View
219
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian
Untuk mengetahui waktu dan tempat diadakannya penelitian, serta subjek
dan karakteristik dari subjek penelitian, berikut akan dipaparkan keterangannya
sebagai berikut:
3.1.1 Seting Penelitian
a. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian
ini diperkirakan akan dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan
bulan Mei 2013 dan dilakukan secara bertahap yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.1
Jadwal PTK di SDN Harjosari 01
No Tahapan Februari Maret April Mei
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1 Persiapan
2 Pelaksanaan
3 Analisis
data
4 Pelaporan
Dari perkiraan tabel jadwal penelitian di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Tahap persiapan penelitian (Februari - Maret 2013)
Tahap ini mencakup penyusunan judul, penyusunan proposal penelitian,
permohonan izin serta survei di sekolah yang direncanakan sebagai tempat
penelitian.
22
2) Tahap pelaksanaan penelitian (April 2013)
Tahap ini mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah yang
meliputi uji coba instrumen penelitian dan pengambilan data dan
dokumentasi.
3) Tahap analisis data penelitian (Mei 2013)
Tahap ini menganalisis dan pengelolaan data dari pelaksanaan penelitian
serta menyimpulkan hasil penelitian tersebut.
4) Tahap pelaporan penelitian (Mei 2013)
Tahap ini penyusunan laporan dan melengkapi lampiran serta persiapan
ujian.
b. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di SD Negeri Harjosari 01 yang berada di Kelurahan
Harjosari Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang, terletak pada jalur strategis
dan dekat dengan pusat pemerintahan kecamatan, lingkungan industri,
perdagangan, sarana peribadatan, dan sarana prasarana lainnya sangat
mendukung perkembangan sekolah. Hal ini berdampak dengan meningkatnya
minat dan partisipasi masyarakat untuk memasukkan putra-putrinya di SD
Negeri Harjosari 01, ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang mendaftarkan
diri pada setiap awal tahun.
3.1.2 Karakteristik Subjek Penelitian
Pada awal berdirinya SD Negeri Harjosari 01, keadaan lingkungan dan
sosial masyarakat masih terbatas pada sektor pertanian. Dari tahun ke tahun
perubahan cukup pesat. Kondisi sosial masyarakat pada saat ini dengan adanya
pusat industri, perdagangan, pemerintahan, dan mutasi penduduk membawa
perubahan terhadap keadaan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat setempat.
Subjek penelitian adalah siswa kelas 4 SD Negeri Harjosari 01 yang
berjumlah 36 siswa terdiri dari 16 siswa perempuan dan 20 siswa laki-laki. Saat
23
pembelajaran berlangsung, anak cenderung dalam keadaaan ramai. Jika ditegur
maka akan hening, tetapi setelah beberapa saat kembali ramai lagi. Untuk siswa
putri masih bisa diatur, sedangkan siswa putra cenderung semaunya sendiri. Jika
ada siswa putra yang berbuat salah kemudian ditegur dan dinasehati, mereka
selalu menjawab dan membantah. Tetapi pada saat diberikan soal evaluasi, siswa
dapat bersikap diam dan tenang.
Berdasarkan data yang ada sebelum diadakan penelitian, diperoleh hasil
nilai ulangan harian dari 36 siswa yang mendapat nilai ≥65 sebanyak 15 siswa dan
yang mendapat nilai ≤65 sebanyak 21 siswa. Sehingga hasil belajar Bahasa
Indonesia siswa harus ditingkatkan agar mereka berminat dalam mengikuti
pembelajaran di kelas. Cara meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa
dengan menggunakan model pembelajaran Example Non-Examples.
3.2 Jenis dan Desain Penelitian
Berikut ini akan diuraikan mengenai jenis dan desain yang digunakan dalam
penelitian, adalah sebagai berikut:
3.2.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah termasuk Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Disebut PTK karena penelitian hanya dilakukan oleh guru di dalam kelas
yang sedang berlangsung kegiatan belajar dan mengajar, atau dalam proses
pembelajaran. PTK timbul atau dilaksanakan karena ada kesenjangan atau
perbedaan antara harapan dan kenyataan sehingga setelah PTK ini dilaksanakan
diharapkan terjadi keadaan yang ideal.
3.2.2 Desain Penelitian
Model PTK John Elliot ini detail dan rinci. Dikatakan demikian, karena di
dalam setiap siklus dimungkinkan terdiri dari 3-5 aksi. Sementara itu, setiap aksi
terdiri dari beberapa langkah yang terealisasi dalam bentuk kegiatan belajar
mengajar. Maksud disusunnya secara terinci pada PTK model John Elliot agar
terdapat kelancaran yang lebih tinggi antara taraf-taraf di dalam pelaksanaan aksi
24
atau proses belajar mengajar. Selanjutnya, dijelaskan pula olehnya bahwa
terincinya setiap aksi sehingga menjadi beberapa langkah oleh karena suatu
pelajaran terdiri dari beberapa sub pokok bahasan atau materi pelajaran. Di dalam
kenyataan praktik di lapangan setiap pokok bahasan biasanya tidak akan dapat
diselesaikan dalam satu langkah, tetapi akan diselesaikan dalam beberapa langkah.
Itulah yang menyebabkan John Elliot menyusun model PTK yang berbeda secara
skematis dengan model lain.
Gambar 3.1 Desain model PTK John Elliot
3.3 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas (X) dan variabel
terikat (Y).
a. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas adalah variabel yang keberadaannya tidak dipengaruhi oleh
variabel yang lain. Variabel bebas kedudukannya tidak tergantung oleh
variabel yang lain dan sebagai penyebab variabel yang lain. Yang menjadi
variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Example Non-
Examples.
25
b. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat adalah unsur yang keberadaannya dipengaruhi oleh variabel
bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar
Bahasa Indonesia.
Variabel yang digunakan mengandung arti bahwa model pembelajaran
Example Non-Examples mempengaruhi hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas
4 SD Negeri Harjosari 01.
3.4 Rencana Tindakan
Penelitian ini merupakan penelitian berbasis kelas kolaboratif. Jadi,
pelaksanaan penelitian akan dilakukan secara kolaborasi yaitu penulis sebagai
guru yang mengajar di dalam kelas, sedangkan guru kelas 4 sebagai observer yang
melakukan pengamatan jalannya pelaksanaan pembelajaran di kelas.
Berikut adalah rincian rencana tindakan yang akan dilaksanakan yang terdiri
dari dua siklus, yaitu:
Siklus I
a. Perencanaan (planning)
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah:
1) Menyusun RPP.
2) Merencanakan membagi kelompok-kelompok siswa.
3) Menyiapkan materi ajar berupa buku paket Bahasa Indonesia kelas 4.
4) Menyiapkan alat peraga yang dibutuhkan dalam kegiatan kelompok.
5) Menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi untuk melihat
bagaimana suasana belajar mengajar di kelas ketika proses pembelajaran
menggunakan model pembelajaran Examples Non-Examples menggunakan
alat peraga dilaksanakan.
6) Menyiapkan instrumen penilaian hasil belajar yang berupa lembar evaluasi
untuk melihat apakah materi Bahasa Indonesia telah dikuasai siswa.
b. Tindakan (acting)
Sesuai dengan standar proses bahwa pembelajaran dilaksanakan dalam tiga
tahap yaitu awal, kegiatan inti, dan akhir. Dalam kegiatan inti masih dijabarkan
lagi ke dalam eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
26
c. Observasi (observing)
Tahap ini peneliti melakukan observasi selama kegiatan pembelajaran
berlangsung. Peneliti melakukan pengamatan kepada keterlaksanaan tindakan
guru dalam pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran Example Non-
Examples. Observasi ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan proses
pembelajaran berlangsung dan terhadap hasil evaluasi.
d. Refleksi (reflecting)
Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi terhadap proses kegiatan belajar.
Refleksi dilakukan atas dasar hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh
peneliti sebagai observer terhadap keterlaksanaan tindakan guru kelas sesuai
dengan model pembelajaran Example Non-Examples menggunakan alat peraga
dengan materi karangan dan pengumuman. Setelah tahap refleksi dan siklus I
selesai dilaksanakan, maka akan diketahui hasilnya. Hasil tersebut akan
dianalisis apakah sudah sesuai dengan perencanaan atau belum, serta
kelemahan-kelemahan apa saja yang menghambat proses pembelajaran.
Apabila hasil yang diperoleh belum mencapai ketuntasan belajar yang
diharapkan, maka dilanjutkan pada siklus II.
Siklus II
Siklus II akan dilaksanakan jika kegiatan siklus I belum berhasil. Kegiatan
pembelajaran akan dilakukan sama seperti pada siklus I, tetapi waktu pelaksanaan
akan disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia di SD tempat dilakukannya
penelitian dengan Kompetensi Dasar yang berbeda pula. Siklus II merupakan
penyempurnaan dari kelemahan dan kekurangan pada siklus I.
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Data dikumpulkan baik secara manual maupun melalui foto, khususnya
untuk data langsung proses. Data ini digunakan untuk melihat proses pelaksanaan
model pembelajaran Example Non-Examples akan digunakan sebagai dasar
penilaian pada siklus I dan siklus II dalam meningkatkan hasil belajar Bahasa
Indonesia siswa kelas 4 SD Negeri Harjosari 01.
27
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan PTK dan sumber data, maka teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Tes
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
kemampuan siswa dalam mengerjakan evaluasi soal dengan materi karangan
dan pengumuman. Tes digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar
siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan
pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.
b. Observasi
Untuk mengatahui perkembangan aktivitas belajar siswa dilakukan teknik
observasi. Observer bertugas untuk melakukan pengamatan dan penilaian
melalui pengisian lembar aktivitas siswa dan kegiatan mengajar guru dalam
proses pembelajaran.
c. Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data yang
diperlukan sebagai data awal penelitian yang berupa jumlah siswa, daftar nama
siswa, dan daftar nilai siswa kelas 4 SD Negeri Harjosari 01 Kecamatan Bawen
Kabupaten Semarang.
3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan
dengan hasil belajar Bahasa Indonesia adalah:
a. Tes
Hasil tes yang diperoleh juga digunakan untuk mengetahui kemampuan peserta
didik sehingga peneliti dapat merencanakan tindakan yang akan diambil dalam
memperbaiki proses pembelajaran. Pemberian tindakan dilakukan melalui dua
siklus dan evaluasi dilakukan di akhir siklus untuk mengetahui kemampuan siswa
pada setiap siklus.
Dalam penyusunan soal tes, diawali dengan penyusunan kisi-kisi yang
mencakup sub pokok bahasan, kemampuan yang diukur, indikator, serta sejumlah
28
butir soal. Setelah membuat kisi-kisi soal, dilanjutkan dengan menyusun soal
beserta kunci jawaban, serta aturan pemberian skor untuk masing-masing butir
soal.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Lembar Soal Siswa Siklus I
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Pembelajaran Nomor Soal
8. Menulis.
Mengungkapkan
pikiran, perasaan,
dan informasi
secara tertulis
dalam bentuk
pantun anak.
8.1 Menyusun
karangan
tentang
berbagai topik
sederhana
dengan
memperhati-
kan
penggunaan
ejaan (huruf
besar dan
tanda baca).
8.1.1 Menyebutkan pengertian
karangan.
8.1.2 Menyebutkan jenis-jenis
karangan.
8.1.3 Menyebutkan langkah-
langkah dalam
menyusun karangan.
8.1.4 Menyusun kerangka
karangan.
8.1.5 Mengembangkan
kerangka karangan
menjadi karangan yang
padu berdasarkan
rangkaian gambar.
1
2, 3, 4, 5, 6,
7, 8, 9, 10,
11, 12, 13,
14, 15, 16
22, 23, 24
25, 26, 27,
30
17, 18, 19,
20, 21, 28,
29
Tabel 3.3
Kisi-kisi Lembar Soal Siswa Siklus II
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Pembelajaran Nomor Soal
8. Menulis.
Mengungkapkan
pikiran, perasaan,
dan informasi
secara tertulis
dalam bentuk
pantun anak.
8.2 Menulis
pengumuman
dengan bahasa
yang baik dan
benar serta
memperhati-
kan
penggunaan
ejaan.
8.2.1 Menyebutkan pengertian
pengumuman.
8.2.2 Menyebutkan jenis-jenis
pengumuman.
8.2.3 Menyebutkan pokok-
pokok dalam membuat
pengumuman.
8.2.4 Menulis keterangan dari
setiap rangkaian gambar.
8.2.5 Menulis naskah
pengumuman sendiri
dengan bahasa yang baik
dan memperhatikan
penggunaan ejaan yang
sesuai.
1, 2, 3, 4, 5,
6, 7
8, 9, 10, 11,
12, 13, 14,
15, 16
17, 18, 19,
20
21, 22, 23,
24, 25
26, 27, 28,
29, 30
29
b. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah cara pengumpulan data untuk memperoleh
informasi melalui pengamatan langsung terhadap bidang pengembangan
pembiasaan (agama, moral, sosial, emosional, dan kemandirian) dan bidang
pengembangan kemampuan dasar (kemampuan berbahasa, kognitif, motorik, dan
seni) yang dilakukan sehari-hari secara terus menerus (dalam Model Penilaian
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, 2006).
Menurut Gulo (2009), mengatakan bahwa observasi adalah metode
pengumpulan data dimana peneliti atau kolabolatornya mencatat informasi
sebagaimana yang mereka saksikan selama pengamatan.
Observasi adalah metode atau cara-cara yang menganalisis dan mengadakan
pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat dan
mengamati individu atau kelompok secara langsung (Rizky Fajar).
Menurut Prof. Heru (2006), mengemukakan observasi dalam penelitian ilmiah
adalah studi yang disengaja dan dilakukan secara sistematis, terencana, dan
terarah pada suatu tujuan dengan mengamati dan mencatat fenomena atau perilaku
satu atau sekelompok orang dalam konteks kehidupan sehari-hari dan
memperhatikan syarat-syarat ilmiah.
Observasi ialah metode atau cara-cara yang menganalisis dan mengadakan
pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau
mengamati individu atau kelompok secara langsung (Wawan Junaidi, 2009).
Dalam melaksanakan pembelajaran, selalu saja kita temukan berbagai
kelemahan baik dari segi pemecahan, pelaksanaan, maupun penilaiannya. Sebaik
apapun kita mengajar selalu ada kelemahan dimana-mana. Tanpa adanya refleksi,
tidak mudah bagi kita untuk bagian-bagian atau aspek-aspek mana dalam
pembelajaran yang kita lakukan masih salah atau lemah. Pedoman lembar
observasi dengan model pembelajaran Example Non-Examples, ditunjukkan
dengan tabel di bawah ini:
30
Tabel 3.4
Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru
No Hal yang Diamati Indikator
1 Pra pembelajaran. Kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran.
Memeriksa kesiapan siswa.
2 Membuka
pembelajaran.
Melakukan kegiatan apersepsi.
Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan
rencana kegiatan.
3 Penguasaan materi. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran.
Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan.
Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar.
Mengaitkan materi dengan realita kehidupan.
4 Pendekatan/strategi
pembelajaran.
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan)
yang akan dicapai.
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran
Example Non-Examples
Melaksanakan pembelajaran secara runtut.
Menguasai kelas.
Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual.
Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya
kebiasaan positif dengan menggunakan model Example Non-
Examples.
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah
dialokasikan.
5 Pemanfaatan media
pembelajaran.
Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media.
Menghasilkan pesan yang menarik.
Menggunakan media secara efektif dan efesien.
Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media.
6 Pembelajaran yang
memicu dan
memelihara
keterlibatan siswa.
Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
dengan menggunkan model pembelajaran Example Non-
Examples.
Merespon positif partisipasi siswa.
Memfasilitasi terjadinya interaksi guru, siswa, dan sumber
belajar.
Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa.
Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif.
Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar
untuk menganalisis gambar.
7 Penilaian proses dan
hasil belajar. Mamantau siswa dalam kegiatan belajar kelompok.
8 Penggunaan bahasa. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar.
Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar.
Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai.
9
Penutup. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa.
Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa.
Melakukan penilaian akhir dan tindak lanjut.
31
Tabel 3.5
Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa
No Hal yang Diamati Indikator
1 Pra pembelajaran. Siswa menempati tempat duduknya masing-masing.
Kesiapan menerima pelajaran.
2 Membuka
pembelajaran.
Siswa mampu menjawab apersepsi.
Memperhatikan secara seksama ketika dijelaskan tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai.
3 Penjelasan materi . Memperhatikan dengan serius ketika dijelaskan materi.
Aktif bertanya ketika proses penjelasan materi.
Adanya interaksi positif antara siswa-guru, siswa-materi.
Siswa memiliki pemahaman yang sama tentang materi pelajaran
yang dijelaskan.
4 Pendekatan/strategi
pembelajaran.
Siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Siswa memberikan pendapatnya ketika diberikan kesempatan.
Aktif mencatat berbagai penjelasan yang diberikan.
Siswa termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran.
Siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan santai dan
tidak penuh tekanan.
Adanya interaksi positif antara siswa dengan model
pembelajaran Example Non-Examples yang digunakan guru.
Siswa merasa senang ketika belajar kelompok dengan
menggunakan model Example non-Examples.
Siswa tertarik terhadap pembelajaran yang disajikan dengan
model pembelajaran Example Non-Examples.
Siswa bersemangat untuk menganalisis gambar.
Siswa dapat bersosialisasi dan bekerjasama dalam kegiatan
kelompok.
5 Pemanfaatan media
pembelajaran.
Adanya interaksi positif saat media pembelajaran disajikan.
Keterkaitan siswa terhadap materi yang disajikan meningkat
saat media pembelajaran disajikan.
Siswa semakin jelas dan konkret saat penjelasan materi yang
disajikan dengan media pembelajaran.
6 Penilaian proses dan
hasil belajar.
Siswa mampu berinteraksi dengan kelompok belajarnya.
Siswa mampu menganalisis gambar.
Siswa mampu menggunakan waktu dengan baik untuk mencari
menganalisis gambar sesuai dengan waktu yang dialokasikan.
Siswa merasa terbimbing.
Mampu menjawab pertanyaan guru dengan benar.
7 Penggunaan bahasa. Penjelasan dapat dengan mudah dimengerti oleh siswa.
Siswa tidak menemui kesulitan dalam pemahaman ketika
dijelaskan materi pelajaran.
8 Penutup. Siswa secara aktif membuat rangkuman.
Siswa mengerjakan evaluasi dengan baik.
3.6 Validitas dan Reliabilitas Data
Sebelum soal diberikan kepada siswa, maka untuk menguji valid dan
tidaknya suatu item maka menggunakan validitas instrumen berkaitan dengan
32
sejauh mana suatu instrumen sesuai atau tepat untuk mengukur tujuan. Untuk
menentukan suatu item tertentu valid atau tidak digunakan pedoman dari Priyatno.
Menurut Priyatno (2010: 95-97) menyatakan suatu item instrumen penelitian
dianggap valid jika pada output Item-Total Statistics pada kolom Corrected Item-
Total Correlation nilainya ≥ nilai r tabel. r tabel dicari pada signifikansi 0,05 dan
jumlah data (n) siklus I = 27 sedangkan jumlah data (n) siklus II = 30 , maka
didapat r tabel siklus I sebesar 0,381 sedangkan r tabel siklus II sebesar 0,361 .
Validitas dihitung dengan menggunakan penghitungan SPSS 18.0 for Windows.
Reliabilitas instrumen dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keajegan
instrumen dari variabel yang hendak diukur. Pengukuran reliabilitas instrumen
dalam penelitian ini dengan menggunakan Sekaran dalam Priyatno (2010: 98)
sebagai berikut:
< 0,6 : kurang baik
0,6 < ≤ 0,8 : dapat diterima
> 0,8 : baik
Dari hasil penghitungan validitas item pada soal siklus I dengan
menggunakan SPSS 18.0 for Windows yang berdasarkan Corrected Item-Total
Correlation berdasarkan tabel r yang dikemukakan oleh Priyatno (2010: 95-97),
maka nomor item 1, 4, 12, 13, 14, 15, 17, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 29, 30
dinyatakan tidak valid karena nilai Corrected Item-Total Correlation < 0,381.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian validitas dari 30 item
yang diuji ada 13 item yang valid dan 17 item yang tidak valid (terlampir).
Adapun hasil uji tingkat reliabilitasnya dapat dilihat bahwa Cronbach`s Alpha
sebesar 0,692 dari 30 item yang diuji (terlampir). Sekaran dalam Priyatno (2010:
98), Cronbach`s Alpha 0,692 termasuk memiliki tingkat reliabilitas yang dapat
diterima. Ini berarti bahwa instrumen reliabel sudah dapat digunakan untuk
penelitian.
Sedangkan dari hasil penghitungan validitas item pada instrumen soal siklus
II dengan menggunakan SPSS 18.0 for Windows yang berdasarkan Corrected
Item-Total Correlation berdasarkan tabel r yang dikemukakan oleh Priyatno
(2010: 95-97), maka nomor item 2, 3, 9, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 28 dinyatakan
33
tidak valid karena nilai Corrected Item-Total Correlation < 0,361. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian validitas dari 30 item yang
diuji ada 19 item yang valid dan 11 item yang tidak valid (terlampir). Instrumen
soal setelah dikurangi item yang tidak valid diuji tingkat reliabilitasnya. Adapun
hasil uji tingkat reliabilitasnya dapat dilihat bahwa Cronbach`s Alpha sebesar
0,752 dari 21 item yang diuji. Menurut Sekaran dalam Priyatno (2010: 98),
Cronbach`s Alpha 0,752 termasuk memiliki tingkat reliabilitas yang baik. Ini
berarti bahwa instrumen reliabel sudah dapat digunakan untuk penelitian.
3.7 Tingkat Kesukaran Instrumen
Untuk memperoleh kualitas soal yang baik, di samping memenuhi validitas
dan reliabilitas juga harus memperhatikan keseimbangan dari tingkat kesukaran
soal tersebut. Tingkat kesukaran soal dipandang dari kesangggupan atau
kemampuan siswa dalam menjawab soal, bukan dilihat dari sudut guru sebagai
pembuat soal. Persoalan yang penting dalam melakukan analisis tingkat kesukaran
soal adalah penentuan proporsi dan kriteria soal yang termasuk mudah, sedang,
dan sukar. Menurut Sudjana (1989: 137) cara melakukan analisis untuk
menentukan tingkat kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
I =
I = indeks kesukaran untuk setiap butir soal
B = banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal
N = banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan
Kriteria indeks kesulitan soal adalah sebagai berikut:
0 – 0,30 = soal kategori sukar
0,31 – 0,70 = soal kategori sedang
0,71 – 1,00 = soal kategori mudah
34
Hasil penghitungan tingkat kesukaran dapat dilihat pada tabel yaitu:
Tabel 3.6
Tingkat Kesukaran Soal Siklus I
No. Indeks Kesukaran Nomor Soal Jumlah Soal
1 Mudah 2, 3, 6, 7, 8, 9, 10, 11,
13, 15, 16, 17, 18, 19,
21, 22, 23, 25, 28, 29, 30
21
2 Sedang 1, 4, 20, 24, 27 5
3 Sukar 5, 12, 14, 26 4
Jumlah 30 30
Dari tabel 3.6 dapat dilihat bahwa tingkat kesukaran soal pada siklus I dari
30 soal yang termasuk kategori mudah sejumlah 21 soal, yang termasuk kategori
sedang sejumlah 5 soal, dan yang termasuk kategori sukar sejumlah 4 soal. Soal
pada siklus I yang termasuk dalam kategori mudah terdiri dari nomor 2, 3, 6, 7, 8,
9, 10, 11, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 25, 28, 29, 30 dan yang termasuk
kategori sedang terdiri dari nomor 1, 4, 20, 24, 27 sedangkan yang soal yang
termasuk kategori sukar terdiri dari nomor 5, 12, 14, 26. Pada soal siklus II hasil
penghitungan tingkat kesukaran dapat dilihat pada tabel 3.7.
Tabel 3.7
Tingkat Kesukaran Soal Siklus II
No. Indeks Kesukaran Nomor Soal Jumlah Soal
1 Mudah 1, 4, 5, 6, 7, 18, 21, 22,
23, 24, 25, 26, 27, 28
14
2 Sedang 3, 8, 11, 12, 13, 17, 20,
29
8
3 Sukar 2, 9, 10, 14, 15, 16, 19,
30
8
Jumlah 30 30
Dari tabel 3.7 dapat dilihat bahwa tingkat kesukaran soal pada siklus II dari
30 soal yang termasuk kategori mudah sejumlah 14 soal, yang termasuk kategori
sedang sejumlah 8 soal, dan yang termasuk kategori sukar sejumlah 8 soal. Soal
35
pada siklus II yang termasuk dalam kategori mudah adalah soal nomor 1, 4, 5, 6,
7, 18, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28 dan yang termasuk kategori sedang terdiri
dari nomor 3, 8, 11, 12, 13, 17, 20, 29 sedangkan yang soal yang termasuk
kategori sukar adalah nomor 2, 9, 10, 14, 15, 16, 19, 30.
3.8 Indikator Kinerja
Untuk mengukur keberhasilan tiap-tiap siklus dalam penelitian tindakan
kelas ini, tolok ukurnya adalah ketuntasan belajar yaitu pencapaian nilai KKM ≥
65. Keberhasilan belajar diukur apabila setiap siswa telah mencapai nilai ≥65
maka dikatakan berhasil atau tuntas dan apabila sebanyak ≥85% siswa telah
mencapai nilai ≥65 maka dikatakan tuntas secara klasikal.
3.9 Teknik Analisis Data
Data yang telah diperoleh akan dianalisis menggunakan deskriptif
komparatif untuk data kuantitatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal,
nilai tes setelah siklus I, dan nilai tes setelah siklus II. Data kualitatif dianalisis
menggunakan analisis deskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi
dari tiap-tiap siklus. Analisis data terhadap hasil penelitian dijelaskan sebagai
berikut:
a. Data Kuantitatif
Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif berupa hasil
belajar (pre test dan post test) dengan cara persentase yaitu dengan menghitung
peningkatan ketuntasan belajar siswa secara individual jika siswa tersebut
mampu mencapai skor minimal ≥65 dan ketuntasan klasikal jika siswa yang
memperoleh nilai ≥65 ini jumlahnya sekitar 85% dari jumlah seluruh siswa dan
masing-masing dihitung dengan menggunakan rumus. Analisis tersebut
dilakukan dengan menghitung ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal
dengan rumus sebagai berikut:
Ketuntasan individual = maksimalnilaiJumlah
nilaiJumlah x 100%
Ketuntasan klasikal = siswaseluruhJumlah
belajartuntasyangsiswaJumlah x 100%
36
Keterangan:
Ketuntasan indiviual : Jika siswa mencapai ketuntasan skor >65
Ketuntasan klasikal : Jika >85% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan
skor >65
Recommended