View
2
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semenjak lahirnya negara-negara di dunia, semenjak itu pula berkembang
prinsip-prinsip hubungan internasional, hukum internasional, dan diplomasi. Sebagai
entitas yang merdeka dan berdaulat, negara-negara saling mengirim wakilnya ke ibu
kota negara lain, merundingkan yang hal-hal yang merupakan kepentingan bersama,
mengembangkan hubungan, mencegah kesalahpahaman ataupun menghindari
terjadinya sengketa. Perundingan-perundingan ini biasanya dipimpin oleh seorang
utusan yang dinamakan duta besar.1
Hukum internasional tidak mengharuskan suatu negara membuka hubungan
diplomatik dengan negara lain, seperti juga tidak ada keharusan untuk menerima misi
diplomatik asing di suatu negara, demikian juga suatu negara tidak mempunyai hak
meminta negara lain untuk menerima wakil-wakilnya. Pasal 2 Konvensi Wina 1961
menegaskan: ”Pembukaan hubungan diplomatik antara negara-negara dan
pembukaan perwakilan tetap diplomatik dilakukan atas dasar saling kesepakatan”.
Pembukaan hubungan diplomatik dan permbukaan perwakilan tetap merupakan dua
hal yang berbeda. Negara dapat saja membuka hubungan diplomatik tetapi tidak
langsung membuka perwakilan tetap.2
1 Boer Mauna, Hukum Internasional Pengertian, Peranan dan Fungsi Dalam era Dinamika Global,(Bandung: Alumni, 2011) 510. 2 Ibid, 521
2
Telah menjadi bagian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara bahwa setiap
bangsa-bangsa di dunia ini akan melakukan interaksi antar-bangsa yang mana
terselenggaranya suatu hubungan internasional baik melalui berbagai kriteria seperti
terselengaranya suatu hubungan yang bersifat bilateral, regional, maupun multilateral.
Hubungan bilateral merupakan suatu bentuk kerjasama diantara negara-negara yang
berdeketan secara geografis ataupun yang jauh diseberang lautan dengan sasaran
utama untuk menciptakan perdamaian dengan memperhatikan kesamaan
politik kebudayaan dan struktur ekonomi.3 Terselenggaranya hubungan bilateral juga
tidak terlepas dari tercapainya beberapa kesepahaman antara dua negara yang
melakukan hubungan yang mana mereka mengabdi pada kepentingan nasionalnya
dalam usaha untuk menyelenggarakan politik luar negerinya masing-masing. Dengan
tujuan nasional yang ingin dicapai suatu bangsa dapat terlihat dari kepentingan
nasional yang dirumuskan oleh elit suatu negara.4
Kepentingan nasional dari suatu negara memiliki tujuan untuk membangun
negaranya, salah satu sektor dalam membangun suatunegara adalah sektor industri.
Industrialisasi merupakan salah satu tahap perkembangan ekonomi yang dianggap
penting untuk dapat mempercepat kemajuan ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi
merupakan proses perubahan struktur ekonomi dari struktur ekonomi pertanian atau
agraris ke struktur ekonomi industri. Tidak dapat dipungkiri bahwa industrialisasi
3 Budiono Kusumohamidjojo,. Hubungan Internasional: Kerangka Studi Analisis. (Jakarta: Bina Cipta,1987) 3
4 Roy Olton dan Jack C. Plano. Internasional Relations Dictionary. Diterjemahkan oleh Wawan Juanda.(Jakarta: Putra A. Bardhin CV. Cetakan Kedua, 1999) 201.
3
memberikan dampak yang positif bagi perekonomian di Indonesia, dengan kata lain
sektor industri manufaktur muncul menjadi penyumbang nilai tambah yang dominan
dan telah tumbuh pesat mengimbangi laju pertumbuhan sektor pertanian.5
Selain dari sektor industrialisasi, sebuah negara juga harus memiliki sebuah
sumber daya energi agar dapat memenuhi kebutuhan energi dari negaranya. Sumber
daya energi adalah aset untuk pemenuhan kepuasan dan utilitas manusia. Selain itu
sesuatu dapat dikatakan sebagai sumber daya harus memiliki 2 kriteria, yaitu: Harus
ada pengetahuan, teknologi atau keterampilan (skill) untuk memanfaatkannya.
Sumber daya energi di sisi lain merupakan sumber daya yang digunakan untuk
kebutuhan menggerakan energi melalui proses transformasi panas maupun
transformasi energi lainnya. Sumber daya energi terdiri dari sumber daya mineral,
yaitu minyak bumi dan gas bumi, mineral seperti batubara dan uranium. Sumber daya
energi di luar air dan minyak/gas bumi, seperti panas bumi, surya, angin, arus laut,
pasang surut, panas laut serta sumber daya alam hayati seperti kayu bakar. Energi itu
sendiri dapat berupa energi kimiawi, listrik, gelombang, nuklir, mekanis, dan panas.6
Energi merupakan salah satu aspek penting yang mempengaruhi perekonomian
nasional Indonesia.7 Pentingnya penyediaan energi yang memadai bagi pembangunan
5 Wulan Hanum, “Pentingnya Industrialisasi Bagi Kemajuan Negara”, Universitas Sumatra Utara (2010) internet, 12 Mei 2016, http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18003/5/Chapter%20I.pdf6 Universitas Sumatera Utara. 2011. “Sumber Daya Alam dan Energi DalamPembangunan”,(online),(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30130/4/Chapter%20II.pdf), diakses 19 April 2015).7 Cristanto, “Ekonomi Energi Untuk Penyelesaian Permasalahan Ekonomi dan Kebijakan Nasional”, Institut Teknologi Bandung (7 November 2010) internet, 2 Mei 2016, https://www.itb.ac.id/news/3018.xhtml
4
ekonomi nasional, dikarenakan saat ini tidakada satu pun peran negara yang terlepas
dari energi.8 Negara memiliki kekayaan masing-masing, tidak semua negara memiliki
kekayaan di bidang yang sama. Sebagian negara memiliki sumber energi yang
melimpah tetapi tidak dapat memenuhi kebutuhan energi negaranya karena
kurangnya teknologi canggih yang dimiliki oleh negaranya, dan sebagian lainnya
memiliki sumber daya energi tetapi tidak dapat memenuhi kebutuhan energi
negaranya dikarenakan kebutuhan energi negara yang sangat besar, tidak sebanding
dengan sumber energi yang dimiliki. Ketahanan energi menurut kedudukan dan
kepentingan suatu negara dibedakan menjadi dua, yaitu ketahanan energi negara
pengekspor dan pengimpor energi. Bagi negara pengekspor energi, ketahanan energi
dapat diartikan sebagai bagaimana cara mengamankan pasokan energi mereka untuk
menjamin pendapatan finansial sehingga keberlangsungan negara dapat terjamin.
Negara pengimpor, menjadi negara maju dan berkembang. Keuntungan bagi
negara maju ketahanan energi dapat terjamin melalui diversifikasi energi, trading dan
investasi di wilayah penghasil energi. Sementara untuk negara berkembang ketahanan
energi didefinisikan sebagai bagaimana cara mencari penyelesaian untuk menyikapi
perubahan energi yang dapat berdampak pada perekonomian negara.9
8 Egenius Soda, “Ketersediaan Energi Penting Bagi Pembangunan Ekonomi Nasional”, Tambang (24 November 2015) internet, 1 Mei 2015. http://www.tambang.co.id/ketersediaan-energi-penting-untuk-pembangunan-ekonomi-nasional-8858/9 Noname,”Pentingnya Ketahanan Energi Nasional”, Rubik (20 Juni 2013) internet,1 Mei 2016, http://rubik.okezone.com/read/10779/pentingnya-ketahanan-energi-nasional
5
Salah satu negara pengekspor adalah Indonesia. Indonesia adalah negara yang
memiliki potensi sumber energi yang melimpah, namun terkadang masih terdengar
suara keluh kesah masyarakat yang mengalami krisis energi di sudut negeri tercinta
ini. Oleh karena itu diperlukan upaya optimalisasi sumber energi yang diharapkan
dapat meningkatkan kapasitas produksi, serta melakukan optimasi pembangkit untuk
mempertahankan efisiensi dan instrumentasi pembangkit agar tetap handal sehingga
produksi tetap dapat dipertahankan.10
Wilayah Indonesia yang demikian luas, terkandung sumber daya alam dan
potensi energi yang melimpah, baik didalam permukaan tanah maupun diatas
permukaan tanah. Indonesia merupakan negara yang kaya dengan berbagai potensi
sumber daya alam. Keberadaan sumber daya alam ini memiliki peranan penting
dalam pelaksanaan pembangunan nasional. Energi adalah modal dasar dalam
melakukan pembangunan nasional. Setiap kegiatan di era modern ini memerlukan
energi untuk melakukannya. Ketersediaan sumber energi mutlak diperlukan untuk
menjalankan berbagai aktivitas dalam kehidupan kita.11 Indonesia merupakan negara
berkembang yang sangat membutuhkan investasi yang besar untuk mengelola sumber
daya alamnya yang sangat melimpah, meskipun Indonesia merupakan negara yang
memiliki sumber energi melimpah, tetapi Indonesia masih belum mampu memenuhi
10 Administrator, “Optimalisasi Sumber Energi Dan Optimasi Pembangkit Untuk Mendukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Nasional”, Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (2 Mei 2016) internet, 2 Mei 2016, http://esdm.go.id/berita/56-artikel/4383-optimalisasi-sumber-energi-dan-optimasi-pembangkit-untuk-mendukung-percepatan-pertumbuhan-ekonomi-nasional.html11 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2015, Ilmu Pengetahuan Sosial. (Kemendikbud, 2015) hal.69
6
kebutuhan energi dari negaranya karena kurangnya teknologi canggih yang dimiliki
oleh Indonesia, sehingga membuat Indonesia belum mampu mengolah enegi secara
maksimal.
Berbeda dengan negara Indonesia yang memiliki cadangan energi, China
membutuhkan energi dalam jumlah besar demi memacu pertumbuhan ekonominya.
Ambisi menjadi kekuatan besar dalam geopolitik dan militer global juga menjadi
alasan negara ini harus memproduksi dan menyimpan energi dalam jumlah sangat
besar. Global Energy Statistical Year book 2015 menyebutkan, China sudah menjadi
konsumen energi terbesar dunia, dengan total konsumsi mencapai 3.034 Mtoe pada
2015. AS berada pada posisi kedua dengan jumlah konsumsi 2.224 Mtoe.
Menurut The Energy Collective, emisi karbon dioksida (CO2) per kapita dari
China masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan Jerman, Uni Eropa, dan Inggris.
Total emisi yang disumbang Italia dan Spanyol saja nyaris sama dengan China. Emisi
ini bisa menjadi cermin penggunaan energi, terutama yang berasal dari fosil. Fakta
tersebut menunjukkan, selama ini negara-negara maju, terutama AS dan Eropa,
melakukan propaganda negatif terhadap negara-negara berkembang. China yang
dianggap sebagai ancaman tentu menjadi salah satu sasaran mereka. Jumlah CO2 ini
sebanding dengan konsumsi energinya. Tercatat konsumsi minyak per kapita di China
jauh lebih rendah dibandingkan dengan Inggris, Prancis, Jerman, Jepang, Amerika
Serikat, dan Kanada. Demi mengamankan kepentingan internasionalnya, China
menginvestasikan proyek energi di lebih dari 50 negara. Dengan strategi ini, China
7
mampu mengimpor tak kurang dari 60 persen minyak pada 2015 serta 32 per sen gas
alam dari beberapa negara.12 China merupakan negara yang memiliki sumber energi
yang melimpah, tetapi belum mampu memenuhi kebutuhan negaranya dikarenakan
kebutuhan negaranya terhadap energi yang begitu banyak.
Cadangan batubara Indonesia sebesar 28 miliar ton atau hanya 3,3% dari
cadangan batubara dunia yang mencapai 826 miliar ton. Ironisnya pada 1998
produksi batubara Indonesia yang hanya 61.3 juta ton telah meningkat secara
spektakuler menjadi 240 juta ton dalam kurun waktu sepuluh tahun.
Menurut Handbook of Energy & Economic Statistic Indonesia 2012, yang disiapkan
oleh ESDM, menampilkan total produksi batubara Indonesia mencapai 353 juta ton.
Fakta lainnya, sekitar 78% batubara Indonesia diekspor. Tahun 2011, ekspor batubara
mencapai 272 juta ton. Menurut data Asosiasi Pengusaha Batubara Indonesia (APBI)
mayoritas ekspor ke China dan India, yang mencapai 80 juta ton. Indonesia menjadi
negara pemasok batubara terbesar dengan prosentase 33% dari kebutuhan batubara
negara tersebut.13
Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber energi yang melimpah,
tetapi membutuhkan teknologi canggih agar dapat mengolah sumber energinya secara
12 No name, “Cina Mulai Mengancam”, Rebuplika Online (11 November 2015) internet, 18 April 2016, http://www.republika.co.id/berita/koran/teraju/15/11/11/nxna2j1-cina-mulai-mengancam13 Nurahman, “Artikel Khusus 07: Renewable Energy Power Plant Contribution In The National Electricity System”, Manajemen Energi (17 Desember 2013) internet, 18 April 2016, http://www.manajemenenergi.org/2013/12/artikel-khusus-07-renewable-energy_17.html
http://www.manajemenenergi.org/2013/12/artikel-khusus-07-renewable-energy_17.htmlhttp://www.manajemenenergi.org/2013/12/artikel-khusus-07-renewable-energy_17.html
8
maksimal sehingga dapat memenuhi keutuhan dari negaranya, sedangnya China
merupakan negara yang memiliki teknologi canggih dan sumber energi yang banyak,
tetapi belum mampu memenuhi kebutuhan negaranya karena kebutuhan energi
negaranya yang begitu besar, sehingga akhirnya kedua negara memutuskan untuk
melakukan kerjasama dibidang energi dan sumber daya mineral guna memenuhi
kebutuhan negaranya masing-masing, dan mendapatkan win-win solution dari
kerjasama ini. Dalam memenuhi kebutuhan pasokan energi minyak dalam negeri
yang terus meningkat, China melakukan kerjasama energi dengan Indonesia. Hal ini
terbukti dari terbentuknya Indonesia-China Energy Forum (ICEF) pada 24 Maret
2002 di Beijing-China melalui sebuah Memorandum of Understanding (MoU) antara
pemerintah Indonesia dan pemerintah China. Hubungan yang dijalin Indonesia
dengan China merupakan komitmen nyata kebijakan luar negeri Indonesia yang
bebas dan aktif, dalam konstelasi perang dingin kala itu. Era Soekarno menjadi
tonggak penting hubungan persahabatan Indonesia-China. Liu Hong, dalam China
and the Shaping of Indonesia, 1949-1965,mengungkap pada masa itu China bagaikan
mercusuar, penunjuk ke arah mana dan bagaimana Indonesia harus dibangun.14
Ekspor Indonesia ke China saat ini paling banyak adalah produk industri,
diikuti sektor pertambangan, dan sektor pertanian, meskipun pertumbuhan ekspor
paling besar selama periode 1999-2009 adalah sektor pertambangan. Hal ini tentu
14 Rini Utami, “Hubungan Indonesia-China: dari Soekarno hingga Jokowi”, Antara News (13 April 2015) internet, 2 Mei 2016, http://www.antaranews.com/berita/490460/hubungan-indonesia-China-dari-soekarno-hingga-jokowi
9
terkait dengan kebutuhan China akan energi yang semakin besar seiring
dengan booming perekonomiannya, terutama minyak, dan adanya kerjasama energi
antara China dan Indonesia dalam bentuk forum energi yang dibentuk sejak 2002
sebagai payung investasi China di Indonesia dalam bidang energi. Sejak 1993 China
telah menjadi importir minyak dan sangat tergantung pada minyak dan gas yang
diimpor untuk keperluan industri dan transportasinya. Tahun 2003, China bahkan
telah melampaui Jepang menjadi konsumen minyak terbesar kedua di dunia setelah
Amerika Serikat. Sementara Indonesia termasuk negara penghasil minyak terbesar di
kawasan Asia Tenggara dan produsen LNG terbesar kedua di dunia setelah Qatar.15
China disamping merupakan mitra Indonesia yang terbesar, China juga
meruapakan pasar terbesar bagi komoditasi mineral dan batubara Indonesia.Grafik di
atas menunjukan kondisi perdagangan Indonesia-China dari tahun 2008 sampai tahun
2013 yang membedakan anatara sektor migas dan non migas. Surplus perdagangan
Indonesia terhadap China hanya disumbangkan oleh sektor migas, sedangkan sektor
non migas selalu membukukan defisit. Terjadi trend penurunan surplus sektor migas
dari perdagangan dengan China. Ekspor non migas mengalami peningkatan defisit
dari pada periode Januari-Oktober sebesar 851,630 ribu dolar AS atau sekitar 12 %
dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2012. Kondisi ini diakibatkan
15 Lidya Christin Sinaga,”Satu Dekade Forum Energi Indonesia-China”, Pusat Penelitian Politik, (30 Maret 2012) internet, 10 April 2016, http://www.politik.lipi.go.id/index.php/kolom/politik-internasional/603-satu-dekade-forum-energi-indonesia-china
http://www.politik.lipi.go.id/kolom/kolom-1/politik-internasional/603-satu-dekade-forum-energi-indonesia-china
10
oleh penurunan ekspor komoditas non migas ke beberapa negara seperti China,
Singapura dan Korea Selatan.16
Tahun 2006 Indonesia dan China menendatangani MoU mengenai kerjasama
Indonesia-China di bidang energi dan sumber daya mineral, kerjasama ini dilakukan
setelah sebelumnya Indonesia-China bekerjasama dibidang energi melalui sebuah
forum yang MoU nya ditandatangani pada tahun 2002, dan merujuk pada perjanjian
antara pemerintah Indonesia dan China mengenai kerjasama ekonomi dan taknik
yang ditandatangani pada tahun 1965, juga deklarasi bersama antara pemerintah
Indonesia dan pemerintah China mengenai kemitraan strategis yang ditandatangani
pada tahun 2005. Antara kedua negara tertulis bahwa kedua negara menyepakati akan
saling mendukung kegiatan kerjasama dalam bidang energi, yang meliputi bidang
pembangunan, investasi dan perdagangan, bidang teknologi, dan kebijakan-kebijakan
pada bidang energi.
China memerlukan banyak pasokan energi yang lebih banyak akibat industri
China yang makin berkembang pesat dari tahun ke tahun. Dari semua negara yang
berada di kawasan Asia Tenggara, Indonesia menjadi salah satu negara di dunia
dengan sumber daya alam yang melimpah bahkan Indonesia adalah negara dengan
cadangan minyak dan gas bumi terbesar di Asia Tenggara.17
16 Arya Swarnata,”Mawaspadai Perlambatan Ekonomi China”,Himpunan mahasiawa Ilmu Ekonomi UGM (9 Desember 2015) internet, 18 April 2016, http://himiespa.feb.ugm.ac.id/mewaspadai-perlambatan-ekonomi-china/17 Kholid Syeirazi. 2009. Di Bawah Bendera Asing: Liberalisasi Industri Migas di Indonesia. Jakarta: Pustaka LP3ES.
11
Dari latar belakang tersebut diatas, maka peneliti mengambil judul penelitian
sebagai berikut: “Implementasi Kerjasama Indonesia-China dalam Bidang Energi”.
1.2 Fokus Masalah
Mengingat luasnya permasalahan yang ada, maka agar penulisannya terfokus
pada satu pokok permasalahan, ditetapkan fokus masalah atau pembatasana ruang
lingkup masalah sebagai berikut: peneliti membatasi bidang penelitian pada
implementasi kerjasama Indonesia – China dalam bidang energi. Pada saat ini
Indonesia dan China telah menyepakati banyak perjanjian di dalam Indonesia –
China Energy Forum, sejauh ini kedua negara telah melakukan 4 pertemuan dalam
forum yang berlangsung di Indonesia dan China. Peneliti membatasi penelitian pada
perjanjian kesepakatan ICEF III yang berlangsung pada tahun 2008 di Jakarta sampai
tahun 2015.
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya maka peneliti
merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: “Bagaimana implementasi
kerjasama Indonesia-China dalam bidang energi, berdasarkan ICEF III ?”
1.4 Tujuan Penelitian
12
Tujuan dari penulisan skripsi ini mencakup dua maksud, yaitu tujuan umum
dan tujuan khusus:
1.4.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi hubungan
bilateral antara Indonesia dan China dalam bidang energi.
1.4.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk menganalisa implementasi
kerjasama energi antara Indonesia dan China dalam bidang energi. Sebagaimana
tertulis pada MoU dan kesepakatan antara kedua negara, apakah semua berjalan
sesuai perjanjian yang disetujui oleh kedua negara.
1.5 Tinjauan Pustaka
Bahan perbandingan bagi penulis untuk mengkaji implementasi kerjasama
Indonesia-China dalam bidang energi, maka peneliti meninjau referensi dari peneliti
terdahulu yang penulis anggap cukup relevan dengan permasalahan yang akan diteliti.
13
1.5.1 Kerjasama Indonesia-Norwegia Dalam Pengembangan Energi Terbarukan
(Renewable Energy) Tahun 2007-2012.18
Skripsi ini menggambarkan bagaimana banyaknya cadangan energi yang ada
di Indonesia, terutama di bagian timur Indonesia, tetapi hal itu tidak dengan mudah
dapat membuat Indonesia memiliki energi yang telah diolah dengan mudah.
Minimnya tekhnologi yang dimiliki oleh Indonesia, membuat negara ini kesulitan
mengolah energi yang berlimpah. Bahkan, dengan melimpahnya energi pun tidak
dapat membuat Indonesia menjadi negara yang dapat memenuhi kebutuhan energi
yang dibutuhkan, bahkan di beberapa daerah masih banyak yang belum mendapat
aliran listrik dikarenakan minimnya teknologi dan sulitnya perjalanan yang harus
dilalui untuk dapat sampai ke bagian timur Indonesia. Kemudian, Indonesia
menggandeng Norwegia sebagai rekan untuk mendapatkan teknologi yang dapat
digunakan Indonesia untuk dapat mengolah energinya tersebut. Teori yang digunakan
dalam skripsi ini adalah teori efektifitas, teori kepentingan nasional, dan konsep
kerjasama. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif analitik
yaitu menjelaskan dan menganalisis implementasi dan efektivitas kerjasama yang
terjalin antara Indonesia dan Norwegia di bidang Energi Terbarukan tahun 2007-
2012.
18 Janne Agnes Charisma,”Kerjasama Indonesia-Norwegia Dalam Pengembangan Energi Terbarukan (Renewable Energy) tahun 2007-2012,”Skripsi.,Universitas Mulawarman, 2013
14
Hasil pembahasan dari skripsi ini dapat disimpulkan bahwa implementasi
kerjasama Indonesia–Norwegia dilakukan dengan cara penganekaragaman sumber
energi terbarukan dari energi matahari, bioenergi, serta energi gelombang laut.
Implementasi kerjasama kedua negara berjalan cukup efektif. Kedua negara saling
tergantung untuk memenuhi kepentingan masing–masing. Karena itu terjadi
efektivitas antarnegara untuk kembali meningkatkan kerjasama di bidang energi
dalam jangka waktu yang relatif lama, yaitu dimulai lagi dari tahun 2012– 2017.
Kelebihan dari skripsi ini adalah penelitiannya yang menurut saya adalah dengan
peneliti yang menggunakan kalimat yang efektif, mulai dari menjelaskan apa
kelemahan dari Indonesia hingga bagaimana caranya agar Indonesia dapat menjadi
lebih baik dan menutupi kekurangannya tanpa harus merugikan negara. Perbedaan
yang penelitian yang akan dilakukan peneliti dengan skripsi ini adalah pada konsep,
dan periodenya. Skripsi ini telah memberikan gambaran pada peneliti mengenai
bagaimana keadaan Indonesia dengan energinya yang sangat melimpah.
1.5.2 Kerjasama Bilateral Indonesia-Arab Saudi Dalam Bidang Perminyakan.19
Skripsi ini menjelaskan mengenai bagaimana meningkatnya hubungan
bilateral antara Indonesia dan Arab Saudi pada bidang perminyakan, dikarenakan
kerjasama yang dilakukan oleh PT. Pertamina dengan Aramco (Arabian-American
Oil Company), sebagai pengembangan industry perminyakan sehingga Indonesia
19 Muhamad Nasrun, “Kerjasama Bilateral Indonesia-Arab Saudi Dalam Bidang Perminyakan,” Skripsi.,Universitas Hasanudin, 2011
http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/189
15
berharap Aramco dapat tetap menjadi pemasok minyak bagi Indonesia. Skripsi ini
menjelaskan bagaimana sepak terjang kedua Negara ini dalam politik di bidang
perminyakan, mulai dari pentingnya energi ini sampai dengan rumitnya politik yang
ada di dalamnya. Penelitian ini menggunakan konsep hubungan bilateral dan konsep
ekonomi politik internasional dan teknik analisis data yang digunakan dalam
penulisan ini adalah teknik analisis data kuantitatif. Hasil dari pembahasan skripsi ini
adalah : Pertama, hubungan kerjasama perminyakan antara Indonesia dengan Arab
Saudi mempengaruhi keamanan energi Indonesia mengingat kebutuhan energi
Indonesia semakin meningkat sementara produksi dalam negeri tidak memenuhi,
sehingga kerjasama ini diharapkan langgeng dan lancer. Kedua, hambatan-hambatan
yang dihadapi Indonesia menjalin kerjasama perminyakan ini yakni terdapat
brokerminyak dalam kerjasama perminyakan ini yang menyebabkan harga yang
diperoleh sedikit mengalami peningkatan, disamping itu pula kondisi-kondisi politik
di Timur Tengah kadang mengganggu hanya dari segi harga minyak akan
terpengaruh. Ketiga, peluang-peluang yang dimiliki Indonesia, masih besar untuk
kerjasama ini, karena produksi minyak Arab Saudi masih stabil, bahkan ada rencana
untuk meningkatkan produksi kilangnya, sehingga Indonesia harus pandai-pandai
melihat peluang ini.
Kelebihan yang ada pada tulisan ini adalah penulisan yang detail sehingga
pembaca mendapatkan informasi yang dicari. Perbedaan yang terdapat dalam skripsi
ini dengan penelitian yang akan peneliti teliti ada pada perbedaan konsep yang
16
dipakai, juga pada pembatasan periode. Skripsi ini memberikan gambaran pada
peneliti bagaimana banyaknya energi yang ada di Indonesia dan bagaimana
bergantungnya Indonesia dengan negara lain meskipun Indonesia memiliki cadangan
minyak yang melimpah.
1.6 Manfaat Hasil Penelitian
1.6.1 Manfaat Teoritis
Sebagai sumbangan bagi pengembangan studi hubungan internasional
pada umumnya dan sebagai referensi dan bahan kajian bagi pihak lain yang
tertarik untuk mempelajari ataupun meneliti lebih lanjut mengenai kerjasama
Indonesia-China dalam bidang energi.
1.6.2 Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai syarat pembuatan
tugas akhir dalam menempuh ujian sidang Sarjana Strata Satu (S1) pada
Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Jenderal Achmad Yani. Selain itu, penelitian ini juga dapat
dijadikan sebagai pertimbangan bagi pembuat kebijakan khususnya berkaitan
dengan kebijakan tentang kerjasama energi di Indonesia. Peneliti berharap
agar penelitian ini bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat dan membantu
menyajikan pandangan baru pada pihak-pihak yang terkait, juga berharap agar
ada yang dapat meneruskan penelitian ini lebih lanjut.
17
1.7 Kerangka TeoritisGuna mempermudah proses penelitian dan memperkuat landasan
untuk menganalisis, maka peneliti menggunakan pendekatan yang sesuai
dengan masalah yang ada untuk dijadikan sebagai pedoman. Pendekatan
dalam arti sederhana adalah suatu cara untuk melihat dan kemudian
menjelaskan sebuah fenomena tertentu.20 Dalam penelitian ini peneliti
mengunakan pendekatan NeoLiberalisme.
1.7.1 Neo Liberalisme
Neoliberal merupakan penyempurnaan dari teori liberal, dimana kaum
neoliberal muncul dengan membawa pendekatan baru yaitu lewat pendekatan
ekonomi. Neoliberal memunculkan anggapan baru bahwa sistem ekonomi yang
digagasnya adalah yang paling ideal karena mengedepankan kebebasan individu
baik dalam menciptakan produksinya sendiri maupun memasarkan barang –
barang produksinya. teori neoliberalisme juga menetapkan kebebasan individu
sebagai agenda utamanya. Liberalisme dalam hal ini lebih menekankan individu
sebagai aktor utama dalam meningkatkan kesejahteraannya sendiri dan menolak
anggapan kaum realis tentang negara sebagai aktor utama. Liberalisme
menganggap negara sebagai aktor yang tidak begitu penting, sedangkan dalam
neoliberalisme negara dianggap sebagai aktor yang sangat penting. Karena jika
negara sebagai institusi tidak dianggap penting sebagai aktor, maka kerjasama
antarnegara akan sulit tercapai. Kerjasama Indonesia dan China pada bidang
20 J.C. Johari, International Relations and Politics. (New Delhi : Streling Publisher, 1985).
18
energi dapat terjadi dengan adanya negara sebagai aktor yang penting di dalam
berlangsungnya kerjasama dua negara, meskipun didalamnya tidak semua
kegiatan melibatkan campur tangan negara dan dikelola oleh pihak swasta.
Neoliberalisme bertujuan mengembalikan kepercayaan pada kekuasaan
pasar atau perdagangan bebas (pasar bebas), dengan pembenaran mengacu pada
kebebasan. Perdagangan bebas adalah sebuah konsep ekonomi yang mengacu
kepada penjualan produk antar negara tanpa pajak ekspor-impor atau hambatan
perdagangan lainnya.21 NAFTA adalah salah satu produk dari neoliberal, dimana
terjadi sebuah perdagangan bebas, yang menjual produk antar Negara tanpa
pajak atau hambatan perdagangan lainnya. NAFTA adalah sebuah Perjanjian
Perdagangan Bebas Amerika Utara, yaitu sebuah organisasi yang terdiri dari
negara-negara Amerika Utara. Organisasi ini didirikan pada 1994 oleh tiga
negara, yaitu Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko. Piagamnya menyatakan
bahwa NAFTA bertugas mengkoordinasikan kegiatan ekonomi, termasuk
hubungan niaga, komunikasi, kegiatan kebudayaan, kewarganegaraan, paspor,
dan visa, kegiatan social, dan kegiatan kesehatan.
Neoliberalisme lebih banyak dipandang sebagai konsep ekonomi pasar
berdasarkan Konsensus Washington yang dirumuskan oleh John Williamson
(1989). Konsensus Washington yang berisi 10 item liberalisasi ekonomi seperti
21 Haryo Prasodjo, “Pengertian Neoliberalisme”, Ilmu Hubungan Internasional, internet, 20 Juli 2016, http://www.haryoprasodjo.com/2013/04/pengertian-neo-liberalisme.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Meksikohttps://id.wikipedia.org/wiki/Kanadahttps://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Serikathttps://id.wikipedia.org/wiki/1994https://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Utarahttps://id.wikipedia.org/wiki/Organisasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomihttp://id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan_bebashttp://id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan_bebas
19
disiplin fiskal, deregulasi, privatisasi, liberalisasi perdagangan, liberalisasi
investasi, dan liberalisasi sektor finansial menjadi standar paket reformasi
ekonomi yang ditawarkan IMF, Bank Dunia, dan Amerika Serikat kepada dunia
ketiga.22
1.7.2 Kerangka Konsep
1.7.2.1 Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, biasanya
dalam bentuk undang-undang, namun dapat pula berbentuk perintah-perintah
atau keputusan-keputusan eksekutif-legislatif yang paling penting atau
keputusan badan peradilan.23 Lazimnya, keputusan tersebut
mengidentifikasikan masalah yang ingin diatasi, disebutkan secara tegas
tujuan atau sasaran yang ingin dicapai, dan berbagai cara untuk menstruktur
atau mengatur proses implementasinya. Kebijakan tersebut menyebabkan
pemerintah menganbil langkah-langkah peraturan kegiatan untuk
melaksanakan kepentingan publik dengan menyiapkan berbagai sarana dan
prasarana, fasilitas dari berbagai kebutuhan masyarakat.24
22 Hidayatullah Muttaqin, SE, MSI, “Jejak Neoliberalisme di Indonesia”, Jurnal Ekonomi Ideologis (22 Juni 2009) internet, 20 Juli 2016, http://jurnal-ekonomi.org/jejak-neoliberalisme-di-indonesia/23 Muslimin M.A Makassau. Pengaruh Implementasi Kebijakan Publik Upah Minimum Terhadap Hubungan Kerja Perusahaan-Pekerja/Buruh. (Cimahi: Pustaka Bina Iqra, 2007) 1624 Ibid, hal 17
20
Implementasi juga bias diartikan sebagai sesuatu yang bermuara pada
aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi
bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk
mencapai tujuan kegiatan.25 Menurut Guntur Setiawan implementasi bisa
diartikan sebagai perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses antara
tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana,
birokrasi yang efektif.26
1.7.2.2 Kerjasama Internasional
Konsep kerjasama internasional adalah hubungan antar bangsa yang
memiliki tujuan berlandaskan kepentingan nasional. Kerjasama internasional
terdiri dari, seperangkat aturan, prinsip-prinsip, norma-norma, dan prosedur
pembuat keputusan yang mengatur jalannya rezim internasional.27 Selain itu,
negara-negara yang melakukan kerjasama internasional mempunyai tujuan
bersama atau kepentingan bersama, karena ketidakberadaan kepentingan
bersama di dalam kerjasama merupakan suatu hal yang mustahil.28
Thomas Bernauer berpendapat bahwa:
25 Nurdin Usman. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002) 70.26 Guntur Setiawan. Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004) 39.27 Lisa L. Martin, “Neo Liberalism in International Relation Theories : Disciplane And Diversity”, 2007, 11.28 Robert O Keohane,”Neoliberal institusionalism : a Perspektif in World Politics, in international institusion and State Power” 1989, 3.
21
“Change the behavior or state and other actors in direction intended by thecooperating parties, solve the environmental problem they are designed tosolve and do so in an efficient and equitable manner”
“Dalam kerjasama internasional negara akan cenderung mengubahsikapnya sesuai dengan kesepakatan yang diambil dalam institusi kerjasamatersebut, kemudian para aktor akan memfokuskan masalah apa yang akanmereka hadapi dan merencanakan skema penyelesaian masalah yang dianggappaling efektif”29
Kerjasama internasional merupakan dari dampak adanya globalisasi.
integrasi ekonomi yang muncul ketika halangan perdagangan dikurangi atau
bahkan dihapuskan untuk meningkatkan perdagangan internasional dan
investasi dari luar negeri. Hal ini muncul sejalan dengan ditandatanganinya
perjanjian antar negara yang mempromosikan perdagangan bebas. Integrasi
ekonomi juga tercipta melalui standarisasi produk dan jasa yang dipasarkan.
Globalisasi pun ikut berkontribusi dalam perkembangan teori
liberalisme ini, dimana liberalism meresponnya melalui tiga hal. Pertama,
globalisasi merupakan arena yang memperkuat dan memperluas
ketergantungan ini menjadi lading untung menjalin pengertian dan
membangun perdamaian, dari hal ini fenomena globalisasi seakan mendorong
negara untuk memainkan perana yang sangat luas namun adapula beberapa
peran yang mustahil dilakukan oleh negara diambil alih oleh perusahaan
multinasional, organisasi internasional, maupun institusi internasional. Kedua,
gloalisasi menjadi perangkat paling penting untuk menyebar nilai-nilai dasar
demokrasi yakni kebebasan individu, pengakuan hak asasi dan perdamaian.
29 Kate O’Naill, The Environment and International Relations,2009. Hal.106
22
Ketiga, globalisasi mengakibatkan negara sulit sekali menghindari kerjasama,
kerjasama akan selalu terjadi pada level minimal meskipun sistem
internasional bersifat anarki dan konfliktual. Adanya globalisasi dan adanya
teeori liberalism semakin mendukung adanya kerjasama bilateral yang
dilakukang oleh berbagai negara, salah satunya adalah Indonesia dan China
yang saat ini melakukan kerjasama di bidang energi.
1.7.2.3 Keamanan Energi (Energy Security)
Michael Wesley dalam esainya menyebutkan bahwa konsep dari
energy security meliputi beberapa parameter. Pertama, berbagai ancaman
terhadap energy security meliputi geopolitik, ekonomi, teknis, psikologi dan
lingkungan. Kedua, definisi dari “security” mencakup unsur “harga” atau
mencapai negara, dimana fluktuasi yang cepat dan intens dari harga yang
dikurangi atau dihilangkan. Ketiga, harga memiliki dampak yang kuat pada
ketersediaan dari dana-dana untuk berinvestasi dalam eksplorasi dan
pengembangan sumber daya minyak. Keamanan energi bergantung pada level
investasi yang cukup dalam mengembangkan sumber daya, menghasilkan
kapasitas dan infrastruktur untuk memenuhi pertumbuhan permintaan.
Keempat, kapasitas senggang secara tradisional memainkan peran yang
signifikan dalam gangguan pasokan minyak sementara. Kelima, pasokan
keamanan dapat ditingkatkan dengan sebuah diversifikasi pasokan secara
23
keseluruhan. Dengan kata lain, semakin banyak wilayah yang melakukan
produksi maka akan semakin stabil pasar minyak internasional.30
Sumber energi adalah segala sesuatu di sekitar kita yang mampu
menghasilkan energi. Di sekitar kita banyak sekali macam macam sumber
energi yang bisa menghasilkan berbagai macam energi. Energi merupakan
kemampuan untuk melakukan suatu pekerjaan, misalnya adalah suatu barang
atau mesin yang ketika dialiri oleh energi listrik yang kemudian akan
memiliki kemampuan untuk melakukan suatu pekerjaan. Energi juga dapat
diartikan sebagai daya atau kekuatan yang dapat merupakam bagian suatu
bahan ataupun yang tidak terikat pada bahan (seperti matahari). Energi juga
dapat dikatakan sebagai sesuatu yang memiliki tenaga.31
1.7.3 Asumsi
Berdasarkan uraian yang dikemukakan diatas, maka peneliti dapat
mengasumsikan sebagai berikut:1.7.3.1 Liberalisme menganggap negara sebagai aktor yang tidak begitu
penting, sedangkan dalam neoliberalisme negara dianggap sebagai
aktor yang sangat penting.
30 Angga Reja Fadlie, “Respon Pemerintah Indonesia Terhadap Isu Keamanan Energi Global”, eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 2014, 2 (4): 975 – 988, ejournal.hi.fisip-unmul.org31 Kamus Besar Bahasa Indonesia, ”Energi”, internet, 20 Juli 2016, http://kamusbahasaindonesia.org/energi
24
1.7.3.2 Energi adalah sumber daya alam yang sangat penting bagi setiap
negara untuk membangun negaranya masing-masing.1.7.3.3 Keamanan energi bergantung pada level investasi yang cukup dalam
mengembangkan sumber daya, menghasilkan kapasitas dan
infrastruktur untuk memenuhi pertumbuhan permintaan.1.7.3.4 Kerjasama ekonomi menciptakan saling ketergantungan ( perang
akan merugikan kedua belah pihak ).1.7.3.5 Negara China adalah negara yang sedang berkembang dengan pesat
sehingga membutuhkan banyak pasokan energi untuk memenuhi
kebutuhan negaranya.1.7.3.6 Indonesia merupakan negara yamg memiliki cadangan energi
terbesar di Asia Tenggara, tetapi tidak memiliki teknologi yang cukup
canggih untuk mengolah energi yang dimilikinya.
1.8 Alur Pemikiran
Alur pemikiran merupakan bagan alur pemikiran dari kerangka teori dan
konsep yang relevan dengan masalah yang diteliti dalam hal ini adalah
Kerjasama Indonesia dan China dalam bidang energi. Sehingga dapat
mencerminkan alur pemikiran keseluruhan dari penelitian ini. Berikut alur
pemikiran peneliti yang digambarkan dalam bagan di bawah ini:
25
Grafik 1.2 Alur Pemikiran
Kepentingan Indonesia Kepentingan China
1. Butuh teknologi canggih untukmengekploitasi cadangan energi
2. Butuh Investor
1. membutuhkan energi yang lebih banyakdikarenakan industri yang meningkat cepat
2. Butuh tempat untuk berinvestasi
Implementasi Kerjasama Bidang Energi
26
1.9 Metode Penelitian Kualitatif
Peneliti dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif.
Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena
penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting); disebut juga
sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan
untuk penelitian bidang antropologi budaya; disebut sebagai metode kualitatif, karena
data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif. Metode penelitian
kualitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai
Pembangunan bidang energi Investasi dan Perdagangan bidangenergi
1. PLTU Pelabuhan Ratu2. PLTU Pacitan3. PLTU Adipala4. PLTU Muara Enim
1. Madura Srait2. Kerjasama Pertambangan
PT Huadian Bukit AsamPower
3. Pengembangan KuasaPertambangan diKalimantan Timur
27
lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti sebagai intrumen kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada
generalisasi.32
Metode penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Dalam penelitian kualitatif realitas sosial
dianggap sebagai suatu yang holistik, kompleks, dinamis, penuh makna, serta adanya
hubungan gejala yang bersifat interaktif. Metode penelitian kualitatif dilakukan dalam
kondisi alamiah dan lebih bersifat deskriptif. Metode penelitian kualitatif mencoba
mengeksplorasi dan memaknai fenomena tersebut dan bukan hasil akhirnya.33
Penulis menggunakan penelitian kualitatif karena masalah yang akan diteliti
oleh peneliti merupakan masalah yang kompleks dan dinamis, sehingga masalah dari
penelitian ini masih bersifat sementara dan masih akan berkembang ketika penelitian
berlangsung.34 Peneliti ingin mengetahui bagaimana implementasi dari kerjasama
yang dilakukan oleh Indonesia dan China dalam bidang energi, apa yang didapatkan
oleh Indonesia dan apa yang didapatkan oleh China dalam kerjasama ini.
1.9.1Tipe Penelitian
1.9.1.1 Deskriptif Analisis
32 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mixed Methods),cetakan ke-7, (Bandung: Alfabeta, 2015), hal. 13-1433 Ibid, hal. 15-1634 Ibid, hal. 285
28
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis.
Penelitian deskriptif analisis berusaha untuk menggambarkan suatu gejala sosial,
penelitian bertujuan untuk membuat deskripsi atau gambaran atau lukisan secara
sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat, serta hubungan antar
fenomena yang dimiliki. Dalam penelitian kualitatif, data yang dikumpulkan
adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Dengan demikian,
laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran
penyajian laporan tersebut. Data tersebut mungkin berasal dari naskah
wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan
dokumen resmi lainnya. Lalu, peneliti menganalisis data yang sangat kaya
tersebut dan sejauh mungkin dalam bentuk aslinya.35 Tujuan penelitian ini
kemudian ialah untuk meneliti implementasi dari kerjasama yang dilakukan
antara Indonesia dan China dalam bidang energi yang difokuskan padaperiode
2008 – 2015, yaitu saat kedua negara menyepakati perjanjian yang dilakukan
dalam ICEF III di Jakarta pada tahun 2008.
1.10 Lokasi dan Waktu Penelitian
1.10.1 Lokasi Penelitian
Peneliti guna mendapatkan sumber informasi yang relevan dan
dapat dipertanggungjawabkan, peneliti mengadakan penelitian
35Lexy J.Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung:Remaja Rosdakarya,2006 Hlm.11.
29
diberbagai tempat. Adapun lokasi penelitian yang dilakukan oleh
peneliti rinciannya sebagai berikut.
Tabel 1.1 Sumber Data
N
o
Lokasi Penelitian Teknik
Pengumpulan
Data
Informan Data yang
Dikumpulkan
1 Kementrian Luar NegeriRI. Direktorat AsiaTimur dan Pasifik.Jl.Taman pejambon NoJakarta Pusat10110.Indonesia
Wawancara Deny Tri Basuki,Kasubdit
Ekubang 2 Direktorat
Asia Timur dan Pasifik
1. Sejarah dan Perkembangan Hubungan BilateralIndonesia-China
2 Kementrian Energi danSumber Daya Mineral/JL. Medan MerdekaSelatan No.18, DKIJakarta 10110
Wawancara Atena Falahti, S.Kom,
M.A., Kepala Bagian
Kerjasama Bilateral
1. Hubungan BilateralIndonesia-Chinadibidang energi
2. ImplementasiKerjasamaIndonesia-China dibidang energi
3 Perpustakaan FakultasIlmu Sosial dan Ilmu
Studi Literatur 1. Karya IlmiahSkripsi Jurusan
30
Politik HubunganInternasionalUNJANI
2. Buku Teori-TeoriHubunganInternasional
Buku Penelitian
Kualitatif4 Perpustakaan Pusat
Universitas JenderalAchmad Yani. Jl.TerusanJenderal SudirmanPo.Box 148,Cimahi
Studi Literatur Karya Ilmiah SkripsiJurusan HubunganInternasional UNJANI
1.10.2 Waktu Penelitian
Waktu dalam melakukan penelitian ni, peneliti memulai penelitian
pada Maret 2016 sampai September 2016, seperti terperinci dalam tabel
berikut:
Tabel 1.2 Waktu Penelitian
N
oKegiatan
Tahun 2016Fe
b
Ma
r
Ap
l
Me
i
Ju
n
Ju
l
Ag
t
Se
p1 Pengajuan Judul2 Penyusunan Data3 Proses Bimbingan
4 Seminar Usulan Penelitian(UP)5 Penyusunan Skripsi6 Bimbingan Skripsi7 Seminar Draft8 Sidang Skripsi9 Revisi Skripsi
31
1.10.3 Instrumen Penelitian
Instrumen atau alat penelitian dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu
sendiri. Peneliti ebagai instrument juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti
kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Peneliti
kualitatif sebagai human instrument,berfungsi menetapkan fokus penelitian, memlih
informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data,
analisis data, menafsirkan data dan membuat kesiampulan atas temuannya. Segala
sesuatu yang akan dicari dalam penelitian kualitatif dari obyek penelitian belum jelas
dan pasti masalahnya, sumber datanya, hasil yang diharapkan semua belum jelas.
Rancangan penelitian masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti
memasuki obyek penelitian.36
1.10.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah penggunaan teknik data
primer dan sekunder.Dalam melakukan pengumpulan data salah satu teknik yang
dilakukan peneliti adalah teknik primer yaitu melakukan korespondensi dengan
36 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mixed Methods),cetakan ke-7, (Bandung: Alfabeta, 2015),hal. 305-306
32
pihak-pihak terkait, untuk memperoleh data yang berkaitan dengan masalah ini
melalui wawancara terstruktur dengan menggunakan pedoman-pedoman pertanyaan
yang akan diberikan kepada narasumber. Selain itu, wawancara terstruktur juga lebih
memudahkan peneliti karena jawaban dari narasumber telah terarahkan dari pedoman
pertanyaan yang diberikan oleh peneliti.
Selanjutnya, pengumpulan data sekunder melalui studi kepustakaan, teknik ini
dilakukan dengan mempelajari dan meneliti dokumen yang berhubungan dengan
objek yang diteliti dan diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap data yang
diperoleh. Misalnya mempelajari buku, jurnal, dokumen pemerintah atau data-data
yang bersumber dari media massa seperti informasi yang diakses melalui internet.
1.10.5 Teknik Analisa Data
Analisis data adalah proses pengorganisasian dan mengurutkan data ke dalam
pola, kategori dan satuan uraian dasar sedemikian rupa sehingga dapat ditentukan
tema. Salah satu cara yang dapat digunakan dalam menganalisis data kualitatif ialah
dengan mengikuti langkah-langkah berikut, yakni:
1.10.5.1 Reduksi data adalah data yang diperoleh di lapangan
dalam bentuk uraian atau laporan yang terinci.
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal
yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting,
dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang
33
telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk mengumpulkan
data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukam.1.10.5.2 Display data, setelah data direduksi, maka langkah
selanjutnya adalah mendisplaykan data sehingga data
terorganisasikan, tersusun pola hubungan dan mudah
dipahami. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data
yang paling sering digunakan adalah teks yang bersifat
naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan
mempermudahkan untuk memahami apa yang terjadi,
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang
telah dipahami tersebut.371.10.5.3 Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal
yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan
berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat
yang mendukung pada tahap pengumpulan data
berikutnya.38 Kesimpulan dalam penelitian kualitatif
adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum
pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi, hubungan
kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.
37Ibid 249.38Ibid 253.
34
1.10.6 Pengujian Keabsahan Data
Pemeriksaan keabsahan data sangat diperlukan dalam penelitian kualitatif
demi kesasihan dan keandalan serta tingkat kepercayaan data yang telah terkumpul.
Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Menurut
Sugiyono, keabsahan data dapat ditentukan dengan banyak hal, dalam penelitian ini
peneliti menggunakan dua hal, yaitu:
1.10.6.1 Diskusi dengan teman sejawatPemeriksaan yang dilakukan dengan jalan melakukan
diskusi dengan rekan-rekan sejawat yang memiliki
pengetahuan umum yang sama.1.10.6.1 Menggunakan bahan referensi
Yang dimaksud dengan bahan referensi disini adalah
pendukung untuk membuktikan data yang telah
ditemukan peneliti.Pendukung tersebut dapat berupa
hasil foto, buku-buku literatur, atau dokumen autentik
sehingga dapat memperkecil kemungkinan adanya
kekeliruan”.
1.10.6.2 Mengadakan Member checkMember rcheck adalah proses pengecekan data yang
diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan member
35
check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang
diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh
pemberi data. Apabila data yang ditemukan desepakati
oleh para pemberi data berarti data tersebut valid,
sehingga semakin terpercaya, tetapi apabila data yang
ditemukan peneliti dengan berbagai penafsirannya tidak
disepakati oleh pemberi data, maka peneliti perlu
melakukan diskusi dengan pemberi data, dan apabila
perbedaannya tajam, maka peneliti harus mengubah
temuannya, dan harus menyesuaikan dengan apa yang
diberikan oleh pemberi data.
Dari penjelasan diatas, pengujian keabsahan data dalam melakukan penelitian
ini, maka peneliti akan melakukan diskusi dengan rekan-rekan sejawat yang memiliki
pengetahuan umum yang sama dan menggunakan referensi buku-buku literatur, foto,
dokumen sebagai bahan acuan untuk proses penelitian.
1.11 Sistematika Penulisan
Dalam melakukan penyusunan skripsi ini, peneliti akan membagi sistematika
penelitian ke dalam lima bab yang disesuaikan dengan kebutuhan penelitian ini.
Berikut ini adalah sistematika penulisannya antara lain:
36
BAB 1: PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pendahuluan yang melandasi penyusunan skripsi ini yang
berisi antara lain : Latar Belakang Penelitian, Fokus Masalah, Tinjauan Pustaka,
Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kerangka Teoritis, Asumsi, Alur Pemikiran,
Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.
BAB II: SEJARAH HUBUNGAN KERJASAMA BILATERAL INDONESIA
DAN CHINA
Bab ini berisi pemaparan gambaran umum tentang sejarah hubungan bilateral
antara Indonesia dan China serta awal diadakannya kerjasama diantara kedua negara.
Kerjasama bilateral apasaja yang sudah terjalin diantara kedua negara, dan bagaiman
awal disepakatinya kerjasama bidang energi pada dua negara.
BAB III: PERTUMBUHAN EKONOMI CHINA
Bab ini berisikan deskripsi mengenai bagaimana Negara China yang memiliki
kekuatan ekonomi rendah, dapat tumbuh pesat dengan menjadi Negara dengan
pertumbuhan ekonomi yang tinggi sehingga membutuhkan impor energi dari negara
lain. Alasan mengapa China memilih Indonesia dalam bekerjasama dalam bidang
energi, juga bagaimana kebijakan energi yang dikeluarkan oleh China.
BAB IV: KERJASAMA INDONESIA – CHINA DALAM BIDANG ENERGI
37
Bab ini merupakan analisis dan pembahasan yang berisi tentang gambaran
umum mengenai kerjasama Indonesia – China dalam bidang energi, kespakatan
apasaja yang disepakati kedua negara dalam ICEF III, apakah terimplementasi semua
atau masih ada yang belum terimplementasi.
BAB V: PENUTUP
Pada bab ini merupakan bab penutup yang berisikan mengenai kesimpulan
dari hasil penelitian dan semua pembahasan yang telah dibahas dan juga terdapat
saran bagi para pihak yang terkait maupun bagi peneliti selanjutnya.
Recommended