View
77
Download
1
Category
Preview:
DESCRIPTION
KESEHATAN
Citation preview
OSTEOPOROSIS
A. Pengertian
Osteoporosis merupakan suatu kondisi
sistematik dimana terjadi reduksi atau penurunan
masa tulang secara keseluruhan atau kepadatan
tulang yang mana resorpsi tulang lebih besar
daripada pembentukannya, sehingga terjadi
ketidakseimbangan.
Osteoporosis merupakan suatu kelainan
dimana terjadi penurunan massa tulang total.
Terdapat perubahan pergantian tulang
homeostasis normal, kecepatan resorpsi tulang
lebih besar daripada kecepatan pembentukan
tulang, sehingga mengakibatkan penurunan massa
tulang total. Tulang menjadi keropos secara
progresif, rapuh, mudah patah dan mudah
fraktur.
Osteoporosis umumnya terjadi sekitar 30 %
pada wanita yang berusia 45 tahun dan sekitar 70
1
% pada wanita diatas 45 tahun. Osteoporosis
biasanya menyerang wanita pasca menopause,
namun orang muda juga dapat mengalami
osteoporosis akibat imobilisasi karena kecelakaan
dan paralysis. Osteoporosis sering mengakibatkan
40 % fraktur vertebral, 20 % fraktur femoral, 15
% fraktur distal lengan-lengan bawah. Fraktur
femoral hingga pinggang kira-kira dialami oleh
10-20 % pasien.
B. Etiologi
Faktor-faktor resiko terjadinya osteoporosis
(Smeltzer, 2001):
- Wanita pasca menopause
- Faktor nutrisi
- Pilihan gaya hidup, misalnya merokok,
konsumsi kafein dan alkohol
- Kurangnya aktivitas fisik
- Keadaan medis
- Obat-obatan
2
- Imobilisasi
C. Patofisiologi
Timbulnya osteoporosis pada wanita pasca
menopause disebabkan oleh turunnya kadar
hormon estrogen. Faktor nutrisi mempengaruhi
perkembangan osteoporosis. Vitamin D penting
untuk absorpsi kalsium dan untuk mineralisasi
tulang normal. Diet mengandung kalsium dan
vitamin D harus mencukupi untuk
mempertahankan remodeling tulang dan fungsi
tubuh. Bagi perokok lebih rentan terhadap
osteoporosis karena tulang mereka kurang padat.
Obat-obatan misalnya isoniasi, heparin,
tetrasiklin, antasida yang mengandung
aluminium, furosemide, anti konvulsan,
kortikosteroid dan suplemen tiroid mempengaruhi
penggunaan tubuh dan metabolisme kalsium.
3
Ketika diimobilasasi, tulang akan direabsorpsi
lebih cepat dari pembentukkannya dan terjadilah
osteoporosis.
D. Manifestasi klinis
Osteoporosis mungkin tidak memberikan gejala
klinis sampai terjadi patah tulang. Nyeri dan
deformitas menyertai fraktur.
Dengan melemah dan kolapsnya korpus
vertebra, tinggi seseorang dapat berkurang atau
timbul kyphosis dan individu menjadi bungkuk.
E. Pemeriksaan diagnostik
X-Ray
Mungkin tidak menunjukkan perubahan
hingga lebih dari 30% kalsium tulang
mengalami penurunan.
Single-Photon Absorptiometry ( SPA ) atau
Dual-Photon Absorptiometry ( DPA )
4
Dapat mengukur kepadatan tulang dalam
dua dimensi untuk menunjukkan penurunan
tulang trabecular ( DPA ), tulang kortikal pada
lengan bawah bagian distal ( SPA ).
Quantitative Computed Tomographic ( QCT )
Scanning.
Mengukur kepadatan tulang vertebral
untuk menghubungkan kekuatan tulang
trabecular dengan kekuatan dari seluruh bagian
vertebral tubuh.
Kemungkinan terjadi fraktur vertebral,
herniasi sendi intervertebral, kyphosis atau
lordosis.
Study serum Darah
Penurunan tingkat fosfat alkaline.
F. Komplikasi
Fraktur vertebra, panggul, pergelangan tangan,
gangguan respiratory.
5
G.
6
Manajemen Medis Manajemen umum
- Diet nutrisi : konsumsi makanan yang
mengandung kalsium sekitar 1 gr per hari
- Latihan : berjalan , berenang, bersepeda, dan
lain-lain.
- Menggunakan korset punggung atau pada
leher untuk mencegah terjadinya fraktur.
Terapi obat
- Suplemen nutrisi : intake kalsium 1500 mg /
hari, kalsium karbonat atau dengan sodium
flouride 40-60 mg / hari, vitamin D : 50.000 IU
1-2 kali/ minggu.
- Kombinasi estrogen / progesteron
Terapi percobaan
ADFR :
- A = Activate : mengaktifkan osteoblast
- D = Depress : menekan aktivitas osteoklast
- F = Free : melepaskan osteoblast untuk proses
pembentukan tulang
7
- R = Repeat : perawatan lanjutan
H. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Faktor resiko
Wanita menopause, riwayat keluarga,
imobilisasi yang lama atau kurangnya
aktivitas fisik, penurunan intake kalsium,
intake alkohol atau kafein, merokok
Postur tubuh dan gaya berjalan
Kifosis, lordosis, berjalan dengan hati-hati
dan pelan; menggunakan bantuan tangan,
menekan daerah belakang untuk mengurangi
nyeri.
Tinggi dan berat badan
Tinggi berkurang ( ½ inci dibandingkan tiga
tahun lalu ), kurus, berat badan menurun dan
massa tulang menurun.
Keluhan nyeri
8
Merasa nyeri pada daerah torakal , vertebral,
dan daerah lumbal ( mungkin menyebar ke
leher, lengan, pinggul atau kaki ), mengalami
fraktur radius distal. 2.
9
Diagnosa Keperawatan Gangguan mobilitas fisik berhubungan
dengan adanya osteoporosis
DS : Pasien menghindari berjalan karena
daerah punggung dan leher terasa sakit dan
nyeri, mengeluh susah bangun dari tempat
tidur atau kursi.
DO : ditemukan adanya kifosis dan lordosis,
bangun secara perlahan dari kursi.
Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan
dengan berkurangnya kepadatan tulang
vertebral
DS : Pasien mengatakan nyeri di daerah atas
dada dan leher, terasa sakit, nyeri konstan
( terus menerus ) di daerah lumbal area
belakang, meminta obat untuk mengurangi
nyeri.
DO : Pasien tampak kesakitan saat lehernya
ditekuk, nyeri di daerah tulang rusuk dan
tulang belakang saat di palpasi.
10
Cemas berhubungan dengan kemungkinan
terjadinya fraktur
DS : Pasien mengatakan dalam beraktivitas
merasa takut karena membutuhkan aktivitas
fisik yang bertenaga.
DO : DPA menunjukkan tanda-tanda
kurangnya kepadatan tulang vertebral.
Gangguan body image berhubungan dengan
kifosis dan lordosis
DS : Pasien tidak dapat memilih atau
mengenakan pakaian karena kelainan bentuk
tulang belakang
DO : Hemlines tampak tidak seimbang, baju
di daerah belakang lebih pendek, pasien tidak
dapat berdiri tegak.
Gangguan pertukaran gas berhubungan
dengan kifosis
DS : Pasien mengatakan susah bernapas dan
batuk
11
DO : Berkurangnya bunyi napas di daerah
lobus, dispnea, RR 24 kali /menit.
3. Perencanaan
Pasien akan melakukan mobilitas fisik yang
baik
Pasien aklan bebas dari rasa nyeri
Pasien akan menunjukkan rasa cemasnya
berkurang
Pasien akan menerima perubahan body image
Pasien akan mempertahankan pertukaran gas
yang adekuat
4.
12
Implementasi a. Diagnosa I
Kaji aktivitas pasien, mobilisasi pasien,
kemampuan pasien untuk bangun dari
tempat tidur atau kursi
R/ sebagai data dasar untuk melakukan
tindakan selanjutnya
Bantu mengubah posisi pasien jika
diperlukan
R/ dengan bantuan ini, dapat mengurangi
terjadinya fraktur
Bantu pasien untuk menggunakan tongkat
atau kruk
R/ dapat mengurangi rasa sakit pada otot
atau ketegangan otot, sendi, tulang
Anjurkan pasien untuk menggunakan
pengaman pada leher atau korset
R/ untuk mempermudah mobilisasi
Anjurkan pasien untuk latihan ROM aktif
atau pasif jika diperlukan
13
R/ dengan latihan ROM membantu
mempertahankan kekuatan otot dan
mempertahankan kalsium di dalam tulang
b. Diagnosa II
Kaji tipe, jumlah, tingkat, dan durasi nyeri
R/ untuk menentukan tingkat
ketidaknyamanan dan memberikan data
untuk perawatan lanjutan
Monitor efek nyeri terhadap mobilisasi dan
kemampuan pasien dalam melakukan
perawatan diri serta aktivitas harian pasien
R/ Nyeri sering membatasi aktivitas pasien
sehingga pasien merasa takut untuk
melakukan aktivitas
Atur pemberian obat pada pasien, monitor
reaksi pasien
R/ pengobatan terhadap nyeri dibutuhkan
untuk mempertahankan tingkat darah
terapeutik
14
Anjurkan pasien untuk melakukan
parawatan diri sendiri, hobi, atau aktivitas
lainnya, gunakan ambulasi jika
memungkinkan
R/ mengalihkan konsentrasi pasien
terhadap nyeri yang dirasakan
c. Diagnosa III
Kaji kecemasan atau ketakutan pasien akan
kemungkinan terjadinya fraktur
R/ menentukan tingkat kecemasan pasien
Instruksikan pada pasien untuk membuat
lingkungan rumahnya menjadi aman
R/ mencegah merupakan langkah yang
aman agar tidak terjadinya fraktur
Diskusikan dengan pasien tentang daerah-
daerah yang sering mengalami osteoporosis
dan gunakan latihan sendi dan tulang,
diskusikan aktivitas yang membantu
mempertahankan kalsium dalam tulang
15
seperti berjalan, berenang, jogging jika
mampu.
R/ latihan ini dapat membantu
mempertahankan kekuatan tulang dan
sendi dan membantu mempertahankan
kalsium dan tulang
Instruksikan pada pasien agar intake atau
asupan kalsium 1500 mg / hari, diskusikan
makanan yang disukai dan tidak disukai
dan makanan yang kadar kalsiumnya tinggi
serta makanan yang memepengaruhi
absorpsi intestinal terhadap kalsium.
R/ mencegah osteoporosis
Diskusikan dengan pasien tentang
kebutuhan hormon estrogen yang
berhubungan dengan wanita
menopause,umur, dan seks.
R/ kekurangan hormon estrogen
merupakan penyebab utama terjadinya
osteoporosis
16
d. Diagnosa IV
Kaji efek bongkok pada saat pasien
berpakaian, diskusikan dengan pasien
untuk memilih pakaian yang cocok
R/ pakaian yang cocok menimbulkan
kenyamanan dan konsep diri pasien yang
positif
Diskusikan dengan pasien untuk
mengurangi bongkok yang tampak
R/ bongkok yang tidak kelihatan jelas dapat
membantu meningkatkan harga diri pasien
e. Diagnosa V
Kaji fungsi respiratory
R/ sebagai data untuk melakukan
perawatan lanjutan
Dengarkan bunyi napas, kaji ekspansi dada
saat bernapas
R/ sebagai evaluasi kemampuan pernapasan
dan oksigenasi pasien
17
Monitor spirometri dengan mengukur
kapasitas vital pasien
R/ kapasitas vital pasien menunjukkan
kebutuhan pasien akan oksigen
Monitor warna kulit, warna kuku, dan
kapilary refill
R/ kuku berwarna merah muda setelah 2-4
detik setelah dilakukan kapilary refill
Monitor batuk, sputum, warna, tentukan
apakah terasa nyeri saat batuk, kaji lokasi
dan skala nyeri
R/ batuk dapat berupa nonproduktif, tetapi
jika produktif maka sputum harus
dibersihkan dan warnanya mungkin jernih
dan jumlahnya sedikit. Nyeri yang
menyertai batuk mungkin menandakan
trauma tulang rusuk atau tulang vertebra.
5. Evaluasi
18
Pasien dapat melakukan mobilitas fisik yang
baik
Pasien dapat melakukan perawatan diri yang
adekuat dan latihan yang teratur ( misalnya
berjalan 1-2 mil / hari )
Pasien bebas dari rasa nyeri
Pasien dapat tidur 7 jam tiap malam, tidak
merasakan nyeri lagi
Pasien merasa cemasnya berkurang terhadap
fraktur
Pasien dalam melakukan aktivitasnya tidak
merasa cemas
Pasien dapat menerima perubahan body
image
Pasien telah berkonsultasi dengan pihak lain
untuk memilih pakaian yang sesuai atau cocok
untuk mengurangi bongkok atau kifosis yang
kelihatan
Pasien dapat mempertahankan pertukaran
gas yang adekuat
19
Pasien dapat bernapas dengan baik, tidak
terjadinya dispnea saat menaiki tangga,
berjalan, berenang, tidak batuk lagi
6. Pendidikan Kesehatan
Ajarkan pada pasien dan keluarga tentang
osteoporosis, penyebab, perawatan, aktivitas
yang dilakukan termasuk pemeriksaan
diagnostik
Ajarkan pada pasien tentang efek hormon
estrogen terhadap tubuh dan efeknya bila
terjadi kekurangan pada berbagai organ dan
jaringan
Jelaskan pada pasien tujuan dari latihan aktif
yang mana dapat meningkatkan kalsium di
dalam tulang
Jelaskan pada pasien dan keluarga mengenai
makanan yang mengandung kalsium,
metabolisme dan absorpsinya di tubuh, efek
20
vitamin D dan efek makanan lain terhadap
absorpsi kalsium
Jelaskan pada pasien tentang efek samping
pengobatan dan komplikasi yang mungkin
terjadi
Ajarkan pada pasien tentang faktor-faktor
yang dapat mencegah terjadinya fraktur,
injury, dan komplikasi pulmonal.
MAKANAN YANG MENGANDUNG KALSIUM
Makanan Ukuran Kalsium (mg)Keju, cottage Keju cheddar Keju SwissEs Krim Es susu Susu 2 % Susu skim Susu rendah lemak Yogurt rendah
½ cangkir1 Ons1 Ons
½ cangkir½ cangkir1 cangkir1 cangkir
1 tbsp1 cangkir1 cangkir
902132629710229729652400350
21
lemak Yogurt rendah lemak ditambah buah BroccoliKolard hijau matang Ikan salmon (kaleng) Ikan sarden Bayam Tempe – tahu Kacang Kacang merah Varina Muffin Udang (kaleng) Gula tebu Susu coklat
1 tangkai1 piring
3 ons3 ons
1 cangkir3 ½ ons
1 cangkir1 cangkir1 cangkir1 muffin
3 ons1 tbsp1 ons
15828916737216712895741475710013565
22
23
PATHWAY
Wanita postmenopause
Merokok Kafein Alkohol Defisiensi Vitamin D
Obat-obatan Keadaan medis Imobilisasi
Hormon estrogen menurun
Metabolisme kalsium terganggu
6 mg kalsium ber (-) tiap hari
Osteoklast digiatkan
Penurunan absorpsi kalsium
Osteoklast meningkat
Proses pertumbuhantulang terhambat
Terjadi penekanan pada osteoblast = sel pembentuk tulangTerjadi peningkatan osteoklast = sel penghancur tulang
Cemas / takut dalam beraktivitas
Penurunan massa tulang
Nyeri ketika leher ditekuk
Gangguan rasa nyaman nyeri
Dispnea , berkurangnya bunyi napas
Kelainan tulangbelakang : Kifosis
Tidak dapat berdiri tegak
Gangguan pertukaran gas
Gangguan / perubahan mobilitas fisik
Gangguan body imageCemas
Resorpsi tulang dipercepat
DAFTAR PUSTAKA
Mourad, A. 1991. Orthopedic Disorder. Mosby’sClinical Nursing Series, Philadelphia
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar KeperawatanMedikal Bedah. Ed.8. EGC.Jakarta
Baughman, Diane. 2000. Keperawatan MedikalBedah; Buku Saku dari Brunner & Suddarth.EGC. Jakarta
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
OSTEOPOROSIS
OLEH
N a m a : Nurhasana Kasim
Koly
N I M : PO 0320104028
Tkt/Smt : II Reguler/IV
M. A. : KMB III
Dosen Pembimbing : Sabinus Kedang,
SKep.,Ns.
POLITEKNIK KESEHATAN KUPANGJURUSAN KEPERAWATAN
2006
Recommended