View
227
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
71
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Metodologi Penelitian
Penelitian (riset) sebagai sistem ilmu pengetahuan memainkan peran penting
dalam bangunan ilmu pengetahuan itu sendiri.Ini berarti bahwa penelitian telah
tampil dalam posisi yang paling penting dalam ilmu pengetahuan untuk
melindunginya dari kepunahan.Penelitian memiliki kemampuan untuk meng-
upgrade ilmu pengetahuan yang membuat up-to-date dan canggih dalam aplikasi
serta setiap saat dibutuhkan masyarakat. Di lain pihak, penelitian belum dapar
bergeser untuk memulai suatu proses ilmiah baru sebelum mendapat masukan dari
ilmu pengetahuan. Ini menandakan bahwa titik awal proses penelitian adalah ilmu
pengetahuan itu sendiri, kemudian bergerak membentuk galaksi pengetahuan dan
kembali ke titik awal semula yaitu ilmu pengetahuan (Bungin, 2009:3).
Metode penelitian yang akan digunakan peneliti yaitu kuantitatif, dimana
metode penelitian kuantitatif menurut Ardianto (2011:47) adalah penelitian yang
sarat dengan nuasa angka – angka dalam teknik pengumpulan data di lapangan.
Dalam analisa data, metode penelitian kuantitiatif memerlukan bantuan perhitungan
ilmu statistik, baik statistik deskriptif maupun inferensial (yang menggunakan rumus
– rumus statistik non-parametik).Kesimpulan hasil penelitian pun berupa hasil
perhitungan yang bersifat penggambaran atau jalinan variabel.
Pada penelitian kuantitatif, teori atau paradigma teori digunakan untuk
menuntun peneliti menemukan masalah penelitian, menemukan hipotesis,
menemukan konsep – konsep, menemukan metodologi, dan menemukan alat – alat
analisa data.Melihat pentingnya kedudukan teori dalam penelitian kuantitatif, maka
72
merupakan sebuah keharusan setiap peneliti untuk memahami teori dan mengerti
kedudukannya dalam penelitiannya. Bahkan untuk keperluan ini, peneliti dituntut
untuk me-mapping teori dalam menemukan khazanah ilmu pengetahuan secara luas
mengenai permasalahan yang sedang atau akan dibahas dan selanjutnya menenukan
posisi penelitiannya dalam khazanah pengetahuan tersebut (Bungin, 2009:25).
3.2 Metode dan Tipe Riset
3.2.1 Desain Penelitian
Untuk jenis penelitian yang penulis gunakan adalah jenis penelitian
eksplanatif, khususnya eksplanatif asosiatif. Menurut Ardianto (2011:51),
pengertian dari penelitian eksplanatif adalah metode yang dirancang untuk
menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu
populasi. Melalui penelitian tersebut, peneliti dapat memastikan berapa besar
hubungan antara variasi yang disebabkan oleh satu variabel dengan variasi
yang disebabkan oleh variabel lain. Bungin (2009:38) menjelaskan bahwa
format eksplanasi dimaksud untuk menjelaskan suatu generalisasi sampel
terhadap populasinya atau menjelaskan hubungan, perbedaan, atau pengaruh
satu variabel dengan variabel lain. Karena itu penelitian eksplanasi
menggunakan sampel dan hipotesis.Untuk menguji hipotesis digunakan
statistik inferensial.Beberapa pakar mengatakan format eksplanasi digunakan
untuk mengembangkan dan menyempurnakan teori.Juga dikatakan penelitian
eksplanasi memiliki kredibilitas untuk mengukur, menguji hubungan sebab-
akibat dari dua atau beberapa variabel dengan menggunakan analisis statistik
inferensial itu.
73
Penelitian dengan format eksplanasi dapat dilakukan melalui survei
dan eksperimen.Pada format eksplanasi survei, peneliti diwajibkan
membangun hipotesis penelitian dan mengujinya di lapangan karena format
penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan sebab-akibat dari variabel –
variabel yang diteliti, dengan demikian statistik inferensial merupakan alat
utama dalam analisis data (Bungin, 2009:38).
Sedangkan penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan penelitian ini
maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk
menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol suatu gejala (Sugiyono, 2009:11).
3.2.2 Variabel Penelitian
Variabel penelitian terdiri dari dua variabel, yaitu variable
independen/bebas dan variabel dependen/terikat.Menurut Sugiyono
(2009:60), variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Variabel penelitian dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Variabel bebas (independent) Menurut Sugiyono (2009:31), variabel bebas adalah sejumlah gejala atau
faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya
gejala atau faktor atau unsur lain, yang pada gilirannya gejala atau faktor atau
unsur yang kedua itu disebut variabel terikat.Hal ini berarti bahwa variabel
ini menentukan munculnya variabel terikat. Adapun yang menjadi variabel
bebas dalam penelitian ini adalah program Corporate Responsibility Green
Corridor Initiative.
74
b. Variabel tidak bebas (dependent).
Sedangkan menurut Sugiyono (2009:32), variabel terikat adalah
sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada atau muncul dipengaruhi
atau ditentukan oleh adanya variabel bebas. Hal ini berarti munculnya
variabel ini karena adanya variabel bebas tertentu bukan karena variabel lain.
Dengan demikian variabel terikat dalam penelitian ini adalah adalah Citra
Perusahaan (corporate image) Chevron Indonesia.
3.2.3 Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data
primer.Dalam bukunya, Bungin (2009:122), mengatakan bahwa data primer
adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di lokasi
penelitian atau objek penelitian.Dalam penelitian kali ini, maka data primer
yang akan dikumpulkan oleh penulis adalah data dari pendapat komunitas
online pengamat lingkungan (Greenweb Indonesia) yang diperoleh dari hasil
kuesioner yang dibagikan oleh penulis kepada mereka.
3.3 Operasionalisasi Konsep
Berikut ini adalah operasionalisasi variabel dari penelitian yang penulis
lakukan:
Tabel 3.1 Operasional Variabel
Operasional Variabel
Variabel Dimensi Indikator Utama Ukuran Skala
Pengukuran
Corporate Social Responsibility (Variabel X )
Dimensi
Ekonomi
a. Program tanggung
jawab sosial Green
Interval 5.Sangat
Setuju
75
Corridor Initiative
memberikan manfaat
ekonomi dengan
upaya penanaman
pohon di kawasan
hutan koridor
Halimun Salak
b. Program tanggung
jawab sosial Green
Corridor Initiative
memberikan nilai bagi
reputasi perusahaan
4.Setuju
3.Ragu -Ragu
2.Tidak
Setuju
1.Sangat
Tidak Setuju
Dimensi
Hukum/Peraturan
a. Program tanggung
jawab sosial Green
Corridor Initiative
dilaksanakan sejalan
dengan kebijakan
Kementrian
Kehutanan mengenai
upaya pelestarian
hutan
b. Program tanggung
jawab sosial GCI
sesuai dengan
Interval 5.Sangat
Setuju
4.Setuju
3.Ragu -
Ragu
2.Tidak
Setuju
76
Undang-Undang
Perseroan Terbatas
No 40 Tahun 2007
Pasal 74
1.Sangat
Tidak Setuju
Dimensi Kode
Etis
a. Program CR GCI
diimplementasikan
secara transparan
b. Program CR GCI
dilakukan sesuai
dengan etika dengan
tidak melanggar hak
asasi manusia
Interval 5.Sangat
Setuju
4. Setuju
3.Ragu -Ragu
2.Tidak
Setuju
1.Sangat
Tidak Setuju
Dimensi
Philantropic or
Discretionary
a Program tanggung
jawab sosial GCI
mengundang
partisipasi masyarakat
untuk ikut serta dalam
pelaksanaan program
b. Program tanggung
jawab sosial GCI
membuat Responden
lebih sadar dan peduli
terhadap isu
lingkungan terutama
Interval 5.Sangat
Setuju
4.Setuju
3.Ragu -
Ragu
2.Tidak
Setuju
1.Sangat
Tidak Setuju
77
penanaman pohon
Corporate
Image Chevron
Indonesia
( Variabel Y )
Corporate
Identity
a.Responden
mengenal mengenai
bisnis usaha Chevron
b Responden pernah
melihat/mendengar
informasi mengenai
perusahaan Chevron
di media massa
Interval 5.Sangat
Setuju
4.Setuju
3.Ragu-Ragu
2.Tidak
Setuju
1.Sangat
Tidak Setuju
Corporate
Individuality
a. Perusahaan
Chevron merupakan
sebuah perusahaan
yang berprestasi di
bidangnya
b. Perusahaan
Chevron memiliki
reputasi yang baik di
mata responden
Interval 5.Sangat
Setuju
4.Setuju
3.Ragu-Ragu
2.Tidak
Setuju
1.Sangat
Tidak Setuju
Physical
Environment
a. Responden pernah
mengunjungi website
Chevron
b. Tampilan
Interval 5.Sangat
Setuju
4.Setuju
3.Ragu-Ragu
78
websiteChevron
mencerminkan
perusahaan kelas
dunia (world class)
2.Tidak
Setuju
1.Sangat
Tidak Setuju
Service Offering a. Website Chevron
memberikan banyak
variasi informasi
mengenai bisnis
operasi perusahaan
b. Kemudahan
responden untuk
mudah mengakses
informasi melalui
Website Chevron
Interval 5.Sangat
Setuju
4.Setuju
3.Ragu-Ragu
2.Tidak
Setuju
1.Sangat
Tidak Setuju
Contact
Personnel
a. Responden pernah
bertemu/menghubungi
staff/karyawan
Chevron
b. Kredibilitas
karyawan / contact
person perusahaan
Interval 5.Sangat
Setuju
4.Setuju
3.Ragu-Ragu
2.Tidak
Setuju
1.Sangat
Tidak Setuju
Sumber: Hasil olahan data sekunder, 2013
79
3.4 Perumusan Hipotesis
Hipotesis adalah kesimpulan penelitian yang belum sempurna sehingga perlu
disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis itu melalui
penelitian.Pembuktian itu hanya dapat dilakukan dengan menguji hipotesi dimaksud
dengan data di lapangan.Pembuktian ini hanya dapat dilakukan dengan menguji
hipotesis dimaksud dengan data di lapangan. Dengan kata lain hipotesis
membimbing peneliti dalam melaksanakan penelitian maupun dalam mengumpulkan
data (Bungin, 2009:76).
Bungin melanjutkan bahwa disaat mendesain dan mengkonstruksi hipotesis,
peneliti membutuhkan sumber – sumber inspirasi yang dapat membantu hipotesis
yang dibangunnya.Sumber – sumber inspirasi hipotesis dalam penelitian kuantitatif
adalah teori yang digunakan dalam penelitian, teori tersebut diperoleh dari studi
kepustakaan.Selain itu, peneliti juga dapat menggunakan pengalaman – pengalaman
empiris yang dibangun berdasarkan pengamatan sistematis melalui penelitian
eksploratif.Dengan demikian sumber – sumber inspirasi hipotesis adalah teori dan
pengalaman empiris peneliti itu sendiri.
Gambar 3.1Penggunaan Sumber Teori dan Empiris Untuk
Hipotesis
Menurut Bungin (2009:79), ada beberapa jenis hipotesis yang sering dipakai
dalam penelitian yaitu pertama, hipotesis nol (H0). Hipotesis ini mempunyai
statement yang menyatakan tidak ada hubungan antara variabel x dan variabel y yang
akan diteliti. Hipotesis yang dibuat dengan kemungkinan besar untuk ditolak.Kedua,
Penelitian/Rancangan Hipotesis
Teori Kepustakaan
Kenyataan Empiris
Hipotesis
80
hipotesis alternatif (Ha).Lawan dari hipotesis nol dimana apabila ternayta pada suatu
penelitian hipotesis nol ditolak.Hipotesis ini menyatakan hubungan signifikan
variabel x dan y.
Sehingga penulis melakukan pengujian hipotesis dengan langsung
membandingkan antara hasil hitungan signifikasi korelasi Pearson dengan alpha
untuk taraf signifikasi α = 10% atau 0.1. Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
a. Hipotesis Hubungan
H0 (Hipotesa Null): tidak terdapat hubungan yang signifikan antara corporate social
responsibility Green Corridor Initiative dan citra perusahaan Chevron Indonesia.
Ha (Hipotesa Alternative): terdapat hubungan yang signifikan antara corporate social
responsibility Green Corridor Initiative dan citra perusahaan Chevron Indonesia.
b. Hipotesis Pengaruh
H0 (Hipotesa Null): tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara corporate social
responsibility Green Corridor Initiative terhadap citra perusahaan Chevron
Indonesia.
Ha (Hipotesa Alternative): terdapat pengaruh yang signifikan antara corporate social
responsibility Green Corridor Initiative terhadap citra perusahaan Chevron
Indonesia.
3.5 Populasi dan Sampel
Bungin (2009:99) mengemukakan bahwa populasi dalam metode penelitian
digunakan untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi
sasaran penelitian. Menurut Ardianto (2011:170), populasi adalah semua bagian atau
anggota dari objek yang akan diamati. Populasi ditentukan oleh topik dan tujuan
survei.Populasi adalah abstrak, tidak bisa ditunjuk secara langsung.Agar lebih
operasional (bisa dihitung, bisa diukur), populasi harus didefinisikan secara jelas dan
81
spesifik.Populasi yang sudah didefinisikan disebut populasi sasaran (target
population).Uma Sekaran (2006:121) mengemukakan populasi mengacu pada
keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal minat yang ingin peneliti investigasi.
Dalam penelitian kali ini, maka populasi yang digunakan oleh penulis adalah
komunitas online Greenweb Indonesia.Greenweb Indonesia adalah jejaring sosial
yang dibentuk sebagai wadah bagi anak muda, penggiat lingkungan dan masyarakat
luasyang mempunyai kepedulian yang sama kepada lingkungan.Berdiri pada tahun
2012, Greenweb Indonesia mempunyai tujuan untuk menggiatkan dan
mensosialisasikan program – program yang menangkat tema lingkungan agar
masyarakat atau anggota komunitas dapat mengetahui dan berpartisipasi lebih aktif
dalam kegiataan atau program lingkungan tersebut.Alasan pengambilan populasi ini
adalah untuk mendapatkan hasil yang sejalan dengan tujuan penelitian ini, sehingga
dapat memberikan masukan kepada pihak – pihak yang berkaitan.
Menurut Ardianto (2011:170), sampel adalah elemen yang menjadi dasar
dalam penarikan sampel. Dengan demikian sampel adalah wakil dari semua unit
srata dan sebagiannya yang ada di dalam populasi. Tidak semua anggota dari
populasi target diteliti. Penelitian hanya dilakukan terhadap sekelompok anggota
populasi yang mewakili populasi. Untuk teknik pengambilan sampel/teknik sampling
yang akan peneliti gunakan adalah teknik probability sampling. Bungin (2009:106)
mengatakan bahwa probability sampling(random) adalah penarikan sampel
didasarkan atas pemikiran bahwa keseluruhan unit populasi memiliki kesempatan
yang sama untuk dijadikan sampel.
Peneliti menggunakan jenis probability sampling acak sederhana dimana tiap
elemen populasi memiliki peluang yang diketahui dan sama untuk terpilih sebagai
subjek. Sehinggasangat mungkin bahwa pola distribusi dari karakteristik yang kita
82
teliti dalam menginvestigasi populasi adalah juga sama dengan distribusi dalam
subjek yang kita ambil untuk sampel (Uma Sekaran, 2006:128). Karena semua
memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel maka unit – unit populasi
harus di random. Oleh karenanya, rancangan ini juga disebut sampling acakan karena
cara kerjanya yang acakan tersebut. Kendatipun secara acak, karena sifat populasi
yang begitu homogen, maka sampel yang dihasilkaan dari rancangan ini tetap
merupakan sampel yang dihasilkan dari rancangan itu tetap merupakan sampel yang
respresentatif.Sampel penelitian yang penulis pergunakan kali ini adalah anggota dari
Greenweb Indonesia dimana untuk menentukan ukuran sampel yang digunakan oleh
penulis adalah rumus Slovin (Bungin, 2009:107) sebagai berikut:
Dimana:
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
d= presisi (peran kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih dapat ditolerir dalam kasus ini adalah 10% atau 0.1)
Dari total populasi anggota Greenweb Indonesia sebanyak 1575orang,
dengan menggunakan rumus Slovin maka dapat diperoleh sampel yang cocok
dan tepat untuk digunakan dalam penelitian kali ini dengan perhitungan :
responden
83
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan teknik pengumpulan data
sebagai berikut:
1. Studi Lapangan (Field Research)
a. Kuesioner / Angket
Ardianto (2011:162) dalam bukunya, mengatakan bahwa angket atau
kuesioner adalah serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara
sistematis untuk diisi oleh responden.Setelah diisi, angket dikembalikan ke
peneliti.Menurut Bungin (2009) yang dikutip oleh Ardianto (2011:163),
angket dapat dibagi menjadi empat yaitu angket langsung tertup, angket
langsung terbuka, angket tidak langsung tertutup, angket tidak langsung
terbuka.Angket langsung tertutup adalah angket yang dirancang sedemikian
rupa untuk merekam data tentang keadaan yang dialami oleh
responden.Semua alternatif jawaban yang harus dijawab responden telah
tertera dalam angket tersebut.Angket langsung terbuka adalah daftar
pertanyaan yang dibuat dengan sepenuhnya memberikan kebebasan kepada
responden untuk menjawab keadaan yang dialami responden tanpa ada
alternatif jawaban dari peneliti. Angket tidak langsung tertutup digunakan
untuk menggali atau merekam data mengenai apa yang diketahui responden
perihal objek dan subjek tertentu serta data tersebut tidak dimaksud perihal
diri responden bersangkutan. Disamping itu, alternatif jawaban telah
disiapkan sehingga responden tinggal memilih jawaban mana yang sesuai
untuk dipilih. Angket tidak langsung terbuka dikonstruksikan dengan ciri –
ciri yang sama dengan angket langsung terbuka serta disediakan
84
kemungkinan atau alternatif jawaban sehingga responden harus
memformulasikan sendiri jawaban yang dipandang sesuai.
Menurut Faisal (2001) dalam Ardianto (2011:163), dalam menyusun
angket, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan: (1) angket disertai surat
pengantar, yang berisi penjelasan tujuan dan pentingnya penelitan, serta
harapan peneliti terhadap responden dalam menyikapi angket; (2) tata fisik
angket dibuat semenarik mungkin, termasuk tata ketikannya, tulisannya
terbaca dengan jelas, tidak kabur; (3) petunjuk pengisiannya jelas dan
lengkap, istilah – istilah hendaknya diberi penjelasan; (4) pertanyaan atau
pernyataan mengikuti alur yang baik dari hal – hal yang umum menuju hal –
hal yang lebih spesifik; (5) data yang diperoleh relatif mudah diolah
(termasuk proses tabulasinya) dan ditafsirkan.
Menurut Uma Sekaran (2006:84), beberapa prinsip dalam penulisan
kuesioner sebagai teknik pengumpulan data yaitu:
1. Prinsip Penulisan Kuesioner
Terdapat beberapa faktor yaitu isi dan tujuan pernyataan,
bahasa yang digunakan mudah, pernyataan tertutu terbuka-negatif
positif, pertanyaan tidak mendua, tidak menanyakan hal – hal yang
sudah lupa, pertanyaan tidak mengarahkan, panjang pertanyaan, dan
urutan pertanyaan.
2. Prinsip Pengukuran
Kuesioner yang diberikan kepada responden adalah instrumen
penelitian, yang digunakan untuk mengukur variabel yang akan
diteliti. Oleh karena itu instrumen kuesioner tersebut harus dapat
digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel tentang
85
variabel yang diukur. Sebelumnya, kuesioner perlu diuji terlebih
dahulu validitas dan reabilitasnya, karena instrumen yang tidak valid
dan reliabel akan menghasilkan data yang tidak valid dan reliabel.
3. Penampilan Fisik Kuesioner
Penampilan fisik kuesioner sebagai alat pengumpul data akan
mempengaruhi respon atau keseriusan responden dalam mengisi
kuesioner.
Penulis menggunakan bantuan aplikasi surveyface.com untuk
menghimpun data kuesioner/survei.Surveyface.com adalah salah satu aplikasi
survey online gratis untuk menghimpun data mengenai kuesioner yang
disebarkan melalui email, website, dan dapat di share melalui sosial media.
Peneliti memilih aplikasi surveyface.com karena kemudahan aplikasi dalam
menghimpun data kuesioner yang sudah dibagikan kepada responden,
kemudahan dalam melihat hasil data kuesioner, dapat mendownload hasil
kuesioner dan membuat chart untuk hasil yang lebih baik.
Kuesioner disebarkan secara online dengan mendistribusikannya
melalui website Greenweb Indonesia dalam page Green Corridor
(http://green.web.id/pageitem/GreenCorridor) serta langsung ke alamat email
masing – masing anggota Greenweb Indonesia. Dalam melakukan distribusi
kuesioner, peneliti dibantu oleh Bapak Tantyo Bangun, beliau adalah pendiri
Greenweb Indonesia.
2. Studi Kepustakaan dan Dokumentasi
Dalam tahap ini peneliti melakukan apa yang disebut dengan kajian
pustaka, yaitu mempelajari buku – buku referensi dan hasil penelitian sejenis
sebelumnya yang pernah dilakukan oleh orang lain. Tujuannya untuk
86
mendapatkan landasan teori mengenai masalah yang akan diteliti. Teori
sebagai pijakan bagi peneliti untuk memahami persoalan yang diteliti dengan
benar dan sesuai dengan kerangka pikir ilmiah (Sarwono, 2006:26).
Ardianto (2011:167) dalam bukunya mengatakan bahwa metode
dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam metodologi peneliti sosial untuk menelusuri data historis. Sebagian
besar data yang tersedia berbentuk surat, catatan harian, laporan, jurnal. Sifat
utama dari bentuk data – data tersebut tidak terbatas pada ruang dan waktu
sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal – hal yang
lalu.
3.6.1 PenentuanSkala Pengukuran
Jenis kuesioner yang akan digunakan adalah kuesioner tertutup
dimana responden diminta untuk menjawab pertanyaan dengan memilih
jawaban yang telah disediakan dengan skala likert yang berisi lima tingkatan
pilihan jawaban mengenai kesetujuan responden terhadap pernyataan yang
dikemukakan.
Untuk penelitian kali ini, penulis menggunakan skala likert.Menurut
Supranto (2008:74) diketahui bahwa skala likert adalah skala yang mengukur
tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan responden terhadap serangkaian
pernyataan yang mengukur suatu objek. Skala ini dikembangkan Rensis
Likert dan biasanya memiliki 5 atau 7 kategori dari "sangat setuju" sampai
"sangat tidak setuju". Skala Likert dapat dikategorikan sebagai skala
interval.Besarnya kelas interval untuk setiap kategori tersebut dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut ini:
87
Kelas Interval :
Kelas Interval = 0,8
Dari hasil di atas, jarak kelas interval senilai 0,8 dapat dikelompokkan
menjadi:
Tabel 3.2 Kelas Interval
Kelas Interval Klasifikasi Kategori
1,00-1,79 Sangat Tidak Setuju
1.80-2,59 Tidak Setuju
2,60-3,39 Ragu - Ragu
3,40-4,19 Baik
4,20-5,00 Sangat Setuju
3.6.2 Pengujian Ketepatan Data
Untuk menguji kuesioner perlu dilakukan pengujian atas kuisioner
dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.Uji validitas dan
reliabilitas bertujuan untuk menguji apakah kuesioner yang disebarkan untuk
mendapatkan data penelitian adalah valid dan reliabel, oleh karena itu penulis
melakukan kedua uji ini terhadap kuesioner.
a. Uji Validitas
Menurut Ardianto (2011:188), validitas adalah keabsahan atau akurasi
alat ukur sedangkan reabilitas adalah dapat dipercayainya alat ukur tersebut.
Ketika ingin meneliti suatu masalah menggunakan kuesioner atau angket,
kuesioner atau angket tersebut harus diuji validitas dan reabilitasnya kepada
88
responden yang setara dengan responden yang menjadi sampel
penelitian.Apabila sudah dinyatakan valid dan reliabel, baru instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian.
Uma Sekaran (2006:195) mengemukakan bahwa validitas internal
mengacu pada keyakinankita terhadap hubungan sebab dan akibat. Dengan
kata lain, hal tersebut mewakili pertanyaan, “Pada tingkat apa desain
penelitian memungkinkan kita untuk mengatakan bahwa variabel bebas X
menyebabkan perubahan variabel terikat Y?”. Dalam penelitian dengan
validitas internal tinggi, kita lebih bisa membuktikan bahwa hubungan adalah
kausal, sedangkan dalam studi dengan validitas internal rendah, kausalitas
sama sekali tidak dapat disimpulkan.
Pengujian validitas dari instrumen penelitian tersebut dapat
menggunakan rumus Pearson Product Moment, dimana rumusnya adalah
sebagai berikut:
Dimana:
r = koefisien korelasi
n = banyaknya sampel / responden
X = skor masing-masing item
Y = skor total variabel
∑X = jumlah skor dalam distribusi X
∑Y = jumlah skor dalam distribusi Y
∑X2 = jumlah kuadrat masing – masing skor X
∑Y2 = jumlah skor masing – masing skor Y
89
Nilai validitas akan berada dalam rentang 0-1. Untuk menentukan
nomor-nomor item yang valid dan yang gugur, perlu dibandingkan dengan
tabel r product moment. Kriteria penilaian uji validitas tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Apabila r hitung > r tabel (pada taraf signifikansi 10%), maka dapat
dikatakan item kuesioner tersebut valid.
b. Apabila r hitung < r tabel (pada taraf signifikansi 10%), maka dapat
dikatakan item kuesioner tersebut tidak valid.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas suatu pengukuran menunjukan sejauh mana pengukuran
tersebut tanpa bias (bebas kesalahan) dan karena itu menjamin pengukuran
yang konsiten lintas waktu dan lintas beragam item dalam instrumen. Dengan
kata lain, reliabilitas suatu pengukuran merupakan indikasi mengenai
stabilitas dan konsistensi dimana instrumen mengukur konsep dan membantu
menilai “ketepatan” sebuah pengukuran (Uma Sekaran, 2006:40). Pada
penelitian, uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan
internal consistency reliability yang menggunakan Cronbach Alpha untuk
mengidentifikasikan seberapa baik item-item dalam kuisioner berhubungan
antara satu dengan yang lainnya.
Teknik ini menggunakan rumus sebagai berikut:
Dimana:
r11 = Nilai reliabilitas
90
∑ Si = Jumlah varians skor setiap item
St = Total Varian
K = Jumlah item
Setelah memasukkan nilai varians untuk tiap x dan y yang telah
dihitung ke dalam rumus Cronbach Alpha, maka nilai reliabilitas harus
berada dalam rentang 0-1.Instrumendikatakan reliabel jika nilai r alpha lebih
besar dari 0,6. Untuk tingkatannya akan diinterpretasikan sebagai berikut
ini:(Usman dan Purnomo, 2006:201).
Tabel 3.3 Tingkat Reliabilitas Metode Cronbach Alpha
c. Uji Normalitas
Penggunaan rumus korelasi Pearson Product Moment yang penulis
gunakan untuk melihat hubungan antara variable dependent dengan variabel
independent, memiliki beberapapersyaratan yang harus dipenuhi.Asumsi atau
persyaratan yang harus dipenuhi tersebut adalah: (Usman dan Purnomo,
2006:109).
a. Variabel yang dihubungkan mempunyai data yang berdistribusi normal.
Alpha Tingkat Reliabilitas
0,20-0,40 Kurang Reliabel
> 0,20-0,40 Agak Reliabel
> 0,40-0,60 Cukup Reliabel
> 0,60-0,80 Reliabel
> 0,80-1,00 Sangat Reliabel
91
b. Variabel yang dihubungkan mempunyai data linier.
c. Variabel yang dihubungkan mempunyai data yang dipilih secara acak
(random).
d. Variabel yang dihubungkan mempunyai pasangan sama dari subjek sama
pula (variasi skor variabel yang dihubungkan harus sama).
e. Variabel yang dihubungkan mempunyai data interval atau rasio.
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel dependent dan variabel independent berdistribusi normal atau
berdistribusi tidak normal.Model regresi yang baik adalah distribusi data
normal atau mendekati normal.Untuk menguji normalitas data kali ini,
penulis menggunakan metode uji statistic Kolmogorov-Smirnov.
Distribusi data dapat dilihat dengan membandingkan nilai signifikansi
hasil perhitungan yang di dapat dengan taraf signifikansi yang telah
ditentukan sebelumnya dengan kriteria sebagai berikut:(Sarwono, 2012:96).
a. Jika nilai sig < taraf signifikansi 10% (0,1), maka distribusi data dikatakan
tidak normal.
b. Jika nilai sig > taraf signifikansi 10% (0,1), maka distribusi data dikatakan
normal.
3.7 Analisis dan Interpretasi Data
3.7.1 Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan
data.Pada penelitian kuantitatif, pengolahan data secara umum dilaksanakan
melalui tahap pemeriksaan (editing), tahap pengodean, dan tahap pembeberan
(tabulasi), (Ardianto, 2011:201). Tahap – tahap dalam pengolahan data yaitu
sebagai berikut:
92
a. Tahap Pemeriksaan (Editing)
Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai
menghimpun data di lapangan.Kegiatan ini menjadi penting karena pada
kenyataannya data yang terhimpun terkadang belum memenuhi harapan
peneliti. Ada diantaranya yang kurang atau terlewat, tumpang tindih,
berlebihan atau terlupakan(Bungin, 2009:164-165).
Proses editing dimulai dengan memberikan identitas pada instrumen
penelitian yang telah terjawab.Kemudian memeriksa satu per satu lembar
instrumen pengumpulan data, poin – poin serta jawaban yang
tersedia.Apabila ada kejanggalan, beri identitas tertentu dan poin pada
instrumen yang janggal tersebut.Agar tidak terjadi kesalahan atau
kekurangan informasi, pada setiap pengumpukan data peneliti harus
melebihkan jumlah sumber data yang digunakan dalam bilangan tertentu.
Pada akhir editing, peneliti harus menanyakan kembali beberapa hal,
antara lain: apakah data yang diperlukan sudah betul – betul lengkap dan
jelas untuk dimengerti serta dipahami; apakah data satu dengan lainnya
sudah konsisten, seragam, dan memiliki respons yang sesuai. Kalau
pertanyaan – pertanyaan tersebt telah terjawab, baru beralih ke pekerjaan
lainnya (Bungin, 2009:166).
b. Tahap Pengodean (Coding)
Apabila semua data sudah terkumpul dan selesai diedit di lapangan,
tahap berikutnya adalah mengode data.Tahapannya yaitu:
1. Menempatkan Kode
Yaitu dengan menjadi satu dengan kuesioner. Disini terdapat
dua kemungkinan: (a) kode telah dicantumkan pada alternatif jawaban
93
yang ada dan (b) kode disiapkan pada tepi kanan lembaran kuesioner.
Pada kemungkinan pertama, untuk alternatif jawaban yang dipilih,
responden melingkari atau member tanda pada angka
kode.Kemungkinan kedua, untuk setiap pertanyaan disiapkan kotak –
kotak yang menunjukan pada kotak mana pertanyaan itu harus
dikode.Apabila data diproses dengan komputer, kotak – kotak yang
disediakan harus sesuai dengan jumlah angka kode untuk setiap
pertanyaan tersebut (Ardianto, 2011:204).
2. Cara Memberi Kode
Suatu hal yang sangat penting adalah semua pengode tidak
hanya sekedar memindahkan jawaban responden ke dalam kode –
kode, tetapi harus menguasai isi kuesioner dan mengetahui dengan
jelas hubungan antara pertanyaan yang satu dan lainnya. Berikut ini
tugas seorang pengode: (a) membaca pertanyaan dalam kuesioner
mulai dari awal; (b) memerhatikan jawaban responden; (c) melihat
pedoman buku kode mengenai kode jawaban yang telah ditentukan;
(d) untuk pertanyaan terbuka, menafsirkan jawaban responden untuk
memilih kode yang tepat; (e) bila kode untuk jawaban tertentu sudah
jelas, pengode menuliskan kode tersebut dalam kolom tertentu pada
lembaran kode atau kartu tabulasi; (f) apabila ada kesulitan dalam
menentukan kode jawaban yang tepat, pengode menuliskan jawaban
tersebut pada lembaran khusus untuk “jawaban belum dapat dikode”
(Ardianto, 2011:205).
94
c. Tahap Pembeberan (Tabulasi)
Tabulasi adalah bagian terakhir dari pengolahan data, yaitu
memasukkan data pada tabel – tabel tertentu dan mengatur angka – angka
serta menghitungnya.Ada beberapa langkah yang perlu dikerjakan dalam
tabulasi.Pertama, memasukkan data ke dalam kartu atau berkas (file)
data.Kedua, membuat tabel frekuensi atau tabel silang (silang dua atau tiga
variabel). Ketiga, mengedit/mengoreksi kesalahan – kesalahan yang muncul
dalam proses pengumpulan atau memasukkan data. Berikut tahapannya:
(Ardianto, 2011:206)
1. Memasukkan data ke dalam kartu atau berkas (file) data
Data yang telah dikode perlu dipindahkan ke dalam kartu atau berkas
data.Cara merekam data dapat dilakukan dengan menggunakan
komputer.Software komputer seperti Wordstar, Dbase III Plus,
SPSS/PC+, dan SAS dapat digunakan untuk memasukkan data. Tiap –
tiap program mempunyai cara tersendiri untuk merekam data penelitian.
Prinsip memasukkan data ke berkas data dengan menggunakan komputer
mikro maupun mainframe (kerangka utama) adalah sama.
2. Membuat tabel frekuensi dan tabel silang
Membuat tabel frekuensi dan tabel silang dapat dilakukan dengan
menggunakan program komputer seperti SPSS/PC+, BMDPC, dan SAS
bila data direkam dalam bentuk ASCII.
3. Mengedit data
Kesalahan dapat terjadi pada waktu mengisi kuesioner, mengode, dan
memindahkan data dari lembaran kode ke komputer. Dalam tahap
tabulais, mengedit data dapat dilakukan dengan dua cara: Pertama, secara
95
manual. (a) Mengedit dengan tabel frekuensi, (b) mengedit dengan tabel
silang.Kedua, dengan komputer.Mengecek ulang data sebelum dianalisis
dengan komputer merupakan langkah yang sangat penting. Komputer
akan memproses data apa pun bentuknya tanpa mempertimbangkan
konsistensi antara data yang akan terekam dengan buku kode atau alat
analisis. (a) Mengecek ketetapan kolom. Buku kode memuat keterangan
lokasi (kolom dan kartu) suatu variabel penelitian. (b) Mengecek
konsistensi dan hubungan antar variabel.
3.7.2 Teknik Analisa Data
Analisis data merupakan kegiatan yang dilakukan setelah data dari
seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Teknik analisis data
dalam penelitian ini menggunakan analisis parametrik yang termasuk di
dalam kategori statistika inferensial, yang dipakai untuk menafsirkan
parameter (populasi) berdasarkan statistik (sampel) melalui pengujian
statistik atau yang lebih dikenal dengan uji signifikasi (Sugiyono,2009:207).
Analisis inferial juga digunakan untuk membuktikan kebermaknaan—
signifikan atau tidaknya—suatu nilai dalam wujud angka. Analisis data
penelitian kali ini akan menggunakan rumus koefisien korelasi Pearson
Product Moment, determinasi, dan koefisien regresi dengan bantuan software
SPSS versi 20 for Windows. SPSS (Statistical Product and Service Solution)
adalah program atau software yang digunakan untuk olah data statistik.Dari
berbagai program olah data statistik lainya, SPSS merupakan yang paling
banyak digunakan dan diminati oleh para peneliti. Penggunaan statistik
parametris mensyaratkan bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis
harus berdistribusi normal. Analisa data dengan menggunakan rumus – rumus
96
statistika yaitu analisis koefisien korelasi, analisis koefisien determinasi,
analisis kausalitatif dengan regresi sederhana dan uji hipotesis (Sugiyono,
2009:241).
3.7.2.1 Koefisien Korelasi (Coefficient of Correlation)
Bungin (2009:184) mengatakan bahwa istilah koefisien korekasi
dikenal sebagai nilai hubungan atau korelasi antara dua atau lebih variabel
yang diteliti.Nilai koefisien korelasi digunakan sebagai pedoman untuk
menentukan suatu hipotesis dapat diterima atau ditolak dalam suatu
penelitian. Nilai koefisien korelasi tersebar sebagai berikut:
a. Kisaran korelasi: Kisaran (range) korelasi mulai dari 0 sampai dengan 1.
Korelasi dapat positif dan dapat pula negatif.
b. Korelasi sama dengan nol: korelasi sama dengan 0 mempunyai arti tidak
ada hubungan antara dua variabel.
c. Korelasi sama dengan satu: korelasi sama dengan +1 artinya kedua variabel
mempunyai hubungan linier sempurna (membentuk garis lurus) positif.
Korelasi sempurna seperti ini mempunyai makna jika nilai x naik, maka y
juga naik.
d. Korelasi sama dengan minus satu: artinya kedua variable mempunyai
hubungan linier sempurna (membentuk garis lurus) negatif. Korelasi
sempurna seperti ini mempunyai makna jika nilai x naik, maka y turun (dan
sebaliknya).
Dalam korelasi Pearson Product Moment, ada kriteria untuk kekuatan
hubungan antara dua variabel yang sedang diteliti yang dapat memudahkan
peneliti dalam melakukan interpretasi, yakni sebagai berikut: (Bungin,
2009:184).
97
Tabel 3.4 Tingkat Kriteria Kekuatan Hubungan dengan Metode
Korelasi Pearson Product Moment
3.7.2.2 Koefisien Determinasi
Menurut (Sarwono, 2012:205), koefisien determinasi digunakan untuk
menghitung besarnya peranan atau pengaruh variabel bebas terhadap
variabel tergantung. Koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
KD = r2 x 100%
KD = Koefisien Determinasi
r = Koefisien korelasi Pearson
Nilai penting dalam keluaran ini ialah: nilai R Square, besaran R
square berkisar 0 – 1 yang berarti semakin kecil besarnya R square, maka
hubungan kedua variabel semakin lemah. Sebaliknya jika R square
semakin mendekati 1, maka hubungan kedua variabel semakin kuat.
Sedangkan sisa dari besaran R square adalah dipengaruhi oleh faktor lain
diluar model regresi.
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,001-0,200 Korelasi Sangat Lemah
0,201-0,400 Korelasi Lemah
0,401-0,600 Korelasi Cukup Kuat
0,601-0,800 Korelasi Kuat
0,801-1,000 Korelasi Sangat Kuat
98
3.7.2.3 Analisis kausalitatif dengan regresi sederhana
Tujuannya untuk mengetahui pengaruh program corporate social
responsibility terhadap citra perusahaan (corporate image).Untuk analisis
regresi, maka rumus yang digunakan adalah regresi linear sederhana,
dimana persamaan regresi sederhananya adalah sebagai berikut:
(Priyatno, 2012:78)
Y = a + bx
Dimana:
y = variabel terikat yaitu citra perusahaan (corporate image) Chevron
Indonesia
x = variabel bebas yaitu program corporate social responsibility
a = nilai konstanta atau tetap yaitu apabila tidak ada program corporate
social responsibility (x=0), maka nilai yang dihasilkan konstan atau tetap
b = koefisien regresi yaitu tambahan nilai pada variabel Y sebagai akibat
bertambahnya nilai X sebanyak 1 unit
Koefisien a dapat diperoleh dengan rumus:
a = Y- bX , dimana Y= dan X=
Sedangkan untuk rumus koefisien regresinya adalah sebagai berikut
b =
Recommended