View
6
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Balita
1. Pengertian Balita
Menurut Soetjiningsih, bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun. Balita
adalah masa anak mulai berjalan dan merupakan masa yang paling hebat dalam
tumbuh kembang, yaitu pada usia 1 sampai 5 tahun. Masa ini merupakan masa
yang penting terhadap perkembangan kepandaian dan pertumbuhan intelektual.
(Mitayani, Sartika W. 2010).
2. Pengertian pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran-ukuran tubuh yang meliputi BB,
TB, LK, Lingkar dada, dan lain-lain, atau bertambahnya jumlah dan ukuran sel-sel
pada semua sistem organ tubuh (Dewi, Vivian Nanny Lia, 2010). Perkembangan
adalah bertambah sempurnya nya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui
tumbuh kematangan dan belajar (Marmi dan Rahardjo, Kukuh, 2015).
3. Ciri-ciri dan Prinsip-prinsip Tumbuh Kembang Anak
Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling
berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut :
a. Perkembangan menimbulkan perubahan
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap
pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi intelegensia pada seorang anak
akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf.
7
b. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan
selanjutnya.
Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembansgan sebelum
ia melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan bisa
berjalan sebelum ia bisa berdiri.
c. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda.
Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang
berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi
organdan perkembangan pada masing-masing anak.
d. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan.
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian,
terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain.
Perkembangan mempunyai pola yang tetap.
e. Perkembangan mempunyai pola yang tetap. (Kemenkes RI, 2012)
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang
Anak
Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan
normal yang merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan danperkembangan anak. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain:
a. Faktor dalam (internal) yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
1) Ras/etnik atau bangsa.
Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika, maka ia tidak memiliki
factor herediter ras/bangsa Indonesia atau sebaliknya.
8
2) Keluarga
Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek,
gemuk atau kurus.
3) Umur
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun
pertama kehidupan dan masa remaja.
4) Jenis kelamin.
Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat dari pada
laki-laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-
laki lebih cepat.
5) Genetik
Genetik adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang akan menjadi ciri
khasnya. Ada beberapa kelainan genetic yang berpengaruh padatumbuh
kembang anak seperti kerdil.
6) Kelainan kromosom
Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan
seperti pada sindroma Down’s dan sindroma Turner’s.
9
b. Faktor luar (eksternal)
1) Faktor Prenatal
a) Gizi
Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan
mempengaruhi pertumbuhan janin.
b) Mekanis
Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital
seperti clubfoot.
c) Toksin/zat kimia
Beberapa obat-obatan seperti aminopterin, thalidomid, dapat
menyebabkan kelainan kongenital seperti palatoskisi.
d) Endokrin
Diabetes meilitus dapat menyebabkan mekrosomia, kardiomegali,
hyperplasia adrenal.
e) Radiasi
Paparan radium dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada
janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas
anggota gerak, kelainan kongenital mata, kelainan jantung.
f) Infeksi
Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma,
Rubella, Sitomegalo Virus Herpes simplex) dapat menyebabkan
kelainan pada janin; katarak, bisu, tuli, mikrosefali, retardasi mental,
dan kelainan jantung kongenital.
10
g) Kelainan imunologi
Eritobaltosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara
janin sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel darah merah
janin, kemudian melalui plasenta masuk dalam peredaran darah janin
dan akan menyebabkan hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan
hiperbilirubinemia dan kernicterus yang akan menyebabkan kerusakan
jaringan otak.
h) Anoksia Embrio
Anoksia Embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta
menyebabkan pertumbuhan terganggu.
i) Psikologi Ibu
Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah/ kekerasan mental
pada ibu hamil dan lain-lain.
2) Faktor Persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia, dapat
menyebabkan kerusakan jaringan otak.
3) Faktor Pascasalin
a) Gizi
Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.
b) Penyakit kronis/kelainan kongenital
Tuberkulosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan
retardasi pertumbuhan janin.
11
c) Lingkungan fisis dan kimia
Lingkungan sering disebut melieua dalam empat anak tersebut hidup
yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider).
Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari,
paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (Pb, Mercuri, rokok, dll)
mempunyai dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak.
d) Psikologis
Hubungan anak dengan sekitarnya. Seorang anak yang tidak diketahui
oleh orangtuanya atau anak yang selalu merasa tertekan, akan
mengalami hambatan didalam pertumbuhan dan perkembangannya.
e) Endokrin
Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid akan
menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan.
f) Sosio-ekonomi
Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan
lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan menghambat
pertumbuhan anak.
g) Lingkungan pengasuh
Pada lingkungan pengasuh, interaksi ibu-anak sangat mempengaruhi
tumbuh kembang anak.
h) Stimulasi
Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi khususnya dalam
keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak,
keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.
12
i) Obat-obatan
Pemakaian kortiko steroid jangka lama akan menghambat
pertumbuhan, demikian hal nya dengan pemakaian obat perangsang
terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi
hormon pertumbuhan (Kemenkes RI, 2012).
5. Stimulasi Tumbuh Kembang Balita dan Anak Prasekolah.
Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6
tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal.
Setiap anak perlu mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan terus
menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi tumbuh kembang anak dilakukan oleh
ibu dan ayah yang merupakan orang terdekat dengan anak. Kurangnya stimulasi
dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang anak bahkan gangguan yang
menetap.
Dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang anak, ada beberapa prinsip
dasar yang perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut.
a. Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasacintadan kasih sayang.
b. Selalu tunjukan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan meniru tingkah
laku orang–orang yang terdekat dengannya.
c. Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak.
d. Lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain, bernyanyi, bervariasi,
menyenangkan, tanpa paksaan dan tidak ada hukuman.
e. Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak,
terhadap ke 4 aspek kemampuan dasar anak.
13
f. Gunakan alat bantu/permainan yang sederhana, aman dan ada disekitar anak.
g. Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.
h. Anak selalu diberi pujian, bila perlu diberikan hadiah untuk keberhasilannya
(Kemenkes RI, 2012).
6. Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan
intraseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan strukur tubuh sebagian atau
keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. (Kemenkes
RI, 2012).
a. Panjang Badan
Panjang badan/ atau tinggi badan merupakkan ukuran antopometri
terpenting kedua, keistimewaannya adalah nilai tinggi badan meningkat terus,
walaupun laju tumbuh berubah dari pesat pada masa bayi kemudian melambat dan
pesat lagi pada masa remaja. Pengukuran tinggi badan untuk anak balita yang
sudah dapat berdiri dilakukan dengan alat pengukur tinggi mikrotoa (microtoise)
yang mempunyai ketelitian 0,1 cm (Andriani dan Wirjatmadi, 2012).
Cara mengukur dengan posisi berdiri (Kemenkes RI, 2012).
1) Anak tidak memakai sandal atau sepatu.
2) Berdiri tegak menghadap kedepan.
3) Punggung, pantat dan tumit menempel pada tiang pengukur.
4) Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-ubun.
5) Baca angka pada batas tersebut.
14
Tabel 1 Pengukuran panjang badan (PB) atau tinggi badan (TB)
No Cara pengukuran
1. Cara mengukur dengan posisi berbaring: a. Sebaiknya dilakukan oleh 2 orang. b. Bayi dibaringkan telentang pada alas yang datar. c. Kepala bayi menempel pada pembatas angka O. d. Petugas1:kedua tangan memegang kepala bayi agar tetap menempel e. Padapembatasangka0(pembataskepala). f. Petugas2: tangan kiri menekan lutut bayi agar lurus, tangan kanan menekan
batas kaki ke telapak kaki Petugas2: membaca angka ditepi diluar pengukur
Gambar 1. Pengukuran Tinggi Badan Posisi Tidur
2 Cara mengukur dengan posisi berdiri 1. Anak tidak memakai sandal atau sepatu. 2. Berdiri tegak menghadap kedepan. 3. Punggung, pantat dan tumit menempel pada tiang pengukur. 4. Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-ubun. 5. Baca angka pada batas tersebut.
Gambar 2. Pengukuran Tinggi Badan Posisi Berdiri
Sumber : Kemenkes RI, 2012
a) 90-110% : Baik/Normal
b) 70-89% : Tinggi kurang
c) < 70% : Tinggi sangat kurang
15
b. Berat Badan
Berat badan merupakan ukuran antropometrik yang terpenting, dipakai
pada setiap kesempatan memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur.
Berat badan dipakai sebagai indikator yang terbiasa pada saat ini untuk
mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak, sensitif terhadap perubahan
sedikir saja, pengukuran objektif dan dapat diulangi, dapat digunakan timbangaan
apa saja yang relative murah, mudah, dan tidak memerlukan banyak waktu.
Kerugiannya indikator berat badan ini tidak sensitif terhadap proporsi tubuh,
misalnya pendek gemuk atau tinggi kurus.(Armini, Ni Wayan, dkk. 2017 )
1) > 120% : Obesitas
2) 110-120% : Overweight
3) 90-110% : Normal
4) 70-90% : Gizi kurang
5) <70% : Gizi buruk
c. Lingkar kepala
Lingkar kepala mencerminkan volume intracranial. Dipakai untuk
manaksir pertumbuhan otak. Apabila otak tidak tumbuh normal, maka kepala
akan kecil, sehingga pada lingkar kepala (LK) yang lebih kecil dari normal
(mikrosefal), maka menunjukkan adanya reterdasi mental. Sebaliknya, kalau ada
penyumbatan pada aliran cairan serebrospinal pada hidrocefalus akan
meningkatkan volume kepala, sehingga LK lebih besar dari normal. Lalu yang
dijadikan acuan untuk LK adalah kurva LK dari Nelhaus. (Armini, Ni Wayan,
dkk. 2017)
16
Tujuan pengukuran lingkaran kepala anak adalah untuk mengetahui
lingkaran kepala anak dalam batas normal atau di luar batas normal.
Jadwal, disesuaikan dengan umur anak. Umur 0–11 bulan, pengukuran
dilakukan setiap tiga bulan. Pada anak yang lebih besar, umur 12–72 bulan,
pengukuran dilakukan setiap enam bulan. Pengukuran dan penilaian lingkaran
kepala anak dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih.
Cara mengukur lingkaran kepala
1) Alat pengukur dilingkarkan pada kepala anak melewati dahi, menutupi alis
mata, diatas kedua telinga, dan bagian belakang kepala yang menonjol, tarik
agak kencang.
2) Baca angka pada pertemuan dengan angka O.
3) Tanyakan tanggal lahir bayi/anak, hitung umur bayi/anak.
4) Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkaran kepala menurut umur dan jenis
kelamin anak.
5) Buat garis yang menghubungkan ukuran yang lalu dengan ukuran sekarang.
Gambar 3. Pengukuran Lingkar Kepala Sumber :Kemenkes RI, 2012
17
d. Lingkaran Lengan
Lingkaran lengan atas mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak
dan otot yang tidak terpengaruh banyak oleh keadaan cairan tubuh dibandingkan
denan berat badan. Dapat dipakai untuk menilai keadaan gizi atau keadaan
tumbuh kembangpada usia prasekolah. Laju tumbuh lambat, dari 11 cm pada saat
lahir menjadi 16 cm pada usia satu tahun. Selanjutnya tidak banyak berubah
selama 1-3 tahun. (Andriani dan Wirjatmadi, 2012).
7. Tahapan Perkembangan Balita
a. Usia 4 Bulan
1) Mampu menumpu dengan kedua lengan dan berusaha mengangkat
kepala
2) Mampu bermain-main dengan kedua tangannya
3) Anak mampu mengamati mainan
4) Mampu mendengar suara kertas di remas dan bermain bibir sambil
mengeluarkan air liur
5) Mampu tersenyum kepada ibu
b. Usia 8 Bulan
1) Mampu duduk sendiri kemudian mengambil posisi merangkak dan
bertahan sebentar
2) Mampu menggenggam balok mainan dengan seluruh permukaan
tangan
3) Mampu memperhatikan dan mencari mainan yang jatuh
4) Mampu menyebutkan ma...ma...ta...ta...da...da...
5) Mampu bermain ciuk baaa
18
c. Usia 12 Bulan
1) Mampu berdiri sendiri dan berjalan sambil berpegangan
2) Mampu mengambil benda kecil dengan ujung jari ibu jari dan jari
telunjuk
3) Dapat menunjukan roda mobil-mobilan (anak laki-laki) dan mata
boneka (anak perempuan)
4) Mampu mengucapkan satu kata lebih dan tahu artinya
5) Mampu memberikan mainan pada ibu atau bapa
d. Usia 18 Bulan
1) Mampu berlari tanpa jatuh
2) Mampu menyusn 3 balok mainan
3) Mampu menutup gelas
4) Mampu mengucapkan sepuluh kata atau lebih dan tahu artinya
5) Mampu menyebut namanya bila di tanya
e. Usia 24 Bulan
1) Mapu melompat dengan kedua kakinya sekaligus
2) Mampu membuka botol dengan memutar tutupnya
3) Mampu menyebutkan enam bagian tubuh
4) Mampu menjawab dengan kalimat dua kata
5) Mampu meniri kegiatan orang dewasa
f. Usia 36 Bulan
1) Mampu menuruni tangga dengan satu kaki di tempat
2) Mampu meniru garis tegak lurus, datar, dan lingkaran
19
3) Mampu menyebut 3 warna
4) Mampu bertanya dengan mamakai kata apa, siapa, dimana
5) Mampu bermain bersama dengan teman
g. Usia 48 Bulan
1) Mampu melompat dengan satu kaki di tempat
2) Mampu memegang pensil dengan ujung jari
3) Mampu menghitung 3 balok mainan dengan cara menunjuk
4) Mampu menggunakan kalimat lengkap (lebih dari dua kata)
5) Mampu bermain bersama teman dengan satu permainan
h. Usia 60 Bulan
1) Mampu melompat dengan satu kaki kearah depan
2) Mampu menulis tanda tambah dan menulis gambar kotak
3) Mampu menggambar orang
4) Mampu bercerita dan bermakna
5) Mampu bermain bersama (Kemenkes RI, 2012)
B. Status Gizi Balita
Status gizi adalah keadaan tubuh yang merupakan hasil akhir dari
keseimbangan antara zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dan
penggunaannya.Keseimbangan tersebut dapat dilihat dari variable pertumbuhan
yaitu berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan. Status gizi
seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
20
1. Produk pangan (jumlah dan jenis makanan)
2. Pembagian makanan atau pangan
3. Akseptabilitas (daya terima), menyangkut penerimaan atau penolakan
terhadap makanan yang terkait dengan cara memilih dan menyajikkan
makanan. Status gizi adalah suatu keadaan kesehatan tubuh berkat asupan zat
gizi melalui makanan dan minuman yang dihubungkan dengan kebutuhan.
Status gizi biasanya baik dan cukup, namun karena pola konsumsi yang tidak
seimbang maka timbul status gizi kurang,buruk dan lebih (Sutomo, Budi, dan
Dwi Yanti Anggraini, 2010).
Tabel 2 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks
Indeks Kategori
Status Gizi Ambang Batas
(Z-Score) Berat Badan menurut Umur (BB/U) Anak Umur 0 – 60 bulan
Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih
<-3 SD -3 SD sampai dengan <-2 SD -2 SD sampai dengan 2 SD >2 SD
Panjang Badan menurut Umur (PB/U) atau Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) Anak Umur 0-60 Bulan
Sangat Pendek Pendek Normal Tinggi
<-3 SD -3 SD sampai dengan 2 Sd -2 SD sampai dengan 2 SD >2 SD
Berat badan menurut Panjang Badan (BB/PB)
Atau Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) Anak Umur 0-60 Bulan
Sangat kurus Kurus Normal Gemuk
<-3 SD -3 SD sampai dengan <-2 SD -2 SD sampai dengan 2 SD >2 SD
Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U) Anak Umur 0- 60 Bulan
Sangat Kurus Kurus Normal Gemuk
<-3 SD -3 SD sampai dengan <-2 SD -2 SD sampai dengan 2 SD >2 SD
Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U) Anak Umur 5- 18 Bulan
Sangat Kurus Kurus Normal Gemuk Obesitas
<-3 SD -3 SD sampai deengan <-2 SD -2 SD sampai dengan 1SD >1 SD sampai dengan 2 SD > 2 SD
(Sumber: Kemenkes RI, 2010)
21
C. Kebutuhan Zat Gizi pada Balita
Pada usia balita, anak-anak membutuhkan dukungan nutrisi yang lengkap
untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh dan otak. Masa balita adalah masa
kritis, maka pertumbuhan nutrisi bagi balita harus seimbang.
Gizi seimbang didapat dari asupan makanan yang memenuhi kebutuhan
gizi sesuai usia dan kegiatan sehingga tercapai berat badan normal. Gizi balita
harus seimbang, mencakup gizi seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan
mineral.Balita membutuhkan asupan karbohidrat sebesar 75-90℅. Protein sebesar
10-20℅ dan lemak sebesar 15-20℅ (Sutomo, Budi, dan Dwi Yanti Anggraini,
2010).
D. Pemenuhan Nutrisi pada Balita
Nutrisi adalah salah satu komponen yang penting dalam menunjang
keberlangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan. Zat gizi yang
mencukupi pada anak harus dimulai sejak dalam kandungan, yaitu dengan
pemberian nutrisi yang cukup memadai pada ibu hamil. Setelah lahir, harus
diupayakan pemberian ASI secara eksklusif, yaiutu pemberian ASI saja sampai
anak berumur 4-6 bulan. Sejak berumur 6 bulan sudah waktunya anak diberikan
makanan tambahan atau makanan pendamping ASI. Pemberian makanan
tambahan ini penting untuk melatih kebiasaan makan yang baik dan untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi yang mulai meningkat pada masa balita dan
prasekolah, karena pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi
adalah sangat pesat, terutama pertumbuhan otak.
22
Kebutuhan gizi yang harus dipenuhi pada masa balita diantaranya energi
dan protein. Kebutuhan energi sehari anak untuk tahun pertama kurang lebih 100-
120 kkal/kg berat badan. Untuk tiap 3 bulan pertambahan umur, kebutuhan energi
turun kurang lebih 10 kkal/kg berat badan. Energi dalam tubuh diperoleh terutama
dari zat gizi karbohidrat, lemak dan juga protein. Protein dalam tubuh merupakan
sumber asam amino esensial yang diperlukan sebagai zat pembangun, yaitu untuk
pertumbuhan dan pembentukan protein dalanm serum, mengganti sel-sel yang
rusak, memelihara keseimbangan asam basa cairan tubuh, serta sebagai sumber
energi.
Ada beberapa hal yang perlu dihindari bagi anak agar makannya tidak
berkurang, seperti membatasi makanan yang kurang menguntungkan, misalnya
cokelat, permen, kue-kue manis, karena dapat membuat kenyang sehingga nafsu
makan berkurang. Menghindari makanan yang merangsang seperti pedas dan
terlalu panas, menciptakan suasana makan yang tentram dan menyenangkan,
memilih makanan dengan nilai gizi tinggi, memperhatikan kebersihan perorangan
dan lingkungan, tidak memaksa anak untuk makan serta tidak menghidangkan
porsi makanan terlalu banyak.
Dibawah ini terdapat beberapa makanan yang dianjurkan untuk balita :
1. Makanan pendamping untuk balita dapat berupa tepung beras atau beras
merah yang dimasak dengan cairan, kaldu daging, susu formula atau air.
2. Makanan pendamping lainnya selain bubur adalah buah-buahan yang
dihaluskan dengan blender, seperti buah pepaya, pisang, apel, melon, dan
alpukat.
23
3. Sayur-sayuran dan kacang-kacangan juga dapat dijadikan makanan
pendamping balita dengan cara direbus dan dihaluskan dengan blender.
Sebaiknya ketika diblender, bahan makanan pendamping ini ditambah kaldu
atau air matang supaya lebih halus. Sayuran dan kacang-kacangan tersebut
adalah kacang polong, kacang merag, wortel, tomat, kentang, labu kuning dan
kacang hijau.
4. Makanan pendamping balita pun dapat berupa daging pilihan yang tidak
mengandung lemak dan diblender.
5. Makanan pendamping lainnya juga bisa berupa ikan yang diblender, yaitu ikan
yang tidak berduri (ikan salmon, fillet ikan kakap, dan gindara).
6. Penyebab status nutrisi kurang pada anak :
a. Asupan nutrisi yang tidak adekuat, baik secara kuantitatif maupun
kualitatif
b. Hiperaktivitas fisik/istirahat yang kurang
c. Adanya penyakit yang menyebabkan peningkatan kebutuhan nutrisi.
d. Strees emosi yang menyebabkan menurunnya nafsu makan (Armini, Ni
Wayan, dkk. 2017).
E. Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Pada Balita
Menurut Karyadi (1996) kecukupan gizi yang dianjurkan adalah
banyaknya masing-masing zat yang harus di dapatkan dari makanan untuk
mencukupi kebutuhan hidup sehat berdasarkan umur, jenis kelamin, aktivitas,
berat badan dan tingin badan. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat gizi yang
24
akan mempengaruhi penyerapan, ketersediaan dan metabolisme. Angka
kecukupan gizi yang dianjurkan berperan untuk mencegah kekurangan dan
kelebihan zat gizi berikut taabelnya.
Tabel 3 Angka Kecukupan Gizi Rata-rata Yang Dianjurkan untuk Balita/hari
Kelompok
Umur 0- 6 Bulan 7- 11 Bulan 1- 3 Tahun 4- 6 Tahun
Tinggi badan 60 71 90 110 Berat badan 6,0 8,5 12,0 17,0 Energi 550 650 1000 1550 Protein 10 16 25 39 Vitamin A 375 400 400 450 Vitamin D 5 5 5 5 Vitamin E 4 5 6 7 Vitamin K 5 10 15 20 Thiamin 0,3 0,4 0,5 0,6 Riboflavin 0,3 0,4 0,5 0,6 Niacin 2 4 6 8 Asam folat 65 80 150 200 Piridoksin 0,1 0,3 0,5 0,6 Vitamin B 12 0,4 0,5 0,9 1,2 Vitamin C 40 40 40 45 Kalsium 200 400 500 500 Fosfor 100 225 400 400 Magnesium 25 55 60 80 Besi 0,5 7 8 9 Yodium 90 90 90 120 Seng 1,3 7,5 8,2 9,7 Selenium 5 10 17 20 Mangan 0,003 0,6 1, 1,5 Fluor 0,01 0,4 0,6 0,8
Sumber : (Sutomo, Budi, dan Dwi Yanti Anggraini, 2010).
F. Gizi Kurang
1. Pengertian
Gizi kurang adalah keadaan tidak sehat ( patologis) yang timbul karena
tidak cukup makan atau konsumsi energi dan protein kurang selama jangka waktu
tertentu otak (Cakrawati , Dewi, 2014).
25
Kekurangan gizi secara umum baik kurang secara kualitas dan kuantitas
menyebabkan gangguan pada proses-proses tubuh seperti, gangguan
pertumbuhan, gangguan produksi kerja, gangguan pertahanan tubuh, gangguan
struktur dan fungsi otak (Cakrawati, Dewi, 2014).
2. Etiologi
Penyebab gizi kurang pada anak yaitu penyebab langsung dan penyebab
tidak langsung. Penyebab langsung dari gizi kurang adalah makanan dan penyakit
dapat secara langsung menyebabkan gizi kurang. Timbulnya gizi kurang tidak
hanya dikarenakan asupan makanan yang kurang, tetapi juga penyakit.Anak yang
mendapat cukup makanan tetapi sering menderita penyakit dapat menderita gizi
kurang. Maka daya tahan tubuhnya akan melemah dan akan mudah terserang
penyakit.
Penyebab tidak langsung gizi kurang adalah ketahanan pangan keluarga
yang kurang memadai. Setiap keluarga diharapkan mampu untuk memenuhi
kebutuhan pangan seluruh anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup baik
jumlah maupun mutu gizinya. Pola pengasuh anak kurang memadai.Setiap
keluarga dan masyarakat diharapkan dapat menyediakan waktu, perhatian, dan
dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh kembang. Pelayanan kesehatan dan
lingkungan kurang memadai. Sistem pelayanan kesehatan yang ada diharapkan
dapat menjamin penyediaan air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar
(Cakrawati, Dewi, 2014).
26
3. Faktor Resiko Gizi Kurang
Yang menjadi penyebab gizi kurang di masyarakat adalah sebagai berikut
(Alamsyah, Dedi, Maria Mexitalia, dan Ani Margawati, 2015) :
a. Akses terhadap pangan rendah
b. Makanan ibu hamil kurang kalori dan protein, atau terserang penyakit.
c. Bayi baru lahir tidak diberi kolostrum.
d. Bayi sudah diberi MP ASI sebelum usia 4/6 bulan
e. Pemberian makanan padat pada bayi terlalu lambat
f. Anak dibawah umur < 2 tahun, kurang diberi makanan atau densitas energi
kurang
g. Makanan tidak mempunyai zat gizi mikro yang cukup
h. Penanganan diare yang tidak benar
i. Makanan kotor/ terkontaminasi
j. Kemiskinan
k. Kurangnya pendidikan dan keterampilan
l. Krisis ekonomi
4. Faktor-Faktor Penyebab Gizi Kurang
a. Sikap Ibu Terhadap Makanan
Faktor resiko yang terbukti berpengaruh terhadap kejadian gizi kurang dan
gizi buruk adalah sikap ibu terhadap makanan yang buruk dengan OR 6,98,
artinya ibu yang mempunyai balita 12-59 bulan mempunyai resiko menderita gizi
kurang dan gizi buruk sebesar 6,98 kali lebih besar bila dibandingkan dengan ibu
yang mempunyai balita gizi baik.
27
Kejadian gizi kurang dan gizi buruk berkaitan dengan sikap ibu terhadap
makanan. Sikap terhadap makanan berarti juga berkaitan dengan kebiasaan
makan, kebudayaan masyarakat, kepercayaan dan pemilihan makanan. Budaya
adalah daya dari budi yang berupa cipta, karya dan karsa. Budaya berisi norma-
norma sosial yakni sendi-sendi masyarakat yang berisi sanksi dan hukuman-
hukumannya yang dijatuhkan kepada golongan bilamana yang dianggap baik
untuk menjaga kebutuhan dan keselamatan masyarakat itu dilanggar. Norma-
norma itu mengenai kebiasaan hidup, adat istiadat, atau tradisi-tradisi hidup yang
dipakai secara turun temurun (Alamsyah, Dedi, Maria Mexitalia, dan Ani
Margawati, 2015)
b. Sanitasi Lingkungan
Sanitasi lingkungan buruk terbukti sebagai faktor resiko kejadian gizi
kurang dan gizi buruk pada balita dengan OR 5,03, artinya ibu yang mempunyai
balita gizi kurang dan gizi buruk mempunyai resiko 5,03 kali untuk menderita gizi
kurang dan gizi buruk bila dibandingkan dengan ibu yang mempunyai balita gizi
baik.
Kesehatan lingkungan memiliki peran yang cukup dominan dalam
penyediaan lingkungan yang mendukung kesehatan anak dan proses tumbuh
kembangnya. Sanitasi lingkungan yang buruk akan menyebabkan anak balita akan
lebih muda terserang penyakit infeksi yang akhirnya dapat mempengaruhi status
gizi anak. (Alamsyah, Dedi, Maria Mexitalia, dan Ani Margawati, 2015)
28
5. Pencegahan
Peran gizi dalam pembangunan kualitas sumber daya manusia telah
dibuktikan dari barbagai penelitian. Gangguan gizi pada awal kehidupan
memengaruhi kualitas kehidupan berikutnya. Gizi kurang pada balita tidak hanya
memengaruhi gangguan pertumbuhan fisik, tetapi juga memengaruhi kualitas
kecerdasan dan perkembangan dimasa mendatang, oleh karena itu peran makanan
yang bernilai gizi tinggi sangat penting seperti pada makanan yang mengandung
energi, protein (terutama protein hewani), vitamin (vitamin B kompleks, vitamin
C, Vitamin A), dan mineral (Ca,Fe,Fosfor,Zn). Perhatian orang tua terhadap
makanan yang diberikan keada anak harus bisa meningkakan selera makan anak.
Pada umumnya anak-anak lebih menyukai makanan yang bervariasi, bentuk-
bentuk makanan yang lucu dan berwarna-warni, lebih menyukai makan bersama
teman sebayanya. (Andriani dan Wirjatadi, 2012)
Masa balita merupakan masa kehidupan yang sangat penting dan perlu
perhatian yang serius. Pada masa ini berlangsung proses tumbuh kembang yang
sangat pesat yaitu pertumbuhan fisik dan perkembangan psikomotorik, mental,
dan sosial. Untuk mendukung pertumbuhan fisik balita, perlu petunjuk praktis
makanan dengan gizi seimbang sebagai berikut (Andriani dan Wirjatadi, 2012) :
a. Makanlah aneka ragam makanan.
b. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi.
c. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi.
d. Batasi komsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan
energi.
29
e. Gunakan garam beryodium.
f. Makanlah makanan sumber zat besi.
g. Berikan ASI saja kepada bayi sampai umur enam bulan.
h. Biasakan makan pagi.
i. Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya.
j. Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur.
k. Hindari minum-minuman beralkohol.
l. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan.
m. Bacalah tabel pada makanan yang dikemas.
Pada masa ini balita ini balita perlu memperoleh zat gizi dari makanan
sehari-hari dalam jumlah yang tepat dan kualitas yang baik. Oleh karena itu
“keterlambatan intervensi kesehatan, gizi, dan psikososial mengakibatkan
kerugian yang tidak dapat diperbaiki atau digantikan dikemudian hari”. Gizi
seimbang balita disusun berdasarkan 13 pesan dasar PUGS, bertujuan sebagai
pedoman petugas gizi puskesmas dalam meningkatkan perbaikan gizi keluarga
(Andriani dan Wirjatadi, 2012).
Untuk mencegah terjadinya berbagai gangguan gizi dan masalah
psikososial, diperlukan adanya perilaku penunjang dari para orang tua, atau
pengasuh dalam keluarganya untuk selalu memberika makanan dengan gizi
seimbang kepada balitanya. Perlu diketahui bahwa yang dimaksud dengan gizi
seimbang adalah makanan yang dikomsumsi balita dalam satu hari yang beraneka
ragam dan mengandung zat tenaga, zat pembangunan, dan zat pengatur sesuai
30
dengan kebutuhan tubuhnya. Keadaan ini tercermin dari derajat kesehatan dan
tumbuh kembang balita yang optimal (Andriani dan Wirjatadi, 2012).
Balita dalam proses tumbuh kembangnya ditentukan oleh makaknan yang
dimakan sehari-hari. Kebutuhan gizi balita dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin,
kegiatan, dan suhu lingkungan udara dingin atau panas. Kebutuhan gizi tersebut
terdiri dari (Andriani dan Wirjatadi, 2012) .
a. Energi
b. Protein
c. Lemak
d. Vitamin
G. Pemberian Terapi Modisco
Modisco adalah singkatan dari “Modified disco” adalah suatu modifikasi
dari “Disco 150”. Disco 150 merupakan minuman tinggi kalori (100 kalori) yang
formulanya terdiri dari susu gula dan biji kapas yang digunakan untuk mengobati
gangguan gizi berat ( kurang energi protein) pada anak, dengan hasil memuaskan
(Damayanti, Tria Sabrina. 2018).
Formula World Healt Organitation (F100) merupakan minuman bergizi
tinggi. Sifat formula World Healt Organitation (F100) ini sendiri adalah tinggi
kalori dan lemak. Ramuan ini dapat diberikan sebagai bahan minuman untuk diet
penuh atau dapat juga digunakan untuk pendukung makanan pokok. Formula
World Healt Organitation (F100) sangat cocok untuk anak sehat yang kurus.
(D Okter, A, I. O. 2008).
31
1. Bahan makanan yang digunakan untuk membuat formula World Healt
Organitation (F100) :
a. Susu bubuk skim/full cream : 85 gram
b. Gula pasir : 50 gram
c. Minyak jagung : 60 gram
d. Larutan elektrolit : 20 ml
e. Tambahan air : 1000 ml
2. Cara membuat formula WHO (F100) dan modifikasinya
Campurkan gula dan minyak jagung, aduk sampai merata dan tambahkan
larutan mineral, kemudian masukkan susu skim sedikit demi sedikit, aduk
sampai kalis dan berbentuk gel. Encerkan dengan air hangat sedikit demi
sedikit sambil diaduk sampai rata. Larutan ini bisa langsung diminum atau
dimasak dulu selama 4 menit.
Keuntungan dari susu Modisco
a. Mengandung tinggi energi dan tinggi protein
b. Mudah dicerna
c. Dapat meningkatkan berat badan lebih cepat
d. Porsinya kecil sehingga memudahkan anak untuk menghabiskan
H. Pijat Tuina
Teknik pijat tuina telah digunakan secara luas dalam periode panjang
budaya Timur. Tuina adalah teknik pijat terapi tradisional Tiongkok dan telah
32
digunakan sejak 2700 SM. Pijat Thailand berasal dari pijat Tui-na di Cina dan
pijat Ayurveda di India, dan telah dipraktikkan tidak berubah selama 1000 tahun.
Terapi pijat ini digunakan untuk memberikan perawatan khusus kepada
orang-orang dari segala usia, dari bayi sampai tua. Praktisi menggunakan jari,
tangan, siku, lutut, atau kaki untuk memberikan tekanan pada lokasi tubuh
tertentu.
Manfaat pijat tuina berfokus pada masalah spesifik, apakah itu nyeri akut
apa kronis yang berkaitan dengan persendian, otot, atau sistem kerangka. Manfaat
lain nya dari terapi pijat tuina ini yaitu pengentasan gangguan terkait stres seperti
insomnia, sembelit, sakit kepala, dan gangguan lainnya. Keuntungan dari pijat
tuina ini adalah dapat meningkatkan berat badan (Kang, So-Hyung, dkk. 2018)
1. Teknik Pijat Tuina
a. Tekuk sedikit ibu jari anak, lalu gosok perlahan seperti gerakan memijat
bagian garis pinggir ibu jari (sisi telapak). Pijatan dilakukan mulai dari
ujung ibu jari hingga ke pangkal ibu jari sebanyak yang ibu mampu
(disarankan 100-500 kali). Pijatan pada sisi telapak ibu jari ini berfungsi
untuk memperkuat fungsi pencernaan dan limpa anak.
Gambar 4. Pijat pada sisi Telapak Ibu Jari Sumber : Mugni, Agnina. 2016.
33
b. Pijat dengan cara sedikit ditekan melingkar pada bagian pangkal ibu jari
yang paling tebal (berdaging) sebanyak 100-300 kali. Hal ini sangat
berpengaruh pada penguraian akumulasi makanan yang belum dicerna
serta menstimulasi lancarnya sistem pencernaan.
Gambar 5. Pijat pada bagian Pangkal Ibu Jari Sumber : Mugni, Agnina. 2016.
c. Gosok melingkar pada bagian tengah telapak tangan sebanyak 100-300
kali, dengan radius lingkaran kurang lebih 2/3 dari bagian tengah telapak
ke pangkal jari kelingking. Pijatan ini berfungsi untuk menstimulasi dan
memperlancar sirkulasi daya hidup dan darah serta mengharmoniskan 5
organ utama dalam tubuh anak.
Gambar 6. Pijat pada Bagian Tengah Telapak Tangan Sumber : Mugni, Agnina. 2016.
34
d. Tekan bagian lekuk buku jari dengan kuku 3-5 kali secara perlahan pada
masing-masing jari mulai dari ibu jari sampai kelingking secara
bergantian. Lalu pijat dengan cara menekan melingkar 30-50 kali per titik
buku jari. Stimulasi ini berfungsi untuk memecah stagnasi di meridian dan
menghilangkan akumulasi makanan
Gambar 7. Tekan bagian lekuk buku jari Sumber : Mugni, Agnina. 2016.
e. Tekan melingkar dengan bagian tengah telapak tangan Anda tepat di area
atas pusarnya, searah jarum jam sebanyak 100-300 kali. Ini untuk
menstimulasi agar makanan lebih lancar dicerna.
Gambar 8. Tekan bagian tengah telapak tangan Sumber : Mugni, Agnina. 2016.
35
f. Tekan dan pisahkan garis di bawah rusuk menuju perut samping dengan
kedua ibu jari sebanyak 100-300 kali. Hal ini untuk memperkuat fungsi
limpa, lambung dan juga untuk memperbaiki sistem pencernaan.
Gambar 9. Tekan Bagian Perut Sumber : Mugni, Agnina. 2016.
g. Tekan melingkar pada titik di bawah lutut bagian luar, sekitar 4 lebar jari
anak di bawah tempurung lututnya, dan lakukan sebanyak 50-100 kali.
Stimulasi ini untuk mengharmoniskan fungsi lambung, usus dan
pencernaan.
Gambar 10. Tekan di Bawah Lutut Bagian Luar Sumber : Mugni, Agnina. 2016.
36
h. Pijat punggung anak, tekan ringan pada bagian tulang punggungnya dari
atas ke bawah sebanyak 3 kali. Lalu cubit bagian kulitnya di bagian kiri
dan kanan tulang ekor lalu menjalar ke bagian atas hingga lebar 3-5 kali.
Hal ini untuk memperkuat konstitusi tubuh anak dan mendukung aliran chi
menjadi lebih sehat serta untuk memperbaiki nafsu makan anak. (Mugni
Agnina, 2016)
Gambar 11.Pijat punggung anak Sumber : Mugni, Agnina. 2016.
Recommended