View
4
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam bukan hanya agama yang membicarakan tentang ketuhanan, alam
semesta, hubungan antara makhluk dengan pencipta, akan tetapi juga
membahas tentang hubungan antara sesama makhluk dengan begitu
sempurna. Muhammad Al Thoumy Al Syaibani yang menyatakan bahwa
agama Islam pada hakikatnya merupakan konsep hidup insani dalam
hubungannya dengan Tuhan, jagat, raya, pribadi dan kelompok masyarakat,
juga merupakan pendidikan yang paling baik terhadap hati nurani insani, juga
untuk mendidik akhlak, perasaan dan emosi dalam menyelesaikan masalah.1
Islam merupakan agama pertama yang diwahyukan kepada Nabi Nuh
kemudian dilanjutkan oleh nabi setelahnya. Saat melihat banyak hal yang
berbeda dari apa yang diajarkan Islam, maka sesungguhnya hal tersebut telah
menunjukkan bahwa terdapat penyimpangan di dalam Islam. Segala sesuatu
dilakukan dengan menuruti hawa nafsu semata-mata.2 Penyimpangan inilah
yang terjadi pada masyarakat sekarang ini yang tidak mengenal siapa dan di
mana asalkan keinginan hawa nafsu jahat itu terpenuhi.
Sebagai suatu ajaran yang mempunyai pedoman, Islam menjadikan Al-
Quran sebagai petunjuk dan pedoman bagi manusia dalam aspek kehidupannya
dan tidak ditujukan hanya untuk kelompok tertentu saja akan tetapi untuk seluruh
1Mushtofa. (2015). Nilai-nilai Pendidikan dalam QS. Maryam/19 Ayat 41-47, Ta’lim 13
(2), hal. 163 2M. Farid Wajdi. (2005). Islam untuk Satu Dunia. Solo : Era Intermedia. hal. 23
2
umat manusia. Al-Quran merupakan mukjizat Islam yang kekal dan selalu
diperkuat oleh perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang semakin berkembang. Nabi Muhammad telah menyampaikan isi
kandungan Al-Quran kepada para sahabat dan jika pada saat itu mereka
menemukan keraguan dan ketidak jelasan di dalam memahami suatu ayat maka
mereka dapat menanyakan langsung kepada Nabi Muhammad.3
Al-Quran juga memuat berbagai macam hal yang setiap ayatnya pasti
mempunyai nilai dan saat mencermati setiap ayat yang ada dalam Al-Quran
maka pasti akan menemukan sesuatu yang menarik untuk dibahas. Secara
umum ayat Al-Quran semuanya mengandung nilai-nilai pendidikan. Artinya,
semua ayat dalam Al-Quran itu mendidik dan mengajarkan manusia agar
tidak berbuat munkar seperti zina, mabuk, membunuh, dan lain sebagainya.
Akan tetapi malah sebaliknya, yaitu Al-Quran selalu memerintahkan manusia
untuk berbuat ma‟ruf.4
Al-Quran banyak mengajarkan hal kepada manusia mulai dari persoalan
akidah, akhlak, prinsip-prinsip dalam beribadah, muamalah, bahkan sampai
kepada ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan menjadi wadah dalam
memberikan wawasan dan motivasi kepada manusia agar bisa memperhatikan
alam dalam melihat kekuasaan Allah. Berdasarkan hal ini, Al-Quran menjadi
motivasi atau inspirasi bagi para pembacanya, pengkajinya, maupun
pengamalnya.
3Hidayat. (2014). Nilai Pendidikan dalam Sejarah Penurunan Al-Quran secara Bertahap.
hal. 2 4Khoridatul Islamiya. (2015). Nilai-nilai Pendidikan dalam QS. Al-Baqarah Ayat 30-39.
Skripsi, Malang : UIN Maliki. hal. 6
3
Pendidikan merupakan salah satu dari cara agar manusia tahu akan hal
yang tidak diketahuinya. Pendidikan adalah bimbingan secara sadar oleh
pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani menuju terbentuknya
pribadi yang utama.5 Pendidikan bagi manusia merupakan kebutuhan yang
harus dipenuhi karena tanpa pendidikan mustahil suatu kelompok manusia
bisa hidup berkembang sejalan dengan keinginan untuk maju dan bahagia
dalam pandangan hidup manusia.6
Pendidikan tidak terpisahkan dari kehidupan manusia karena
pendidikan merupakan media dalam membina kepribadian dan
mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia. Pendidikan tidak hanya
berlaku di bangku sekolah saja, keluarga dan masyarakat juga berfungsi
sebagai tempat pendidikan yaitu menanamkan nilai-nilai kehidupan yang baik
dalam keluarga serta sosial.
Pribadi seseorang akan menjadi baik apabila tiga tempat pendidikan
tersebut saling mendukung agar tidak hanya mencetak seorang manusia yang
berpendidikan akan tetapi juga berakhlak mulia. Melaksanakan semua tugas
kehidupan baik yang bersifat pribadi maupun sosia diperlukan keyakinan kuat
dan akhlak yang terpuji agar terbentuknya Insan Kamil tersebut.
Pendidikan sekarang sudah berubah sesuai dengan perkembangan
zaman yang semakin modern. Perubahan dalam dunia pendidikan sangat
signifikan sehingga merubah pola pikir yang awam kaku menjadi sangat
5Ahmad Tafsir. (2011). Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya Offset, hal. 24 6Fuad Ihsan. (2008). Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta, hal. 2
4
modern. Hal ini lah yang membuatkan pendidikan sendiri mempunyai nilai
yang sangat penting bagi manusia, begitu juga dalam Islam.
Nilai-nilai pendidikan merupakan sifat-sifat penting yang terdapat dalam
pendidikan dan bisa digunakan oleh manusia dalam mencapai tujuan hidup,
mampu membuat seorang peserta didik menguasai pengetahuan yang diajarkan
oleh pendidik, bisa mengembangkan keterampilan yang dimilikinya, bisa
memberikan teladan yang baik terhadap orang lain, mampu menghadapi tantangan
zaman yang semakin berkembang, serta bisa menjadikan ia berguna bagi orang di
sekelilingnya.
Islam sangat menjunjung tinggi nilai pendidikan. Bahkan ayat Al-Quran
yang pertama turun adalah Iqra’ (bacalah). Membaca merupakan salah satu
aktifitas yang ada dalam pendidikan dan Nabi Muhammad sangat
menekankan akan hal itu sehingga terlihat betapa mulianya pendidikan itu.
Ayat lain yang menjelaskan tentang tingginya nilai pendidikan yaitu QS. Al-
Mujadalah ayat 11 yang berbunyi :
ياأيهاالذيهءامىىاإذاقيللكمتفسحىافيالمجالسفافسحىايفسحاللهلكم
وإذاقيلاوشزوافاوشزوايزفعاللهالذيهءامىىامىكموالذيهأوتىاالعل م
درجاتواللهبماتعملىنخبيز
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu
‘Berlapang-lapanglah dalam majlis’, lapangkanlah niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan ‘Berdirilah kamu’
maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman
diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS. Al-
Mujadalah/58 : 11).7
7Quran/58 : 11
5
Berdasarkan ayat di atas, dapat disimpulkan bahwa orang-orang yang
berilmu ia akan ditinggikan derajatnya oleh Allah swt tidak hanya di dunia
akan tetapi juga di akhirat nantinya. Melalui ayat ini bisa dilihat betapa
tingginya derajat orang yang berilmu sampai disebutkan di dalam Al-Quran.
Hal ini tentu menjadi dorongan semangat bagi setiap orang untuk menuntut
ilmu.
Ayat di atas adalah salah satu dari beribu ayat Al-Quran yang
menyebutkan tentang pendidikan. Banyak surah maupun ayat dalam Al-
Quran yang berbicara tentang pendidikan salah satunya yang akan peneliti
bahas dalam penelitian ini, yaitu dalam QS. Al-An„am ayat 52-55.
Surah Al-An„am merupakan surah yang keenam dalam Al-Quran. Surah ini
terdiri atas 165 ayat dan termasuk dalam golongan surah Makkiyah, karena hampir
seluruh ayat surah ini diturunkan di Mekkah sebelum hijrah. Dinamakan Al-
An„am (hewan ternak) karena di dalamnya disebut kata An„am dalam hubungan
dengan adat-istiadat kaum musyrik, yang menurut mereka binatang-binatang
ternak itu dapat dipergunakan untuk mendekatkan diri kepada tuhan mereka dan di
dalam surah ini juga dikemukakan hukum berkenaan dengan hewan ternak
tersebut.8
Isi surah Al-An„am secara umum adalah tentang binatang ternak. Selain
itu, Al-An„am juga memuat doa seperti doa iftitah yang dibaca pelan pada
saat shalat dan terdapat ayat ke 79 dan 163 dalam surah tersebut. Selain itu,
surah Al-An„am juga berbicara tentang keimanan tentang keesaan Allah
8Wikipedia Bahasa Indonesia
6
melalui sifat-sifatNya, hukum syariat seperti melarang menyembah selain
Allah, kisah-kisah teladan seperti kisah manusia yang menentang ajaran yang
dibawa oleh Nabi Muhammad, serta keterangan-keterangan orang musyrik
yang mempunyai kepercayaaan terhadap kekuatan makhluk gaib (jin, iblis,
malaikat) yang bisa mengubah nasib mereka.9
Cara mengetahui bagaimana isi QS. Al-An„am ayat 52-55 tersebut
sudah seharusnya dilihat dengan keseluruhan terutama tafsirnya. Tafsir yang
dilakukan oleh para ahli pasti berbeda-beda karena setiap orang mempunyai
pemikiran yang berbeda-beda yang nantinya dituangkan juga ke dalam kitab
yang berbeda. Penelitian ini hanya membahas salah satu dari macam-macam
kitab tafsir yang ada, yaitu Tafsir Al-Azhar.
Tafsir Al-Azhar merupakan salah satu kitab tafsir karya dari Buya
HAMKA yang monumental dan juga merupakan suatu karya terbaik pada
masanya. Tafsir Al-Azhar merupakan tafsir yang menggunakan bahasa
Melayu dalam penulisannya dan merupakan satu-satunya karya dari Melayu
muslim. Tafsir Al-Azhar ditulis menggunakan bahasa Melayu agar bangsa
Melayu yang tidak bisa berbahasa Arab bisa mengetahui dan memahami
Tafsir Al-Azhar.10
Penulisan Tafsir Al-Azhar dimulai dari Surah Al-Kahfi yang merupakan
juz 15 dalam Al-Quran. Tafsir Al-Azhar mulai ditulis pada waktu penjelasan
HAMKA yang disampaikan di masjid Al-Azhar. Tafsir Al-Azhar ditulis
9Milik Badan Wakaf Universitas Islam Indonesia. (1990). Al-Quran dan Tafsirnya Jilid
III. Yogyakarta : PT. Dana Bhakti Wakaf, hal. 69-70 10
Dewi Murni. (2015). Al-Azhar; Suatu Tinjauan Biografis dan Metodologis, Syuhada 3
(2) Oktober, hal. 24
7
berdasarkan pandangan dan kerangka manhaj yang jelas dengan merujuk
pada kaidah bahasa Arab, tafsiran para salaf, asbabun nuzul, nasikh-mansukh,
ilmu hadits, ilmu fiqh dan sebagainya.11
Alasan peneliti menggunakan Tafsir Al-Azhar adalah karena tafsir ini
banyak digunakan oleh para mufassir dalam mengkaji Al-Quran. Tafsir Al-
Azhar menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca serta
pembahasan yang dilakukan secara detail. Alasan lain juga karena Tafsir Al-
Azhar merupakan salah satu tafsir yang dihasilkan di Indonesia. Sebagai
seorang penulis yang terkenal, HAMKA memperlihatkan keluasan
pengetahuannya dalam hampir semua disiplin ilmu lewat Tafsir Al-Azhar.
Baik itu tentang ilmu-ilmu tentang agama Islam maupun pengetahuan non
keagamaan yang mencakup banyak wawasan.
Tafsir Al-Azhar ini banyak mengedepankan fenomena-fenomena sosial
kemasyarakatan dalam upaya menyampaikan pesan, kesan, dan tuntutan Al-
Quran. Upaya tersebut tidak terlepas dari tujuan HAMKA untuk menjadikan
Al-Quran sebagai petunjuk dan pedoman hidup setiap muslim sebagai
khalifah-Nya di muka bumi ini. Selain itu, Tafsir Al-Azhar dirancang agar
bisa menjadi obor penerang bagi masyarakat dengan berbagai jenis latar
belakang pendidikan, profesi, dan status lainnya. 12
Hubungan tafsir Al-An„am ayat 52-55 dengan yang terjadi pada zaman
sekarang adalah banyaknya ketidaksinambungan dalam hal pendidikan. Saat
11
Avif Alviyah, (2016), Metode Penafsiran Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar, Ilmu
Ushuluddin 15 (1) Januari, hal. 28-29 12
Yanuardi syukur dan Arlen Ara Guci. (2017). Buya Hamka; Memoar Perjalanan Hidup
Sang Ulama. Soko : Tinta Medina, Creative Imprint of Tiga Serangkai. hal. 116
8
kita mengacu pada Al-Quran hendaknya pendidikan sudah memberikan
kebebasan bagi setiap individu untuk menuntut ilmu. Malah seharusnya tidak
ada yang bisa menghalangi seseorang dalam menuntut ilmu. Akan tetapi pada
kenyataannya banyak kejadian yang menunjukkan bahwa pendidikan pada
saat ini seakan “pandang bulu” terhadap orang yang menuntut ilmu dengan
memandang fisik, pangkat, dan derajat seseorang.
Berdasarkan uraian di atas, dengan tujuan pembelajaran dalam
pendidikan maka penulis tertarik untuk meneliti kandungan yang terdapat
dalam QS. Al-An„am ayat 52-55 dengan judul “Analisa Nilai-nilai
Pendidikan yang Terkandung dalam QS. Al-An‘am Ayat 52-55 (Kajian
Tafsir Al-Azhar Karya HAMKA)”
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah nilai-nilai
pendidikan yang terkandung dalam QS. Al-An‟am ayat 52-55 menurut Tafsir
Al-Azhar?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan nilai-nilai
pendidikan yang terkandung dalam QS. Al-An„am ayat 52-55 menurut Tafsir
Al-Azhar.
9
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan bisa menambah pengetahuan dan kajian tentang
nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam Al-Quran.
2. Manfaat Praktis
a. Instansi/Lembaga
Hasil penenelitian ini diharapkan bisa menambah wawasan
pengetahuan dan juga bisa sebagai informasi bagi para praktisi
pendidikan dan civitas akademikadi lingkungan Fakultas Agama
Islam Universitas Muhammadiyah Malang.
b. Pendidik
Penelitian ini diharapkan bisa menambah referensi terkait nilai-nilai
pendidikan yang ada dalam Al-Quran sebagai pendidik.
c. Peneliti Lain
Manfaat yang bisa diambil bagi peneliti lain dalam penelitian adalah
sebagai khazanah pengetahuan dan rujukan dalam ilmu pendidikan.
E. Batasan Istilah
1. Nilai-nilai Pendidikan
Dilihat dari asal datangnya nilai dalam perspektif Islam terdapat dua
sumber nilai, yakni Tuhan dan manusia. Nilai yang datang dari Tuhan
adalah ajaran-ajaran tentang kebaikan-kebaikan yang terdapat dalam kitab
suci. Nilai yang merupakan firman Tuhan bersifat mutlak, tetapi
10
implementasinya dalam bentuk perilaku merupakan penafsiran terhadap
firman tersebut yang bersifat relatif.13
Menurut peneliti nilai-nilai pendidikan merupakan hal-hal yang
berguna dalam kehidupan manusia yang terdapat dalam suatu pendidikan
dan berguna dalam mencapai cita-cita manusia baik itu dalam
hubungannya dengan diri sendiri maupun orang lain serta mampu
menghadapi perkembangan zaman yang semakin modern.
Menurut Hamka, pendidikan Islam merupakan pembentukan pribadi
yang berbudi pekerti untuk mencapai kemajuan bangsa untuk mencapai
kemuliaan.14
Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang sadar dan
bertujuan dan Allah telah meletakkan asas-asasnya bagi manusia dalam
sebuah syariat. Pendidikan Islam adalah serangkaian proses yang
sistematis terencana dan komprehensip dalam upaya mentransfer nilai-
nilai kepada peserta didik dan mengembangkan potensinya sehingga
mereka mampu melaksanakan tugasnya sebagai manusia di muka bumi
sesuai dengan syariat.15
Pendidikan Islam pada hakikatnya adalah proses menuju perubahan ke
arah yang positif. Hal ini sesuai dengan tujuan Pendidikan Islam yaitu untuk
menjaga dan memelihara fitrah peserta didik mengembangkan segala potensi
yang dimiliki, dan mengarahkan potensi tersebut menuju kebaikan dan
kesempurnaan, serta merealisasikan hal tersebut secara bertahap.
13
Nasri Kurnialoh. (2015). Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam dalam Serat Sastra
Gendhing, Ibda’ Jurnal Kebudayaan Islam 13 (1) Januari-Juni, hal. 100 14
Abdul Nashir. (2007). Buya Hamka dan M. Natsir tentang Pendidikan Islam, At-Ta’dib
3 (1), Februari, hal. 69 15
Musthafa. (2015) Opcit. 166
11
Pendidikan Islam sangat memperhatikan penataan individual dan
sosial yang membawa penganutnya pada pengaplikasian ajaran Islam
dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan Islam juga mempunyai kegunaan
dalam rangka pembangunan dan pengembangan pendidikan Islamm
bahkan Pendidikan Islam menjadi tolak ukur bagaimana Islam dengan
umatnya telah memainkan peranannya dalam berbagai aspek sosial,
politik, maupun budaya.
Terdapat berbagai macam nilai Islam dalam Pendidikan Islam yang
mendukung Islam dalam dunia pendidikan yang bahkan menjadi suatu
sistem di dalamnya. Nilai tersebut menjadi dasar dalam pengembangan
jiwa peserta didik sehingga bisa menjadi output pendidikan yang sesuai
dengan masyarakat di lingkungannya. Nilai pendidikan Islam merupakan
sifat yang melekat pada pendidikan Islam yang digunakan manusia dalam
mencapai tujuan hidupnya untuk mengabdi kepada Allah swt.
Pendidikan Islam tidak hanya bertujuan sekedar proses transfer
budaya atau ilmu pengetahuan tapi juga transfer nilai ajaran-ajaran Islam.
Hakikatnya tujuan pendidikan Islam adalah menjadikan manusia yang
bertakwa, manusia dapat mencapai kemenangan dan kebahagiaan dunia
dan akhirat.
Nilai pendidikan Islam adalah sejumlah sifat-sifat dan ide yang
penting dan berguna bagi manusia yang didapatkan dari proses
pengembangan pribadi melalui proses pengajaran, pelatihan, pengalaman,
pewarisan, atau pembudayaan dari generasi ke generasi sehingga terjadi
12
perubahan sikap dan tingkah laku yang mendarah daging untuk
melaksanakan perbuatan berdasarkan nilai-nilai dasar Islam yang
terkandung dalam Al-Quran dan Sunnah guna menggapai hakikat manusia.
Nilai-nilai pendidikan Islam pada dasarnya berlandaskan pada nilai-nilai
Islam yang meliputi semua aspek kehidupan, baik itu hubungan manusia
dengan Allah swt, hubungan manusia dengan manusia, maupun hubungan
manusia dengan lingkungannya.
2. Surah Al-An„am
Surah Al-An„am merupakan surah keenam dalam Al-Quran yang
berisi 165 ayat dan termasuk ke dalam golongan surah Makkiyah. Al-
An„am termasuk dalam golongan surah Makkiyah karena surah ini turun
kepada Nabi Muhammad saw sebelum beliau hijrah ke kota Madinah pada
waktu itu.
Nama Al-An„am diambil dari dalam surah itu juga. Kata Al-An„am di
dalamnya diulang sebanyak enam kali. Nama ini merupakan satu-satunya nama
yang dikenal pada masa Nabi Muhammad, maka pada saat surah ini turun
diberilah nama Al-An„am. Menurut sebuah riwayat menyatakan bahwa surah
ini diturunkan sekaligus oleh 70.000 malaikat dengan mengalunkan tasbih.16
Sebagian ulama mengecualikan beberapa ayat yang menurut mereka turun
setelah Nabi Muhammad hijrah ke Madinah, yaitu ayat 90-93 dan 150-153,
kendati ada riwayat yang menyebutkan hanya dua ayat, yaitu ayat 90 dan 91.
Riwayat lain bahkan menyatakan hanya satu ayat, yaitu ayat 90. Akan tetapi,
16
Zahra Ridho Hasanah. (2016). Nilai-nilai Pendidikan Karakter Surat Al-An’am ayat
151-153 dan Penerapannya dalam PAI. Skripsi. Salatiga : IAIN Salatiga. hal. 27
13
riwayat-riwayat itu mengandung kelemahan-kelemahan seperti yang dikatakan
oleh pakar tafsir dan hadits Sayyid Muhammad Rasyid Ridha, “Banyak riwayat
menyatakan seluruh ayat surah ini turun sekaligus. Persoalan yang
diinformasikan riwayat itu bukan persoalan ijtihad atau nalar tetapi sejarah, bukan
juga persoalan yang berhubungan dengan hawa nafsu yang dapat mengantar
kepada penolakannya atau persoalan redaksi yang bisa menjadikannya memiliki
kelemahan. Karena itu, riwayat-riwayat tentang turunnya seluruh ayat-ayat surah
ini sekaligus pastilah mempunyai dasar yang dapat dipertanggungjawabkan”.
Riwayat lain ada yang mengecualikan beberapa yat yang
dikemukakan dinilai oleh sekian banyak ulama memiliki kelemahan-
kelemahan sehingga tidak wajar bila dijadikan dasar untuk menolak
riwayat yang demikian banyak tentang turunnya surah ini sekaligus.
Riwayat yang lebih banyak, walaupun lemah bisa saling memperkuat.17
3. QS. Al-An„am Ayat 52 – 55
Asbabun nuzul QS. Al-An„am ayat 52 adalah berkenaan dengan
Sa„ad bin Abi Waqqash dan Abdullah bin Mas„ud serta empat orang
lainnya. Mereka berkata kepada Rasulullah, “Usirlah mereka, sungguh
kami malu jika pengikutmu seperti mereka.” Ini diriwayatkan oleh Ibnu
Hibban dan Hakim yang memasukkan Ibnu Mas‟ud dalam kalangan para
pemimpin Quraisy. Yang benar adalah riwayat Muslim yang menyebutkan
bahwa keenam orang tersebut yang diminta untuk diusir. Sedangkan ayat
54, asbabun nuzulnya menurut Ikrimah, “ayat ini turun berkenaan dengan
17
M. Quraish shihab. (2005). Tafsir Al-Mishbah; Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-
Quran Vol. 4. Jakarta : Penerbit Lentera Hati. hal. 3-4
14
beberapa orang yang dilarang oleh Allah untuk diusir. Jika Nabi bertemu
mereka, beliau lebih dahulu mengucapkan salam.18
4. Tafsir Al-Azhar
Tafsir Al-Azhar merupakan sebuah karya dari Buya HAMKA. Tafsir
Al-Azhar berasal dari kuliah subuh yang diberikan HAMKA di Masjid
Agung Al-Azhar mulai tahn 1959.19
Tafsir Al-Azhar merupakan karya
yang monumental pada masanya dan ditulis dengan Bahasa Indonesia atau
Melayu dengan ejaan lama.
Perlu diketahui bahwa Tafsir Al-Azhar mulai ditulis dari juz 15. Hal
ini dikarenakan sudah banyak kitab tafsir karangan penafsir lainnya yang
mulai dari juz 1 tapi tidak selesai sampai juz 30. Maka, HAMKA menulis
kitab tafsir mulai dari juz 15 sampai 30.
Alasan Buya HAMKA menulis Tafsir Al-Azhar dikarenakan
beberapa alasan, diantaranya adalah : (1) Para mufassir terlalu fanatik
terhadap mazhab yang dianutnya, sehingga saat ada tafsir yang berbeda
maka para mufassirin akan berusaha membawa makna dari tafsir tersebut
mengikuti mazhab yang dianut oleh mereka. (2) Masyarakat Indonesia
yang mayoritas muslim dan haus akan ilmu agama. (3) Buya HAMKA
ingin meninggalkan warisan terhadap umat dan bangsa. (4) Beliau ingin
memenuhi sebaik-baik baik sangka terhadap Al-Azhar dan hutang budi
karena telah memberinya penghargaan.20
18
Wahbah Zuhaili. (2008). Buku Pintar Al-Quran; seven in One. Jakarta : PT. Siaga
Swadaya. hal. 134-135 19
M. Yunan Yusuf. (2004). Corak Pemikiran Kalam Tafsir Al-Azhar. Cetakan Ketiga,
Jakarta : Penamadina. hal. 55 20
Malkan. (2009). Tafsir Al-Azhar: Suatu Tinjauan Biografis dan Metodologis, Jurnal
Hanafa 6 (3) Desember, hal. 366-367
15
F. Penelitian Terdahulu
Setelah melakukan penelusuran lebih lanjut, peneliti menemukan
beberapa penelitian yang terkait dengan judul penelitian yang akan peneliti
teliti saat ini diantaranya adalah :
1. Skripsi yang meneliti tentang “Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam QS.
Al-An„am ayat 151-153 dan Penerapannya dalam PAI” yang ditulis oleh
Zahra Ridho Hasanah dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Institut
Agama Islam Negeri Salatiga tahun 2016. Skripsi ini menunjukkan bahwa
dalam QS. Al-An„am ayat 151-153 terdapat nilai-nilai pendidikan
karakter. Nilai-nilai tersebut adalah: 1) takwa, kasih sayang, tanggung
jawab, cinta damai, peduli sosial, dan adil. 2) Nilai-nilai pendidikan
karakter tersebut dapat diterapkan tidak hanya dalam proses pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di kelas, tetapi juga lewat lingkungan
pendidikannya yaitu sekolah, serta pendidiknya.
2. Skripsi lain yang terkait dengan skripsi ini adalah “Pendidikan Tauhid
Berdasarkan QS. Al-An„am Ayat 74-83 Serta Penerapannya dalam
Pendidikan Agama Islam (Tinjauan Tafsir Al-Mishbah Karya M. Quraish
Shihab)”, yaitu skripsi saudari Metha Shofi Ramadhani Jurusan
Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2011. Skripsi ini
membahas tentang nilai-nilai pendidikan tauhid yang terdapat dalam QS.
Al-An„am ayat 74-83 terdapat beberapa poin. Pertama, nilai pendidikan
tauhid, yaitu tauhid rubūbiyah, tauhid uluhiyah, dan tauhid ubudiyah.
16
Kedua, penerapan dalam PAI adalah pada aspek tujuan (a) pembentukan
manusia bertaqwa sesuai fitrah awal kejadian manusia untuk bertauhid, (b)
pembentukan kesalehan manusia mempraktekkan tauhid dalam kehidupan
sehari-hari melalui aspek materi (akidah dan ibadah) dan metode (kisah,
keteladanan, dan pembiasaan).
3. Skripsi yang meneliti tentang “Konsep Pendidikan Akidah dalam Surah
Al-An„am Ayat 74-79 (Sebuah Analisis Tahlili)” merupakan karya Munif
Afifuddin seorang mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri Walisongo
Semarang tahun 2013. Skripsi ini membahas tentang konsep pendidikan
akidah. Kajian yang dilakukan menunjukkan bahwa pendidikan akidah
adalah upaya membimbing seseorang untuk mengamalkan akidah Islam
sebagai pandangan hidup, sehingga tertanam kuat di dalam jiwa dan tidak
tergoyahkan oleh gangguan yang berusaha melemahkan keyakinan
tersebut. Konsep pendidikan akidah yang ada dalam surah Al-An‟am ayat
74-79 adalah mengessakan Allah secara konsekuen, yaitu bahwa tiada
tuhan yang patut disembah keculi Allah dengan menolak pertuhanan
patung (berhala) dan benda-benda langit.
4. Skripsi yang meneliti tentang “Nilai-nilai Pendidikan Islam yang
Terkandung dalam Al-Quran Surat Al-A„raf Ayat 26-27 dan Aplikasinya”
merupakan skripsi saudari Siti Nurbaiti mahasiswi Jurusan Pendidikan
Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015. Hasil penelitian skripsi ini
17
menunjukkan bahwa dalam QS. Al-A„raf ayat 26-27 terdapat nilai-nilai
pendidikan Islam, yaitu pendidikan ibadah dalam hal perintah menutup
aurat dan bersyukur, pendidikan akidah dalam hal taqwa kepada allah
dalam keadaan apapun juga, serta pendidikan keimanan yang mengajarkan
untuk selalu beriman kepada Allah swt.
Berdasarkan penelitian terkait tersebut, maka jelas bahwa penelitian
tentang “Nilai-nilai Pendidikan dalam QS. Al-An‟am Ayat 52-55 (Kajian
Tafsir Al-Azhar)” belum ada yang meneliti. Maka penelitian ini akan
membahas nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam QS. Al-An‟am ayat
52-55 berdasarkan kajian tafsir kitab Al-Azhar karya Buya HAMKA.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi merupakan suatu cara menyusun dan
mengolah hasil penelitian dari data serta bahan-bahan yang disusun menurut
susunan tertentu sehingga menghasilkan kerangka skripsi yang sistematis dan
mudah dipahami. Adapun sistematika penulisan dalam skripsi ini adalah
sebagai berikut :
Bab I adalah pendahuluan yang berlaku sebagai acuan dasar dalam
melakukan penelitian. Pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah
yang diteliti, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan
istilah, penelitian terdahulu, dan sistematika penulisan.
Bab II adalah tinjauan pustaka yang menjabarkan definisi-definisi yang
menjadi pokok pembahasan dan sudah tertulis pada judul penelitian ini.
18
Pokok pembahasan yang dibahas dalam tinjauan pustaka adalah Nilai-nilai
Pendidikan Islam, Surah Al-An„am, Qs. Al-An„am Ayat 52-55, dan Tafsir Al-
Azhar.
Bab III menguraikan metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini. Metode penelitian meliputi pendekatan penelitian, jenis
penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data.
Bab IV dalam penelitian ini merupakan paparan data mengenai kajian
Tafsir Al-Azhar tentang surah Al-an„am ayat 52-55. Hasil Penelitian yang
akan membahas tentang seputar tentang QS. Al-An„am ayat 52-55 dan nilai-
nilai pendidikan yang terkandung dalam QS. Al-An„am Ayat 52-55.
Bab V merupakan penutup yang meliputi kesimpulan dan saran-saran.
Recommended