View
236
Download
5
Category
Preview:
Citation preview
Geologi dan Analisis Struktur Daerah Cikatomas dan Sekitarnya, Kabupaten Lebak, Banten.
Raden Rosa Setra Wiguna (12005040) 7
BAB II
GEOLOGI REGIONAL
Indonesia merupakan tempat pertemuan antara tiga lempeng besar, yaitu
Lempeng Eurasia yang relatif diam, Lempeng Pasifik yang relatif bergerak ke
arah Barat Laut, dan Lempeng Hindia yang bersatu dengan Lempeng Australia
relatif bergerak ke arah Utara (Hamilton, 1979). Hasil interaksi ini memberikan
pengaruh yang besar terhadap tatanan tektonik Indonesia.
2.1 Fisiografi Regional Fisiografi Jawa Barat dapat dikelompokkan menjadi 6 zona yang berarah
barat-timur (van Bemmelen, 1949 op. cit. Martodjojo, 1984). Zona-zona ini dari
utara ke selatan (Gambar 2.1), yaitu:
Gambar 2.1 Peta Fisiografi Jawa Barat (van Bemmelen, 1949 op. cit. Martodjojo, 1984)
1. Zona Dataran Pantai Jakarta
Zona ini dimulai dari ujung barat Pulau Jawa memanjang ke timur
mengikuti pantai utara Jawa Barat ke Kota Cirebon dengan lebar sekitar 40 km.
Daerah ini mempunyai morfologi relatif datar yang sebagian besar ditempati oleh
endapan alluvial dan lahar gunung api muda. Setempat dijumpai batuan sedimen
marin Tersier yang terlipat lemah.
DAERAH PENELITIAN
Geologi dan Analisis Struktur Daerah Cikatomas dan Sekitarnya, Kabupaten Lebak, Banten.
Raden Rosa Setra Wiguna (12005040) 8
2. Zona Bogor
Zona Bogor terletak di sebelah selatan dari Dataran Pantai Jakarta. Daerah
ini memanjang barat-laut melalui Kota Bogor, Purwakarta dan menerus sampai ke
daerah Bumiayu, Jawa Tengah. Sebelah selatan Kota Bogor terdapat perbukitan
yang umumnya berarah barat-timur, sedangkan di sebelah timur Purwakarta
perbukitan ini membelok ke selatan.
3. Zona Pegunungan Bayah
Zona ini terletak di bagian barat daya Jawa Barat. Morfologi yang dapat
dijumpai pada Zona Pegunungan Bayah berupa kubah dan punggungan yang
berada pada zona depresi tengah.
4. Zona Bandung
Zona Bandung merupakan depresi diantara barisan pegunungan
(Intramountane depressions). Pegunungan yang membatasi depresi-depresi
tersebut pada umumnya berupa tinggian yang tersusun atas batuan berumur
tersier. Secara struktural, zona ini merupakan puncak antiklin Jawa Barat yang
runtuh setelah pengangkatan. Daerah rendah ini kemudian terisi oleh endapan
gunung api muda.
5. Zona Gunung Api Kuarter
Zona Gunungapi Kuarter tersebar di sekitar bagian tengah Jawa Barat.
Zona ini terbentuk hasil dari endapan gunungapi berumur Kuarter.
6. Zona Pegunungan Selatan
Pegunungan Selatan Jawa Barat membentang dari Pelabuhan Ratu hingga
Nusa Kambangan, Cilacap. Batas Zona Pegunungan Selatan Jawa Barat dengan
Zona Bandung di beberapa tempat sangat mudah dilihat, misalnya di Lembah
Cimandiri. Di lembah ini batas tersebut merupakan perbedaan morfologi yang
mencolok dari perbukitan bergelombang langsung berbatasan dengan Dataran
Tinggi dari Pegunungan Selatan.
Berdasarkan pembagian zona ini, daerah penelitian termasuk ke dalam
Zona Bandung yang berada di dekat perbatasan dengan Zona Pegunungan Selatan.
Geologi dan Analisis Struktur Daerah Cikatomas dan Sekitarnya, Kabupaten Lebak, Banten.
Raden Rosa Setra Wiguna (12005040) 9
2.2 Stratigrafi Regional
2.2.1 Kerangka Geologi Jawa Barat
Martodjojo (1984) membagi Jawa Barat menjadi 4 blok yang didasarkan pada ciri-ciri struktur pengendapannya dan sejarah geologi. Blok- blok tersebut (Gambar 2.2):
Gambar 2.2 Kerangka Geologi Regional Jawa Barat (Martodjojo, 1984)
2.2.1.1 Blok Banten
Sebagian Blok Banten mempunyai kesamaan dengan Zona Bogor bagian
barat yang terdiri dari endapan Neogen yang terlipat kuat dan terobosan batuan
beku (van Bemmelen, 1949). Daerah ini merupakan daerah yang relatif stabil
sejak Tersier. Pada bagian selatan Blok Banten ditemui endapan Paleogen. Pada
bagian bawah ditempati oleh Formasi Bayah yang berumur Eosen Bawah
(Koolhoven, 1933 op.cit. Sujatmiko dan Santosa, 1992). Formasi Bayah terdiri
dari dua fasies yang saling menjemari, pada bagian selatan fasies tersebut bersifat
paralik dan pada fasies bagian utara bersifat neritik.
Geologi dan Analisis Struktur Daerah Cikatomas dan Sekitarnya, Kabupaten Lebak, Banten.
Raden Rosa Setra Wiguna (12005040) 10
Formasi Bayah fasies selatan ditutupi Formasi Cijengkol secara tidak
selaras saat Oligosen Bawah. Formasi ini terdiri dari konglomerat, tuf, batupasir,
lempung, batugamping dan lensa batubara.
Sedangkan di atas fasies utara diendapkan secara tidak selaras Formasi
Cicarucup yang berumur Eosen Atas yang terdiri dari endapan vulkanik dengan
perselingan batugamping (Koolhoven, 1933 op.cit. Sujatmiko dan Santosa, 1992).
Di atas Formasi Cijengkol dan Formasi Cicarucup, diendapkan Formasi Citarate
berumur Miosen Bawah bagian bawah. Formasi ini terdiri dari batugamping dan
batuan klastik tufaan yang diendapkan pada lingkungan laut dangkal. Pada bagian
atas Formasi Citarate diendapkan secara selaras Formasi Cimapag berumur
Miosen Bawah bagian atas.
Formasi Cimapag terdiri dari batupasir, batulempung dengan endapan
vulkanik yang mencirikan lingkungan laut dangkal. Pada bagian atas Formasi
Cimapag terdapat Formasi Sareweh berumur Miosen Tengah dan pada bagian
bawah Formasi Sareweh tersusun dari batulempung dengan perselingan
batugamping. Seluruh formasi ini tersingkap di daerah Banten Selatan. Endapan
Neogen tersingkap di utara Blok Banten yang terdiri dari endapan-endapan laut
dangkal, peralihan, dan darat yang berumur Miosen hingga Resen. Endapan ini
dimulai dari Formasi Badui dan pada bagian atasnya diendapkan secara berturut-
turut Formasi Bojongmanik, Formasi Genteng, Formasi Cipacar, dan Formasi
Cilegong (Martodjojo, 1984).
2.2.1.2 Blok Jakarta – Cirebon
Batuan dasar blok ini terdiri dari batuan beku dan metamorfosis derajat
rendah yang terbentuk pada akhir Tersier. Pada Tersier Bawah diendapkan batuan
vulkanik dan lempung merah Formasi Jatibarang yang berumur Eosen Atas–
Oligosen Bawah. Pada bagian atas secara tidak selaras diendapkan Formasi
Cibulakan (Jatiluhur) yang terdiri dari batulempung dan batugamping bersisipan
batupasir yang merupakan ciri dari lingkungan laut dangkal (shelf).
Geologi dan Analisis Struktur Daerah Cikatomas dan Sekitarnya, Kabupaten Lebak, Banten.
Raden Rosa Setra Wiguna (12005040) 11
Formasi Cibulakan ditutupi oleh batugamping Formasi Parigi dan pada
bagian atas diendapkan Formasi Subang yang merupakan endapan laut dangkal
(tidal flat). Setelah Formasi Subang lalu diendapkan Formasi Kaliwangu, Formasi
Ciherang dengan ciri konglomerat dan pada bagian atas merupakan endapan
vulkanik Resen yang memperlihatkan lingkungan darat (Martodjojo, 1984).
2.2.1.3 Blok Bogor Formasi Bayah yang berumur Eosen Awal merupakan batuan tertua yang
ada di Blok Bogor yang terdiri atas batupasir kuarsa, perselingan konglomerat
dengan batulempung dan sedikit batubara. Di atas Formasi Bayah, diendapkan
Formasi Batuasih yang berumur Oligosen Atas yang terdiri dari batulempung dan
batulanau. Setelah itu diendapkan Formasi Rajamandala yang berumur Miosen
Bawah dan terdiri dari batugamping, batugamping terumbu dan kalkarenit. Pada
beberapa tempat kita dapat melihat singkapan Formasi Bayah ditutupi langsung
oleh Formasi Rajamandala seperti yang terlihat pada singkapan yang ada di
Gunung Walat. Tetapi pada beberapa tempat ditutupi oleh Formasi Batuasih.
Melihat dari keadaan ini, kita dapat menafsirkan bahwa Formasi Rajamandala dan
Formasi Batuasih pada bagian bawahnya mempunyai umur yang sama yang
diendapkan pada zaman Neogen, dimulai oleh Formasi Citarum (N5–N8) yang
diperlihatkan oleh „flysch‟ dan turbidit, pada bagian atas diendapkan secara selaras
Formasi Saguling (Martodjojo, 1984).
2.2.1.4 Blok Pegunungan Selatan Blok Pegunungan Selatan dicirikan oleh batuan yang mempunyai
kedudukan hampir datar, kecuali pada endapan bancuh pada bagian bawah yang
diperkirakan berumur Eosen atau lebih tua. Pada Blok ini, pengendapan dimulai
dari Formasi Ciletuh yang dicirikan oleh ‘flysch’ pada bagian bawah, berubah
menjadi endapan fluviatil (Formasi Bayah) yang diperlihatkan oleh batupasir
konglomeratan.
Geologi dan Analisis Struktur Daerah Cikatomas dan Sekitarnya, Kabupaten Lebak, Banten.
Raden Rosa Setra Wiguna (12005040) 12
Kemudian secara tidak selaras Formasi Ciletuh dan Formasi Bayah
ditutupi oleh Formasi Jampang yang berumur Miosen Bawah yang terdiri dari
breksi vulkanik (Old Andesite Formation) dan pada bagian barat secara tidak
selaras diendapkan Formasi Cimandiri, Kab. Sukabumi, Jawa Barat akhirnya
diendapkan secara tidak selaras Formasi Bentang yang mencirikan endapan laut
dangkal–darat (Martodjojo, 1984).
2.2.2 Stratigrafi Banten Selatan
Koolhoven (1933) membagi stratigrafi Banten Selatan menjadi 3 jalur sedimentasi, yaitu (Gambar 2.3):
1. Jalur sedimentasi utara yang terdiri dari batuan sedimen berumur Miosen
Bawah hingga Tengah dari Formasi Cimapag, Formasi Sareweh, dan Formasi Badui. Jalur ini mengalami terobosan dan perlipatan lemah dengan batuan terobosan yang bersifat dioritik.
2. Jalur erupsi tengah yang diperlihatkan oleh dominasi Formasi Cikotok (Formasi Andesit Tua menurut Koolhoven, 1933) yang berinterkalasi dengan Formasi Bayah, Formasi Cijengkol, dan Formasi Citarate.
3. Jalur sedimentasi selatan yang diperlihatkan oleh kehadiran endapan
sedimen berumur Eosen sampai Miosen yang berupa batuan dari Formasi
Bayah, Formasi Cijengkol, dan Formasi Citarate. Daerah ini mengalami
perlipatan kuat yang diikuti oleh adanya pensesaran. Sesar yang terbentuk
merupakan sesar- sesar naik dan mendatar.
Geologi dan Analisis Struktur Daerah Cikatomas dan Sekitarnya, Kabupaten Lebak, Banten.
Raden Rosa Setra Wiguna (12005040) 13
Gambar 2.3 Korelasi Stratigrafi Daerah Banten Berdasarkan Peneliti Terdahulu
(Sujatmiko dan S.Santosa, 1992).
Sujatmiko & Santosa
Geologi dan Analisis Struktur Daerah Cikatomas dan Sekitarnya, Kabupaten Lebak, Banten.
Raden Rosa Setra Wiguna (12005040) 14
Gambar 2.4 Kolom Stratigrafi daerah Banten Selatan (Katili dan Koesoemadinata (1962) op. cit. Sujatmiko dan Santosa (1992)).
Geologi dan Analisis Struktur Daerah Cikatomas dan Sekitarnya, Kabupaten Lebak, Banten.
Raden Rosa Setra Wiguna (12005040) 15
2.3 Struktur dan Tektonik Regional
Tatanan tektonik dan struktur geologi di daerah Jawa bagian barat
dipengaruhi oleh subduksi lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia.
Berdasarkan rekonstruksi geodinamika (Katili, 1975 op. cit. Hamilton, 1979),
proses subduksi yang aktif pada Eosen ini telah menghasilkan pola penyebaran
batuan vulkanik Tersier di Pulau Jawa berarah barat–timur. Terbentuk juga
cekungan tengah busur (intra-arc basin) dan cekungan belakang busur (back-arc
basin) di Jawa Barat bagian Utara. Cekungan belakang busur ini secara progresif
semakin berpindah kearah utara sejalan dengan perpindahan jalur gunung api
selama Tersier hingga Kuarter (Soeria-Atmadja, dkk., 1994).
Pola-pola struktur di Pulau Jawa dapat ditemukan di permukaan. Pola-pola
yang menerus ke permukaan ini menghasilkan suatu konfigurasi struktur geologi
yang dapat dikelompokkan menjadi empat pola (Martodjojo, 1984), antara lain
(Gambar 2.3) :
Pola Meratus
Pola Meratus berarah timurlaut-baratdaya dan merupakan pola tertua yang
terbentuk pada 80-53 juta tahun yang lalu (Kapur Akhir-Eosen Awal).
Pola Meratus yang dihasilkan oleh tektonik kompresi diduga merupakan
arah awal penujaman lempeng Samudra Indo-Australia kebawah Paparan
Sunda. Di Jawa Barat kenampakan pola ini diwakili oleh Sesar Cimandiri.
Arah ini berkembang dalam rentang waktu Eosen-Oligosen Akhir.
Pola Sunda
Pola Sunda berarah utara-selatan yang terbentuk pada 53-32 juta tahun
yang lalu (Eosen Awal- Oligosen Awal). Pola ini dihasilkan oleh tektonik
regangan yang diakibatkan oleh penurunan kecepatan tumbukan Benua
India dan Eurasia yang menimbulkan rollback berumur Eosen-Oligosen
Akhir. Di Jawa Barat kenampakan pola ini diwakili oleh kelurusan
Ciletuh-Kepulauan Seribu.
Geologi dan Analisis Struktur Daerah Cikatomas dan Sekitarnya, Kabupaten Lebak, Banten.
Raden Rosa Setra Wiguna (12005040) 16
Pola Sumatera
Pola Sumatera berarah baratlaut-tenggara. Pola ini tidak terlalu dominan di Jawa Barat.
Pola Jawa
Pola Jawa berarah barat-timur merupakan pola termuda yang terbentuk
pada Kala Miosen-Awal Pliosen yang mengaktifkan pola sebelumnya dan
mengakibatkan Pulau Jawa mengalami kompresi dengan tegasan berarah
utara-selatan. Tegasan ini dihasilkan oleh penunjaman Lempeng Indo-
Australia di Selatan Jawa.
Gambar 2.5 Pola Struktur dan Tektonik Jawa Barat (Pulunggono dan Martodjojo,1994).
Salah satu sesar yang berarah utara-selatan memisahkan segmen Banten
dari Bogor dan Pegunungan Selatan. Kedudukannya sebagai unsur tektonik dinilai penting karena keberadaannya tidak hanya memisahkan pola struktur yang berbeda, tetapi juga mengontrol pola pengendapan antara segmen Banten dan sekitarnya.
Gambar 0.6 Persebaran Struktur Lokal Daerah Banten dan Sekitarnya
(Sujatmiko, dkk., 1992).
Recommended