View
234
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
30
BAB 3
ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN
3.1 Latar Belakang Perusahaan
PT. Antex Indonesia Manufacturing adalah salah satu perusahaan industri
yang bergerak di bidang furniture di mana pemasarannya terfokus pada ekspor.
Sebagai salah satu perusahaan yang berpengalaman selama puluhan tahun, PT. Antex
Indonesia Manufacturing telah memiliki banyak klien perusahaan di seluruh Asia
dan Eropa. PT. Antex Indonesia Manufacturing mempunyai visi yaitu bekerja keras,
disiplin waktu, berpenampilan sopan dan santun, serta memiliki misi yaitu
menghasilkan kualitas produk yang bermutu .PT Antex Indonesia Manufacturing itu
sendiri dipimpin oleh Mr. Yao Ching Fu sebagai pengendali pengambilan keputusan
diperusahaan bersama dengan direktur produksi serta staff yang bekerja dalam
pengaturan administrasi dan pengaturan aktifitas perusahaan. Dalam setiap industri
dan bisnis yang ada bukan berarti tidak lepas dari persaingan dalam dunia bisnis dan
dengan telah berkembangnya industri dikalangan global ini seperti yang
dikemukakan Sekretaris Jenderal Kemenperin Anshari Bukhari mengatakan,
“pertumbuhan industri manufaktur pada 2010 rata-rata 5,1 persen atau lebih tinggi
dari target awal yang sebesar 4,69 persen” (Karina, 2011). Disini dapat kita lihat
perusahaan PT. Antex Manufacturing merupakan perusahaan yang telah lama berdiri
dan dapat diperhitungkan keberadaannya dalam persaingan yang ada di dunia bisnis
tersebut dengan persediaan bahan baku yang telah memiliki ijin untuk
penebangannya seperti yang diungkapkan Direktur Eksekutif LEI (Lembaga
Ekolabel Indonesia) organisasi non-profit berbasis konstituen yang mengembangkan
31
sistem sertifikasi hutan yang mempromosikan misi untuk pengelolaan sumber daya
hutan yang adil dan berkelanjutan di Indonesia. Sebagai organisasi berbasis
konstituen, LEI mempertahankan kemerdekaan dan transparansi, baik yang
diperlukan untuk kredibilitas sertifikasi hutan, Taufiq Alimi mengatakan, ”Para
pedagang dan industri dapat menggunakan bahan baku (produk hutan) bersertifikat
LEI untuk memenuhi permintaan konsumen yang kian lama kian meningkat atas
produk-produk yang ramah lingkungan" (Primus, 2009).
Dilihat dari tujuan yang akan dicapai oleh perusahaan kedepannya berupa
pencapaian pangsa pasar diluar asia dan eropa dan kendala strategis yang dihadapi
yaitu tidak tercapainya omset penjualan setiap tahunnya seperti kesulitan yang
dialami perusahaan tingkat kecil dan menengah dengan suatu solusi yang umum
untuk transparansi alur material biasanya untuk perkerjaan yang didasarkan
mengikuti alur pendekatan yang diusulkan yaitu memungkinkan pengintegrasian
pada perusahaan tingkat kecil dan menengah dengan beberapa perusahaan jaringan
persediaan (Karkkainen, 2004). PT. Antex Indonesia Manufacturing merupakan
perusahaan yang memiliki kekurangan pada bahan bakunya sehingga sangat
diperlukan solusi untuk transparansi alur material dengan meningkatkan jaringan
persediaan yaitu berkerjasama dengan banyak supplier sehingga bahan baku selalu
tersedia.
3.1.1 Sejarah Perusahaan
PT. Antex Indonesia Manufacturing adalah perusahaan yang bergerak
dibidang pendistribusian bahan baku kayu. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 02
Maret 1989 yang bertempat di Jl. Raya Serang Km 27, Kp. Pos, Ds. Sentul, Balaraja-
32
Serang. Pendiri dari PT. Antex Indonesia Manufacturing itu sendiri yaitu oleh Mr.
Yao Ping Wen dengan penetapan visi dan misi serta konsep pendistribusian barang
yang telah ditetapkan dan dibangun. PT.Antex Indonesia Manufacturing itu sendiri
merupakan perusahaan kayu terlama yang masih bertahan dalam era perindustrian
negara saat ini. Dengan bermodalkan kualitas produk dan kepercayaan costumer
kepada perusahaan dalam menyediakan produk sesuai persediaan dan didukung oleh
surat pernyataan perijinan industri oleh pemerintah nomor: 256/T/Industri/1993, PT.
Antex itu sendiri pun dapat berkembang dan bertahan dalam penyediaan produk yang
berkualitas.
3.1.2 Organization Chart
Gambar 3.1 Struktur Organisasi
Tugas dari masing-masing bagian yang ada di dalam perusahaan adalah
sebagai berikut:
1. Direktur Utama
- Pemegang saham
33
2. Direktur Finance
Direktur Utama mempunyai tugas dalam hal:
- Menentukan visi dan misi perusahaan agar dapat bersaing dan berkembang pesat.
- Menentukan kebijakan-kebijakan serta strategi yang akan dipakai perusahaan.
- Memegang kendali untuk setiap aktifitas perusahaan.
3. Direktur Produksi
Direktur Produksi mempunyai tugas dalam hal:
- Menentukan dan memutuskan segala tindakan dalam persiapan produksi.
- Bertanggung jawab terhadap kualitas produk yang dikerjakan dalam produksi
4. Administrasi
Administrasi mempunyai tugas dalam hal:
- Mengatur dan menjalankan pembayaran
- Memeriksa dan menjalankan tagihan kepada customer
- Mengatur dan membuat laporan keuangan setiap bulannya
5. Marketing
Marketing mempunyai tugas dalam hal:
- Mendata setiap aktifitas penjualan.
- Mendata setiap customer yang baru
- Memastikan produk yang dipesan oleh customer.
6. HRD
Mempunyai tugas dalam hal menangani segala aktifitas karyawan mulai dari absensi,
gaji hingga masalah- masalah yang disebabkan oleh orang-orang produksi itu sendiri.
7. Purchasing
Purchasing mempunyai tugas dalam penyediaan bahan dan keperluan produksi
34
8. Produksi
Produksi merupakan karyawan yang bertugas untuk penyediaan pesan sesuai dengan
keinginan customer.
3.2 Goals & Initiatives
3.2.1 Strategic Plan
Adapun visi dan misi dari PT. Antex Indonesia Manufacturing yaitu:
Visi
- Menjadi perusahaan sebagai distributor bahan baku kayu terbaik dan bermutu
didunia.
Misi
- Memberikan pelayanan terbaik untuk menjadi mitra usaha yang terpercaya.
- Meningkatkan sumber daya manusia yang kompeten, bekerja keras, disiplin waktu
serta berpenampilan sopan dan santun
3.2.2 Statement of Strategic Direction
PT. Antex Indonesia Manufacturing menetapkan beberapa strategi yang
diperlukan untuk mencapai visi atau misi perusahaan itu sendiri, yaitu:
- Meningkatkan produktifitas karyawan.
- Membangun sistem dan teknologi informasi yang saling terintegrasi untuk
menciptakan efektifitas dan efisiensi dalam kegiatan operasional perusahaan.
- Meningkatkan kepuasan customer dengan menjaga kualitas produk dan pelayanan
yang diberikan kepada customer.
35
3.2.3 SWOT Analysis
1. Analisis Faktor Internal
a. Kekuatan dari perusahaan (Strength)
S1. Penyesuaian produk terhadap kebutuhan pelanggan.
S2. Berani bersaing dalam hal harga dengan pesaing yang lain.
S3. Pengalaman perusahaan yang cukup lama dalam bidang penjualan di bidang
funiture.
S4. Memiliki pemasok kayu yang beragam dan terpercaya dalam kualitas dan bahan
baku.
S5. Menjaga kualitas produk
S6. Memiliki karyawan yang loyal dan dapat dipercaya.
S7. Memiliki jasa pengiriman barang ekspor.
S8. Pelanggan bisa melakukan pembayaran dengan waktu 1 bulan dan batas
perpanjangan pembayaran selama 1 minggu.
b. Kelemahan dari perusahaan (Weakness)
W1. Proses bisnis perusahaan yang masih belum berjalan dengan baik.
W2. Bahan baku yang dipesan terkadang tidak tersedia di supplier.
W3. Belum memanfaatkan teknologi informasi secara optimal.
W4. Laporan yang dibuat oleh karyawan masih kurang tepat.
W5. Tidak adanya waktu bagi marketing untuk mencari customer baru dan
kurangnya dukungan teknologi informasi yang digunakan untuk mencari
pelanggan baru.
2. Analisis Faktor Eksternal
c. Peluang (Opportunity)
36
O1. Perkembangan teknologi informasi yang dapat membantu perusahaan dalam
mengembangkan bisnis.
O2. Melakukan kerja sama dengan supplier kayu.
O3. Kebutuhan customer akan funiture dari kayu meningkat.
O4. Menarik customer pesaing untuk menambah pelanggan baru.
O5. Mempunyai karyawan yang memiliki produktifitas tinggi dan sikap baik.
d. Ancaman (Threat)
T1. Perubahan dalam mata uang yang mempengaruhi harga beli dan jual produk.
T2. Permintaan bahan baku terkadang terlambat dalam pengiriman serta ketidak
konsistenan dari supplier dalam ada atau tidaknya bahan baku.
T3. Customer cenderung memilih produsen yang sudah terkenal.
T4. Karyawan bisa melakukan kecurangan karena pengolahan dokumen masih
dilakukan secara manual dan kurangnya keamanan informasi karena dapat
diakses oleh semua karyawan.
T5. Pembayaran tagihan yang sering terlambat oleh customer.
3. EFAS dan IFAS
Tabel 3.1 Tabel IFAS
Faktor - faktor strategi eksternal Bobot Rating
Bobot
X
Rating
Kekuatan
1. Penyesuaian produk terhadap
kebutuhan customer. 0,15 3 0,45
37
2. Berani bersaing dalam hal harga
dengan pesaing yang lain. 0,10 2 0,20
3. Pengalaman perusahaan yang cukup
lama dalam bidang penjualan di bidang
funiture.
0,10 3 0,30
4. Memiliki pemasok kayu yang
beragam dan terpercaya dalam kualitas
dan bahan baku.
0,10 3 0,30
5. Menjaga kualitas produk 0,10 2 0,20
6. Memiliki karyawan yang loyal dan
dapat dipercaya. 0,10 2 0,20
7. Memiliki jasa pengiriman barang
ekspor. 0,10 3 0,30
8. Customer bisa melakukan
pembayaran dengan waktu 1 bulan dan
batas perpanjangan pembayaran selama
1 minggu.
0,05 3 0,15
Total Kekuatan 0,90 2,10
Faktor - faktor strategi eksternal Bobot Rating
Bobot
X
Rating
Kelemahan
38
1. Proses bisnis perusahaan yang masih
belum berjalan dengan baik. 0,15 3 0,45
2. Bahan baku yang dipesan terkadang
tidak tersedia di supplier. 0,10 2 0,20
3. Belum memanfaatkan teknologi
informasi secara optimal. 0,15 3 0,45
4. Laporan yang dibuat oleh karyawan
masih belum tepat. 0,10 2 0,20
5. Tidak adanya waktu bagi marketing
untuk mencari pelanggan baru dan
kurangnya dukungan teknologi informasi
yang digunakan untuk mencari customer
baru.
0,07 2 0,14
Total Kelemahan 0,57 1,44
Total IFAS 1,47 3,54
Tabel 3.2 Tabel EFAS
Faktor - faktor strategi eksternal Bobot Rating
Bobot
X
Rating
Peluang
1. Perkembangan teknologi informasi yang
dapat membantu perusahaan dalam 0,20 3 0,60
39
mengembangkan bisnis.
2. Melakukan kerja sama dengan supplier
kayu. 0,15 3 0,45
3. Kebutuhan customer akan furniture dari
kayu meningkat. 0,10 3 0,30
4. Menarik customer pesaing untuk
menambah customer baru. 0,10 3 0,30
5. Mempunyai karyawan yang memiliki
produktifitas tinggi dan sikap baik. 0,07 2 0,14
Total Peluang 0,57 1,79
Faktor - faktor strategi eksternal Bobot Rating
Bobot
X
Rating
Ancaman
1. Perubahan dalam mata uang yang
mempengaruhi harga beli dan jual produk. 0,10 2 0,20
2. Permintaan bahan baku terkadang
terlambat dalam pengiriman serta ketidak
konsistenan dari supplier dalam ada atau
tidaknya bahan baku.
0,05 3 0,15
40
3. Customer cenderung memilih produsen
yang sudah terkenal. 0,10 3 0,30
4. Karyawan bisa melakukan kecurangan
karena pengolahan dokumen masih
dilakukan secara manual dan kurangnya
keamanan informasi karena dapat diakses
oleh semua karyawan.
0,10 2 0,20
5. Pembayaran tagihan yang sering
terlambat oleh customer. 0,15 2 0,30
Total Ancaman 0,50 1,15
Total EFAS 1,07 2,94
4. Tahap Analisis SWOT
Dari hasil perhitungan yang telah didapatkan dari tabel IFAS dan EFAS
diatas, maka dapat dilakukan analisis SWOT yang sesuai dengan kebutuhan
perusahaan. Berikut ini adalah cara menyusun diagram analisa SWOT :
1. Total dari hasil perkalian (bobot dikali rating) pada kekuatan dan kelemahan
diselisihkan untuk mendapatkan titik X. Kekuatan : 2,10 Kelemahan : 1,44
Titik X ( Internal ) = Kekuatan – Kelemahan
= 2,10- 1,44
= 0,66
= 68
2. Total dari hasil perkalian (bobot dikali rating) pada peluang dan ancaman
diselisihkan untuk mendapatkan titik Y. Peluang : 1,79 Ancaman : 1,15
41
Titik Y ( Eksternal ) = Peluang – Ancaman
= 1,79 – 1,15
= 0,64
Berdasarkan perhitungan diatas, maka dapat digambarkan lewat titik
koordinat perhitungan SWOT, seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar 3.2 Diagram SWOT
Dengan begitu hasil dari analisa diagram SWOT diatas dapat disimpulkan
bahwa PT. Antex Indonesia Manufacturing berada pada Kuadran II, yang berarti
perusahaan dapat menggunakan strategi SO (strength-opportunity). Strategi ini
menjelaskan bahwa PT. Antex Indonseia Manufacturing dapat menggunakan
kekuatan-kekuatan yang ada dengan memanfaatkan peluang-peluang yang ada
didalam perusahaan.
5. Matriks SWOT
1. Strategi SO (strength-opportunity)
- Memberikan harga khusus kepada customer baru dan customer yang melakukan
repeat order pada jumlah tertentu dan melakukan penjualan murah terhadap
barang lama.
42
- Bekerjasama dengan supplier kayu dalam mendapatkan kayu yang berkualitas.
- Membuat sistem yang saling terintegrasi antara perusahaan dengan supplier dan
konsumen.
- Menjaga dan meningkatkan kualitas barang serta pelayanan dalam penjualan,
pengiriman, dan berupaya untuk mendapat dan meningkatkan kepercayaan dari
konsumen.
2. Strategi ST (strength-threat)
- Meningkatkan keragaman produk yang dapat bersaing dengan produsen yang
lainnya.
- Memberikan batas waktu pembayaran kepada konsumen.
- Meningkatkan keamanan sistem informasi dalam perusahaan.
3. Strategi WO (strength-opportunity)
- Memperbaiki proses bisnis sehingga dapat memajukan perusahaan.
- Melakukan evaluasi dan perbaikan sistem informasi agar mampu
mempertahankan dan meningkatkan penjualan perusahaan.
4. Strategi WT (strength-threat)
- Membangun CRM (customer relationship management) ke dalam bentuk sebuah
website.
43
Tabel 3.3 Matriks SWOT
Faktor Eksternal Kekuatan (S) Kelemahan (W)
S1. Penyesuaian produk terhadap kebutuhan pelangganW1. Proses bisnis perusahaan yang masih belum berjalan dengan baik.
S2. Berani bersaing dalam hal harga dengan pesaing yang lain.
W2. Bahan baku yang dipesan terkadang tidak tersedia di supplier.
S3. Pengalaman perusahaan yang cukup lama dalam bidang penjualan di bidang furniture.
W3. Belum memanfaatkan teknologi informasi secara optimal.
S4. Memiliki pemasok kayu yang beragam dan terpercaya dalam kualitas dan bahan baku.
W4. Laporan yang dibuat oleh karyawan masih kurang tepat.
S5. Menjaga kualitas produkS6. Memiliki karyawan yang loyal dan dapat dipercaya.S7. Memiliki jasa pengiriman barang export.S8. Pelanggan bisa melakukan pembayaran dengan waktu 1 bulan dan batas perpanjangan
Peluang (O) SO WO
O1. Perkembangan teknologi informasi yang dapat membantu perusahaan dalam mengembangkan bisnis.
1. Memberikan harga khusus kepada pelanggan baru dan pelanggan yang melakuk an repeat order pada jumlah tertentu dan melakukan penjualan murah terhadap barang lama.
1. Memperbaiki proses bisnis sehingga dapat memajukan perusahaan.
O2. Melakukan kerja sama dengan supplier kayu.
2. Bekerjasama dengan supplier kayu dalam mendapatkan kayu yang berkualitas.
O3. Kebutuhan pelanggan akan Funiture dari kayu meningkat.
3. Membuat sistem yang saling terintegrasi antara perusahaan dengan supplier dan konsumen.
O4. Menarik pelanggan pesaing untuk menambah pelanggan baru.O5. Mempunyai karyawan yang memiliki produktifitas tinggi dan sikap baik.
Ancaman (T) ST WT
T1. Perubahan dalam mata uang yang mempengaruhi harga beli dan jual produk.
1. Meningkatkan keragaman produk yang dapat bersaing dengan produsen yang lainnya.
T2. Pelanggan cenderung memilih produsen yang sudah terkenal.
2. Memberikan batas waktu pembayaran kepada konsumen.
T3. Memiliki banyak pesaing besar yang memiliki pangsa pasar yang cukup luas.
3. Meningkatkan keamanan sistem informasi dalam perusahaan.
T4. Karyawan bisa melakukan kecurangan karena pengolahan dokumen masih dilakukan secara manual dan kurangnya keamanan informasi karena dapat diakses oleh semua karyawan.T5. Pembayaran tagihan yang sering terlambat oleh pelanggan.
Faktor Internal
4. Menjaga dan meningkatkan kualitas barang serta pelayanan dalam penjualan, pengiriman, dan berupaya untuk mendapat dan meningkatkan kepercayaan dari konsumen.
W5. Tidak adanya waktu bagi marketing untuk mencari pelanggan baru dan kurangnya dukungan teknologi informasi yang digunakan untuk mencari pelanggan baru.
2. Melakukan evaluasi dan perbaikan sistem informasi agar mampu mempertahankan dan meningkatkan penjualan perusahaan.
Membangun CRM (customer relationship management) kedalam bentuk sebuah website.
6. Concept of Operations Scenario
Proses Penjualan
Customer melakukan pemesanan langsung kepada Direktur Finance,
kemudian pesanan tersebut diberikan kepada bagian Marketing untuk dicatat. Setelah
itu Direktur Finance mengecek stok kayu ke dalam gudang. Apabila stok tersebut
tersedia maka pesanan tersebut langsung diberikan kepada Direktur Produksi untuk
langsung di produksi. Setelah produksi selesai Direktur Produksi akan memberikan
44
dokumen finishing order kepada Direktur Finance dan memberikan perintah kepada
bagian Marketing untuk menghubungi jasa pengiriman. Setelah barang dikirim,
bagian Administrasi memberikan invoice kepada customer untuk melakukan
pembayaran atas pesanannya. Jika customer telah melakukan pembayaran maka
bagian Administrasi akan memberikan laporan pembayaran kepada Direktur
Finance.
Proses Persediaan
Apabila stok kayu tidak tersedia maka Direktur Finance meminta bagian
Purchasing untuk membuat Purchase Order kepada supplier. Setelah barang
diterima maka bagian Administrasi akan melakukan pembayaran kepada supplier
berdasarkan Purchase Order yang dibuat. Kemudian bagian Administrasi akan
memberikan laporan pembelian barang kepada Direktur Finance.
45
7. Concept of Operations Diagram
Gambar 3.3 CONOPS Diagram
Keterangan:
1. Customer melakukan pemesanan ke Direktur Finance
2. Direktur Finance menyerahkan dokumen pesanan kepada Marketing untuk didata
3. Direktur Finance kemudian memeriksa ke gudang untuk memastikan adanya
barang atau tidak.
4. a. Jika barang tersedia maka Direktur Finance langsung menyerahkan dokumen
pesanan kepada Direktur Produksi untuk disiapkan
b. Jika barang tidak tersedia atau kurang maka Direktur Finance langsung
membuka Purchase Order kepada Purchasing.
46
5. a. Direktur produksi langsung menyerahkan dokumen order ke produksi untuk
diolah dan diproses
6. a. Jika order selesai maka Direktur Produksi langsung menyerahkan dokumen
finishing order kepada Direktur finance
7. a. Direktur finance menyerahkan dokumen finishing order kepada marketing
untuk memberitahukan kepada customer bahwa order yang diberikan telah
diselesai
8. a. Marketing menelepon jasa pengiriman barang untuk datang dan membuat surat
jalan kepada administrasi untuk mengirimkan barang ke customer
9. a. Jasa pengiriman datang dan mengangkut barang yang akan dikirim kepada
customer
10. Bagian Administrasi melakukan pembayaran kepada Jasa Pengiriman.
11. Jasa Pengiriman barang mengirimkan barang ke customer
12. Administrasi mengirimkan invoice kepada customer atas barang yang dipesan.
13. Customer mengirimkan bukti pembayaran atas invoice yang dikirim oleh
Administrasi.
14. Administrasi kemudian membuat laporan pembayaran dan pembelian kepada
Direktur Finance.
8. Strategic Goals
Agar perusahaan dapat mencapai visi dan misi, maka strategi yang digunakan
oleh PT. Antex Indonesia Manufacturing adalah sebagai berikut:
- Meningkatkan produktifitas karyawan.
- Menggunakan sistem dan teknologi informasi yang saling terintegrasi untuk dapat
mengoptimalkan kegiatan operasional perusahaan.
47
- Meningkatkan kepuasan customer dengan menjaga kualitas produk dan pelayanan
yang diberikan kepada costumer.
9. Strategic Initiatives
Untuk dapat mencapai strategi dari PT. Antex Indonesia Manufacturing yang
sudah dijelaskan pada bagian strategic goals diatas, beberapa langkah yang harus
dilakukan agar tujuan strategi perusahaan dapat tercapai adalah sebagai berikut:
- Memberikan pelatihan agar produktifitas karyawan dapat meningkat.
- Membangun sistem dan teknologi informasi yang mendukung kegiatan
operasional perusahaan agar dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan.
- Membangun hubungan yang baik dengan customer dan menyediakan produk yang
dibutuhkan oleh customer.
3.3 Business Products & Services
3.2.1 Business Plan
1. Business Overview
PT. Antex Indonesia Manufacturing berfokus pada bidang manufakturing
terutama bagian furniture dengan mengedepankan kualitas dari produk yang akan
dipasarkan. Dengan makin maraknya dunia bisnis dewasa ini telah menjadikan lahan
bisnis baru bagi para pelaku bisnis. Dengan mempertahankan dan meningkatkan
kualitas dari produk kami, mencoba bersaing di tengah pesatnya dunia bisnis saat ini.
Dengan mengedepankan kualitas dari PT. Antex Indonesia Manufacturing kami akan
terus meningkatkan kinerja dalam mempertahankan kualitas dari produk yang sudah
ada, sebagai penyedia atau pemasok bahan baku furniture yang telah bertahan
48
puluhan tahun ini diharapkan dapat meningkat serta menjadi industri manufakturing
yang tetap bertahan dan berkembang di Indonesia.
2. Executive Team Profile
Yao Ching Fu Direktur Finance
Chen Kun Chang Direktur Produksi
Paida HRD
Feni Natania Purchasing
Gustia Nirmala Marketing
Inna Jurnaningsih Administrasi
Tabel 3.4 Exevutive Team Profile
3. Relationship of Business Activities to Strategic Goals
Aktifitas bisnis atau proses bisnis yang ada di dalam perusahaan akan
mendukung perusahaan untuk dapat mencapai strategi yang ingin dicapai. Proses
bisnis yang dijalankan harus selaras dengan tujuan strategis yang sudah ditetapkan
oleh perusahaan.
4. Market Outlook and Competitive Strategy
Dalam persaingan bisnis, perusahaan harus dapat melihat kondisi pasar yang
terjadi saat ini untuk melihat perkembangan bisnis yang terjadi dipasaran dan
perusahaan harus menentukan strategi yang tepat agar dapat bersaing dengan
perusahaan lainnya. Beberapa strategi yang ditetapkan oleh perusahaan agar dapat
bersaing dengan perusahaan yang lain adalah sebagai berikut:
- Memperluas pemasaran produk ke berbagai negara.
- Meningkatkan kualitas produk yang ditawarkan.
49
5. Business Cycles
Siklus bisnis perusahaan ini dimulai dari :
1. Menetapkan visi dan misi sebagai acuan dari berjalannya perusahaan.
2. Menentukan dan menetapkan kebijakan dan strategi bisnis perusahaan.
3. Permintaan barang oleh customer dilayani dan menyediakan barang yang diminta.
4. Dalam beberapa waktu barang yang habis akan dipesan kepada supplier kayu .
5. Pada akhir bulan maka dihasilkan laporan penjualan dan pembelian dan
diserahkan kepada pemilik.
6. Pemilik memantau jalannya proses bisnis dan semua laporan sehingga dapat
mengevaluasi jalannya bisnis perusahaan.
7. Berdasarkan laporan-laporan yang ada kebijakan dan strategi yang sudah tidak
dapat mendukung perusahaan maka akan menentukan kebijakan dan strategi baru.
6. Capitalization Summary
PT. Antex Indonesia Manufacturing merupakan perusahaan kayu yang
terlama dan masih bertahan sampai saat ini yang berdiri didaerah kawasan industri
yang terletak di Tangerang dengan fokus pada pemasaran internasional.
7. Financial Strategy
PT. Antex Indonesia Manufakturing memiliki strategi keuangan yaitu dengan
mengelola dana pinjaman dari beberapa Bank swasta di Indonesia, seperti yang
dikatakan oleh direktur finance itu sendiri.
8. Current Financial Status Summary
PT. Antex sendiri menggunakan jurnal pembukuan seperti pengadaan buku
kas kecil,buku Bank, Penjualan, pembelian serta General Ladger guna untuk
mencatat semua pengeluaran dan pemasukan dalam perusahaan
50
9. Business Partnerships and Alliance
PT. Antex Indonesia Manufacturing ini sendiri mempunyai pusat perusahaan
yang terletak di Taiwan, sehingga dapat membantu PT. Antex Indonesia
Manufacturing didalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi.
51
3.4 Product and Service
3.4.1 Swim Lane Process Diagram
Gambar 3.4 Swim Lane Process Diagram
52
3.4.2 Use Case Narrative & Diagram
Gambar 3.5 Use Case Diagram
Actor Specification
1. Direktur Finance
Bertugas memegang kendali untuk setiap aktifitas perusahaan
2. Marketing
Bertugas melakukan pemasaran produk dan mencari customer baru
3. Direktur Produksi
Bertugas memegang kendali aktifitas produksi di dalam perusahaan
4. Purchasing
Bertugas memesan dan membeli semua keperluan produksi perusahaan
5. Administrasi
53
Bertugas untuk melakukan pembukuan pengeluaran dan pendapatan kas
perusahaan
Use Case Specification
1. Membuat Surat Jalan
Marketing membuat surat jalan untuk pengiriman barang ke customer
2. Mencatat pesanan
Marketing mencatat data pesanan dari Direktur Finance
3. Mengecek stok kayu
Direktur Finance melakukan pengecekan stok kayu yang ada di gudang
4. Membuat Purchase Order
Purchasing membuat purchase order jika stok kayu di dalam gudang tidak ada
5. Membuat dokumen finishing order
Direktur Produksi membuat dokumen finishing order jika pesanan customer sudah
tersedia
6. Mencatat Penerimaan Barang
Direktur Produksi mencatat penerimaan barang yang diterima dari supplier
7. Membuat Invoice
Administrasi membuat invoice jika pesanan customer sudah diterima
8. Menerima Bukti Pembayaran
Administrasi menerima bukti pembayaran dari customer
54
3.5 Data and Information
3.5.1 Manual Form and Report
Gambar 3.6 Surat Jalan
Gambar 3.7 Tanda Terima
55
Gambar 3.8 Invoice
56
Gambar 3.9 Purchase Order
57
3.5.2 Activity / Entity (CRUD) Matrix
Entity
Cus
tom
er
Dir
ektu
r Fin
ance
Dir
ektu
r P
rodu
ksi
Mar
ketin
g
Pur
chas
ing
Supp
lier
Adm
in
Pro
duks
i
Jasa
Pen
giri
man
Melakukan pesanan C RMencatat pesanan C R R RMengecek stok kayu R RMembuat purchase order C R RMembuat dokumen finishing order R R R CMembuat invoice R R U CMenghubungi jasa pengiriman R R C R UMemberikan perintah produksi C RMelakukan pembayaran R U C UMembuat surat jalan C RMencatat penerimaan barang CMenerima bukti pembayaran C R
Tabel 3.5 Activity / Entity Matrix
Penjelasan dari Entity Activity Matrix (CRUD) PT. Antex Indonesia
Manufacturing:
1. Customer mengirimkan pesanan (C), kemudian direktur finance akan membaca
pesanan (R).
2. Direktur finance akan mencatat pesanan tersebut ( C ), dimana catatatan pesanan
tersebut akan diberikan kepada marketing untuk didata ( R ) dan kemudian akan
diserahkan kepada direktur produksi untuk pemrosesan pesanan tersebut ( R ) dan
melakukan pembagian tugas dalam penyediaan pesanan ( R ).
3. Direktur finance akan memeriksa stok kayu yang tersedia ( R ) sebelum dikelola
oleh bagian produksi ( R).
Activity
58
4. Purchasing membuat purchase order jika bahan kayu yang terdapat digudang
tidak tersedia ( C ) yang akan dikirimkan kepada supplier ( R ) dan memberikan
data pesanan tersebut kepada administrasi ( R )
5. Jika pesanan telah selesai produksi akan membuat finishing order ( C ) yang
kemudian akan diserahkan kepada direktur produksi, direktur finance dan
marketing ( R ).
6. Administrasi akan mengirimkan invoice tagihan ( C ) kepada customer ( R ) dan
akan memberikan salinan dari invoice tersebut kepada marketing ( R ).
7. Marketing ( C ) menghubungi jasa pengiriman ( U ) untuk mengangkut pesanan
customer yang telah siap dengan sepengetahuan direktur finance dan direktur
produksi ( R ) kemudian memberikan surat jalan (C) kepada administrasi ( R ).
9. Direktur produksi ( C ) memberikan perintah untuk mempersiapkan pesanan
customer kepada produksi ( R ).
10. Administrasi akan membuat status pembayaran ( C ) kepada supplier dan jasa
pengiriman ( U ) dan memberikan laporan pembayaran kepada direktur finance
(R ).
11. Customer akan mengiriman bukti pembayaran (C) ke administrasi (R).
59
3.6 Systems & Applications
3.6.1 System Communication Diagram
Gambar 3.10 System Communication Diagram
60
3.7 Networks & Infrastructure
3.7.1 Network Connectivity Diagram
Gambar 3.11 Network Connectivity Diagram
3.8 Security
3.8.1 Security and Privacy Plan
Dalam menjaga keamanan proses bisnis PT. Antex Indonesia Manufacturing
menyediakan security untuk menjaga keamanan dan ketertiban perusahan secara
fisik, dimana bertugas untuk memeriksa dan menjaga keamanan perusahaan 24 jam
dengan pergantian shift. Sedangkan untuk keamanan data perusahaan itu
dikendalikan dan dipegang langsung oleh direktur finance.
61
Hal ini dilakukan untuk menjaga kerahasiaan data perusahaan dari pihak-
pihak luar yang tidak bertanggung jawab. Selain itu juga menggunakan antivirus
sehingga dapat menyaring data-data yang terkontaminasi virus. Dan kesiapan dalam
perencanaan keamanan dan penanggulangan saat terjadi bencana.
3.9 Standards
3.9.1 Technology Forecast
Berikut beberapa teknologi dimasing-masing bagian yang mendukung proses
bisnis perusahaan dalam mencapai visi perusahaan yaitu:
Tabel 3.6 Technology Forecast PT. Antex Indonesia Manufacturing
Technology Forecast
Forecast Area
Jumlah Short Term (12 Bulan) Mid Term (12-24
Bulan)
Long Term (2-3
Tahun) Software
Operating system
4
Windows XP Profesional V2002 SP
3 Microsoft Office Hanya Update
Hanya Update
Office 4 2003
Hanya Update Hanya Update
AntiVirus 4 Avira 2007
Avira 2007 Avira 2007
Hardware
Desktop PC
3
Komputer dengan Processor Pentium 3,Ram 512Mb, Vga
Internal 64Mb Hardisk 40GB, dengan monitor
tabung LG
Mengganti bagian yang rusak
Mengganti bagian yang rusak
62
1
Komputer dengan Processor Pentium
core2duo, Ram 2014 Mb, vga internal
256Mb, Dvd-Rw Acer hardisk Sea gate 380 Gb, dengan monitor LCD Acer-Flattron
Mengganti bagian yang rusak
Mengganti bagian yang rusak
Laptop 1
Compac Pre sario CQ 35 Mengganti bagian
yang rusak
Mengganti bagian yang rusak
Modem 1 Telkom Flash Tidak Ada Tidak ada
Printer 2 Epson LX-300 Tidak Ada Tidak ada Mesin
Fotocopy Printer Scanner
1
Samsung scx-4824fn Mengganti bagian
yang rusak
Mengganti bagian yang rusak
3.10 Workforce
3.10.1 Workforce Plan
Gambaran bagaimana PT.Antex Indonesia Manufacturing mengelola sumber
daya manusia atau tenaga kerja yang ada didalam perusahaan. Strategi yang
direncanakan pada tingkat manajemen dari PT.Antex itu sendiri yaitu sebagai
berikut:
1. Mencari informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan.
2. Meningkatkan kemampuan manajemen dalam hal kepemimpinan.
3. Meningkatkan kemampuan manajemen dalam mengontrol kegiatan operasional
perusahaan.
Beberapa strategi yang harus ditingkatkan pada level karyawan yaitu sebagai
berikut:
1. Meningkatkan produktifitas karyawan.
2. Meningkatkan kedisiplinan karyawan didalam perusahaan.
63
3. Meningkatkan kesejahteraan karyawan.
4. Meningkatkan keselamatan kerja bagi karyawan.
Proses dalam perekrutan karyawan baru dilakukan oleh HRD perusahaan
yang mewawancarai langsung calon karyawan setelah diterima maka akan langsung
bekerja sekaligus memberikan pelatihan dalam melakukan tugas dan tanggung jawab
yang diberikan dan berdasarkan pertimbangan dan keputusan dari direktur finance.
Dalam proses pemutusan hubungan kerja karyawan diberikan uang pesangon.
Recommended