View
234
Download
2
Category
Preview:
Citation preview
47
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1 Profil Perusahaan
4.1.1 Mitra Adiperkasa, Tbk
PT. Mitra Adiperkasa Tbk adalah sebuah perusahaan retail dengan merek-
merek kelas menengah atas di Indonesia Didirikan pada tahun 1995. Mitra
Adiperkasa pertama kali mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta Indonesia
pada 10 November 2004. Perusahaan ini memiliki jaringan retail dengan total luas
ruangan lebih dari 200.000 m². Terdiri dari 1266 retail outlets (gerai / stand
perdagangan). Tercatat lebih dari 100 brands/merek-merek. Terdiri kurang lebih
15.000 karyawan. Hadir di 42 kota di Indonesia. Dengan 80 retail konsep.
Difersifikasi portofolio retail: departemen stores, fashion, aktif (olahraga, golf,
rekreasi & anak-anak) makanan & minuman, supermarket, dan gaya hidup.
Menjadi peraih terbanyak dari penyewa/penghuni gerai di mall-mall besar di
Indonesia. Mendapat penghargaan TOP 40 Perusahaan A-list dari Forbes Indonesia
(peringkat ke-23) pada tahun 2011. Menjadi TOP 20 Perusahaan Yang Paling
Dikagumi berdasarkan Fortunes Indonesia pada tahun 2012. Di tahun 2012 pun
dinominasikan untuk penghargaan modal terbaik berdasarkan Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan penghargaan SWA di Indonesia menjadi perusahaan nomor 1
Perusahaan Ritel di Indonesia pada tahun 2012. Serta penghargaan SWA di
Indonesia TOP 100 Perusahaan Publik Terbaik 2012.
Keberhasilan MAP dapat dikaitkan dengan banyak faktor. Sebuah tim
manajemen yang kuat, akses ke lokasi terbaik, aliansi strategis dengan merek terbaik
di dunia, penggunaan teknologi terbaru, komitmen yang kuat untuk layanan
48
pelanggan, gairah dan keinginan untuk menjadi yang terbaik dalam bisnis MAP
store.
Beberapa toko yang di Indonesia hak waralabanya dipegang oleh PT Mitra
Adiperkasa Tbk antara lain:
Department Store
• Debenhams
• Lotus
• Seibu
• Sogo
Food and Beverage
• Burger King
• Chatterbox Cafe
• Cold Stone Creamery
• Domino's Pizza
• Palem Cafe
• Pizza Marzano
• Starbucks
Fashion
• ACCESSORIZE
• BCBG MAXAZRIA
• BERSHKA*
• CAMPER
49
• CLUBCULTURE
• DENIM DESTINATION
• DESIGUAL
• DIVA
• DKNY
• DOROTHY PERKINS
• FOREVER NEW
• HE BY MANGO
• HOSS INTROPIA
• KIPLING
• LACOSTE
• LINEA
• LOEWE
• MARKS & SPENCER
• MASSIMO DUTTI*
• MAX&CO
• MAXMARA
• MEETOO
• WALLIS*
• NAUTICA
• NEXT
• NEWLOOK
• NINE WEST
• OASIS
• PANDORA
50
• PRETTY FIT
• PULL AND BEAR*
• SPANX
• STACCATO
• STEVE MADDEN
• STRADIVARIUS*
• TOPMAN
• TOPSHOP
• WAREHOUSE
• ZARA*
Brand yang diberi tanda (*) adalah brand yang dipegang selama magang
berhubungan langsung dalam mengerjakan tugas dengan koordinator public relation
tersebut.
Sports/Golf
• Planet Sports
• The Athlete's Foot
• Sports Station
• Sports Depot
• Soccer Station
• Sports Warehouse
• Adidas
• Converse
• Golf House
• Reebook Concept
51
• Rockport
Life Style
• Alun-alun Indonesia
• American Tourister
• Crabtree & Evelyn
• H2O+
• Kinokuniya
• Samsonite
• Swatch
• Travelogue
• Tumi*
Kids
• Kidz Station
• Barbie
• Osh Kosh B' Gosh
Supermarket
• The Food Hall (Senayan City, Grand Indonesia, Plaza Indonesia, Kelapa
Gading, Kebon Jeruk, Belleza, Gardenia, Puri Casablanca dan Setiabudi)
52
4.1.1.2 Visi dan Misi
Visi :
Untuk menjadi top marketing di Indonesia perusahaan ritel gaya hidup terkemuka
merek dan kualitas produk yang terbaik
Misi :
MAP berusaha untuk melebihi aspirasi pelanggan setia untuk gaya hidup sehat dan
lebih memuaskan dengan menyediakan : yang terbaru dan produk paling inovatif,
pengalaman suasana belanja yang paling menarik, pelayanan untuk pelanggan yang
tak tertandingi dan nilai yang terbaik untuk keuangan pelanggannya.
4.1.1.3 Logo
Gambar 4.1 logo perusahaan
Sumber : www.map.co.id
53
4.1.1.4 Filosofi
MAP adalah perusahaan yang berorientasi P.E.O.P.L.E
1. People Centered Approach (Pemusatan Pendekatan terhadap Orang-orang)
MAP menempatkan pelanggan dan karyawan melalui dari hati dari semua keputusan
bisnis kami.
2. Empowerment (Pemberdayaan)
MAP memberdayakan orang-orangnya dengan otoritas. MAP percaya bahwa
pendelegasian kekuasaan dan otonomi mempromosikan kontribusi, akuntabilitas dan
kewirausahaan. Kewirausahaan adalah kunci untuk ritel dan membantu
mengembangkan rasa memiliki.
3. Originality (Keotentikan;Keaslian)
MAP pelopor konsep baru dan ide-ide dalam semua usaha ritelnya.
4. Principles (Prinsip)
MAP menetapkan prinsip yang tertinggi yaitu integritas dan kejujuran.
5. Loyalty (Loyalitas/kesetiaan)
MAP membudidayakan karyawan yang kuat dan loyalitas pelanggan dan hubungan
jangka panjang dengan prinsipal (atasan penentu kebijakan dari perusahaan pusat),
mitra, tuan tanah, dan pemasok.
6. Earnings (Pendapatan)
Laba harus dicapai tanpa mengorbankan nilai-nilai inti MAP.
54
4.1.1.5 Grafik pencapaian PT. Mitra Adiperkasa
Gambar 4.2 Grafik Pencapaian PT Mitra Adiperkasa
55
4.1.1.6 Struktur Perusahaan
4.1.1.6.1 General
Gambar 4.3 Struktur PT Mitra Adiperkasa
sumber : www.map.co.id
56
4.1.1.6.2 Divisi Fashion
Gambar 4.4 Struktur Organisasi Divisi Fashion
sumber : arsip map 2012
4.1.1.6.3 Job Description
Job description merupakan panduan dari perusahaan kepada karyawannya
dalam menjalankan tugas yang diberikan, maka semakin mudah bagi karyawan
untuk melaksanakan tugas sesuai dengan tujuan perusahaan. Dalam hal ini, unit
dalam divisi fashion terdapat unit corporate marketing communincation/public
relation juga membagi tugas kepada bagian-bagian yang ada didalamnya termasuk
dalam melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan produk fashion yang telah
dibawa oleh PT Mitra Adi Perkasa. Di dalam marketing communincation tugas yang
mereka lakukan adalah merancang, dan mengimplementasikan strategi untuk
dipublikasikan kepada masyarakat meelalui jalinan kerjasama dengan pihak media,
57
mengatur media placement melalui media cetak (majalah, penyelenggaraan event
dan billiboard ) serta engadakan program event.
4.1.1.6.4 Rincian Tugas
Divisi Marketing komunikasi dalam melakukah kegiatannya di antara lain
1. Melakukan media monitoring pada berbagai media cetak seperti majalah-
majalah yang didalamnya terdapat Advertorial Product, Product Exposure, serta
Artikel kegiatan, produk dll mengenai brand fashion dari PT Mitra Adi Perkasa.
2. Merancang strategi media placement yang efektif untuk melalui event-event,
yang dibuat terutama pada peluncuran fashion spring summer dan grand
opening, penyebaran undangan kepada para konsumen tetap dan para media.
Dimana media akan meliput acara dan dimuat di rubric mereka.
3. Menyelenggarakan dan membuat peluncuran event baik itu berupa pagelaran
busana terbaru ataupun pengenalan brand baru berupa acara peluncuran gerai
toko terbaru yang mengundang banyak media dan para khalayak dari PT. Mitra
Adiperkasa
4.1.2 Wallis
Wallis didirikan pada tahun 1923 oleh Raphael Wallis Nat Wallis yang
memilih Chapel Market, Islington sebagai tempat kelahiran merek.
Menandai statusnya sebagai merek dengan daya tarik dunia, tahun 2001 melihat
Wallis roll-out internasional, membuka toko baru di Malaysia dan Singapura.
Di Indonesia wallis di perkenalkan oleh MAP sejak desember tahun 2011 dan
membuka gerai toko pertamanya di senayan city. Hingga saat ini Wallis telah
58
membuka 2 gerai tokonya untuk pasar Indonesia yaitu di kuningan city dan di
Senayan City Jakarta.
Dari pakaian kantor formal, hingga gaun malam glamor dan pakaian
sederhana yang chic, Wallis mengkhususkan diri kepada pakaian untuk semua
kesempatan.Bahkan, kami selalu memberikan pengarahan diri dan mengetahui apa
yang pelanggan kami inginkan. Kami mulai menjual mantel untuk 43s/6d dan gaun
untuk 19 shilling dan oleh 1940-an kami telah diperluas ke 25 toko di London dan
berada di garis depan desain yang inovatif dengan harga terjangkau. Selama tahun
1950 dan 1960 tim Wallis diundang ke Rumah Chanel dan Dior untuk kembali
membuat karya haute couture desain bagi pelanggan high street. Setiap hari Wallis
terus memberikan up-to-date interpretasi tren fashion kunci musim ini dengan
kualitas yang terus berinovasi.
59
4.1.2.1 Logo Wallis
Gambar 4.5 logo wallis
sumber : www.wallis.uk
4.2 Penyajian Data Penelitian
Dalam penelitian ini penulis akan menyajikan hasil penelitian yang diperoleh
observasi/ pengamatan langsung terhadap MarCom PT Mitra Adiperkasa bagian
fashion division khususnya yang mengkordinir brand wallis Jakarta dan melalui
teknik wawancara yang berpedoman terhadap format wawancara yang telah disusun
sebelumnya. Dalam penyajian data penulis mengkategorikannya ke dalam dua teori
yaitu perencanaan dan manajemen program PR (mendefinisikan masalah PR,
perencanaan & penyusunan program, mengambil tindakan &
mengkomunikasikannya, dan mengevaluasi program) dan strategi public relations
(Publication, Event, News, Community Involvement, Image & Inform, Lobbying,
Social responsibility).
60
4.2.1 Observasi
Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti yang melakukan kerja
praktik langsung di perusahaan selama tiga bulan, maka peneliti melihat bahwa
Susana kerja di perusahan yang nyaman, para staff yang friendly ruang kerja yang di
buat sangat nyaman dan inspiratif sehingga membuat betah karyawan yang berada di
sana.
Peneliti melihat bahwa kegiatan MarCom sudah berjalan dengan baik, mulai
dari pengenalan produk dengan menggelar launching produk yang di adakan di store
wallis di senayan city, hingga publikasi yang di lakukan. Baik melalui sms dan email
bluzz juga melakukan pemasangan iklan di berbagai majalah fesyen ternama di
ibukota.
Antusiasme masyarakat juga baik, dilihat dari banyaknya pengunjung pada
event kedua yaitu spring summer collection 2013 dan juga target penjualan yang
selalu menyampai target dan terkadang sampai lebih dari yang di targetkan.
Media yang datang juga cukup banyak untuk mengulas berbagai informasi
product dan event, hal ini terjadi karena hubungan baik yang terjalin antara team
MarCom dengan awak media, sehingga mereka dengan prioritas utama membantu
publikasi tentang wallis sehingga mudah di sampaikan di masyarakat.
Pembentukan citra sendiri sudah terbentuk hanya bagaimana para team
MarCom mengkomunikasikan kepada publik tentang keinginan dari pihak wallis
sendiri. Rata rata orang yang datang merasa puas dengan pelayanan yang berbeda di
toko wallis karena mereka merasa mendapatkan pelayanan yang baik dan
mendapatkan ilmu yang mereka butuhkan karena mereka di berikan arahan mengenai
pemilihan pakaian untuk usia usia seperti mereka.
61
Gambar 4.6 desain body shape wallis
Sumber : www.wallis.uk
Mereka memilih wallis sebagai pakaian sehari hari mereka karena mereka
merasa nyaman dengan model dan bahan pemilihan dari wallis, mereka juga merasa
warna dan motif yang unik membuat mereka tampak lebih memiliki jiwa muda
dibandingkan para competitor wallis yang sekarang ini banyak menyongsong tema
edge yang menurut mereka terlalu muda untuk di pergunakan di umur umur seperti
mereka.
4.2.2 Dokumentasi
Penelitian ini berisikan informasi yang berasal dari dokumentasi
. Dokumen menjelaskan alat yang digunakan untuk menjalankan strategi public
relation untuk membentuk citra adalah, dokumen tersebut antara lain :
a.Print screen daritwiiter wallis pada event opening store . Pada print screen ini
menjelaskan mengenai seputar peranan social media twitter ketika masa terjadinya
event opening store, disini di jelaskan kegunaan media informasi twitter untuk
menyebarkan informasi .
62
63
sumber : twiiter.com/wallipop
Gambar 4.7 print screen twitter
B. Para Influencer yang berhasil di branding oleh wallis
Gambar 4.8 para hosts
64
Sumber : dokumentasi wallis opening store desember 2012
Disini peran para hosts ( influencer) adalah untuk di jadikan inspirasi oleh
masyarakat, sehingga masyarakat dapat menjadikan mereka panutan tentang gaya
berbusana yang pantas untuk mereka.
c. Media placement
Gambar 4.9 contoh media placement
Sumber: arsip wallis 2012
65
d. Antusiasme masyarakat
Gambar 4.9 dokumentasi opening store
Sumber : dokumentasi wallis indonesia
66
4.2.3 Wawancara
Pada peneletian ini, pengumpulan data dilakukan dengan melakukan
wawancara terhadap narasumber internal PT Mitra Adiperkasa TBK dan
pihak external yang merupakan pakar ahli di bidang fashion
Berikut ini proses wawancara dengan narasumber internal perusahaan :
A. Narasumber 1
Nama : Tania Lengkana
Lokasi : Wisma Kota BNI 46, 9TH Floor
Hari/Tanggal : Selasa 28 May 2013
Waktu : 11:00
Durasi : 8 menit 16 detik
Hambatan : Tidak ada.
B. Narasumber 2
Nama : Cynara Diniarti
Lokasi : Wisma Kota BNI 46, 9th Floor
Hari/Tanggal : Selasa 28 May 2013
Waktu : 15.00
Durasi : 7 menit 26 detik.
Hambatan : Tidak ada.
C. Pihak external
Nama : Megan
Lokasi : Senayan City 1st Floor
Hari/Tanggal : Rabu, 28 May 2013
Waktu : 17.00 .
67
Durasi : 4 menit 16 detik.
Hambatan : Tidak ada.
Dari wawancara dengan narasumber internal maka dapat di simpulkan
beberapa hal bahwa, publik di Indonesia banyak yang belum tahu mengenai produk
wallis sendiri maka kendala yang sering di hadapi adalah banyaknya pertanyaan dari
pelanggan, disini para team wallis harus dengan senang hati memberikan
pengetahuan dengan produk wallis. Untuk target market sendiri wallis sudah
mempunyai target market sendiri yaitu wanita yang masih berumur antara 30 sampai
40 tahun yang masih berjiwa dinamis dan menyukai warna warna yang cenderung
terang. Untuk menjaga hubungan baik dengan para royal custumer para MarCom
wallis sering mengucapkan ulang tahun kepada setiap royal custumer dan
memberikan hadiah berupa voucher belanja product wallis sehingga setidaknya
mereka berharap para royal custumer tetap setia mengunjungi toko toko wallis dan
juga mereka rutin melakukan pendekatan berupa pengadaan acara acara gathering
dan mengundang mereka untuk mejadi tamu VIP sehingga mereka merasa di anggap
kehadirannya. Mengingat kembali segmentasi wallis itu wanita berumur yang
cenderung tidak mau ribet sehingga para team MarCom berupaya dengan
semaksimal mungkin untuk tetap menjaga kepuasan utama konsumen. Dan juga di
setiap toko wallis pengunjung akan di berikan pengarahan berupa pakaian dengan
siluet seperti apa yang cocok untuk di gunakan sehingga cusumer wallis merasa puas
dengan cara penjualan dari team wallis sendiri.
Dari sisi strategi promosi, pihak MarCom wallis menggunakan sms bluz dan
email bluz. Mereka mengambil data base dari setiap pengunjung yang datang untuk
setiap bulannya akan di kirim melalui sms dan email kepada setiap pelanggan. Dan
68
juga para pramuniaga sudah diberikan pembekalan mengenai produk wallis dan
harus dengan faham mengetahui konsep tentang bentuk tubuh, karena yang membuat
unggul dari produk wallis dengan competitor adalah wallis sendiri membekali para
pramuniaga di toko untuk dapat memberikan arahan tentang body shape sehingga
pengunjung tidak bingung dengan pilihan pakaian mereka, mengingat wallis sendiri
target marketnya adalah wanita yang sudah berumur yang kenbanyakan sudah
memiliki bentuk badan yang sudah tidak proporsional tetapi tetap ingin bergaya dan
tampil trendy dengan paduan warna warna yang menyala dan motif yang atraktif.
Dari sisi hubungan internal dan external publik wallis sendiri para MarCom
wallis sudah membina hubungan yang cukup baik karena mereka sudah mengenal
baik terutama para royal custumer sehingga mereka dengan mudah memberikan
informasi terbaru mengenai produk wallis.
Dari sisi Marketing Public Relation dari mulai proses sampai perencanan para
MarCom Team di rancang dengan sedemikian rupa, dan di evaluasi setiap bulannya
untuk mengetahui dimana letak kekurangannya untuk kemudian di perbaiki di
kedepannya. Disini kepuasan custumer di nomer satukan karena tidak hanya untuk
tetap menjaga hubungan baik dengan pelangaan, promosi melalui mulut ke mulut
menjadi bagian terpenting karena segmentasi market wallis adalah ibu ibu muda
yang pasti masih suka berkumpul bersama teman temannya dan sudah tidak di
pungkiri apabila mereka puas dengan pelayanan dan produk dari wallis maka mereka
dengan senang hati mempromosikan produk wallis kepada temannya sehingga secara
tidak langsung masyarakat menjadi ingin tahu dan mendatangi gerai wallis. Dengan
konsep yang unik yaitu para pramuniaga sudah di beri training tentang bentuk tubuh
maka di pastikan wallis dapat di terima di hati para konsumennya karena konsumen
wallis yang menginginkan kenyamanan dan kemudahan.
69
Dari sisi pembentukan citra, cynara diniarti sudah menjelaskan bahwa wallis
sendiri menginginkan di kenal oleh masyarakat brand dengan desain yang unik tetapi
tetap easy to wear sehingga dari mulai pemilihan host dan cara promosi sudah
terprogram dan terancang dengan apik sedemikian rupa sehingga masyarakat dapat
dengan mudah menerima maksud dan tujuan dari MarCom team wallis sendiri.
Melalui pembentukan citra yang kuat di harapkan wallis juga dapat menemui segmen
marketnya sendiri.
Dari sisi teori komunikasi interpersonal para host yang telah di branding
dengan pakaian dari wallis dapat memberikan pendapatnya mengenai kenyamanan
dari pakaian yang di gunakan oleh khalayak wallis sehingga masyarakat dapat
terinspirasi, karena komunikasi interpersonal sendiri berbicara mengenai apa yang
kita sukai ketika kita bertemu dengan seseorang .
Untuk brand identity, wallis menginginkan konsumennya tampak lebih muda
walaupun usianya sudah tidak muda lagi dengan pemilihan warna dam motif yang
unik.
4.3 Pengolahan Data
Pada subbab ini penulis akan memaparkan ulasan terhadap hasil
penelitian mengenai strategi public relations untuk membentuk citra wallis di
Indonesia. Data yang dibahas dalam subbab ini adalah data dari hasil
observasi, wawancara, dan penelusuran dokumen/ dokumentasi yang
dilakukan oleh penulis pada divisi fesyen selama bulan april hingga juni
2013, di mana data yang diperoleh melalui wawancara akan digunakan
sebagai data utama, sedangkan data yang diperoleh dari observasi dan
70
dokumentasi digunakan sebagai data pendukung untuk melengkapi dan
memperjelas data yang diperoleh melalui hasil wawancara ke narasumber.
4.3.1 wawancara dengan publik internal
a. Tania Lengkana
Mbak Tania yang bekerja di divisi fashion marketing sudah
kurang lebih dari 3 tahun dan bertugas sebagai manager untuk
beberapa produk dari arcadia dan inditex berpendapat bahwa
maslah yang sering di hadapi untuk publikasi adalah ketidak
leluasaan mereka untuk memasang iklan di setiap tempat dan
sarana publik.
Hmm.. kalau soal hambatan pasti ada, namanya usaha gak mungkin selalu berjalan mulus toh, so many obstacle ! terutama untuk masalah perizinan karena perizinan di Indonesia tidak semudah di luar negeri, mereka dapat seenaknya menaruh spanduk publikasi di bus bus umum, atau di sarana public lainnya, apalagi spanduknya tentang brand fashion. Paling itu aja sihh yg lainnya sih kendalanya yaa.. biasa aja laah
Tidak seperti di luar negeri yang di bus umum pun dapat di
muat iklan. Untuk itu mereka menyiasatinya dengan
menggunakan strategi mulut ke mulut dan terbukti efektif dan
juga dia berkata bahwa berhubungan baik dengan awak media
merupakan kunci sukses dari sebuah publisitas dan
pembentukan sebuah brand image
berhubung public kita media dan kaum jetset ibu kota, jadi cara yang paling tepat di lakukan adalah dengan cara melakukan pendekatan pada mereka, sehingga apabila kita mengundang mereka untuk datang ke event yang kita buat, mereka memprioritaskan
71
External relation ( hubungan external ) adalah kegiatan PR
yang melakukan hubungan dengan public external sebuah
organisasi atau perusahaan, seperti pers, komunitas, pendidik,
dan para pemuka pendapat. Ketika melakukan hubungan
external, seorang PR harus bias menyerap aspirasi public
external, terutama masalah kebutuhan dan keinginan ( need
and want ) public external dari organisasi atau perusahaan.
Disinilah seorang PR harus bisa menjembatani antara
kepentingan managemen organisasi atau perusahaan dan
kepentingan publicnya. Sebagai analogi, seorang PR itu satu
kaki berada diorganisasi atau perusahaan dan satu kaki lagi
berada di public. Artinya kaki seorang PR itu harus merentang
sehingga apabila terjadi sesuatu tentang produk kita, kita dapat
control berita untuk sampai di masyarakat baik itu berita buruk
maupun berita baik. Dan juga mereka tidak segan segan untuk
memprioritaskan acara kita untuk di ulas di media mereka
karena ini merupakan bisnis retail jadi untuk ulasan mengenai
koleksi terbaru dan adventorial di majalah dapat prioritas
utama.
Bila ditanya citra apa yang ingin di bentuk oleh wallis
di Indonesia, wanita ini berpendapat bahwa wallis sendiri
ingin membentuk dirinya sebagai brand yang di piloh oleh
masyarakat Indonesia sebagai brand pakaian sehari hari baik
72
untuk ke kantor maupun untuk sekedar hang out dengan teman
teman karena wallis sendiri menghadirkan nuansa yang segar
dan trendy untuk di pakai oleh konsumen mereka.
citra yang ingin di bentuk wallis sendiri yaitu wanita muda yang masih ingin tampil trendy tetapi dia tetap merasa nyaman dengan apa yang dia gunakan, citra itu yang kita ingin bangun untuk pasaran Indonesia
Citra yang di harapkan (wish image) adalah suatu citra yang di
inginkan oleh pihak management. Citra ini juga tidak sama dengan
citra yang sebenarnya. Biasanya, citra yang di harapkan itu lebih baik
atau lebih menyenangkan dari pada citra yang ada.
Brand Personality (Kepribadian Brand) Brand personality merupakan karakteristik manusia yang oleh konsumen diasosiasikan dengan brand tersebut. Brand personality menjelaskan mengapa orang menyukai brand tertentu dibandingkan dengan brand yang lain ketika tidak ada perbedaan atribut fisik yang cukup besar antara brand yang satu dengan yang lain.
Inform or image (memberitahukan atau meraih citra) Ada dua fungsi utama public relations, yaitu memberikan informasi kepada publik atau menarik perhatian, sehingga diharapkan dapat memperoleh tanggapan berupa citra positif.
Untuk urusan keunggulan yang di tawarkan wallis buat
menjadi satu, wanita muda ini menjawab bahwa
wallis menghadirkan pilihan warna yang unik dan motif yang cenderung berbeda, banyak corak seperti leopard, motif azymetric yang cenderung tidak di tawarkan dari pihak competitor, dan juga di dalam store kami menawarkan jasa conseling untuk pemilihan motif baju dan shape yang tepat bagi custumer kami, sehingga mereka tidak terkesan memaksa dan korban mode, mereka tatap stylis tetapi sesuai dengan usia mereka. Disitu dapat di lihat bahwa wallis berbeda dengan
competitor yang menghadirkan produk sejenis sehingga
73
para konsumen Indonesia mendapatkan satu pilihan gaya
berbusana mereka yang sesuai dengan selera berpakaian
mereka.
Pemilihan media yang tepat juga menjadi tolak ukur
keberhasilan pembentukan citra, maksudnya adalah pemilihan
media sesuai dengan target market mereka yaitu wanita yang
tergolong premium kelas A yang berjiwa dinamis juga trendy
hhahaha, eheemmmm media yang tepat sih yang kita gunakan itu email, sms bluz, advertorial di majalah, dan brochure
b.Cynara Diniarti
Wanita muda yang disapa mbak yaya ini berkata
bahwa karena banyak orang yang belum begitu mengetahui
tentang wallis jadi publik sendiri masih bingung, cuma kalau
dilihat secara langsung dari barang barang dan merchandise
sendiri dapat di lihat di peruntukan untuk wanita pekerja usia
30 tahun ke atas, cuman citranya sendiri sudah kuat. Karena
banyak publik yang banyak belum mengetahui tentang produk
ini jadi susah untuk memberi tahu kembali.
Ehm, so far sih karena orang belum begitu banyak yang tahu tentang Wallis jadi eeee,,, public sendiri masih bingung cuman sebenarnya kalau dilihat sih sebenarnya secara langsung dari barang-barangnya dari merchandise selectionnya sendiri itu udah jelas kalo emang target marketnya untuk eehhmm umur-umur kaya wanita pekerjalah, 30 ke atas. Jadi sebenarnya citranya sendiri sudah kuat jadi cuman karena orang beberapa ada yang belum tahu brand itu sendiri emang brandnya ga begitu terkenal jadi, bukan ga begitu terkenal cuman ga orang banyak orang yang tahu jadi agak susah sih untuk memberitahukannya lagi ke orang-orang
Cara pendekatannya dengan menggunakan host yang kita
undang dan kita branding dengan pakaian dari wallis dengan harapan
74
bahwa mereka dapat menjadi symbol atau icon dari masyarakat,
tentunya host yang kita undang kita pilih sesuai dengan pesan yang
ingin di sampaikan oleh wallis itu sendiri.
ehm… kita ga ada brand ambassador sih sebenarnya, cuman kemarin kita ada event dan itu ada host-nya, paling kita agak sulit untuk menjelaskan Wallis ini apa. Karena orang pernah denger, Wallis apa ya gitu. Kita biasanya ngasih tahu dengan “oohh.. ini sister brandnya dari brand yang lain gitu misalnya yang lebih udah terkenal dan lebih dulu ada di Indonesia gitu. Trus,, eeehhmm.. begitu mereka liat dan dateng ke acaranya baru mereka “ooohh.. iya ternyata emang brandnya gini gini gini. Kita pun kaya kemarin nyari host-nya juga yang selective banget dan emang umurnya yang sesuai target marketnya.
Kelemahan dan keunggulan dari produk ini sendiri beliau
menegaskan bahwa, produk ini memiliki sisi unggul dengan
memberikan conselling atau arahan kepada setiap custumer sehingga
pelanggan wallis tidak merasa kebingungan untuk memilih pakaian
yang pas untuk usia seperti mereka. Sementara kelemahanny adalah
warna dan corak gambar yang di ciptakan wallis kadang kadang
masih suka tidak sesuai dengan budaya dan iklim di Indonesia, seperti
pemilihan warna warna yang terkesan tidak sepadan dan pemililihan
siluet yang terlalu terbuka tetapi itu semua sudah di atasi dengan tidak
menjual barang barang tersebut untuk pasaran Indonesia.
Wallis itu sendiri kan dia emang terkenal printnya ya.. jadi print nya itu.. iya animal print nya juga kadang-kadang ga biasa
Menurut mbak yaya, media yang tepat di gunakan untuk
promosi dan publikasi adalah sms dan email bluz karena apabila
mengnakan social media seperti yang sedang gempar sekarang ini,
para konsumen wallis yang rata rata adalah wanita yang sudah
75
berumur lebih suka yang cenderung konvensional dan praktis
sehingga cara itu di pilih untuk memberitahukan info info terkini
tentang produk wallis. Untuk sarana publikasi dia mengatakan bahwa
dengan iklan di majalah sudah banyak membantu untuk media
publikasi sendiri.
kemarin sih kita coba dengan email blast, cuman karena kendalanya adalah karena kemarin kan ini brand baru jadi database nya belum terlalu banyak. Yang paling enak sih sebenarnya kita taruh di toko karena bisa jelas tau kalau ini customernya, karena kalau email blast ya secara itu ibu-ibu kadang-kadang mereka juga agak malas untuk melihat email blast segala macam dan biasanya efektifnya itu ada sms blast itu lumayan.
4.3.2 Wawancara dengan publik external
a. Megan
Dari mbak megan, yang sudah kurang lebih 7 bulan bekerja
sebagi visual merchandising dan seorang fashion consultan
berkata bahwa penempatan display berpengaruh sekali karena
target market sendiri yang notabene wanita berumur yang tidak
mau ribet dan simple.
Citra yang ingin di bentuk wallis menurut mbak megan adalah
wanita yang masih aktif dan masih ingin menikmati usianya yang
lebih easy to wear untuk di pakai sehari hari
lebih menonjolkan apa ya, print-print uniknya trus dewasa targetnya sediri adalah sebenarnya ibu-ibu yang masih menikmati masa-masa mereka, masih aktif bersosialisasi
Sementara untuk keunggulan dan kelemahan wallis sendiri adalah
cutting yang sangat membantu untuk bentuk tubuh wanita
seumuran mereka, dan karena dengan cutting yang simple
otomatis harus menonjolkan print dan motif, kadang motifnya
76
yang ridak biasa itu sulit untuk masuk ke dalam target market
wallis.
sebenarnya dari cutting nya sendiri sangat-sangat membantu untuk silhouette shape dari badan bentuk tubuh dari seumuran itu, cuman hard to sale nya itu karena mereka dengan cutting yang simple mereka kan otomatis harus menunjukkan print dan motifnya, kadang motifnya itu enggak semuanya bisa masuk ke target market kita.
Untuk urusan menjaga hubungan dengan pelanggan, wanita
yang berpenampilan unik ini berpendapatv bahwa mengenal
dengan custumer royal dari wallis lebih di utamakan karena
kepercayaan pelanggan merupakan idealisme yang sudah
diterapka oleh wallis kepada dirinya sehingga kepuasan pelanggan
menjadi nomer satu.
Untuk Wallis sendiri karena target marketnya seperti itu ga bisa lebih ke sosial media, lebih ke customer service, lebih ke mengenal customernya masing-masing karena kan mereka seumur itu ga mungkin mereka aktif di dunia maya juga di sosial media. Mungkin lebih ke pendekatan dari tim nya sendiri ke customer loyalnya terutama
4.4 Pembahasan Hasil Penelelitian
Dari hasil observasi langsung, wawancara yang medalam, dan penelusuran
dokumen/ dokumentasi mengenai wallis, maka penulis mencoba untuk mengaitkan
hasil dari observasi, wawancara serta studi pustaka tersebut dengan teori yang ada,
guna untuk menemukan hasil dan tujuan dari penelitian yang dilakukan.
Dapat di simpulkan bahwa strategi PR untuk membentukan citra/ brand image dari
wallis menggunakan 5 teori yaitu, Teori PR yaitu hubungan PR external, Teori
Marketing Public Relation, Teori Citra, Teori Interaksi Simbol, dan konsep Brand
identity.
77
Teori PR yaitu hubungan PR external. Dalam hal ini PR wallis sudah
menjalin hubungan baik dengan pihak external yaitu media dan konsumen wallis
dengan baik sehingga membuat wallis dapat di terima dengan konsumennya sesuai
dengan yang tertera di buku ARDIANTO. 2011 yaitu External relation ( hubungan
external ) adalah kegiatan PR yang melakukan hubungan dengan public external
sebuah organisasi atau perusahaan, seperti pers, komunitas, pendidik, dan para
pemuka pendapat. Ketika melakukan hubungan external, seorang PR harus bias
menyerap aspirasi public external, terutama masalah kebutuhan dan keinginan ( need
and want ) public external dari organisasi atau perusahaan. Disinilah seorang PR
harus bisa menjembatani antara kepentingan managemen organisasi atau perusahaan
dan kepentingan publicnya. Sebagai analogi, seorang PR itu satu kaki berada
diorganisasi atau perusahaan dan satu kaki lagi berada di public. Artinya kaki
seorang PR itu harus merentang.
Teori Marketing Public Relation, wallis telah melakukan semua fungsi teori
sesuai dengan teori ini yaitu evaluasi program yang rutin di lakukan setiap 3bulan,
penyampaian informasi yang meyakinkan yaitu di buatnya event yang sukses untuk
setiap acara launching produk dan koleksi terbaru, dan juga produknya sesuai dengan
minat dan keinginan konsumen terbukti dari wallis selalu mengutamakan
kenyamanan konsumen berbelanja. Sesuai dengan teori yang di sebutkan oleh Soleh
Soemirat dan Elvinaro Ardianto yang mengutip Thomas L Harris (2010:154),
merupakan proses dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program-program
yang mendorong minat beli serta kepuasan konsumen, melalui penyampaian
informasi dan kesan meyakinkan, dalam usaha memperlihatkan bahwa perusahaan
dan produk-produknya sesuai dengan kebutuhan, keingingan, kepentingan, dan minat
konsumen.
78
Teori citra, dalam teori ini wallis ingin mengenalkan dirinya sebagai brand
pilihan para wanita dengan usia antara 30 tahun ke atas yang masih memiliki jiwa
dinamis dan ingin tetap berdandan trendy dengan menghadirkan warna warna yang
cerah dan motif yang trendy tetapi tetap mudah dan enak di gunakan dan tetap
mengikuti bentuk tubuh wanita seusianya. Sehingga wallis sudah sesuai dengan apa
yang di utarakan oleh Siawanto Sutojo (2004 ), dalam bukunya membangun citra
perusahaan, citra sebagai pancaran atau reproduksi jati diri atau bentuk orang
perseorangan, benda atau organisasi.seperti yang terlantur dalam jenis jenis citra,
wallis dalam hal ini masuk ke dalam jenis citra yang di harapkan yaitu citra yang
ingin di bentuk oleh suatu perusahaan dimana citra tersebut dapat lebih baik atau
menyenagkan dari yang ada.
1. Citra bayangan ( miror image ) adalah citra yang melekat pada orang atau
anggota- anggota organisasi, dan citra yang di anut oleh orang dalam
mengenai pandangan luar terhadap oranisasinya. Citra bayangan itu
hampir selalu tidak tepat atau tidak sesuai dengan kenyataan yang
sesungguhnya.
2. Citra yang berlaku (current image ) adalah kebalikan dari citra bayangan
atau pandangan yang di anut oleh pihak pihak luar mengenai suatu
organisasi.
3. Citra yang di harapkan (wish image) adalah suatu citra yang di inginkan
oleh pihak management. Citra ini juga tidak sama dengan citra yang
sebenarnya. Biasanya, citra yang di harapkan itu lebih baik atau lebih
menyenangkan dari pada citra yang ada.
79
4. Citra perusahaan atau citra lembaga (coorporate image ) adalah citra dari
suatu organisasi secara keseluruhan. Suatu badan usaha yang memiliki
citra perusahaan positif lebih mudah menjual product atau jasanya.
5. Citra majemuk ( multiple image) banyak jumlah pegawai ( individu ),
cabang atau perwakilan dari sebuah perusahaan atau organisasi dapat
memunculkan suatu citra yang belum tentu sama dengan citra organisasi
atau perusahaan secara keseluruhan. Variasi citra tersebut harus di tekan
seminimal mungkin dan citra perusahaan harus di tegakkan secara
keseluruhan.
Citra sebagai persepsi masyarakat terhadap jati diri perusahaan atau
organisasi. Persepsi seseorang terhadap perusahaan di dasari atas apa yang mereka
ketahui atau mereka kira tentang perusahaan yang bersangkutan. Citra perusahaan
menjadi salah satu peganggan bagi banyak orang dalam mengambil berbagai macam
keputusan penting. Contohnya membeli barang atau jasa yang di hasilkan perusahaan
atau ( konsumen ), berlangganan ( pelanggan ), emrekomendasi kepada orang lain.
Untuk membangun citra, perusahaan dapat memulainya dengan langkah
pertama perusahaan membangun citra adalah memilih kelompok masyarakat
yang mempunyai peranan penting terhadap usaha keberhasilan bisnis ( profit
making ). Kelompok masyarakat itu disebut kelompok sasaran atau target
kelompok. Manajemen perusahaan wajib mengusahan kelompok sasara
mereka agar selalu mempunyai persepsi yang positif terhadapjati diri
perusahaan. Banyak perusahaan melakukan riset pasar untuk mengetahui
siapa yang dapat di kategorikan sebagai kelompok sasaran. Agar dapar
dijadikan kelompok sasaran, persepsi mereka harus di uji. Selama riset pasar,
80
perusahaan mengumpulkan informasi apa yang di sukai dan apa yang tidak
disukai anggota masyarakat terhadap produk mereka dan perusahaan.
Anggota kelompok masyarakat yang mempunyai persepsi negative terhadap
produk, merek dan perusahaan belum dapat di kategorikan sebagai kelompok
sasaran.
Langhkah selanjutnya, menentukan konsumen akhir produk dengan
kriteria : faktor geografis, faktor demografis, faktor psikologis. Pembeli
instusional ( instutional or industrial buyers ), dengan kriteria : faktor
demografis, pertimbangan faktor oprasional, nilai pesanan. Geografis
consumer market : lokal, nasional, internasional. Demografis consumer
mareket : umur, usia, gender, suku, ras , agama, pendidikan ,pekerjaan.
Psikologis consumer market: penggolongan sosial dan pola konsumsi.
Demografis institusional buyers : lokal bisnis, sektor usaha dan skala usaha.
Faktor oprasional institusional buyers : jenis teknologi yang digunakan,
kemampuan teknis dan finansial. Nilai pesanan institusional buyers: volume
dan nilai pesanan barang tiap masa tertentu. Dibedakan menjadi pembeli
pesanan besar, sedang dan kecil.
Keberhasilan perusahaan membangun citra dipengaruhi oleh berbagai
macam faktor, yakni : citra dibangun berdasarkan orientasi terhadap manfaan
yang di butuhkan dan di inginkan kelompok sasaran; manfaat yang
ditonjolkan cukup realistis; citra yang di tonjolkan sesuai dengan kemapuan
perusahaan; citra yang di tonjolkan mudah di mengerti kelompok sasaran;
citra yang di tonjolkan merupakan sarana, bukan tujuan usaha.
81
Seperti halnya produk dan merek, citra perusahaan perlu di popolerkan di
masyarakat, terutama di kalangan segmen sasaran. Dalam dunia bisnis, upaya
mempopulerkan citradilakukan melalui periklanan dan Public Relation untuk
membuat segmen sasaran merasa perduli terhadap nama dan keberadaan
perusahaan di masyarakat, juga mempunyai persepsi jati diri perusahaan
seperi yang di kehendaki manajemen. Cara untuk mempopulerkan citra agar
sesuai dengan apa yang di kehendaki perusahaan, dapat dilakukan secara
bertahap.
1. membentuk persepsi segmen sasaran : citra yang ingin di bentuk harus
mencerminkan jati diri perusahaan yang sebenarnya, tidak lebih
tidak kurang.
2. Memelihara persepsi : upaya mempertahankan citra adalah
mempertahankan pelaksanaan program periklanan dan PR sesuai
dengan rencana usaha perusahaan.
Mengubah persepsi segmen sasaran yang kurang menguntungkan : perusahaan yang
dikelola secara profesional akan berusaha keras mengubah persepsi segmen sasaran
yang tidak menguntungkan, dengan berbenah diri dari dalam.
Teori Interaksi Simbolik yaitu wallis telah menghadirkan host untuk
dijadikan icon produknya sehingga masyarakat termotivasi untuk mengikuti apa
yang di gunakan oleh para host tersebut. Ini sesuai dengan teori interaksi simbolik
sesuai dengan apa yang di kemukakan oleh Tunner dalam bukunya introduction
communication theory ( West, Tunner. 2010: 79 ) adalah orang tergerak untuk
bertindak berdasarkan makna yang di berikan pada orang, benda, dan peristiwa.
Makna makna ini di ciptakan dalam bahsa yang di gunakan orang, baik untuk
berkomunikasi dengan orang lain maupun dengan dirinya sendiri, atau pikiran
82
pribadinya. Bahasa memungkinkan orang untuk mengembangkan perasaan mengenai
diri dan untuk berinterkasi dengan orang lainnyadalam sebuah komunitas.
Menurut Devito (1989) Komunikasi Interpersonal adalah
penyampaian pesan oleh satu orang satu orang dan penerimaan
pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai
dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik
segera (Effendy,2003, p.30).
Sedangkan menurut Mulyana Komunikasi Interpersonal adalah komunikasi
antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya
menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atau non verbal.
Komunikasi Interpersonal ini adalah komunikasi yang hanya dua orang seperti suami
istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid dan lain sebagainya (Mulyana 2000,
p7 )
Dan yang terakhir brand image dan brand identity dalam bukunya ardianto
menjelaskan bahwa Pada dasarnya brand image terbentuk dari persepsi yang telah
terbentuk lama, setelah melalui tahap yang terjadi dalam proses persepsi, kemudian
dilanjutkan pada keterlibatan konsumen. Level keterlibatan ini selain mempengaruhi
persepsi juga mempengaruhi fungsi memori.
Brand image merefleksikan bayangan atau image dari perspektif konsumen
berdasarkan janji yang dibuat brand tersebut kepada konsumennya. Menurut Davis
(Ardianto, 2011: 123) brand image memiliki dua elemen, yaitu:
1. Brand Association (Asosiasi Brand) Asosiasi merupakan karakteristik produk atau jasa yang dilekatkan oleh konsumen pada brand tersebut, termasuk persepsi konsumen mengenai janji-janji yang dibuat oleh brand tersebut, positif maupun negatif, dan harapan mengenai usaha-usaha untuk mempertahankan kepuasan konsumen dari brand tersebut. Suatu brand memiliki akar yang kuat, ketika brand tersebut diasosiasikan dengan nilai-nilai yang mewakili atau
83
yang diinginkan oleh konsumen. Asosiasi brand membantu pemasar mengerti kelebihan dari brand yang tersampaikan pada konsumen.
2. Brand Personality (Kepribadian Brand) Brand personality merupakan karakteristik manusia yang oleh konsumen diasosiasikan dengan brand tersebut. Brand personality menjelaskan mengapa orang menyukai brand tertentu dibandingkan dengan brand yang lain ketika tidak ada perbedaan atribut fisik yang cukup besar antara brand yang satu dengan yang lain.
Disitu terlihat bahwa, wallis memberikan sebuah warna baru pilihan di dunia
fesyen Indonesia dengan membentuk brand identitynya yang memiliki ciri khas dari
coraknya yang cenderung tidak biasa dan pilihan warna yang berwarna cerah. Hal itu
bisa di ambil kesimpulan bahwa wallis sengaja membuat identitas brandnya seperti
itu agar masyarakat tahu kalau apabila anda ingin terlihat muda dan dinamis di usia
anda maka pakailah produk dari wallis.
Recommended