View
2
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan ketentuan Pasal 260 Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menyebutkan
bahwa Daerah sesuai dengan kewenangannya menyusun Rencana
Pembangunan Daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem
perencanaan pembangunan nasional. Rencana Pembangunan
Daerah dikoordinasikan, disinergikan, dan diharmonisasikan oleh
Perangkat Daerah yang membidangi perencanaan pembangunan
daerah. Selanjutnya pada Pasal 263 ditegaskan bahwa Dokumen
Perencanaan Daerah terdiri dari Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangungan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pembangunan
Daerah (RKPD).
Pada Pasal 263 ayat (3) menyebutkan RKPD merupakan
penjabaran RPJMD yang memuat rancangan kerangka ekonomi
Daerah, prioritas pembangunan Daerah, serta rencana kerja dan
pendanaan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang disusun
dengan mempedomani Arah Kebijakan dalam Rencana Kerja
Pemerintah dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Penyusunan
RKPD Kabupaten Demak tahun 2018 berpedoman pada RPJPD
Kabupaten Demak tahun 2006-2025, Prioritas Kebijakan Nasional
2018, Prioritas Kebijakan Provinsi Jawa Tengah 2018 dan RPJMD
Kabupaten Demak Tahun 2016 – 2021.
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 merupakan
pedoman dalam penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA)
serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) yang
menjadi Dasar Penyusunan Rancangan APBD Kabupaten Demak
Tahun 2018. RKPD memuat kerangka ekonomi daerah, program
prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya
serta prakiraan maju dengan kerangka pendanaan dan pagu
indikatif yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 2
Daerah, maupun sumber - sumber lain yang ditempuh dengan
mendorong partisipasi masyarakat.
Penyusunan RKPD dilaksanakan dengan pendekatan
teknokratik, perencanaan dari bawah (bottom up planning),
arahan kebijakan Pemerintah (top down planning), pendekatan
politik dan partisipatif sebagai kerangka landasan filosofi, serta
dilakukan melalui pentahapan yaitu : persiapan penyusunan,
penyusunan rancangan awal RKPD, penyusunan rancangan
RKPD, Pelaksanaan Musrenbang RKPD 2018 yang sebelumnya
didahului dengan kegiatan Pra Musrenbang, perumusan
rancangan akhir, dan Penetapan RKPD Kabupaten Demak.
Persiapan penyusunan RKPD Kabupaten Demak tahun
2018 diawali dengan pembentukan tim penyusun RKPD, dan
penyiapan data serta informasi perencanaan pembangunan
daerah. Selanjutnya penyusunan rancangan awal RKPD 2018
mencakup antara lain gambaran umum kondisi daerah, analisis
perekonomian dan keuangan daerah, evaluasi kerja
pembangunan tahun 2015, pokok- pokok pikiran DPRD,
pelaksanaan pembangunan daerah, kerangka ekonomi dan
kebijakan keuangan daerah. Perumusan prioritas dan sasaran
pembangunan daerah serta pagu indikatif, penyelarasan
rencana program prioritas dan pagu indikatif.
Tahapan selanjutnya adalah penyusunan rancangan
RKPD yang merupakan penyempurnaan dari rancangan awal
RKPD berdasarkan masukan dan rancangan Rencana Kerja
Perangkat Daerah (Renja PD) dan harmonisasi serta sinergitas
terhadap prioritas dan sasaran pembangunan Provinsi Jawa
Tengah dan Nasional Tahun 2018. Setelah rancangan RKPD
tersusun selanjutnya dibahas dalam Forum Musrenbang RKPD
Tahun 2018 yang merupakan perwujudan proses perencanaan
pembangunan yang partisipatif dan akuntabel.
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 3
1.2 Dasar Hukum
Dasar hukum penyusunan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah Kabupaten Demak Tahun 2018, itu sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa
Tengah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II
Batang dengan Mengubah Undang–Undang Nomor 13 Tahun
1950 tentang Pembentukan Daerah–daerah Kabupaten dalam
Lingkungan Propinsi Jawa Tengah;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara;
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional;
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah;
5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-
2025;
6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan;
7. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara;
8. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1976 tentang
Perluasan Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah;
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 4
12. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah;
16. Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2015 – 2019;
17. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun
2006 tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan
Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah
Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah.
18. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2013
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Tahun 2013 – 2018;
19. Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 6 Tahun 2006
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Kabupaten Demak Tahun 2006-2025;
20. Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 3 Tahun 2008
tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah
dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Demak;
21. Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 6 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Demak
2011 – 2031.
22. Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 11 Tahun 2016
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Demak 2016 – 2021.
23. Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 5 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Kabupaten Demak.
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 5
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud penyusunan RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018
adalah tersusunnya dokumen perencanaan pembangunan
tahunan yang merupakan penjabaran dari perencanaan jangka
menengah dan perencanaan jangka panjang daerah.
Sedangkan tujuan penyusunan RKPD Kabupaten Demak
Tahun 2018 adalah :
1. Menyusun pedoman pembangunan tahun 2018 yang akan
menjadi acuan bagi Perangkat Daerah dalam menyusun
Rencana Kerja (Renja) Perangkat Daerah;
2. Menjadi landasan penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA)
dan prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun
Anggaran 2018, sebagai dasar penyusunan Rancangan APBD
Kabupaten Demak Tahun Anggaran 2018;
3. Menjadi pedoman dalam rangka menjamin keterkaitan
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan
pembangunan daerah.
1.4 Hubungan Antar Dokumen
RPJMD Kabupaten Demak Tahun 2016-2021 merupakan
pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis Perangkat Daerah
(Renstra-PD) dalam rentang waktu 5 (lima) tahun. Renstra-PD
merupakan penjabaran teknis RPJMD yang berfungsi sebagai
dokumen perencanaan teknis operasional dalam menentukan arah
kebijakan serta indikasi program dan kegiatan setiap urusan
bidang dan/atau fungsi pemerintahan untuk jangka waktu 5
(lima) tahunan, yang disusun oleh setiap Perangkat Daerah.
Renstra Perangkat Daerah sebagaimana Ketentuan Pasal 93
Peraturan Menteri Dalam Negeri 54 Tahun 2010 memuat
pendahuluan, gambaran pelayanan PD, isu-isu strategis
berdasarkan tugas pokok dan fungsi, visi, misi, tujuan dan
sasaran, strategi dan kebijakan; rencana program, kegiatan,
indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif; dan
indikator kinerja PD yang mengacu pada tujuan dan sasaran
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 6
RPJMD. Pada Bab 6 Renstra PD yaitu berisi indikator kinerja PD
yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD, dimana pada
Bab 6 renstra harus sama dengan Bab 9 RPJMD Penetapan
Indikator Kinerja Daerah.
Hubungan antara perencanaan dan anggaran adalah
sebagai berikut :
RPJPNASIONAL
RPJMNASIONAL
RKP RAPBNAPBN
RPJPDAERAH
RPJMDAERAH
RKPD RAPBD APBD
RENSTRASKPD
RENJA
SKPDRKA –SKPD
PENJABARANAPBD
RENSTRAKL
RENJAKL
RKA - KL RINCIANAPBN
Pedoman dijabarkan
Pedoman
Pedoman
Pedoman dijabarkan
diacu
Pedoman
PedomanPedoman
Pedoman
Pe
me
rinta
h
Pu
sa
t
Pe
me
rinta
h
Dae
rah
RENCANA
KERJA ANGGARAN
diacu diperhatikan Diserasikan melalui MUSRENBANGDA
Pedoman
Pedoman
KUA
Pedoman
Hubungan Antara RPJMD dengan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD)
Selanjutnya hubungan antara Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Demak Tahun 2016-2021
dan RKPD yaitu RPJMD dijabarkan ke dalam Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) yang merupakan suatu dokumen
perencanaan tahunan. RKPD sebagaimana dimaksud dalam
Permendagri 54 Tahun 2010 Pasal 99 huruf d, adalah dokumen
yang didalamnya memuat rancangan kerangka ekonomi daerah;
program prioritas pembangunan daerah; dan rencana kerja,
pendanaan dan prakiraan maju.
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 7
Rencana kerja, pendanaan dan prakiraan maju tersebut
mempertimbangkan kerangka pendanaan dan pagu indikatif, yang
bersumber dari APBD maupun sumber-sumber lain yang
ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.
Rancangan kerangka ekonomi daerah memuat gambaran
kondisi ekonomi, kemampuan pendanaan dan pembiayaan
pembangunan daerah paling sedikit 2 (dua) tahun sebelumnya,
dan perkiraan untuk tahun yang direncanakan. Program prioritas
pembangunan daerah memuat program-program yang berorientasi
pada pemenuhan hak-hak dasar masyarakat dan pencapaian
keadilan yang berkelanjutan sebagai penjabaran dari RPJMD pada
tahun yang direncanakan.
Rencana kerja dan pendanaan serta prakiraan maju dengan
mempertimbangkan kerangka pendanaan dan pagu indikatif yang
bersumber dari APBD memuat program dan kegiatan
pembangunan yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah
daerah, disertai perhitungan kebutuhan dana bersumber dari
APBD untuk tahun-tahun berikutnya dari tahun anggaran yang
direncanakan. Dengan demikian RPKD yang disusun merupakan
implementasi dari target-target tahunan yang tercantum dalam
RPJMD.
Selanjutnya RKPD merupakan bahan utama pelaksanaan
Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang)
Kabupaten Demak yang dilaksanakan secara berjenjang mulai dari
tingkat Desa/Kelurahan, Kecamatan, dan Kabupaten.
Untuk penyusunan RKPD tahun 2018 yang merupakan
tahun kedua pelaksanaan RPJMD Kabupaten Demak Tahun
2016–2021. Dalam rangka pengintegrasian perencanaan
pembangunan secara nasional, maka dalam proses penyusunan
ini berpedoman dan memperhatikan arahan :
1. Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah Nomor :
050.23/0020975 tanggal 27 Desember 2016 tentang Arah
Kebijakan Penyusunan RKPD Tahun 2018;
2. Surat Edaran Bupati Demak tentang Arah Kebijakan
Pembangunan Untuk Penyusunan RKPD Tahun 2018.
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 8
Penyusunan RKPD Tahun 2018 yang merupakan tahun kedua
pelaksanaan RPJMD, diprioritaskan pada “Perwujudan good governance
dan reformasi birokrasi”, yang difokuskan pada pelaksanaan dan
penataan pemerintahan demi terwujudnya good governance,
mempermudah pelayanan pada masyarakat, pembangunan e goverment
melalui e-planning, e-budgedting dan e-monev, peningkatan kapasitas
Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagaimana amanat dalam Undang-
undang ASN.
1.5 Sistematika RKPD
Rencana Pembangunan Pemerintah Daerah (RKPD)
Kabupaten Demak Tahun 2018 ini disusun berdasarkan
Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah secara sistematis disusun sebagai berikut :
BAB I
Pendahuluan.
Memuat latar belakang, dasar hukum penyusunan,
maksud dan tujuan, hubungan antar dokumen
perencanaan dan sistematika RKPD.
BAB II Evaluasi Pelaksanaan RKPD Tahun 2017 dan Capaian
Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
Menguraikan tentang kondisi eksisting Kabupaten
Demak; berdasarkan aspek geografi dan demografi,
Evaluasi pelaksanaan RKP Daerah Tahun 2017, dan isu-
isu strategis pembangunan daerah.
BAB III Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah Beserta
Kerangka Pendanaan.
Memuat tentang arah kebijakan ekonomi daerah yang
menguraikan tentang kondisi perekonomian regional dan
daerah tahun 2018 serta perkiraan untuk tahun 2019,
dan arah kebijakan keuangan daerah (berisi arah
kebijakan pendapatan daerah, arah kebijakan belanja
daerah, dan arah kebijakan pembiayaan daerah).
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 9
BAB IV Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah.
Memuat prioritas pembangunan daerah tahun 2018
berdasarkan isu strategis dan hasil evaluasi dokumen
perencanaan serta prioritas Nasional dan Provinsi Jawa
Tengah.
BAB V Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah.
Memuat Rencana Program dan fokus Kegiatan
Pemerintah Daerah Kabupaten Demak Tahun 2018, yang
meliputi Urusan Wajib dan Urusan Pilihan.
BAB VI Penutup.
Memuat harapan dukungan dari seluruh pemangku
kepentingan pembangunan daerah dalam rangka
pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan di
Kabupaten Demak.
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 10
BAB II
EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2016 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK
2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah
2.1.1. Posisi Strategis Kabupaten Demak Dalam Pembangunan
Nasional
1. Dalam kebijakan pembangunan nacional, Kabupaten
Demak termasuk kawasan Pusat Pengembangan
Nasional (PKN) Kedungsapur yang meliputi wilayah
Kabupaten Kendal, Kabupaten Demak, Kota Semarang,
Kabupaten Semarang, Kota Salatiga dan Kabupaten
Grobogan. PKN Kedungsapur merupakan kawasan
strategis pengembangan industri, perdagangan dan
jasa. Di kawasan tersebut terdapat beberapa proyek
vital dan strategis nasional, yaitu Pelabuhan
Internasional Tanjung Emas, Bandara Internasional
Ahmad Yani, jalur kereta api, komplek industri di
Tanjung Emas, dan PLTU Tambaklorok, kawasan
industri di Kecamatan Sayung dan sekitarnya. Selain
itu, letak Kabupaten Demak di jalur perekonomian
utama nasional (Jakarta – Surabaya) dan jalur tengah
(Semarang – Grobogan), kemudahan aksesibilitas, jalur
ganda kereta api Jakarta – Surabaya yang mempercepat
transportasi orang dan barang dalam pengembangan
sistem logistik nasional (Silognas).
2. Dalam pengembangan pusat-pusat perekonomian
Kabupaten Demak, terbagi menjadi lima satuan
wilayah pembangunan (SWP) strategis sebagaimana
diamanatkan Perda Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Demak,
sebagai berikut :
a. SWP I : kawasan perkotaan Demak, meliputi
wilayah Kecamatan Demak, Kecamatan Sayung,
Kecamatan Karangtengah dan Kecamatan
Wonosalam.
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 11
b. SWP II : kawasan perkotaan Mranggen, meliputi
wilayah Kecamatan Mranggen, Kecamatan
Karangawen dan Kecamatan Guntur.
c. SWP III : kawasan Wedung, meliputi wilayah
pengembangan Kecamatan Wedung dan Kecamatan
Bonang.
d. SWP IV : kawasan pusat pengembangan Kecamatan
Gajah, meliputi wilayah Kecamatan Gajah,
Kecamatan Karanganyar dan Kecamatan Mijen.
e. SWP V : pusat pengembangan Kecamatan Dempet,
meliputi wilayah pengembangan Kecamatan
Dempet dan Kecamatan Kebonagung.
Pengembangan wilayah di Kabupaten Demak
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tata
ruang wilayah Provinsi Jawa Tengah memerlukan
sinergitas dan kondusivitas daerah bagi peningkatan
penanaman modal, promosi daerah dan kerjasama
antar daerah (KAD).
3. Dalam peningkatan penanaman modal di Provinsi Jawa
Tengah, wilayah Kabupaten Demak termasuk kawasan
strategis Kedungsapur. Berdasarkan amanat
Peraturan Gubernur Nomor 51 Tahun 2012 tentang
Rencana Umum Penanaman Modal di Provinsi Jawa
Tengah diarahkan pada : (1). Peningkatan Iklim
Penanaman Modal; (2). Persebaran Penanaman Modal;
(3). Fokus Pengembangan Pangan, Infrastruktur, dan
Energi; (4). Penanaman Modal yang Berwawasan
Lingkungan (Green Investment); (5). Pemberdayaan
Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi; (6).
Kemudahan dan/atau Insentif Penanaman Modal; dan
(7). Promosi dan Kerjasama Penanaman Modal. Prioritas
penanaman modal pada peningkatan bidang industri
pengolahan, hotel dan restoran, perdagangan,
pengangkutan, jasa perbankan serta listrik, air dan gas
termasuk yang dapat dikembangkan di Kabupaten
Demak.
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 12
4. Potensi sumberdaya manusia di Kabupaten Demak
cukup besar dengan jumlah penduduk (2015) sebanyak
1.117.901 jiwa dari aspek sosial budaya dan agama,
sebagian besar memeluk Agama Islam (sebanyak
1.109.489 orang), Agama Kristen (sebanyak 4.799
orang), Agama Katolik (sebanyak 3.297 orang) dan
agama lainnya (sebanyak 316 orang). Potensi ini dapat
dikembangkan agar kearifan lokal dapat menjadi
penopang berkembangnya keswadayaan dalam
penanggulangan kemiskinan, peningkatan UMKM dan
pengembangan wirausaha berbasis masyarakat.
5. Wilayah Kabupaten Demak memiliki lahan pertanian
yang luas yaitu 50.773 Ha dan berpotensi untuk
pengembangan lahan persawahan lestari dengan
sistem pengairan yang baik, kawasan industri,
perdagangan dan pusat bisnis, perumahan-
pemukiman menjadi pendukung bagi pengembangan
berbagai aktivitas perekonomian, perdagangan, hotel
dan restoran, perbankan dan jasa dari Kota Semarang
dan sekitarnya.
6. Kabupaten Demak memiliki obyek wisata budaya-religi
Masjid Demak dan Makam Sunan Kalijaga yang
merupakan obyek wisata dengan jumlah wisatawan
nusantara terbesar kedua setelah Candi Borobudur
dan sekitarnya. Selain itu, kaya potensi wisata alam,
desa wisata, desa kerajinan dan wisata bahari
berbasis masyarakat yang dapat dikembangkan.
7. Kabupaten Demak menjadi salah satu penyangga
lumbung beras di Jawa Tengah, penyedia bahan
pangan (beras dan jagung), hortikultura, hasil
perikanan dan komoditas unggul lainnya bagi kota-
kota besar di Jawa Tengah dan sekitarnya.
8. Terdapat sentra-sentra usaha mikro, kecil dan
menengah (UMKM) berbasis keterampilan, garmen dan
kerajinan masyarakat di Kecamatan Wedung, Mijen,
Kecamatan Demak dan sekitarnya. Pada kegiatan
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 13
UMKM tersebut terdapat bakat-bakat dan talenta
kewirausahaan dalam masyarakat Kabupaten Demak,
perlu pembinaan dan pemberdayaan agar UMKM dan
keterampilan tenaga kerja tidak tersedot dan
merantau di kota-kota besar, luar Pulau Jawa dan
luar negeri.
2.1.2. Aspek Geografis
a. Geografis
Wilayah Kabupaten Demak dalam pelayanan
pemerintahan terbagi menjadi 14 kecamatan yang
terdiri dari 243 desa dan 6 kelurahan. Kemudian
terbagi menjadi 786 dusun,1.324 RW dan 6.940 RT.
Batas-batas administrasi Kabupaten Demak adalah
sebagai berikut :
Disebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten
Jepara dan Laut Jawa;
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten
Kudus dan Kabupaten Grobogan;
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten
Grobogan dan Kabupaten Semarang,
Serta sebelah Barat berbatasan dengan Kota
Semarang.
Jarak terjauh dari B arat ke Timur sepanjang 49
km, sedangkan dari Utara ke Selatan terbentang
sepanjang 41 km. Semua wilayah kecamatan di
Kabupaten Demak mudah dijangkau dan memiliki
akses transportasi umum dengan mudah, terutama
pusat-pusat perkembangan perekonomian daerah.
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 14
Peta 2.1 Peta Administrasi Kab. Demak
b. Topografi
Wilayah Kabupaten Demak terdiri atas dataran
rendah, kawasan pantai/pesisir serta perbukitan,
dengan rata-rata ketinggian permukaan antara 0 -
100 meter di atas permukaan air laut (DPL).
Berdasarkan letak ketinggian dari permukaan air
laut, wilayah Kabupaten Demak dibatasi atas 3
region, sebagai berikut :
a. Region A : 0-3 meter, meliputi sebagian besar
Kecamatan Bonang, Demak, Karang tengah, Mijen,
Sayung dan Wedung.
b. Region B : 3-10 meter, meliputi sebagian besar
di tiap-tiap kecamatan yang ada di Kabupaten
Demak; 10-25 meter, meliputi sebagian besar
Kecamatan Dempet, Karangawen dan Mranggen;
5-100 meter, meliputi sebagian besar Kec.
Karangawen dan Mranggen
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 15
c. Region C : lebih dari 100 meter, meliputi
sebagian kecil Kecamatan Karangawen dan
Mranggen. Kemiringan Lahan di Kabupaten
Demak sebagian besar relatif datar, yaitu berada
pada lahan dengan kemiringan 0 – 8%.
Sedangkan pada bagian selatan Kabupaten Demak
memiliki kemiringan lahan yang sangat bervariasi
terutama di wilayah Desa Banyumeneng dan
Sumberejo. Kedua desa ini memiliki lahan dengan
kemiringan 0 – 2%, 2 – 8%, 8 – 15%, 15 – 40%,
dan lebih besar dari 40%.
Adapun dibawah ini adalah tabel luas
lahan berdasarkan kelas kelerengan dengan
perincian sebagai berikut :
Tabel 2.1
Luas Lahan Berdasarkan Kelas Lereng Kabupaten Demak
Luas Lahan Berdasarkan Kelas
Lereng
Luas (Ha)
Datar (0-2 derajat) 88.765
Bergelombang (2-15 derajat) 834
Curam (15-40 derajat) 408
Sangat curam (> 40 derajat) 136
Sumber: Demak Dalam Angka Tahun 2016
c. Geologi
Ada beberapa jenis tanah yang ada di
Kabupaten Demak, yaitu: (1) Alluvial hidromorf, terdapat
di sepanjang pantai; (2) Regosol, terdapat di sebagian
besar Kecamatan Karangawen dan Kecamatan
Mranggen; (3) Gromosol kelabu tua, terdapat di
Kecamatan Bonang, Kecamatan Wedung, Kecamatan
Kebonagung, Kecamatan Mijen, Kecamatan Kecamatan
Karanganyar, Kecamatan Gajah, Kecamatan Demak,
Kecamatan Wonosalam, Kecamatan Dempet dan
Kecamatan Sayung, dan (4) Mediteran, terdapat di
sebagian besar Kecamatan Karangawen dan Kecamatan
Mranggen.
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 16
Sebagian besar kondisi tanah yang ada di
Kabupaten Demak pada musim kemarau menjadi keras
dan retak-retak, sehingga tidak dapat ditanami
secara intensif untuk pertanian. Pada musim
penghujan tanahnya bersifat lekat sekali dan volumenya
membesar, serta lembab sehingga agak sulit untuk
ditanami dan memerlukan sistem drainase yang
memadai. Pada beberapa daerah tertentu kondisi air
tanah yang asin dapat mempengaruhi usaha-usaha
petani. Gejala- gejala yang disebabkan oleh air tanah
yang asin terutama nampak pada dekat pantai dan
sungai/saluran pembuangan yang pada musim kemarau
dimasuki air laut.
Struktur Geologi Kabupaten Demak terdiri dari:
(1) Struktur Aluvium terdapat hampir semua
Kecamatan di Kabupaten Demak yaitu di
Kecamatan Mijen, Bonang, Demak, Gajah,
Karanganyar, Wonosalam, Karangtengah, Dempet,
Sayung, Guntur, Mranggen dan Karangawen; (2) Miosen,
fasies sedimen terdapat di sebagian Kecamatan
Karangawen yaitu di Desa Jragung dan sebagian
di Kecamatan Mranggen; (3) Pliosen, fasies sedimen
terdapat di sebagian kecamatan Karangawen yaitu di
Desa Jragung dan sebagian di Kecamatan Mranggen; (4)
Plistosen, fasies gunung api terdapat di sebagian
Kecamatan Karangawen (Desa Margohayu dan
Wonosekar) dan terdapat di Kecamatan Mranggen (Desa
Sumberejo); dan (5) Pliosen, fasies batu gamping yaitu
hanya terdapat di Kecamatan Mranggen.
d. Hidrologi/Hidrogeologi (Keairan)
Sumber-sumber air di wilayah Demak berupa
sumber air di permukaan tanah dan air tanah. Sumber
air di permukaan tanah berasal dari sungai-sungai,
laut dan pantai. Sungai-sungai yang tergolong besar dan
bermuara ke Laut Jawa, antara lain : sungai Serang,
Tuntang, Jragung, Wulan, Jajar, Onggorawe dan
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 17
beberapa anak sungai. Sungai- sungai tersebut bersifat
multifungsi, yaitu dipergunakan sebagai sarana
transportasi air, perikanan darat dan penyedia air
baku dan serta sumber air bagi usaha pertanian dan
industri. Potensi tersebut akan dikembangkan menjadi
sumber pengairan, sumber air bersih bagi rumah
tangga, industri dan pengembangan wisata air. Selain
itu, Demak juga memiliki potensi cekungan air tanah
yang tinggi yakni air tanah dangkal sebesar 166,2
juta m3/th dan air tanah dalam sebesar 4,1 juta
m3/th yang pengelolaannya perlu memperhatikan
kelestarian lingkungan dan daerah tangkapan air
(catmnt area) agar tetap hijau.
Kabupaten Demak memiliki wilayah pesisir yaitu
yang berada di Kecamatan Sayung, Kecamatan
Karangtengah, Kecamatan Bonang dan Kecamatan
Wedung dengan panjang garis pantai lebih kurang 74,20
Km. Hal ini merupakan sumberdaya yang potensial bagi
pengembangan bidang perikanan tangkap, perikanan
budidaya dan hasil laut, pengembangan mangrove dan
vegetasi pantai lainnya serta potensi wisata bahari.
Untuk memberdayakan potensi wilayah dan masyarakat
nelayan/pesisir perlu ditingkatkan dan dikembangkan
sarana dan prasarana perikanan tangkap, perikanan
budidaya dan pelestarian sumber daya hayati di wilayah
pesisir sejalan dengan kebijakan nasional. Kawasan
pesisir menghadapi permasalahan abrasi/ sedimentasi,
menurunnya permukaan tanah, berkurangnya luasan
mangrove dan vegetasi pantai lainnya, polusi dan sampah
serta naiknya batas air laut akibat pemanasan global
(global warming).
e. Penggunaan Lahan
Secara administrasi luas wilayah Kabupaten
Demak adalah : 89.743 Ha, terdiri atas 14 kecamatan,
243 desa dan 6 kelurahan. Sebagian besar wilayah
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 18
Kabupaten Demak merupakan lahan persawahan yang
subur yang mencapai seluas 50.773 Ha (sebesar 56,58%
dari luas wilayah) dan selebihnya seluas 38.970 Ha
(sebesar 43,42%) merupakan lahan kering yang
dipergunakan untuk perumahan-pemukiman, industri,
perdagangan dan perkantoran serta prasarana umum
lainnya.
Berdasarkan data penggunaan lahan sebagian
besar lahan persawahan merupakan sawah berpengairan
teknis 37,25% dan tadah hujan 19,33% sehingga
Kabupaten Demak merupakan salah satu sektor basis
beras di Jawa Tengah. Sedangkan untuk lahan kering 14,
93% digunakan untuk tegal/kebun, 17,12% digunakan
untuk bangunan dan halaman, serta 10,63% digunakan
untuk tambak.
f. Bencana Alam dan Permasalahan Lingkungan
Wilayah Kabupaten Demak secara relatif bukan
merupakan kawasan bencana alam yang besar seperti
gunung berapi, pergeseran tanah/tanah longsor.
Permasalahan lingkungan yang berkaitan dengan kondisi
topografi dan geologi adalah adanya potensi bencana
angin topan/puting beliung, banjir di musim penghujan,
kekeringan di musim kemarau, abrasi/ sedimentasi dan
naiknya batas air laut sebagai akibat pemanasan global di
kawasan pesisir dan pengaruh anomali musim yang
berdampak bagi usaha pertanian (dalam arti luas).
Banjir terjadi dikarenakan berbagai aktivitas
manusia, pesatnya perkembangan pembangunan yang
mengakibatkan berkurangnya ruang terbuka hijau,
samalah sampah dan menurunnya serapan air tanah.
Perubahan pemanfaatan lahan dari lahan pertanian,
persawahan dan ruang terbuka hijau menjadi
perumahan-pemukiman dan kawasan industri
berpengaruh pada berkurangnya tingkat peresapan air ke
dalam tanah yang menyebabkan banjir pada musim
hujan dan menurunnya permukaan air tanah di musim
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 19
kemarau. Rawan banjir di musim penghujan berada di
sebagian Kecamatan Sayung, Kecamatan Karangtengah,
Kecamatan Bonang, Kecamatan Karanganyar, Kecamatan
Guntur dan Kecamatan Mranggen.
Abrasi di kawasan pesisir yang diakibatkan oleh
aktivitas manusia (penebangan mangrove dan vegetasi
pantai lainnya, konversi habitat mangrove menjadi
lahan pertambakan dan proses alami (terpaan gelombang
laut yang terjadi secara terus-menerus serta perubahan
pola arus yang menyusur pantai), meningkatnya
pemafaatan lahan pesisir. Konfigurasi daratan pantai
yang berupa tonjolan (tanjung) memiliki kontribusi utama
sebagai penyebab terjadinya pembelokan arus menyusur
pantai (AMP) dan defraksi gelombang yang menuju
pantai, sehingga berakibat terjadinya abrasi (erosi) di
pantai tertentu. Sebagai imbangan terjadinya fenomena
abrasi, akan terjadi pula fenomena akresi (sedimentasi),
yang mengakibatkan terjadinya tanah timbul di tempat
lain. Dari hasil pengamatan terlihat beberapa tempat
yang mengalami abrasi antara lain: sebagian daerah
pantai utara yaitu Kecamatan Sayung, Kecamatan
Bonang dan Kecamatan Wedung. Hal tersebut
disebabkan kurang mantapnya sistem penyangga pantai,
terutama sebagai akibat struktur tanah yang rapuh
(dispers) serta kurangnya tanaman pelindung pantai,
baik mangrove an vegetasi pantai lainnya terutama di
tiga kecamatan pesisir.
2.1.2 Aspek Demografis
a. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk tahun 2015 di Kabupaten
Demak sebanyak 1.117.901 jiwa. Jumlah tersebut
meningkat dibandingkan tahun 2014 sebanyak
1.106.328 jiwa, atau terjadi peningkatan sebanyak
11.573 jiwa (1,04%). Jumlah penduduk perempuan lebih
banyak daripada laki-laki. Penduduk perempuan
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 20
sebanyak 564.025 jiwa (50,97%) dan laki-laki sebanyak
548.195 jiwa (49,03%). Rasio penduduk berdasarkan
jenis kelamin adalah sebesar 98,20 lebih tinggi daripada
rata-rata Jawa Tengah (2015) sebesar 98. Sedangkan
jumlah rumah tangga (RT) sebanyak 294.120 RT, dengan
rata-rata anggota keluarga sebanyak 3,8 (4 jiwa per RT)
termasuk keluarga kecil. Rata-rata anggota RT sama
dengan rata-rata anggota RT di Jawa Tengah sebesar 3,7
per RT. Penyebaran penduduk Kabupaten Demak
berdasarkan wilayah kecamatan (2015) dapat
dikemukakan sebagai berikut :
Table 2.2
Penyebaran Penduduk dan Kepadatan Penduduk di Kab. Demak Tahun 2015
Kecamatan
Luas (Km²)
Jumlah Penduduk
(jiwa)
Kepadatan
(jiwa/Km2)
1. Mranggen 72.22 180.152 2,494
2. Karangawen 66.95 88.132 1,316
3. Guntur 57.53 76.163 1,324
4. Sayung 78.69 103.932 1,321
5. Karangtengah 51.55 62.110 1,205
6. Bonang 83.24 100.727 1,210
7. Demak 61.13 100.831 1,649
8. Wonosalam 57.88 75.240 1,300
9. Dempet 61.61 53.009 860
10. Kebonagung 41.99 39.767 947
11. Gajah 47.83 43.658 913
12. Karanganyar 67.76 70.209 1,036
13. Mijen 50.29 51.107 1,016
14. Wedung 98.76 72.864 738
Jumlah (2015) 897.43 1.117.901 1,246
2014 897.43 1.106.328 1.233
2013 897.43 1.094.472 1.220
2012 897.43 1.082.472 1.206
2011 897.43 1.070.278 1.193 Sumber: Demak Dalam Angka Tahun 2016
Kepadatan penduduk di Kabupaten Demak (2015)
mencapai sebesar 1.246 jiwa/Km2. Tingkat kepadatan
penduduk tersebut lebih tinggi dari rata-rata Jawa
Tengah sebesar 1.030 jiwa per Km2. Kecamatan terpadat
terdapat di Kecamatan Mranggen dengan tingkat
kepadatan 2.494 jiwa/km2. sedangkan wilayah
k e c a m a t a n d e n g a n t i n g k a t k e p a d a t a n
terendah adalah Kecamatan Wedung sebesar 738
jiwa/Km2.
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 21
b. Struktur Umur Penduduk
Berdasarkan kelompok umur penduduk Kabupaten
Demak diketahui sebagian besar penduduk termasuk
kelompok usia produktif (usia 15-64 th) sebanyak
811.254 jiwa (72,56%) dan kelompok belum produktif
(usia 0 – 14 tahun) sebanyak 244.570 jiwa (21.87%) dan
kelompok tidak produktif (usia > 65 tahun) sebanyak
62.077 jiwa (5.5%) dari keseluruhan penduduk (2016)
sebanyak 1.129.402 jiwa. Pada kelompok umur >65
tahun perempuan lebih banyak daripada laki-laki yaitu
35.739 orang perempuan dan 26.338 orang laki-laki.
Distribusi penduduk Kabupaten Demak berdasarkan
jenis kelamin dan kelompok umur dapat dilihat sebagai
berikut:
48,737
50,718
52,375
53,569
49,897
43,160
39,868
39,487
38,796
35,848
29,839
23,945
16,714
25,242
45,403
48,597
51,233
51,800
48,078
44,049
43,489
42,017
39,929
37,222
30,709
23,709
17,291
34,607
60,000 40,000 20,000 0 20,000 40,000 60,000
0 - 4
5 - 9
10 - 14
15 - 19
20 - 24
25 - 29
30 - 34
35 - 39
40 - 44
45 - 49
50 - 54
55 - 59
60 - 64
65+
Perempuan Laki-Laki
Sumber : BPS Kab. Demak, 2017.
Gambar 2.2 Penduduk Kabupaten Demak Berdasarkan
Kelompok Umur
Sedangkan besarnya angka ketergantungan
(dependency ratio) adalah sebesar 377,9 hal ini berarti
setiap 1000 orang penduduk usia produktif menanggung
sekitar 378 orang penduduk belum/tidak produktif (di
bawah 15 tahun dan diatas 65 tahun). Penduduk
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 22
kelompok usia produktif adalah termasuk generasi
millenia (penduduk lahir sesudah tahun 1980-an) secara
relatif berpendidikan baik dan memanfaatkan teknologi
informatika (TI) dalam berbagai aktivitasnya.
c. Pe r tumbuhan Penduduk
Perkembangan pendidikan Kabupaten Demak dari
tahun ke tahun menunjukkan peningkatan jumlah
penduduk. Perkembangan penduduk tahun 2012-2016
dapat dikemukakan sebagai berikut :
Tabel 2.3
Perkembangan Penduduk Kabupaten Demak Tahun 2012 – 2016
No Tahun Laki-Laki Perempuan Jumlah
(jiwa)
1 2012 536.367 546.105
1.082.472
2 2013 542.310 552.162
1.094.472
3 2014 548.195 558.133
1.106.328
4 2015 553.876 564.025
1.117.901
5 2016 557.906 571.496
1.129.402
Sumber : BPS Kab Demak, 2017
Penduduk Kabupaten Demak tahun 2012 sebanyak
1.082.472 jiwa meningkat menjadi sebanyak 1.129.402 jiwa
pada tahun 2016 atau selama empat tahun meningkat
sebanyak 46.930 jiwa. Jumlah penduduk perempuan di
Kabupaten Demak (2016) lebih banyak daripada laki-laki
yaitu perempuan sebanyak 571.496 jiwa dan laki-laki
sebanyak 557.906 jiwa.
2.1.3 Aspek Kesejahteraan Masyarakat
a. P e r e k o n o mi a n D a e ra h
Selama Tahun 2012 – 2016 nilai PDRB di
Kabupaten Demak mengalami peningkatan yang
signifikan. Hal tersebut terlihat pada tahun 2012 nilai
PDRB (Atas Dasar Harga Berlaku) sebesar Rp. 14,2
trilyun meningkat menjadi sebesar Rp. 20,84 trilyun
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 23
pada tahun 2016. Hal ini menunjukkan peningkatan
sebesar Rp. 6,64 trilyun selama empat tahun.
Sedangkan nilai PDRB atas Dasar Harga Konstan
tahun 2012 (ADH Konstan 2010) sebesar Rp. 12,82
trilyun meningkat menjadi sebesar Rp 15,66 trilyun pada
tahun 2016 atau selama empat tahun meningkat sebesar
Rp. 2,84 trilyun. Hal ini menunjukkan peningkatan yang
cukup baik.
Gambaran perkembangan perekonomian Kabupaten
Demak dari tahun 2012 - 2016 meningkat secara positif
dan disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 2.4
Perkembangan PDRB Kabupaten Demak Tahun 2012 – 2016
No Tahun PDRB (ADHB)
(milyar Rp)
PDRB (ADH Konstan
2010 ) (milyar Rp)
1 2012 14.207.562,06 12.823.227,04
2 2013 15.770.997,22 13.499.226,47
3 2014 17.381.397,08 14.078.419,80
4 2015 19.330.295,28 14.913.837,51
5 2016 20.843.920,87 15.665.204,77
Sumber : BPS Kab. Demak 2017
Perkembangan dari tahun 2012 – 2016
pertumbuhan PDRB (ADHB) dan PDRB (ADH Konstan
2010) dapat dikemukakan sebagai berikut :
Sumber : BPS Kab. Demak, 2017
Grafik 2.3. Persandingan pertumbuhan PDRB (ADHB) dan PDRB
(ADH Konstan 2010) Kabupaten Demak Tahun 2012 - 2016
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 24
Dengan melihat tabel di atas, persandingan pertumbuhan
PDRB (ADHB) dan PDRB (ADH Konstan 2010) Kabupaten
Demak menunjukkan perkembangan yang positif.
b. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan perekonomian daerah sering
menjadi indikator utama untuk melihat
perkembangan sektor-sektor ekonomi makro daerah.
Hal ini menggambarkan bahwa semakin tinggi
pertumbuhan ekonomi daerah, maka semakin
berkembang aktivitas produksi barang dan jasa dalam
masyarakat, baik perkembangan produksi, investasi
perdagangan dan penanaman modal di daerah. Dalam
era perekonomian global, maka pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Demak tidak dapat terlepas dari
perkembangan regional dan nasional, terutama pengaruh
melambatnya pertumbuhan perekonomian nasional dan
Jawa Tengah berpengaruh terhadap pertummbuhan
ekonomi Kabupaten Demak.
Padahal meningkatnya pertumbuhan perekonomian
daerah dan sektor-sektor pendukungnya akan
berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja dan
kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Gambaran
perkembangan pertumbuhan ekonomi berdasarkan
lapangan usaha di Kabupaten Demak dari tahun 2013 –
2016 dapat dikemukakan sebagai berikut :
Tabel 2.5
Pertumbuhan PDRB (ADHB) Berdasarkan Lapangan Usaha
Kab. Demak Tahun 2013 - 2016
No. Lapangan Usaha 2013 2014 2015 2016
a Pertanian Kehutanan, dan Perikanan 27,71 25,39 25,65 24,28
b Pertambangan dan Penggalian 0,40 0,41 0,41 0,40
c Industri Pengolahan 27,05 28,49 28,54 29,63
d Pengadaan Listrik dan Gas 0,09 0,09 0,09 0,09
e Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang
0,07 0,07 0,07 0,07
f Konstruksi 8,12 8,38 8,39 8,37
g Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
15,47 15,50 15,47 15,65
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 25
No. Lapangan Usaha 2013 2014 2015 2016 h Transportasi dan Pergudangan 2,52 2,65 2,69 2,65
i Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
2,26 2,28 2,20 2,16
j Informasi dan Komunikasi 1,67 1,62 1,57 1,61
k Jasa Keuangan dan Asuransi 2,44 2,50 2,51 2,59
l Real Estate 1,14 1,20 1,19 1,22
m,n Jasa Perusahaan 0,22 0,23 0,24 0,25
o Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
3,75 3,77 3,68 3,59
p Jasa Pendidikan 3,98 4,16 4,09 4,19
q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,69 0,72 0,71 0,72
r,s,t, u
Jasa Lainnya 2,42 2
2,55
2,50 2,54
Perkembangan PDRB (ADHB) (%) 10.76 11,00 10,21 11,19
Sumber : BPS Kab. Demak, 2017
Pertumbuhan PDRB (ADHB) Kabupaten Demak
menunjukkan perkembangan yang baik, yaitu tahun 2013
tumbuh sebesar 10,76% dan tahun 2016 tumbuh sebesar
11,19%. Apabila melihat distribusi prosentase PDRB
menurut Lapangan Usaha berdasar Harga Dasar Berlaku,
terdapat tiga sektor ekonomi terbesar adalah (1) industri
pengolahan (dengan sumbangan sebesar 29,63%, (2) sektor
pertanian, kehutanan dan perikanan (sumbangan sebesar
24,28%) dan (3) sektor perdagangan besar dan eceran,
reparasi mobil dan sepeda motor (sumbangan sebesar
15,65%).
Sedangkan data laju pertumbuhan ekonomi
berdasarkan lapangan usaha (ADH Konstan 2010) di
Kabupaten Demak dalam kurun waktu tahun 2013 – 2016
menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik, secara
berturut-turut sebagai berikut :
Tabel 2.6
Laju Pertumbuhan PDRB (ADH Konstan 2010) Berdasarkan Lapangan Usaha Kab. Demak Tahun 2013 - 2016
No. Lapangan Usaha 2013 2014 2015 2016
a Pertanian Kehutanan, dan Perikanan 1,51 -3,31 5,98 -1,03
b Pertambangan dan Penggalian 1,92 3,62 2,17 3,32
c Industri Pengolahan 8,52 7,69 6,01 8,61
d Pengadaan Listrik dan Gas 9,53 5,93 6,37 5,92
e Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, 3,45 3,30 4,01 3,18
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 26
No. Lapangan Usaha 2013 2014 2015 2016 dan Daur Ulang
f Konstruksi 5,22 5,26 5,45 6,02
g Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
5,27 5,66 6,02 5,93
h Transportasi dan Pergudangan 7,22 7,74 7,81 5,57
i Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,36 5,77 4,40 4,53
j Informasi dan Komunikasi 10,22 10,99 9,42 9,30
k Jasa Keuangan dan Asuransi 4,03 6,29 5,98 8,11
l Real Estate 6,23 9,37 6,33 6,74
m,n Jasa Perusahaan 8,63 9,72 8,06 8,27
o Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib 1,78 4,12 2,39 2,23
p Jasa Pendidikan 8,38 9,83 7,97 6,93
q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6,15 11,23 7,33 7,29
r,s,t,
u
Jasa Lainnya 9,31 8,19 4,08 6,75
Perkembangan PDRB (ADH Konstan 2010) 5.27 4.27 5,93 5,04
Sumber : BPS Kab. Demak, 2017
Berdasarkan data distribusi prosentase PDRB
menurut lapangan usaha (ADH konstan tahun 2010),
terdapat tiga lapangan usaha yang memiliki
pertumbuhan paling tinggi di tahun 2016, yaitu : (1)
sektor informasi komunikasi (tumbuh sebesar 9,30%), (2)
sektor industri pengolahan (sebesar 8,60%) dan (3) jasa
perusahaan (tumbuh sebesar 8,27%)
Perkembangan tiga lapangan usaha tersebut
menunjukkan bahwa penggerak perekonomian daerah
Kabupaten Demak adalah sektor sekunder dan tersier.
Lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan
pada tahun 2015 menunjukkan pertumbuhan positif
sebesar 5,96% akan tetapi pada tahun 2016 menjadi
-1,03% dikarenakan faktor cuaca yang berpengaruh
terhadap hasil panen.
d. Kesejahteraan Masyarakat
Gambaran kesejahteraan masyarakat dapat diketahui dari
besarnya nilai PDRB per kapita. Semakin besar nilai
PDRB per kapita maka secara relatif dapat menunjukkan
secara relatif kesejahteraan masyarakat di daerah
tersebut. Besarnya PDRB per kapita di Kabupaten Demak
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 27
dari tahun 2012 – 2016 dapat dikemukakan sebagai
berikut :
10.000
12.000
14.000
16.000
18.000
20.000
2012 2013 2014 2015 2016
Sumber : BPS Kab. Demak, 2017
Grafik 2.4 PDRB Per Kapita Kab. Demak Tahun 2012 – 2016
Perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat
Kabupaten Demak menunjukkan peningkatan yang positif,
yaitu pada tahun 2012 sebesar Rp. 13,125 juta, meningkat
menjadi sebesar Rp. 18,445 juta pada tahun 2016 atau
meningkat sebesar Rp 5,32 juta. Hal ini menunjukkan
perkembangan yang cukup baik.
Namun jika dipersandingkan data 2011 dan 2015
(data 2016 Provinsi dan Pusat belum rilis) dengan rata-rata
pendapatan per kapita Jawa Tengah dan rata-rata nasional
adalah sebagai berikut :
Sumber : Prov. Jateng Dalam Angka, 2016 Grafik 2.5 Persandingan PDRB Per Kapita Kab. Demak,
Provinsi Jawa Tengah dan Nasional Tahun 2011 – 2015
13.125
14.409
15.712
17.287
18.445
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 28
Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa besarnya
PDRB Kabupaten Demak Tahun 2011 – 2015 masih lebih
rendah daripada rata-rata Jawa Tengah dan rata-rata
PDRB per kapita nasional. Perbedaan tersebut dapat
dikemukakan (2015) PDRB per kapita Kabupaten Demak
sebesar Rp. 17,287 juta dan rata-rata Jawa Tengah
sebesar Rp. 30 juta serta rata-rata nasional sebesar Rp.
45,176 juta per tahun. Hal ini menunjukkan
perkembangan perekonomian Kabupaten Demak perlu
ditingkatkan dan mendapatkan perhatian dengan
mendorong perkembangan sekor unggulan dan potensi
daerah pada umumnya.
e. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Gambaran peningkatan kualitas sumberdaya
manusia suatu daerah dapat diketahui dari besarnya nilai
Indek Pembangunan Manusia (IPM). Capaian IPM
diketahui dapat menggambarkan kondisi kesehatan (usia
harapan hidup/tahun), tingkat pendidikan masyarakat
(lama sekolah dan harapan lama sekolah) dan tingkat
kesejahteraan (diketahui dari daya beli masyarakat). IPM
dibangun melalui pendekatan tiga (3) dimensi dasar,
dimensi tersebut mencakup umur panjang dan sehat
(kesehatan); lama sekolah dan harapan lama sekolah
(pendidikan) dan kehidupan yang layak (ekonomi).
Untuk mengukur dimensi kesehatan, digunakan
angka umur harapan hidup (UHH), untuk mengukur
dimensi pengetahuan digunakan gabungan indikator
(rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah) dan
mengukur dimensi hidup layak digunakan indikator
kemampuan daya beli (purchasing power parity). Besarnya
IPM diketahui dari terendah 0 dan tertinggi 100.
Perkembangan IPM Kabupaten Demak Tahun 2014 –
2016 (berdasarkan metode baru/disesuaikan)
dikemukakan sebagai berikut :
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 29
Tabel 2.7
Perkembangan Nilai IPM Kabupaten Demak
Tahun 2014 – 2016
No Indikator 2014 2015 2016
1 Angka harapan hidup (tahun) 75,18 75,21 75,27
2 Rata-rata lama sekolah (tahun) 7,44 7,45 7,46
3 Harapan lama sekolah (tahun) 11,84 12,43 12,44
4 Pengeluaran (Ribu Rp) 9.003,50 9.118 9.377
Nilai IPM 68,95 69,75 70,10
Sumber : BPS Kab. Demak, 2017
Berdasarkan data IPM Kabupaten Demak
menunjukkan peningkatan dari sebesar 68,95 pada tahun
2014 menjadi sebesar 70,10 pada tahun 2016. Sedangkan
kondisi IPM Kabupaten Demak dipersandingkan dengan
rata-rata IPM Jawa Tengah (dengan metode baru) tahun
2011 – 2015 (data Provinsi 2016 belum rilis), dikemukakan
sebagai berikut :
Tabel 2.8
Persandingan Nilai IPM Kabupaten Demak dan Jawa Tengah Tahun 2011 – 2015
No Tahun IPM Kab. Demak IPM Prov.
Jawa Tengah
1 2011 66,84 66,64
2 2012 67,55 67,21
3 2013 68,38 68,02
4 2014 68,95 68,78
5 2015 69,75 69,49
6 2016 70,10 Sumber : BPS Kab. Demak, 2017
Data IPM Kabupaten Demak tahun 2011 – 2015
dipersandingkan dengan rata-rata IPM Jawa Tengah
menunjukkan kondisi IPM Kabupaten Demak lebih tinggi
daripada rata-rata Jawa Tengah. Kondisi ini menggambarkan
bahwa perkembangan kualitas sumberdaya manusia baik
pendidikan, kesehatan dan daya beli masyarakat di
Kabupaten Demak lebih tinggi daripada Jawa Tengah.
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 30
f. Indeks Pembangunan Gender (IPG)
Peningkatan kesejahteraan masyarakat sangat
terkait erat dengan peningkatan kesetaraan gender, yaitu
laki-laki dan perempuan dalam berbagai bidang
pembangunan. Tingkat pencapaian kesetaraan dan
keadilan gender diukur dengan indikator Indek
Pembangunan Gender (IPG). Indeks Pemberdayaan
Gender (IDG) merupakan nilai IPM yang dipilah laki-laki
dan perempuan, sehingga diketahui disparitas gender
berdasarkan indikator kualitas kesehatan, pendidikan
dan daya beli atau pengeluaran per kapita / tahun.
Besarnya nilai IPG terendah 0 sampai dengan tertinggi
100 dan untuk mengetahui kesenjangan gender dapat
dibandingkan nilai IPG dengan nilai 100, semakin dekat
nilai IPG di suatu daerah maka semakin baik nilai-nilai
pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender.
Besarnya nilai IPG Kabupaten Demak (dengan motode
baru) tahun 2014 – 2015 dapat dikemukakan sebagai
berikut :
Tabel 2.9 Perkembangan Nilai IPG Kabupaten Demak
Tahun 2014 – 2015
No Indikator 2014 2015
1 Angka harapan hidup (tahun)
Laki-laki
Perempuan
73,17 77,06
73,17 77,16
2 Rata-rata lama sekolah (th)
Laki-laki
Perempuan
8,21 6,18
8,23 6,27
3 Harapan lama sekolah (th)
Laki-laki
Perempuan
11,58
11,98
12,31
12,45
4 Pengeluaran (ribu Rp)
Laki-laki
Perempuan
13.109.257
7.890.838
13,166
7.938
5 Nilai IPG 89,28 89,16
Sumber : Kab. Demak Dalam Angka, 2016
Besarnya nilai IPG Kabupaten Demak cenderung
semakin meningkat dari tahun 2011 sebesar 88,49
meningkat menjadi sebesar 89,16 tahun 2015. Hal ini
menunjukkan peningkatan yang cukup baik, terutama
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 31
meningkatnya angka harapan hidup perempuan
(kesehatan) dan meningkatnya pendidikan (harapan lama
sekolah). Besarnya nilai IPG Kabupaten Demak
dipersandingkan dengan Jawa Tengah dapat dikemukakan
sebagai berikut :
Tabel 2.10
Persandingan Nilai IPG Kabupaten Demak dan Jawa Tengah
Tahun 2011 – 2015
No Tahun IPG Kab. Demak IPG Prov.
Jawa Tengah
1 2011 88,49 90,92
2 2012 88,90 91,12
3 2013 88,98 91,50
4 2014 89,28 91,89
5 2015 89,16 92,21 Sumber : Kab. Demak Dalam Angka, 2016
Besarnya nilai IPG Kabupaten Demak menunjukan
peningkatan dari tahun 2011 – 2015 (data Provinsi 2016
belum rilis), namun masih lebih rendah daripada rata-rata
Jawa Tengah. Dengan demikian maka diketahui
peningkatan pemberdayaan perempuan dan kesetaraan
gender di Kabupaten Demak perlu mendapatkan perhatian
dalam pembangunan jangka menengah ke depan, agar dapat
setara ataupun melebihi perkembangan di Jawa Tengah.
g. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)
Nilai Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) merupakan
ukuran yang bersifat makro untuk mengetahui capaian hasil
pemberdayaan perempuan, dengan tolok ukur meliputi : (1)
keterwakilan perempuan di parlemen (DPRD), (2) persentase
tenaga kerja perempuan yang bekerja dalam bidang teknis
dan manajemen (%) dan (3) sumbangan perempuan dalam
pendapatan kerja (%). Besarnya IDG di Kabupaten Demak
menggambarkan tentang keberhasilan pemberdayaan kaum
perempuan dalam berbagai bidang pembangunan.
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 32
Tabel 2.11
Perkembangan Nilai IDG Kabupaten Demak Tahun 2014 – 2015
No Indikator 2014 2015
1 Keterlibatan perempuan di
parlemen (%)
14
14
2 Perempuan yang bekerja sebagai tenaga manajer, profesional dan teknisi (%)
38,85
48,07
3 Sumbangan ekonomi dari kaum
perempuan (%)
38,33
38,68
Nilai IDG 66,60 68,27
Sumber : BPS Kab. Demak, 2016
Perkembangan dan capaian pemberdayaan
perempuan yang diukur dengan besarnya IDG Kabupaten
Demak menunjukkan nilai yang menurun, yaitu dari tahun
2014 sebesar 66,60 menjadi sebesar 68,27 pada tahun 2015
atau naik sebesar 2,5. Kenaikan ini terjadi karena
perempuan yang bekerja sebagai tenaga manajer, profesional
dan teknisi dan. Jika perkembangan IDG di Kabupaten
Demak dipersandingkan dengan Jawa Tengah dari tahun
2011 – 2015 (data Provinsi 2016 belum rilis), dapat
dikemukakan sebagai berikut :
Tabel 2.11
Persandingan Nilai IDG Kabupaten Demak dan
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 – 2015
No Tahun IDG Kab. Demak IDG Prov. Jawa
Tengah
1 2011 70,84 68,99
2 2012 69,68 70,82
3 2013 69,33 71,22
4 2014 66,60 74,46
5 2015 68,27 74,80 Sumber : BPS Kab. Demak, 2016
Berdasarkan nilai tersebut maka besarnya nilai IDG
Kabupaten Demak masih berada di bawah rata-rata nilai IDG
Jawa Tengah, terutama tahun 2012 - 2014. Hal ini perlu
mendapatkan perhatian dalam pembangunan daerah,
dengan mengingat jumlah penduduk perempuan lebih tinggi
daripada laki-laki.
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 33
f . G a mb a ra n Kemiskinan dan Pengangguran
Pembangunan daerah dalam era otonomi pada
hakekatnya adalah meningkatkan kualitas hidup masyarakat,
terutama menanggulangi kemiskinan, penanggungan,
peningkatan pendidikan dan pemberdayaan masyarakat.
Berbagai program penanggulangan kemiskinan telah
dilaksnaakan baik bersifat nasional dan program dari
Kabupaten Demak sendiri. Masalah kemiskinan terkait erat
dengan pemenuhan kebutuhan pokok (pangan, sandang dan
tempat tinggal yang layak serta akses memperoleh pelayanan
dasar. Garis kemiskinan yang ditetapkan oleh Badan Pusat
Statistik (BPS) menggambarkan tentang besarnya
pengeluaran untuk pemenuhan kebutuhan makanan dan non
makanan per kapita dalam waktu satu bulan yang
dinyatakan dengan nilai Rupiah tertentu. BPS menetapkan
indek garis kemiskinan (poverty line) setiap daerah setiap
tahun untuk menentukan proposi jumlah penduduk miskin
pada tahun tertentu.
Gambaran jumlah penduduk miskin perkembangan
garis kemiskinan, jumlah penduduk miskin di Kabupaten
Demak dikemukakan sebagai berikut :
Tabel 2.12 Perkembangan Penduduk Miskin di Kabupaten Demak
Tahun 2013 - 2016
No Kriteria 2013 2014 2015 2016
1 Garis Kemiskinan (Rp/Bln) 299.773 299.774 328.529 356,919
2 Jumlah Penduduk Miskin (ribu
jiwa)
172,5 161,9 160,89 158,8
3 Persentase Penduduk Miskin
(%)
15,72 14,6 14,44 14,10
Sumberdata : BPS Kab. Demak, 2017
Perkembangan kemiskinan di Kabupaten
Demak selama kurun waktu 2013 – 2016 cenderung
mengalami penurunan. Penurunan tersebut berturut-
turut yaitu 15,72%; 14,6% d a n 1 4 , 4 % serta pada
tahun 2016 menurun menjadi sebesar 14,1%. Hal ini
menunjukkan penurunan kemiskinan yang cukup baik.
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 34
Persandingan jumlah penduduk miskin Kabupaten
Demak dengan Provinsi Jawa Tengah dan Nasional tahun
2011 – 2015 (data Provinsi dan Pusat 2016 belum rilis),
adalah sebagai berikut :
Sumber : BPS Prov. Jateng 2016
Grafik 2.7 Persandingan Kemiskinan Kab. Demak dengan
Jawa Tengah dan Nasional
Berdasarkan data persandingan tersebut diketahui
angka kemiskinan di Kabupaten Demak tahun 2016 yaitu
(14,1%) masih lebih tinggi dibanding rata-rata Jawa
Tengah (13,27%) dan nasional (sebesar 11,13%) untuk
tahun 2015.
Permasalahan kemiskinan erat kaitannya dengan
jumlah pengangguran yang terdapat di suatu daerah.
Jumlah penduduk Kabupaten Demak berusia 15 tahun
ke atas pada tahun 2016 sebanyak 811.254 jiwa
(72,56%) yang termasuk angkatan kerja adalah 552.014
orang (67,27%) dan bukan angkatan kerja sebanyak
276.953 orang (34,13%). Kondisi ketenagakerjaan di
Kabupaten Demak Tahun 2012 – 2016 dapat
dikemukakan sebagai berikut :
Tabel 2.12 Kondisi Ketenagakerjaan di Kabupaten Demak
Tahun 2012- 2016 (%)
No Kriteria
2012 2013 2014 2015 2016
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 35
1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
70,13 68,11 67,86 68,84 72,83
2 Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT)
8,40 7,08 5,17 6,02 5,45
Sumberdata : BPS Kab. Demak, 2017
Penurunan jumlah pengangguran tersebut cukup baik
terkait dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Lapangan pekerjaan utama di Kabupaten Demak (2016)
dapat dikemukakan terbesar yang menyerap tenaga kerja
adalah sektor pertanian (dalam arti luas) sebesar 26,5%
terutama di perdesaan; kedua adalah sektor perdagangan
(besar dan eceran) sebesar 23,03% dan sektor industri
19,01 % sektor jasa-jasa sebesar 10,8%. Sedangkan
pekerjaan lain-lain sebanyak 20,66% termasuk mereka
yang bekerja di sektor informal yang memerlukan
fasilitasi dan jaminan keberlanjutan usaha.
2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program RKPD Kabupaten Demak Tahun 2016 dan Realisasi RPJMD Kabupaten Demak
2011- 2016
2.2.1.Urusan Wajib
1) Urusan Pendidikan
Keberhasilan pembangunan suatu wilayah ditentukan oleh
sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan merupakan
salah satu cara meningkatkan kualitas SDM tersebut. Angka
partisipasi sekolah merupakan ukuran daya serap lembaga
pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. Berdasarkan data
capaian kinerja, terlihat Angka Partisipasi Sekolah
P e n d i d i k a n D a s a r Kabupaten Demak Tahun
Pelajaran 2015/2016 cukup tinggi dan sudah mengalami
kenaikan dari tahun sebelumnya. Angka Partisipasi Sekolah
SD di Kabupaten Demak sudah di atas Standar Pelayanan
Minimal (SPM) yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi
Jawa Tengah yaitu APM SD/MI sebesar 96,1%. Pada
pendidikan menengah semua indikator kinerja sudah
mencapai target yang dicanangkan. Capaian kinerja pelayanan
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 36
umum urusan pendidikan di Kabupaten Demak Tahun 2015 -
2016 dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 2.13
Capaian Kinerja Urusan Pendidikan di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
Tahun
KET 2015 2016
Target Realisas
i % Target
Realisasi
%
1. Pendidikan
1.1. Angka rata-rata lama sekolah
7,9 7,59 96,08 7,95 7,65 96,23 ☻
1.2. Angka partisipasi kasar Dindikpora ☻
1.2.1. - APK SD/MI Dindikpora 100,16 106,37 106,20 100,17 107,69 107,51 ☻
1.2.2. - APK SMP/MTS Dindikpora 79,88 98,76 123,63 79,88 100,81 126,19 ☻
1.2.3. - APK SMA/MA/SMK Dindikpora 55,75 71,14 127,60 60,75 97,8 161,14 ☻
Angka pendidikan yang ditamatkan
Dindikpora 95,53 97,75 102,32 95,65 97,76 102,21
1.3. Angka Partisipasi Murni
1.3.1. - APM SD/MI/Paket A Dindikpora 84,19 85,42 101,46 84,2 92,4957 109,85 ☻
1.3.2. - APM SMP/MTS/Paket B
Dindikpora 67,24 77,84 115,76 67,24 70,4906 104,83 ☻
1.3.3. - APM SMA/SMK/MA/Paket B
Dindikpora 35,57 56,91 159,99 35,34 67,9691 192,33 ☻
1.4. Pendidikan dasar:
1.4.1. Angka partisipasi sekolah Dindikpora 90,46 90,42 99,96 90,48 102,132 112,88 ☻
1.4.2.
Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah
Dindikpora 0,09 0,05 55,56 0,09 0,09 100 ☻
1.4.3. Rasio guru/murid Dindikpora 0,07 0,06 85,71 0,07 0,07 100 ☻
1.5. Pendidikan menengah: Dindikpora
1.5.1. Angka partisipasi sekolah Dindikpora 35,21 35,15 99,83 35,23 102,13 289,89 ☻
1.5.2.
Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah
Dindikpora 0,02 0,02 100,00 0,02 0,02 100,00 ☻
1.5.3. Penduduk yang berusia >15 Tahun melek huruf (tidak buta aksara) (%)
Dindikpora 100 95,98 95,98 100 100 100 ☻
1.6. Fasilitas Pendidikan:
1.6.1. Ruang kelas kondisi baik (%):
Dindikpora 60,25 65,52 108,75 75,25 75,3 100,7 ☻
1.6.2. Pendidikan Anak Usia Dini (Formal) (%)
Dindikpora 40,1 40,52 101,05 34,5 89,8 260,29 ☻
1.7. Angka Putus Sekolah:
1.7.1. Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI
Dindikpora 0,7 0,08 114,29 0,7 0,1 142,86 ☻
1.7.2.
Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs
Dindikpora 0,6 0,05 8,33 0,6 0,42 70 ▼
1.7.3. Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA
Dindikpora 0,58 0,07 12,07 0,68 0,05 136 ☻
1.8. AngkaKelulusan:
1.8.1. Angka Kelulusan (AL) SD/MI
Dindikpora 99,55 100 100,45 99,55 100 100,45 ☻
1.8.2. Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs
Dindikpora 99,86 99,98 100,12 99,86 100 100,14 ☻
1.8.3. Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA
Dindikpora 98,63 99,98 101,37 98,63 100 101,39 ☻
1.8.4.
Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs
Dindikpora 99% 99,99 10100,00
100 96,97 96,97 ☻
1.8.5.
Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA
Dindikpora 74,86 85,51 114,23 75 85,74 114,32 ☻
1.8.6. Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
Dindikpora 85% 95,00% 111,76 95 94,24 99,21 ☻
Sumber :Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 37
2) Kesehatan
Masyarakat yang sehat merupakan suatu hal yang ingin
diwujudkan dalam penyelenggaraan pembangunan dalam
bidang kesehatan, yaitu kondisi dimana individu, keluarga,
masyarakat Kabupaten Demak tidak mengalami gangguan
penyakit yang mengakibatkan terganggunya aktivitas sehari-
hari baik secara jasmani, rohani dan sosial.
Selain memiliki masyarakat yang sehat, diharapkan
masyarakat Kabupaten Demak juga mandiri dalam arti
individu, keluarga, dan masyarakat Kabupaten Demak
mampu untuk mencukupi kebutuhan dirinya sendiri,
keluarga, dan masyarakat baik dalam pembiayaan kesehatan
maupun pemanfaatan fasilitas kesehatan. Dalam mencapai
tujuan tersebut adapun capaian kinerja pelayanan umum
urusan kesehatan sebagaimana tabel berikut:
Tabel 2.14 Capaian Kinerja Urusan Kesehatan
di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN
KET 2015 2016
Target Realisasi % Target Realisasi %
2. Kesehatan
2.1. Angka kelangsungan hidup bayi
DINKES 0,99 0,9953 101,01 0,99 0,9938 100,38 ☻
2.2. Angka usia harapan hidup
DINKES 72,4 75,21 106,78 72,4 75,21 106,78 ☻
2.3. Persentase balita gizi buruk
DINKES < 1 % 1,38 % 72,46 < 1 % 0,91 % 100 ☻
2.4. Rasio posyandu per satuan balita
DINKES 13,27 1,26 9,495102 13,27 1,29 9,721176 ▼
2.5. Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk
DINKES 0,000228345 6,710 2938536 0,0002268 6,710 2958554 ☻
2.6. Rasio rumah sakit per satuan penduduk
0,0000036 0,250000 6944444 0,250000 0,25684 102,736 ☻
2.7. Rasio dokter per satuan penduduk
DINKES 0,0003362 11,470 3411660 0,0003362 11,47 3411660 ☻
2.8. Rasio tenaga paramedic per satuan penduduk
DINKES 0,0007068 58,55 8283814 0,0007068 58,66 8299377 ☻
2.9. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani (%)
DINKES 94,98 100 105,2853 100 100 100 ☻
2.10. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan (%)
DINKES 95,30 100 104,9318 100 100 100 ☻
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 38
2.11. Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization /UCI (%)
DINKES 100 100 100 100 100 100 ☻
2.12. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
DINKES 100 100 100 100 100 100 ☻
2.13. Cakupan penemuan dan penanganan penderita TBC BTA
DINKES 100 100 100 100 100 100 ☻
2.14. Cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD
78 100 128,2051 100 100 100 ☻
2.15. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
DINKES 100 100 100 100 100 100 ☻
2.16. Cakupan kunjungan bayi
100 86,52% 0,8652 99,8 98,41 98,60721 ☻
2.17. Cakupan puskesmas DINKES 99,6 100 100,4016 100 100 100 ☻
2.18 Cakupan pembantu puskesmas
DINKES 100 100 100 100 100 100 ☻
2.19. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 (%)
DINKES 99 82,67 83,50505 93 97,26 104,5806 ☻
2.20. Cakupan peleyanan nifas (%)
DINKES 100 84,02 84,02 100 99,94 99,94 ☻
2.21. Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani (%)
DINKES 98,99 100 101,0203 100 88,11 88,11 ☻
2.22. Cakupan pelayanan anak balita (%)
DINKES 90 78 86,66667 90 100 111,1111 ☻
2.23. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin (%)
DINKES 100 100 100 100 100 100 ☻
2.24. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat (%)
DINKES 100 100 100 100 100 100 ☻
2.25. Cakupan peserta KB aktif (%)
DINKES 80 70 87,5 70 84,07 120,1 ☻
2.26. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit (%)
DINKES 100 100 100 100 100 100 ☻
2.27. Cakupan yankesdas masyarakat miskin (%)
DINKES 100 100 100 100 100 100 ☻
2.28. Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam (%)
DINKES 100 100 100 100 100 100 ☻
2.29. Cakupan desa siaga aktif (%)
DINKES 100 100 100 70 100 142,8571 ☻
2.31. Cakupan penderita HIV/AIDS yang ditangani (%)
DINKES 100 100 100 100 100 100 ☻
2.32. Penderita DBD yang ditangani (%)
DINKES 100 100 100 100 100 100 ☻
2.33. Kasus malaria yang ditemukan dan diobati sesuai prosedur (%)
DINKES 100 100 100 100 100 100 ☻
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017
Keterangan: ☻ : Telah tercapai ▼ : Tidak Tercapai
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 39
3) Pekerjaan Umum
Urusan sarana-prasarana (infrastruktur/pekerjaan umum)
memiliki peranan yang sangat penting dalam mendukung
aktivitas ekonomi, sosial, budaya, serta dalam memfasilitasi
interaksi dan komunikasi antar kelompok masyarakat.
Peningkatan kualitas infrastruktur, terutama jalan,
jembatan, irigasi dan pasar memiliki fungsi sebagai penggerak
pertumbuhan ekonomi daerah yang memungkinkan orang,
barang dan jasa bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain,
serta mendorong produksi dan distribusi komoditi ekonomi,
sehingga sangat mendukung daya saing ekonomi daerah. Selain
itu penyediaan air bersih dan pembangunan sanitasi yang
memadai sangat diperlukan mengingat wilayah Kabupaten
Demak masih sangat potensial rawan kekeringan.
Capaian kinerja urusan pekerjaan umum di Kabupaten
Demak Tahun 2015 - 2016 dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 2.15
Capaian Kinerja Urusan Pekerjaan Umum
di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN
KET 2015 2016
Target Realisasi % Target Realisasi %
3. Pekerjaan Umum
3.1. Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik
DPUPPE 88,33 90,54 102,50 95,33 94,69 99,33 ☻
3.2. Rasio Jaringan Irigasi DPUPPE 0,602 0,648 107,64 0,6063 0,648 106,88 ☻
3.3. Rasio tempat ibadah per satuan penduduk
Setda - Bag. Kesra
0,00481 0,00481 100,00 0,00486 0,00452 93 ☻
3.4 Drainase dalam kondisi baik/ pembuangan aliran air tidak tersumbat (%)
DPUPPE 49,92 52,26 104,69 51,85 52,26 100,79 ☻
3.5 Jml pembangunan infrastruktur kelurahan (paket)
Kelurahan 6 6 100,00 6 6 100,00 ☻
3.6 Jml pembangunan infrastruktur antar desa (paket)
Kecamatan 14 14 100,00 14 14 100,00 ☻
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017
Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 40
4) Perumahan
Pembangunan urusan perumahan rakyat diarahkan agar
masyarakat dapat menempati rumah yang layak huni dan
terjangkau dalam lingkungan yang sehat dan aman yang
didukung dengan prasarana, sarana dan utilitas umum.
Untuk itu pemerintah daerah memberikan prioritas kepada
program bedah rumah bagi kelompok masyarakat miskin
serta program air bersih dan sanitasi yang memadai untuk
masyarakat. Capaian kinerja urusan perumahan di
Kabupaten Demak Tahun 2015 - 2016 dapat dilihat dari tabel
berikut:
Tabel 2.16 Capaian Kinerja Urusan Perumahan
di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN
KET 2015 2016
Target Realisasi % Target Realisasi %
4. Perumahan
4.1. Rumah tangga pengguna air bersih (%)
DPUPPE 20,4 65,68 321,96 21,66 69,45 320,64 ☻
4.2. Rumah tangga pengguna listrik (%)
DPUPPE 51,5 51,5 100,00 53,56 53,56 100,00 ☻
4.3. Rumah tangga ber-Sanitasi (%)
DPUPPE 27,42 65,68 239,53 28,52 75,42 264,45 ☻
4.4. Lingkungan pemukiman kumuh (%)
DPUPPE 2,19 7,45 340,18 2,09 4,1 196,17 ☻
4.5. Rumah layak huni (%) DPUPPE 42,35 89,6 211,57 44,04 92,32 209,63 ☻
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017
Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
5) Penataan Ruang
Rencana Tata Ruang merupakan landasan atau acuan
kebijakan bagi pembangunan lintas sektor maupun wilayah
agar pemanfaatan ruang dapat sinergis dan berkelanjutan.
Program Penataan Ruang dan Pengelolaan Pertanahan ini
bertujuan: menyerasikan peraturan penataan ruang dengan
peraturan lain yang terkait, harmonisasi pembangunan
penataan ruang antar wilayah, mengendalikan pemanfaatan
ruang yang efektif dengan menerapkan prinsip pembangunan
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 41
berkelanjutan dan keseimbangan antar fungsi, meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan
ruang, mewujudkan sistem kelembagaan penataan ruang
yang dapat meningkatkan koordinasi dan konsultasi antar
pihak, meningkatkan kepastian hukum hak atas tanah
kepada masyarakat melalui pengakuan hukum pertanahan
yang adil dan transparan secara konsisten, melanjutkan
penataan kembali penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan
pemanfaatan tanah secara berkelanjutan sesuai dengan
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan dengan
memperhatikan kepentingan rakyat. Capaian kinerja urusan
penataan ruang sebagaimana tabel berikut:
Tabel 2.17
Capaian Kinerja Urusan Penataan Ruang di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN
KET 2015 2016
Target Realisasi % Target Realisasi %
5. Penataan Ruang
5.1. Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber HPL/HGB
DPUPPE 0,0224 0,0194 86,61 0,0233 0,11075 475,32 ☻
5.2. Rasio bangunan ber- IMB per satuan bangunan
DPUPPE 0,922 6,954 754,25 1,054 9,350 887,08 ☻
5.3. Ruang publik yang berubah peruntukannya (%)
DPUPPE - -
5,4 Tingkat ketersediaan dokumen rencana tata ruang (%)
Bappeda 78,26 78,26 100,00 91,3 91,3 100,00 ☻
5,5 Tingkat ketersediaan dokumen pengendalian tata ruang (%)
Bappeda 100 100 100,00 100 100 100,00 ☻
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
6) Perencanaan Pembangunan
Perencanaan Pembangunan ini bertujuan untuk
mengembangan pola perencanaan pembangunan daerah yang
mampu menjawab prioritas daerah, mengantisipasi
perubahan yang ada dengan melibatkan para pemangku
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 42
kepentingan (stakeholders) melalui mekanisme Musrenbang
sebagaimana diatur oleh peraturan perundang-undangan,
utamanya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional berikut
peraturan turunannya. Capaian kinerja urusan perencanaan
pembangunan sebagaimana tabel berikut:
Tabel 2.18 Capaian Kinerja Urusan Perencanaan Pembangunan
di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN
KET 2015 2016
Target Realisasi % Target Realisasi %
6. Perencanaan Pembangunan
6.1. Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yg telah ditetapkan dgn PERDA
Bappeda Ada Ada 100 Ada Ada 100 ☻
6.2. Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD yg telah ditetapkan dgn PERDA/PERKADA
Bappeda Ada Ada 100 Ada Ada 100
☻
6.3. Tersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD yg telah ditetapkan dgn PERKADA
Bappeda Ada Ada 100 Ada Ada 100 ☻
6.4. Tingkat ketersediaan dokumen kerjasama pembangunan daerah (%)
Bappeda 78,57 78,57 100,00 100 100 100 ☻
6.5. Tingkat ketersediaan dokumen rencana pembangunan perkotaan (%)
Bappeda 81,25 81,25 100,00 100 100 100,00 ☻
6.6. Tingkat ketersediaan dokumen rencana pembangunan prasarana wilayah & SDA (%)
Bappeda 85,71 85,71 100,00 100 100 100,00 ☻
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 43
7) Perhubungan
Pembangunan di bidang perhubungan diarahkan pada
upaya untuk menjamin peningkatan penyediaan aksesibilitas
transportasi angkutan jalan, terutama terkait dengan jaringan
pelayanan, jaringan prasarana, keselamatan, dan sumber
daya manusia. Pembangunan sarana dan prasarana
transportasi diprioritaskan dalam rangka menopang peran
perkotaan sebagai pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, serta
meningkatkan kualitas dan kapasitas pelayanan transportasi
untuk mendukung kelancaran distribusi barang dan jasa,
terutama mendukung pengembangan sektor unggulan daerah,
yaitu sentra-sentra produksi pertanian, sentra-sentra produksi
perikanan, sentra-sentra industri dan UMKM, serta daerah
wisata.
Tabel 2.19
Capaian Kinerja Urusan Perhubugan di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR
OPD
TAHUN
KET 2015 2016
Target Realisasi % Target Realisasi %
7.
Perhubungan
7.1.
Jumlah arus penumpang angkutan umum
Dishubkominfo 5.235.951 2.458.150 46,95 5.256.895 1.208.675 22,99 ▼
7.2.
Rasio ijin trayek Dishubkominfo 0,00038 0,00038 100,00 0,00038 0,00035 92,11 ☻
7.3.
Jumlah uji kir angkutan umum
Dishubkominfo 7.601 10,2 0,13 7.898 7.898 100,00 ☻
7.4.
Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis
Dishubkominfo 3 3 100,00 3 3 100,00 ☻
7.5.
Angkutan darat (%)
Dishubkominfo 0,15 0,13 86,67 0,15 0,1 66,67 ▼
7.6.
Kepemilikan KIR angkutan umum (%)
Dishubkominfo 4,17 3,62 86,81 5,27 5,27 100,00 ☻
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017
Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 44
8) Lingkungan Hidup
Pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah
Daerah Kabupaten Demak harus memperhatikan aspek
keberlanjutan (sustainability). Di antara faktor penting bagi
adanya keberlanjutan adalah berkaitan dengan lingkungan
hidup. Di Kabupaten Demak masalah lingkungan hidup
menjadi isu yang sangat penting karena berkaitan langsung
dengan aktivitas ekonomi masyarakat yang sebagian besar
memanfaatkan sumber-sumber alam yang ada. Sektor yang
berkaitan dengan pertanian, seperti perkebunan,
pertambangan, dan perikanan, misalnya, jelas sangat
tergantung padamasalah lingkungan. Ketika kualitas
lingkungan mengalami penurunan, kegiatan ekonomi yang
berkaitan dengan sumber daya alam itu juga akan mengalami
penurunan.
Lingkungan juga terkait dengan kepentingan ekologi,
seperti ketersediaan air, kelestarian keanekaragaman hayati
dan mempengaruhi perubahan cuaca. Dengan demikian,
pemanfaatan sumber daya alam itu tidak hanya untuk
kepentingan sesaat dan jangka pendek, melainkan untuk
kelangsunganalam itu sendiri dan kelangsungan
pemanfaatannya oleh gerenasi berikutnya.
Dalam rangka penanganan pelestarian lingkungan dan
upaya rencana pengelolaan Lingkungan Hidup disesuaikan
dengan jenis kebijakan yang harus ditempuh. Program dan
kegiatan pada Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Demak
dalam usaha melestarikan Lingkungan sebagai perwujudan
pelayanan kepada masyarakat menunjukkan hasil - hasil
yang dicapai, realisasi fisik tahun anggaran 2016 sebesar
100%. Hanya saja dalam bidang penanganan sampah
masih menunjukkan capaian yang rendah di tahun
2016 yaitu sebesar 6,34%. Adapun capaian kinerja
urusan lingkungan hidup sebagaimana tabel berikut:
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 45
Tabel 2.20 Capaian Kinerja Urusan Lingkungan Hidup
di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN
2015 2016
Target Realisasi % Target Realisasi % KET
8. Lingkungan Hidup
8.1. Persentase penanganan sampah (%)
DPUPPE 72,43 4,6 6,35 72,56 4,6 6,34 ▼
8.2. Pencemaran status mutu air (%)
KLH 20 93,75 468,75 20 20 100,00 ☻
8.3. Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan Sumber Mata Air (%)
KLH 21,83 21,83 100,00 22,62 22,62 100,00 ☻
8.4. Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal. (%)
KLH 20 8,9 44,50 20 20 100,00 ☻
8.5. Penegakan hukum lingkungan (%)
KLH 20 16 80,00 20 20 100,00 ☻
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017
Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
9) Pertanahan
Tanah merupakan sumber daya yang penting dan
strategis karena menyangkut hajat hidup seluruh masyarakat
Indonesia yang sangat mendasar. Pengelolaan pertanahan
yang adil dan memperhatikan kearifan lokal diperlukan untuk
mendukung keseluruhan elemen pelaksanaan pembangunan
wilayah yang berkelanjutan. Undang-Undang Dasar 1945
menyatakan bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya digunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat.
Pembangunan di bidang pertanahan dimaksudkan untuk
meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap peraturan
pertanahan, meningkatkan bidang-bidang tanah yang
didaftarkan/ disertifikatkan, mewujudkan pengembangan
cakupan dan penerapan penatagunaan pertanahan yang
mendasarkan pada RTRW dalam rangka meningkatkan
efisiensi dan efektifitas pemanfaatan lahan, meningkatkan
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 46
kualitas dan kuantitas tertib administrasi pertanahan yang
sesuai dengan prinsip-prinsip pelayanan publik dalam rangka
mengendalikan pemanfaatan lahan secara merata dan
berkeadilan, mengendalikan konversi lahan pertanian ke non
pertanian. Capaian kinerja urusan pertanahan sebagaimana
tabel berikut:
Tabel 2.21 Capaian Kinerja Urusan Pertanahan
di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN
2015 2016
Target Realisasi % Target Realisasi % KET
9. Pertanahan
9.1. Persentase luas lahan bersertifikat (%)
Setda - Pemum
- -
9.2. Penyelesaian kasus tanah Negara (%)
Setda - Pemum
100 100 100,00 100 100 100,00 ☻
9.3. Penyelesaian izin lokasi (%)
BPPTPM 98,25 0,00 98,5 98,5 100,00 ☻
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017
Keterangan: ☻ : Telah tercapai ▼ : Tidak Tercapai
.
10) Kependudukan dan Catatan Sipil
Pembangunan di bidang kependudukan dan catatan sipil
dilaksanakan dalam rangka meningkatnya keterpaduan dan
sinkronisasi kebijakan penyelenggaraan adminitrasi
kependudukan dan catatan sipil, serta mewujudkan
pengelolaan Sistem Informasi Adminitrasi Kependudukan
(SIAK) / e-KTP.
Tahun 2016 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
melaksanakan 5 program 27 kegiatan dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 2.666.310.000,- dapat terealisasi sebesar
Rp.2.662.577,- atau 99,86%. Adapun capaian kinerja urusan
kependudukan dan catatan sipil sebagaimana tabel berikut:
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 47
Tabel 2.22 Capaian Kinerja Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil
di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN KET
2015 2016
Target Realisasi % Target Realisasi %
10. Kependudukan dan Catatan Sipil
10.1. Rasio penduduk berKTP per satuan penduduk
Dindukcapil 0,994 0,88 88,53 0,993 0,97 97,68 ☻
10.2. Rasio bayi berakte kelahiran
Dindukcapil 1,405 0,87 61,92 1.424 0,89 62,50 ▼
10.3. Rasio pasangan berakte nikah
Dindukcapil 0,617 1 162,07 0,619 1 161,55 ☻
10.4. Kepemilikan KTP (%) Dindukcapil 99,98 87,80 87,82 99,99 96,82 96,83 ☻
10.5. Kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk (%)
Dindukcapil 62,55 86,71 138,63 62,56 89,50 143,06 ☻
10.6. Ketersediaan database kependudukan skala kabupaten
Dindukcapil Ada Ada 100 Ada Ada 100 ☻
10.7. Penerapan KTP Nasional berbasis NIK
Dindukcapil Ada Ada 100 Ada Ada 100 ☻
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017
Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
11) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Pembangunan di bidang pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak diarahkan pada upaya agar perempuan dan
anak korban kekerasan mendapatkan layanan minimal yang
dibutuhkan, yang meliputi; penanganan pengaduan/ laporan
korban kekerasan terhadap perempuan dan anak, pelayanan
kesehatan bagi perempuan dan anak korban kekerasan,
rehabilitasi sosial bagi perempuan dan anak korban
kekerasan, penegakan dan bantuan hukum bagi perempuan
dan anak korban kekerasan, pemulangan dan reintegrasi
sosial bagi perempuan dan anak korban kekerasan.
Disamping itu juga diarahkan pada upaya peningkatan
pelayanan terhadap saksi dan/atau korban tindak pidana
perdagangan orang dan penghapusan ekploitasi seksual
pada anak dan remaja.
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 48
Capaian kinerja urusan pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak sebagaimana tabel berikut:
Tabel 2.23 Capaian Kinerja Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN KET
2015 2016
Target Realisasi % Target Realisasi %
11. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
11.1. Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah (%)
KP2PA 2,4 2,4 100,00 2,5 1,9 76,00 ▼
11.2. Partisipasi perempuan di lembaga swasta (%)
KP2PA 60 58,7 97,83 61 70,6 115,74 ☻
11.3. Persentase jumlah tenaga kerja dibawah umur (%)
KP2PA, Dinsosnaker trans
6,00 1,6 375,00 5,5 1,66 331,33 ☻
11.4. Partisipasi angkatan kerja perempuan (%)
KP2PA 59 93,8 158,98 60 93,7 156,17 ☻
11.5 Rasio melek huruf perempuan terhadap laki-laki pada kelompok usia 15-24 tahun (%)
KP2PA 100,2 100 99,80 100 100 100 ☻
11.6 Rasio kekerasan terhadap anak (%)
KP2PA 0,006 0,01 166,67 0,005 0,018 27,78 ▼
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017
Keterangan: ☻ : Telah tercapai ▼ : Tidak Tercapai
12) Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Pembangunan di bidang keluarga berencana dan
keluarga sejahtera dilaksanakan melalui pengendalian
kuantitas penduduk, terutama berfokus pada revitalisasi
program KB melalui: (a) pengembangan dan sosialisasi
kebijakan pengendalian penduduk yang responsif gender; (b)
pembinaan dan peningkatan kemandirian keluarga
berencana; (c) promosi dan penggerakan masyarakat; (d)
peningkatan dan pemanfaatan sistem informasi manajemen
(SIM) berbasis teknologi informasi; (e) pelatihan dan
pengembangan program kependudukan dan KB; dan (f )
peningkatan kualitas manajemen program.
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 49
Capaian kinerja urusan keluarga berencana dan
keluarga sejahtera sebagaimana tabel berikut:
Tabel 2.24
Capaian Kinerja Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera diKabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN KET
2015 2016
Target Realisasi % Target Realisasi %
12. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
12.1. Cakupan peserta KB aktif (%)
Bapermas KB 75,53 75,64 100,15 75,68 80,38 103,94 ☻
12.2. Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I (%)
Bapermas KB 57,86 59,22 102,35 57,24 57,24 100,00 ☻
12.3. Rata-rata jumlah anak per keluarga
Bapermas KB 2,11 2,20 104,27 2,1 2,1 100,00 ☻
12.4. Rasio akseptor KB (%)
Bapermas KB 75,53 75,64 100,15 75,68 78,66 103,94 ☻
12.5. Persentase Pasangan Usia Subur (PUS) Keluarga Miskin dan Rentan (%)
Bapermas KB 75,24 75,28 100,05 75,35 75,29 99,92 ☻
12.6. Menurunnya TFR Bapermas KB 2,11 2,12 100,47 2,1 2,1 100,00 ☻
12.7. Meningkatnya partisipasi peserta KB mandiri terhadap peserta aktif (%)
Bapermas KB 45,57 58,2 127,72 45,62 47,28 103,64 ☻
12.8. Meningkatnya peserta KB Pria (%)
Bapermas KB 1,94 2 100,52 1,98 2,63 132,83 ☻
12.9. Menurunnya persentase Unmeetneed (%)
Bapermas KB 9,53 9,32 97,80 9,32 8,05 86,37 ☻
12.10. Terbentuknya PIK - KRR
Bapermas KB 24 24 100,00 24 26 108,33 ☻
12.11. Cakupan Catur Bina (%):
- BKB Bapermas KB 58,26 56,36 96,74 58,94 60,11 101,99 ☻
- BKR Bapermas KB 24,01 42,57 177,30 24,46 24,87 101,68 ☻
- BKL Bapermas KB 24,01 31,6 131,61 24,46 24,83 101,51 ☻
- BLK Bapermas KB 15,26 9,87 64,68 16,87 16,9 100,18 ☻
12.12. Drop Out Keluarga Berencana (DO KB) - %
Bapermas KB 11,42 13,72 120,14 9,96 9,9 99,00 ☻
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 50
13) Sosial
Pembangunan di bidang sosial diarahkan pada upaya
menjamin akses penyandang masalah kesejahteraan sosial
(PMKS) untuk mendapatkan pelayanan dasar bidang sosial
antara lain berupa: pemberian bantuan sosial bagi PMKS,
pelaksanaan kegiatan pemberdayaan sosial, penyediaan
sarana prasarana panti sosial, penyediaan sarana prasarana
pelayanan luar panti, bantuan sosial bagi korban bencana,
pelaksanaan dan pengembangan jaminan sosial bagi
penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia tidak
potensial, dan penyelenggaraan jaminan sosial.
Capaian kinerja urusan sosial sebagaimana tabel
berikut:
Tabel 2.25 Capaian Kinerja Urusan Sosial
di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN KET
2015 2016
Target Realisasi % Target Realisasi %
13. Sosial
13.1. Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial (%)
Dinsosnakertrans 9,96% 18,53% 186,01 10,24% 28,96% 282,81 ☻
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
14) Ketenagakerjaan
Pembangunan di bidang ketenagakerjaan diarahkan
pada upaya peningkatan pelayanan pelatihan kerja,
pelayanan penempatan tenaga kerja, pelayanan penyelesaian
perselisihan hubungan industrial, pelayanan kepesertaan
jamsostek, pelayanan pengawasan ketenagakerjaan. Capaian
kinerja urusan ketenagakerjaan sebagaimana tabel berikut:
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 51
Tabel 2.26
Capaian Kinerja Urusan Ketenagakerjaan di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN KET
2015 2016
Target Realisasi % Target Realisasi %
14. Sosial
14.1. Angka partisipasi angkatan kerja (%) Dinsosnaker trans 73,28 66,43 90,65 74,04 73,65 99,48 ☻
14.2. Angka sengketa pengusaha-pekerja per tahun (%)
Dinsosnaker trans 0,64 0,50 78,33 0,43 1,76 414,10 ☻
14.3. Tingkat partisipasi angkatan kerja (%) Dinsosnaker trans 72,69% 67,86% 93,35 73,72% 72,83% 98,80 ☻
14.4. Pencari kerja yang ditempatkan (%) Dinsosnaker trans 38,92% 42,70% 109,71 39,98% 32,53% 81,37 ☻
14.5. Tingkat pengangguran terbuka (%) Dinsosnaker trans 5,26% 5,17% 98,33 5,19% 5,45% 105,09 ☻
14.1. Keselamatan dan perlindungan (%) Dinsosnaker trans 45,11% 44,54% 98,75 45,74% 44,27% 96,78 ☻
14.2. Perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah (%)
Dinsosnaker trans 66,67% 20,00% 30,00 50,00% 25,00% 50,00 ▼
14.3. Besaran tenaga kerja yang mendapat pelatihan berbasis kompetensi/ masyarakat
Dinsosnaker trans 85,75% 71,35% 83,21 85,99% 82,02% 95,38 ☻
14.4. Besaran pekerja/buruh yang menjadi program Jamsostek
Dinsosnaker trans 51,19% 89,14% 174,14 53,75% 64,23% 119,51 ☻
14.5. Pengawasan Ketenagakerjaan Besaran pemeriksaan Perusahaan
Dinsosnaker trans 29,79% 26,73% 89,72 32,98% 31,72% 96,18 ☻
14.6. Upah Minimum Kabupaten / UMK (Rp ribu)
Dinsosnaker trans 1.020.383,14 1.280.000,00 125 1.075.426,80 1.535.000,00 143 ☻
14.7. Kebutuhan Hidup Layak / KHL (Rp ribu) Dinsosnaker trans 1.075.426,80 1.463.358,00 136 1.130.470,47 1.679.693,00 149 ☻
14.8. Rasio pencapaian KHL (%) Dinsosnaker trans 100,00% 100,10% 100,10 100,00% 104,90% 104,90 ☻
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017
Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 52
15) Koperasi dan UKM
Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM) merupakan bagian integral dari
pembangunan daerah dan pembangunan nasional yang
bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan
makmur. Dalam pembangunan di bidang ekonomi secara
eksplisit UUD 1945 menekankan implementasi azas
kekeluargaan (pasal 33 ayat 1) dan penyelenggaraan
perekonomian nasional yang berdasar demokrasi ekonomi
(pasal 33 ayat 4).
Selaras dengan itu, kebijakan yang berpihak (affirmative
policy) terhadap Koperasi dan UMKM, telah menjadi harapan
yang berkembang luas di tengah tumbuhnya kesadaran dan
perhatian masyarakat terhadap nasib ekonomi rakyat. Oleh
karena itu, selain pertumbuhan dan stabilitas ekonomi,
aspek penting yang menjadi agenda besar dalam proses
pembangunan ekonomi di Kabupaten Demak adalah
kemandirian ekonomi dan pemerataan pembangunan yang
berkeadilan.
Dalam hal ini pemberdayaan Koperasi dan UMKM
berkaitan langsung dengan kehidupan dan diarahkan bagi
peningkatan kesejahteraan masyarakat (pro poor). Selain itu,
potensi dan peran strategisnya telah terbukti menjadi
penopang kekuatan dan pertumbuhan ekonomi daerah (pro
growth), terutama pada masa-masa terjadinya goncangan
ekonomi regional, nasional dan global koperasi dan UMKM
telah terbukti memperlihatkan immunitasnya.
Pendekatan pembangunan di Kabupaten Demak yang
menempatkan industri, koperasi dan UMKM sebagai salah
satu sektor unggulan daerah mempertegas penataan struktur
pelaku ekonomi daerah lebih padu dan seimbang, baik
dalam skala usaha, strata dan sektoral, sehingga
berkembang struktur pelaku ekonomi daerah yang kokoh dan
mandiri.
Dengan memperhatikan peran dan potensinya dalam
perekonomian daerah, keberadaan Koperasi dan UMKM
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 53
terbukti merupakan pelaku usaha yang mandiri, kukuh dan
fleksibel, dalam kondisi normal maupun krisis sekalipun.
Bahkan tidak dapat disangkal bahwa Koperasi dan UMKM
merupakan pelopor (leader) tumbuhnya ekonomi kerakyatan.
Keberadaan Koperasi dan UMKM yang dominan sebagai
pelaku ekonomi daerah juga merupakan subyek vital dalam
pembangunan, khususnya dalam rangka perluasan
kesempatan berusaha bagi wirausaha baru dan penyerapan
tenaga kerja serta menekan angka pengangguran (pro job).
Capaian kinerja urusan koperasi dan UKM sebagaimana
tabel berikut:
Tabel 2.27
Capaian Kinerja Urusan Koperasi dan UKM di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN KET
2015 2016
Target Realisasi % Target Realisasi %
15. Koperasi dan UKM
15.1. Persentase Koperasi Aktif (%)
Disperindagkop UMKM
72,00 79,08 109,83 74 79,55 107,50 ☻
15.2. Usaha Mikro dan Kecil (%)
Disperindagkop UMKM
318,00 303,49 95,44 319 319 100 ☻
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017
Keterangan: ☻ : Telah tercapai ▼ : Tidak Tercapai
16) Penanaman Modal
Pembangunan di bidang penanaman modal diarahkan
pada upaya untuk peningkatan pelayanan terkait dengan
kebijakan penanaman modal, kerjasama penanaman modal,
promosi penanaman modal, pelayanan penanaman modal,
pengendalian pelaksanaan penanaman modal, pengelolaan data
dan sistem informasi penanaman modal dan penyebarluasan,
pendidikan dan pelatihan penanaman modal kepada
masyarakat dan dunia usaha.
Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman
Modal Kabupaten Demak secara terus menerus berupaya
meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat, BPPTPM
Kabupaten Demak pada bulan April dan bulan Juli 2014
telah melaksanakan surveilance audit internal dan di bulan
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 54
September 2014 telah memperoleh Surat Keterangan
perpanjangan berkala tahunan sertifikat sistem Manajemen
Mutu ISO 9001 : 2008 pada tanggal 23 November 2014
dan dinyatakan lulus Sertifikat tersebut menunjukkan
adanya pengakuan penerapan pelayanan perizinan di BPPTPM
Kabupaten Demak telah memenuhi standar internasional.
Sertifikat ISO 9001:2008 dikeluarkan Worldwide Quality
Assurance Limited-United Kingdom (WQA- UK). Adapun
capaian kinerja urusan penanaman modal sebagaimana tabel
berikut:
Tabel 2.28
Capaian Kinerja Urusan Penanaman Modal di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN KET
2015 2016
Target Realisasi % Target Realisasi %
16. Koperasi dan UKM
16.1. Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA)
BPPTPM 50 3 6,00 55 28 50,91 ▼
16.2. Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA) (Rp 000.000)
BPPTPM 1.048.581 0,00 1.183.862 1.697.972,8 143,43 ☻
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017
Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
17) Kebudayaan
Pembangunan di bidang kebudayaan diarahkan pada
upaya perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan seni
budaya berupa kajian seni budaya, fasilitasi seni budaya,
gelar seni seni budaya dan misi kebudayaan. Di samping itu
pembangunan kebudayaan juga diarahkan pada upaya
peningkatan sarana dan prasarana seni budaya yang
mencakup aspek sumber daya manusia, tempat, dan
organisasi. Capaian kinerja urusan kebudayaan sebagaimana
tabel berikut:
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 55
Tabel 2.29 Capaian Kinerja Urusan Kebudayaan
di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN KET
2015 2016
Target Realisasi % Target Realisasi %
17. Kebudayaan
17.1. Penyelenggaraan festival seni dan budaya
Disparbud 8 0,00 8 14 175 ☻
17.2. Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan (%)
Disparbud 100 100 100,00 100 100 100,00 ☻
Jumlah grup kesenian
Dinparbud 0,0178 0,0134 75,28 ▼
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
18) Kepemudaan dan Olahraga
Pembangunan di bidang kepemudaan diarahkan untuk
meningkatkan partisipasi generasi muda dalam
pembangunan daerah, meningkatkan rasa kebangsaan
generasi muda, meningkatkan daya tangkal pemuda terhadap
pengaruh destruktif, meningkatkan kapasitas dan kualitas
kelembagaan/ organisasi kepemudaan. Sedang pembangunan
di bidang olahraga diarahkan untuk meningkatkan motivasi
dan partisipasi masyarakat dalam kegiatan olahraga, baik
olahraga prestasi maupun olahraga rekreasi. Dalam rangka
peningkatan layanan pendidikan perlu adanya manajemen
pelayanan pendidikan berorientasi pada upaya peningkatan
layanan pendidikan kepada pengguna layanan (client) dengan
menerapkan prinsip-prinsip tata layanan yang baik (good
governance).
Maka penyelenggaraan layanan pendidikan perlu
dilaksanakan secara transparan dan dapat dipertanggung-
jawabkan (akuntabel, accountable) di tingkat pengelola
layanan pendidikan yaitu Dinas Pendidikan Pemuda dan
olahraga.
Secara khusus, manajemen pelayanan pendidikan di
tingkat Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga mengacu
pada hasil kajian Rencana Pengembangan Kapasitas
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 56
(Capacity Development Plan) Dinas Pendidikan Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Demak dari 5 bidang urusan pelayanan
diantaranya yaitu mempunyai tugas merumuskan
kebijaksanaan teknis pemberian bimbingan fasilitas dan
pengembangan generasi .
Strategi yang diperlukan guna meningkatnya kinerja
Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga di masa mendatang
antara lain dengan Peningkatkan pemerataan akses Olahraga
terhadap generasi muda,Pelajar dan masyarakat. Capaian
kinerja urusan kepemudaan dan olahraga sebagaimana tabel
berikut:
Tabel 2.30
Capaian Kinerja Urusan Kepemudaan dan Olahraga di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN KET
2015 2016
Target Realisasi % Target Realisasi %
18. Kepemudaan dan Olahraga
18.1. Jumlah klub olahraga Dindikpora 48 48 100,00 ☻
18.2. Jumlah kegiatan kepemudaan
Dindikpora 20 20 100,00 23 23 100,00 ☻
18.3. Jumlah kegiatan olahraga
Dindikpora 20 20 100,00 25 25 100,00 ☻
18.4. Prosentase remaja bebas narkoba (%)
Kecamatan 100 100 100,00 100 100 100,00 ☻
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017
Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
19) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Pembangunan di bidang kesatuan bangsa dan politik
dalam negeri diarahkan untuk meningkatkan keamanan dan
kenyamanan lingkungan, ketenteraman dan ketertiban
masyarakat, serta pencegahan tindak kriminal, meningkatkan
wawasan kebangsaan dan persatuan dan kesatuan bangsa,
meningkatkan upaya pemberantasan penyalahgunaan napza,
miras, dan penyakit masyarakat (pekat) lainnya,
meningkatkan kemampuan Linmas dan Ratih terhadap
bahaya/ancaman gangguan kamtibmas, serta meningkatkan
pendidikan politik dan demokrasi masyarakat.
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 57
Capaian kinerja urusan kesatuan bangsa dan politik
dalam negeri sebagaimana tabel berikut:
Tabel 2.31
Capaian Kinerja Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN KET
2015 2016
Target Realisasi % Target Realisasi %
19 Kesatuan bangsa dan Politik Dalam Negeri
19.1. Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP
Kesbangpolinmas 35 35 100,00 40 40 100,00 ☻
19.2. Jumlah parpol yang mendapat kursi di DPR per jumlah Parpol peserta Pemilu (%)
Kesbangpolinmas 43,00% 75% 174,42 42,86 75 174,99 ☻
19.3. Prosentase Bencana yang tertangani dengan baik (%)
BPBD 100 100 100,00 100 100 100,00 ☻
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017
Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
20) Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi
Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan
Persandian
Tujuan utama pembangunan di bidang otonomi daerah,
pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah,
perangkat daerah, kepegawaian dan persandian adalah
terwujudnya tatakelola pemerintahan yang baik (good
governance) di daerah. Tatakelola pemerintahan yang baik
merupakan tatanan pengelolaan manajemen yang ditandai
dengan penerapan prinsip-prinsip tertentu, antara lain:
keterbukaan, akuntabilitas, efektivitas dan efisiensi,
supremasi hukum, keadilan, dan partisipasi.
Penerapan tata kelola pemerintahan yang baik secara
konsisten dan berkelanjutan sangat berperan bagi tercapainya
sasaran pembangunan daerah, dan dapat menyelesaikan
berbagai masalah yang dihadapi secara efektif dan efisien.
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 58
Penerapan tata kelola pemerintah yang baik tersebut
harus dilakukan pada seluruh aspek manajemen
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, mulai
dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengendaliannya.
Penerapan tata kelola pemerintahan yang baik diharapkan
terwujud dalam pemerintahan yang bersih dan bebas KKN,
pelayanan publik yang berkualitas, dan kapasitas dan
akuntabilitas kinerja bikrokrasi yang tinggi. Ketiganya
merupakan prasyarat keberhasilan pembangunan daerah.
Tanpa pemerintahan yang bersih akan sulit dicapai
pengelolaan sumber daya pembangunan secara akuntabel,
yang akan berakibat langsung pada menurunnya kualitas
pelayanan publik, serta menghilangnya kepercayaan
masyarakat terhadap pemerintah.
Tabel 2.32 Capaian Kinerja Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum,
Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN KET
2015 2016
Target Realisasi % Target Realisasi %
20 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
20.1. Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk
Satpol PP 1,87 0,45 24,06 1,85 0,43 23,24 ▼
20.2. Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 Penduduk
Kesbangpolinmas 68,48 67,76 98,95 68,03 66,96 98,43 ☻
20.3. Pertumbuhan ekonomi (%)
Bappeda 6,27 5,2 82,93 5,44 5,93 109,01 ☻
20.4. Persentase Penduduk di atas gris Kemiskinan (%)
Lintas OPD 87,53 0,00 88,51 85,56 96,67 ☻
20.5. Sistem informasi Pelayanan Perijinan dan adiministrasi pemerintah (ada/Tidak ada)
BPPTPM Ada Ada 100 Ada Ada 100 ☻
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 59
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN KET
2015 2016
Target Realisasi % Target Realisasi %
20 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
20.6. Cakupan patroli petugas Satpol PP (kali)
Satpol PP 156 120 76,92 72 120 166,67 ☻
20.7. Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman, keindahan) di Kabupaten (%)
Satpol PP 100 78 78,00 100 100 100 ☻
20.8. Sistim Informasi Manajemen Pemda
Dinhubkominfo 2 2 100,00 2 2 100 ☻
20.9. Meningkatnya jumlah PAD (Rp.000.000)
DPKKD 115.963 192.643 166,12 115.963 287.457 247,89 ☻
20.10. Rasio PNS Lulusan S1 (‰)
BKD 639.887 593,974 0,09 695.887 594.629 85.45 ☻
20.11. Rasio PNS Lulusan S2/S3 (‰)
BKD 88.225 80,314 0,09 99.606 79.371 79.68 ▼
20.12. Prosentase Hasil Pelaksanaan Pembinaan dan Pengawasan APIP
Inspektorat 81,30 80,72 99,29 90 75 83.33 ☻
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017
Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
21) Ketahanan Pangan
Pembangunan di bidang ketahanan pangan diarahkan
pada upaya pelayanan pemerintah daerah dalam menjamin
ketersediaan dan cadangan pangan, distribusi dan akses
pangan, penganekaragaman dan keamanan pangan; dan
penanganan kerawanan pangan.
Capaian kinerja urusan ketahanan pangan sebagaimana
tabel berikut:
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 60
Tabel 2.33 Capaian Kinerja Urusan Ketahanan Pangan
di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN KET
2015 2016
Target Realisasi % Target Realisasi %
21 Ketahanan Pangan
21.1. Ketersediaan pangan utama (ton)
Bappeluh KP 352,49 356,53 101,15 362,64 362,676 100,01 ☻
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017
Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
22) Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Pembangunan tidak hanya bertujuan untuk
meningkatkan produksi dan pendapatan daerah, tetapi juga
meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil
pembangunan ke seluruh lapisan masyarakat. Pertumbuhan
ekonomi yang akan dicapai adalah pertumbuhan yang lebih
berkualitas yang disertai dengan pengurangan kemiskinan
dan pengangguran. Oleh sebab itu, manajemen pembangunan
harus diarahkan untuk memacu pembangunan kerakyatan
dan pemberdayaan masyarakat. Dengan demikian, strategi,
kebijakan dan program pembangunan diarahkan untuk
mendorong partisipasi masyarakat secara penuh dalam
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi
pembangunan. Capaian kinerja urusan pemberdayaan
masyarakat dan desa sebagaimana tabel berikut :
Tabel 2.34
Capaian Kinerja Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN KET
2015 2016
Target Realisasi % Target Realisasi %
22 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
22.1. Rata-rata jumlah kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM)
Bapermas KB 106 106 100,00 115 115 100,00 ☻
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 61
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN KET
2015 2016
Target Realisasi % Target Realisasi %
22 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
22.2. LPM Berprestasi (%) Bapermas KB 14 14 100,00 14 14 100,00 ☻
22.3. PKK aktif (%) Bapermas KB 100 100 100,00 100 100 100,00 ☻
22.4. Posyandu aktif (%) Bapermas KB 100 100 100,00 100 104 104,00 ☻
22.5. Swadaya Masyarakat terhadap Program pemberdayaan masyarakat (%)
Bapermas KB 14 15 107,14 15 17,5 116,67 ☻
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017
Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
23) Statistik
Dalam rangka tertib penyelenggaraan pemerintahan
didaerah dan terwujudnya keserasian serta keberhasilan
pembangunan, perlu memantapkan penyelenggaraan
koordinasi kegiatan semua instansi vertikal didaerah. Hal ini
selaras dengan Pasal 259 Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah. Dengan koordinasi akan
dicapai keselarasan dan keterpaduan baik dari perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pelaksanaan tugas. Serta dalam
rangka membantu perencanaan pembangunan didaerah dan
juga mendukung kebijakan pembangunan maka fungsi
statistik memegang peranan yang sangat penting. Kebijakan
pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasarkan
pada informasi statistik tersebut, selain menunjukan
perkembangan hasil pembangunan juga menunjukan
masalah dan tantangan yang dihadapi. Dengan demikian
berdasarkan informasi tersebut maka dapat diupayakan
langkah-langkah pemecahan permasalahan-permasalahan
secara terarah dan tepat guna. Oleh karena itu, Bappeda
Litbang sebagai wakil dari Pemerintah Daerah bekerja sama
dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Demak sebagai
instansi vertikal di daerah, dalam rangka memenuhi
kebutuhan data statistik di Kabupaten Demak. Capaian
kinerja urusan statistik sebagaimana tabel berikut:
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 62
Tabel 2.35
Capaian Kinerja Urusan Statistik
di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN KET
2015 2016
Target Realisasi % Target Realisasi %
23 Statistik
23.1. Buku ”kabupaten dalam angka”
Bappeda Ada Ada 100 Ada Ada 100.00 ☻
Laju Inflasi Kabupaten Bappeda 4,5 2,8 160,71 4 2,27 109,01 ☻
PDRB per kapita Bappeda 8,97 17,287 192,72 ☻
23.2. Buku ”PDRB kabupaten”
Bappeda Ada Ada Ada Ada Ada 100.00 ☻
23.3. Tingkat ketersediaan data/informasi/statistik (%)
Bappeda, Dishumkominfo
60 60 100.00 80 80 100.00 ☻
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017
Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
24) Kearsipan
Pembangunan di bidang kearsipan diarahkan untuk
meningkatkan kualitas pengelolaan kearsipan,
mengembangkan layanan arsip berbasis teknologi informasi
untuk menjamin kemudahan akses informasi kearsipan,
meningkatkan sarana prasarana kearsipan khususnya yang
menunjang kapasitas dan kualitas penyimpanan arsip sesuai
standar, meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM
kearsipan dalam melaksanakan tugas, meningkatkan jumlah
OPD/UKPD yang terlayani dalam kearsipan, meningkatkan
jumlah masyarakat yang terlayani dalam kearsipan.Capaian
kinerja urusan kearsipan sebagaimana tabel berikut:
Tabel 2.36
Capaian Kinerja Urusan Kearsipan di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN KET
2015 2016
Target Realisasi % Target Realisasi %
23 Kearsipan
24.1. Pengelolaan arsip secara baku (OPD / Desa / Kelurahan) (%)
KPA 80 80 100.00 100 30 30 ▼
24.2. Peningkatan SDM pengelola kearsipan (orang)
KPA 90 90 100.00 95 95 100.00 ☻
24.3 Persentase pening-katan kemampuan SDM pengelola kearsipan (%)
KPA 80 80 100.00 80 80 100.00 ☻
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 63
25) Komunikasi dan Informatika
Pembangunan di bidang kominfo diarahkan pada upaya
peningkatan pelaksanaan diseminasi informasi daerah
melalui berbagai media, serta pengembangan dan
pemberdayaan kelompok informasi masyarakat.
Capaian kinerja urusan komunikasi dan informatika
sebagaimana tabel berikut:
Tabel 2.37
Capaian Kinerja Urusan Komunikasi dan Informatika di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN KET
2015 2016
Target Realisasi % Target Realisasi %
25 Komunikasi dan Informatika
25.1. Jumlah jaringan komunikasi
Dishubkominfo 0,11 0,081 73.64 0,11 0,086 78.18 ▼
25.2. Rasio wartel/warnet terhadap penduduk
Dishubkominfo 0,067293344 0,062 92.13 0,067293334 0,014 20.80 ▼
25.3. Jumlah surat kabar nasional/lokal
Setda - Humas 55 55 100.00 55 55 100.00 ☻
25.4. Jumlah penyiaran radio/TV lokal
Setda - Humas 15 15 100.00 15 15 100.00 ☻
25.5. Web site milik pemerintah daerah (Ada/Tidak)
Dishubkominfo Ada Ada 100.00 Ada Ada 100.00 ☻
25.6. Pameran/expo (kali) Dishubkominfo, Setda - Perek.
4 4 100.00 4 4 100.00 ☻
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
26) Perpustakaan
Pembangunan di bidang perpustakaan diarahkan untuk
meningkatkan kuantitas dan kualitas perpustakan,
meningkatkan layanan informasi perpustakaan berbasis
teknologi informasi, meningkatkan minat baca masyarakat
dengan mengoptimalkan fungsi Taman Bacaan Masyarakat
(TBM), perpustakaan di sekolah, meningkatkan kualitas dan
kuantitas sarana prasarana perpustakaan melalui
operasionalisasi perpustakan keliling.
Capaian kinerja urusan perpustakaan sebagaimana tabel
berikut.
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 64
Tabel 2.38 Capaian Kinerja Urusan Perpustakaan
di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN KET
2015 2016
Target Realisasi % Target Realisasi %
26. Perpustakaan
26.1. Jumlah perpustakaan (Unit) KPA 80 70 87.50 90 75 83.33 ☻
26.2. Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun (Org)
KPA 60 55 92.09 65 54 83.16 ☻
26.3. Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah (eks)
KPA 30 27 89.29 33 30 90.47 ☻
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017
Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
2.2.2. Urusan Pilihan
1) Pertanian
Sektor pertanian merupakan penyumbang kedua
terbesar bagi PDRB di Kabupaten Demak setelah sektor
industri pengolahan. Pada tahun 2015 sumbangan sektor
pertanian kepada PDRB mencapai 25,76%.
Pembangunan di bidang pertanian dilaksanakan
melalui revitalisasi pertanian, selain untuk lebih
meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi pertanian,
juga dalam rangka mengupayakan keterkaitan (linkage)
produk-produk pertanian dengan produk-produk industri
olahan. Hal ini akan meningkatkan pendapatan para
petani. Pada akhirnya, kesejahteraan para petani juga
akan mengalami peningkatan. Capaian kinerja urusan
pertanian sebagaimana tabel berikut:
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 65
Tabel 2.39 Capaian Kinerja Urusan Pertanian
di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN KET
2015 2016
Target Realisasi % Target Realisasi %
1. Pertanian
1.1. Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar (ku/hektar)
Dinpertan 59,99 66,25 110.44 60,25 66,27 109,99 ☻
1.2. Kontribusi sektor pertanian/perkebunan/peternakan/kehutanan terhadap PDRB (%)
Dinpertan 39,12 36,73 93.89 38,95 25,76 66,14 ▼
1.3. Kontribusi sektor pertanian (padi, palawija, hortikultura) terhadap PDRB (%)
Dinpertan 36,5 33,80 92.60 36,43 19,94 54,74 ▼
1.4. Kontribusi sektor perkebunan (tanaman keras) terhadap PDRB (%)
Dinpertan 0,45 0,76 168.89 0,37 0,19 51,35 ▼
1.5. Kontribusi sektor peternakan terhadap PDRB (%)
Dinpertan 2,15 2,15 100.00 2,14 2,2 102,8 ☻
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017
Keterangan: ☻ : Telah tercapai ▼ : Tidak Tercapai
2) Kehutanan
Urusan kehutanan di Kabupaten Demak dilaksanakan
oleh Dinas Pertanian, yang salah satu programnya yaitu
Rehabilitasi Hutan dan Lahan. Kegiatan yang mendukung
program ini antara lain kegiatan reboisasi dan penghijauan
hutan yang berupa penyelenggaraan Hari Menanam Pohon
Indonesia dan Penanaman Pohon di Lahan Kritis yang
dipusatkan di Desa Pilangwetan Kecamatan Kebonagung
berupa penanaman 2.000 bibit tanaman kehutanan.
Pelaksanaan rehabilitasi hutan mangrove di Kecamatan
Sayung, Kec. Karangtengah, Kec. Bonang dan Kec.
Wedung, pengembangan tanaman bambu penghasil
rebung di Ds. Banyumeneng Kec. Mranggen sebanyak
5.000 bibit bambu, bantuan alat perajang rebung bambu 6
unit. Capaian kinerja urusan kehutanan sebagaimana
tabel berikut:
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 66
Tabel 2.40 Capaian Kinerja Urusan Kehutanan
di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN KET
2015 2016
Target Realisasi % Target Realisasi %
2 Kehutanan
2.1. Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB (%)
Dinpertan 0,012 0.01 83.33 0,012 0,012 100,00 ☻
2.2. Rehabilitasi hutan dan lahan kritis (Ha)
Dinpertan 9.92 11.999 120.96 9,935 12.410 120,96 ☻
2.3. Kerusakan Kawasan Hutan(Ha)
Dinpertan 156 65 41.67 - - 100,00 ☻
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017
Keterangan: ☻ : Telah tercapai ▼ : Tidak Tercapai
3) Energi dan Sumber Daya Mineral
Capaian kinerja urusan energi dan sumberdaya
mineral sebagaimana tabel berikut:
Tabel 2.41
Capaian Kinerja Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN KET
2015 2016
Target Realisasi % Target Realisasi %
3 ESDM
3.1. Pertambangan tanpa ijin DPUPPE 0 0 0 0 0 0
3.2. Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB
DPUPPE 0 0 0 0 0 0
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2014 Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
4) Pariwisata
Pariwisata merupakan salah satu potensi utama di
Kabupaten Demak. Keberadaan Masjid Demak dan Makam
Sunan Kalijaga sebagai situs sejarah penyebaran agama islam
di Pulau Jawa telah menjadi salah satu daerah tujuan wisata
utama di Jawa Tengah. Setiap tahun wisatawan dari berbagai
daerah di Indonesia datang berkunjung baik dalam rangka
liburan maupun ziarah.
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 67
Dengan potensi yang cukup besar, pengembangan
pariwisata menjadi prioritas pembangunan daerah di
Kabupaten Demak. Hal ini disebabkan bidang ini mampu
memberikan multiplier effect yang besar bagi masyarakat
sekitarnya. Terciptanya obyek wisata yang besar secara tidak
langsung akan mengangkat perekonomian masyarakat
sekitarnya. Beberapa obyek wisata di Kabupaten Demak
dapat dikembangkan menjadi salah satu icon wisata di Pulau
Jawa. Hal ini dapat dilaksanakan jika obyek wisata Demak
dapat dikembangkan menjadi sebuah obyek wisata yang
berkarakter yaitu obyek wisata religi. Selain itu
dikembangkan pula wisata bahari di Surodadi Kec. Sayung
dan Morodemak di Kec. Bonang.
Wisata Religi merupakan unggulan Kabupaten Demak
yang telah dikenal baik wisatawan domestik dan internasional
yaitu Masjid Agung Demak dengan Makam Sultan–Sultan
Demak dan Makam Sunan Kalijaga di Kadilangu. Disamping
itu masih ada destinasi pendukung yang lain seperti Wisata
Bahari, Agrowisata dan Kampung Jambu Lele serta Tempat
Pengasapan Ikan.
Memperhatikan besarnya potensi wisata yang ada di
Kabupaten Demak, mendorong Pemerintah Daerah
melakukan upaya pengembangan, pemeliharaan,
pembangunan, perbaikan hal-hal yang terkait dengan
peningkatan kualitas pelayanan pengunjung. Disamping itu,
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Demak
memprogramkan Tahun Kunjungan Wisata Religi Kabupaten
Demak Tahun 2015-2016. Berikut capaian kinerja
urusan pariwisata :
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 68
Tabel 2.42 Capaian Kinerja Urusan Pariwisata
di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN KET
2015 2016
Target Realisasi % Target Realisasi %
4. Pariwisata
4.1. Kunjungan wisata (%) Dinparbud 70% 60% 85.71 70% 80% 114,86 ☻
- Jumlah Wisatawan Mancanegara (org)
Dinparbud 1.087 268 24655.01 500 571 114,2 ☻
- Jumlah Wisatawan Nusantara (org)
Dinparbud 1.155.000 1.076.585 93.21 1.488.000 1.234.735 82,98 ☻
4.2. Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB (Rp Ribu)
Dinparbud 1.490.000 1.450.000 97.32 1.540.000 1.492.604 96,92 ☻
4.3. Lama tinggal wisatawan (hari)
Dinparbud 1.5 jam 2 jam 133,33 2 jam 2,5 jam 125,00 ☻
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017
Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
5) Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Demak memiliki panjang pantai 34,1 km
yang merupakan potensi kelautan dan perikanan yang cukup
besar mencakup perikanan laut dan perikanan darat. Daerah
perikanan laut tersebar di 4 kecamatan yaitu Sayung, Karang
Tengah, Bonang dan Wedung. Sepanjang pantai utara
Kabupaten Demak terdapat permukiman atau desa-desa
nelayan yang konsentrasi menggantungkan pada laut sebagai
mata pencahariannya. Jumlah nelayan di Kabupaten Demak
sebanyak 14.562 orang dan petani ikan sebanyak 5.939
orang. Kabupaten Demak terdapat 2 buah TPI yang masih
aktif yaitu di Morodemak dan Wedung dengan produksi ikan
pada tahun 2015 sebanyak 2.178.688 kg dengan nilai Rp.
32.088.089.000,00. Nilai ini meningkat dibanding tahun 2014
yaitu sebesar 2.006.762 kg. Umlah nelayan di Kabupaten
Demak terdapat 10.038 pendega yang terdapat di 4
kecamatan.
Kondisi lingkungan pantai di wilayah Kabupaten Demak
mengalami degradasi yang cukup memprihatinkan.
Kerusakan yang cukup serius akibat abrasi air laut dan
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 69
mengakibatkan kerusakan serta banyak hilangnya areal
pertambakan yang dimiliki petani tambak di Kabupaten
Demak. Hingga tahun 2015 wilayah pantai yang terkena
abrasi seluas 495,08 Ha. Untuk mengantisipasi diantaranya
telah dilakukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Demak menanam 150.000 batang mangrove.
Potensi perairan umum Kabupaten Demak seluas 915,66 Ha.
Total luas tambak 7.946,97 Ha dan luas kolam air tawar
sebesar 83,03 Ha. Jumlah RTP tambak sebanyak 4.040 RTP
dan perikanan kolam sebanyak 1.899 RTP. Berikut tabel
capaian kinerja urusan kelautan dan perikanan Kabupaten
Demak Tahun 2015 – 2016
Tabel 2.43 Capaian Kinerja Urusan Kelautan dan Perikanan
di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN KET
2014 2015
Target Realisasi % Target Realisasi %
5 Perikanan
5.1.
Produksi perikanan (ton):
Dinlutkan 36,508.64 35,582.13 97.46 39.333,79 37.466,69 95,25 ☻
Produksi Perairan Umum (% - ton)
Dinlutkan 20.39 14.76 72.39 20,8 19,76 95,00 ☻
Dinlutkan 1786.78 1,293.36 72.38 1.822,51 1.799,51 98,74 ☻
Produksi Perikanan tangkap (% - ton)
Dinlutkan 20.39 12.54 61.50 20,8 24,22 116,44 ☻
Dinlutkan 1979.89 1,217.65 61.50 2.019,49 2.420,20 119,84 ☻
Produksi tambak (% - ton)
Dinlutkan 20.95 20.96 100.05 22 21,24 96,55 ☻
Dinlutkan 10,938.56 10,943.68 100.05 11.485,48 11.089,29 96,55 ☻
Produksi kolam (% - ton)
Dinlutkan 21.8 21.84 100.18 23,98 21,87 91,20 ☻
Dinlutkan 22,085.36 22,127.44 100.19 24.293,89 22.157,69 91,21 ☻
5.2. Konsumsi ikan (% - ton)
Dinlutkan 97.07 100.54 103.57 100 131,38 131,38 ☻
Dinlutkan 24.87 25.76 103.58 25,62 33,66 131,38 ☻
5.3. Cakupan bina kelompok nelayan
Dinlutkan 13 104 800.00 15 150 1000,00 ☻
5.4. Produksi perikanan kelompok nelayan
Dinlutkan 2,139.90 974.121 45.52 2.204,15 2.420,20 109,80 ☻
5.5 Penanaman mangrove (Ha)
Dinlutkan 262.2 60,000 22883.30 276 75 27,17 ▼
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 70
6) Perdagangan
Peran sektor perdagangan yang akan bertambah penting,
ditandai dengan munculnya keunggulan Ekonomi Kreatif
sebagai pemicu inovasi perdagangan tanpa batas, kontribusi
subsektor perdagangan eceran yang semakin signifikan dalam
pembentukan PDRB Kabupaten Demak, dan penciptaan
lapangan kerja secara luas. Hal ini terjadi karena:
terbentuknya integrasi domestik di sektor perdagangan;
terciptanya intensitas mutual partnership dan linkage antara
perdagangan eceran dengan perdagangan besar; terciptanya
transaksi domestik dan ekspor dari UKM maupun
perusahaan skala besar, terciptanya intensitas koordinasi
dalam pengembangan perdagangan eceran, perdagangan
besar, dan pembinaan sektor informal; dan tingginya tingkat
penerapan manajemen dan teknologi perdagangan, termasuk
yang terkait dengan jaringan.
Sektor Perdagangan merupakan bagian dalam
menggerakkan Perekonomian Daerah karena pelaku usaha
selain dapat menciptakan lapangan kerja dan menyerap
tenaga kerja juga memberikan kontribusi terhadap
Pendapatan Daerah Regional Bruto (PDRB) sehingga
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah di Kabupaten
Demak. Peran sistem logistik, intermediasi perdagangan,
jaringan koleksi, pengumpul, pengecer, grosir, dan
distribusi umumnya semakin berkembang dan meningkat,
yang didorong oleh meningkatnya penggunaan teknologi dan
transportasi yang memadai, dan meningkatnya indeks
kepercayaan bisnis di semua lini perdagangan dan
perekonomian. Daya beli konsumen dan tingkat tabungan
masyarakat semakin baik, hal ini ditunjukkan dari tingkat
upah minimum dan realisasinya yang semakin baik serta
terciptanya semangat kewirausahaan baru.
Adapun kondisi capaian kinerja urusan perdagangan
sebagai berikut :
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 71
Tabel 2.44 Capaian Kinerja Urusan Perdagangan
di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN KET
2015 2016
Target Realisasi % Target Realisasi %
6. Perdagangan
6.1. Kontribusi Sektor Perdagangan terhadap PDRB (%)
Disperindagkop UMKM
18,95 16,58 87,49 18,98 18,51 97,52 ☻
6.2. Ekspor Bersih Perdagangan (Juta Rp)
Disperindagkop UMKM
57.470,60 126,021.22 219.28 57.840,20 15.175.058,15 262,36 ☻
6.3. Cakupan Bina Kelompok Pedagang/Usaha Informal (%)
Disperindagkop UMKM
45,00 31 68.89 47,00 38,00 80,85 ☻
6.4. Meningkatnya Sarana Prasarana Perdagangan:
Disperindagkop UMKM
Peningkatan jumlah kios yg dibangun (unit)
Disperindagkop UMKM
30 33 110.00 35,00 60,00 171,42 ☻
Peningkatan jumlah los yg dibangun (unit)
Disperindagkop UMKM
550 344 62.55 600 328 54,66 ▼
Peningkatan jumlah fasilitas umum yg dibangun (unit)
Disperindagkop UMKM
2 2 100.00 2 2 100 ☻
6.5. Meningkatnya Masyarakat dalam Penggunaan Barang sesuai Standar yang Berlaku (%)
Disperindagkop UMKM
100 100 100.00 100 100 100.00 ☻
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017
Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
7) Perindustrian
Program pembangunan bidang industri di Kabupaten
Demak diarahkan untuk memberikan sumbangan nyata
dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. dengan
memilih produk-produk unggulan daerah untuk diolah dan
didorong agar tumbuh dan berkembang menjadi kompetensi
inti industri daerah. Sebagai salah satu tulang punggung
kebangkitan (prime mover) ekonomi daerah, industri daerah
dikembangkan terpadu dengan pembangunan sektor-
sektor lainnya, utamanya sektor-sektor unggulan daerah
(sektor pertanian, perikanan dan kelautan, dan pariwisata,
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 72
koperasi dan UMKM, sehingga secara simultan dapat
berperan dalam pembentukan devisa, pengentasan
kemiskinan, penyediaan lapangan kerja, dan peningkatan
pendapatan masyarakat.
Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Demak di
Bidang Industri Kecil dan Menengah dilaksanakan dengan
mengembangkan Industri Kecil dan Kerajinan sebagai pilihan
yang sangat strategis karena sektor ini merupakan kegiatan
yang banyak menggunakan bahan baku lokal maupun
menyerap banyak tenaga kerja yaitu umumnya bersifat padat
tenaga kerja serta merupakan industri rumah tangga dengan
kapasitas produksi yang rendah.
Industri Kecil dan Menengah yang ada di Kabupaten
Demak antara lain berupa Industri Aneka makanan dan
minuman, Pengolahan Ikan, Konveksi, Garam Rakyat, Kulit
Sepatu dan Tas, Mainan anak-anak, Mebel dan Furniture,
Rokok serta lainnya. Capaian kinerja urusan perindustrian
sebagaimana tabel berikut:
Tabel 2.45 Capaian Kinerja Urusan Perindustrian
di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN KET
2015 2016
Target Realisasi % Target Realisasi %
7. Perindustrian
7.1. Kontribusi Sektor Industri terhadap PDRB (%)
Disperindagkop UMKM
10,92 0.00 11,05 27,25 246,61 ☻
7.2. Pertumbuhan Industri (%) Disperindagkop UMKM
8,00 0.10 1.25 10 5,8 58 ▼
7.3. Cakupan Bina Kelompok Pengrajin (%)
Disperindagkop UMKM
40,00 80 200.00 45,00 80 177.78 ☻
7.4. Meningkatnya Nilai Produksi Industri Kecil dan Menengah (%)
Disperindagkop UMKM
8,00 3.08 38.50 10,00 3.5 35.00 ▼
7.5. Meningkatnya Kualitas Produksi Industri Kecil dan Menengah (unit)
Disperindagkop UMKM
23 20 86.96 24 20 83.33 ☻
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 73
8) Ketransmigrasian
Memperhatikan kondisi demografi jumlah penduduk di
Kabupaten Demak pada tahun 2015 adalag 1.117.905
terutama kepadatan penduduk yang mencapai + 1.246
orang/Km2 maka wilayah Kabupaten Demak termasuk
kategori yang padat penduduknya. Kecamatan Mranggen
merupakan kecamatan terdapat dengan tingkat kepadatan
2.494 orang/Km2. Keberhasilan pembangunan penduduk
akan mengakibatkan efek positif bagi pelaksanaan
pembangunan lainnya dalam mengatasi masalah
kependudukan ini, maka salah satu alternatif pemecahannya
adalah melalui program Transmigrasi. Penyelenggaraan
Transmigrasi bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan dan
meningkat kesejahteraan masyarakat yang ditempatkan/
diberangkatkan agar dapat hidup layak sesuai dengan
harapannya. Penyelenggaraan program Transmigrasi
sebagai salah satu upaya perluasan kesempatan kerja belum
berjalan optimal. Salah satunya tercermin dari realisasi
penempatan transmigran. Pada tahun 2016 realisasi
penempatan transmigran sebanyak 12 KK dari target 35 KK
dengan jumlah 41 jiwa. Tidak terpenuhinya target tersebut
dikarenakan belum siapnya lahan Transmigran di Luar
Jawa dan tidak adanya SPP (Surat Perintah Pemberangkatan)
Transmigrasi dari Pusat (Kementerian). Tujuan transmigrasi
untuk tahun 2016 hanya ke Sulawesi Tengah. Capaian
kinerja urusan perindustrian sebagaimana tabel berikut:
Tabel 2.46 Capaian Kinerja Urusan Ketransmigrasian di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN KET
2015 2016
Target Realisasi % Target Realisasi %
8. Transmigrasi
8.1. Transmigran swakarsa (KK) (%)
DInsosnakertrans 35 20 57.14 35 12 34.29 ▼
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017
Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 74
BAB III
RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah
Perkembangan ekonomi makro Kabupaten Demak tidak
terlepas dari pertumbuhan perekonomian nasional dan Provinsi
Jawa Tengah pada umumnya. Pada tahun 2014 – 2015
pertumbuhan ekonomi nasional mengalami pelambatan dan juga
penurunan, yaitu 2014 tumbuh 5,02 % menurun pada tahun
2015 menjadi 4,79 %. Sedangkan pertumbuhan ekonomi Jawa
Tengah pada tahun 2015 yaitu sebesar 5,4 % atau naik dari 5,3%
pada tahun 2014. Hal ini disebabkan antara lain : melambatnya
perekonomian dunia, naiknya kurs valuta asing terhadap Rupiah,
naiknya bahan modal dan mesin-mesin yang tergantung dari luar
negeri dan naiknya harga kebutuhan pokok di dalam negeri
(terutama beras dan daging). Meskipun aspek positif pendorong
perekonomian secara nasional membaik terutama dengan
menurunnya suku bunga kredit, insentif perpajakan, pelayanan
perizinan semakin baik dan stabilitas politik di dalam negeri.
Sementara perkembangan perekonomian di Kabupaten
Demak tidak lepas dari perkembangan nasional. Pertumbuhan
ekonomi tahun 2015 sebesar 5,93% dan tahun 2016 turun tipis
menjadi 5,04%. Besarnya nilai PDRB (ADHB) tahun 2016 sebesar
Rp. 20,843 triliun lebih tinggi dari tahun 2015 yaitu Rp. 19,325
trilyun. Sedangkan untuk besarnya PDRB (ADH Konstan 2010)
tahun 2016 sebesar Rp. 15,66 triliun meningkat dari pada tahun
2015 yaitu Rp. 14,91 trilyun.
Perekonomian Kabupaten Demak digerakkan oleh tiga
sektor utama (sektor dominan) yaitu (1) industri pengolahan
(sumbangan sebesar 29,63%), (2) sektor pertanian, kehutanan
dan perikanan (dengan sumbangan sebesar 24,28% dan
menampung tenaga kerja terbesar di perdesaan) dan (3) sektor
perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor
(sumbangan sebesar 15,65%). Dengan demikian perekonomian
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 75
Kabupaten Demak lebih banyak digerakkan oleh sektor sekunder
dan tersier daripada sektor primer.
Dalam rangka mendorong pertumbuhan perekonomian yang
berkualitas sebagaimana arahan kebijakan nasional maka
peningkatan perekonomian daerah didorong agar
mengembangkan potensi unggulan daerah yang menjadi basis
ekonomi kerakyatan, menciptakan kondusifitas daerah dan
keserasian pertumbuhan ekonomi antar sektor dan antara pusat
pertumbuhan perekonomian Kabupaten Demak. Kebijakan
peningkatan promosi penanaman modal, peningkatan pariwisata,
percepatan penanggulangan kemiskinan dan pengangguran dan
pengembangan ekonomi kreatif berbasis unggulan daerah.
3.1.1. Kondisi Perekonomian Daerah
a. Pertumbuhan Ekonomi
Perkembangan perekonomian Kabupaten Demak
dari perhitungan tahun 2012–2016 menunjukkan
pertumbuhan yang positif meskipun pada tahun
2012 dan tahun 2014 angka pertumbuhan ekonomi
lebih rendah dibanding tahun 2013, 2015 dan tahun
2016. Untuk tahun 2013, 2015 dan tahun 2016
pertumbuhan ekonomi berada dikisaran 5 % yaitu
5,27%,5,93 dan 5,04%, sedangkan tahun 2012 dan
2014 pertumbuhan ekonominya sebesar 4,46% dan
4,29%.
Dengan demikian dalam kurun waktu 5 tahun,
untuk tahun 2015 pertumbuhan ekonominya adalah
yang tertinggi. Gambaran pertumbuhan perekonomian
Kabupaten Demak dari Tahun 2012 – 2016 dapat
dilihat pada diagram sebagai berikut :
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 76
Sumber: BPS Kab. Demak 2017.
.
Gambar 3.1
Pertumbuhan Ekonomi
Apabila dibandingkan pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Demak, Jawa Tengah dan Nasional selama
lima tahun terakhir (2011-2015) dapat dilihat pada
gambar 3.2 di bawah ini. Dari gambar tersebut dapat
dilihat bahwa pada tahun 2015 pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Demak relatif lebih tinggi dibanding Jawa
Tengah dan Nasional, padahal tahun 2014
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Demak relatif lebih
rendah. Hal ini tidak terlepas dari fluktuasinya
pertumbuhan lapangan usaha pertanian yang
memberikan andil cukup besar terhadap pertumbuhan
ekonomi agregat Kabupaten Demak. Dibanding tahun
sebelumnya, Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten
Demak mengalami pertumbuhan lebih tinggi dari tahun
sebelumnya, sedangkan nasional pertumbuhannya
lebih rendah dibanding tahun 2014, bahkan paling
kecil selama periode lima tahun terakhir. Adapaun
pertumbuhan ekonomi 2011-2015 dapat dilihat pada
Gambar 3.2 berikut ini :
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 77
Gambar 3.2
b. Struktur Ekonomi Daerah
Perkembangan perekonomian suatu daerah dapat
diketahui dari perkembangan Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) dari waktu ke waktu agar diketahui arah
kebijakan pembangunan perekonomian secara jelas.
Perkembangan perekonomian Kabupaten Demak dapat
diketahui berdasarkan PDRB ADHB dan PDRB ADH
Konstan tahun 2010 dari tahun 2012 – 2016 dapat
dikemukakan sebagai berikut :
Tabel 3.1
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Demak
(Atas Dasar Harga Berlaku) Tahun 2012 – 2016 (milyar Rp)
No. Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016
a Pertanian Kehutanan, dan Perikanan
3,592,325.62 3,929,184.74 4,370,166.61 5.060.735,28
4,977,602,64
b Pertambangan dan Penggalian 56,969.59 59,730.55 62,930.19 84.059,09 84,025,08
c Industri Pengolahan 3,301,805.16 3,792,965.98 4,265,324.32 6.176.952,27 5,508,749,62
d Pengadaan Listrik dan Gas 12,095.34 13,194.58 13,816.71 18.238,22 15,078,78
e Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang
9,915.44
10,213.29
11,094.57 13.631,63
13,153,88
f Konstruksi 1,064,864.10 1,163,129.90 1,280,982.24 1.744.622,12 1,622,519,66
g Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
2,109,704.86
2,216,099.47
2,439,795.18 3.261.932,98
2,930,795,78
h Transportasi dan Pergudangan 343,940.63 365,176.93 397,694.41 553.330,23 518,091,05
i Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
327,973.08 340,585.63 356,768.93 449.396,82
425,546,93
j Informasi dan Komunikasi
230,363.53 247,395.33 263,519.98 334.601,23 312,126,38
k Jasa Keuangan dan Asuransi
303,489.93 346,143.63 385,467.75 538.876,30 483,886,60
l Real Estate
160,634.92 167,714.30 179,753.10 253.342,35 230,186,48
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 78
No. Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016
m,n Jasa Perusahaan
28,092.94 30,998.44 35,438.89 51.405,11 45,551,79
o Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
503,943.84
549,211.19
591,676.56 748.672,16
718,773,04
p Jasa Pendidikan
447,668.08 542,163.76 627,183.18 873.415,24 814,889,38
q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
82,698.26 97,498.50 108,108.67 150.765,47
140,762,35
r,s,t,u Jasa Lainnya 324,077.89 336,155.85 381,276.47 529.944,37 483,854,78
Jumlah (milyar Rp)
12,900,563.22
14,207,562.06
15,770,997.22
17,381,259.34
20.843.920,87
Sumber data : Buku Perkembangan Perekonomian Kab. Demak (2016)
Berdasarkan data PDRB (atas dasar harga berlaku)
Kabupaten Demak menunjukkan perkembangan yang
positif dari tahun 2011 sebesar Rp. 12,900 trilyun
meningkat menjadi sebesar Rp 19,325 trilyun pada tahun
2015. Hal ini menunjukkan kemajuan sejalan dengan
meningkatnya penanaman modal dalam sektor industri
pengolahan, perdagangan besar dan eceran, serta reparasi
mobil dan sepeda motor. Hal yang tetap menonjol adalah
pertumbuhan sektor pertanian (tanaman pangan),
kehutanan dan perikanan yang banyak menyerap tenaga
kerja di perdesaan.
Sedangkan perkembangan PDRB (atas dasar harga
konstan tahun 2010) Kabupaten Demak menunjukkan
pertumbuhan yang cukup baik. Perkembangan dari tahun
2011 – 2015 adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Demak (Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010) Tahun 2012 – 2016 (milyar Rp)
No. Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016 a Pertanian Kehutanan, dan
Perikanan 3,430,569.19 3,482,389.26 3,367,148.91 3,567,713.91 3.531.701,43
b Pertambangan dan Penggalian 56,031.98 57,107.20 59,176.76 60,463.56 62.471,25
c Industri Pengolahan 3,345,669.57 3,630,720.10 3,909,987.58 4,139,046.31 4.501.770,24
d Pengadaan Listrik dan Gas 13,231.38 14,492.90 15,366.91 14,941.82 17.297,72
e Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang 10,028.90 10,375.10 10,847.34 11,070.57
11.501,73
f Konstruksi 1,080,689.30 1,137,070.55 1,196,920.82 1,262,142.93 1.338.123,93
g Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 2,103,259.55 2,214,102.43 2,339,527.94 2,472,422.72
2.627.538,97
h Transportasi dan Pergudangan 362,243.42 388,412.21 418,490.31 451,423.42 476.281,59
i Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum 330,921.42 342,056.26 361,233.23 378,021.70 394.811,63
j Informasi dan Komunikasi 252,131.41 277,891.51 316,233.23 346,007.83 368.856,74
k Jasa Keuangan dan Asuransi 295,973.96 307,907.38 327,280.18 345,888.23 374.982,19
l Real Estate 163,396.36 173,574.23 189,842.48 201,861.38 215.466,84
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 79
No. Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016 m,n
Jasa Perusahaan 27,871.11 30,277.70 33,220.76 35,899.62 38.868,52
o Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jam. Sos Wajib 494,070.19 502,858.40 508,577.64 531,239.93
548.061,96
p Jasa Pendidikan 453,446.14 491,425.33 547,292.43 595,554.71 623.152,28
q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 85,593.16 90,860.63 101,060.88 108,464.32
116.371,37
r,s,t,u Jasa Lainnya 318,100.00 347,705.30 383,169.82 391,518.87 417.946,39
Jumlah (milyar Rp) 12.823.227,04
13.499.226,47 14.078.419,80 14.913.837,51 15.665.204,77
Sumber data : BPS Kab. Demak, 2017
Berdasarkan data tersebut di atas, PDRB (atas
dasar harga konstan tahun 2010) Kabupaten Demak
pada tahun 2012 sebesar Rp. 12,82 trilyun meningkat
menjadi sebesar Rp 15,66 trilyun pada tahun 2016. Hal
ini menunjukkan bahwa kemajuan perekonomian
Kabupaten Demak terjadi kenaikan yang baik.
Perkembangan PDRB ini ditopang oleh perkembangan
sektor industri pengolahan, perdagangan besar dan
eceran, serta reparasi mobil dan sepeda motor yang
semakin berkembang serta pertumbuhan sektor
pertanian (tanaman pangan), kehutanan dan perikanan
baik skala kecil dan menengah yang menjadi tumpuan
lapangan pekerjaan di masyarakat perdesaan.
Perkembangan perekonomian Kabupaten Demak
secara strategis harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut, yaitu :
(1) Berlakunya Pasar Bersama ASEAN yang telah
dimulai tahun 2016 yang mengakibatkan
masuknya barang dan jasa dengan mudah dari
negara-negara ASEAN ke pasar lokal (bisa jadi
lebih murah) dan bersaing dengan produk UMKM
lokal. Pemerintah Kabupaten Demak harus
melindungi kerajinan tradisional dan produk
UMKM dari persaingan dengan produk luar negeri
melalui peningkatan mutu produk.
(2) Meningkatnya konsumsi barang dan jasa
masyarakat perkotaan dan kelompok menengah ke
atas yang berpotensi menjadi peluang pasar
produk lokal, kerajinan dan berbasis organik bagi
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 80
masyarakat perdesaan. Hal ini menjadi peluang
bagi pelaku usaha pertanian, peternakan dan
perikanan di Kabupaten Demak.
(3) Meningkatnya harga bahan pangan pokok,
kebutuhan pangan olahan maka potensi lokal
dapat dikembangkan memenuhi kebutuhan pasar
regional dan eksport.
(4) Menurunnya suku bunga kredit memberikan
peluang usaha dan penanaman modal di sektor
UMKM di Kabupaten Demak.
c. Laju Inflasi
Angka inflasi di Kabupaten Demak tahun 2011 –
2015 menunjukkan dinamika yang bersifat fluktuatif,
yaitu tahun 2012 sebesar 4,1% naik menjadi 8,22%
pada tahun 2013 dan kemudian naik lagi tahun 2014
menjadi 8,69%. Untuk tahun 2015 dan 2016 tingkat
inflasi turun drastis ke level 2,80% dan 2,27%.
Perkembangan laju inflasi Kabupaten Demak dari tahun
2012 – 2016 dapat dikemukakan sebagai berikut:
4,1
8,228,69
2,82,27
0
2
4
6
8
10
2012 2013 2014 2015 2016
Inflasi
Inflasi
Sumber: BPS Kabupaten Demak; 2017
Gambar 3.3
Laju Inflasi Kabupaten Demak Tahun 2012-2016
Inflasi tersebut dipengaruhi oleh faktor eksternal
dan faktor internal dalam masyarakat di Kabupaten
Demak. Faktor eksternal yang mengakibatkan inflasi naik
antara lain: melambatnya perekonomian dunia yang
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 81
berpengaruh terhadap perekonomian nasional; naiknya
kurs valuta asing terhadap rupiah yang mengakibatkan
harga-harga bahan baku, barang modal dan mesin-mesin
dari luar negeri semakin meningkat. Hal ini berdampak
pada naiknya barang dan jasa di dalam negeri. Demikian
pula naiknya bahan bakar minyak (BBM) dan tarif dasar
listrik (tahun 2013) berpengaruh terhadap harga
komoditas lainnya, naiknya harga kebutuhan pokok
terutama beras dan daging telah meningkatkan inflasi
sampai dengan akhir tahun 2014. Dan untuk tahun 2015
dan tahun 2016 tingkat inflasi dikisaran 2 % dan hal ini
juga tidak berbeda jauh dengan tingkat nasional dan
Propinsi Jawa Tengah.
3.1.2. Tantangan dan Prospek Pengembangan Perekonomian
Daerah
Beberapa hal yang menjadi tantangan dan prospek
p e mb a n gun an ekonomi Kabupaten Demak pada tahun
2018 adalah sejalan dengan visi dan misi pembangunan
daerah, adalah sebagai berikut :
a. Pertumbuhan ekonomi masih kurang optimal, lebih
rendah dibandingkan dengan rata-rata Jawa Tengah.
b. Masih rendahnya kualitas tenaga kerja yang
memasuki pasar kerja, baik pendidikan dan
keterampilan di sektor industri sehingga
mengakibatkan daya saing yang rendah di pasar
kerja. Hal ini berdampak pada cukup tingginya
pengangguran (2016) yaitu sebesar 5,45%.
c. Meningkatnya permintaan produk yang berkualitas
menuntut peningkatan standar kualitas bagi produk
barang dan jasa termasuk hasil industri dari UMKM
dan kerajinan.
d. Belum terpadunya pelaksanaan penanggulangan
kemiskinan (angka kemiskinan tahun 2016 sebesar
14,10% lebih besar dari Jawa Tengah 13,55%), tingkat
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 82
pengangguran terbuka (TPT) sebesar 5,45% dan
setengah penganggur serta perlindungan sosial
melalui program terpadu dan berkelanjutan.
e. Belum meratanya sarana dan prasarana pendukung
(jalan, jembatan, jaringan irigasi, pemenuhan air baku/
irigasi, sekolah dan sarana kesehatan) yang dapat
menunjang perkembangan perekonomian daerah secara
merata dan pertumbuhan penanaman modal yang
berkualitas.
f. Peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik belum
optimal dalam rangka pelayanan perizinan penanaman
modal, promosi potensi unggulan daerah dan
pengembangan pariwisata serta pengembangan ”city
branding” dalam rangka peningkatan ekonomi kreatif .
3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah
3.2.1. Gambaran APBD Tahun Sebelumnya
3.2.1.1. Pendapatan
Evaluasi terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) Kabupaten Demak periode 2012 sampai dengan
2016 apabila dilihat dari berbagai sudut pandang diuraikan
berikut ini.
Besarnya pendapatan daerah selama tahun 2012 hingga
tahun 2016 selalu mengalami peningkatan. Pada Tahun 2012
Anggaran Pendapatan Kabupaten Demak sebesar Rp
1.109.449.784.000,00,-. Selanjutnya mengalami peningkatan
hingga pada tahun 2016 menjadi Rp 1.530.744.804.000,- atau
mengalami peningkatan sebesar 37,33%. Perkembangan
pendapatan daerah selama tahun 2012-2016 dapat dilihat pada
grafik berikut ini.
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 83
-
200.000.000.000,00
400.000.000.000,00
600.000.000.000,00
800.000.000.000,00
1.000.000.000.000,00
1.200.000.000.000,00
1.400.000.000.000,00
1.600.000.000.000,00
1.800.000.000.000,00
2.000.000.000.000,00
Pendapatan1
.19
2.1
66
.05
9.0
00
,00
1.3
44
.89
3.7
42
.51
2,0
0
1.4
70
.02
2.4
92
.00
0,0
0
1.5
03
.74
4.8
04
.00
0,0
0
1.9
52
.45
9.9
22
.20
0,0
0
2012 2013 2014 2015 2016
Gambar 3.3
Besarnya Pendapatan Daerah Tahun 2012-2016
Apabila dilihat dari masing-masing unsur pendapatan yang
ada di dalam APBD, maka selama lima tahun terakhir
menunjukkan bahwa sejak tahun 2012 sampai dengan tahun
2016 proporsi terbesar masih didominasi oleh Dana Perimbangan.
Untuk tahun 2016 proporsinya sebesar 64,8%. Diikuti oleh dana
dari lain-lain pendapatan yang sah dan pendapatan asli daerah.
Gambar 3.3 juga menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
pendapatan asli daerah dari tahun 2012 hingga tahun 2016
sebesar 200% diikuti dengan peningkatan prosentase Dana
Perimbangan sebesar 47,74%% dan lain-lain pendapatan yang
sah mengalami kenaikan 7,95%. Kondisi ini menunjukkan bahwa
selama lima tahun terakhir Kabupaten Demak telah menunjukkan
ada kemampuan dalam memanfaatkan potensi yang ada.
Meskipun tidak tertutup kemungkinan bahwa potensi tersebut
masih bisa ditingkatkan lagi di masa yang akan datang.
Perkembangan masing-masing unsur pendapatan daerah selama
tahun 2012-2016 dapat dilihat pada gambar berikut ini.
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 84
-
200.000.000.000
400.000.000.000
600.000.000.000
800.000.000.000
1.000.000.000.000
1.200.000.000.000
1.400.000.000.000
2012 2013 2014 2015 2016Pendapatan Asli Daerah 84.110.986.00 118.719.459.0 189.921.165.0 206.243.460.0 287.422.500.5
Dana Perimbangan 789.510.280.0 853.923.136.0 919.285.897.0 969.294.252.0 1.266.900.747
Lain-Lain Pendapatan Yang Sah 318.544.793.0 372.251.147.5 360.815.430.0 355.207.092.0 398.136.674.4
Gambar 3.4
Besarnya Masing-Masing Unsur Pendapatan Tahun 2012-2016
Secara rinci perkembangan realisasi pendapatan daerah
Kabupaten Demak tahun 2012-2016 disajikan pada Tabel 3.3
berikut ini.
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 85
Tabel 3.3
Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Demak Tahun 2012-2016
No Uraian Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Penetapan
2012 2013 2014 2015 2016
2 BELANJA
2.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 763.861.789.250,00 832.702.759.612,00 843.591.766.000,00 966.060.104.000 1.074.076.693.553,00
2.1.1 Belanja Pegawai 619.452.619.250,00 661.624.398.612,00 756.364.613.000,00 801.685.527.000 752.842.435.733,00
2.1.2 Belanja Bunga - 0
2.1.3 Belanja Subsidi 596.024.000,00 -
2.1.4 Belanja Hibah 79.584.405.000,00 108.504.170.000,00 22.296.450.000,00 11.972.200.000 15.450.795.900,00
2.1.5 Belanja Bantuan Sosial 6.211.300.000,00 3.570.275.000,00 4.357.275.000,00 0 3.195.000.000,00
2.1.6 Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa
715.165.000,00 235.666.000,00 250.000.000,00 8.100.146.000
9.452.400.630,00
2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan kpd Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa
54.302.276.000,00 56.768.250,00 58.323.428.000,00 142.302.231.000
292.507.936.040,00
2.1.8 Belanja Tidak Terduga 3.000.000.000,00 2.000.000.000,00 2.000.000.000,00 2.000.000.000 628.125.250,00
2.2 BELANJA LANGSUNG 536.708.269.750,00 613.064.431.900,00 780.611.945.000,00 679.671.594.000 991.279.622.113,00
2.2.1 Belanja Pegawai 29.917.061.500,00 40.287.493.100,00 64.146.730.200,00 71.528.943.000 87.694.960.358,00
2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 151.945.534.750,00 192.887.270.150,00 232.051.163.150,00 226.057.397.000 268.181.913.803,00
2.2.3 Belanja Modal 356.845.673.500,00 379.889.668.650,00 484.414.051.650,00 382.085.254.000 635.402.747.952,00
Jumlah 1.302.570.059.000,00 1.445.767.191.512,00 1.624.203.711.000,00 1.645.731.698.000 2.065.356.315.666,00
Surplus/ (Defisit) (110.404.000.000,00) (100.873.449.000,00) (154.181.219.000,00) (114.986.894.000,00) (4.017.816.237.866,00)
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 86
Terhadap pendapatan secara keseluruhan, proporsi
pendapatan selama lima tahun terakhir di Kabupaten Demak
menunjukkan bahwa ada penurunan proporsi dana perimbangan
terhadap total pendapatan. Proporsi dana perimbangan tahun
2012 dengan prosentase sebesar 66,22 % , tahun 2013 dan tahun
2014 turun menjadi sebesar 63,49% dan 62,53 %. Sedangkan
untuk tahun 2015 sebesar 63,32 % dan naik di tahun 2016 yaitu
64,88 %. Dan kalau dirata-rata proporsi Dana Penimbangan
selama lima tahun terakhir adalah sebesar 64,08%.
Proporsi lain-lain pendapatan yang sah menunjukkan tren
penurunan dari tahun 2012 – 2016. Pada tahun 2012 proporsi
lain-lain pendapatan yang sah sebesar 26,72% menurun pada
tahun 2016 menjadi 20,5%. Rata-rata per tahun proporsi lain-lain
pendapatan yang sah adalah sebesar 24,5%.
Proporsi Pendapatan Asli Daerah (PAD) mengalami
peningkatan dari tahun 2012 - 2016. Proporsi PAD di Kabupaten
Demak meningkat dari 7,06% pada tahun 2012 menjadi 14,7%
pada tahun 2015. Rata-rata selama lima tahun proposri PAD di
Kabupaten Demak adalah sebesar 11,37%. Peningkatan proporsi
PAD terhadap total pendapatan ini menunjukkan kondisi
perekonomian yang semakin baik di Kabupaten Demak.
Secara rinci perkembangan proporsi masing-masing unsur
pendapatan selama tahun 2012-2016 dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 87
0
10
20
30
40
50
60
70
2012 2013 2014 2015 2016
7.06 8.8312.92 13.47 14.7
66.2263.49 62.54 63.32 64.8
26.7227.68
24.54 23.220.5
PENDAPATAN ASLI DAERAH DANA PERIMBANGAN LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
Gambar 3.5
Proporsi Masing-Masing Unsur Pendapatan Terhadap Total Pendapatan
Daerah Tahun 2012-2016
Hasil evaluasi menunjukkan bahwa Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Kabupaten Demak mengalami peningkatan selama
lima tahun terakhir. Dalam kesempatan ini, komponen
Pendapatan Asli Daerah terdiri dari (1) Pendapatan Pajak Daerah,
(2) Pendapatan Retribusi Daerah, (3) Pendapatan Hasil Pengeloaan
Kekayaan Daerah yang dipisahkan dan (4) Lain-lain Pendapatan
Asli Daerah yang sah. Hingga saat ini PAD Kabupaten Demak
sangat dipengaruhi oleh komponen Lain-lain PAD yang sah. Rata-
rata proporsi Lain-lain PAD yang sah selama lima tahun sebesar
50,62% dari PAD. Selanjutnya diikuti oleh komponen Pendapatan
Pajak Daerah. Proporsi Pajak Daerah di Kabupaten Demak selama
lima tahun mengalami peningkatan dengan rata-rata per tahun
sebesar 30,7% dari PAD. Komponen ketiga yang memberikan
kontribusi terhadap PAD adalah Retribusi Daerah.
Selama lima tahun terakhir, proporsi Pendapatan Pajak
Daerah terhadap PAD fluktuatif. Pada tahun 2012 proporsi Pajak
Daerah 28,5% naik menjadi 36,4% di tahun 2013. Selanjutnya di
tahun 2014 menurun menjadi 29,01%, di tahun 2015 sebesar
28,6% dan di tahun 2016 naik menjadi 31%. Proporsi Pendapatan
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 88
Retribusi tahun 2012 sebesar 15,7% menurun pada tahun 2016
menjadi 6,46%. Proporsi Pendapatan hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan juga mengalami penurunan dari 12,7%
tahun 2012 menjadi 4,43% di tahun 2016. Sedangkan proporsi
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah dari tahun 2012 –
2016 mengalami peningkatan dari 42,5% menjadi 57,7%.
0
10
20
30
40
50
60
2012 2013 2014 2015 2016
28.99
36.35
29.19 29.01
36.4
15.71 14.05 15.26
9.066.46
12.79
4.81 4.68 4.69 4.43
42.5144.79
50.87
57.24 57.7
Pendapatan Pajak Daerah
Pendapatan Retribusi Daerah
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
Gambar 3.6
Proporsi Masing-Masing Unsur PAD Tahun 2012-2016
3.2.1.2. Belanja Daerah
Anggaran Belanja Daerah akan mempunyai peran riil dalam
peningkatan kualitas layanan publik dan sekaligus menjadi
stimulus bagi perekonomian daerah apabila terealisasi dengan
baik. Dengan demikian, secara ideal seharusnya Belanja Daerah
dapat menjadi komponen yang cukup berperan dalam
peningkatan akses masyarakat terhadap sumber-sumber daya
ekonomi yang bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat. Pada
gilirannya, apabila kesejahteraan masyarakat telah meningkat
maka diharapkan akan berdampak kepada perekonomian daerah
secara luas. Untuk menggambarkan seberapa besar belanja
pemerintah daerah yang digunakan dalam upaya untuk
menyejahterakan penduduk di suatu daerah.
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 89
Besarnya belanja daerah di Kabupaten Demak selama lima
tahun terakhir juga mengalami peningkatan. Pada tahun 2012
besarnya belanja sebesar Rp 1.302.570.059.000,00,- meningkat
pada tahun 2016 menjadi sebesar Rp 2.065.356.315.666,-.
Secara rinci perkembangan belanja daerah Kabupaten
Demak tahun 2012-2016 dapat dilihat pada Tabel 3.4.
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 90
Tabel 3.4
Realisasi Pembiayaan Daerah Kabupaten Demak Tahun 2012-2016
No Uraian Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi
2012 2013 2014 2015 2016
3.1 PENERIMAAN DAERAH
3.1.1 Penggunaan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) 116.577.000.000,00 111.373.449.000,00 161.231.219.000,00 123.486.894.000 207.633.750.741,00
3.1.2 Pencairan Dana Cadangan -
3.1.3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan -
3.1.4 Penerimaan Pinjaman Daerah - - 17.758.064
3.1.5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah -
3.1.6 Penerimaan Piutang Daerah -
Jumlah 116.577.000.000,00 111.373.449.000,00 161.231.219.000,00 123.486.894.000,00 207.651.508.805,00
3.2 PENGELUARAN DAERAH
3.2.1 Pembentukan Dana Cadangan - -
3.2.2 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 6.173.000.000,00 10.500.000.000,00 7.050.000.000,00 8.500.000.000 27.796.000.000,00
3.2.3 Pembayaran Pokok Utang - -
3.2.4 Pemberian Pinjaman Daerah - -
3.2.5 Pemberian Kembali Pinjaman Daerah
3.2.6 Pengembalian Kelebihan Dana Transfer TPP Guru
3.2.7 Pembayaran Kekurangan Pajak Penghasilan
3.2.8 Pembayaran Hutang Pihak Ketiga
Jumlah 6.173.000.000,00 10.500.000.000,00 7.050.000.000,00 8.500.000.000,00 27.796.000.000,00
Pembiayaan Neto 110.404.000.000,00 100.873.449.000,00 154.181.219.000,00 114.986.894.000,00 179.837.750.741,00
3.3 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) NIHIL NIHIL NIHIL NIHIL 66.941.357.275,00
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 91
Selama lima tahun terakhir besarnya belanja tidak
langsung dan belanja langsung selalu mengalami peningkatan.
Apabila dilihat dari besarnya belanja maka belanja tidak langsung
relatif lebih besar apabila dibandingkan dengan belanja langsung.
Namun apabila dianalisis lebih dalam maka secara rata-rata
pertumbuhan belanja tidak langsung sebesar 9,4% sedangkan
belanja langsung secara rata-rata mengalami pertumbuhan
sebesar 8,8%.
-
200.000.000.000
400.000.000.000
600.000.000.000
800.000.000.000
1.000.000.000.000
1.200.000.000.000
2012 2013 2014 2015 2016
76
3.8
61
.78
9.2
50
83
2.7
02
.75
9.6
12
84
3.5
91
.76
6.0
00
90
6.6
55
.92
8.4
79
1.0
74
.07
6.6
93
.55
3
53
6.7
08
.26
9.7
50
61
3.0
64
.43
1.9
00
78
0.6
11
.94
5.0
00
88
4.9
27
.41
0.2
89
99
1.2
79
.62
2.1
13
BELANJA TIDAK LANGSUNG BELANJA LANGSUNG
Gambar 3.8 Besarnya Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung
Tahun 2012-2016
Dilihat dari proporsinya, selama kurun waktu tahun 2012-
2016 terjadi fluktuasi proporsi masing-masing unsur belanja
terhadap total belaja daerah. Ada kecenderungan peningkatan
proporsi belanja langsung terhadap total belanja daerah dari
sebesar 41,2% menjadi sebesar 47,9%. Kecenderungan
peningkatan proporsi belanja langsung menunjukkan adanya
komitmen pemerintah Kabupaten Demak untuk meningkatkan
kemajuan pembangunan daerah. Secara rinci proporsi masing-
masing unsur belanja daerah terhadap total pendapatan daerah
dapat dilihat pada Tabel 3.9.
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 92
58,64 57,6
51,94
58,7
52,1
41,2 42,4
48,06
41,3
47,9
0
10
20
30
40
50
60
70
2012 2013 2014 2015 2016
Chart Title
BELANJA TIDAK LANGSUNG
BELANJA LANGSUNG
Gambar 3.9
Proporsi Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung
terhadap Total Belanja Daerah Tahun 2012-2016
Berikut ini diuraikan mengenai rasio belanja pegawai
terhadap belanja daerah. Semakin tinggi angka rasionya maka
semakin besar proporsi APBD yang dialokasikan untuk belanja
pegawai dan begitu sebaliknya semakin kecil angka rasio belanja
pegawai maka semakin kecil pula proporsi APBD yang
dialokasikan untuk belanja pegawai. Semakin menurunnya porsi
belanja pegawai tidak langsung dalam APBD menunjukkan bahwa
semakin sedikit porsi APBD yang digunakan untuk belanja
aparatur, sehingga APBD bisa lebih terkonsentrasi pada belanja
yang langsung terkait dengan layanan publik. Asumsinya belanja
ini semakin berkurang maka akan direalokasikan ke belanja
modal dan belanja barang dan jasa yang lebih efektif dalam
mendorong roda perekonomian daerah.
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 93
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
2012 2013 2014 2015 2016
81,0985,26
89,6682,99
70,09
BELANJA PEGAWAI
Gambar 3.10 Rasio Belanja Pegawai pada Belanja Tidak Langsung
Terhadap Belanja Daerah Tahun 2012-2016
Kondisi yang terjadi di Kabupaten Demak menunjukkan
bahwa selama lima tahun terakhir Rasio Belanja Pegawai pada
Belanja Tidak Langsung terhadap Belanja Daerah relatif stabil
meskipun pada tahun 2012 sebesar 81,09% dan menjadi 70,09%
pada tahun 2016. Dengan demikian maka Kabupaten Demak
mempunyai kesempatan dalam mendorong roda perekonomian
melalui perbaikan dan peningkatan kualitas dan kuantitas
layanan publik.
Salah satu ukuran kualitas belanja yang baik adalah
dengan semakin besarnya porsi belanja modal sebagai bagian dari
total belanja daerah. Belanja modal yang besar diharapkan akan
memberikan dampak yang positif bagi pertumbuhan ekonomi di
daerah dan pada akhirnya akan meningkatkan potensi-potensi
penerimaan daerah yang baru. Rasio belanja modal terhadap total
belanja daerah mencerminkan porsi belanja daerah yang
dibelanjakan untuk belanja modal. Belanja Modal sendiri
ditambah belanja barang dan jasa, merupakan belanja pemerintah
yang memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi suatu daerah selain dari sektor swasta, rumah tangga,
dan luar negeri. Oleh karena itu, semakin tinggi angka rasionya,
semakin baik pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi.
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 94
Sebaliknya, semakin rendah angkanya, semakin buruk
pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi.
Kondisi yang terjadi di Kabupaten Demak selama lima
tahun terakhir ini menunjukkan bahwa proporsi Belanja Modal
terhadap total belanja maupun proporsi belanja modal terhadap
belanja langsung kondisinya fluktuatif. Apabila dianalisa
menunjukkan bahwa rasio belanja modal terhadap total belanja
daerah dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 berada
dikisaran 25% dan di tahun 2016 telah terjadi kenaikan (30,76%).
0
10
20
30
40
50
60
70
2012 2013 2014 2015 2016
66,4961,97 62,06
56,22
64,09
27 25 2623
30,76
Belanja Modal Terhadap Belanja Langsung
Proporsi Belanja Modal Terhadap Total Belanja
Gambar 3.11 Rasio Belanja Modal Terhadap Belanja Daerah dan Terhadap Belanja
Langsung Tahun 2010-2014
3.2.1.1. Pembiayaan Daerah
Pembiayaan daerah adalah seluruh transaksi keuangan
pemerintah daerah, baik penerimaan maupun pengeluaran, yang
perlu dibayar atau akan diterima kembali. Dalam penganggaran
pemerintah daerah pembiayaan daerah terutama dimaksudkan
untuk menutup defisit dan atau memanfaatkan surplus anggaran.
Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman
dan hasil divestasi. Sementara itu pengeluaran pembiayaan antara
lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman,
pemberian pinjaman kepada entitas lain dan penyertaan modal
oleh pemerintah daerah.
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 95
Dalam kurun waktu tahun 2012-2016 penerimaan
pembiayaan daerah menunjukkan peningkatan dari sebesar Rp
116.577.000.000,00 pada tahun 2012 menjadi Rp
207.651.508.805,00 pada tahun 2016. Pengeluaran pembiayaan
daerah juga cenderung meningkat dari sebesar Rp
6.173.000.000,00 pada tahun 2012 menjadi sebesar Rp
27.796.000.000,00 pada tahun 2016. Selisih pembiayaan netto
meningkat dari sebesar Rp 110.404.000.000,00 pada tahun 2012
menjadi Rp 179.837.750.741,00 pada tahun 2016. Secara rinci
perkembangan realisasi pembiayaan daerah Kabupaten Demak
tahun 2012-2016 dapat dilihat pada Tabel 3.5.
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 96
Tabel 3.5
Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Demak Tahun 2018
No Uraian APBD RAPBD Bertambah/ Prosentase
2017 2018 Berkurang %
1 PENDAPATAN
1.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 256.033.200.000 257.076.427.000 1.043.227.000 100,41
1.1.1 Pendapatan Pajak Daerah 82.907.000.000 85.357.000.000.000 2.450.000.000 102,96
1.1.2 Pendapatan Retribusi Daerah 22.541.200.000 21.700.677.000 (840.523.000) 96,27
1.1.3 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
14.525.000.000 13.193.750.000 (1.331.250.000) 90,83
1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
136.060.000.000 136.825.000.000 765.000.000 100,56
1.2 DANA PERIMBANGAN 1.280.995.759.000 1.131.796.827.000 (149.198.932.000) 88,35
1.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak
48.681.693.000 45.499.570.000 (3.182.123.000) 93,46
1.2.2 Dana Alokasi Umum 958.000.609.000 908.643.744.000 (49.356.865.000) 94,85
1.2.3 Dana Alokasi Khusus 274.313.457.000 177.653.513.000 (96.659.944.000) 64.76
1.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG
SAH 322.491.389.000 316.657.734.000 (5.833.655.000) 98,19
1.3.1 Pendapatan Hibah 1.186.098.000,00 - -
1.3.2 Pendapatan Dana Darurat - -
1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi 110.895.896.000 105.062.241.000 (5.833.655.000) 94,74
1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
211.595.493.000 211.595.493.000 - 100
1.3.5 Bantuan Keuangan dari Provinsi - - - -
Jumlah 1.859.520.348.000 1.705.530.988.000 (153.989.360.000) 91,72
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 97
Surplus/defisit menunjukkan selisih antara pendapatan
dan belanja daerah. Jika pendapatan lebih besar daripada belanja,
maka terjadi surplus, kalau sebaliknya maka terjadi defisit.
Besaran defisit menunjukkan tingkat belanja yang tidak dapat
dipenuhi oleh pendapatan daerah. Dalam kurun tahun 2011-2015
Kabupaten Demak mengalami defisit anggaran seperti terlihat
pada gambar berikut.
-
20.000.000.000
40.000.000.000
60.000.000.000
80.000.000.000
100.000.000.000
120.000.000.000
140.000.000.000
160.000.000.000
2012 2013 2014 2015 2016
11
0.4
04
.00
0.0
00
10
0.8
73
.44
9.0
00
15
4.1
81
.21
9.0
00
11
4.9
86
.89
4.0
00
14
5.6
74
.00
5.1
34
DEFISIT
Gambar 3.12
Defisit Kabupaten Demak Tahun 2012-2016
Selanjutnya menyangkut SiLPA yaitu pelampauan
pendapatan atau penghematan belanja pada realisasi APBD
sebelumnya akan menghasilkan sisa dana. Mengingat bahwa
APBD dibuat sebelum berakhirnya tahun anggaran maka SiLPA
yang terdapat di APBD merupakan nilai estimasi. Semakin besar
SiLPA pada dasarnya menunjukkan semakin besarnya dana
publik yang belum atau tidak digunakan dalam belanja atau
pengeluaran pembiayaan lain sehingga mengendap di kas daerah
sebagai dana idle. Kondisi yang terjadi di Kabupaten Demak
selama periode tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 SiLPA
cenderung meningkat. Pada tahun 2012 SiLPA sebesar Rp
116.577.000,00 dan meningkat menjadi sebesar Rp
179.837.750.741,00 di tahun 2016. Kondisi ini menunjukkan
bahwa secara rata-rata selama lima tahun terakhir terjadi
pertumbuhan sebesar 17,66%. Hal ini menunjukkan bahwa di
Kabupaten Demak masih banyak dana publik yang belum
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 98
digunakan dalam belanja maupun pengeluaran yang lain.
Sehingga masih ada dana yang mengendap di kas daerah atau
tidak terserap.
-
20.000.000.000
40.000.000.000
60.000.000.000
80.000.000.000
100.000.000.000
120.000.000.000
140.000.000.000
160.000.000.000
180.000.000.000
2012 2013 2014 2015 2016
11
6.5
77
.00
0.0
00
11
1.3
73
.44
9.0
00
16
1.2
31
.21
9.0
00
12
3.4
86
.89
4.0
00
17
9.8
37
.75
0.7
41
SiLPA
Gambar 3.13 Besarnya Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA)
Tahun 2012-2016
Besarnya SiLPA pada akhir tahun tentunya menjadi salah
satu sumber pembiayaan pada tahun berikutnya untuk mendanai
belanja daerah. Rasio ini diharapkan akan semakin turun
mengingat tingginya SiLPA yang terjadi bisa ditengarai oleh karena
rendahnya penyerapan belanja daerah, yang pada dasarnya
mengindikasikan tidak efisien dan efektifnya perencanaan
kegiatan di daerah. Sumber SiLPA selain itu adanya dana dari
pusat yang tidak terserap. Sehingga rasio ini juga perlu dicermati
oleh pemerintah pusat dalam melakukan kebijakan transfer ke
daerah yang efisien dan efektif.
Kondisi yang terjadi di Kabupaten Demak menunjukkan
bahwa Rasio SiLPA terhadap Anggaran Belanja menunjukkan ada
peningkatan. Dengan kondisi ini maka dapat disampaikan bahwa
terjadi penyerapan belanja yang belum masksimal dari tahun
2012 hingga tahun 2015. Khusus tahun 2016, SiLPA turun
menjadi 3,24%, hal ini berarti penyerapan belanja benar-benar
bisa dimaksimalkan. Dan hal ini merupakan moment untuk terus
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 99
meminimalisir besaran SiLPA. Meningkatnya rasio SiLPA terhadap
anggaran belanja ini menyebabkan Pemerintah Kabupaten Demak
harus siap dalam membiayai belanjanya. Hal ini disebabkan, ada
kemungkinan pemerintah pusat akan lebih mencermati dalam
melakukan kebijakan transfer ke Kabupaten Demak.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
2012 2013 2014 2015 2016
8,95
7,7
9,93
7,5
3,24
Rasio SiLPA Terhadap Total Belanja
Gambar 3.14
Rasio SiLPA terhadap Anggaran Belanja Tahun 2012-2016
3.2.2. Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan
3.2.2.1. Pendapatan
Proyeksi Pendapatan di tahun 2018 ditarget
sebesar Rp. 1.705.530.988.000,00 dan hal ini menurun
dibanding penetapan APBD Tahun 2017 yaitu sebesar Rp.
1.859.520.348.000,00 atau terjadi penurunan Rp.
153.989.360.000,00. Penurunan ini dikarenakan untuk
proyeksi dana perimbangan yang akan diterima
berkurang Rp. 149.198.932.000,00, juga untuk Lain-lain
Pendapatan yang Sah juga diproyeksi juga mengalami
penurunan. Lebih lanjut dapat dilihat pada tabel berikut
ini :
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 100
Tabel 3.6
Rencana Belanja Daerah Kabupaten Demak Tahun 2018
No Uraian APBD RAPBD Bertambah/ Prosentase
2017 2018 Berkurang %
2 BELANJA
2.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 1.163.653.424.000 832.702.759.612,00 843.591.766.000,00 966.060.104.000
2.1.1 Belanja Pegawai 779.203.851.000 806.285.437.000 27.081.586.000 103,48
2.1.3 Belanja Subsidi - - - -
2.1.4 Belanja Hibah 7.600.000.000 7.600.000.000 0 100
2.1.5 Belanja Bantuan Sosial 1.461.200.000 1.461.200.000 0 100
2.1.6 Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa
10.032.200.000 10.550.000.000 517.800.000 105.16
2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan kpd Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa
363.356.173.000 356.048.734.000 (7.307.439.000) 97,99
2.1.8 Belanja Tidak Terduga 2.000.000.000, 2.000.000.000,00 0 100
2.2 BELANJA LANGSUNG 771.566.924.000 - = -
2.2.1 Belanja Pegawai 114.732.786.000 - - -
2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 290.924.720.700 - - -
2.2.3 Belanja Modal 365.909.417.300 - - -
Jumlah 1.935.220.348.000 1.183.945.371.000 (751.274.977.000) 61,18
Surplus/ (Defisit) (75.700.000.000) 521.585.617.000 597.285.617.000 689,02
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 101
Terhadap pendapatan secara keseluruhan, proporsi dana
perimbangan terhadap total pendapatan masih menjadi porsi
terbesar yaitu mencapai 66,36 %. Untuk PAD diproyeksikan naik
tipis sebesar Rp.1.043.227.000 dari Rp.256.033.200.000 di tahun
2017 menjadi Rp.257.076.427.000 di tahun 2018.
3.2.2.2. Belanja Daerah
Anggaran Belanja Daerah di tahun 2018 dengan
memperhitungkan proyeksi pendapatan, digunakan untuk Belanja
Tidak Langsung dan Belanja Langsung. Untuk Belanja Langsung
pengalokasiannya akan ditentukan melalui mekanisme
perencanaan yaitu diawali Musrenbangdes/Kec, Forum OPD,
Musrenbangkab, yang selanjutnya disusun KUA PPAS.
Sedangkan untuk alokasi rencana Belanja Tidak Langsung
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 102
Tabel 3.7
Realisasi Pembiayaan Daerah Kabupaten Demak Tahun 2012-2016
No Uraian
APBD
R-APBD
Bertambah/
Prosentase
2017 2018 Berkurang %
3.1 PENERIMAAN DAERAH
3.1.1 Penggunaan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) 90.000.000.000 20.000.000.000 (70.000.000.000) 22,22
3.1.2 Pencairan Dana Cadangan - -
3.1.3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan - -
3.1.4 Penerimaan Pinjaman Daerah - -
3.1.5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah -
3.1.6 Penerimaan Piutang Daerah -
Jumlah 90.000.000.000 90.000.000.000 (70.000.000.000) 22,22
3.2 PENGELUARAN DAERAH
3.2.1 Pembentukan Dana Cadangan - -
3.2.2 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 14.300.000.000 14.300.000.000 - 100
- PT. Bank Jateng 5.000.000.000 5.000.000.000 -
- PD. BPR BKK 865.000.000 865.000.000 -
- PD. BKK 1.400.000.000 1.400.000.000 -
- PT. LKM (Bank Pasar) 2.000.000.000 2.000.000.000 -
- PD. Apotik Sari Husada 1.535.000.000 1.535.000.000 -
- PDAM Kab. Demak 3.500.000.000 3.500.000.000 -
3.2.3 Pembayaran Pokok Utang - - -
3.2.4 Pemberian Pinjaman Daerah - - -
Jumlah 14.300.000.000 14.300.000.000 - 100
Pembiayaan Neto 75.700.000.000 5.700.000.000 (70.000.000.000) 7,53
3.3 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenan - 527.285.617.000 527.285.617.000
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 103
3.2.1.1. Pembiayaan Daerah
Pembiayaan daerah adalah seluruh transaksi keuangan
pemerintah daerah, baik penerimaan maupun pengeluaran, yang
perlu dibayar atau akan diterima kembali. Dalam penganggaran
pemerintah daerah pembiayaan daerah terutama dimaksudkan
untuk menutup defisit dan atau memanfaatkan surplus anggaran.
Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman
dan hasil divestasi. Sementara itu pengeluaran pembiayaan antara
lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman,
pemberian pinjaman kepada entitas lain dan penyertaan modal
oleh pemerintah daerah.
Untuk tahun 2018 penerimaan pembiayaan daerah
diproyeksikan sebesar Rp. 20.000.000.000, lebih kecil dari tahun
2017 yaitu sebesar Rp. 90.000.000.000,-. Hal ini mempunyai arti
bahwa untuk serapan anggaran APBD Tahun 2017 diharapkan
dapat maksimal. Sehingga SiLPA ditarget menurun. Sedangkan
untuk pengeluaran pembiayaan daerah diproyeksikan sama
dengan tahun 2017 yaitu sebesar Rp 14.300.000.000,00.
Secara rinci pembiayaan daerah Kabupaten Demak tahun
2017 dan proyeksi 2018 dapat dilihat pada tabel berikut ini :
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 104
Tabel 3.8
Realisasi Pembiayaan Daerah Kabupaten Demak Tahun 2012-2016
No Uraian
APBD
R-APBD
Bertambah/
Prosentase
2017 2018 Berkurang %
3.1 PENERIMAAN DAERAH
3.1.1 Penggunaan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) 90.000.000.000 20.000.000.000 (70.000.000.000) 22,22
3.1.2 Pencairan Dana Cadangan - -
3.1.3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan - -
3.1.4 Penerimaan Pinjaman Daerah - -
3.1.5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah -
3.1.6 Penerimaan Piutang Daerah -
Jumlah 90.000.000.000 90.000.000.000 (70.000.000.000) 22,22
3.2 PENGELUARAN DAERAH
3.2.1 Pembentukan Dana Cadangan - -
3.2.2 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 14.300.000.000 14.300.000.000 - 100
- PT. Bank Jateng 5.000.000.000 5.000.000.000 -
- PD. BPR BKK 865.000.000 865.000.000 -
- PD. BKK 1.400.000.000 1.400.000.000 -
- PT. LKM (Bank Pasar) 2.000.000.000 2.000.000.000 -
- PD. Apotik Sari Husada 1.535.000.000 1.535.000.000 -
- PDAM Kab. Demak 3.500.000.000 3.500.000.000 -
3.2.3 Pembayaran Pokok Utang - - -
3.2.4 Pemberian Pinjaman Daerah - - -
Jumlah 14.300.000.000 14.300.000.000 - 100
Pembiayaan Neto 75.700.000.000 5.700.000.000 (70.000.000.000) 7,53
3.3 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenan - 527.285.617.000 527.285.617.000
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 105
BAB IV
PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH 2018
4.1. VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan sesuai
ketentuan Pasal 260 Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan, bahwa dalam
rangka penyelenggaraan Pemerintahan, Pemerintah Daerah
berkewajiban menyusun perencanaan pembangunan daerah
sebagai satu kesatuan sistem perencanaan pembangunan
nasional. Perencanaan pembangunan daerah tersebut meliputi
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) untuk
jangka waktu 20 tahun, Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) untuk jangka waktu 5 tahun, dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) untuk jangka waktu 1
tahun.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Demak 2016-2021 telah ditetapkan dengan
Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2016. Visi yang akan dicapai
dalam kurun waktu 5 (lima) tahun yaitu :
“Terwujudnya Masyarakat Demak Yang Agamis lebih Sejahtera,
Mandiri, Maju, Kompetitif, Kondusif, Berkepribadian dan
Demokratis”
Visi tersebut di atas terdiri dari 8 frase (bagian), yaitu
Masyarakat Demak yang Agamis, Sejahtera, Mandiri, Maju,
Kompetitif, Berkepribadian dan Demokratis.
1. Masyarakat Demak yang Agamis
Kondisi masyarakat yang didalamnya tertanam nilai-nilai agama
yang melekat pada setiap perilaku warga, ditambah dengan
simbol-simbol keagamaan secara substansial yang melekat pada
setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah.
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 106
2. Masyarakat Demak yang Sejahtera
Terpenuhinya dua kriteria hidup masyarakat :
Pertama, terpenuhinya kebutuhan pokok setiap individu
rakyat; baik pangan, sandang, papan, pendidikan, maupun
kesehatan.
Kedua, terjaga dan terlidunginya agama, harta, jiwa, akal,
dan kehormatan manusia. Dengan demikian, kesejahteraan
tidak hanya buah sistem ekonomi semata; melainkan juga
buah sistem hukum, sistem politik, sistem budaya, dan
sistem sosial.
3. Masyarakat Demak yang Mandiri
Meningkatnya kemampuan pemerintah dalam
menyelenggarakan kewenangannya, serta menciptakan kondisi
masyarakat yang memiliki kemampuan mengelola potensi
dirinya sendiri (sesuai dengan kapasitasnya masing-
masing)untuk mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi.
Masyarakat diposisikan sebagai subyek bukan obyek,
masyarakat turut berperan aktif dalam pembangunan serta
menjadikan masyarakat itu sendiri sebagai agent of change bagi
masyarakat lainnya. Kemandirian lebih dititik beratkan pada
perubahan pola pikir, pemerintah berperan sebagai inisiator,
fasilitator program pemberdayaan masyarakat, sehingga pada
saatnya meminimalisir ketergantungan dan harapan bantuan
pihak lain.
4. Masyarakat Demak yang Maju
MasyarakatDemak yang mampu membawa daerahnya berada di
depan dibanding daerah-daerah lain dilihat dari aspek
pendidikan, kesehatan, perekonomian, infrastruktur, tata
kelola pemerintahan, keagamaan dan berbagai sendi
kehidupan lainnya dengan tetap memperhatikan aspek-aspek
pembangunan berkelanjutan serta mengedepankan potensi dan
kearifan lokal;
5. Masyarakat Demak yang Kompetitif
Fokus pada pengelolaan potensi sumber daya alam, didukung
oeh kemampuan sumberdaya manusia yang baik, sehingga
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 107
mampu menghasilkan dan mengembangkan potensi daerah
yang berkualitas serta memiliki daya saing tinggi sekaligus
dapat memberikan kontribusi dalam pembangunan dan
peningkatan kesejahteraan rakyat.
6. Masyarakat Demak yang Kondusif
Masyarakat Demak yang memiliki Daerah dengan situasi aman,
nyaman yang mendukung untuk berinvestasi, disertai kualitas
pelayanan aparatur yang bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme
(KKN)agar tercipta pembangunan yang seimbang di berbagai
sektor.
7. Masyarakat Demak yang Berkepribadian
Kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang
tampak dan dapat dilihat dalam bentuk perilaku. Perilaku
tersebut secara keseluruhan didasarkan pada nilai-nilai yang
berlaku ditengah-tengah masyarakat. Nilai-nilai yang mendasari
kepribadian tersebut antara lain nilai–nilai agama yang diyakini,
nilai sosial, moral, etika dan estetika sehingga menjadi karakter
atau kepribadian masyarakat.
8. Masyarakat Demak yang Demokratis
Mengutamakan persamaan hak, kewajiban, dan perlakuan bagi
semua warga masyarakat. Dengan demikian dapat disimpulkan
dalam penyelenggaraan pemerintahan lebih mengedepankan
pada pelayanan yang didasarkan pada prinsip dan nilai-nilai
demokrasi yang berupa persamaan hak dan kewajiban, serta
mengedepankan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi
atau golongan.
Untuk mewujudkan visi pembangunan jangka menengah
Kabupaten Demak tersebut, maka Misi Pembangunan Kabupaten
Demak Tahun 2016-2021 adalah sebagai berikut:
1. Menjadikan nilai-nilai agama melekat pada setiap kebijakan
pemerintah dan perilaku masyarakat.
Misi pertama ini mengandung pengertian bahwa seluruh
pelaksanaan pembangunan baik oleh pemerintah daerah
maupun masyarakat, nilai-nilai agam menjadi dasar dalam
pelaksanaannya. Keberhasilan misi yang pertama ini ditandai
dengan berkurangnya kasus konflik antar umat beragama dan
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 108
Tidak adanya Keberadaaan aliran yang menyimpang dari nilai
nilai agama
2. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang lebih bersih,
efektif, efisien, dan akuntabel.
3. Mewujudkakan tata kelola pemerintahan yang lebih bersih,
efektif, efesien dan akuntabel mengandung arti bahwa
pelaksanaan tata kelola dimulai dengan melakukan penataan
reformasi birokrasi, penyusunan perencanaan dan
penganggaran yang transparan dan akuntabel, memberikan
pelayanan yang mudah.
4. Meningkatkan kedaulatan pangan dan ekonomi kerakyatan
berbasis potensi lokal serta mengurangi tingkat pengangguran
5. Meningkatkan kedaulan pangan dan ekonomi kerakyatan
dengan mengoptimalkan sumberdaya pertanian, perikanan,
usaha kecil menengah, mengembangkan industri pengolahan,
perdagangan dan jasa yang mampu menyerap tenaga kerja.
6. Mengakselerasi pembangunan infrastruktur strategis,
kewilayahan dan meningkatkan keterpaduan perkembangan
kota dan desa. Melakukan pembangunan infrastruktur secara
merata baik kota maupun desa sehingga semua masyarakat
mampu mengakses semua tempat tempat pelayanan umum.
7. Meningkatkan kualitas Pendidikan dan kesehatan sesuai
standar serta perlindungan sosial dan penanggulangan
kemiskinan. Melaksanakan pembangunan pendidikan dasar
sehingga semua anak usia sekolah dasar dapat menikmati
bangku sekolah, melaksanakan pelayanan kesehatan secara
adil dan merata, melaksanakan rehabilitasi, perlindungan dan
pemberdayaan bagi PMKS dan penduduk miskin.
8. Menciptakan keamanan ketertiban dan lingkungan masyarakat
yang kondusif.
9. Mewujudkan Kabupaten Demak yang aman, tertib yang mampu
manangani permasalahan penyakit masyarakat dan mampu
melakukan penanganan dan antisipasi bencana baik bencana
alam maupun bencana sosial.
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 109
10. Mengembangkan kapasitas pemuda, olahraga, seni-budaya,
meningkatkan keberdayaan perempuan, perlindungan anak dan
mengendalikan pertumbuhan penduduk. Meningkatkan peran
pemuda dalam pembangunan, mengembangkan prestasi
olahraga, meningatkan peran perempuan dalam pembangunan,
mengurangi kasus kekerasan perempuan dan anak, menjaga
kelestarian seni dan budaya serta mampu mengendalikan
jumlah pendudk dengan menekan jumlah kelahiran.
11. Mewujudkan kualitas pelayanan Investasi dan meningkatkan
kualitas pelayanan publik. Meningkatkan investasi dengan
mempermudah pelayanan perijinan, mewujudkan kota pintar
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
12. Mewujudkan kelestarian lingkungan hidup dalam pengelolaan
sumberdaya alam. Mengurangi pencemaran lingkungan,
menjaga kelestarian lingkungan, kebersihan kota dan
melakukan pengawasan terhadap pembangunan yang
memberikan dampak terhadap lingkungan.
RKPD adalah penjabaran Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD), dan RKPD Tahun 2018 merupakan
tahun kedua RPJMD Kabupaten Demak Tahun 2016-2021 yang
diprioritaskan pada “Perwujudan good governance dan
reformasi birokrasi”. Hal ini difokuskan pada pelaksanaan dan
penataan pemerintahan demi terwujudnya good governance,
mempermudah pelayanan pada masyarakat, pembangunan e
goverment melalui e-planning, e-budgedting dan e-monev,
peningkatan kapasitas ASN sebagaimana amanat dalam Undang-
Undang Aparatur Sipil Negara (ASN).
4.2. ARAH PEMBANGUNAN DAERAH
Untuk mencapai visi dan misi yang diinginkan, maka
pembangunan daerah diarahkan sebagai berikut :
A. Mewujudkan Pertumbuhan dan Pemerataan Ekonomi
Pertumbuhan dan pemerataan ekonomi merupakan salah
satu indikator utama dari kemajuan daerah dan kesejahteraan
lahiriah masyarakat. Untuk mewujudkan pertumbuhan dan
pemerataan ekonomi, pembangunan Kabupaten Demak dalam
jangka panjang diarahkan untuk:
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 110
1. Perekonomian dikembangkan dengan fokus utama untuk
memperkuat perekonomian daerah namun tetap
berorientasi pada penguatan daya saing ekonomi daerah
baik pada tingkat regional maupun dalam percaturan
ekonomi nasional. Perlu dilakukan reorientasi daya saing
ekonomi daerah dari keunggulan komparatif menjadi
keunggulan kompetitif mengingat adanya persaingan yang
semakin terbuka antar daerah bahkan pada tingkat global
seiring dengan dimulainya era pasar bebas. Untuk itu perlu
dilakukan upaya-upaya pengelolaan sumbersumber ekonomi
(baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam)
secara profesional dan berkelanjutan dengan dibarengi
peningkatan kualitas dan produktivitas SDM, aplikasi dan
pengembangan IPTEK serta meningkatkan produk/hasil
industri yang berkualitas, berdaya saing dan berbahan baku
lokal.
2. Struktur ekonomi diperkuat dengan memposisikan sektor
industri sebagai sektor unggulan yang memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap PDRB, seimbang dengan
sektor pertanian dalam arti luas, jasa dan perdagangan.
Produktivitas hasil pertanian yang memberikan nilai tambah
kepada petani perlu ditingkatkan serta diberikan
rangsangan penyediaan infrastruktur pendukung di sektor
pertanian. Sumber-sumber ekonomi yang selama ini belum
digali dan dimanfaatkan secara optimal seperti sungai,
potensi laut dan kawasan pesisir perlu dikelola secara
optimal dengan cara melakukan intensifikasi maupun
ekstensifikasi serta dipelihara daya dukungnya sehingga
bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat. UKM dan
Koperasi diarahkan agar menjadi pelaku ekonomi yang
memainkan peran yang signifikan dalam percaturan
ekonomi daerah baik dalam hal kontribusinya terhadap
PDRB maupun penyerapan tenaga kerja, serta menghasilkan
produk yang berkualitas dan mampu bersaing pada tingkat
nasional. Untuk itu perlu dilakukan upaya-upaya untuk
meningkatkan ketrampilan, pengetahuan dan keahlian
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 111
kewirausahaan UKM dan koperasi sehingga UKM dan
koperasi betul-betul dapat memperkuat struktur ekonomi
daerah dan memiliki daya saing.
3. Perlu adanya peningkatan investasi daerah dalam taraf yang
berarti sehingga dapat mendorong tingkat pertumbuhan
ekonomi yang tinggi. Untuk itu perlu dilakukan upaya-
upaya untuk menarik investor baik investor asing maupun
domestik dengan cara menciptakan iklim investasi daerah
yang kondusif maupun dengan promosi yang lebih gencar.
Peran Pemerintah Kabupaten Demak perlu diarahkan pada
penyediaan dan peningkatan infrastruktur dan
suprastruktur fisik pendukung investasi daerah, penerapan
prinsip-prinsip tata kelola pemerintah yang baik (good
governance) dalam menyusun kerangka regulasi dan
perijinan yang efisien, tidak berbelit-belit, tidak diskriminatif
dan efektif, menjaga dan mengembangkan ilkim persaingan
usaha secara sehat. Hal ini perlu dibarengi dengan upaya
untuk mengembangkan mekanisme pasar yang sehat dalam
memfasilitasi perdagangan dan jasa produksi lokal dengan
prinsip persaingan sehat dan memperhatikan pertumbuhan
ekonomi masyarakat.
4. Sektor pariwisata perlu dikembangkan secara lebih
profesional sehingga mampu mendorong kegiatan ekonomi
daerah, meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar,
perluasan kesempatan kerja serta menjaga kelestarian
budaya.
5. Kebijakan sektor ketenagakerjaan diarahkan pada
penciptaan kesempatan kerja yang seluas-luasnya di
lapangan kerja formal serta peningkatan kesejahteraan
pekerja di sektor informal. Untuk itu pengembangan industri
diarahkan pada industri yang padat tenaga kerja dalam
upaya untuk mengatasi pengangguran dan kemiskinan
dengan tetap memperhatikan keselamatan dan kesehatan
kerja, hubungan industrial yang harmonis, tingkat upah
yang layak serta hak-hak pekerja.
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 112
6. Peningkatan nilai tambah di sektor pertanian dalam arti luas
dalam upaya untuk pembangunan perdesaan, pengentasan
kemiskinan, pemerataan ekonomi untuk masyarakat miskin
sekaligus untuk memperkuat ketahanan dan swasembada
pangan. Upaya itu perlu didukung dengan peningkatan
pengetahuan dan ketrampilan petani dan nelayan dalam
penerapan IPTEK serta dengan pengembangan industri hilir
sektor pertanian (industri pengolahan hasil pertanian).
7. Penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana
transportasi, telekomunikasi, perumahan/permukiman,
persampahan dan drainase, energi serta air bersih/air
minum sebagai penunjang aktivitas ekonomi daerah serta
menumbuhkan sumber-sumber pembiayaan yang tangguh
guna mendukung perekonomian daerah.
B. Mewujudkan Kualitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Arah pembangunan jangka panjang dalam rangka
mewujudkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat adalah
sebagai berikut:
1. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan upaya
kesehatan, pembiayaan kesehatan, SDM kesehatan, obat
dan perbekalan kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan
manajemen kesehatan. Upaya tersebut dilakukan dengan
memperhatikan dinamika kependudukan, epidemiologi
globalisasi dengan semangat kemitraan dan kerjasama lintas
sektor. Perhatian khusus diberikan pada peningkatan
perilaku dan kemandirian masyarakat serta pada upaya
promotif dan preventif.
2. Pembangunan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat
diarahkan pada pengembangan sistem layanan kesehatan
dengan indikator adanya kemudahan mendapatkan
pelayanan kesehatan dan obat-obatan yang berkualitas
dengan harga terjangkau, adanya komunikasi kepada
masyarakat berkaitan dengan semua persoalan kesehatan
masyarakat, adanya pelayanan kesehatan oleh tenaga dokter
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 113
dan paramedis yang profesional, adanya proses pelayanan
kesehatan yang tepat, cepat, ramah dan nyaman, serta
adanya prasarana kesehatan yang memadahi dan
representatif.
C. Mewujudkan Kualitas Pelayanan Pendidikan
Arah pembangunan jangka panjang dalam rangka
mewujudkan kualitas pelayanan pendidikan adalah sebagai
berikut:
1. Peningkatan perbaikan sarana dan menambah prasarana
pendidikan. Keberhasilan pendidikan sangat dipengaruhi
oleh tersedianya sarana dan prasarana pendidikan seperti
sekolah dan tenaga pendidik (guru) yang memadai. Untuk
peningkatan kualitas persekolahan dapat dilakukan dengan
pembangunan ruang kelas baru, ruang perpustakaan, ruang
laboratotium dan ruang administrasi.
2. Peningkatan mutu dan perluasan kesempatan belajar
khususnya pendidikan dasar 9 tahun dengan prioritas
meningkatkan daya tampung dan bantuan kepada anak-
anak dari keluarga kurang mampu, cacat ataupun
bertempat tinggal terpencil kurang dapat memanfaatkan
fasilitas pendidikan agar mendapatkan kesempatan belajar
dan kesempatan meningkatkan ketrampilan. Demikian pula
perhatian khusus perlu diberikan kepada anak-anak yang
berbakat istimewa agar mereka dapat mengembangkan
kemampuannya secara maksimal.
3. Perlu adanya pengembangan pendidikan yang berorientasi
kesepadanan dan kesetaraan melalui pengembangan
kurikulum lokal pada sekolah umum dengan pengembangan
sekolah kejuruan, sesuai pasar kerja yang dibutuhkan dan
pengintegrasian proses pendidikan SMK dengan dunia kerja
dan dunia industri
4. Pengembangan budaya baca di kalangan masyarakat
khususnya jajaran pendidikan melalui optimalisasi
perpustakaan, menyediakan bahan bacaan bermutu dan
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 114
pengembangan metode pengajaran yang merangsang anak
didik untuk memiliki kultur baca.
D. Mewujudkan Kehidupan Sosial Budaya dan Kemasyarakatan
yang Agamis dan Demokratis
Arah kebijakan pembangunan Kabupaten Demak selama 20
tahun ke depan untuk mewujudkan kehidupan sosial budaya
dan kemasyarakatan yang agamis dan demokratis adalah
sebagai berikut:
1. Pengendalian jumlah dan laju pertumbuhan penduduk yang
diarahkan pada peningkatan pelayanan KB dan kesehatan
reproduksi yang terjangkau.
2. Penanggulangan kemiskinan yang diarahkan pada
penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak
dasar rakyat secara bertahap dengan mengutamakan prinsip
kesetaraan.
3. Peningkatan pelayanan pendidikan yang mencakup semua
jalur, jenis dan jenjang pendidikan secara bermutu dan
terjangkau disertai dengan pembebasan biaya pendidikan
pada jenjang pendidikan dasar
4. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui
peningkatan upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, SDM
kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan, pemberdayaan
masyarakat dan manajemen kesehatan. Perhatian khusus
diberikan pada peningkatan perilaku dan kemandirian
masyarakat, serta pada upaya promotif dan preventif
5. Pemantapan fungsi dan peran agama sebagai landasan
moral dan etika dalam pembangunan
6. Peningkatan kerukunan hidup beragama dengan
meningkatkan rasa saling percaya dan harmonisasi antar
kelompok masyarakat sehingga tercipta suasana kehidupan
masyarakat yang penuh toleransi, tenggang rasa dan
harmonis
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 115
E. Mewujudkan Penyelenggaraan Tata Pemerintahan yang Baik
Arah kebijakan pembangunan Kabupaten Demak untuk 20
tahun ke depan dalam rangka untuk mewujudkan
penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik adalah sebagai
berikut :
1. Peningkatan tingkat pendidikan aparatur Pemerintah
Kabupaten Demak, baik pendidikan formal maupun
informal.
2. Peningkatan sarana prasarana pelayanan melalui
program e-government. Untuk 20 tahun ke depan pelayanan
melalui program ini harus sudah berjalan dengan lancar
3. Peningkatan kapasitas pemerintah daerah melalui
peningkatan kapasitas aparatur pemerintah daerah dan
peningkatan kapasitas kelembagaan pemerintah daerah
4. Peningkatan kepastian hukum, perlindungan hukum,
kesadaran hukum serta pelayanan hukum berdasarkan
keadilan, kebenaran, ketertiban dan kesejahteraan dalam
rangka penyelenggaraan pemerintahan yang tertib, teratur,
lancar serta berdaya saing.
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 116
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH
TAHUN 2018
5.1. Rencana Program Prioritas Daerah Tahun 2018
Dengan memperhatikan prioritas program nasional dan
provinsi Jawa Tengah, serta mengacu RPJMD Kabupaten Demak
Tahun 2016-2021 dan dengan mempertimbangkan isu strategis
yang dihadapi, maka Rencana Program Prioritas Daerah Tahun
2018 sebagai berikut:
a. Perwujudan good governance dan reformasi birokrasi, melalui :
a. Sinkronisasi Penyusunan E Planning, E Budgeting dan E
Evaluasi;
b. Peningkatan Kinerja dan Kapasitas Aparatur Sipil Negara;
c. Peningkatan sarana prasarana pelayanan Publik;
d. Sistem Perencanaan dan Penganggaran berbasis IT.
b. Percepatan penanggulangan kemiskinan berbasis kewilayahan
secara terpadu melalui :
Penanganan rumah tidak layak huni berdasarkan data PBDT
2015.
c. Peningkatan nilai tambah di sektor pertanian dalam arti luas
meliputi :
a. Pembangunan embung di wilayah selatan dan jaringan;
b. Pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi tersier;
c. Peningkatan kualitas dan Pendampingan petani;
d. Pembangunan kapasitas petani budidaya dalam mencapai
sertifikasi CBIB;
e. Peningkatan kualitas dan ketrampilan nelayan budidaya
dan tangkap.
d. Pertumbuhan dan pemerataan ekonomi diarahkan untuk :
a. Pembangunan Pasar/Rehabilitasi;
b. Pelatihan dan pendampingan pada usaha mikro;
c. Peningkatan kapasitas pelaku perdagangan dalam rangka
peningkatan ekspor;
d. Pembangunan sarana prasarana dalam rangka penataan
PKL;
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 117
e. Pembangunan dan rehabilitasi destinasi pariwisata.
e. Pelayanan kesehatan masyarakat
a. Pembangunan RS di wilayah selatan;
b. Peningkatan akses sanitasi.
f. Pelayanan Pendidikan
a. Peningkatan kualitas ruang kelas;
b. Peningkatan sekolah memiliki laboratorium dan
perpustakaan;
c. Pemberian beasiswa melalui beasiswa miskin daerah.
g. Pembinaan kehidupan sosial budaya dan kepemudaan,
meliputi :
a. Penanganan korban kekerasan perempuan dan anak
b. Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga
c. Pembinaan Pemuda dan atletik
h. Penyediaan dan peningkatan infrastruktur penunjang kawasan
perkotaan dan kawasan perdesaan, kawasan cepat tumbuh
dan wilayah perbatasan, peningkatan kapasitas jalan dan
jembatan, serta peningkatan sarana dan prasarana irigasi
(embung), air baku, transportasi, telekomunikasi, perumahan/
permukiman, persampahan dan drainase, energi serta air
bersih/air minum sebagai penunjang aktivitas ekonomi daerah
dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung
lingkungan, pengembangan program lingkungan hidup serta
pencegahan dan penanggulangan bencana.
5.2. Rencana Kegiatan Prioritas Daerah Tahun 2018
Program – program prioritas tersebut selanjutnya dijabarkan
dalam Rencana Kegiatan Prioritas sebagaimana Tabel Rencana
Program dan Kegiatan OPD Tahun 2018 dan Perkiraan Maju
Tahun 2019. Terlampir.
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 118
BAB VI
PENUTUP
Penyusunan Rencana Kerja Pemerintahan Daerah (RKPD)
Kabupaten Demak Tahun 2018 mengacu Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Demak Tahun 2016 –
2021, memperhatikan arahan kebijakan Nasional dan Surat Gubernur
Jawa Tengah Nomor : 050.23/0020975 tentang Arah Kebijakan
Penyusunan RKPD Tahun 2018 serta Surat Bupati Demak Nomor
050/0122 tentang Arah Kebijakan Pembangunan Untuk Penyusunan
RKPD Tahun 2018 merupakan pengintegrasian dan sinergitas
perencanaan pembangunan secara nasional.
Sehubungan hal tersebut untuk menjaga kesinambungan
Pembangunan Daerah, maka RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018
harus menjadi pedoman oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
dalam melaksanakan program/ kegiatan pembangunan tahun 2018
dan menjadi landasan bagi Penyusunan KUA-PPAS dan RAPBD
Kabupaten Demak tahun 2018.
RKPD sebagai pedoman bagi SKPD untuk melakukan
pemantauan dan evaluasi terutama berkaitan dengan pencapaian
prioritas, menangani permasalahan dan kendala serta pelaporan
pencapaian sasaran pembangunan daerah. RKPD Kabupaten Demak
Tahun 2018 juga menjadi wadah seluruh pemangku kepentingan
pembangunan daerah termasuk dunia usaha/dunia industri dan
masyarakat dalam pelaksanaan program/ kegiatan partisipasi dan
swadaya dalam pembangunan daerah.
Selain itu, program dan kegiatan pembangunan dalam
pelaksanaannya, mempertimbangkan seluruh potensi dan pembiayaan
yang tersedia baik dari Pemerintah Pusat, anggaran Provinsi Jawa
Tengah dan APBD Kabupaten Demak melalui sinkronisasi dan
sinergitas dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan.
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 Hal - 119
Pelaksanaan program/kegiatan RKPD Kabupaten Demak 2018
adalah pelaksanaan Visi Pembangunan : “Terwujudnya Masyarakat
Demak Yang Agamis Lebih Sejahtera, Mandiri, Maju, Kompetitif,
Kondusif, Berkepribadian dan Demokratis”.
BUPATI DEMAK
PROVINSI JAWA TENGAH
PERATURAN BUPATI DEMAK
NOMOR 24 TAHUN 2017
TENTANG
RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN DEMAK TAHUN 2018
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI DEMAK,
Menimbang : a. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 263 ayat (4) Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
merupakan dokumen perencanaan pembangunan
Pemerintah Daerah yang memuat rancangan kerangka
ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, serta
rencana kerja dan pendanaan untuk jangka waktu 1 (satu)
tahun yang disusun dengan berpedoman pada Rencana
Kerja Pemerintah dan program strategis nasional yang
ditetapkan oleh Pemerintah Pusat;
b. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 25 ayat (2) dan Pasal
26 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Kerja
Pemerintah Daerah dijadikan sebagai pedoman penyusunan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD);
c. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 264 ayat (2) Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan
Peraturan Bupati tentang Rencana Kerja Pemerintah
Daerah Kabupaten Demak Tahun 2018;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam
Lingkungan Propinsi Jawa Tengah;
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4400);
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4700);
9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5657) sebagaimana telah
diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1976 tentang
Perluasan Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976 Nomor
25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3079);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang
Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1988 Nomor 10,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3373);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4593);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara republik
Indonesia Nomor 4663);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor
97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4664);
16. Peraturan Pemerintahan Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5887);
17. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-
2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 3);
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun
2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 517);
20. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun
2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah Provinsi Jawa Tengah tahun 2005-2025 (Lembaran
Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 3,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor
9);
21. Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 6 Tahun 2006
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten
Demak Tahun 2006-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten
Demak Tahun 2006 Nomor 8 Seri E Nomor 6);
22. Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 3 Tahun 2008
tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan
Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Demak (Lembaran
Daerah Kabupaten Demak Tahun 2008 Nomor 3,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Demak Nomor 3);
23. Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 5 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Kabupaten Demak (Lembaran Daerah Kabupaten Demak
Tahun 2016 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Demak Nomor 5);
24. Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 12 Tahun 2016
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten Demak Tahun Anggaran 2017 (Lembaran
Daerah Kabupaten Demak Tahun 2016 Nomor 12,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Demak Nomor 12);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG RENCANA KERJA
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DEMAK TAHUN 2018.
Pasal 1
(1) Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Demak
Tahun 2018, yang selanjutnya disingkat RKPD Tahun
2018, adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah
untuk jangka waktu 1 (satu) tahun terhitung mulai
tanggal 1 Januari 2018 dan berakhir tanggal 31 Desember
2018.
(2) RKPD Tahun 2018 sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disusun dengan sistematika sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan;
Bab II Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016
dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah;
Bab III Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan
Kebijakan Keuangan Daerah ;
Bab IV Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah
Tahun 2018;
Bab V Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah
Tahun 2018;
Bab VI Penutup.
Pasal 2
(1) RKPD Tahun 2018 merupakan penjabaran tahun kedua
dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Tahun 2016-2021.
(2) RKPD Tahun 2018 sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menjadi:
a. pedoman bagi Organisasi Pemerintah Daerah (OPD)
dalam menyusun Rencana Kerja OPD Tahun 2018; dan
b. pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam menyusun
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(RAPBD) Tahun Anggaran 2018.
Pasal 3
Dalam menyusun RAPBD Tahun Anggaran 2018, Pemerintah
Daerah menggunakan RKPD Tahun Anggaran 2018 sebagai
bahan pembahasan kebijakan umum dan prioritas anggaran
di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
Pasal 4
Pelaksanaan lebih lanjut dari RKPD Tahun 2018 dituangkan
dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Kabupaten Demak Tahun Anggaran 2018.
Pasal 5
Rincian lebih lanjut RKPD Tahun 2018 adalah sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I sampai dengan Lampiran V yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati
ini.
Pasal 6
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya
dalam Berita Daerah Kabupaten Demak.
Ditetapkan di Demak
pada tanggal 29 Mei 2017
BUPATI DEMAK,
TTD
HM. NATSIR
Diundangkan di Demak
pada tanggal 30 Mei 2017
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN DEMAK,
TTD
SINGGIH SETYONO
BERITA DAERAH KABUPATEN DEMAK TAHUN 2017 NOMOR 24
NO JABATAN PARAF 1 SEKDA
2 ASISTEN I
3 KABAG HUKUM
4 Plt. KA BAPPEDA
LITBANG
Recommended