BAB 2 Menumbuhkan Kesadaran Berkonstitusi

Preview:

DESCRIPTION

BAB 2 Menumbuhkan Kesadaran Berkonstitusi. Pertemuan : 1. Tujuan Pembelajaran. Menjelaskan pembentukan tiga Panitia Kecil dalam BPUPKI Menjelaskan keanggotaan panitia kecil dalm BPUPKI Menjelaskan tugas pembentukan Panitia Kecil dalam BPUPKI Menjelaskan proses sidang kedua BPUPKI - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

BAB 2Menumbuhkan KesadaranBerkonstitusi

Pertemuan : 1

Tujuan Pembelajaran Menjelaskan pembentukan tiga Panitia Kecil

dalam BPUPKI Menjelaskan keanggotaan panitia kecil dalm

BPUPKI Menjelaskan tugas pembentukan Panitia Kecil

dalam BPUPKI Menjelaskan proses sidang kedua BPUPKI Menyusun laporan hasil telaah tentang

perumusan UUD Negara Republik Inonesia Tahun 1945

Menyajikan hasil telaah tentang perumusan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Menyajikan simulasi sidang BPUPKI

Gedung Majelis Permusyawaratan Rakyat Beserta Produknya dan Gedung Mahkamah Konstitusi

Sidang BPUPKI

Sejarah di bentuknya BPUPKI•Kekalahan Jepang dalam perang dunia ke 2, membuat Jepang terpojok dan berusaha menarik simpati rakyat Indonesia dengan memberikan janji kemerdekaan.

•Oleh karena itu pada tanggal 1 Maret 1945, Jepang mengumumkan terbentuknya BPUPKI (Dokuritsu Zunbi Chosakai)

BPUPKI

BPUPKI dipimpin oleh : dr. K.R.T Radjiman Wedyodiningrat

Dengan Anggota : 62 orang dari Indonesia dan 7 orang dari Jepang (tidak memiliki hak suara)

Dalam masa tugasnya BPUPKI mengadakan 2 kali sidang resmi dan 1 kali sidang tidak remi

Sidang Pertama BPUPKI

Berlangsung tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945

Dilaksanakan di Gedung Pancasila (Chuo Sangi In)

Membahas : Dasar negara Bentuk negara Pembukaan UUD 1945

Panitia 9Berlangsung tanggal 22 Juni

1945Dilaksanakan di Gedung Jawa

HokokaiMenghasilkan : Piagam Jakarta

atau Jakarta Charter

Panitia Sembilan

M. YaminIr. Soekarno Moh. Hatta

Panitia Sembilan

Abikusno Cokrosujoso

AA. MaramisAbdul Kahar

Muzakir

Panitia Sembilan

KH. Wahid Hasyim

H. Agus SalimMr. Ahmad

Subarjo

Sidang Kedua BPUPKIBerlangsung tanggal 10 – 16Juli

1945Dilaksanakan di Gedung Pancasila Membahas :

Wilayah negaraRancangan undang-undang dasarKewarganegaraan

Sidang Kedua BPUPKI Pada persidangan BPUPKI yang kedua ini,

anggota BPUPKI dibagi-bagi dalam panitia-panitia kecil. Panitia-panitia kecil yang terbentuk itu antara lain adalah: Panitia Perancang Undang-Undang

Dasar (diketuai oleh Ir. Soekarno), Panitia Pembelaan Tanah Air (diketuai

oleh Raden Abikusno Tjokrosoejoso), dan

Panitia Ekonomi dan Keuangan (diketuai oleh Drs. Mohammad Hatta).

Perancang Undang-Undang Dasar(11-13 Juli 1945)

Tugasnya adalah khusus merancang isi dari Undang-Undang Dasar, yang beranggotakan 7 orang yaitu sebagai berikut :

1. Prof. Mr. Dr. Soepomo (ketua panitia kecil)

2. Mr. KRMT Wongsonegoro (anggota)

3. Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo (anggota)

4. Mr. Alexander Andries Maramis (anggota)

5. Mr. Raden Panji Singgih (anggota)

6. Haji Agus Salim (anggota)

7. Dr. Soekiman Wirjosandjojo (anggota)

Pada tanggal 14 Juli 1945, sidang pleno BPUPKI menerima laporan panitia Perancang Undang-Undang Dasar, yang dibacakan oleh ketua panitianya sendiri, Ir. Soekarno.

Dalam laporan tersebut membahas mengenai rancangan Undang-Undang Dasar yang di dalamnya tercantum tiga masalah pokok yaitu :1. Pernyataan

tentang Indonesia Merdeka2. Pembukaan Undang-Undang Dasar3. Batang tubuh Undang-Undang

Dasar yang kemudian dinamakan sebagai "Undang-Undang Dasar 1945"

Sidang PPKI(18 Agustus 1945)

Ketua : Ir. SoekarnoAnggota : 21 orangHasil :

◦ Mengesahkan UUD 1945◦ Memilih dan mengangkat presiden dan

wakil presiden◦ Tugas presiden sementara dibantu oleh

Komite nasional sebelum dibentuknya MPR dan DPR

Sebelum disahkan terdapat perubahan pada UUD 1945

1. Kata Muqadimah diganti dengan kata pembukaan

2. Kata anak kalimat "Piagam Jakarta" yang menjadi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945,

3. Pada pembukaan alenia ke empat anak kalimat Ketuhanan dengan menjalankan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya diganti dengan Ketuhanan yang Maha Esa

3. Pada pembukaan alenia ke empat anak kalimat Menurut kemanusiaan yang adil dan beradab menjadi Kemanusiaan yang adil dan beradab

4. Pada pasal 6 ayat (1) yang semula berbunyi presiden ialah orang Indonesia asli dan beragama Islam diganti menjadi presiden ialah orang Indonesia asli

5. Pasal 29 ayat 1 dari yang semula berbunyi: “Negara berdasarkan atas Ketuhananan, dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” diganti menjadi berbunyi: “Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa”.

Recommended