View
0
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pendapatan
a. Teori Pendapatan
Menurut pelopor ilmu ekonomi klasik, Adam Smith dan David
Ricardo, distribusi pendapatan digolongkan dalam tiga kelas sosial
yang utama: pekerja, pemilik modal dan tuan tanah. Ketiganya
menentukan 3 faktor produksi, yaitu tenaga kerja, modal dan tanah.
Penghasilan yang diterima setiap faktor dianggap sebagai
pendapatan masing-masing keluarga terlatih terhadap pendapatan
nasional. Teori mereka meramalkan bahwa begitu masyarakat makin
maju, para tuan tanah akan relatif lebih baik keadaannya dan para
kapitalis (pemilik modal) menjadi relatif lebih buruk keadannya.1
b. Pengertian Pendapatan
Menurut Jhingan, pendapatan adalah penghasilan berupa uang
selama periode tertentu. Maka dari itu, pendapatan dapat diartikan
sebagai semua penghasilan atau menyebabkan bertambahnya
kemampuan seseorang, baik yang digunakan untuk konsumsi
maupun untuk tabungan. Dengan pendapatan tersebut digunakan
untuk keperluan hidup dan untuk mencapai kepuasan. nbnnnn2
1 Satiti Anggraini, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani
Padi”. (Surakarta : Universitas Muhammadiyah. 2012). Hlm.9 2M.L Jhingan, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, (Padang: PT. Raja Grafindo
.2003), hlm.31
2
Menurut Mankiw mengemukakan bahwa pendapatan
perorangan (personalIncome) adalah pendapatan yang diterima oleh
rumah tangga dan usaha yang bukan perusahaan. Pendapatan
perorangan juga mengurangi pajak pendapatan perusahaan dan
kontribusi pada tunjangan sosial. Sebagai tambahan, pendapatan
perorangan ikut menghitung pendapatan bunga yang diterima rumah
tangga yang berasal dari kepemilikan atas utang negara dan juga
pendapatan yang diterima rumah tangga dari program transfer
pemerintah sebagai tunjangan sosial.3
Menurut Soekartawi, analisis pendapatan adalah penerimaan
dikurangi dengan semua biaya yang dikeluarkan dalam produksi.
Untuk menghitung pendapatan usahatani dapat digunakan rumus
sebagai berikut:4
Pd = TR-TC
TR = Y.Py
TC = FC + VC……………………………… 2.1
Dimana :
Pd : Pendapatan usaha tani
TR : Total Penerimaan (total reventue)
TC : Total biaya (total cost)
FC : Biaya tetap (fixed cost)
3N.Gregory Mankiw, Teori Makro ekonomi,(Jakarta:Erlangga. 2006). hlm.9 4Soekartawi. “Analisis Usahatani”. (Jakarta: Universitas Indonesia. 2002), hlm.54
3
VC : Biaya variabel (variable cost)
Y : Produksi yang diperoleh dalam suatu usaha tani
(output)
Py : Harga output
Pendapatan dalam hal ini adalah jumlah uang yang didapat
atau diterimah oleh perusahaan dari suatu aktivitasnya, hampir
semua dari hasil penjualan produk atau jasa.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan adalah :
1) Kesempatan kerja yang tersedia, semakin banyak kesempatan
kerja yang tersedia, semakin banyak penghasilan yang bisa
diperoleh dari hasil kerja tersebut.
2) Jenis pekerjaan, terdapat banyak jenis pekerjaan yang dapat
dipilih seseorang dalam melakukan pekerjaannya untuk
mendapatkan penghasilan.
3) Kecakapan dan keahlian, dengan bekal kecakapan dan keahlian
yang tinggi akan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas
yang pada akhirnya pula terhadap penghasilan.
4) Motivasi atau dorongan juga mempengaruhi jumlah
penghasilan, semakin besar dorongan untuk melakukan
pekerjaan, semakin besar pula penghasilan yang diperoleh.
5) Keuletan bekerja Banyak sedikitnya modal yang digunakan.
4
d. Konsep Pendapatan (Income).
a. Pendapatan dari Gaji dan Upah
Gaji dan upah adalah balas jasa terhadap kesediaan menjadi
tenaga kerja. Besar gaji/upah seseorang secara teoritis sangat
tergantung dari produktivitasnya.
b. Pendapatan dari Aset Produktif
Aset produktif adalah aset yang memberikan pemasukan atas
balas jasa penggunaanya. Ada dua kelompok aset produktif.
Pertama, aset finansial ( Financial assets).
c. Pendapatan dari Pemerintah
Pendapatan dari pemerintah atau penerimaan transfer adalah
pendapatan yang diterima bukan sebagai balas jasa atas input
yang diberikan.
e. Sumber – Sumber Pendapatan
Suatu perusahaan untuk mendapatkan keuntungan yang besar
harus mempunyai pendapatan yang memadai. Pendapatan diperoleh
dari beberapa sumber yaitu :
a. Pendapatan Intern
Pendapatan yang diperoleh dari para anggota atau juga dari
pemegang saham (modal awal) atau semua yang bersangkutan
dengan dalam perusahaan itu sendir.
b. Pendapatan Ekstern
5
Pendapatan yang diperoleh dari pihak luar yang berperan
atau tidaknya kelancaran kegiatan perusahaan. Pendapatan ini
juga bisa berasal dari bunga bank dan lain-lain.
c. Hasil Usaha
Pendapatan yang diperoleh perusahaan dari hasil aktivitas
atau kegiatan perusahaan seperti pendapatan jasa dari aktivitas
yang dilakukan.
f. Indikator Pendapatan
Indikator pendapat menurut penelitian terdahulu adalah sebagai
berikut :
1) Untuk memenuhi kubutuhan ekonomi keluarga
2) Untuk memenuhi biaya produksi
g. Pendapatan Dalam Perspektif Ekonomi Islam
Pendapatan adalah uang yang diterima dan diberikan kepada
subjek ekonomi berdasarkan prestasi yang telah diserahkan yaitu
berupa pendapatan dari profersi yang dilakukan perorangan maupun
kelompok.5 Adapun dalam Al-Qur’an surat Al-Jathiya ayat 22 yang
menjelaskan tentang pendapatan berbunyi.
لمون زى كل نفأس بما كسبتأ وهمأ ل يظأ ولتجأ ض بالأحق رأ السهماوات والأ )٢٢(وخلق الله
5 Djodjohadikusuma Sumitro, Sejarah Pemikiran Ekonomi, (Jakarta : Yayasan Obor
Indonesia, 1990), hlm.27
6
Artinya : “Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan
yang benar dan agar dibalasi tiap tiap diri terhadap apa
yang dikerjakannya, dan mereka tidak akan dirugika”.
Islam menawarkan penyelesaian dengancara yang adil atas
permasalahan pendapatan. Para pekerja dilakukan secara adil atas
apa yang telah dikerjakannya dan diberikan uang atau jatah
pendapatan yang berhak mereka peroleh. Islam juga menyebutkan
dalam pemerataan pendapatan harus secara adil, selain kepada para
pekerja mereka harus memenuhi kewajiban terhadap keluarga dan
masyarakat yang memerlukan bantuan atau tidak mampu. Ada dua
langkah hukum yang bias ditempuh dalam rangka meratakan
pendapatan, yang pertama, hukum waris yang merupakan aturan
penting untuk mengurangi ketidak adilan. Yang kedua, zakat yang
dapat dilakukan untuk membagi kekayaan dalam masyarakat.6
2. Luas Lahan
a. Pengertian Luas Lahan
Menurut Sukirno, tanah sebagai faktor produksi adalah tanah
yang mencakup bagian permukaan bumi yang dapat di jadikan untuk
bercocok tanam, dan untuk tempat tinggal dan termasuk pula
kekayaan alam yang terdapat didalamnya. Dari pendapat ini dapatlah
dikatakan bahwa tanah itu merupakan fakto produksi yang boleh
6Muhammad, Ekonomi Mikro Dalan Perspektif Islam, (Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta,
2004), hal.343
7
dikatakan suatu pabrik dari hasil pertanian karena disanalah tempat
produksinya.7
Menurut Mubyarto, luas lahan adalah keseluruhan wilayah yang
menjadi tempat penanaman atau mengerjakan proses penanaman,
luas lahan menjamin jumlah atau hasil yang akan diperoleh petani.
Jika luas lahan meningkat maka pendapatan petani akan meningkat,
demikian juga sebaliknya. Sehingga hubungan antara luas lahan
dengan pendapatan petani merupakan hubungan yang positif. Di
negara agraris seperti Indonesia, lahan merupakan faktor produksi
yang paling penting dibandingkan dengan faktor produksi yang lain
karena balas jasa yang diterima oleh lahan lebih tinggi dibandingkan
dengan faktor produksi yang lain.8
Tanah atau lahan disini bukanlah untuk ditanami dan ditinggali
saja, namun juga termasuk di dalamnya sumber daya alam. Tanah
ini maksudnya adalah segala sesuatu yang bisa menjadi faktor
produksi dan berasal atau yang tersedia di alam tanpa usaha manusia,
yang antara lain meliputi: tenaga penumbuh yang ada di dalam tanah
baik untuk pertanian, perikanan maupun pertambangan dan tenaga
air baik untuk pengairan. Pendek kata tanah merupakan segala
sumber asli alam yang tidak berasal dari kegiatan manusia.9
7 Sadono Sukirno, “Pengantar Teori Mikroekonomi”, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
2002), hlm.4 8 Mubyarto.“Pengantar Ekonomi Pertanian”. (Jakarta: LP3ES. 1989), hlm.13 9Suherman Rosyidi, Pengantar Teori Ekonomi: Pendekatan kepada Teori Ekonomi Mikro
dan Makro, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006), hlm. 55
8
Lahan adalah tanah yang digunakan untuk usaha pertanian,
Namun, tidak semua tanah merupakan lahan pertanian dan
sebaliknya semua lahan pertanian adalah tanah luas lahan adalah
keseluruhan wilayah yang menjadi tempat penanaman atau
mengerjakan proses penanaman, luas lahan menjamin jumlah atau
hasil yang akan diperoleh petani. Di negara agraris seperti Indonesia,
lahan merupakan faktor produksi yang paling penting dibandingkan
dengan faktor produksi yang lain karena balas jasa yang diterima
oleh lahan lebih tinggi dibandingkan dengan faktor yang lain. Luas
lahan pertanian mempengaruhi skala usaha tani yang pada akhirnya
mempengaruhi tingkat efisiensi usaha tani yang dijalankan.10
b. Indikator Luas Lahan
Indikator luas lahan menurut penelitian terdahulu adalah sebagai
berikut :
1) Lahan milik sendiri
2) Lahan sewa
c. Lahan Dalam Perspektif Ekonomi Islam
Dalam pandangan ekonomi klasik, tanah dianggap sebagai
faktor produksi yang penting termasuk sumber daya alam
didalamnya yang digunakan dalam kegiatan proses produksi. Islam
mengakui tanah sebagai faktor produksi, namun tidak dalam arti
sama yang digunakan di zaman modern. Dalam Islam mengakui
10Soekartawi, Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian, (Jakarta : CV Rajawali, 1987), hlm. 15
9
diciptakannya manfaat yang dapat memaksimalkan kesejahteraan
ekonomi masyarakat dengan memperhatikan prinsip-prinsip dasar
etika ekonomi. Al-Qur’an dan as-Sunnah banyak memberikan
tekanan pada pembudidayaan tanah secara baik. Seperti yang
terkandung dalam Qur’an Surah As-Sajadah: 27
عا تأأكل منأه أنأعامهمأ وأ رج به زرأ ض الأجرز فنخأ رأ ا أنها نسوق الأماء إلى الأ فسهمأ أفل يبأصرون أولمأ يروأ )٢٧(نأ
Artinya :“Dan apakah mereka tidak memperhatikan, bahwasannya
kami menghalau (awan yang mengandung) air ke bumi
yang tandus, lalu kami tumbuhkan dengan air hujan itu
tanaman yang daripadanya makan hewan ternak mereka
dan mereka sendiri. Maka apakah mereka tidak
memperhatikan”.
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwasannya Allah menghalau
awan ketempat yang kering dan tandus yang tidak mempunyai
tumbuh tumbuhan di tempat itu. Awan berubah menjadi air hujan
yang menimpa tanah itu yang memungkinkan manusia mengalirkan
air ke tanah-tanah yang kering, kemudian tanah itu menjadi subur
dan ditumbuhi berbagai macam tumbuh-tumbuhan, sebagian
tanaman itu dimakan oleh manusia dan hewan ternak mereka.
Apakah mereka tidak melihat bukti kebesaran dan kekuasaan Allah.
Dalam pertanian terutama padi di sawah, pengairan tanaman dalam
10
hal ini sangat penting maka bersyukurlah kepada Allah SWT yang
Maha Kuasa atas karunia-Nya.11
3. Jumlah Produksi
a. Teori Jumlah Produksi
Produksi menurut david Ricardo dalam buku nya yang
berjudul principles of political economi and taxation, dijelaskan
sebuah hukum law of diminishing return atau dalam bahasa
Indonesia dikenal dengan hokum tambah hasil yang semakin
berkurang. The law of diminishing return merupakan salah satu
hukum terkait teori produksi, yang berbunyi “apakah satu macam
faktor produksi (input variabel ) ditambahkan secara terus-menerus
penggunaanya, sedangkan faktor-faktor produksi lain bersifat tetap
(input tetap), maka tambahan output (MP) yang dihasilkan akibat
tambahan setiap satuan faktor produksi tersebut pada awalnya
mengalami peningkatan, namun kemudian akan mengalami
penurunan.12
b. Pengertian Jumlah Produksi
Menurut Thamrin Abdullah, hubungan di antara tingkat
produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan
untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut.
Dalam analisis tersebut dimisalkan bahwa faktor produksi lainnya
11 https://risalahmuslim.id/quran/as-sajadah// Tafsir Kementerian Agama RI, (diakses pada
tanggal 28 Januari 2020) 12 http://ekonomi-kelasx.blogspot.com (diakses pada 18 februari 2020)
11
adalah tetap jumlahnya, yaitu modal dan tanah jumlahnya dianggap
tidak mengalami perubahan. Juga teknologi dianggap tidak
mengalami perubahan, satu-satunya faktor produksi yang dapat
diubah jumlahnya adalah tenaga kerja.13
Menurut Sadono Sukirno, menyatakan bahwa fungsi produksi
adalah hubungan diantara faktor-faktor produksi dan tingkat
produksi yang diciptakannya. Faktor-faktor produksi terdiri dari
tenaga kerja, tanah, modal, dan keahlian kewirausahaan.14
Menurut Zulkarnain, fungsi produksi adalah hubungan
diantara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang
diciptakan. Faktor-faktor produksi yang diciptakan terdiri. dari
tenaga kerja, tanah, modal, dan keahlian keusahawan. Dalam teori
ekonomi, menganalisis mengenai produksi selalu dimisalkan bahwa
tiga faktor produksi (tanah, modal, keahlian keusahawan) adalah
tetap jumlahnya.15
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Produksi
Dalam hal mutu suatu produk yang dihasilkan oleh suatu
pertanian kadang mengalami keragaman. Hal ini disebabkan mutu
suatu produk itu dipengaruhi oleh beberapa faktor, di mana faktor-
13 Thamrin Abdullah, Manajemen Pemasaran , (Jakarta : PT.RajaGrafindo Persada, 2012),
hlm.60 14 Sadono Sukirno, Mikro Ekonomi Teori Pengantar, (Edisi ke III), (Jakarta
:PT.RajaGrafindo Persada, 2005), hlm.193 15 Zulkarnain, Ilmu Menjual, (Jakarta : Graha Ilmu , 2010) hlm.79
12
faktor ini akan dapat menentukan bahwa suatu produk dapat
memenuhi standar yang telah ditentukan atau tidak, faktor-faktor
tersebut antara lain :16
1) Manusia
Peranan manusia atau karyawan yang bertugas dalam
pertanian akan sangat mempengaruhi secara langsung
terhadap baik buruknya mutu dari produk yang dihasilkan oleh
suatu pertanian. Maka aspek manusia perlu mendapat
perhatian yang cukup. Perhatian tersebut dengan mengadakan
latihan-latihan, pemberian motivasi, pemberian Jamsostek,
kesejahteraan, dan lain-lain.
2) Uang
Pertanian harus menyediakan uang yang cukup untuk
mempertahankan atau meningkatkan mutu produknya.
Misalnya: untuk perawatan dan perbaikan mesin atau
peralatan produksi, perbaikan produk yang rusak, dan lain-
lain.
3) Tanah
Hal yang dimaksud dengan istilah land atau tanah di sini
bukanlah sekadar tanah untuk ditanami atau untuk ditinggali
saja, tetapi termasuk pula didalamnya segala sumber daya
16Suherman Rosyidi, pengantar teori ekonomi, (Edisi Revisi), (Jakarta : PT.RajaGrafindo
Persada, 2005), hlm.54
13
alam (natural resources). Itulah sebabnya faktor produksi
yang pertama ini sering kali pula disebut dengan natural
resources di samping juga sering disebut land.
4) Bahan baku
Bahan baku merupakan salah satu faktor yang sangat
penting dan akan mempengaruhi terhadap mutu produk yang
dihasilkan suatu pertanian. Untuk itu pengendalian mutu
bahan baku menjadi hal yang sangat penting dalam hal bahan
baku, pertanian harus memperhatikan beberapa hal antara lain:
seleksi sumber dari bahan baku, pemeriksaan dokumen
pembelian, pemeriksaan penerimaan bahan baku, serta
penyimpanan.
d. Indikator Jumlah Produksi
Indikator produksi menurut penelitian terdahulu adalah sebagai berikut:
1) Besar hasil produksi kopi
2) Besarnya keuntungan yang didapat
3) Mesin yang digunakan bersifat khusus
e. Produksi Dalam Perspektif Ekonomi Islam
Quran Surat Al-Qashash Ayat 73
كرون لهۦ ولعلهكمأ تشأ كنوا فيه ولتبأتغوا من فضأ متهۦ جعل لكم ٱله يأل وٱلنههار لتسأ حأ ومن ره
Artinya: “Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan
siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan
14
supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada
siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya”.
Di antara kasih sayang-Nya bahwa Dia -Subḥānahu- menjadikan
untuk kalian malam yang gelap untuk beristirahat setelah kalian merasa
letih karena kerja di siang hari, dan menjadikan siang yang terang agar
kalian bisa berusaha untuk mencari rezeki pada waktu itu dan agar
kalian mensyukuri nikmat Allah atas kalian dan tidak mengkufurinya.
Kegiatan produksi dalam perspektif ekonomi Islam adalah terkait
dengan manusia dan eksistensinya dalam aktivitas ekonomi, produksi
merupakan kegiatan menciptakan kekayaan dengan pemanfaatan
sumber alam oleh manusia. Beberapa ahli ekonomi islam memberikan
definisi yang berbeda mengenai pengertian produksi, meskipun
substansinya sama. Berikut ini pengerian produksi menurut para
ekonomi muslim kontemporer.17
a. Kahf, mendefinisikan kegiatan ekonomi dalam perspektif islam
sebagai usaha manusia untuk memperbaiki tidak hanya kondisi
fisik materialnya, tetapi juga moralitas, sebagai sarana untuk
tujuan hidup sebagaimana digariskan dalam agama islam, yaitu
kebahagiaan dunia dan akhirat.
b. Mannan, menekankan pentingnya motif altruisme (altruism) bagi
produsen yang islami sehingga ia menyikapi dengan hati-hati
17 Deky Anwar, Ekonomi Mikro Islam, (Edisi ke V), (Palembang : Noer Fikri,2016),
hlm.181
15
konsep Pareto Optimality dan Given Demand Hypotbesis yang
banyak dijadikan sebagai konsep dasar produksi dalam ekonomi
konvensional.
c. Rahman, menekankan pentingnya keadilan dan kemerataan
produksi (distribusi produksi secara merata)
d. Ul Haq, menyatakan bahwa tujuan dari produksi adalam memenuhi
kebutuhan barang dan dan jasa yang merupakan fasdhu kifayah,
kebutuhan yang bagi banyak orang pemenuhannya bersifat wajib.
e. Siddiqi, mendefinisikan kegiatan produksi sebagai penyediaan
barang dan jasa dengan memerhatikan nilai keadilan dan
kebijakan/kemanfaatan (mashlahah) bagi masyarakat. Dalam
pandangannya, sepanjang produsen telah bertindak adil dan
membawa kebijakan bagi masyarakat maka ia telah bertindak
Islami.
Dari berbagai definisi di atas, maka bisa disimpulkan bahwa
kepentingan manusia, yang sejalan dengan moral islam, harus menjadi
fokus atau target dari kegiatan produksi. Produksi adalah proses
mencari, mengalokakan dan mengolah sumber daya menjadi output
dalam rangka meningkatkan mashlahah bagi manusia. Oleh karena itu,
produksi juga mencakup aspek tujuan kegiatan menghasikan output
serta karakter-karakter yang melekat pada proses dan hasilnya.18
4. Jumlah Tenaga Kerja
18 Ibid, hlm.182
16
a. Pengertian Jumlah Tenaga Kerja
Menurut M.B. Hendri Anto, kerja merupakan salah satu
kegiatan penting bagi kehidupan manusia bahkan terkadang
menjadi sangat dominan dibandingkan dengan aktifitas-aktifitas
lainnya terutama dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Kerja dapat
diartikan secara umum maupun khusus, secara umum kerja
mencakup semua bentuk usaha yang dilakukan oleh manusia, baik
dalam mencari materi maupun non material, intelektual atau fisik,
maupun hal-hal yang berkaitan dengan masalah keduniaan maupun
keakhiratan.19
Menurut Mohar Daniel, sebagian pakar ekonomi pertanian,
tenaga kerja (man power) adalah penduduk dalam usia kerja, yaitu
yang berumur antara 15-64 tahun, merupakan penduduk potensial
yang dapat bekerja untuk memproduksi barang atau jasa. Angkatan
kerja (labor force) adalah penduduk yang bekerja dan mereka yang
tidak bekerja, tetapi siap untuk bekerja atau sedang mencari kerja.
Sementara yang bukan angkatan kerja (not in the labor force)
adalah bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya tetapi tidak
terlibat dalam suatu usaha atau tidak terlibat dalam suatu kegiatan
yang menghasilkan barang atau jasa. Penduduk yang termasuk
kelompok ini adalah orang yang bersekolah, mengurus rumah
19 M.B. Hendri Anto, Pengantar Ekonomi Mikro Islam, (Yogyakarta: Ekonisia UII, 2003),
hlm. 222
17
tangga, orang jompo, dan atau penyandang cacat. Orang yang
bekerja (employed persons) adalah orang yang melakukan
pekerjaan yang menghasilkan barang atau jasa dengan tujuan
memperoleh penghasilan atau keuntungan, baik mereka yang
bekerja penuh (full time) maupun tidak yang bekerja penuh (part
time), sementara yang disebut pencari kerja atau pengangguran
(unemployment) adalah mereka yang tidak bekerja dan sedang
mencari kerja menurut referensi waktu tertentu, atau orang yang
dibebastugaskan bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan.20
Menurut UU No 13 Tahun 2003 pasal 1 ayat 2 Tentang
Ketenagakerjaan menyatakan bahwa tenaga kerja adalah setiap
orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan
barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun untuk kebutuhan masyarakat.
b. Indikator Jumlah Tenaga Kerja
Indikator jumlah tenaga kerja menurut penelitian terdahulu adalah
sebagai berikut :
1) Banyaknya tenaga kerja
2) Kinerja tenaga kerja
3) Usia
4) Jenis kelamin
c. Tenaga Kerja Dalam Perspektif Ekonomi Islam
20 Mohar Daniel. Pengantar Ekonomi pertanian, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), hlm.87
18
Pandangan ekonomi islam pada tenaga kerja adalah segala
usaha dan ikhtiar yang dilakukan oleh anggota badan atau pikiran
untuk mendapatkan imbalan yang pantas. Termasuk semua jenis
kerja yang dilakukan fisik atau pikiran. Islam mendorong umatnya
untuk bekerja dan memproduksi, bahkan menjadikannya sebuah
kewajiban terhadap orang-orang yang mampu, lebih dari itu Allah
SWT akan memberikan balasan yang setimpal yang sesuai dengan
amal/kerja sesuai dengan firman Allah SWT dalam Q.S. An-Nahl :
97
يينهه حياة من فلنحأ سن ما كانوا منأ عمل صالحا منأ ذكر أوأ أنأثى وهو مؤأ رهمأ بأحأ زينههمأ أجأ طي بة ولنجأ
) ٩٧ (يعأملون
Artinya: “Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-
laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka
Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan
yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan
kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa
yang telah mereka kerjakan”.(Q.S An-Nahl:97)
Al-qur’an memberikan penekanan utama terhadap pekerjaan
dan menerangkan dengan jelas bahwa manusia diciptakan di bumi
ini untuk bekerja keras untuk mencari penghidupan masing-
masing. Bentuk-bentuk kerja yang disyariatkan dalam islam adalah
19
pekerjaan yang dilakukan dengan kemampuannya sendiri dan
bermanfaat, antara lain:21
1) Menghidupkan tanah mati (tanah yang tidak ada pemiliknya
dan tidak dimanfaatkan oleh satu orang pun).
2) Menggali kandungan bumi.
3) Berburu.
4) Makelar ( samsarah).
5) Peseroan antara harta dengan tenaga (mudharabah).
6) Mengairi lahan pertanian (musaqat).
7) Kontrak tenaga kerja (ijarah)
B. Penelitian Terdahulu
I Nyoman Alit Febri Saputra dan I Gede Wardana (2018), ” Pengaruh
Luas Lahan, Alokasi Waktu Dan Produksi Petani Terhadap Pendapatan”.
Hasil penelitian menunjukan bahwa : 1) Luas lahan, alokasi waktu, dan
produksi petani berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan. 2)
Luas lahan, alokasi waktu berpengaruh positif dan signifikan terhadap
produksi petani.22
I Nyoman Darma Budhi Laksana dan I Made Jember (2018),” Pengaruh
tenaga kerja, bahan baku dan produksi terhadap pendapatan pengerajin
industri kerajinan kayu di Kabupaten Gianyar”. Hasil penelitian menunjukan
bahwa terdapat pengaruh signifikan antara tenaga kerja, bahan baku dan
21 Nurul Huda, dkk. Ekonomi Makro Islam, (Jakarta: Kencana, 2009), hlm.227-229 22 Nyoman Alit Febri Saputra dan I Gede Wardana,” Pengaruh Luas Lahan, Alokasi Waktu
Dan Produksi Petani Terhadap Pendapatan”, E-Jurnal EP Unud, Vol.7, No.9, 2018
20
produksi terhadap Pendapatan Pengerajin Industri Kerajinan Kayu Di
Kabupaten Gianya.23
Miswar (2017),” Pengaruh penggunaan pupuk, tenaga kerja dan luas
areal terhadap pendapatan petani coklat di Kecamatan Peunaron Kabupaten
Aceh Timur”. Hasil penelitian menunjukan bahwa Jumlah tenaga kerja,
penggunaan pupuk dan luas lahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Pendapatan petani coklat di Kecamatan Peunaron Kabupaten Aceh Timur.24
Natra Liarman dan Antoni1 , Firdaus S (2016),” Pengaruh Harga Jual
Padi, Luas Lahan Dan Biaya Usaha Terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah
Di Jorong Padang Sawah Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten Pasaman. Hasil
penelitian menunjukan bahwa Luas lahan, biaya produksi dan harga jual
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pendapatan petani Padi Sawah
Di Jorong Padang Sawah Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten Pasaman.25
Ni Nyoman Tri Astari dan Nyoman Djinar Setiawin (2016),” Pengaruh
Luas Lahan, Tenaga Kerja, Dan Pelatihan Melalui Produksi Sebagai Variabel
Intervening Terhadap Pendapatan Petani Asparagus Di Desa Pelaga
Kecamatan Petang Kabupaten Badung”. Hasil penelitian menunjukan bahwa
: 1) luas lahan, dan tenaga kerja secara langsung tidak berpengaruh terhadap
pendapatan petani Asparagus Di Desa Pelaga Kecamatan Petang Kabupaten
23 I Nyoman Darma Budhi Laksana dan I Made Jember, “Pengaruh Tenaga Kerja, Bahan
Baku Dan Produksi Terhadap Pendapatan Pengerajin Industri Kerajinan Kayu Di Kabupaten
Gianyar”, E-Jurnal EP Unud, Vol.7, No.8,Agustus 2018 24 Miswar,” Pengaruh penggunaan pupuk, tenaga kerja dan luas areal terhadap
pendapatan petani coklat di Kecamatan Peunaron Kabupaten Aceh Timur”, jurnal samudra
ekonomika, vol. 1, no. 2 oktober 2017. 25 Natra Liarman dan Antoni , Firdaus S,” Pengaruh Harga Jual Padi, Luas Lahan Dan
Biaya Usaha Terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah Di Jorong Padang Sawah Kecamatan Tigo
Nagari Kabupaten Pasaman”, Jurnal Fakultas Ekonomi, Vol.4, No.3, 2014
21
Badung. 2) Sementara pelatihan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan
petani Asparagus Di Desa Pelaga Kecamatan Petang Kabupaten Badung.26
Ida Bagus Adi Mahayasa dan Ni Nyoman Yuliarmi (2017),” Pengaruh
Modal, Teknologi, Dan Tenaga Kerja Terhadap Produksi Dan Pendapatan
Usaha Kerajinan Ukiran Kayu Di Kecamatan Tembuku Kabupaten Bangli”.
Hasil penelitian menunjukan bahwa : 1) Modal dan Tenaga Kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi. 2) Modal dan Tenaga
Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan Usaha
Kerajinan Ukiran Kayu Di Kecamatan Tembuku Kabupaten Bangli. 3)
teknologi berpengaruh secara langsung terhadap produksi tanpa melalui
tenaga kerja.27
Juniati (2016),” Pengaruh harga jual, modal, luas lahan, dan tenaga kerja
terhadap peningkatan pendapatan masyarakat muslim”. Hasil penelitian
menunukan bahwa : 1) Modal dan Tenaga Kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap produksi masyarakat muslim. 2) Modal dan Tenaga Kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan masyarakat muslim.
3) teknologi ini berpengaruh secara langsung terhadap produksi tanpa melalui
tenaga kerja masyarakat muslim.28
26 Ni Nyoman Tri Astari dan Nyoman Djinar Setiawin,” Pengaruh Luas Lahan, Tenaga
Kerja, Dan Pelatihan Melalui Produksi Sebagai Variabel Intervening Terhadap Pendapatan Petani
Asparagus Di Desa Pelaga Kecamatan Petang Kabupaten Badung”, E-Jurnal Ekonomi dan bisnis
Universitas Udayan, Vol.5 No.7, 2016 27 Ida Bagus Adi Mahayasa dan Ni Nyoman Yuliarmi,” Pengaruh Modal, Teknologi, Dan
Tenaga Kerja Terhadap Produksi Dan Pendapatan Usaha Kerajinan Ukiran Kayu Di Kecamatan
Tembuku Kabupaten Bangli”, E-Jurnal EP Unud, Vol.6, No.8, Agustus 2017 28 Juniati,” Pengaruh harga jual, modal, luas lahan, dan tenaga kerja terhadap
peningkatan pendapatan masyarakat muslim”,( UIN Alauddin Makassar, 2016)
22
Ni Putu Riska Aryawati, Dan Made Kembar Sri Budhi (2017),”pengaruh
produksi, luas lahan, dan pendidikan terhadap pendapatan petani dan alih
fungsi lahan Provinsi Bali”. Hasil penelitian menunjukan bahwa : 1) produksi
pertanian, luas lahan dan pendidikan bepengaruh positif dan signifikan
terhadap pendapatan petani Provinsi Bali. 2) produksi pertanian, luas lahan
pendidikan dan pendapatan petani berpengaruh positif dan signifikan
terhadap alih fungsi lahan pertanian Provinsi Bali. 3) Produksi Pertanian,
Luas Lahan dan Pendidikan berpengaruh signifikan terhadap alih fungsi lahan
pertanian melalui pendapatan petani Provinsi Bali.29
Ummul Wafikah (2018),” Analisis pengaruh tenaga kerja dan luas lahan
terhadap pendapatan petani merica di Kecamatan Kindang Kabupaten
Bulukumba”. Hasil penelitian menunjukan bahwa tenaga kerja dan luas lahan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan petani merica di
Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba.30
Suryati (2017),”Pengaruh modal kerja, luas lahan, dan tenaga Kerja
terhadap pendapatan petani bawang merah di Desa Sakuru Kecamatan Monta
Kabupaten Bima”. Hasil penelitian menunjukan bahwa modal kerja, luas
lahan, dan tenaga kerja secara simultan berpengaruh signifikan dan
29 Ni Putu Riska Aryawati, Dan Made Kembar Sri Budhi,” Pengaruh Produksi, Luas
Lahan, dan Pendidikan Terhadap Pendapatan Petani dan Alih Fungsi Lahan Provinsi Bali”, E-
Jurnal EP Unud, Vol.7 No.9, 2018 30 Ummul Wafikah,” Analisis pengaruh tenaga kerja dan luas lahan terhadap pendapatan
petani merica di Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba”,( Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar, 2018)
23
berhubungan positif terhadap tingkat pendapatan pendapatan petani bawang
merah di Desa Sakuru Kecamatan Monta Kabupaten Bima.31
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Nama Judul Variabel Hasil
1 I
Nyoma
n Alit
Febri
Saputra
I Gede
Wardan
a
(2018)
Pengaruh Luas
Lahan, Alokasi
Waktu Dan
Produksi Petani
Terhadap
Pendapatan.
Variabel bebas :
Luas
lahan,alokasi
waktu, dan
Produksi Petani
Variabel terika :
produksi dan
Pendapatan petani
1. Luas lahan,
alokasi waktu, dan
produksi petani
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
pendapatan
petani.
2. luas lahan,
alokasi waktu
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap produksi
petani
2 I
Nyoma
n
Darma
Budhi
Laksan
a dan I
Made
Jembe
(2018)
Pengaruh Tenaga
Kerja, Bahan
Baku Dan
Produksi
Terhadap
Pendapatan
Pengerajin
Industri Kerajinan
Kayu Di
Kabupaten
Gianyar
Variabel bebas :
tenaga
kerja,bahan baku
dan produksi
Variabel terikat :
Pendapatan petani
1. tenaga
kerja,bahan baku
dan produksi
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
Pendapatan
petani.
3 Miswar
(2017)
Pengaruh
Penggunaan
Pupuk, Tenaga
Kerja Dan Luas
Areal Terhadap
Variabel bebas :
tenaga kerja,
penggunaan
pupuk, dan luas
area
1. Jumlah tenaga
kerja,
penggunaan
pupuk dan luas
31 Suryati,”Pengaruh modal kerja, luas lahan, dan tenaga Kerja terhadap pendapatan
petani bawang merah di Desa Sakuru Kecamatan Monta Kabupaten Bima”, (UIN Alauddin
Makassar, 2017)
24
Pendapatan Petani
Coklat Di
Kecamatan
Peunaron
Kabupaten Aceh
Timur
Variabel terikat :
pendapatan petani
lahan
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
Pendapatan
petani.
4 Natra
Liarma
n dan
Antoni
1 ,
Firdaus
S
Pengaruh Harga
Jual Padi, Luas
Lahan Dan Biaya
Usaha Terhadap
Pendapatan Petani
Padi Sawah Di
Jorong Padang
Sawah Kecamatan
Tigo Nagari
Kabupaten
Pasaman
Variabel bebas :
harga jual, luas
lahan, dan biaya
produksi
Variabel terikat :
pendapatan usaha
petani
1. Luas lahan, biaya
produksi dan
harga jual
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
Pendapatan
petani.
5 Ni
Nyoma
n Tri
Astari
dan
Nyoma
n
Djinar
Setiawi
n
(2016)
Pengaruh Luas
Lahan, Tenaga
Kerja, Dan
Pelatihan Melalui
Produksi Sebagai
Variabel
Intervening
Terhadap
Pendapatan Petani
Asparagus Di
Desa Pelaga
Kecamatan
Petang
Kabupaten
Badung
Variabel bebas :
luas lahan, tenaga
kerja dan
pelatihan kerja
Variabel terikat :
pendapatan petani
1. luas lahan, dan
tenaga kerja
secara langsung
tidak berpengaruh
terhadap
pendapatan
petani.
2. Sementara
pelatihan
berpengaruh
signifikan
terhadap
pendapatan
petani.
6 Ida
Bagus
Adi
Mahaya
sa dan
Ni
Nyoma
n
Yuliar
mi
(2017)
Pengaruh Modal,
Teknologi, Dan
Tenaga Kerja
Terhadap
Produksi Dan
Pendapatan Usaha
Kerajinan Ukiran
Kayu Di
Kecamatan
Tembuku
Kabupaten Bangli
Variabel bebas :
modal, teknologi,
dan tenaga kerja
Variabel terikat :
produksi dan
pendapatan petani
1. Modal dan
Tenaga Kerja
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
produksi.
2. Modal dan
Tenaga Kerja
25
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
pendapatan.
3. teknologi ini
berpengaruh
secara langsung
terhadap
produksi tanpa
melalui tenaga
kerja.
7 Juniati
(2016)
Pengaruh harga
jual, modal, luas
lahan, dan tenaga
kerja terhadap
peningkatan
pendapatan
masyarakat
muslim
Variabel bebas :
harga jual,modal,
luas lahan, dan
tenaga kerja
Variabel terikat :
pendapatan
masyarakat
muslim
1. Modal, luas lahan,
tenaga kerja
berpengaruh
terhadap
peningkatan
pendapatan
masyarakat
muslim.
2. Sedangkan harga
jual perpengaruh
negatif terhadap
pendapatan
masyarakat
muslim
8 Ni Putu
Riska
Aryawa
ti, Dan
Made
Kembar
Sri
Budhi
(2017)
Pengaruh
Produksi, Luas
Lahan, dan
Pendidikan
Terhadap
Pendapatan Petani
dan Alih Fungsi
Lahan Provinsi
Bali
Variabel bebas :
Produksi, Luas
Lahan, dan
Pendidikan
Variabel terikat :
pendapatan
petani.
1. Produksi Pertanian,
Luas Lahan dan
Pendidikan
bepengaruh positif
dan signifikan
terhadap
pendapatan
petani.
2. Produksi
Pertanian, Luas
Lahan Pendidikan
dan Pendapatan
Petani berpengaruh
positif dan
26
signifikan terhadap
Alih Fungsi Lahan
Pertanian
3. Produksi Pertanian,
Luas Lahan dan
Pendidikan
berpengaruh
signifikan terhadap
alih fungsi lahan
pertanian melalui
pendapatan petani
9 Ummul
Wafika
h
(2018)
Analisis pengaruh
tenaga kerja dan
luas lahan
terhadap
pendapatan petani
merica di
kecamatan
kindang
kabupaten
bulukumba
Variabel bebas :
tenaga kerja dan
luas lahan.
Variabel terikat :
pendapatan petani
1. tenaga kerja dan
luas lahan
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap
pendapatan petani
10 Suryati
(2017)
Pengaruh modal
kerja, luas lahan,
dan tenaga
Kerja terhadap
pendapatan petani
bawang merah
Di desa sakuru
kecamatan monta
kabupaten bima
Variabel bebas :
Modal kerja, luas
lahan, dan tenaga
kerja.
Variabel terikat :
Pendapatan petani
1. modal kerja, luas
lahan, dan
tenaga kerja secara
simultan berpengaruh
signifikan dan
berhubungan positif
terhadap
tingkat pendapatan
pendapatan petani.
C. Kerangka konseptual
Penelitian ini mengacu pada mepelitian yang dilakukan oleh para
peneliti sebelumnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa beberapa faktor
yang dianggap mempengaruhi pendapatan petani diantaranya adalah luas
lahan, jumlah produksi dan jumlah tenaga kerja. Dalam kerangka-kerangka
27
yang menggambarkan hubungan antara luas lahan, jumlah produksi dan
jumlah tenaga kerja terhadap pendapatan petani adalah sebagai berikut :
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
H1
H2
H3
H4
D. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Suatu
hipotesis akan diterima apabila data yang dikumpulkan mendukung
pernyataan. Hipotesis merupakan suatu anggapan dasar yang kemudian
membuat suatu teori yang masih harus di uji kebenarannya. Jadi, hipotesis
merupakan jawaban sementara atas pernyataan-pernyataan yang dipaparkan
dalam perumusan masalah.
Berdasarkan kerangka teori, dapat disusun hipotesis penelitian sebagai
berikut:
H1 : Diduga Luas Lahan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani.
Luas Lahan (X1)
Jumlah Produksi
(X2)
Jumlah Tenaga
Kerja (X3)
Pendapatan (Y)
28
H2 : Diduga Jumlah Produksi berpengaruh signifikan terhadap pendapatan
petani.
H3 : Diduga Jumlah Tenaga Kerja berpengaruh signifikan terhadap
pendapatan petani.
H4 : Diduga Luas lahan, jumlah produksi, dan jumlah tenaga kerja secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani.
Recommended