View
28
Download
3
Category
Preview:
DESCRIPTION
laporan kasus
Citation preview
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1 IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. B
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 40 tahun
Status Perkawinan : Menikah
Bangsa : Indonesia
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tani
Alamat : Muaro Sebu, Muaro Jambi.
IDENTITAS DARI ALLOANAMNESIS :
Nama : Tn. M
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 43 tahun
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Tani
Alamat : Muaro Sebu, Muaro Jambi
Hubungan dengan pasien : Suami
Keakraban dengan pasien : Akrab
Kesan pemeriksaan/ dokter terhadap keterangan yang diberikan : Dapat dipercaya
I. Anamnesis
Keterangan/ anamnesis di bawah ini diperoleh dari :
Pasien dan informan (alloanamnesis/suami pasien)
1. Pasien datang ke fasilitas kesehatan ini atas keinginan :
Sendiri
2. Keluhan utama :
Os merasa cemas
Os susah tidur sejak ±1 bulan yang lalu
3. RPS/RPP:
Keluhan dan gejala :
Sejak sebulan yang lalu Os merasa cemas, gelisah, jantung berdebar-
debar, dan takut mati. Perasaan cemas dirasakan sepanjang hari dan semakin
meningkat terutama saat malam hari menjelang tidur. Perasaan cemas yang
seperti ini baru pertama kali dirasakan oleh Os. Os mengaku susah tidur.
Selama 2 minggu pertama Os susah memulai tidur, Os merasa cemas dan
takut kalau Os tidur keesokan harinya Os tidak bangun lagi, karena itu Os
sehari tidur dan sehari tidak. 1 minggu terakhir Os tidak bisa tidur sama sekali
sampai pagi, meskipun Os telah berusaha memejamkan matanya.
Os susah berkonsentrasi dan fokus pada saat membaca ataupun
menonton televisi, meskipun demikian Os masih tetap bekerja memanen
kelapa sawit di kebun dan melakukan aktifitas rumah tangga seperti biasanya
meskipun agak sedikit terganggu. Nafsu makan dan BB os turun selama sakit,
meskipun nafsu makan Os menurun, Os tetap memaksakan untuk makan
meskipun sedikit dengan memasak makanan yang biasanya Os sukai, tetapi
ini tidak banyak membantu karena tetap saja Os hanya makan 4-5 suap.
Os juga mengeluh sering sakit kepala. Sakit kepala dirasakan seperti
mengikat didaerah kepala belakang, leher dan pundak.
Perasaan seperti ini dirasakan Os setelah kematian sahabat dekat yang
sudah lama dikenalnya. ± satu bulan yang lalu sebelum munculnya gejala
yang dirasakan os, sahabat os yang sama-sama bekerja sebagai pemanen
kelapa sawit meninggal mendadak. Sehari sebelumnya Os dan temannya
masih memanen sawit berdua, dan sahabatnya terlihat sehat dan baik-baik
saja. Malam harinya sahabat Os demam, dan pada saat dibangunkan oleh
suaminya untuk solat subuh, sahabat Os tidak bangun dan telah meninggal
dunia.
Os sempat berobat ke poli syaraf di salah satu rumah sakit swasta di
jambi. Os tidak dirawat dan hanya diberikan obat, salah satunya diberikan
obat tidur. Os bias tidur dengan mengkonsumsi obat, dan jika Os tidak
mengkonsumsi obat tidurnya, Os tidak bisa tidur sama sekali. Os merasa
keluhannya semakin lama semakin memburuk oleh karena itu Os memutuskan
untuk memeriksakan kesehatannya ke RSJ.
4. Hendaya/disfungsi dalam hubungan sosial, pekerjaan dan penggunaan
waktu senggangnya.
Os melakukan aktivitas keseharian seperti biasanya meskipun agak sedikit
terganggu. Os mudah bergaul dengan orang-orang disekitarnya baik keluarga
maupun teman-temannya.
5. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat psikiatrik :
Os tidak pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya.
Riwayat medis :
Riwayat trauma kepala (-), DM (-), kejang (-), hipertensi (-).
Riwayat penggunaan alkohol dan zat lain :
Penggunaan zat (-) alkohol (-).
6. Riwayat Keluarga
6.1. Faktor keturunan (genetik) :
Tidak ada riwayat kelurga.
Dikelurga os tidak ada yang mengalami gangguan jiwa maupun yang
mengalami gangguan seperti yang sekarang Os alami.
6.2. Penggunaan Alkohol : Tidak ada riwayat keluarga.
6.3. Perilaku antisosial : Tidak ada riwayat keluarga
6.4. Kepribadian keluarga,
Ayah : baik (+), perhatian (+), tegas (+)
Ibu : penurut (+), perhatian (+), perhatian (+), penyabar (+)
Saudara laki-laki : baik (+), perhatian (+), tegas (+)
Saudara perempuan : penurut (+) , perhatian (+), penyabar (+)
6.5. Urutan saudara dan usiannya : os. merupakan anak pertama.
Os bersaudara 3 orang, Os anak pertama
Keterangan :
: laki – laki
: perempuan : pasien
7. Riwayat Pribadi
Riwayat prenatal dan perinatal
Pasien lahir setelah dikandung selama 9 bulan, merupakan kehamilan
yang diharapkan dan direncanakan, lahir spontan dibantu oleh dukun dan
tidak ada penyulit dalam proses kehamilan atau persalinan. Pasien lahir
dengan berat badan cukup dan tidak memiliki kelainan fisik.
Masa kanak-kanak awal ( kelahiran sampai usia 3 tahun )
a. Kebiasaan makan dan minum
Tidak diketahui dengan pasti oleh pasien karena kedua orangtuanya sudah
meninggal. Sepengetahuan pasien, ibunya tetap memberikan ASI disela
kesibukannya.
b. Perkembangan awal
Sepengetahuan pasien, secara umum kesehatan pasien baik, pertumbuhan
dan perkembangan tampak normal seperti anak lainnya.
c. Toilet training
Tidak diketahui bagaimana toilet traning diajarkan oleh ibunya.
d. Gejala-gejala dari gangguan perilaku
Tidak ada.
e. Kepribadian dan temperamen
Os termasuk anak yang aktif dan tidak rewel.
Masa kanak-kanak menengah ( usia 3 – 11 tahun )
Pertumbuhan dan perkembangan Os sama seperti anak seusianya. Os
merupakan anak yang aktif, mudah bergaul dan sedikit pemalu, Os memiliki
banyak teman dan bisa bergaul dengan baik dengan teman sebaya di
lingkungan sekitar rumahnya.
Os mulai masuk Sekolah Dasar umur 7 tahun, pertama sekali pergi
sekolah bersama dengan teman-teman dan diantar oleh ibu. Pulang sendiri
dari sekolah bersama teman-teman tetangga sebelah rumahnya. Tidak ada
tanda-tanda kecemasan pada hari-hari pertama masuk sekolah ataupun pada
hari-hari berikutnya. Prestasi akademik Os biasa saja, tidak pernah tinggal
kelas dan tidak pernah ada masalah selama sekolah baik dengan guru maupun
dengan teman-temannya.
Masa kanak-kanak akhir (pre-pubertas hingga remaja)
a. Hubungan sosial
Os merupakan anak yang aktif dan sedikit pemalu, os memiliki banyak
teman dan bisa bergaul dengan teman sebayanya di lingkungan sekitar
rumahnya. Os tidak pernah bermasalah dalam menjalin hubungan
pertemanan.
b. Riwayat sekolah
Os mulai masuk Sekolah Dasar umur 7 tahun, prestasi akademik Os biasa
saja, tidak pernah tinggal kelas dan tidak pernah ada masalah selama
sekolah baik dengan guru maupun dengan teman-teman. Setelah tamat SD
os berhenti sekolah karna masalah ekonomi.
c. Perkembangan kognitif dan motorik
Sesuai dengan anak seusianya
d. Masalah emosi dan fisik masa remaja
Sesuai dengan anak seusianya, tidak ada masalah dengan emosi dan fisik.
e. Riwayat Psikoseksual
i. Ketertarikan awal pada lawan jenis
Pasien mulai merasakan ketertarikan pada lawan jenis sekitar umur 14-
15 tahun.
ii. Pasien mengetahui masalah seksual dari teman-temannya.
iii.Kegiatan seksual pranikah tidak ada.
Masa Dewasa
Pekerjaan : Os bekerja sebabagai seorang buruh pemanen sawit dan
tidak pernah memiliki pekerjaan lain.
Pernikahan : Os menikah dan memiliki dua orang anak, hubungan Os
dan suaminya baik semenjak awal pernikahan hingga sekarang, tidak
pernah ada permasalahan serius.
Kepribadian orang serumah
Riwayat pendidikan : Os hanya menempuh pendidikan sekolah dasar.
Agama : Os termasuk muslim yang taat. Kehidupan beragama pasien
cukup baik, dalam kehidupannya menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan
taat beribadah.
Aktivitas Sosial : Os bersosialisasi dengan baik dengan orang-orang
disekitar, aktif dalam bermasyarakat, selalu mengikuti kegiatan gotong
royong, arisan dasawisma, majelis taklim.
Situasi sosial saat ini :
1. Tempat tinggal : tinggal bersama suami dan 2 orang anak yang
berusia 15 th dan 10 th (rumah sendiri)
2. Polusi lingkungan : bising (-), ramai (-)
Riwayat tempat tinggal yang pernah didiami os. :
No. Status Kepribadian Hubungan
1. Suami Baik (+), perhatian (+), penyabar (+)
Akrab
2. Anak perempuanAnak laki-laki
Baik(+),penurut (+)Baik(+),penurut(+)
AkrabAkrab
Rumah tempat
tinggal
Keadaan Rumah
Tenang Cocok Nyaman
Rumah orang
tua os.
√ √ √
Rumah Os
bersama suami
√ √ √
Riwayat pelanggaran hukum : Os tidak pernah melakukan pelanggaran
hukum ataupun berurusan dengan kepolisian dan tidak ada pengalaman
militer
Riwayat Seksual
Selama perkawinan kegiatan seksual dengan suami berlangsung normal.
Persepsi dan tanggapan pasien mengenai diri dan kehidupan
Os merasa dirinya saat ini sedang mengalami gangguan, dan os ingin sembuh.
Oleh Karen itu os segera mencari pengobatan.
II. Status Mental
1. Deskripsi Umum
1) Penampilan
Sikap tubuh : Roman muka tampak gelisah dan cemas
Cara berpakaian : Rapi dan kebersihan diri baik
Kesehatan fisik : Tampak sehat, perawakan agak gemuk
2) Perilaku dan aktifitas psikomotor
Cara berjalan : Normoaktif
Sikap terhadap pemeriksa : Ramah, kooperatif, kontak mata (+)
Aktivitas psikomotor : Cukup tenang dan rileks.
3) Pembicaraan
Cara berbicara : Spontan, suara jelas.
Produktifitas : Menjawab semua pertanyaan dengan
kemampuan berbahasa yang baik.
4) Afek, mood dan emosi lainnya
Afek : Luas
Mood : Cemas
Kesesuaian afek : Sesuai
5) Pikiran
Bentuk pikir : Realistik
Proses berpikir : Koheren
Isi pikiran : Preokupasi akan kematian
6) Persepsi
Ilusi : tidak ada
Halusinasi : tidak ada
Depersonalisasi : tidak ada
Derealisasi : tidak ada
7) Sensorium
Kesadaran : Kompos mentis
Orientasi W/T/O : Baik
Konsentrasi dan kalkulasi : Baik
Memori : Baik
Konsentrasi-perhatian : Baik
Pengetahuan umum : Baik
8) Pengendalian impuls : Baik
9) Daya nilai
Normal sosial : Baik
Uji daya nilai : Baik
Penilaian realitas : Baik
Tilikan : 6
10) Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya
11) Pemeriksaan psikiatrik khusus lainnya :
Tidak ada
III. Status Interna :
Tekanan Darah :120/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,8OC
RR : 20x/menit
IV. Status Neurologi :
GCS 15
Nyeri kepala (+)
Kejang (-)
V. Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik Khusus Lainnya
Tidak ada
VI. Pemeriksaan Oleh Psikolog/ Petugas Sosial dan lain-lain
Tidak ada
VII. Ikhtisar Penamuan Bermakna
Telah diperiksa seorang perempuan, 40 tahun, suku Jawa, beragama Islam,
pendidikan terakhir SD, ibu rumah tangga, anak pertama dari tiga bersaudara,
menikah satu kali, datang ke Poli Psikiatri RSHS dengan keluhan utama cemas
dan sulit tidur yang dirasakan sejak satu bulan yang lalu pada saat mengetahui
sahabat dekatnya meninggal. Kondisi ini semakin sering dialami Os bahkan
hampir setiap hari walaupun dirinya sedang tidak beraktifitas apapun. Bila
serangan datang, jantung Os langsung berdebar-debar sangat kuat, timbul cemas,
gelisah, berkeringat, sakit kepala dan timbul ketakutan akan kematian dan pada
saat serangan datang.
Hal ini membuat Os merasa khawatir dan ketakutan akan penyakitnya
sehingga Os menceritakan kondisinya ini kepada keluarganya, kemudian
langsung memeriksakan kesehatannya ke salah satu RS Swasta di Jambi. Os
tidak dirawat dan hanya diberikan beberapa obat, termasuk obat tidur. Os dapat
tidur dengan mengkonsumsi obat tidur, dan jika tidak maka Os tidak bisa tidur
sama sekali sampai pagi.
Os adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Os dibesarkan dalam
lingkungan sosiokultural Jawa dengan kondisi status ekonomi yang cukup dan
menerapkan nilai-nilai agama dengan baik. Dalam cara pengasuhan anak, ayah
dan ibunya tidak mengekang.
Dari pemeriksaan status mental didapatkan seorang perempuan tampak
sehat, perawakan agak gemuk dengan roman wajah cemas dan gelisah, tampak
rapi dan kebersihan. Mood pasien cemas dan terdapat preokupasi terhadap
kematian. Os menyadari dirinya mengalami gangguan jiwa oleh karena itu Os
ingin mendapatkan pengobatan.
VIII. Evaluasi Diagnostik
Pada Os ini ditemukan adanya tanda dan gejala yang secara klinis bermakna
dan menimbulkan suatu penderitaan (distress) dan hendaya dalam berbagai fungsi
pekerjaan dan psikososial. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Os
mengalami suatu gangguan jiwa.
Berdasarkan riwayat perjalanan penyakit, Os tidak pernah menderita
penyakit yang secara fisiologis menimbulkan disfungsi otak. Dari pemeriksaan
fisik dan neurologis juga tidak ditemukan kelainan yang secara fisiologis
menimbulkan disfungsi otak sehingga gangguan mental organik dapat
disingkirkan. Pada Os ini tidak didapatkan adanya hendaya dalam menilai realita
seperti waham dan halusinasi sehingga tidak digolongkan ke dalam gangguan
psikotik.
Dari anamnesis dan pemeriksaan status mental, pada Os ini ditemukan
gejala utama jantung berdebar-debar dan sulit tidur, bahkan tidak bisa tidur sama
sekali. Os ini menunjukkan kecemasan sebagai gejala utama yang berlangsung
hampir setiap hari selama satu bulan terakhir yang tidak terbatas pada situasi
khusus tertentu saja (bersifat free floating atau mengambang). Gejala-gejala
tersebut mencakup kecemasan dirinya akan kematian karena sebab yang tidak
jelas, entah itu sakit atau lainnya. Ditemukan pula perasaan cemas yang tiba-tiba
muncul disertai palpitasi, keringat dingin dan mual. Pada Os ini tidak ditemukan
adanya kelainan fisik (kondisi medis umum) maupun penyalahgunaan zat yang
dapat menyebabkan gangguan cemas. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka
untuk diagnosis aksis I sesuai dengan PPDGJ III pada Os ini adalah Gangguan
Cemas Menyeluruh.
Berdasarkan riwayat premorbid, hubungan interpersonal dan cara Os
menghadapi masalahnya, Os sering menggunakan mental mekanisme represi dan
rasionalisasi. Pada aksis III tidak ada diagnosis. Pada aksis IV ditemukan
adanya stresor psikososial yaitu kematian sahabat dekat dan untuk aksis V
dilakukan penilaian kemampuan penyesuaian diri dengan menggunakan skala
Global Assessment of Functioning (GAF). GAF Scale saat pemeriksaan 70 – 61
(beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara
umum masih baik) GAF Scale 1 tahun terakhir 90-81 (gejala minimal, berfungsi
baik, cukup puas, tidak lebih dari masalah harian yang biasa).
IX. Diagnosis Multiaksial
Aksis I : Gangguan Cemas Menyeluruh (F41.1)
Gangguan Campuran Ansietas dan Depresi (F41.2)
Aksis II : Tidak ada diagnosis
Aksis III : Tidak ada diagnosis
AksisIV : Masalah dengan lingkungan sosial
Aksis V : GAF Scale 1 tahun terakhir 90-81 (gejala minimal, berfungsi baik,
cukup puas, tidak lebih dari masalah harian yang biasa)
GAF Scale saat pemeriksaan 70 – 61 (beberapa gejala ringan &
menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik)
X. Daftar Masalah
1. Organobiologik : tidak ditemukan adanya kelainan
2. Psikologis :
- Adanya gejala cemas yang dirasakan pasien hampir sepanjang hari
- Preokupasi terhadap kematian
- Adanya gejala depresi
3. Psikososial :
Masalah kematian sahabat dekat
XI. Terapi
Farmakoterapi :
Setralin 5mg ½ -0-0
Alprazolam 0,5mg 0-0-1
Non farmakologi :
1. Psikoterapi suportif individu
2. Terapi kognitif perilaku
XII. Prognosis Pasien
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Faktor-faktor yang meringankan :
- Mempunyai motivasi yang kuat untuk sembuh
- Kooperatif dengan program terapi dan minum obat teratur
- Faktor pencetus jelas
- Tilikan cukup baik
- Tidak ada riwayat gangguan jiwa dalam keluarga
Faktor-faktor yang memberatkan :
- Adanya gejala depresi
- Riwayat kematian sahabat dekat.
XIII. Pembahasan
Pada pasien ini diberikan gabungan farmakoterapi dan psikoterapi. Obat
utama yang dipertimbangkan untuk pengobatan Gangguan Cemas Menyeluruh
adalah Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI), SNRI,Pregabalin,
buspiron, dan Benzodiazepin. Meskipun pemberian obat kadangkala mencapai 6
hingga 12 bulan, beberapa bukti menunjukkan bahwa pengobatan harus diberikan
dalam jangka panjang bahkan sampai seumur hidup. SSRI menjadi first line
terapi untuk Gangguan Cemas Menyeluruh. Pengobatan biasanya berlangsung
selama 18 bulan.
SSRI dapat digunakan bersama-sama dengan Benzodiazepin untuk
mengatasi gangguan cemas, tapi sebaiknya pengobatan dilakukan dengan
monoterapi. Pada dasarnya, semua SSRI efektif untuk gangguan cemas. Pasien ini
diberikan setralin 5mg dosis sekali sehari ½ tablet pada pagi hari untuk
menghindari efek insomnia yang justru merupakan salah satu keluhan pasien ini.
Sedangkan efek samping pada sistem gastrointestinal diantisipasi dengan
mengkonsumsinya setelah makan.
Psikoterapi yang efektif dalam penatalaksanaan Gangguan Cemas
Menyeluruh maupun Gangguan Panik adalah cognitive behaviour therapy,
tujuannya untuk membantu pasien mengenali dan mengubah pola pemikiran
menyimpang dan perilaku disfungsional, melalui proses ini untuk meringankan
penderitaan dan hendaya yang ditimbulkan oleh gangguan cemas ini.
CBT adalah suatu model terapi kognitif, yang intinya adalah kerjasama
antara terapis dan pasien untuk mencari penyelesaian masalah. Terapi ini
dilaksanakan dengan waktu yang singkat (15-25 pertemuan), terstruktur dan
terarah. Pasien bisa belajar untuk mengatasi masalah sendiri di kemudian hari.
Terapi ini difokuskan pada masalah saat ini dan juga pada pencegahan relaps.
Tujuan CBT ini mengubah keyakinan tersebut untuk mengurangi respon
yang bermasalah dan meningkatkan respon yang fungsional. CBT dapat diberikan
dengan model A-B-C-D. Pada model ini:
“A” adalah Activating Event (kejadian yang mencetuskan terbentuknya keyakinan
atau kepercayaan yang salah). Pada pasien ini adalah kematian sahabat dekatnya
“B” adalah Beliefs (keyakinan atau kepercayaan seseorang berdasarkan kejadian
yang mencetuskan. Bukan kejadiaan itu sendiri yang menghasilkan gangguan
perasaan, tetapi interpretasi dan keyakinan atau kepercayaan pasien tersebut
tentang kejadiaan itu). Adanya activating event membuat pasien berkeyakinan
bahwa dirinya akan mati.
“C” adalah Consequence (konsekuensi emosional dari kejadian tersebut).
Konsekuensi emosional pada pasien ini adalah pasien merasa cemas, jantungnya
berdebar-debar, sakit kepala, gelisah, sulit tidur, merasa lemah, susah makan.
“D” adalah Dispute (penggoyahan terhadap keyakinan yang tidak rasional,
tidak realistik, tidak tepat dan tidak benar kemudian menggantinya dengan
keyakinan yang rasional, realistik, tepat dan benar). Pasien diajarkan untuk
mengenali respon emosi dan perilaku yang timbul akibat pikiran tersebut dan
menilai bukti-bukti yang mendukung atau menyangkal pikirannya tersebut.
Selanjutnya pasien diminta untuk mencari penjelasan alternatif untuk pikirannya
tersebut dan diajarkan mengenai berbagai tipe kesalahan pemikiran yang umum.
Pasien kemudian diminta untuk membentuk pikiran baru berdasarkan bukti-bukti
yang ada.
Pasien juga diberikan psikoterapi suportif individu. Tahap awal dari
psikoterapi suportif individu meliputi menentukan tujuan dan menetapkan
pengaturan terapi. Terapis bekerjasama dengan pasien untuk menetapkan tujuan
pengobatan, yang biasanya fokus pada pengentasan gejala dan membangun
hubungan terapeutik.
Pada psikoterapi ini, terapis juga menjelaskan proses pengobatan atau cara
kerja pengobatan, memberikan informasi dan edukasi kepada pasien mengenai
penyakitnya, membantu pasien mengembangkan pemahaman mereka terhadap
masalahnya sehingga dapat menemukan solusi dari permasalahan mereka
daripada mengatakan pada pasien apa yang harus mereka lakukan, membantu
mengidentifikasi faktor-faktor presipitasi, mengurangi pertahanan yang
maladaptif dan memperkuat pertahanan yang adaptif, modifikasi harapan pasien
yang tidak mungkin tercapai.
XIV. Follow Up
- Tanggal 8 Desember 2015
S : Os merasa senang karena kondisinya sudah membaik. Perasaan cemas dan
keluhan lainnya sudah jarang dirasakan lagi. Os beraktivitas seperti
biasanya.
Hari ini Os diantar ke RSJ oleh suaminya.
O : Penampilan : seorang wanita, sesuai usia, penampilan rapi, roman wajah
ceria.
Pikiran : Preokupasi akan kematian.
TL : Pasien duduk tenang, relaks.
Emosi : Mood eutimik, afek sesuai.
D : Gangguan Cemas Menyeluruh
T : setralin 5mg 1/2-0-0
Alprazolam 0,5 mg 0-0-1
Psikoterapi suportif dan CBT.
Wawancara singkat dengan pasien
Dilakukan pada tanggal 8 desember 2015, pada pukul 10.00 WIB
DM = Pemeriksa
Ny. B = Pasien
DM = Selamat siang, perkenalkan saya dokter muda Ranty, maaf bu saya mau menanyakan tentang kondisi anda, boleh tidak bu?
Ny. B = Boleh dok
DM = Baiklah,.Namanya siapa bu? (berjabat tangan)
Ny.B = Nama ibu Bainik dokter (tersenyum ramah)
DM = Bu Bainik lahirnya tanggal berapa? Sekarang umurnya berapa?
Ny.B = Tanggal 7, bulan 9, tahun 1.975, sekarang umurnya 40 th dok (memori)
DM = Bu saya ada tugas presentasi kasus, kebetulan kasus yang mau saya presentasikan itu sama seperti penyakit yang sedang ibu alami sekarang, bersediakah ibu menjadi narasumber saya? Ibu tidak keberatan kan kalau saya menanyakan tentang keluhan ibu saat pertama kali berkunjung ke sini ?
Ny.B = oo boleh-boleh dok (tersenyum),
DM = Bu Bainik tinggalnya dimana?
Ny.B = di Muara sebu, muaro jambi dok
DM = kesini diantar siapa ?
Ny.B = diantar sama suami (senyum).
DM = Ibu kemaren pas dating kesini keluhannya apa ya bu? Bisa ibu ceritakan kembali ga ?
Ny.B = ya itu dokter, ibu sebulan belakang ini cemas terus, dari pagi sampe malem bawaannya cemas terus. jantung berdebar-debar, sakit kepala, ngga bisa tidur. Pokoknya fikiran bawaannya tidak bisa fokus dok. (serius)
DM = cemasnya gimana bu? Ada yang ibu fikirin ?
Ny. B = ya cemas dok, pokoknya perasaan ga bisa tenang, ga bisa fokus, rasanya ada yang aneh aja. Cemasnya sepanjang hari dok, padahal ga ada sesuatu yang aneh dengan rumah ataupun orang-orang disekitar.
DM = cemasnya itu ada waktu-waktunya gab u? misalnya ibu makin merasa cemas pas abis makan atau pas sendiri dirumah?
Ny.B = cemas nya it uterus-terusan dok, tapi ibu ngerasanya makin terasa aja pas malam dok, pas mau tidur. Jadinya ibu ga bisa tidur dok. biasanya malam lebih terasa sampai tidak bisa tidur.
DM = susah tidurnya gimana bu? Susah mau tidur atau sering terbangun? Biasanya ibu tidur jam berapa?
Ny.B = ya susah buat tidur dokter, biasanya ibu tidurnya jam 9 nah kemaren itu ibu awalnya ga bisa tidur jam sembilan meskipun ibu udah matikan lampu dan memejamkan mata. Itu ibu baring-baringnya jam 9 bisa tidurnya jam 12san, kadang jam setengah dua.
DM = Itu kenapa bu? Ada yang difikirin?
Ny.B = ibu itu bawaannya mikirin temen ibu yang meninggal mendadak sebulan yang lalu. Cuma sakit panas malamnya, terus besok paginya ga bangun lagi. Padahal sehari sebelumnya kita masi ngobrol di kebun sambil manensawit.
DM = itu teman dekat ibu ya? Pernah sakit sebelumnya?
Ny. B = iya dokter, sejak ibu pindah dari jawa kesini, ibu sering main dan kerja sama –sama dia terus, rumah juga berdekatan. Ibu kepikiran terus dok, jadinya ya ibu kaya gini.
DM = Ada masalah lain mungkin bu yang ibu fikirin ? masalah keluarga mungkin? boleh cerita kesaya bu (senyum)
Ny.B = Ga ada lah dok, ya namanya rumah tangga pasti ada lah masalah biasalah, ga ada yang begitu berat yang harus difikirin. (senyum)
DM = Hubungan sama suami, anak, keluarga, tetangga baik bu?
Ny.B = baik-baik aja dok, insyaallah ga ada masalah lah sama itu. Suami sama anak juga baik-baik aja. Keluarga tetangga juga baik-baik aja.
DM = ibu kemaren pas lahirnya cukup bulan? Lahir di mana bu?
Ny.B = kata ibunya ibu lahinya 9 bulan, lahirnya di dukun beranak dokter, dulu masih susah kalau mau lahiran di bidan, bidannya ga sebanyak sekarang (senyum)
DM = Perkembangannya gimana bu? Normal kaya anak lainnya? Pernah sakit parah gab u?
Ny.B = Normal-normal saja lah dok, Cuma pas kecil sempat ga bisa jalan gara-gara demam, hamper 6 bulanan lah. Ibu dibawa berobat ke orang pinter, abis itu bisa jalan lah, Alhamdulillah ga ada masalah sampai sekarang.
DM = pernah kejang/jatuh yang kepalanya kebentur gab u? atau ada penyakit lain?
Ny.B = ga pernah dok
DM = kalau pas masih muda ibu orangnya gimana? Temannya banyak gab u?
Ny.B = Ibu orangnya suka main lah, ga susah kalau ketemu orang. Cuma ya agak malu kalau disuruh tampil-tampil didepan umum (tertawa). Temannya banyak, karna ibu suka bergurau
DM = baiklah bu, kayanya informasinya sudah cukup. Terimakasih ya bu sudah mau jadi narasumber saya (senyum) ibu jangan lupa minum obatnya dan dating lagi untuk control.
Ny.B = iya dok, sama-sama. Dok, berapa lama ya kira-kira ibu bisa sembuh ?
DM = insyallah ibu bisa cepat sembuh, karna ibu cepat mecari pengobatan. Obatnya jangan lupa diminum ya bu, dan ibu jangan sering mikirin itu lagi, cari kesibukan lainnya yang bisa bikin ibu ketawa, dan jangan lupa kontrol ulang lagi ya bu ya, biar cepet sembuh.
Ny. B = Iya dok. Terimakasih ya dok (berjabat tangan)
DM = Sama-sama bu, hati-hati dijalan
Recommended