Jalan Sampit - Samuda -Ujung Pandaran- Pembangunan Jalan Tumbang Samba-Tbg Senamang -
Bts Kalbar- Pembangunan Jembatan Tumbang Samba - Pengadaan Bus Air- PengembanganSistem Transit dan Semi BRT Kota
Palangkaraya- Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai RPM- Pemb. Dermaga Sungai di Kasongan Baru
INFRASTRUKTUR PENDUKUNG
ARAH PENGEMBANGAN WILAYAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
REPUBLIK
INDONESIA
62
REPUBLIK INDONESIA
Pembangunan Jembatann Maluenn Kab. Kapuas
a. Pembangunan Jalan Akses Pelabuhan Trisakti ( Pelabuhan Trisakti - Liang Anggang )
b. Pembangunan Jembatan Sei Basirih
c. Pembangunan Fly Over Gatot Subroto
Pembangunan Jalan Lingkar dalam Batulicin
Pembangunan JalanPalangkaraya-Bukittliti-Bkt.Batu-Buntok-Ampah
Pembangunan Jalan aksesKawasan IndustriBatulicin kePelabuhanBatulicinPembangunan Jalan akses
menuju Pelabuhan Pelaihari di Kabupaten Tanah Laut
Pembangunan Penyediaan Air Baku Kab. Kota Baru
Pembangunan Pengaman Pantai Rindu Alam
a.Pembangunan Embung Tala
b.Pembangunan Air Baku Banjar Bakula
Pembangunan SPAM Banjar Bakula
a. Infrastruktur Air Limbah diKabupaten Kapuas
b. SPAM Perdesaan Kab. Kapuas
a. Infrastruktur Kawasan Perkotaan Kota Palangkaraya
b.Infrastruktur Air Limbah Kota Palangkaraya
c. Infrastruktur Drainase Perkotaan kota Palangakaraya
d.SPAM di Kawasan MBR Kota Palangkaraya
a. Infrastruktur Kawasan Permukiman Perkotaan Kab. Kotabaru
b.Infrastruktur Air Limbah Kab Kota Baru
c. Pembangunan SPAM di Kabupaten Kotabaru
d.Pembangunan SPAM IKK di Kabupaten Kotabaru
e.Pembangunan SPAM di Kab. Kotabaru
f. Spam Perdesaan Kab. Kotabaru
a.Infrastruktur Air Limbah Kab Tanah Bumbu
b.Infrastruktur Drainase Perkotaan Kab. Tanah Bumbu
c. Pembangunan SPAM Kawasan MBR Kab. Tanah Bumbu
d.Pembangunan SPAM IKK di Kabupaten Tanah Bumbu
Banjarmasin-Batulicin-Palangkaraya
REPUBLIK
INDONESIA
63
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PRIORITAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2016• Infrastruktur Permukiman Kawasan
Perkotaan Rp 76 Milyar• Pembangunan Rusunawa 768 Unit, Rp
161,6 Milyar• Infrastruktur TPA (1 TPA) Rp 45 Milyar• Peningkatan kualitas rumah swadaya Rp
45,2 Milyar
PERMUKIMAN
TAHUN 2016• Rencana Pembangkit (IPP): PLTU
Kalselteng 1 100 MW, COD 2019• Rencana Pembangkit (Unallocated) :• PLTMG Kalselteng 1 140 MW, COD 2019• Pembangunan Tungku Hemat Energi 1
Unit• PLTS Terpusat Kapuas 2 Unit 60 Kw
TAHUN 2017• Distribusi Paket Perdana LPG 3 KG +
39.819 paket
ENERGI
TAHUN 2016
•Bandar Udara Tjilik Riwut-palangkaraya
•Pelabuhan Pulang Pisau
•Bendungan Tapin
TAHUN 2017
•Pembangunan dermaga sungai di Kab.
Katingan
•Pembangunan Bandara Tjilik Riwut
•pembangunan Bandara Tira Tangka Balang
(Murung Raya)
•Pembangunan Bandara H. Asan Sampit
PERHUBUNGAN
REPUBLIK
INDONESIA
64
No Kegiatan Indikatif 2016
(Rp Milyar)
Jalan
1 Rekonstruksi Jalan Tanjung - Bts. Kota Sanggau 50,00
2 Pelebaran Jalan Galing - Tanah Hitam/Tanjung Harapan 50,00
3
Peningkatan jalan Simpang Bangkal - Telaga Pulang -
Kuala Pembuang - Teluk Segintung (akses Pelabuhan
Segintung)
35,00
Transportasi Udara
1 Bandar Udara Tjilik Riwut-palangkaraya 681,00
2 Bandar Udara Iskandar-pangkalan Bun 172,00
3 Bandar Udara H. Asan - Sampit 60,00
4 Bandar Udara Beringin-muara Teweh 12,00
5 Bandar Udara Tumbang Samba 14,00
6 Bandar Udara Sanggu-buntok 51,00
7 Bandar Udara Kuala Kurun 32,00
KEGIATAN STRATEGIS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2016 (1/2)
No Kegiatan Indikatif 2016
(Rp Milyar)
SDA
1 Lanjutan Pembangunan Jaringan Irigasi DI. Jamut 19,00
2Pembangunan Penyediaan Air Baku Kota Pulang Pisau
50,00
3Pembangunan Penyediaan Air Baku Kota Sampit Kab.
Kotawaringin Timur 40,00
4Pembangunan Sarana/Prasararana pengendalian banjir
kota Sampit (Multi Years) 182,00
Energi dan Ketenagalistrikan
1 PLTS Terpusat 2 Unit 60 kW 10,80
2 PLTS Terpusat Pulang Pisau 15 kW 2,10
Transportasi Laut
1 Pelabuhan Sukamara 1,36
2 Pelabuhan Pulang Pisau 1,70
REPUBLIK
INDONESIA
65
No. KegiatanIndikatif 2016
(Rp Milyar)
Pengembangan Air Minum 84,85
1. Pengaturan, pembinaan dan pengawasan pengembangan air minum 13,18
2. Fasilitasi PDAM (Kab. Barito Selatan, Kab. Barito Timur, Kab. Katingan) 6,50
3. Pengembangan Jaringan SPAM MBR
(Kab. Barito Timur, Kab. Gunung Mas, Kab. Katingan, Kab. Kotawaringin
Timur, Kab. Lamandau, Kab. Pulang Pisau)
25,60
4. SPAM di Ibu Kota Kecamatan (Kab. Kotawaringin Timur, Kab.
Lamandau)
19,15
5. SPAM Ibu Kota Pemekaran/Perluasan (Kab. Barito Selatan, Kab. Barito
Timur, Kab. Barito Utara, Kab. Kapuas, Kab. Katingan, Kab. Seruyan)
20,00
Pembangunan Permukiman 100,00
1. Pengaturan, pembinaan, dan pengawasan pengembangan permukiman
(Kab. Kapuas, Kab. Kotawaringin Timur, Kab. Pulang Pisau, Kab.
Sukamara, Kota Palangkaraya)
8,00
2. Infrastruktur Permukiman Kawasan Perdesaan (Kab. Barito Selatan,
Kab. Gunung Mas, Kab. Kapuas, Kab. Lumandau, Kab. Pulang Pisau,
Kab. Seruyan)
16,00
3. Infrastruktur Permukiman Kawasan Perkotaan
(Kab. Kotawaringin Timur, Kab. Pulang Pisau, Kab. Sukamara)
76,00
No. KegiatanIndikatif 2016
(Rp Milyar)
Penataan Bangunan dan Lingkungan 7,15
1. Pembinaan dan pengawasan bangunan gedung
(Kab. Barito Selatan, Kab. Barito Utara, Kab. Kapuas, Kab.
Lamandau, Kab. Murung Raya, Kab. Seruyan, Kab. Sukamara)
7,15
Penyediaan Perumahan 246,79
1. Pembangunan Rusunawa (Kab. Barito Selatan, Kab. Barito Utara,
Kab. Kapuas, Kab. Katingan, Kab. Kotawaringin Barat, Kab.
Kotawaringin Timur)
161,60
2. PSU Perumahan (Kab. Barito Utara, Kab. Kapuas, Kab. Katingan,
Kab. Kotawaringin Barat)
4,35
3. Pembangunan Rumah Khusus 15,12
4. Pemeliharaan Rumah Khusus 0,84
5. Pembangunan Baru Rumah Swadaya 19,65
6. Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya 45,22
Penyehatan Lingkungan Permukiman 64,80
1. Infrastruktur limbah dengan sistem terpusat skala kota, kawasan,
komunal (Kab. Pulang Pisau, Kota Palangkaraya)
14,00
2. Infrastruktur TPA (Kab. Gunung Mas) 45,00
3. Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
(Kab. Pulang Pisau)
5,00
4. TPST/3R skala komunal (Kab. Kapuas) 0,80
KEGIATAN STRATEGIS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2016 (2/2)
REPUBLIK
INDONESIA
66
KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2015-2019 (1/2)
PERKERETAAPIAN DIPERUNTUKKAN BAGI PENGANGKUTAN PENUMPANG DANBARANG1. Pembangunan Jalur KA : Kudangan – Nanga Bulik – Kumai2. Pembangunan Jalur KA Puruk Cahu – Kuala Kurun – Rabambang – Tumbang
Samba – Sampit- Kuala Pembuang – Teluk Segintung3. Pembangunan Jalur KA Tumbang Samba – Rantau Pulut -Nanga4. Pembangunan Jalur KA Kuala Kurun – Rambambang – palangkaraya –
Pulang Pisau – Batanjung (Kuala Kapuas)5. Pembangunan Jalur KA Puruk Cahu – Bangkuang / Mangkatip - Batanjung6. Pembangunan Jalur KA Banjarmasin-Palangkaraya
PERHUBUNGAN UDARA1. Pengembangan Bandara Tjilik Riwut2. Pembangunan Bandara Muara Teweh
PERHUBUNGAN LAUT1. Pengembangan Pelabuhan Laut Batanjung, Teluk Segintung dan Pelabuhan
Kumai2. Pengembangan Pangkalan Bun3. Pengembangan Pelabuhan Tongkang Bangkuang4. Pengembangan Pelabuhan Bagendang*5. Pembangunan Pelabuhan Tanjung Perawan di Kab.Pulang Pisau6. Pembangunan Pelabuhan Pulau Damar di Kabupaten Katingan7. Relokasi Pelabuhan Pangkalan Bun ke Sebuai di Kabupaten Kotawaringin
Barat
JALAN1. Pembangunan Jalan Palangkaraya-Bukittliti-Bkt.Batu-Buntok-Ampah2. Pembangunan Jalan Sampit-Samuda-Ujung Pandaran3. Pembangunan Jalan Tumbang Samba-Tbg Senawang-Bts Kalbar4. Pembangunan Jembatan Tumbang Samba
ASDP1. Pengembangan Dermaga Penyeberangan Baok2. Pemb. Dermaga Sungai di Kasongan Baru di Kec. Katingan Hilir3. Pengadaan Bus Air4. Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai RPM5. Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai Kasongan Baru*6. Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai Petanak*
KETENAGALISTRIKAN1. PLTMG Bangkanai (FTP2) 140 MW2. PLTU Kalselteng 1 100 MW3. Pengembangan jaringan transmisi dan distribusi4. Persiapan Jaringan Kabel Listrik bawah Laut KalimantanTengah ke Jawa
tengah5. Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan
TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA1. Pembangunan Serat Optik antar seluruh kabupaten/kota2. Pengembangan transmisi penyiaran TVRI
SUMBER DAYA AIR1. Pembangunan Prasarana Air Baku Kotawaringin Barat Kab Kotawaringin
Barat2. Revitalisasi lahan rawa ex PLG
REPUBLIK
INDONESIA
67
PENDIDIKAN1. Program PAUD : a. BOP PAUD; b. Rintisan PAUD; dan c. Gugus PAUD2. Program Pendidikan Dasar a. Peningkatan mutu SD; b. Peningkatan mutu PK-PLK; c. Peningkatan mutu
SMP; dan d. P2TK Dikdas (tunjangan guru kualifikasi, daerah khusus/terpencil, tunjangan profesi, dantunjangan fungsional non-PNS)
3. Program Pendidikan Menengah dan Luar Biasa : a. Layanan Peningkatan mutu Pendidikan SMA; b.Layanan Peningkatan mutu SMK; dan c. P2TK Dikmen (tunjangan kualifikasi guru, daerahkhusus/terpencil, tunjangan profesi, dan tunjangan fungsional non-PNS)
4. Program Pendidikan Non-formal dan Informal : Peningkatan mutu Layanan kursus dan keterampilan
KESEHATAN1. Pelayanan Kesehatan Dasar : Diperlukan akreditasi dan peningkatan fasilitas pelayanan kesehatan dasar2. Pelayanan Kesehatan Perorangan : a. Membangun sistem penanggulangan kegawat daruratan terpadu; b.
Peningkatan pemenuhan layanan spesialistik; dan c. Peningkatan kepastian tenaga kesehatan strategisuntuk mendukung target MDGs
3. Peningkatan dan Perbaikan Sarana Prasarana : Peningkatan/pengembangan rumah sakit jiwa kalawa atei4. Program Jaminan Kesehatan dan Kefarmasian : a. Jaminan kesehatan, diperlukan untuk pembayaran
premi (Jamkesda Kalteng Barigas) agar masyarakat miskin yang belum menerima (JKN-PBI) dapat masukdalam kartu Kalteng Barigas; b. Peningkatan ketersediaan obat publik dan perbekalan kesehatan; dan c.Peningkatan produksi dan distribusi kefarmasian
5. Penanggulangan Masalah Kesehatan : a. Penanganan krisis kesehatan; b. Penanganan rabies; c. SanitasiTotal Berbasis Masyarakat (STBM); d. Sistem Surveillance terpadu; e. Universal Child Immunization (UCI);f. Eliminasi Malaria; g. Pemberantasan Tb paru; h. Penemuan kasus HIV/AIDS; dan i. Penanggulanganfilariasis
KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2015-2019 (2/2)
REPUBLIK
INDONESIA
68
REPUBLIK INDONESIA
68
PENUTUP
REPUBLIK
INDONESIA
69
PENUTUP
Pencapaian sasaran agenda pembangunan nasional dilakukan dengan pendekatan Holistik-Tematik, Integratif, dan Spasial serta pendekatan penganggaran money follow program.Pendekatan ini juga diharapkan dapat diimplementasikan dalam perencanaan di daerahuntuk mencapai sasaran agenda prioritas daerah dan dukungan dalam pencapaian sasaranagenda prioritas nasional.
Pemerintah Daerah mendukung pencapaian sasaran pembangunan nasional denganmenjabarkan sasaran nasional ke dalam sasaran Provinsi dan sasaran kabupaten/kota sesuaidengan karakteristik daerah.
Berbagai rencana kegiatan prioritas yang telah direncanakan di daerah perlu didukung denganrencana kegiatan di tingkat provinsi dan kabupaten kota secara terintegrasi baik secarasubstansi, integrasi secara spasial, integrasi secara kewenangan dan integrasi secarapendanaan.
Dalam hal pembangunan infrastruktur, RKP 2017 menekankan konektivitas antar wilayahpada penyelesaian proyek-proyek yang akan menurunkan biaya logistik dan mendukungpembangunan kawasan.
REPUBLIK
INDONESIA
70
REPUBLIK INDONESIA
70
TERIMA KASIH
Recommended