View
166
Download
4
Category
Preview:
DESCRIPTION
aspek psikososial dalam kultural berpengaruh kepada ibu dan janin dalam masa kehamilan
Citation preview
MAKALAH SISTEM REPRODUKSI
TAKE HOME EXAMINATION
Disusun Oleh :
Novita Damaiyanti
05.12.033
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKes MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2014-2015
1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr, Wb.
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya
penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata
kuliah Sistem Reproduksi.
Dalam penyusunan materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak
lain berkat bantuan, dorongan, bimbingan orang tua, dan referensi-referensi
sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Makalah ini disusun agar
pembaca dapat memperluas ilmu tentang aspek psikososial dan kultural dalam
masa kehamilan, contoh praktek psikososial dan kultural di komunitas dalam
masa kehamilan, serta cara mengatasinya dengan pendekatan.
Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih
luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para
mahasiswa Universitas STIKes Muhammadiyah Palembang. Penulis sadar bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu,
kepada dosen pembimbing kami meminta masukannya demi perbaikan
pembuatan makalah kami di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik
dan saran dari para pembaca.
Palembang, November 2014
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................2
1.3.1 Tujuan Umum........................................................................2
1.3.2 Tujuan Khusus.......................................................................3
1.4 Manfaat Penulisan............................................................................3
1.4.1 Bagi Pembaca.........................................................................3
1.4.2 Bagi Penulis...........................................................................3
1.4.3 Bagi Akademik........................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kehamilan..........................................................................4
2.2 Perubahan dan Kebutuhan Psikologis Selama Kehamilan...............5
2.3 Transisi Menjadi Ibu........................................................................6
2.4 Asumsi terhadap peran Orang Tua...................................................8
2.5 Aspek Psikososial dalam Kultural Kehamilan Ibu dan Janin...........9
2.6 Contoh Kultural di Komunitas Saat Kehamilan..............................10
2.7 Cara Pendekatan Keperawatan Mengenai Aspek Kultural..............12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.......................................................................................14
3.2 Saran.................................................................................................14
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Psikososial adalah setiap perubahan dalam kehidupan individu, baik yang
bersifat psikologik maupun sosial yang mempunyai pengaruh timbal balik.
Masalah psikososial adalah masalah kejiwaan dan kemasyarakatan yang
mempunyai pengaruh timbal balik, sebagai akibat terjadinya perubahan sosial dan
atau gejolak sosial dalam masyarakat yang dapat menimbulkan gangguan jiwa.
Budaya (kultural) adalah suatu kebiasaan atau rutinitas. Budaya merupakan
suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki oleh seseorang maupun kelompok
orang serta di wariskan secara turun temurun sehingga budaya terbentuk dari
banyak unsur seperti agama, politik, adat istiadat dan karya seni. Budaya tidak
bisa di pisahkan dengan manusia, karena budaya bisa dikatakan seperti warisan
secara genetis.
Fetus (janin) adalah nama yang diberikan untuk bayi yang belum lahir dari
minggu kedelapan setelah pembuahan hingga saat kelahiran, pembentukan
sewaktu struktur utama dan sistem organ terbentuk, hingga kelahiran. Masa
kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, adalah kira-kira 280 hari
(40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan terhitung dari
hari pertama haid terakhir.
Kehamilan adalah kondisi yang menimbulkan perubahan fisik maupun
psikososial seorang wanita karena pertumbuhan dan perkembangan alat
reproduksi dan janinnya. Kehamilan merupakan peristiwa yang normal terjadi
dalam hidup, tetapi demikian banyak ibu yang mengalami stress yang signifikan.
Ball, 1994 mencatat banyak penyebab ketidakbahagiaan dalam kehidupan
beberapa ibu karena status sosial ekonomi rendah, kemiskinan, kurangnya
dukungan sosial, dan kekerasan dalam rumah tangga. Banyak ibu juga dapat
4
mengalami disstres yang tidak seharusnya dan kecemasan hanya karena mereka
tidak mengantisipasi atau tidak mengetahui pergolakan psikologis normal,
perubahan emosi, dan penyesuaian yang merupakan bagian integral proses
kehamilan dan persalinan. Oleh karena itu Perawat mempunyai peran penting
dalam membantu ibu dan persalinan untuk mempersiapkan fisik, sosial, dan
psikologis dalam mengadapi kehamilan, persalinan, dan masa nifas, dan yang
lebih penting lagi adalah menjadi orang tua (RCM 1999). Untuk mencapai itu
semua, perawat harus mempertimbangkan dampak atau faktor yang telah ada,
selain rangkaian respon emosi yang mungkin akan di hadapi oleh ibu hamil. Oleh
karena itu, pengetahuan dan pemahaman dasar mengenai psikologi kehamilan dan
persalinan merupakan hal yang penting. Hal ini harus di bedakan dari
psikopatologi yang mungkin dialami beberapa ibu selama proses kehamilan dan
persalinan.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana aspek psikososial dalam kultural berpengaruh kepada ibu
dan janin dalam masa kehamilan ?
Bagaimana contoh pratek psikososial dan kultural yang dilaksakan
dalam masa kehamilan di komunitas ?
Bagaimana cara mengatasi kultural komunitas saat masa kehamilan
dengan pendekatan keperawatan
1.3. Tujuan Penulis
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami aspek psikososial dalam
kultural berpengaruh kepada ibu dan janin dalam masa
kehamilan
5
Untuk mengetahui dan memahami contoh praktek psikososial
dan kultural yang dilaksakan dalam masa kehamilan di
komunitas
Untuk mengetahui dan memahami cara mengatasi kultural
komunitas saat masa kehamilan dengan pendekatan keperawatan
1.3.2 Tujuan Khusus
Untuk mengatahui aspek psikososial dalam masa kehamilan
Untuk mengetahui kultural di komunitas mengenai contoh
praktek psikososial pada masa kehamilan
Untuk mengetahui dan memahami cara mengatasi kultural
komunitas saat masa kehamilan dengan pendekatan keperawatan
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Bagi Pembaca
Agar pembaca dapat menambah pengetahuan mengenai aspek
psikososial dalam kultural di komunitas yang berpengaruh pada
ibu dan janin dan cara mengatasinya dengan pendekatan
keperawatan
1.4.2 Bagi Penulis
Mampu memahami tentang bagaimana pengaruhnya aspek
psikososial terhadap ibu dan janin dalam masa kehamilan
1.4.3 Bagi Akademik
Dalam bidang akademik, penulis berharap supaya makalah ini
dapat digunakan sebagai salah satu bahan pembelajaran bagi
mahasiswa atau teman-teman sekalian pada sistem reproduksi
khususya tentang maternitas.
6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Kehamilan
Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin yang
sedang tumbuh didalam tubuhnya (didalam rahim). Kehamilan adalah proses
dimana sperma menembus ovum sehingga terjadinya konsepsi dan fertilisasi
sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari atau bisa juga
disebut 40 minggu/9 bulan dihitung.
Beberapa pendapat ahli mengenai defenisi tentang kehamilan, yaitu :
Menurut BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional), Kehamilan adalah sebuah proses yang diawali dengan
keluarnya sel telur yang matang, pada saluran telur yang kemudian
bertemu dengan sperma dan keduanya menyatu membentuk sel yang akan
bertumbuh.
Menurut Guyton (1997) Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru
terjadi bila ovum dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang
sampai menjadi fetus yang aterm.
Menurut Kushartanti (2004) Kehamilan adalah dikandungnya janin hasil
pembuahan sel telur oleh sel sperma.
Menurut Hanifa (2000) Masa kehamilan dimulai dan konsepsi sampai
lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9
bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terahir.
Menurut Manuaba I.B.G (1998) Kehamilan adalah pertumbuhan dan
perkembangan janin intra uterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai
permulaan persalinan.
Menurut Judi J.E, (2002) Kehamilan dimulai dari proses pembuahan
(konsepsi) sampai sebelum janin lahir
7
Jadi, dari beberapa defenisi menurut beberapa para ahli diatas dapat
disimpulkan bahwa Kehamilan adalah ketika seorang wanita mengandung atau
membawa embrio didalam perutnya dimulai dari ketika embrio itu terbentuk
sampai saat lahirnya janin.
2.2. Perubahan dan Kebutuhan Psikologis Selama Kehamilan
Banyak hal yang dapat berubah pada diri ibu hamil dan sulit untuk
memprediksinya. Beberapa teori menjelaskan bahwa adanya tekanan biologis,
sosial dan psikososial. Tekanan biologis dapat timbul akibat berbagai perubahan
fisik, seperti perubahan bentuk tubuh seiring dengan membesarnya usia
kehamilan. Perubahan citra ini dapat menimbulkan ketakutan pada diri ibu.
Tekanan sosial dirasakan ibu ketika kehamilan membatasinya untuk melakukan
kegiatan sosial lain, sedangkan tekanan psikososial muncul akibat faktor
hormonal dan faktor lainnya.
Hubungan episode kehamilan dengan reaksi psikologis yang dialami pada
setiap trimester, yaitu :
1. Trimester I, sering kali terlihat fluktuasi lebar pada aspek emosional ibu
sehingga beresiko tinggi menimbulkan pertengkaran.
8
2. Trimester II, fluktuasi emosional sudah mulai mereda dan perhatian ibu
lebih terfokus pada perubahan tubuh selama kehamilan, kehidupan seksual
keluarga, dan kebutuhan batiniah dengan bayi yang dikandungnya.
3. Trimester III, ibu sering kali membayangkan risiko kehamilan dan proses
persalinan yang menyebabkannya sangat emosional dalam mempersiapkan
atau mewaspadainya segala sesuatu yang mungkin akan di hadapinya.
Setelah melahirkan, perubahan-perubahan pada ibu terjadi seperti peristiwa
perkembangan fungsi glanduler, perubahan sirkulasi darah, serta reorganisasi
semua pertumbuhan somatik janin dan ibunya. Semua peristiwa itu akan
menimbulkan ketegangan fisik yang dapat mempengaruhi kondisi/kehidupan
psikis wanita sehingga dapat muncul berbagai reaksi yang relatif bervariasi yang
disebabkan oleh proses somatik kehamilan. Akan tetapi, perubahan fisik dan
psikologis yang terjadi pada ibu hamil merupakan proses kodrati yang fisiologis
dan normal.
Reaksi psikologis dan emsional yang muncul pada wanita yang baru
pertama kali hamil, seperti kecemasan, kegusaran, ketakutan, dan kepanikan
reaksi itu semua dipicu oleh persepsi ibu bahwa kehamilan merupakan ancaman
yang menakutkan. Banyak kegelisahan di hati mereka, seperti takut mengalami
keguguran, takut terjadi kecacatan atau kelainan pada janinnya.
2.3. Transisi menjadi Ibu
Kehamilan dan persalinan sering kali merupakan proses yang tidak
diketahui. Ball (1994) menggambarkan transisi menjadi ibu sebagai krisis hidup,
pengalaman emosi yang menguras air mata, periode yang dapat meningkatkan
sensitifitas jika ibu sangat rentan. Banyak ibu akan menghadapi adaptasi
psikologis pada kehamilan, uji skrining antenatal yang berlebihan, masalah
mengenai pilihan, control, dan komunikasi menyurutkan emosi. Persalinan juga
memiliki tantangan sendiri terkait dengan lingkungan persalinan, strategi koping,
pendamping persalinan, penatalaksanaan nyeri, intervensi, teknologi, dan proses
9
persalinan sesungguhnya. Pada masa pasca natal, orang tua akan menghadapi
tuntutan bayi baru lahir-menyusui bayi, tuntutan keuangan,dan penyesuaian
terhadap perubahan peran dan hubungan sangat menguji kesabaran mereka. Bagi
para ibu baru, hal ini menimbulkan respon emosi yang bermacam-macam mulai
dari perasaan bahagia dan gembira hingga sedih atau penurunan suasana hati yang
sangat mendalam,untuk mengungkapkan kelelahan (Bick & MacArthur 1995).
Kelelahan nyeri, dan ketidak nyamanan biasanya muncul saat gembira
setelah kelahiran bayi mulai menghilang. Gangguan tidur tidak dapat di hindarkan
dengan kehadiran bayi yang baru lahir. Para ibu yang mencoba menyusui, ibu
lanjut usia, ibu yang mengalami persalinan operatif, atau yang mengalami
persalinan yang lama dan sulit memungkinkan merasa menjadi orang yang
malang dan selalu merasa khawatir selam beberapa bulan setelah persalinan (Bick
& Macarthur,Bick et al 2002).
Rasa sakit & nyeri yang di alami akibat trauma perineum akan
mempengaruhi libido sehingga menimbulkan perasan lelah, putus asa, dan tidak
bahagia dan berkaitan dengan tuntutan untuk merawat bayi yang baru lahir selama
24 jam. Dalam kebudayaan barat, kesengsaran sebagai ibu secara sembrono
disebut depresi meskipun hal itu mungkin merupakan respon terhadap penurunan
kepuasan hidup dan penggalaman kehilangan yang tidak diharapkan.
2.4. Asumsi terhadap peran Orang Tua
a. Respon Ayah dan Keluarga
Respon terhadap bayi Baru lahir berbeda antara ayah yang satu dengan
ayah yang lain. Hal ini tergantung bisa positif bisa negative. Masalah lain
juga dapat berpengaruh misalnya masalah pada jumlah anak keadaan
ekonomi.
1. Respon Positif
10
Ayah dan keluarga menyambut kelahiran bayinya dengan suka cita
karena bayinya sebagai anggota baru dalam keluarga dianggap
sebagai anugrah yang menyenangkan.
Ayah bertambah giat dalam mencari nafkah
Ayah dan keluarga melibatkan dirinya dalam merawat bayi
Ayah dan keluarga lebih menyayangi dan mencinta ibu yang telah
melahirkan anak yang telah diidam-idamkan.
2. Respon Negatif
Keluarga atau ayah dari Bayi tidak mengiginkan kelahiran bayi
karena jenis kelaminnya tidak sesuai dengan keinginan.
Kurang bahagia karena kegagalan KB
Ayah merasa kurang mendapat perhatian dari istri karena lebih
perhatian pada anaknya.
Faktor ekonomi mempengaruhi rasa kurang senang atau kawatir
dalam membina keluarga karena kecemasan dalam biaya hidup.
Anak lahir cacat menyebabkan rasa malu bagi orang tua dan
keluarga
Bayi yang dilahirkan dari hasil hubungan gelap atau hubungan
Haram akan menyebabkan rasa malu atau aib.
2.5. Aspek Psikososial dalam Kultural Kehamilan Ibu dan Janin
Perilaku kesehatan tersebut meliputi seluruh perilaku seseorang atau
masyarakat yang dapat memberi akibat terhadap kesehatan, kesakitan, dan
kematian. Perilaku sakit adalah cara seseorang bereaksi terhadap gejala penyakit
yang biasanya di pengaruhi oleh pengetahuan, fasilitas, kesempatan, kebiasaan,
kepercayaan, norma, nilai dan segala aturan dalam masyarakat atau yang biasa di
sebut dengan budaya.
11
Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan terdiri dari 3 macam faktor
antara lain :
1. Faktor fisik : Seorang ibu hamil dipengaruhi oleh status kesehatan dan status
gizi ibu tersebut. Status kesehatan ini dapat diketahui dengan memeriksakan
diri dan kehamilannya ke pelayanan kesehatan terdekat, puskesmas, rumah
bersalin, atau poliklinik kebidanan.
2. Faktor psikologis : Faktor ini dapat mempengaruhi kehamilan seperti stress
yang terjadi pada ibu hamil dalam kesehatan ibu dan janinnya dan akan
berpengaruh terhadap perkembangan atau gangguan emosi pada janin yang
telah lahir nanti. Tidak hanya stress yang dapat mempengaruhi kehamilan
akan tetapi dukungan dari keluarga pun dapat menjadi pemicu menentukan
kesehatan ibu. Jika seluruh keluarga mengharapkan kehamilan bahkan
mendukungnya dalam berbagai hal, maka ibu hamil tersebut akan merasa
lebih percaya diri, lebih bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan,
persalinan, dan masa nifasnya.
3. Faktor sosial budaya dan ekonomi : Faktor ini mempengaruhi kehamilan dari
segi gaya hidup, adat istiadat, fasilitas kesehatan dan ekonomi. Gaya hidup
yang sehat dapat dilakukan seperti menghindari asap rokok karena dapat
berpengaruh terhadap janin yang dikandungnya. Perilaku makan juga harus
diperhatikan, terutama yang berhubungan dengan adat istiadat seperti
makanan ysng dipantang adat padahal baik untuk gizi ibu hamil, maka
sebaiknya tetap dikonsumsi. Ibu hamil juga harus menjaga kebersihan
dirinya.
Ekonomi juga merupakan faktor yang mempengaruhi proses kehamilan yang
sehat terhadap ibu dan janin. Dengan adanya ekonomi yang cukup dapat
memeriksakan kehamilannya secara rutin, merencanakan persalinan di tenaga
kesehatan dan melakukan persiapan lainnya dengan baik, maka proses
kehamilan dan persalinan dapat berjalan dengan baik.
Selain menimbulkan kebahagiaan bagi wanita dan pasangannya,
kehamilan juga dapat menimbulkan kekhawatiran pada wanita pada trimester 1, 2
12
dan 3. Tingkat kebutuhan tiap individu berbeda-beda. Masa kehamilan dan
persalinan pada manusia dideskripsikan oleh Bronislaw Malinawski (1927)
sebagai fokus perhatian yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Ibu
hamil dan yang akan bersalin dilindungi secara adat, religi dan moral atau
kesusilaan berdasarkan tujuan untuk menciptakan keseimbangan fisik antara ibu
dan bayi, serta terutama untuk mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan. Kondisi
tersebut dihadapkan pada kenyataan adanya trauma persalinan dalam masyarakat,
yang mengakibatkan ansietas pada ibu hamil (Malinowski, 1927)
Terlepas dari sudut pandang masyarakat tentang masa kehamilan dan
persalinan yang kritis, terdapat berbagai pandangan budaya (tuntutan budaya),
serta faktor-faktor sosial lainnya dalam kepentingan reproduksi. Hal tersebut
meliputi:
a) Keinginan ideal perorangan untuk memiliki anak dengan jenis kelamin
tertentu.
b) Mengatur waktu kelahiran.
c) Sikap menerima tidaknya kehamilan.
d) Kondisi hubungan suami istri.
e) Kondisi ketersediaan sumber social.
f) Pengalaman perorangan mengatasi dan menghadapi komplikasi persalinan
dan lain-lain.
2.6 Contoh Kultural di Komunitas Saat Kehamilan
Di Indonesia masih banyak orang mempercayai pernyataan yang belum
tentu kebenarannya (mitos), kultur (budaya) di Indonesia masih sangat kental
karena itu sudah menjadi warisan genetis, seperti budaya agama, politik, adat
istiadat dan karya seni dan lain-lain.
Pada dasarnya tujuan dari orang-orang terdahulu menciptakan mitos
bermacam-macam tentang kehamilan hanyalah supaya si Ibu hamil maupun
suaminya dapat menjaga kehamilan dengan baik. Tujuannya untuk menyiapkan
kehamilan yang sehat. Sehingga bisa menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Terutama yang berkaitan dengan kebiasaan, konsumsi bahan makanan, dan
13
sebagainya. Padahal jika dinalar dengan akal sehat, diteliti dari segi medis,
maupun dari segi aqidah, banyak mitos yang tidak berhubungan. Walaupun
maksud dari nenek-nenek moyang semuanya adalah baik tetapi tidak semua dari
nasehat atau pantangan kehamilan yang diberitahukan itu benar secara medis
maupun ilmiah. Kebanyakan hanya mitos belaka.
Kesadaran ibu-ibu akan hal untuk memeriksakan kandungannya pun belum
di proritaskan sehingga bisa menyebabkan hal yang tidak di inginkan. Tingkat
pendidikan yang menjadi penyebab utama kurangnya pengetahuan akan
pentingnya perawatan kehamilan, dan permasalahan-permasalahan pada
kehamilan.
Kehamilan merupakan masa-masa yang tidak terlupakan bagi seorang ibu,
di adat Bone terdapat beberapa upacara saat prosesi kehamilan yang sudah turun-
temurun diwariskan oleh nenek moyang, seperti upacara upacara Mappassili di
Bone.
Upacara tujuh bulan kehamilan, dalam bahasa Bugis Bone disebut
Mappassili, artinya memandikan. Makna upacara ini adalah untuk tolak bala atau
menghindari dari malapetaka/bencana, menjauhkan dari roh-roh jahat sehingga
segala kesialan hilang dan lenyap. Acara itu diawali dengan iring-iringan
pasangan muda tersebut, dalam pakaian adat Bugis menuju sebuah rumah-
rumahan. Sebelumnya, calon ibu yang hamil tujuh bulan dari pasangan muda ini
harus melewati sebuah anyaman bambu yang disebut Sapana yang terdiri dari
tujuh anak tangga, memberi makna agar rezeki anak yang dilahirkan bisa naik
terus seperti langkah kaki menaiki tangga.
Seekor ayam jago sengaja diletakkan di bawah kaki calon ibu. Bila ternyata
ayam tersebut malas mematuk beras, menurut mereka ini pertanda anak yang akan
lahir perempuan.
2.7 Cara Pendekatan Keperawatan Mengenai Aspek Kultural yang ada di
Komunitas
14
Sebagai calon perawat saya menanggapi akan upacara adat Mappassili yang
dilakukan oleh warga Bugis mengenai acara adat 7 bulanan. Disini saya tidak
menyetujui kalau ada ungkapan “jika seekor ayam jago di letakkan di bawah kaki
calon ibu, lalu mematuk beras pertanda itu adalah anak laki-laki”. Dalam dunia
kesehatan penentu jenis kelamin yang paling utama adalah kromosom.
Kromosom adalah unsur utama dalam penentuan jenis kelamin. Dua dari 46
kromosom yang menentukan bentuk seorang manusia diketahui sebagai
kromosom kelamin. Dua kromosom ini disebut "XY" pada pria, dan "XX" pada
wanita. Penamaan ini didasarkan pada bentuk kromosom tersebut yang
menyerupai bentuk huruf-huruf ini. Kromosom Y membawa gen-gen yang
mengkode sifat-sifat kelelakian, sedangkan kromosom X membawa gen-gen yang
mengkode sifat-sifat kewanitaan.
Pembentukan seorang manusia baru berawal dari penggabungan silang salah
satu dari kromosom ini, yang pada pria dan wanita ada dalam keadaan
berpasangan. Pada wanita, kedua bagian sel kelamin, yang membelah menjadi dua
selama peristiwa ovulasi, membawa kromosom X. Sebaliknya, sel kelamin
seorang pria menghasilkan dua sel sperma yang berbeda, satu berisi kromosom X,
dan yang lainnya berisi kromosom Y. Jika satu sel telur berkromosom X dari
wanita ini bergabung dengan sperma yang membawa kromosom Y, maka bayi
yang akan lahir berjenis kelamin pria.
Dengan kata lain, jenis kelamin bayi ditentukan oleh jenis kromosom mana
dari pria yang bergabung dengan sel telur wanita.
Pendekatan yang dapat dilakukan, seperti :
Komunikasikan, informasikan dan edukasikan tentang perkembangan
kehamilan dengan cara menjaga kesehatan, tidak lupa olahraga dan
mengatur pola makan yang sehat bergizi demi kebaikan ibu dan janin
Komunikasikan, informasikan dan edukasikan budaya-budaya yang
mengandung mitos
15
Mengadakan penyuluhan yang bertujuan untuk memberikan informasi
serta bimbingan kepada masyarakat awam.
BAB III
16
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Proses kehamilan sampai kelahiran merupakan rangkaian dalam satu
kesatuan yang dimulai dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi ibu terhadap
nidasi, pemeliharaan kehamilan, perubahan endokrin sebagai persiapan
menyongsong kelahiran bayi dan persalinan dengan kesiapan untuk memelihara
bayi. Dalam menjalani proses kehamilan tersebut, ibu hamil mengalami
perubahan- perubahan anatomi pada tubuhnya sesuai dengan usia kehamilannya.
Mulai dari trimester I, trimester II dan trimester III kehamilan. Perubahan-
perubahan anatomi tersebut diantaranya adalah perubahan sistem pencernaan, dan
perubahan sistem perkemihan. Perubahan pada sistem pencernaan seperti
sembelit, mual ataunause, perut kembungakibat makanan yang tertahan dalam
lambug. Perubahan pada sistem perkemihan seperti ibu hamil sering buang air
kecil karena adanya desakan oleh fetus yang semakin besar dalam uterus. Namun
demikian, selama sifatnya masih fisiologis atau memang normal terjadi dalam
proses kehamilan berlangsung ringan dan tak mengganggu aktivitas, dianggap
normal.
3.2. Saran
Diharapkan makalah ini bisa memberikan pengetahuan tentang aspek
psikososial dalam kultural berpengaruh pada ibu dan janin dalam masa kehamilan
dan pendekatan keperawatan kepada teman-teman, sebagai bekal untuk dapat
memahami mengenai konsep maternitas dalam kultural.
17
Recommended