View
252
Download
12
Category
Preview:
Citation preview
BAB III
Analisa Kebutuhan Sistem
3.1 Metode Perancangan
Gambar 3.1 Tahapan PPDIOO[11]
Metode perancangan dengan menerapkan metode
berdasarkan PPDIOO (Prepare, Plan, Design, Implemetation,
Operate, Optimize). Mengacu pada metode PPDIOO dalam
membangun suatu sistem jaringan berdasarkan Cisco Lifecycle
Services pada gambar 3.1. Terdapat enam tahapan, yaitu prepare
(persiapan), plan (perencanaan), design (disain), implementation
(pelaksanaan), operate (pengoperasian) dan optimize
(pengoptimalan). Tahapan-tahapan ini mendefinisikan aktifitas
yang dibutuhkan agar siklus hidup suatu jaringan dapat bekerja
dengan optimal [11].
Tahap Persiapan (Prepare)
Pada tahap persiapan dilakukan pengumpulan data
kebutuhan untuk mempersiapkan pembangunan jaringan VoIP.
Tahap ini mencakup kebutuhan jaringan telekomunikasi dan
jaringan intranet UKSW, software yang digunakan, serta
kebutuhan finansial dalam pembangunan teknologi VoIP.
Pengumpulan data kebutuhan ini bersumber dari hasil
wawancara, peninjauan langsung ke lapangan, jurnal, artikel dan
dari situs-situs yang memberikan informasi dalama
pengembangan teknologi VoIP.
Kebutuhan pada jaringan telekomunikasi UKSW
setidaknya diperlukan penambahan saluran telepon sebanyak 140
sambungan telepon, sedangkan pada jaringan intranet UKSW
membutuhkan sebuah PC (Personal Computer) server untuk
IPPBX, jaringan intranet UKSW (switch dan router) dan VoIP
Gateway. Software yang digunakan Briker 1.2 “Kilat” dan
softphone X-lite 3.0.
Untuk pembangunan teknologi VoIP tidak mengeluarkan
biaya sama sekali dan dapat menyediakan 1000 user yang aktif
pada 1 server Briker, dikatakan gratis apabila hanya membangun
jaringan telekomunikasi VoIP dan dengan memanfaatkan
infrastruktur jaringan komputer dan virtual server yang sudah ada
saat ini di UKSW, software IPPBX Briker yang open source dan
softphone X-lite yang dapat digunakan secara gratis. Apabila
hendak diintegrasikan dengan teknologi PABX, biaya yang
diperlukan relatif lebih kecil yaitu untuk pengadaan sebuah VoIP
Gateway, sebagai contoh tipe Planet VIP-2480FO seharga 18 juta
dengan 24 port FXO (Foreign eXchange Office) yang akan
terhubung pada line ext. PABX [12], biaya ini jauh lebih rendah
dibandingkan dengan pengadaan perangkat teknologi PABX baru
yang membutuhkan biaya sebesar 55 juta dengan tipe PABX
SIEMENS Hipath 1120 dengan spesifikasi kapasitas maksimal 6
line dan 16 extension[13].
Tahap Perencanaan (Plan)
Pada tahap perencanaan digunakan mengidentifikasi dan
mengevaluasi sistem jaringan yang lama untuk dapat menentukan
perencanaan pada sistem jaringan yang baru, berdasarkan tujuan,
fasilitas dan kebutuhan user. Termasuk melakukan analisis untuk
menentukan kelayakan pengembangan jaringan yang baru.
Rencana pembangunan jaringan baru berkaitan juga dengan
biaya.
1.2 Jaringan lama (PABX dan Intranet UKSW)
3.2.1 Jaringan PABX
Teknologi PABX di UKSW menggunakan 2 unit server
PABX untuk memenuhi kebutuhan internal UKSW. Dengan
menggunakan produk dari siemens dengan tipe hicom 100 yang
berkapasitas 73 port dan hicom 300 berkapasitas 126 port,
dengan total sambungan 199 line telepon yang dapat ditangani
oleh PABX, dengan kemampuan PABX saat ini sudah tidak
mumpuni untuk memenuhi permintaan sambungan telepon baru
sebanyak 140 sambungan. Untuk pengadaan alat baru
membutuhkan anggaran dana yang lebih besar sekitar 55 juta
dengan penambahan hanya 16 extension, sedangkan anggaran
untuk maintenance server PABX sekitar 2-5 juta pertahun dan
masih ditangani oleh pihak siemens.
Pendistribusian jaringan kabel telepon di UKSW yang
menghubungkan sentral telepon (PABX) ke user menggunakan
kabel tembaga. Kabel ditarik dari MDF (Main Distribution
Frame) yang berada di sentral PABX dengan konstruksi kabel
primer akan ditarik ke manhole untuk didistribusikan kembali ke
tiap-tiap handhole yang berada didekat lokasi gedung agar
mempermudah dalam pendistribusian ke masing-masing user.
Gambar 3.2 Skema jalur kabel primer PABX UKSW
Pada gambar 3.2 memperlihatkan jalur kabel dari server
PABX yang terhubung dengan MDF yang menuju ke user akan
melalui Man hole dan Hand hole sebagai titik pendistribusian bila
akan ada percabangan sehingga tidak perlu untuk menarik kabel
dari server PABX apabila akan menambah percabangan di tempat
lain apabila jumlah kabel dari server PABX masih mencukupi
dan apabila sudah tidak memungkinkan maka akan ada penarikan
kabel lagi dari server ke Man hole untuk menambah kapasitas
sambungan yang dapat dilayani. Untuk penarikan kabel ini maka
diperlukan penggalian tanah untuk memasang kabel tersebut.
Dengan metode penarikan kabel dengan penggalian tanah tentu
hal ini akan membutuhkan waktu lebih lama dan akan lebih
merepotkan.
Gambar 3.3 Pendistribusian kabel telepon
Pada gambar 3.3 merupakan skema pendistribusian kabel
primer dari server PABX yang berada di belakang gedung GAP
yang akan ditarik menuju handhole sebagai titik pendistribusian
ke masing-masing distribution point (DP) atau RK (Rumah
Kabel) pada masing-masing gedung. Pendistribusian telepon di
UKSW masih terpusat pada Gedung Bara sebayak 43
sambungan. Pendistribusian telepon di UKSW pada masing-
masing gedung dan unit berbeda-beda, hal ini disesuaikan dengan
jumlah pegawai yang bekerja pada tiap-tiap unit atau gedung
tersebut agar dengan jumlah line telepon yang sangat terbatas ini
dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin, namun dengan pola
pendistribusian ini tidak mengurangi permintaan sambungan
telepon dari unit-unit di UKSW.
3.2.2 Jaringan intranet UKSW
Jaringan intranet UKSW telah menghubungkan semua
titik pada tiap gedung, ruang kantor pegawai/ dosen, ruang lab,
ruang rapat dan seluruh fakultas-fakultas yang ada di UKSW.
Gambar 3.4 Topologi jaringan intranet UKSW
Pada setiap fakultas terdapat minimal 1 switch yang
terhubung pada jaringan FDDI (Fiber Distributed Data
Interconnect). Jaringan UKSW menggabungkan beberapa
topologi, terdapat topologi ring dan star di dalam membangun
jaringannya dan dengan menggunakan teknologi VLAN (Virtual
Local Area Network), pada gambar 3.4 merupakan jaringan
secara logik dari VLAN. Jaringan intranet UKSW memiliki
backbone yang terpasang pada topologi FDDI yang
menggunakan teknologi fiber-optic dengan bandwidth 1 Gbps.
Jaringan UKSW menghubungkan semua gedung
kelembagaan dan fakultas-fakultas di UKSW. Jaringan UKSW
meliputi Rektorat, Yayasan, Perpustakaan dan 15 fakultas, 14
fakultas berada di Jl. Diponegoro yaitu:
FBS (Fakultas Bahasa dan Sastra).
Fakultas Biologi.
FEB (Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Fakultas Hukum).
Fakultas Ilmu Sosial dan Komunikasi.
FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan).
Fakultas Pertanian dan Bisnis.
Fakultas Psikologi.
FSM (Fakultas Sains dan Matematika).
FSP (Fakultas Seni Pertunjukan).
Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer.
FTI (Fakultas Teknologi Informasi).
Fakultas Teologi.
Program Pascasarjana.
Serta menghubungkan GAP (Gedung Administrasi Pusat) dan
Unit-unit Penunjang Akademik yaitu:
Biro Administrasi Akademik.
Biro Akutansi dan Keuangan.
Biro Kemahasiswaan.
Biro Manajemen Kampus.
Biro Promosi dan Hubungan Luar.
Biro Teknologi dan Sistem Informasi.
Pusat Penjamin Mutu Akademik.
Jaringan UKSW juga mencakup Unit Pelayanan yaitu:
Campus Ministry
Language Training Center
Poliklinik (Berada di Jl. Kartini).
1.3 Jaringan Baru (VoIP)
Analisa fasilitas hardware yang diperlukan untuk
menunjang sistem, untuk jaringan komputer terdiri dari router,
switch, dan sebuah server menggunakan fasilitas dari BTSI.
Untuk jaringan telekomunikasi membutuhkan ext. line PABX.
Agar teknologi VoIP dapat diimplementasikan pada jaringan
UKSW memerlukan hardware dan software sebagai berikut:
Perangkat yang Digunakan
Hardware yang diperlukan untuk menunjang sistem
terdiri dari router, switch, dan sebuah server. Untuk router dan
switch tentunya menggunakan fasilitas dari UKSW. Server
dibutuhkan sebagai tempat untuk menjalankan aplikasi SIP proxy,
registrar dan redirect.
Gambar 3.5 HP ProLiant DL380 G6
Tujuan dari penggunaan Server Virtual agar memudahkan
dalam pengelolaan agar terkoodinir dengan baik oleh
administrator BTSI yang mengelola jaringan di UKSW.
Spesifikasi dari server yang digunakan pada gambar 3.5 sebagai
berikut:
HP ProLiant DL380 G6
Processor Intel Xeon X5560
Quad-core 2.80 GHz
DDR3 SDRAM 64G 64G 32G 24G
Gambar 3.6 VoIP Gateway VIP 281
Sebagai jembatan untuk mengkoneksikan antara jaringan
VoIP dan jaringan PABX dibutuhkan ITG (Internet Telephone
Gateway). Spesifikasi dari gambar 3.6 VoIP Gateway VIP 281
sebagai berikut:
VoIP Gateway Planet VIP 281.
1 FXO, 1 FXS, WAN, LAN
Gambar 3.7 Linksys PAP2T
Sebagai media konverter agar telepon analog dapat
dipakai di jaringan digital VoIP maka memerlukan converter
ATA. Spesifikasi dari gambar 3.7 Linksys PAP2T:
Linksys PAP2T
Ports: 2 FXS + 1 Ethernet
Untuk end-point menggunakan telepon analog dua buah
dan softpone X-Lite yang terinstal pada laptop. Kabel yang
digunakan kabel UTP konektor RJ45 dan RJ11. Perangkat lunak
yang dibutuhkan untuk menunjang sistem adalah OS Briker 1.2
“Kilat” IPPBX yang dipakai sebagai Server VoIP dan softphone
X-Lite.
Jaringan intranet yang disediakan oleh BTSI untuk
keperluan implementasi VoIP pada tahap penelitian ini
menggunakan jaringan dengan teknologi VLAN, sehingga secara
logik berbeda dengan jaringan data yang ada walaupun secara
fisik berada pada switch yang sama dengan jaringan data. Dengan
bandwidth 100 Mbps yang dikhususkan untuk jaringan VoIP
dengan network IP 192.168.20.0 /24 sehingga user yang dapat
dibuat pada tahap awal ini sebanyak 252 SIP account sebab 2 IP
digunakan untuk server IPPBX Briker dengan IP 192.168.20.2
dan IP untuk VoIP Gateway 192.168.20.3.
Besar bandwidth per-call bila menggunakan codec
G.711u sebesar 85.6 Kbps [14]. Dengan alokasi bandwidth yang
tersedia khusus untuk jalur VoIP sebesar 100 Mbps, sehingga
dengan jumlah 252 user pada satu jaringan menghasilkan: 252 *
85.6 Kbps = 21571.2 Kbps atau 21.5712 Mbps. Dengan besaran
21.5712 Mbps dari lebar jalur 100 Mbps untuk melayani 252
user, kebutuhan bandwidth yang tersedia masih sangat
mencukupi.
Faktor-faktor yang mendukung pengembangan teknologi
VoIP di UKSW, yaitu tidak adanya solusi untuk memenuhi
kebutuhan telepon di UKSW sementara permintaan penambahan
telepon terus bertambah. Dengan topologi FDDI jaringan intranet
UKSW sebesar 1 Gbps sangat memungkinkan untuk
mengembangkan teknologi VoIP agar bandwidth sebesar ini
dapat berfungsi lebih optimal. Biaya untuk membangun teknologi
VoIP bisa dikatakan gratis dan untuk pengembangannya
membutuhkan biaya yang lebih kecil tetapi memiliki kemampuan
yang sangat besar dengan 1000 user yang aktif dan dapat
menangani 240 panggilan secara simultan dibandingkan dengan
pengembangan teknologi PABX dengan yang berkemampuan
kecil dengan biaya yang lebih besar.
Tahap Disain (Design)
Terdapat dua skema pada tahap awal pembangunan
teknologi VoIP di UKSW, yaitu komunikasi VoIP to VoIP dan
VoIP to PABX.
Gambar 3.8 Skema VoIP ke VoIP
Pada gambar 3.8 merupakan skema komunikasi antar
pengguna VoIP di UKSW dengan jaringan yang telah dibangun
oleh administrator BTSI UKSW untuk keperluan penyediaan
teknologi VoIP. User VoIP dapat teregistrasi pada server IPPBX
dengan menggunakan SIP account yang telah dibuat pada Briker,
apabila user VoIP telah memiliki SIP account maka user yang
terhubung dengan jaringan intranet UKSW dengan menggunakan
segment IP 192.168.20.0 dengan port switch yang telah diatur
oleh administrator.
Gambar 3.9 Skema VoIP ke PABX
Pada gambar 3.9 skema perancangan komunikasi dari user
VoIP ke user PABX komunikasi ini dapat berlangsung dengan
bantuan VoIP Gateway sebagai jembatan dalam menghubungkan
dua teknologi yang berbeda yaitu teknologi VoIP dan teknologi
PABX. Faktor yang mendukung terjalinnya komunikasi
teknologi VoIP dengan teknologi PABX adalah faktor saluran
telepon yang terhubung pada port FXO VoIP Gateway, dalam
penelitian ini line telepon yang digunakan sebagai trunking ke
port FXO adalah nomor ext. 313.
Recommended