View
229
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Lahan untuk penelitian jagung ini meliputi dua lokasi yang berbeda, yaitu:
lahan pertama terletak di desa Daleman, kecamatan Tulung, kabupaten Klaten
(waktu tanam berdasarkan kebiasaan petani), dan dilaksanakan penanaman pada
minggu kedua bulan Agustus 2016, sedangkan lahan kedua terletak di desa
Gedong Jetis, kecamatan Tulung, kabupaten Klaten (penanaman berdasarkan
ramalan pranata mangsa yang dibuat oleh Pusat Studi SIMITRO, pada minggu
keempat bulan Oktober 2016.
3.2. Rancangan Penelitian dan Pelaksanaan
3.2.1. Rancangan Penelitian
Rancangan Penilitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan
Petak Teralur (Strip Plot Design). Rancangan Petak Teralur termasuk dalam
rancangan faktorial, sehingga selain dapat mengetahui setiap taraf faktor yang
diteliti, juga dapat diketahui pengaruh interaksi dari setiap faktor.
Model matematis dari penelitian ini sebagai berikut:
Yijk : nilai pengamatan suatu percobaan ke-k yang memperoleh kombinasi
perlakuan taraf ke-i dari faktor A dan taraf ke-j faktor B.
μ : Purata perlakuan yang sesungguhnya
ρi(j) : pengaruh aditif dari kelompok ke-k
αi : pengaruh aditif ke-i dari faktor A
βj : pengaruh aditif ke-j dari faktor B
(αβ)ij : pengaruh aditif dari taraf ke-i dari faktor A dan taraf ke-j dari faktor B.
: pengaruh acak yang muncul pada taraf ke-i dari faktor A kelompok ke-
k, sering disebut galat (a). .
: pengaruh acak yang muncul pada taraf ke-j dari faktor B kelompok ke
k, sering disebut galat (b). .
εijk : pengaruh acak dari satuan percobaan ke-k yang memperoleh kombinasi
perlakuan ij, sering disebut galat (c). .
22
3.2.2. Jumlah Perlakuan dan Ulangan
Perlakuan yang dicobakan dalam penelitian ini meliputi: perlakuan pada
taraf A (dua waktu tanam) dan perlakuan pada taraf B (pemberian refugia dan
jerami versus tanpa pemberian refugia dan jerami). Masing masing perlakuan
diulang lima kali. Jumlah tanaman sampel adalah lima tanaman per petak
pengamatan. Perlakuan yang dicobakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
A1B1 : waktu tanam menurut kebiasaan petani dengan pemberian jerami dan
penanaman refugia
A1B2 : waktu tanam menurut kebiasaan petani, dengan pemberian jerami dan
tanpa penanaman refugia.
A1B3 : waktu tanam menurut kebiasaan petani, tanpa pemberian jerami dan
penanaman refugia
A1B4 : waktu tanam menurut kebiasaan petani, tanpa mulsa jerami dan tanpa
tanpa penanaman refugia.
A2B1 : waktu tanam menurut pranata mangsa dengan pemberian jerami dan
penanaman refugia
A2B2 : waktu tanam menurut pranata mangsa, dengan pemberian jerami dan
tanpa penanaman refugia.
A2B3 : waktu tanam menurut pranata mangsa, tanpa pemberian jerami dan
penanaman refugia
A2B4 : waktu tanam menurut pranata mangsa, tanpa mulsa jerami dan tanpa
tanpa penanaman refugia.
Pada setiap petak pengamatan dipilih lima titik lokasi pengambilan sampel
secara diagonal, yaitu pada keempat sudut petak dan pada bagian tengah petak.
Pada setiap titik lokasi pengambilan sampel dipilih lima tanaman contoh (yang
bukan termasuk tanaman tepi) sehingga terdapat 25 tanaman contoh pada setiap
petak pengamatan. Tata letak petak penelitian dan titik lokasi pengambilan sampel
disajikan pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1. Tata letak petak penelitan dan titik lokasi pengambilan sampel
Ulangan 5
Ulangan 2
Ulangan 4 Ulangan 3
Ulangan 1
23
3.3. Analisis Data
Data pengamatan utama dianalisis statistik dengan menggunakan sidik ragam
(Analysis of Variance). Apabila terdapat perbedaan data pengamatan dilanjutkan
dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf kepercayaan 95%.
3.4. Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang di gunakan dalam penilitian ini antara lain: meteran, alat tulis,
kamera, rafia, timbangan analitik, oven dan mikroskop stereo. Bahan yang
digunakan antara lain: benih tanaman Jagung varietas NK6326, jerami, pupuk
Phonska, ZA dan SP-36, serta tanaman refugia (kenikir Cosmos caudatus)
3.5. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanakan penelitian ini meliputi: perrsiapan lahan, penanaman,
pemupukan, pendangiran, pembuatan saluran air pembuangan, pemangkasan
pucuk dan pemanenan. Adapun penjelasan tahapan pelaksaan penelitian
disajikan di bawah ini.
3.5.1. Persiapan Lahan
Lahan sawah dibajak dengan traktor kemudian agregat tanah dihancurkan
agar menjadi gembur. Perataan lahan dan pembuatan bedengan dilakukan dengan
menggunakan cangkul.
Gambar 3.2. Lahan yang telah dilakukan penggemburan dan perataan
2.5.2 Penanaman
Penanaman jagung dilakukan dengan sistem tugal. Dalam satu lubang
tanam ditanami dua benih jagung. Jarak tanam antar baris adalah 60 cm dan jarak
tanam dalam barisnya adalah 25cm. Jarak antar bedengan adalah 80 cm.
3.5.3. Pemupukan
Pemupukan pertama dilakukan pada umur 20 hari setelah tanam (HST).
Pemupukan pertama digunakan ZA dan NPK Phonska yang diaplikasikan dengan
24
membuat lubang diantara dua baris tanaman, pada jarak 15 cm dari batang
tanaman, kemudian ditutup dengan tanah. Dua minggu setelah pemupukan
pertama dilakukan pemupukan kedua, dengan menggunakan SP-36.
Pemupukan kedua diaplikasikan dengan ditaburkan diantara dua barisan tanaman.
Gambar 3.3. Pengaplikasian pupuk pada pemupukan pertama
Dosis yang digunakan pada pemupukan pertama adalah 1 sendok makan per
tanaman. Dosis yang digunakan pada pemupukan kedua adalah 0,5 kg per
bedengan.
3.5.4. Penyiangan, Pendangiran dan Pembuatan Bedengan
Penyiangan dilakukan dengan membalikan tanah di sekitar tanaman jagung.
Pendangiran dilakukan bersamaan dengan penyiangan dan pembuatan bedengan,
yaitu satu hari setelah pemupukan pertama. Pendangiran ini berfungsi untuk
menutup pupuk dan menggemburkan tanah di sekitar tanaman.
Pembuatan bedengan dilakukan untuk setiap dua baris tanaman. .
Gambar 3.4. Penyiangan dan pendangiran di sekitar tanaman jagung
5.4.5. Pembuatan Saluran Air Pembuangan
Pembuatan saluran air pembuangan disesuaikan dengan keadaan lahan.
Apabila lahan tergenang akibat hujan maka dibuat saluran air pembuangan.
25
Gambar 3.5. Pembuatan saluran air pembuangan
5.4.6. Pemangkasan Pucuk Tanaman Jagung
Pemangkasan pucuk pada tanaman jagung dilakukan pada saat tanaman
memasuki stadia R6, yaitu satu minggu sebelum tanaman jagung dipanen.
Pemangkasan pucuk diharapkan mempercepat proses masak fisiologis tanaman.
Pemangkasan pucuk dilakukam untuk mempercepat pengeringan jagung sebelum
dipanen tongkolnya.
Gambar 3.6. Pemangkasan pucuk tanaman jagung
5.4.7. Pemanenan
Pemanenan dilakukan pada saat tanaman Jagung berumur 14 minggu (115
hari setelah tanam) atau pada saat tongkol telah menunjukkan adanya ciri-ciri
masak fisiologis. Masak fisiologis pada tanaman jagung dicirikan dengan adanya
lapisan hitam (black layer) pada biji (pada bagian biji yang menempel pada
tongkol) ketika biji dipipil.
Gambar 3.7. Pemanenan tongkol tanaman jagung
26
3.3. Pengamatan
3.3.1. Pengamatan Utama
Pengamatan uatama dilakukan selama penelitian berlangsung, data hasil
pengamatan utama dianalaisis menggunakan mentode sidik ragam Rancangan
Petak Teralur (Strip Plot Design). Untuk mengetahui pengaruh antar perlakuan
dilakukan uji lanjut beda nyata jujur (BNJ) pada taraf kepercayaan 95%.
3.3.1.1. Pengamatan Pertumbuhan Tanaman
Pengamatan pertumbuhan tanaman dilakukan sejak tanaman berkecambah
hingga masak fisiologis. Pengamatan ciri vegetatif tanaman meliputi pengukuran
tinggi tanaman, jumlah daun, dan pengamatan pencapaian stadia pertumbuhan
tanaman Jagung. Ditambah pengukuran bobot basah brangkasan dan bobot kering
brangkasan setelah tanaman diukur setelah panen (Tabel 3.1).
Tabel 3.1. Jadwal pengamatan pertumbuhan tanaman pada setiap stadia.
Keterangan: TT adalah tinggi tanaman, JD adalah jumlah daun, BBB adalah bobot basah brangkasan dan
BBK adalah bobot kering brangkasan.
3.3.1.2. Pengamatan Hasil Tanaman
Pengamatan komponen hasil dihitung setelah jagung dipanen. Pengukuran
hasil tanaman yang dilakukan meliputi jumlah baris biji per tongkol, jumlah biji
per baris, jumlah biji pertongkol, panjang tongkol, bobot biji per tongkol, bobot
1000 butir biji, dan bobot biji per 2,5 m x 2,5 m. Data tersebut merupakan data
yang diolah dan dianalisi secara statistika. Berikut jadwal pengamatan parameter:
Tabel 3.2. Jadwal pengamatan hasil tanaman jagung
Parameter HSP* 1 2 3 4 5 6 7
Biji per tongkol √ √ √ √
Panjang tongkol
√ √
Bobot biji per tongkol
√ √
Bobot 1000 butir biji
√ √
Bobot biji per petak
berukuran (2,5mx2,5m) √ √
Keterangan: *= Hari Setelah Panen
27
3.3.1.3. Pengamatan Hama, Penyakit dan Musuh Alami
Pengamatan hama, penyakit dan musuh alami tanaman Jagung dilakukan
pada setiap stadia pertumbuhan tanaman jagung dengan mengamati secara
langsung pada setiap tanaman contoh, dengan cara mengidentifikasi jenis dan
menghitung jumlah populasi hama yang ada pada tanaman contoh. Identifikasi
dilakukan dengan mencocokan hama yang diperoleh dengan gambar contoh jenis
hama, selain itu dengan menggunakan buku Borror dkk. (1996) hama
diidentifikasi di laboratorium Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian dan Bisnis,
UKSW. Data pengamatan ditampilkan dalam bentuk gambar diagram dan
dihitung populasinya. Jadwal pengamatan pada parameter hama, penyakit dan
musuh alami sebagai berikut:
Tabel 3.3. Jadwal pengamatan hama, penyakit, dan musuh alami
Pengamatan penyakit yang dilakukan meliputi: persentase tanaman yang
terserang patogen penyakit dan persentase intensitas serangan penyakit.
Identifikasi penyebab gejala yang ditemukan pada tanaman contoh dilakukan di
laboratorium Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian dan Bisnis, UKSW.
3.3.2. Pengamatan Selintas
Data selintas merupakan pengamatan pendukung pengamatan utama utama
yang tidak diolah dan tidak dianalisis secara statistika. Komponen pengamatan
selintas meliputi: purata suhu udara, kelembaban relatif udara, dan keberadaan
hujan. Jadwal pengamatan selintas sebagai berikut:
Tabel 3.4. Jadwal pengamatan selintas pada lahan penelitian
Recommended