View
212
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
14
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan pustaka
2.1.1 Line Balancing [2, h. I-1]
Keseimbangan lini produksi bermula dari lini produksi massal, dimana dalam
proses produksinya harus dibagi pada seluruh operator sehingga beban kerja operator
merata. Jadi dalam line balancing dipelajari bagaimana kita merancang suatu lintasan
produksi agar tercapai keseimbangan beban yang dialokasikan pada setiap stasiun
kerja dalam menghasikan produk.
Istilah Line Balancing/Keseimbangan Lini/Assembly Line Balancing
merupakan suatu metode penugasan pekerjaan ke dalam stasiun kerja-stasiun kerja
yang saling berkaitan dalam satu lini produksi sehingga setiap stasiun kerja memiliki
waktu yang tidak melebihi waktu siklus stasiun kerja tersebut. Keterkaitan sejumlah
pekerjaan dalam suatu lini produksi harus dipertimbangkan dalam menentukan
pembagian pekerjaan ke dalam masing-masing stasiun kerja. Hubungan atau saling
keterkaitan antara pekerjaan dengan pekerjaan lainnya digambarkan dalam suatu
precedence diagram atau diagram pendahuluan, sedangkan hubungan itu disebut
precedence job atau precedence network (Bedworth, David D, 361;Elsayed, A 259).
15
2.1.2 Permasalahan Keseimbangan Lintasan Produksi [2, h. I-1 s/d I-4]
Dalam suatu perusahaan yang mempunyai tipe produksi masal, yang
melibatkan sejumlah besar komponen yang harus dirakit, perencanaan produksi
memegang peranan yang penting dalam membuat pendjadwalan produksi, terutama
dalam pengaturan operasi-operasi atau penugasan kerja yang harus dilakukan.
Bila pengaturan dan perencanaannya tidak tepat, maka setiap stasiun kerja di
lintas perakitan mempunyai kecepatan produksi yang berbeda. Hal ini akan
mengakibatkan lintas perakitan tersebut menjadi tidak efisien karena terjadi
penumpukan material atau produk setengah jadi diantara stasiun kerja yang tidak
berimbang kecepatan produksinya. Akibat sampingan lainnya adalah kompensasi
ongkos-ongkos yang hilang serta akibat psikologis yang negatif bagi pekerja.
Persoalan keseimbangan lintas perakitan bermula dari adanya kombinasi
penugasan kerja kepada operator atau grup operator yang menempati tempat kerja
tertentu. Karena penugasan elemen kerja yang berbeda akan menyebabkan perbedaan
dalam sejumlah waktu yang tidak produktif dan variasi jumlah pekerja yang
dibutuhkan untuk menghasilkan output produksi tertentu di dalam suatu lintas
perakitan.
16
Masalah utama yang dihadapi dalam lintasan produksi adalah :
1. Kendala sistem, yang erat kaitannya dengan maintenance (perawatan).
2. Menyeimbangkan beban kerja pada beberapa stasiun kerja yang khususnya
pada kinerja operator dengan tujuan :
• Mencapai efisiensi yang tinggi
• Memenuhi rencana produksi yang dibuat
Gejala Ketidakseimbangan Lini Produksi ialah :
• adanya stasiun kerja yang sibuk dan idle yang mecolok
• adanya work-in-process pada beberapa stasiun kerja.
Rancangan lintasan produksi yang seimbang bertujuan :
1. Untuk menyeimbangkan beban kerja yang dialokasi pada setiap stasiun kerja
sehingga pekerjaan dapat selesai dalam waktu yang seimbang dan mencegah
terjadinya bottle-neck
2. Menjaga lini perakitan agar tetap lancar dan kontinyu berlangsung [ElSayed,
1985].
17
Pada usaha pencapaian keseimbangan lini, terdapat beberapa cara yang
dikenal,antara lain;
1. Penumpukan material :
Caranya dengan membuat tumpukan material pada stasiun kerja yang lambat,
kemudian pada stasiun kerja ini harus melakukan kerja lembur atau
menambah tenaga kerja. Cara ini merupakan cara yang paling mudah, tetapi
tidak menjadikan lebih baik karena dengan adanya penumpukan material akan
mengakibatkan pemborosan waktu pada stasiun kerja yang lain dan
pemborosan ruangan yang dipakai.
2. Pergerakan Operator :
Caranya adalah apabila seorang operator mempunyai waktu operasi yang
lebih cepat dari operator lainnya, ia dapat bergerak sepanjang lini produksi
tersebut untuk membantu operator lainnya yang waktu operasinya lebih lama.
3. Pemecahan Elemen Pekerjaan
Cara ini dilakukan jika suatu operasi membutuhkan waktu yang lebih singkat
daripada stasiun kerja lainnya. Operator tersebut dapat menangani lebih dari
satu operasi, menyusun sub-rakitan jika operasi ini dilakukan diluar lininya
atau membantu operasi lainnya, maupun bekerja pada lini yang lain.
18
4. Perbaikan Operasi
Cara ini harus ditempuh melalui perbaikan metode kerja khususnya jika
terdapat operasi yang lebih lama dibandingkan yang lainnya dan memerlukan
waktu set-up yang lama. Studi gerakan akan selalu menghasilkan cara yang
lebih baik untuk melakukan pekerjaan dan akan mengurangi waktu kerja yang
dibutuhkan.
5. Perbaikan Peformansi operator
Pada umumnya operasi yang mengalami kemacetan (bottle-neck) dapat
diseimbangkan melalui penambahan latihan pada operator yang bersangkutan
atau pergantian operator dengan operator yang bekerja lebih cepat atau lebih
baik. Performansi keseimbangan lini produksi yang baik dapat diketahui
melalui efisiensi lini dan efisiensi stasiun kerja. Semakin tinggi efisiensinya
berarti performansi keseimbangan lini produksinya juga semakin baik.
6. Pengelompokan Operasi
Cara ini berusaha untuk mengelompokan beberapa operasi atau elemen kerja
hasil pembagian ke dalam grup-grup atau stasiun-stasiun kerja secara
seimbang, sehingga setiap grup memiliki waktu kerja yang sama panjang.
Pada umumnya, merencanakan suatu keseimbangan di dalam sebuah lintas
perakitan meliputi usaha yang bertujuan untuk mencapai suatu kapasitas
optimal, dimana tidak terjadi penghamburan fasilitas.
19
Tujuan tersebut dapat tercapai bila :
1. Lintas perakitan bersifat seimbang, setiap stasiun kerja mendapat tugas yang
sama nilainya diukur dengan waktu.
2. Stasiun-stasiun kerja berjumlah minimum.
3. Jumlah waktu menganggur di setiap stasiun kerja sepanjang lintasan perakitan
minimum.
Dengan demikian kriteria yang umum digunakan dalam keseimbangan lintas
perakitan adalah;
• Minimum waktu menganggur
• Minimum keseimbangan waktu senggang
Juga ada pula yang menggunakan maksimum efisiensi, tetapi prinsipnya ketiga hal
tersebut sama. Waktu menganggur biasanya digunakan untuk menyatakan ukuran
ketidakseimbangan suatu lintasan produksi.
Berdasarkan uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa keseimbangan
lintasan perakitan tersebut didasarkan pada hubungan antara :
1. Kecepatan produksi
2. Operasi-operasi yang diperlukan dan urut-urutan kebergantungan (Sequence).
3. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap operasi (Work Elemen
Time).
4. Jumlah operator atau pekerja yang melakukan operasi tersebut.
20
2.1.3 Metode Keseimbangan Lintasan Produksi [2, h. I-10]
Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyeimbangkan
lintasan produksi. Secara umum terdapat 2 metode dasar yaitu :
A. Metode Analitik
Merupakan metode yang dapat menghasilkan solusi optimal, contoh : Branch
and Bound Analisis PERT (Kajian Penelitian Operasional).
B. Metode Heuristic
Heuristic berasal dari bahasa yunani yang berarti “menemukan”, metode
heuristik ini pertama kali digunakan oleh Simon and Newll untuk
menggambarkan pendekatan tertentu untuk memecahkan masalah dan
membuat keputusan. Model heuristik menggunakan aturan-aturan logis dalam
memecahkan masalah.
Inti dari pendekatan secara heuristik adalah untuk mengaplikasikan rutin
secara selektif yang mengurangi bentuk permasalahan. Sebagai contoh,
masalah produksi yaitu line balancing, dapat dipecahkan dengan mengurangi
keseluruhan sistem menjadi rangkaian line balancing sederhana yang dapat
dipelajari secara analitis. Bentuk lain dari pengurangan adalah digunakan pada
aturan yang relatif sederhana yaitu diterapkan secara berulang sampai semua
hasil keputusan telah dibuat.
21
Metode heuristik tidak menjamin hasil yang optimal, tetapi model ini
dirancang untuk menghasilkan strategi yang relatif lebih baik dengan mengacu pada
pembatas-pembatas tertentu. Model heuristik ini banyak dipakai dalam masalah line
balancing. Kriteria pokok pendekatan metode ini ialah :
• pemecahan yang lebih baik dan lebih cepat
• lebih murah daripada metode lainnya
• usaha yang dikeluarkan relatif kecil
2.1.4 Analisis PERT dan CPM
Metode PERT( Preview evaluation and review technique ) adalah metode
yang paling terkenal dan digunakan secara meluas dalam perencanaan, penjadwalan,
dan pengawasan complex, khususnya berhubungan erat pada permasalahan
keseimbangan lini produksi ( line balancing ) dalam manufacturing maupun proyek –
proyek yang lebih complex yang memerlukan kegiatan tertentu yang harus
dijalankan dalam urutan – urutan tertentu dan kegiatan – kegiatan itu mungkin
tergantung pada kegiatan – kegiatan lain.
Analisa jaringan kerja (network) dalam PERT ini sangat menolong dalam :
• Perencanaan suatu proyek yang kompleks
• Schedulling pekerjaan – pekerjaan sedemikian rupa dalam urutan yang
praktis dan efisien.
22
• Mengadakan pembagian kerja dari tenaga kerja dan dana yang
tersedia.
• Scheduling ulangan untuk mengatasi hambatan – hambatan dan
keterlambatan
• Menentukan probabilitas penyelesaian suatu proyek tertentu.[ T. Hani
handoko, 1985]
Gambar 2.1 Gambar skema langkah pembuatan PERT dan CPM
23
Berikut enam langkah pada PERT dan CPM:
• Temukan proyek dan semua aktivitas(task) yang signifikan
• Kembangkanlah hubungan – hubungan selama aktivitas berlangsung
dan tentukanlah aktivitas – aktivitas mana yang bergantung pada
aktivitas – aktivitas lainnya.
• Gambarkanlah jaringan yang menghubungkan semua aktivitas.
• Hitunglah jalur waktu terpanjang melalui jaringan tersebut dan ini
disebut sebagai jalur kritis.
• Gunakan jaringan tersebut untuk menolong perencanaan, penjadwalan,
dan pengawasan untuk proyek. (Bary Render; h.520)
Metodologi dan komponen – komponen PERT mempunyai pengertian –
pengertian standar, yang dapat diuraikan sbb;
a. Kegiatan(activity), yaitu bagian dari keseluruhan pekerjaan yang
dilaksanakan, kegiatan tersebut mengkonsumsi waktu dan sumber daya serta
mempunyai waktu mulai dan waktu berakhirnya.
b. Peristiwa(event), menandai permulaan dan akhir suatu kegiatan.Biasanya
peristiwa digambarkan dengan suatu lingkaran atau “nodes” dan juga diberi
nomor dengan urutan nomor – nomor lebih kecil bagi peristiwa peristiwa yang
mendahuluinya.
c. Waktu kegiatan(activity time), PERT menggunakan tiga estimasi waktu
penyelesaian suatu kegiatan..Estimasi ini diperoleh dari orang orang yang
24
mempunyai kemampuan tentang pekerjaannnya, dalam hal ini baik operator
dan supervisor sendiri. Ketiga estimasi waktu tersebut didasarkan pada
distribusi probabilitas, dimana estimasi waktu aktivitas tersebut adalah :
• Waktu optimistic (a) : waktu kegiatan bila semuanya berjalan dengan baik
tanpa hambatan – hambatan atau penundaan – penundaan.
• Waktu realistic (m) : waktu kegiatan yang akan terjadi bila suatu kegiatan
dilaksanakan dalam kondisi normal, dengan penundaan penundaan
tertentu yang dapat diterima.
• Waktu pesimistik (b) : waktu kegiatan bila terjadi hambatan atau
penundaan lebih dari semestinya.(Bary Render ; h.524)
PERT sering mengasumsikan ketiga estimasi tersebut melalui distribusi
probabilitas beta, distribusi continuos ini memberikan perkiraan untuk mendapatkan
waktu kegiatan yang diharapkan ( expected time ) dengan rumus :
64 bmat ++
=
Penentuan jalur kritis dengan metode algoritma
Jalur krtis merupakan waktu terpanjang yang digambarkan melalui rute
jaringan yang disebut predeceessor. Untuk menemukan jalur kritis, kita
membutuhkan gambaran kuantitas untuk masing – masing aktivitas didalam sebuah
jaringan.Jalur kritis dapat ditentukan melalui identifikasi peristiwa – peristiwa yang
dihubungkan oleh kegiatan – kegiatan dengan waktu longgar nol dimana kegiatan –
25
kegiatan dan peristiwa – peristiwa ini dihubungkan secra berurutan untuk membentuk
jalur kritis.Ada dua metode dalam menentukan jalur kritis yaitu metode algprithma
EF dan metode algorithma LF :
• Earliest start time (ES) : adalah waktu paling awal (tercepat) suatu kegiatan
dapat dimulai, dengan memperhatikan waktu kegiatan yang diharapkan dan
persyaratan urutan pengerjaan.
• Latest start time (LS) : adalah waktu paling lambat untuk dapat memulai suatu
kegiatan tanpa penundaan keseluruhan proyek.
• Earliest finsh time : Adalah waktu paling awal suatu kegiatan dapat
diselesaikan, atau sama dengan ES + waktu kegiatan yang diharapkan.
• Latest finish time : Adalah waktu paling lambat untuk dapat menyelesaikan
suatu kegiatan tanpa penundaan penyelesaian proyek secara keseluruhan, atau
sama dengan LS + waktu kegiatan yang diharapkan.
Didalam gambar sebuah jaringan, kami menggambarkan waktu aktifitas (t) didalam
sebuah tanda, yang dapat dilihat dibawah ini :
Metode algorithma EF
Merupakan metode didalam menentukan waktu siklus terpanjang didalam
suatu proses produksi( jalur kritis ) dimana metode algorithma EF ini bergerak maju
sesuai dengan predecessor diagram, dimana dapat dirumuskan sebagai berikut ;
Earliest finish time = earliest start time + expected activity time
EF = ES + t
26
Langkah pertama kita mencari EF setiap aktivitas, sebagai berikut :
• Kita anggap bahwa proyek dimulai pada waktu 0, dan dengan peristiwa 1
memakan waktu 0, maka EF peristiwa 1 adalah 0
Gamabar 2.2 Contoh perhitungan metode algoritma EF
• Kegiatan 2 bisa dimulai setelah kegiatan 1 selesai, maka EF peristiwa 2 adalah
EF peristiwa 1 ditambah waktu kegiatan 2 (4 + 5 = 9), Bila kita sampai pada
peristiwa yang didahului oleh dua kegiatan atau lebih, seperti misalnya
peristiwa 7, maka kita ambil waktu paling lama (terpanjang) diantara
kegiatan kegiatan yang mendahului, contoh perhitunga EF peristiwa 7 ada dua
alternative yaitu EF kegiatan 5 ditambah waktu kegiatan 7(14.5 + 4 = 18.5)
atau EF kegiatan 6 ditambah waktu kegiatan 7(15+4 = 19), dan kita memilih
EF peristiwa 7 adalah 19
• Kita lakukan proses serupa untuk semua peristiwa sampai EF peristiwa
terakhir.
27
Algorithma LF
Proses algorithma LF pada pokoknya sama dengan proses algorithma EF,
hanya kita akan bergerak mundur sesuai dengan predecessor diagramnya( atau
kebalikan dari algorithma EF ).Pertama kita tentukan dulu waktu penyelesaian proyek
yang paling lama(LF).
Gambar 2.3 Contoh perhitungan dengan metode algoritma LF
Penentuan LF setiap peristiwa dilakukan dengan proses yang sama seperti
algorithma EF pada contoh diatas, tetapi bergerak mundur.Sebagai contoh LF
peristiwa 1 adalah LF peristiwa 2 dikurangi waktu kegiatan 2 (9,.5 – 5 = 4,5), dan
seterusnya untuk peristiwa – peristiwa lain.Bila suatu peristiwa mendahului dua
kegiatan atau lebih, LF dipilih dari waktu yang paling pendek atau awal diantara
waktu kegiatan – kegiatan yang didahuluinya dal;am contoh LF peristiwa 7, kita pilih
waktu paling pendek yaitu 19
Latest start time = latest finish ime – activity time
LS = LF – t
28
Slack (waktu longgar )
“ Slack “ merupakan panjang waktu suatu kegiatan dapat ditunda mulainya
tanpa menunda proyek secara keseluruhan. Slack merupakan perbedaan waktu antara
“latest” dan “earliest”, atau selisih antara LS dan ES, atau antara EF dan LF.
Total slack untuk kegiatan – kegiatan pada jalur kritis biasanya selalu nol bila waktu
penyelesaian yang diinginkan sama dengan waktu penyelesaian paling awal yang
diharapkan.
Slack = LS-ES atau Slack = LF-EF
Gambar 2.4 Contoh perhitungan “slack”
29
Contohnya; aktivitas 4,6,7,9 and 10 tidak mempunyai waktu slack, ini berarti waktu
kegiatan mereka dapat ditunda tanpa mengakibatkan penundaan EF kegiatan
berikutnya didalam suatu proyek.Karena, aktivitas – aktivitas tersebut disebut
aktivitas kritis dan termasuk dalam jalur kritis.
Penentuan jalur kritis memungkinkan kita dapat mengetahui kegiatan –
kegiatan mana yang mempunyai slack, dan mengetahui slack untuk setiap kegiatan
kita dapat melakukan realokasi tenaga kerja atau dana yang optimal diantara macam –
macam kegiatan tersebut.
PERT/ Biaya [h.XIII-534 s/d h.XIII-541]
Meskipun PERT biasanya digunakan sebagai suatu peralatan untuk scheduling
waktu kegiatan – kegiatan yang diperlukan dalam proyek kompleks, PERT juga
memberikan kerangka dasar perencanaan dan pengendalian biaya.Bila suatu
perusahaan membuat rencana dan skedul kegiatan, maka harus juga memperkirakan
biaya untuk setiap kegiatan – kegiatan dari proyek agar berjalan secara bersama dan
hal ini biasanya disebut sebagai proses budgeting.
30
4 langkah dalam menentukan proses budgeting ;
• Temukan semua biaya yang berhubungan dengan semua aktivitas, kemudian
tambahkan biaya – biaya ini bersama untuk mendapatkan estimasi biaya atau
budget dari masing – masing aktivitas.
• Jika kau menyesuaikan dengan sebuah proyek besar, beberapa aktivitas dapat
digabungkan masuk ke dalam paket pekerjaan yang lebih besar, ini
merupakan sebuah pengumpulan logis yang sederhana dari aktivitas.
• Rubahlah budget biaya per aktivitas menjadi biaya per periode waktu yang
dipakai, dengan mengasumsikan bahwa biaya lembur telah ternasuk kedalam
biaya aktivitas tersebut.
• Gunakan earliest dan latest start time , temukan biaya – biaya yang akan
dihabuskan selama masing –masing minggu atau bula untuk menyelesaikan
suatu proyek berdasarkan tanggal yang ditentukan.(Bary Render;1995)
PERT biaya dibangun atas dasar konsep CPM dan dikembangkan dalam tahun
1962.Tidak seperti PERT waktu, yang memusatkan pada pengukuran ketidakpastian
estimasi waktu kegiatan, PERT biaya menekankan usaha minimasi biaya proyek.
PERT biaya akan selalu dihadapkan pada “trade off” antara waktu dan biaya
(sumber daya),dimana dalam mengerjakan proyek lebih cepat dari waktu “normal”
biasanya memerlukan biaya yang lebih semakin besar dan semakin banyak waktu
yang ingin kita “hemat”, semakin besar pula biaya tambahan yang harus dibayar.
31
Jadi masalah kita adalah mengintegrasikan waktu – waktu kegiatan dan biaya – biaya
dalam network dan menentukan “trade offs” yang optimal.
Dalam analisis PERT biaya , kita memerlukan informasi dari dua program
yang berbeda yaitu program, normal dan program percepatan(crash program) Waktu
yang dibutuhkan dalam untuk penyelesaian proyek dibawah program normal disebut
waktu normal, dan biaya yang terjadi disebut biaya normal. Sedangkan waktu
minimum yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu kegiatan disebut waktu
percepatan ( crash time ) dan biaya yangberhubungan dengan waktu percepatan
disebut biaya percepatan ( crash cost ), untuk itu kita memerlukan tambahan
informasi tentang hubungan waktu dan biaya ( sumber daya) untuk menentukan “
trade off “ optimal antara waktu dan biaya.
4 langkah dalam menentukan percepatan proyek :
• Temukan jalur kritis normal dan identifikasi semua aktivitas kritis
• Hitunglah biaya percepatan per minggu( atau periode waktu lainnya) untuk
semua aktivitas didalam sebuah jaringan. Proses ini menggunakan rumus :
Biaya percepatan / periode waktu = tan
tanabiayaprceplwaktunorma
lbiayanormapabiayaperce−
−
• Pilihlah aktivitas pada jalur kritis dengan biaya percepatan terkecil per
minggu atau periode waktu lainnya. Percepatan aktivitas ini untuk
menemukan tingkat optimum yang mungkin berdasarkan deadline yang telah
dicapai.
32
• Pastikanlah dengan pasti percepatan jalur kritis yang kau pilh masih berada
pada jalur kritis.Seringkali, sebuah pengurangan aktivitas waktu selama jalur
kritis dapat menyebabkan menjadi jalur non kritis atau ada jalur kritis
lainnya.Jika jalur kritis ini masih jalur terpanjang didalam sebuah jaringan,
kembali kelangkah 3.Jika tidak, temukan jalur kritis yang baru dan kembali ke
langkah 3.(Bary Render, h.540)
Analisis biaya total
Perhitungan untuk mencari modified crash program diatas hanya
mempertimbangkan biaya langsung (direct cost). Ada dua jenis biaya lainnya yang
harus diperhitungkan dalam pembuatan keputusan suatu masalah dengan PERT biaya
oleh manajer proyek yang rasional.Kedua jenis biaya tersebut adalah :
• Biaya tidak langsung ( indirect cost ) yaitu biaya- biaya overhead proyek,
termasuk biaya – biaya tetap yang naik dengan mundurnya waktu
penyelesaian proyek seperti sewa peralatan, gaji manajer, asuransi kekayaan,
biaya bunga, dan sebagainya.
• Biaya kegunaan(utility cost) atau “ opportunity cost “, yaitu biaya – biaya
yang berhubungan dengan waktu penyelesaian proyek yang berupa laba atau
keuntungan potensial yang bisa diperoleh seandainya proyek bisa diselesaikan
lebih cepat dan kerugian potensial seandainya terjadi penundaan.
33
Contoh : bila proyek berupa pembangunan pabrik, biaya ini merupakan laba
potensial yang bisa diperoleh dengan pabrik dapat mulai berproduksi lebih awal.
• Biaya langsung, biaya tidak langsung dan biaya kegunaan kesemuanya
merupakan biaya total yang menentukan waktu penyelesaian proyek optimal.
(T.Hani Handoko ;1985)
Estimasi probabilitas waktu penyelesaian yang dijadwalkan [2.h XIII-530 – h
XIII-532]
Dalam keseluruhan proyek menggunakan metode PERT, analisa jalur kritis
dapat menolong kita dalam menentukan tingkat probabilitas waktu penyelesaian suatu
proyek.PERT menggunakan varians aktivitas jalur krtiis untuk menentukan total
varians didalam keseluruhan proyek.
Jika waktu aktivitas berdistribusi bebas, varians proyek dapat dihitung
berdasarkan penjumlahan varian aktivitas kritis, dengan rumus sebagai berikut :
Varians proyek = ∑ varians akivitas yang berada pada jalur kritis
Dimana varians aktivitas dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut ;
Varians = 2
6⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ − ab
Seperti kita ketahui bahwa standar deviasi adalah akar kuadrat dari variance, sehingga
Standar deviasi proyek = proyekiansT var=σ
Jadi besarnya probabilitas melalui penggunaan rumusan variasi standar normal (Z)
adalah sebagai berikut :
34
Z = T
ED TTσ−
Dimana ;
DT = Waktu penyelesaian yang dijadwalkan atau ditargetkan
ET = Waktu penyelesaian yang diharapkan untuk keseluruhanb proyek
Tσ = standar deviasi untuk ET
2.1.5 Analisis PERT Dengan Bantuan Software Microsoft project untuk
pemecahan masalah keseimbangan lini produksi[Microsoft.Corp ; 20003]
Microsoft project adalah salah satu software tentang project management
yang berjalan di atas platform Windows yang digunakan untuk perencanaan(plan),
penjadwalan(schedule), dan pengawasan proyek – proyek yang lebih kompleks yang
dalam hal ini terkait pada ketidakseimbangan lini produksi kasur pegas yang ada pada
PT.Dinamika Indonusa Prima dan menganalisa sistem produksi dari seluruh tipe
sistem yang ada pada lini perakitan tersebut. Microsoft project menyediakan
kombinasi yang sempurna yaitu kemudahan pemakaian, fleksibilitas dan kemampuan
yang baik untuk menggambarkan berbagai waktu siklus pengerjaan dari masing –
masing operasi yang terdapat pada lini perakitan yang digambarkan secara jelas pada
sebuah peta yang biasa disebut sebagai “Gant chart”.Selain itu Microsoft project
juga memusatkan pada permasalahan utilitas sumber daya (resources) baik itu
material maupun pekerja, kapasitas produksi,tingkat produktivitas dan tingkat
persediaan. Namun tidak tertutup kemungkinan penggunaan Microsoft project dapat
35
juga digunakan pada industri jasa dengan melakukan penyesuaian terhadap elemen-
elemen yang tersedia dalam microsoft project ini.
Dengan memodelkan suatu elemen yang penting dari suatu sistem produksi
seperti utilitas sumber daya, kapasitas produksi, dan penjadwalan produksi, kita dapat
menghasilkan solusi baik itu dari segi waktu dan biaya terhadap permasalahan
keseimbangan lini produksi.serta permasalahan – permasalahan proyek yang lebih
complex.Microsoft project ini dilengkapi dengan menu –menu seperti
file,edit,view,insert,tools,format,project,dan sebagainya.
Menu ini terdiri dari beberapa menu lagi yang dipilih melalui menu – menu
tersebutAdapun fungsi dari menu – menu yang umum digunakan dalam pembuatan
analisis PERT pada Microsoft project ini sebagai berikut:
• File
Menu file ini sering digunakan untuk membuka lembar kerja yang baru
pada Microsoft project(new),dapat membuka file-file yang telah kita buat
sebelunya pada micrrosoft project(open)menyimpan file(save), dan
melihat file – file yang telah kita buat sebelum kita mencetak hasil
tersebut melalui printer(preview).
• Edit
Menu edit disini sering digunakan ketika kita ingin memotong(cut cell)
dan mengcopy (copy cell) task – task yang ada pada lini perakitan
tersebut.
36
• View
Menu view ini paling banyak digunakan didalam analisis PERT pada
Microsoft project.Menu ini digunakan pada saat kita ingin memilih
tampilan hasil proses yang kita kerjakan, misalnya calendar kerja, gant
chart, resource sheet(lembar kerja),resource graph(graphic),table yang
berisi (pekerja ,material,jadwal(schedule),biaya(cost),variance,dll.),dan
toolbar yang didalamnya terdapat tools – tools yang mendukung
penggunaan Microsoft project secara keseluruhan.
• Format
Menu ini digunakan dalam hal pengaturan tulisan (font) maupun
properties garis yang akan digunakan(bar),pengaturan skala waktu(time
scale),pengaturan “gant chart”(gant chart wizard), dan layout untuk
menentukan bentuk link yang digunakan dalam menghubungkan operasi –
operasi yang ada pada “gant chart”.
• Insert
Menu ini berfungsi untuk memasukkan operasi baru,kolom,project
baru,dan object yang berupa gambar tetapi menu ini jarang sekali
digunakan dalam penggunaan Microsoft project sendiri khususnya untuk
analisis PERT.
37
• Tools
Menu ini juga banyak digunakan dalam penggunaan Microsoft project dan
berfungsi dalam pengaturan (option) pada saat kita menggunakan
Microsoft project ini,serta perubahan waktu kerja(change work
time),penentuan level resource(sumber daya),customize,penentuan
tracking seperti penambahan update task,dll.
• Project
Menu ini digunakan dalam penentuan task- task yang akan diperlihatkan
dalam bentuk (critical task,milestone,completed task,task range, maupun
all task), pengelompokkan group dalam bentuk (critical,milestone,
completed and incompleted task,constrain type, priority,dll) serta
menghubungkan (link) terhadap project – project lainya.
• Help
Menu ini digunakan pada saat kita ingin mengetahui technical support
serta petunjuk – petunjuk dalam penggunaan Microsoft project ini sendiri.
38
2.2 Kerangka Pemikiran
Permasalahan keseimbangan lini produksi (Line balancing) memang sering
terjadi hampir disetiap pabrik, mulai dari pabrik berskala kecil maupun pabrik yang
sudah berskala besar(mass production) baik itu yang bergerak dibidang jasa maupun
manufaktur(assembling). Permasalahan keseimbangan lini produksi memang tidak
dapat dihindari pada setiap proses produksi khususnya pada bidang manufaktur
(assembling) dan terlihat sekilas hanya berupa jadwal (schedule) dari bagian – bagian
proses operasi produksi, padahal permasalahan inilah yang sangat menentukan
kelangsungan pabrik itu untuk masa yang akan datang.
Keseimbangan lini produksi suatu pabrik tentu akan memberikan peran serta
kontribusi besar didalam menjalankan suatu roda ekonomi suatu pabrik, dalam hal ini
PT. Dinamika Indonusa Prima, karena bila keseimbangan salah satu lini produksi
suatu pabrik terganggu tentunya sangat berhubungan dan mempengaruhi produktifitas
lini – lini produksi yang lainnya dan akan menimbulkan ketidakefisienan dari proses
produksi serta hasil (output) yang akan dihasilkan oleh pabrik tersebut.
Untuk itu permasalahan keseimbangan lini produksi ini harus ditanggapi
dengan serius oleh pihak perusahaan dalam menemukan penyelesaian permasalahan
dari keseimbangan lini ( line balancing ), mulai dari perencanaan (plan),jadwal
(schedule),sampai pada pengawasan serta pengontrolan yang lebih kompleks terhadap
proses operasi(kegiatan) produksi didalam suatu lini perakitan produksi tersebut serta
factor – factor (variable) yang menimbulkan permasalahan tersebut.
39
Semua itu dilakukan mengingat tingginya total biaya produksi(cost
production) yang akan ditimbulkannya yang berpengaruh sangat besar bagi
keuntungan pabrik tersebut dimasa sekarang beserta perkembangannya untuk masa
yang akan datang didalam melakukan sistem optimalisasi serta peningkatan
produktivitas (kinerja) dalam proses produksi PT. Dinamika Indonusa Prima.
Recommended