View
234
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
68
BAB 4
IMPLEMENTASI
4. 1. Spesifikasi Sistem
4. 1.1. Pemilihan Standarisasi Wireless
Secara Umum teknologi wireless yang digunakan adalah teknologi
dengan standarisasi IEEE, yaitu standar 802.11. Dimana standarisasi
ini terbagi dalam 3 bagian yaitu 802.11a, 802.11b, dan 802.11g.
Spesifikasi yang digunakan pada perancangan ini adalah wireless
dengan standarisasi 802.11g yang menggunakan jalur frekuensi 2,4
GHz dimana standarisasi 802.11g ini juga compatible dengan 802.11b
karena memiliki frekuensi yang sama. Penggunaan standarisasi
802.11g ini dipilih dengan alasan memiliki kelebihan dalam
kecepatan transfer data yang mana lebih cepat dibandingkan 802.11b
yang mencapai 54 Mbps.
Lain halnya dengan standarisasi 802.11a yang berjalan pada frekuensi
5GHz yang tidak compatible dengan 802.11b dan 802.11g hal ini
dikarenakan berjalan pada frekuensi berbeda. Selain itu di Indonesia
penggunaannya tidak cukup luas sehingga akan sulit menemukan
perangkat ataupun layanan Wireless LAN-nya
4. 1.2. Pemilihan Antena
Jenis Antena yang digunakan adalah antena Omni-directional dengan
merek EnGenius type EOC2611P dengan spesifikasi fitur RSSI LED
69
Indicator, Anten Switch, Security ( WEP, THIP, AES), Dual
Polarization, 108 Mbps Super G.
Antena Omni-directional merupaka antena dengan daerah pancar
3600 sehingga arah dari dari antena tersebut sifatnya melingkar
.
4. 1.3. Pemilihan Protokol Keamanan Jaringan
Untuk keamanannya kita dapat melihat hal ini dalam dua bagian
yaitu, bagian hak akses dan bagian keamanan informasi atau data.
Keamanan hak akses ini membatasi siapa saja yang dapat melakukan
komunikasi dalam jaringan yang ada. Yang artinya adalah hanya user
yang memiliki otoritas yang dapat mengakses jaringan dan sumber
daya yang ada. Adapun cara yang diaplikasikan adalah dengan
melakukan autentikasi terhadap user dengan mengidentifikasi MAC
address yang digunakannya serta menentukan beberapa prosedur
autentikasi lainnya.
Sedangkan bagian keamanan informasi yang dimaksudkan adalah
keamanan terhadap enskripsi data terhadap aliran data, seperti pada
sebagian infrastruktur yang didalamnya diaplikasikan kriptografi
Advanced Encryption Standard (AES) dengan tipe AES-256 yang
dimaksudkan untuk melindungi data yang di share agar tidak dicuri
atau dideskripsi oleh pihak lain yang tidak memiliki otoritas/tidah
berhak, semisal hacker atau cracker.
70
4. 1.4. Perencanaan Penempatan Alat
Dalam penempatan peletakan Alat ini, kita dapat membaginya kepada
bebarapa bagian ruang yang mendapakan access point sesuai dengan
denah yang kami gambarkan sebagai berikut.
Kantor Pusat
Gambar 4.1 Denah penempatan Access Point Kantor Pusat
Lantai 1
Gambar 4.2 Denah penempatan Access Point Kantor Cabang Lantai 1
71
Lantai 2
Gambar 4.3 Denah penempatan Access Point Kantor Cabang Lantai 2
4. 2. Prosedur Operasional
Tahap Pemasangan
Ditentukannya letak strategis peletakan Antena Omni
Ditentukannya letak router sebagai titik access point pada ruangan
Ditentukannya letak strategis untuk grid sebagai penguat signal yang
akan diarahkan pada kantor lainnya
Tahap Installasi dan Pengaplikasian
Ditetapkan detail rancanga jaringan yang dipandang dalam sudut padang
pengaplikasian yang disesuaikan dengan keadaan lingkungan.
Dikonfigurasikannya Access Point
Dikonfigurasikannya Client Bridge
Dikonfigurasikannya Wireless Router
72
Dilakukannya uji coba konfigurasi terhadap penggunaan jaringan VPN
(Virtual Private Network) dengan menggunakan hamachi sebagai
Aplikasi pembantu untuk menciptakan tunneling pada jaringan internet.
4. 3. Implementation
4.3.1 Spesifikasi Sistem Implementasi
Ada beberapa perangkat keras yang akan digunakan diantaranya adalah
access point, router, grid, PoE, PC, dan perangkat lunak yang dapat dijalankan
pada web browser yang berguna untuk mengkonfigurasikan perangkat keras
yang telah disebutkan.
4.3.1.1 Perangkat Keras
a. Spesifikasi Access Point
Standart IEEE 802.3 (Ethernet), IEEE 802.3u (Fast Ethernet), IEEE 802.11b/g (2.4GHz WLAN)
Physical Interface One 10/100 Fast Ethernet RJ-45 One Reset Button One SMA Connector One switch (external and internal antenna switching)
Managemen Jaringan Konfigurasi melalui web based, update firmware menggunakan web browser, penggantian password admin, SNMP
Frekuensi 802.11b/g 2.412~2.472GHz
Sistem keamanan WEP Encryption‐64/128/152 bit, WPA/WPA2 Personal (WPA‐PSK using TKIP or AES), WPA/WPA2 Enterprise (WPA‐EAP using TKIP), 802.1x Authenticator, Hide SSID in beacons, MAC address filtering up to 50 field, Wireless STA (Client) connected list, QoS: WMM
73
Transmission Rate (Mbps) 11 b/g:54, 48, 36, 24, 18, 12, 11, 9, 6, 5.5, 2, 1 Mbps
LED Indicator Power/ Status LAN (10/100Mbps) WLAN (Wireless is up)
Jangkauan 1Km – 30Km
Memory 32MB SDRAM
Flash 8MB
Jenis antena Antena eksternal
Mode Operasi 802.11 b/g Access Point/Client Bridge/Client Router, WDS AP/CB
Tabel 4.1 Spesifikasi antena Omni
b. Spesifikasi Grid
Frequency 2400-2500 MHz
Gain 24 dBi
-3 dBi Beam Width 8 degrees
Cross Polarization Rejection 26 dBi
Front to Back Ratio 24 dB
Sidelobe -20dB Max
Impedance 50 Ohm
Max. Input Power 50 Watts
VSWR < 1.5:1 avg.
Lightning Protection DC Short
Tabel 4.2 Spesifikasi Grid
74
c. Spesifikasi wireless router
Devise type Wireless router
Interface 4 x network - Ethernet 10Base-T/100Base-TX - RJ-45 1 x network - Radio-Ethernet 1 x network - Ethernet 10Base-T/100Base-TX - RJ-45 ( WAN / DMZ )
Data Link Ethernet, Fast Ethernet, IEEE 802.11b, IEEE 802.11g
Compliant Standart IEEE 802.3, IEEE 802.3U, IEEE 802.11b, IEEE 802.11g
Fitur Firewall protection, auto-sensing per
device, dynamic IP address assignment ,
DHCP support, auto-negotiation, Stateful
Packet Inspection (SPI), MAC address
filtering,
firmware upgradable
Frequency 2.4 GHz
Enkripsi AES, TKIP, WPA, WPA2
Power Devices 24 V Power adapter – external
Data 54 Mbps
Swithcing Protocol Ethernet
Tabel 4.3 Spesifikasi wireless router
75
4.3.2 Konfigurasi
Pada tahapan ini dilakukan konfigurasi sebagai berikut
4.3.2.1 Access Point
Gambar 4.4 Halaman Log in Admin Access Poin
Pada halaman web browser ini admin dimintai password dan user name
agar dapat masuk kedalam software yang telah disediakan oleh perangkat keras
berguna untuk menseting konfigurasi access point.
Gambar 4.5 Tampilan IP Setting Access Point
76
Pada halaman ini admin memasukan IP network yang dibutuhkan. Pada IP
address menggunakan 192.168.0.105, dengan subnet mask 255.255.255.0, lalu dengan
default getway 192.168.0.1, primary DNS 202.73.99.2 yang didapat dari provider.
Gambar 4.6 SNMP Setting Access Point
Pada SNMP read only diperuntukan untuk public, sedangkan untuk read/write
disetting private agar hanya admin saja yang dapat merubah setingan yang ada.
77
Gambar 4.7 Wireless Advanced Setting Acces Point
Pada tahap ini wireless di seting lebih detail lagi, pada data rate di set 36Mbps,
transmit power dibuat 24dBm yaitu disamakan dengan power yang disediakan oleh grid,
untuk antena diseting horizontal yaitu pergerakan signalnya lurus, hal ini dilakukan
untuk memperkuat signal, karena signal provider yang kurang kuat.
Gambar 4.8 Wireless Network Access Point
78
Pada layar wireless network, chanel/frequency diseting sesuai dengan kebutuhan, begitu
juga dengan wireless mode nya. Pada tahap ini juga dilakukan pembuatan profile, yaitu
penamaan SSID, dan penggunaan security yang digunakan.
Gambar 4.9 Main status Access Point
Main status adalah layar display tentang keseluruhan konfigurasi yang telah
dibuat.
79
Gambar 4.10 Client list Access Point
Pada gambar di atas akan terlihat client yang sudah terkoneksi dengan access point
dengan data berupa MAC address nya.
Gambar 4.11 Wireless MAC Filter Access Point
80 Pada wireless MAC address filter menampilkan MAC address yang sudah dimasukan,
pada layer ini admin berhak menambahkan atau menghapus MAC address mana saja
yang boleh terkoneksi.
Gambar 4.12 Sistem properti Access Point
Sistem properti digunakan untuk memberi nama device dan menentukan wilayah
penggunaan wireless, serta jenis operasi apa yang akan digunakan.
Setelah semua setting dilakukan maka dilakukanlah pengecekan dengan menggunakan
ping pada CMD.
81 4.3.2.2 Client Bridge
Gambar 4.13 Halaman Log in Admin Client Bridge
Pada halaman web browser ini admin dimintai password dan user name
agar dapat masuk kedalam software yang telah disediakan oleh perangkat keras
berguna untuk melakukan konfigurasi terhadap access point.
Gambar 4.14 IP Setting Client Bridge
82
Pada halaman ini admin memasukan IP network yang dibutuhkan. Pada IP
address menggunakan 192.168.0.103, dengan subnet mask 255.255.255.0, lalu dengan
default getway 192.168.0.1, primary DNS 202.73.99.4 yang di dapat dari provider.
Gambar 4.15 Sistem Properties Client Bridge
Sistem properti digunakan untuk memberi nama device dan menentukan wilayah
penggunaan wireless, serta jenis operasi apa yang akan digunakan.
83
Gambar 4.16 SNMP Setting Client Bridge
Pada SNMP read only di peruntukan untuk public, sedangkan untuk read/write diatur
private agar hanya admin saja yang dapat merubah pengaturannya.
Gambar 4.17 Wireless Advance Setting Client Bridge
84
Pada tahap ini wireless diatur lebih detail lagi, pada data rate diset 36Mbps,
transmit power dibuat 24dBm yaitu disamakan dengan power yang disediakan oleh grid,
lalu untuk antena diseting horizontal yaitu pengaturan yang membuat pergerakan
signalnya lurus, hal ini dilakukan untuk memperkuat signal, karena signal provider yang
kurang kuat.
Gambar 4.18 Wireless Network Client Bridge
Pada layar wireless network, chanel/frequency diseting sesuai dengan kebutuhan, begitu
juga dengan wireless mode nya. Pada tahap ini juga dilakukan pembuatan profile, yaitu
penamaan SSID, dan penggunaan security yang digunakan.
85
Gambar 4.19 Main Status Client Bridge
Main status adalah layar display tentang keseluruhan konfigurasi yang telah di buat.
Gambar 4.20 Status koneksi Client Bridge
Pada status koneksi ditampilkan bahwa access point telah terkoneksi dengan data yang
tertera pada gambar.
86 Setelah semua setting dilakukan maka selanjutnya dilakukanlah pengecekan dengan
menggunakan ping pada CMD.
4.3.2.3 Wireless Router
Gambar 4.21 Log in admin Router
Gambar 4.22 Basic setup Router
87
Gambar 4.23 Advanced Routing Router
Gambar 4.24 Basic wireless seting Router
88
Gambar 4.25 Wireless security Router
Gambar 4.26 Advance wireless setting Router
89
Gambar 4.27 Status Router Router
Gambar 4.28 Status local network Router
90
Gambar 4.29 Status wireless Router
91 4.3.2.4 Hamaci
Hamachi adalah software yang digunakan dalam pengimplementasian VPN ini,
dimana Hamachi merupakan VPN yang menggunakan konsep site to site dan Hamachi
adalah VPN yang murni berupa applikasi yang sifatnya gratis, namun cukup handal.
Dengan menggunkan Hamachi kebutuhan perusahaan telah dapat terpenuhi sebab
data yang dishare dalam observasi yang di lakukan besarnya tak lebih dari 50 Mb,
sedangkan Hamachi dapat menghendel kebutuhan share data hingga 100 Mb yang
ditentukan oleh server Hamachi yang berada di Amerika.
Gambar 4.30 Membuat server pada software Hamaci
92
Setelah terbentuk servernya, maka dilakukan tes terhadap koneksi dengan
mengecek apakah sudah terkoneksi dengan server melakukan ping pada cmd.
Gambar 4.31 Bergabung memasuki Jaringan VPN
Pada PT BUM cabang, join dengan network ID PT BUM pusat dengan password
yang sudah ditentukan sebelumnya
93
Gambar 4.32Sample salah satu pemanfaatan VPN
94
Jika sudah join maka PT BUM pusat dengan PT BUM cabang bias melakukan
chat jika ada hal yang diperlukan. Yang bertuliskan dengan warna biru itu berasal dari
PT BUM pusat, sedangkan yang berwarna hijau berasal dari PT BUM cabang.
Gambar 4.33 Sample share data dengan VPN
Jika sudah terkoneksi maka baik PT BUM pusat atau PT BUM cabang bisa
meminta data secara langsung, namun sebelumnya data yang diminta harus dishare
terlebih dahulu.
95 4. 4. Evaluasi / Analisis Hasil Percobaan
4. 4.1. Wireless LAN
Perancangan penempatan infrastruktur dan setting yang dilakukan telah
memberikan hasil seperti yang diinginkan. Pada jarak tembak jaringan
yang dipasang sudah berada pada titik yang stabil. Kantor pusat dan
kantor cabang yang ada telah mendapatkan signal yang baik dan dapat
berkomunikasi seakan merupakan bagian dari satu jaringan kantor. Selain
itu ruangan yang membutuhkan media wirelesspun mendapat sinyal
dengan kekuatan sinyal rata-rata 90 persen - 100 persen. Kualitas sinyal
yang didapat adalah excellent dan data rate 54 Mbps. Pada
pelaksanaannya sinyal radio untuk access point didalam gedung kantor
yang dihasilkan mampu menembus sebagian halaman depan gedung. Hal
ini sebenarnya ditakutkan dapat menjadi salah satu titik celah kelemahan
karena berarti semakin banyak yang dapat mengaksesnya karena berada
diluar peruntukan ruangan. Solusi yang dapat diterapkan adalah
pengecilan power transmisi namun ditakutkan itu akan berdampak pada
mengecilnya coverage area pada access point tersebut sehingga sinyal
radio yang dihasilkan pun sudah tidak maksimal lagi. Namun untunglah
peralatan tersebut telah dilengkapi dengan mode keamanan MAC
Address yang dapat mengatur siapa saja yang dapat mengakses jaringan.
96
Gambar 4.34 Ping Access Point pada sistem
Gambar 4.35 Ping status Client Bridge
97
Gambar 4.36 Ping Wireless Router
4. 4.2. Virtual Private Network dengan Hamachi
Evaluasi yang dilakukan dengan VPN ini adalah dengan cara mengirim
pesan dan melakukan share data yang dilakukan antar client dan
memastikan bahwa data yang dishare dapat diterima dengan baik.
Dalam penerapannya VPN yang digunakan telah dilengkapi dengan
kriptografi AES-256, AES sendiri adalah Advanced Encryption
Standard yaitu suatu standar enkripsi dengan kunci-simetris yang
diadopsi oleh pemerintah Amerika Serikat. Standar ini terdiri atas 3 blok
cipher, yaitu AES-128, AES-192 and AES-256, yang diadopsi dari
koleksi yang lebih besar yang awalnya diterbitkan sebagai Rijndael.
Masing-masing cipher memiliki ukuran 128-bit, dengan ukuran kunci
98
masing-masing 128, 192, dan 256 bit. AES telah dianalisis secara luas
dan sekarang digunakan di seluruh dunia, seperti halnya dengan
pendahulunya, Data Encryption Standard (DES). Oleh karena itu data
yang lewat melalui tunnel didalamnya tak mudah untuk dicuri dan
dideskripsi oleh fihak lain.
Berikut testing Connection Software Hamaci dengan cara melakukan
ping dalam jaringannya.
Gambar 4.37 Testing ping pada software Hamachi
Recommended