View
219
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Masalah korupsi telah menjadi perbincangan yang sangat hangat di
tengah-tengah masyarakat, terutama bagi sebuah media massa baik lokal
maupun nasional. Kata korupsi mungkin menjadi tidak asing lagi bagi
masyarakat di Indonesia, hampir setiap hari berita mengenai kasus
korupsi bergentayangan di media massa. Mulai dari kasus korupsi yang
nilainya ratusan juta hingga triliun.
Dari data yang diperoleh dari Indonesia Corruption Watch (ICW),
sepanjang periode 1 Januari hingga 31 Juli 2012. Penegak hukum seperti
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kepolisian RI dan Kejaksaan
Agung telah menetap 597 orang sebagai tersangka dalam kasus korupsi.
Kasus sepanjang semester pertama 2012 tersebut mencapai 285 kasus
dengan potensi kerugian aset negara yang ditimbulkan akibat korupsi
sebesar Rp 1,22 triliun. Dalam jumpa pers pada tanggal 4 Oktober 2012,
Agus Sunaryanto salah satu anggota tim Divisi Investigasi dikantornya
mengungkapkan bahwa pada enam bulan awaltahun 2012 kasus korupsi
tertinggi di sektor infrastruktur sebanyak 87 kasus. Menyusul setelah korupsi
di infrastruktur, ada juga kasus korupsi di sektor anggaran daerah sebanyak
50 kasus, sektor pendidikan sebanyak 29 kasus dan sektor sosial
kemasyarakatan atau keagamaan sebanyak 21 kasus. Disusul dengan kasus
korupsi di pertanian sebanyak 12 kasus, perdagangan perindustrian sebanyak
2
10 kasus, bea cukai, pertambangan dan pertanahan sebanyak 9 kasus dan
terakhir kesehatan 7 kasus. Perbandingan penindakan kasus korupsi pada
semester I tahun 2011, penegak hukum menyidik 436 kasus korupsi dengan
tersangka berjumlah 1053 orang. Jumlah kerugian negara dalam penyidikan
mencapai Rp 2,1 triliun. Sementara itu data ICW semester I tahun 2010,
penegak hukum menyidik 176 kasus korupsi dengan tersangka 441 orang.
Sementara itu, jumlah kerugian capai Rp 2,1 triliun. Lahan dan Jumlah
Korupsi Semester 1 di Indonesia Versi ICW. http://bugisposonline.com/icw-
januari-juli-2012-sudah-ditetapkan-597 tersangka-korupsi.htm. Diakses pada
tanggal 20 April 2016 pukul 9:50 WIB.
Topik tentang korupsi setiap hari menghiasi surat kabar di Indonesia
terutama Suara Merdeka. Hal ini cukup beralasan karena masalah korupsi
merupakan masalah yang sampai saat ini tidak pernah ada akhirnya. Bahkan
survei terhadap penegakan hukum dan korupsi di 65 negara di dunia yang
diselenggarakan oleh Worl Justice Project menyebutkan, praktik korupsi di
Indonesia sudah sangat menyebar luas. Apabila diurutkan, Indonesia berada
di posisi bawah, baik secara regional maupun secara global. Survei dilakukan
dengan melibatkan lebih dari 66.000 responden dan 2.000 ahli. Dalam hal
ketiadaan korupsi, Indonesia mendapatkan skor 0,46 atau berada di urutan 47
dari 65 negara. Jika dilihat dari sisi kawasan regional, Indonesia merupakan
negara tersubur korupsinya di antara negara-negara di Asia Tenggara
(Mardikantoro, 2014, hal. 216).
3
Pencegahan dan pemberantasan korupsi di Indonesia selalu menemui
jalan buntu. Penguasaan harta secara tidak sah oleh seseorang atau
sekelompok orang di Indonesia memang menjadi magnet dalam memperkaya
diri. Dengan demikian, surat kabar Suara Merdeka pun akan secara
signifikan menginformasikan masalah tersebut kepada pembaca
(Mardikantoro, 2014, hal. 216).
Korupsi adalah suatu perbuatan yang tidak jujur atau penyelewengan
yang dilakukan karena adanya suatu pemberian. Dalam suatu buku pun
tertulis, inti korupsi adalah penyalahgunaan kepercayaan untuk kepentingan
pribadi (Alatas, 1981, hal. 7). Maka, sesuai dengan pengertian diatas,
penulis menyimpulkan bahwa korupsi adalah suatu perbuatan
penyelewengan kepercayaan karena adanya suatu pemberian, demi
kepentingan pribadi (Alatas, 1981, hal. 7).
Pengetahuan masyarakat tentang berbagai informasi dapat diperoleh
dengan mudah melalui internet, misalnya saja dengan membuka situs-situs
berita online seperti Suara Merdeka, masyarakat akan mendapatkan
informasi atau pengetahuan tentang suatu kejadian atau peristiwa yang ingin
diketahuinya. Pengetahuan adalah suatu kesan dalam pikiran manusia
sebagai hasil dari pengamatan, baik yang disengaja ataupun tidak, yang
penting apa yang menjadi ingatan itu dapat dibuktikan kebenarannya (Syani,
1995, hal. 6). Dan pengetahuan yang dimaksud dalam judul berkaitan dengan
isi dari media Suara Merdeka yang berisi informasi-informasi dan berita-
4
berita yang berasal dari berbagai bidang, seperti dengan berbagai rubrik
yang telah disediakan oleh Suara Merdeka (Syani, 1995, hal. 6).
Anggota Divisi Humas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Irsyad
Prakasa, menyatakan bahwa berdasarkan survei Goverment Assesment Survei
PSKK UGM dan juga Kemitraan tahun 2006 tentang tingkat keseriusan
lembaga dalam pemberantasan korupsi, media massa menempati urutan
pertama yakni 45,61%. Jumlah itu jauh melampaui lembaga lain seperti LSM,
Kepala Daerah, DPRD, Kejaksaan, dan Kepolisian. Bahkan kepolisian
sebagai lembaga penegak hukum di negeri ini menempati urutan paling akhir
dalam survei tersebut, yakni 22,13%. Sedangkan peran media massa dalam
kaitannya dengan KPK yakni berfungsi sebagai media informasi yang
objektif dan berimbang, media pendidikan di dalam proses pembentukan
karakter bangsa, dan sebagai media pengawas yang mengontrol pelaksanaan
tupokasi aparat, pejabat, elit politik dan penyelenggara negara (Budiyono,
2013, hal. 5).
Pada tahun 2006 lembaga legislatif/DPR menduduki peringkat teratas
sebagai lembaga paling korup. Disusul oleh lembaga peradilan, kepolisian,
dan partai politik. Jadi, pusat-pusat kekuasaan dan lembaga penegak hukum
ternyata justru menjadi ajang korupsi terbesar. Maka tidak heran jika hasil
survei juga menunjukkan kurang adanya optimisme terhadap prospek
pemberantasan korupsi di Indonesia (Suwitri, 2007, hal. 33).
5
Tindakan korupsi di Indonesia sudah sangat memprihatinkan oleh karena
itu pemerintah mengadakan UUD didalam UUD sudah tercantum bahwa
pemerintah yang melakukan korupsi (koruptor) akan di sidang dan di penjara,
sesuai korupsi yang telah dilakukan. Semenjak maraknya korupsi di
Indonesia ini Presiden mengadakan KPK (Komisi Pemberantas Korupsi)
(Ginuny, 2013, hal. 20).
KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) adalah sebuah badan yang berdiri
dengan tujuan utama untuk melakukan memberantas korupsi di Indonesia.
Peranan KPK dalam pemberantasan korupsi cukup signifikan. Hal ini dapat
kita lihat dalam kurun waktu yang singkat, banyak kasus korupsi yang
terungkap. KPK juga intensif melakukan upaya-upaya dalam bentuk
pendidikan anti-korupsi kepada masyarakat dan berbagai upaya pencegahan
korupsi (Ginuny, 2013, hal. 20).
Media massa merupakan satu pilar yang berperan dalam pemberantasan
korupsi. Tingkat konsistensi yang diberikan media massa dalam
keikutsertaaannya memberantas korupsi terlihat dalam mengungkap
kasus-kasus yang bersinggungan dengan kepentingan dan uang rakyat.
Dalam beberapa media cetak, pemberitaan mengenai kasus korupsi yang
menimpa pejabat daerah diletakkan dalam headline pemberitaan. Salah
satunya adalah Surat kabar harian Suara Merdeka. Surat kabar harian Suara
Merdeka adalah sebuah surat kabar yang terbit di Jawa Tengah, mayoritas
pembacanya adalah warga Semarang pada khususnya. Suara Merdeka yang
mempunyai semboyan “perekat komunitas Jawa Tengah” ini merupakan
6
salah satu perusahaan terbesar yang ada di Jawa Tengah. Suara Merdeka
mempunyai pembaca yang sangat banyak dan tersebar dari semua kalangan,
baik pebisnis, karyawan, anak sekolah, mahasiswa bahkan tukang becak.
Sesuai semboyan yang diacu oleh Suara Merdeka, Suara Merdeka
mempunyai komunitas yang sangat besar, yang tersebar diseluruh Jawa
Tengah dan mereka semua membaca satu surat kabar yang menjadi jendela
informasi bagi Jawa Tengah dan sekitarnya, yaitu harian Suara Merdeka.
https://qalammag.wordpress.com/riset/konsumen-koran-terus-menyusut/.
Diakses pada tanggal 20 April 2016 pukul 7:20 WIB.
Dalam menurunkan beritanya, media massa tidak hanya berpatokan
pada perannya untuk memberikan informasi, mengungkapkan fakta dan
data, menambah ilmu pengetahuan pada khalayak banyak, ataupun
memberikan suatu gambaran tertentu untuk mengubah perilaku
masyarakat, namun media massa memiliki pertimbangan-pertimbangan
tertentu sebelum menurunkan beritanya. Beberapa faktor yang
mempengaruhi kebijakan redaksi sebuah media dalam memproduksi
berita-beritanya antara lain adalah faktor internal seperti kepentingan
politik para pengelola media, relasi media dengan sebuah kekuatan politik
tertentu, ukuran konsentrasi media, iklan sebagai sumber pendapatan,
maupun kebijakan organisasi media yang dipengaruhi oleh kepentingan
idealis, politis, dan ekonomis. Selain itu juga ada faktor eksternal media
berupa sistem politik Negara yang sedang berlaku maupun tekanan pasar
(Sudibyo, 2001, hal. 8).
7
Dari pemaparan diatas penulis berkeinginan untuk menyusun skripsi
dengan judul “ Hubungan Pemberitaan Korupsi di Suara Merdeka dan
Tingkat Pengetahuan dengan sikap Pembaca Suara Merdeka Tentang
Pencegahan Korupsi”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang akan
ditekankan pada penelitian ini adalah apakah ada Hubungan Pemberitaan
Korupsi di Suara Merdeka dan Tingkat Pengetahuan dengan sikap Pembaca
Suara Merdeka Tentang Pencegahan Korupsi?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian diatas, Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui Hubungan Pemberitaan Korupsi di Suara Merdeka
dan Tingkat Pengetahuan dengan sikap Pembaca Suara Merdeka Tentang
Pencegahan Korupsi.
1.4 Signifikansi
1.4.1 Signifikansi Akademis
Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi bagi
pengembangan ilmu komunikasi khususnya di bidang komunikasi
massa.
1.4.2 Signifikasi Praktis
Penelitian diharapkan dapat menjadi bahan acuan bagi
Mahasiswa, masyarakat kota semarang bahkan indonesia serta pihak
Fakultas Ilmu komunikasi (FIKOM), Universitas Islam Sultan Agung
8
Semarang (UNISSULA), mengenai Pemberitaan Korupsi di Suara
Merdeka dan Tingkat Pengetahuan dengan sikap Pembaca Suara
Merdeka Tentang Pencegahan Korupsi.
1.4.3 Signifikasi Sosial
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan
pengetahuan bagi masayarakat khususnya bagi pembaca surat kabar
Harian Suara Merdeka dalam menyikapi tindakan yang dipilihnya
untuk pencegahan korupsi.
1.5 Kerangka Teori
1.5.1. Paradigma
Orang yang pertama kali memperkenalkan istilah paradigma
adalah (Kuhn, 2005, hal. 2). Istilah paradigma sinonim dengan
diciplinary matrix yang berarti perspektif atau weltanschaung yang
menyusun penelitian dalam masyarakat ilmiah. Paradigma
didefinisikan sebagai suatu pandangan dunia dan model konseptual
yang dimiliki oleh anggota masyarakat ilmiah yang menentukan cara
mereka meneliti. Paradigma akan menentukan cara mereka kualitas
pertanyaan yang akan ditanyakan oleh peneliti dan jenis data yang
bagaimana untuk menghasilkan jawaban. Setiap paradigma
mempunyai 4 asumsi perangkat aturan, yaitu :
1. Asumsi ontologis atau kepercayaan tentang ruang lingkup pokok
permasalahan yang diteliti atau dikaji. Apabila ditetapkan dalam
9
bidang komunikasi, maka kepercayaan ontologis menggam-barkan
komunikasi manusia dan proses komunikasi itu sendiri.
2. Asumsi epistemologis, membicarakan cara yang tepat mengenai
pokok persoalan dalam suatu disiplin.
3. Asumsi metateoritis, tentang jenis penjelasan yang cocok untuk
suatu pokok disipin tertentu.
4. Asumsi metodologis, menyangkut teknik penelitian yang cocok
diterapkan dalam proses penelitian.
Paradigma yang digunakan dalam penelitian kuantitatif adalah
positivisme. Positivisme merupakan suatu bentuk empirisme yang
dikembangkan pada tahun 1920-an oleh sekelompok filosof dan
matematikawan yang dikenal sebagai lingkaran (Kuhn, 2005, hal. 2).
1.5.2. State of the Art
Tabel 1.1 State of the Art
Peneliti Judul Metodologi Hasil
Batara
Herry
Silalahi
2008
Analisis
Framing
Pemberitaan
Kasus
Hukum
Soeharto di
Surat Kabar
Metode
Analis
Framing
model
William
Gamson dan
Modigliani.
Hasil analisis framing
terhadap teks berita
memperlihatkan ketiga
surat kabar memiliki
bentuk yang berbeda
dalam membingkai
pemberitaan kasus
10
Kompas,
Suara Karya
dan Jawa
Pos.
hukum Soeharto.
Perbedaan pembingkaian
itu tidak lepas dari
beberapa faktor yang
mempengaruhi pers
terutama sikap terhadap
kasus Soeharto.
Lucia
Kory
Novalia
2010
Pemberitaan
Skandal
Suap Jaksa
Urip Tri
Gunawan
dalam
Menangani
kasus BLBI
2 pada
Harian
Umum
Kompas.
Metode
penelitian
ini
menggunakan
model
Robert N.
Entman.
Hasil penelitian pada
Harian Umum Kompas,
Kompas membingkai
kasus tersebut dengan
melibatkan banyak pihak
termasuk dari penegak
Hukum dimana Jaksa
Urip menjadi bagian di
dalamnya, Harian Umum
Kompas menunjukkan
ketidaktegasan dan
ketidak efektifan Jaksa
Agung dalam memproses
jaksa-jaksa dan
jajarannya yang terlibat.
Indikasi lainnya
11
memperlihatkan bahwa
banyak bagian
Kejagung yang terlibat
dalam kasus ini, adanya
mafia peradilan penegak
hukum yang hilang
wibawa dan legitimasi
moral yang
dikesampingkan.
Dari state of the art di atas, penelitian ini tidak jauh berbeda.
Penelitian ini juga berfokus pada media massa, tetapi penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif dengan kuesioner. Teori yang di
pakai teori uses and gratifications.
1.5.3. Teori Penelitian
Teori Uses and Gratifications
Menurut para pendirinya, Elihu Kazt, Jay G.Blumer, dan
Michael Gurevitch dikemukakan bahwa Uses and gratifications
meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang
menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber
lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan (atau
keterlibatan pada kegiatan lain) dan menimbulkan pemenuhan
kebutuhan dan akibat-akibat lain Katz, Blumler, Gurevich
(Kriyantono, 2006, hal. 206).
12
Pada intinya uses and gratifications theory bisa diartikan
sebagai teori pengunaan dan pemenuhan melalui media massa. Dalam
uses and gratifications theory sendiri mempunyai beberapa element
sebagai berikut :
Gambar 1.1
Elemen-elemen Teori Uses and Gratifications.
Sumber: Rachmat Kriyantono, 2008, hal. 206
Dari elemen-elemen teori uses and gratifications di atas,
manusia (khalayak) diasumsikan mempunyai kebutuhan yang
beragam. Di antaranya kebutuhan secara psikologis dan sosial.
Karena kebutuhan ini jugalah yang membuat manusia mencoba
mencari pemenuhan atas kebutuhan mereka, termasuk salah satunya
melalui penggunaan media massa. Penggunaan media massa ini
diharapkan dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan mereka
yang sangat beragam. Hal ini membuat manusia aktif dalam memilih
media yang sesuai dengan berbagai kebutuhan dan harapannya.
There are
social and
psycholog
ical
origins of
Needs
which
generate
Expectati
on
of the
mass
media or
other
sources,
which
lead to
Differenti
al
patterns
of
media
exposures
ources,
which
lead to
Resulti
ng in
need
grafica
tions
And other (often
unintended
)
consuquen
ces
13
Penggunaan media ini tidak saja menghasilkan kepuasan sesuai yang
diharapkan, tapi juga terkadang menimbulkan akibat-akibat lain
termasuk yang tidak diinginkan.
Fokus yang diambil dari teori ini adalah pada penguna
media atau khalayak dibandingkan pesan. Pendekatan ini memandang
audience sebagai individu terpisah. Dikatakan oleh pencetusnya, Katz,
Blumer, dan Gurevitch :
“Compared with classical effect studies, the uses and
gratifications approach takes the media consumer rather than the
media messageas its start point, and explores his communication
behavior in terms of his direct experience with the media. It views
the members of the audience as actively utilizing media contents,
rather than being passively acted upon by media” Katz, Blumler, dan
Gurevitch (Littlejohn, 2009, hal. 301).
Pendekatan ini berasumsi bahwa khalayak aktif dan mengarah
pada satu tujuan. Media dapat dikatakan sebagai salah satu cara untuk
memenuhi kebutuhan khalayak, sedangkan khalayak dapat saja
memilih media atau cara lain untuk memenuhi kebutuhannya.
Teori ini menyimpulkan bahwa khalayak memegang peranan
penting dalam pemilihan dan pengunaan media untuk memenuhi
kebutuhannya. Khalayak yang aktif akan berusaha memilih dan
menggunakan media yang mereka anggap paling baik dalam usaha
pemenuhan kebutuhannya. Dalam penelitian ini, khalayak yang
dimaksud adalah khalayak yang memilih media (Suara Merdeka)
untuk memenuhi kebutuhannya sehingga tercapai kepuasan. Blumler
14
dan Katz (Nurudin, 2007, hal. 182) percaya bahwa ada banyak alasan
khalayak dalam menggunakan media.
Gambaran mengenai hal ini bisa dituangkan melalui model uses
and gratifications seperti berikut :
Gambar 1.2
Model Uses and Gratifications
Antesenden Motif Penggunaan Media Efek
Variabel individual Personal Hubungan Kepuasan
Variabel lingkunagan Diversi Macam Isi Pengetahuan
Personal Hubungan dengan Isi
Identity
Sumber: Rachmat Kriyantono, 2008, hal. 208
Variabel anteseden terdiri dari variabel individual yang
menyajikan informasi tentang data demografis seperti usia, jenis
kelamin, dan faktor-faktor psikologis komunikan. Sedangkan variabel
lingkungan terdiri dari data mengenai organisasi, sistem sosial dan
struktur sosial. Motif kognitif merupakan kebutuhan seseorang akan
informasi, pengawasan dan eksplorasi realitas. Sedangkan motif
diversi menyajikan informasi tentang kebutuhan akan pelepasan dari
tekanan dan hiburan. Identitas personal adalah motif tentang
bagaimana penggunaan isi media untuk memperkuat atau
menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi
khalayak sendiri (Rachmat, Psikologi komunikasi, 2007, hal. 66).
15
Penggunaan media terdiri atas tiga dimensi. Pertama, jumlah
waktu saat menggunakan media. Kedua, jenis dan isi media yang
dipergunakan. Terakhir, hubungan antara individu dengan isi media
yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan. Sedangkan
efek terdiri dari kemampuan media untuk memberikan kepuasan,
menyajikan sesuatu yang memberi pengetahuan baru dan
ketergantungan responden pada media dan isi media untuk
kebutuhannya (Kriyantono, 2006).
1.5.4. Kerangka Empiris Penelitian
Berdasarkan pemaparan di atas, maka kerangka empiris dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar 1.3
Kerangka Empiris Penelitian
X1
Pemberitaan Korupsi
di Suara Merdeka Y
Sikap Pembaca Suara
Merdeka Tentang
Pencegahan Korupsi X2
Tingkat Pengetahuan
16
Keterangan :
X : Variabel Independen adalah variabel yang bebas, stimulus,
predictor, eksougen atau antecedent, yaitu variabel yang
mempengaruhi/menjadi penyebab berubahnya/timbulnya variabel
dependen atau variabel terikat. Pada penelitian ini yang merupakan
variabel independen adalah Pemberitaan Korupsi di Suara Merdeka
sebagai X1 dan Tingkat Pengetahuan sebagai X2 .
Y : Variabel Dependen sering disebut dengan variabel terkait yaitu
variabel yang disebabkan/dipengaruhi oleh adanya variabel bebas.
Sedangkan yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini
adalah Sikap Pembaca Suara Merdeka tentang Pencegahan Korupsi.
1.5.5. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat, atau nilai dari
orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga dan kemudian
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014, hal. 38). Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel bebas yakni Pemberitaan Korupsi di Suara Merdeka
dan Tingkat Pengetahuan sedangkan variabel terikat Sikap Pembaca
Suara Merdeka tentang Pencegahan Korupsi.
1.6. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
17
bentuk kalimat pertanyaan yang masih bersifat praduga karena masih harus
dibuktikan kebenarannya (Sugiyono, 2014, hal. 64). Oleh karenanya,
hipotesis dalam penelitian ini yaitu ada Hubungan Pemberitaan Korupsi di
Suara Merdeka dan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Pembaca Suara
Merdeka Tentang Pencegahan Korupsi.
1.7. Definisi Konseptual
I.7.1. Pemberitaan korupsi di Suara Merdeka
Buku berjudul “Jurnalistik Indonesia” memaparkan definisi-
definisi berita menurut pendapat beberapa tokoh. Doug Newsom dan
James A Wollert (Sumadiria, 2006, hal. 64) berita adalah apa saja
yang ingin dan perlu diketahui orang atau lebih luas lagi oleh
masyarakat. Dengan melaporkan berita, media massa memberikan
informasi kepada masyarakat mengenai apa yang mereka butuhkan,
kemudian tokoh Michael V. Charnly (Sumadiria, 2006, hal. 64)
dalam Reporting menegaskan, berita adalah laporan tercepat
mengenai fakta dan opini yang menarik atau penting, atau kedua-
duanya, bagi sejumlah besar penduduk (Sumadiria, 2006, hal. 65),
kemudian memberikan kesimpulan dari pendapat-pendapat ahli
mengenai definisi dari berita, berita adalah laporan tercepat
mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik dan atau
penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti
surat kabar, radio, televisi, atau media online internet.
18
Pengertian atau asal kata korupsi menurut Fockema Andreae
(Hamzah, 2006, hal. 4), kata korupsi berasal dari bahasa latin
corruptio atau corruptus yang selanjutnya disebutkan bahwa
Corruptio itu juga berasal dari kata asal corrumpere, kata latin yang
lebih tua. Dari bahasa latin itulah turun ke banyak bahasa Eropa
seperti Inggris, Belanda, dan menjadi bahasa Indonesia, yaitu
“Korupsi. Sedangkan menurut (Azra, 2002, hal. 31). Menyatakan
bahwa korupsi adalah “penyalahgunaan kekuasaan atau kedudukan
publik untuk keuntungan pribadi”. Menurut Gunnar Myrdal
(Hamzah, 2006, hal. 5) korupsi adalah suatu masalah dalam
pemerintahan karena kebiasaan melakukan penyuapan dan
ketidakjujuran membuka jalan membongkar korupsi dan tindakan-
tindakan penghukuman terhadap pelanggar.
I.7.2. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan
terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia di peroleh melalui mata dan telinga dengan sendirinya pada
waktu pengindraan sehingga menghasilkan pengetahuan. Hal
tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi
terhadap objek (Notoatmodjo, 2007, hal. 140).
19
Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai
hasil pengguaan panca indranya dan berbeda dengan kepercayaan
(beliefes), takhayul (superstition), dan penerangan-penerangan yang
keliru (misinformation) (Soekanto, 2003, hal. 8). Pengetahuan adalah
hasil mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali kejadian
yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak sengaja dan
ini terjadi setelah orang malakukan kontak atau pengamatan terhadap
suatu obyek tertentu (Mubarak & Iqbal, 2007, hal. 25).
I.7.3 Sikap Pembaca Suara Merdeka Tentang Pencegahan Korupsi
Menurut Maramis (2006, hal. 254) sikap merupakan bentuk
respon atau tindakan yang memiliki nilai positif dan negatif terhadap
suatu objek atau orang yang disertai dengan emosi. Sikap adalah
respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang
sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan
(senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik dan
sebagainya) (Notoatmodjo, 2007, hal. 29).
1.8 Definisi Operasional
Definisi operasional dari variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.8.1 Sikap Pembaca Suara Merdeka Tentang Pencegahan Korupsi (Y)
Sikap mempunyai tingkat-tingkat berdasarkan intensitasnya, sebagai
berikut :
20
a. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau menerima stimulus
yang diberikan (objek) (Notoatmodjo, 2007, hal. 30).
b. Menanggapi (responding)
Menanggapi disini diartikan memberikan jawaban atau tanggapan
terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi (Notoatmodjo, 2007,
hal. 31).
c. Menghargai (valuing)
Menghargai diartikan subjek atau seseorang memberikan nilai
positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya
dengan orang lain, bahkan mengajak atau mempengaruhi atau
menganjurkan orang lain merespon (Notoatmodjo, 2007, hal. 31).
d. Bertanggung Jawab (responsible)
Sikap yang paling tinggi tingakatnya adalah bertanggunga jawab
terhadap apa yang telah diyakininya. Seseorang yang telah
mengambil sikap tertentu berdasarkan keyakinannya, dia harus
berani mengambil resiko bila ada orang lain yang mencemoohkan
atau ada resiko lain (Notoatmodjo, 2007, hal. 31).
1.8.2 Tingkat Pengetahuan (X)
Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau
tingkatan yang berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi dalam 6
tingkat pengetahuan :
21
a. Tahu (know)
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang
telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatus (Notoatmodjo,
2007, hal. 27). Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur
bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain :
menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan dan menyatakan
(Notoatmodjo, 2007, hal. 140-141).
b. Memahami (comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek
tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut
harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang
diketahui (Notoatmodjo, 2007, hal. 27-28).
c. Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan apabila seseorang yang telah memahami objek
yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip
yang telah diketahui tersebut pada situasi yang lain (Notoatmodjo,
2007, hal. 28).
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan
memisahkan, dan mencari hubungan antara komponen-komponen
yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui.
Indikasi bahwa pengetahuan seseorang telah sampai pada tingkat
22
analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan,
atau mengelompokan, membuat diagram (bagan) terhadap
pengetahuan atas objek tersebut (Notoatmodjo, 2007, hal. 28).
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan seseorang untuk
merangkum atau meletakan dalam satu hubungan yang logis dari
komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain
sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru
dari formulasi-formulasi yang telah ada (Notoatmodjo, 2007, hal.
28).
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu.
Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang
ditentukan sendiri (Notoatmodjo, 2007, hal. 29).
1.8.2 Pemberitaan Korupsi di Suara Merdeka
a. Berdasarkan waktu penyajian
1. News Bulletin
News Bulletin terdiri dari kata News yang berarti berita dan
bulletin yang berarti surat selebaran atau secara kilat. Dengan
demikian News Bulletin berarti berita yang disebarluaskan
secara kilat atau cepat.
23
2. News Megazine
News berarti berita dan megazine berarti majalah. Majalah
adalah jenis penerbitan yang terbit berkala dan teratur. Misalnya
mingguan, bulanan ataupun tengah bulanan.
3. Information News / Penerangan Berita
Information News, adalah penjelasan lebih lanjut tentang
suatu berita atau dengan kata lain, penerangan yang bertitik tolak
dari berita yang penyajiannya sangat terikat pada waktu (news
bulletin). Informasi yang bisa diartikan dengan penerangan,
maknanya adalah pemberitahuan tentang sesuatu agar orang
dapat membentuk informare pendapatnya (opininya) berdasarkan
apa yang diketahuinya. Penerangan yang bertitik tolak dari
berita atau penerangan berita (information news) misalnya
berita tentang devaluasi rupiah.
b. Berdasarkan sifat kejadian berita
1. Berita yang diduga
2. Berita-berita yang tidak di duga
c. Berdasarkan soal atau masalah yang dicakupnya
Dalam golongan ini kita dapat membedakan berita-berita :
polituk, ekonomi, olahraga, militer, ilmiah, pendidikan, agama,
pengadilan, dunia wanita, manusia dan peristiwa, dan lain
sebagainya.
24
1.9 Metode Penelitian
1.9.1 Tipe Penelitian
Tipe Penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah studi
korelasional. Metode korelasional bertujuan meneliti sejauh mana
variasi pada faktor berkaitan dengan variasi pada faktor lain
(Rachmat, 2006, hal. 67). Di penelitian ini adalah melihat hubungan
pemberitaan korupsi di Suara Merdeka dan Tingkat Pengetahuan
dengan Sikap Pembaca Suara Merdeka tentang Pencegahan Korupsi
pada masyarakat Genuk Kota Semarang.
1.9.2 Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek atau
subyek yang mempunyai kualititas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2014, hal. 80). Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh pelanggan koran Suara Merdeka di Kota Semarang
dengan jumlah 6.022.434 pelanggan.
Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya
hendak diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi
(Kriyantono, 2006, hal. 154). Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2014, hal. 81).
1.9.3 Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Dalam
25
penelitian ini, peneliti menggunakan Incidental Sampling. Incidental
Sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan,
yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan
peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang
kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2014,
hal. 85).
Perhitungan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus
menurut Nursalam (2008).
n = 𝑁
1+𝑁.𝑑2
n = 6.022.434
1+6.022.434 (10 %)2
n = 100 pelanggan
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
d = Tingkat signifikansi 10% (0,1)
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka jumlah sampel pada
penelitian ini adalah berjumlah 100 pelanggan koran suara merdeka.
1.9.4 Jenis dan Sumber Data
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif yaitu kuesioner, observasi langsung dari lapangan yang di
tuangkan dalam catatan lapangan.
1.9.4.1 Data Primer
Data primer adalah data yang didapatkan atau dikumpulkan
secara sendiri. Data primer juga bisa didapatkan dengan
26
mewawancarai responden, observasi atau penelitian secara langsung
dilapangan dan diharapakan dapat mempertajam hasil penelitian.
1.9.4.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah merupakan sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya dapat melalui
orang lain, dokumen, catatan atau laporan historis yang telah tersusun
dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak
dipublikasikan.
1.9.5 Skala Pengukuran
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala ordinal,
yaitu skala yang dapat diurutkan dalam urutan tingkatan (rank order )
dalam hubungan dengan jumlah atribut yang dimiliki (Sugiyono,
2014, hal. 93).
Penelitian ini skala Likert 1 sampai 5 dengan kriteria sebagai
berikut :
Nilai Kriteria
5 Sangat Sesuai
4 Sesuai
3 Ragu-ragu
2 Tidak sesuai
1 Sangat Tidak Sesuai
1.9.6 Teknik Pengumpulan Data
`Metode pengumpulan data yang digunakan untuk menunjukkan
aktifitas ilmiah yang sistematis adalah dengan Metode Angket untuk
pengumpulan data primer, metode pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuisioner merupakan teknik
27
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya.
Pengumpulan data dilakukan dengan memakai angket yang
bertujuan untuk mendapatkan data tentang dimensi dari konstruk yang
dikembangkan dalam penelitian ini. Pertanyaan dalam angket bersifat
tertutup. Angket dengan pertanyaan tertutup dibuat dengan
menggunakan skala 1 – 5 untuk memperoleh data yang bersifat
ordinal dan diberi skor atau nilai sebagai berikut. Tanggapan yang
paling positif (sangat sesuai) diberi nilai paling besar dan tanggapan
paling negatif (sangat tidak sesuai) diberi nilai paling kecil.
Kemudian menggunakan Studi pustaka yang merupakan metode
pengumpulan data yang dilakukan dengan membaca buku-buku,
literatur, jurnal-jurnal, referensi yang berkaitan dengan penelitian ini
dan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang
sedang dilakukan.
1.9.7 Teknik Pengolahan Data
Pengolahan Data adalah suatu proses dalam memperoleh data
ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara atau
rumus-rumus tertentu (Hasan, 2006, hal. 24). Agar data dapat
dikelompokkan secara baik, perlu dilakukan kegiatan awal sebagai
berikut:
28
1. Editing, yaitu proses memeriksa data yang sudah terkumpul,
meliputi kelengkapan isian, keterbacaan tulisan, kejelasan
jawaban, relevansi jawaban, keseragaman satuan data yang
digunakan, dan sebagainya.
2. Coding, yaitu kegiatan memberikan kode pada setiap data yang
terkumpul di setiap instrumen penelitian. Kegiatan ini bertujuan
untuk memudahkan dalam penganalisisan dan penafsiran data.
3. Tabulating, yaitu memasukkan data yang sudah dikelompokkan
ke dalam tabel-tabel agar mudah dipahami.
1.9.8 Analisis Data
Setelah data diolah, maka kemudian melakukan analisis data baik
dengan pendekatan kuantitaf maupun analisis kuantitatif :
a. Pendekatan kuantitatif
Menganalisis jawaban yang telah diperoleh dari responden dan
menginterprestasi dengan teori yang digunakan dalam penelitian
ini. Pendekatan ini digunakan untuk mencari temuan baru setelah
dilakukannya suatu penelitian yaitu hubungan pemberitaan
korupsi di Suara Merdeka dengan tingkat pengetahuan pembaca
Suara Merdeka tentang pencegahan korupsi.
b. Analisis Kuantitatif
Analisis yang dipakai dalam peneliatian ini yaitu analisis
Multivariate. Analisis Multivariate merupakan analisis statistika
29
yang dikenakan pada data yang terdiri dari banyak variabel dan
antara variabel saling berkorelasi.
Penafsiran koefisien korelasi, menurut (Nanang Martono,
2010, hal. 225) pedoman untuk memberikan interprestasi
koefisien korelasi, sebagai berikut:
Nilai Makna
0,00 - 0,199
0,20 - 0,399
0,40 - 0,599
0,60 - 0,799
0,80 - 1,000
Hubungan sangat rendah
Hubungan rendah
Hubungan sedang
Hubungan kuat
Hubungan sangat kuat
1.9.9 Uji Validitas
a. Uji Validitas dan Reabilitas
Pengujian instrument penelitian ini daftar pertanyaan dalam
ilmu sosial merupakan suatu tahap penting dalam proses
pelaksanaan penelitian sesungguhnya dilapangan. Dengan
pengujian instrument penelitian itu benar-benar mengukur apa
yang diukur, dan kedua seberapa jauh instrument tersebut dapat
dipercaya atau diandalkan. Manfaat yang pertama dikenal dengan
menguji Validitas (Kasahihan), dan manfaat yang kedua dikenal
dengan menguji Reabilitas (Keandalan) instrument penelitian.
Pengujian validitas instrument penelitian, dalam hal ini daftar
pertanyaan menggunakan kriteria internal, yaitu mengkorelasikan
skor pada masing-masing item dengan skor total, yang dikenal
30
dengan tehnik korelasi product moment. Untuk mengetahui
apakah nilai korelasi tersebut signifikan atau tidak diperlukan
tabel signifikasi r product moment.
Uji Reabilitas variable Faktor-faktor determinan dengan
membandingkan antara r hitung dengan r tabel. Pengujian
reabilitas instrument penelitian dalam hal ini daftar pertanyaan
digunakan metode internal consistency sehingga masalah yang
timbul akibat penyajian yang berulang-ulang dapat dihindari.
Kedua pengujian tersebut, yakni uji validitas, dan reabilitas dalam
penelitian ini dengan menggunakan program komputer Statistical
Package for Social Science (SPSS) versi 16.0.
b. Uji Hipotesis
Untuk mencari hubungan antara variabel x dan variabel y,
maka digunakan rumus korelasi Product Moment dengan
menggunakan rumus :
rxy =
nxy. x y
{nx2 . }{x}2 {ny2 . }{y}2
Keterangan :
Rxy = Koefisien korelasi yang dicari
N = Banyaknya Subyek
X1,2,3 = Variabel x
Y = Variabel y
31
c. Regresi Linear Berganda
Teknik analisis data yang digunakan untuk memecahkan
permasalahan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis
regresi. Analisis ini dipergunakan untuk mengetahui dan
memperoleh gambaran mengenai Pemberitaan Korupsi di Suara
Merdeka (X1) dan Tingkat Pengetahuan (X2) dengan Sikap
Pembaca Suara Merdeka tentang Pencegahan Korupsi (Y).
Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan program
komputer Statistical Package for Social Science (SPSS 16).
Recommended