View
0
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistematika dan Morfologi Tanaman Kelapa
Menurut Hutchinson (1959) sistematika tanaman kelapa adalah:
Devisio : Spermatophyte
Class : Monocotydonae
Ordo : Palmaes
Familia: : Palmaceae (Palmaceae)
Genus : Cocos
Spesies : Cocos nucifera Linn
Tanaman kelapa banyak sekali manfaatnya dari pohon sampai
buahnya. Kelapa merupakan tumbuhan yang sangat berguna bagi manusia
terutama buahnya yaitu sebagai bumbu dan bahan masakan. Kelapa biasanya
tumbuh dipantai, tinggi pohon bisa mencapai 30 meter pohon kelapa ini bisa
tumbuh sampai 1000 m diatas permukaan laut. Kelapa (Cocos nucifera)
adalah satu jenis tumbuhan dari suku aren-arenan atau Arecaceae dan
merupakan anggota tunggal dalam marga Cocos. Tumbuhan ini dimanfaatkan
hampir pada semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap sebagai
tumbuhan serba guna, khususnya bagi masyarakat pesisir kelapa juga adalah
sebutan untuk buah yang dihasilkan tumbuhan ini.
Tidak banyak yang mengetahui dan memahami proses pembuatan gula
jawa dari nira kelapa. Oleh karena itu, diperlukan suatu pemaparan mengenai
Analisis Ekonomi Gula..., Dekrit Virgia Yonandra, Fakultas Pertanian UMP, 2012
8
proses pemanfaatan nira kelapa untuk diolah menjadi gula jawa. Selain gula
kelapa dalam setengah tempurung kelapa dan bulat silindris, adapun dalam
bentuk gula semut dan gula semut adalah turunan dari gula kelapa yang
berbentuk kristal.
Gula Semut adalah istilah yang digunakan untuk menamakan gula kelapa
dalam bentuk kristal. Gula semut mempunyai keunggulan tersendiri yaitu
berbentuk kristal kecil-kecil yang mudah larut dalam air panas ataupun air
dingin, disamping itu gula semut dapat dibuat menjadi berbagai macam rasa
dengan khasiat yang berbeda-beda, misalnya gula kristal rasa jahe dapat
mencegah dan menyembuhkan masuk angin, batuk, flu, perut kembung, rasa
kencur dapat mencegah dan menyembuhkan pegel linu, encok, sakit perut atau
rasa lainnya sehingga apabila dipakai dalam minuman akan memberikan rasa
yang khas ( Anonymous 2011).
Gula semut memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan gula
kelapa lainnya, yaitu antara lain :
Bentuknya kristal dan mudah terlarut.
Gula semut dapat ditambahkan berbagai macam flavoring agent alami
diantaranya jahe, kencur, temulawak sehingga dapat digunakan sebagai
bahan minuman alami.
Nilai ekonomisnya lebih tinggi dan memiliki aroma yang khas.
Gula semut memiliki umur simpan yang lebih panjang (dengan kadar air
2-3% dengan pengemasan yang tertutup rapat).
Banyaknya keunggulan dari gula semut ini, memberi efek positif pada
manfaatnya. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh, ketika kita
mengkonsumsinya antara lain:
Analisis Ekonomi Gula..., Dekrit Virgia Yonandra, Fakultas Pertanian UMP, 2012
9
Sebagai pengganti gula pasir, gula semut sangat nikmat bila dipakai
sebagai pemanis minuman teh dan kopi.
Menurut para peneliti kandungan gula kelapa cukup baik dibanding gula
yang dibuat dari bahan yang lain serta mengandung kalori yang tinggi dan
efek sampingnya tidak begitu besar pada tubuh.
Selain glukosa, terdapat protein kasar, mineral, vitamin C, riboflavin,
thiamine, fosfor dan calsium.
Sebagai penguat rasa dan penguat khasiat minuman kesehatan, tambahkan
gula semut ke dalam seduhan kunyit asam, temulawak, wedang jahe dan
mengkudu.
Minuman ini tidak hanya sangat bermanfaat terhadap kebugaran tubuh tapi
juga ramah dilidah Selain berfungsi sebagai pemanis biasa, gula semut
digunakan dalam industri roti (bakery), kue- kue, kecap, sirup, makanan
bayi dan makanan lainnya.
Yang dimanfaat kan bukan hanya rasa manisnya tapi juga warna coklat
yang cantik untuk memperkuat tampilan fisik makanan
Tempurung kelapa atau dikenal juga dengan batok kelapa sudah bukan
barang buangan, melainkan emas yang dibuang sayang. Potensi pemberdayaan
untuk menghasilkan keping-keping rupiah sangat terbuka lebar. Kerajinan
tempurung kelapa menjadi incaran pasar atau konsumen baik dalam maupun
luar negeri (Anonymous 2011).
Unsur seni yang ditambahkan ke dalam tempurung kelapa, membuat
bahan alami ini memiliki keunikan sendiri sebagai bahan dasar kerajinan yang
eksotis.
Analisis Ekonomi Gula..., Dekrit Virgia Yonandra, Fakultas Pertanian UMP, 2012
10
a. Daun Kelapa
Daun tersusun secara majemuk, menyirip sejajar tunggal, pelepah
pada ibu tangkai daun pendek, duduk pada batang, warna daun hijau
kekuningan. Daun kelapa dapat dibuat menjadi berbagai macam benda.
Misalnya bingkai lemari, hiasan janur, keranjang sampah, sapu lidi, sarang
ketupat, tatakan, dan tempat buah. Sementara pucuk daunnya dapat dibuat
makanan, seperti asinan. Kemudian manggar atau pangkal pelepahnya
dapat dimanfaatkan untuk membuat ragi dan gula. Sementara pelepah
keringnya dapat dibuat kipas, sandal, tas tangan, dan topi.
Tanaman dewasa mempunyai 30 sampai 35 daun dengan panjang
sekitar 6 meter. Daun bagian bawah agak cekung kedalam sedang pada
bagian atas agak datar atau cembung. Daun muda tumbuhnya agak tegak,
semakin tua dan besar daun semakin condong dan akhirnya terkulai dan
gugur. Anak daun panjangnya 1 – 1,5 meter dengan tulang daun yang
keras yang biasa disebut lidi. Daun yang segar beratnya 10 – 15 kg dan
terdiri dari 200 – 250 anak daun.
b. Batang Kelapa
Batang kelapa dapat dimanfaatkan untuk membuat perabotan
rumah tangga, misalnya meja, kursi, bingkai lukisan, dan lainnya. Selain
itu, batang kelapa bisa digunakan untuk membuat bahan dasar
pembangunan rumah, seperti, papan, dan sebagainya. Menurut Rahman
(1982). Pohon kelapa hanya mempunyai 1 titik tumbuh pada ujung
batangnya, sehingga batang tumbuhnya tegak lurus selalu mengarah
keatas, tidak bercabang. Batang akan kelihatan jelas kalau pohon telah
Analisis Ekonomi Gula..., Dekrit Virgia Yonandra, Fakultas Pertanian UMP, 2012
11
berumur 3 – 4 tahun. Cepat atau lambatnya pertumbuhan batang dapat
dilihat dari tapak bekas – bekas pangkal pelepah daun. Batang tingginya
dapat mencapai 30 – 35 meter dan garis tengahnya rata-rata 30 – 40 cm,
apabila ditanam rapat diameter batang antara 25 – 35 cm. Umur dapat
mencapai ratusan tahun lebih apabila dirawat dengan baik.
c. Buah Kelapa
Buah besar, diameter 10 cm sampai 20 cm atau bahkan lebih,
berwarna kuning, hijau, atau coklat; buah tersusun dari mesokrap berupa
serat yang berlignin, disebut sabut, melindungi bagian endokrap yang
keras (disebut batok) dan kedap air; endokrap melindungi biji yang hanya
dilindungi oleh membran yang melekat pada sisi dalam endokrap.buah
kelapa terdiri dari kulit luar, sabut, tempurung, kulit daging (testa), daging
buah, air kelapa, dan lembaga (bakal buah). Banyak dari bagian buah
kelapa ini yang bisa dimanfaatkan. Di antaranya, sabut, tempurung, daging
buah, dan air kelapa (Setyamidjaya 1995).
d. Akar Kelapa
Menurut Sudijanto (1979), tanaman kelapa seperti tumbuhan
monocotyl lainnya, mempunyai sistem akar serabut. Tugas utama akar
adalah menyerap air dan unsur hara dari dalam tanah untuk
pertumbuhannya dan menunjang berdirinya batang agar tetap tegak
ditempatnya. Banyaknya akar serabut akan tergantung dari kesehatan
pohon dan kesuburan tanah. Pada umumnya berkisar lebih kurang
2000-4000 helai. Akar serabut yang tumbuh mendatar panjangnya
mencapai 10-15 meter. Sedangkan akar serabut yang tumbuh kebawah
Analisis Ekonomi Gula..., Dekrit Virgia Yonandra, Fakultas Pertanian UMP, 2012
12
dapat sampai 2-3 meter jika tidak terdapat lapisan cadas. Akar serabut
berukuran tebal rata-rata 1 cm pada bagian ujung tidak terdapat akar – akar
rambut.
Akar kelapa dapat bermanfaat untuk kehidupan. Akar ini bisa
dijadikan zat pewarna pada perabotan rumah tangga. Bisa juga
dimanfaatkan untuk obat obatan (dalam ukuran atau takaran tertentu)
e. Sabut Kelapa
Kulit kelapa yang telah dibuang gabusnya dapat digunakan untuk
pelapis jok dan kursi, serta pembuatan tali. Tempurung kelapa juga dapat
digunakan untuk arang batok. Arang batok ini dapat digunakan sebagai
“kayu bakar”. Bisa juga diolah menjadi arang aktif yang diperlukan oleh
berbagai keperluan industri pengolahan. Tak hanya itu saja, tempurung
kelapa juga bisa dijadikan kancing, aksesoris kotak perhiasan, dan
sebagainya.
f. Daging Kelapa
Bagian dalam kelapa yang menjadi bagian penting dalam pohon
kelapa. Daging kelapa ini bisa dibuat apa saja. Daging kelapa muda dapat
dijadikan campuran minuman atau bisa juga dijadikan makanan. Misalnya,
kue kelapa, manisan serutan kelapa, salad kelapa. Sementara, daging
kelapa yang tua bisa diolah menjadi kelapa parut, santan, kopra (daging
buah kelapa yang dikeringkan), dan minyak., Air kelapa juga dapat
dimanfaatkan untuk pembuatan kecap, atau, bias dijadikan bahan
pembuatan sari kelapa atau biasa disebut nata de coco.
Analisis Ekonomi Gula..., Dekrit Virgia Yonandra, Fakultas Pertanian UMP, 2012
13
B. Agroindustri Gula Kelapa
Pengertian agroindustri sebagai komponen dari sistem agribisnis
merupakan industri yang mengolah bahan baku dari hasil pertanian menjadi
bahan setengah jadi atau barang jadi. Oleh karena itu agroindustri mempunyai
peranan yang sangat penting karena pada umumnya mampu menghasilkan
nilai tambah dari produk segar hasil pertanian. Kemajuan teknologi
agroindustri dewasa ini bahkan mampu mendorong kearah diversifikasi
produk untuk memenuhi kebutuhan manusia maupun pengguna lainnya atau
meningkatkan pangsa pasar hasil olahan. Tujuan agroindustri pengolahan
hasil pertanian dengan teknologi tertentu, antara lain adalah untuk
mendapatkan produk yang sesuai dengan kebutuhan manusia, baik selera
maupun nilai gizinya, memperpanjang masa simpan hasil pertanian yang
mudah rusak, memberi peluang bagi pergembangan industri, menciptakan
diversifikasi produk, memperluas pangsa pasar.
Salah satu komoditi perkebunan yang penting bagi Indonesia adalah
kelapa. Komoditi ini telah lama dikenal dan sangat berperan bagi kehidupan
masyarakat baik ditinjau dari aspek ekonomi maupun aspek sosial budaya.
Sebagian besar petani kelapa lebih senang menjual produknya dalam bentuk
mentah ataupun kopra. Harga produk tersebut mengalami fluktuasi dan
harganya sering ditentukan secara sepihak oleh pembeli, karena tidak
ada pilihan lain petani tetap menjual hasil kelapanya walaupun berada
pada posisi tawar yang lemah. Industri pun belum banyak menarik
keuntungan dari nilai tambah produk olahan kelapa hingga diperoleh aneka
olahan yang mempunyai nilai ekonomis dan prospek pasar yang baik.
Teknologi dan sarana penanganan pasca panen produk kelapa yang
Analisis Ekonomi Gula..., Dekrit Virgia Yonandra, Fakultas Pertanian UMP, 2012
14
digunakan masih sangat sederhana, yaitu dengan mengupas kelapa, mencukil
daging kelapa dari tempurung dan mengeringkan pada sinar matahari atau
pada unit pengeringan sederhana. Sedangkan air kelapa, tempurung dan sabut
sebagai bahan bakar dalam proses pengeringan kopra tetapi sebagian besar
terbuang sebagai limbah. Padahal limbah tersebut dapat diolah menjadi
berbagai produk yang menguntungkan antara lain serat sabut kelapa, arang
batok, kelapa parut kering, gula kelapa, nata de coco dan lain-lain.
Antara pembeli dan penjual semata-mata hanya hubungan jual
beli komoditas belum ada unsur pembinaan bagi petani, baik pada budidaya
maupun pada pengolahan dan pemasaran atau belum terintegrasi antara
kegiatan budidaya dengan kegiatan pengolahan dan pemasaran. Untuk
menanggulangi permasalahan tersebut maka dalam hal ini akan membahas
mengenai program proyek pengembangan hasil komoditas kelapa untuk
dijadikan barang ekonomis dan memiliki nilai tambah yang lebih sehingga
dapat bermanfaat bagi masyarakat.
Masyarakat , khususnya jawa masih banyak yang menggunakan gula
kelapa sebagai bahan untuk memasak karena memiliki aroma dan rasa yang
khas. Di samping itu gula kelapa juga digunakan untuk beberapa keperluan,
misalnya untuk pemanis minuman, bahan pembuat kecap, pembuat dodol,
pembuat kue, dan bahan penyedap masakan karena gula kelapa memiliki
banyak kegunaan, maka jumlah permintaan gula kelapa dari hari ke hari terus
meningkat. Oleh karena itu , produk dan kualitas gula perlu di tingkatkan
Setiap mayang dapat menghasilkan nira sebanyak 0,5 sampai 1,75 liter
nira per hari selama 10 sampai 35 hari. Jika setiap pohon kelapa menghasilkan
Analisis Ekonomi Gula..., Dekrit Virgia Yonandra, Fakultas Pertanian UMP, 2012
15
rata-rata 15%, maka setiap tahun dapat menghasilkan 37,5 kg gula kelapa per
pohon. (Palungkun, 1993)
1. Proses Penyadapan Nira Kelapa
Menurut Mulyono (1994) penanganan mayang atau bunga kelapa
serta nira yang baik selama di pohon kelapa merupakan salah satu
langkah yang mutlak perlu diperhatikan untuk memperoleh gula kelapa
(gula jawa) yang berkualitas super.
Penangangan mayang dan nira pada saat di pohon kelapa untuk
memperoleh gula kelapa yang terbaik meliputi 3 tahap yang antara lain:
a. Tahap pemilihan mayang yang akan di sadap niranya.
b. Teknik pengirisan mayang.
c. Proses penyadapan nira dari mayang.
2. Pengirisan Mayang
a. Sebelum diiris mayang yang tegak diarahkan ke bawah untuk
memperlancar proses keluarnya nira dengan bantuan gaya grafitasi
bumi, sehingga nira yang keluar menjadi maksimal.
b. Sebelum diiris disini terlihat fungsi lain dari pengikatan mayang yaitu
memudahkan proses pengirisan mayang dalam satu irisan.
c. Setelah diikat dan sebelum diiris mayang yang ada dipukul - pukul
secara berlahan dari pangkal ke ujung mayang dengan kayu untuk
memancing keluarnya nira..
d. Pengirisan dilakukan dengan alat iris yang khusus (tidak boleh
digunakan untuk keperluan lain) untuk sterilisasi dari nira itu sendiri.
e. Jika mayang diiris pada pagi hari baiknya mayang diiris sekitar 4 - 5
cm dengan menghadap ke bawah.
Analisis Ekonomi Gula..., Dekrit Virgia Yonandra, Fakultas Pertanian UMP, 2012
16
f. Biasanya untuk hari pertama hasil sadapan kurang maksimal, nira
mulai mengucur deras pada hari kedua setelah pengirisan pertama.
3. Proses Pengolahan Gula Kelapa
Gula kelapa merupakan hasil dari kegiatan dari pengolahan petani
pengrajin gula kelapa jadi hal ini merupakan produk industri rumah
tanngga yang umumnya belum tersentuh teknologi. Pembuatan gula kelapa
membutuhkan bahan baku dan perlengkapan lainnya seperti :
a. Wajan (Tempat untuk memasak gula merah)
b. Kebuk (Alat yang terbuat dari kayu untuk mengaduk gula merah)
c. Etok-etok (Alat yang terbuat dari batok kelapa untuk menuangkan gula
yang sudah matang, tapi belum kering ke dalam cetakan gula merah)
d. Papan cetakan (Untuk mencetak gula merah)
e. Plastik (Untuk melapisi cetakan supaya tidak nempel ke cetakan)
f. Saringan (Untuk menyaring sajeng/nira yang akan di masak)
g. Kayu bakar (Untuk memasak)
h. Air sajeng/nira (Bahan baku gula merah)
i. Tungku (Tempat untuk meletakan wajan dan proses pemasakan)
Semua peralatan dan istilah-istilah sudah di mengerti dan sudah
tersedia, namun semua peralatan dan bahan yang harus disiapkan sebelum
memulai proses pembuatan gula merah melalui tahapan-tahapan sebagai
berikut:
1. Nyalakan terlebih dahulu kayu bakar, apabila api sudah menyala lalu
diamkan.
2. Letakan wajan di atas tungku.
Analisis Ekonomi Gula..., Dekrit Virgia Yonandra, Fakultas Pertanian UMP, 2012
17
3. Persiapkan sajeng/nira untuk dimasukan ke dalam wajan dan jangan
lupa di saring terlebih dahulu.
4. Sajeng/nira dimasak sampai mendidih
5. Setelah nira mendidih menjadi bahan gula merah kemudian campurkan
ampas kelapa sampai mengental dan apabila tidak ada ampas boleh di
tambahkan minyak goreng sedikit yang gunanya untuk membantu
mempercepat pengentalan sajeng/nira menjadi padat.
6. Sajeng/nira diaduk terus menerus sampai sajeng itu matang. Sajeng
yang sudah matang dan bisa diturunkan dari tungku. mempunyai ciri-
ciri sebagai berikut :
a. Gelembung gelembung sajeng mulai sedikit/jarang.
b. Warna sajeng/ nira kuning ke coklat-coklatan.
c. Sajeng/nira sudah mulai kental.
7. Setelah sajeng itu matang lalu diaduk kemudian diberi gula pasir
supaya gula tersebut cepat kering.
8. Setelah itu baru gula itu dicetak menggunakan cetakan, dan cetakan ini
biasanya menggunakan potongan bambu dan ada juga yang
menggunakan papan yang dibuat cetakan seperti mangkok, tetapi harus
di dasari dengan plastik supaya dalam pengambilan gula sudah kering
dan mudah.
9. Setelah gula dicetak kemudian didiamkan beberapa menit, apabila gula
sudah mengeras baru gula itu dilepas dari cetakan.
Analisis Ekonomi Gula..., Dekrit Virgia Yonandra, Fakultas Pertanian UMP, 2012
18
10. Proses pendinginan, sebelum gula merah disimpan terlebih dahulu
maka gula merah itu didinginkan, supaya dalam penyimpanan tidak
meleleh/lembek.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan gula merah:
a. Sajeng/nira harus dalam kondisi baik
b. Api untuk memasak harus stabil karna dapat mempengaruhi hasil gula
c. Pemakaian bahan pengawet sesuai dengan label yang tertera pada
bungkus bahan pengawet itu sendiri.
d. Proses pemasakan harus sesuai aturan
4. Biaya dan Pendapatan
Biaya usaha tani dibedakan menjadi dua yaitu biaya tetap (fixed
cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap adalah biaya yang
relatif tetap jumlahnya dan terus di keluarkan banyak atau sedikit , yang
termasuk biaya tetap antara lain, sewa pohon,pajak,alat.
Biaya tidak tetap adalah biaya yang besar kecilnya di pengaruhi
oleh produksi yang diperoleh ,yang termasuk biaya tidak tetap adalah
bahan baku dan tenga kerja . Biaya merupakan nilai dari semua korbanan
(input) ekonomi yang diperlukan yang dapat diperkirakan dan dapat
diukur untuk menghasilkan sesuatu produk.
Biaya produksi adalah biaya yang digunakan oleh petani untuk
membiayai semua faktor produksi yang digunakan dalam usaha tani yang
meliputi biaya tenaga kerja, sarana produksi, dan lain-lain untuk
mendukung usaha tani (Soekartawi 1993).
Biaya-biaya lain yang diperhitungkan antara lain yaitu:
Analisis Ekonomi Gula..., Dekrit Virgia Yonandra, Fakultas Pertanian UMP, 2012
19
1. Biaya total merupakan jumlah dari biaya tetap dan biaya variabel
2. Biaya rata-rata, merupakan biaya yang di keluarkan untuk
memproduksi satu kesatuan untuk output tertentu
3. Biaya tetap rata-rata dan biaya variabel rata-rata
TC = TFC + TVC
Keterangan
TC = Total Biaya
TFC = Biaya Tetap
TVC = Biaya Variabel
Pendapatan adalah hasil yang di peroleh petani dari hasil usaha
agrondustri gula kelapa . Pendapatan usaha tani ini terbagi menjadi dua,
yaitu pendapatan kotor (penerimaan) dan pendapatan bersih(keungtungan).
Pendapatan kotor atau penerimaan adalah nilai produk total usahatani
dalam jangka waktu tertentu baik yang dijual maupun yang tidak dijual
yang di hitung dengan cara mengalikan jumlah produk fisik dengan harga.
Jadi besarnya pendapatan kotor atau penerimaan usahatani tergantung
pada besar kecilnya produksi yang diperoleh petani dengan tingkat harga
yang berlaku. Sedangkan pendapataan bersih atau keuntungan adalah
selisih antara pendapatan kotor (penerimaan) dengan total biaya produk
Menurut (Soekartawi 2002). hubungan antara biaya, penerimaan
dan pendapatan di nyatakan dengan rumus sebagai berikut:
Pd = TR - TC
Keterangan :
Pd=Pendapatan usaha tani
TR=Total penerimaan
Analisis Ekonomi Gula..., Dekrit Virgia Yonandra, Fakultas Pertanian UMP, 2012
20
TC=Total biaya
5. Kelayakan Ekonomi
Dalam pendirian suatu usaha, baik berupa dalam usaha baru
maupun usaha sudah berjalan sebaiknya dilakukan studi kelayakan. Hal ini
mencegah kemungkinan kerugian yang terjadi sebagai akibat dari
keputusan yang kurang tepat. Kelayakan ekonomi ini lahir dari dasar
pemikiran setiap aktifitas yang direncanakan secara baik dan teliti akan
lebih besar peluangnya untuk berhasil dibandingkan aktifitas yang tidak
dirancang semula
Menurut Suwarsono (1991), kelayakan merupakan salah satu
masalah yang perlu dilakukan dalam usaha yang merencanakan modal
dalam jangka panjang . Dengan adanya studi kelayakan ini dapat diartikan
penelitian dapat tidaknya suatu usaha di laksanakan dengan berhasil
Untuk melihat kelayakan usaha digunakan pendekatan analisis
imbangan antara penerimaan dan biaya atau R/C yang dikemukakan oleh
Rahardi (1995) dengan rumus sebagai berikut:
R/C= Penerimaan
Biaya
Dan analisis tersebut dapat dilihat berapa rupiah penerimaan yang
akan diperoleh pengrajin dari setiap rupiah yang dikeluarkan petani dalam
usaha tersebut sehingga dapat dilihat kelayakan ekonominya sebagai
berikut ;
R/C > 1, maka usaha tersebut menguntungkan karena menunjukan
Analisis Ekonomi Gula..., Dekrit Virgia Yonandra, Fakultas Pertanian UMP, 2012
21
penerimaan yang diperoleh lebih besar dari biaya yang di
keluarkan
R/C = 1, maka usaha tersebut hanya cukup untuk menutup biaya atau
tidak untung dan tidak rugi
R/C < 1, maka usaha tersebut tidak menguntungkan sebaiknya usaha
tersebut tidak dilaksanakan.
Analisis Ekonomi Gula..., Dekrit Virgia Yonandra, Fakultas Pertanian UMP, 2012
Recommended