View
45
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
Peraturan Bank Indonesia
PBI No 5/8/PBI/2003 tertanggal 19 Mei 2003 Penerapan Manajemen Risiko Untuk Bank Umum
PBI No. 7/25/PBI/2005 tertanggal bulan Agustus 2005 Sertifikasi Manajemen Risiko Bagi Pengurus dan
Pejabat Bank Umum PBI No. 11/19/PBI 2009 Tertanggal 4 Juni 2009
Sertifikasi Manajemen Risiko Bagi Pengurus dan Pejabat Bank Umum
Bank Indonesia
Bank Indonesia meminta kepada bank umum :Mengatur risiko – risiko dalam suatu struktur
manajemen yang terintregasiMembangun sistem dan struktur manajemen
yang dibutuhkan dalam mencapainya
Struktur Manajemen Risiko Menurut Bank Indonesia
Risiko PasarRisiko KreditRisiko OperasionalRisiko LikuiditasRisiko HukumRisiko ReputasiRisiko StrategiRisiko Kepatuhan
Komite Manajemen Risiko
Bank umum harus memiliki komite manajemen risiko dan unit manajemen risiko tugas merekomendasikan : Kebijakan risiko, strategi dan aplikasi Setiap perubahan proses sebagai hasil dari
rekomendasi audit internal atau evaluasi lainnya dari proses manajemen risiko
Penjelasan kepada Bank Indonesia dan dewan direksi bank beberapa keputusan yang dibuat oleh bank yang bertentangan dengan kebijakan manajemen risiko
Persyaratan dalam Membangun Struktur
Komite/Unit Manajemen Risiko
Harus sesuai untuk ukuran dan komplesitas dari risiko-risiko yang akan diambil oleh bank
Independen secara operasional dan pelaporan dari unit bisnis
Melapor kepada anggota dari dewan direksi bank
Tanggung Jawab Komite/Unit Manajemen Risiko
1. Memantau implementasi terhadap strategi manajemen strategi manajemen risiko
2. Memantau keseluruhan tingkatan risiko yang dijalankan bank serta membandingkan dengan kesediaan bank menanggung risiko
3. Memantau tingkatan risiko yang akan dilaksanakan bank terhadap batas risiko dirancang untuk masing-masing jenis risiko
4. Melakukan stress testing terhadap model penilaian risiko yang digunakan
5. Melaksanakan peninjauan reguler terhadap prosedur dan proses manajemen risiko bank
Tanggung Jawab Komite/Unit Manajemen Risiko
7. Penguji proposal sebelum penerapan produk dan jasa baru
8. Pelaksana pengujian reguler terhadap kemampuan prediksi dari suatu model risiko bank dibandingkan dengan hasil nyata dari proses pengambilan risiko
9. Membuat rekomendasi kepada komite manajemen risiko bank mengenai semua aspek proses menejemen risiko bank
10. Melaporkan secara reguler profil risiko bank kepada manajemen risiko dan komite risiko bank
Laporan Manajemen Risiko
Laporan profil resikoLaporan produk dan jasa baruLaporan kerugian keuangan yang
signifikanLaporan publikasi dan akuntansi
Basel 1
Regulasi keuangan periode tahun 1970 - an dan 1980 - an :
Pemberian izin mendirikan lembaga keuangan Pembatasan aktivitas yang diperbolehkan dan
tidak diperbolehkan pada masing-masing institusi keuangan
Definisi dari rasio-rasio pada neraca dan persyaratan giro wajib nimimum atau menjaga tingkat aktiva yang harus disediakan dalam obligasi pemerintah
Munculnya permasalahan
Lemahnya bank sentral disebabkan oleh antara lain : Fungsi dari lender of the last resort Masalah krisis likuidasi Krisis solvency
Regulasi
Pertengah tahun 1970-an mulai menetapkan pendekatan pada pengawasan dengan prinsip kehati-hatian – prudential supervisor
Prudential supervisor
Lembaga keuangan secara signifikansi harus mengukur sendiri performa berdasarkan hasil atau return yang ingin dicapai dan tingkat risiko yang sanggup ditanggung dengan tujuan akhir mencapai return yang diinginkan
Era globalisasi terus berkembang, era globalisasi ini telah memasuki pasar uang, pasar modal, dan pasar komoditi yang dalam penerapannya membutuhkan suatu norma prudential yang dapat diberlakukan secara internasional dan dapat diimplementasikan secara konsisten pada semua negara
Penetapan Basel 1
Secara internasional dibutuhkan suatu keragaman regulasi secara global atau internasional yang akan menjadi suatu acuan bagi regulator pada masing-masing Negara.
Pandangan dan pemikiran ini yang menjadi dasar munculnya kesepakatan Basel – basel accord
Kesepakatan Basel 1
Pada tahun 1974 dicetuskan komite basel – the basel committee
Fungsi untuk pengawasan dibidang perbankan.
pembentukan komite basel diprakarsai oleh gubernur bank sentral the group of ten (G10)
Penggagas Komite Basel
1 Amerika serikat 8 Kanada
2 Belanda 9 Prancis
3 Belgia 10
Swedia
4 Inggris 11
Swiss
5 Italia 12
Spanyol
6 Jepang 13
Luxembourg
7 Jerman
Tujuan utama Pengembangkan Kesepakatan Basel I
Meningkatkan kekuatan dan stabilitas dari sistem perbankan internasional
Untuk menciptakan kerangka pengukuran kecukupan modal dari bank yang aktif secara internasional
Untuk membentuk kerangka yang dapat diaplikasikan secara konsisten dengan berpandangan untuk mengurangi ketidaksertaan dalam persaingan – competitive inqualities – antara bank – bank yang aktif secara internasional.
Konsep Kesepakatan Basel 1
Pengukuran kecukupan modal menurut kredit didasari oleh beberapa kalkulasi terdiri dari :Bobot risiko aktiva dan bobot risikoPenyertaan dengan risiko kreditTarget rasio modal dan kalklasi modal yang
memenuhim syaratKecukupan hasil pada modal yang memenuhi
syaratStruktur modal
Basel 1 dan Amandemen tahun 1996
Tahun 1990 muncul masalah risiko pasarKomite Basel mempublikasikan the
market risk amendement to the original accord pada bulan Januari 1996 .
Komite Basel menganjurkan penggunaan model-model risk based pricing dalam menanggulangi risiko pasar
Komite Basel Mengembangkan Amandemen Risiko Pasar
Dengan pendekatan dua jalur – twin track approach, terdiri dari :Metode pengukuran standar – Standardized
measurenment methodPendekatan model internal – Internal model
approach
Metode Pengukuran Standar
Sebuah standarisasi kerangka untuk pengukuran kuantitatif risiko pasar dan kalkulasi modal mendukung adanya kalkulasi risiko pasar yang berlaku bagi semua bank umum
Persyaratan kecukupan modal tergantung pada :Risiko suku bunga dan harga ekuitas pada
trading bookRisiko nilai tukar, logam barharga dan komoditas
pada seluruh aktivitas bank
Pendekatan model internal
Komite Basel menyarankan bank sentral setiap negara sebagai lembaga yang menyetujui penggunaan pendekatan model internal
persyaratan bagi bank umum yang ingin menggunakan model internal Bank harus memiliki staf yang mampu menjalankan
sistem yang terkait dengan model internal Bagian terkait harus memiliki infrastruktur electronic
data processing – EDP Model agregasi risiko dibuat dengan konsep yang
jelas dan dapat diaplikasikan Ketepatan pengukuran dari model agregasi risiko
harus dipenuhi
Kelemahan Kesepakatan Basel I
Pendekatan portofolio belum diakomodasi
Netting belum diizinkan Eksposur risiko pada pada Basel I
diregulasi secara samar-samar Pendekatan Basel I memberikan
pembobotan pada bobot risiko aktiva yang sama terhadap semua pinjaman korporat tanpa memperdulikan peringkat kredit dari debitur
Kesepakatan Basel II
Dalam the market risk amendement in 1996 mengizinkan bank menggunakan model internal untuk mengukur risiko kredit.
Komite Basel pada tahun 1999 meningkatkan kerja sama dengan bank utama dari Negara anggota dalam mengembangkan kesepakatan modal yang baru (capital accord).
Kenal dengan nama Kesepakatan Basel II
Basel II ; Mencapai Tujuan
Menggunakan tiga pilar untuk keseimbangan antara modal yang sesuai persyaratan dengan modal ekonomis.
Mendorong integrasi pengukuran risiko ke dalam proses manajemen
Mencapai sensitivitas risiko kredit yang lebih tinggi
Menciptakan flesibilitas dalam memilih pendekatan dalam penetapan modal sesuai dengan persyaratan.
Basel II ; Mencapai Tujuan
Membuat metode pengukuran risiko yang dinamis dalam penetapan modal sesuai dengan persyaratan
Mengadopsi teknik perhitungan risiko yang lebih canggih untuk diterapkan
Menerapkan tambahan modal eksplisit bagi risiko operasional dan risiko lain-lain dan kemudian mengurangi kebutuhan akan adangan modal.
Menjaga agar persaingan kebutuhan ekuitas antara bank dan lembaga keuangan lain.
Perbandingan Kesepakatan Basel I dan Kesepakatan Basel II
Kesepakatan Basel I Fokus pada sebuah pengukuran tunggal Memiliki pendekatan yang sederhana terhadap sensitivitas
risiko Menggunakan pendekatan “ one single size fits all “ pada
risiko dan modal Hanya mencakup risiko kredit dan risiko pasar
Kesepakatan Basel II Fokus pada internal metodologi Memiliki tingkat sensitivitas risiko yang lebih tinggi Fleksibel untuk disesuaikan terhadap kebutuhan bank
yang berbeda-beda Mencakup risko kredit,risiko pasar, risiko operasional dan
risiko lainnya.
Regulasi Tiga Pilar Kesepakatan Basel II
Pilar 1 – Kewajiban penyediaan modal minimum
Pilar 2 – Tinjauan berdasarkan regulasi Pilar 3 – Disiplin pasar yang efektif
Pilar 1 – Kewajiban penyediaan modal minimum
Dalam pilar 1 ini bank diminta untuk mengkalkulasi modal minimum untuk : Risiko kreditRisiko pasar dan Risiko operasional
Pilar 2 – Tinjauan berdasarkan regulasi
Mengenai proses tinjauan berdasarkan regulasi supervisory review yang dimaksud untuk diformalkan oleh pembuat kebijaksanaan dengan berdasarkan pada praktek terbaik (best practice) yang berlangsung
Mencakup tinjauan pengawasan yang mirip dengan pengawasan berdasarkan risiko dari Federal Reserve Board di Amerika Serikat dan Financial Services Authority di Inggris
Pilar 3 – Disiplin pasar yang efektif
Mengenai pilar disiplin pasar Keterbukaan kepada public oleh bank Membantu pemegang saham bank dan
analisa pasar dan membawa peningkatan transparasi
Arsitektur Perbankan Indonesia – API
Bank Indonesia pada tanggal 9 Januari 2004 telah meluncurkan API
Suatu kerangka dasar sistem perbankan Indonesia yang bersifat menyeluruh dan memberikan arah, bentuk dan tatanan industri perbankan untuk rentang waktu lima sampai sepuluh tahun ke depan
Sasaran Pokok API
Menciptakan struktur perbankan domestik yang sehat dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dan mendorong pembangunan ekonomi nasional yang berkesinambungan
Menciptakan sistem pengaturan dan pengawasan bank yang efektif dan mengacu pada standar internasional
Menciptakan industri perbankan yang kuat dan memiliki daya saing yang tinggi serta memiliki ketahanan dalam menghadapi risiko
Sasaran Pokok API
Menciptakan good corporate govermence dalam rangka memperkuat kondisi internal perbankan nasional
Mewujudkan infrastruktur yang lengkap untuk mewujudkan terciptanya industri perbankan yang sehat
Mewujudkan pemberdayaan dan perlindungan konsumen jasa perbankan
Proses Manajemen Risiko
Sebuah proses manajemen resiko yang berkelanjutan dalam membantu sebuah bank dalam proses memahami, mengelola dan mengkomunikasikan resiko
Proses manajemen risiko terdiri : Mengidentifikasi dan menilai risiko Menilai dan mengukur risiko Menanggapi risiko Komunikasi dan konsultasi Memantau risiko dan mengkaji menejemen risiko Mengintregrasikan hasil dari manajemen risiko ke dalam praktek
di semua level Pendekatan, alat dan metode dari manajemen risiko ke dalam
praktek audit Berbagai alat dan teknis dapat digunakan dalam mengelola
risiko
Metodologi dan Alat Pada Manajemen Risiko ; Manfaat
Menggambarkan profil risiko secara lebih transparan dan terpadu
Mendukung pembentukan budaya risiko Merangkai sifat dasar risiko dengan strategi dan
proses manajemen dan menunjukan hubungan yang langsung antara risiko dengan kontrol
Memungkinkan bank untuk melakukan manajemen proaktif sehingga mampu secara efektif mengelola peristiwa yang akan datang yang berpotensi menimbulkan ketidakpastian
Secara relatif mampu menanggapi perubahan lingkungan secara cepat
Metodologi dan Alat Pada Manajemen Risiko ; Manfaat
Mengidentifikasi dan mengelola risiko antar fungsi dalam perusahaan serta menyajikan tanggapan yang terpadu terhadap berbagai resiko ini.
Meningkatkan pengambilan keputusan untuk menangani risiko dan menganggapi sedemikian rupa untuk mengurangi kemungkinan hasil yang menurun dan meningkatkan hasil yang lebih tinggi
Memudahkan manajemen untuk menyusun program mitigasi risiko menurut prioritas risiko yang ada
Menghubungkan pertumbuhan, resiko dan imbal hasil Mengurangi kegiatan usaha dan kerugian yang
mendadak
Struktur Manajemen Risiko Dalam Perusahaan Dan Bank
Tanggung jawab manajemen risiko Dewan komisarisDewan direksiManajemen ; Satuan Manajemen Risiko
Wewenang dan Tanggung Jawab
Dewan komisaris dan Dewan direksi
Menyetujui dan mengevaluasi kebijakan manajemen risiko
Membagi tanggung jawab dari manajemen untuk melaksanakan kebijakan manajemen risiko.
Menetapkan jenis transaksi yang membutuhkan persetujuan khusus dewan komisaris
Wewenang dan Tanggung Jawab Manajemen
Membuat dokumentasi strategi dan kebijakan manajemen risiko.
Menerapkan dan mengelola manajemen risiko dalam batasan ‘risk appetite’ bank.
Menetapkan jenis transaksi yang membutuhkan persetujuan dari pejabat senior manajemen risiko.
Mengembangkan budaya risiko dalam bank. Mengembangkan keahlian manajemen risiko untuk
semua personil yang terkait. Memastikan bahwa manajemen risiko dan manajemen
bisnis beroperasi secara independen Melakukan review secara periodik
Recommended