View
7
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
5
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab ini akan membahas teori-teori dasar dari peralatan-peralatan yang
digunakan dan teori-teori yang menyangkut tentang pengukuran dan analisa
okupansi spektrum menggunakan metode calculated threshold.
2.1 Spektrum Frekuensi/Gelombang Radio
Spektrum frekuensi radio merupakan sumber daya alam terbatas (limited
natural resources) yang tersedia sama di setiap negara. Pengelolaannya
memberikan dampak strategis dan ekonomis bagi kesejahteraan masyarakat negara
tersebut. Dalam kehidupan modern saat ini, spektrum frekuensi radio digunakan di
hampir semua aspek kehidupan yang meliputi telekomunikasi, penyiaran, internet,
transportasi, pertahanan keamanan, pemerintahan, kesehatan, pertanian, industri,
perbankan, pariwisata, dan sebagainya.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2000 tentang Penggunaan
Spektrum frekuensi radio dan Orbit Satelit, spektrum frekuensi radio adalah
kumpulan dari pita frekuensi radio. Sedangkan frekuensi radio adalah jumlah
getaran gelombang elektromagnetik yang terjadi dalam satu satuan waktu yang
dinyatakan dalam satuan Hertz (Hz). Berdasarkan ITU Regulation, definisi
gelombang radio atau gelombang Hertz adalah gelombang elektromagnetik dengan
frekuensi yang lebih rendah dari 3000 GHz yang merambat dalam ruang angkasa
(udara bebas) tanpa sarana penghantar buatan. International Telecommunication
Union (ITU) telah membagi spektrum radio menjadi sembilan band frekuensi.
Masing-masing band ditandai dengan nomor urut, seperti tercantum dalam Tabel
Iben, Perbandingan Pengukuran dan Analisa Okupansi Spektrum Menggunakan Metode Calculated Threshold dan Metode Visual Threshold di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Batam, 2018 UIB Repository©2018
6
Universitas Internasional Batam
2.1. Sebagai unit satuan, frekuensi Hertz (Hz) seharusnya dinyatakan sebagai
berikut:
1. Dalam kilohertz (kHz), untuk frekuensi sampai dengan 3000 kHz;
2. Dalam megahertz (MHz), untuk frekuensi diatas 3 MHz sampai dengan 3000
MHz;
3. Dalam gigahertz (GHz), untuk frekuensi diatas 3 GHz sampai dengan 3000
GHz.
Tabel 2.1 Pembagian spektrum frekuensi radio berdasarkan ITU[1]
Spektrum frekuensi radio sebagai sumber daya alam terbatas harus dikelola
secara efektif dan efisien. Langkah-langkah berikut merupakan usaha-usaha yang
dapat dilakukan untuk mengelola sumber daya alam tersebut.
1. Perencanaan penggunaan spektrum frekuensi radio yang bersifat dinamis dan
adaptif terhadap kebutuhan masyarakat dan perkembangan teknologi;
2. Pengelolaan spektrum frekuensi radio secara sistematis dan didukung sistem
informasi spektrum frekuensi radio yang akurat dan terkini;
Iben, Perbandingan Pengukuran dan Analisa Okupansi Spektrum Menggunakan Metode Calculated Threshold dan Metode Visual Threshold di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Batam, 2018 UIB Repository©2018
7
Universitas Internasional Batam
3. Pengawasan dan pengendalian penggunaan spektrum frekuensi radio yang
konsisten dan efektif;
4. Regulasi yang bersifat antisipatif dan memberikan kepastian hukum;
5. Kelembagaan pengelolaan spektrum frekuensi radio yang kuat serta didukung
oleh sumber daya manusia yang profesional serta prosedur dan sarana
pengelolaan spektrum frekuensi radio yang memadai.
Ditjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (dahulu Direktorat
Jenderal Pos dan Telekomunikasi) merupakan lembaga pengelola spektrum
frekuensi radio yang diakui ITU sebagai administrasi telekomunikasi, mewakili
negara, dalam konferensi internasional dan regional di bidang pengelolaan
spektrum frekuensi radio. Oleh karena itu, Ditjen SDPPI bertanggung jawab secara
kesisteman terhadap penggunaan spektrum frekuensi radio di wilayah Republik
Indonesia. Pengelolaan spektrum frekuensi radio tersebut meliputi kegiatan-
kegiatan sebagai berikut:
1. Mengawal pelaksanaan peraturan nasional dalam pengelolaan spektrum
frekuensi radio (UU No. 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi, PP No. 52
Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi dan PP No. 53 Tahun
2000 tentang Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit serta Peraturan
Teknis lainnya);
2. Menetapkan frekuensi kepada pengguna spektrum frekuensi radio, baik
terhadap individu maupun institusi/korporasi, melalui mekanisme lisensi
sesuai ketentuan yang berlaku;
3. Menyiapkan materi yang komprehensif untuk bahan kebijakan pengelolaan
spektrum frekuensi radio.
Iben, Perbandingan Pengukuran dan Analisa Okupansi Spektrum Menggunakan Metode Calculated Threshold dan Metode Visual Threshold di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Batam, 2018 UIB Repository©2018
8
Universitas Internasional Batam
Gelombang radio merambat di ruang angkasa tanpa mengenal batas wilayah
teritorial negara. Di setiap daerah perbatasan antar dua negara, penggunaan alokasi
frekuensi radio untuk teknologi komunikasi radio baru memerlukan suatu
koordinasi yang erat antar dua negara untuk mencegah adanya saling gangguan
(harmful interference).
Secara internasional, penggunaan spektrum frekuensi radio diatur oleh suatu
hukum internasional yang bersifat mengikat (treaty) dalam bentuk Radio
Regulations ITU, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari konstitusi dan
konvensi ITU. Radio Regulations ITU membentuk suatu kerangka kerja dasar
internasional yang membuat setiap negara anggota harus mengalokasikan dan
melakukan penataan spektrum pada tingkat yang lebih rinci.
Kerangka umum pengaturan spektrum Frekuensi radio adalah sebagai berikut:
1. Internasional
a. International Telecommunication Union (ITU).
1) World Radiocommunication Conference (WRC).
2) Radio Regulation (RR).
b. Asia Pacific Telecommunity (APT).
c. ASEAN Telecommunication Regulatory Council (ATRC).
d. Koordinasi Bilateral antar negara.
2. Nasional
a. Perundang-undangan tingkat Nasional.
b. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informasi.
c. Peraturan Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi.
d. Peraturan sektor lain yang terkait.
Iben, Perbandingan Pengukuran dan Analisa Okupansi Spektrum Menggunakan Metode Calculated Threshold dan Metode Visual Threshold di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Batam, 2018 UIB Repository©2018
9
Universitas Internasional Batam
Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Batam merupakan salah
satu UPT di bawah Direktorat Jenderal SDPPI di wilayah Kepulauan Riau yang
mempunyai tugas dan kewajiban untuk mengawasi penggunaan spektrum frekuensi
radio agar tercipta tertib penggunaan spektrum frekuensi radio. Untuk menjalankan
tugas dan kewajibannya tersebut, Balai Monitor Kelas II Batam menyelenggarakan
fungsi antara lain:
1. Penyusunan rencana dan program, penyediaan suku cadang, pemeliharaan
perangkat monitor spektrum frekuensi radio;
2. Pelaksanaan pengamatan, deteksi lokasi sumber pancaran,
pemantauan/monitor spektrum frekuensi radio;
3. Pelaksanaan kalibrasi dan perbaikan perangkat monitor spektrum frekuensi
radio;
4. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Unit Pelaksana Teknis
Monitor Spektrum Frekuensi Radio ;
5. Koordinasi monitoring spektrum frekuensi radio;
6. Penertiban dan penyidikan pelanggaran terhadap penggunaan spektrum
frekuensi radio;
7. Pelayanan/pengaduan masyarakat terhadap gangguan spektrum frekuensi radio;
8. Pelaksanaan evaluasi dan pengujian ilmiah serta pengukuran spektrum
frekuensi radio.
Iben, Perbandingan Pengukuran dan Analisa Okupansi Spektrum Menggunakan Metode Calculated Threshold dan Metode Visual Threshold di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Batam, 2018 UIB Repository©2018
10
Universitas Internasional Batam
2.2 R&S® Argus Monitoring System
Argus Monitoring System merupakan sebuah sistem monitoring spektrum
frekuensi yang dikembangkan oleh perusahaan asal Jerman, Rohde &Schwarz,
berdasarkan rekomendasi ITU. Dengan beberapa interface, pengukuran, dan
evaluasi hasil pengukuran dapat di kontrol secara online maupun offline. Sistem ini
dapat melakukan fungsi monitoring klasik dan modern, meliputi:
1. Pengukuran Frequency dan frequency offset (ITU-R SM.377).
2. Pengukuran Field strength (ITU-R SM.378).
3. Pengukuran Bandwidth (ITU-R SM.443).
4. Pengukuran Modulation dan frequency deviasi (ITU-R SM.328).
5. Pengukuran Spektrum okupansi (ITU-R SM.182 / ITU-R SM.328 / ITU-R
SM.1793).
6. Radio direction finding dan lokasi, mendengarkan, dan identifikasi di HF (ITU-
R SM.854), V/UHF dan SHF (untuk menentukan stasiun tidak berlisensi)
7. Identifikasi pengguna illegal.
8. Mode pengukuran pararel.
9. Sistem Master/Slave remote control.
2.2.1 Struktur Modul Software Argus Monitoring System
Struktur Modul Software Argus Monitoring System terdiri dari:
1. Driver Peralatan
Driver peralatan dibagi menjadi beberapa group, yaitu:
a. Receiver
b. Direction Finder
Iben, Perbandingan Pengukuran dan Analisa Okupansi Spektrum Menggunakan Metode Calculated Threshold dan Metode Visual Threshold di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Batam, 2018 UIB Repository©2018
11
Universitas Internasional Batam
c. Spectrum Analyzer (SPA)
d. Antenna
e. GPS
2. Mode Pengukuran
Mode pengukuran yang berbeda-beda sesuai dengan perangkat yang digunakan
3. Interface
Open interface, berdasarkan pada Options.
Di bawah ini adalah gambar mengenai struktur modul software Argus
Monitoring System.
Gambar 2.1 Struktur modul software Argus Monitoring System[2]
2.2.2 Sistem Dasar
Sistem dasar dari Argus Monitoring System ini terdiri dari beberapa perangkat
antara lain:
a. Antena Monitoring (contoh: HE016, HE314A1, HE500, HE010)
Iben, Perbandingan Pengukuran dan Analisa Okupansi Spektrum Menggunakan Metode Calculated Threshold dan Metode Visual Threshold di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Batam, 2018 UIB Repository©2018
12
Universitas Internasional Batam
Gambar 2.2 Antena Monitoring[2]
b. Receiver Monitoring (contoh: EM 550, ESMD, PR100)
Gambar 2.3 Receiver Monitoring[2]
c. Antena Direction Finding (contoh: ADD 295)
Gambar 2.4 Antena Direction Finding[2]
Iben, Perbandingan Pengukuran dan Analisa Okupansi Spektrum Menggunakan Metode Calculated Threshold dan Metode Visual Threshold di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Batam, 2018 UIB Repository©2018
13
Universitas Internasional Batam
d. Direction Finders (contoh: DDF 295)
Gambar 2.5 Direction Finders[2]
e. Antena Switch (contoh: ZS129A1, ZS129A2)
Gambar 2.6 Antena Switch[2]
f. Sistem Jaringan (Modem, Routers)
Gambar 2.7 Modem dan Routers[2]
2.3 Team Viewer
TeamViewer menghubungkan orang, tempat, dan hal-hal di seluruh dunia
pada cakupan terluas platform dan teknologi. TeamViewer adalah sebuah software
Iben, Perbandingan Pengukuran dan Analisa Okupansi Spektrum Menggunakan Metode Calculated Threshold dan Metode Visual Threshold di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Batam, 2018 UIB Repository©2018
14
Universitas Internasional Batam
yang memungkinkan kita untuk melakukan remote control (pengendalian jarak
jauh), sharing desktop, dan transfer file antar komputer. Melihat definisi ini jelas
bahwa dengan TeamViewer berfungsi;
1. Mengontrol sebuah komputer yang berada jauh di sana seolah-olah komputer
tersebut ada didepan operator yang sedang operator operasikan. Jika operator
mempunyai client dan mereka membutuhkan layanan dukungan atau
membutuhkan solusi cepat, maka dengan TeamViewer ini semua bisa
diselesaikan.
2. Terhubung ke komputer yang ada di kantor atau rumah saat pengguna tidak
ada di tempat (seperti ketika pengguna sedang berada di perjalanan bisnis dan
membutuhkan informasi penting)
3. Berbagi desktop untuk sebuah pertemuan, presentasi atau kerja sebuah tim,
video call ataupun call saja.
4. Mengirim file dengan sangat mudah seperti halnya copy paste antar folder
dalam satu komputer.
2.3.1 Cara Menggunakan Time Viewer
Penulis menggunakan Time Viewer versi 12 yang dapat diunduh secara gratis
dihalaman web Time Viewer yakni https://www.teamviewer.com/id/. Sebenarnya
banyak sekali kegunaan atau fungsi TeamViewer. Namun, di sini penulis hanya
akan menjelaskan bagaimana mengontrol komputer pelanggan untuk memberikan
dukungan dan atau solusi yang mereka butuhkan.
Iben, Perbandingan Pengukuran dan Analisa Okupansi Spektrum Menggunakan Metode Calculated Threshold dan Metode Visual Threshold di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Batam, 2018 UIB Repository©2018
15
Universitas Internasional Batam
Gambar 2.8 Tampilan TeamViewer12[3]
1. Syarat utama tentunya komputer kita dan komputer pelanggan sama-sama
terhubung ke internet.
2. Download aplikasi TeamViewer dari situs resminya
di https://www.teamviewer.com/id/.
3. Install TeamViewer di komputer, pastikan juga software ini sudah terinstall di
komputer pelanggan.
4. Buka apalikasi tersebut lalu hubungi pelanggan via call atau SMS untuk
meminta ID & Passwornya. Setelah itu masukkan ID pelanggan ke
form Partner ID – centang Remote control – klik Connect to partner. (Lihat
gambar2.)
5. Pada kotak dialog yang ditampilkan, masukkan password yang sudah kamu
dapatkan dari pelanggan tadi, lalu klik OK.
Iben, Perbandingan Pengukuran dan Analisa Okupansi Spektrum Menggunakan Metode Calculated Threshold dan Metode Visual Threshold di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Batam, 2018 UIB Repository©2018
16
Universitas Internasional Batam
Gambar 2.9 Authentication of TeamViewer 12[3]
6. Tunggu beberapa saat sampai layar desktop komputer pelanggan muncul di layar
komputer kita.
7. Setelah itu, kita bisa langsung menghandle komputernya dan memberikan solusi
yang mereka butuhkan.
8. Selain itu, kita juga bisa melakukan transfer file dari atau ke komputer
pelanggan.
2.4 Konfigurasi SISLASDA-SFR Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio
Kelas II Batam
Sistem Pengelolaan Sumber Daya Spektrum Frekuensi Radio (SISLASDA-
SFR) merupakan suatu sistem yang dirancang oleh Ditjen SDPPI untuk pengelolaan
spektrum frekuensi radio secara nasional. Sistem ini didesain agar memudahkan
dalam administrasi pengelolaan spektrum frekuensi radio dengan menggabungkan
sistem monitoring spektrum frekuensi radio dengan database SIM-F (Database
pengguna spektrum frekuensi radio). Dengan menggabungkan kedua sistem ini,
Iben, Perbandingan Pengukuran dan Analisa Okupansi Spektrum Menggunakan Metode Calculated Threshold dan Metode Visual Threshold di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Batam, 2018 UIB Repository©2018
17
Universitas Internasional Batam
proses perizinan dan pengawasan spektrum frekuensi radio dapat dilaksanakan
secara terpadu dan sistematis. Konfigurasi umum SISLASDA-SFR dapat dilihat
pada gambar di bawah ini:
Gambar 2.10 Konfigurasi umum SISLASDA-SFR [2]
Perangkat SISLASDA-SFR yang digunakan di UPT Balai Monitor Spektrum
Frekuensi Radio Kelas II Batam merupakan perangkat Pengadaan Tahap 2 Tahun
2010. Perangkat SISLASDA-SFR pada Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio
Kelas II Batam meliputi:
1 Stasiun Control Center (CC) di kantor Balai Monitor Kelas II Batam;
Gambar 2.11 Stasiun Control Center (CC) [4]
3 Stasiun Slave Mon-DF di Sekupang, Nongsa, dan Tjg. Uban
Iben, Perbandingan Pengukuran dan Analisa Okupansi Spektrum Menggunakan Metode Calculated Threshold dan Metode Visual Threshold di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Batam, 2018 UIB Repository©2018
18
Universitas Internasional Batam
Gambar 2.12 Stasiun Slave Mon-DF (Sekupang, Nongsa, dan Tjg. Uban) [4]
1 Stasiun Slave Monitoring di Kecamatan Meral Tjg. Balai Karimun
Gambar 2.13 Stasiun Slave Monitoring di Kecamatan Meral Tjg. Balai Karimun [4]
1 Unit Mobile Mon-DF
Iben, Perbandingan Pengukuran dan Analisa Okupansi Spektrum Menggunakan Metode Calculated Threshold dan Metode Visual Threshold di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Batam, 2018 UIB Repository©2018
19
Universitas Internasional Batam
Gambar 2.14 Unit Mobile Mon-DF [4]
Konfigurasi dari perangkat SISLADA-SFR Tahap 2 Tahun 2010 dapat dilihat
pada gambar dibawah ini:
Stasiun Pencari Arah
Stasiun Pengendali UPT Denpasar
Stasiun Monitoring
Stasiun Mobile Monitoring dan Radio Pencari Arah
Stasiun Radio Pencari Arah
Stasiun Pengendali UPT Batam
Pusat Monitoring Nasional (PMN)
SIM-F
ApplicationServer
DataBase
Server
LicenceWorkstation
AdministrasiWorkstation
TechnicalWorkstation
MonitoringServer
DataBase
Workstations
Internet
e-License
1 St. tetap MON
Area Batam
4 St. Bergerak MON-DF
3 St. tetapDF V/UHF
Wide Screen
I-NMSClient
I-NMSClient
I-NMSServer
I-NMSClient
I-NMSClient
Tanjung Balai
KarimunUPT Batam Balai Laut Tj. Uban
Argus Mon.Plus
I-NMSClient
Stasiun Pengendali UPT Batam
I-NMSClient
Stasiun Pengendali UPT Denpasar
Area Bali3 St. tetapDF V/UHF
I-NMSClient
I-NMSClient
I-NMSClient
Pos Kuta Pos Bangli Pos Bajera
UPT Banten
UPT Kupang
VUHF HF
Gambar 2.15 Konfigurasi dari perangkat SISLADA-SFR Tahap 2 Tahun 2010[2]
Sedangkan lokasi dari stasiun-stasiun tetap (fix Station) SISLASDA-SFR
Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Batam dapat dilihat pada gambar
peta di bawah ini:
Iben, Perbandingan Pengukuran dan Analisa Okupansi Spektrum Menggunakan Metode Calculated Threshold dan Metode Visual Threshold di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Batam, 2018 UIB Repository©2018
20
Universitas Internasional Batam
Gambar 2.16 Peta lokasi stasiun-stasiun tetap (fix Stations) SISLASDA-SFR Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Batam [2]
Sedangkan spesifikasi dari perangkat yang dipergunakan pada stasiun
SISLASDA-SFR Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Batam adalah
sebagai berikut:
1. Monitoring ESMD
Frequency range from 9 kHz to 26.5 GHz (basic version: 20 MHz to 3.6 GHz).
Hanya bisa digunakan untuk monitoring, digunakan pada site Tjg. Balai
Karimun.
Gambar 2.17 Monitoring ESMD [2]
2. Direction Finder DDF 255
Iben, Perbandingan Pengukuran dan Analisa Okupansi Spektrum Menggunakan Metode Calculated Threshold dan Metode Visual Threshold di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Batam, 2018 UIB Repository©2018
21
Universitas Internasional Batam
Untuk Direction Finding kecepatan scan frekuensi sampai 100 GHz/s pada
range frekuensi 20 MHz sampai 3.6 GHz. Untuk receiver / monitoringrange
frekuensi 20 MHz sampai 26.5 GHz. Digunakan pada site Sekupang, Nongsa,
Tjg Uban dan unit mobile Mon-DF.
Gambar 2.18 Direction Finder DDF 255 [2]
3. Hanheld Mon-DF PR 100
Perangkat Hand-held untuk Monitoring dan Direction Finding untuk range
frekuensi 9 kHz sampai 7.5 GHz. 1 unit pada unit mobile Mon-DF.
Gambar 2.19 Hanheld Mon-DF PR 100 [2]
2.5 Langkah Kerja Software dan Hardware R&S® Argus Monitoring System
Sebelum melakukan pengukuran dan analisa okupansi spektrum
menggunakan metode calculated threshold akan lebih baik jika terlebih dahulu
Iben, Perbandingan Pengukuran dan Analisa Okupansi Spektrum Menggunakan Metode Calculated Threshold dan Metode Visual Threshold di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Batam, 2018 UIB Repository©2018
22
Universitas Internasional Batam
memahami langkah kerja dari Software Argus Monitoring System. Tampilan awal
dari Software Argus Monitoring System adalah seperti gambar di bawah ini.
Gambar 2.20 Tampilan awal Software Argus Monitoring System [3]
Pada tampilan awal, Software Argus Monitoring System memiliki tiga bagian
utama, yaitu:
1. Menu & Toolbar
Berisi menu untuk mengakses semua fitur aplikasi pada Argus Monitoring
Software. Pada bagian Menu & Toolbar terdapat beberapa komponen, yaitu:
a. Title Bar
Menampilkan nama dari measurement unit yang digunakan.
b. Menu Bar
Akses ke semua aplikasi Software Argus Monitoring System.
c. Tool Bar
Akses cepat ke aplikasi-aplikasi yang sering digunakan (fungsi Measurement
dan Statistic).
Iben, Perbandingan Pengukuran dan Analisa Okupansi Spektrum Menggunakan Metode Calculated Threshold dan Metode Visual Threshold di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Batam, 2018 UIB Repository©2018
23
Universitas Internasional Batam
Gambar 2.21 Menu & Toolbar Software Argus Monitoring System [3]
2. Status Overview
Menunjukkan status dari perangkat yang terhubung dengan Argus Monitoring
Software, waktu dan tanggal serta koordinat lokasi pengukuran.
d. Workspace
Tempat kita melakukan pekerjaan dengan fitur dan apilkasi dari Argus
Monitoring Software.
Bagian terpenting dari software ini adalah bagian-bagian dalam Menu Bar
yang memungkinkan kita untuk mengakses semua aplikasi, mengatur setting-an
konfigurasi serta melakukan fungsi-fungsi yang lain. Menu-menu pada Menu Bar
meliputi:
1. Menu & Toolbar File
Pada menu File terdapat beberapa item yang penting yaitu:
Gambar 2.22 Menu File pada Software Argus Monitoring System [3]
Iben, Perbandingan Pengukuran dan Analisa Okupansi Spektrum Menggunakan Metode Calculated Threshold dan Metode Visual Threshold di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Batam, 2018 UIB Repository©2018
24
Universitas Internasional Batam
2. Navigator
Berfungsi untuk mengakses file hasil dari Measurement Unit dan semua
jenis file dari sistem serta mem-backup file system.
Gambar 2.23 Window Navigator Software Argus Monitoring System [3]
3. Process Measurement Result Files
Untuk mengkombinasikan beberapa hasil pengukuran menjadi satu file hasil
pengukuran agar memudahkan dalam melakukan evaluasi dan dapat digunakan
untuk memecah file dengan kriteria filter, seperti waktu, hasil pengukuran dan
setting antena.
Iben, Perbandingan Pengukuran dan Analisa Okupansi Spektrum Menggunakan Metode Calculated Threshold dan Metode Visual Threshold di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Batam, 2018 UIB Repository©2018
25
Universitas Internasional Batam
Gambar 2.24 Window Process Measurement Result Files Software Argus Monitoring System [3]
4. Menu & Toolbar Measurement
Menu Measurement memiliki beberapa sub-menu yang penting, yaitu:
Gambar 2.25 Menu Measurement pada Software Argus Monitoring System [3]
a. Select Meas. Unit
Iben, Perbandingan Pengukuran dan Analisa Okupansi Spektrum Menggunakan Metode Calculated Threshold dan Metode Visual Threshold di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Batam, 2018 UIB Repository©2018
26
Universitas Internasional Batam
Digunakan untuk memilih measurement unit yang aktif dari daftar
measurement unit yang terkoneksi serta mentransfer konfigurasi dari unit
yang digunakan jika diperlukan
Gambar 2.26 Window Select Meas. Unit Software Argus Monitoring
System [3]
b. Measurement Mode
Mode-mode pengukuran yang dapat dilakukan oleh Software Argus
Monitoring System, Mode pengukuran yang dapat dilakukan tergantung dari
option dan license yang terinstal.Penjelasan lebih lanjut mengenai
Measurement Mode ini dapat dilihat di bawah.
c. Report Administration
Untuk melakukan Order/Report Module (ORM)
d. Measurement Status
Overview singkat dari status pengukuran pada Measurement Unit yang
sedang aktif.
5. Menu & Toolbar Statistic
Menu Statistic memiliki beberapa sub-menu, yaitu:
Iben, Perbandingan Pengukuran dan Analisa Okupansi Spektrum Menggunakan Metode Calculated Threshold dan Metode Visual Threshold di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Batam, 2018 UIB Repository©2018
27
Universitas Internasional Batam
a. Frequency Band Occupancy
b. Frequency Channel Occupancy
c. Measurement Value Statistic
d. Transmission Statistic
e. Sub Audio Tone Occupancy
f. Detection of Unknown Frequencies
Gambar 2.27 Menu Statistic pada Software Argus Monitoring System[3]
6. Menu & Toolbar Configuration
Menu Configuration memiliki beberapa sub-menu, yaitu:
Gambar 2.28 Menu Configuration pada Software Argus Monitoring System [3]
a. Measurement Unit Configuration
Iben, Perbandingan Pengukuran dan Analisa Okupansi Spektrum Menggunakan Metode Calculated Threshold dan Metode Visual Threshold di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Batam, 2018 UIB Repository©2018
28
Universitas Internasional Batam
Untuk mengkonfigurasi peralatan yang ada pada Measurement unit
(Konfigurasi Antena, Receiver, Signal Path, System Path, dan lain-lain)
Gambar 2.29 Window Measurement Unit Configuration pada Software Argus Monitoring System [3]
b. Save/Load Measurement Unit Configuration
Measurement Unit Configuration dari perangkat yang sudah kita konfigurasi
dapat di-save dan di-load pada sebuah file.
c. Control Unit Configuration
Konfigurasi dari network dan database setting, konfigurasi dari System View
dari Measurement Unit yang tersedia dan pengaturan user dan user group.
Iben, Perbandingan Pengukuran dan Analisa Okupansi Spektrum Menggunakan Metode Calculated Threshold dan Metode Visual Threshold di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Batam, 2018 UIB Repository©2018
29
Universitas Internasional Batam
Gambar 2.30 Window Control Unit Configuration pada Software Argus Monitoring System [3]
7. Start Option
Mengatur Software Argus apakah sebagai kontrol dan atau measurement
unit serta mengatur apakah Software Argus akan dijalankan secara otomatis
ketika Operating System bekerja.
Gambar 2.31 Start Option pada Software Argus Monitoring System [3]
8. Menu &Toolbar ? (Help)
Menu Help memiliki beberapa sub-menu, yaitu:
Iben, Perbandingan Pengukuran dan Analisa Okupansi Spektrum Menggunakan Metode Calculated Threshold dan Metode Visual Threshold di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Batam, 2018 UIB Repository©2018
30
Universitas Internasional Batam
Gambar 2.32 Menu ? (Help) pada Software Argus Monitoring System[3]
a. Rohde & Schwarz ARGUS Help
Untuk mebuka ARGUS Help Document yang tersedia dalam bentuk PDF
b. R&S ARGUS on the web
Untuk membuka homepage Rohde & Schwarz ARGUS pada web browser
(www.argus.rohde-schwarz.com)
c. Info
Informasi mengenai software ARGUS (Versions, License, Options, Service
Packs)
Menu terpenting pada Software Argus Monitoring System ini adalah pada
menu Measurement Mode. Pada menu ini, kita dapat melakukan beberapa metode
pengukuran tergantung dari Options dan License yang terinstall pada software
Argus Monitoring System yang dimiliki. Beberapa mode pengukuran yang tersedia
antara lain:
1. Direct Measurement Mode (DMM)
2. Interactive Measurement Mode (IMM)
3. Bearing Measurement Mode (BMM)
Iben, Perbandingan Pengukuran dan Analisa Okupansi Spektrum Menggunakan Metode Calculated Threshold dan Metode Visual Threshold di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Batam, 2018 UIB Repository©2018
31
Universitas Internasional Batam
4. Automatic Measurement Mode (AMM)
5. Digital Measurement Mode (DM)
6. Parallel Measurement Mode (PAR)
7. Different Measurement Mode (DIFF)
8. Guided Measurement Mode (GMM)
9. FM/TV Measurement Mode (FMTV)
Direction finding menggunakan mode pengukuran Direct Measurement
Mode dengan aplikasi DF untuk single site atau dengan Mode Bearing
Measurement Mode. Direction finding juga dilakukan dengan menggunakan
metode triangulasi yang menggunakan 2 atau lebih site.
2.5.1 Perancangan dan Langkah-langkah Pengukuran dan Analisa Okupansi
Spektrum Menggunakan Metode Visual dan Calculated Threshold
Secara umum okupansi spektrum frekuensi radio didefinisikan sebagai
pengamatan terhadap suatu atau beberapa kanal frekuensi yang sedang digunakan
atau tidak dalam waktu tertentu. Kanal frekuensi dikatakan digunakan jika nilai
level power yang diukur lebih besar dari nilai level threshold yang telah diatur.
Waktu ideal yang dibutuhkan dalam melakukan observasi atau pengukuran adalah
24 jam, karena dianggap sudah mencakup pendudukan pada jam sibuk dan jam
biasa. Dapat juga dilakukan selama seminggu untuk mencakup hari biasa dan hari
libur (akhir pekan). Dalam observasi ini dibuat tahapan pelaksanaan observasi
pendudukan spektrum menggunakan system R&S yang dilengkapi software Argus,
sebagai berikut:
1 Tahap Pengukuran
1 Langkah awal
Iben, Perbandingan Pengukuran dan Analisa Okupansi Spektrum Menggunakan Metode Calculated Threshold dan Metode Visual Threshold di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Batam, 2018 UIB Repository©2018
32
Universitas Internasional Batam
a. Buka Argus
Gambar 2.33 Shortcut Argus pada desktop[3]
b. Masukan Password Login, lalu tekan OK
Gambar 2.34 Tampilan Login software Argus [3]
c. Muncul tampilan awal Software Argus
Gambar 2.35 Tampilan awal software Argus [10]
2 Pemilihan Fitur Pengukuran (Measurement)
Klik menu Measurement
Iben, Perbandingan Pengukuran dan Analisa Okupansi Spektrum Menggunakan Metode Calculated Threshold dan Metode Visual Threshold di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Batam, 2018 UIB Repository©2018
33
Universitas Internasional Batam
Pilih Direct Meas. Mode... atau Tekan F4 pada keyboard
Gambar 2.36 Menu Direct Measurement Mode (DMM) [10]
3. Pemilihan Antena Sesuai keperluan
Pilih Antenna yang akan kita gunakan (HE-500 atau HE-600 untuk
V/UHF & HE010 untuk HF)
Double Klik pada box pilihan antena
(DDF205/DDF255/EM100/PR100)
Gambar 2.37 Menu pemilihan antena [3]
Pilih Mode Pengukuran Pscan (Panorama Scan) pada box fitur
berikut ini;
Gambar 2.38 Menu Pscan [3]
Iben, Perbandingan Pengukuran dan Analisa Okupansi Spektrum Menggunakan Metode Calculated Threshold dan Metode Visual Threshold di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Batam, 2018 UIB Repository©2018
34
Universitas Internasional Batam
Kemudian Setting parameter Pengukuran Mode PScan dengan
nilai/posisi setting seperti data pada box fitur dibawah ini;
Gambar 2.39 Setting parameter fitur observasi okupansi spektrum [3]
Setting Parameter :
a. Masukkan atau Set Frekuensi Start dan Stop (Contoh Start 80
MHz dan Stop 2700 MHz)
b. IF Stepwidth 25 kHz ( di sesuaikan max Measurement dari
type Perangkat)
c. Set Detector pada menu Average
d. RF Attenuation Auto (penambahan Nilai RF Attenuation bisa
membantu meredakan sinyal palsu)
e. Meas. Time Auto (Pemilihan Manual (semakin kecil atau
besar meas. Time akan berpengaruh pada size filenya)
f. IF Mode Average
g. RF Mode Normal
h. Squelch Off
i. Selectivity Auto
Iben, Perbandingan Pengukuran dan Analisa Okupansi Spektrum Menggunakan Metode Calculated Threshold dan Metode Visual Threshold di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Batam, 2018 UIB Repository©2018
35
Universitas Internasional Batam
j. Untuk menampilkan menu Waterfall Diagram klik simbol
k. Setelah setting parameter dan sebelum memulai pengukuran
harus melakukan penyimpanan hasil pengukuran, Pilih Save
Measurement Result
l. Pilih Start untuk memulai pengukuran
m. Untuk Mendengarkan Suara dari hasil Monitor tekan Listen
n. Pilih Stop untuk mengakhiri pengukuran
o. Untuk keluar dan menyimpan setting parameter pilih exit
Penentuan Step Width berdasarkan lebar pita yang di ukur sesuai dengan
kapasitas perangkat yang di gunakan, contoh pada DDF 205, untuk melakukan
observasi pada range 80 – 2700 MHz artinya bandwidth pita yang akan diukur
sebesar 2700 - 80 = 2620 MHz. Dengan besar IF step width (sampling) sebesar 25
kHz, berarti jumlah pengukuran yang dilakukan pada range ini adalah 2.620.000
kHz / 25 kHz = 104.800 sampling pengukuran. Untuk pengukuran band HF (500 –
11400 kHz) IF step width diatur sebesar 500 Hz, sedangkan untuk pengukuran band
V/UHF (80 – 2700 MHz) IF step width diatur sebesar 25 kHz.
Observasi dengan Perangkat R&S® DDF-205 dapat dilakukan dengan membagi
kedalam 2 range yaitu 500 s/d 11400 kHz (step width 500 Hz) ; dan 80 s/d 2700
MHz (step width 25 kHz). Observasi dengan Perangkat R&S® DDF-007 / R&S®
PR-100 dapat dilakukan dengan membagi kedalam 3 range yaitu 500 s/d 11400 kHz
(step width 500 Hz) ; 80 s/d 1000 MHz (step width 25 kHz) ; dan 1700 s/d 2700
MHz (step width 100 kHz).
4. Tahap Pengolahan Hasil Pengukuran
Iben, Perbandingan Pengukuran dan Analisa Okupansi Spektrum Menggunakan Metode Calculated Threshold dan Metode Visual Threshold di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Batam, 2018 UIB Repository©2018
36
Universitas Internasional Batam
1. Pilih menu File pada box fitur berikut;
Gambar 2.40 Menu pengolahan file [3]
2. Kemudian pilih menu Prosess Measurement Result File pada box fitur
berikut ini;
Gambar 2.41 Menu proses file hasil pengukuran [3] Proses ini untuk membagi pita frekuensi per sub service, mengecilkan
ukuran file (size) dan waktu pengukuran per subservis yang telah diukur,
tahapannya sebagai berikut;
- Pilih File hasil pengukuran pada box Input Measurement Result
(contoh Kalasan 80-2700)
Gambar 2.42 Nama file hasil pengukuran [3]
- Pilih Compressed Measurement Result;
Iben, Perbandingan Pengukuran dan Analisa Okupansi Spektrum Menggunakan Metode Calculated Threshold dan Metode Visual Threshold di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Batam, 2018 UIB Repository©2018
37
Universitas Internasional Batam
Gambar 2.43 Menu pemilihan file yang akan dikompres ukurannya (size) [3]
- Pilih Compress Time Interval;
Gambar 2.44 Contoh pemilihan interval waktu (integration time) [3]
Untuk observasi 2 jam dapat dipilih 15 menit. Compress Time Interval (atau
Integration Time) maksudnya adalah hasil pengukuran yang dilakukan selama 2
jam akan dikompresi dengan interval waktu per 15 menit. Sesuai dengan Report
ITU-R SM.2256 yang menyatakan bahwa seluruh hasil pengukuran okupansi yang
didapatkan harus dirata-ratakan terhadap periode waktu tertentu.
3. Pembagian Subservice
- Tentukan Pita frekuensi sesuai subservice yang di pilih (contoh Pita
87.5 – 108 MHz untuk subservis siaran FM) ;
Iben, Perbandingan Pengukuran dan Analisa Okupansi Spektrum Menggunakan Metode Calculated Threshold dan Metode Visual Threshold di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Batam, 2018 UIB Repository©2018
38
Universitas Internasional Batam
Gambar 2.45 Pembagian file sesuai subservice [3]
- Pilih Copy dan Beri Nama File yang akan di Proses (contoh, file
87.5-108MHz)
Gambar 2.46 Pemilihan nama file yang akan di olah [3]
- Untuk menyelesaikan Proses pengolahan data Tekan tombol
Gambar 2.47 Tombol Execute [3]
2.5.2 Penentuan Threshold Menggunakan Metode Visual Threshold dan
Menyajikan Dalam Bentuk Grafik
Data olahan akan di buat grafik PSD, Occupancy, Waterfall dan Data
Excel, sebagai berikut:
a. Pembuatan grafik PSD, Occupancy dan Waterfall
- Pilih Navigator atau Control N
- Pilih file sesuai nama file pengukuran (Meas. Result Name)
Iben, Perbandingan Pengukuran dan Analisa Okupansi Spektrum Menggunakan Metode Calculated Threshold dan Metode Visual Threshold di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Batam, 2018 UIB Repository©2018
39
Universitas Internasional Batam
Gambar 2.48 Data file hasil pengukuran [3]
- Untuk membuat grafik, pilih menu Open as Graphic
Gambar 2.49 Menu pemilihan grafik [3]
- Kemudian Pilih Menu Cartesian Diagram untuk melihat Grafik
PSD dan Pilih 2D Waterfall Diagram Untuk menampilkan Grafik
Waterfall dan Frekuensi Occupancy.
Iben, Perbandingan Pengukuran dan Analisa Okupansi Spektrum Menggunakan Metode Calculated Threshold dan Metode Visual Threshold di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Batam, 2018 UIB Repository©2018
40
Universitas Internasional Batam
Gambar 2.50 Menu pemilihan grafik [3] Kedua tampilan Cartesian Diagram dan 2D Waterfall Diagram di
tampilkan bersamaan dan untuk menampilkan tampilan yang sejajar klik
Snap In
Gambar 2.51 Tampilan Snap In [3]
Untuk menampilkan diagram okupansi pada grafik waterfall diagram
perlu di [✔] pada opsi frequency occupancy. Untuk membuka fitur ini
buka menu Configure Graphic seperti gambar 4.43 dibawah ini.
Iben, Perbandingan Pengukuran dan Analisa Okupansi Spektrum Menggunakan Metode Calculated Threshold dan Metode Visual Threshold di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Batam, 2018 UIB Repository©2018
41
Universitas Internasional Batam
Gambar 2.52 Tampilan Configure Graphic [3]
Untuk menampilkan Nilai Threshold pada 2D Waterfall Diagram dapat
dilakukan dengan memberi centang [✔] di Legend (pada Configure
Graphic) atau klik
Gambar 2.53 Tampilan Legend [3]
Iben, Perbandingan Pengukuran dan Analisa Okupansi Spektrum Menggunakan Metode Calculated Threshold dan Metode Visual Threshold di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Batam, 2018 UIB Repository©2018
42
Universitas Internasional Batam
Berikut ini contoh tampilan grafiknya (Untuk Tampilan Grafik PSD biru
Bold)
Gambar 2.54 Contoh grafik PSD, Occupancy dan Waterfall [3]
Sistem Argus secara default menentukan batas atas dan batas bawah dari
grafik PSD dengan memperhatikan nilai maks dan min dari data range yang
didapatkan. Hal ini menjadi masalah ketika band yang diobservasi kosong atau
tidak ada pendudukan, sehingga menampilkan grafik PSD yang aneh. Untuk
mengatasi hal ini, perlu dilakukan modifikasi pada nilai level pada batas atas dan
batas bawah pada konfigurasi grafik.
Band yang biasanya perlu perbaikan pada tampilannya adalah Band 2300 dan
Band 2600 serta Band Amatir dan Bergerak Penerbangan pada pita HF.
Contoh tahapan perbaikan tampilan Cartesian Diagram pada Band 2600, yang
dilakukan sebelum grafik digabung dengan 2D Waterfall Diagram.
1. Pada Cartesian Diagram, buka Configure Graphic.
2. Perhatikan pada Y-Axis (bagian kanan), ubah nilai batas bawah nilai
20 dbµV/m dan batas atas dengan 50 dbµV/m.
P
S
OCCUPANCY
WATERFALL
Iben, Perbandingan Pengukuran dan Analisa Okupansi Spektrum Menggunakan Metode Calculated Threshold dan Metode Visual Threshold di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Batam, 2018 UIB Repository©2018
43
Universitas Internasional Batam
3. Tampilan setelah nilai level batas bawah dan batas atas diperbaiki.
Gambar 2.56 Tahapan perbaikan tampilan pada Cartesian Diagram [3]
Pada grafik Cartesian Diagram, dapat ditambahkan garis horisontal sebagai
penanda nilai Threshold.
b. Pengambilan Data Excel.
Langkah-langkah untuk menambahkan garis threshold pada tampilan
Cartesian Diagram (grafik PSD) sebagai berikut :
1. Pilih file dari Navigator, buka kedalam bentuk Cartesian.
2. Buka Configure Graphic, lalu pilih Trace yang kosong (Trace 1 biasanya
berisi measurement result).
12
3{ Nilai Level yang
telah disesuaikan
Iben, Perbandingan Pengukuran dan Analisa Okupansi Spektrum Menggunakan Metode Calculated Threshold dan Metode Visual Threshold di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Batam, 2018 UIB Repository©2018
44
Universitas Internasional Batam
3. Pilih jenis garis dahulu (solid, bold atau putus-putus), lalu pilih
“CONSTANT” pada dropdown menu Trace.
4. Masukkan nilai Threshold (misalnya -2, satuan dbµV/m tidak perlu
dimasukkan, sistem akan otomatis menyesuaikan dengan data yang
terbuka).
5. Klik apply, lalu OK. Done.
Gambar 2.57 Tahapan penambahan garis Threshold pada Cartesian Diagram [3]
3 4
5
2
Iben, Perbandingan Pengukuran dan Analisa Okupansi Spektrum Menggunakan Metode Calculated Threshold dan Metode Visual Threshold di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Batam, 2018 UIB Repository©2018
45
Universitas Internasional Batam
Gambar 2.58 Contoh garis Threshold yang telah ditambahkan [3]
- Untuk mengambil data excel hasil pengukuran dapat mengikuti langkah
dibawah ini :
Feature Export pada ARGUS hanya mengakses ke Ms.Excel 2003 dengan
jumlah baris sekitar 65 ribu. Disarankan untuk melakukan copy + paste manual dari
Argus ke Ms.Excel 2007 (keatas) dengan pertimbangan jumlah baris yang
disediakan lebih dari 1 juta baris.
Adapun tahapannya adalah sebagai berikut :
1. Masuk ke menu Navigator dan pilih hasil pengukuran yang akan dicopy ke
Ms.Excel.
2. Pilih ‘Open as Text’
3. Setelah terbuka, masuk ke menu ‘Edit’ lalu pilih ‘Select All’ untuk memblok
seluruh data.
4. Setelah semua data di-highlight, Pilih ‘Copy’, dan tunggu sebentar sampai
proses copy selesai.
5. Buka MS.Excel (disarankan untuk menggunakan MS.Excel versi 2007 keatas
karena batasan maksimum jumlah baris yang disediakan).
6. Paste data yang telah dicopy tadi ke Ms.excel, lal beri nama file yang sesuai.
Iben, Perbandingan Pengukuran dan Analisa Okupansi Spektrum Menggunakan Metode Calculated Threshold dan Metode Visual Threshold di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Batam, 2018 UIB Repository©2018
46
Universitas Internasional Batam
Gambar 2.59 Tahapan copy + paste hasil pengukuran secara manual [3]
2.6 Metode Penentuan Threshold
Sesuai dengan ITU Report ITU-R SM.2256, threshold adalah suatu nilai yang
telah ditentukan sehingga suatu channel dapat dikatakan ‘occupied’ atau diduduki.
Nilai okupansi hasil pengukuran sangat dipengaruhi oleh nilai threhold, sehingga
dalam penentuan nilainya harus dengan kehati-hatian. Nilai threshold diusahakan
cukup rendah supaya dapat dikondisikan dengan receiver komersiil yang ada
disekitar lokasi pengamatan, tetapi juga tidak boleh terlalu rendah untuk
menghindari noise dan deteksi 'phantom emossion'.Saat ini metode yang paling
12
3 5 & 6
4
Iben, Perbandingan Pengukuran dan Analisa Okupansi Spektrum Menggunakan Metode Calculated Threshold dan Metode Visual Threshold di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Batam, 2018 UIB Repository©2018
47
Universitas Internasional Batam
banyak digunakan untuk menentukan threshold adalah metode visual (manual).
Metode ini masih digunakan karena dalam menentukan threshold hanya dengan
pengamatan subjektif tanpa menggunakan perhitungan dengan rumus sehingga
analisa pengukuran dapat lebih cepat dilakukan dengan mengorbankan kepresisian
atau keakuratan dalam menentukan threshold.
Secara umum terdapat beberapa metode penentuan threshold, antara lain :
Pre-Set Threshold, Dynamic Threshold, Subjektif (manual) Threshold, dan
Calculated Threshold. Dengan pertimbangan bahwa metode calculated threshold
dapat mengukur semua subservices dan merupakan rekomendasi ITU-R SM 1753
maka pada pengukuran dan analisa okupansi spektrum ini akan menggunakan
metode calculated threshold.
2.6.1 Pre-Set Threshold
Suatu nilai fix dapat digunakan jika hasil yang diinginkan merupakan hasil
yang persis mencermikan situasi yang dirasakan oleh peralatan pengguna umum
dilokasi pengukuran. Sensivitas dan bandwidth receiver yang digunakan juga
disamakan dengan karakter receiver komersil yang digunakan oleh pengguna.
Selain itu, nilai SNR (Signal-to-Noise Ratio) yang dibutuhkan oleh system dan nilai
field strength minimum juga harus diketahui.
Threshold yang akan diterap-kan di set sesuai dengan salah satu kriteria :
a. Minimum field strenght yang diinginkan;
b. Sensitivitas receiver ditambahkan dengan SNR minimum untuk servis
radio yang diamati.
Bandwidth pengukuran harus sama dengan nilai bandwidth pada perangkat
penerima. Jika bandwidth pengukuran (RBW – Resolution Bandwidth) lebih kecil
Iben, Perbandingan Pengukuran dan Analisa Okupansi Spektrum Menggunakan Metode Calculated Threshold dan Metode Visual Threshold di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Batam, 2018 UIB Repository©2018
48
Universitas Internasional Batam
dari pada Bandwidth yang dimonitor (OBW – Occupied Bandwidth), maka nilai
threshold harus dikurangi nilai berikut:
10 log .........................................................(1)
2.6.2 Dynamic Threshold
Metode dynamic threshold disarankan jika tujuan pengukuran adalah untuk
mendeteksi emisi sebanyaknnya tanpa memperhatikan nilai level sinyal. Karena
metode ini mampu menyesuaikan nilai threshold sesuai dengan keadaan noise floor
pada waktu itu, maka perlu diperhatikan kondisi noise floor disekitar lokasi
pengukuran. Terdapat beberapa metode dalam menentukan noise floor:
1. Langsung melakukan pengukuran noise floor pada kanal yang tidak
digunakan. Metode ini bergantung ketersediaan kanal frekuensi yang
dimonitor. Maksud dari kanal yang tidak digunakan adalah kanal dipakai
pengguna manapun sehingga tidak terpengaruh emisi-emisi. Pengaturan
parameter pada pengukuran okupansi harus disesuaikan dengan pengaturan
untuk pengukuran noise floor tadi. Ringkasnya, metode ini digunakan untuk
sekali pengukuran level noise floor dan hasilnya diterapkan pada seluruh
pengukuran okupansi, dengan kondisi berikut :
a. Seluruh band atau kanal yang diukur dekat dengan kanal frekuensi yang
dijadikan sampel pengukuran noise floor.
b. Noise buatan berada dibawah nilai level noise secara keseluruhan pada
sistem penerima, atau tidak berubah secara signifikan pada waktu
pengukuran.
Iben, Perbandingan Pengukuran dan Analisa Okupansi Spektrum Menggunakan Metode Calculated Threshold dan Metode Visual Threshold di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Batam, 2018 UIB Repository©2018
49
Universitas Internasional Batam
2. Melakukan pengukuran pada kanal yang sedang tidak digunakan. Pada
sistem analog atau sistem TDMA dimana suatu kanal frekuensi tidak
dipakai terus-menerus, dapat dilakukan pengukuran level noise floor pada
channel atau frekuensi tersebut tidak digunakan. Karena pengukuran noise
dilakukan pada frekuensi sebenarnya (hanya saja sedang tidak digunakan
atau dipakai) yang termasuk kedalam channel yang akan diamati maka
metode ini lebih disarankan dibanding metode pertama. Metode ini bebas
terhadap perubahan nilai noise level oleh frekuensi dan waktu merupakan
keuntungan dari pengukuran okupansi banyak frekuensi..
2.6.3 Visual Threshold
Visual threshold merupakan metode penentuan threshold melalui
pengambilan nilai secara subjektif dengan melihat nilai noise floor dan memperikan
berapa nilai threshold yang sesuai. Metode ini sangat sering digunakan karena
penggunaannya yang sangat sederhana dan dapat dilakukan dengan cepat.
2.6.4 Calculated Threshold
Selain ketiga metode diatas, nilai threshold juga dapat diperoleh melalui
perhitungan nilai level yang diperoleh dari pengukuran dalam satu kali scan. Tetapi
metode ini hanya dapat diaplikasikan untuk pengukuran Frequency Band
Occupancy (FBO) atau pengukuran dengan lebar bandwitdh yang sama.
Metode yang juga dikenal dengan "metode 80%" dijelaskan secara terperinci
dalam rekomendasi ITU-R SM.1753, dan memiliki prinsip sebagai berikut:
Hasil level power yang diukur, nilainya diurutkan dari nilai yang terendah ke
tertinggi, kemudian 80% dari jumlah sampel level power dengan nilai tertinggi
tidak digunakan atau dibuang. lalu sisa 20% sampel terendah dirata-ratakan. Hasil
Iben, Perbandingan Pengukuran dan Analisa Okupansi Spektrum Menggunakan Metode Calculated Threshold dan Metode Visual Threshold di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Batam, 2018 UIB Repository©2018
50
Universitas Internasional Batam
rata-rata tersebut adalah nilai Noise Floor. Sama seperti metode Pre-set dan
dynamic diatas, nilai threshold diperoleh dengan menambahkan 3-5 dB diatas Noise
Floor yang didapat sebelumnya.
Gambar 2.60 Calculated Threshold[3]
Gambar 2.60 adalah contoh pengukuran dengan lima frekuensi. Nilai
threshold 1 atau garis hijau putus-putus adalah yang ditunjukkan oleh trace hijau
yaitu channel 2 dan 4 yang digunakan. Nilai threshold 2 atau garis biru putus-putus
diperoleh dengan prinsip pengukuran diatas, dimana ada empat channel yang
digunakan. Dapat dilihat 3 channel memiliki level power yang besar sehingga tidak
dapat mendeteksi pendudukan di channel 2. Dalam hal ini menunjukkan sensivitas
pengukuran dapat dikatakan tidak akurat atau hilang.
Iben, Perbandingan Pengukuran dan Analisa Okupansi Spektrum Menggunakan Metode Calculated Threshold dan Metode Visual Threshold di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Batam, 2018 UIB Repository©2018
Recommended