View
214
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
22
BAB II
PRAKTIK INSIDER TRADING DI PASAR MODAL
A. Urgensi Prinsip Keterbukaan dalam Pasar Modal
Ada alasan mengapa praktik insider trading dilarang untuk dilakukan di
industri pasar modal. Alasan utama karena praktik insider trading menciderai
prinsip keterbukaan (disclosure principle). Begitu pentingnya eksistensi dan
kedududukan prinsip keterbukaan dalam hukum pasar modal, sehingga kalau
belum bisa menjamin prinsip keterbukaan ini, hukum pasar modal tersebut
dianggap masih belum bisa menegakkan industri pasar modal.
Keterbukaan tentang fakta materiel sebagai jiwa pasar modal didasarkan
pada prinsip keterbukaan yang memungkinkan tersedianya bahan pertimbangan
bagi investor, sehingga ia secara rasional dapat mengambil keputusan untuk
melakukan pembelian atau penjualan saham.34
Menurut Bismar Nasution, setidaknya ada tiga fungsi prinsip keterbukaan
dalam pasar modal, yang antara lain adalah sebagai berikut:
35
1. Memelihara Kepercayaan Publik Terhadap Pasar.
Kepercayaan investor sangat relevan ketika munculnya
ketidakpercayaan publik terhadap pasar modal yang pada gilirannya
mengakibatkan pelarian modal (capital flight) secara besar-besaran
dan seterusnya dapat mengakibatkan kehancuran pasar modal (bursa
saham).
2. Menciptakan Mekanisme Pasar yang Efisien
34 Bismar Nasution, Op.Cit., hlm.1. 35 Adrian Sutedi, Op.Cit., hlm.99.
Universitas Sumatera Utara
23
Pasar yang efisien berkaitan dengan sistem keterbukaan wajib. Sistem
keterbukaan wajib berusaha menyediakan informasi teknis bagi
anggota saham dan profesional pasar.
3. Prinsip Keterbukaan Penting untuk Mencegah Penipuan
Dengan adanya keterbukaan maka secara tidak langsung akan
memberi perlindungan kepada investor dari tindakan penipuan
(fraud), misalnya penipuan dalam bentuk perbuatan yang
menyesatkan, pernyataan (misrepresentation) informasi, maka
perlindungan kepada investor tersebut diberikan sejak awal dengan
adanya prinsip keterbukaan sebagai protector.
Prinsip keterbukaan terhadap segala aspek kegiatan perusahaan yang
disyaratkan terhadap semua perusahaan yang menjual efeknya kepada masyarakat,
merupakan salah satu langkah atau cara awal yang dapat dipergunakan sebagai
alat untuk mendeteksi adanya tindakan penipuan, manipulasi pasar, serta insider
trading di negara-negara yang mempunyai bursa efek seperti Australia,
Singapura, Amerika Serikat, dan Jepang.36
Keterbukaan diartikan memberikan akses seluasnya kepada pemegang
saham atau investor untuk mengetahui keadaan atau informasi penting
perusahaan. Keterbukaan juga mengandung arti mengungkapkan semua hal secara
tuntas, benar, dan lengkap.
37
36 Najib A. Giysmar, Op.Cit., hlm.45. 37 M.Irsan Nasaruddin (et. al), Op.Cit., hlm.228.
Informasi yang berkualitas demikian ini dapat
menjadikan investor mengetahui keadaan atau informasi penting perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
24
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal juga memberikan
pengertian Keterbukaan di dalam Pasal 1 angka 25 :38
Informasi perusahaan adalah segala data, fakta ataupun peristiwa yang
telah, akan atau dapat terjadi di dalam atau berkaitan dengan perusahaan, baik
informasi tersebut menyangkut efek yang diterbitkan oleh perusahaan ataupun
tidak berkaitan dengan efek perusahaan.
Keterbukaan adalah pedoman umum yang mensyaratkan emiten, perusahaan publik, dan pihak lain yang tunduk pada undang-undang ini untuk menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh informasi material mengenai usahanya atau efeknya yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap efek dimaksud dan atau harga dari efek tersebut.
39
Bentuk informasi perusahaan :
40
1. Informasi Publik
Informasi publik adalah informasi yang disediakan oleh perusahaan
untuk umum, dalam arti setiap orang boleh mengetahuinya. Informasi
publik ini dapat diperoleh dalam berbagai bentuk, antara lain :
prospektus, press release (siaran pers) yang diterbitkan perusahaan,
laporan keuangan, laporan tahunan, laporan-laporan berkala, dan
laporan insidentil, baik dalam bentuk tertulis ataupun dalam bentuk
konferensi pers atau public expose lainnya.
2. Informasi Nonpublik
38 Pasal 1 angka 25 UUPM. 39 Azril Sitompul (et.al), Insider Trading : Kejahatan Di Pasar Modal, Op.Cit.,hlm.10. 40 Ibid.
Universitas Sumatera Utara
25
Informasi yang termasuk informasi non-public erat kaitannya dengan
peraturan mengenai insider trading. Informasi ini adalah informasi
yang tidak disediakan untuk umum, dalam arti tidak semua orang
berhak atau dapat mengetahuinya. Yang termasuk dalam kategori ini
antara lain projeksi-projeksi bisnis ataupun finansial perusahaan,
rencana-rencana manajemen, rencana-rencana corporate action, atau
rencana perusahaan lainnya yang belum dilaksanakan atau belum pasti
akan dilaksanakan.
3. Informasi yang Jelas
Untuk dapat dikategorikan sebagai informasi perusahaan maka
informasi tersebut bentuknya haruslah sudah jelas, bukan sekedar
rumor. Hal ini berkaitan pula dengan tanggung jawab orang dalam
perusahaan apabila terdapat kecurigaan terjadinya insider trading.
4. Informasi Price Sensitive.
Informasi material yang sensitif terhadap harga efek perusahaan
adalah informasi yang apabila diketahui suatu pihak, maka pihak
tersebut, dalam keadaan yang normal, akan terpengaruh untuk
melakukan perdagangan efek perusahaan, dan adanya informasi
tersebut akan mempengaruhi turun naiknya harga efek perusahaan,
Terdapat berbagai pandangan mengenai penentuan suatu informasi
dikategorikan sebagai informasi materil atau bukan informasi materil.41
41 Bismar Nasution, Op.Cit., hlm.11.
Pertama,
suatu informasi dikategorikan sebagai fakta materil bila informasi yang sifatnya
Universitas Sumatera Utara
26
tidak publik tersebut ,¾ menurut pemegang saham yang berakal sehat, adalah
penting bagi para pemegang saham, bukan semata-mata karena apa yang ingin
mereka ketahui. Bila fakta yang dihilangkan atau pernyataan yang tidak benar itu
secara substantif mungkin berarti (penting) sehingga dapat mengubah informasi
menjadi milik masyarakat, maka fakta tersebut adalah materil.
Kedua, penafsiran tentang fakta materil berkembang kepada apa yang
dimaksud dengan informasi “firm-specific”.Standarnya adalah informasi yang
spesifik untuk perusahaan yang bersangkutan. Standar informasi yang bersifat
firm-spesific ini merupakan standar baru, suatu terobosan terhadap standar fakta
materil sebagaimana lazimnya diatur oleh federal securities laws. Berdasarkan
standar baru ini, kewajiban penyampaian informasi tidak lahir berdasarkan
peraturan perundang-undangan, tetapi berdasarkan adanya informasi yang bersifat
firm-spesific.Suatu informasi tersebut tidak dapat menjadi materil, kecuali
informasi itu memiliki firm-specific.
Ketiga, banyak pendapat para ahli yang menyatakan bahwa suatu
informasi merupakan fakta materil bila informasi tersebut dapat mempengaruhi
turun naiknya harga saham. Dalam pasar saham yang modern, harga saham bukan
ditentukan oleh investor-investor individual amatir melainkan ditentukan oleh
investor profesional, dengan perkataan lain suatu informasi yang salah tidak dapat
merubah harga saham apabila informasi itu tidak dipercaya oleh investor potensil
yang profesional.42
42 Asumsi ini diterima oleh banyak pengadilan. Dalam Basic, Inc v. Levinson 485 U.S.
224 (1988) pengadilan berpendapat : “the proper measure of materiality in a securities fraud suit is whether the alleged misstatment would have have affected the investment decision of a reasonable investor”. Ibid, hlm.14.
Universitas Sumatera Utara
27
Setelah pemahaman mengenai suatu informasi dikategorikan sebagai fakta
materil atau bukan fakta materil telah diketahui, maka pemahaman berlanjut
kepada sejauh mana suatu informasi materil yang berisikan fakta materil tersebut
dapat di disclose ke publik atau tidak dapat di disclose ke publik. Dalam
memutuskan apakah suatu informasi akan diungkapkan (disclose) atau tidak,
perusahaan harus memperhatikan ketentuan Undang-Undang Pasar Modal dan
peraturan bursa dimana saham-saham perusahaan didaftarkan dan dicatatkan.43
Di satu pihak hukum terus mengejar dan memerinci sedetil-detilnya
tentang hal-hal apa saja yang mesti di disclose oleh pihak-pihak penyandang
kewajiban disclosure. Di pihak lain hukum juga harus memproteksi kepentingan-
kepentingan tertentu dari pihak yang diwajibkan membuka informasi tersebut.
Terkait dengan kewajiban keterbukaan ini pertanyaan yang timbul adalah
hal-hal apakah yang dapat diinformasikan oleh perusahaan kepada masyarakat dan
sebaliknya, hal-hal mana saja yang diperlukan oleh masyarakat sebelum
mengambil keputusan untuk membeli atau menjual saham yang dimilikinya.
Pertanyaan selanjutnya, yakni bagaimanakah menjaga keseimbangan antara
kepentingan perusahaan untuk menjaga rahasia perusahaan di satu pihak dan di
pihak lain hak-hak pemegang saham untuk melindungi investasi mereka, sehingga
hal ini merupakan suatu dilema.
44
Secara hukum emiten dituntut untuk menerapkan keterbukaan di dalam
menyampaikan informasi yang berhubungan dengan perusahaan, tetapi di lain sisi
emiten dan perusahaan publik perlu mempertimbangkan secara matang mengenai
43 Azril Sitompul (et.al), Insider Trading : Kejahatan Di Pasar Modal, Op.Cit., hlm.11. 44 Najib A. Giysmar, Op.Cit., hlm.24-25.
Universitas Sumatera Utara
28
hal-hal apa saja yang bisa diungkap ke publik.45 Ekses yang muncul dari
pengungkapan informasi rinci ke publik bisa menjadikan perusahaan pesaing
mengetahui keadaan perusahaan. Oleh karena itu, emiten meminta untuk
diberikan hak menjaga informasi yang merupakan rahasia perusahaan. Adalah
tugas hukum menyelaraskan dua kepentingan yang saling bertolak belakang.46
Keselarasan diantara dua kepentingan yang kontradiktif tersebut, tercermin
dalam prinsip yuridis yang menyatakan bahwa suatu disclosure di pasar modal
tidaklah semata-mata full tetapi juga haruslah fair, seperti yang tersimpul dalam
istilah full and fair disclosure
47
Hal tersebut dapat dilihat dalam contoh kewajiban keterbukaan, misalnya,
Pasal 86
.
48 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
mewajibkan emiten segera melaporkan kepada Bapepam (sekarang OJK), dan
mengumumkan kepada masyarakat tentang peristiwa material yang dapat
mempengaruhi harga efek selambat-lambatnya pada akhir hari kerja ke-2 setelah
terjadinya peristiwa tersebut. Sementara Pasal 6849
45 Untuk transaksi tertentu yang bersifat rahasia dan sangat sensitif bagi kegiatan usaha
perusahaan, otoritas pasar modal memberi kesempatan kepada perusahaan untuk tidak menyampaikan keseluruhan transaksi tersebut, namun cukup memberikan ringkasannya dan meminta agar otoritas pasar modal memperlakukannya sebagai dokumen rahasia dan tidak diberlakukan sebagai dokumen publik.
46 M.Irsan Nasaruddin (et. al), Op.Cit., hlm.229. 47 Di Amerika Serikat, peraturan tentang fair disclosure ini terdapat di dalam Regulation
FD yang dikeluarkan oleh Securities and Exchange Commission (SEC) yang merupakan peraturan yang relatif baru yang mengatur hal-hal yang menyangkut disclosure tentang hal-hal tertentu. Menurut peraturan ini, apabila emiten atau pihak lain yang bertindak atas nama emiten, melakukan disclosure tentang informasi material non-publik kepada beberapa pihak tertentu (pada umumnya, kepada para profesional di pasar modal dan para pemegang saham emiten yang kemungkinan akan melakukan perdagangan dengan informasi tersebut), maka emiten harus melakukan disclosure kepada publik atas informasi tersebut.
48 Pasal 86 UUPM. 49 Pasal 68 UUPM.
dari Undang-Undang Pasar
Modal tersebut mewajibkan akuntan publik untuk menyampaikan pemberitahuan
Universitas Sumatera Utara
29
yang sifatnya rahasia kepada Bapepam selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja
sejak ditemukan adanya hal-hal sebagai berikut : (a) Pelanggaran yang dilakukan
terhadap ketentuan dalam Undang-Undang ini dan/atau peraturan pelaksananya
dan (b) hal-hal yang dapat membahayakan lembaga dimaksud atau kepentingan
nasabahnya.50
Contoh-contoh tersebut di atas sebagaimana telah bersesuaian dengan
amanat Undang-Undang Pasar Modal tidaklah mudah untuk benar-benar
diterapkan. Kenyataannya, terdapat pertentangan batasan dan kendala untuk
menerapkan keterbukaan antara investor atau pemegang saham disatu pihak
dengan emiten pihak lain :
51
1. Investor atau pemegang saham menginginkan keterbukaan yang
sifatnya full disclosure
52
2. Investor menginginkan informasi yang tepat waktu, sementara emiten
berusaha untuk menahan informasi untuk beberapa waktu dengan
alasan pengurangan biaya penyebaran dan penerbitan laporan.
dalam mendapatkan informasi mengenai
emiten, sementara emiten hanya bersedia membuka informasi hingga
tingkatan tertentu.
50 Mohammad Samsul, Pasar Modal dan Manajemen Portofolio, (Jakarta : Airlangga,
2006), hlm.61. 51 M.Irsan Nasaruddin (et. al), Op.Cit., hlm.228. 52 Prinsip Full disclosure bermakna sebagai kewajiban emiten, perusahaan publik, atau
siapa saja yang terkait untuk mengungkapkan informasi secara jelas, seakurat, dan selengkap mungkin mengenai fakta material yang berkaitan dengan tindakan perusahaan atau efeknya yang berpotensi kuat memengaruhi keputusan pemegang saham atau calon investor terhadap saham, karena informasi itu berpengaruh pada efek atau harga efeknya.
Universitas Sumatera Utara
30
3. Investor menginginkan untuk memperoleh data yang rinci dan akurat,
sementara emiten hanya bersedia memberikan informasi secara garis
besar.
Emiten wajib menyampaikan informasi secara lengkap dan akurat.
Dikatakan lengkap kalau informasi yang disampaikan itu utuh, tidak ada yang
tertinggal atau disembunyikan, disamarkan, atau tidak menyampaikan apa-apa
atas fakta material. Dikatakan akurat jika informasi yang disampaikan
mengandung kebenaran dan ketepatan. Kalau tidak memenuhi syarat tersebut,
maka informasi dikatakan sebagai informasi yang tidak benar atau menyesatkan
(Pasal 80 ayat 1 Undang-Undang Pasar Modal), setiap pihak yang terkait
diwajibkan untuk mempertanggungjawabkan kerugian yang ditimbulkan akibat
penyampaian informasi tersebut.
Pasal 80 ayat 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
menyebutkan :53
a. Pihak yang menandatangani Pernyataan Pendaftaran.
Pihak-pihak yang bisa dimintakan pertanggungjawaban sebagai liable person atas Pernyataan Pendaftaran adalah:
b. Direktur atau komisaris emiten pada waktu Pernyataan Pendaftaran dinyatakan efektif.
c. Penjamin Pelaksana Emisi Efek. d. Profesi Penunjang Pasar Modal atau pihak lain yang
memberikan pendapat atau keterangan dan atas persetujuannya dimuat dalam Pernyataan Pendaftaran.
Dengan demikian tampak bahwa pengaturan mengenai keterbukaan atau
transparansi ini merupakan syarat mutlak yang bersifat universal yang ditemukan
53 Pasal 80 (ayat) 1 UUPM.
Universitas Sumatera Utara
31
di dalam dunia pasar modal. Mengingat pasar modal merupakan tempat
bertemunya permintaan dan penawaran dana dalam jumlah yang amat besar dan
datang dari mana saja untuk kegiatan bisnis, maka wajar kiranya keterbukaan ini
menjadi prinsip yang amat diperlukan oleh investor untuk meyakinkan dirinya
mendapatkan informasi yang benar dan lengkap.54
Terdapat beberapa teori yang menunjukkan secara gamblang bagaimana
vitalnya keterbukaan suatu informasi perusahaan khususnya mengenai harga efek
perusahaan dalam hal seorang investor membeli efek perusahaan. Teori tersebut
adalah Efficient Capital Market Hypothesis. Teori ini mengajarkan bahwa suatu
pasar akan efficient jika :
55
1. Pergerakan harga dari suatu efek yang diperdagangkan di pasar mesti
merefleksi ketersediaan informasi; dan
2. Harga bergerak secara simultan dengan suatu informasi yang tidak
“bias”.
Pada mulanya Efficient Capital Market Hypothesis (ECMH) muncul dalam
literatur ekonomi dan kemudian menjadi alat bagi ahli hukum serta menjadi bahan
untuk membuat opini hukum. Karena tidak adanya suatu penjelasan yang sama
mengenai pasar yang efisien, hal itu menjadi persoalan yang serius bagi para
hakim, ahli hukum dan pembuat peraturan, yang akan memakai pendekatan
ECMH sebagai dasar kebijakan dalam pengaturan.56
54 M.Irsan Nasaruddin (et. al), Op.Cit., hlm.226. 55 Munir Fuady, Pasar Modal Modern (Tinjauan Hukum), (Bandung : PT.Citra Aditya
Bakti,1996),hlm.80. 56 Bismar Nasution, Op.Cit., hlm.12.
Universitas Sumatera Utara
32
Pendekatan ECMH melahirkan fraud-on-the-market theory yang
berkenaan dengan tanggungjawab Tergugat. Inti suatu gugatan dalam penipuan
pasar modal berdasarkan fraud-on-the-market theory adalah apabila terjadi
misrepresentation dan informasi itu masuk ke pasar yang secara cepat dapat
merubah harga saham. Untuk merubah harga saham, informasi yang salah tersebut
harus dapat mempengaruhi orang-orang yang mempunyai kapasitas yang dapat
mempengaruhi harga saham yang diperdagangkan. Orang-orang yang mempunyai
kapasitas seperti itu menjadi ukuran dalam penentuan adanya
penipuan.57
57 Ibid, hlm.14.
Berdasarkan teori ini adalah melawan hukum bagi setiap orang
membuat pernyataan yang menyesatkan atau tidak menyatakan suatu fakta
materiel baik langsung maupun tidak langsung.
Penerapan atau aplikasi dari teori-teori tersebut sangatlah penting dalam
prosedur keterbukaan di industri pasar modal untuk menjamin perlindungan bagi
masyarakat investor yang berinvestasi di pasar modal. Begitu vitalnya prinsip
keterbukaan ini dalam dunia Pasar Modal, karena dari segi substansial,
keterbukaan memampukan publik untuk mendapatkan akses informasi penting
yang berkaitan dengan perusahaan. Suatu pasar modal dikatakan fair dan efisien
apabila semua pemodal memperoleh informasi dalam waktu yang bersamaan
disertai kualitas informasi yang sama (equal treatment dalam akses informasi).
Sementara dari segi yuridis, keterbukaan merupakan jaminan bagi hak publik
untuk terus mendapatkan akses penting dengan sanksi untuk hambatan atau
kelalaian yang dilakukan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
33
Pengenaan sanksi yang termuat dalam Undang-Undang Pasar Modal serta
penegakan hukum atas setiap pelanggaran terhadap ketentuan mengenai
keterbukaan ini menjadikan pemegang saham atau investor terlindungi secara
hukum dari praktik-praktik manipulasi dalam perusahaan publik.58 Karena apabila
investor tidak merasa mendapatkan perlindungan hukum yang memadai, maka
hampir dipastikan arus investasi melalui pasar modal akan kecil, kalau tidak mau
dikatakan tidak ada. Perlindungan hukum tersebut sangat diperlukan untuk
mencapai terbentuknya pasar modal yang fair, teratur, efisien. Dengan cara
memberikan kepastian hukum melalui peraturan perundang-undangan dan
penegakannya. Pasal 93 Undang-Undang Pasar Modal59
a. Pihak yang bersangkutan mengetahui atau sepatutnya mengetahui bahwa pernyataan atak keterangan tersebut secara material tidak benar atau menyesatkan; atau
:
Setiap pihak pihak, dilarang dengan cara apapun, membuat pernyataan atau memberikan keterangan yang secara material tidak benar atau menyesatkan sehingga mempengaruhi harga Efek di Bursa Efek apabila pada saat pernyataan dibuat atau keterangan diberikan :
b. Pihak yang bersangkutan tidak cukup berhati-hati dalam menentukan kebenaran material dari pernyataan atau keterangan tersebut.
Jaminan keterbukaan informasi akan memberikan pedoman bagi calon
investor atau pemegang saham untuk mengambil keputusan. Kualitas informasi
akan terjaga jika keterbukaan bisa dijamin.
58 M.Irsan Nasaruddin (et. al), Op.Cit., hlm.227. 59 Pasal 93 UUPM. Di Amerika Serikat, peraturan tentang pengungkapan ini terdapat
pada Rule 10b-5 dari the Securities and Exchange Act of 1934.Untuk pelanggaran Rule 10b-5 sanksinya adalah ganti rugi atas kerugian yang diderita investor yang melakukan perdagangan saham perusahaan dengan dasar kepercayaan atas pernyataan atau informasi yang didisclose oleh perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
34
Pada dasarnya pelaksanaan keterbukaan di pasar modal dilakukan melalui
3 (tiga) tahap, yaitu60
1. Keterbukaan pada saat penawaran umum (primary market level), yang
didahului dengan pengajuan Pernyataan Pendaftaran Emisi ke
Bapepam (sekarang OJK) dengan menyertakan semua dokumen
penting yang dipersyaratkan dalam Peraturan Nomor IX.C.1 tentang
Pedoman Bentuk dan Isi Pernyataan Pendaftaran antara lain :
:
a. Disclosure Via Prospektus61
Peraturan perundang-undangan dan praktik di pasar modal
Indonesia memperkenalkan 3 (tiga) macam propektus, sebagai
berikut
.
62
(1) Prospektus biasa.
:
(2) Prospektus ringkas (wajib dimuat dalam dua surat kabar).
(3) Prospektus dalam rangka penawaran umum oleh perusahaan
menengah atau kecil.
Selanjutnya, menurut penjelasan atas Pasal 78 ayat (3) dari
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal63
(1) Uraian tentang penawaran umum.
, suatu
prospektus sekurang-kurangnya memuat :
(2) Tujuan dan Penggunaan Dana Penawaran Umum.
60 M.Irsan Nasaruddin (et. al), Op.Cit.,hlm.229. 61 Prospektus merupakan suatu dokumen hukum. Konsekuesinya, apabila ada seseorang
yang menawarkan atau menjual suatu efek dengan menggunakan prospektus yang memuat informasi yang tidak sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku, sedangkan pihak tersebut mengetahui atau sepatutnya mengetahui hal yang bersangkutan, maka dia wajib bertanggung jawab secara hukum atas kerugian yang timbul sebagai akibat dari perbuatan tersebut.
62 Munir Fuady, Pasar Modal Modern (Tinjauan Hukum), Op.Cit.,hlm.83. 63 Penjelasan Pasal 78 (ayat) 3 UUPM.
Universitas Sumatera Utara
35
(3) Analisi dan pembahasan mengenai kegiatan dan keuangan. (4) Risiko usaha. (5) Data keuangan. (6) Keterangan dari segi hukum. (7) Informasi mengenai pemesanan pembelian efek, dan (8) Keterangan tentang Anggaran Dasar.
Ada teori yang menyatakan bahwa suatu prospektus yang baik
haruslah pendek dan dapat dibaca oleh orang kebanyakan (layman =
the man in the street).Walaupun mengenai sebenarnya hanya suatu
mitos belaka, yaitu yang disebut dengan the Myth of the Informed
Layman. Karena, manusia kebanyakan tidak akan dan tidak akan
pernah membaca prospektus yang sebenarnya bersifat teknikal itu.
Karena itu, sering juga suatu prospektus dijuluki sebagai Nothing but
Crying Wolf.
Sehingga kemudian muncul pula teori yang menyatakan bahwa
sebaiknya pembuatan suatu prospektus itu ditujukan kepada orang-
orang profesional atau para ahli, mengingat orang kebanyakan (the
man in the street) tidak akan pernah mau membaca prospektus.
b. Disclosure Via Dokumen Lain yang Bukan Prospektus.64
Selain dari informasi tentang emiten yang terdapat dalam
prospektus, masih banyak informasi lain di luar prospektus tetapi juga
tersedia bagi publik. Seorang yang ingin membeli saham, atau siapa
saja yang berminat dengan informasi tertentu dapat memperolehnya
dari pihak otoritas tertentu, seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
64 Ibid, hlm.89.
Universitas Sumatera Utara
36
misalnya, sungguhpun informasi tersebut tidak termasuk dalam
dokumen yang namanya prospektus tersebut. Jadi sebenanrya
prospektus tersebut hanya sebagian saja dari informasi yang
diperuntukkan untuk publik.
Banyak juga informasi-informasi penting buat seorang investor
yang dapat dicari misalnya di OJK. Bagi pihak otoritas sendiri,
informasi-informasi yang dianggap penting bagi investor akan
disediakan untuk publik. Bahkan ada dokumen-dokumen yang
sebenarnya dipersyaratkan dalam proses going public, tetapi tidak
termasuk prospektus. Laporan konsultan hukum dalam bentuk legal
audit misalnya, juga tidak masuk prospektus, tetapi tersedia bagi
publik.
c. Disclosure Via Legal Audit dan Legal Opinion.
Legal audit atau lazim juga disebut Legal Due Diligence (LDD)
adalah kegiatan pemeriksaan secara seksama dari segi hukum yang
dilakukan oleh konsultan hukum terhadap suatu perusahaan atau
obyek transaksi sesuai dengan tujuan transaksi, untuk memperoleh
informasi atau fakta material yang dapat menggambarkan kondisi
suatu perusahaan atau obyek transaksi.65
(1) Memperoleh status hukum atau penjelasan hukum terhadap
dokumen yang diaudit atau diperiksa;
Tujuan dilakukannya legal audit atau LDD yaitu:
65 Diana Kusumasari, Legal Audit, http://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl507/legal-
audit-%282%29 diakses tanggal 20 Januari 2014.
Universitas Sumatera Utara
37
(2) Memeriksakan legalitas suatu badan hukum/badan usaha;
(3) Memeriksa tingkat ketaatan suatu badan hukum/badan usaha;
(4) Memberikan pandangan hukum atau kepastian hukum dalam
suatu kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan.
Sedangkan legal opinion, sampai saat ini tidak ada defenisi yang
baku mengenai legal opinion di Indonesia. Tetapi apabila mengacu
pada literatur yang telah ada sebelumnya dan yang telah berlaku
secara internasional, defenisi legal opinion adalah:
“ A written document in which an attorney provides his or her understanding of the law as applied to assumed facts. The attorney may be a private attorney or attorney representing the state or other governmental antity”. A party may entitled to rely on a legal opinion, depending on factors such as the identity of the parties to whom the opinion was addressed and the law governing these opinion”66
Legal opinion adalah sekumpulan dokumen tertulis yang dijadikan
padanan aplikasi bagi para pengacara atau pengertian pendapat
hukum yang berkaitan dengan berbagai masalah hukum dari para
pihak terkait sesuai dengan fakta-faktanya. Seorang pengacara bisa
saja secara pribadi mewakili berbagai aspek peraturan entitas hukum
yang mengatur tentang hal itu. Salah satu pihak berhak untuk
meyakinkan pendapat hukum, tergantung dari faktor-faktor identitas
para pihak terkait yang dibuat oleh seorang pengacara melalui
pendapat hukum dan undang-undang yang mengaturnya).
67
66 Ibid.
67 Dwi S Nugraha, Legal Opinion (Pendapat Hukum), http://advokat.blogger.or.id/legal-opinion-pendapat-hukum/ , diakses tanggal 20 Januari 2014.
Universitas Sumatera Utara
38
Setiap konsultan hukum khususnya konsultan hukum pasar modal
harus menguasai tata cara pembuatan suatu legal audit dan legal
opinion, karena kedua dokumen tersebut merupakan suatu instrumen
penting bagi perusahaan yang go public. Legal opinion dimasukkan
kedalam prospektus sementara legal audit tidak dimuat dalam
prospektus tetapi tersedia juga sebagai public information.
(1) Keterbukaan setelah emiten mencatat dan memperdagangkan
efeknya di bursa (secondary market level). Dalam hal ini
emiten wajib menyampaikan laporan keuangan secara berkala
dan terus-menerus (continuously disclosure) kepada Bapepam
(OJK) dan Bursa, termasuk laporan keuangan berkala yang
diatur dalam Peraturan Bapepam Nomor X.K.2. tentang
Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala.
(2) Keterbukaan karena terjadi peristiwa penting dan laporannya
harus disampaikan secara tepat waktu (timely disclosure),
yakni peristiwa yang dirinci dalam Peraturan Bapepam Nomor
X.K.1. tentang Keterbukaan Informasi yang Harus Segera
Diumumkan Kepada Publik, yakni68
(a) Setiap Perusahaan Publik atau Emiten yang Pernyataan Pendaftarannya telah menjadi efektif, harus menyampaikan kepada Bapepam dan mengumumkan kepada masyarakat secepat mungkin, paling lambat akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah keputusan atau terjadinya suatu peristiwa, informasi atau fakta material
:
68 Peraturan Bapepam Nomor X.K.1 tentang Keterbukaan Informasi yang Harus Segera
Diumumkan Kepada Publik, Keputusan Ketua Bapepam Nomor : Kep-86/PM/1996, Tanggal : 24 Januari 1996, http://www.bapepam.go.id/old/old/hukum/peraturan/emiten/X.K.1.htm , di akses tanggal 20 Januari 2014.
Universitas Sumatera Utara
39
yang mungkin dapat mempengaruhi nilai Efek perusahaan atau keputusan investasi pemodal.
(b) Informasi atau Fakta Material yang diperkirakan dapat mempengaruhi harga Efek atau keputusan investasi pemodal, antara lain hal-hal sebagai berikut:
1. Penggabungan usaha, pembelian saham, peleburan usaha, atau pembentukan usaha patungan;
2. Pemecahan saham atau pembagian dividen saham;
3. Pendapatan dari dividen yang luar biasa sifatnya;
4. Perolehan atau kehilangan kontrak penting; 5. Produk atau penemuan baru yang berarti; 6. Perubahan dalam pengendalian atau perubahan
penting dalam manajemen; 7. Pengumuman pembelian kembali atau
pembayaran Efek yang bersifat utang; 8. Penjualan tambahan efek kepada masyarakat
atau secara terbatas yang material jumlahnya; 9. Pembelian, atau kerugian penjualan aktiva yang
material; 10. Perselisihan tenaga kerja yang relatif penting; 11. Tuntutan hukum yang penting terhadap
perusahaan, dan atau direktur dan komisaris perusahaan;
12. Pengajuan tawaran untuk pembelian Efek perusahaan lain;
13. Penggantian Akuntan yang mengaudit perusahaan;
14. Penggantian Wali Amanat; 15. Perubahan tahun fiskal perusahaan;
Bapepam (Sekarang OJK) sebagai Otoritas dan Pengawas Pasar Modal
Indonesia harus benar-benar menjamin kepentingan dan perlindungan baik bagi
masyarakat investor maupun emiten atau perusahaan publik yang terwujud dalam
peraturan-peraturan yang selaras dan seimbang yang menguntungkan masing-
masing pihak. Prinsip keterbukaan sebagai dasar fundamental industri pasar
modal harus benar-benar ditegakkan. Sebab ketiadaan keterbukaan atau
ketertutupan informasi akan menimbulkan ketidakpastian bagi investor dan
Universitas Sumatera Utara
40
kerugian bagi emiten maupun perusahaan publik. Semakin jelas informasi
perusahaan, maka keinginan investor untuk berinvestasi semakin tinggi,
sebaliknya, ketiadaan atau ketertutupan informasi dapat menimbulkan keragu-
raguan investor untuk berinvestasi.
B. Pengertian Insider Trading
Hakikatnya, orang dalam (insider) yang membeli saham perusaham dan
kemudian menjualnya ketika harganya naik, merupakan suatu peristiwa yang
biasa. Yang membuatnya menjadi tidak biasa adalah apabila orang dalam
melakukan pembelian dan penjualan tersebut, orang dalam itu mendasarkan
perbuatannya kepada adanya informasi material tentang perusahaan yang belum
diinformasikan kepada publik, misalnya tentang rencana perusahaan untuk
melakukan merger, atau rencana akan mengakuisisi perusahaan lain yang akan
membuat nilai perusahaan itu menjadi naik.69
Apabila hal ini terjadi maka bukan saja perbuatan tersebut menjadi
perbuatan yang tidak biasa, bahkan perbuatan itu akan mengakibatkan orang
dalam tersebut dapat dikenakan tuduhan melakukan kejahatan pasar modal yang
dinamakan insider trading atau perdagangan orang dalam. Yang disebut orang
dalam adalah direksi, komisaris, pemegang saham utama atu orang yang
mempunyai relasi dekat dengan manajemen emiten.
70
Munir Fuady berpendapat bahwa insider trading adalah perdagangan efek
yang dilakukan oleh mereka yang tergolong orang dalam perusahaan (dalam
artian luas), perdagangan mana didasarkan atau dimotivasi karena adanya suatu
69 Azril Sitompul (et.al), Insider Trading : Kejahatan Di Pasar Modal, Op.Cit.,hlm.3-4. 70 Aristides Katoppo, Op.Cit., hlm.418.
Universitas Sumatera Utara
41
“informasi orang dalam” (inside information) yang penting dan belum terbuka
untuk umum. Informasi tersebut sifatnya rahasia dan belum menjadi milik publik,
tetapi bocor ke kalangan pelaku bursa.
Najib A. Giysmar memberikan pengertian bahwa insider trading adalah
perdagangan efek yang dilakukan oleh orang dalam berdasarkan informasi orang
dalam baik secara langsung maupun tidak langsung mengenai informasi yang
belum terbuka untuk masyarakat dari orang dalam dan patut diduga bahwa
informasi tersebut material sehingga dapat mempengaruhi harga efek yang
bersangkutan. Batasan ini akan dapat menjangkau transaksi yang dilakukan oleh
tipper dan tippe.71
Informasi tersebut menyebabkan, investor dapat memproyeksikan harga
saham, investor pun membeli saham lebih dahulu dalam jumlah besar.
72 Pihak
pedagang insider dengan informasi tersebut mengharapkan akan mendapatkan
keuntungan jalan pintas (short swing profit). Satu dan lain hal selama tidak
dikecualikan oleh undang-undang yang berlaku. Keuntungan jalan pintas tersebut
lebih dari keuntungan sepatutnya yang diterima, karena itu keuntungan yang
demikian disebut juga dengan excess return. Dan dalam bahasa hukum ini
merupakan tindakan memperkaya diri secara tidak sah, atau memiliki apa yang
sebenarnya bukan haknya.73
Sofyan A. Djalil memberikan pengertian bahwa insider trading adalah
istilah teknis yang hanya dikenal di pasar modal. Istilah ini mengacu kepada
praktik dimana orang dalam perusahaan (corporate insiders) melakukan transaksi
71 Najib A. Giysmar, Op.Cit., hlm.44. 72 Ibid. 73 Munir Fuady, Pasar Modal Modern (Tinjauan Hukum), Op.Cit., hlm.167.
Universitas Sumatera Utara
42
sekuritas (trading) dengan menggunakan informasi yang eksklusif mereka
miliki.74
“Illegal insider trading refers generally to buying or selling a security, in breach of a fiduciary duty or other relationship of trust and confidence, while in possession of material, nonpublic information about the security. Insider trading violations may also include "tipping" such information, securities trading by the person "tipped," and securities trading by those who misappropriate such information.”
Securities Exchange Commission (SEC) memberikan pandangan bahwa
insider trading adalah :
75
“It is the trading that takes place when those privileged with confidential information about important events use the special advantage of that knowledge to reap profits or avoid losses on the stock market, to the detriment of the source of the information and to the typical investors who buy or sell their stock without the advantage of "inside" information”.
Thomas C. Newkirk dan Melissa A. Robertson, seorang Associate
Director dan Senior Counsel, dari Division of Enforcement U.S. Securities &
Exchange Commission (SEC) memberikan pengertian bahwa insider trading
adalah :
76
Undang-Undang Pasar Modal Indonesia Nomor 8 Tahun 1995, tidak
memberikan batasan insider trading yang tegas. Undang-Undang Pasar Modal
hanya memberikan batasan terhadap transaksi yang dilarang antara lain yaitu
orang dalam perusahaan yang mempunyai informasi orang dilarang melakukan
74 Tavinayati dan Yulia Qamariyanti, Hukum Pasar Modal di Indonesia, (Jakarta : Sinar
Grafika,2009),hlm.81-82. 75 http://www.sec.gov/answers/insider.htm diakses tanggal 5 Desember 2013. 76 http://www.sec.gov/news/speech/speecharchive/1998/spch221.htm diakses tanggal 5
Desember 2013.
Universitas Sumatera Utara
43
transaksi penjualan atau pembelian atas efek emiten atau perusahaan lain yang
melakukan transaksi dengan emiten atau perusahaan publik yang bersangkutan.77
Perundang-undangan Malaysia mengenai insider trading menyatakan
bahwa insider trading adalah suatu situasi dimana seseorang, membeli atau
menjual efek sedangkan ia memiliki informasi rahasia yang mempunyai dampak
atas harga yang akan diberikan terhadap efek tersebut. Informasi tersebut didapat
melalui atau karena adanya hubungan antara orang tersebut dengan perusahaan
yang efeknya akan dijual-belikan. Orang tersebut mungkin direktur, pegawai,
ataupun konsultan perusahaan yang bersangkutan, dan mungkin pula ia adalah
orang yang mempunyai kedudukan yang menyebabkan ia dapat memperoleh
informasi rahasia tersebut, dan memberikan informasi rahasia itu kepada orang
lain secara langsung atau tidak langsung.
78
Dari beberapa pengertian insider trading tersebut di atas, maka secara
yuridis, ditemukan beberapa elemen dari suatu pranata hukum insider trading,
yaitu sebagai berikut :
79
1. Adanya perdagangan efek.
2. Dilakukan oleh orang dalam perusahaan.
3. Adanya inside information.
4. Inside information tersebut belum terbuka untuk umum.
5. Perdagangan dimotivisir oleh adanya inside information tersebut.
6. Tujuannya untuk mendapatkan keuntungan yang tidak layak.
77 Pasal 95 UUPM. Batasan pada UUPM tersebut adalah sama dengan insider trading, sebagaimana dikenal dalam transaksi efek yang dilarang di Amerika.
78 Puan Rafiah Salim dalam Azril Sitompul (et.al), Insider Trading : Kejahatan Di Pasar Modal, Op.Cit., hlm.8.
79 Ibid.
Universitas Sumatera Utara
44
C. Unsur-Unsur Insider Trading.
Insider trading ini berbeda dengan kejahatan pasar modal lain yang pada
umumnya adalah menyangkut perbuatan-perbuatan yang secara umum memang
dilarang, yaitu perbuatan yang berkaitan dengan pemberian informasi palsu,
menyesatkan, tidak benar atau perbuatan yang berupa penipuan dan penggelapan,
atau penyiaran informasi palsu atau menyesatkan tentang efek perusahaan emiten.
Kasus-kasus insider trading biasanya terjadi dimana orang dalam
perusahaan melakukan transaksi sekuritas dengan menggunakan informasi yang
sangat eksklusif yang mereka miliki. Informasi tersebut digunakan oleh pelaku
pasar untuk bertransaksi sekuritas, yang tujuannya mendapatkan keuntungan.
Untuk mendapat keuntungan yang besar, informasi materil sangat dibutuhkan
dalam perdagangan saham, biasanya berbagai cara ditempuh oleh pelaku pasar
untuk mendapatkan informasi yang materil yang sifatnya non-publik, untuk
digunaan dalam perdagangan saham, seperti persengkokolan dengan orang dalam
untuk mendapatkan informasi yang materil yang kemudian digunakan dalam
perdagangan efek.80
Untuk dapat dikategorikan ke dalam perbuatan insider trading maka harus
terdapat unsur-unsur sebagai berikut :
81
1. Pelaku harus menyadari adanya suatu informasi tertentu.
2. Informasi tersebut tidak tersedia untuk publik.
80 Donald Moody Pangemanan, dalam Tavinayati dan Yulia Qamariyanti,Op.Cit, hlm.82. 81 Azril Sitompul (et.al), Insider Trading: Kejahatan Di Pasar Modal, Op.Cit., hlm.9.
Universitas Sumatera Utara
45
3. Investor yang rasional mengharapkan jika informasi dirilis ke publik,
akan membawa dampak material terhadap harga atau nilai efek suatu
perusahaan tersebut.
4. Pelaku harus mengetahui, atau patut diduga mengetahui, bahwa
informasi tersebut bersifat material dan tidak tersedia untuk publik
(informasi non-publik).
Jika semua unsur di atas terpenuhi maka seseorang yang memiliki
informasi material tidak dibolehkan melakukan perdagangan efek perusahaan
sebelum informasi itu disampaikan kepada publik. Hal ini sesuai dengan
ketentuan “disclosure or abstain from trading”82
Perlu diperhatikan dua hal yang menyangkut informasi non-publik,yaitu
:
. Selain dilarang melakukan
perdagangan ia juga tidak diperbolehkan untuk menyuruh orang lain melakukan
perdagangan atau memberikan informasi tersebut kepada orang lain yang patut
diduganya akan melakukan perdagangan.
83
1. Informasi tersebut tidak tersedia secara umum.
2. Informasi tersebut sensitif84
82 Disclose or Abstain Rule, maksudnya pihak orang dalam yang mepunyai informasi
tersebut tinggal memilih satu diantara dua, apakah berusaha untuk mendisclose informasi yang ada sehingga dengan demikian apabila ia melakukan trading, maka tindakan yang bersangkutan tidak terkena larangan insider trading.ataupun tidak melakukan disclosure, misalnya informasi tersebut masih belum matang untuk dipublikasi, tetapi dengan pilihan bahwa dia tidak boleh melakukan trading. Jika hal yang terakhir yang dipilih, maka kepada para insider yang bersangkutan terkena duty not to trade atau refrain from trading rules.
83 Azril Sitompul (et.al), Insider Trading : Kejahatan Di Pasar Modal, Loc.Cit. 84 Informasi yang sensitif terhadap harga efek artinya dengan mendapatkan informasi
tersebut, pemegang saham yang rasional (rational investor), akan terpengaruh untuk memperdagangkan saham yang dimilikinya.
terhadap harga efek perusahaan yang
bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
46
Salah satu syarat yang harus dipenuhi agar terjadinya suatu insider trading
adalah terjadinya suatu perdagangan (trading). Sehingga apabila seorang
mempunyai informasi orang dalam tetapi belum diperdagangkan, belumlah dapat
dikatakan telah melakukan insider trading, tetapi mungkin telah melanggar
kewajiban disclosure.85
Sepanjang informasi atau informasi materil tersebut belum di disclose
kepada publik maka informasi tersebut masih dianggap informasi orang dalam
(nonpublic inside information). Jika orang dalam melakukan transaksi dengan
menggunakan informasi ini maka ia dianggap telah melakukan pelanggaran atas
ketentuan insider trading ini.
Seperti telah disinggung di atas, unsur penting dari insider trading adalah
adanya informasi material non-publik yang sensitif terhadap harga efek, dan unsur
lainnya adalah bahwa informasi tersebut hanya dimiliki salah satu pihak dalam
perdagangan . Hal ini berarti bahwa apabila kedua belah pihak mempunyai
informasi yang sama maka tidak dapat dikatakan terjadi insider trading, meskipun
kemungkinan keduanya dapat dikenakan tuduhan pelanggaran lain.
86
Kemungkinan terjadinya perdagangan dengan menggunakan informasi
orang dalam antara lain dapat dideteksi dari ada atau tidaknya orang dalam yang
melakukan transaksi atas efek perusahaan dimana yang bersangkutan menjadi
orang dalam. Selain itu, dapat pula dideteksi dari adanya peningkatan atau
penurunan harga dan volume perdagangan yang tidak wajar.
87
85 Munir Fuady, Pasar Modal Modern (Tinjauan Hukum, Op.Cit., hlm.171. 86 Tavinayati dan Yulia Qamariyanti, Op.Cit., hlm.83-84. 87 Ibid.
Universitas Sumatera Utara
47
Fakta menunjukkan bahwa harga sekuritas ditentukan oleh informasi yang
tersedia. Jika informasi mengenai perusahaan tertentu adalah positif, misalnya
perusahaan tersebut memperoleh laba yang luar biasa, maka harga sahamnya tentu
akan naik, demikian sebaliknya jika informasi negatif yang terjadi. Siapa saja
yang memiliki informasi tersebut sebelum orang lain memperolehnya, ia berada
dalam posisi yang diuntungkan (informational advantages). Ia dapat memperoleh
keuntungan ekonomis jika melakukan transaksi dengan menggunakan informasi
tersebut.
Menurut Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 (Pasal
95,96,97), yang termasuk trading yang dilarang adalah : (tetapi dalam hal ini
Bapepam dapat membuat pengecualiannya, vide Pasal 99).88
1. Orang dalam yang melakukan pembelian atau penjualan atas :
a. Efek perusahaan di mana informasi berasal.
b. Efek perusahaan lain yang melakukan transaksi dengan
perusahaan terbuka tersebut.
2. Orang dalam yang mempengaruhi pihak lain untuk melakukan
pembelian atau penjualan atas efek tersebut.
3. Orang yang memberi informasi orang dalam kepada pihak lain
manapun yang patut diduga dapat menggunakan informasi tersebut
untuk melakukan pembelian atau penjualan efek.
88 Munir Fuady, Pasar Modal Modern (Tinjauan Hukum), Op.Cit., hlm.172.
Universitas Sumatera Utara
48
4. Orang lain yang secara melawan hukum memperoleh informasi orang
dalam dari orang dalam tersebut lalu digunakannya dengan cara-cara
seperti tersebut dalam point 1, 2 dan 3 tersebut.
5. Orang lain yang berusaha untuk memperoleh informasi orang dalam
secara tidak melawan hukum, tetapi penyediaan informasi tersebut
dengan pembatasan-pembatasan (misalnya dengan kewajiban
merahasiakan), kemudian menggunakan informasi tersebut dengan
cara-cara seperti dimaksud dalam point 1, 2 dan 3 tersebut.
6. Perusahaan efek yang memiliki informasi orang dalam dari suatu
perusahaan terbuka yang melakukan transaksi seperti dimaksud dalam
point 1, 2 dan 3 tersebut, kecuali terpenuhi dua syarat sebagai berikut :
a. Transaksi dilakukan bukan atas tanggungan, tetapi atas perintah
nasabah, dan
b. Perusahaan efek tersebut tidak memberikan rekomendasi kepada
nasabahnya mengenai efek yang bersangkutan.
Insider dapat dikategorikan kedalam beberapa kategori, antara lain sebagai
berikut :89
1. Insider primer, terdiri dari direktur, komisaris, para pejabat senior
yang mempunyai akses atas informasi yang belum dipublikasi.
2. Insider sekunder, terdiri dari para konsultan yang terlibat aktif di
kegiatan perusahaan, perwakilan, advisor dan “orang luar” lainnya
yang mempunyai akses atas informasi orang dalam.
89 Azril Sitompul (et.al), Insider Trading : Kejahatan Di Pasar Modal, Op.Cit., hlm.16.
Universitas Sumatera Utara
49
3. Tipper, orang dalam yang mempunyai informasi dan kemudian
memberikannya kepada orang luar untuk melakukan perdagangan
efek perusahaan.
4. Tippe, orang luar yang mendapat informasi dari orang dalam
perusahaan dan menggunakannya untuk perdagangan saham
perusahaan.
Kategori insider lain sebenarnya masih ada selain yang telah diatur oleh
Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995, yang mestinya masih
mungkin dan pantas dijerat dengan perbuatan insider trading ini, yaitu pihak lain
yang menerima informasi dari insider (tidak secara melawan hukum) yang masih
belum masuk kategori persyaratan “dengan pembatasan” sebagaimana dimaksud
point 5 ( Pasal 97 ayat (2) Undang-Undang Pasar Modal), bahkan mungkin hanya
pasif saja dalam menerima informasi tersebut tetapi kemudian digunakan dalam
artian trading.
Ingat bahwa Undang-Undang Pasar Modal menggunakan kata-kata
“berusaha untuk memperoleh informasi” bagi pihak lain, yang berarti pihak lain
tersebut harus aktif dan inisiatif untuk mendapatkan informasi tersebut mesti
berasal dari pihak lain tersebut. Misalnya apa yang disebut dengan tippee, baik
yang aktif mencari informasi, ataupun yang pasif menerima informasi tanpa
mencarinya. Mestinya pihak tippee ini dilarang juga untuk melakukan trading
dalam pengertian insider trading.90
90 Munir Fuady, Pasar Modal Modern (Tinjauan Hukum), Op.Cit., hlm.172-173.
Sementara yang dilarang oleh Undang-
Universitas Sumatera Utara
50
Undang Pasar Modal hanyalah pihak tippee yang aktif dan dengan inisiatifnya
sendiri mencari informasi, di mana :91
1. Informasi tersebut dicari dengan jalan melanggar hukum, seperti
dengan mencuri, membujuk, kekerasan atau ancaman, atau
2. Atau informasi tersebut disertai dengan pembatasan-pembatasan
(seperti kewajiban merahasiakan).
Bahkan semestinya, selain tippee tersebut (aktif atau pasif), apa yang
disebut secondary tippee pun pantas dilarang. Secondary tippee adalah pihak lain
yang menerima informasi bukan langsung dari orang dalam tetapi melalui tippee
lain. Dalam hal ini missappropreation theory yang akan dibahas lebih lanjut di
bab IV dapat menjangkau kategori insider jenis secondary tippee ini sebagai
kategori insider trading.
D. Pengecualian terhadap Insider Trading
Tidak semua informasi orang dalam yang ditradingkan dapat dikenakan
tuduhan sebagai insider trading92
91 Ibid. 92 Dalam hal tidak terdapat larangan atas penggunaan informasi oleh suatu Pihak dan
apabila dalam kenyataanya suatu Perusahaan atau Direksinya menyediakan informasi tersebut tanpa pembatasan kepada Pihak manapun dan menyediakannya apabila diminta, maka informasi yang demikian dianggap tidak lagi sebagai informasi orang dalam meskipun informasi tersebut tidak dipublikasikan. C.S.T.Kansil, Pokok-Pokok Pengetahuan dan Hukum Dagang Indonesia : Perbankan dan Permodalan di Indonesia (Jakarta : Sinar Grafika, 1996),hlm. 251.
. Ini merupakan prinsip lain dari hukum pasar
modal yang dianut di banyak negara. Sebaliknya ada juga peristiwa dimana
informasi memang tidak perlu bahkan tidak boleh didisclose, tetapi juga tidak
boleh menjadi dasar suatu trading.
Universitas Sumatera Utara
51
Apa yang disebut dengan bonafide insider transaction misalnya sering kali
dianggap tidak melakukan insider trading. Jadi dalam hal ini, persoalan apakan si
pelaku beritikad baik atau tidak merupakan faktor yang sangat menentukan.
Sungguhpun diakui bahwa hal tersebut tidak selamanya mudah diketahui dalam
praktek.93
Untuk mempertegas mengenai pihak mana sajakah yang tidak patut untuk
melakukan trading, maka pihak-pihak seperti konsultan hukum pasar modal,
akuntan publik, appraiser, notaris, investment bankers, dan lain-lain juga terikat
Tindakan yang biasanya tidak tergolong dalam tindakan insider trading
contohnya, terhadap para tippee yang mendapat informasi secara “kebetulan” dari
pihak lain. Misalnya sambil si trader duduk-duduk di suatu restoran, lalu datang
dua orang yang tidak dikenal membicarakan masalah yang kebetulan tergolong
sebagai inside information. Kebetulan si trader ini secara tidak sengaja
mendengar percakapan. Maka, apabila si trader tersebut akhirnya melakukan
trading, hal tersebut umumnya dianggap bukanlah merupakan perbuatan insider
trading.
Contoh lain lagi, jika para ahli independent, yang dengan keahlian dan
ketajaman analisisnya, dia dapat mengetahui atau memperkirakan dengan persis
apa yang sedang terjadi dalam suatu perusahaan, termasuk persoalan yang masih
termasuk ke dalam golongan inside information. Maka apabila pihak analyst
tersebut misalnya melakukan trading, tidaklah pantas dia dipersalahkan dan
dihukum karena telah melakukan insider trading.
93 Munir Fuady, Pasar Modal Modern (Tinjauan Hukum), Op.Cit., hlm.180.
Universitas Sumatera Utara
52
untuk tidak melakukan trading atas saham dari emiten yang bersangkutan,
berdasarkan teori yang dikenal dengan sebutan Contractual Obligation of
Confidentiality94
1. Analyst yang independen, seperti orang luar yang ahli dalam bidang
tertentu, dimana dengan keahliannya dapat memperkirakan dengan
tepat apa yang terjadi dalam perusahaan, atau
Mestinya pihak-pihak yang pantas dikecualikan sebagai insider adalah :
2. Penerima informasi secara kebetulan, seperti seseorang yang
kebetulan “nguping” percakapan antara dua orang di sebuah restoran.
Sementara itu, contoh dari informasi yang tidak perlu bahkan tidak boleh
didisclose adalah sebagai berikut :
1. Informasi yang belum matang untuk didisclose. Misalnya sebuah
perusahaan pertambangan menemukan sumur baru yang belum pasti.
2. Informasi, yang apabila didisclose akan dimanfaatkan oleh pesaing-
pesaingnya sehingga merugikan perusahaan tersebut.
3. Informasi yang sifatnya memang rahasia. Ini yang sering disebut
rahasia perusahaan. Misalnya jika ada kontrak dengan pihak ketiga,
tetapi dalam kontrak tersebut ada klausula yang menyatakan bahwa
apa-apa yang ada dalam kontrak tersebut adalah bersifat rahasia
diantara pihak tersebut.
Terhadap ketiga hal tersebut diatas, maka tidaklah mungkin didisclose,
sungguhpun hal tersebut merupakan informasi penting yang dapat mempengaruhi
94 Ibid, hlm.173.
Universitas Sumatera Utara
53
harga saham di pasar. Biasanya terhadap informasi tersebut, hukum tidak
memaksanya untuk mendisclose, tetapi juga tidak dibenarkan untuk dilakukan
trading berdasarkan informasi tersebut. Jadi yang berlaku adalah prinsip disclose
or abstain rule.
E. Pro Kontra Insider Trading
Menurut seorang pakar di bidang keuangan, insider trading dilihat sebagai
masalah jika terdapat unsur penipuan (fraud atau deceit). Misalnya pendapat
Michael Rozeff, Profesor dari University of Iowa yang banyak menulis tentang
insider trading, menyimpulkan bahwa insider trading merupakan topik yang
masih kontroversial dan belum ada kesepakatan tentang ini. Menurutnya, sebagian
besar investor menerima insider trading sebagai suatu kenyataan. Insider trading
akan menarik perhatian masyarakat setelah melewati berita yang spektakuler
tentang kasus insider trading di media massa.95
Henry G. Manne, mengkritik adanya larangan terhadap insider trading.
Manne membuat beberapa teori dalam menyerang ketentuan hukum yang
Menarik untuk disimak adalah dua pendapat yang saling bertentangan.
Pendapat pertama diungkap oleh Henry G. Manne yang memaparkan hal tentang
insider trading sebagai berikut: “Insider trading provides an incentive for
entrepreneurial activity, and that it enhances market efficiency through the faster
dissemination of information”. Artinya bahwa insider trading memberikan satu
insentif bagi kegiatan kewirausahaan, dan dapat meningkatkan efisiensi pasar
melalui informasi yang cepat tersebar.
95 M.S. Tumanggor, Kajian Hukum Atas Insider Trading Di Pasar Modal : Suatu
Antisipasi Terhadap Pengembangan Ekonomi Indonesia (Satu Telaah Singkat), (Bandung : Universitas Padjadjaran, tth), hlm.7-8.
Universitas Sumatera Utara
54
melarang praktek insider trading. Hipotesis yang dipergunakan Manne dalam
menganalisis pendapatnya adalah the efficient market hypothesis and the random
walk hypothesis. Berdasarkan the efficient market hypothesis, maka akan dapat
diramalkan bahwa harga saham akan terefleksikan berdasarkan informasi yang
tersedia dan kemudian harga akan bergerak secara random.96
Dua masalah dasar mengenai tanggapan Manne terhadap keuntungan
immoral yaitu :
Pendapat Manne yang pertama tersebut membenarkan bahwa insider
trading akan membuat pasar lebih efisien. Apabila orang dalam diperbolehkan
melakukan transaksi, mereka akan seringkali melakukan transaksi saham sehingga
menjadi pasti. Kritikan yang khusus ditujukan kepada analisis Manne tersebut
adalah menuntut agar orang dalam dilarang mendapatkan keuntungan immoral
dari praktek insider trading. Manne berpendapat bahwa sesuatu dikatakan
immoral adalah merupakan pernyataan normatif.
97
1. Kasus insider trading menunjukkan bahwa orang-orang di luar
manajer sering dianggap sebagai insider trading.
2. Manne lalai menyatakan bahwa manajer juga dapat memperoleh
keuntungan yang tidak terduga-duga dari turunnya harga saham.
Pendapat lainnya diungkap oleh U Bhattacharya dan H Daouk sebagai
berikut:
“Recently, empirical studies have also found that the proper enforcement
of insider trading laws reduces the cost of equity capital by about 5 %,
96 Henry G.Manne dalam Najib A.Giysmar, Op.Cit., hlm.47. 97 Ibid.
Universitas Sumatera Utara
55
which suggest that any advantage from a market efficiency perspective is
outweighed by the loss of investor confidence caused by insider trading”.
Artinya bahwa, berdasarkan studi empiris terkini didapat kesimpulan
bahwa penegakan hukum terkait kasus insider trading akan mengurangi biaya
modal kira-kira 5 %, keuntungan lain dari tindakan tersebut adalah efisiensi pasar
tercapai sekaligus tingkat kepercayaan investor akan meningkat.
Pendapat kedua ini banyak dukungan karena pesan yang begitu kuat akan
perlindungan bagi investor dimana terdapat 3 (tiga) hal penting yang akan dicapai
jika penegakan hukum terhadap kasus insider trading dilaksanakan, yaitu:
1. Regulasi yang efektif di bidang hukum khususnya penegakan hukum
secara umum akan menghasilkan pengembangan pasar modal ke arah
yang lebih baik sekaligus perlindungan bagi investor;
2. Regulasi yang efektif akan membentuk siklus keterkaitan positif
antara investor dan perusahaan publik di mana dengan tingkat risiko
yang rendah akan dicapai biaya operasional yang rendah, pada
akhirnya akan menarik perusahaan-perusahaan untuk menjadi
perusahaan publik yang terdaftar di pasar modal;
3. Para regulator dan badan yang menangani penegakan hukum di pasar
modal wajib mampu untuk mendeteksi dan mencegah tindakan-
tindakan yang dapat merugikan investor. Jika investor kehilangan
kepercayaannya maka pasar modal akan masuk pada siklus negatif di
mana nilai saham akan jatuh, perusahaan-perusahan publik yang
Universitas Sumatera Utara
56
masuk dalam kategori baik akan keluar dari pasar modal, pada
akhirnya aktivitas pasar modal secara keseluruhan akan terhenti.
Tujuan utama dari pelaku insider trading adalah untuk memperoleh
keuntungan melalui pemanfaatan informasi yang belum ter-publish kepada publik,
sehingga pelaku-pelaku dapat dikenakan sanksi berupa ganti rugi, memang dalam
hukum pidana dapat terlaksana dengan alat bukti sebagaimana disebut dalam
Pasal 184 KUHAP yang berbunyi: “alat bukti yang sah meliputi keterangan saksi,
keterangan ahli, surat, petunjuk dan keterangan tersangka”. Namun hal ini sangat
sulit dibuktikan dan alat bukti sebagaimana disebut dalam Pasal 184 KUHAP ini
tidak cukup untuk memenuhi pembuktian insider trading.
F. Dampak Insider Trading bagi Industri Pasar Modal
Insider trading memang berbahaya bagi kehidupan pasar modal.
Membiarkan suatu insider trading hidup merajalela, sama saja seperti bunuh diri
bagi pasar modal tersebut. Tetapi apa gerangan yang menjadi dasar pertimbangan
sehingga perbuatan insider trading ini dilarang bahkan dapat menjadi suatu
perbuatan pidana. Kiranya banyak dasar pertimbangan untuk itu. Antara lain
sebagai berikut :98
1. Insider Trading Berbahaya bagi Mekanisme Pasar yang Fair dan
Efisien
Dapat diibaratkan bahwa jika suatu insider trading tidak dilarang,
maka berjalannya pasar adalah seperti berjalannya suatu mobil tanpa
minyak pelumas. Hal ini disebabkan karena :
98 Munir Fuady, Pasar Modal Modern (Tinjauan Hukum), Op.Cit., hlm.168-169.
Universitas Sumatera Utara
57
a. Pembentukan Harga yang Tidak Fair (Informed Market
Theory).
Jika ada insider trading, akan tidak terbentuk harga yang fair
berhubung kurangnya informasi tentang keadaan barang yang
sebenarnya. Padahal harga yang fair tersebut merupakan sinyal
yang akurat mengenai jumlah sumber daya yang perlu dialokasi.
b. Perlakuan yang Tidak Adil di Antara Para Pelaku Pasar (Market
Egalitarism Theory atau Fair Play).
Suatu pasar yang baik adalah pasar dimana semua anggota pasar
diperlakukan secara sama dan adil. Di pasar modal, semua
pelaku berhak atas informasi yang sama. Sedangkan dengan
adanya insider trading, maka hanya sebagian kecil atau bahkan
satu orang saja yang mempunyai informasi tertentu.
c. Berbahaya bagi Kelangsungan Hidup Pasar Modal.
Jika keadaan pasar tidak fair, akan banyak orang meninggalkan
pasar modal yang bersangkutan untuk beralih ke pasar modal di
negeri lain ataupun ke jenis-jenis investasi lainnya. Maka
dengan itu, eksistensi pasar modal yang bersangkutan akan
terancam.
2. Insider Trading juga Berdampak Negatif bagi Emiten
Dengan adanya insider trading, pihak investor akan hilang
kepercayaannya terhadap emiten itu sendiri, dan sama sekali baik
investor jatuh, akan sulit baginya untuk berkembang atau menambah
Universitas Sumatera Utara
58
permodalan selanjutnya. Bahkan mungkin saja pihak pelaku insider
trading tersebut berbuat hal-hal yang merugikan emiten agar harga
berfluktuasi, sehingga dia dapat mengambil keuntungan dari situ.
Padahal keuntungan tersebut dapat digolongkan sebagai Unjust
Enrichment (memperkaya diri sendiri secara tidak sah dengan
memiliki apa yang bukan haknya).
3. Kerugian Materil Bagi Investor
Memang dengan terjadinya perbuatan yang dapat digolongkan ke
dalam insider trading ini, maka pihak investor akan mengalami
kerugian secara langsung. Mungkin dia telah membeli surat berharga
dengan harga yang kelewat mahal, ataupun menjualnya dengan harga
yang kelewat murah. Bahkan investor dapat dikatakan telah dikhianati
oleh pihak insider trader tersebut. Padahal, dimana-mana,
perlindungan publik (investor) selalu menjadi fokus inti dari
pengaturan hukum di bidang pasar modal.
4. Kerahasiaan itu Miliknya Perusahaan. (Business Property Theory)
Informasi rahasia itu miliknya perusahaan sesuai dengan asas
pengakuan hak milik intelektual. Karena itu, tidaklah pada tempatnya
milik perusahaan tersebut dimanfaatkan pihak lain selain perusahaan
itu sendiri.
Universitas Sumatera Utara
59
G. Pengaturan Insider Trading di Indonesia
Instrumen Hukum Pasar Modal di Indonesia antara lain :99
1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1952 tentang Bursa;
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan
Kegiatan di Bidang Pasar Modal juncto Peraturan Pemerintah Nomor
12 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor
45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar
Modal;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Pemeriksaan di
Bidang Pasar Modal;
5. 3 (tiga) Keputusan Menteri Keuangan;
6. 157 (seratur lima puluh tujuh) Peraturan Bapepam.
Walaupun Indonesia telah mempunyai undang-undang yang mengatur
mengenai pasar modal sejak tahun lima puluhan, tetapi larangan perdagangan
orang dalam ini mulai diintrodusir dengan diberlakukannya Keputusan Menteri
Nomor 1548/KMK.013/1990 tentang Pasar Modal.100
99 Tavinayati dan Yulia Qamariyanti, Op.Cit., hlm.66. 100 Sebelum berlakunya UUPM, Indonesia telah mempunyai undang-undang yang
mengatur mengenai pasar modal yaitu Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1952 tentang Penetapan “Undang-Undang Darurat tentang Bursa ( Lembaran Negara Tahun 1951 Nomor 79) sebagai Undang-Undang ( Lembaran Negara Tahun 1952 Nomor 67).
Larangan ini kemudian
diperkuat dengan diberlakukannya Undang-Undang Pasar Modal.
Universitas Sumatera Utara
60
Ketentuan mengenai larangan insider trading telah diatur di dalam Pasal
95-99 Undang-Undang Pasar Modal. Pasal 95 Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1995 tentang Pasar Modal :101
1. Emiten atau Perusahaan Publik dimaksud; atau
Orang dalam dari Emiten atau Perusahaan Publik yang mempunyai informasi orang dalam dilarang melakukan pembelian atau penjualan atas Efek :
2. Perusahaan lain yang melakukan transaksi dengan Emiten atau Perusahaan Publik yang bersangkutan.
Dalam penjelasan Pasal 95 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang
Pasar Modal102
1. Komisaris, direktur, atau pegawai Emiten atau Perusahaan Publik;
, dijelaskan bahwa :
Yang dimaksud orang dalam adalah :
2. Pemegang saham utama Emiten atau Perusahaan Publik; 3. Orang perseorangan yang karena kedudukan atau profesinya atau
karena hubungan usahanya dengan Emiten atau Perusahaan Publik memungkinkan orang tersebut memperoleh informasi orang dalam; atau
4. Pihak dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir tidak lagi menjadi Pihak sebagaimana dimaksud dalam huruf c di atas.
Di Indonesia pengaturan atas larangan penggunaan informasi orang dalam
(inside information) pertama kali diintrodusir dalam Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 1548/KMK.013/1990. Keputusan Menteri Keuangan ini
sebenarnya merupakan “suplemen” atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1952
tentang Bursa, yang sama sekali tidak mengatur secara spesifik tentang kejahatan-
kejahatan yang ada di pasar modal.103
101 Pasal 95 UUPM. 102 Penjelasan Pasal 95 UUPM. 103 Syprianus Aristeus, Penegakan Hukum Terhadap Insider Trading Di Pasar Modal
dan Upaya Perlindungan Terhadap Investor, (Jakarta : Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum dan HAM RI, 2011), hlm.15.
Universitas Sumatera Utara
61
Karena pengaturan mengenai pasar modal dirasakan tidak memadai lagi
dengan sebuah peraturan menteri dan undang-undang yang terlalu sumir serta
ketinggalan zaman maka pemerintah kemudian mengeluarkan Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Dikeluarkannya Undang-Undang
Pasar Modal merupakan usaha pemerintah untuk membenahi landasan hukum
industri keuangan kita, dan ini dilakukan dengan dikeluarkannya berbagai
undang-undang lainnya sejak awal 1990 seperti Undang-Undang tentang
Perbankan dan Asuransi.104
Ketentuan selanjutnya dari Undang-Undang Pasar Modal memperluas
jangkauan dari Pasal 95 baik terhadap orang dalam yang
mendorong/mempengaruhi orang lain atau memberikan informasi orang dalam
kepada pihak lain. Pasal 96 Pasal 96
105
1. Mempengaruhi Pihak lain untuk melakukan pembelian atau penjualan Efek dimaksud; atau
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal menyatakan :
Orang dalam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 dilarang :
2. Memberi informasi orang dalam kepada Pihak mana pun yang patut diduga dapat menggunakan informasi dimaksud untuk melakukan pembelian atau penjualan atas Efek.
Undang-Undang Pasar Modal juga mengatur ketentuan mengenai siapa-
siapa yang dikenakan larangan yang sama dengan larangan bagi insider. Pasal 97
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menyatakan :106
1. Setiap pihak yang berusaha untuk memperoleh informasi orang dalam dari orang dalam secara melawan hukum dan kemudian memperolehnya dikenakan larangan yang sama dengan larangan yang
104 Ibid. 105 Pasal 96 UUPM. 106 Pasal 97 UUPM.
Universitas Sumatera Utara
62
berlaku bagi orang dalam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 dan Pasal 96.
2. Setiap pihak yang berusaha untuk memperoleh informasi orang dalam dan kemudian memperolehnya tanpa melawan hukum tidak dikenakan larangan yang berlaku bagi orang dalam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 dan Pasal 96, sepanjang informasi tersebut disediakan oleh Emiten atau Perusahaan Publik tanpa pembatasan.
Kemudian juga diatur mengenai ketentuan pelarangan transaksi yang
dilakukan oleh perusahaan efek sebagaimana yang telah dinyatakan dalam Pasal
98107
1. Transaksi tersebut dilakukan bukan atas tanggungannya sendiri, tetapi atas perintah nasabahnya; dan
:
Perusahaan Efek yang memiliki informasi orang dalam mengenai Emiten atau Perusahaan publik dilarang melakukan transaksi efek Emiten atau Perusahaan Publik tersebut, kecuali apabila:
2. Perusahaan Efek tersebut tidak memberikan rekomendasi kepada nasabahnya mengenai Efek yang bersangkutan.
Sudah sedemikian “rapih” nya Undang-Undang Pasar Modal Indonesia
mengatur ketentuan insider trading namun masih belum mampu menjangkau
secara luas praktik insider trading yang terjadi. Istilah orang dalam atau insider
dalam Undang-undang ini yang mengatur bahwa orang dalam tidak hanya
mencakup komisaris, direktur, pemegang saham utama dan pegawai. Tetapi juga
mencakup juga orang atau badan hukum atau pihak lain yang karena profesi atau
karena hubungannya dengan perusahaan (emiten) menjadikannya sebagai orang
dalam.
Ini misalnya mencakup pengacara, konsultan hukum, notaris, penasihat
(keuangan, investasi), pemasok, ataupun kontraktor. Atau juga mereka yang enam
107 Pasal 98 UUPM.
Universitas Sumatera Utara
63
bulan terakhir mempunyai kedudukan atau hubungan seperti itu dengan
perusahaan.108
Masalah yang menonjol dalam ketentuan insider trading sebagaimana
terdapat dalam Undang-Undang Pasar Modal indonesia, yakni:
Berdasarkan penjelasan Pasal 95 diatas serta pasal-pasal yang menyangkut
orang dalam, maka istilah orang dalam (insider) sebenarnya bukanlah merupakan
istilah yang tepat untuk menggambarkan orang dalam tersebut. Hal ini karena
istilah orang dalam tidak berarti hanya orang yang bekerja atau yang mempunyai
hubungan dengan perusahaan atau emiten tetapi juga semua pihak yang
mendapatkan informasi yang dapat dikategorikan sebagai informasi orang dalam.
Pasal 95 maupun penjelasannya tidak mengamanatkan pengaturan lebih
lanjut dalam bentuk Peraturan Pemerintah mengenai orang dalam. Untuk
mencegah praktik insider trading dalam berbagai bentuknya yang tidak tercakup
dalam Undang-Undang Pasar Modal, maka perlu diatur dalam bentuk peraturan
Bapepam.
109
1. Berkaitan dengan ketentuan kategori insider yang belum cukup
memadai. Di satu sisi, ketentuan kategori insider dalam Undang-
Undang Pasar Modal tersebut telah ada kemiripannya dengan yang
pernah berkembang di pasar modal Amerika Serikat mengenai
kategori insider. Namun tidak semua kategori insider sama antara
Undang-Undang Pasar Modal Indonesia dan peraturan pasar modal
Amerika Serikat. Artinya Undang-Undang Pasar Modal Indonesia
108 Syprianus Aristeus, Op.Cit., hlm.16. 109 Bismar Nasution, Op.Cit., hlm.255-256.
Universitas Sumatera Utara
64
dalam menentukan kategori insider didasarkan dari seseorang yang
mempunyai fiduciary duty.
2. Undang-Undang Pasar Modal Indonesia tidak mengatur ketentuan
“pihak lain yang menerima informasi tidak langsung dari insider,
tetapi informasi diterima dari tippee yang lain (secondary tippee)
sebagai kategori insider.
3. Tidak adanya pengaturan secondary tippee tersebut menandakan
Undang-Undang Pasar Modal Indonesia dalam mengatur kategori
insider belum secara maksimal mengatur rambu-rambu insider
trading dan keadaan pengaturan tersebut membuktikan Undang-
Undang Pasar Modal Indonesia belum secara menyeluruh menerapkan
pertanggungjawaban hukum insider sesuai dengan pendekatan teori
penyalahgunaan (misappropreation theory).
4. Ketidakcukupan peraturan yang dapat dipakai untuk menentukan
informasi dikategorikan sebagai informasi non-public dalam insider
trading.
Seorang pakar pasar modal Arman Nefi, selaku pembicara dalam sebuah
diskusi yang diselenggarakan Djokosoetono Research Center (DRC) di Fakultas
Hukum Universitas Indonesia, menilai bahwa sulitnya Undang-Undang Pasar
Modal menjangkau praktik insider trading disebabkan karena locus dan tempus
delicti untuk mengusut insider trading tidak sama dengan pidana konvensional.
Selain itu, sifatnya yang paperless dan wireless menyebabkan sulitnya
Universitas Sumatera Utara
65
pembuktian di pengadilan. Ditambah lagi dengan mudahnya para pelaku
menyembunyikan barang bukti.110
Undang-Undang Pasar Modal Indonesia didalamnya juga terdapat celah
hukum (loopehole) dalam menjangkau insider trading yang didasarkan
penggunaan atau penyalahgunaan informasi oleh orang luar untuk melakukan
transaksi. Undang-undang tersebut hanya mampu menjangkau insider trading
karena pelanggaran dari fiduciary duty saja. Undang-undang tersebut dapat
menjatuhkan sanksi bagi pemberi maupun penerima tip dari orang dalam
mengenai fakta material. Tetapi Undang-undang tersebut tidak dapat menjatuhkan
sanksi terhadap seseorang (bukan orang dalam) yang mendapatkan informasi
secara tidak sengaja yaitu secara kebetulan mendengar pembicaraan orang dalam
disebuah rumah makan, mengenai kebijakan perusahaan yang merupakan suatu
fakta material.
110 Latifah K Wardhani, UU Pasar Modal Lemah Atasi Insider Trading,
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4dba2b371c571/uu-pasar-modal-tak-bisa-atasi-insider-trading diakses tanggal 7 Desember 2013.
Universitas Sumatera Utara
Recommended