View
226
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
25
BAB IV
ANALISA
IV. 1. ASPEK MANUSIA
IV. 1. 1. Analisa Pasar
• Berdasarkan Potensi Bangunan Di Sekitarnya
Berdasarkan data yang didapat dari tinjauan tapak, terlihat
bahwa potensi terbesar pada daerah ini yaitu potensi pendidikan.
Yang dimaksud dengan potensi pendidikan adalah potensi pasar
yang mengacu kepada institusi pendidikan. Di sekitar tapak terdapat
universitas besar yaitu Universitas Bina Nusantara, dan bila kita
meninjau lebih jauh terhadap lingkungan sekitar tapak, semua jenis
retail yang ada juga ikut mendukung kegiatan instansi pendidikan
tersebut. Seperti : bisnis centre, mini market, laundry, kos-kosan,
rumah makan, boutiq, salon, dan sebagainya.
Foto 1. Kondisi Tapak
26
Bila dilihat dari tapak di atas maka kegiatan yang paling
menonjol disini adalah :
• Pendidikan (universitas Bina Nusantara)
• Perdagangan (skala kecil)
• Rumah tinggal penduduk (termasuk tempat kos)
Bila dilihat dari data jumlah mahasiswa Universitas Bina
Nusantara rata-rata tiap tahunnya adalah ±20000 orang (lampiran 5).
Jumlah yang ingin ditampung adalah asumsi persentase dari jumlah
mahasiswa yang dikehendaki. Maka nanti akan didapat angka jumlah
mahasiswa yang bisa ditampung di bangunan apartemen ini sehingga
nantinya akan berkaitan dengan kebutuhan ruang dan jenis kamar
yang akan direncanakan. Bila dilihat dari akses ke perkantoran
Slipi dan sekitarnya, maka target kepada eksekutif muda juga harus
diperhitungkan. Walaupun persentasenya lebih kecil dibanding
mahasiswa.
Kesimpulan :
Dari analisa kebutuhan pasar ini maka di dapat segmen pasar yaitu :
- Mahasiswa Universitas Bina Nusantara
Berdasarkan tinjauan teori mengenai kepemilikan unit, maka sistim
yang tepat adalah apartemen sewa, karena :
- target pasar utamanya yaitu mahasiswa, yang tinggal di daerah
tersebut hanya pada periode tertentu saja.
27
IV. 1. 2. Analisa Pola Perilaku Pengguna
Analisa ini juga berkaitan dengan kebutuhan ruang pada masing-
masing peruntukan unit yang akan dirancang.
Karakter Bujangan :
• Mahasiswa
- dinamis, mobilitas tinggi
- hidup berkelompok dengan teman sebaya
- kebutuhan bersosialisasi tinggi
- aktivitas yang dilakukan di dalam rumah biasanya hanya pagi
dan malam hari karena pada siang hari mereka sibuk
beraktivitas di kampus.
- Hanya membutuhkan satu kamar tidur
- Membutuhkan ruang yang berfungsi ganda
- Mengharapkan agar dapat menyelesaikan pekerjaan kampus
di dalam rumah.
- Biasanya mahasiswa yang tinggal sendiri sangat berhemat.
- Mementingkan kepraktisan
- Mementingkan keamanan pada saat meninggalkan rumah.
Kesimpulan :
Dari analisa ini didapat bahwa :
- mahasiswa membutuhkan kamar yang luasnya relatif kecil, dan
mereka juga membutuhkan kamar tidur yang dapat berfungsi ganda.
28
IV. 1. 3. Analisa Kelompok Kegiatan
Adapun pelaku kegiatan yang ada di dalam apartemen ini adalah :
• Penyewa
Penyewa apartemen disini terbagi atas 2 jenis, yaitu :
- Penyewa unit apartemen
Penyewa jenis ini adalah penghuni
apartemen, yang berkegiatan sehari-hari di bangunan
ini sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan.
- Penyewa retail (retail tenant)
Penyewa jenis ini adalah tenant yang
menyewa ruangan khusus untuk perniagaan yang
disediakan oleh pihak apartemen.
• Pengelola
Pengelola adalah orang-orang yang mengawasi dan
merawat bangunan ini. biasanya pengelola terdiri atas :
- Kelompok operasional dan pengawasan
Melakukan pengawasan dan perawatan terhadap
bangunan. Pengawasan disini yaitu keamanan,
keselamatan, dan pengawasan terhadap penggunanaan
sarana dan prasarana bangunan.
- Kompok administrasi
29
Melakukan kegiatan administrasi berupa keuangan,
tenant relation dan front office.
• Pengunjung
Kelompok ini adalah kelompok pelaku kegiatan yang tidak
secara rutin berkegiatan disini. Mereka biasanya datang untuk
melakukan kegiatan tertentu, baik yang berhubungan
langsung dengan tenant retail, tenant unit, maupun dengan
pengelola.
• Pemilik
Kelompok kegiatan ini bisa berupa individu atau
perusahaan. Tujuan mereka berkegiatan disini biasanya
melakukan inspeksi tarhadap property miliknya. Bisa
datang dalam jangka waktu tertentu, misal : satu bulan satu
kali atau dua kali.
30
IV. 1. 4. Analisa Kegiatan Pengguna
• Penyewa unit apartemen :
Kegiatan : Parkir atau jalan kaki lalu masuk ke dalam
bangunan apartemen, bisa mencari informasi, ke bangunan
retai terlebih dahulu, atau langsung menuju unit apartemen.
Di dalam unit bisa melakukan segala aktifitas tinggal, lalu
keluar unit ke tempat fasilitas bersama, kemudian setelah itu
keluar lagi menuju tempat parkir atau jalan kaki.
Masuk ke Bangunan
Mencari Informasi di Receptionist
Menuju ke Unit
Apartemen
Melakukan kegiatan : - Istirahat - Makan, minum - Belajar - Masak - Mencuci, menyetrika - Nonton TV - Bermain - Mandi, ganti pakaian,
buang air
Menuju Bangunan
Retail
Keluar Bangunan
Menggunakan fasilitas bersama :
- Fitness - O lahraga - Berenang - Duduk santai
Parkir/ Jalan Kaki
31
• Penyewa Retail (retail tenant)
Kegiatan : Parkir atau jalan kaki lalu masuk ke dalam
bangunan retail. Di dalam toko retail bisa melakukan segala
aktifitas penjualan dan pelayanan lalu keluar toko ke tempat
istirahat, kemudian setelah itu keluar lagi menuju tempat
parkir atau jalan keluar.
Parkir/ Jalan Kaki
Masuk ke Bangunan
Retail
Melakukan kegiatan : - Penjualan - Penyimpanan,
pengepakan, pengangkutan barang
- Pelayanan - Administrasi,
pengelolaan
Keluar Bangunan
Istirahat, Makan, Minum,
Ke Toilet
32
• Pengelola
Kegiatan : Parkir atau jalan kaki lalu masuk ke dalam ruang
kantor pengelola. Di dalam ruang tersebut bisa melakukan
segala aktifitas administrasi, keuangan, lalu keluar ruangan
ke tempat istirahat, kemudian setelah itu keluar lagi menuju
tempat parkir atau jalan keluar.
Parkir/ Jalan Kaki
Masuk ke Bangunan
Masuk ke Tempat Kerja
Melakukan kegiatan : - kegiatan administrasi - kegiatan keuangan - kegiatan pengawasan
dan Perawatan
Istirahat, Makan, Minum,
Ke Toilet
Keluar Bangunan
33
• Pengunjung
Pengunjung di bagi tiga jenis, yaitu pengunjung unit
apartemen, pengunjung retail, dan pengunjung Kantor
Pengelola.
- Pengunjung Unit Apartemen
Kegiatan : Parkir atau jalan kaki lalu masuk ke dalam
bangunan apartemen. Untuk masuk ke unit dapat melalui 2
cara. Yang pertama masuk bersama penyewa unit atau bias ke
ruang informasi terlebih dahulu. Kemudian melakukan
kegiatan kunjungan, urusan keluarga, bisnis, atau urusan
Parkir/ Jalan Kaki
Mencari Informasi
Masuk ke Bangunan
Melakukan kegiatan : - Urusan Kunjungan - Urusan Bisnis - Urusan Keluarga - Lain-lain
Menggunakan fasilitas bersama :
- Fitness - O lahraga - Berenang - Duduk santai
Keluar Bangunan
34
pribadi lainnya. Setelah itu dapat melakukan mrnuju ke
fasilitas bersama atau langsung ke luar bangunan.
- Pengunjung Retail
Kegiatan : Parkir atau jalan kaki lalu masuk ke dalam
bangunan retail. Melakukan kegiatan transaksi, bisnis, atau
mrmbeli sesuatu. Lalu keluar bangunan.
Parkir/ Jalan Kaki
Masuk ke Bangunan
Menuju ke Toko Retail
Melakukan kegiatan : - Bisnis - Membeli sesuatu - Transaksi
Pembayaran - Membutuhkan
Sesuatu
Keluar Bangunan
35
- Pengunjung Kantor Pengelola
Kegiatan : Parkir atau jalan kaki lalu masuk ke dalam
bangunan pengelola. Melakukan kegiatan bisnis dan lain-lain.
Lalu keluar bangunan.
Parkir/ Jalan Kaki
Masuk ke Bangunan
Menuju ke Kantor
Pengelola
Melakukan kegiatan : - Bisnis - Lain-lain
Keluar Bangunan
36
• Pemilik Apartemen
Kegiatan : Parkir lalu masuk ke dalam ruangan pengelola.
Melakukan kegiatan pegawasan, pemeriksaan dan lain-lain.
Lalu keluar ruangan pengelola dan melakukan inspeksi ke
area apartemen kemudian ke luar . Bisa juga dari kantor
pengelola melakukan kegiatan istirahat dan ke toilet, lalu
keluar bangunan dan menuju tempat parkir, atau dari area
apartemen kemudian istirahat dank ke toilet lalu keluar dan
menuju tempat parkir.
Parkir Masuk ke Bangunan
Menuju ke Kantor
Pengelola
Melakukan kegiatan : - Pengawasan - Pemeriksaan
Laporan - Lain-lain
Inspeksi menuju ke area apartemen
Istirahat, Makan, Minum,
Ke Toilet
Keluar Bangunan
37
IV. 2. ANALISA KEBUTUHAN RUANG
IV. 2. 1. Analisa Pengelompokan Kebutuhan
Berdasarkan analisa dari aspek manusia, maka kelompok kebutuhan yang
diperlukan adalah sebagai berikut :
• Kelompok unit hunian
- fasilitas pribadi
- servis
- fasilitas bersama seperti :
1. kolam renang
2. lapangan olahraga
3. jogging track
4. R. bersama (community room)
5. taman dan tempat istirahat
• Kelompok fasilitas penunjang
- mini market
- salon
- klinik
- bisnis centre
- rental VCD,DVD
- laundry
- servis computer
-
38
• Kelompok pengelola
- fasilitas pelayanan
- servis
- parkir
• Kelompok penunjang
- parkir
- Toilet umum
- Mushola
- ME
Fasilitas-fasilitas di atas disamping untuk melengkapi kegiatan
hunian tetapi juga untuk menciptakan sinergi yang baik antara bangunan
apartemen dan bangunan retail yang ada sehingga tercipta suatu lungkungan
yang diinginkan oleh semua penghuni area apartemen ini.
IV. 2. 2. Analisa Kebutuan Unit Hunian
Ruang-ruang yang umumnya ada di dalam apartemen adalah :
• Ruang Tidur
Foto 2. Tempat Tidur
39
Ruang ini harus dapat menyediakan area untuk
dua orang, walaupun ruang ini ditinggali oleh satu
orang. Dan ruang ini juga sebaiknya mempunyai
fungsi ganda yaitu sebagai ruang menyimpan pakaian,
ruang rias, ataupun sebagai tempat kerja (bila perlu).
• Ruang Keluarga
Ruang ini adalah ruang yang menampung
berbagai aktifitas, misalnya ruang baca, ruang nonton
TV, mendengarkan musik, dan sebagainya. Maka dari
uitu biasanya ruangan ini mempunyai porsi yang lebih
besar disbanding ruang yang lainnya.
• Ruang Makan
Ruangan ini tidak wajib ada. Biasanya ruang ini
menyatu dengan ruang keluarga. Pada unit apartemen
ini digunakan R. makan yang menyatu dengan ruang
keluarga, karena untuk efisiensi ruangan.
Foto 3. Ruang keluarga
40
• Dapur
Dapur pada apartemen membutuhkan perabot
yang cukup banyak, yaitu tempat cuci, kompor,
kulkas, tempat saji, dan tempat penyimpanan.
Besarnya tergantung dari kelas unit apartemen itu
sendiri. Makin tinggi kelasnya makan luasan ruang
untuk dapur makin besar. Untuk unit apartemen ini
tidak perlu luasan yang besar karena diperuntukan
untuk mahasiswa, dan eksekutif muda dimana mereka
membutuhkan kepraktisan dan tidak banyak memasak
di dalam hunian.
• Kamar Mandi
Foto 4. Dapur
Foto 5. kamar mandi
41
Letak ruangan ini satu dengan yang laiinya
biasanya berdekatan, karena melihat dari segi struktur
dan utilitas. Kamar mandi pada apartemen biasanya
menggunakan bath tub atau shower sebagai
perlengkapan standart. Kamar mandi juga harus
mempunyai vebtilasi yang baik untuk mencegah bau.
• Balkon
Balkon tidak wajib ada di dalam apartemen. Fungsi
untuk balkon adalah untuk memberikan tekanan
dalam kenyamanan dengan duduk-duduk di luar
ruangan ketika cuaca sedang baik, dan juga berfungsi
sebagai daerah perantara antara udara luar dan udara
dalam. Daerah ini juga menjadi ruangan ekstra untuk
memelihara tanaman hias, atau tempat kotak AC.
42
IV. 2. 3. Analisa Hubungan Skematik Ruang
• Hubungan Antar Ruang Makro
• Hubungan Antar Ruang Pada Unit Apartemen
• Hubungan Ruang Kantor Pengelola.
Lobby
Parkir Plaza
Komersial/Retail
Unit Apartemen
Fasilitas Bersama
Pengelola
Main Entrance
Side Entrance
IN/OUT
DAPUR
RUANG KELUARGA/ RUANG DUDUK KAMAR
TIDUR
BALKON
TOILET
SERVIS
43
• Hubungan Ruang Mini Market
• Hubungan Ruang Klinik
IN/OUT
RECEPTIONIST
RUANG TUNGGU
R. STAF R. MANAJER TOILET
R. RAPAT MAINTANANCE R. ARSIP
IN/OUT
R. PAMER
R. KASIR
GUDANG R. PENGEPAKAN R. STAF
IN/OUT
R. TUNGGU
R.DOKTER
R. PEMERIKSAAN
44
• Hubungan Ruang Bisnis Centre
• Hubungan Ruang Loundry
• Hubungan Ruang Salon
IN/OUT
WARNET WARTEL STATIONARY FOTOKOPI
GUDANG
R. KASIR
IN/OUT
KASIR
R. PELAYANAN GUDANG
IN/OUT
KASIR
R. PELAYANAN GUDANG
45
IV. 2. 4. Analisa Kebutuhan Dan Dimensi Ruang
• Tipe Studio (1-2 orang)
• Tipe 1 Kamar (1-3 orang)
Kebutuhan Ruang Elememen Ruang Luas (m²)
Ruang Duduk & Makan Sova, coffe table, meja/kursi makan 7,5
Kamar Tidur Tempat tidur, nakas, lemari 7,5
Dapur Kompor, bak cuci, kulkas 4
Kamar Mandi Kloset, bath tub, wastafel 4
Balkon kursi, AC 2
Sirkulasi 20 % 5
Total 30
• Tipe 2 kamar (Untuk keluarga kecil) 2-4 orang
Kebutuhan Ruang Elememen Ruang Luas (m²)
Ruang Keluarga Sova, meja, nakas, bufet 7,5
2 Tempat Tidur Tempat tidur, nakas, lemari 15
Ruang Makan Meja, kursi makan, lemari 2
Dapur Kompor, bak cuci, kulkas 4
Kebutuhan Ruang Elememen Ruang Luas (m²)
Kamar Tidur Tempat tidur, nakas, lemari 7,5
Dapur Kompor, bak cuci 1
Kamar Mandi Kloset, shower, wastafel 4
Ruang Belajar Meja komputer, kursi 2
Balkon AC, jemuran kecil 2
Sirkulasi 20 % 3
Total 19,5
46
Kamar Mandi Kloset, bath tub, wastafel, shower 4
Balkon Meja, kursi, AC 2
Sirkulasi 20 % 7
Total 41,5
• Kantor Pengelola
• Mini market
Kebutuhan Ruang Kapasitas Standart Luas ( m²) Total( m²)
Kasir/pengawas 2 orang 2-2,5 2 x 2,5 5
Ruang Rak 50% area 50% x 60 30
Gudang
Penyimpanan
20 % area 20% x 50 12
Kebutuhan Ruang Kapasitas Standart Luas ( m²) Total( m²)
R. informasi/tunggu 10 orang 2-2,5 m² 2 x 10 20
Ruang Manajer 1 orang 16-18 m² 1 x 16 16
Ruang Sekretaris 1 orang 6-9 m² 1 x 6 6
R. Staf Admin 3 orang 6-9 m² 3 x 6 18
R. Staf Keuangan 3 orang 6-9 m² 3 x 6 18
R. Staf Tenant Relt. 3 orang 6-9 m² 3 x 6 18
R. staf Maintanance 12 orang 6-9 m² 12 x 6 72
Ruang Rapat 15 orang 1,5-2 m² 15 x 2 30
Ruang Istirahat 20 orang 1,5-2 m² 10 x 1,5 15
Toilet 2 orang 1,5-3 m² 1 x 3 3
Ruang Keamanan 4 orang 2,5-3 m² 4 x 2,5 10
Sirkulasi 20 % 33
Total Kebutuhan 259
47
R. Pengepakan 2 orang 2-3,5 2 x 3,5 7
Ruang staf 2 orang 2-2,5 2 x 2 4
Sirkulasi 20 % 12
total 70
• Klinik
• Bisnis Centre
Kebutuhan Ruang Kapasitas Standart Luas ( m²) Total( m²)
Uang Tunggu 10 orang 2-2,5 m² 5 x 2 20
Ruang Dokter 2 orang 9 m² 1 x 9 18
Ruang Pasien 2 orang 4 m² 1 x 4 8
Sirkulasi 20 % 9
Total 55
Kebutuhan Ruang Kapasitas Standart Luas ( m²) Total( m²)
Lobby, Kasir,
Pengawas
4 orang 2-2,5 m² 4 x 2,5 10
R. Unit Komputer 8 unit 2 m² 8 x 2 16
R. Unit Telepon 10 unit 1,5 m² 10 x 1,5 15
Gudang 2 orang 1,5-2 m² 2 x 2 4
Ruang Duduk 2 orang 1,5-2 m² 2 x 2 4
R. Stationary/R.
pamer
5 orang 1,5-2 m² 5 x 2 10
R. fotokopi 3 unit 1,5-2 m² 3 x 2 6
Toilet 1 orang 1,5-2 m² 1 x 2 2
Sirkulasi 20 % 13
Total 80
48
• Loundry
Kebutuhan Ruang Kapasitas Standart Luas ( m²) Total( m²)
Kasir, Pengawas 2 orang 2-2,5 m² 2 x 2,5 5
R. Pelayanan 50% area 50 % x 20 10
Gudang 2 orang 2-2,5 m² 2 x 2,5 5
Sirkulasi 20 % 4
Total 24
• Salon
Kebutuhan Ruang Kapasitas Standart Luas ( m²) Total( m²)
Ruang Pengawas,
Pasir
2 orang 2-2,5 m² 2 x 2,5 5
Ruang Pelayanan 10 orang 1,5-2 m² 10 x 2 20
Ruang Penyimpanan 2 orang 2-2,5 m² 2 x 2,5 5
Sirkulasi 15 % 6
Total 36
• Servis
Kebutuhan Ruang Kapasitas Standart Luas ( m²) Total( m²)
Ruang Generator 1 unit 25-30 m² 1 x 25 25
R. Kontrol Panel 1 unit 25-30 m² 1 x 25 25
Ruamg Reparasi 1 unit 25-30 m² 1 x 25 25
R. Bahan Bakar 1 unit 25-30 m² 1 x 25 25
Gudang Peralatan 1 unit 25-30 m² 1 x 25 25
Ruang Mekanikal 1 unit 25-30 m² 1 x 25 25
Ruang Elektrikal 1 unit 25-30 m² 1 x 25 25
Sirkulasi 15 % 26
49
Total 201
• Fasilitas Olahraga
Kebutuhan Ruang Kapasitas Standart Luas ( m²) Total( m²)
Lapangan Tenis 1 unit 11 x 24 m² 1 x 264 264
Lapangan Basket 1 unit 18 x 26 m² 1 x 468 468
Fitness Centre 40 orang 3-5 m² 40 x 3 120
Kolam Renang 100 orang 4-5 100 x 4 400
Ruang Pengelola 3 orang 2-2,5 3 x 2 6
R. bilas 8 orang 1,5-2 m² 8 x 2 16
Ruang Loker 1 orang 6-9 m² 1 x 9 9
Sirkulasi 20 % 192
Total 1283
• Fasilitas Umum
Kebutuhan Ruang Kapasitas Standart Luas ( m²) Total( m²)
Mushola 20 orang 3-4 m² 20 x 3 60
Toilet/Wudhu 5 orang 1,5 m² 5 x 1,5 7,5
Kantin 20 orang 1,5 m² 20 x 1,5 30
Toilet Umum 4 1,5 m² 4 x 1,5 6
R. cuci bersama 5 unit/1 mesin cuci
1 mesin cuci 1 m²
1 lantai 4 mmesin cuci. 4 tower x 8 lantai = 4 x 4 x 8
128
Sirkulasi 20 % 46
Total 277.5
50
IV. 2. 5. Analisa Persentase Kebutuhan Unit Dan Parkir
• Kebutuhan Unit
Berdasarkan studi banding dan analisa pasar. Maka
tipe kamar yang dipakai adalah tipe kamar :
- Studio
- Tipe 1 Kamar
- Tipe 2 Kamar
Persentase antara satu tipe dengan yang lainnya
didapatkan melalui studi perbandingan antara apartemen
Gloria dengan Apartemen Semanan Indah. Lalu
dibandingkan juga dengan hasil servey terhadap mahasiswa
Universitas Bina Nusantara (lampiran 4)
Tipe Kamar Apartemen Gloria Semanan Survey
Studio 40 % 36 % 34 %
1 Kamar 40 % 47 % 27 %
2 kamar 20 % 15 % 40 %
Setelah didapat data studi banding, maka didapat
angka persentase kebutuhan unit. Lalu ditetapkan total luas
yang mau dirancang berdasarkan persentase Apertemen,
komersial, dan fasilitas umum dari KLB.
• Apartemen = 60 % = 0,6 x 37500 = 22500 m²
• Fasilitas Bersama = 30 % = 0,3 x 37500 = 11250 m²
51
• Komersial/retail = 10 % = 0,1 x 37500 = 3750 m²
Angka persentase kebutuhan tipe unit didapatkan dari
perolehan rata-rata studi banding dan survey lapangan.
Perhitungan jumlah unit dari hasil rata-rata adalah :
Studio 37 %
1 kamar 38 %
2 kamar 25 %
Antara persentase studio dan 1 kamar tidak berbeda jauh,
maka pembulatan angkan yang dipakai dalam menentukan
persentase unit hunian adalah :
Studio 37,5% = 8 unit
1 kamar 37,5 % = 8 unit rencana 1 tower
2 kamar 25 % = 4 unit
Perhitungan besaran ruangan unit dalam 1 tower :
Berdasarkan analisa kebutuhan dan dimensi ruang maka
didapat :
Studio = 8 x 19.5 = 156 m²
1 kamar = 8 x 30 = 240 m²
2 kamar = 4 x 41,5 = 166 m² +
562 m² + sirkulasi 20 % = 562 + 112,4
= 674,4 m²
Direncanakan 8 lantai = 8 x 674,4 m² = 5395,2 m²
52
Jumlah Tower maksimal = 22500 m² : 5395,2 m²= 4,1 ~ 4
Tower
Jumlah total unit adalah = 20 unitx8 lantaix4 tower= 640 unit
• Kebutuhan Parkir
Total Unit Adalah 640 unit, maka persentase kebutuhan
parkir didapat berdasarkan rasio parkir per-unit, yaitu :
Rasio Parkir Mobil
- Tipe studio 8 : 1 = 256 : 8 = 32 parkir
- Tipe 1 kamar 6 : 1 = 256 : 6 = 43 parkir
- Tipe 2 kamar 4 : 1 = 128 : 4 = 32 parkir
10 % parkir tamu = 11 parkir +
Total 118 parkir
Rasio Parkir Motor
- Tipe studio 4 : 1 = 256 : 4 = 64 parkir
- Tipe 1 kamar 3 : 1 = 256 : 3 = 95 parkir
- Tipe 2 kamar 2 : 1 = 128 : 2 = 64 parkir
10 % parkir tamu = 22 parkir +
Total 245 parkir
Parkir Pengelola
Rasio parkir 100 m² : 1 parkir mobil = 256 : 100 = 2,5 ~ 3
parkir mobil.
53
Parkir motor didapatkan dari jumlah staf yang berjumlah
22 orang. 1 orang 1 parkir. Berarti parkir motor untuk
pengelola berjumlah 22 parkir.
Parkir Retail
1 unit : 1 parkir mobil
7 unit : 1 = 7 parkir mobil
1 unit : 2 parkir motor
7 x 2 = 14 parkir motor.
Jumlah total parkir keseluruhan adalah :
Parkir mobil = 118 + 3 + 7 = 128 parkir
Parkir motor = 245 + 22 + 14 = 281 parkir
Besaran ruang yang dibutuhkan adalah :
Mobil = 128 x 35 m² = 4480 m²
Motor = 281 x 2 m² = 562 m²
Total kebutuhan ruang parkir adalah = 4480 m² + 562 m²
= 5042 m² + 25%
= 6302,5 m²
Luas yang boleh parkir diluar yaitu :
(100%-60%-20%) x 15000m² = 0,2 x 15000m² = 3000 m²
Parkir di dalam basement = 6302,5 – 3000m² = 3302,5 m²
54
IV. 3. ANALISA LINGKUNGAN
IV. 3. 1. Analisa Kondisi Tapak
Potensi kawasan :
• Dekat dengan Universitas Bina Nusantara
• Dekat dengan Slipi, perantoran di sekitar Slipi
• Dekat dengan fasilitas sosial
Kekurangan :
• Lalulintas yang padat pada jam tertentu dan dipadati
angkutan kota yang suka berhenti sembarangan sehingga
menyebabkan macet.
• Suhu udara panas karena kurang penghijauan.
• Pedestrian kurang memadai
55
IV. 3. 2. Analisa View
View yang terlihat dari bangunan ke lingkungan luar adalah :
Utara :
Foto 6. view Utara
- Sekolah Tarsisius
- Jalan menuju Jl. Batu Sari
- Ruko- ruko
U
56
- Tampak jauh apartemen Anggrek
Timur :
-
Foto 7. view Timur
- Pertigaan Jl. Syahdan dan Jl. Rawa belong
- Ruko-ruko
- Perumahan penduduk
Selatan :
Foto 8. view selatan
- Kampus Anggrek Universitas Bina Nusantara
57
Barat :
Foto 10. view barat
- perumahan padat penduduk
kesimpulan : view yang baik dari tapak ke luar yaitu yang menghadap ke
Jl. Rawa belong yaitu ke selatan dan timur, dan juga view yang
menghadap ke kampus Anggrek.
IV. 3. 3. Analisa Matahari
58
Bentuk seperti ini mempunyai persamaan penerimaan
radiasi matahari pagi dan sore pada sisi barat-timur. Maka
bila memakai bentuk persegi seperti ini harus dipikirkain
desain fasade yang baik agar meminimalisasi radiasi
matahari tersebut.
Bentuk persegai panjang, yang pada sisi panjangnya
menghadap utara selatan mempunyai penyelesaian yang
baik pada perletakan dan bentuk masa terhadap matahari.
Bentuk ini menerima sedikit efek buruk dari cahaya
matahari pagi-sore.
Kesimpulan : dari analisa ini maka didapatkan bahwa
orientasi masa bergantung dar pergerakan matahari.
Alternative 1 adalah bentuk massa persegi dengan perletakan
miring agar bidang bangunan tidak terkena radiasi matahari
secara maksimal. Sedangkan alternative 2 yaitu dengan
menggunakan massa persegi panjang yang sisi
memanjangnya menghadap utara-selatan dengan tujuan yang
sama.
Alternatif 1 Alternatif 2 U
59
IV. 3. 4. Analisa Kebisingan dan Polusi Udara
Kesimpulan : dari analisa kebisingan maka didapatkan perletakan
masa yang menjorok ke dalam. Tujuannya yaitu untuk mendapatkan
privasi dan menghindari bising dan polusi kendaraan bermotor yang
berasal dari Jl. Rawa Belong. Dan dari analisa ini maka didapatkan
perletakan vegetasi hijau untuk meminimalkan dampak negatif dar
polusi udara dan kebisingan.
60
IV. 3. 5. Analisa Sirkulasi Dan Entrance
Dalam hal ini ditentukan berdasarkan :
• Kejelasan : jalan masuk ke area apartemen tidak membingungkan
dan jelas
• Keamanan : kemudahan di dalam pengawasan pada jalur keluar
masuk kendaraan dan manusia. Baik dari tapak ke lingkungan
maupun di dalam tapak itu sendiri.
• Privasi : bangunan apartemen adalah salah satu bangunan yang
menuntut privasi yang sangat tinggi. Maka dari itu sebaiknya
sirkulasi tidak mengganggu privasi penghuni.
• Servis : untuk sirkulasi kendaraan juga harus diperhatikan jalur untuk
kendaraan servis yang dapat melayani setiap masa bangunan di
dalam tapak.
Untuk entrance dibagi dalam beberapa jenis:
1. Entrance kendraan bermotor
2. Entrance manusia
Ke dua entrance ini harus dipisah agar tidak terjadi cross.
Pemilihan entrance dipilih berdasarkan arus kedatangan terbesar dan
juga memerhatikan jalur sirkulasi kendaraan yang sudah ada di jalan
raya.
61
Foto 11. Penghalang Jalan Masuk
Kendala pada entrance : adanya pemblokiran jalan yang ada di
pertigaan tepat di depan tapak. Hal ini menyulitkan kendaraan yang
ingin masuk dari Jl. K. H. Syahdan.
62
Perencanaan sirkulasi dalam tapak dapat dibedakan menjadi :
1. Sirkulasi kendaraan
Pergerakan dalam tapak yang dilalui oleh penghuni maupun
pengunjung. Perencanaan ini berasal dari jalur masuk sampai
keluar area tapak. Agar tidak terjadi gangguan pada sirkulasi
kendaraan dengan sirkulasi manusia maka direncanakan :
- Pemisahan antara sirkulasi kendaraan dengan manusia.
- Akses keluar masuk kendaraan terpisah dan jelas.
- Jumlah area parkir yang memadai.
2. Sirkulasi manusia
Pencapaian manusia dari dan menuju ke Apartemen
atau bangunan retail yang dilakukan oleh penghunI,
pengelola, pengunjung, dan pemilik. Oleh sebab itu harus
direncanakan :
- jalur sirkulasi yang jelas antara pejalan kaki dan
kendaraan bermotor.
- Faktor keamanan dan kenyamanan harus diutamakan
agar pejalan kaki dapat berjalan dengan aman dan
nyaman. Misalnya dengan memberikan penerangan
pada jalur pedestrian, pengerasan pedestrian yang baik,
atau memberikan perlindungan jalur pedestrian dari
sinar matahari dengan diberi penutup yang permanent.
63
- Direncanakan juga penanaman vegetasi agar terlindung
dari sinar matahari dan memberi efek teduh.
Alternatif 1 digunakan untuk kendaraan penghuni.
Alternatif 2 digunakan untuk jalur kendaraan servis.
Jalur ini memungkinkan untuk kendaraan srvis melayani
setiap masa bangunan. Jalur ini juga dipakai intuk kendaraan
motor, karena perencanaan parkir motor berada di basement
bangunan apartemen.
64
Jenis pola Sirkulasi Dalam Tapak dapat dilihat pada table di
bawah ini :
Kesimpulan :
Dari macam-macam pola di atas maka dipilih pola linier untuk sirkulasi
kendaraan, karena pola ini dinamis dan mudah intuk dikembangkan.
JENIS POLA ANALISA
LINIER
- pola sederhana
- mudah dikembangkan
- dinamis
RADIAL
- Memiliki cokal point sebagai pusat
- Sirkulasi menyebar
SPIRAL
- pergerakan berasal dari satu titik
- sulit beradaptasi dengan tapak
GRID
- pola teratur
- tidak memiliki orientasi
- cocok untuk topografi yang rata
65
IV. 3. 6. Analisa Zoning
Berdasarkan analisa kondisi tapak, view, matahari, sirkulasi, dan
entrance maka dihasilkan komposisi zoning di bawah ini.
Kesimpulan : letak bangunan utama menjorok ke dalam agar terjaga
privasinya. Sedangkan bangunan yang bias diakses public diletakan di area depan
agar mudah di akses. Dan di daerah depan dimanfaatkan untuk ruang terbuka hijau
dan parkir.
IV. 3. 7. Analisa Tata Ruang Luar
Tata ruang luar dipengaruhi oleh alam lingkungan, di mana pada kasus
disini adalah lingkungan tropis. dapat diterapkan disini dengan membuat taman-
taman dengan konsep taman tropis.
66
Dalam merancang ruang luar maka harus diperhatikan :
• Ruang luar harus dapat menciptakan suasana yang asri dan alami
• Ruang luar dirancang sedapat mungkin untuk dapat menurunkan
suhu di lingkungannya dengan cara penghijauan.
• Ruang luar harus dapat menunjang penampilan bangunan utamanya.
Tujuan dirancangnya ruang luar adalah untuk :
• Mendukung penampilan bangunan.
• Mempunyai fungsi sebagai paru-paru area disekitarnya.
• Sebagai ruang transisi atau penghubung antara lingkungan luar
dengan dalam tapak.
• Sebagai daerah resapan air hujan.
• Sebagai sarana rekreasi.
Perencanaan tata ruang luar dapat dipengaruhi oleh :
• Orientasi bangunan
Yang perlu diperhatikan adalah tata letak bangunan dalam
tapak dan bentuk tapak.
• Elemen pengisi ruang luar
Elemen pengisi ruang luar adalah :
1. Elemen lunak
Elemen ini adalah elemen hidup (vegetasi) yang mengisi lahan pada
tapak. Elemen ini mempunyai 3 fungsi yaitu :
- Fungsi estetis
67
- Fungsii peneduh
- Fungsi pengarah
Foto 12. elemen lunak Foto. 13. Pohon-pohon
2. Elemen keras
Elemen keras meliputi semua benda mati yang berada pada ruang
luar. Misalnya seperti : lampu taman, gazebo, tempat duduk, tong
sampah, telepon umum, jalan setapak, pagar, jalur kendaraan,
lapangan olah raga, patung, kolam, dan lain lain.
68
Foto 14. kolam renang Taman Rasuna Foto 15. perkerasan
Kesimpulan : Penghijauan dan desain taman yang baik sangat penting pada
perancangan ini, hal ini juga membuat iklim di sekitarnya menjadi lebih sejuk dan
mengurangi pemantulan panas matahari pada bangunan yang berakibat buruk bagi
bangunan itu sendiri. Perlu diperhatikan juga dengan perkerasan. Penghijauan harus
lebih banyak dari perkerasan.
69
IV. 4. ANALISA BANGUNAN
IV. 4. 1. Analisa Bentuk Masa Bangunan
Ada dua alternatif pola massa yang digunakan di dalam apartemen, yaitu :
• Pola massa Tunggal
Sifat :
- Bangunan terpusat.
- Terkesan berskala besar.
- Pemeliharaan dan pengawasan mudah
- Pencapaian sirkulasi cepat dan efisien
• Pola Massa Majemuk
MASSA
BANGUNAN
A B
C
70
Sifat :
- Bangunan menyebar dan berpusat pada satu titik.
- Pola letak yang dinamis.
- Dapat dibagi berdasarkan kelompok kegiatan yang
berbeda.
- Memerlukan lahan yang lebih luas dibandingkan
dengan yang bermassa tunggal.
- Dapat mengolah tapak lebih bebas dan dinamis.
Kesimpulan : pola yang dipilih adalah pola massa majemuk, karena :
• Bentuk massa tidak monoton.
• Pertimbangan terhadap sirkulasi udara.
• Pertimbangan terhadap pencapaian.
• Pertimbangan terhadap lingkungan sekitar.
• Pertimbangan terhadap pengaruh iklim di sekitarnya.
IV. 4. 2. Analisa Pola Sirkulasi Dalam Bangunan
Ada 2 jenis Sirkulasi yang digunakan yaitu :
• Sirkulasi Horizontal
Sirkulasi horizontal digunakan untuk menghubungkan ruang yang
satu dengan ruang yang lain.
71
Jenis sirkulasi horizontal yang direncanakan yaitu :
1. Linear
Digunakan untuk sirkulasi pada bangunan retail dan antor
pengelola. Hal ini dukarenakan karena pola sirkulasi ini mempunyai
orientasi yang jelas pada satu arah. Bentuk ini juga memberikan
kemudahan pencapaian dan membentuk sirkulasi yang sederhana.
2. Radial
Berupa jalan yang berkembang dari satu titik. Bisa menyebar
atau berpusat pada satu titik. Pola ini digunakan pada sirkulasi dari
core ke unit hunian. Dengan pola ini penghuni akan lebih mudah
mencapai unit hunian mereka.
• Sirkulasi Vertikal
Digunakan untuk menghubungkan satu lantai dengan lantai
yang lainnya. Berdasarkan tinjauan teori, bila lebih dari 4 lantai
maka digunakan elevator atau lift.
o Elevator / Lift
Pada bangunan apartemen ini ada 2 macam lift yang digunakan,
yaitu :
• Lift penghuni
72
• Lift barang
o Tangga
Tangga yang dipakai adalah :
- Tangga darurat
Sebagai tangga yang digunakan hanya
pada saat keadaan darurat seperti kebakaran.
Dimana pada saat itu alarm berbunyi dan
sistim lift mati. Letak tangga darurat juga
harus mudah dujangkau dengan jarak
maksimum 30m setiap titiknya, juga harus
dapat mudah dilihat, dan langsung keluar pada
area yang terbuka.
- Tangga dari semi basement menuju ke
area unit apartemen.
IV. 4. 3. Analisa Bentuk Bangunan Terhadap Iklim
Untuk mencapai kenyamanan, kesehatan, dan kesegaran hidup
dalam tempat tinggal, khususnya pada daerah tropis dengan udara yang
panas dan kelembaban udaranya yang tinggi, maka diperlukan usaha
Foto 16. tangga
73
untuk mendapatkan udara segar dari aliran udara alam semaksimal
mungkin. Untuk mendapatkan iklim mikro yang baik dalam bangunan di
daerah tropis kita harus mengetahui terlebih dahulu tentang masalah
yang ditimbulkan oleh iklim dan bagaimana memanfaatkan iklim
menjadi lebih bersahabat dengan bangunan.
IV. 4. 3. 1. Bentuk Bangunan Terhadap Matahari
Tujuan pemanfaatan cahaya matahari sebagai penerangan
alami adalah sebagai berikut :
1. Menghemat energi dan biaya operasional bangunan
(berhubungan dengan listrik).
2. menciptakan ruang yang sehat. Mengingat matahari
mempunyai sinar ultraviolet yang memberikan efek
psikologis dan kesehatan bagi manusia dan memperjelas
ruang.
3. mempergunakan cahaya alami sebagai penerangan
langsung maupun tak langsung.
74
Pada umumnya, cahaya matahari jatuh ke permukaan
tanah/bangunan dapat dinyatakan sebagai berikut :
1. cahaya matahari jatuh langsung pada bidang kerja.
2. refleksi cahaya matahari dari benda di luar bangunan dan masuk
melalui jendela.
3. refleksi cahaya matahari dari halaman yang kedua kalinya
dipantulkan oleh langit-langit.
4. cahaya yang jatuh di lantai dan dipantulkan lagi oleh langit-langit.
Refleksi matahari sangat dipengaruhi oleh bahan pemantulan
dan warna, sedangkan intensitas matahari yang masuk ke dalam
bangunan dopengaruhi oleh :
1. jenis bahan yang dipergunakan untuk jendela.
2. warna bahan pantulan. Misalnya warna dinding dan langit-langit.
Semakin cerah semakin banyak memantulkan cahaya.
3. luas bidang bukaan jendela.
4. pengaruh oleh kisi-kisi atau pohon.
Perlindungan terhadap matahari dapat dilakukan dengan cara :
• Vegetasi di sekitar bangunan.
• Elemen bangunan vertikal dan horizontal yang tidak tembus
cahaya.
75
• Kaca pelindung matahari.
Elemen pelindung matahari :
• Tirai horizontal
- Cocok untuk posisi matahari tinggi
- Bentuk paling sederhana adalah : tritisan atap, balkon,
dan tirai. Tirai juga ada beberapa variasi yaitu krey,
awning, dan kajang.
• Tirai vertikal
Efektif pada posisi rendah, contohnya yaitu lamela
Foto 17. balkon dan overstek
76
Kesimpulan: Elemen pelindung yang dipakai di dalam bangunan apartemen ini
adalah :
• Balkon yang juga dimodifikasi dengan lamela horizontal yang
ditempatkan pada bidang-bidang tertentu seperti tempat servis
untuk meminimalisasi efek negatif matahari.
• Pemakaian warna cerah pada bahan pemantul cahaya. Seperti
dinding, plafon, dan lantai.
Foto 18. Lamela
77
IV. 4. 3. 2. Aliran Udara
Pengudaraan yang berkelanjutan di daerah tropis berfungsi terutama
untuk memperbaiki iklim ruangan udara yang bergerak menghasilkan penyegaran.
Penyegaran membantu terjadinya proses penguapan, yang berarti penurunan
temperatur.
Pendinginan melalui pengudaraan alami hanya dapat dilakukan bila
temperatur udara kurang dari temperatur kulit.
Pengudaraan yang baik yaitu pngudraan yang berkesinambungan, maksudnya
adalah udara yang masuk tidak berhenti di dalam ruangan itu tetapi mengalir
sehingga terjadi pergantian udara setiap waktu. Sistem seperti ini dinamakan sistem
ventilasi silang atau cross ventilation.
78
IV. 4. 3. 3. Analisa Kulit Bangunan
Kulit bangunan berhubungan dengan :
- Material yang dipakai
- Warna kulit bangunan
Berdasarkan Lampiran 6, maka didapatkan beberapa bahan yang
mempunyai sifat-sifat yang cocok dengan iklim tropis seperti :
- Tahan terhadap hujan
- Tahan Angin dan cuaca
- Mempunyai daya serap dan hantar pana syang kecil
- Mempunyai daya pantul yang besar.
Sedangkan warna-warna yang dipilih adalah warna-warna cerah /
terang agar dapat memantulkan cahaya matahari secara optimal.
Misalnya : putih, krem, warna-warna pastel.
IV. 4. 4. Analisa Struktur Dan Konstruksi Bangunan
Pemilihan system struktur pada banguna apartemen didasari oleh
beberapa criteria berikut, yaitu :
• Faktor teknis bangunan meliputi : kekakuan, kekuatan,
kestabilan, keamanan.
79
• Faktor kebutuhan fungsi ruang dan penempatan utilitas.
• Keadaan fisik tanah dan kondisi sekitar
• Faktor ekonomis.
Struktur terbagi aras 2 macam, yaitu :
Sub Stucture
Adalah bagian langsung yang berhubungan dengan fisik tanah dan
bekerja meneruskan beban-beban peralihan dari upper structure ke dalam
tanah (biasa disebut pondasi).
Faktor jenis, kondisi, dan daya dukung tanah sangat berperan
menentukan dalam pemilihan jenis sub struktur atau pondasi yang akan
digunakan di dalam perancangan.
Jenis –jenis sub structure :
o Pondasi tiang
Jenis pondasi ini digunakan untuk bangunan di atasnya
sampai dilapisan tanah keras. Pondasi ini dapat berupa beton
bertulang, baja, atau komposit yang berbentuk persegi atau
lingkaran.
Berdasarkan pemasangannya terbagi menjadi 2 jenis :
• Pondasi Tiang
Dibuat dengan cara pracetak dengan bentuk persegi
atau lingkaran, kemudian dipancangkan sampai ke lapisan
tanah keras dengan memakai alat pancang khusus.
80
Keuntungan:
- Pelaksanaan relatif cepat.
- Bila di dalam proses pracetaknya ketat maka
kekuatannya dapat diandalkan.
Kerugian :
- Butuh alat transportasi yang besar dalam
pengantaran ke lokasi proyek.
- Menimbulkan getaran yang besar dan
keributan di sekitar bangunan pada waktu
pemasangan.
• Pondasi Tiang Bor
Pengeboran dengan alat khusus pada kedalaman
tertentu, kemudian dipasang pipa penahan tanah / casting
agar tanah tidak runtuh menutupi lubang, kemudian dicor
dengan beton tulang menggunakan spiral, setelah iti casting
lalu dicabut berangsur.
Keuntungan :
- Tidak menimbulkan bising.
- Memiliki diameter yang lebih besar dari jenis
sebelumnya.
Kerugian :
- Kedalaman alat bor terbatas.
- Pemakaian bahan tidak ekonomis.
81
- Kurang praktis dalam pemasangannya.
o Pondasi Rakit / Raft Pondation
Prinsip penyaluran gayanya yaitu penyebaran
beban seluas pondasi, dan dapat memberikan kekuatan
tertentu pada pondasi dalam menghadapi keadaan tanah yang
lemah secara merata. Prinsip perhitungan pondasi ini adalah
berat gedung berikut pondasi sama dengan yang dipindahkan.
Bentuk pondasi ini terbagi atas 2 jenis, yaitu :
1. Pondasi Pelat Datar
2. Pondasi Pelat Berongga
Kesimpulan :
Pemilihan sistem struktur pada perencanaan bangunan
apartemen adalah Pondasi Tiang Bor. Dengan pertimbangan :
• Kondisi fisik tapak
• Lingkungan di sekitar tapak yang merupakan kawasan padat
penduduk.
Upper Structure
Elemen bangunan yang berfungsi menyalurkan beban bangunan,
beban hidup maupun beban lateral ke pondasi baik secara vertical
maupun horizontal. Pada bangunan apartemen ini upper structure
yang dipakai adalah strutur rangka kaku. Terdiri dari balok
horizontal dan vertical yang dihubungkan di dalam bidang core.
82
Analisa pemilihan bahan struktur kaku :
Berdasarkan analisa di atas maka bahan yang dipilih adalah struktur
beton bertulang dengan pertimbangan lebih kuat, tidak mudah
berkarat, kuat terhadap gaya tekan, dan fleksibel terhadap desain
rancangan.
Upper Structure yang dipakai adalah :
Komponen vertikal
• Core
- Berfungsi sebagai tangga, lift, dan utilitas
- Menghasulkan ruang bebas kolom
No. Beton Bertulang Baja
1. Tidak mudah berkarat
karena lapisan tulangan
terlindung oleh lapisan
beton.
Baja lebih mudah berkarat.
2. Di dalam pelaksanaannya
memerlukan waktu yang
relatif karena perlu desit dan
dicor dalan perletakannya.
Pada pelaksanaannya
memerlukan waktu yang
lebih cepat dibandingkan
beton.
3. Mudah menghasilkan desain
yang dinamis karena dapat
dicor ditempat sesuai yang
diinginkan.
Desain yang dihasilkan
bentuknya kurang fleksibel
83
• Strutur Rangka
Menggunakan unsure balok dan kolom. Sistem ini
juga mempunyai daya tahan gempa yang baik.
Komponen horizontal
• Balok
Penyalur beban menuju kolom. Memperkaku struktur
sekaligus mengikat komponen struktur vertikal.
• Plat Lantai
Fungsi dari plat lantai adalah :
- memisahkan ruang atas dan bawah.
- Menambah kekuatan dan kekakuan pada bangunan.
- Sebagai tempat berpijak penghuni.
Tebal plat lantai desesuaikan dengan lebar bentangan, dan
bahan konstruksi platnya.
IV. 4. 5. Analisa Utilitas Bangunan
Utilitas bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang
digunakan untuk mendukung dan menunjang unsur-unsur kenyamanan, kesehatan,
keselamatan, kemudahan komunikasi, dan mobilitas di dalam bangunan.
Perancangan utilitas terdiri dari :
• Plambing Dan Sanitasi
Peralatan plumbing meliputi kebutuhan-kebutuhan yang
diperlukan pada suatu bangunan. Peralatan tersebut terdiri dari :
84
1. Penyediaan air bersih
Air di dalam kebutuhannya dapat dibagi menjadi : air
bersih dan air kotor. Sumber air yang dipakai di dalam
perancangan ini adalah : air PAM dan air dari dalam
tanah dengan menggunakan deep well(kedalaman 50-100
m) sebagai cadangan.
2. Penyediaan air panas.
Pada penyediaan air panas digunakan water heater pada
setiap unit. Hal ini dikarenakan kebutuhan setiap unit
hunian berbeda-beda, tergantung dari si pemakai unit
tersebut.
3. Pembuangan air kotor
air kotor disini dibagi menjadi : grey water
(air bekas cucian), black water (air limbah dan
kotoran manusia), dan air hujan. Untuk
plumbingnya dugunakan PVC. Untuk air limbah
kotoran manusia digunakan septic tank berukuran
besar yang dinamakan STP (sewage Treatment
Plant).
4. untuk kebutuhan lainnya
seperti : Sprinkler, air untuk hidran, kolam
renang, air mancur pada taman, dll
• Keamanan
85
1. Kebakaran
Klasifikasi bangunan menurut ketahanannya
terhadap api adalah kelas B, yaitu strutur harus tahan
terhadap api sekurang-kurangnya 2 jam.
Penanggulangan kebakaran dengan menggunakan
tangga darurat yang harus dilengkapi dengan pintu
tahan api (minimum 2 jam) dengan arah bukaan ke
dalam. Bangunan ini juga harus dilengkapi dengan
sistem pendektesian dini atau alarm.
Alat-alat pencegah kebakaran yaitu :
Hidran kebakaran
Sprinkler
Peralatan Pemadam Kebakaran
Fire Dumper
Smoke and Heat Ventilating
Vent and Exhaust
2. CCTV (Closed Circuit Television) dan Security
System
Alat yang berfungsi untuk memonitor suatu
ruangan melalui layer televisi. Dalam system ini
peralatan yang diperlukan adalah:
Kamera
Monitor Televisi
86
Kabel Koaxial
Timelaps video recorder
Ruangan sekuriti
3. Penangkal Petir
Sistem yang dipakai pada bangunan apartemen
ini adalah system Faraday. sistem ini cukup praktis
dan pemasangannya mudah.
• Pengudaraan
Pengudaraan pada bangunan ini ada 2 cara, yaitu dengan
pengudaraan alami dan buatan. Pengudaraan alami dengan
memberikan bukaan pada daerah yang diinginkan. Sedangkan
pengudaraan buatan yaitu dengan pendingin udara (AC). AC yang
dipakai pada bangunan ini adalah AC split yang tersedia pada setiap
unit.
• Penerangan
Pencahayaan Alami
Sangat mengandalkan matahari. Matahari adalah sumber
pencahayaan alami yang paling banyak manfaatnya dan paling
mudah didapatkan. Tujuan pencahayaan alami dalam banguna adalah
sebagai berikut :
- menghemat energi dan biaya operasional bangunan
87
- menciptakan ruangan yang sehat mengingat sinar
ultraviolet yang memberikan efek psikologis bagi
manusia dan memperjelas kesan ruang.
Maka untuk pencahayaan alami di dalam bangunan, selain
menggunakan bukaan dan jendela digunakan void.
Pencahayaan Buatan
Cahaya buatan dikelola atau diperoleh dari PLN.
Pencahayaan alami dari tenaga listrik dan dipancarkan oleh lampu
mempunyai keuntungan sebagai berikut :
- tidak tergantung oleh cuaca
- dapat digunakan setiap waktu
- intensitas cahaya dapat diatur
- radiasi panas rendah
Kerugian :
- biaya operasional yang mahal
- perlu perawatan
- butuh energi listrik
void
88
Untuk sumber energinya yaitu menggunakan PLN dan
Generator Set sebagai cadangan.
• Telepon
Perancangan komunikasi disini adalah telepon . dalam
perencanaannya sistem telepon harus menggunakan sistem hubungan
seperti hubungan untuk daya pembangkit komputer, yaitu aliran
dalam lantai (floor duct). Selain itu diperlukan sistem panel-panel
atau terminal telepon yang biasa disebut sistem PABX (Private
Automatic Branch Exchange).
• Transportasi Dalam Bangunan
Sistem transportasi bangunan menggunakan sistem vertikal
yaitu elevator / lift.
Lift dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
1. Lift penumpang
2. Lift barang
Lift yang digunakan di dalam bangunan ini adalah lift penumpang
berkapasitas 20 orang (1350 kg). perhitungan lift adalah :
h = ketinggian floor to floor
s = detik (waktu tumggu)
n = banyaknya lantai
m = banyaknya orang di dalam lift
89
T = (2h+4s)(n-1) + s(3m+4) = (2x4+4x2)(8-1) + 2(3x20+4) = 114,4 s
s 2
N =Lnetto x n x o,o4 x T = 669,6 x 8 x 0,04 x 114,4 = 25712,6 =1,02 ~ 1
300 x Pb x m 300 x 4 x 20 24000
WT = T / N = 114,2 : 2 = 57,1 s
• Pembuangan Sampah
Pembuangan sampah dibedakan menjadi 2 macam yaitu
pembuangan sampah organik dan non organik.Yang harus
dipersiapkan adalah :
1. Boks-boks yang letaknya di tempat-tempat servis di setiap lantai.
2. Boks penampungan di bagian palin bawah berupa ruang/gudang
dengan dilengkapi kereta bak sampah.
IV. 4. 6. Analisa Material Bangunan
Berdasarkan lampiran 6, material yang dipakai di dalam bangunan
ini adalah :
Dinding : bata, plester, dan adukan, derta dilapisi cat.
Kaca : kaca sorong 2 lapis dengan pelapis anti UV. Atau sun screen.
Kusen : alumunium prefab.
Atap : genteng atau dak beton.
Material ini dipilih yang ramah terhadap lingkungan sekitar dan juga
iklim tropis basah.
Recommended