View
71
Download
0
Category
Preview:
DESCRIPTION
Transaksi Kas , Auditing,
Citation preview
AUDIT TERHADAP TRANSAKSI KAS
Share
BAB II
AUDIT TERHADAP TRANSAKSI KAS
A. Gambaran Umum transaksi siklus dan hubungannya dengan saldo kas
Siklus penjualan dan penerimaan kas meliputi keputusan dan proses yang dibutuhkan
untuk mengalihkan kepemilikan atas barang dan jasa yang telah tersedia untuk dijual kepada
pelanggan. Siklus ini dimulai dengan permintaan oleh pelanggan dan berakhir dengan perubahan
atau jasa menjadi piutang usaha dan akhirnya menjadi uang tunai.
Didalam penerimaan dan pengeluaran kas terdapat 5 siklus yang secara langsung
mempunyai hubungan dengan saldo rekening kas, yaitu :
Siklus pendanaan
Siklus pengeluaran
Siklus Investasi
Siklus pendanaan
Siklus Jasa jasa Personel
Siklus produksi tidak mempunyai hubungan secara langsung dengan penyajian saldo
rekening kas, meskipun diakui secara langsung hubungan tersebut ada. Transaksi yang
mempengaruhi siklus kas mempunyai mutasi yang tinggi, hal ini dikarenakan kas yang
menyangkut aktiva yang terkait dengan pengukuran nilai bersifat sangat likuid. Ini berarti resiko
melekat dalam siklus ini sangat tinggi. Semakin tinggi volume transaksi yang terbentuk, maka
akan meningkat pula resiko yang melekat dalam penyajian rekening kas dalam neraca.
B. Permasalahan Audit Terhadap Saldo Kas
Tujuan menyeluruh dalam audit atas siklus penjualan dan penerimaan kas adalah untuk
mengevaluasi apakah saldo-saldo yang dipengaruhi oleh siklus ini telah disajikan secara wajar sesuai
dengan standar akuntansi yang berlaku umum.
Auditor dalam rangka pelaksanaan audit terhadap saldo rekening kas menghadapi kemungkinan
adanya risiko deteksi yang pada dasarnya dipengaruhi oleh tingkat risiko melekat dan risiko
pengendalian. Mengingat transaksi yang terbentuk dalam siklus ini demikian besarnya (berpengaruh
terhadap ke lima siklus yang lain) dengan sendirinya risiko melekat yang ada dalam siklus ini juga
sangat tinggi. Oleh karenanya tujuan audit untuk memperoleh keyakinan terhadap eksistensi dan
peristiwa yang melatar belakangi pembentukan transaksi, serta kesempurnaan penyajian elemen kas
harus mendapat perhatian yang seksama.sangat berbeda dengan permasalahan dalam pencapaian
tujuan memperoleh keyakinan terhadap hak dan kewajiban, maka dalam hal ini tingkat risiko salah saji
menjadi sangat rendah. Demikian halnya terhadap tujuan penyajian dan pengungkapannya cenderung
beresiko rendah. Namun demikian harus diingat, bahwasanya efektivitas pengendalian terhadap
penerimaan dan pengeluaran kas sangat tergantung pada kelima siklus yang terkait dengan rekening
kas.
Memperhatikan hal-hal yang relevan dengan pengujian ini, maka langkah yang harus
dipertimbangkan oleh auditor adalah:
1. auditor menentukan perencanaan pendahuluan auditor terhadap risiko deteksi sebagai dasar
penentuan strategi audit terhadap setiap asresi kas,
2. menentukan revisi risiko
C. Permasalahan audit terhadap saldo kas
Metodologi dalam merancang pengukian atas transaksi penjualan, dapat digunakan untuk merancang
pengujian atas transaksi penerimaan kas. Demikian pula, prosedur audit untuk pengujian atas
transaksi penerimaan kas akan dikembangkan dengan kerangka kerja seperti yang digunakan dalam
penjualan yakni, tujuan pengendalian intern ditentukan, pengendalian intern kunci bagi tiap tujuan
ditentukan, pengujian atas pengendalian dikembangkan bagi masing-masing tujuan, dan
dikembangkan pengujian substansif atas transaksi bagi kekeliruan moneter yang dikaitkan dengan
masing-masing tujuan.
Prosedur audit yang bermanfaat untuk menguji apakah seluruh penerimaan kas telah disetor e
rekening bank adalah pembuktian atas penerimaan kas. Dalam pengujian ini total penerimaan kas
yang dicatat di jurnal penerimaan kas pada periode tertentu, misalnya satu bulan, direkonsiliasi
dengan setoran actual yang dilakukan ke bank untuk periode yang sama.
D. Pengendalian Intern terhadap Saldo kas
Dokumen dan catatan penting yang biasanya digunakan dalam siklus penjualan dan penerimaan kas
adalah sebagai berikut :
Pesanan pelanggan (customer order)
Merupakan permintaan barang dagangan oleh pelanggan, yaitu dapat diterima melalui telepon, surat,
formulir isian yang dikirimkan ke pelanggan yang ada dan pelanggan potensial, melalui wiraniaga,
atau cara yang lain.
Pesanan Penjualan (sales Order)
Merupakan dokumen untuk mencatat deskripsi, jumlah, dan informasi terkait atas barang yang
dipesan oleh pelanggan.
Dokumen Pengiriman (Shipping document)
Merupakan dokumen yang dibuat untuk memulai pengiriman barang, yang menunjukkan deskripsi
atas barang dagang, jumlah yang dikirim, dan data yang relevan.
Faktur Penjualan (sales invoice)
Merupakan dokumen yang menunjukkan deskripsi dan kuantitas barang yang dijual, harga termasuk
ongkos angkut, asuransi, syarat pembayaran, dan data lain yang relevan.
Jurnal penjualan (sales Journal)
Merupakan jurnal untuk mencatat transaksi penjualan
Laporan ikhtisar penjualan (summary sales report)
Merupakan dokumen yang dihasilkan komputer yang mengikhtisarkan penjualan untuk satu
periode.
Notes kredit (credit memo)
Merupakan dokumen yang berisi pengurangan jumlah yang ditagih dari pelanggan karena adanya
pengembalian barang atau pengurangan harga.
Notes pembayaran (remittance advice)
Merupakan dokumen yang mendukung faktur penjualan yang dikirim ke pelanggan dan
dikembalikan ke penjualan dengan pembayaran tunai.
Jurnal penerimaan kas (cah receipt jurnal)
Merupakan jumal untuk mencatat penerimaan kas hasil dari penerimaan kas, penjualan tunai dan
penerimaan kas yang lain.
Nota persetujuan penghapusan piutang (uncollectible account authorization form)
Merupakan dokumen yang digunakan didalam perusahaan, yang menunjukkan kewenangan untuk
menghapuskan piutang usaha menjadi tak tertagih.
Berkas induk piutang usaha (account receivable master file)
Merupakan berkas untuk mencatat setiap penjualan, penerimaan kas, dan retur dan pengurangan
harga penjualan untuk masing-masing pelanggan dan mengelola saldo perkiman pelanggan
Neraca saldo piutang usaha (account receivable trial balance)
Merupakan daftar jumlah yang terutang kepada pelanggan pada waktu tertentu.
Laporan bulanan (Monthly statement)
Merupakan dukumen yang dikirimkan kepada tiap pelanggan yang menunjukkan saldo piutang
usaha, jumlah dan tanggal setup penjualan,penerimaan pembayaran tunai, notes kredit yang
diterbitkan, dan saldo akhir.
Fungsi-fungsi yang terkait dalam transaksi kas
Pemrosesan pesanan pelanggan
Merupakan penawaran untuk membeli barang dengan ketentuan tertentuPersetujuan penjualan
secara kredit
Indikasi adanya persetujuan penjualan secara kredit atas permintaan penjualan adalah persetujuan
untuk mengirim barang.
Pengiriman barang
Merupakan titik pertama dari siklus ini dimana aktiva perusahaan meningkat.
Penagihan ke pelanggan dan pencatatan penjualan
Merupakan alat pemberitahuan ke pelanggan mengenai jumlah yang ditagih atas barang tersebut.
Pemrosesan dan pencatatan penerimaan kas
Pemrosesan dan pencatatan retur dan pengurangan harga penjualan
Bila pelanggan tidak puas dengan barang yang diterima, penjual seringkali menerima
pengembalian barang atau memberikan pengurangan harga karena beban tersebut.
Penghapusan piutang tak tertagih
Bila perusahaan berkesimpulan bahwa suatu jumlah akan tidak tertagih lagi, jumlah tersebut
harus dihapuskan.
Penyisihan piutang tak tertagih
Bila penjualan periode sekarang yang diperkirakan tidak dapat ditagih dimasa depan.
E. Pengujian Subtantif terhadap saldo kas
Prosedur Audit Awal
1. Lakukan prosedur audit awal atas saldo akun yang akan diuji lebih lanjut
- Usut saldo kas yang tercantum di neraca ke saldo akun kas yang bersangkutan didalam buku
besar.
- Hitung kembali saldo akun kas di dalam buku besar
- Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun kas
- Usut posting pendebitan akun kas ke dalam jurnal yang bersangkutan
Prosedur Analitik
2. Lakukan prosedur analitik
- Hitung ratio berikut ini :
(1) Ratio kas dengan aktiva lancar
- Lakukan analisis hasil prosedur analitik dengan harapan yang didasarkan pada data masa lalu,
data industri, jumlah yang dianggarkan, atau data lain
- Bandingkan saldo kas dengan jumlah yang dianggarkan atau saldo kas akhir tahun yang lalu
Pengujian terhadap transaksi Rinci
3. Lakukan pengujian pisah batas transaksi kas
- Buatlah rekonsiliasi saldo kas menurut cut off bank statement dengan saldo kas menurut catatan
klien
- Usut setoran dalam perjalanan (deposit in trnsit) pada tanggal neraca ke dalam cut off bank
statement
- Periksa tanggal yang tercantum didalam cek yang beredar pada tanggal neraca
- Periksa adanya cek kosong yang tercantum di dalam cut off bank statement
- Periksa semua cek didalam cut off bark statement mengenai kemungkinanan hilangnya cek yang
tercantum sebagai cek yang beredar pada tanggal neraca.
4. Buatlah daftar transfer bank dalam periode sebelum dan sesudah tanggal neraca untuk
menemukan kemungkinan terjadinya check kitting.
5. Buatlah dan lakukan analisis terhadap rekonsiliasi bank 4 kolom
6. Periksa adanya kemungkinan penggelapan kas dengan cara lapping penerimaan dan pengeluaran
kas
Pengujian terhadap akun Rinci
7. Hitung kas yang ada ditangan klien
8. Rekonsiliasi catatan kas klien dengan Rekening Koran bank yang bersangkutan
9. Lakukan konfirmasi saldo kas di bank
10. Periksa cek yang beredar pada tanggal neraca kedalam rekening Koran bank Verifikasi Penyajian
dan Pengungkapan Kas
11. Bandingkan penyajian utang usaha dengan prinsip akuntansi berterima umum
- Periksa jawaban konfirmasi dari bank mengenai batasan yang dikenakan terhadap pemakaian
rekening tertentu klien di bank
- Lakukan wawancara dengan manajemen mengenai batasan penggunaan kas klien
F. Kertas Kerja Pemeriksaan
Konfirmasi saldo kas Di Bank
Konfirmasi saldo kas dibank dilakukan oleh auditor dengan cara mengirimkansurat konfirmasi
ke bank yang klien merupakan nasabahnya. Informasi yangdimintakan konfirmasi dari bank
meliputi :
1. Saldo tiap jenis rekening klien di bank pada tanggal neraca
2. Saldo tiap jenis utang klien ke bank pada tanggal neraca beserta tanggal jatuh tempo, bunga, dan
jenis jaminan yang bersangkutan dengan utang tersebut.
3. Saldo utang bersyarat yang mungkin menjadi kewajiban klien, karena klien menanggung utang
yang ditarik oleh pihak lain atau mendiskontokanwesel tagih.
4. Batasan-batasan yang dikenakan terhadap rekening bank klien.
Contoh surat konfirmasi bank
................ , ..... 20...
Kepada
Yth ...........................
……………………..
kami minta Saudara mengisi informasi yang diperlukan oleh akuntan publik kami : Rimendi &
rekan, Jln.Sawa CT VII/94, Yogyakarta seperti formulir berikut ini. Jika jawaban Saudara "tidak ada"
harap ditulis demikian pada kolom yang bersangkutan. Kami minta formulir berikut ini Saudara
kirimkan di dalam amplop yang kami sertakan bersama surat ini langsung kepada akuntan public kami
tersebut di atas.
Hormat kami,
Okan Sansaha
Direktur Keuangan
Rekonsiliasi Empat Kolom
Rekonsiliasi empat kolom digunakan oleh auditor untuk membuktikan kebenaran saldo kas di bank.
Contoh rekonsiliasi empat kolom :
PT .................
Pembuktian Ketelitian Saldo Kas
Saldo Awal
Peneri-maan
Penge-luaran
Saldo Akhir
Saldo kas menurut rekeningkoran bank
Setoran dalam perjalananawal periode
Setoran dalam perjalananakhir periodeCek yang beredar awal
PeriodeCek yang beredar akhir
PeriodeCek yang dibebankan dalam
RekeningCek kosong
Saldo bank setelah di-adjustSaldo kas menurut bukuCek kosongWesel yang ditagih oleh bankbelum dicatat didalam bukuBiaya administrasi bank
Saldo menurut buku setelahdi adjust
BAB IV
AUDIT TERHADAP SIKLUS PENGELUARAN
Siklus pengeluaran terdiri dari transaksi pemerolehan barang atau jasa. Barang yang diperoleh
perusahaan dapat berupa aktiva tetap dan surat berharga yang akan digunakan untuk menghasilkan
pendapatan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun atau sediaan dan surat berharga yang akan
dikonsumsi atau digunakan untuk menghasilkan pendapatan dalam jangka waktu satu tahun atau
kurang. Jasa yang diperoleh perusahaan juga dapat dibagi menjadi dua, yaitu jasa yang hanya
menghasilkan manfaat satu tahun atau kurang (jasa personel, bunga, asuransi, iklan) dan jasa yang
menghasilkan manfaat lebih dari satu tahun (aktiva tidak berwujud).
4.1.1. Jenis-jenis akun yang mempengaruhi audit terhadap siklus pengeluaran
Dalam siklus ini terdapat dua transaksi pembelian dan transaksi pengeluaran kas.
Transaksi pembelian dan pengeluaran kas mempengaruhi sejumlah rekening sebagai berikut :
1. Persediaan
2. Persediaan bahan baku
3. Biaya dibayar dimuka
4. Palnt asset
5. Asset lain-lain (missal : aktiva tak berwujud)
6. Kembalian pembelian
7. Potongan pembelian
8. Berbagai jenis biaya
9. Utang dagang
10. Kas
4.1.2. Tujuan audit terhadap siklus pengeluaranKelompok Asersi Tujuan
audit terhadap golongan transaksi
Tujuan audit terhadap saldo akun
Keberadaan dan keterjadian Transaksi pembelian
Hutang usaha yang
mencerminkan barang dan jasa yang baik yang diterima dari pemasok selam periode yang diaudit
Transaksi pengeluaran kas mencerminkan pembayaran yang dilakukan kepada pemasok selam periode yang diaudit
tercatat mencerminkan jumlah kewajiban entitas yang ada pada tanggal neraca
Aktiva tetap mencerminkan aktiva produktif yang masih dimanfaatkan pada tanggal neraca
Aktiva tidak berwujud mencerminkan aktiva produktif yang masih dimanfaatkan pada tanggal neraca
Kelengkapan Semua transaksi pembelian dan pengeluaran kas yang terjadi selam periode yang diaudit telah dicatat
Hutang usaha mencakup semua jumlah yang terhutang kepada pemasok barang dan jasa pada
tanggal neraca
Saldo aktiva tetap mencakup semua transaksi perubahan yang terjadi selama periode yang diaudit
Saldo aktiva tidak berwujud mencakup semua transaksi perubahan yang terjadi selama periode yang diaudit
Hak dan kewajiban Entitas memiliki kewajiban sebagai akibat transaksi pembelian yang tercatat dalam periode yang diaudit
Entitas memiliki hak atas
Hutang usaha pada tanggal neraca mencerminkan kewajiban entitas kepada pemasok
Entitas memiliki hak atas
aktiva tetap sebagai transaksi pembelian yang tercatat dalam periode yang diaudit
Entitas memiliki hak atas aktiva tidak berwujud sebagai akibat transaksi pembelian yang tercatat dalam periode yang diaudit
aktiva tetap yang tercatat pada tanggal neraca
Entitas memiliki hak atas aktiva tidak berwujud yang tercatat pada tanggal neraca
Penilaian atau alokasi Semua transaksi pembelian dan pengeluaran kas yang telah dicatat dalam jurnal, diringkas, dan diposting ke dalam akun dengan benar
Hutang usaha dinyatakan dalam jumlah yang benar kewajiban entitas pada tanggal neraca
Aktiva tetap dinyatakan pada kas dikurangi akumulasi depresiasi
Aktiva tidak
berwujud dinyatakan pada kas atau kas dikurangi dengan amortisasi.Biaya yang berkaitan dengan aktiva tetap dan aktiva tidak berwujud dicatat sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum
Penyajian dan Rincian transaksi dan pengeluaran kas mendukung penyajian akun yang berkaitan dalam laporan keuangan, baik klasifikasinya maupun pengungkapannya
Hutang usaha, aktiva tetap dan aktiva tidak berwujud di identifikasi dan diklasifikasikan dengan semestinya dalam neraca
Pengungkapan memadai telah berkaitan
dengan hutang usaha, aktiva tetap dan aktiva tidak berwujud
4.1.3. Materialitas, Risiko dan Strategi audit terhadap siklus pengeluaran
Transaksi dalam siklus pengeluaran kadangkala tidak hanya berpengaruh secara individual
pada hanya satu rekening saja, tetapi dapat berpengaruh pada lebih satu transaksi.
Faktor-faktor risiko melekat yang berhubungan dengan transaksi-transaksi siklus pengeluaran
meliputi :
a. Seberapa banyak volume transaksi
b. Kemungkinan adanya pembelian dan pengeluaran kas yang tidak diotorisasi
c. Kemungkinan adanya pembelian aktiva yang tidak memadai
d. Dalam kasus kapitalisasi kas atau penentuan biaya periodic harus mempertimbangkan terhadap
aspek kesinambungan dalam akuntansinya
Keempat factor tersebut sangat menentukan seberapakah tingkat risiko melekat dalam transaksi
siklus ini. Menghadapi kemungkinan tersebut, auditor harus merumuskan strategi dengan
menggabungkan tingkat risiko pengendalian yang rendah dan pengujian substansi dalam siklus
pengeluaran.
4.2.1. Pemahaman terhadap struktur pengendalian intern
Auditor harus memahami ketiga aspek struktur pengendalian intern yang ada dalam transaksi
siklus pengeluaran, yaitu lingkungan pengendalian, system akuntansi, dan prosedur pengendalian.
Pemahaman tersebut sangat berguna dalam menentukan strategi audit dalam rangka pengujian
substansi.
4.2.2. Aspek lingkungan pengendalian secara umum yang terkait dengan siklus pengeluaran
Auditor harus memahami struktur organisasi klien yang berkaitan dengan aktivitas siklus
pengeluaran ini, sebagai contoh : semua proses pembelian barang-barang dibawah kendali direktur
operasi, pencatatan dibawah kendali kontroler, sedangkan proses pengeluaran kas dibawah kendali
direktur keuangan, pengaturan pembelian aktiva tetap (capital expendictures) dan kebijaksanaan
investasi strategis lainnya akan dipertimbangkan bagaimana pelaksanaanya. Untuk memperoleh
pemahaman terhadap bagan organisasi, auditor harus melakukan wawancara (inquiry) kepada
manajemen.
4.2.3. Sistem akuntansi secara umum yang terkait dengan siklus pengeluaran
Pemahaman terhadap system akuntansi menyebabkan auditor harus mempelajari metode
pengolahan data, dokumen-dokumen kunci, serta catatan yang digunakan dalam penanganan
transaksi siklus pengeluaran. Untuk itu auditor harus mempelajari manual akuntansi, bagan alir
system akuntansi, dan melakukan wawancara dengan petugas bagian akuntansi untuk mengetahui
proses pengolahan transaksi dalam siklus pengeluaran.
4.2.4. Prosedur Pengendalian secara umum yang terkait dengan siklus pengeluaran
Auditor harus memahami bagaimana kecenderungan kelima kategori prosedur pengendalian
dalam operasi transaksi siklus pengeluaran ini. Kelima kategori tersebut antara lain :
a. Adanya otorisasi yang memadai
b. Adanya pemisahan tugas
c. Adanya dokumen dan catatan akuntansi
d. Adanya akses kea rah pengendalian
e. Pengecekan yang di lakukan oleh personel yang independent
Auditor harus melakukan evaluasi apakah prosedur pengendalian dalam perusahaan benar-
benar telah berjalan dengan baik. Prosedur pengendalian yang tidak memenuhi kelima criteria
tersebut mempunyai kecenderungan risiko audit yang tinggi.
4.2. Pengendalian Intern terhadap siklus pengeluaran
4.2.1 Catatan dan dokumen yang biasa digunakan dalam transaksi siklus pengeluaran
a. Check, yaitu dokumen perintah pembayaran sejumlah uang kepada bank
b. Check Summary, yaitu laporan tentang ringkasan check yang telah dikeluarakan dalam suatu periode
c. Cash Disbusement Transaction File, yaitu file yang berisi informasi pembayaran cek untuk penjual
atau pihak lain yang digunakan untuk memasukan ke dalam rekening utang dagang dan buku besar
d. Cash Disbusement Juornal or Check Register, merupakan catatan formal terhadap pengeluaran cek
untuk pihak lain
4.2.2 Fungsi-fungsi terkait dalam transaksi siklus pengeluaran
Nama Fungsi Unit Organisasi Pemegang FungsiFungsi yang memerlukan pengeluaran kasFungsi pencatatan utangFungsi keuanganFungsi akuntansi biayaFungsi akuntansi umumFungsi audit internFungsi penerimaan kas
Bagian pemasaran atau bagian-bagian lainBagian utangBagian kasaBagian akuntansi biayaBagian akuntansi umumBagian audit internBagian kasa
Keterangan :
1. Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas (misalnya untuk pembelian jasa dan untuk biaya
perjalanan dinas), fungsi yang bersangkutan mengajukan permintaan cek kepada fungsi pencatatan
utang. Permintaan cek ini harus mendapat persetujuan dari kepala fungsi yang bersangkutan
2. Fungsi pencatatan utang
Fungsi ini bertanggung jawab atas pembuatan bukti kas keluar yang memberikan otorisasi kepada
fungsi keuangan dalam mengeluarkan cek yang tercantum dalam dokumen tersebut. Fungsi ini juga
bertanggung jawab untuk melakukan verifikasi kelengkapan dan validitas dokumen pendukung yang
dipakai sebagai dasar pembuatan bukti kas keluar.
3. Fungsi keuangan.
Dalam transaksi pengeluaran kas, fungsi ini bertanggungjawab untuk mengisi cek, meminta otorisasi
atas cek, dan mengirimkan cek kepada kreditur via pos atau membayarkan langsung kepada
kreditur.
4. Fungsi akuntansi biaya
Dalam transaksi pengeluaran kas, fungsi ini bertanggungjawab atas pencatatan pengeluaran kas
yang menyangkut biaya dan persediaan.
5. Fungsi akuntansi umum
Dalam transaksi pengeluaran kas, fungsi ini bertanggungjawab atas pencatatan transaksi
pengeluaran kas dalam jurnal pengeluaran kas atau register cek.
6. Fungsi audit intern
Fungsi ini bertanggungjawab untuk melakukan perhitungan kas (cash count ) secara periodik dan
mencocokkan hasil perhitungannya dengan saldo kas menurut catatan akuntansi (akun kas dalam
buku besar). Fungsi ini bertanggungjawab untuk melakukan pemeriksaan secara mendadak
(surprised audit) terhadap saldo kas yang ada ditangan dan membuat rekonsiliasi bank scara
periodik
4.2.1 Risiko yang terdapat struktur pengendalian intern siklus pengeluaran.
Dalam memahami risiko pengendalian yang timbul dalam transaksi pengeluaran kas harus
memperhatikan kemungkinan-kemungkinan salah saji, pengendalian yang dibutuhkan, serta
kemungkinan pengujian yang harus dilakukan berikut ini:
a. Terhadap transaksi pembayaran hutang.
1. Kemungkinan adanya pengeluaran cek untuk pembelian yang tidak disetujui, harus dikendalikan
dengan cara penandatanganan cek melakukan penelaahan terhadap kelengkapan pendukung
voucher dan persetujuannya. Auditor dapat melakukan pengujian dengan cara observasi apakah
penandatanganan cek melakukan pengecekan dengan bebas terhadap dokumen pendukung.
2. Kemungkinan voucher dibayar dua kali, dikendalikan dengan pemberian cap terhadap voucher dan
dokumen pendukungnya bila telah dibayar. Auditor dapat melakukan pengujian apakah semua
pembayaran diberi cap.
3. Check mungkin dibayarkan untuk jumlah yang salah, dikendalikan dengan pengecekkan oleh pihak
yang bebas mengenai kesesuaian jumlah dalam check dengan voucher-nya.
4. Check mungkin dirubah setelah ditandatangani, dikendalikan dengan pengecekan pemberian tanda
cek yang dikirim. Auditor dapa melakukan pengujian dengan melakukan wawancara tentang
prosedur pengiriman check, dan observasi proses pengiriman check.
b. Terhadap transaksi pengeluaran kas.
1. Check mungkin tidak dicatat, dikendalikan dengan check yang bemomor urut tercetak. Auditor
melakukan pengujian terhadap penggunaan dokumen bemomor urut tercetak.
2. Kesalahan-kesalahan dalam pencatatan check, dikendalikan dengan pembuatan rekonsiliasi bank
secara periodik oleh pihak yang bebas. Auditor dapat melakukan pengujian terhadap bank
rekonsiliasi.
3. Check tidak dicatat dengan segera, dikendalikan oleh pihak yang bebas untuk mencocokkan tanggal
check dan tanggal pencatatannya. Pengujian yang dilakukan dengan memperlihatkan kembali
adanya kebebasan dalam pengecekan.
4.2 Pengujian Substansif terhadap Siklus Pengeluaran.
4.2.1 Prosedur pemeriksaan terhadap aktiva tetap.
Aktiva tetap ( fixed assets ) disebut juga Property, Plant and Equiement sifat atau ciri aktiva
tetap antara lain: tujuan dari pembeliannya bukan untuk dijual kembali atau diperjualbelikan
sebagai barang dagangan, tetapi untuk dipergunakan dalam, kegiatan operasi perusahaan,
mempunyai masa manfaat lebih dari 1o tahun, jumlahnya cukup material.
Adapun audit prosedur atas aktiva tetap mempunyai 7 tujuan antara lain: emeriksa apakah
terdapat internal control yang cukup baik, apakah aktiva tetap yang tercantum dalam neraca benar-
benar ada, penambahan aktiva tetap dalam tahun berjalan betul-betul merupakan suatu capital
expenditure yang diotorisasi, memeriksa apakah disposal ( penarikan ) aktiva tetap sudah dicatat
dengan benar dibuku perusahaan, memeriksa apakah pembebanan penyusutan dalam tahun
(periode) yang diperiksa dilakukan sesuai dengan SAk dan konsisten, ada tidaknya aktiva tetap
yang] ijadikan sebagai jaminan.
Program pengujian substantive terhadap saldo aktiva tetap berisi prosedur audit yang
dirancang untuk mencapai tujuan audit seperti yang diuraikan diatas. Prosedur, audit
diklasifikasikan menjadi empat golongan: prosedur audit awal, prosedur analitik, pengujian terhadap
transaksi rinci pengujian terhadap akun rinci dan verifikasi penyajian dan pengungkapan yang
masing-masing prosedur tersebut akan dibahas ke dalam tabel benkut:
Proses Audit
Kertas kerja
Tanggal pelaksanaan
Pelaksanaan
Prosedur Audit Awal1. Lakukan prosedur audit awal atas saldo
akun aktiva tetap yang akan diuji lebih lanjut
Usut saldo aktiva tetap yang tercantum dineraca ke saldo akun aktiva tetap yang bersangkutan dibuku besar
b. Hitung kembali saldo akun aktiva dibuku besar
Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun aktiva tetap dan akumulasi depresiasinya
d. Usut saldo awal akun aktiva tetap ke kertas kerja tahun lalu
Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun aktiva tetap dalam ke dalam jurnal yang bersangkutan
Lakukan rekonsiliasi akun control aktiva tetap dalam buku besar ke buku pembantu aktiva tetapProsedur Analitik
2. Lakukan prosedur analitika. Hitung ratio berikut ini :1) Tingkat perputaran aktiva tetap2) Ratio laba bersih dengan aktiva tetap3) Ratio tetap dengan modal saham4) Ratio biaya reparasi dan pemeliharaan
dengan aktiva tetapb. Lakukan analisis hasil prosedur analitik
dengan harapan yang didasarkan pada data masa lalu, data industri, jumlah yang dianggarkan, atau data lain
Kertaskerja
Tanggal pelaksanaan
pelaksanaan
Pengujian terhadap transaksi rinci3. Periksa tambahan aktiva tetap ke
dokumen yang mendukung timbulnya transaksi berikut
4. Periksa berkurangnya aktiva tetap ke dokumen yang mendukung timbulnya transaksi tersebut
5. Lakukan pemeriksaan pisah batas transaksi aktiva tetap
6. Lakukan review terhadap akun biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetapPengujian terhadap saldo akun rinci
7. Lakukan inspeksi terhadap aktivat tetapa. Lakukan inspeksi terhadap tambahan
aktiva tetapb. Lakukan penyelidikan dan sesuaikan
jika terjadi perbedaanc. Periksa dokumen yang mendukung
pembayaran utang usaha seetelah tanggal neraca
8. Periksa bukti hak kepemilikan aktiva tetap dan kontrak
9. Lakukan review terhadap perhitungan depresiasi aktiva tetapVerifikasi penyajian dan pengungkapan
10. Bandingkan penyajian aktiva tetap dengan Prinsip akuntansi berterima umum
a. Periksa klasifikasi aktiva tetap di neracab. Periksa pengungkapan yang
bersangkutan dengan aktiva tetap4.4.2 Prosedur Pemeriksaan terhadap hutang dagang
Kertaskerja
Tanggal pelakasanaan
Pelaksanaan
Prosedur Audit Awal1. Lakukan prosedur audit awal atas saldo
akun utang usaha yang akan diuji lebih lanjut
a. Usut saldo utang usaha yang tercantum di dalam neraca ke saldo akun utang usaha yang bersangkutan didalam buku besar
b. Hitung kembali saldo akun utang usaha di dalam buku besar
c. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun utang usaha
d. Usut saldo awal akun hutang usaha ke
kertas kerja tahun yang lalue. Usut posting pendebitan akun hutang
usaha ke dalam jurnal yang bersangkutanf. Lakukan rekonsiliasi akun control utang
usaha dalam buku besar ke buku pembantu utang usahaProsedur Analitik
2. Lakukan prosedur analitika. Hitung ratio berikut ini :
1) Tingkat perputaran utang usaha2) Ratio utang usaha dengan utang lancarb. Lakukan analisis hasil prosedur analitik
dengan harapan yang didasarkan pada data masa lalu, data industri, jumlah yang dianggarkan, atau data lainPengujian terhadap saldo akun rinci7. Lakukan konfirmasi saldo akun rinci
a. Lakukan identifikasi penjualan besar dengan mereview register bukti kas keluar atau buku pembantu utang, arsip induk utang dan kirimkan konfirmasi kepada kreditur yang akun utang klien kepadanya memiliki karakteristik berikut ini : (1) bersaldo besar, (2) terdapat kegiatan pembelian yang luar biasa, (3) bersaldo kecil atau nol, dan (4) bersaldo debit
b. Lakukan penyelidikan dan sesuaikan jika terjadi perbedaan
c. Periksa dokumen yang mendukung pembayaran utang usaha setelah tanggal neraca
8. Lakukan rekonsiliasi utang usaha yang tidak di konfirmasi ke pernyataan piutang bulanan yang diterima oleh klien dari krediturVerifikasi penyajian dan pengungkapan
9. Bandingkan penyajian utang usaha dengan prinsip akuntansi berterima umum
a. Periksa klasifikasi utang usaha di neracab. Periksa pengungkapan yang
bersangkutan dengan utang usahac. Periksa pengungkapan yang
bersangkutan dengan utang usaha non usaha
d. Mintalah informasi dari klien untuk menemukan komitmen yang belum diungkapkan dan utang bersyarat dan periksa penjelasan yang bersangkutan dengan utang tersebut
e. Bandingkan akun biaya dengan akun biaya yang sama tahun lalu atau biaya yang dianggarkan untuk mendapatkan indikasi kemungkinan adanya under statement utang lancer
Pengujian terhadap transaksi rinci3. Periksa sampel transaksi utang usaha
yang tercatat ke dokumen yang mendukung timbulnya utang usaha
a. Periksa pengendalian akun utang usaha ke dokumen pendukung : bukti kas keluar, laporan penerimaan barang, surat order pembelian, atau dokumen pendukung lain
b. Periksa pendebitan akun usaha ke dokumen pendukung : bukti kas masuk , memo debit untuk retur penjualan
4. Lakukan verifikasi pisah batas (out off) transaksi pembeli
a. Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembelian dalam minggu terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal neraca
5. Lakukan verifikasi pisah batas (out off) transaksi pengeluaran kas
a. Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembayaran utang usaha dalam minggu terakhir tahun yang di audit dan minggu pertama setelah tanggal neraca
6. Lakukan pencarian utang yang belum dicatat
a. Periksa bukti yang mendukung transaksi pengeluaran kas yang dicatat setelah tanggal neraca4.2.1 Prosedur pemeriksaan terhadap biaya dibayar dimuka
Berikut ini akan dibahas prosedur pemeriksaan yang terdapat dalam biaya dan pajak dibayar dimuka.
Prosedur Pemeriksaan untuk Compliance test.l. Pelajari dan evaluasi internal control atas biaya dan pajak dibayar dimuka.
Dalam hal ini internal control questionnoises yang digunakan tercakup dalam internal
control questionnaires atas pengeluaran kas dan bank Apakah setiap pembayaran yang menyangkut biaya dan pajak dibayar dimuka didukung
oleh bukti-bukti yang sah dan lengkap. Apakah pembayaran tersebut diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang. Apakah bukti setoran pajak, faktor pajak termasuk bukti pemotongan pajak oleh pihak
ketiga di file dengan baik dan rapih. Apakah lease agreement, insurance policy di file dengan baik dan rapih.
a. Lakukan test transaksi ( compliance test ) atas biaya dan pajak dibayar dimuka.2. Tarik kesimpulan mengenai internal control atas biaya dan pajak dibayar dimuka.
Prosedur Pemeriksaan Substantive sewa dibayar dimuka ( Prepaid Rent )1. Minta rician ( schedule ) prepaid rent per tanggal neraca.2. Check ketelitian perhitungan mathematis ( mathematical accuracy ).3. Cocokan saldo prepaid rent per tanggal neraca dengan saldo buku bestir (general
ledger) prepaid rent.4. Cocokan saldo awal prepaid rent dengan kertas kerja pemeriksaan tahun lalu.5. Lakukan vouching untuk pembayaran prepaid rent di tahun berjalan dan periksa
lease agreement ( jika sudah dilakukan di compliance test, refen ke kertas kerja compliance test ).
6. Tie_Up / tie_in ( Cocokan ) total yang dibebankan sebagai biaya sewa ke buku besar biaya sewa. Dalam hal ini ada biaya sewa langsung dibebankan ke, perkiraan biaya sewa ( tanpa melalui prepaid rent ), jumlah biaya sewa di buku besar akan terlihat lebih besar.
7. Buat usulan audit adjustment jika diperlukan.
4.5.3 Surat Konfirmasi Utang Usaha
PT. YOSTM PANJAITAN
15 Januari 19X9
Asosiasi Kopi Jakarta
Jl. Jend Naga Bonar
Medan
Dengan Hormat,
Auditor kami, Muri, Toni dan Rekan sedang melaksanakan pemeriksaan atas laporan keuangan kami.
Untuk tujuan tersebut, dapat kiranya saudara kirimkan informasi pada 31 Desember 19X9 berikut ini
kepada auditor kami.
1) Laporan yang merinci utang kepada saudara yang menunjukan pos yang belum saudara lunasi.
2) Daftar lengkap dari utang wesel yang dapat anda terima kepada saudara (meliputi yang telah
didiskontokan) yang menunjukan tanggal timbulnya tanggal jatuh tempo, jumlah awal, saldo terhutang,
jaminan dan pinjaman.
3) Daftar rinci barang dagang saudara yang dikonsinyasi kepada kami.
Jawaban saudara yang segera atas permintaan ini akan sangat kami hargai. Amplop yang kami sisipkan
digunakan untuk jawaban saudara.
Hormat kami
Hora M Kontroler
audit siklus pengeluaran
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Audit sistem informasi adalah suatu proses mengumpulkan dan menilai bukti untuk menentukan apakah sistem
komputer yang bersangkutan mampu mengamankan aset, memelihara kebenaran data, ataupun mencapai tujuan
organisasi perusahaan secara efektif dan efisien dan mampu menggunakan aktiva Perusahaan secara
hemat. Pengendalian aplikasi adalah pengendalian yang dirancang untuk menjamin bahwa semua transaksi yang terjadi
sudah mendapat otorisasi dan sudah dicatat, diklasifikasi, diproses dan dilaporkan dengan benar. Pengendalian aplikasi
juga didisain untuk mencegah, mendeteksi, dan memperbaiki errordan irregulasi dalam transaksi sebagaimana mereka
diproses.
Perusahaan harus mencatat penambahan selama tahun berjalan dengan benar karena aktiva memilki penjang terhadap
laporan keuangan. Kegagalan untuk mengkapitalisasi aktiva tetap, atau mencatat akuisisi pada jumlah yang salah akan
mempengaruhi neraca hingga perusahaan melepas atau membuang ativa itu. Laporan laba rugi juga akan terpengaruh
hingga aktiva itu telah sepenuhnya disusutkan.
Karena pentingnya akuisisi periode berjalan dalam audit, auditor menggunakan pengujian atas rincian saldo yang
meliputi eksistensi, kelengkapan, keakuratan, klasifikasi, pisah batas, detail tie- in serta hak dan kewajiban. Pengujian audit
actual dan ukuran sampel sangat tergantung pada salah saji yang dapat ditoleransi, risiko inheren, dan penilaian risiko
pengendalian.
Salah saji yang dapat ditoleransi merupakan hal yang penting untuk meverifikasi penambahan tahun berjalan karena
transaksi tersebut bervariasi dari jumlah yang tidak material dalam beberap tahun hingga sejumlah besar akuisisi signifikan
dalam tahun berjalan.
Transaksi dalam siklus pengeluaran kadangkala tidak hanya berpengaruh secara individual pada hanya satu rekening
saja, tetapi dapat berpengaruh pada lebih satu transaksi. Dalam siklus pengeluaran, auditor harus memahami aspek
struktur pengendalian intern yang ada dalam transaksi siklus pengeluaran, yaitu lingkungan pengendalian, sistem akuntansi,
dan prosedur pengendalian. Pemahaman tersebut sangat berguna dalam menentukan strategi audit dalam rangka
pengujian substansi.
B. Perumusan Masalah
1. Apa saja jenis-jenis akun yang mempengaruhi audit terhadap iklus pengeluaran?
2. Bagaimana pemahaman terhadap struktur pengendalian intern?
3. Bagaimana pengendalian intern terhadap siklus pengeluaran?
4. Bagaimana pengujian subtantif terhadap siklus pengeluaran?
C. Tujuan Penulisan
Penulisan dan penyusunan makalah ini diharapkan agar mampu mendeskripsikan apa dan bagaimana
sebenarnya Audit Terhadap Siklus Pengeluaran. Selain itu, penulisan ini juga bertujuan untuk memberikan info bagi
pembaca mengenai ”Audit Terhadap Siklus Pengeluaran dan Cakupannya”. Sehingga diharapkan tujuan penulisan ini
menjadi universal untuk mengetahui sekilas tentang Audit Siklus Pengeluaran dan implikasinya ataupun segala hal yang
mencakup di dalamnya terutama bagi mahasiswa sebagai perwujudan masa depan.
BAB II
AUDIT TERHADAP SIKLUS PENGELUARAN
Siklus pengeluaran terdiri dari transaksi pemerolehan barang atau jasa. Barang yang diperoleh perusahaan dapat
berupa aktiva tetap dan surat berharga yang akan digunakan untuk menghasilkan pendapatan dalam jangka waktu lebih
dari satu tahun atau sediaan dan surat berharga yang akan dikonsumsi atau digunakan untuk menghasilkan pendapatan
dalam jangka waktu satu tahun atau kurang. Jasa yang diperoleh perusahaan juga dapat dibagi menjadi dua, yaitu jasa
yang hanya menghasilkan manfaat satu tahun atau kurang (jasa personel, bunga, asuransi, iklan) dan jasa yang
menghasilkan manfaat lebih dari satu tahun (aktiva tidak berwujud).
Audit sistem informasi adalah suatu proses mengumpulkan dan menilai bukti untuk menentukan apakah sistem
komputer yang bersangkutan mampu mengamankan aset, memelihara kebenaran data, ataupun mencapai tujuan
organisasi perusahaan secara efektif dan efisien dan mampu menggunakan aktiva Perusahaan secara hemat (Weber ;
1999). Pengendalian aplikasi adalah pengendalian yang dirancang untuk menjamin bahwa semua transaksi yang terjadi
sudah mendapat otorisasi dan sudah dicatat, diklasifikasi, diproses dan dilaporkan dengan benar. Pengendalian aplikasi
juga didisain untuk mencegah, mendeteksi, dan memperbaiki error danirregulasi dalam transaksi sebagaimana mereka
diproses (Hall; 2006)
James A. Hall (2006) siklus pengeluaran terdiri dari beberapa subsitem meliputi: pembelian/utang, pengeluaran kas,
penggajian dan aktiva tetap. Prosedur pembelian melibatkan pemerolehan bahan baku mentah dan barang jadi (James A.
Hall:2006). Sedangkan untuk penggajian fokusnya adalah pada tugas-tugas dasar; departemen fungsional, serta dokumen
jurnal dan akun yang membentuk sistem penggajian dan aktiva tetap melibatkan tiga kelompok prosedur: akuisisi aktiva,
pemeliharaan aktiva, dan penghapusan aktiva (James A. Hall: 2006).
A. Jenis-jenis Akun yang Mempengaruhi Audit Terhadap Siklus Pengeluaran
Dalam siklus ini terdapat dua transaksi pembelian dan transaksi pengeluaran kas. Transaksi pembelian dan
pengeluaran kas mempengaruhi sejumlah rekening sebagai berikut :
1. Persediaan 6. Kembalian pembelian
2. Persediaan bahan baku 7. Potongan pembelian
3. Biaya dibayar dimuka 8. Berbagai jenis biaya
4. Palnt asset 9. Utang dagang
5. Asset lain-lain 10. Kas
1. Tujuan Audit Dalam Siklus Pengeluaran
- Kelompok asersi: Eksistensi dan Okurensi
Tujuan audit terhadap golongan transaksi, meliputi:
Transaksi pembelian mencerminkan barang dan jasa yang baik yang diterima dari pemasok selam periode yang diaudit.
Transaksi pengeluaran kas mencerminkan pembayaran yang dilakukan kepada pemasok selam periode yang diaudit.
Tujuan audit terhadap saldo akun, meliputi:
Hutang usaha yang tercatat mencerminkan jumlah kewajiban entitas yang ada pada tanggal neraca.
Aktiva tetap mencerminkan aktiva produktif yang masih dimanfaatkan pada tanggal neraca.
Aktiva tidak berwujud mencerminkan aktiva produktif yang masih dimanfaatkan pada tanggal neraca.
- Kelompok asersi: Kelengkapan/Kesempurnaan
Tujuan audit terhadap golongan transaksi, meliputi:
Semua transaksi mencakup pembelian dan pengeluaran kas yang terjadi selama periode yang diaudit telah dicatat.
Tujuan audit terhadap saldo akun, meliputi:
Hutang usaha mencakup semua jumlah yang terhutang kepada pemasok barang dan jasa pada tanggal neraca.
Saldo aktiva tetap mencakup semua transaksi perubahan yang terjadi selama periode yang diaudit.
Saldo aktiva tidak berwujud mencakup semua transaksi perubahan yang terjadi selama periode yang diaudit.
Saldo aktiva tidak berwujud mencerminkan aktiva produktif yang masih dimanfaatkan pada tanggal neraca.
- Kelompok asersi : Hak dan Kewajiban
Tujuan audit terhadap golongan transaksi, meliputi:
Entitas memiliki kewajiban sebagai akibat transaksi pembelian yang tercatat dalam periode yang diaudit.
Entitas memiliki hak atas aktiva tetap sebagai transaksi pembelian yang tercatat dalam periode yang diaudit.
Entitas memiliki hak atas aktiva tidak berwujud sebagai akibat transaksi pembelian yang tercatat dalam periode yang diaudit.
Tujuan audit terhadap saldo akun, meliputi:
Hutang usaha pada tanggal neraca mencerminkan kewajiban entitas kepada pemasok.
Entitas memiliki hak atas aktiva tetap yang tercatat pada tanggal neraca.
Entitas memiliki hak atas aktiva tidak berwujud yang tercatat pada tanggal neraca.
- Kelompok asersi: Penilaian atau Alokasi
Tujuan audit terhadap golongan transaksi, meliputi:
Semua transaksi pembelian dan pengeluaran kas yang telah dicatat dalam jurnal, diringkas, dan diposting ke dalam akun
dengan benar.
Tujuan audit terhadap saldo akun, meliputi:
Hutang usaha dinyatakan dalam jumlah yang benar kewajiban entitas pada tanggal neraca.
Aktiva tetap dinyatakan pada kas dikurangi akumulasi depresiasi.
Aktiva tidak berwujud dinyatakan pada kas atau kas dikurangi dengan amortisasi.
Biaya yang berkaitan dengan aktiva tetap dan aktiva tidak berwujud dicatat sesuai dengan prinsip akuntansi berterima
umum.
- Kelompok asersi: Penyajian dan Pengungkapan
Tujuan audit terhadap golongan transaksi, meliputi:
Rincian transaksi dan pengeluaran kas mendukung penyajian akun yang berkaitan dalam laporan keuangan, baik
klasifikasinya maupun pengungkapannya.
Tujuan audit terhadap saldo akun, meliputi:
Hutang usaha, aktiva tetap dan aktiva tidak berwujud di identifikasi dan diklasifikasikan dengan semestinya dalam neraca.
Pengungkapan memadai telah berkaitan dengan hutang usaha, aktiva tetap dan aktiva tidak berwujud.
2. Materialitas, Risiko dan Strategi Audit Terhadap Siklus Pengeluaran
Transaksi dalam siklus pengeluaran kadangkala tidak hanya berpengaruh secara individual pada hanya satu rekening
saja, tetapi dapat berpengaruh pada lebih satu transaksi. Konsep materialitas mengakui bahwa beberapa hal, baik secara
individual atau keseluruhan adalah penting bagi kewajaran penyajian laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi
keuangan di Indonesia, sedangkan beberapa hal lainnya adalah tidak penting (IAPI:2011). Frasa menyajikan secara wajar
dalam semua hal yang material sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia menunjukkan keyakinan auditor
bahwa laporan keuangan secara keseluruhan tidak mengandung salah saji material (IAPI:2011). Faktor-faktor risiko melekat
yang berhubungan dengan transaksi-transaksi siklus pengeluaran meliputi :
a. Seberapa banyak volume transaksi.
b. Kemungkinan adanya pembelian dan pengeluaran kas yang tidak diotorisasi.
c. Kemungkinan adanya pembelian aktiva yang tidak memadai.
d. Dalam kasus kapitalisasi kas atau penentuan biaya periodik harus mempertimbangkan terhadap aspek kesinambungan
dalam akuntansinya.
Keempat faktor tersebut sangat menentukan seberapakah tingkat risiko melekat dalam transaksi siklus ini. Menghadapi
kemungkinan tersebut, auditor harus merumuskan strategi dengan menggabungkan tingkat risiko pengendalian yang
rendah dan pengujian substansi dalam siklus pengeluaran.
B. Pemahaman Terhadap Struktur Pengendalian Intern
Auditor harus memahami ketiga aspek struktur pengendalian intern yang ada dalam transaksi siklus pengeluaran, yaitu
lingkungan pengendalian, sistem akuntansi, dan prosedur pengendalian. Pemahaman tersebut sangat berguna dalam
menentukan strategi audit dalam rangka pengujian substansi.
1. Aspek lingkungan pengendalian
Auditor harus memahami struktur organisasi klien yang berkaitan dengan aktivitas siklus pengeluaran ini, sebagai contoh :
semua proses pembelian barang-barang dibawah kendali direktur operasi, pencatatan dibawah kendali kontroler, sedangkan
proses pengeluaran kas dibawah kendali direktur keuangan, pengaturan pembelian aktiva tetap (capital expendictures) dan
kebijaksanaan investasi strategis lainnya akan dipertimbangkan bagaimana pelaksanaanya. Untuk memperoleh pemahaman
terhadap bagan organisasi, auditor harus melakukan wawancara (inquiry) kepada manajemen.
2. Sistem akuntansi
Pemahaman terhadap sistem akuntansi menyebabkan auditor harus mempelajari metode pengolahan data, dokumen-
dokumen kunci, serta catatan yang digunakan dalam penanganan transaksi siklus pengeluaran. Untuk itu auditor harus
mempelajari manual akuntansi, bagan alir sistem akuntansi, dan melakukan wawancara dengan petugas bagian akuntansi
untuk mengetahui proses pengolahan transaksi dalam siklus pengeluaran.
3. Prosedur Pengendalian
Auditor harus memahami bagaimana kecenderungan kelima kategori prosedur pengendalian dalam operasi transaksi
siklus pengeluaran ini. Kelima kategori tersebut antara lain :
a. Adanya otorisasi yang memadai.
b. Adanya pemisahan tugas.
c. Adanya dokumen dan catatan akuntansi.
d. Adanya akses kea rah pengendalian.
e. Pengecekan yang di lakukan oleh personel yang independent
Auditor harus melakukan evaluasi apakah prosedur pengendalian dalam perusahaan benar-benar telah berjalan
dengan baik. Prosedur pengendalian yang tidak memenuhi kelima criteria tersebut mempunyai kecenderungan risiko audit
yang tinggi.
C. Pengendalian Intern Terhadap Siklus Pengeluaran
1. Dokumen-Dokumen Kunci Dan Catatan Akuntansi
b. Check, yaitu dokumen perintah pembayaran sejumlah uang kepada bank
c. Check Summary, yaitu laporan tentang ringkasan check yang telah dikeluarakan dalam suatu periode
d. Cash Disbusement Transaction File, yaitu file yang berisi informasi pembayaran cek untuk penjual atau pihak lain yang
digunakan untuk memasukan ke dalam rekening utang dagang dan buku besar
e. Cash Disbusement Juornal or Check Register, merupakan catatan formal terhadap pengeluaran cek untuk pihak lain
2. Fungsi-Fungsi Terkait Dalam Transaksi Siklus Pengeluaran
Nama Fungsi Unit Organisasi Pemegang Fungsi
Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas
Fungsi pencatatan utang
Fungsi keuangan
Fungsi akuntansi biaya
Fungsi akuntansi umum
Bagian pemasaran atau bagian-bagian lain
Bagian utang
Bagian kasa
Bagian akuntansi biaya
Bagian akuntansi umum
Fungsi audit intern
Fungsi penerimaan kas
Bagian audit intern
Bagian kas
Keterangan :
1. Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas (misalnya untuk pembelian jasa dan untuk biaya perjalanan dinas), fungsi yang
bersangkutan mengajukan permintaan cek kepada fungsi pencatatan utang. Permintaan cek ini harus mendapat
persetujuan dari kepala fungsi yang bersangkutan
2. Fungsi pencatatan utang
Fungsi ini bertanggung jawab atas pembuatan bukti kas keluar yang memberikan otorisasi kepada fungsi keuangan
dalam mengeluarkan cek yang tercantum dalam dokumen tersebut. Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk melakukan
verifikasi kelengkapan dan validitas dokumen pendukung yang dipakai sebagai dasar pembuatan bukti kas keluar.
3. Fungsi keuangan.
Dalam transaksi pengeluaran kas, fungsi ini bertanggungjawab untuk mengisi cek, meminta otorisasi atas cek, dan
mengirimkan cek kepada kreditur via pos atau membayarkan langsung kepada kreditur.
4. Fungsi akuntansi biaya
Dalam transaksi pengeluaran kas, fungsi ini bertanggungjawab atas pencatatan pengeluaran kas yang menyangkut
biaya dan persediaan.
5. Fungsi akuntansi umum
Dalam transaksi pengeluaran kas, fungsi ini bertanggungjawab atas pencatatan transaksi pengeluaran kas dalam jurnal
pengeluaran kas atau register cek.
6. Fungsi audit intern
Fungsi ini bertanggungjawab untuk melakukan perhitungan kas (cash count ) secara periodik dan mencocokkan hasil
perhitungannya dengan saldo kas menurut catatan akuntansi (akun kas dalam buku besar). Fungsi ini bertanggungjawab
untuk melakukan pemeriksaan secara mendadak (surprised audit) terhadap saldo kas yang ada ditangan dan membuat
rekonsiliasi bank scara periodik.
3. Risiko yang Terdapat Struktur Pengendalian Intern Siklus Pengeluaran.
Dalam memahami risiko pengendalian yang timbul dalam transaksi pengeluaran kas harus memperhatikan
kemungkinan-kemungkinan salah saji, pengendalian yang dibutuhkan, serta kemungkinan pengujian yang harus
dilakukan berikut ini:
a. Terhadap transaksi pembayaran hutang.
1. Kemungkinan adanya pengeluaran cek untuk pembelian yang tidak disetujui, harus dikendalikan dengan cara
penandatanganan cek melakukan penelaahan terhadap kelengkapan pendukung voucher dan persetujuannya. Auditor
dapat melakukan pengujian dengan cara observasi apakah penandatanganan cek melakukan pengecekan dengan bebas
terhadap dokumen pendukung.
2. Kemungkinan voucher dibayar dua kali, dikendalikan dengan pemberian cap terhadap voucher dan dokumen
pendukungnya bila telah dibayar. Auditor dapat melakukan pengujian apakah semua pembayaran diberi cap.
3. Check mungkin dibayarkan untuk jumlah yang salah, dikendalikan dengan pengecekkan oleh pihak yang bebas mengenai
kesesuaian jumlah dalam check dengan voucher-nya.
4. Check mungkin dirubah setelah ditandatangani, dikendalikan dengan pengecekan pemberian tanda cek yang dikirim.
Auditor dapa melakukan pengujian dengan melakukan wawancara tentang prosedur pengiriman check, dan observasi
proses pengiriman check.
b. Terhadap transaksi pengeluaran kas.
1. Check mungkin tidak dicatat, dikendalikan dengan check yang bemomor urut tercetak. Auditor melakukan pengujian
terhadap penggunaan dokumen bemomor urut tercetak.
2. Kesalahan-kesalahan dalam pencatatan check, dikendalikan dengan pembuatan rekonsiliasi bank secara periodik oleh
pihak yang bebas. Auditor dapat melakukan pengujian terhadap bank rekonsiliasi.
3. Check tidak dicatat dengan segera, dikendalikan oleh pihak yang bebas untuk mencocokkan tanggal check dan tanggal
pencatatannya. Pengujian yang dilakukan dengan memperlihatkan kembali adanya kebebasan dalam pengecekan.
D. Pengujian Substansif Terhadap Siklus Pengeluaran.
1. Prosedur Pemeriksaan Terhadap Aktiva Tetap
Aktiva tetap ( fixed assets ) disebut juga Property, Plant and Equiement sifat atau ciri aktiva tetap antara lain: tujuan
dari pembeliannya bukan untuk dijual kembali atau diperjualbelikan sebagai barang dagangan, tetapi untuk dipergunakan
dalam, kegiatan operasi perusahaan, mempunyai masa manfaat lebih dari 10 tahun, jumlahnya cukup material.
Adapun audit prosedur atas aktiva tetap mempunyai 7 tujuan antara lain: pemeriksa apakah terdapat internal
control yang cukup baik, apakah aktiva tetap yang tercantum dalam neraca benar-benar ada, penambahan aktiva tetap
dalam tahun berjalan betul-betul merupakan suatu capital expenditure yang diotorisasi, memeriksa apakah disposal
( penarikan ) aktiva tetap sudah dicatat dengan benar dibuku perusahaan, memeriksa apakah pembebanan penyusutan
dalam tahun (periode) yang diperiksa dilakukan sesuai dengan SAK dan konsisten, ada tidaknya aktiva tetap yang
dijadikan sebagai jaminan.
Program pengujian substantive terhadap saldo aktiva tetap berisi prosedur audit yang dirancang untuk mencapai
tujuan audit seperti yang diuraikan diatas. Auditor mampu menyimpulkan bahwa pengendalian cukup kuat untuk
memungkinkan bergantung pada saldo yang dicatat dari tahun sebelumnya, Alvin A. Arens, dkk
(2008:284). Pengendalian yang penting meliputi penggunaan file induk untuk setiap aktiva tetap, pengendalian fisik yang
memadai terhadap aktiva yang mudah dipindahkan, penulisan nomor identifikasi ke setiap aktiva tetap, serta perhitungan
fisik periode atas aktiva tetap dan rekonsiliasinya oleh personil akuntansi, Alvin A. Arens, dkk (2008:284). Prosedur, audit
diklasifikasikan menjadi empat golongan: prosedur audit awal, prosedur analitik, pengujian terhadap transaksi rinci
pengujian terhadap akun rinci dan verifikasi penyajian dan pengungkapan.
Prosedur Audit Awal
Lakukan prosedur audit awal atas saldo akun aktiva tetap yang akan diuji lebih lanjut
Usut saldo aktiva tetap yang tercantum dineraca ke saldo akun aktiva tetap yang bersangkutan dibuku besar
Hitung kembali saldo akun aktiva dibuku besar
Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting
dalam akun aktiva tetap dan akumulasi depresiasinya
Usut saldo awal akun aktiva tetap ke kertas kerja tahun lalu
Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun aktiva tetap dalam ke dalam jurnal yang bersangkutan
Lakukan rekonsiliasi akun control aktiva tetap dalam buku besar ke buku pembantu aktiva tetap
Prosedur Analitik
2. Lakukan prosedur analitik
a. Hitung ratio berikut ini :
1) Tingkat perputaran aktiva tetap
2) Ratio laba bersih dengan aktiva tetap
3) Ratio tetap dengan modal saham
4) Ratio biaya reparasi dan pemeliharaan dengan aktiva tetap
b. Lakukan analisis hasil prosedur analitik dengan harapan yang didasarkan pada data masa lalu, data industri, jumlah yang dianggarkan, atau data lain
Pengujian terhadap transaksi rinci
3. Periksa tambahan aktiva tetap ke dokumen yang mendukung timbulnya transaksi berikut
4. Periksa berkurangnya aktiva tetap ke dokumen yang mendukung timbulnya transaksi tersebut
5. Lakukan pemeriksaan pisah batas transaksi aktiva tetap
6. Lakukan review terhadap akun biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap
Pengujian terhadap saldo akun rinci
7. Lakukan inspeksi terhadap aktivat tetap
a. Lakukan inspeksi terhadap tambahan aktiva tetap
b. Lakukan penyelidikan dan sesuaikan jika terjadi perbedaan
c. Periksa dokumen yang mendukung pembayaran utang usaha seetelah tanggal neraca
8. Periksa bukti hak kepemilikan aktiva tetap dan kontrak
9. Lakukan review terhadap perhitungan depresiasi aktiva tetap
Verifikasi penyajian dan pengungkapan
10. Bandingkan penyajian aktiva tetap dengan Prinsip akuntansi berterima umum
a. Periksa klasifikasi aktiva tetap di neraca
b. Periksa pengungkapan yang bersangkutan dengan aktiva tetap
Prosedur Audit Awal
1. Lakukan prosedur audit awal atas saldo akun utang usaha yang akan diuji lebih lanjut
a. Usut saldo utang usaha yang tercantum di dalam neraca ke saldo akun utang usaha yang bersangkutan didalam buku besar
b. Hitung kembali saldo akun utang usaha di dalam buku besar
c. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun utang usaha
d. Usut saldo awal akun hutang usaha ke kertas kerja tahun yang lalu
e. Usut posting pendebitan akun hutang usaha ke dalam jurnal yang bersangkutan
f. Lakukan rekonsiliasi akun control utang usaha dalam buku besar ke buku pembantu utang usaha
Prosedur Analitik
2. Lakukan prosedur analitik
a. Hitung ratio berikut ini :
Tingkat perputaran utang usaha
Ratio utang usaha dengan utang lancar
b. Lakukan analisis hasil prosedur analitik dengan harapan yang didasarkan pada data masa lalu, data industri, jumlah yang dianggarkan, atau data lain
Pengujian terhadap saldo akun rinci
7. Lakukan konfirmasi saldo akun rinci
a. Lakukan identifikasi penjualan besar dengan mereview register bukti kas keluar atau buku pembantu utang, arsip induk utang dan kirimkan konfirmasi kepada kreditur yang akun utang klien kepadanya memiliki karakteristik berikut ini : (1) bersaldo besar, (2) terdapat kegiatan pembelian yang luar
biasa, (3) bersaldo kecil atau nol, dan (4) bersaldo debit
b. Lakukan penyelidikan dan sesuaikan jika terjadi perbedaan
c. Periksa dokumen yang mendukung pembayaran utang usaha setelah tanggal neraca
8. Lakukan rekonsiliasi utang usaha yang tidak di konfirmasi ke pernyataan piutang bulanan yang diterima oleh klien dari kreditur
Verifikasi penyajian dan pengungkapan
9. Bandingkan penyajian utang usaha dengan prinsip akuntansi berterima umum
a. Periksa klasifikasi utang usaha di neraca
b. Periksa pengungkapan yang bersangkutan dengan utang usaha
c. Periksa pengungkapan yang bersangkutan dengan utang usaha non usaha
d. Mintalah informasi dari klien untuk menemukan komitmen yang belum diungkapkan dan utang bersyarat dan periksa penjelasan yang bersangkutan dengan utang tersebut
e. Bandingkan akun biaya dengan akun biaya yang sama tahun lalu atau biaya yang dianggarkan untuk mendapatkan indikasi kemungkinan adanya under statement utang lancer
Pengujian terhadap transaksi rinci
3. Periksa sampel transaksi utang usaha yang tercatat ke dokumen yang mendukung timbulnya utang usaha
a. Periksa pengendalian akun utang usaha ke dokumen pendukung : bukti kas keluar, laporan penerimaan barang, surat order pembelian, atau dokumen pendukung lain
b. Periksa pendebitan akun usaha ke dokumen pendukung : bukti kas masuk , memo debit untuk retur penjualan
4. Lakukan verifikasi pisah batas (out off) transaksi pembeli
a. Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembelian dalam minggu terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal neraca
5. Lakukan verifikasi pisah batas (out off) transaksi pengeluaran kas
a. Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembayaran utang usaha dalam minggu terakhir tahun yang di audit dan minggu pertama setelah tanggal neraca
6. Lakukan pencarian utang yang belum dicatat
a. Periksa bukti yang mendukung transaksi pengeluaran kas yang dicatat setelah tanggal neraca
2. Prosedur Pemeriksaan Terhadap Biaya Dibayar Dimuka
Pengendalian internal untuk asuransi dibayar di muka dan beban asuransi dapat dengan mudah dibagi ke dalam tiga
kategori: pengendalian terhadap akuisisi dan pencatatan asuransi, pengendalian terhadap register asuransi, dan
pengendalian terhadap penghapusan beban asuransi, Alvin A. Arens, dkk (2008:287). Pengendalian terhadap akuisisi dan
pencatatan asuransi merupakan bagian dari siklus akuisisi dan pembayaran, Alvin A. Arens, dkk (2008:287).
Prosedur Pemeriksaan untuk Compliance test.
1. Pelajari dan evaluasi internal control atas biaya dan pajak dibayar dimuka.
a. Dalam hal ini internal control questionnoises yang digunakan tercakup dalam internal control questionnaires atas pengeluaran
kas dan bank
Apakah setiap pembayaran yang menyangkut biaya dan pajak dibayar dimuka didukung oleh bukti-bukti yang sah dan lengkap.
Apakah pembayaran tersebut diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang.
Apakah bukti setoran pajak, faktor pajak termasuk bukti pemotongan pajak oleh pihak ketiga di file dengan baik dan rapih.
Apakah lease agreement, insurance policy di file dengan baik dan rapih.
b. Lakukan test transaksi ( compliance test ) atas biaya dan pajak dibayar dimuka.
2. Tarik kesimpulan mengenai internal control atas biaya dan pajak dibayar dimuka.
Prosedur Pemeriksaan Substantif Sewa Dibayar di muka (Prepaid Rent )
1. Minta rician ( schedule ) prepaid rent per tanggal neraca.
2. Check ketelitian perhitungan mathematis ( mathematical accuracy ).
3. Cocokan saldo prepaid rent per tanggal neraca dengan saldo buku bestir (general ledger) prepaid rent.
4. Cocokan saldo awal prepaid rent dengan kertas kerja pemeriksaan tahun lalu.
5. Lakukan vouching untuk pembayaran prepaid rent di tahun berjalan dan periksa lease agreement ( jika sudah dilakukan di
compliance test, refen ke kertas kerja compliance test ).
6. Tie_Up / tie_in ( Cocokan ) total yang dibebankan sebagai biaya sewa ke buku besar biaya sewa. Dalam hal ini ada biaya sewa
langsung dibebankan ke, perkiraan biaya sewa ( tanpa melalui prepaid rent ), jumlah biaya sewa di buku besar akan terlihat
lebih besar.
7. Buat usulan audit adjustment jika diperlukan.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Tujuan audit dalam siklus pengeluaran dikelompokkan dalam tujuan terkait eksistensi dan okurensi,
kelengkapan/kesempurnaan, hak dan kewajiban, penilaian atau alokasi serta penyajian dan pengungkapan.
2. Transaksi dalam siklus pengeluaran kadangkala tidak hanya berpengaruh secara individual pada hanya satu rekening saja,
tetapi dapat berpengaruh pada lebih satu transaksi.
3. Aspek struktur pengendalian intern yang ada dalam transaksi siklus pengeluaran, yaitu lingkungan pengendalian, sistem
akuntansi, dan prosedur pengendalian.
Saran
1. Dalam melakukan audit sebaiknya auditor mempelajari manual akuntansi, bagan alir sistem akuntansi, dan melakukan
wawancara dengan petugas bagian akuntansi untuk mengetahui proses pengolahan transaksi dalam siklus pengeluaran.
2. Auditor harus melakukan evaluasi apakah prosedur pengendalian dalam perusahaan benar-benar telah berjalan dengan
baik dalam mempertimbangkan segalanya.
DAFTAR PUSTAKA
A. Arens, Alvin dkk. 2007. Auditing dan Pelayanan Verifikasi, pendekatan terpadu, edisi kesembilan. Jakarta: PT Indeks.
A. Arens, Alvin dkk. 2008. Auditing dan Jasa Assurance, edisi keduabelas. Jakarta: Erlangga.
Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan. 2007. Audit Berpeduli Resiko, edisi keempat.Bogor: Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan.
Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan. 2009. Auditing, edisi kelima. Bogor: Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan.
http//bab_3_audit_terhadap_siklus_pengeluaran.pdf.
http//11-risk-deteksiranc.peng_.sub-ppt.pdf.
Institut Akuntan Publik Indonesia. 2011. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Hall, James A. 2006. Accounting Information System, Terjemahan, edisi keempat. Jakarta: Salemba Empat.
Recommended