View
220
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kemampuan Pemahaman Konsep Anak Usia Dini
1. Pengertian Pemahaman Konsep
Menurut Zacks & Tversky (dalam Santrock 2010:352), konsep
adalah kategori-kategori yang mengelompokkan objek, kejadian, dan
karakteristik berdasarkan properti umum. Apabila kita tidak memiliki
konsep, kita akan kesulitan untuk merumuskan problem yang sepele dan
bahkan tak bisa memecahkannya. Konsep juga membantu proses
mengingat, membuatnya lebih efisien. Ketika anak mengelompokkan
objek untuk membentuk konsep, mereka bisa mengingat konsep tersebut,
kemudian mengambil karakteristik konsep itu. Anak memahami konsep
melalui pengalaman langsung dengan objek atau kejadian dalam dunia
mereka, anak juga membentuk konsep melalui pengalaman dengan simbol
(sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain).
Menurut Ormrod (2009:327), konsep adalah cara mengelompokkan
dan mengkategorikan secara mental berbagai objek atau peristiwa yang
mirip dalam hal tertentu. Orang di berbagai disiplin ilmu telah
mengembangkan konsep yang beraneka ragam untuk membantu mereka
memahami secara lebih baik fenomena yang mereka pelajari.
Menurut Santrock (2010:404), pendapat umum bahwa orang
terkadang memecahkan masalah dan membentuk konsep dengan
7
Upaya Meningkatkan Pemahaman..., Perdani Septiana Rahayu, FKIP UMP 2014
8
memformulasikan dan menguji hipotesis telah lama muncul dalam
psikologi eksperimen. Tahap awal pembentukan konsep adalah memilih
hipotesis atau strategi yang konsisten dengan konsep penyelidikan kita.
Ketika kita mencari untuk menemukan sesuatu, prosesnya meliputi
pembentukan prioritas-prioritas, sebagai seorang peneliti mungkin
mengurutkan urutan eksperimen.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
pemahaman konsep adalah mengklasifikasikan objek dan peristiwa yang
sama membuat kehidupan lebih sederhana dan lebih mudah dipahami
karena konsep itu inti dari pemikiran kita.
Menurut Solso dkk (2007:403), pembelajaran konsep adalah:
a. Menguatkan pasangan tepat dari sebuah stimulus (misalnya kotak
merah) dengan respon yang mengidentifikasikannya sebagai sebuah
konsep
b. Non penguatan (bentuk hukuman) pasangan yang tidek tepat dari
sebuah stimulus (contohnya lingkaran merah) dengan respons untuk
mengidentifikasikan sebagai konsep. Tinjauan mekanistis seperti ini
hanya memisahkan ruang kecil untuk konsep yang lazim di antara
teori kognitif moderen dari struktur internal yang memilih,
mengorganisir dan mengubah bentuk informasi.
Upaya Meningkatkan Pemahaman..., Perdani Septiana Rahayu, FKIP UMP 2014
9
Dari beberapa pendapat dari beberapa ahli diatas, pemahaman
konsep juga bagian dari perkembangan kognitif karena dalam hal ini
pengembangan pemahaman konsep, anak dituntut untuk mampu
mengingat dan mengklasifikasikan objek, kejadian, dan karakteristik
berdasarkan properti umum sama seperti pendapat dari Zacks & Tversky
(dalam Santrock 2010:352).
2. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini
Menurut Yusuf LN (2010:155), perkembangan kognitif pada anak
usia dini ditandai pula oleh kemampuan mengembangkan imitasi, memori
berpikir, mempersiapkan ketajaman objek, yaitu objek-objek itu akan tetap
ada meskipun tidak ada lagi dalam lapangan persepsinya dan bergerak dari
kegiatan yang bersifat reflek ke aktivitas yang mengarah kepada tujuan.
Menurut Dariyo (2007:43), perkembangan kognitif berhubungan
dengan meningkatnya kemampuan berpikir, memecahkan masalah,
mengambil keputusan, kecerdasan dan bakat. Optimalisasi perkembangan
kognitif sangat dipengaruhi oleh kematangan fisiologis, terutama pada
bayi maupun anak-anak. Seorang anak akan dapat melakukan koordinasi
gerakan tangan, kaki maupun kepala secara sadar, setelah syaraf-syaraf
maupun otot-otot bagian organ-organ tersebut sudah berkembang secara
memadai. Artinya kemampuan kognitif harus diiringi dengan kematangan
fisiologis, sehingga perkembangan kognitif makin baikdan koordinatif.
Menurut Piaget (dalam Saputra 2005:162), perkembangan kognitif
lebih kuat bergantung pada kemampuan intelektual. Tahapan-tahapan
Upaya Meningkatkan Pemahaman..., Perdani Septiana Rahayu, FKIP UMP 2014
10
sensorimotorik, praoprasional, oprasional kognkrit dan format oprasional
selalu dialami oleh setiap anak, dan tidak akan pernah ada yang
dilewatinya meskipun tingkat kemampuan anak berbeda-beda. Tahapan ini
meningkat lebih kompleks dari pada masa awal dan kemampuan kognititf
bertambah. Perkembangan kognitif terjadi melalui suatu proses yang dia
sebut dengan adaptasi. Adaptasi merupakan penyesuaian terhadap tuntutan
lingkungan dan intelektual melalui dua hal yaitu: asimilasi dan akomodasi.
Asimilasi merupakan proses yang anak upayakan untuk menafsirkan
pengalaman barunya yang didasarkan pada interprestasinya saat sekarang
mengenai dunianya. Akomodasi merupakan aspek kedua dari adaptasi,
individu berusaha untuk menyesuaikan keberadaan struktur pikiran dengan
sejumlah pengalaman baru. Anak akan memodifikasi pendekatan untuk
menguasai perilaku anak dan memahami masa lalu.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan perkembangan
kognitif adalah pendekatan psikologi yang menyatakan anak akan mampu
mengolah informasi yang diterima untuk mengembangkan gagasan baru,
tidak hanya sekedar menerima informasi dari lingkungan. Terhadap dua
hal penting dalam proses penyesuaian diri dengan lingkungan, yaitu
asimilasi dan akomodasi.
Upaya Meningkatkan Pemahaman..., Perdani Septiana Rahayu, FKIP UMP 2014
11
3. Pengertian kognitif
Menurut Desmita, (2010:103), perkembangan kognitif berkaitan
dengan pengertian (pengetahuan), yaitu semua proses psikologis yang
berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan
lingkungannya.
Menurut Piaget (dalam John W. Santrock 2009:44), anak-anak
membangun secara aktif dunia kognititf mereka sendiri; informasi tidak
sekedar dituangkan kedalam pikiran mereka dari limgkungan. Piaget yakin
bahwa anak-anak menyesuaikan pikiran mereka untuk mencakup gagasan
baru, karena informasi tambahan memajukan pemahaman.
Menurut Patmonodewo (2003:27), kognitif sering diartikan sebagai
kecerdasan atau berfikir. Kognitif adalah pengertian yang luas mengenai
berpikir dan mengamati jadi merupakan tingkah laku-tingkah laku yang
mengakibatkan orang memperoleh pengetahuan atau yang dibutuhkan
untuk koordinasikan berbagai cara berpikir untuk menyelesaikan berbafai
masalah dapat dipergunakan sebagai tolak ukur pertumbuhan kecerdasan.
Perkembangan kognitif pada anak-anak dijelaskan dengan berbagai teori
dan berbagai peristilahan. Pandangan aliran tungkah laku (behaviorise)
berpendapat bahawa pertumbuhan kecerdasan melalui terhimpunnya
informasi yang semakin bertambah. Selanjutnya dikemukakan bahawa
perkembangan kecerdasan dipengaruhi oleh kematangan dan pengalaman.
Perkembangan kognitif dinyatakan dengan pertumbuhan kemampuan
Upaya Meningkatkan Pemahaman..., Perdani Septiana Rahayu, FKIP UMP 2014
12
merancang, meningkatkan dan mencari penyelesaian masalah yang
dihadapi
Menurut Susanto (2011:47), perkembangan kognitif merupakan
kemampuan individu untuk menghubungkan, nilai, dan
mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Proses kognitif
berhubungan dengan tingkat kecerdasan yang memadai seseorang dengan
bebagai minat terutama sekali ditujukan kepada ide-ide dan belajar.
Dari beberapa pengertian di atas dapat dipahami bahwa
perkembangan kognititf adalah sebuah istilah yang digunakan oleh
psikolog untuk menjelaskan semua aktivitas mental yang berhubungan
dengan persepsi, pikiran ingatan, dan pengolahan informasi yang
memungkin seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah
dan merencanakan masa depan atau semua proses psikologis yang
berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari, memperhatikan,
mengamati, membayangakan, memperkirakan, menilai dan memikirkan
lingkungannya.
B. Bermain Membuat Sate
1. Pengertian Metode Bermain
Menurut Rogers C.S dan Sawyers (dalam departemen pendidikan
2005:85), bermain adalah sebuah sarana yang dapat mengembangkan
anak secara optimal. Sebab bermain berfungsi sebagai kekuatan,
pengaruh terhadap pengembangan, dan lewat bermain pula didapat
Upaya Meningkatkan Pemahaman..., Perdani Septiana Rahayu, FKIP UMP 2014
13
pengalaman yang penting dalam dunia anak, hal inilah yang menjadi
dasar dari inti pembelajaran anak usia dini. Permainan secara langsung
mempengaruhi seluruh area perkembangan anak dengan memberikan
kesempatan bagi anak untuk belajar tentang dirinya, orang lain dan
lingkungannya. Permainan memberikan anak-anak kebebasan
berimajinasi, mengenali potensi diri atau bakat yang muncul dari dalam
diri mereka sendiri; mereka bermain untuk menikmati aktifitas mereka,
untuk merasakan bahwa mereka mampu,dan untuk menyempurnakan apa
saja yang telah ia dapat baik yang telah mereka ketahui sebelumnya
maupun hal-hal yang baru.
Menurut Yus (2011:134), bermain merupakan suatu kegiatan yang
sangat disenangi anak. Pada berbagai situasi dan tempat selalu saja anak
menyempatkan untuk menggunakannya sebagai area bermain dan
permainan.
Joan dan Utami (dalam anita yus 2011:134),bermain merupakan
suatu aktivitas yang membantu anak mencapai perkembangan yang utuh,
baik fisik, intelektual, sosial, moral, dan emosional. Dengan demikian,
bermain merupakan sesuatu yang perlu bagi perkembangan anak dan
dapat digunakan sebagai suatu cara untuk memacu perkembagan anak.
Bermain merupakan cara yang tepat dapat digunakan dalam kegiatan
belajar TK sekaligus ditetapkan sebagai suatu metode pengajaran.
Menurut Hurlock, (1978:320), “Bermain“ (paly) merupakan istilah
yang digunakan secara bebas sehingga arti utamanya mungkin hilang.
Upaya Meningkatkan Pemahaman..., Perdani Septiana Rahayu, FKIP UMP 2014
14
Arti yang paling tepat ialah setiap kegiatan yang dilakuakn untuk
kesenangan yang ditimbulkannya, tanpa mempertimbangkan hasil akhir.
Bermain dilakukan scara suka rela dan tidak ada paksaan atau tekanan
dari luar atau kewajiban.
Menurut Santrock, (2009:272) permainan (play) ialah suatu
kegiatan yang menyenangkan yang dilaksanakan untuk kepentingan
kegiatan itu sendiri.
Dari pendapat pakar-pakar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
melalui bermain akan menimbulkan rasa senang dan dilakukan secara
sukarela karena itu anak akan mengeksplor kemampuan
perkembangannya melalui kegiatan bermain.
2. Karakteristik Bermain
Menurut Seri Ayah Bunda (dalam sofia hartati 2005:91), bagi
anak-anak bermain adalah sarana untuk mengubah kekuatan potensial
didalam dirinya menjadi berbagai kemampuan dan kecakapan. Selain itu
bermain juga menjadi sarana penyalur energi yang sangat baik bagi anak.
Oleh karena itu kegiatan bermain pada anak hendaknya memiliki
karakteristik sebagai berikut : bermain dilakukan secara sukarela bukan
paksaan, bermain merupakan kegiatan untuk dinikmati, selalu
menyenangkan, mengasyikkan dan menggairahkan. Bermain dilakukan
tanpa “iming-iming” apapun kegiatan bermain itu sendiri sudah
menyenangkan, bermain lebih mengutamakan aktifitas daripada tujuan
karena tujuan bermain itu sendiri adalah aktifitas itu sendiri. Bermain
Upaya Meningkatkan Pemahaman..., Perdani Septiana Rahayu, FKIP UMP 2014
15
menuntut partisipasi aktif, baik secara fisik maupun psikis. Bermain itu
bebas, bahkan tidak harus selaras dengan kenyataan. Anak bebas
membuat aturan sendiri dan mengoperasikan fantasinya. Bermain itu
secara spontan, sesuai dengan yang diinginkannya saat itu. Makna dan
kesenangan bermain sepenuhnya ditentukan sipelaku, yaitu anak itu
sendiri yang sedang bermain
3. Kegiatan Membuat Sate
Permainan membuat sate merupakan permainan yang dilakukan
secara berkelompok maupun individual yang menuntut ketelitian dan
konsentrasi anak. Permainan ini merupakan modifikasi dari pembuatan
sate ayam atau kambing pada umumnya yang biasanya dilakukan orang
dewasa, bedanya adalah kegiatan membuat sate disini dilakukan oleh
anak usia dini dengan media atau bahan yang bisa langsung dimakan
tanpa dibakar atau dipanggang terlebih dahulu. Dalam satu tusuk sate
tersebut dapat fariasikan isi atau bahan yang digunakan. Dalam penelitian
ini, anak diharapkan dapat lebih bisa berkonsentrasi serta dapat
memahami apa yang diajarkan dan dicontohkan oleh guru serta
mengasah perkembangan kognitifnya.
Upaya Meningkatkan Pemahaman..., Perdani Septiana Rahayu, FKIP UMP 2014
16
4. Langkah-langkah Permainan Membuat Sate :
Tabel 2.1 langkah-langkah permainan membuat sate
5. Media dalam pembelajaran permainan membuat sate adalah :
a. bahan buah-buahan : semangka, papaya, apel, jeruk, melon, dll
b. tusuk sate
6. Manfaat metode permainan membuat sate
Metode permainan membuat sate dengan buah-buahan dapat
melatih pemahaman konsep AB-AB anak, yaitu dengan cara anak dilatih
untuk berkonsentrasi dengan cara menusukkan buah-buahan yang
berbeda, yang telah dipersiapkan guru ke dalam tusuk sate. Memasukan
7. Setelah selesai anak
menyebutkan buah-buahan
apa saja yang telah mereka
buat untuk membuat sate.
8. Guru mengefaluasi hasil
kerja siswa apakah sudah
sesuai harapan atau belum.
9. Siswa boleh memakan sate
yang telah mereka buat
dengan makan bersama-
sama
10. Anak melakukan kegiatan
membuat sate sesuai dengan
apa yang telah dicontohkan
oleh guru
1. Guru mejelaskan cara bermain membuat
sate dengan konsep AB-AB
2. Guru menjelaskan apa yang harus
dilakukan dan tidak dilakukan serta
memperingatkan kepada peserta didik
tentang alat dan bahan yang akan
digunakan.
3. Sebelum kegiatan membuat sate
dilakukan, anak diminta untuk
menyebutkan bahan buah-buahan apa
saja yang digunakan dalam proses
pembelajaran.
4. Kemudian guru mencotohkan cara
menusukkan buah-buahannya. Konsep
AB-AB disini diterapkan yaitu dengan
contoh jeruk melon-jeruk melon.
5. Guru menyiapkan bahan/alat/bahan
yang akan digunakan.
6. Anak menyebutkan buah-buahan apa
saja yang dipergunakan saat itu untuk
membuat sate, dari tusukan pertama dan
tusukan ke empat yaitu terakhir.
Upaya Meningkatkan Pemahaman..., Perdani Septiana Rahayu, FKIP UMP 2014
17
buah-buahan tersebut juga harus secara perlahan dan hati-hati karena
tusuk sate agak runcing.
Anak juga belajar mengenai suatu hal yang ada di dalam
lingkunagn sekitar yaitu jenis buah-buahan mengenal berbagai rasa
makanan. Dalam permainan ini anak akan saling berpartisipasi ke dalam
apa yang telah ditugaskan oleh guru untuk memainankan permainan
membuat sate ini dan rasa menghargai dan kepada teman akan muncul
dalam kegiatan ini. Yang paling penting adalah anak diajarkan untuk
saling bekerjasama dalam setiap kegiatan yang dibagi secara
berkelompok agar menjadikan hasil yang optimal dan memuaskan. Anak
bisa mengenal berbagai macam buah-buahan contohnya yakni: apel,
mangga,pir, semangka, melon, nanas, buah naga dll.
C. Kriteria Keberhasilan
1. Pedoman Penilaian
Menurut Sudjana (2010:3), penilaian adalah proses pemberian atau
menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu.
Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hail-hasil
belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu.
Menurut Tyler (dalam Anita Yus, (2010:39), merupakan sebuah
proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa,
dan bagaimana tujuan pendidkan sudah tercapai.
Upaya Meningkatkan Pemahaman..., Perdani Septiana Rahayu, FKIP UMP 2014
18
Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2004: 50), penilaian
merupakan usaha mengumpulkan dan menafsirkan berbagai informasi
secara sistemati, berkala, berkelanjutan, menyeluruh tentang proses dan
hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah di capai oleh anak
didik melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran. Cara mencatatan hasil
penilaian harian di laksanakan sebagai berikut:
o : Untuk anak yang perilakunya belum sesuai dengan apa yang di
harapkan
: Untuk anak yang berada pada tahap proses menuju apa yang
diharapkan.
: Anak yang perilakunya melebihi dengan yang di harapkan dan sudah
dapat menyelesaikan tugas melebihi yang direncanakan guru.
Prosedur penilaian harian menurut pedoman penilaian
Kemendiknas Dirjen Mandas dan menengah Dorektorat Pembina TK
(2010) Catatan hasil penilaian harian perkembangan anak di cantumkan
pada kolom pada penilaian di RKH, sebagai berikut:
Anak yang belum berkembang ( BB ) Sesuai dengan indikator
seperti; dalam melaksanakan tugas selalu dibantu guru, maka pada kolom
penilaian ditulis nama anak dan diberi tanda satu bintang.
Anak yang sudah mulai berkembang ( MB ) sesuai dengan
indikator sesuai yang di harapkan RKH mendapat tanda dua bintang.
Upaya Meningkatkan Pemahaman..., Perdani Septiana Rahayu, FKIP UMP 2014
19
Anak yang sudah berkembang sesuai harapan ( BSH ) pada
indikator seperti yang diharapkan RKH mendapatkan tanda tiga
bintang.
Anak yang berkembang yang sangat baik ( BSB ) melebihi
indikator seperti yang diharapkan dalam RKH mendapatkan tanda empat
bintang.
Menurut Depdiknas ( 2004: 6) cara penilaian hasil penilaian harian
dilaksanakan sebgai berikut :
o : Dapat digunakan juga untuk meninjukan bahwa anak
melakukan/menyelesaikan tugas selalu dengan bantuan guru.
: Artinya Kemampuan anak cukup.
: Dapat digunakan juga untuk menunjukan bahwa anak mampu
melakukan/ menyelesaikan tanpa bantuan guru.
Dari beberapa pendapat prosuder penilaian diatas peneliti
menggunakan penilaian Kemendiknas Dirjen Mandas dan menengah
Direktor Pembinaan TK (2010) yaitu menggunakan pedoman penilaian
sebagai berikut :
Anak yang belum berkembang ( BB ) Sesuai dengan indikator
seperti; dalam melaksanakan tugas selalu dibantu guru, maka pada kolom
penilaian ditulis nama anak dan diberi tanda satu bintang
Anak yang sudah mulai berkembang ( MB ) sesuai dengan
indikator sesuai yang di harapkan RKH mendapat tanda dua bintang
Upaya Meningkatkan Pemahaman..., Perdani Septiana Rahayu, FKIP UMP 2014
20
Anak yang sudah berkembang sesuai harapan ( BSH ) pada
indikator seperti yang diharapkan RKH mendapatkan tanda tiga
bintang.
Anak yang berkembang yang sangat baik ( BSB ) melebihi
indikator seperti yang diharapkan dalam RKH mendapatkan tanda empat
bintang.
2. Indikator Hasil Belajar
Indikator hasil belajar disesuaikan dengan kurikulum/program
pembelajaran yang ada. Indikator yang akan dikembangkan disesuaikan
dengan Standar Kompetensi (AK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada
setiap aspek pengembangan Anak Usia Dini. Pengembangan pemahaman
konsep AB-AB dengan metode bermain membuat sate dengan buah-
buahan pada anak kelompok B TK Khoirun Nida Kawunganten, Cilacap
Semester Genap Tahun Ajaran 2013-2014. Adapun kemampuan kognitif
anak dalam kurikulum TK (2004 : 45) adalah : …
Tabel 2.2 Indikator Hasil Belajar
Hasil Belajar Hasil Belajar Indikator
Anak mampu
memahami konsep
sederhana,
memecahkan
masalah sederhana
dalam kehidupan
sehari-hari.
Anak dapat memahami
bentuk dan jenis buah-
buahan.
1. Mengelompokkan benda atau buah-
buahan sesuai dengan apa yang telah
dicontohkan guru dan sesuai dengan
konsep AB-AB (jeruk apel-jeruk apel)
Anak dapat memahami
konsep-konsep
matematika sederhana
2. Memperkirakan urutan berikutnya
setelah melihat bentuk dari dua pola
yang berurutan (dua pola berurutan
yaitu awal pola jeruk apel dan yang
kedua juga jeruk apel lagi).
3. Meniru pola dengan berbagai buah-
buahan yang sudah disediakan guru
sebelumnya.
Upaya Meningkatkan Pemahaman..., Perdani Septiana Rahayu, FKIP UMP 2014
21
D. Kerangka Berfikir
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, untuk mengambil data
anak maka peneliti megumpulkan data melalui dokumentasi dan observasi,
karena pada kondisi awal didapati kemampuan kognitif anak masih sangat
rendah maka peneliti menetapkan penelitian tindakan kelas tersebut dengan
menggunakan 2 siklus dengan masing-masing siklus 3 kali pertemuan, pada
siklus I kemampuan kognitif anak belum meningkat, maka dilanjutkan pada
siklus II, pada siklus II kemampuan kognititf anak sudah meningkat maka
peneliti tindakan kelas dihentiakn sampai siklus II dan dapat digambarkan
sebagai berikut
Dalam bagan kerangka berpikir dibawah ini dalam penelitian tindakan
kelas peneliti berasumsi bahwa metode dapat meningkatkan kemampuan
kognitif anak melalui Pemahaman Konsep AB-AB Dengan Metode Bermain
Membuat Sate Dengan Buah-buahan Pada Anak Kelompok B TK Khoirun
Nida Kawunganten, Cilacap Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014.
Upaya Meningkatkan Pemahaman..., Perdani Septiana Rahayu, FKIP UMP 2014
22
Bagan Alur Berpikir
Gambar 2.1 Bagan Alur Bepikir
Berdasarkan bagan kerangka berfikir penelitian tindakan kelas di atas,
peneliti berasumsi untuk meningkatkan pemahaman konsep AB-ABmelalui
metode dermain Dengan Buah-buahan Pada Anak Kelompok B TK Khoirun
Nida Kawunganten, Cilacap Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014.
Catatan : Bila refleksi hasil Siklus 2 ternyata belum maksimal maka perlu
dilakukan tindakan pada siklus 3.
KONDISI AWAL
(Identifikasi Masalah)
REFLEKSI
Hasil Siklus 2
OBSERVASI/
Evaluasi
PeMAHAMAN
Konsep AB-AB
Siklus 2
Pelak. Siklus II
Dilakukan Kegiatan
Membuat sate 3
Kali
PELAK. SIKLUS I
Dilakukan Kegiatan
Membuat sate 3
Kali
OBSERVASI
Evaluasi Pemahaman
Konsep AB-AB Siklus I
PERENCANAAN
Perbaikan dengan
Kegiatan membuat
sate dengan bahan
buah-buahan
REFLEKSI / Diskusi
Hasil Siklus 1 (Hasil
belum maksimal)
PERENCANAAN 2
Pemahaman konsep
AB-AB Siswa
melalui kegiatan
membuat sate
Selesai
Upaya Meningkatkan Pemahaman..., Perdani Septiana Rahayu, FKIP UMP 2014
23
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka pikir diatas, diasumsikan bahwa melalui
kegiatan bermain membuat sate dengan buah-buahan dapat meningkatkan
Pemahaman Konsep AB-AB pada Anak Kelompok B TK Khoirun Nida
Kawunganten, Cilacap Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014.
Upaya Meningkatkan Pemahaman..., Perdani Septiana Rahayu, FKIP UMP 2014
Recommended