Citation preview
dengan menggunakan metode RGEC Pada PT Bank Tabungan Negara
Periode
2017-2019”. Rumusan masalah yang digunakan yaitu bagaimana
tingkat
kesehatan PT Bank Tabungan Negara periode 2017-2019 dengan
mengunakan
metode RGEC?. Tujuan dilakukannya penelitian tersebut yaitu untuk
mengetahui
tingkat kesehatan PT Bank Tabungan Negara periode 2017-2019
dengan
mengunakan metode RGEC. Hasil yang diperoleh dari penelitian
tersebut yaitu:
1. Profil risiko (Risk profile) dengan menggunakan 2 indikator
yaitu rasio NPL
dan risiko likuiditas dengan rasio LDR selama tahun 2017-2019
berturut-turut
berada dalam kondisi yang cukup sehat.
2. Hasil penilaian Good Corporate Governance (GCG) pada tahun
2017-2019
berturut-turut diperoleh nilai GCG sebesar 2,
3. Hasil Penilaian Rentabilitas (Earnings) dengan menggunakan tiga
rasio yaitu
ROA, NIM dan BOPO selama tahun 2017- 2019 berada dalam kondisi
sehat.
4. Hasil penilaian Permodalan (Capital) selama tahun 2017-2019
berada dalam
kondisi cukup sehat.
5. Hasil penilaian tingkat kesehatan dilihat dari aspek RGEC (Risk
profile, Good
Corporate Governance, Earnings, dan Capital) selama tahun 2017-
2019
menempati Peringkat Komposit 2 (PK-2).
Penelitian Maramis (2019) yang berjudul “Analisis Tingkat Kesehatan
Bank
dengan Metode RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance,
Earning, Dan
8
Capital) Pada Pt Bank Mandiri (Persero) Periode 2015-2018”. Rumusan
masalah
yang digunakan yaitu Bagaimana penilaian tingkat kesehatan Bank
Mandiri
Periode 2015 –2018 ditinjau dari faktor RGEC (Risk Profil, Good
Corporate
Governance, Earnings, Capital)?. Tujuan dilakukannya penelitian
yaitu untuk
mengetahui penilaian tingkat kesehatan Bank Mandiri Periode 2015
–2018
ditinjau dari faktor RGEC (Risk Profil, Good Corporate Governance,
Earnings,
Capital). Hasil yang diperoleh dari penelitain tersebut
yaitu:
1. Dilihat dari Faktor Risk Profile dengan penilaian terhadap
risiko kredit yang
dilakukan periode 2015-2018 menggunakan rasio NPL dikatakan
“sehat”.
2. Dilihat dari Faktor Good Corporate Governance dengan penilaian
Self
Assessment yang ditinjau dari sisi pemenuhan prinsip-prinsip GCG
yang
dilakukan periode 2015-2018 dikatakan “sangat baik”.
3. Dilihat dari Faktor Earnings dengan penilaian yang dilakukan
periode 2015-2018
menggunakan rasio Return On Assets (ROA) dapat dikatakan “Sangat
Sehat”.
4. Dilihat dari Faktor Capital dengan penilaian menggunakan rasio
Capital Adequacy
Ratio (CAR) yang dilakukan periode 2015-2018 dikatakan “Sangat
Sehat”.
Penelitian Gandawari (2017) berjudul “Analisis Tingkat Kesehatan
Bank
Menggunakan Metode RGEC pada PT. Bank Sulutgo periode 2014-
2016”.Rumusan masalah yang digunakan yaitu bagaimana Tingkat
Kesehatan
Bank pada PT. Bank Sulutgo ditinjau dari aspek RGEC tahun
2014-2016?. Tujuan
dilakukannya penelitian tersebut yaitu untuk mengetahui Tingkat
Kesehatan Bank
pada PT. Bank Sulutgo ditinjau dari aspek RGEC tahun 2014-2016.
Hasil dari
penelitian tersebut yaitu:
9
1. Hasil penilaian profil risiko (Risk Profile) dengan menggunakan
2 indikator yaitu
faktor risiko kredit dengan menggunakan rasio NPL dan risiko
likuiditas dengan
rasio LDR selama tahun 2014-2016 berturut-turut berada dalam
kondisi sehat.
2. Hasil penilaian Good Corporate Governance (GCG) pada tahun
2014-2015
memperoleh komposit 3 dan pada tahun 2016 meningkat menjadi
komposit 2.
3. Hasil penilaian rentabilitas (earnings) dengan menggunakan
indikator yaitu ROA,
ROE, NIM dan BOPO selama tahun 2014-2016 berada dalam kondisi
sehat.
4. Hasil penilaian permodalan (capital) selama tahun 2014-2016
berada dalam
kondisi sehat.
Dengan Metode RGEC Pada Pt. Bank Tabungan Negara (Persero)
Tbk”.
Rumusan masalah yang digunakan yaitu bagaimana Tingkat Kesehatan
Bank
Dengan Metode RGEC Pada Pt. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk?.
Tujuan
dilakukannya penelitian tersebuat adalah untuk mengetahui dan
menguji Tingkat
Kesehatan Bank Dengan Metode RGEC Pada Pt. Bank Tabungan
Negara
(Persero) Tbk. Hasil dari penelitian tersebut yaitu:
1. Hasil penilaian profil risiko (Risk Profile) dengan menggunakan
Rasio NPL
mengalami peningkatan namun peningkatan tersebut masih berada
pada
kriteria
kurang sehat, Rasio LDR berada pada peringkat komposit kurang
sehat
2. Hasil penilaian Good Corporate Governance (GCG) mengalami
penurunan
KPPM ada diatas 1,5 persen berada pada predikat sehat.
3. Hasil penilaian rentabilitas (earnings) dengan menggunakan
indikator yaitu ROA
dan NIM. Kinerja rasio ROA mengalami fluktuasi dan mendapat
predikat
10
sehat berada di atas 1,5%. NIM mengalami penurunan berada dibawah
5%
sehingga menjadi predikat sehat.
4. Hasil penilaian permodalan (capital) mengalami fluktuasi namun
tetap berada
pada kewajiban penyedia modal minimum (KPPM) diatas 8%
sehingga
tergolong sehat.
Earnings,Capital) Pada Bni Syariah Tahun 2014-2017. rumusan masalah
yang
digunakan yaitu bagimana Tingkat Kesehatan Bank Dengan
Menggunakan
Metode Rgec (Risk Profile,Good Corporate Governance, Earnings,
Capital) Pada
BNI Syariah Tahun 2014-2017?. Tujuan dilakukannya penelitian
tersebut adalah
untuk mengetahui Tingkat Kesehatan Bank Dengan menggunakan Metode
RGEC
(Risk Profile,Good Corporate Governance, Earnings, Capital) Pada
BNI Syariah
Tahun 2014-2017. Hasil dari penelitian tersebut yaitu:
1. Tingkat Risk Profile (Profil Risiko) pada BNI Syariah Tahun
2014-2017 adalah
“Memadai”.
2. Good Corporate Governance (GCG) pada BNI Syariah pada tahun
2014-2017
menempati peringkat 2 dengan kriteria “baik”.
3. Tingkat Earnings (Rentabilitas) pada BNI Syariah Tahun 2014-2017
adalah
“Memadai’.
4. Tingkat Capital (Permodalan) pada BNI Syariah Tahun 2014-2017
adalah
“Sangat Memadai”
“Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam
bentuk simpanan, dan menyalurkan kepada masyarakat dalam
rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.
Menurut Muchtar (2016) bank secara sederhana dapat di artikan
sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah
menghimpun
dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke
masyarakat serta memberikan jasa bank lainya.
2. Jenis Dan Fungsi Bank
Menurut Muchtar (2016) praktik perbankan di Indonesia saat ini
diatur
dalam undang-undang perbankan memiliki beberapa jenis bank. Di
dalam
undang-undang perbankan nomor 10 tahun 1998 dengan
sebelumnya,
yaitu undang-undang nomor 14 tahun 1967, terdapat beberapa
jenis
perbankan. Perbedaan jenis perbankan dapat dilihat antara lain
:
1. Dilihat dari Segi Fungsinya
Menurut undang-undang pokok perbankan nomor 14 tahun 1967
jenis perbankan menurut fungsinya terdiri dari bank umum,
bank
pembangunan, bank tabungan, bank pasar, bank desa, lumbung
desa,
bank pegawai, dan bank lainnya.
12
Namun setelah keluar UU pokok perbankan nomor 14 tahun 1967
jenis perbankan menurut fungsinya terdiri dari:
1) Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2) Bank perkreditan rakyat adalah bank yang melaksanakan
kegiatan
usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah
yang
dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
2. Dilihat dari Segi Pemilikan
Ditinjau dari segi pemilikan adalah siapa yang memiliki bank
tersebut. Kepemilikan ini bisa dilihat dari penguasaan saham dan
akta
pendirian. Jenis bank dari segi pemilikan antara lain
1) Bank Milik Pemerintah
juga dimiliki oleh pemerintah
2) Bank Swasta Nasional
Bank yang seluruh asset nya dimiliki oleh swasta nasional
serta
pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula juga
dengan
keuntungannya yang di miliki swasta.
3) Bank Milik Asing
Bank jenis ini adalah cabang dari swasta asing atau pemerintah
luar
negeri. Jelas kepemilikan nya dikuasai oleh swasta asing atau
pemerintah luar negeri.
berbadan hukum koperasi.
swasta nasional. Kepemilikan saham mayoritasnya warga negara
indonesia.
Dilihat dari kemampuanya melayani masyarakat umum maka di
bagi ke dalam 2 macam. Pembagian jenis ini disebut pembagian
bedasarkan kedudukan atau status. Kedudukan atau status
menunjukan
ukuran dalam melayani masyarakat baik dari segi produk, kualitas
dan
modal.
1) Bank Berdasarkan Prinsip Konvesional
Mayoritas bank yang berkembang di indonesia adalah yang
berorientasi pada prinsip konvesional. Hal ini tidak terlepas
dari
sejarah bangsa indonesia dimana asal mula bank indonesia dibawa
oleh
Belanda
Penentuan harga bank berdasarkan prinsip syariah berbeda
dengan
penentuan harga prinsip konvesional. Bank berdasarkan prinsip
syariah
berdasarkan aturan hukum islam antara bank denagan pihak
lain.
14
perusahaan mengenai posisi keuangan sebagai gambaran keadaan yang
nyata
mengenai hasil yang telah dicapai oleh suatu perusahaan selama
kurun waktu
tertentu (Samanto, 2020). Informasi mengenai kinerja keuangan suatu
perusahaan
sangat bermanfaat untuk berbagai pihak, seperti investor, kreditur,
pemerintah,
bankers, pihak manajemen sendiri dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan
(Marginingsih, 2018).
Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan
informasi
keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada
periode tertentu.
Menurut Gandawari (2017) terdapat 8 tujuan laporan keuangan,
yaitu:
1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta)
yang dimiliki
perusahaan pada saat ini.
2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan
modal yang
dimiliki perusahaan pada saat ini.
3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang
diperoleh
pada suatu periode tertentu.
4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang
dikeluarkan
perusahaan dalam suatu periode tertentu.
5. Memberikan informasi perubahan yang terjadi terhadap aktiva,
pasiva, dan
modal perusahaan.
8. Informasi keuangan lainnya
Kinerja keuangan adalah gambaran hasil ekonomi yang mampu diraih
oleh
perusahaan atau perbankan pada periode tertentu melalui
aktivitas-aktivitas
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan secara efisien dan efektif
yang dapat
diukur perkembangannya dengan cara menganalisis data-data keuangan
yang
tercantum dalam laporan keuangan (Assofia, 2019).
Kinerja keuangan bank adalah gambaran kondisi keuangan bank
pada
suatu periode tertentu baik mencakup aspek penghimpunan dana
maupun
penyaluran dananya (Putri, 2016). Kinerja dapat menunjukkan
kekuatan dan
kelemahan suatu perusahaan (Permana et al., 2018).
4. Metode RGEC
risiko (Risk-based Bank Rating).
1. Risk Profile (Profil Risiko)
Berdasarkan SE BI 13/24/DPNP/2011 Penilaian faktor Profil
Risiko
merupakan penilaian terhadap Risiko inheren dan kualitas
penerapan
manajemen risiko dalam aktivitas operasional bank. Risiko yang
wajib dinilai
terdiri atas 8 (delapan) jenis risiko yaitu Risiko Kredit, Risiko
Pasar, Risiko
Operasional, Risiko Likuiditas, Risiko Hukum, Risiko Stratejik,
Risiko
Kepatuhan, dan Risiko Reputasi.
penerapan Manajemen Risiko sebagaimana diatur dalam ketentuan
Bank
Indonesia mengenai Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum.
1. Penilaian Risiko inheren merupakan penilaian atas Risiko yang
melekat pada
kegiatan bisnis Bank, baik yang dapat dikuantifikasikan maupun yang
tidak
dan berpotensi mempengaruhi posisi keuangan bank.
2. Penilaian kualitas penerapan manajemen risiko mencerminkan
penilaian
terhadap kecukupan sistem pengendalian risiko yang mencakup
seluruh
pilar penerapan. Sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank
Indonesia
mengenai penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum.
3. Penetapan tingkat risiko tingkat risiko ditetapkan berdasarkan
penilaian
atas tingkat Risiko inheren dan kualitas penerapan Manajemen Risiko
dari
masing-masing Risiko.
4. Penetapan peringkat faktor profil risiko penetapan peringkat
faktor profil
risiko dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
1) Penetapan tingkat Risiko dari masing-masing Risiko, dengan
mengacu
pada angka tiga
penerapan Manajemen Risiko komposit, dengan memperhatikan
signifikansi masing-masing risiko terhadap profil risiko
secara
keseluruhan
3) Penetapan peringkat faktor Profil Risiko atas hasil penetapan
tingkat
Risiko sebagaimana dimaksud pada huruf (a) dan tingkat Risiko
inheren
komposit dan tingkat kualitas penerapan Manajemen Risiko
komposit
17
komprehensif dan terstruktur, dengan memperhatikan
signifikansi
masing-masing Risiko terhadap Profil Risiko secara
keseluruhan.
Dalam penelitian ini peneliti mengukur faktor risk profile
dengan
menggunakan 2 indikator yaitu faktor risiko kredit dan risiko
likuiditas.
1. Risiko Kredit
Sumber: SE BI 13/24/DPNP/2011
Peringakat Rasio Predikat
2 2% ≤ NPL< 5% Baik
3 5% ≤ NPL< 8% Cukup Baik
4 8% ≤ NPL< 11% Kurang Baik
5 NPL> 11% Tidak Baik
Sumber : SE BI 13/24/DPNP/2011
Sumber: SE BI 13/24/DPNP/2011
Peringkat Rasio Predikat
2 75% ≤ LDR< 85% Baik
3 85% ≤ LDR< 100% Cukup Baik
4 100 ≤ LDR< 120% Kurang Baik
5 LDR> 120% Tidak Baik
Sumber : SE BI 13/24/DPNP/2011
Berdasarkan SE BI No.15/15/DPNP/2013 meningkatkan kinerja
Bank,
melindungi kepentingan stakeholders, dan meningkatkan kepatuhan
terhadap
peraturan perundang-undangan yang berlaku serta nilai-nilai etika
yang berlaku
umum pada industri perbankan,. Bank wajib melaksanakan kegiatan
usahanya
dengan berpedoman pada prinsip GCG. Pelaksanaan GCG pada
industri
perbankan harus senantiasa berlandaskan pada 5 (lima) prinsip dasar
sebagai
berikut:
informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam
melaksanakan
proses pengambilan keputusan;
c. Pertanggungjawaban (responsibility) yaitu kesesuaian pengelolaan
Bank
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip
pengelolaan Bank yang sehat;
tanpa pengaruh/tekanan dari pihak manapun; dan
e. Kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam
memenuhi hak-
hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan
peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
sebagaimana dimaksud pada huruf A, Bank harus melakukan penilaian
sendiri
19
(self assessment) secara berkala yang paling kurang meliputi
sebelas faktor
penilaian pelaksanaan GCG yaitu:
b. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi
c. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite
d. Penanganan benturan kepentingan
e. Penerapan fungsi kepatuhan
h. Penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian
intern
i. Penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan
penyediaan dana
besar (large exposures)
pelaksanaan GCG dan pelaporan internal
k. Rencana strategis Bank
Penilaian terhadap pelaksanaan GCG yang berlandaskan pada 5 (lima)
prinsip
dasar tersebut dikelompokkan dalam suatu governance system yang
terdiri dari 3
(tiga) aspek governance, yaitu governance structure, governance
process, dan
governance outcome. Berdasarkan SE BI No. 15/15/DPNP Tahun 2013
bank
diharuskan melakukan penilan sendiri (self assessment) terhadap
pelaksanaan GCG.
Nilai komposit GCG membantu peneliti dalam melihat keadaan GCG
masing-
masing bank.
Peringkat Nilai komposit Predikat
1 <1,5 Sangat Baik
evaluasi terhadap kinerja Rentabilitas, sumber-sumber
Rentabilitas,
kesinambungan (sustainability) Rentabilitas, dan manajemen
Rentabilitas.
Penilaian dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat, trend,
struktur, stabilitas
Rentabilitas Bank, dan perbandingan kinerja Bank dengan kinerja
peer group¸
baik melalui analisis aspek kuantitatif maupun kualitatif.
Penetapan peringkat faktor Rentabilitas dilakukan berdasarkan
analisis
yang komprehensif dan terstruktur terhadap parameter/indikator
rentabilitas
dengan memperhatikan signifikansi masing-masing parameter atau
indikator
serta mempertimbangkan permasalahan lain yang mempengaruhi
rentabilitas
bank.
rasio ROA.
Sumber: SE BI 13/24/DPNP/2011
Peringkat Rasio Predikat
3 0,5% < ROA ≤ 1,25% Cukup Baik
4 0% < ROA ≤ 0,5% Kurang Baik
5 ROA ≤ 0% (Negatif) Tidak Baik
Sumber : SE BI 13/24/DPNP/2011
Penyediaan Modal Minimum bagi Bank Umum. Selain itu, dalam
melakukan
penilaian kecukupan Permodalan, Bank juga harus mengaitkan
kecukupan
modal dengan Profil Risiko Bank. Semakin tinggi Risiko Bank,
semakin besar
modal yang harus disediakan untuk mengantisipasi Risiko
tersebut.
Dalam melakukan penilaian, Bank perlu mempertimbangkan
tingkat,
trend, struktur, dan stabilitas Permodalan dengan memperhatikan
kinerja peer
group serta kecukupan manajemen Permodalan Bank. Penilaian
dilakukan
dengan menggunakan parameter/indikator kuantitatif maupun
kualitatif. Dalam
menentukan peer group, Bank perlu memperhatikan skala bisnis,
karakteristik,
dan/atau kompleksitas usaha Bank serta ketersediaan data dan
informasi yang
dimiliki.
Sumber : SE BI 13/24/DPNP/2011
Peringkat Rasio Predikat
3 8% <CAR ≤ 9% Cukup Baik
4 6% < CAR ≤ 8% Kurang Baik
5 CAR < 6% Tidak Baik
Sumber : SE BI 13/24/DPNP/2011