View
216
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan ringkasan informasi yang menyajikan
tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi
pengguna laporan dalam membuat keputusan-keputusan pertanggungjawaban
manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada
mereka. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan
transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan
(Baridwan, 2004).
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia terdapat empat karakteristik kualitatif
laporan keuangan, yaitu dapat dipahami (understandability), relevan (relevance),
keandalan (reliability), dan dapat dibandingkan (comparability).
1. Dapat Dipahami (understandability)
Informasi yang berkualitas adalah informasi yang dengan mudah segera
dapat dipahami oleh pemakainya. Pemakai diasumsikan mempunyai
pengetahuan yang memadai mengenai aktivitas ekonomi dan bisnis,
akuntansi, serta kemampuan untuk mempelajari informasi dengan
ketekunan yang wajar.
9
Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas..., Devi Citra Yuliani, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
10
2. Relevan (relevance)
Informasi mempunyai kualitas relevan apabila dapat mempengaruhi
keputusan ekonomi pemakai, yaitu dengan cara dapat berguna untuk
mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa sekarang, atau masa depan,
menegaskan, atau mengkoreksi, hasil evaluasi mereka di masa lalu.
3. Keandalan (reliability)
Informasi memiliki kualitas andal apabila bebas dari pengertian yang
menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya
sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang
seharusnya disajikan atau yang dapat disajikan secara wajar.
4. Dapat Dibandingkan (comparability)
Suatu laporan keuangan dapat dibandingkan apabila informasi tersebut
dapat dibandingkan baik antara periode maupun antara perusahaan.
Sehingga pemakai dapat memperoleh informasi tentang kebijakan akuntasi
yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan dan perubahan
kebijakan serta pengaruh perubahan tersebut.
2.1.2 Audit Delay
Audit Delay adalah lamanya hari yang dibutuhkan auditor untuk
menyelesaikan pekerjaan auditnya, yang diukur dari tanggal penutupan tahun
buku hingga tanggal dipublikasikan laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia,
(Kusumawardani, 2013).
Audit Delay merupakan rentang waktu penyelesaian pelaksanaan audit
laporan keuangan tahunan, diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan
Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas..., Devi Citra Yuliani, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
11
untuk memperoleh laporan keuangan auditor independen atas audit laporan
keuangan tahunan perusahaan, sejak tanggal tutup buku perusahaan yaitu per 31
Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen
(Rachmawati, 2008).
Maka semakin panjang audit delay semakin lama auditor dalam
menyelesaikan pekerjaan auditnya. Ketepatwaktuan merupakan kualitas yang
berkaitan dengan ketersediaan informasi pada saat dibutuhkan. Waktu antara
tanggal laporan keuangan dan laporan audit (audit delay) mencerminkan
ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan. Ketepatwaktuan informasi
mengandung pengertian bahwa informasi tersedia sebelum kehilangan
kemampuannya untuk mempengaruhi atau membuat keputusan. Informasi harus
disampaikan sedini mungkin untuk dapat digunakan sebagai dasar membantu
dalam pengambilan keputusan ekonomi dan untuk menghindari tertundanya
pengambilan keputusan tersebut (Scott 2003, dalam Rachmawati 2008). Tujuan
menyeluruh dari suatu audit laporan keuangan adalah menyatakan pendapat
apakah laporan keuangan klien sudah menyajikan secara wajar dalam semua hal
yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Ketepatwaktuan penerbitan laporan keuangan audit merupakan hal yang
sangat penting, khususnya untuk perusahaan-perusahaan publik yang
menggunakan pasar modal sebagai salah satu sumber pendanaan. Perusahaan
yang sudah go public harus menyerahkan laporan keuangan tahunannya kepada
Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal). Peraturan Bapepam no. X.K.2 tentang
kewajiban penyampaian laporan keuangan berkala diatur bahwa laporan keuangan
Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas..., Devi Citra Yuliani, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
12
tahunan wajib disampaikan ke bursa selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga
(90 hari) setelah tahun buku berakhir dan telah diperiksa oleh akuntan publik. Jika
melebihi batas yang telah ditentukan maka diperhitungkan sebagai keterlambatan
penyampaian laporan keuangan ini yang disebut sebagai audit delay.
2.1.3 Profitabilitas
Profitabilitas merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan untuk
dapat menghasilkan laba sehingga semakin tinggi profitabilitas maka semakin
tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bagi perusahaannya.
Profitabilitas menunjukkan tingkat efisiensi dan kinerja perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham (Dewi, 2013).Profitabilitas
merupakan keberhasilan perusahaaan untuk menghasilkan laba dalam satu
periode.
Tingkat profitabilitas diperkirakan mempengaruhi audit delay. Menurut
Givoly dan Palmon (1982), dalam Rachmawati (2008), ketepatan waktu dan
keterlambatan pengumuman laba tahunan dipengaruhi oleh isi laporan keuangan.
Jika pengumuman laba berisi berita baik maka pihak manajemen akan cenderung
melaporkan tepat waktu dan jika pengumuman laba berisi berita buruk, maka
pihak manajemen cenderung melaporkan tidak tepat waktu.
Menurut Supranoto (1990) dalam Yulianti (2011), Profitabilitas adalah
kemampuan suatu kesatuan usaha (entity) untuk memperoleh laba. Profitabilitas
merupakan suatu indikator kinerja yang dilakukan manajemen dalam mengelola
kekayaan perusahaan yang ditunjukan oleh laba yang dihasilkan. Secara garis
Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas..., Devi Citra Yuliani, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
13
besar laba yang dihasilkan perusahaan berasal dari penjualan dan investasi yang
dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan akan mengukur kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan (profitabilitas) baik dari tingkat penjualan, asset,
modal maupun saham tertentu. Dalam rasio profitabilitas ini dapat dikatakan
sampai sejauh mana keefektifan dari keseluruhan manajemen dalam menciptakan
keuntungan bagi perusahaan.
Penelitian ini melakukan perhitungan profitabilitas dengan rasio Return On
Asset (ROA), rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba
berdasarkan tingkat asset tertentu. Profitabilitas mempengaruhi perusahaan yang
mengumumkan rugi atau profitabilitas yang rendah. Ini berkaitan dengan akibat
yang dapat ditimbulkan oleh pasar terhadap pengumuman rugi tersebut bagi
perusahaan.
Berdasarkan definisi di atas, maka dalam penelitian ini yang menjadi tolak
ukur tingkat profitabilitas yaitu Return On Asset (ROA) yang diperoleh dengan
persamaan berikut :
Keterangan :
Return On Asset =Rasio Tingkat Profitabilitas
Laba Bersih setelah Pajak =Jumlah laba perusahaan setelah pajak
Total Asset = Jumlah asset yang dimiliki perusahaan
Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas..., Devi Citra Yuliani, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
14
Berdasarkan persamaan diatas, maka ROA merupakan perbandingan
antara jumlah laba yang dihasilkan terhadap asset yang digunakan, sehingga
menunjukan sejumlah perusahaan mampu untuk menghasilkan laba dari sumber
daya (asset) yang dimiliki. Dengan demikian kemungkinan profitabilitas yang
diukur dengan Return on Asset (ROA) dapat mempengaruhi waktu penyelesaian
audit.
2.1.4 Solvabilitas
Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua
kewajiban-kewajibannya dalam jangka panjang. Perusahaan yang tidak solvabel
adalah perusahaan yang utangtotalnya lebih besar dibandingkan total asetnya
(Hanafi dan Halim, 1996, dalam Yulianti 2011). Kemampuan operasi perusahaan
dicerminkan dari aset-aset yang dimiliki olehperusahaan. Solvabilitas juga
mengindikasikan jumlah modal yang dikeluarkan oleh investor dalam rangka
menghasilkan laba (Dewi, 2013).
Menurut Carslaw dan Kaplan (1991), dalam Rachmawati (2008), proporsi
relatif dari hutang terhadap total aset mengindikasikan kondisi keuangan
perusahaan. Proporsi hutang yang lebih besar atau banyak terhadap total aktiva
akan meningkatkan kecenderungan management dalam pembuatan laporan
keuangan dan dapat meningkatkan kehati-hatian auditor terhadap laporan
keuangan yang akan diaudit. Hal ini disebabkan karena tingginya proporsi dari
hutang akan meningkatkan pula letter management.
Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas..., Devi Citra Yuliani, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
15
Oleh karena itu, perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang tidak
sehat biasanya cenderung melakukan kesalahan manajemen dan kecurangan
(fraud). Proporsi yang tinggi dari hutang terhadap total aset ini, akan
mempengaruhi likuiditas yang terkait dengan masalah kelangsungan hidup
perusahaan (going concern), yang pada akhirnya memerlukan kecermatan yang
lebih dalam pengauditan (Rachmawati, 2008).
2.1.5 Size Perusahaan
Size perusahaan merupakan kecepatan pelaporan keuangan. Besar kecilnya
size perusahaan juga dipengaruhi oleh kompleksitas operasional, variabilitas, dan
intensitas transaksi perusahaan tersebut yang tentunya akan berpengaruh terhadap
kecepatan dalam menyajikan laporan keuangan kepada publik. Size perusahaan
dapat diartikan sebagai suatu skala di mana dapat diklasifikasikan besar kecil
perusahaan dengan berbagai cara antara lain dinyatakan dalam total aktiva, nilai
pasar saham, dan lain-lain.
Keputusan ketua Bapepam No. Kep. 11/PM/1997 menyebutkan
perusahaan kecil dan menengah berdasarkan aktiva (kekayaan) adalah badan
hukum yang memiliki total aktiva tidak lebih dari seratus milyar, sedangkan
perusahaan besar adalah badan hukum yang total aktivanya diatas seratus milyar.
Pada dasarnya size perusahaan hanya terbagi pada tiga kategori, yaitu
perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium size), dan
perusahaan kecil (small firm). Penentuan perusahaan ini didasarkan pada total
asset perusahaan (Machfoedz, 1994). Kategori Size Perusahaan yaitu:
Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas..., Devi Citra Yuliani, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
16
a. Perusahaan Besar
Perusahaan besar adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih lebih
besar dari Rp 10 Milyar termasuk tanah dan bangunan. Memiliki
penjualan lebih dari Rp 50 Milyar/tahun.
b. Perusahaan Menengah
Perusahaan menengah adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih
Rp 1-10 Milyar termasuk tanah dan bangunan. Memiliki hasil penjualan
lebih besar dari Rp 1 Milyar dan kurang dari Rp 50 Milyar/tahun.
c. Perusahaan Kecil
Perusahaan kecil adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih paling
banyak Rp 200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan dan memiliki hasil
penjualan minimal Rp 1 Milyar/tahun.
Size perusahaan merupakan fungsi dari kecepatan pelaporan keuangan
karena semakin besar suatu perusahaan maka perusahaan akan melaporkan hasil
laporan keuangan yang telah diaudit semakin cepat karena perusahaan memiliki
banyak sumber informasi dan memiliki sistem pengendalian internal perusahaan
yang baik sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam penyusunan
laporan keuangan yang memudahkan auditor dalam melakukan audit laporan
keuangan. Besar kecilnya ukuran perusahaan juga dipengaruhi, kompleksitas
operasional, variabilitas dan intensitas transaksi perusahaan tersebut tentunya
akan berpengaruh terhadap kecepatan dalam menyajikan laporan keuangan dalam
publik.
Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas..., Devi Citra Yuliani, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
17
2.1.6 Ukuran Kantor Akuntan Publik
Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah suatu bentuk organisasi akuntan
publik yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yang
berusaha di bidang pemberian jasa profesional dalam praktek akuntan publik.
Dalam menyampaikan laporan keuangan yang akurat dan terpercaya, suatu
perusahaan membutuhkan jasa Kantor Akuntan Publik (KAP) yang memiliki
reputasi atau nama baik untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan yang
dihasilkan oleh perusahaan tersebut.
Sehingga perusahaan dalam menyampaikan suatu laporan atau informasi
akan kinerja perusahaan kepada publik agar akurat dan terpercaya diminta untuk
menggunakan jasa Kantor Akuntan Publik (KAP). Dalam meningkatkan
kredibilitas dari laporan itu, perusahaan menggunakan jasa Kantor Akuntan
Publik (KAP) yang mempunyai reputasi seperti Kantor Akuntan Publik (KAP)
yang berafiliasi dengan Kantor Akuntan Publik (KAP) besar yang berlaku
universal yang dikenal dengan Kantor Akuntan Publik (KAP) Big Four adalah
kelompok empat firma jasa profesional dan akuntansi internasional terbesar, yang
menangani mayoritas pekerjaan audit untuk perusahaan publik maupun
perusahaan tertutup.
Kantor Akuntan Publik yang masuk kategori KAP yang berafilisasi the big
four di Indonesia adalah:
1. Kantor Akuntan Publik Price Water House Cooper, yang bekerja sama
dengan Kantor Akuntan Publik Drs. Hadi Susanto dan rekan.
Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas..., Devi Citra Yuliani, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
18
2. Kantor Akuntan Publik KPMG (Klynfeld Peat Marwick Goedelar), yang
bekerjasama dengan Kantor Akuntan Publik Sidharta dan Wijaya.
3. Kantor Akuntan Publik Ernst dan Young, yang bekerja sama dengan
Kantor Akuntan Publik Prasetio, Sarwoko, dan Sanjadja.
4. Kantor Akuntan Publik Delloite Tauche Thomatshu, yang bekerja sama
dengan Kantor Akuntan Publik Hans Tuanakotta dan Mustafa, Osman
Ramli Satrio dan Rekan.
Pemilihan kantor akuntan publik yang berkompeten kemungkinan dapat
membantu waktu penyelesaian audit menjadi lebih segera atau tepat waktu.
Penyelesaian waktu audit secara tepat waktu kemungkinan dapat meningkatkan
reputasi kantor akuntan publik (KAP) dan menjaga kepercayaan klien untuk
memakai jasanya kembali untuk waktu yang akan datang. Dengan demikian besar
kecilnya Ukuran Kantor Akuntan Publik kemungkinan dapat mempengaruhi
waktu penyelesaian audit laporan keuangan.
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian ini merupakan replikasi penelitian-penelitian terdahulu. Ada
beberapa penelitian tersebut antara lain :
Penelitian Rachmawati (2008), menggunakan faktor internal seperti
profitabilitas, solvabilitas, internal auditor, size perusahaan dan faktor eksternal
ukuran kantor akuntan publik (KAP). Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor
internal yang mempengaruhi audit delay adalah size perusahaan dan faktor
eksternal ukuran kantor akuntan publik (KAP), sedangkan variabel profitabilitas,
solvabilitas, internal auditor tidak mempunyai pengaruh terhadap audit delay.
Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas..., Devi Citra Yuliani, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
19
Pada penelitian Febrianty (2011), menyatakan bahwa ukuran perusahaan
dan tingkat leverage mempunyai pengaruh terhadap audit delay, sedangkan
kualitas kantor akuntan publik tidak mempunyai pengaruh terhadap audit delay.
Penelitian yang dilakukan Kusumawardani (2013), dengan variabel kondisi
perusahaan, ukuran KAP, dan opini auditor dengan hasil penelitian menunjukan
bahwa kondisi perusahaan, ukuran kantor akuntan publik, dan opini auditor
berpengaruh terhadap audit delay.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2010), dengan variabel
penelitian ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas kualitas auditor dan opini
auditor. Dengan hasil penelitian menunjukan bahwa ukuran perusahaan dan opini
auditor tidak mempunyai pengaruh terhadap audit delay, sedangkan profitabilitas,
solvabilitas, dan kualitas auditor mempunyai pengaruh terhadap audit delay.
Pada penelitian Puspitasari dan Anggrahaeni (2012), yang menggunakan
variabel penelitian ukuran perusahaan, solvabilitas, laba rugi perusahaan dan
ukuran KAP. Dalam hasil penelitiannya menunjukan bahwa ukuran perusahaan,
dan solvabilitas mempunyai pengaruh positif terhadap audit delay, sedangkan laba
rugi perusahaan, dan ukuran kantor akuntan publik mempunyai pengaruh negatif
terhadap audit delay. Penelitian Yuliyanti (2010), ukuran perusahaan, ukuran
kantor akuntan publik mempunyai pengaruh terhadap audit delay, sedangkan
opini auditor, solvabilitas, dan profitabilitas tidak mempunyai pengaruh terhadap
audit delay.
Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas..., Devi Citra Yuliani, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
20
2.3 Kerangka Pemikiran
Audit Delay adalah lamanya hari yang dibutuhkan auditor untuk
menyelesaikan pekerjaan auditnya, yang diukur dari tanggal penutupan tahun
buku hingga tanggal dipublikasikan laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia
(Kusumawardani,2013).
Berdasarkan penjelasan tersebut, kerangka pemikiran yang
menggambarkan hubungan antara profitabilitas, solvabilitas, internal auditor, size
perusahaan, ukuran KAP, dan audit delay penyampaian laporan keuangan adalah
sebagai berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
H1 (-)
H2 (+)
h3 H3 (-)
H4 (-)
Solvabilitas
Ukuran KAP
Audit Delay
Profitabilitas
Size Perusahaan
Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas..., Devi Citra Yuliani, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
21
2.4 Hipotesis Penelitian
2.4.1 Hubungan Profitabilitas terhadap Audit Delay
Perusahaaan dengan tingkat profitabilitas tinggi, diperkirakan
mempengaruhi audit delay. Penelitian Subekti dan Widiyanti (2004), dalam Dewi
(2013), mengatakan bahwa jika perusahaan menghasilkan tingkat profitabilitas
yang lebih tinggi maka audit delay akan lebih pendek dibandingkan perusahaan
dengan tingkat profitabilitas yang lebih rendah. Profitabilitas perusahaan erat
hubungannya dengan informasi berita baik atau berita buruk dari laporan
keuangan. Jika perusahaan memiliki tingkat laba yang tinggi maka akan lebih
cepat menerbitkan laporan keuangannya daripada perusahaan yang tingkat
labanya rendah. Hal ini sejalan dengan penelitian dari Givory dan Palmon (1982),
Courtis (1976) dan Wirakusuma (2004) dalam Dewi (2013), yang menemukan
adanya hubungan negatif antara profitabilitas dan audit delay. Berdasarkan
analisis tersebut, maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut:
H1= Profitabilitas secara statistik mempunyai pengaruh negatif terhadap
auditdelay.
2.4.2 Hubungan Solvabilitas terhadap Audit Delay
Solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan menutupi seluruh
kewajiban-kewajibannya (Rachmawati, 2008). Tingkat solvabilitas perusahaan
yang tinggi akan membuat auditor lebih berhati-hati untuk melakukan auditnya,
total debt to total assets ratio mengindikasikan kesehatan dari perusahaan.
Proporsi total debt to total assets ratio yang tinggi akan meningkatkan kegagalan
Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas..., Devi Citra Yuliani, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
22
perusahaan sehingga auditor akan meningkatkan perhatian bahwa ada
kemungkinan laporan keuangan kurang dapat dipercaya. Mengaudit hutang
memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan mengaudit modal.
Biasanya mengaudit utang lebih melibatkan banyak staf dan lebih rumit
dibandingkan mengaudit modal. Dengan demikian solvabilitas yang diukur
dengan total debt to total assets ratio dapat mempengaruhi waktu penyelesaian
audit, sehingga menyebabkan audit delay semakin lama. Penelitian Carslaw dan
Kaplan (1991), dalam Dewi (2013), menemukan adanya hubungan positif antara
solvabilitas dengan audit delay. Hal ini karena proporsi yang besar dari hutang
terhadap total aktiva sehingga letter management meningkatkan kehati-hatian
oleh auditor dalam mengaudit laporan keuangan. Rasio solvabilitas yang tinggi
akan cenderung memiliki rentang waktu penyajian laporan keuangan yang lebih
lama. Berdasarkan analisis tersebut, maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut:
H2 = Solvabilitas secara statistik mempunyai pengaruh positif terhadap audit
delay.
2.4.3 Hubungan Size Perusahaan terhadap Audit Delay
Ukuran perusahaan merupakan fungsi dari kecepatan penyampaian laporan
keuangan karena perusahaan yang besar cenderung memiliki audit delay yang
lebih pendek dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil, karena
perusahaan besar diperhatikan oleh pihak investor, kreditor, pengguna laporan
keuangan, dan masyarakat yang membutuhkan laporan keuangan untuk keputusan
bisnisnya sehingga perusahaan besar dituntut untuk melaporkan laporan
keuangannya lebih cepat. Hal ini sejalan dengan penelitian Dyer dan McHugh
Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas..., Devi Citra Yuliani, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
23
(1975), Boynton dan Kell (1996), Subekti dan Widiyanti, (2004) dan Rachmawati,
(2008) dalam Dewi (2013). Berdasarkan analisis tersebut, maka dapat disusun
hipotesis sebagai berikut:
H3 = Size perusahaan secara statistik mempunyai pengaruh negatif terhadap audit
delay.
2.4.4 Hubungan Ukuran KAP terhadap Audit Delay
Ukuran KAP berpengaruh terhadap audit delay, KAP yang berafiliasi
dengan big four cenderung melakukan audit lebih cepat dibanding KAP yang
bukan big four, karena KAP big four dinilai dapat melakukan auditnya dengan
lebih efisien dan memiliki tingkat fleksibilitas jadwal waktu yang lebih tinggi
untuk menyelesaikan audit tepat pada waktunya dan menyebabkan audit delay
semakin pendek (Subekti dan Widiyanti, 2004), dalam Dewi, 2013 . Hal ini
sejalan dengan penelitian Rachmawati (2008). Berdasarkan analisis tersebut,
maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut:
H4 = ukuran KAP secara statistik mempunyai pengaruh negatif terhadap audit
delay.
Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas..., Devi Citra Yuliani, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
Recommended